Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)

7
Kebudayaan Lembah Sungai Indus Kebudayaan Lembah Sungai Indus merupakan kebudayaan yang terdapat pada masa India Kuno atau di beberapa sumber sering disebut masa purba India. Kebudayaan yang menakjubkan ini merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya bagi dunia kesejarahan Asia Selatan terutama India. Tidak hanya itu, penemuan hasil penggaliannya pun sangat beragam dan banyak mengundang decak kagum bagi yang mempelajarinya karena hasil penemuannya sering kali sulit untuk kita percaya jika kita membandingkannya antara kebudayaan masa kuno India dengan kebudayaan masa sekarang ini, seolah-olah itu semua hanya dipisahkan oleh rentan waktu yang singkat, padahal sebenarnya perbedaan waktunya sangat jauh sekali. Mohenjo daro dan Harappa merupakan dua tempat yang tak mungkin bisa kita abaikan ketika kita ingin membahas tentang Kebudayaan Lebah Sungai Indus. Hal ini dikarenakan dua tempat tersebut merupakan tempat ditemukannya berbagai macam bukti fisik tentang kebudayaan yang pernah ada di dataran Asia Selatan khususnya daerah India. Penemuan-penemuan ini dihasilkan dari kegiatan penggalian yang dilakukan oleh para arkeolog dan peneliti. Penemuan yang dihasilkan sangatlah banyak. Tidak hanya penemuan bukti -bukti adanya kehidupan semata, tetapi di sana juga ditemukan bukti bahwa telah terjadi kemajuan peradaban pada masa itu. Hal ini bisa kita lihat dari telah ditemukannya barang-barang berharga salah satunya adalah perhiasan dan logam.

Transcript of Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)

Page 1: Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)

Kebudayaan Lembah Sungai Indus

Kebudayaan Lembah Sungai Indus merupakan kebudayaan yang terdapat pada masa India

Kuno atau di beberapa sumber sering disebut masa purba India. Kebudayaan yang menakjubkan ini

merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya bagi dunia kesejarahan Asia Selatan terutama India.

Tidak hanya itu, penemuan hasil penggaliannya pun sangat beragam dan banyak mengundang decak

kagum bagi yang mempelajarinya karena hasil penemuannya sering kali sulit untuk kita percaya jika

kita membandingkannya antara kebudayaan masa kuno India dengan kebudayaan masa sekarang

ini, seolah-olah itu semua hanya dipisahkan oleh rentan waktu yang singkat, padahal sebenarnya

perbedaan waktunya sangat jauh sekali.

Mohenjo daro dan Harappa merupakan dua tempat yang tak mungkin bisa kita abaikan

ketika kita ingin membahas tentang Kebudayaan Lebah Sungai Indus. Hal ini dikarenakan dua tempat

tersebut merupakan tempat ditemukannya berbagai macam bukti fisik tentang kebudayaan yang

pernah ada di dataran Asia Selatan khususnya daerah India. Penemuan-penemuan ini dihasilkan dari

kegiatan penggalian yang dilakukan oleh para arkeolog dan peneliti.

Penemuan yang dihasilkan sangatlah banyak. Tidak hanya penemuan bukti -bukti adanya

kehidupan semata, tetapi di sana juga ditemukan bukti bahwa telah terjadi kemajuan peradaban

pada masa itu. Hal ini bisa kita lihat dari telah ditemukannya barang-barang berharga salah satunya

adalah perhiasan dan logam.

Page 2: Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)

A. Mohenjo Daro.

Kehidupan yang sejahtera serta peradaban yang cukup

tinggi bisa dilihat dari bukti-bukti hasil penggalain yang di

lakukan di Mohenjo Daro. Kebudayaan yang kemungkinan

telah menjdi adat istiadat dari masyarakat Mohenjo Daro

terlihat dari banyak ditemukannya barang-barang kecil

yang memiliki lubang. Kemungkinan besar barang-barang

tersebut digunakan sebagai kalung. Selain itu, banyak

ditemukan tulisan-tulisan atau yang berupa piktograf

(tulisan yang berbentuk seperti gambar). Gambar-gambar

tersebut kebanyakan menggambarkan unsure hewan, ini

menandakan bahwa pada masa itu mereka telah mengenal

atau bahkan dekat dengan hewan. Tidak hanya itu,

berbagai macam benda dengan teknik tinggi juga

ditemukan disana, seperti periuk belanga yang memiliki

lapisan pernis, perhiasan yang berupa gelang-gelang, serta

patung-patung kecil.

Kemajuan peradaban kota tercermin dari bangunan yang telah ditemukan disana. Ukuran

batu yang digunakan dalam pembuatan rumah sudah hampir sama dengan batu sekarang. Disana

menggambarkan bahwa rumah-rumah tersebut memiliki pintu yang kecil. Tidak hanya itu, rumah

besar yang memiliki pendopo pun ditemukan disana, kemungkinan tempat ini sering digunakan

sebagai tempat bertemunya masyarakat pada masa itu . Kolam renang yang ditemukan

kemungkinan besar merupakan kolam renang yang digunakan untuk mandi putri atau para dewa

dewi namun pendapat lain menyebutkan bahwa kolam renang tersebut merupakan kolam renang

yang digunakan sebagaimana digunakan seperti sekarang ini, yaitu kolam renang umum.

Gambar. A.1. Materi berhuruf

Gambar. A.2. Peradaban Kota

Gambar. A.3.

Perhiasan

Gambar. A.4. Ukiran Binatang

Page 3: Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)

Sistem penataan kota pada waktu itu sudah sangat baik dan terihat sekali sangat

direncanakan dengan matang. Irigasi dan saluran air yang baik menandakan bahwa disana telah

terjadi pembangunan kota yang sudah cukup teratur. Seni gambar tidak hanya ditemukan pada

piktograf saja. Tetapi juga ditemukan pada alat-alat dapur serta mainan anak-anak yang sudah

digunakan pada zaman dahulu.

B. Harappa

Secara garis besar, penemuan di Harappa memiliki beberapa kesamaan dengan penemuan

sebelumnya. Hal ini disebabkan karena Mohenjo Daro – Harappa memiliki masa peradaban yang

hampir sama, bahkan mereka disebutkan hidup berdampingan dan diriwayatkan pernah mengalami

penggabungan.

Ditemukannya patung wanita menandakan bahwa kepercayaan mereka pada waktu itu pada

umumnya beragama Hindu. Patung tersebut dinilai sebagai gambaran kesucian seorang wanita atau

seorang ibu merupakan tanda sumber kehidupan. Arca-arca yang ditemukan pun dinilai memiliki

nilai seni yang sangat tinggi. Arca-arca yang melukiskan berbagai macam kejadian pada waktu itu

telah ditemukan, seperti manusia lembu yang sedang menyerang harimau, lembu, dll. Hal ini

menunjukan bahwa mereka telah menganggap suci binatang.

Kesucian poho tempat Sidharta Gautama menerima wahyu digambarkan dalam lukisan

materai, di sana juga dicantumkan seorang dewa tengah berada di samping pohon tersebut. Selain

itu benda-benda yang digunakn untuk menandai barang pada waktu itu sudah berhasil ditemukan.

Dengan penemuan-penemuan seperi itu, menandakan bahwa Kebudayaan Lembah Sungai

Indus sudah sangat tinggi dan peradaban mereka sudah memiliki sistem yang cukup baik. Sulit

dipercaya, bahwa pada masa itu mereka telah berfikir sejauh itu. Bahkan jika kita bandingkan

dengan kebudayaan sekarang, sepintas kita akan berfikir bahwa kebudayaan Lembah Sungai Indus

berusia hanya beberapa abad sebelum kita. Padahal mereka sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

Gambar B.1. Arca yang ditemukan di Harappa

Gambar B.2. Ukiran-ukiran Harappa

Page 4: Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)

Gambar. B.3. Alat dapur Harappa

Gambar. B.4. Patung yang ditemukan di Harappa

Gambar. B.5. Manusia Lembu yang menyerang Harimau

Page 5: Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)

Materi Lanjutan Bab. 1

Kebudayaan Sungai Indus (Mohenjo Daro – Harappa)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah : Sejarah Asia Selatan

Dosen : Miftahul Falah, M.Hum.

Disusun oleh:

Taufik Firmansyah Soehara

180310140050

Sejarah 2014

Program Studi Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Padjadjaran

Page 6: Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)

Terjemahan Power Point

BAB 1 Kebudayaan Sungai Indus

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah : Sejarah Asia Selatan

Dosen : Miftahul Falah, M.Hum.

Disusun oleh:

Taufik Firmansyah Soehara

180310140050

Sejarah 2014

Program Studi Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Padjadjaran

Page 7: Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)

Resensi Film Ramayana

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah : Sejarah Asia Selatan

Dosen : Miftahul Falah, M.Hum.

Disusun oleh:

Taufik Firmansyah Soehara

180310140050

Sejarah 2014

Program Studi Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Padjadjaran