Kebijakan Wajib Belajar 12 Tahun

download Kebijakan Wajib Belajar 12 Tahun

of 2

Transcript of Kebijakan Wajib Belajar 12 Tahun

KEBIJAKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN Keunggulan: 1. 2. 3. Semua anak bangsa bisa merasakan pendidikan merata hingga tingkat SMA Mengatasi kesenjangan social Meningkatkan kualitas pendidikan

Kelemahan: 1. 2. 3. 4. Tidak semua daerah siap dengan program wajib belajar 12 tahun Memicu terjadinya mafia pendidikan Korupsi di tingkat pendidikan akan semakin marak Masyarakat kurang sadar dengan pentingnya pendidikan

Jika dilihat dari ketepatan, sangat sesuai dengan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya wajib belajar 12 tahun ini, diharapkan memberikan angin segar dan sekaligus menjadi jawaban atas keresahan masyarakat tentang ketertinggalan Indonesia dalam dunia pendidikan. Dengan adanya wajib belajar 12 tahun, masyarakat yang kurang mampu juga bisa merasakan pemerataan pendidikan.

Beberapa factor yang menentukan keberhasilan wajib belajar 12 tahun: 1. 2. 3. Adanya kesiapan semua daerah untuk menjalankan wajib belajar 12 tahun Adanya dukungan dari semua kalangan dengan kebijakan wajib belajar 12 tahun Masyarakat sadar akan pentingnya pendidikan

KEBIJAKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN. DASAR KEBIJAKAN. Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945 Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20102014. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Permendiknas No 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014.

KEUNGGULAN: 1. 2. Untuk menghadapi krisis ekonomi dunia pendidikan dituntut mempertahankan hasil pembangunan pendidikan. Mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang kompeten agar mampu bersaing di era

global. 3. Perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional proses pendidikan lebih demokratis, memperhatikan kebutuhan atau keadaan daerah

peserta didik serta peningkatan partisipasi masyarakat. 4. Memajukan dan mencerdaskan Sumber Daya Manusia yang memiliki keunggulan komparatif yang didapat dari kualitas Sumber Daya

Manusianya, sehingga dapat menghasilkan teknologi canggih yang bermutu tinggi. 5. Untuk mewujudkan layanan pendidikan SM yang terjangkau dan bermutu bagi semua lapisan masyarakat dalam rangka mendukung Rintisan

Program Sekolah Menengah Universal (Wajib Belajar) 12 Tahun. 6. 7. 8. 9. Mengurangi angka putus sekolah SM. Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa SM. Membebaskan (fee waive) dan/atau membantu (discount fee) tagihan biaya sekolah bagi siswa miskin SM. Mewujudkan keberpihakan pemerintah (affimative action) bagi siswa miskin di bidang pendidikan SM.

10. Memberikan kesempatan yang setara (equal opportunity) bagi siswa miskin SM untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu.

KELEMAHAN: 1. 2. 3. Waktu 12 tahun belajar terlalu lama buat belajar sehingga menimbulkan rasa bosan. Memerlukan banyak biaya yang harus dikeluarkan. Pemerintah harus mempertimbangkan anggaran yang harus dikeluarkan meliputi penyediaan sarana prasarana pendidikan seperti ruang

kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, gaji guru dan karyawan, serta biaya operasional sekolah. 4. Terbatasnya daya tampung pendidikan menengah. 1,2 juta siswa lulusan SLTP tidak tertampung di SM, selain itu diperkirakan sekitar 159 ribu

siswa SM putus sekolah (2011). 5. Layanan pendidikan yang ditawarkan secara umum sudah lepas dari visi pendidikan, dan cenderung komersil. Siswa kaya lebih mempunyai

kesempatan untuk menikmati layanan pendidikan yang bermutu, sedangkan siswa miskin tidak (unequal opportunity)

CARA MENGATASI: 1. 2. 3. 4. 5. Efisiensi waktu, dapat ditempuh SD menyelesaikan 5 tahun, SMP 2 tahun ,SMA 2 TAHUN Efisiensi ruang, pelaksanaan kegiatan belajar bisa diluar kelas,peserta didik bisa belajar pagi dan siang. Efisiensi pemakaian otak, yang diberikan mata pelajaran pokok saja, mata pelajaran tambahan bisa digabung. Efisiensi manajemen, pengorganisasian manajemen agar tidak salah fungsi. Efisiensi finansial, perlu peninjauanpembiayaan pendidikan menyangkut biaya operasional per peserta didik yang disiapkan, contohnya buku

bisa digunakan berkali kali dalam kurun waktu tertentu 6. 7. Sasaran program adalah siswa miskin dengan pengalokasian dana bantuan untuk SMA Negeri dan Swasta di seluruh Indonesia. Diberikan dana BOS dengan sasaran siswa miskin untuk SMA/SMK Negeri dan swasta seluruh Indonesia, Satuan biaya (unit cost) program

Rintisan BOS SM sebesar Rp. 120.000/siswa/tahun.