KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN...

42
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Hal. 16 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan perundangan-undangan. Sasaran pertanggungjawaban ini adalah laporan keuangan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang oleh instansi pemerintah sedangkan transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan. Implementasinya adalah seluruh pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan daerah hendaknya diwujudkan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut harus disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual sebagaimana dipersyaratkan oleh PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 34 ayat (1) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang terakhir kali diubah dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 83 mengamanatkan bahwa Kepala Daerah menyusun rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016 diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2016. Dalam penyusunan APBD Pemerintah sesuai mekanismenya maka terlebih dahulu disusun Dokumen KUA. Dokumen KUA Tahun Anggaran 2016 Kota Semarang disusun berdasarkan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 yang merupakan RKPD yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD Kota Semarang Tahun 2005 2015 karena RPJMD periode ketiga (2016-2020) belum ditetapkan. Dokumen KUA merupakan dokumen yang memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari program dan kegiatan pembangunan pada tahun 2016 untuk setiap urusan Pemerintahan Daerah. Dokumen KUA juga memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya yang memuat langkah- langkah konkrit dalam pencapaian target yang ditetapkan.

Transcript of KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN...

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 16

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

BAB III

KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas

keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan perundangan-undangan.

Sasaran pertanggungjawaban ini adalah laporan keuangan dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang

oleh instansi pemerintah sedangkan transparansi dibangun atas dasar kebebasan

memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, informasi yang

berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka

yang membutuhkan.

Implementasinya adalah seluruh pertanggungjawaban atas pengelolaan

keuangan daerah hendaknya diwujudkan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan

keuangan tersebut harus disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) berbasis akrual sebagaimana dipersyaratkan oleh PP No. 71 Tahun

2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang dinyatakan dalam bentuk

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah Pasal 34 ayat (1) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang terakhir kali diubah

dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah pasal 83 mengamanatkan bahwa Kepala Daerah menyusun rancangan

Kebijakan Umum APBD (KUA) berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang

ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Penyusunan APBD Tahun Anggaran

2016 diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang

Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2016.

Dalam penyusunan APBD Pemerintah sesuai mekanismenya maka terlebih

dahulu disusun Dokumen KUA. Dokumen KUA Tahun Anggaran 2016 Kota Semarang

disusun berdasarkan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 yang merupakan RKPD yang

penyusunannya berpedoman pada RPJPD Kota Semarang Tahun 2005 – 2015 karena

RPJMD periode ketiga (2016-2020) belum ditetapkan.

Dokumen KUA merupakan dokumen yang memuat target pencapaian kinerja

yang terukur dari program dan kegiatan pembangunan pada tahun 2016 untuk setiap

urusan Pemerintahan Daerah. Dokumen KUA juga memuat kondisi ekonomi makro

daerah, asumsi penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(RAPBD), kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan

pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya yang memuat langkah- langkah

konkrit dalam pencapaian target yang ditetapkan.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 17

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

Anggaran Pendapatan Daerah Kota Semarang tahun 2016, terdiri dari:

1. Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 1.337.039.529.000,-

2. Dana Perimbangan sebesar Rp. 1.447.698.516.000,-

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Rp. 983.172.252.000,-

Total Pendapatan Daerah sebesar Rp. 3.767.910.297.000,-

1. Kebijakan Pendapatan

Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah

Asumsi makro ekonomi yang digunakan Kota Semarang membutuhkan

biaya yang cukup besar dalam upaya memacu pembangunan, sehingga perlu

menggali Pendapatan Daerah terutama potensi sumber-sumber Pendapatan Asli

Daerah secara optimal dari seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

terkait. Pendapatan Daerah Kota Semarang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah,

Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang sah.

Kontribusi PAD terhadap APBD Kota Semarang bersumber dari objek-objek

pendapatan yang terdiri atas Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.

Pendapatan Asli Daerah merupakan cerminan kemampuan dan potensi daerah,

sehingga besarnya penerimaan PAD dapat mempengaruhi kualitas otonomi

daerah yang menuntut ketergantungan dengan Pemerintah Pusat semakin

berkurang.

Dana Perimbangan merupakan sumber Pendapatan Daerah yang berasal

dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah

dalam mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah utamanya

peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik.

Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah merupakan bagi hasil dari

Pemerintah Daerah lainnya dan pendapatan dari pengelolaan aset yang dimiliki

Pemerintah Daerah. Berdasarkan kondisi tersebut, maka Kebijakan Pendapatan

Daerah Kota Semarang Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1) Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2016

merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian

serta dasar hukum penerimaannya.

2) Penganggaran pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) dilaksanakan dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Penganggaran penerimaan dari pajak dan retribusi dilaksanakan melalui

intensifikasi dan ekstensifikasi obyek pajak dan retribusi yang tidak

bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan

memperhatikan potensi yang ada.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 18

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Penganggaran pendapataan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan dilaksanakan dengan memperhatikan rasionalitas dengan

memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan serta

memperhatikan perolehan manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat

lainnya dalam jangka waktu tertentu.

Penganggaran Lain-Lain PAD Yang Sah dilaksanakan dengan

memperhatikan realisasi kinerja capaian pendapatan tahun sebelumnya

dan ketentuan yang mengatur tentang substansi rincian obyek

pendapatan terkait. Penganggaran pendapatan dana kapitasi Jaminan

Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

dilaksanakan dengan mempedomani aturan dan ketentuan yang berlaku.

Rencana pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) disusun sesuai dengan

Rencana Bisnis Anggaran.

3) Penataan performance budgeting melalui penataan sistem penyusunan dan

pengelolaan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian kinerja

secara efisien, efektif dan berkesinambungan.

4) Penganggaran pendapatan yang berasal dari pos Dana Perimbangan disusun

dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) dialokasikan sesuai Peraturan

Presiden tentang Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi, Kabupaten, dan

Kota Tahun Anggaran 2016.

Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) dianggarkan sesuai Peraturan

Menteri Keuangan tentang Alokasi DAK Tahun Anggaran 2016.

Penganggaran pendapatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

(DBHCHT) dianggarkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan

Gubernur mengenai Alokasi Sementara DBH-Pajak Tahun Anggaran 2016.

Karena Peraturan Menteri Keuangan atau Peraturan Gubernur yang

mengatur alokasi pagu definitive DBHCHT belum keluar pada saat

disusunnya KUA ini, maka alokasi DBHCHT ditetapkan dengan

memperhatikan alokasi DBHCHT di tahun anggaran 2012, tahun anggaran

2013 dan tahun anggaran 2014.

5) Penganggaran pos Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah dilaksanakan

dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Pendapatan pada pos Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi yang berasal

dari Pajak Rokok.

Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi yang berasal dari bagi

Hasil Pajak Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil dari Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 19

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Bermotor serta Bagi Hasil Pajak dari Pajak Air Permukaan disusun dengan

mempertimbangkan realisasi alokasi di tahun 2015.

Pendapatan yang berasal dari Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan

Tunjangan Profesi Guru PNSD.

Pendapatan yang berasal dari Dana Insentif Daerah.

Pendapatan daerah yang bersumber dari Bantuan Keuangan Provinsi,

baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus.

Kebijakan APBD perubahan Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1) Melakukan optimalisasi peningkatan pendapatan melalui perkiraan yang

terukur secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi pendapatan asli

daerah sampai dengan semester I tahun 2016;

2) Penyesuaian kebijakan dana perimbangan yang bersumber dari pemerintah

pusat maupun provinsi. Pada Perubahan APBD TA 2016 ini terdapat

pemangkasan dana transfer sebesar total Rp. 314.971.502.000 yang meliputi

Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil.

3) Penyesuaian terhadap alokasi Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Tengah yang

belum dimasukkan pada APBD TA 2016 karena APBD TA 2016 Kota Semarang

yang ditetapkan lebih dulu daripada APBD TA 2016 Provinsi Jawa Tengah.

4) Penyesuaian terhadap Hibah dari Pemerintah Pusat untuk penyelesaian utang

PDAM.

2. Target dan Realisasi Pendapatan

Upaya-upaya untuk mencapai target pendapatan daerah pada tahun 2016

dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut:

1) Meningkatkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber

pendapatan sesuai kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Semarang

dengan memerhatikan potensi pendapatan yang ada dengan tetap

mendasarkan kepada aspek pelayanan, keadilan, serta kepentingan umum;

2) Meningkatkan kualitas pelayanan melalui penyediaan sarana dan prasarana

untuk memudahkan masyarakat dalam membayarkan kewajibannya kepada

Pemerintah Kota Semarang

3) Meningkatkan kapasitas aparatur pemungut serta sistem prosedur

administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah yang cepat, sederhana

dan akuntabel;

4) Meningkatkan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat dan wajib

pajak/retribusi untuk memenuhi kewajibannya membayar pajak dan retribusi

daerah sesuai ketentuan yang berlaku;

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 20

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

5) Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan

daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang diikuti dengan

peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan;

6) Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah;

7) Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan Rencana

Bisnis Anggaran untuk berkontribusi terhadap pendapatan Pemerintah Kota

Semarang. Upaya-upaya yang dilakukan dalam pencapaian target pendapatan

daerah adalah sebagai berikut : Membenahi manajemen data penerimaan

Pendapatan Asli Daerah;

Secara umum di Tahun 2016 Realisasi Pendapatan Pemerintah Kota Semarang

telah mencapai target, bahkan beberapa pendapatan realisasinya melampaui target.

Namun masih terdapat jenis pendapatan yang realisasinya belum mencapai target.

Adapun Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 2016 sebagai berikut :

Target Pendapatan Rp. 3.767.910.297.000,-

Realisasi Pendapatan Rp. 4.103.151.795.483,- _

Selisih lebih Rp. 335.241.498.483,-

Realisasi Pendapatan mencapai 108,90 % dari target Pendapatan Tahun 2016.

Target dan Realisasi pendapatan secara rincian adalah sebagai berikut :

NO JENIS PENDAPATAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1. Pendapatan Asli Daerah 1.337.039.529.000 1.491.645.900.065 154.606.371.065 111,56 1.244.594.020.738

2. Dana Perimbangan 1.447.698.516.000 1.644.277.729.716 196.579.213.716 113,58 1.270.371.271.674

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah. 983.172.252.000 967.228.165.702 (15.944.086.298) 98,38 875.207.156.305

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 3.767.910.297.000 4.103.151.795.483 335.241.498.483 108,90 3.390.172.448.717

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

a) Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan pendapatan yang berasal dari pajak

daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut :

Target Rp. 1.337.039.529.000,-

Realisasi Rp. 1.491.645.900.065,- _

Selisih Lebih Rp. 154.606.371.065,-

Realisasi PAD mencapai 111,56 % dari target PAD Tahun 2016.

NO JENIS PENDAPATAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1. Pendapatan Pajak Daerah 886.964.751.000 1.006.487.472.776 119.522.721.776 113,48 816.208.853.784

2. Pendapatan Retribusi Daerah 127.522.601.000 121.124.927.429 (6.397.673.571) 94,98 89.728.179.483

3. Pendapatan Hasil

Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang dipisahkan

51.979.633.000 52.309.979.748 330.346.748 100,64 10.530.576.700

4. Lain-lain PAD yang Sah 270.572.544.000 311.723.520.112 41.150.976.112 115,21 328.126.410.771

JENIS PENDAPATAN ASLI DAERAH

(PAD) 1.337.039.529.000 1.491.645.900.065 154.606.371.065 111,56 1.244.594.020.738

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 21

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Rincian Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut :

1) Pajak Daerah :

Pajak Daerah adalah PAD yang tarifnya diatur dengan Peraturan Daerah (Perda)

Kota Semarang.Pengelolaan Pajak dilakukan oleh SKPD Dinas Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang.

Adapun Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah tahun 2016 adalah :

Target Rp. 886.964.751.000,-

Realisasi Rp. 1.006.487.472.776,- _

Selisih lebih Rp. 119.522.721.776,-

Realisasi Pajak Daerah mencapai 113,48 % dari target Pajak Daerah Tahun 2016.

Rincian Pajak Daerah adalah sebagai berikut :

NO JENIS PENDAPATAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1. Pajak Hotel 56.356.000.000 66.374.406.216 10.018.406.216 117,78 55.445.095.950

2. Pajak Restoran 87.500.000.000 91.789.276.983 4.289.276.983 104,90 78.155.642.554

3. Pajak Hiburan 17.000.000.000 17.601.177.831 601.177.831 103,54 15.728.927.946

4. Pajak Reklame 28.135.001.000 29.428.875.424 1.293.874.424 104,60 25.910.827.083

5. Pajak Penerangan Jalan 186.000.000.000 189.895.462.761 3.895.462.761 102,09 185.505.501.940

6. Pajak Pengambilan Bahan

Galian Golongan C

200.000.000 105.999.850 (94.000.150) 53,00 120.188.240

7. Pajak Parkir 10.000.000.000 11.379.780.905 1.379.780.905 113,80 9.574.487.370

8. Pajak Air Tanah 5.343.750.000 6.296.980.828 953.230.828 117,84 5.543.419.678

9. Pajak Sarang Burung Walet 50.000.000 750.000 (49.250.000) 1,50 0

10. Pajak BPHTB 254.505.000.000 331.793.233.942 77.288.233.942 130,37 232.877.793.324

11. Pajak PBB 241.875.000.000 261.821.528.036 19.946.528.036 108,25 207.346.969.699

PAJAK DAERAH 886.964.751.000 1.006.487.472.776 119.522.721.776 113,48 816.208.853.784

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

2) Retribusi Daerah

Retribusi Daerah adalah PAD yang tarifnya telah diatur dengan Perda dan

pemungutan Retribusi ini berhubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh

Pemerintah Kota Semarang. Pengelolaan Pendapatan Retribusi dan

Pemungutannya dilakukan oleh SKPD penghasil.

Target dan Realisasi Retribusi Daerah adalah :

Target Rp. 127.522.601.000,-

Realisasi Rp. 121.124.927.429,- _

Selisih kurang Rp. ( 6.397.673.571,-)

Realisasi Retribusi Daerah mencapai 94,98 % dari target Retribusi Daerah Tahun

2016. Rincian Penerimaan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1. DINAS KESEHATAN 3.548.453.000 3.876.771.000 328.318.000 109,25 3.564.854.400

Retribusi Pelayanan Kesehatan 3.548.453.000 3.876.771.000 328.318.000 109,25 3.564.854.400

2. DINAS BINA MARGA 0 56.000.000 56.000.000 100,00 45.000.000

Retr. Ijin Persewaan Alat Berat 0 56.000.000 56.000.000 100,00 45.000.000

3. DINAS PSDA & ESDM 0 0 0 0 1.140.000

Retr. Ijin Persewaan Alat Berat

0 0 0 0 1.140.000

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 22

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

4. DINAS KEBAKARAN 113.140.000 187.522.500 74.382.500 165,74 183.897.500

Retr.Pemeriksaan Alat

Pemadam Kebakaran

101.390.000 157.272.500 55.882.500 155,12 115.147.500

Retr.Pemakaian Kekayaan

Daerah

11.750.000 30.250.000 18.500.000 257,45 68.750.000

5. DINAS TATA KOTA &

PERUMAHAN

37.861.560.000 28.622.046.900 (9.239.513.100) 75,60 24.061.757.000

Retr.Pelayanan Pemakaman &

Pengabuan Myt

654.691.000 849.052.000 194.361.000 129,69 696.904.000

Retr.Penggantian Biaya Cetak

Peta

1.667.097.000 1.345.473.000 (321.624.000) 80,71 1.586.986.500

Retr. Ijin Pemakaian Kekayaan

Daerah

1.224.328.000 1.695.910.000 471.582.000 138,52 840.697.500

Retr. Ijin Mendirikan Bangunan 26.119.175.000 19.259.130.800 (6.860.044.200) 73,74 15.811.316.600

Retr. Ijin Gangguan / Keramaian 8.196.269.000 5.472.481.100 (2.723.787.900) 66,77 5.125.852.400

6. PENERANGAN JALAN & P.

REKLAME

6.000.000.000 6.489.987.250 489.987.250 108,17 5.887.733.480

Retr.Pemakaian Kekayaan

Daerah

6.000.000.000 6.489.987.250 489.987.250 108,17 5.887.733.480

7. DISHUB KOMINFO 18.819.671.000 16.567.163.475 (2.252.507.525) 88,03 11.620.435.250

Retr. Pelayanan Parkir Tepi

Jalan Umum

3.850.000.000 3.012.751.000 (837.249.000) 78,25 2.804.290.000

Retr. Pengujian Kendaraan

Bermotor

6.040.753.375 6.043.205.700 2.452.325 100,04 6.119.204.000

Retr. Pengendalian Menara

Telekomunikasi

2.000.000.000 487.690.150 (1.512.309.850) 24,38 0,00

Retr.Pemakaian Kekayaan

Daerah

5.308.495.625 5.308.495.625 - 100,00 1.364.420.750

Retr. Terminal 1.147.860.000 904.826.000 (4.403.669.625) 78,83 645.988.500

Retr.Tempat Khusus Parkir 397.412.000 731.620.000 (416.240.000) 184,10 617.382.000

Retr. Ijin Trayek 75.150.000 78.575.000 3.425.000 104,56 69.150.000

8. BADAN LINGKUNGAN HIDUP 393.050.000 525.450.000 132.400.000 133,69 331.900.000

Retr.Hasil Sewa Laboratorium

Air

393.050.000 525.450.000 132.400.000 133,69 331.900.000

9. DINAS KEBERSIHAN &

PERTAMANAN

12.597.919.000 15.373.320.500 2.775.401.500 122,03 14.384.499.286

Retr.Pelayanan Persampahan 11.568.165.000 15.167.582.500 3.599.417.500 131,11 14.059.141.286

Retr. Penyedotan Kakus 189.754.000 205.738.000 15.984.000 108,42 199.358.000

Retr. Sewa Lapangan Simpang

Lima

840.000.000 0 (840.000.000) 0 126.000.000

10. D. SOSIAL PEMUDA &

OLAHRAGA

1.818.760.000 2.036.930.000 218.170.000 112,00 1.641.669.500

Retr.Pemakaian Kekayaan

Daerah

768.520.000 1.011.105.000 242.585.000 131,57 698.850.000

Retr.Tempat Rekreasi & Olah

Raga

1.050.240.000 1.025.825.000 (24.415.000) 97,68 942.819.500

12. DINAS TENAGA KERJA &

TRANSMIGRASI

3.500.000.000 3.408.400.050 (91.599.950) 97,38 3.694.595.700

Retr. Perpanjangan Ijin

Memperkerjakan Tenaga Kerja

Asing

3.500.000.000 3.408.400.050 (91.599.950) 97,38 3.694.595.700

13. DINAS KEBUDAYAAN DAN

PARIWISATA

6.057.952.000 5.914.603.300 (143.348.700) 97,63 4.955.301.700

Retr.Pemakaian Kekayaan

Daerah

1.107.947.000 2.265.864.300 1.157.917.300 204,51 780.255.200

Retr.Tempat Penginapan/

Pesanggrahan/Villa

469.000.000 372.200.000 (96.800.000) 79,36 417.400.000

Retr.Tempat Rekreasi &

Olahraga

4.481.005.000 3.276.539.000 (1.204.466.000) 73,12 3.757.646.500

14. SEKRETARIAT 798.627.000 823.486.000 24.859.000 103,11 899.573.000

Retr. Pemakaian Kekayaan

Daerah

109.495.000 119.200.000 9.705.000 108,86 118.700.000

Retr.Tempat Penginapan /

Villa

689.132.000 704.286.000 15.154.000 102,20 780.873.000

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 23

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

15. D P K A D 21.084.047.000 24.084.560.360 3.000.513.360 114,23 4.037.436.321

Retribusi Pemakaian

Kekayaan Daerah

21.084.047.000 24.084.560.360 3.000.513.360 114,23 4.037.436.321

Retr.Sewa Aset Tanah 6.671.787.000 7.533.797.578 862.010.578 112,92 2.245.739.139

Retr.Sewa Lahan Jembatan

Ciputa-Anggrek

22.973.000 22.973.425 425 100,00 20.884.932

Sewa Lahan Jembatan Ciputa-

Achmad Dahlan

160.179.000 202.728.657 42.549.657 126,56 180.203.250

Retr.Kerjasama Lantai dasar

Pertokoan Simp.5

242.037.000 715.734.000 473.697.000 295,71 349.609.000

Retr.Kerjasana Bengkok

Pujasera Ngaliyan

34.625.000 41.000.000 6.375.000 118,41 41.000.000

Retr.Kerjasana PT. NARPATI 580.000.000 1.740.000.000 1.160.000.000 300,00 0

Retr.Sewa Lahan Sam Po Kong 39.235.000 132.420.000 93.185.000 337,50 0

Retr.Sewa Lahan Tk. Roti

Purimas

29.282.000 144.477.700 115.195.700 493,40 0

Retr.Sewa Lapangan Golf 1.350.000.000 1.550.000.000 200.000.000 114,81 1.200.000.000

Retr.Sewa Lahan Dr.Cipto

PT.Indosat

55.995.000 55.995.000 0 100,00 0

Retr.Sewa Lahan PT. Tirto

Podo Moro

55.500.000 103.000.000 47.500.000 185,59 0

Retr.Sewa Lahan PT. XL Axiata

Tbk

55.995.000 55.995.000 0 100,00 0

Retr.Sewa Lahan Hotel

Tentrem

11.786.439.000 11.786.439.000 0 100,00 0

16. DINAS KELAUTAN &

PERIKANAN

70.477.000 80.850.915 10.373.915 114,72 85.076.625

Pemakaian Kekayaan Daerah 32.035.000 42.339.000 10.304.000 132,16 48.570.000

Retr. Tempat pelelangan Ikan 38.442.000 38.511.915 69.915 100,18 36.506.625

17. DINAS PASAR 14.858.945.000 13.077.835.179 (1.781.109.821) 88,01 14.333.309.721

Retr. Pelayanan Pasar 9.370.366.000 9.305.604.465 (64.761.535) 99,31 10.406.375.343

Retr.Pemakaian Kekayaan

Daerah

5.488.579.000 3.772.230.714 (1.716.348.286) 68,73 3.926.934.378

RETRIBUSI DAERAH 127.522.601.000 121.124.927.429 (6.397.673.571) 94,98 89.728.179.483

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah (HPKD) yang dipisahkan :

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan adalah PAD yang berasal

dari pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kota Semarang

pada Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah.Pendapatan ini dikelola

dan diterima melalui Sekretariat Daerah Kota Semarang.

Target dan Realisasi HPKD yang dipisahkan adalah :

Target Rp. 51.979.633.000,-

Realisasi Rp. 52.309.979.748,- -

Selisih lebih Rp. 330.346.748,-

Realisasi HPKD mencapai 100,64 % dari target HPKD yang dipisahkan Tahun

2016. Rincian Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan adalah

sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1 Perusahaan Daerah RPH & BHP 150.000.000 77.623.330 (72.376.670) 51,75 0

2 Perusahaan Daerah Percetakan 210.000.000 120.038.570 (89.961.430) 57,16 69.361.514

3 Perusahaan Daerah Bank Pasar 368.280.000 249.489.648 (118.790.352) 67,74 91.006.744

4 Perusahaan Daerah BPR / BKK 1.251.353.000 1.071.546.959 (179.806.041) 85,63 1.035.606.835

5 Bank Jateng Cabang Semarang 50.000.000.000 50.791.281.241 791.281.241 101,58 9.334.601.607

JUMLAH 51.979.633.000 52.309.979.748 330.346.748 100,64 10.530.576.700

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 24

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

4) Lain-lain PAD yang Sah :

Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah adalah penerimaan yang berasal dari 7

(tujuh) Satuan Perangkat Kerja (SKPD) Kota Semarang yaitu Dinas Kesehatan

Kota, RSUD, Dinas Perhubungan dan Kominfo, Dinas Sosial, Pemuda dan Olah

raga, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Kelautan dan

Perikanan dan Dinas Pertanian

Target Rp. 270.572.544.000,-

Realisasi Rp. 311.723.520.112,-

Selisih lebih Rp. 41.150.976.112,-

Realisasi Lain-lain PAD yang Sah mencapai 115,21 % dari target Lain – lain PAD

yang sah Tahun 2016. Lain – lain PAD yang Sah dapat dirinci sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1. DINAS KESEHATAN KOTA 27.720.627.000 28.928.389.955 1.207.762.955 104,36 29.224.121.000

Dana Kapitasi Jaminan

Kesehatan Nasional pada FKTP

27.720.627.000 28.928.389.955 1.207.762.955 104,36 29.224.121.000

2. RUMAH SAKIT UMUM 132.000.000.000 130.264.266.621 (1.735.733.379) 98,69 118.549.358.953

Pendapatan BLUD RSUD Kota

Semarang

132.000.000.000 130.264.266.621 (1.735.733.379) 98,69 118.549.358.953

3. DISHUB KOMINFO 27.611.643.000 22.661.268.137 (4.950.374.863) 82,07 23.498.212.750

Fasilitas Umum 278.058.000 251.306.500 (26.751.500) 90,38 251.869.250

Penr.lain2 BLU 27.333.585.000 22.409.961.637 (4.923.623.363) 81,99 23.246.343.500

4. DINAS KEPENDUDUKAN DAN

PENCATATAN SIPIL

489.800.000 384.900.000 (104.900.000) 78,58 871.900.000

Pendapatan Denda Administrasi

Kependudukan

489.800.000 384.900.000 (104.900.000) 78,58 871.900.000

5. D P K A D 82.072.436.000 130.836.857.571 48.764.421.571 159,42 154.961.698.693

Pelepasan Hak Atas Tanah 100.000.000 0 (100.000.000) 0,00 0

Penj.Peralatan/ Perlengk.Kant.

Yg tdk terpakai

200.000.000 1.379.824.770 1.179.824.770 689,91 1.931.938.925

Jasa Giro Kas Daerah 18.961.903.000 19.823.411.810 861.508.810 104,54 30.346.141.136

Rekening Deposito pada Bank 56.991.249.000 59.778.995.932 2.787.746.932 104,89 56.044.693.347

Pendapatan dari Pengembalian

kerugian daerah

4.634.070.000 4.634.070.387 387 100,00 -

Pendapatan dari Pengembalian

hibah KPU

1.115.214.000 0 (1.115.214.000) 0,00 -

Hasil Pengelolaan Dana

Bergulir dari Kel Masy.

70.000.000 144.077.823 74.077.823 205,82 126.228.471-

Denda Pajak 0 742.968.508 742.968.508 100,00 8.600.484.283

Lain-lain DPKAD 0 41.708.276.668 41.708.276.668 100,00 57.912.212.531

6. DINAS KELAUTAN &

PERIKANAN

19.288.000 30.125.000 10.837.000 156,19 22.265.000

Penjualan Hasil Perikanan 19.288.000 30.125.000 10.837.000 156,19 22.265.000

7. DINAS PERTANIAN 658.750.000 1.242.944.501 584.194.501 188,68 998.854.375

Penjualan Hasil Pertanian 90.000.000 109.910.800 19.910.800 122,12 82.213.500

Penjualan Hasil Peternakan 568.750.000 1.133.033.701 564.283.701 199,21 916.640.875

PENERIMAAN LAIN-LAIN PAD

YANG SAH

270.572.544.000 311.723.520.112 41.150.976.112 115,21 328.126.410.771

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

b) Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang berasal dari Pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan Desentralisasi.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 25

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Target dan Realisasi Dana Perimbangan adalah :

Target Rp. 1.447.698.516.000,-

Realisasi Rp. 1.644.277.729.716,- -

Selisih lebih Rp. 196.579.213.716,-

Realisasi Dana Perimbangan mencapai 113,58 % dari target Dana Perimbangan

Tahun 2016. Rincian Dana Perimbangan adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1. Bagi Hasil Pajak 196.616.059.000 182.951.352.221 (13.664.706.779) 93,05 95.124.155.500

2. Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber

Daya Alam

3.088.834.000 2.731.426.525 (357.407.475) 88,43 1.738.332.174

3. Dana Alokasi Umum. 992.311.186.000 1.211.708.204.000 219.397.018.000 122,11 1.126.847.634.000

4 Dana Alokasi Khusus 255.682.437.000 246.886.746.970 (8.795.690.030) 96,56 46.661.150.000

Dana Perimbangan 1.447.698.516.000 1.644.277.729.716 196.579.213.716 113,58 1.270.371.271.674

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

1) Bagi Hasil Pajak :

Dana Bagi Hasil Pajak adalah dana yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan, Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak

Penghasilan Pasal 21, DBHCHT dan Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29.

Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak adalah :

Target Rp. 196.616.059.000,-

Realisasi Rp. 182.951.352.221,- -

Selisih kurang Rp. (13.664.706.779,-)

Atau realisasi Bagi Hasil Pajak mencapai 93,05 % dari target Bagi Hasil Pajak Tahun

2016. Adapun Rincian Bagi Hasil Pajak adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1. Bagi Hasil Pajak Bumi &

Bangunan

12.814.294.000 15.351.809.483 2.537.515.483 119,80 15.042.001.500

2. Bagi Hasil dari PPH OPDN &

Pasal.21

107.756.042.000 97.729.343.222 (10.026.698.778) 90,70 66.219.562.200

3 PPH Pasal 25/29 69.045.723.000 62.675.208.552 907.000 90,77 7.281.907.000

4 DBHCHT 7.000.000.000 7.194.990.964 194.990.964 102,79 6.580.684.800

Bagi Hasil Pajak 196.616.059.000 182.951.352.221 (13.664.706.779) 93,05 95.124.155.500

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

2) Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam (BHBP / SDA) :

Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam adalah dana yang berasal dari

Penerimaan SDA Kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan

minyak bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi.

Target dan Realisasi BHBP / SDA adalah :

Target Rp.3.088.834.000,-

Realisasi Rp.2.731.426.525,- -

Selisih kurang Rp. (357.407.475,-)

Atau realisasi BHBP/SDA mencapai 88,43 % dari target BHBP / SDA Tahun 2016.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 26

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Rincian Penerimaan Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam adalah sebagai

berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1 Pertambangan Umum 286.000 186.000 (100.000) 65,03 26.900.686

2 Panas Bumi 15.498.000 17.945.050 2.447.050 115,79 11.570.897

3 Minyak Bumi 71.465.000 36.187.500 (35.277.500) 50,64 57.172.500

4 Gas Bumi 1.727.546.000 2.054.062.013 326.516.013 118,90 739.162.200

5 Kehutanan 184.845.000 171.020.423 (13.824.577) 92,52 200.261.858

6 Perikanan 1.089.194.000 452.025.539 (637.168.461) 41,50 703.264.033

Bagi Hasil Bukan Pajak/

Sumber Daya Alam

3.088.834.000 2.731.426.525 (357.407.475) 88,43 1.738.332.174

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

3) Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari pendapatanAPBN yang

dialokasikan dengan tujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar

daerah dalam rangka mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan

desentralisasi.

Target Rp. 992.311.186.000,-

Realisasi Rp. 1.211.708.204.000,- -

Selisih lebih Rp. 219.397.018.000,-

Atau realisasi Dana Alokasi Umum mencapai 122,11 % dari target Dana Alokasi

Umum Tahun 2016. Rincian Dana Alokasi Umum adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1 Dana Alokasi Umum 992.311.186.000 1.211.708.204.000 219.397.018.000 122,11 1.126.847.634.000

Jumlah Dana Alokasi Umum (DAU) 992.311.186.000 1.211.708.204.000 219.397.018.000 122,11 1.126.847.634.000

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

Pelampauan pencapaian Target Pendapatan DAU adalah karena terbitnya PMK

125/PMK.07/2016 tentang Penundaan Penyaluran sebagian DAU Tahun 2016,

dimana untuk Kota Semarang ditunda untuk 4 bulan ( mulai September –

Desember ) sehingga Pemkot Semarang menurunkan Target Pendapatan DAU

pada Perubahan APBD 2016 sesuai dengan besaran penundaan, namun ternyata

penundaan hanya untuk bulan September dan Oktober 2016, sedangkan DAU

bulan Nopember dan Desember tidak ada penundaan. Adapun penundaan bulan

September dan Oktober telah ditransfer oleh Pemerintah Pusat pada 31

Desember 2016.

4) Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus adalah dana yang berasal dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah tertentu yang bertujuan untuk membantu mendanai

kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas

nasional.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 27

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus adalah :

Target Rp. 255.682.437.000,-

Realisasi Rp. 246.886.746.970,- -

Selisih Kurang Rp. (8.795.690.030,- )

Realisasi Dana Alokasi Khusus mencapai 96.56 % dari target Dana Alokasi Khusus

Tahun 2016. Rincian Dana Alokasi Khusus adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1 Dana Alokasi Khusus Fisik 75.222.635.000 64.575.055.970 (10.647.579.030) 85,85 0

2 Dana Alokasi Khusus Non Fisik 180.459.802.000 182.311.691.000 1.851.889.000 101,03 0

Dana Alokasi Khusus (DAK) 255.682.437.000 246.886.746.970 (8.795.690.030) 96,56 46.661.150.000

Jumlah Dana Alokasi Khusus (DAK) 255.682.437.000 246.886.746.970 (8.795.690.030) 96,56 46.661.150.000

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

c) Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah pendapatan daerah yang berasal

dari sumber lain yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang –

undangan yang berlaku.

Target dan Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah :

Target Rp. 983.172.252.000,-

Realisasi Rp. 967.228.165.702,-

Selisih kurang Rp. 15.944.086.298,-

Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah mencapai 98,38 % dari target

Lain – lain Pendapatan Daerah yang sah Tahun 2016.

Rincian Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1. Pendapatan Hibah dari Pemerintah

Pusat

492.005.508.000 497.402.508.000 5.397.000.000 101,10 0

2 Dana Bagi Hasil dari Provinsi dan

Pemerintah Daerah Lainnya

448.160.000.000 427.901.413.702 (20.258.586.298) 95,48 432.645.344.655

3 Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus

0 0 0 0,00 355.298.952.000

4 Bantuan Keuangan dari Propinsi 43.006.744.000 41.924.244.000 (1.082.500.000) 97,48 66.532.836.650

5 Dana Insentif Daerah 0 0 0 0,00 20.730.023.000

Lain – lain Pendapatan Daerah

Yang Sah

983.172.252.000 967.228.165.702 (15.944.086.298) 98,38 875.207.156.305

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

1) Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat

Adanya pendapatan hibah dari pemerintah pusat adalah berdasarkan Permendagri

RI Nomor 48 Tahun 2015 tentang pedoman penerimaan hibah dari Pemerintah

Pusat kepada Pemerintah Daerah dan penyertaan Modal pemerintah Daerah

PDAM dalam rangka penyelesaian hutang PDAM kepada Pemerintah Pusat secara

Non Kas. Target dan Realisasi Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat adalah :

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 28

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Target Rp. 492.005.508.000,-

Realisasi Rp. 497.402.508.702,- _

Selisih lebih Rp. 5.397.000.000,-

Realisasi Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat mencapai 101,10 % dari target

Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat Tahun 2016.

Rincian Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1 Hibah Non Kas dari

Pemerintah Pusat

492.005.508.000 492.005.508.000 0 100,00 0

2 Hibah dari Pemerintah

Pusat

0 5.397.000.000 5.397.000.000 100,00 0

Pendapatan Hibah

dari Pemerintah Pusat

492.005.508.000 497.402.508.000 5.397.000.000 101,10 0

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

Hibah Non Kas sebesar Rp.492.005.508.000,- merupakan Dana Hibah Non Kas

yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Kota Semarang untuk

digunakan sebagai dasar penyertaan modal kepada PDAM dalam rangka

mengoptimalkan perbaikan kondisi keuangan PDAM dan penyelesaian piutang

negara kepada PDAM. Sedangkan Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar

Rp.5.397.000.000,- terdiri dari :

a. Program hibah air minum bantuan bantuan Pemerintah Australia Tahap II

Kota Semarang sebesar Rp.2.337.000.000,-

b. Program hibah air minum APBN Tahun 2016 Kota Semarang sebesar

Rp.3.060.000.000,-

2) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi adalah dana yang berasal dari pendapatan

APBD Provinsi yang dialokasikan kepada kabupaten/kota se Provinsi yang

bersangkutan berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah.

Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah

lainnya adalah :

Target Rp. 448.160.000.000,-

Realisasi Rp. 427.910.413.702,-

Selisih kurang Rp. 20.258.586.298,-

Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya

mencapai 95,48 % dari target Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah

Daerah Lainnya Tahun 2016.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 29

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Rincian Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya adalah

sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1. Pajak Kendaraan Bermotor 150.000.000.000 156.311.497.647 6.311.497.647 104,21 143.012.429.266

2. BBNKB 125.000.000.000 114.990.167.765 (10.009.832.235) 91,99 117.200.774.862

3. Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor

120.000.000.000 100.727.744.843 (19.272.255.157) 83,94 119.988.102.162

4. P2 & PAP 160.000.000 160.325.000 325.000 100,20 167.180.027

6. Bagi Hasil Pajak Rokok 53.000.000.000 55.711.678.447 2.711.678.447 105,12 52.276.858.338

Bagi Hasil Pajak dari

Propinsi dan Pemda Lainnya

448.160.000.000 427.901.413.702 (20.258.586.298) 95,48 432.645.344.655

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

3) Dana Penyesuaian

Dana penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam

rangka melaksanakan kebijakan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang terdiri dari Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil

Daerah dan Tunjangan Profesi. Mulai Tahun 2016 Dana Tambahan Penghasilan

Guru ( DTP-Guru PNSD ) dan Dana Tunjangan Profesi Guru ( Dana TP Guru PNSD)

menjadi DAK Non Fisik, hal ini berdasarkan Perpres Nomor 137/2015 tentang

rincian APBN Tahun 2016.

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dirinci sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1. Tambahan Penghasilan Guru

PNSD dan Tunj. Prof

0 0 0 0,00 355.298.952.000

Dana Penyesuaian dan

Otonomi Khusus

0 0 0 0,00 355.298.952.000

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

Berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK)

tanggal 16 Agustus 2016 nomor S-579/PK/2016 tentang Penyampaian Informasi

kepada Daerah tentang penghentian penyaluran Dana Tunjangan Profesi Guru

dan Tambahan Penghasilan Tahun Anggaran 2016 untuk triwulan III & IV ,

dikarenakan masih ada silpa Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan Penghasilan

Guru PNSD. Tahun 2016 yang diperhitungkan oleh Pemerintah Pusat masih cukup

untuk membayar Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD

sampai dengan akhir Tahun 2016 sehingga kekurangan pembayaran TPG PNSD

menggunakan SILPA Tahun 2015 sebesar Rp. 154.137.387.000,-

4) Bantuan Keuangan Provinsi

Bantuan keuangan provinsi adalah bantuan dalam penggunaannya dan teknis

penganggarannya dibedakan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus.

Bantuan ini diberikan provinsi kepada kabupaten/kota dalam rangka pemerataan

dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 30

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Target dan Realisasi Bantuan Keuangan Provinsi adalah :

Target Rp. 43.006.744.000,-

Realisasi Rp. 41.924.244.000,- _

Selisih kurang Rp. (1.082.500.000,-)

Bantuan Keuangan Provinsi mencapai 97,48 % dari target Tahun 2016.

Adapun rincian dari Bantuan Keuangan adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1 Bantuan Keuangan dari Propinsi

atau Pemerintah Daerah Lainnya

43.006.744.000 41.924.244.000 (1.082.500.000) 97,48 66.532.836.650

Bantuan Keuangan dari

Propinsi Tk.I

43.006.744.000 41.924.244.000 (1.082.500.000) 97,48 66.532.836.650

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

5) Dana Insentif Daerah

Dana Insentif Daerah adalah dana yang bersumber dari APBN yang bertujuan

memberikan reward kepada pemerintah daerah atas penilaian capaian kinerja-nya

di atas rata-rata nasional, dan digunakan dalam rangka pelaksanaan fungsi

pendidikan yang menjadi urusan / kewenangan daerah. Untuk tahun 2016

penggunaan DID tidak terikat pada pendidikan.

Kriteria pengalokasian DID yaitu :

1). Kriteria Utama : kriteria yang harus dimiliki oleh suatu daerah sebagai

penentu kelayakan daerah penerima yang terdiri atas :

* Opini BPK atas LKPD : WTP atau WDP.

* Penetapan APBD tepat waktu.

2). Kriteria Kinerja : kriteria penilaian terhadap kinerja daerah terdiri dari :

* Kesehatan Fiskal dan pengelolaan keuangan daerah (termasuk pengelolaan

pajak dan retribusi daerah ) dengan bobot 50%

* Pelayanan dasar publik, yang meliputi pendidikan, Kesehatan, Air Minum

Layak, Sanitasi untuk masyarakat dengan bobot 25%

* Ekonomi dan kesejahteraan (termasuk pengendalian tingkat inflasi) dengan

bobot 25% .

Namun untuk tahun 2016 Pemerintah Kota Semarang tidak memperoleh Dana

Insentif Daerah (DID) karena opini BPK atas Pemeriksaan Laporan Keuangan

Pemerintah Kota Semarang Tahun 2015 adalah Wajar Dengan Pengecualian

(WDP)

Adapun rincian dari Dana Insentif Daerah adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1 Dana Insentif Daerah 0 0 0 0,00 20.730.023.000

Dana Insentif Daerah 0 0 0 0,00 20.730.023.000

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 31

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

3. Permasalahan dan Solusi Pencapaian Pendapatan Daerah

Dalam upaya mengoptimalisasi mengelola pendapatan daerah Pemerintah Kota

Semarang sering mengalami berbagai permasalahan. Adapun permasalahan yang

timbul pada setiap optimalisasi pendapatan dan solusinya sebagai berikut :

a. Permasalahan Pendapatan dan Solusi pada PAD

a) Permasalahan Pajak Daerah

1) Kurangnya kesadaran dan transparansi sebagai wajib pajak dalam

melaporkan besaran pendapatan dan besaran pembayaran pajaknya.

2) Keterbatasan aparat/SDM Pemeriksa Pajak yang memenuhi kriteria

pemeriksa pajak yang bersertifikat dan latar belakang pendidikan yang

sesuai.

3) Kesulitan dalam pemungutan Pajak Daerah yang tidak jelas

kepemilikannya.

4) Peraturan Daerah terkait pajak daerah yang sudah tidak relevan dengan

kondisi saat ini

5) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C tidak mencapai target

karena wilayah di Kota Semarang hanya ada 2 (dua) obyek pajak yang

bisa dikenakan pajak yaitu PT.Dibya Jaya Makmur dan PT.Berkah

Rowosari Indah. Pajak yang ada pada Pajak Mineral Bukan Logam dan

Batuan termasuk yang harus diatur terkait dengan lingkungan (ijin) dan

dimana semua usaha yang terkait dengan mineral bukan logam dan

bantuan harus dipungut pajak secara adil. Sesuai dengan Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara di Provinsi Jawa

Tengah, Bupati/Walikota menerbitkan WIUP Mineral Bukan Logam dan

atau Batuan setelah mendapat rekomendasi teknis dari Gubernur.

6) Pajak Sarang Burung Walet realisasinya tidak mencapai target

dikarenakan banyak obyek sarang burung walet yang tidak diketahui

pemiliknya/pengelolanya.

b) Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Dilaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga dengan pemasangan on

line sistem (pembayaran dan pelaporan melalui sistem elektronik)

terhadap Wajib Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan akan dilakukan

terhadap obyek pajak lain yaitu Pajak Hotel dan Pajak Parkir.

2) Diselenggarakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan terkait

pengelolaan dan pemeriksaan pajak daerah bagi pegawai di lingkungan

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 32

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

3) Melakukan perubahan data obyek pajak secara berkala, dengan

melakukan updating Pajak Daerah dan telah dilaksanakan yustisi pajak

daerah bagi wajib pajak yang telah melalaikan kewajibannya.

4) Telah diselesaikannya 5 (lima) Rancangan Peraturan Daerah tentang

Pajak Daerah dan telah diusulkan untuk dibahas dalam Program

Legislasi Daerah (Prolegda) Tahun 2017.

5) a). Melakukan sosialisasi terhadap aktifitas/kegiatan pengambilan

mineral bukan logam dan batuan agar mengajukan ijin ke Dinas ESDM

Provinsi Jawa Tengah.

b). Berkoordinasi dengan Kecamatan untuk memberikan data obyek

Pajak Mineral Bukan Logam dan Bantuan yang ada di wilayah

kecamatan masing-masing.

6) Bekerjasama dengan kecamatan untuk mendata dan mengetahui

alamat pemiliknya/pengelolanya.

b. Permasalahan Retribusi Daerah

Upaya pengelolaan Retribusi Daerah secara optimal sering terjadi permasalahan

dan kendala yang dihadapi SKPD pengelola Retribusi Daerah bersangkutan.

Adapun permasalahan Retribusi Daerah setiap SKPD sebagai berikut :

Dinas Tata Kota dan Perumahan

Permasalahan :

1) Tidak tercapainya Target pendapatan Retribusi Penggantian Cetak Peta

dikarenakan :

a) Pada tahun 2016 pengajuan ijin didominasi oleh pemohon

perorangan/perumahan kecil.

b) Pada tahun 2016 pengajuan permohonan KRK dari sektor kegiatan

usaha dan industri sedikit.

2) Tidak tercapainya Target pendapatan Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan

dikarenakan :

a) Wajib Retribusi IMB yang masuk pada TA 2016 sebagian besar nilai

retribusinya kecil (rata-rata sekitar Rp.10.000,- per meter).

b) Banyak berkas yang berhenti karena persyaratan belum lengkap,

terutama terkait persyaratan rekomendasi dari instansi lain.

c) Proses IMB yang masih rumit dan tidak sesuai SPM, sehingga

masyarakat enggan mengurus IMB.

d) Dalam memproses IMB belum memanfaatkan IT secara maksimal

sehingga efisien dan efektifitas masih kurang.

e) Banyak berkas yang masuk dalam kondisi pengecekan di lapangan

terdapat banyak pelanggaran, sehingga berkas tidak bisa diproses.

f) Personil yang menangani sangat terbatas.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 33

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

2) Tidak tercapainya Target Pendapatan Retribusi Ijin Gangguan (HO)

dikarenakan :

a) Sesuai Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Ijin Gangguan

dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Perijinan

Tertentu bahwa permohonan daftar ulang bagi pemohon Ijin Gangguan

tidak dikenakan pembayaran retribusi kembali.

b) Pemberlakuan peraturan baru/edaran mengenai persyaratan yang

harus dilengkapi dalam permohonan Ijin Gangguan menjadi hambatan

bagi pengajuan penerbitan Ijin Gangguan maupun daftar ulang Ijin

Gangguan, karena belum didukung peraturan teknis pelaksanaannya di

daerah.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Sosialisasi berkaitan dengan perijinaan (KRK, IMB, HO dan Pelayanan

Pemakaman) perlu ditingkatkan dari tingkat kelurahan dan kecamatan.

2) Perlu adanya monitoring dan evaluasi setiap bulan terhadap prosedur

perijinan yang berlaku.

Dinas Perhubungan, Komunikasi& Informatika

Permasalahan :

1) Tidak tercapainya target pendapatan parkir tepi jalan umum dikarenakan

banyak jalan yang direnovasi dan adanya perubahan lahan parkir.

2) Tidak tercapainya target retribusi pengendalian menara telekomunikasi

karena :

a) Menara Telekomunikasi di Kota Semarang ada yang tidak ada identitas

b) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah retribusi baru,

karena waktunya sangat sempit sehingga perlu sosialisasi kepada

pemilik Menara Telekomunikasi

c) Pencairan Anggaran sosialiasi II baru diterima tanggal 5 Desember 2016

3) Tidak tercapainya target retribusi terminal dikarenakan :

a) Terminal Terboyo, Jalan Kaligawe menuju Terminal Terboyo tergenang

air/rob. Pintu akses masuk Terminal banjir dan rusak. Hal ini

mengakibatkan bus tidak bisa masuk terminal dan kios/warung banyak

yang tutup.

b) Terminal Penggaron, penarikan retribusi tidak di depan pintu terminal

sehingga angkutan banyak yang putar balik untuk menghindari petugas

di lapangan dengan alasan kondisi didalam terminal sepi/tidak ada

penumpang.

c) Terminal Mangkang, berkurangnya bus kota dengan alasan sudah tidak

layak pakai, bus besar sulit diarahkan masuk ke dalam terminal dengan

alasan jalan didalam terminal rusak parah, serta penerangan jalan

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 34

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

banyak yang sudah mati sampai sekarang, beroperasinya kembali agen-

agen bus di wilayah Krapyak dan sekitarnya, belum maksimal

pemanfaatan terhadap Terminal Mangkang dan hanya digunakan

sebagai lintasan saja jadi jarang bus-bus yang istirahat/menginap.

d) Terminal Cangkiran, banyaknya bus angkutan yang tidak

beroperasi/berkurang dengan alasan Buku KIR dan KP yang habis masa

berlakunya, bertambahnya Bus BRT sehingga mengurangi jumlah bus

kota.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Parkir di tepi jalan umum

a) Koordinasi dengan instansi terkait

b) Mencari titik-titik parkir yang belum terdata

c) Menaikkan target per titik parkir

2) a) Sudah ada himbauan secara lisan maupun tertulis dari Dinas kepada

pemilik Menara Telekomunikasi tetapi belum ditindak lanjuti. Data

Mentel dan operator sangat dinamis, sehingga diperlukan data dari

pemilik menara

b) Sosialisasi I sudah dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2016, namun

peserta belum bisa menyampaikan data mentel yang dimilikinya

c) Sosialisasi II dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 6 Desember 2016

3) a) Terminal Terboyo : akan dialihfungsikan untuk parkir angkutan barang.

b) Terminal Penggaron : Penertiban di depan gapura/gerbang terminal

setiap bulan, memberi sosialisasi peraturan-peraturan terminal dan

tata tertib pada sopir-sopir dan PO yang ada di terminal.

c) Terminal Penggaron : Petugas sudah berupaya memasukkan bus-bus

penumpang yang melintas untuk diarahkan masuk ke dalam terminal

namun sulit karena faktor-faktor tersebut.

d) Terminal Cangkiran : Melakukan/mengadakan sosialisasi peraturan-

peraturan terminal dan tata tertib kepada para sopir dan PO yang ada

di terminal dan petugas mengupayakan supaya bus penumpang untuk

masuk dalam terminal.

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Permasalahan :

Retribusi Sewa Lapangan Simpang Lima tidak mencapai target dikarenakan di

tahun 2016 tidak ada pemohon untuk menggunakan Lapangan Simpang Lima.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

Dalam memberikan ijin sewa Lapangan Simpang Lima lebih selektif dan

diprioritaskan pada kegiatan yang tidak bersifat komersil.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 35

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Dinas Sosial, Pemuda dan Olah Raga

Permasalahan :

Tidak tercapainya retribusi pemakaian kekayaan daerah dikarenakan :

1) Berkurangnya obyek retribusi akibat adanya pinjam pakai lapangan

Citarum

2) Adanya obyek retribusi yaitu GOR Trilomba Juang yang masih dalam taraf

perbaikan atau pembangunan sehingga tidak dapat dioperasionalkan

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

Obyek retribusi yang masih dalam perbaikan apabila sudah selesai agar segera

dioperasionalkan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Permasalahan :

1) Masa perpanjangan telah habis, sehingga untuk kembali bekerja di kota

Semarang Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bersangkutan harus mengurus ijin

baru ke Jakarta dimana DPKK dibayarkan di BNI sesuai dengan rekening

Kementerian.

2) Ada beberapa Tenaga Kerja Asing (TKA) yang kontraknya tidak

diperpanjang oleh perusahaan.

3) Tenaga Kerja Asing (TKA) pindah lokasi kerja di luar kota Semarang.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

Sebenarnya Retribusi Perpanjangan Tenaga Kerja Asing tidak bisa ditarget karena

Tenaga Kerja Asing yang ada baru bisa ditarik retribusi di tahun ke-2 (dua)

setelah ijin dikeluarkan dari Kementerian, itupun kalau diperpanjang. Jadi kondisi

yang ada boleh dikatakan secara kebetulan ada Tenaga Kerja Asing di Kota

Semarang, di samping itu Pemerintah Kota Semarang tidak ada kewenangan

untuk memperlama Tenaga Kerja Asing.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Permasalahan :

1) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa tidak memenuhi target

dikarenakan akses masuk ke Hotel Taman Lele dari arah barat tertutup

media jalan, sehingga pengunjung dari arah barat harus memutar sejauh

± 3 km sampai daerah Jerakah dan adanya pekerjaan bongkar pasang pipa

PGN (Perusahaan Gas Negara) dan pembuatan saluran air yang letaknya

tepat di depan Kampoeng Wisata Taman Lele

2) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga

a) Retribusi Tempat Rekreasi di Taman Lele tidak dapat memenuhi

Target dikarenakan akses masuk ke obyek wisata Taman Lele dari

arah barat tertutup media jalan, sehingga pengunjung dari arah barat

harus memutar sejauh ± 3 km sampai daerah Jerakah dan adanya

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 36

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

pekerjaan bongkar pasang pipa PGN (Perusahaan Gas Negara) dan

pembuatan saluran air yang letaknya tepat di depan Kampoeng

Wisata Taman Lele.

b) Target Obyek Wisata Taman Margasatwa dan Goa Kreo terlalu tinggi

sedangkan Perda Retribusi Jasa Usaha belum disahkan sehingga tiket

masuk belum naik dan di Taman Margasatwa naik tiket arena

permainan maupun tiket menaiki hewan masih belum naik

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Mengkoordinasikan kepada Dinas Perhubungan agar dapat membuka

median jalan yang tepat di depan Taman Lele

2) a) Mengkoordinasikan kepada Dinas Perhubungan agar dapat membuka

median jalan yang tepat di depan Taman Lele

b) Mengajukan Perda Kenaikan Harga Karcis yang sekarang sedang

dalam proses

Dinas Pasar :

Permasalahan :

Tidak tercapainya Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dikarenakan :

1) Pungutan retribusi PKL belum sesuai dengan Perda sehingga perhitungan

potensi retribusi PKL masih kurang dari target yang ditetapkan

2) Pengelolaan dan pungutan retribusi PKL pada lima belas kecamatan dan

break down ke kelurahan-kelurahan bahwa dengan ketiadaan (MOU)

antara Dinas Pasar dengan wilayah maka hasilnya tidak optimal bahkan

jauh dari target

3) Banyak toko yang ditutup

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Menghitung potensi retribusi PKL dengan updating data

2) Sosialisasi kepada pedagang kaki lima tentang tarif PKL sesuai Perda

3) Membuat surat peringatan kepada pedagang pasar yang tidak aktif, dan

dibuatkan surat untuk diambil tindakan.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Permasalahan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan :

Perusda Percetakan

Pada tahun 2016 ada pengeluaran yang tidak dianggarkan sebesar

Rp.365.839.000,- yaitu untuk membayar biaya pesangon karyawan yang perusda

yang purna tugas sebanyak 4 orang dan 1 orang karyawan yang meninggal dunia.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

Pemberian pesangon terhadap karyawan yang purna tugas dan meninggal dunia

terakhir diberikan pada tahun 2016 ini. Mulai tahun 2017 dan seterusnya,

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 37

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

pemberian dana pesangon akan dicadangkan setiap tahunnya sehingga tidak

membebani laba/rugi tahun bersangkutan.

Perusda RPH dan BHP

Panen budidaya sapi yang ditargetkan 3 kali dalam 1 tahun hanya tercapai 1 kali

karena lelang pengadaan hewan sapi 4 bulan dan memperoleh sapi bakalan

dengan bobot 225 kg dari rencana 400 kg maka waktu pemeliharaan menjadi

mundur dari rencana hanya 4 bulan menjadi 6 bulan

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

Membongkar monopoli harga sapi siap potong dengan cara memotong sendiri

dan menjual daging sendiri langsung ke user (bakso, rumah makan, rumah sakit,

Hotel, Cafe)

PD. BPR Bank Pasar

PD BPR Bank Pasar tidak mencapai target di tahun 2016 karena :

1) Penyertaan modal Pemerintah Kota Semarang sebesar Rp.1.000.000.000,-

pada akhir bulan Desember 2015 yang rencananya untuk modal kerja

tahun 2015 belum dapat digunakan untuk operasional tahun 2015 karena

masih menunggu persetujuan dari OJK.

2) Persaingan anatar BPR, Bank umum, lembaga keuangan lainnya dan

koperasi yang semakin kompetitif di Kota Semarang.

3) Efisiensi jaringan pelayanan kantor yang sulit diakses oleh nasabah UMKM

disebabkan belum adanya jaringan pelayanan lain sehingga pemanfaatan

SDM kurang efisien.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

1) Modal disetor tahun 2015 mendapat persetujuan OJK berdasar surat

Nomor S-36/KR.412/2016 tanggal 29 Januari 2016 dan surat persetujuan

pencairan atas modal disetor Nomor: S-85/KR.031/2016 tanggal 30 Juni

2016, sehingga saat ini modal sdh bisa digunakan Bank.

2) Untuk menghadapi persaingan yang makin tajam bank berusaha

mengembangkan produk baru sehingga tenaga pemasaran dana bias cross

selling untuk produk kredit sehingga dapat meningkatkan penjualan kredit.

Di samping itu bank juga menekan harga bunga kredit agar dapat bersaing

dengan competitor yang ada yang semula 1,5% menjadi 1,25% anuitas,

serta membuka kantor baru.

3) Pengembangan jaringan kantor mengalami hambatan bekaitan susunan

pengurus yang belum lengkap (Dewan Pengawas masih 1). Bank telah

mengajukan Calon Dewan Pengawas ke OJK dengan surat Nomor: 137/BP-

SMG/X/16 tanggal 4 Oktober 2016 dan telah mendapatkan undangan

klarifikasi (fit and Proper test) dari OJK dalam surat nomor:

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 38

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

S141/KR.03121/2016 tanggal 21 November 2016; namun sampai saat ini

belum mendapatkan hasil/jawaban dari OJK.

PD. BPR BKK Kota Semarang

PD BPR BKK Kota Semarang tidak mencapai target di tahun 2016 karena

outsanding kredit tidak tercapai dikarenakan persaingan pasar yang cukup ketat,

adanya koreksi PPAP dari OJK sebesar Rp.200.000.000,- akibat pemberlakuan PBI

13/26 tentang KAP dan PPAP, adanya koreksi fiskal PPh Ps 25 (Pajak Badan) oleh

Akuntan Publik sebesar Rp.100.000.000,-, adanya denda pajak tahun lalu sebesar

Rp.39.900.00,- dan pemberian pesangon kepada 3 karyawan yang

mengundurkan diri sebesar Rp.51.000.000,-

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

Melakukan promosi pemasaran kredit berupa :

1) Menurunkan tingkat suku bunga kredit

2) Jangka waktu kredit yang diperpanjang

3) Memperlakukan suku bunga deposito sesuai maksimal yang ditentukan LPS

4) Penyesuaian suku bunga tabungan dengan rate diatas lebih tinggi dibanding

dengan bank umum

5) Melakukan efisiensi tehadap biaya operasional perusahaan.

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

RSUD

Pendapatan BLUD RSUD tidak mencapai target disebabkan klaim belum terbayar

yaitu :

1) BPJS

- bulan Oktober 2016 sebesar Rp.7.815.869.499

2) Jamkesda

- Jamkesmas bulan September 2016 sebesar Rp.2.096.521.306

- Jamkesda bulan Oktober 2016 sebesar Rp.1.756.355.035

Jamkesmas bulan September dan Oktober tersebut klaimnya belum terbayar

karena terlambatnya verifikasi dari DKK karena dana dari pusat dropingnya

terlambat sehingga tidak bisa membayar klaim tepat waktu sesuai perjanjian.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

1) BPJS harus membayar klaim tepat waktu

2) Ke depan verifikasi dari DKK tidak terlambat sehingga pembayaran klaim

tepat waktu

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi

Penerimaan lain-lain BLU tidak memenuhi target karena :

1) Fasilitas Umum tidak mencapai target karena banyaknya fasilitas umum

yang belum dimanfaatkan (kurang peminat)

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 39

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

2) Retribusi Penumpang BRT

a) Koridor 5 dan 6 belum beroperasi dikarenakan adanya jalan di rute

tersebut dalam perbaikan sehingga tidak layak untuk dilewati

b) Kekurangan armada di koridor 1 sampai 4

c) Gagal lelang untuk pengadaan operator

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

1) Dilaksanakan sosialisasi dan memberikan potongan/disetor sewa

2) a) Segera mengoperasionalkan Koridor 5 dan 6 dengan memperbaiki

jalan rute koridor 5 dan 6

b) Menambah jumlah armada yang saat ini masih kurang terutama

koridor 1, 2 dan 4 dan diharapkan tahun 2017 sudah dapat

dioperasionalkan.

c) Lelang untuk pengadaan operator dilaksanakan 2017

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Permasalahan tidak tercapainya penerimaan denda disebabkan karena ada

pembebasan denda pengurusan akta kelahiran dan akta kematian dalam rangka

HUT Kota Semarang ke 469 dan HUT Kemerdekaan Indonesia sampai dengan 31

Desember 2016.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

Membebaskan denda dengan keputusan Walikota Semarang nomor

477/10/2007 tanggal 3 Januari 2017 tentang pembebasan denda administratif

terhadap keterlambatan pelaporan dokumen kependudukan di kota Semarang.

DPKAD

1. Pelepasan hak atas tanah tidak terealisasi karena di tahun 2016 tidak ada

permohonan pelepasan hak atas tanah. Kegiatan tersebut dianggarkan

dengan maksud untuk mengakomodir jika ada permohonan pelepasan hak

atas tanah untuk jalan, waduk, tol, dsb. Namun berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah, jika ada

permohonan pelepasan hak atas tanah harus diganti dalam bentuk tanah,

sehingga Pemerintah Kota tidak menerima ganti rugi berupa uang.

2. Pendapatan dari Pengembalian Hibah KPU realisasi 0 % karena

pengembalian dana dari KPU sebesar Rp.1.115.214.000,- secara otomatis

mengurangi belanja di tahun 2016.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

1. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Tanah, kegiatan pelepasan hak atas tanah akibat terkena proyek/kegiatan

untuk kepentingan publik tidak dianggarkan dalam APBD.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 40

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

2. Pendapatan pengembalian hibah KPU tidak akan dianggarkan dalam

pendapatan karena apabila ada pengembalian akan secara otomatis

mengurangi belanja.

e. Pendapatan Dana Perimbangan

Dana Bagi Hasil Pajak Pusat yang terdiri dari :

- PPh. Ps. 21

- PPh. Ps. 25/29

- PBB

- SDA

tidak mencapai target dikarenakan :

1) Transfer triwulan IV tahun 2016 belum disalurkan sampai dengan 31

Desember 2016 dan kebijakan tersebut berlaku secara Nasional.

Pemerintah Pusat akan menyalurkan kekurangan tersebut di tahun 2017.

2) Target penerimaan pajak pusat tidak tercapai sehingga realisasi bagi hasil

pajak kepada daerah juga tidak tercapai, karena bagi hasil pajak

perhitungannya berdasarkan realisasi penerimaan pajak pusat.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

Perlu meningkatkan upaya dalam rangka optimalisasi penerimaan Bagi Hasil

Pajak yaitu dengan implementasi perjanjian kerja sama antara Pemerintah Kota

Semarang dengan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I tentang

Optimalisasi Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21 dan PPH WPOPDN Pasal 25/29),

sehingga apabila ada kebijakan Pemerintah Pusat tentang penundaan

penyaluran transfer, tidak berpengaruh pada pencapaian target Pendapatan Bagi

Hasil Pajak pada APBD.

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) tidak mencapai target

dikarenakan :

1) Transfer triwulan IV tahun 2016 belum disalurkan sampai dengan 31

Desember 2016 dan rencana Pemerintah Pusat akan menyalurkan

kekurangan tersebut di tahun 2017 sesuai PMK Nomor 48/PMK.07/2015

dengan mekanisme kurang bayar.

2) Harga minyak mentah dunia masih sangat rendah, sehingga realisasi tidak

tercapai.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

Terkait dengan harga minyak mentah dunia, Pemerintah Kota sifatnya hanya

menerima, namun setiap triwulan rekonsiliasi lifting (penjualan) migas antara

Kementrian ESDM Migas dengan DJPK, DJA , Kemendagri dan daerah yang

diselenggarakan oleh Kementerian ESDM.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 41

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Dana Alokasi Khusus tidak mencapai target karena :

Tidak tercapainya pendapatan dari DAK Tahun 2016 yang terdiri dari DAK Reguler

dan Infrastruktur Publik Daerah (IPD) adalah karena :

1) Adanya kegiatan yang terlambat dilaksanakan karena ada Surat Edaran

Menteri Kauangan nomor SE-10/MK.07/2016 tanggal 8 April 2016 tentang

pengurangan / pemotongan DAK Fisik secara mandiri Tahun Anggaran 2016

sehingga menyebabkan mundunya pelaksanaan.

2) Beberapa SKPD antara lain Dinas Bina Marga kurang cepat menyerap dana

DAK yang disebabkan lelang ulang, Dinas Pendidikan tidak sesuai Juknis

sehingga capaian output kegiatan sesuai tahapan triwulan tidak dapat

dipenuhi.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

SKPD pelaksana DAK harus dipacu untuk merencanakan dan melaksanakan

kegiatan tepat waktu sehingga penyerapan bisa lebih cepat dan minimal

penyerapan 75% atau 90% untuk capaian output kegiatan triwulan II atau III yang

merupakan syarat pengajuan pencairan tahap selanjutnya dapat dipenuhi.

f. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi tidak mencapai target dikarenakan:

1) Khususnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) tidak tercapai

target pendapatan karena masyarakat beralih pada pembelian mobil

murah dan ada program pembebasan BBNKB di tahun 2016 untuk

kendaraan dari luar kota, sehingga realisasi pendapatan BBNKB menjadi

lebih kecil.

2) Dan untuk PBBKB tidak tercapai karena ada penundaan penyaluran pada

bulan Nopember 2016.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

Terkait dengan daya beli dan selera masyarakat dalam pembelian mobil murah,

Pemerintah Provinsi berupaya memonitor ketepatan data, sehingga diharapkan

WP BBNKB dapat terjaring semua dan meningkatkan koordinasi dengan Provinsi.

Bantuan Keuangan dari Propinsi

Realisasi Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi terserap sebesar 97,48 % dari

target yang ditetapkan, hal tersebut disebabkan karena :

1) Kegiatan tidak dapat dilaksanakan berdasar Surat Walikota Semarang Nomor

978.3/2791 tanggal 13 Juni 2016 perihal kegiatan bantuan Keuangan

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 yang tidak dapat dilaksanakan antara lain

karena :

- Nomenklatur tidak sesuai

- Sudah dianggarkan di APBD

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 42

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

- Kesalahan kode rekening belanja

- Regulasi hibah bansos yang belum memungkinkan

2) Bantuan Beasiswa SMA/SMK untuk keluarga kurang mampu yang tidak

dapat diserap sebesar Rp. 184.000.000,- karena banyak siswa yang telah

mendapatkan Dana Program Indonesia Pintar (PIP) dari Pemerintah Pusat.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) SKPD melaksanakan kegiatan lebih responsif dan perencanaan

pelaksanaan lebih baik dan tepat waktu. sehingga dapat mengantisipasi

adanya gagal lelang dan penyerapan anggaran optimal.

2) Memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah Provinsi agar

penetapan APBD Provinsi lebih awal baik murni maupun perubahan,

sehingga Pemerintah Kota tidak terkendala dalam pelaksanaan proses

lelang serta terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan.

B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH

Pengelolaan Belanja Daerah Pemerintah Kota Semarang disusun berdasarkan

prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian target kinerja terukur yang

ditetapkan untuk meningkatkan akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi penggunaan

anggaran guna peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Orientasi

anggaran berbasis kinerja adalah pencapaian keluaran dan hasil (output dan outcome)

dari masukan (input) yang dimanfaatkan untuk pencapaian target kinerja Pemerintah

Kota Semarang dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai tugas pokok, fungsi

dan kewenangan yang dimiliki.

Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang yang terdiri dari

urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau

bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan Pemerintah

Daerah atau antar Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-

undangan.

1. KEBIJAKAN BELANJA DAERAH

Kebijakan belanja daerah pada tahun 2016 disusun dengan memperhatikan

ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang

Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran

2016

Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah

Belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang

nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja

daerah disusun dengan berbasis kinerja dalam rangka pelaksanaan urusan

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 43

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

pemerintahan yang menjadi kewenangan kota, yang terdiri dari urusan wajib dan

urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Kebijakan belanja daerah pada tahun 2016 ( APBD murni ) disusun dengan

memperhatikan ketentuan yang berlaku.

Kebijakan belanja di tahun 2016 diarahkan pada:

1. Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan

Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang, dengan

peningkatan proporsi belanja program dan kegiatan yang berdampak langsung

kepada publik terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar dengan

memerhatikan visi dan misi pada RPJPD Tahun 2005-2025.

2. Belanja daerah disusun berdasarkan prioritas pembangunan tahun 2016 yang

tercantum dalam RKPD Tahun 2016, terutama untuk urusan pemerintahan wajib

yang terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dalam standar pelayanan minimal.

3. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi

kepada pencapaian indikator kinerja yang direncanakan untuk meningkatkan

akuntabilitas serta efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran.

4. Dana DAK yang telah disalurkan oleh Pemerintah kepada Pemerintah Kota

Semarang dan belum seluruhnya digunakan atau dihabiskan akan dianggarkan

kembali dalam APBD Tahun Anggaran 2016 .

Perubahan Kebijakan Belanja Daerah Tahun 2016

Keterbatasan kemampuan keuangan pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016

perlu dilaksanakan kebijakan belanja daerah yang diarahkan pada:

1. Penyesuaian terhadap kebijakan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat.

2. Efisiensi terhadap belanja daerah yang memungkinkan untuk dilakukan efisiensi

dengan tetap mengutamakan pelayanan ke masyarakat.

3. Belanja yang berasal dari dana perimbangan dan bantuan keuangan Provinsi

dialokasikan sesuai peruntukaannya dengan mengacu pada ketentuan

pennggunaan dana tersebut.

4. Belanja yang berasal dari SiLPA APBD Tahun Anggaran 2015 yang telah

ditetapkan penggunaannya, dialokasikan sesuai dengan ketentuan tentang

petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang berlaku.

5. Pergeseran anggaran antar SKPD, antar kegiatan dan antar jenis belanja, antar

obyek belanja dan antar rincian obyek yang disebabkan capaian target kinerja

program dan kegiatan yang harus dikurangi atau ditambah dalam perubahan

APBD apabila asumsi kebijakan umum anggaran tidak dapat tercapai atau

melampaui asumsi KUA.

Penganggaran Belanja Daerah tahun 2015 terdiri dari belanja tidak langsung dan

belanja langsung.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 44

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Kebijakan Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan

Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan Dan Belanja Tidak Terduga.

Kebijakan untuk belanja tidak langsung tahun 2016, diarahkan pada hal-hal sebagai

berikut:

1. Gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) dianggarkan dengan berpedoman pada

ketentuan yang ditetapkan dalam Peratutan Pemerintah tentang Peraturan Gaji

Pegawai Negeri Sipil. Di tahun 2016 belanja gaji PNSD disusun dengan

mengantisipasi rencana pemberian gaji ke-13 dan gaji ke-14, accress dan

kenaikan tunjangan-tunjangan.

2. Anggaran untuk Tunjangan Perbaikan Penghasilan PNS di tahun 2016

direncanakan naik rata-rata sebesar 75% dengan berpedoman pada ketetapan

tentang tambahan penghasilan bagi PNS dan CPNS di lingkungan Pemerintah

Kota Semarang. TPP ini diberikan kepada PNS dengan memperhatikan kinerja

pegawai yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Pemberian TPP ini

merupakan rintisan bagi pemberlakuan remunerasi berdasarkan ketentuan yang

berlaku.

3. Belanja Tidak Terduga merupakan anggaran penyediaan belanja untuk kegiatan

yang sifatnya tida biasa/tanggap darurat yang tidak dapat diprediksi sebelumnya,

diluar kendali dan pengaruh Pemerintah. Penganggaran belanja tidak terduga

dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran

2015 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat

diprediksi sebelumnya.

4. Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial dilaksanakan berdasarkan

Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang tata cara

Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban, dan

Pelaporan serta Monitoring dan Evaliasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang

Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang

Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban,

dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Penganggaran Hibah

dan Bansos di tahun 2016 dilaksanakan dengan mempertimbangkan ketentuan

dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 45

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Kebijakan Belanja Langsung

Belanja Langsung pada Tahun Anggaran 2016 diarahkan melalui kebijakan sebagai

berikut :

1. Penganggaran Belanja Langsung diimplementasikan melalui program dan

kegiatan berdasarkan prioritas pembangunan yang tertuang dalam RKPD 2016

dan RPJPD 2005-2025 dengan memperhatikan isu-isu strategis dan

permasalahan mendesak yang harus ditangani di tahun 2016.

2. Penganggaran Belanja Langsung disusun berdasarkan target capaian kinerja yang

jelas dan terukur yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan

anggaran dan memperjelas efektifitas serta efisiensi penggunaan anggaran.

3. Penganggaran Belanja Langsung disusun dengan memperhatikan asas kepatutan,

kewajaran, dan rasionalitas dalam rangka pencapaian sasaran program dan

kegiatan secara efektif dan efisien.

4. Dalam rangka mendukung tercapainya keterpaduan kebijakan dan prioritas

pembangunan Kota Semarang dengan kebijakan dan prioritas pembangunan di

Provinsi dan Nasional, dilakukan sinkronisasi dengan kebijakan dan prioritas

pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional di Tahun 2016.

5. Pekerjaan pengadaan serta biaya-biaya yang berkaitan dengan proses

pengadaan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Perubahan Kebijakan Belanja Langsung Tahun Anggaran 2016 diarahkan dengan

kebijakan sebagai berikut :

1. Penambahan, pengurangan, dan penggeseran program/kegiatan Belanja

Langsung disusun secara selektif berdasarkan prioritas untuk melaksanakan:

Program/kegiatan yang berasal dari SiLPA APBD TA 2015.

Program/kegiatan yang telah ditentukan penggunaannya yang bersumber

dari dana transfer dan Bantuan Keuangan Provinsi.

Program/kegiatan yang merupakan komitmen dengan Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Provinsi.

Program/kegiatan yang mendukung capaian kinerja RPJMD Tahun 2016-

2021.

Kewajiban Pemerintah Kota terhadap keputusan pengadilan yang harus

dilaksanakan terkait dengan pengembalian barang bukti Kejaksaan.

Kewajiban pembayaran lahan yang telah ditentukan besarannya.

2. Pelaksanaan program/kegiatan harus memperhatikan sisa waktu pelaksanaan

pada tahun anggaran 2016.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 46

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

Kebijakan Pembangunan Daerah dan Prioritas Pembangunan Daerah Yang

Disusun Secara Terintegrasi Dengan Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional

Yang Akan Dilaksanakan di Daerah

Selain untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang ada di

RPJPD 2005-2025, terutama di lima tahun ketiga, belanja daerah juga disusun dengan

mempertimbangkan kebijakan dan prioritas pembangunan Pemerintah Pusat yang

tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 dan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016. Sinkronisasi dilakukan

melalui proses komunikasi, konsultasi, dan koordinasi dengan pemangku kepentingan,

Kementerian dan SKPD terkait di Provinsi dengan mengedepankan sinergitas

pelaksanaan pembangunan nasional.

Prioritas Pembangunan Daerah

Prioritas pembangunan pada RKPD Kota Semarang Tahun 2016 dirumuskan

dengan mempertimbangkan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan Kota Semarang,

berbagai isu strategi serta permasalahan-permasalahan pembangunan daerah.

Mengacu pada isu-isu strategis dalam RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025 dan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2016, maka

Prioritas Pembangunan Kota Semarang Tahun 2016 adalah:

1. Peningkatan Kualitas SDM;

2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan;

3. Peningkatan Pelayanan Pendidikan;

4. Pengembangan Sistem Transportasi Berkelanjutan;

5. Tata Kelola & Reformasi Birokrasi;

6. Peningkatan Infrastruktur, Ekonomi & Daya Saing Daerah;

7. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup;

8. Pengembangan Teknologi dan Informasi;

9. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran.

Berdasarkan prioritas pembangunan dalam mewujudkannya, maka pada tahun

2016 ditetapkan beberapa kebijakan sebagai berikut :

1. Mewujudkan Sumberdaya Manusia Kota Semarang Yang Berkualitas, dengan

arahan prioritas sebagai berikut :

a. Peningkatan Kualitas Pendidikan;

b. Peningkatan Pelayanan Puskesmas dan RSUD;

c. Menuju Semarang Kota Sehat;

d. Peningkatan Kualitas Hidup Bermasyarakat;

e. Peningkatan Kegiatan dan Aktivitas Kemasyarakatan.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 47

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

2. Mewujudkan Tata Kepemerintahan yang baik (good governance) dan kehidupan

politik yang demokratis dan bertanggung jawab, dengan arahan prioritas sebagai

berikut :

a. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan;

b. Keterbukaan Informasi Publik;

c. Peningkatan Kualitas SDM Aparatur;

d. Peningkatan Sarana Prasarana dan Pelayanan Publik Berbasis IT.

3. Mewujudkan Kemandirian dan Daya Saing Daerah, dengan arahan prioritas

untuk peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan lokal yang

difokuskan pada :

a. Peningkatan produksi perikanan dan pertanian;

b. Pemberdayaan nelayan dan petani lokal;

c. Pemberdayaan dan peningkatan daya saing wirausaha, UMKM dan

Koperasi;

d. Pengembangan industry kecil dan menengah;

e. Peningkatan pasar-pasar tradisional;

f. Peningkatan kualitas destinasi wisata serta daya saingnya berbasis keunggulan

dan potensi yang dimiliki;

g. Peningkatan ketahanan pangan dengan memperhatikan perubahan pola

konsumsi dan budaya lokal masyarakat.

4. Mewujudkan Tata Ruang Wilayah dan Infrastruktur yang berkelanjutan, dengan

arahan prioritas sebagai berikut :

a. Peningkatan Infrastruktur, yang difokuskan pada Pengembangan Wilayah

Strategi dan Wilayah Pengembangan, Pengembangan Dekorasi Kota,

Peningkatan Layanan Air Minum;

b. Peningkatan dan Pengoptimalan sarana dan prasarana pengendalian banjir

dan rob;

c. Peningkatan Kualitas Wilayah, yang difokuskan pada Peningkatan RTH,

Peningkatan Pengelolaan Persampahan;

d. Peningkatan Ekosistem Pesisir dan Laut, yang difokuskan pada Pengadaan

Lahan Pesisir, Konservasi Pesisir;

e. Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan Hidup, yang difokuskan pada

Pengurangan Resiko Bencana, Adaptasi dan Mitigasi Dampak Perubahan

Iklim, Pengembangan Ekowisata;

f. Pengembangan Transportasi Massal, yang difokuskan pada Peningkatan

Layanan Angkutan Massal/ Bus Rapid Transfer (BRT), Pengadaan Bus

Sharing melalui Pengadaan Bus Sekolah;

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 48

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

g. Peningkatan Sarpras & Manajemen Transportasi, dengan fokus pada

kegiatan Pengoptimalan Terminal, Peningkatan ATCS, Rambu, APILL, dan

Peningkatan Pemanfaatan Kendaraan Tidak Bermotor.

5. Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat, dengan arahan prioritas sebagai

berikut :

a. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Warga Miskin;

b. Peningkatan Akses Modal & Peralatan bagi Usaha Produktif Warga Miskin;

c. Pemantapan Penurunan Angka Pengangguran;

d. Peningkatan Kesetaraan & Keadilan Gender.

3. TARGET DAN REALISASI BELANJA DAERAH

Target dan Realisasi Belanja Daerah adalah

Anggaran Rp. 4.414.701.354.680,-

Realisasi Rp. 3.931.979.128.661,- _

Selisih kurang Rp. (482.722.226.019,-)

Realisasi belanja sebesar 89,07 % atau kurang belanja sebesar 10,93 % dari

Anggaran Belanja Tahun 2016

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1 Belanja Tidak Langsung 1.641.349.152.800 1.518.488.621.149 (122.860.531.651) 92,51 1.361.662.523.163

2 Belanja Langsung 2.773.352.201.880 2.413.490.507.512 (359.861.694.368) 87,02 1.657.195.629.330

Belanja 4.414.701.354.680 3.931.979.128.661 (482.722.226.019) 89,07 3.018.858.152.493

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

Target dan Realisasi Belanja dapat dirinci sebagai berikut :

a. BELANJA TIDAK LANGSUNG

Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung adalah :

Anggaran Rp.1.641.349.152.800,-

Realisasi Rp.1.518.488.621.149,- _

Selisih kurang Rp (122.860.531.651,-)

Realisasi sebesar 92,51 % atau kurang belanja sebesar 7,49 % dari Anggaran

Belanja Tidak Langsung Tahun 2016.

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1 Belanja Pegawai 1.588.313.324.659 1.478.723.234.727 (109.590.089.932) 93,10 1.323.678.903.513

2 Belanja Bunga 0 0 0 0,00 0

3 Belanja Subsidi 0 0 0 0,00 0

4 Belanja Hibah 25.506.799.218 24.482.212.342 (1.024.586.876) 95,98 34.097.478.825

5 Belanja Bantuan Sosial 20.091.772.000 11.472.700.000 (8.619.072.000) 57,10 1.998.500.000

6 Belanja Bagi Hasil 0 0 0 0,00 0

7 Belanja Bantuan Keuangan 1.102.861.425 1.016.840.775 (86.020.650) 92,20 865.658.275

8 Belanja Tidak terduga 6.334.395.498 2.793.633.305 (3.540.762.193) 44,10 1.021.982.550

Belanja Tidak Langsung 1.641.349.152.800 1.518.488.621.149 (122.860.531.651) 92,51 1.361.662.523.163

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

Pemerintah Kota Semarang dalam Realisasi Belanja Daerah diupayakan

menghindari adanya pelampauan. Realisasi kurang dari target belanja apabila target

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 49

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

sasaran output terpenuhi berarti terjadi efisiensi. Adapun selisih kurang Belanja pada

Belanja Tidak langsung dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Belanja Pegawai :

Selisih kurang diakibatkan adanya pegawai pensiun, mutasi pegawai, pegawai

yang cuti dan meninggal. Kurang Belanja Pegawai terdapat pada setiap SKPD

dengan selisih terkecil di SKPD Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan terbesar

di SKPD Kecamatan Tugu.

b) Belanja Bunga :

Belanja Bunga tidak dianggarkan.

c) Belanja Subsidi

Belanja subsidi tidak dianggarkan.

d) Belanja Hibah

Pemberian hibah berdasarkan pada Permendagri nomor 39 tahun 2012 sebagai

perubahan Permendagri nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian

Hibah dan Bansos yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Serta ketentuan pasal 298 ayat (5) huruf d Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka

organisasi kemasyarakatan yang diperbolehkan untuk menerima hibah adalah

organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia. Sehingga

dikarenakan peraturan tersebut, maka SKPD pengelola Hibah lebih berhati-hati

dalam mengajukan pencairan Hibah. Di tahun 2016 selisih kurang hibah

disebabkan karena pencairan dana Hibah KONI yang sesuai dengan kebutuhan,

dan Pencairan Hibah OP PAUD terdapat 8 (delapan) lembaga PAUD yang

mengundurkan diri.

e) Belanja Bantuan Sosial :

Belanja bantuan sosial diberikan sesuai dengan ketentuan Permendagri nomor 39

tahun 2012 sebagai perubahan Permendagri nomor 32 tahun 2011 tentang

Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos yang Bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah.

Kebijakan Pemerintah dalam pemberian bantuan sosial diberikan secara selektif,

tidak terus menerus/tidak mengikat (pemberian bersifat tidak wajib dan tidak

harus diberikan tiap tahun), kecuali dalam keadaan tertentu serta memiliki

kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan

keuangan daerah. Di tahun 2016 selisih kurang berasal dari pencairan bantuan

sosial bersifat insidentil, hanya diberikan kepada warga semarang yang telah

terdaftar sebagai warga miskin meninggal dunia, warga kota Semarang yang

terkena musibah bencana alam. Sedangkan dana bantuan sosial Beasiswa

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 50

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

Fasilitasi SPP/SPI bagi siswa SD/MI, SMP/MTS dan SMA/SMK tidak terserap secara

keseluruhan disebabkan karena banyak siswa yang telah mendapatkan Dana

Program Indonesia Pintar (PIP) dari Pemerintah pusat .

f) Belanja Bantuan Keuangan :

Selisih kurang Belanja Bantuan Keuangan dikarenakan Partai Persatuan

Pembangunan tidak mengajukan permohonan pencairan disebabkan persyaratan

yang tidak lengkap yaitu kepengurusan partai yang belum definitif karena

menunggu surat dari Kemenkumham mengenai penetapan kepengurusan partai

secara definitif.

g) Belanja Tidak Terduga :

Belanja Tidak Terduga digunakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau

tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana

sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan

penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

B. BELANJA LANGSUNG

Target dan Realisasi Belanja Langsung adalah :

Anggaran Rp. 2.773.352.201.880,-

Realisasi Rp. 2.413.490.507.512,- -

Selisih kurang Rp. (359.861.694.368,-)

Atau kurang sebesar 87,02 % dari target Belanja Langsung Tahun 2016:

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1 Belanja Pegawai 238.598.116.330 218.919.199.418 (19.678.916.912) 91,75 133.048.408.412

2 Belanja Barang dan Jasa 1.304.835.060.980 1.167.854.403.278 (136.980.657.702) 89,50 838.106.540.994

3 Belanja Modal 1.229.919.024.570 1.026.716.904.816 (203.202.119.754) 83,48 686.040.679.924

Belanja Langsung 2.773.352.201.880 2.413.490.507.512 (359.861.694.368) 87,02 1.657.195.629.330

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

Keterangan kurang belanja pada Belanja Langsung sebagai berikut :

a) Belanja Pegawai :

Selisih kurang belanja pegawai disebabkan karena :

Sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan masing-masing SKPD. Kurang Belanja

Langsung Pegawai antara lain terdapat pada SKPD Sekretariat DPRD, Dinas Bina

Marga, Dinas PJPR, Dinas PSDA dan ESDM, Bappeda, Dishubkominfo,

Disnakertrans, DPKAD, dan RSUD.

b) Belanja Barang dan Jasa :

Pada belanja barang dan jasa selisih kurang disebabkan karena :

1) Belanja barang jasa disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan yang

dilaksanakan.

2) Pemakaian telepon, listrik, dan air disesuaikan dengan kebutuhan kedinasan.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 51

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

3) Pengadaan dan penyediaan ATK, komponen instalasi listrik/penerangan

bangunan kantor, dan pengadaan dan penyediaan peralatan gedung kantor

disesuaikan dengan harga pasar dan menyesuaikan dengan E-Catalog.

4) Adanya kegiatan yang dilaksanakan tetapi target dan penyerapan belanjanya

tidak mencapai 100% dan ada beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan atau

0% .

Kurang Belanja Barang dan Jasa antara lain terdapat pada SKPD Dinas PSDA dan

ESDM, Sekretariat DPRD, Dinas Pasar, Dinas Kebakaran,Dinas Pendidikan,

Bappeda, Dishubkominfo, DPKAD,Kesbangpolinmas, Disnakertrans, Bina Marga

dan Sekretariat Daerah

c) Belanja Modal :

Pada belanja modal selisih kurang belanja disebabkan karena :

1) Pembelian barang modal memiliki kualitas , kuantitas dan pelaksanaannya di

bawah standar indeks harga yang sudah ditentukan.

2) Belanja modal pengadaannya dilakukan secara selektif yaitu dengan

melakukan perbandingan harga yang menguntungkan bagi pemerintah

daerah yaitu melalui mekanisme lelang.

3) Belanja modal pengeluarannya sesuai kebutuhan.

4) Kegiatan yang tidak mencapai 100% antara lain terdiri dari SKPD : Dinas

Pendidikan, Dinas PSDA dan ESDM, RSUD, Bappeda, Disperindag,

Dishubkominfo, Sekretariat Daerah, DPKAD ,Kecamatan Pedurungan,

Sekretariat DPRD, Disnakertrans, Dinas Bina Marga, DKK, sedangkan kegiatan

yang tidak dilaksanakan (0%) yaitu dari SKPD : Dinas Bina Marga, Dinas PSDA

dan ESDM, RSUD, Dinas Tata Kota dan Perumahan, Dinas Pasar, Sekretariat

DPRD, Dinas PJPR, Bappeda dan Kecamatan Gajahmungkur.

4. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Permasalahan Belanja daerah yang timbul dalam pelaksanaan Tahun

Anggaran 2016 adalah masih adanya beberapa program dan kegiatan dari pusat

yang ditetapkan belum diikuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dengan

tepat waktu sehingga bila direalisasikan pelaksanaannya sering terbentur dengan

waktu dan kondisi di lapangan.

Solusi dalam Pengelolaan Belanja Daerah adalah melakukan koordinasi dan

komunikasi dalam rangka sinkronisasi program dan kegiatan dengan Petunjuk

Pelaksanaan (juklak) dari pusat.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 52

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

C. PEMBIAYAAN DAERAH

Pembiayaan daerah merupakan pembiayaan yang disediakan untuk

menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran

yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun

pada tahun-tahun berikutnya. Pembiayaan dalam struktur APBD merupakan akibat

dari penerapan surplus/defisit anggaran. Pembiayaan untuk menutup defisit anggaran

disebut sebagai penerimaan pembiayaan, sedangkan pembiayaan yang dilakukan

untuk memanfaatkan surplus disebut pengeluaran pembiayaan. Sehingga penyusunan

anggaran pembiayaan daerah akan dipengaruhi oleh kondisi surplus/defisit anggaran.

1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN

a. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan daerah pada tahun anggaran 2016 direncanakan akan

berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah (SiLPA). Penganggaran SilPA

Tahun Anggaran 2016 didasarkan pada :

Penghitungan SiLPA mengikat, yaitu SilLPA kegiatan di tahun anggaran 2015

yang telah ditentukan peruntukkannya dan harus dianggarkan kembali;

Perkiraan pelampauan pendapatan daerah di tahun 2015;

Perkiraan efisiensi belanja daerah dan yang tidak terserap sampai dengan

akhir tahun anggaran 2015.

b. Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan

Anggaran Rp. 1.194.348.850.680,-

Realisasi Rp. 1.194.348.650.680,- _

Selisih kurang Rp 200.000,-

Atau mencapai 100 % dari Target Penerimaan Pembiayaan Tahun 2016.

Penerimaan Pembiayaan adalah berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

(SILPA) Tahun 2015, yaitu sebesar Rp.1.194.348.650.680,-.

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran (SILPA)

1.194.348.850.680 1.194.348.650.680 200.000 100,00 1.073.208.844.976

2 Pencairan Dana Cadangan 0 0 0 0,00 0

3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan

0 0 0 0,00 0

4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0 0 0,00 0

5 Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman Daerah

0 0 0 0,00 0

6 Penerimaan Piutang Daerah 0 0 0 0,00 0

Penerimaan Pembiayaan 1.194.348.850.680 1.194.348.650.680 200.000 100,00 1.073.208.844.976

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 53

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN

a. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik

pada tahun anggaran berkenaan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Kebijakan pengeluaran pembiayaan dilaksanakan dengan tujuan tertentu sehingga

terdapat keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah.

b. Target dan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan

Anggaran Rp. 547.557.793.000,-

Realisasi Rp. 547.557.793.000,- -

Selisih Rp. 0,-

Atau mencapai sebesar 100 % dari Target Pengeluaran Pembiayaan Tahun 2016.

NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2015

1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0,00 0

2 Penyertaan Modal (Bank Jateng) 48.901.000.000 48.901.000.000 0 100,00 41.686.000.000

3 Penyertaan Modal (Dana Bergulir

UKM, LKM,dan Koperasi

2.350.000.000 2.350.000.000 0 100,00 0

4 Penyertaan Modal (PDAM) 492.005.508.000 492.005.508.000 0 100,00 0

5 Penyertaan Modal BPR/BKK 1.000.000.000 1.000.000.000,00 0 100,00 0

6 Penyertaan Modal Bank Pasar 2.000.000.000 2.000.000.000,00 0 100,00 0

7 Penyertaan Modal (Perusda

Percetakan)

1.124.945.000 1.124.945.000 0 100,00 0

9 Pembayaran Pokok

Utang(Pembayaran pengembalian

barang bukti perkara pidana)

176.340.000 176.340.000 0 100,00 874.742

10 Pemberian Pinjaman Daerah 0 0 0 0,00

Pengeluaran Pembiayaan 547.557.793.000 547.557.793.000 0 100,00 41.686.874.742

Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

D. SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN 2016

1. Kebijakan SILPA Tahun Berjalan.

Kebijakan SILPA pada tahun berjalan bahwa SILPA tahun berjalan dijadikan

pedoman dasar untuk pengambilan kebijakan pada perhitungan penyusunan RAPBD.

Apabila menghasilkan SILPA tahun berjalan positif, pemerintah daerah memanfaatkan

untuk menambah program dan kegiatan sesuai skala prioritas yang dibutuhkan

dan/atau pengeluaran pembiayan. Dan apabila SILPA tahun berjalan terjadi negatif

maka pemerintah daerah mengurangi bahkan menghapus pengeluaran pembiayaan

yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang

kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya.

2. Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2016.

sebagai berikut :

a. Realisasi Pendapatan Rp. 4.105.777.027.156

Realisasi Belanja Rp. 3.931.979.128.661

Surplus Anggaran Rp. 171.172.666.822

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 54

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

b. Realisasi Penerimaan Pembiayaan Rp. 1.194.348.650.680

Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Rp. 547.557.793.000

Surplus Pembiayaan Rp. 646.790.857.680

c. Sisa Lebih Pembiayaan Rp. 817.963.524.502

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2016 sebesar Rp. 817.963.524.502,-

terdiri dari :

1. Over Target Pendapatan sebesar Rp.335.241.298.483,-

2. Sisa Belanja sebesar Rp. 482.722.226.019,- terdiri dari :

A. Sisa belanja Dana Perimbangan/Dana Transfer sebesar 133.099.145.265 yang

berasal dari dana-dana yang sifatnya khusus dan sesuai dengan ketentuan

tidak dapat digunakan untuk membiayai program dan kegiatan yang lain

maupun sisa dana yang bersifat umum atau bebas penggunaannya untuk

mendanai program dan kegiatan.

Rincian Silpa dari Dana Perimbangan/Dana Transfer adalah sebagai berikut :

1. Silpa DBHCHT tahun 2016 sebesar Rp. 1.155.702.550,- akan dianggarkan

kembali pada APBD perubahan 2017.

2. Silpa DAK terdiri dari :

a). Bidang Pendidikan, pada Dinas Pendidikan.

1) DAK Fisik

- silpa dari tahun 2010 – 2015 sebesar Rp. 79.969.299.423,- yang

dianggarkan dan dilaksanakan tahun 2016, masih terdapat silpa

Rp. 49.257.532.423,- yang terdiri :

SD Rp. 24.817.121.000,-

SMP Rp. 24.440.411.423,-

Silpa sebesar tersebut telah dianggarkan kembali pada APBD

tahun 2017.

- Silpa tahun 2016 sebesar Rp. 744.816.000,- dan dianggarkan

kembali pada APBD perubahan 2017.

2) DAK Non Fisik

- Dana Tunjangan Profesi Guru ( Dana TP Guru ) PNSD Tahun 2016

terdapat silpa sebesar Rp. 35.383.458.497,- dan dianggarkan

kembali pada APBD tahun 2017.

- Dana Tambahan Penghasilan Guru ( DTP Guru ) PNSD tahun 2016

terdapat silpa sebesar Rp. 3.715.750.000,- dan dianggarkan

kembali pada APBD tahun 2017.

- PAUD tahun 2016 terdapat silpa sebesar Rp. 179.524.200,- dan

akan dianggarkan kembali pada APBD perubahan tahun 2017.

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 55

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

b) Bidang Kesehatan pada :

1) RSUD.

a. Silpa DAK Tambahan 2015 yang dianggarkan dan

dilaksanakan tahun 2016 yang terdiri dari :

- UD (Urusan Daerah), sebesar Rp. 8.000.000.000,-

setelah dilaksanakan di 2016 masih terdapat silpa Rp.

55.250.000,-

- P3K2 (Program Percepatan Pembangunan Kabinet Kerja),

tahun 2015 sebesar Rp. 6.879.189.391,- setelah

dilaksanakan di 2016 masih terdapat silpa Rp.

625.190.369,-

b. Silpa DAK Fisik tahun 2016 sebesar Rp. 468.449.987,-

Seluruh silpa RSUD tersebut akan dianggarkan kembali pada

APBD perubahan tahun 2017 yaitu sebesar Rp.

1.148.890.356,-

2) DKK.

a. DAK Non Fisik

Tahun 2016 terdapat silpa dak Non Fisik sebesar

Rp. 1,945.211.809,- dengan rincian sebagai berikut :

1. BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Rp. 75.205.000,-

2. Akreditasi Puskesmas Rp. 318.769.029,-

3. Jampersal Rp.1.551.237.780,-

b. DAK Fisik

Tahun 2016 terdapat silpa sebesar Rp. 142.846.451,- Seluruh

silpa tersebut akan dinggarkan kembali pada APBD

perubahan 2017.

3) Bapermas

a. DAK Non Fisik yaitu BOKB (Bantuan Operasional Keluarga

Berencana) tahun 2016 terdapat silpa Rp. 221.924.700,-

b. DAK Fisik, tahun 2016 terdapat silpa Rp. 12.528.000,-

Seluruh silpa tersebut akan dianggarkan kembali di APBD

Perubahan tahun 2017.

c). Bidang Infrastruktur Air Minum.

Pada PSDA Silpa tahun 2015 Rp. 869.168.543,- yang telah

dianggarkan pada APBD Perubahan 2016 tidak dilaksanakan karena

rencana akan digunakan bersama anggaran DAK tahun 2016, namun

berdasarkan SE Menteri Keuangan Nomor SE. 10/MK . 07/2016

tentang Pengurangan /Pemotongan Dana Alokasi Khusus Fisik secara

mandiri Tahun Anggaran 2016 maka Walikota Semarang membuat

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 56

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

surat kepada DJPK dengan Nomor 910/2081 tanggal 28 April 2016

tentang Pemotongan DAK 10% maka untuk bidang tersebut di

nolkan.

d). Bidang Infrastruktur , pada Dinas Bina Marga.

1. Silpa 2015 yang dilaksanakan pada APBD Perubahan 2016 sebesar

Rp. 635.717.002,- masih terdapat silpa Rp. 2,-

2. Untuk DAK – IPD (Infrastruktur Publik Daerah) tahun 2016 dari

alokasi anggaran Rp. 25.751.375.000,- Pemerintah Kota Semarang

hanya bisa menyerap anggaran s/d triwulan III yaitu sebesar Rp.

20.601.100.000,- namun dari anggaran Output telah tercapai dan

masih terdapat silpa Rp. 299.415.000,-

e). Bidang Transportasi pada Dinas Perhubungan,

1. melaksanakan silpa akumulasi s/d tahun 2015 ditambah dari silpa

bidang-bidang lain total sebesar Rp. 102.764.039,- di tahun 2016

dan masih terdapat silpa Rp. 646.639,-

2. Untuk pelaksanaan alokasi DAK tahun 2016, terdapat silpa sebesar

Rp. 16.465.000,- seluruh silpa tersebut akan dianggarkan kembali

pada APBD Perubahan 2017.

f). Bidang Lingkungan Hidup pada BLH

1. Silpa tahun 2015 yang dianggarkan dan dilaksanakan di tahun

2016 masih terdapat silpa Rp. 3.065.550,-

2. Alokasi DAK tahun 2016 masih terdapat silpa Rp. 149.577.431,

Seluruh silpa tersebut akan dianggarkan kembali pada perubahan

APBD 2017.

g). Bidang Kehutanan pada bidang Dinas Pertanian.

Melaksanakan silpa akumulasi s/d 2015 ditambah dari silpa bidang

lain, total silpa Rp. 155.616.000,- yang dianggarkan dan dilaksanaka

di tahun 2016. Serta masih terdapat silpa di tahun 2016 Rp.

4.166.940,-

h). Bidang Perdagangan pada Dinas Perdagangan.

Pelaksanaan alokasi DAK tahun 2016 sebesar Rp. 3.150.000.000,-

masih terdapat silpa Rp.153.539.802,-

3. Dana Bantuan Keuangan Provinsi.

1) Silpa Luncuran tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 157.500.000,- yang

dilaksanakan tahun 2016, masih terdapat silpa Rp. 130.891.000,-

dengan penjelasan kegiatan bantuan fasilitasi penelitian IPA & IPS

siswa SMA, RSBI sebesar Rp. 40.000.000,- tidak dapat dilaksanakan

karena terkendala nomenklatur kegiatan dan kegiatan bantuan

BA

B I

II

KE

BIJ

AK

AN

UM

UM

PE

NG

ELO

LAA

N K

EU

AN

GA

N D

AE

RA

H

Hal. 57

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

pembangunan RKB SMA/SMK sebesar Rp. 90.000.000,- . Tidak dapat

dilaksanakan karena keterbatasan waktu pelaksanaan, mengingat

penganggaran silpa ada pada APBD Perubahan 2016. Sedangkan silpa

Rp. 891.000,- merupakan efisiensi kegiatan.

2) Silpa Luncuran Tahun 2014 sebesar Rp. 400.000.000,-, dianggarkan

pada APBD perubahan 2016, hanya terealisasi Rp. 40.000.000,-,

sehingga masih terdapat silpa Rp. 360.000.000,- dengan penjelasan

keterbatasan waktu pelaksanaan & regulasi belum memungkinkan.

3) Silpa Luncuran Tahun 2015 sebesar Rp. 40.000.000,- dianggarkan

pada APBD perubahan 2016, masih terdapat silpa Rp. 1.220.000,-

karena efisiensi kegiatan.

4) Tahun 2016, dari realisasi Bantuan keuangan sebesar Rp.

41.924.244.000,-, masih terdapat silpa Rp. 6.468.002.100,-, dengan

penjelasan adanya efisiensi kegiatan sebesar Rp. 6.378.002.100,- dan

Rp. 90.000.000,- tidak dilaksanakan adalah karena bantuan tersebut

untuk SMA& SMK yang fungsinya beralih ke Provinsi.

4. Pajak Rokok

Silpa Pajak Rokok sampai dengan tahun 2016 sebesar Rp. 30.612.726.632,-

dan belum dianggarkan kembali di tahun 2017 terdiri :

1) Silpa s/d tahun 2015 Rp. 9.388.143.020,- baru dianggarkan pada

APBD murni 2016 sebesar Rp. 1.526.152.788,- sehingga masih ada

silpa sebesar Rp. 7.861.990.232,-

2) Silpa 2016 sebesar Rp. 22.750.736.400,- karena pada tahun 2016,

baru mengalokasikan anggaran belanja dari pajak rokok sebesar Rp.

5.836.928.500,-

5. Dana Insentif Daerah (DID)

Dari Silpa tahun 2015 Rp. 2.686.972.200,-, dianggarkan dan dilaksanakan di

tahun 2016 oleh Dinas Pendidikan masih terdapat silpa Rp. 122.075.140,-

B. Sisa belanja diluar Dana Perimbangan/Dana Transfer sebesar

Rp.349.623,080.754,- terdiri dari :

- Kegiatan yang tidak dilaksanakan (0%) sebesar Rp.16.601.278.500,- antara

lain pada SKPD Dinas PSDA dan ESDM, Dinas Bina Marga, Sekretariat DPRD,

Dinas Pasar, Dinas PJPR, Bappeda, RSUD dan Kecamatan Gajahmungkur.

- Selisih HPS dengan nilai kontrak sebesar Rp.63.520.390.825,-

- Efisiensi atau sisa dari program atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh

SKPD sebesar Rp.269.501.411.429,-