KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN...
Transcript of KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN...
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 16
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas
keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan perundangan-undangan.
Sasaran pertanggungjawaban ini adalah laporan keuangan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang
oleh instansi pemerintah sedangkan transparansi dibangun atas dasar kebebasan
memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, informasi yang
berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka
yang membutuhkan.
Implementasinya adalah seluruh pertanggungjawaban atas pengelolaan
keuangan daerah hendaknya diwujudkan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan
keuangan tersebut harus disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) berbasis akrual sebagaimana dipersyaratkan oleh PP No. 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang dinyatakan dalam bentuk
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah Pasal 34 ayat (1) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang terakhir kali diubah
dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah pasal 83 mengamanatkan bahwa Kepala Daerah menyusun rancangan
Kebijakan Umum APBD (KUA) berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang
ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Penyusunan APBD Tahun Anggaran
2016 diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2016.
Dalam penyusunan APBD Pemerintah sesuai mekanismenya maka terlebih
dahulu disusun Dokumen KUA. Dokumen KUA Tahun Anggaran 2016 Kota Semarang
disusun berdasarkan RKPD Kota Semarang Tahun 2016 yang merupakan RKPD yang
penyusunannya berpedoman pada RPJPD Kota Semarang Tahun 2005 – 2015 karena
RPJMD periode ketiga (2016-2020) belum ditetapkan.
Dokumen KUA merupakan dokumen yang memuat target pencapaian kinerja
yang terukur dari program dan kegiatan pembangunan pada tahun 2016 untuk setiap
urusan Pemerintahan Daerah. Dokumen KUA juga memuat kondisi ekonomi makro
daerah, asumsi penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD), kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan
pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya yang memuat langkah- langkah
konkrit dalam pencapaian target yang ditetapkan.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 17
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Anggaran Pendapatan Daerah Kota Semarang tahun 2016, terdiri dari:
1. Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 1.337.039.529.000,-
2. Dana Perimbangan sebesar Rp. 1.447.698.516.000,-
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Rp. 983.172.252.000,-
Total Pendapatan Daerah sebesar Rp. 3.767.910.297.000,-
1. Kebijakan Pendapatan
Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah
Asumsi makro ekonomi yang digunakan Kota Semarang membutuhkan
biaya yang cukup besar dalam upaya memacu pembangunan, sehingga perlu
menggali Pendapatan Daerah terutama potensi sumber-sumber Pendapatan Asli
Daerah secara optimal dari seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
terkait. Pendapatan Daerah Kota Semarang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang sah.
Kontribusi PAD terhadap APBD Kota Semarang bersumber dari objek-objek
pendapatan yang terdiri atas Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.
Pendapatan Asli Daerah merupakan cerminan kemampuan dan potensi daerah,
sehingga besarnya penerimaan PAD dapat mempengaruhi kualitas otonomi
daerah yang menuntut ketergantungan dengan Pemerintah Pusat semakin
berkurang.
Dana Perimbangan merupakan sumber Pendapatan Daerah yang berasal
dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah
dalam mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah utamanya
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik.
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah merupakan bagi hasil dari
Pemerintah Daerah lainnya dan pendapatan dari pengelolaan aset yang dimiliki
Pemerintah Daerah. Berdasarkan kondisi tersebut, maka Kebijakan Pendapatan
Daerah Kota Semarang Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1) Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2016
merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian
serta dasar hukum penerimaannya.
2) Penganggaran pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) dilaksanakan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Penganggaran penerimaan dari pajak dan retribusi dilaksanakan melalui
intensifikasi dan ekstensifikasi obyek pajak dan retribusi yang tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan potensi yang ada.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 18
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Penganggaran pendapataan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dilaksanakan dengan memperhatikan rasionalitas dengan
memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan serta
memperhatikan perolehan manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat
lainnya dalam jangka waktu tertentu.
Penganggaran Lain-Lain PAD Yang Sah dilaksanakan dengan
memperhatikan realisasi kinerja capaian pendapatan tahun sebelumnya
dan ketentuan yang mengatur tentang substansi rincian obyek
pendapatan terkait. Penganggaran pendapatan dana kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
dilaksanakan dengan mempedomani aturan dan ketentuan yang berlaku.
Rencana pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) disusun sesuai dengan
Rencana Bisnis Anggaran.
3) Penataan performance budgeting melalui penataan sistem penyusunan dan
pengelolaan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian kinerja
secara efisien, efektif dan berkesinambungan.
4) Penganggaran pendapatan yang berasal dari pos Dana Perimbangan disusun
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) dialokasikan sesuai Peraturan
Presiden tentang Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi, Kabupaten, dan
Kota Tahun Anggaran 2016.
Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) dianggarkan sesuai Peraturan
Menteri Keuangan tentang Alokasi DAK Tahun Anggaran 2016.
Penganggaran pendapatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
(DBHCHT) dianggarkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan
Gubernur mengenai Alokasi Sementara DBH-Pajak Tahun Anggaran 2016.
Karena Peraturan Menteri Keuangan atau Peraturan Gubernur yang
mengatur alokasi pagu definitive DBHCHT belum keluar pada saat
disusunnya KUA ini, maka alokasi DBHCHT ditetapkan dengan
memperhatikan alokasi DBHCHT di tahun anggaran 2012, tahun anggaran
2013 dan tahun anggaran 2014.
5) Penganggaran pos Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah dilaksanakan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pendapatan pada pos Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi yang berasal
dari Pajak Rokok.
Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi yang berasal dari bagi
Hasil Pajak Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil dari Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 19
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Bermotor serta Bagi Hasil Pajak dari Pajak Air Permukaan disusun dengan
mempertimbangkan realisasi alokasi di tahun 2015.
Pendapatan yang berasal dari Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan
Tunjangan Profesi Guru PNSD.
Pendapatan yang berasal dari Dana Insentif Daerah.
Pendapatan daerah yang bersumber dari Bantuan Keuangan Provinsi,
baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus.
Kebijakan APBD perubahan Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1) Melakukan optimalisasi peningkatan pendapatan melalui perkiraan yang
terukur secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi pendapatan asli
daerah sampai dengan semester I tahun 2016;
2) Penyesuaian kebijakan dana perimbangan yang bersumber dari pemerintah
pusat maupun provinsi. Pada Perubahan APBD TA 2016 ini terdapat
pemangkasan dana transfer sebesar total Rp. 314.971.502.000 yang meliputi
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil.
3) Penyesuaian terhadap alokasi Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Tengah yang
belum dimasukkan pada APBD TA 2016 karena APBD TA 2016 Kota Semarang
yang ditetapkan lebih dulu daripada APBD TA 2016 Provinsi Jawa Tengah.
4) Penyesuaian terhadap Hibah dari Pemerintah Pusat untuk penyelesaian utang
PDAM.
2. Target dan Realisasi Pendapatan
Upaya-upaya untuk mencapai target pendapatan daerah pada tahun 2016
dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut:
1) Meningkatkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan sesuai kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Semarang
dengan memerhatikan potensi pendapatan yang ada dengan tetap
mendasarkan kepada aspek pelayanan, keadilan, serta kepentingan umum;
2) Meningkatkan kualitas pelayanan melalui penyediaan sarana dan prasarana
untuk memudahkan masyarakat dalam membayarkan kewajibannya kepada
Pemerintah Kota Semarang
3) Meningkatkan kapasitas aparatur pemungut serta sistem prosedur
administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah yang cepat, sederhana
dan akuntabel;
4) Meningkatkan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat dan wajib
pajak/retribusi untuk memenuhi kewajibannya membayar pajak dan retribusi
daerah sesuai ketentuan yang berlaku;
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 20
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
5) Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan
daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang diikuti dengan
peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan;
6) Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah;
7) Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan Rencana
Bisnis Anggaran untuk berkontribusi terhadap pendapatan Pemerintah Kota
Semarang. Upaya-upaya yang dilakukan dalam pencapaian target pendapatan
daerah adalah sebagai berikut : Membenahi manajemen data penerimaan
Pendapatan Asli Daerah;
Secara umum di Tahun 2016 Realisasi Pendapatan Pemerintah Kota Semarang
telah mencapai target, bahkan beberapa pendapatan realisasinya melampaui target.
Namun masih terdapat jenis pendapatan yang realisasinya belum mencapai target.
Adapun Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 2016 sebagai berikut :
Target Pendapatan Rp. 3.767.910.297.000,-
Realisasi Pendapatan Rp. 4.103.151.795.483,- _
Selisih lebih Rp. 335.241.498.483,-
Realisasi Pendapatan mencapai 108,90 % dari target Pendapatan Tahun 2016.
Target dan Realisasi pendapatan secara rincian adalah sebagai berikut :
NO JENIS PENDAPATAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1. Pendapatan Asli Daerah 1.337.039.529.000 1.491.645.900.065 154.606.371.065 111,56 1.244.594.020.738
2. Dana Perimbangan 1.447.698.516.000 1.644.277.729.716 196.579.213.716 113,58 1.270.371.271.674
3. Lain-lain Pendapatan yang Sah. 983.172.252.000 967.228.165.702 (15.944.086.298) 98,38 875.207.156.305
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 3.767.910.297.000 4.103.151.795.483 335.241.498.483 108,90 3.390.172.448.717
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
a) Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan pendapatan yang berasal dari pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut :
Target Rp. 1.337.039.529.000,-
Realisasi Rp. 1.491.645.900.065,- _
Selisih Lebih Rp. 154.606.371.065,-
Realisasi PAD mencapai 111,56 % dari target PAD Tahun 2016.
NO JENIS PENDAPATAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1. Pendapatan Pajak Daerah 886.964.751.000 1.006.487.472.776 119.522.721.776 113,48 816.208.853.784
2. Pendapatan Retribusi Daerah 127.522.601.000 121.124.927.429 (6.397.673.571) 94,98 89.728.179.483
3. Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan
51.979.633.000 52.309.979.748 330.346.748 100,64 10.530.576.700
4. Lain-lain PAD yang Sah 270.572.544.000 311.723.520.112 41.150.976.112 115,21 328.126.410.771
JENIS PENDAPATAN ASLI DAERAH
(PAD) 1.337.039.529.000 1.491.645.900.065 154.606.371.065 111,56 1.244.594.020.738
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 21
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Rincian Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut :
1) Pajak Daerah :
Pajak Daerah adalah PAD yang tarifnya diatur dengan Peraturan Daerah (Perda)
Kota Semarang.Pengelolaan Pajak dilakukan oleh SKPD Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang.
Adapun Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah tahun 2016 adalah :
Target Rp. 886.964.751.000,-
Realisasi Rp. 1.006.487.472.776,- _
Selisih lebih Rp. 119.522.721.776,-
Realisasi Pajak Daerah mencapai 113,48 % dari target Pajak Daerah Tahun 2016.
Rincian Pajak Daerah adalah sebagai berikut :
NO JENIS PENDAPATAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1. Pajak Hotel 56.356.000.000 66.374.406.216 10.018.406.216 117,78 55.445.095.950
2. Pajak Restoran 87.500.000.000 91.789.276.983 4.289.276.983 104,90 78.155.642.554
3. Pajak Hiburan 17.000.000.000 17.601.177.831 601.177.831 103,54 15.728.927.946
4. Pajak Reklame 28.135.001.000 29.428.875.424 1.293.874.424 104,60 25.910.827.083
5. Pajak Penerangan Jalan 186.000.000.000 189.895.462.761 3.895.462.761 102,09 185.505.501.940
6. Pajak Pengambilan Bahan
Galian Golongan C
200.000.000 105.999.850 (94.000.150) 53,00 120.188.240
7. Pajak Parkir 10.000.000.000 11.379.780.905 1.379.780.905 113,80 9.574.487.370
8. Pajak Air Tanah 5.343.750.000 6.296.980.828 953.230.828 117,84 5.543.419.678
9. Pajak Sarang Burung Walet 50.000.000 750.000 (49.250.000) 1,50 0
10. Pajak BPHTB 254.505.000.000 331.793.233.942 77.288.233.942 130,37 232.877.793.324
11. Pajak PBB 241.875.000.000 261.821.528.036 19.946.528.036 108,25 207.346.969.699
PAJAK DAERAH 886.964.751.000 1.006.487.472.776 119.522.721.776 113,48 816.208.853.784
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
2) Retribusi Daerah
Retribusi Daerah adalah PAD yang tarifnya telah diatur dengan Perda dan
pemungutan Retribusi ini berhubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh
Pemerintah Kota Semarang. Pengelolaan Pendapatan Retribusi dan
Pemungutannya dilakukan oleh SKPD penghasil.
Target dan Realisasi Retribusi Daerah adalah :
Target Rp. 127.522.601.000,-
Realisasi Rp. 121.124.927.429,- _
Selisih kurang Rp. ( 6.397.673.571,-)
Realisasi Retribusi Daerah mencapai 94,98 % dari target Retribusi Daerah Tahun
2016. Rincian Penerimaan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1. DINAS KESEHATAN 3.548.453.000 3.876.771.000 328.318.000 109,25 3.564.854.400
Retribusi Pelayanan Kesehatan 3.548.453.000 3.876.771.000 328.318.000 109,25 3.564.854.400
2. DINAS BINA MARGA 0 56.000.000 56.000.000 100,00 45.000.000
Retr. Ijin Persewaan Alat Berat 0 56.000.000 56.000.000 100,00 45.000.000
3. DINAS PSDA & ESDM 0 0 0 0 1.140.000
Retr. Ijin Persewaan Alat Berat
0 0 0 0 1.140.000
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 22
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
4. DINAS KEBAKARAN 113.140.000 187.522.500 74.382.500 165,74 183.897.500
Retr.Pemeriksaan Alat
Pemadam Kebakaran
101.390.000 157.272.500 55.882.500 155,12 115.147.500
Retr.Pemakaian Kekayaan
Daerah
11.750.000 30.250.000 18.500.000 257,45 68.750.000
5. DINAS TATA KOTA &
PERUMAHAN
37.861.560.000 28.622.046.900 (9.239.513.100) 75,60 24.061.757.000
Retr.Pelayanan Pemakaman &
Pengabuan Myt
654.691.000 849.052.000 194.361.000 129,69 696.904.000
Retr.Penggantian Biaya Cetak
Peta
1.667.097.000 1.345.473.000 (321.624.000) 80,71 1.586.986.500
Retr. Ijin Pemakaian Kekayaan
Daerah
1.224.328.000 1.695.910.000 471.582.000 138,52 840.697.500
Retr. Ijin Mendirikan Bangunan 26.119.175.000 19.259.130.800 (6.860.044.200) 73,74 15.811.316.600
Retr. Ijin Gangguan / Keramaian 8.196.269.000 5.472.481.100 (2.723.787.900) 66,77 5.125.852.400
6. PENERANGAN JALAN & P.
REKLAME
6.000.000.000 6.489.987.250 489.987.250 108,17 5.887.733.480
Retr.Pemakaian Kekayaan
Daerah
6.000.000.000 6.489.987.250 489.987.250 108,17 5.887.733.480
7. DISHUB KOMINFO 18.819.671.000 16.567.163.475 (2.252.507.525) 88,03 11.620.435.250
Retr. Pelayanan Parkir Tepi
Jalan Umum
3.850.000.000 3.012.751.000 (837.249.000) 78,25 2.804.290.000
Retr. Pengujian Kendaraan
Bermotor
6.040.753.375 6.043.205.700 2.452.325 100,04 6.119.204.000
Retr. Pengendalian Menara
Telekomunikasi
2.000.000.000 487.690.150 (1.512.309.850) 24,38 0,00
Retr.Pemakaian Kekayaan
Daerah
5.308.495.625 5.308.495.625 - 100,00 1.364.420.750
Retr. Terminal 1.147.860.000 904.826.000 (4.403.669.625) 78,83 645.988.500
Retr.Tempat Khusus Parkir 397.412.000 731.620.000 (416.240.000) 184,10 617.382.000
Retr. Ijin Trayek 75.150.000 78.575.000 3.425.000 104,56 69.150.000
8. BADAN LINGKUNGAN HIDUP 393.050.000 525.450.000 132.400.000 133,69 331.900.000
Retr.Hasil Sewa Laboratorium
Air
393.050.000 525.450.000 132.400.000 133,69 331.900.000
9. DINAS KEBERSIHAN &
PERTAMANAN
12.597.919.000 15.373.320.500 2.775.401.500 122,03 14.384.499.286
Retr.Pelayanan Persampahan 11.568.165.000 15.167.582.500 3.599.417.500 131,11 14.059.141.286
Retr. Penyedotan Kakus 189.754.000 205.738.000 15.984.000 108,42 199.358.000
Retr. Sewa Lapangan Simpang
Lima
840.000.000 0 (840.000.000) 0 126.000.000
10. D. SOSIAL PEMUDA &
OLAHRAGA
1.818.760.000 2.036.930.000 218.170.000 112,00 1.641.669.500
Retr.Pemakaian Kekayaan
Daerah
768.520.000 1.011.105.000 242.585.000 131,57 698.850.000
Retr.Tempat Rekreasi & Olah
Raga
1.050.240.000 1.025.825.000 (24.415.000) 97,68 942.819.500
12. DINAS TENAGA KERJA &
TRANSMIGRASI
3.500.000.000 3.408.400.050 (91.599.950) 97,38 3.694.595.700
Retr. Perpanjangan Ijin
Memperkerjakan Tenaga Kerja
Asing
3.500.000.000 3.408.400.050 (91.599.950) 97,38 3.694.595.700
13. DINAS KEBUDAYAAN DAN
PARIWISATA
6.057.952.000 5.914.603.300 (143.348.700) 97,63 4.955.301.700
Retr.Pemakaian Kekayaan
Daerah
1.107.947.000 2.265.864.300 1.157.917.300 204,51 780.255.200
Retr.Tempat Penginapan/
Pesanggrahan/Villa
469.000.000 372.200.000 (96.800.000) 79,36 417.400.000
Retr.Tempat Rekreasi &
Olahraga
4.481.005.000 3.276.539.000 (1.204.466.000) 73,12 3.757.646.500
14. SEKRETARIAT 798.627.000 823.486.000 24.859.000 103,11 899.573.000
Retr. Pemakaian Kekayaan
Daerah
109.495.000 119.200.000 9.705.000 108,86 118.700.000
Retr.Tempat Penginapan /
Villa
689.132.000 704.286.000 15.154.000 102,20 780.873.000
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 23
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
15. D P K A D 21.084.047.000 24.084.560.360 3.000.513.360 114,23 4.037.436.321
Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah
21.084.047.000 24.084.560.360 3.000.513.360 114,23 4.037.436.321
Retr.Sewa Aset Tanah 6.671.787.000 7.533.797.578 862.010.578 112,92 2.245.739.139
Retr.Sewa Lahan Jembatan
Ciputa-Anggrek
22.973.000 22.973.425 425 100,00 20.884.932
Sewa Lahan Jembatan Ciputa-
Achmad Dahlan
160.179.000 202.728.657 42.549.657 126,56 180.203.250
Retr.Kerjasama Lantai dasar
Pertokoan Simp.5
242.037.000 715.734.000 473.697.000 295,71 349.609.000
Retr.Kerjasana Bengkok
Pujasera Ngaliyan
34.625.000 41.000.000 6.375.000 118,41 41.000.000
Retr.Kerjasana PT. NARPATI 580.000.000 1.740.000.000 1.160.000.000 300,00 0
Retr.Sewa Lahan Sam Po Kong 39.235.000 132.420.000 93.185.000 337,50 0
Retr.Sewa Lahan Tk. Roti
Purimas
29.282.000 144.477.700 115.195.700 493,40 0
Retr.Sewa Lapangan Golf 1.350.000.000 1.550.000.000 200.000.000 114,81 1.200.000.000
Retr.Sewa Lahan Dr.Cipto
PT.Indosat
55.995.000 55.995.000 0 100,00 0
Retr.Sewa Lahan PT. Tirto
Podo Moro
55.500.000 103.000.000 47.500.000 185,59 0
Retr.Sewa Lahan PT. XL Axiata
Tbk
55.995.000 55.995.000 0 100,00 0
Retr.Sewa Lahan Hotel
Tentrem
11.786.439.000 11.786.439.000 0 100,00 0
16. DINAS KELAUTAN &
PERIKANAN
70.477.000 80.850.915 10.373.915 114,72 85.076.625
Pemakaian Kekayaan Daerah 32.035.000 42.339.000 10.304.000 132,16 48.570.000
Retr. Tempat pelelangan Ikan 38.442.000 38.511.915 69.915 100,18 36.506.625
17. DINAS PASAR 14.858.945.000 13.077.835.179 (1.781.109.821) 88,01 14.333.309.721
Retr. Pelayanan Pasar 9.370.366.000 9.305.604.465 (64.761.535) 99,31 10.406.375.343
Retr.Pemakaian Kekayaan
Daerah
5.488.579.000 3.772.230.714 (1.716.348.286) 68,73 3.926.934.378
RETRIBUSI DAERAH 127.522.601.000 121.124.927.429 (6.397.673.571) 94,98 89.728.179.483
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah (HPKD) yang dipisahkan :
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan adalah PAD yang berasal
dari pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kota Semarang
pada Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah.Pendapatan ini dikelola
dan diterima melalui Sekretariat Daerah Kota Semarang.
Target dan Realisasi HPKD yang dipisahkan adalah :
Target Rp. 51.979.633.000,-
Realisasi Rp. 52.309.979.748,- -
Selisih lebih Rp. 330.346.748,-
Realisasi HPKD mencapai 100,64 % dari target HPKD yang dipisahkan Tahun
2016. Rincian Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan adalah
sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Perusahaan Daerah RPH & BHP 150.000.000 77.623.330 (72.376.670) 51,75 0
2 Perusahaan Daerah Percetakan 210.000.000 120.038.570 (89.961.430) 57,16 69.361.514
3 Perusahaan Daerah Bank Pasar 368.280.000 249.489.648 (118.790.352) 67,74 91.006.744
4 Perusahaan Daerah BPR / BKK 1.251.353.000 1.071.546.959 (179.806.041) 85,63 1.035.606.835
5 Bank Jateng Cabang Semarang 50.000.000.000 50.791.281.241 791.281.241 101,58 9.334.601.607
JUMLAH 51.979.633.000 52.309.979.748 330.346.748 100,64 10.530.576.700
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 24
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
4) Lain-lain PAD yang Sah :
Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah adalah penerimaan yang berasal dari 7
(tujuh) Satuan Perangkat Kerja (SKPD) Kota Semarang yaitu Dinas Kesehatan
Kota, RSUD, Dinas Perhubungan dan Kominfo, Dinas Sosial, Pemuda dan Olah
raga, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Kelautan dan
Perikanan dan Dinas Pertanian
Target Rp. 270.572.544.000,-
Realisasi Rp. 311.723.520.112,-
Selisih lebih Rp. 41.150.976.112,-
Realisasi Lain-lain PAD yang Sah mencapai 115,21 % dari target Lain – lain PAD
yang sah Tahun 2016. Lain – lain PAD yang Sah dapat dirinci sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1. DINAS KESEHATAN KOTA 27.720.627.000 28.928.389.955 1.207.762.955 104,36 29.224.121.000
Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional pada FKTP
27.720.627.000 28.928.389.955 1.207.762.955 104,36 29.224.121.000
2. RUMAH SAKIT UMUM 132.000.000.000 130.264.266.621 (1.735.733.379) 98,69 118.549.358.953
Pendapatan BLUD RSUD Kota
Semarang
132.000.000.000 130.264.266.621 (1.735.733.379) 98,69 118.549.358.953
3. DISHUB KOMINFO 27.611.643.000 22.661.268.137 (4.950.374.863) 82,07 23.498.212.750
Fasilitas Umum 278.058.000 251.306.500 (26.751.500) 90,38 251.869.250
Penr.lain2 BLU 27.333.585.000 22.409.961.637 (4.923.623.363) 81,99 23.246.343.500
4. DINAS KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL
489.800.000 384.900.000 (104.900.000) 78,58 871.900.000
Pendapatan Denda Administrasi
Kependudukan
489.800.000 384.900.000 (104.900.000) 78,58 871.900.000
5. D P K A D 82.072.436.000 130.836.857.571 48.764.421.571 159,42 154.961.698.693
Pelepasan Hak Atas Tanah 100.000.000 0 (100.000.000) 0,00 0
Penj.Peralatan/ Perlengk.Kant.
Yg tdk terpakai
200.000.000 1.379.824.770 1.179.824.770 689,91 1.931.938.925
Jasa Giro Kas Daerah 18.961.903.000 19.823.411.810 861.508.810 104,54 30.346.141.136
Rekening Deposito pada Bank 56.991.249.000 59.778.995.932 2.787.746.932 104,89 56.044.693.347
Pendapatan dari Pengembalian
kerugian daerah
4.634.070.000 4.634.070.387 387 100,00 -
Pendapatan dari Pengembalian
hibah KPU
1.115.214.000 0 (1.115.214.000) 0,00 -
Hasil Pengelolaan Dana
Bergulir dari Kel Masy.
70.000.000 144.077.823 74.077.823 205,82 126.228.471-
Denda Pajak 0 742.968.508 742.968.508 100,00 8.600.484.283
Lain-lain DPKAD 0 41.708.276.668 41.708.276.668 100,00 57.912.212.531
6. DINAS KELAUTAN &
PERIKANAN
19.288.000 30.125.000 10.837.000 156,19 22.265.000
Penjualan Hasil Perikanan 19.288.000 30.125.000 10.837.000 156,19 22.265.000
7. DINAS PERTANIAN 658.750.000 1.242.944.501 584.194.501 188,68 998.854.375
Penjualan Hasil Pertanian 90.000.000 109.910.800 19.910.800 122,12 82.213.500
Penjualan Hasil Peternakan 568.750.000 1.133.033.701 564.283.701 199,21 916.640.875
PENERIMAAN LAIN-LAIN PAD
YANG SAH
270.572.544.000 311.723.520.112 41.150.976.112 115,21 328.126.410.771
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
b) Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang berasal dari Pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 25
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Target dan Realisasi Dana Perimbangan adalah :
Target Rp. 1.447.698.516.000,-
Realisasi Rp. 1.644.277.729.716,- -
Selisih lebih Rp. 196.579.213.716,-
Realisasi Dana Perimbangan mencapai 113,58 % dari target Dana Perimbangan
Tahun 2016. Rincian Dana Perimbangan adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1. Bagi Hasil Pajak 196.616.059.000 182.951.352.221 (13.664.706.779) 93,05 95.124.155.500
2. Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber
Daya Alam
3.088.834.000 2.731.426.525 (357.407.475) 88,43 1.738.332.174
3. Dana Alokasi Umum. 992.311.186.000 1.211.708.204.000 219.397.018.000 122,11 1.126.847.634.000
4 Dana Alokasi Khusus 255.682.437.000 246.886.746.970 (8.795.690.030) 96,56 46.661.150.000
Dana Perimbangan 1.447.698.516.000 1.644.277.729.716 196.579.213.716 113,58 1.270.371.271.674
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
1) Bagi Hasil Pajak :
Dana Bagi Hasil Pajak adalah dana yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan, Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak
Penghasilan Pasal 21, DBHCHT dan Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29.
Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak adalah :
Target Rp. 196.616.059.000,-
Realisasi Rp. 182.951.352.221,- -
Selisih kurang Rp. (13.664.706.779,-)
Atau realisasi Bagi Hasil Pajak mencapai 93,05 % dari target Bagi Hasil Pajak Tahun
2016. Adapun Rincian Bagi Hasil Pajak adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1. Bagi Hasil Pajak Bumi &
Bangunan
12.814.294.000 15.351.809.483 2.537.515.483 119,80 15.042.001.500
2. Bagi Hasil dari PPH OPDN &
Pasal.21
107.756.042.000 97.729.343.222 (10.026.698.778) 90,70 66.219.562.200
3 PPH Pasal 25/29 69.045.723.000 62.675.208.552 907.000 90,77 7.281.907.000
4 DBHCHT 7.000.000.000 7.194.990.964 194.990.964 102,79 6.580.684.800
Bagi Hasil Pajak 196.616.059.000 182.951.352.221 (13.664.706.779) 93,05 95.124.155.500
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
2) Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam (BHBP / SDA) :
Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam adalah dana yang berasal dari
Penerimaan SDA Kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan
minyak bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi.
Target dan Realisasi BHBP / SDA adalah :
Target Rp.3.088.834.000,-
Realisasi Rp.2.731.426.525,- -
Selisih kurang Rp. (357.407.475,-)
Atau realisasi BHBP/SDA mencapai 88,43 % dari target BHBP / SDA Tahun 2016.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 26
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Rincian Penerimaan Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam adalah sebagai
berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Pertambangan Umum 286.000 186.000 (100.000) 65,03 26.900.686
2 Panas Bumi 15.498.000 17.945.050 2.447.050 115,79 11.570.897
3 Minyak Bumi 71.465.000 36.187.500 (35.277.500) 50,64 57.172.500
4 Gas Bumi 1.727.546.000 2.054.062.013 326.516.013 118,90 739.162.200
5 Kehutanan 184.845.000 171.020.423 (13.824.577) 92,52 200.261.858
6 Perikanan 1.089.194.000 452.025.539 (637.168.461) 41,50 703.264.033
Bagi Hasil Bukan Pajak/
Sumber Daya Alam
3.088.834.000 2.731.426.525 (357.407.475) 88,43 1.738.332.174
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
3) Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari pendapatanAPBN yang
dialokasikan dengan tujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar
daerah dalam rangka mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan
desentralisasi.
Target Rp. 992.311.186.000,-
Realisasi Rp. 1.211.708.204.000,- -
Selisih lebih Rp. 219.397.018.000,-
Atau realisasi Dana Alokasi Umum mencapai 122,11 % dari target Dana Alokasi
Umum Tahun 2016. Rincian Dana Alokasi Umum adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Dana Alokasi Umum 992.311.186.000 1.211.708.204.000 219.397.018.000 122,11 1.126.847.634.000
Jumlah Dana Alokasi Umum (DAU) 992.311.186.000 1.211.708.204.000 219.397.018.000 122,11 1.126.847.634.000
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Pelampauan pencapaian Target Pendapatan DAU adalah karena terbitnya PMK
125/PMK.07/2016 tentang Penundaan Penyaluran sebagian DAU Tahun 2016,
dimana untuk Kota Semarang ditunda untuk 4 bulan ( mulai September –
Desember ) sehingga Pemkot Semarang menurunkan Target Pendapatan DAU
pada Perubahan APBD 2016 sesuai dengan besaran penundaan, namun ternyata
penundaan hanya untuk bulan September dan Oktober 2016, sedangkan DAU
bulan Nopember dan Desember tidak ada penundaan. Adapun penundaan bulan
September dan Oktober telah ditransfer oleh Pemerintah Pusat pada 31
Desember 2016.
4) Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang berasal dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu yang bertujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 27
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus adalah :
Target Rp. 255.682.437.000,-
Realisasi Rp. 246.886.746.970,- -
Selisih Kurang Rp. (8.795.690.030,- )
Realisasi Dana Alokasi Khusus mencapai 96.56 % dari target Dana Alokasi Khusus
Tahun 2016. Rincian Dana Alokasi Khusus adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Dana Alokasi Khusus Fisik 75.222.635.000 64.575.055.970 (10.647.579.030) 85,85 0
2 Dana Alokasi Khusus Non Fisik 180.459.802.000 182.311.691.000 1.851.889.000 101,03 0
Dana Alokasi Khusus (DAK) 255.682.437.000 246.886.746.970 (8.795.690.030) 96,56 46.661.150.000
Jumlah Dana Alokasi Khusus (DAK) 255.682.437.000 246.886.746.970 (8.795.690.030) 96,56 46.661.150.000
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
c) Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah pendapatan daerah yang berasal
dari sumber lain yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
Target dan Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah :
Target Rp. 983.172.252.000,-
Realisasi Rp. 967.228.165.702,-
Selisih kurang Rp. 15.944.086.298,-
Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah mencapai 98,38 % dari target
Lain – lain Pendapatan Daerah yang sah Tahun 2016.
Rincian Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1. Pendapatan Hibah dari Pemerintah
Pusat
492.005.508.000 497.402.508.000 5.397.000.000 101,10 0
2 Dana Bagi Hasil dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya
448.160.000.000 427.901.413.702 (20.258.586.298) 95,48 432.645.344.655
3 Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus
0 0 0 0,00 355.298.952.000
4 Bantuan Keuangan dari Propinsi 43.006.744.000 41.924.244.000 (1.082.500.000) 97,48 66.532.836.650
5 Dana Insentif Daerah 0 0 0 0,00 20.730.023.000
Lain – lain Pendapatan Daerah
Yang Sah
983.172.252.000 967.228.165.702 (15.944.086.298) 98,38 875.207.156.305
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
1) Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat
Adanya pendapatan hibah dari pemerintah pusat adalah berdasarkan Permendagri
RI Nomor 48 Tahun 2015 tentang pedoman penerimaan hibah dari Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Daerah dan penyertaan Modal pemerintah Daerah
PDAM dalam rangka penyelesaian hutang PDAM kepada Pemerintah Pusat secara
Non Kas. Target dan Realisasi Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat adalah :
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 28
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Target Rp. 492.005.508.000,-
Realisasi Rp. 497.402.508.702,- _
Selisih lebih Rp. 5.397.000.000,-
Realisasi Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat mencapai 101,10 % dari target
Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat Tahun 2016.
Rincian Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Hibah Non Kas dari
Pemerintah Pusat
492.005.508.000 492.005.508.000 0 100,00 0
2 Hibah dari Pemerintah
Pusat
0 5.397.000.000 5.397.000.000 100,00 0
Pendapatan Hibah
dari Pemerintah Pusat
492.005.508.000 497.402.508.000 5.397.000.000 101,10 0
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Hibah Non Kas sebesar Rp.492.005.508.000,- merupakan Dana Hibah Non Kas
yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Kota Semarang untuk
digunakan sebagai dasar penyertaan modal kepada PDAM dalam rangka
mengoptimalkan perbaikan kondisi keuangan PDAM dan penyelesaian piutang
negara kepada PDAM. Sedangkan Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar
Rp.5.397.000.000,- terdiri dari :
a. Program hibah air minum bantuan bantuan Pemerintah Australia Tahap II
Kota Semarang sebesar Rp.2.337.000.000,-
b. Program hibah air minum APBN Tahun 2016 Kota Semarang sebesar
Rp.3.060.000.000,-
2) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi adalah dana yang berasal dari pendapatan
APBD Provinsi yang dialokasikan kepada kabupaten/kota se Provinsi yang
bersangkutan berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah.
Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah
lainnya adalah :
Target Rp. 448.160.000.000,-
Realisasi Rp. 427.910.413.702,-
Selisih kurang Rp. 20.258.586.298,-
Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
mencapai 95,48 % dari target Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya Tahun 2016.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 29
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Rincian Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya adalah
sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1. Pajak Kendaraan Bermotor 150.000.000.000 156.311.497.647 6.311.497.647 104,21 143.012.429.266
2. BBNKB 125.000.000.000 114.990.167.765 (10.009.832.235) 91,99 117.200.774.862
3. Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor
120.000.000.000 100.727.744.843 (19.272.255.157) 83,94 119.988.102.162
4. P2 & PAP 160.000.000 160.325.000 325.000 100,20 167.180.027
6. Bagi Hasil Pajak Rokok 53.000.000.000 55.711.678.447 2.711.678.447 105,12 52.276.858.338
Bagi Hasil Pajak dari
Propinsi dan Pemda Lainnya
448.160.000.000 427.901.413.702 (20.258.586.298) 95,48 432.645.344.655
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
3) Dana Penyesuaian
Dana penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam
rangka melaksanakan kebijakan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang terdiri dari Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil
Daerah dan Tunjangan Profesi. Mulai Tahun 2016 Dana Tambahan Penghasilan
Guru ( DTP-Guru PNSD ) dan Dana Tunjangan Profesi Guru ( Dana TP Guru PNSD)
menjadi DAK Non Fisik, hal ini berdasarkan Perpres Nomor 137/2015 tentang
rincian APBN Tahun 2016.
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dirinci sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1. Tambahan Penghasilan Guru
PNSD dan Tunj. Prof
0 0 0 0,00 355.298.952.000
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
0 0 0 0,00 355.298.952.000
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK)
tanggal 16 Agustus 2016 nomor S-579/PK/2016 tentang Penyampaian Informasi
kepada Daerah tentang penghentian penyaluran Dana Tunjangan Profesi Guru
dan Tambahan Penghasilan Tahun Anggaran 2016 untuk triwulan III & IV ,
dikarenakan masih ada silpa Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan Penghasilan
Guru PNSD. Tahun 2016 yang diperhitungkan oleh Pemerintah Pusat masih cukup
untuk membayar Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD
sampai dengan akhir Tahun 2016 sehingga kekurangan pembayaran TPG PNSD
menggunakan SILPA Tahun 2015 sebesar Rp. 154.137.387.000,-
4) Bantuan Keuangan Provinsi
Bantuan keuangan provinsi adalah bantuan dalam penggunaannya dan teknis
penganggarannya dibedakan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus.
Bantuan ini diberikan provinsi kepada kabupaten/kota dalam rangka pemerataan
dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 30
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Target dan Realisasi Bantuan Keuangan Provinsi adalah :
Target Rp. 43.006.744.000,-
Realisasi Rp. 41.924.244.000,- _
Selisih kurang Rp. (1.082.500.000,-)
Bantuan Keuangan Provinsi mencapai 97,48 % dari target Tahun 2016.
Adapun rincian dari Bantuan Keuangan adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Bantuan Keuangan dari Propinsi
atau Pemerintah Daerah Lainnya
43.006.744.000 41.924.244.000 (1.082.500.000) 97,48 66.532.836.650
Bantuan Keuangan dari
Propinsi Tk.I
43.006.744.000 41.924.244.000 (1.082.500.000) 97,48 66.532.836.650
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
5) Dana Insentif Daerah
Dana Insentif Daerah adalah dana yang bersumber dari APBN yang bertujuan
memberikan reward kepada pemerintah daerah atas penilaian capaian kinerja-nya
di atas rata-rata nasional, dan digunakan dalam rangka pelaksanaan fungsi
pendidikan yang menjadi urusan / kewenangan daerah. Untuk tahun 2016
penggunaan DID tidak terikat pada pendidikan.
Kriteria pengalokasian DID yaitu :
1). Kriteria Utama : kriteria yang harus dimiliki oleh suatu daerah sebagai
penentu kelayakan daerah penerima yang terdiri atas :
* Opini BPK atas LKPD : WTP atau WDP.
* Penetapan APBD tepat waktu.
2). Kriteria Kinerja : kriteria penilaian terhadap kinerja daerah terdiri dari :
* Kesehatan Fiskal dan pengelolaan keuangan daerah (termasuk pengelolaan
pajak dan retribusi daerah ) dengan bobot 50%
* Pelayanan dasar publik, yang meliputi pendidikan, Kesehatan, Air Minum
Layak, Sanitasi untuk masyarakat dengan bobot 25%
* Ekonomi dan kesejahteraan (termasuk pengendalian tingkat inflasi) dengan
bobot 25% .
Namun untuk tahun 2016 Pemerintah Kota Semarang tidak memperoleh Dana
Insentif Daerah (DID) karena opini BPK atas Pemeriksaan Laporan Keuangan
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2015 adalah Wajar Dengan Pengecualian
(WDP)
Adapun rincian dari Dana Insentif Daerah adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Dana Insentif Daerah 0 0 0 0,00 20.730.023.000
Dana Insentif Daerah 0 0 0 0,00 20.730.023.000
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 31
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
3. Permasalahan dan Solusi Pencapaian Pendapatan Daerah
Dalam upaya mengoptimalisasi mengelola pendapatan daerah Pemerintah Kota
Semarang sering mengalami berbagai permasalahan. Adapun permasalahan yang
timbul pada setiap optimalisasi pendapatan dan solusinya sebagai berikut :
a. Permasalahan Pendapatan dan Solusi pada PAD
a) Permasalahan Pajak Daerah
1) Kurangnya kesadaran dan transparansi sebagai wajib pajak dalam
melaporkan besaran pendapatan dan besaran pembayaran pajaknya.
2) Keterbatasan aparat/SDM Pemeriksa Pajak yang memenuhi kriteria
pemeriksa pajak yang bersertifikat dan latar belakang pendidikan yang
sesuai.
3) Kesulitan dalam pemungutan Pajak Daerah yang tidak jelas
kepemilikannya.
4) Peraturan Daerah terkait pajak daerah yang sudah tidak relevan dengan
kondisi saat ini
5) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C tidak mencapai target
karena wilayah di Kota Semarang hanya ada 2 (dua) obyek pajak yang
bisa dikenakan pajak yaitu PT.Dibya Jaya Makmur dan PT.Berkah
Rowosari Indah. Pajak yang ada pada Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan termasuk yang harus diatur terkait dengan lingkungan (ijin) dan
dimana semua usaha yang terkait dengan mineral bukan logam dan
bantuan harus dipungut pajak secara adil. Sesuai dengan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara di Provinsi Jawa
Tengah, Bupati/Walikota menerbitkan WIUP Mineral Bukan Logam dan
atau Batuan setelah mendapat rekomendasi teknis dari Gubernur.
6) Pajak Sarang Burung Walet realisasinya tidak mencapai target
dikarenakan banyak obyek sarang burung walet yang tidak diketahui
pemiliknya/pengelolanya.
b) Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Dilaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga dengan pemasangan on
line sistem (pembayaran dan pelaporan melalui sistem elektronik)
terhadap Wajib Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan akan dilakukan
terhadap obyek pajak lain yaitu Pajak Hotel dan Pajak Parkir.
2) Diselenggarakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan terkait
pengelolaan dan pemeriksaan pajak daerah bagi pegawai di lingkungan
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 32
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
3) Melakukan perubahan data obyek pajak secara berkala, dengan
melakukan updating Pajak Daerah dan telah dilaksanakan yustisi pajak
daerah bagi wajib pajak yang telah melalaikan kewajibannya.
4) Telah diselesaikannya 5 (lima) Rancangan Peraturan Daerah tentang
Pajak Daerah dan telah diusulkan untuk dibahas dalam Program
Legislasi Daerah (Prolegda) Tahun 2017.
5) a). Melakukan sosialisasi terhadap aktifitas/kegiatan pengambilan
mineral bukan logam dan batuan agar mengajukan ijin ke Dinas ESDM
Provinsi Jawa Tengah.
b). Berkoordinasi dengan Kecamatan untuk memberikan data obyek
Pajak Mineral Bukan Logam dan Bantuan yang ada di wilayah
kecamatan masing-masing.
6) Bekerjasama dengan kecamatan untuk mendata dan mengetahui
alamat pemiliknya/pengelolanya.
b. Permasalahan Retribusi Daerah
Upaya pengelolaan Retribusi Daerah secara optimal sering terjadi permasalahan
dan kendala yang dihadapi SKPD pengelola Retribusi Daerah bersangkutan.
Adapun permasalahan Retribusi Daerah setiap SKPD sebagai berikut :
Dinas Tata Kota dan Perumahan
Permasalahan :
1) Tidak tercapainya Target pendapatan Retribusi Penggantian Cetak Peta
dikarenakan :
a) Pada tahun 2016 pengajuan ijin didominasi oleh pemohon
perorangan/perumahan kecil.
b) Pada tahun 2016 pengajuan permohonan KRK dari sektor kegiatan
usaha dan industri sedikit.
2) Tidak tercapainya Target pendapatan Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan
dikarenakan :
a) Wajib Retribusi IMB yang masuk pada TA 2016 sebagian besar nilai
retribusinya kecil (rata-rata sekitar Rp.10.000,- per meter).
b) Banyak berkas yang berhenti karena persyaratan belum lengkap,
terutama terkait persyaratan rekomendasi dari instansi lain.
c) Proses IMB yang masih rumit dan tidak sesuai SPM, sehingga
masyarakat enggan mengurus IMB.
d) Dalam memproses IMB belum memanfaatkan IT secara maksimal
sehingga efisien dan efektifitas masih kurang.
e) Banyak berkas yang masuk dalam kondisi pengecekan di lapangan
terdapat banyak pelanggaran, sehingga berkas tidak bisa diproses.
f) Personil yang menangani sangat terbatas.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 33
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
2) Tidak tercapainya Target Pendapatan Retribusi Ijin Gangguan (HO)
dikarenakan :
a) Sesuai Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Ijin Gangguan
dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Perijinan
Tertentu bahwa permohonan daftar ulang bagi pemohon Ijin Gangguan
tidak dikenakan pembayaran retribusi kembali.
b) Pemberlakuan peraturan baru/edaran mengenai persyaratan yang
harus dilengkapi dalam permohonan Ijin Gangguan menjadi hambatan
bagi pengajuan penerbitan Ijin Gangguan maupun daftar ulang Ijin
Gangguan, karena belum didukung peraturan teknis pelaksanaannya di
daerah.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Sosialisasi berkaitan dengan perijinaan (KRK, IMB, HO dan Pelayanan
Pemakaman) perlu ditingkatkan dari tingkat kelurahan dan kecamatan.
2) Perlu adanya monitoring dan evaluasi setiap bulan terhadap prosedur
perijinan yang berlaku.
Dinas Perhubungan, Komunikasi& Informatika
Permasalahan :
1) Tidak tercapainya target pendapatan parkir tepi jalan umum dikarenakan
banyak jalan yang direnovasi dan adanya perubahan lahan parkir.
2) Tidak tercapainya target retribusi pengendalian menara telekomunikasi
karena :
a) Menara Telekomunikasi di Kota Semarang ada yang tidak ada identitas
b) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah retribusi baru,
karena waktunya sangat sempit sehingga perlu sosialisasi kepada
pemilik Menara Telekomunikasi
c) Pencairan Anggaran sosialiasi II baru diterima tanggal 5 Desember 2016
3) Tidak tercapainya target retribusi terminal dikarenakan :
a) Terminal Terboyo, Jalan Kaligawe menuju Terminal Terboyo tergenang
air/rob. Pintu akses masuk Terminal banjir dan rusak. Hal ini
mengakibatkan bus tidak bisa masuk terminal dan kios/warung banyak
yang tutup.
b) Terminal Penggaron, penarikan retribusi tidak di depan pintu terminal
sehingga angkutan banyak yang putar balik untuk menghindari petugas
di lapangan dengan alasan kondisi didalam terminal sepi/tidak ada
penumpang.
c) Terminal Mangkang, berkurangnya bus kota dengan alasan sudah tidak
layak pakai, bus besar sulit diarahkan masuk ke dalam terminal dengan
alasan jalan didalam terminal rusak parah, serta penerangan jalan
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 34
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
banyak yang sudah mati sampai sekarang, beroperasinya kembali agen-
agen bus di wilayah Krapyak dan sekitarnya, belum maksimal
pemanfaatan terhadap Terminal Mangkang dan hanya digunakan
sebagai lintasan saja jadi jarang bus-bus yang istirahat/menginap.
d) Terminal Cangkiran, banyaknya bus angkutan yang tidak
beroperasi/berkurang dengan alasan Buku KIR dan KP yang habis masa
berlakunya, bertambahnya Bus BRT sehingga mengurangi jumlah bus
kota.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Parkir di tepi jalan umum
a) Koordinasi dengan instansi terkait
b) Mencari titik-titik parkir yang belum terdata
c) Menaikkan target per titik parkir
2) a) Sudah ada himbauan secara lisan maupun tertulis dari Dinas kepada
pemilik Menara Telekomunikasi tetapi belum ditindak lanjuti. Data
Mentel dan operator sangat dinamis, sehingga diperlukan data dari
pemilik menara
b) Sosialisasi I sudah dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2016, namun
peserta belum bisa menyampaikan data mentel yang dimilikinya
c) Sosialisasi II dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 6 Desember 2016
3) a) Terminal Terboyo : akan dialihfungsikan untuk parkir angkutan barang.
b) Terminal Penggaron : Penertiban di depan gapura/gerbang terminal
setiap bulan, memberi sosialisasi peraturan-peraturan terminal dan
tata tertib pada sopir-sopir dan PO yang ada di terminal.
c) Terminal Penggaron : Petugas sudah berupaya memasukkan bus-bus
penumpang yang melintas untuk diarahkan masuk ke dalam terminal
namun sulit karena faktor-faktor tersebut.
d) Terminal Cangkiran : Melakukan/mengadakan sosialisasi peraturan-
peraturan terminal dan tata tertib kepada para sopir dan PO yang ada
di terminal dan petugas mengupayakan supaya bus penumpang untuk
masuk dalam terminal.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Permasalahan :
Retribusi Sewa Lapangan Simpang Lima tidak mencapai target dikarenakan di
tahun 2016 tidak ada pemohon untuk menggunakan Lapangan Simpang Lima.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Dalam memberikan ijin sewa Lapangan Simpang Lima lebih selektif dan
diprioritaskan pada kegiatan yang tidak bersifat komersil.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 35
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Dinas Sosial, Pemuda dan Olah Raga
Permasalahan :
Tidak tercapainya retribusi pemakaian kekayaan daerah dikarenakan :
1) Berkurangnya obyek retribusi akibat adanya pinjam pakai lapangan
Citarum
2) Adanya obyek retribusi yaitu GOR Trilomba Juang yang masih dalam taraf
perbaikan atau pembangunan sehingga tidak dapat dioperasionalkan
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Obyek retribusi yang masih dalam perbaikan apabila sudah selesai agar segera
dioperasionalkan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Permasalahan :
1) Masa perpanjangan telah habis, sehingga untuk kembali bekerja di kota
Semarang Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bersangkutan harus mengurus ijin
baru ke Jakarta dimana DPKK dibayarkan di BNI sesuai dengan rekening
Kementerian.
2) Ada beberapa Tenaga Kerja Asing (TKA) yang kontraknya tidak
diperpanjang oleh perusahaan.
3) Tenaga Kerja Asing (TKA) pindah lokasi kerja di luar kota Semarang.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Sebenarnya Retribusi Perpanjangan Tenaga Kerja Asing tidak bisa ditarget karena
Tenaga Kerja Asing yang ada baru bisa ditarik retribusi di tahun ke-2 (dua)
setelah ijin dikeluarkan dari Kementerian, itupun kalau diperpanjang. Jadi kondisi
yang ada boleh dikatakan secara kebetulan ada Tenaga Kerja Asing di Kota
Semarang, di samping itu Pemerintah Kota Semarang tidak ada kewenangan
untuk memperlama Tenaga Kerja Asing.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Permasalahan :
1) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa tidak memenuhi target
dikarenakan akses masuk ke Hotel Taman Lele dari arah barat tertutup
media jalan, sehingga pengunjung dari arah barat harus memutar sejauh
± 3 km sampai daerah Jerakah dan adanya pekerjaan bongkar pasang pipa
PGN (Perusahaan Gas Negara) dan pembuatan saluran air yang letaknya
tepat di depan Kampoeng Wisata Taman Lele
2) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
a) Retribusi Tempat Rekreasi di Taman Lele tidak dapat memenuhi
Target dikarenakan akses masuk ke obyek wisata Taman Lele dari
arah barat tertutup media jalan, sehingga pengunjung dari arah barat
harus memutar sejauh ± 3 km sampai daerah Jerakah dan adanya
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 36
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
pekerjaan bongkar pasang pipa PGN (Perusahaan Gas Negara) dan
pembuatan saluran air yang letaknya tepat di depan Kampoeng
Wisata Taman Lele.
b) Target Obyek Wisata Taman Margasatwa dan Goa Kreo terlalu tinggi
sedangkan Perda Retribusi Jasa Usaha belum disahkan sehingga tiket
masuk belum naik dan di Taman Margasatwa naik tiket arena
permainan maupun tiket menaiki hewan masih belum naik
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Mengkoordinasikan kepada Dinas Perhubungan agar dapat membuka
median jalan yang tepat di depan Taman Lele
2) a) Mengkoordinasikan kepada Dinas Perhubungan agar dapat membuka
median jalan yang tepat di depan Taman Lele
b) Mengajukan Perda Kenaikan Harga Karcis yang sekarang sedang
dalam proses
Dinas Pasar :
Permasalahan :
Tidak tercapainya Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dikarenakan :
1) Pungutan retribusi PKL belum sesuai dengan Perda sehingga perhitungan
potensi retribusi PKL masih kurang dari target yang ditetapkan
2) Pengelolaan dan pungutan retribusi PKL pada lima belas kecamatan dan
break down ke kelurahan-kelurahan bahwa dengan ketiadaan (MOU)
antara Dinas Pasar dengan wilayah maka hasilnya tidak optimal bahkan
jauh dari target
3) Banyak toko yang ditutup
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Menghitung potensi retribusi PKL dengan updating data
2) Sosialisasi kepada pedagang kaki lima tentang tarif PKL sesuai Perda
3) Membuat surat peringatan kepada pedagang pasar yang tidak aktif, dan
dibuatkan surat untuk diambil tindakan.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Permasalahan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan :
Perusda Percetakan
Pada tahun 2016 ada pengeluaran yang tidak dianggarkan sebesar
Rp.365.839.000,- yaitu untuk membayar biaya pesangon karyawan yang perusda
yang purna tugas sebanyak 4 orang dan 1 orang karyawan yang meninggal dunia.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
Pemberian pesangon terhadap karyawan yang purna tugas dan meninggal dunia
terakhir diberikan pada tahun 2016 ini. Mulai tahun 2017 dan seterusnya,
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 37
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
pemberian dana pesangon akan dicadangkan setiap tahunnya sehingga tidak
membebani laba/rugi tahun bersangkutan.
Perusda RPH dan BHP
Panen budidaya sapi yang ditargetkan 3 kali dalam 1 tahun hanya tercapai 1 kali
karena lelang pengadaan hewan sapi 4 bulan dan memperoleh sapi bakalan
dengan bobot 225 kg dari rencana 400 kg maka waktu pemeliharaan menjadi
mundur dari rencana hanya 4 bulan menjadi 6 bulan
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
Membongkar monopoli harga sapi siap potong dengan cara memotong sendiri
dan menjual daging sendiri langsung ke user (bakso, rumah makan, rumah sakit,
Hotel, Cafe)
PD. BPR Bank Pasar
PD BPR Bank Pasar tidak mencapai target di tahun 2016 karena :
1) Penyertaan modal Pemerintah Kota Semarang sebesar Rp.1.000.000.000,-
pada akhir bulan Desember 2015 yang rencananya untuk modal kerja
tahun 2015 belum dapat digunakan untuk operasional tahun 2015 karena
masih menunggu persetujuan dari OJK.
2) Persaingan anatar BPR, Bank umum, lembaga keuangan lainnya dan
koperasi yang semakin kompetitif di Kota Semarang.
3) Efisiensi jaringan pelayanan kantor yang sulit diakses oleh nasabah UMKM
disebabkan belum adanya jaringan pelayanan lain sehingga pemanfaatan
SDM kurang efisien.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
1) Modal disetor tahun 2015 mendapat persetujuan OJK berdasar surat
Nomor S-36/KR.412/2016 tanggal 29 Januari 2016 dan surat persetujuan
pencairan atas modal disetor Nomor: S-85/KR.031/2016 tanggal 30 Juni
2016, sehingga saat ini modal sdh bisa digunakan Bank.
2) Untuk menghadapi persaingan yang makin tajam bank berusaha
mengembangkan produk baru sehingga tenaga pemasaran dana bias cross
selling untuk produk kredit sehingga dapat meningkatkan penjualan kredit.
Di samping itu bank juga menekan harga bunga kredit agar dapat bersaing
dengan competitor yang ada yang semula 1,5% menjadi 1,25% anuitas,
serta membuka kantor baru.
3) Pengembangan jaringan kantor mengalami hambatan bekaitan susunan
pengurus yang belum lengkap (Dewan Pengawas masih 1). Bank telah
mengajukan Calon Dewan Pengawas ke OJK dengan surat Nomor: 137/BP-
SMG/X/16 tanggal 4 Oktober 2016 dan telah mendapatkan undangan
klarifikasi (fit and Proper test) dari OJK dalam surat nomor:
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 38
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
S141/KR.03121/2016 tanggal 21 November 2016; namun sampai saat ini
belum mendapatkan hasil/jawaban dari OJK.
PD. BPR BKK Kota Semarang
PD BPR BKK Kota Semarang tidak mencapai target di tahun 2016 karena
outsanding kredit tidak tercapai dikarenakan persaingan pasar yang cukup ketat,
adanya koreksi PPAP dari OJK sebesar Rp.200.000.000,- akibat pemberlakuan PBI
13/26 tentang KAP dan PPAP, adanya koreksi fiskal PPh Ps 25 (Pajak Badan) oleh
Akuntan Publik sebesar Rp.100.000.000,-, adanya denda pajak tahun lalu sebesar
Rp.39.900.00,- dan pemberian pesangon kepada 3 karyawan yang
mengundurkan diri sebesar Rp.51.000.000,-
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
Melakukan promosi pemasaran kredit berupa :
1) Menurunkan tingkat suku bunga kredit
2) Jangka waktu kredit yang diperpanjang
3) Memperlakukan suku bunga deposito sesuai maksimal yang ditentukan LPS
4) Penyesuaian suku bunga tabungan dengan rate diatas lebih tinggi dibanding
dengan bank umum
5) Melakukan efisiensi tehadap biaya operasional perusahaan.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
RSUD
Pendapatan BLUD RSUD tidak mencapai target disebabkan klaim belum terbayar
yaitu :
1) BPJS
- bulan Oktober 2016 sebesar Rp.7.815.869.499
2) Jamkesda
- Jamkesmas bulan September 2016 sebesar Rp.2.096.521.306
- Jamkesda bulan Oktober 2016 sebesar Rp.1.756.355.035
Jamkesmas bulan September dan Oktober tersebut klaimnya belum terbayar
karena terlambatnya verifikasi dari DKK karena dana dari pusat dropingnya
terlambat sehingga tidak bisa membayar klaim tepat waktu sesuai perjanjian.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
1) BPJS harus membayar klaim tepat waktu
2) Ke depan verifikasi dari DKK tidak terlambat sehingga pembayaran klaim
tepat waktu
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Penerimaan lain-lain BLU tidak memenuhi target karena :
1) Fasilitas Umum tidak mencapai target karena banyaknya fasilitas umum
yang belum dimanfaatkan (kurang peminat)
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 39
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
2) Retribusi Penumpang BRT
a) Koridor 5 dan 6 belum beroperasi dikarenakan adanya jalan di rute
tersebut dalam perbaikan sehingga tidak layak untuk dilewati
b) Kekurangan armada di koridor 1 sampai 4
c) Gagal lelang untuk pengadaan operator
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
1) Dilaksanakan sosialisasi dan memberikan potongan/disetor sewa
2) a) Segera mengoperasionalkan Koridor 5 dan 6 dengan memperbaiki
jalan rute koridor 5 dan 6
b) Menambah jumlah armada yang saat ini masih kurang terutama
koridor 1, 2 dan 4 dan diharapkan tahun 2017 sudah dapat
dioperasionalkan.
c) Lelang untuk pengadaan operator dilaksanakan 2017
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Permasalahan tidak tercapainya penerimaan denda disebabkan karena ada
pembebasan denda pengurusan akta kelahiran dan akta kematian dalam rangka
HUT Kota Semarang ke 469 dan HUT Kemerdekaan Indonesia sampai dengan 31
Desember 2016.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
Membebaskan denda dengan keputusan Walikota Semarang nomor
477/10/2007 tanggal 3 Januari 2017 tentang pembebasan denda administratif
terhadap keterlambatan pelaporan dokumen kependudukan di kota Semarang.
DPKAD
1. Pelepasan hak atas tanah tidak terealisasi karena di tahun 2016 tidak ada
permohonan pelepasan hak atas tanah. Kegiatan tersebut dianggarkan
dengan maksud untuk mengakomodir jika ada permohonan pelepasan hak
atas tanah untuk jalan, waduk, tol, dsb. Namun berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah, jika ada
permohonan pelepasan hak atas tanah harus diganti dalam bentuk tanah,
sehingga Pemerintah Kota tidak menerima ganti rugi berupa uang.
2. Pendapatan dari Pengembalian Hibah KPU realisasi 0 % karena
pengembalian dana dari KPU sebesar Rp.1.115.214.000,- secara otomatis
mengurangi belanja di tahun 2016.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
1. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Tanah, kegiatan pelepasan hak atas tanah akibat terkena proyek/kegiatan
untuk kepentingan publik tidak dianggarkan dalam APBD.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 40
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
2. Pendapatan pengembalian hibah KPU tidak akan dianggarkan dalam
pendapatan karena apabila ada pengembalian akan secara otomatis
mengurangi belanja.
e. Pendapatan Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak Pusat yang terdiri dari :
- PPh. Ps. 21
- PPh. Ps. 25/29
- PBB
- SDA
tidak mencapai target dikarenakan :
1) Transfer triwulan IV tahun 2016 belum disalurkan sampai dengan 31
Desember 2016 dan kebijakan tersebut berlaku secara Nasional.
Pemerintah Pusat akan menyalurkan kekurangan tersebut di tahun 2017.
2) Target penerimaan pajak pusat tidak tercapai sehingga realisasi bagi hasil
pajak kepada daerah juga tidak tercapai, karena bagi hasil pajak
perhitungannya berdasarkan realisasi penerimaan pajak pusat.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
Perlu meningkatkan upaya dalam rangka optimalisasi penerimaan Bagi Hasil
Pajak yaitu dengan implementasi perjanjian kerja sama antara Pemerintah Kota
Semarang dengan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I tentang
Optimalisasi Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21 dan PPH WPOPDN Pasal 25/29),
sehingga apabila ada kebijakan Pemerintah Pusat tentang penundaan
penyaluran transfer, tidak berpengaruh pada pencapaian target Pendapatan Bagi
Hasil Pajak pada APBD.
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) tidak mencapai target
dikarenakan :
1) Transfer triwulan IV tahun 2016 belum disalurkan sampai dengan 31
Desember 2016 dan rencana Pemerintah Pusat akan menyalurkan
kekurangan tersebut di tahun 2017 sesuai PMK Nomor 48/PMK.07/2015
dengan mekanisme kurang bayar.
2) Harga minyak mentah dunia masih sangat rendah, sehingga realisasi tidak
tercapai.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Terkait dengan harga minyak mentah dunia, Pemerintah Kota sifatnya hanya
menerima, namun setiap triwulan rekonsiliasi lifting (penjualan) migas antara
Kementrian ESDM Migas dengan DJPK, DJA , Kemendagri dan daerah yang
diselenggarakan oleh Kementerian ESDM.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 41
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Dana Alokasi Khusus tidak mencapai target karena :
Tidak tercapainya pendapatan dari DAK Tahun 2016 yang terdiri dari DAK Reguler
dan Infrastruktur Publik Daerah (IPD) adalah karena :
1) Adanya kegiatan yang terlambat dilaksanakan karena ada Surat Edaran
Menteri Kauangan nomor SE-10/MK.07/2016 tanggal 8 April 2016 tentang
pengurangan / pemotongan DAK Fisik secara mandiri Tahun Anggaran 2016
sehingga menyebabkan mundunya pelaksanaan.
2) Beberapa SKPD antara lain Dinas Bina Marga kurang cepat menyerap dana
DAK yang disebabkan lelang ulang, Dinas Pendidikan tidak sesuai Juknis
sehingga capaian output kegiatan sesuai tahapan triwulan tidak dapat
dipenuhi.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
SKPD pelaksana DAK harus dipacu untuk merencanakan dan melaksanakan
kegiatan tepat waktu sehingga penyerapan bisa lebih cepat dan minimal
penyerapan 75% atau 90% untuk capaian output kegiatan triwulan II atau III yang
merupakan syarat pengajuan pencairan tahap selanjutnya dapat dipenuhi.
f. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi tidak mencapai target dikarenakan:
1) Khususnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) tidak tercapai
target pendapatan karena masyarakat beralih pada pembelian mobil
murah dan ada program pembebasan BBNKB di tahun 2016 untuk
kendaraan dari luar kota, sehingga realisasi pendapatan BBNKB menjadi
lebih kecil.
2) Dan untuk PBBKB tidak tercapai karena ada penundaan penyaluran pada
bulan Nopember 2016.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Terkait dengan daya beli dan selera masyarakat dalam pembelian mobil murah,
Pemerintah Provinsi berupaya memonitor ketepatan data, sehingga diharapkan
WP BBNKB dapat terjaring semua dan meningkatkan koordinasi dengan Provinsi.
Bantuan Keuangan dari Propinsi
Realisasi Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi terserap sebesar 97,48 % dari
target yang ditetapkan, hal tersebut disebabkan karena :
1) Kegiatan tidak dapat dilaksanakan berdasar Surat Walikota Semarang Nomor
978.3/2791 tanggal 13 Juni 2016 perihal kegiatan bantuan Keuangan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 yang tidak dapat dilaksanakan antara lain
karena :
- Nomenklatur tidak sesuai
- Sudah dianggarkan di APBD
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 42
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
- Kesalahan kode rekening belanja
- Regulasi hibah bansos yang belum memungkinkan
2) Bantuan Beasiswa SMA/SMK untuk keluarga kurang mampu yang tidak
dapat diserap sebesar Rp. 184.000.000,- karena banyak siswa yang telah
mendapatkan Dana Program Indonesia Pintar (PIP) dari Pemerintah Pusat.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) SKPD melaksanakan kegiatan lebih responsif dan perencanaan
pelaksanaan lebih baik dan tepat waktu. sehingga dapat mengantisipasi
adanya gagal lelang dan penyerapan anggaran optimal.
2) Memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah Provinsi agar
penetapan APBD Provinsi lebih awal baik murni maupun perubahan,
sehingga Pemerintah Kota tidak terkendala dalam pelaksanaan proses
lelang serta terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan.
B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Pengelolaan Belanja Daerah Pemerintah Kota Semarang disusun berdasarkan
prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian target kinerja terukur yang
ditetapkan untuk meningkatkan akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi penggunaan
anggaran guna peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Orientasi
anggaran berbasis kinerja adalah pencapaian keluaran dan hasil (output dan outcome)
dari masukan (input) yang dimanfaatkan untuk pencapaian target kinerja Pemerintah
Kota Semarang dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai tugas pokok, fungsi
dan kewenangan yang dimiliki.
Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang yang terdiri dari
urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau
bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan Pemerintah
Daerah atau antar Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-
undangan.
1. KEBIJAKAN BELANJA DAERAH
Kebijakan belanja daerah pada tahun 2016 disusun dengan memperhatikan
ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2016
Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah
Belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja
daerah disusun dengan berbasis kinerja dalam rangka pelaksanaan urusan
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 43
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
pemerintahan yang menjadi kewenangan kota, yang terdiri dari urusan wajib dan
urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
Kebijakan belanja daerah pada tahun 2016 ( APBD murni ) disusun dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Kebijakan belanja di tahun 2016 diarahkan pada:
1. Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan
Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang, dengan
peningkatan proporsi belanja program dan kegiatan yang berdampak langsung
kepada publik terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar dengan
memerhatikan visi dan misi pada RPJPD Tahun 2005-2025.
2. Belanja daerah disusun berdasarkan prioritas pembangunan tahun 2016 yang
tercantum dalam RKPD Tahun 2016, terutama untuk urusan pemerintahan wajib
yang terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dalam standar pelayanan minimal.
3. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi
kepada pencapaian indikator kinerja yang direncanakan untuk meningkatkan
akuntabilitas serta efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
4. Dana DAK yang telah disalurkan oleh Pemerintah kepada Pemerintah Kota
Semarang dan belum seluruhnya digunakan atau dihabiskan akan dianggarkan
kembali dalam APBD Tahun Anggaran 2016 .
Perubahan Kebijakan Belanja Daerah Tahun 2016
Keterbatasan kemampuan keuangan pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016
perlu dilaksanakan kebijakan belanja daerah yang diarahkan pada:
1. Penyesuaian terhadap kebijakan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat.
2. Efisiensi terhadap belanja daerah yang memungkinkan untuk dilakukan efisiensi
dengan tetap mengutamakan pelayanan ke masyarakat.
3. Belanja yang berasal dari dana perimbangan dan bantuan keuangan Provinsi
dialokasikan sesuai peruntukaannya dengan mengacu pada ketentuan
pennggunaan dana tersebut.
4. Belanja yang berasal dari SiLPA APBD Tahun Anggaran 2015 yang telah
ditetapkan penggunaannya, dialokasikan sesuai dengan ketentuan tentang
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang berlaku.
5. Pergeseran anggaran antar SKPD, antar kegiatan dan antar jenis belanja, antar
obyek belanja dan antar rincian obyek yang disebabkan capaian target kinerja
program dan kegiatan yang harus dikurangi atau ditambah dalam perubahan
APBD apabila asumsi kebijakan umum anggaran tidak dapat tercapai atau
melampaui asumsi KUA.
Penganggaran Belanja Daerah tahun 2015 terdiri dari belanja tidak langsung dan
belanja langsung.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 44
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Kebijakan Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan
Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan Dan Belanja Tidak Terduga.
Kebijakan untuk belanja tidak langsung tahun 2016, diarahkan pada hal-hal sebagai
berikut:
1. Gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) dianggarkan dengan berpedoman pada
ketentuan yang ditetapkan dalam Peratutan Pemerintah tentang Peraturan Gaji
Pegawai Negeri Sipil. Di tahun 2016 belanja gaji PNSD disusun dengan
mengantisipasi rencana pemberian gaji ke-13 dan gaji ke-14, accress dan
kenaikan tunjangan-tunjangan.
2. Anggaran untuk Tunjangan Perbaikan Penghasilan PNS di tahun 2016
direncanakan naik rata-rata sebesar 75% dengan berpedoman pada ketetapan
tentang tambahan penghasilan bagi PNS dan CPNS di lingkungan Pemerintah
Kota Semarang. TPP ini diberikan kepada PNS dengan memperhatikan kinerja
pegawai yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Pemberian TPP ini
merupakan rintisan bagi pemberlakuan remunerasi berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
3. Belanja Tidak Terduga merupakan anggaran penyediaan belanja untuk kegiatan
yang sifatnya tida biasa/tanggap darurat yang tidak dapat diprediksi sebelumnya,
diluar kendali dan pengaruh Pemerintah. Penganggaran belanja tidak terduga
dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran
2015 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat
diprediksi sebelumnya.
4. Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial dilaksanakan berdasarkan
Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang tata cara
Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban, dan
Pelaporan serta Monitoring dan Evaliasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang
Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban,
dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Penganggaran Hibah
dan Bansos di tahun 2016 dilaksanakan dengan mempertimbangkan ketentuan
dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 45
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Kebijakan Belanja Langsung
Belanja Langsung pada Tahun Anggaran 2016 diarahkan melalui kebijakan sebagai
berikut :
1. Penganggaran Belanja Langsung diimplementasikan melalui program dan
kegiatan berdasarkan prioritas pembangunan yang tertuang dalam RKPD 2016
dan RPJPD 2005-2025 dengan memperhatikan isu-isu strategis dan
permasalahan mendesak yang harus ditangani di tahun 2016.
2. Penganggaran Belanja Langsung disusun berdasarkan target capaian kinerja yang
jelas dan terukur yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan
anggaran dan memperjelas efektifitas serta efisiensi penggunaan anggaran.
3. Penganggaran Belanja Langsung disusun dengan memperhatikan asas kepatutan,
kewajaran, dan rasionalitas dalam rangka pencapaian sasaran program dan
kegiatan secara efektif dan efisien.
4. Dalam rangka mendukung tercapainya keterpaduan kebijakan dan prioritas
pembangunan Kota Semarang dengan kebijakan dan prioritas pembangunan di
Provinsi dan Nasional, dilakukan sinkronisasi dengan kebijakan dan prioritas
pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional di Tahun 2016.
5. Pekerjaan pengadaan serta biaya-biaya yang berkaitan dengan proses
pengadaan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Perubahan Kebijakan Belanja Langsung Tahun Anggaran 2016 diarahkan dengan
kebijakan sebagai berikut :
1. Penambahan, pengurangan, dan penggeseran program/kegiatan Belanja
Langsung disusun secara selektif berdasarkan prioritas untuk melaksanakan:
Program/kegiatan yang berasal dari SiLPA APBD TA 2015.
Program/kegiatan yang telah ditentukan penggunaannya yang bersumber
dari dana transfer dan Bantuan Keuangan Provinsi.
Program/kegiatan yang merupakan komitmen dengan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Provinsi.
Program/kegiatan yang mendukung capaian kinerja RPJMD Tahun 2016-
2021.
Kewajiban Pemerintah Kota terhadap keputusan pengadilan yang harus
dilaksanakan terkait dengan pengembalian barang bukti Kejaksaan.
Kewajiban pembayaran lahan yang telah ditentukan besarannya.
2. Pelaksanaan program/kegiatan harus memperhatikan sisa waktu pelaksanaan
pada tahun anggaran 2016.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 46
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
Kebijakan Pembangunan Daerah dan Prioritas Pembangunan Daerah Yang
Disusun Secara Terintegrasi Dengan Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional
Yang Akan Dilaksanakan di Daerah
Selain untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang ada di
RPJPD 2005-2025, terutama di lima tahun ketiga, belanja daerah juga disusun dengan
mempertimbangkan kebijakan dan prioritas pembangunan Pemerintah Pusat yang
tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016. Sinkronisasi dilakukan
melalui proses komunikasi, konsultasi, dan koordinasi dengan pemangku kepentingan,
Kementerian dan SKPD terkait di Provinsi dengan mengedepankan sinergitas
pelaksanaan pembangunan nasional.
Prioritas Pembangunan Daerah
Prioritas pembangunan pada RKPD Kota Semarang Tahun 2016 dirumuskan
dengan mempertimbangkan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan Kota Semarang,
berbagai isu strategi serta permasalahan-permasalahan pembangunan daerah.
Mengacu pada isu-isu strategis dalam RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025 dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2016, maka
Prioritas Pembangunan Kota Semarang Tahun 2016 adalah:
1. Peningkatan Kualitas SDM;
2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan;
3. Peningkatan Pelayanan Pendidikan;
4. Pengembangan Sistem Transportasi Berkelanjutan;
5. Tata Kelola & Reformasi Birokrasi;
6. Peningkatan Infrastruktur, Ekonomi & Daya Saing Daerah;
7. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup;
8. Pengembangan Teknologi dan Informasi;
9. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran.
Berdasarkan prioritas pembangunan dalam mewujudkannya, maka pada tahun
2016 ditetapkan beberapa kebijakan sebagai berikut :
1. Mewujudkan Sumberdaya Manusia Kota Semarang Yang Berkualitas, dengan
arahan prioritas sebagai berikut :
a. Peningkatan Kualitas Pendidikan;
b. Peningkatan Pelayanan Puskesmas dan RSUD;
c. Menuju Semarang Kota Sehat;
d. Peningkatan Kualitas Hidup Bermasyarakat;
e. Peningkatan Kegiatan dan Aktivitas Kemasyarakatan.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 47
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
2. Mewujudkan Tata Kepemerintahan yang baik (good governance) dan kehidupan
politik yang demokratis dan bertanggung jawab, dengan arahan prioritas sebagai
berikut :
a. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan;
b. Keterbukaan Informasi Publik;
c. Peningkatan Kualitas SDM Aparatur;
d. Peningkatan Sarana Prasarana dan Pelayanan Publik Berbasis IT.
3. Mewujudkan Kemandirian dan Daya Saing Daerah, dengan arahan prioritas
untuk peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan lokal yang
difokuskan pada :
a. Peningkatan produksi perikanan dan pertanian;
b. Pemberdayaan nelayan dan petani lokal;
c. Pemberdayaan dan peningkatan daya saing wirausaha, UMKM dan
Koperasi;
d. Pengembangan industry kecil dan menengah;
e. Peningkatan pasar-pasar tradisional;
f. Peningkatan kualitas destinasi wisata serta daya saingnya berbasis keunggulan
dan potensi yang dimiliki;
g. Peningkatan ketahanan pangan dengan memperhatikan perubahan pola
konsumsi dan budaya lokal masyarakat.
4. Mewujudkan Tata Ruang Wilayah dan Infrastruktur yang berkelanjutan, dengan
arahan prioritas sebagai berikut :
a. Peningkatan Infrastruktur, yang difokuskan pada Pengembangan Wilayah
Strategi dan Wilayah Pengembangan, Pengembangan Dekorasi Kota,
Peningkatan Layanan Air Minum;
b. Peningkatan dan Pengoptimalan sarana dan prasarana pengendalian banjir
dan rob;
c. Peningkatan Kualitas Wilayah, yang difokuskan pada Peningkatan RTH,
Peningkatan Pengelolaan Persampahan;
d. Peningkatan Ekosistem Pesisir dan Laut, yang difokuskan pada Pengadaan
Lahan Pesisir, Konservasi Pesisir;
e. Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan Hidup, yang difokuskan pada
Pengurangan Resiko Bencana, Adaptasi dan Mitigasi Dampak Perubahan
Iklim, Pengembangan Ekowisata;
f. Pengembangan Transportasi Massal, yang difokuskan pada Peningkatan
Layanan Angkutan Massal/ Bus Rapid Transfer (BRT), Pengadaan Bus
Sharing melalui Pengadaan Bus Sekolah;
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 48
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
g. Peningkatan Sarpras & Manajemen Transportasi, dengan fokus pada
kegiatan Pengoptimalan Terminal, Peningkatan ATCS, Rambu, APILL, dan
Peningkatan Pemanfaatan Kendaraan Tidak Bermotor.
5. Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat, dengan arahan prioritas sebagai
berikut :
a. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Warga Miskin;
b. Peningkatan Akses Modal & Peralatan bagi Usaha Produktif Warga Miskin;
c. Pemantapan Penurunan Angka Pengangguran;
d. Peningkatan Kesetaraan & Keadilan Gender.
3. TARGET DAN REALISASI BELANJA DAERAH
Target dan Realisasi Belanja Daerah adalah
Anggaran Rp. 4.414.701.354.680,-
Realisasi Rp. 3.931.979.128.661,- _
Selisih kurang Rp. (482.722.226.019,-)
Realisasi belanja sebesar 89,07 % atau kurang belanja sebesar 10,93 % dari
Anggaran Belanja Tahun 2016
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Belanja Tidak Langsung 1.641.349.152.800 1.518.488.621.149 (122.860.531.651) 92,51 1.361.662.523.163
2 Belanja Langsung 2.773.352.201.880 2.413.490.507.512 (359.861.694.368) 87,02 1.657.195.629.330
Belanja 4.414.701.354.680 3.931.979.128.661 (482.722.226.019) 89,07 3.018.858.152.493
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Target dan Realisasi Belanja dapat dirinci sebagai berikut :
a. BELANJA TIDAK LANGSUNG
Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung adalah :
Anggaran Rp.1.641.349.152.800,-
Realisasi Rp.1.518.488.621.149,- _
Selisih kurang Rp (122.860.531.651,-)
Realisasi sebesar 92,51 % atau kurang belanja sebesar 7,49 % dari Anggaran
Belanja Tidak Langsung Tahun 2016.
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Belanja Pegawai 1.588.313.324.659 1.478.723.234.727 (109.590.089.932) 93,10 1.323.678.903.513
2 Belanja Bunga 0 0 0 0,00 0
3 Belanja Subsidi 0 0 0 0,00 0
4 Belanja Hibah 25.506.799.218 24.482.212.342 (1.024.586.876) 95,98 34.097.478.825
5 Belanja Bantuan Sosial 20.091.772.000 11.472.700.000 (8.619.072.000) 57,10 1.998.500.000
6 Belanja Bagi Hasil 0 0 0 0,00 0
7 Belanja Bantuan Keuangan 1.102.861.425 1.016.840.775 (86.020.650) 92,20 865.658.275
8 Belanja Tidak terduga 6.334.395.498 2.793.633.305 (3.540.762.193) 44,10 1.021.982.550
Belanja Tidak Langsung 1.641.349.152.800 1.518.488.621.149 (122.860.531.651) 92,51 1.361.662.523.163
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Pemerintah Kota Semarang dalam Realisasi Belanja Daerah diupayakan
menghindari adanya pelampauan. Realisasi kurang dari target belanja apabila target
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 49
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
sasaran output terpenuhi berarti terjadi efisiensi. Adapun selisih kurang Belanja pada
Belanja Tidak langsung dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Belanja Pegawai :
Selisih kurang diakibatkan adanya pegawai pensiun, mutasi pegawai, pegawai
yang cuti dan meninggal. Kurang Belanja Pegawai terdapat pada setiap SKPD
dengan selisih terkecil di SKPD Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan terbesar
di SKPD Kecamatan Tugu.
b) Belanja Bunga :
Belanja Bunga tidak dianggarkan.
c) Belanja Subsidi
Belanja subsidi tidak dianggarkan.
d) Belanja Hibah
Pemberian hibah berdasarkan pada Permendagri nomor 39 tahun 2012 sebagai
perubahan Permendagri nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian
Hibah dan Bansos yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Serta ketentuan pasal 298 ayat (5) huruf d Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka
organisasi kemasyarakatan yang diperbolehkan untuk menerima hibah adalah
organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia. Sehingga
dikarenakan peraturan tersebut, maka SKPD pengelola Hibah lebih berhati-hati
dalam mengajukan pencairan Hibah. Di tahun 2016 selisih kurang hibah
disebabkan karena pencairan dana Hibah KONI yang sesuai dengan kebutuhan,
dan Pencairan Hibah OP PAUD terdapat 8 (delapan) lembaga PAUD yang
mengundurkan diri.
e) Belanja Bantuan Sosial :
Belanja bantuan sosial diberikan sesuai dengan ketentuan Permendagri nomor 39
tahun 2012 sebagai perubahan Permendagri nomor 32 tahun 2011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
Kebijakan Pemerintah dalam pemberian bantuan sosial diberikan secara selektif,
tidak terus menerus/tidak mengikat (pemberian bersifat tidak wajib dan tidak
harus diberikan tiap tahun), kecuali dalam keadaan tertentu serta memiliki
kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan
keuangan daerah. Di tahun 2016 selisih kurang berasal dari pencairan bantuan
sosial bersifat insidentil, hanya diberikan kepada warga semarang yang telah
terdaftar sebagai warga miskin meninggal dunia, warga kota Semarang yang
terkena musibah bencana alam. Sedangkan dana bantuan sosial Beasiswa
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 50
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
Fasilitasi SPP/SPI bagi siswa SD/MI, SMP/MTS dan SMA/SMK tidak terserap secara
keseluruhan disebabkan karena banyak siswa yang telah mendapatkan Dana
Program Indonesia Pintar (PIP) dari Pemerintah pusat .
f) Belanja Bantuan Keuangan :
Selisih kurang Belanja Bantuan Keuangan dikarenakan Partai Persatuan
Pembangunan tidak mengajukan permohonan pencairan disebabkan persyaratan
yang tidak lengkap yaitu kepengurusan partai yang belum definitif karena
menunggu surat dari Kemenkumham mengenai penetapan kepengurusan partai
secara definitif.
g) Belanja Tidak Terduga :
Belanja Tidak Terduga digunakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau
tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana
sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
B. BELANJA LANGSUNG
Target dan Realisasi Belanja Langsung adalah :
Anggaran Rp. 2.773.352.201.880,-
Realisasi Rp. 2.413.490.507.512,- -
Selisih kurang Rp. (359.861.694.368,-)
Atau kurang sebesar 87,02 % dari target Belanja Langsung Tahun 2016:
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Belanja Pegawai 238.598.116.330 218.919.199.418 (19.678.916.912) 91,75 133.048.408.412
2 Belanja Barang dan Jasa 1.304.835.060.980 1.167.854.403.278 (136.980.657.702) 89,50 838.106.540.994
3 Belanja Modal 1.229.919.024.570 1.026.716.904.816 (203.202.119.754) 83,48 686.040.679.924
Belanja Langsung 2.773.352.201.880 2.413.490.507.512 (359.861.694.368) 87,02 1.657.195.629.330
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Keterangan kurang belanja pada Belanja Langsung sebagai berikut :
a) Belanja Pegawai :
Selisih kurang belanja pegawai disebabkan karena :
Sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan masing-masing SKPD. Kurang Belanja
Langsung Pegawai antara lain terdapat pada SKPD Sekretariat DPRD, Dinas Bina
Marga, Dinas PJPR, Dinas PSDA dan ESDM, Bappeda, Dishubkominfo,
Disnakertrans, DPKAD, dan RSUD.
b) Belanja Barang dan Jasa :
Pada belanja barang dan jasa selisih kurang disebabkan karena :
1) Belanja barang jasa disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan yang
dilaksanakan.
2) Pemakaian telepon, listrik, dan air disesuaikan dengan kebutuhan kedinasan.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 51
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
3) Pengadaan dan penyediaan ATK, komponen instalasi listrik/penerangan
bangunan kantor, dan pengadaan dan penyediaan peralatan gedung kantor
disesuaikan dengan harga pasar dan menyesuaikan dengan E-Catalog.
4) Adanya kegiatan yang dilaksanakan tetapi target dan penyerapan belanjanya
tidak mencapai 100% dan ada beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan atau
0% .
Kurang Belanja Barang dan Jasa antara lain terdapat pada SKPD Dinas PSDA dan
ESDM, Sekretariat DPRD, Dinas Pasar, Dinas Kebakaran,Dinas Pendidikan,
Bappeda, Dishubkominfo, DPKAD,Kesbangpolinmas, Disnakertrans, Bina Marga
dan Sekretariat Daerah
c) Belanja Modal :
Pada belanja modal selisih kurang belanja disebabkan karena :
1) Pembelian barang modal memiliki kualitas , kuantitas dan pelaksanaannya di
bawah standar indeks harga yang sudah ditentukan.
2) Belanja modal pengadaannya dilakukan secara selektif yaitu dengan
melakukan perbandingan harga yang menguntungkan bagi pemerintah
daerah yaitu melalui mekanisme lelang.
3) Belanja modal pengeluarannya sesuai kebutuhan.
4) Kegiatan yang tidak mencapai 100% antara lain terdiri dari SKPD : Dinas
Pendidikan, Dinas PSDA dan ESDM, RSUD, Bappeda, Disperindag,
Dishubkominfo, Sekretariat Daerah, DPKAD ,Kecamatan Pedurungan,
Sekretariat DPRD, Disnakertrans, Dinas Bina Marga, DKK, sedangkan kegiatan
yang tidak dilaksanakan (0%) yaitu dari SKPD : Dinas Bina Marga, Dinas PSDA
dan ESDM, RSUD, Dinas Tata Kota dan Perumahan, Dinas Pasar, Sekretariat
DPRD, Dinas PJPR, Bappeda dan Kecamatan Gajahmungkur.
4. PERMASALAHAN DAN SOLUSI
Permasalahan Belanja daerah yang timbul dalam pelaksanaan Tahun
Anggaran 2016 adalah masih adanya beberapa program dan kegiatan dari pusat
yang ditetapkan belum diikuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dengan
tepat waktu sehingga bila direalisasikan pelaksanaannya sering terbentur dengan
waktu dan kondisi di lapangan.
Solusi dalam Pengelolaan Belanja Daerah adalah melakukan koordinasi dan
komunikasi dalam rangka sinkronisasi program dan kegiatan dengan Petunjuk
Pelaksanaan (juklak) dari pusat.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 52
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
C. PEMBIAYAAN DAERAH
Pembiayaan daerah merupakan pembiayaan yang disediakan untuk
menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun berikutnya. Pembiayaan dalam struktur APBD merupakan akibat
dari penerapan surplus/defisit anggaran. Pembiayaan untuk menutup defisit anggaran
disebut sebagai penerimaan pembiayaan, sedangkan pembiayaan yang dilakukan
untuk memanfaatkan surplus disebut pengeluaran pembiayaan. Sehingga penyusunan
anggaran pembiayaan daerah akan dipengaruhi oleh kondisi surplus/defisit anggaran.
1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN
a. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan daerah pada tahun anggaran 2016 direncanakan akan
berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah (SiLPA). Penganggaran SilPA
Tahun Anggaran 2016 didasarkan pada :
Penghitungan SiLPA mengikat, yaitu SilLPA kegiatan di tahun anggaran 2015
yang telah ditentukan peruntukkannya dan harus dianggarkan kembali;
Perkiraan pelampauan pendapatan daerah di tahun 2015;
Perkiraan efisiensi belanja daerah dan yang tidak terserap sampai dengan
akhir tahun anggaran 2015.
b. Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan
Anggaran Rp. 1.194.348.850.680,-
Realisasi Rp. 1.194.348.650.680,- _
Selisih kurang Rp 200.000,-
Atau mencapai 100 % dari Target Penerimaan Pembiayaan Tahun 2016.
Penerimaan Pembiayaan adalah berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SILPA) Tahun 2015, yaitu sebesar Rp.1.194.348.650.680,-.
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SILPA)
1.194.348.850.680 1.194.348.650.680 200.000 100,00 1.073.208.844.976
2 Pencairan Dana Cadangan 0 0 0 0,00 0
3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
0 0 0 0,00 0
4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0 0 0,00 0
5 Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman Daerah
0 0 0 0,00 0
6 Penerimaan Piutang Daerah 0 0 0 0,00 0
Penerimaan Pembiayaan 1.194.348.850.680 1.194.348.650.680 200.000 100,00 1.073.208.844.976
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 53
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN
a. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik
pada tahun anggaran berkenaan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan dilaksanakan dengan tujuan tertentu sehingga
terdapat keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah.
b. Target dan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan
Anggaran Rp. 547.557.793.000,-
Realisasi Rp. 547.557.793.000,- -
Selisih Rp. 0,-
Atau mencapai sebesar 100 % dari Target Pengeluaran Pembiayaan Tahun 2016.
NO URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2015
1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0,00 0
2 Penyertaan Modal (Bank Jateng) 48.901.000.000 48.901.000.000 0 100,00 41.686.000.000
3 Penyertaan Modal (Dana Bergulir
UKM, LKM,dan Koperasi
2.350.000.000 2.350.000.000 0 100,00 0
4 Penyertaan Modal (PDAM) 492.005.508.000 492.005.508.000 0 100,00 0
5 Penyertaan Modal BPR/BKK 1.000.000.000 1.000.000.000,00 0 100,00 0
6 Penyertaan Modal Bank Pasar 2.000.000.000 2.000.000.000,00 0 100,00 0
7 Penyertaan Modal (Perusda
Percetakan)
1.124.945.000 1.124.945.000 0 100,00 0
9 Pembayaran Pokok
Utang(Pembayaran pengembalian
barang bukti perkara pidana)
176.340.000 176.340.000 0 100,00 874.742
10 Pemberian Pinjaman Daerah 0 0 0 0,00
Pengeluaran Pembiayaan 547.557.793.000 547.557.793.000 0 100,00 41.686.874.742
Sumber Data : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
D. SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN 2016
1. Kebijakan SILPA Tahun Berjalan.
Kebijakan SILPA pada tahun berjalan bahwa SILPA tahun berjalan dijadikan
pedoman dasar untuk pengambilan kebijakan pada perhitungan penyusunan RAPBD.
Apabila menghasilkan SILPA tahun berjalan positif, pemerintah daerah memanfaatkan
untuk menambah program dan kegiatan sesuai skala prioritas yang dibutuhkan
dan/atau pengeluaran pembiayan. Dan apabila SILPA tahun berjalan terjadi negatif
maka pemerintah daerah mengurangi bahkan menghapus pengeluaran pembiayaan
yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang
kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya.
2. Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2016.
sebagai berikut :
a. Realisasi Pendapatan Rp. 4.105.777.027.156
Realisasi Belanja Rp. 3.931.979.128.661
Surplus Anggaran Rp. 171.172.666.822
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 54
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
b. Realisasi Penerimaan Pembiayaan Rp. 1.194.348.650.680
Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Rp. 547.557.793.000
Surplus Pembiayaan Rp. 646.790.857.680
c. Sisa Lebih Pembiayaan Rp. 817.963.524.502
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2016 sebesar Rp. 817.963.524.502,-
terdiri dari :
1. Over Target Pendapatan sebesar Rp.335.241.298.483,-
2. Sisa Belanja sebesar Rp. 482.722.226.019,- terdiri dari :
A. Sisa belanja Dana Perimbangan/Dana Transfer sebesar 133.099.145.265 yang
berasal dari dana-dana yang sifatnya khusus dan sesuai dengan ketentuan
tidak dapat digunakan untuk membiayai program dan kegiatan yang lain
maupun sisa dana yang bersifat umum atau bebas penggunaannya untuk
mendanai program dan kegiatan.
Rincian Silpa dari Dana Perimbangan/Dana Transfer adalah sebagai berikut :
1. Silpa DBHCHT tahun 2016 sebesar Rp. 1.155.702.550,- akan dianggarkan
kembali pada APBD perubahan 2017.
2. Silpa DAK terdiri dari :
a). Bidang Pendidikan, pada Dinas Pendidikan.
1) DAK Fisik
- silpa dari tahun 2010 – 2015 sebesar Rp. 79.969.299.423,- yang
dianggarkan dan dilaksanakan tahun 2016, masih terdapat silpa
Rp. 49.257.532.423,- yang terdiri :
SD Rp. 24.817.121.000,-
SMP Rp. 24.440.411.423,-
Silpa sebesar tersebut telah dianggarkan kembali pada APBD
tahun 2017.
- Silpa tahun 2016 sebesar Rp. 744.816.000,- dan dianggarkan
kembali pada APBD perubahan 2017.
2) DAK Non Fisik
- Dana Tunjangan Profesi Guru ( Dana TP Guru ) PNSD Tahun 2016
terdapat silpa sebesar Rp. 35.383.458.497,- dan dianggarkan
kembali pada APBD tahun 2017.
- Dana Tambahan Penghasilan Guru ( DTP Guru ) PNSD tahun 2016
terdapat silpa sebesar Rp. 3.715.750.000,- dan dianggarkan
kembali pada APBD tahun 2017.
- PAUD tahun 2016 terdapat silpa sebesar Rp. 179.524.200,- dan
akan dianggarkan kembali pada APBD perubahan tahun 2017.
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 55
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
b) Bidang Kesehatan pada :
1) RSUD.
a. Silpa DAK Tambahan 2015 yang dianggarkan dan
dilaksanakan tahun 2016 yang terdiri dari :
- UD (Urusan Daerah), sebesar Rp. 8.000.000.000,-
setelah dilaksanakan di 2016 masih terdapat silpa Rp.
55.250.000,-
- P3K2 (Program Percepatan Pembangunan Kabinet Kerja),
tahun 2015 sebesar Rp. 6.879.189.391,- setelah
dilaksanakan di 2016 masih terdapat silpa Rp.
625.190.369,-
b. Silpa DAK Fisik tahun 2016 sebesar Rp. 468.449.987,-
Seluruh silpa RSUD tersebut akan dianggarkan kembali pada
APBD perubahan tahun 2017 yaitu sebesar Rp.
1.148.890.356,-
2) DKK.
a. DAK Non Fisik
Tahun 2016 terdapat silpa dak Non Fisik sebesar
Rp. 1,945.211.809,- dengan rincian sebagai berikut :
1. BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Rp. 75.205.000,-
2. Akreditasi Puskesmas Rp. 318.769.029,-
3. Jampersal Rp.1.551.237.780,-
b. DAK Fisik
Tahun 2016 terdapat silpa sebesar Rp. 142.846.451,- Seluruh
silpa tersebut akan dinggarkan kembali pada APBD
perubahan 2017.
3) Bapermas
a. DAK Non Fisik yaitu BOKB (Bantuan Operasional Keluarga
Berencana) tahun 2016 terdapat silpa Rp. 221.924.700,-
b. DAK Fisik, tahun 2016 terdapat silpa Rp. 12.528.000,-
Seluruh silpa tersebut akan dianggarkan kembali di APBD
Perubahan tahun 2017.
c). Bidang Infrastruktur Air Minum.
Pada PSDA Silpa tahun 2015 Rp. 869.168.543,- yang telah
dianggarkan pada APBD Perubahan 2016 tidak dilaksanakan karena
rencana akan digunakan bersama anggaran DAK tahun 2016, namun
berdasarkan SE Menteri Keuangan Nomor SE. 10/MK . 07/2016
tentang Pengurangan /Pemotongan Dana Alokasi Khusus Fisik secara
mandiri Tahun Anggaran 2016 maka Walikota Semarang membuat
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 56
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
surat kepada DJPK dengan Nomor 910/2081 tanggal 28 April 2016
tentang Pemotongan DAK 10% maka untuk bidang tersebut di
nolkan.
d). Bidang Infrastruktur , pada Dinas Bina Marga.
1. Silpa 2015 yang dilaksanakan pada APBD Perubahan 2016 sebesar
Rp. 635.717.002,- masih terdapat silpa Rp. 2,-
2. Untuk DAK – IPD (Infrastruktur Publik Daerah) tahun 2016 dari
alokasi anggaran Rp. 25.751.375.000,- Pemerintah Kota Semarang
hanya bisa menyerap anggaran s/d triwulan III yaitu sebesar Rp.
20.601.100.000,- namun dari anggaran Output telah tercapai dan
masih terdapat silpa Rp. 299.415.000,-
e). Bidang Transportasi pada Dinas Perhubungan,
1. melaksanakan silpa akumulasi s/d tahun 2015 ditambah dari silpa
bidang-bidang lain total sebesar Rp. 102.764.039,- di tahun 2016
dan masih terdapat silpa Rp. 646.639,-
2. Untuk pelaksanaan alokasi DAK tahun 2016, terdapat silpa sebesar
Rp. 16.465.000,- seluruh silpa tersebut akan dianggarkan kembali
pada APBD Perubahan 2017.
f). Bidang Lingkungan Hidup pada BLH
1. Silpa tahun 2015 yang dianggarkan dan dilaksanakan di tahun
2016 masih terdapat silpa Rp. 3.065.550,-
2. Alokasi DAK tahun 2016 masih terdapat silpa Rp. 149.577.431,
Seluruh silpa tersebut akan dianggarkan kembali pada perubahan
APBD 2017.
g). Bidang Kehutanan pada bidang Dinas Pertanian.
Melaksanakan silpa akumulasi s/d 2015 ditambah dari silpa bidang
lain, total silpa Rp. 155.616.000,- yang dianggarkan dan dilaksanaka
di tahun 2016. Serta masih terdapat silpa di tahun 2016 Rp.
4.166.940,-
h). Bidang Perdagangan pada Dinas Perdagangan.
Pelaksanaan alokasi DAK tahun 2016 sebesar Rp. 3.150.000.000,-
masih terdapat silpa Rp.153.539.802,-
3. Dana Bantuan Keuangan Provinsi.
1) Silpa Luncuran tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 157.500.000,- yang
dilaksanakan tahun 2016, masih terdapat silpa Rp. 130.891.000,-
dengan penjelasan kegiatan bantuan fasilitasi penelitian IPA & IPS
siswa SMA, RSBI sebesar Rp. 40.000.000,- tidak dapat dilaksanakan
karena terkendala nomenklatur kegiatan dan kegiatan bantuan
BA
B I
II
KE
BIJ
AK
AN
UM
UM
PE
NG
ELO
LAA
N K
EU
AN
GA
N D
AE
RA
H
Hal. 57
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016
pembangunan RKB SMA/SMK sebesar Rp. 90.000.000,- . Tidak dapat
dilaksanakan karena keterbatasan waktu pelaksanaan, mengingat
penganggaran silpa ada pada APBD Perubahan 2016. Sedangkan silpa
Rp. 891.000,- merupakan efisiensi kegiatan.
2) Silpa Luncuran Tahun 2014 sebesar Rp. 400.000.000,-, dianggarkan
pada APBD perubahan 2016, hanya terealisasi Rp. 40.000.000,-,
sehingga masih terdapat silpa Rp. 360.000.000,- dengan penjelasan
keterbatasan waktu pelaksanaan & regulasi belum memungkinkan.
3) Silpa Luncuran Tahun 2015 sebesar Rp. 40.000.000,- dianggarkan
pada APBD perubahan 2016, masih terdapat silpa Rp. 1.220.000,-
karena efisiensi kegiatan.
4) Tahun 2016, dari realisasi Bantuan keuangan sebesar Rp.
41.924.244.000,-, masih terdapat silpa Rp. 6.468.002.100,-, dengan
penjelasan adanya efisiensi kegiatan sebesar Rp. 6.378.002.100,- dan
Rp. 90.000.000,- tidak dilaksanakan adalah karena bantuan tersebut
untuk SMA& SMK yang fungsinya beralih ke Provinsi.
4. Pajak Rokok
Silpa Pajak Rokok sampai dengan tahun 2016 sebesar Rp. 30.612.726.632,-
dan belum dianggarkan kembali di tahun 2017 terdiri :
1) Silpa s/d tahun 2015 Rp. 9.388.143.020,- baru dianggarkan pada
APBD murni 2016 sebesar Rp. 1.526.152.788,- sehingga masih ada
silpa sebesar Rp. 7.861.990.232,-
2) Silpa 2016 sebesar Rp. 22.750.736.400,- karena pada tahun 2016,
baru mengalokasikan anggaran belanja dari pajak rokok sebesar Rp.
5.836.928.500,-
5. Dana Insentif Daerah (DID)
Dari Silpa tahun 2015 Rp. 2.686.972.200,-, dianggarkan dan dilaksanakan di
tahun 2016 oleh Dinas Pendidikan masih terdapat silpa Rp. 122.075.140,-
B. Sisa belanja diluar Dana Perimbangan/Dana Transfer sebesar
Rp.349.623,080.754,- terdiri dari :
- Kegiatan yang tidak dilaksanakan (0%) sebesar Rp.16.601.278.500,- antara
lain pada SKPD Dinas PSDA dan ESDM, Dinas Bina Marga, Sekretariat DPRD,
Dinas Pasar, Dinas PJPR, Bappeda, RSUD dan Kecamatan Gajahmungkur.
- Selisih HPS dengan nilai kontrak sebesar Rp.63.520.390.825,-
- Efisiensi atau sisa dari program atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
SKPD sebesar Rp.269.501.411.429,-