Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

46
BAB VI KEBIJAKAN UMUM Dalam melaksanakan strategi pembangunan daerah untuk mengimplementasikan misi pembangunan Kota Batam Tahun 2006-2011 dalam mewujudkan visi Kota Batam maka kebijakan umum yang akan dilakukan meliputi sebagai berikut: 6.1. Misi 1 yaitu Mengembangkan Kota Batam sebagai Kota pusat kegiatan industri, perdagangan, pariwisata, kelautan dan alih kapal yang mempunyai akses ke pasar global dalam suatu sistem tata ruang terpadu yang didukung oleh infrastruktur, sistem transportasi, sistem Teknologi Informasi (IT) dan penataan lingkungan kota yang bersih sehat, hijau dan nyaman” Dalam rangka mewujudkan misi tersebut maka prioritas yang di tetapkan menjadi tujuan adalah sebagai berikut. 6.1.1 Terwujudnya penataan ruang dan pertanahan di Kota Batam. a. Tantangan dan Kendala Perkembangan Kota yang pesat dan dinamis menimbulkan berbagai kepentingan terhadap pemanfaatan ruang yang cenderung mengabaikan aspek sosial dan lingkungan sehingga membutuhkan Pengendalian dan Penataan Ruang secara terpadu Kecenderungan terjadinya tuntutan dari masyarakat akan status kepemilikan lahan baik di Mainland maupun Hinterland sehingga diperlukan penataan dibidang pertanahan RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 114

Transcript of Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Page 1: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

Dalam melaksanakan strategi pembangunan daerah untuk

mengimplementasikan misi pembangunan Kota Batam Tahun 2006-2011

dalam mewujudkan visi Kota Batam maka kebijakan umum yang akan

dilakukan meliputi sebagai berikut:

6.1. Misi 1 yaitu “Mengembangkan Kota Batam sebagai Kota

pusat kegiatan industri, perdagangan, pariwisata, kelautan

dan alih kapal yang mempunyai akses ke pasar global dalam

suatu sistem tata ruang terpadu yang didukung oleh

infrastruktur, sistem transportasi, sistem Teknologi Informasi

(IT) dan penataan lingkungan kota yang bersih sehat, hijau

dan nyaman”

Dalam rangka mewujudkan misi tersebut maka prioritas yang di

tetapkan menjadi tujuan adalah sebagai berikut.

6.1.1 Terwujudnya penataan ruang dan pertanahan di Kota Batam. a. Tantangan dan Kendala

Perkembangan Kota yang pesat dan dinamis

menimbulkan berbagai kepentingan terhadap

pemanfaatan ruang yang cenderung mengabaikan aspek

sosial dan lingkungan sehingga membutuhkan

Pengendalian dan Penataan Ruang secara terpadu

Kecenderungan terjadinya tuntutan dari masyarakat akan

status kepemilikan lahan baik di Mainland maupun

Hinterland sehingga diperlukan penataan dibidang

pertanahan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 114

Page 2: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Pengelolaan pertanahan dalam pelaksanaannya masih

dihadapkan pada permasalahan pembebasan lahan

b. Sasaran Tersusunnya RTRW Kota Batam, RDTR tingkat

Kecamatan, dan tersedianya RTBL dan RTRK

Tersusunnya neraca sumber daya alam

Tersedianya sarana dan prasarana informasi tata ruang

Terlaksananya pengendalian dan monitoring tata ruang

dan tata bangunan

Tersedianya informasi tentang investasi wilayah

Penetapan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan

dan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan serta

optimalisasinya

Penetapan Kawasan Lingkungan Bandar Udara Hang

Nadim.

Tersedianya Titik Dasar Teknik (TDT) 100 titik

Tersedianya data batas dan luas Kp. Tua serta

terlaksananya evaluasi dan inventarisasi Kp.Tua

Tersedianya data batas administrasi kecamatan dan

kelurahan Kota Batam serta data fasos dan fasum 350 -

500 persil

Terdatanya penguasaan tanah di kawasan Rempang

Galang dan Galang Baru

Tersedianya sertifikat massal tanah masyarakat (Proda)

sebanyak 500 persil

Tersedianya sertifikat aset tanah dan bangunan Pemko

Batam sebanyak 400 - 500 persil

Tersosialisasinya Peraturan Perudang-undangan bid.

Pertanahan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 115

Page 3: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

c. Kebijakan

Melaksanakan pengendalian dan evaluasi penataan

ruang dan pertanahan pada wilayah mainland dan

hinterland.

Peningkatan peran aktif masyarakat dalam penataan

ruang dan pertanahan

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dilaksanakan

melalui fungsi lingkungan hidup yang didukung oleh program

pembangunan yaitu :

- Program penataan ruang

6.1.2 Meningkatnya fasilitas Infrastruktur dasar, transportasi dan telekomunikasi. a. Tantangan dan Kendala

Tingginya curah hujan yang dapat berdampak terjadinya

banjir dan erosi serta intensitas pengguna jalan

mengakibatkan rusaknya sarana dan prasarana dasar

yang menjadi fungsi pelayanan umum bagi masyarakat

seperti jalan, tebing, drainase dan jembatan/pelantar.

Masih rendahnya fasilitas angkutan umum yang

representatif dan murah serta belum memadainya

fasilitas lalu lintas darat dan laut untuk keselamatan dan

pelayanan publik, maka diperlukan peningkatan dan

pengembangan sarana dan prasarana fasilitas

transportasi.

b. Sasaran

Terlaksananya Pengamanan tebing dan pengamanan

Pantai sepanjang 5.000 – 10.000 m’

Tertanganinya kawasan banjir sebesar 90% dari kondisi

eksisting tahun 2005 sebanyak 16 kawasan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 116

Page 4: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Pengembangan jalan Arteri/kolektor sepanjang

25 – 35 km serta pembangunan underpass dan jalan

layang (fly over)

Tersedianya jembatan sepanjang 162 m', pelantar beton

sepanjang 560 m’, jembatan penyeberangan 3 unit

Menurunnya persentase pelantar yang rusak sebesar

30- 50 % (menjadi pelantar beton)

Peningkatan jalan sepanjang 140 km

Pemeliharaan jalan arteri/kolektor + 30.000 m2 dan jalan

yang rusak sepanjang + 30.000 m2

Terlaksananya pengawasan infrastruktur jalan, jembatan

dan pelantar

Terbangunnya gedung kontrol ATCS 1 unit

Tersedianya ATCS di 31 simpang

Terbangunnya shelter 70 unit, dan peningkatan 16 unit

Tersedianya sarana navigasi laut 30 unit

Tersedianya rambu lalu lintas jalan 2500 unit

Tersedianya : zebracross 21.500m2, kanstin/kerb

68.000m2, marka jalan 57.000m2, penataan u-turn 15

lokasi, 15 titik mulut simpang

Tersedianya sarana pengawasan lalu lintas barang

(gamma ray)

Pembangunan sub terminal penumpang sebanyak 2 unit,

terminal barang 1 unit, transfer point 2 unit, terminal

terpadu 1 unit

Pengadaan dan operasional sarana transportasi dari 19

menjadi 100 unit Bus

Pembangunan Under Pass di Persimpangan Jalan

daerah Pelita

Meningkatnya kedisiplinan pengguna angkutan jalan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 117

Page 5: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Terpeliharanya sarana traffic light 30 titik, shelter 127

unit, sarana navigasi laut 34 unit, pelabuhan 7 unit,

sarana transportasi lainnya

Pembangunan Dermaga Ponton Sekupang dan Belakang

Padang, pembangunan pos pelabuhan tj. Riau dan

Sagulung

Peningkatan fasilitas dan pemeliharaan Pelabuhan laut

Kota Batam antara lain Sekupang, Batu Ampar, Batam

Center, Kabil dan Telaga Punggur

Peningkatan fasilitas dan Pemeliharaan Bandar Udara

Hang Nadim antara lain peningkatan fasilitas kargo,

pengembangan terminal, dan fasilitas keselamatan

penerbangan

c. Kebijakan

Meningkatkan sarana dan prasarana jalan,

jembatan/pelantar, pelabuhan

Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan

prasarana transportasi

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi lingkungan hidup dan fungsi ekonomi

melalui program-program pembangunan yaitu :

1. Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Tebing/

Pantai

2. Program Pembangunan, Peningkatan dan Pemeliharaan

jalan, pelantar dan jembatan

3. Program Pengembangan Transportasi

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 118

Page 6: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

6.1.3 Terwujudnya pengelolaan sumberdaya Kelautan dan Kehutanan a. Tantangan dan Kendala

Kota Batam yang sebagian besar terdiri dari lautan perlu

diawasi dan dijaga kelestarian terumbu karangnya

sebagai habitat biota laut yang dapat meningkatkan

pendapatan nelayan.

Masih adanya perilaku masyarakat dalam perambahan

hutan baik di Pulau Batam maupun Rempang-Galang

sehingga mengurangi fungsi hutan sebagai lindung

daerah bawahan. Untuk itu perlu ditingkatkan

pengawasan dibidang kehutanan.

b. Sasaran Terkelolanya Terumbu Karang sebanyak 7 lokasi

Terlaksananya pengawasan hutan lindung 10 lokasi

Terlaksananya penetapan titik batas kawasan hutan

lindung dan hutan wisata

c. Kebijakan Meningkatkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan

kehutanan

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan fungsi ekonomi melalui program pembangunan

yaitu:

- Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

Kelautan dan Kehutanan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 119

Page 7: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

6.1.4 Terwujudnya lingkungan perkotaan yang bersih, hijau, nyaman, indah dan aman a. Tantangan dan Kendala

Kota Batam menuju bandar dunia yang madani sebagai

kota industri, perdagangan, pariwisata dan alih kapal

agar menjadi kota sebagai daya tarik investasi dituntut

perlunya penciptaan lingkungan perkotaan yang bersih,

hijau, nyaman, indah dan aman

Pertumbuhan usaha/kegiatan yang maju dan pesat di

Kota Batam belum sepenuhnya diikuti dengan

penyediaan sarana dan prasarana dibidang pengelolaan

limbah serta perizinan dibidang lingkungan.

Kurangnya ketersediaan lahan yang representatif untuk

taman kota.

Masih adanya rumah liar dan kios liar khususnya di

Daerah Milik Jalan (DMJ)

Aspek Lingkungan Hidup belum menjadi perhatian utama

dalam pembangunan Kota Batam

b. Sasaran Tersedianya sarana dan prasarana kebersihan ; tempat

pembuangan sampah sebanyak 647 Unit, gerobak 696

unit, tong sampah 6000 unit, becak motor 139 unit, pick

up sampah 1 unit, mobil penyapu jalan 1 unit

Terangkutnya sampah dari 70 % menjadi 90 %

Meningkatnya kebersihan di jalan, saluran dan drainase

Meningkatnya sistem pengelolaan sampah di TPA

Telaga Punggur dan Belakang Padang

Meningkatnya SDM pengelola kebersihan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 120

Page 8: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Meningkatnya pengawasan dan kesadaran masyarakat

dalam kebersihan melalui penyuluhan dan penegakan

hukum

Meningkatnya Penerimaan retribusi kebersihan

Termonitor dan terawasinya retribusi pasar dan

kebersihan serta tersedianya data potensi retribusi

kebersihan

Meningkatnya penataan lingkungan oleh Perusahaan

dari 30 % menjadi 50 - 60 % dari kondisi eksisting 274

industri/perusahaan

Tersedianya sarana dan prasarana pengendalian

lingkungan hidup

Meningkatnya pengelolaan lingkungan hidup oleh

industri/ perusahaan dari 40% menjadi 60 - 70 % dari dari

kondisi eksisting 776 industri / perusahaan

Tersosialisasinya peraturan lingkungan hidup di Kota

Batam

Reboisasi hutan dan lahan (GN-RHL) seluas 5.000 -

6.000 ha dan penanaman kiri kanan jalan 60.000 batang

Terlaksananya aktivitas pendidikan berbasis hutan

Terlaksananya pemeliharaan tanaman penghijauan Kota

Batam sebanyak 25.000 batang untuk kanan kiri jalan

Pembangunan dan pemeliharaan sarana limbah Bahan

Beracun dan Berbahaya (B3) di Kabil

Penataan lingkungan permukiman

Penambahan pembangunan rumah susun sebanyak 20 -

25 twin blok

Peningkatan pembangunan dan pemeliharaan PJU

sebanyak 3.000 tiang dari kebutuhan 5.500 tiang

Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan

bahaya kebakaran

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 121

Page 9: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Tersedianya taman di median jalan, row jalan, simpang,

dan taman kota

Tersedianya tempat pembibitan tanaman

Tersedianya sarana trotoar/ pedestrian dan boulevard

Terpeliharanya WTP Muka Kuning, Baloi, Sei. Harapan,

Nongsa, Sei. Ladi dan Duriangkang serta rencana Dam

Tembesi

Meningkatnya Kapasitas WTP Duriangkang dari 1.250

menjadi 2.750 Lt/dt dan Kapasitas Air Baku untuk Dam

Sei. Tembesi 600 Lt/dt

c. Kebijakan

Mewujudkan citra kota yang nyaman, indah, hijau dan

aman

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi lingkungan hidup dan fungsi

perumahan dan utilitas umum yang didukung oleh program-

program pembangunan yaitu :

1. Program Pengelolaan Kebersihan Kota

2. Program Pengendalian dan Pelestarian Lingkungan Hidup

3. Program Perumahan dan Permukiman

4. Program Pengembangan dan Pengelolaan Utilitas dan

Fasilitas Umum Perkotaan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 122

Page 10: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

6.2. Misi 2 yaitu “Meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

fasilitasi pengembangan dan pembinaan usaha Mikro Kecil

dan menengah (UMKM), koperasi dan investasi yang

didukung oleh iklim / situasi usaha yang kondusif

berlandaskan supremasi hukum”.

Dalam rangka mewujudkan misi tersebut maka prioritas yang di

tetapkan menjadi tujuan adalah sebagai berikut.

6.2.1 Meningkatnya perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta investasi. a. Tantangan dan Kendala

Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah di Kota Batam masih dihadapi oleh

keterbatasan terhadap modal usaha, kualitas

manajemen, sumberdaya manusia dan pemanfaatan

teknologi

Kota Batam sebagai kota yang memiliki daya tarik

investasi dituntut untuk mampu bersaing dengan kota –

kota kawasan sejenis untuk menarik investor baik dalam

negeri maupun luar negeri untuk berinvestasi di Kota

Batam

b. Sasaran

Tersedianya listrik pedesaan

Terlaksananya TMMD

Terlaksananya pemberdayaan masyarakat di 12

kecamatan

Terbina dan Termanfaatnya Teknologi Tepat Guna

(TTG) daerah

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 123

Page 11: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Meningkatnya keterampilan ekonomi produktif kelompok

masyarakat, Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam

(UED-SP) sebanyak 77

Meningkatnya kualifikasi koperasi dari B menjadi A 4

unit Koperasi, C menjadi A 29 unit Koperasi, D menjadi

A 18 unit koperasi, C menjadi B 7 unit

Tersedianya bantuan modal

Pengklasifikasian koperasi dari 246 menjadi 500 – 600

Terlaksananya pengawasan dan advokasi koperasi

Meningkatnya pengembalian Dana Bergulir

Pembuatan profile kelurahan

Terbina dan berkembangnya jumlah industri kecil dari

210 menjadi 380 - 400 dan Industri menengah dari 230

menjadi 300 – 320

Terbentuknya 2 KUB Industri

Terciptanya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

(LPM) yang berfungsi di setiap kelurahan

Meningkatnya keterampilan ekonomi produktif bagi

perempuan sebanyak 30 - 50 kelompok

Tertatanya sistem distribusi kebutuhan pokok, barang

penting, BBM dan energi serta perlindungan konsumen

Berfungsinya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

(BPSK) Kota Batam

Terlaksananya sosialisasi kebijakan industri,

pertambangan dan perdagangan

Terlaksananya fasilitasi tata niaga ekspor impor

Terlaksananya promosi dalam negeri sebanyak 35 - 40

kali dan Promosi luar negeri 20 - 25 kali

Terlaksananya monitoring investasi secara

berkelanjutan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 124

Page 12: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Terjalinnya hubungan kerjasama investasi luar negeri

pada 2 negara dan investasi dalam negeri pada 3

daerah

c. Kebijakan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM),

dan Koperasi

Melakukan promosi investasi baik di dalam maupun luar

negeri dan kerjasama investasi baik skala regional dan

internasional

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi ekonomi yang didukung oleh

program-program pembangunan yaitu :

1. Program Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan

Koperasi dan UMKM

2. Program Pembinaan Industri Kecil dan Menengah

3. Program pembinaan dan perlindungan Konsumen,

pengembangan perdagangan, pemantapan sistem distribusi

dan pertambangan serta energi

4. Program Peningkatan Promosi Daerah

6.2.2 Terwujudnya perluasan, kesempatan dan perlindungan kerja a. Tantangan dan Kendala

Rendahnya tingkat penyerapan tenaga kerja

Kurangnya pendidikan dan keterampilan tenaga kerja

Adanya kasus Perselisihan Hubungan Industrial (PHI),

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan tingkat

keselamatan kecelakaan kerja

Belum optimalnya pelaksanaan peraturan

ketenagakerjaan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 125

Page 13: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

b. Sasaran

Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang terampil dari

970 orang menjadi 2.090 orang

Meningkatnya penyerapan tenaga kerja dari 31.763

orang menjadi 39.703 orang

Terlaksananya pembinaan terhadap Panitia Pembina

Keselamatan Kecelakaan Kerja (P2K3) 220 unit, Ahli

Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) terhadap180

orang, tersedianya tenaga terampil yang bersertifkat

sebanyak 100 orang, dan terlaksananya sertifikasi

operator alat berat

Terlaksananya sosialisasi peraturan ketenagakerjaan

terhadap 1.500 perusahaan

Meningkatnya pembentukan sarana hubungan industrial

antara Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit dari 121

menjadi 242 buah, Peraturan Perusahaan (PP) dari 666

menjadi 1332 buah, Perjanjian Kerjasama (PKB) dari 91

menjadi 182 buah dan sertfikat pekerja/buruh (SP) dari

317 menjadi 634 buah

Terlaksananya pembinaan terhadap 300 perusahaan,

pemeriksaan terhadap 1.250 perusahaan

Terselesainya 200 kasus perselisihan, 70 kasus tenaga

kerja

Terlaksananya survey Kebutuhan hidup layak (KHL),

penunjang operasional dewan pengupahan dan

lembaga tripartit sebanyak 60 kali

Terlaksananya sertifikasi operator alat berat 200 orang

dan tenaga terampil 100 orang

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 126

Page 14: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

c. Kebijakan

Meningkatkan dan mengembangkan kualitas tenaga

kerja, perluasan kesempatan kerja dan memberikan

perlindungan bagi tenaga kerja untuk peningkatan

kesejahteraan tenaga kerja

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui Fungsi Ekonomi dengan program

pembangunan yaitu :

- Program Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan

6.2.3 Terwujudnya ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat a. Tantangan dan Kendala

Masih rendahnya pelayanan ketertiban umum ditingkat

masyarakat

Tingginya tingkat kriminalitas hal ini sebagai dampak

dari tingginya tingkat pengangguran yang timbul akibat

arus migrasi yang terus berdatangan ke Kota Batam

Belum optimalnya sosialisasi kewaspadaan dini bagi

tokoh kunci di Kota Batam dan pelaksanaan peraturan

daerah dalam rangka mendukung ketertiban umum

Belum optimalnya sarana dan prasarana pemadam

kebakaran

b. Sasaran Terbentuk dan terbinanya siskamling tingkat RT dan

RW

Terlaksananya sosialisasi kewaspadan dini

Telaksananya penataran wawasan kebangsaan

Tersedianya Peta daerah rawan bencana

Berfungsinya KOMINDA Kota Batam

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 127

Page 15: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Terlaksananya Kegiatan Hari Anti narkoba (HANI),

penyuluhan P4GN, penyuluhan Anak Usia Dini

Terlatihnya Hansip Linmas Kota Batam untuk PEMILU,

PILPRES dan PILKADA

Terlaksananya Penyelenggaraan PEMILU, PILPRES

dan PILKADA

Tersedianya sarana dan prasarana operasional

ketentraman dan ketertiban umum

Terlaksananya penertiban Kios Liar/Rumah Liar

sepanjang Row Jalan Protokol Batu Ampar s/d Lampu

Merah Baloi, simpang dam Muka Kuning s/d Base

Camp Batu Aji

Terlaksananya penertiban dan pengawasan kios liar /

rumah liar pasca penertiban di sepanjang jalan

Sudirman s/d Batu Ampar, Kawasan Ramayana/Toss

3000 dan sekitarnya serta lokasi fasilitas sosial lainnya,

Row Jalan Protokol Batu Ampar s/d Lampu Merah Baloi,

simpang dam Muka Kuning s/d Base Camp Batu Aji

Terlaksananya tipiring terhadap masyarakat yang

melanggar Peraturan Daerah

Terlaksananya pengawasan tempat hiburan

Tersusun dan tersosialisasinya Perda sebanyak 25 -

50 bh

c. Kebijakan Meningkatkan dan menjaga ketertiban umum dan

ketenteraman masyarakat berlandaskan supremasi

hukum

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 128

Page 16: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi ketertiban dan keamanan yang

didukung oleh program pembangunan yaitu :

- Program penyelenggaraan ketertiban umum, ketenteraman

masyarakat dan Supremasi Hukum

6.3. Misi 3 yaitu ”Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

terutama masyarakat hinterland dan masyarakat miskin

melalui penyediaan fasilitas infrastruktur dasar, penataan dan

pembinaan usaha sektor informal serta penanggulangan

masalah sosial”.

Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, maka prioritas yang di

tetapkan menjadi tujuan adalah sebagai berikut.

6.3.1 Terwujudnya pengembangan Daerah Hinterland a. Tantangan dan Kendala

Penyebaran penduduk di kawasan hinterland tidak

merata sehingga menyulitkan pemerataan

pembangunan infrastruktur dasar di kawasan tersebut

Kawasan hinterland masih dihadapkan oleh

permasalahan air dan listrik

Terjadinya ketimpangan pemberdayaan masyarakat

dibidang ekonomi

Masih kurangnya penataan lingkungan di daerah

hinterland

Kawasan hinterland mempunyai potensi dibidang

pertanian dan perikanan untuk itu perlu peningkatan

ekonomi masyarakat melalui intensifikasi, dan

diversifikasi pertanian dan perikanan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 129

Page 17: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

b. Sasaran

Meningkatnya Jumlah Pelantar / Jembatan yang

dibangun sepanjang 5.448 m’

Terbangunnya jalan sepanjang 7.100 m’

Terbangunnya pelantar/jembatan kayu sepanjang

3.721m’

Terbangunnya pelantar beton sepanjang 3.265 m’

Terbangunnya jalan semen/paving sepanjang 38.400 m’

Terlaksananya pengamanan tebing pantai sepanjang

7000 m, Pembuatan Batu Miring, dan Saluran Drainase

di Daerah Hinterland

Terbangunnya tembok penahan pantai di hinterland

sepanjang 7.000 m’

Peningkatan 27 unit sumur dangkal di Wilayah

Hinterland

Terpeliharanya WTP dan jaringan pipa distribusi air

bersih

Pemugaran rumah layak huni di Pulau Gara dan Pulau

Bertam

Terbukanya aksesibilitas masyarakat di wilayah

terpencil dari 800 mil menjadi 1600 mil

Berkembangnya usaha perikanan tangkap budidaya

sebanyak 2.008 Rumah Tangga Perikanan (RTP) dari

7391 (20 % s/d 30%)

Meningkatnya sarana dan prasana pertanian/agribisnis

dan peternakan

Meningkatnya sarana dan prasarana bantuan alat

tangkap ikan dari 10% menjadi 15%

Tersedianya bantuan modal

Meningkatnya kualitas dan produksi hasil pertanian dan

Peternakan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 130

Page 18: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Meningkatnya budidaya perikanan laut pada 2 lokasi

Terciptanya rasa aman bagi konsumen produk

peternakan

Terlaksananya keikutsertaan pertemuan petani nelayan

sebanyak 50 orang

c. Kebijakan

Menyediakan dan meningkatkan fasilitas infrastruktur

dasar di daerah hinterland

Pengembangan ekonomi masyarakat daerah hinterland

melalui intensifikasi dan diversifikasi Usaha Pertanian

dan Perikanan

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi pelayanan umum dan fungsi ekonomi

program-program pembangunan yaitu :

1. Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah Hinterland

2. Program Pengembangan pertanian dan perikanan

6.3.2 Meningkatkan pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup rumah tangga miskin a. Tantangan dan Kendala

Meningkatnya jumlah penyandang masalah

kesejahteraan sosial akibat migrasi penduduk dari luar

Kota Batam

Belum optimalnya pelayanan terhadap penyandang

masalah kesejahteraan sosial

Masih adanya komunitas adat terpencil

Rendahnya partisipasi dan kesadaran masyarakat

tentang bencana alam dan bencana sosial

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 131

Page 19: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Meningkatnya jumlah keluarga miskin di Kota Batam

Kurangnya kemampuan keluarga miskin dalam upaya

produktif dan kegiatan diversifikasi usaha akibat dari

rendahnya pendidikan dan keterampilan.

b. Sasaran

Terlaksananya pembinaan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) ; Tuna Sosial 1500 -2500

orang, Anak Terlantar 70 -120 orang, Orang Terlantar

2000-2350 orang, Lanjut Usia 100 - 200 orang,

Penyandang Cacat 50-150 orang, Eks. Narapidana 75-

150 orang, Nikah masal 1050 pasang

Terbangunnya dan terpeliharanya sarana dan

prasarana PMKS dan PRSNP

Terbinanya 7.500 kk fakir miskin dan Komunitas Adat

Terpencil 450 kk

Terlaksananya bantuan pemakanan untuk 3.500 anak

panti asuhan

Termonitorinya kegiatan penanganan masalah sosial

se Kota Batam

Terbinanya kelompok PSKS ; 30 - 40 yayasan sosial,

35- 45 panti asuhan, 51 - 62 karang taruna, 102 - 124

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap

Kesejahteraan Sosial

Tersedianya bantuan makanan dan bahan Bangunan

rumah (BBR) secara stimulan.

Tersedianya sarana mobil operasional dan

perlengkapan sarana dan prasarana penanganan

bencana

Tersalurnya beras miskin kepada 33.422 kk

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 132

Page 20: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Terlaksananya bazar sembako murah di 12 Kecamatan

Termonitornya bantuan program PKPS BBM

c. Kebijakan Melakukan penertiban, pelatihan dan pemberian

bantuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat miskin dan penyandang masalah

kesejahteraan sosial (PMKS)

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi perlindungan sosial yang didukung

oleh program-program pembangunan yaitu :

1. Program Penanggulangan Masalah Sosial

2. Program Penanggulangan Kemiskinan

6.3.3 Terwujudnya penataan dan pembinaan sektor formal dan informal a. Tantangan dan Kendala

Terbatasnya kesempatan kerja di sektor formal

mengakibatkan terjadinya aktivitas PKL dan sektor

informal lainnya untuk itu perlu ditata dengan baik

Belum maksimalnya partisipasi pemerintah dan pihak

swasta dalam menangani pedagang kaki lima.

Belum optimalnya pemanfaatan sarana pasar

pemerintah dalam rangka menampung PKL dan sektor

informal

b. Sasaran

Tertatanya dan terbinanya PKL dan sektor informal

lainnya dari kondisi eksisting tahun 2005 sebanyak 61

titik lokasi

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 133

Page 21: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Beroperasinya pasar pemerintah

Meningkatnya retribusi pasar pemerintah dan PKL

Terawasinya PKL pada 61 titik lokasi

Tersosialisasinya perda pasar

c. Kebijakan

Melaksanakan penataan, pengawasan, pemberdayaan

dan relokasi PKL, serta sektor infomal lainnya dan

Mengoptimalkan pemanfaatan pasar pemerintah

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi ekonomi yang didukung oleh program

pembangunan yaitu :

- Program Penataan dan Pembinaan Pasar dan sektor

informal

6.4. Misi 4 yaitu “Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

yang sehat, menguasai IPTEK dan bermuatan IMTAQ melalui

peningkatan dan pemerataan pelayanan pendidikan dan

pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyakat serta

pembinaan kepemudaan dan olahraga”.

Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, maka prioritas yang di

tetapkan menjadi tujuan adalah sebagai berikut.

6.4.1 Terwujudnya peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan a. Tantangan dan Kendala

Masih adanya penduduk yang buta huruf dan Putus

Sekolah

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 134

Page 22: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Belum meratanya pelayanan Pendidikan terutama di

hinterland

Adanya tuntutan penuntasan pendidikan wajib belajar

sembilan tahun

Perlunya pendidikan yang mempunyai kualitas relevansi

dan efisiensi dalam memenuhi tuntutan global pada

semua jenjang sekolah

Rendahnya daya tampung pendidikan dan kualitas

pendidikan

Adanya tuntutan pendidikan minimal guru berkualifikasi

sarjana (S1) dan berkualitas.

Belum meratanya pelayanan pendidikan yang

berkualitas.

Belum adanya sekolah model unggul terpadu di Kota

Batam

Terbatasnya ketersedian fasilitas tenaga pendidik dan

sarana penunjang pendidikan

Belum optimalnya peranserta masyarakat dan Komite

sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.

b. Sasaran

Meningkatnya APK SD dari 92,75 % menjadi 110%,

SLTP dari 79.90 % menjadi 95%, SLTA dari 58 %

menjadi 65%

Meningkatnya APM SD (98%), SLTP (85%), SLTA

(60%)

Meningkatnya Rasio ruang kelas terhadap peserta didik;

SD (1 : 36), SLTP (1:30), SLTA (1:30)

Pembangunan sekolah model/percontohan tingkat SMA

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 135

Page 23: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Terbangunnya USB SD dari 124 menjadi 150 unit, SMP

dari 24 menjadi 42 unit , SMA dari 12 menjadi 17 unit,

SMK dari 1 unit menjadi 5 unit

Pembangunan TK dari 1 unit menjadi 12 unit

Terbangunnya RKB SD 410 lokal, SMP 118 lokal, SMA

62 lokal, SMK 25 lokal

Terbangunnya Perpustakaan Sekolah SD 20 Unit, SMP

13 Unit, SMA 4 unit, SMK 2 unit

Terbangunnya Laboratorium SD, SMP, SMA , dan SMK

Terbangunnya Rumah Dinas Kep. Sekolah SD 35 unit

Terbangunnya Rumah Dinas Guru SD 35 unit

Terbangunnya Asrama guru SMP dan SMA

Terbangunnya Asrama siswa SMP dan SMA

Terbangunnya Rumah Dinas Penjaga SD, SMP, SMA

Terbangunnya Sanggar Seni SD 12 unit, SMP 12 unit

Terbangunnya Ruang Serba Guna SD, SMP dan SMA

Bertambahnya Ruang SKB 2 ruang

Terbangunnya Sarana Olahraga dan Semenisasi SD,

SMP dan SMA

Terbangunnya MCK SD, SMP, SMA

Pematangan lahan sekolah SD,SMP, dan SMU

Terpasangnya Listrik dan air sekolah

Terehabilitasinya SD, SMP dan SMA (Ruang Kelas,

Rumah Dinas, WC, Laboratorium, Ruang Majelis Guru,

Perpustakaan)

Terevitalisasinya SD 5 unit

Tersedianya Meubiler Sekolah SD, SMP, SMA

Tersalurkannya beasiswa berprestasi SD/MI,

SMP/MTS, SMA/MA/SMK setiap tahunnya

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 136

Page 24: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Tersalurkannya subsidi biaya penyelenggaraan

pendidikan bagi siswa SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK

setiap tahunnya di 3 kecamatan hinterland

Tersalurkannya subsidi biaya penyelenggaraan

pendidikan bagi siswa tidak mampu SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA/SMK setiap tahunnya di kecamatan perkotaan

Tersalurkannya subsidi biaya penyelenggaraan

pendidikan bagi siswa tidak mampu SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA/SMK setiap tahunnya di kecamatan perkotaan

Tersedianya penunjang kegiatan operasional sekolah di

SD, SMP, SMA dan SMK

Tersedianya penunjang kegiatan operasional cabang

dinas di 3 cabdis dan pengawas sekolah di 12

kecamatan

Pemeliharaaan dan operasional Politeknik Batam

Meningkatnya rasio guru terhadap jam mengajar ; SD

(1:24), SLTP (1:24), SLTA (1:24)

Meningkatnya sertifikasi dan kompetensi guru

Meningkatnya Persentase Pencapaian Nilai Kelulusan

SD (6,5), SLTP (6,5), SLTA (6,5)

Meningkatnya Persentase Kelulusan SD (99%), SLTP

(97%), SLTA (97%)

Meningkatnya kompetensi guru mata pelajaran, Kepala

Sekolah dan Pengawas SD 1100 orang, SLTP 860

orang, SLTA 540 orang

Terpilihnya guru dan siswa yang berprestasi tingkat SD,

SLTP dan SLTA

Terbentuknya Badan Akreditasi Sekolah dan

terlaksananya akreditasi sekolah SD, SMP, SMA dan

SMK

Meningkatnya relevansi pendidikan dengan dunia kerja

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 137

Page 25: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Terlaksananya pembelajaran berbasis ICT (ICT Base

Learning) dan pengembangan jurusan ICT di 6 sekolah

dan Terlaksananya program re engineering SMK di 5

sekolah

Terlaksananya sistem manajemen mutu ISO 1991-2000

di SMK

Terlaksananya pelatihan life skill SMA / SMK

Terlaksananya program pengembangan SMA

berwawasan kelautan di 4 sekolah

Tersusun dan terlaksananya kurikulum muatan lokal

pendidikan madani

Meningkatnya Rasio buku teks terhadap siswa SD (1:1),

SLTP (1:1), SLTA (1:1)

Tersedianya sarana penunjang pembelajaran

(media/lab) SD (1:1), SLTP (1:1), SLTA (1:1) ; Alat

laboratorium 51 sekolah, Alat Peraga 250 paket, Alat

media 100 paket, Komputer 300 unit

Tersedianya peralatan Penunjang SMK ; Peralatan

Mekatonik 5 paket, Penambahan peralatan keahlian

Teknik Komputer dan Jaringan TKJ 100 unit,

Pengadaan Mesin Milling CNC Type Produksi 2 unit,

Perbaikan dan standarisasi mesin Bubut Konvesion 24

unit, Pengadaan Multimeter Digital SMKN 1

Terlaksananya lokakarya komite sekolah SD, SMP,

SMA

Terlaksananya orientasi tugas/kewenangan kepala

sekolah dan komite sekolah

Terlaksanaya peningkatan mutu pendidikan dengan

pola partisipasi masyarakat

Penurunan Angka penduduk yang buta huruf dan Angka

Putus Sekolah ; Terlaksananya kelompok belajar

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 138

Page 26: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Paket A 500 orang, Paket B 400 orang, Paket C 200

orang, Tersedianya modul Paket A, Paket B dan

Paket C

Terlaksananya Life skill dan magang anak putus

sekolah 40 orang/tahun

Terlaksananya Pembinaan Anak Usia Dini 750 orang

Terlaksananya pembinaan Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) 35 kelompok

Terlaksananya pembinaan Kelompok Belajar Usaha 35

kelompok

Terlaksananya Varia pendidikan dan langgam melayu

Terlaksananya Porseni 1 kali /tahun

Terlaksananya Olympiade MIPA dan bahasa inggris 1

kali/tahun

Terlaksananya Gebyar SMK 84 sekolah

Terlaksananya seleksi dan Promosi Kompetensi Siswa

150 orang

Terlaksananya pembinaan budi pekerti

Tersedianya jaringan Sistim Informasi Pendidikan

(SIMDIK) dan terlaksananya Penerimaan Siswa Baru

(PSB) secara On line di 4 sekolah

Tersedianya pemetaan untuk 12 kecamatan dan

tersedianya profil pendidikan sebanyak 600 eks

Tersedianya kalender pendidikan sebanyak 1200 eks

Terlaksananya pelatihan Pengelolaan Barang Inventaris

Sekolah, Penyusunan RAPBS (Rencana Anggaran dan

Pendapatan Belanja Sekolah)

Tersedianya 1 unit Gedung perpustakaan daerah yang

representatif

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 139

Page 27: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

c. Kebijakan

Meningkatkan kualitas pendidikan, perluasan

kesempatan belajar serta meningkatkan kemampuan

dan keterampilan guru dan peserta didik

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi pendidikan yang didukung oleh

program pembangunan yaitu :

- Program Penyelenggaraan Pendidikan

6.4.2 Terwujudnya peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan serta peningkatan kualitas keluarga a. Tantangan dan kendala

Belum optimalnya peran serta, kesadaran dan

kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

Masih adanya penyakit menular di Kota Batam

Adanya tuntutan peningkatan kualitas dan kuantitas

sarana dan prasarana kesehatan yang memadai sesuai

Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan

Belum representatifnya RSUD Kota Batam.

Masih adanya beberapa keluarga miskin yang masih

memerlukan pelayanan kesehatan gratis

Masih terbatasnya akses pelayanan kesehatan

masyarakat di Kota Batam terutama di daerah

Hinterland

Masih kurangnya pembinaan, pengawasan dan

peningkatan kualitas kesehatan lingkungan

Masih perlunya ketersediaan tenaga kesehatan yang

bermutu, profesional dan spesialis

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 140

Page 28: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

b. Sasaran

Penurunan Rasio Angka kematian bayi dari 20 menjadi

15 per 1.000 kelahiran hidup, Angka kematian ibu

melahirkan dari 20 menjadi 15 org

Penurunan gizi buruk pada masyarakat dari 0,4 menjadi

0,35 % (dari 75.000 Balita)

Tersedianya obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD)

dan Non PKD dan perbekalan kesehatan di RSUD,

Puskesmas, Pustu dan Polindes dan terawasinya obat,

makanan, kosalkes dan napza

Tersalurnya obat dan alat kesehatan ke Puskesmas

Menurunnya insiden penyakit menular (malaria API

(Annual Parasite Incident) : 5 penderita per 10.000

penduduk, dan CFR (Case Fatality Rate/Angka

Kematian) 0 kematian, Demam Berdarah IR (Incident

Rate) kurang dari 5 penderita/100 ribu penduduk, CFR

kurang 1% dari penderita, Filaria MFR (Micro Filaria

Rate) kurang dari 1 %)

Terlaksananya imunisasi dan surveylance untuk

pencapaian UCI (Universall Child Immunization ) 100 %

Terlaksananya Pencegahan dan Pemberantasan

penyakit menular langsung (TB Paru, Kusta, Diare,

ISPA, PMS dan HIV/AIDS) dan tidak menular

Terbinanya Posyandu dari 186 menjadi 240 posyandu,

terlatihnya 320 orang kader posyandu, terpilihnya

posyandu teladan sebanyak 20

Terlatihnya guru UKS 200 Orang, Dokter Kecil

sebanyak 6 0rang x 192 SD, petugas SBH di petugas

puskesmas sebanyak 30 orang, terbentuknya desa

siaga percontohan di 12 kecamatan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 141

Page 29: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Terlaksananya penyebarluasan informasi kesehatan

pada masyarakat melalui media cetak dari 2 menjadi 5

program kesehatan, radio spot dari 630 kali menjadi

3.600 kali, media luar ruangan menjadi 10 buah,

terlaksananya penyuluhan langsung kelompok

masyarakat sebanyak 140 kali, penyuluhan kelompok di

Sekolah sebanyak 120 kali

Terlaksananya pengawasan kualitas air bersih ditempat-

tempat umum dan permukiman dalam rangka mencapai

standar pelayanan minimal (SPM) sebesar 80 %

Terlaksananya pemeriksaan dan pengawasan kualitas

air baku/waduk dan air bersih di masyarakat dan

PDAM/PAH/SGL, dan limbah medis di 21 puskesmas

dan 13 rumah sakit

Berfungsinya laboratorium kesehatan lingkungan

Terlayaninya semua kasus pasien keluarga miskin

(Gakin) yang dirujuk keluar Propinsi Kepri

Terlaksananya deteksi dini bagi keluarga rawan

kesehatan

Terlaksananya sosialisasi penyelenggaraan pelayanan

puskesmas di perkotaan

Terlaksananya pembinaan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat baik pemerintah maupun swasta

Meningkatnya kemampuan dan keterampilan tenaga

medis dan paramedis dalam hal penggunaan obat

secara rasional sebanyak 90 orang pertahun

Terlaksananya orientasi/pra tugas pegawai baru

puskesmas dan jajarannya dari 451 menjadi 780 orang

Terlaksananya menajemen kesehatan di daerah

perbatasan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 142

Page 30: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Terlaksananya sinkronisasi perencanaan program

kesehatan

Terlaksananya pelatihan Tim Akreditasi dari 4 menjadi 9

jabatan fungsional kesehatan sebanyak 422 orang

Terbangunnya Puskesmas dari 11 menjadi 21

Puskesmas

Terbangunnya Pustu dari 35 menjadi 66

Terbangunnya Polindes dari 30 menjadi 66

Tersedianya Puskel laut dari 14 menjadi 24 unit

Pengadaan Puskel darat dari 12 unit menjadi 22 unit

Terlaksananya pematangan Lahan dan pemagaran

RSUD

Meningkatnya RSUD dari type D menjadi Type C

sebanyak 240 tempat tidur

Tersedianya Alat Kedokteran/Kesehatan serta Sarana

dan Prasarana Penunjang Kesehatan

Pembangunan Rumah Medis dari 15 menjadi 35 dan

paramedis 47 unit menjadi 67 unit

Terbangunnya pagar Puskesmas sebanyak 16 unit

Tersedianya ambulance dari 4 menjadi 8 unit

Terlaksananya rehabilitasi Puskesmas 5 unit, Pustu 15

unit, Polindes 5 unit dan rumah dinas 20 unit

Operasional Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB)

sebagai Rumah Sakit Rujukan

Terlayaninya pasangan usia subur 10.000 dari 35.000

akseptor KB

c. Kebijakan

Meningkatkan kualitas dan pemerataan pelayanan

kesehatan dan Keluarga Berencana bagi masyarakat

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 143

Page 31: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi Kesehatan yang didukung oleh

program pembangunan yaitu :

- Program Penanganan Bidang Kesehatan dan pelayanan

Keluarga Berencana

6.4.3 Meningkatnya kualitas generasi muda dan keolahragaan a. Tantangan dan kendala

Kurangnya daya saing skill / knowledge generasi muda

Masih rendahnya peran generasi muda

Masih belum optimalnya pembinaan bidang

kepemudaan / kepramukaan

Meningkatnya kompetisi bidang olahraga

Minimnya fasilitas, sarana dan prasarana serta prestasi

olahraga

Belum optimalnya peran serta masyarakat di bidang

olahraga.

b. Sasaran

Terlaksananya 6 jenis pembinaan untuk generasi muda dan kepramukaan

Terlaksananya 5 event olahraga tingkat Kota Batam Terlaksananya pelatihan wasit pada 4 cabang olahraga

(sepakbola, sepak takraw, bola volly, bulu tangkis) Tersedianya sarana dan prasarana kepemudaan berupa

Gedung Pemuda 1 unit dan fasilitas kepramukaan Meningkatnya pemanfaatan fasilitas olahraga

Tumenggung Abdul Jamal, Sport Hall dan fasilitas lainnya

Pemeliharaan fasilitas olahraga Tumenggung Abdul Jamal, Sport Hall dan fasilitas olahraga lainnya

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 144

Page 32: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Tersedianya sarana dan prasarana olahraga ; tersedianya Stadion Olahraga Belakang Padang, tersedianya Lapangan sepak bola 40 persil, tersedianya Mini GOR 1 unit, Tersedianya Kolam renang bertaraf nasional 1 unit, terpenuhinya Peralatan olahraga di setiap kelurahan.

c. Kebijakan

Meningkatkan pembinaan dan pengembangan kualitas

generasi muda dan prestasi olahraga di berbagai bidang

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi pariwisata dan budaya yang didukung

oleh program pembangunan yaitu :

- Program Peningkatan Pembinaan Kepemudaan dan Olah

raga.

6.5. Misi 5 “Menggali, mengembangkan dan melestarikan nilai-

nilai seni budaya Melayu dan budaya daerah lainnya serta

mengembangkan kehidupan kemasyarakatan yang harmonis,

bertoleransi dan berbudi pekerti”.

Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, maka prioritas yang

ditetapkan menjadi tujuan adalah sebagai berikut.

6.5.1 Meningkatnya nilai seni, budaya dan jumlah wisatawan di Kota Batam a. Tantangan dan Kendala

Adanya keinginan untuk mempertahankan dan

meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan

domestik ke Kota Batam

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 145

Page 33: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Telah ditunjuknya Batam sebagai MICE city

Perlunya peningkatan peranan budaya Melayu sebagai

perekat keragaman budaya Nusantara di Kota Batam

Adanya potensi objek wisata budaya, religi dan historis

yang belum dimaksimalkan pengelolaannya

Terbatasnya akses informasi even seni, budaya lokal

dan pariwisata

Masih belum optimalnya perhatian terhadap kondisi

prasarana dan sarana penunjang dalam mendukung

potensi seni, budaya lokal dan pariwisata

Belum optimalnya usaha promosi seni, budaya lokal dan

pariwisata

Belum optimalnya partisipasi dan koordinasi dari

masyarakat dalam mendukung seni, budaya lokal dan

pariwisata

Belum optimalnya realisasi Perda Pariwisata.

b. Sasaran Meningkatnya pelestarian nilai seni budaya Melayu

serta budaya daerah lainnya

Meningkatnya kualitas pemahaman Adat Istiadat

Melayu

Terciptanya maskot Kota Batam

Peningkatan jumlah pagelaran budaya sebanyak 40 - 50

kegiatan

Tersusunnya Buku Sejarah Melayu

Tersedianya sarana dan prasarana kepariwisataan dan

terpeliharanya situs budaya

Peningkatan aktivitas dan apresiasi terhadap seni dan

budaya

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 146

Page 34: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Meningkatnya Pelestarian nilai-nilai seni budaya melayu

serta budaya Nusantara lainnya

Pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana

objek wisata / destinasi wisata sebanyak 10 lokasi

Pengembangan dan pembinaan kemitraan

kepariwisataan terhadap asosiasi, dinas dan instansi

vertikal

Terbentuknya kelompok sadar wisata di 12 kecamatan

Peningkatan jumlah event budaya sebanyak 40 - 50

event

Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dari

1.050.000 menjadi 1,2 – 1,6 juta orang per tahun

Peningkatan length of stay wisatawan dari 1,5 hari

menjadi 2,8 hari

Terlaksananya pengawasan terhadap usaha

kepariwisataan

c. Kebijakan Meningkatkan Pelestarian nilai-nilai seni budaya

melayu dan budaya daerah lainnya dan Meningkatkan

kualitas pelaksanaan event-event dan pengembangan

obyek kepariwisataan

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi pariwisata dan budaya yang didukung

oleh program pembangunan yaitu :

- Program peningkatan kebudayaan dan kepariwisataan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 147

Page 35: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

6.5.2 Terwujudnya kerukunan hidup antar kelompok dalam masyarakat a. Tantangan dan Kendala

Adanya keragaman suku, golongan, ras dan agama

dimasyarakat

Belum optimalnya pembinaan antar kelompok dalam

masyarakat

Belum tersedianya gedung forum kerukunan umat

beragama.

b. Sasaran Terciptanya kerukunan hidup beragama dan sosial

kemasyarakatan

Terlaksananya pembinaan forum kerukunan umat

beragama

Terlaksananya peringatan hari-hari besar Nasional

setiap tahunnya

Terlaksananya kegiatan keagamaan dan meningkatnya

partisipasi masyarakat dalam bidang keagamaan

Terlaksananya Pemberdayaan dan pelatihan

kelembagaan keagamaan

Pelaksanaan kegiatan hari-hari besar keagamaan setiap

tahun

Tersedianya kawasan dan fasilitas Islamic Center di

Batam Center

c. Kebijakan

Mendorong terciptanya keharmonisan dan kerukunan

hidup beragama dan sosial kemasyarakatan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 148

Page 36: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi pelayanan umum yang didukung oleh

program pembangunan yaitu :

- Program kerukunan hidup beragama dan sosial

kemasyarakatan

6.5.3 Terwujudnya kualitas kehidupan dan perlindungan perempuan dan anak a. Tantangan dan Kendala

Masih adanya kasus trafficking di Kota Batam

Posisi strategis dan kemajuan Kota Batam menjadikan

kota ini sebagai kota tempat tujuan pemulangan Tenaga

Kerja.

Belum optimalnya keterlibatan peran perempuan dalam

pembangunan

Masih rendahnya pembinaan terhadap organisasi

perempuan

Masih rendahnya peningkatan kesejahteraan dan

perlindungan terhadap anak

b. Sasaran

Terlaksananya Bimbingan / penyuluhan (konseling), dan

pendampingan terhadap perempuan dan anak

Meningkatnya penyelesaian kasus perempuan dan anak

sebanyak 100 - 150 kasus/tahun

Terpeliharanya gedung shelter

Pembinaan kualitas serta penguatan kelembagaan

perempuan untuk 50 lembaga/tahun

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 149

Page 37: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

c. Kebijakan

Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan

anak serta penguatan kelembagaaan perempuan

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi sosial yang didukung oleh program

pembangunan yaitu :

- Program peningkatan kualitas kehidupan dan perlindungan

perempuan dan anak

6.6. Misi 6 yaitu ”Mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang

baik”.

Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, maka prioritas yang di

tetapkan menjadi tujuan adalah sebagai berikut.

6.6.1 Terwujudnya efektifitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan a. Tantangan dan Kendala

Adanya kewajiban melaksanakan amanat Undang-

Undang No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan PERDA No 2 tahun 2006

tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan

Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Kota Batam

Adanya tuntutan bahwa setiap hasil perencanaan yang

aspiratif dapat direalisasikan dalam APBD

Belum optimalnya keterlibatan partisipasi masyarakat

dalam proses perencanaan dan pengendalian

pembangunan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 150

Page 38: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

b. Sasaran

Terlaksananya musrenbang tingkat kelurahan,

kecamatan, kota, propinsi, regional dan nasional serta

forum SKPD sebanyak 1 kali setahun

Tersusunnya RPJMD, RKPD, KUA, PPAS, RKA dan

APBD sebagai dokumen perencanaan pembangunan

Terlaksananya pembinaan dan pemantapan

penyusunan dan perencanaan pembangunan

Terlaksananya monitoring, pengendalian dan evaluasi

serta pelaporan kegiatan pembangunan setiap tahun

Terlaksananya rapat koordinasi antara DPRD Kota

Batam, Pemko Batam, dan OB

c. Kebijakan

Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat

secara aktif dan kritis dalam penyelenggaran

pembangunan

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi pelayanan umum yang didukung oleh

program pembangunan yaitu :

- Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi

Pembangunan

6.6.2 Terwujudnya penataan Kelembagaan dan Peningkatan

Kinerja Aparatur a. Tantangan dan Kendala

Adanya tuntutan agar Struktur Organisasi dan Tata

Laksana Pemerintah disesuaikan dengan kondisi

daerah karena sistem kelembagaan dan

ketatalaksanaan belum memadai.

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 151

Page 39: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Perlunya ketersediaan sumberdaya aparatur yang

profesional

Perlunya peningkatan tertib administrasi pemerintahan

Masih belum optimalnya pengawasan dan akuntabilitas

kinerja pemerintah

Masih rendahnya kinerja aparatur dalam peningkatan

pelayanan publik

Masih rendahnya kesejahteraan PNS

Perlunya peningkatan sarana dan prasarana pemerintah

serta fasilitas pemerintahan lainnya

b. Sasaran

Tersusunnya Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

di Daerah, Juklak dan Juknis pelaksanaan

pemerintahan

Adanya keseragaman ketatalaksanaan administrasi

Tersusunnya Standarisasi Harga Barang / Jasa

Terlaksananya tertib administrasi pemerintahan di

tingkat Kecamatan dan Kelurahan se Kota Batam

Terlaksananya pelantikan Walikota dan Wakil Walikota

Terlaksananya pengawasan reguler dan tindak lanjut

30- 40 objek pemeriksaan setiap tahun

Terlaksananya Pemeriksaan Khusus dan Kasus

Tersedianya LAKIP dan evaluasi LAKIP Pemko Batam

dan SKPD

Terlaksananya orientasi pengawasan 1 kali/tahun

Terlaksananya gelar pengawasan daerah dan

pemutakhiran hasil pengawasan sebanyak 120 0rang

setiap tahun

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 152

Page 40: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Terlaksananya sosialisasi dan tersusunnya laporan

harta kekayaan penyelenggara negara dan gratifikasi

serta LP2P

Tersedianya Fasilitas, Sarana dan Prasarana

Perkantoran Pemerintah Kota Batam

Terpeliharanya fasilitas, sarana dan prasarana

Perkantoran pemerintah Kota Batam

Tersedianya fasilitas mobilitas Pemerintah Kota Batam

Tersedianya tenaga aparatur kualifikasi pendidikan

formal S3 10 - 20 org, S2 15 - 30 org, S1 sebanyak 500-

600 org, D2/D3 5 - 10 orang; struktural diklatpim I 5 org,

diklatpim II 40 - 75 org, diklatpim III 108 - 250 org,

diklatpim IV 250 - 350 org ; teknis 500 - 800 org

Terlaksananya Diklat dan Orientasi masa persiapan

pensiun sebanyak 251 orang

Terlaksananya LPJ Tk. I,II dan III bagi CPNS Kota

Batam setiap tahun

Tersedianya aparatur bidang teknologi informasi

sebanyak 4 orang setiap unit kerja yang menguasai

dasar pemrograman dan database

Tersedianya aparatur yang terampil bidang

kesejahteraan sosial 15 orang

Tersedianya aparatur pengawas di bidang

ketenagakerjaan dari 7 menjadi 17 Orang, mediator

dari 7 menjadi 17 orang

Terlaksananya bimbingan teknis bidang inteligen bagi

aparatur pemerintah sebanyak 200 orang

Tersedianya anggota satpol PP yang handal dan

profesional ; latsar 80 orang, terbinanya fisik dan

mental 386 orang

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 153

Page 41: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Tersedianya PPNS anggota satpol sebanyak 15 - 25

orang, Perlindungan Konsumen 5 orang, Kehutanan 3

orang, lingkungan 5 orang, Pertanahan 3 orang, PPNS

dan juru sita bidang pajak daerah sebanyak 10 - 20

orang, ahli litigasi dan non litigasi 5 orang

Tersedianya aparatur pengelola barang inventaris

sekolah yang trampil 160 - 200 orang

Terselenggaranya workshop, lokakarya dan bimtek

bidang pengawasan, perencanaan, keuangan, dan

bidang lainnya

Terlaksananya bimbingan teknis persidangan dan

risalah

Terlaksananya lokakarya pengembangan ekonomi dan

usaha daerah

Terselenggaranya pelatihan teknis pengadaan barang /

jasa, kearsipan, barang daerah, kepustakawanan, legal

drafting, pelayanan pemerintahan di kecamatan dan

kelurahan

Meningkatnya kualitas sumberdaya dan disiplin aparatur

pemerintah

Terselenggaranya pengadaan pegawai setiap tahun

Terselenggaranya mutasi, gelar sidang kepangkatan

2 kali / tahun dan mutasi jabatan pegawai

Terselenggaranya pembinaan disiplin pegawai secara

berkala

Meningkatnya kinerja aparatur

c. Kebijakan

Menyelenggarakan penataan kelembagaan dan

ketatalaksanaan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 154

Page 42: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Meningkatkan kinerja aparatur dan pengawasan

akuntabilitas aparatur

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi pelayanan umum yang didukung oleh

program-program pembangunan yaitu :

1. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

2. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas

Aparatur

3. Program Pembangunan, Peningkatan dan Pengadaan

Fasilitas, Sarana dan Prasarana Perkantoran Pemerintah

4. Program Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur

6.6.3 Terwujudnya pelayanan prima

a. Tantangan dan Kendala

Faktor letak strategis posisi Batam menjadikan daerah

ini sebagai daerah investasi apalagi Kota Batam masuk

dalam kerangka kawasan ekonomi khusus

membutuhkan peningkatan kualitas pelayanan secara

terpadu, cepat, murah dan tepat waktu.

Masih perlunya peningkatan dan pemerataan informasi

bagi masyarakat dan dunia usaha

Masih terbatasnya sarana dan prasarana penunjang

pelayanan perizinan terpadu

Belum adanya regulasi perizinan terpadu

b. Sasaran

Tersedianya data statistik dan database daerah setiap

tahun

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 155

Page 43: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Terlaksana dan tersedianya hasil survei dan sensus di

bidang ekonomi, sosial budaya, fisik dan prasarana

serta bidang pembangunan lainnya

Terlaksana dan tersedianya hasil kajian / penelitian

bidang ekonomi, sosial dan budaya, serta bidang fisik

prasarana

Tersedianya 1 unit laboratorium komputer untuk

peningkatan keterampilan aparatur di bidang teknologi

Meningkatnya sisitem e-government Kota Batam

Tersedianya sarana dan prasarana untuk menampung

aspirasi/keluhan masyarakat berupa sistem aplikasi

Pusat Informasi dan Keluhan (PIK)

Tersedianya sistem on line pelayanan

Tersedianya data yang terintegrasi

Tersedianya infrastruktur Batam Inteligent Island

Terbinanya forum komunikasi di 12 kecamatan

Tersedianya sarana media informasi dan penerangan

kepada masyarakat sebanyak 12 - 24 kali setahun

Tersedianya infrastruktur informasi pada pusat

pelayanan perizinan terpadu

Meningkatnya kualitas pelayanan publik pada

pelayanan perizinan terpadu

Tersedianya Peraturan Daerah Standar Pelayanan

Minimum (SPM) dan Peraturan Daerah Pelayanan

Terpadu.

Terlaksananya penerapan program SIAK

Terlaksananya sosialisasi pemberian akta catatan sipil

gratis 25.000 bh dan pencatatan pernikahan sipil

1000 bh

Terlaksananya pengendalian kependudukan dan

pendatang di Kota Batam secara berkesinambungan

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 156

Page 44: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

c. Kebijakan

Meningkatkan kualitas pelayanan publik

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi pelayanan umum yang didukung oleh

program-program pembangunan yaitu :

1. Program peningkatan kualitas pelayanan informasi

2. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan perizinan terpadu

3. Program Pelayanan Kependudukan dan catatan sipil

6.6.4. Terwujudnya peningkatan akuntabilitas dan kinerja legislatif a. Tantangan dan Kendala

Adanya tuntutan perlunya peningkatan akuntabilitas dan

kinerja legislatif dalam menjalankan fungsi legislasi,

anggaran dan pengawasan

Semakin tingginya penyampaian aspirasi oleh

masyarakat kepada DPRD

Belum adanya Program Legislasi Daerah

b. Sasaran

Meningkatnya kinerja DPRD Kota Batam

c. Kebijakan

Meningkatkan kualitas dan akuntabilitas tugas dan

fungsi DPRD

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi pelayanan umum yang didukung oleh

program pembangunan yaitu :

- Program Peningkatan Kinerja Legislatif

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 157

Page 45: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

6.6.5. Terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel a. Tantangan dan Kendala

Kewenangan daerah dalam pengelolaan keuangan

daerah sangat terbatas terutama dalam menentukan

penerimaan yang berasal dari pusat.

Adanya keinginan masyarakat perlunya pemerintah

melaksanakan pengelolaan keuangan daerah yang

efisien, efektif dan transparan serta tepat sasaran

Masih adanya potensi penerimaan daerah yang belum

terdata dan terdaftar.

Masih rendahnya akurasi data potensi penerimaan

retribusi dan pajak

Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam

membayar retribusi dan pajak

b. Sasaran Meningkatnya penerimaan daerah ; PAD 79 - 142 M,

PBB 64 - 128 M , BPHTB 20 -40 M, PPH 29 - 60 M

Intensifikasi dan ekstensifikasi PAD, PBB, BPHTB, dan

PPH

Tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang

peningkatan pendapatan daerah

Terlaksananya pengelolaan keuangan daerah

Tersedianya pos bantuan, pos tidak terduga dan belanja

pegawai

Tersedianya sistem dan prosedur pengelolaan

keuangan daerah

Terlaksananya pelayanan administrasi perkantoran

c. Kebijakan Peningkatan pengelolaan keuangan daerah daerah

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 158

Page 46: Kebijakan Umum Dalam Pengembangan Kota

Untuk menjalankan kebijakan tersebut di atas dapat

dilaksanakan melalui fungsi pelayanan umum yang didukung oleh

program pembangunan yaitu :

- Program Peningkatan Kapasitas Keuangan Daerah

RPJMD Kota Batam Tahun 2006-2011 159