KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang...

97
KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Implementasi Perda No. 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi terhadap TPA Sumur Batu) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos) Oleh: Annisa Suciati 1113112000008 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang...

Page 1: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

(Implementasi Perda No. 15 Tahun 2011

tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi

terhadap TPA Sumur Batu)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.sos)

Oleh:

Annisa Suciati

1113112000008

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

a

PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15 Tatrun201I tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi terhadap TpA Sumur Batu)

l. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satupersyaratan memperoleh gelar strata I di universitas Islam Negeri Gm.I)Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini tetah saya cantumkansesuai dengan ketentuan yang berraku di universitas Isram Negeri orhOSyarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti

atau merupakan hasil jiplakan

menerima sanksi yang berlaku

Hidayatullah Jakarta.

Annisa Suciati

bahwa karya saya ini bukan karya asli saya

dari karya orang lain, maka saya bersedia

di Universitas Islam Negeri GIf$ Syarif

Ciputat, l0 Juni 2017

Page 3: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

a

PERSETUJUAN BIMBINGA}I SKRIPSI

Dengan ini pembimbing skripsi menyatakan bahwa matrasiswa:

Nama

Nim

Progran Studi

: Annisa Suciati

:1113112000008

: Ilmu Politik

Telah menyelesaikan penulisan skripsi, dengan judul:

Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi Perda No. 15 Tatnm

201I tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi terhadap TPA Sumur Batu)

Telah diuji pada tanggal I I Juli 2017

Mengetatrui,Ketua Program Studi

Dr. Idine Rosvidin. M.SiNIP. r9701013 200501 I 003

Ciputat, ll Juli2017

Menyetujui,Dosen Pembimbing

(

l 001

is Thaha M.SiNIP, 19660805 20q112

Page 4: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

PENGESAHAN PAMTIA UJIAN SKRIPSI

SKRSIPSI

Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat

(Implementasi Perda No. 15 Tahun 20l l tentang Pengelolaan Sampatr

di Kota Bekasi terhadap TPA Sumur Batu)

Oleh

Annisa Suciati

I I l3l 12000008

telah dipertatrankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11 Juli2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.

Sekretaris,6rt --,\Jfu,b

Ketua

\7^Dr. Idine Rosyidin. M.SiNrP. 19701013 200501 l 003

Suryani. M.SiNP, 1 9770 424 2887 _Lg 2_ gg3

Penguji II

Drs. Ismadi Ananda. M.SiNIP.19520903 198203 I 001

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan padatanggal l1 Juli 2017

Ketua Program Studi Ilmu PolitikFISIP UIN Jakarta

t jl-Dr. Iding Rosyidin. M.SiNIP: 19701013 200501 I 003

. 19610524 200003 2002

Page 5: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

i

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisa implementasi Peraturan Daerah (Perda) No. 15

Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi yang berkaitan dengan

menumpuknya sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu.

Persoalan sampah di Kota Bekasi seakan tidak pernah berhenti. Sampah

merupakan salah satu permasalahan lingkungan hidup yang membutuhkan

perhatian lebih dari pemerintah Kota Bekasi. Meningkatnya jumlah penduduk di

Kota Bekasi setiap tahunnya akan berdampak langsung pada peningkatan jumlah

timbunan sampah yang harus dikelola di Kota Bekasi, khususnya di TPA Sumur

Batu. Karena itu, diperlukannya pengelolaan sampah dari hulu (sumber sampah)

ke hilir (tempat akhir). Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan

implementasi Perda No. 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Kota

Bekasi, mengetahui peran Dinas Lingkungan Hidup dan partisipasi masyarakat

Kota Bekasi dalam pengelolaan sampah.

Teori yang digunakan yaitu kebijakan publik untuk mengetahui upaya-

upaya pemerintah terkait masalah sampah, dan untuk mengetahui apakah

kebijakan tersebut sudah berhasil diimplementasikan dengan baik atau belum

peneliti menggunakan teori faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi

menurut pandangan George C. Edwards. Dalam keberhasilan implementasi

membutuhkan peran masyarakat di dalamnya, peneliti menggunakan teori

partisipasi masyarakat menurut pandangan Eriscon. Kemudian peneliti

menggunakan aspek mengenai pengelolaan sampah untuk mengetahui sejauh

mana pengelolaan sampah di Kota Bekasi.

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. Penelitian

diawali dengan teknik pengumpulan data. Pada teknik pengumpulan data penulis

akan melakukan dokumentasi, wawancara, dan teknik analisis data.

Berdasarkan hasil penelitian, implementasi Perda No. 15 Tahun 2011 belum

berjalan efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya sosialisasi mengenai

pengelolaan sampah kepada masyarakat, pengelolaan di TPA Sumur Batu yang

masih menggunakan pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan, serta

lemahnya partisipasi masyarakat Kota Bekasi dalam pengelolaan sampah.

Kata Kunci: Peran Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Partisipasi Masyarakat,

` Implementasi Kebijakan.

Page 6: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi

Perda No. 15 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi terhadap

TPA Sumur Batu).”

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit penulis mengalami kesulitan

dan hambatan, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,

Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1) Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2) Prof. Dr. Zulkifli, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3) Dr. Iding Rosyidin, M. Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4) Suryani, M. Si, selaku Sekertaris Program Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5) Idris Thaha, M.Si, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar, tulus, dan

ikhlas telah memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membimbing

penulis dalam penyusunan skirpsi ini.

6) Seluruh dosen Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu kepada

penulis.

7) Seluruh Staf TU Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta atas bantuanya dalam administrasi surat menyurat.

8) Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Page 7: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

iii

Perpustakaan Umum Daerah Kota Bekasi, dan Perpustakaan Universitas

Indonesia yang telah memberikan pinjaman buku dalam penyelesaian

skripsi ini.

9) Kepala Seksi Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup, yang telah memberikan

informasi kepada penulis.

10) Kepala TPA Sumur Batu yang telah memberikan informasi mengenai

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu Kota Bekasi.

11) Ayahanda dan Ibunda tercinta yang terus melimpahkan cinta dan kasih

sayangnya, memotivasi, serta doa yang tidak pernah berhenti untuk penulis.

12) Kakal-kakakku; Dini Lusiana, Ika Pandu Pertiwi, Amalia Pahlawati dan

juga adikku Syifa Fauziah yang senantiasa memberikan semangat dan

dukungan setiap saat.

13) Sahabat-sahabatku, Marki Amaliyah, Dwi Jayanti, Erika Sita, Restiana

Firda, Quwatul Mudrikatiz, Diah Lestari, Amelia Stefanie, Ulfah M, Hilda

Putri, Isnaini Annis, Rowdohtus, Faizah Zatul, dan Yuni Hilda Putri, Elsa

yang selalu memberi dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skirpsi

ini. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih untuk Fajar Alamsyah, yang

bersedia meluangkan waktunya untuk mengantarkan penulis ke tempat

lokasi penelitian dan selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan

skripsi ini.

14) Teman-teman seperjuangan Ilmu Politik 2013 di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABLE ................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah......................................................................... 1

B. Pertanyaan Masalah......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian........................................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 7

F. Metode Penelitian .......................................................................... 10

G. Sistematika Penulisan .................................................................... 14

BAB II KERANGKA TEORI

A. Kebijakan Publik ........................................................................... 16

B. Implementasi Kebijakan Publik .................................................... 19

1. Faktor yang Berpengaruh terhadap Implementasi .................. 19

a. Komunikasi ....................................................................... 19

b. Sumber Daya ..................................................................... 20

c. Disposisi ............................................................................ 20

d. Struktur Birokrasi .............................................................. 21

C. Partisipasi Masyarakat .................................................................. 22

1. Bentuk Partisipasi .................................................................... 23

a. Partisipasi di Dalam Tahap Perencanaan ............................. 23

b. Partisipasi di Dalam pelaksanaan ........................................ 23

c. Partisipasi di Dalam Pemanfaatan ....................................... 23

D. Pengelolaan Sampah ..................................................................... 24

1. Aspek Operasional .................................................................. 24

2. Aspek Kelembagaan................................................................ 25

3. Aspek Pembiayaan .................................................................. 25

4. Aspek Peran Serta Masyarakat................................................ 26

5. Aspek Peraturan ...................................................................... 26

Page 9: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

v

BAB III PERSOALAN SAMPAH DI KOTA BEKASI

A. Gambaran Umum Kota Bekasi...................................................... 27

B. Permasalahan dalam Pengelolaan Sampah

di TPA Sumur Batu Kota Bekasi .................................................. 31

1. Volume Sampah di TPA Sumur Batu ................................. 31

2. Zona Pembuangan di TPA Sumur Batu .............................. 33

3. Struktur Organisasi UPTD TPA Sumur Batu ...................... 34

4. Pengelolaan Sampah di TPA Sumur Batu ........................... 39

BAB IV IMPLEMENTASI PERDA NO. 15 TAHUN 2011 TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BEKASI DAN

PARTISIPASI MASYARAKAT

A. Implementasi Kebijakan Publik (Perda No. 15 Tahun 2011

tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi)

oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi ................................... 40

1. Komunikasi dalam Kebijakan ..................................................... 41

2. Sumber Daya yang Dibutuhkan .................................................. 43

3. Disposisi ...................................................................................... 50

4. Badan Pelaksana.......................................................................... 51

B. Partisipasi dalan Implementasi Kebijakan

1. Partisipasi Masyarakat Kota Bekasi ............................................ 55

2. Kerja Sama dengan Pihak Ke-tiga

dalam Implementasi Kebijakan .................................................... 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 61

B. Saran .............................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... viii

LAMPIRAN ....................................................................................................... xii

Page 10: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

vi

DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Teori George C. Edwards.....................................................................21

Tabel III.1. Jumlah Penduduk Kota Bekasi

Tahun 2013, 2014, 2015…………………...………………….…..…29

Tabel III.2. Jumlah Timbunan Sampah yang masuk ke TPA Sumur Batu…........31

Tabel III.3. Presentasi Jenis Sampah…………………………………………......32

Table III.4. Sturktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi……...…36

Tabel III.5. Sturktur Organisasi UPTD TPA Sumur Batu……......………….......37

Tabel IV.1. Armada Operasional Sampah……………………………………….48

Page 11: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1. Kondisi TPA Sumur Batu Kota Bekasi……………..…...............…2

Gambar III.1. Persentasi luas wilayah berdasarkan kecamatan…….……........…28

Gambar III.2. Zona TPA Sumur Batu……………………………………......….34

Gambar III.3. Sistem Open Dumping di TPA Sumur Batu……………………...38

Gambar III.4. Sistem Control Landfill di TPA Sumur Batu…………...………..39

Gambar. IV.1. Bank Sampah di Kota Bekasi........................................................42

Gambar IV.2. Alur Pengeolaan Sampah…………………..……………..……....43

Gambar IV.3. Alat Komposting…………………..……..…………….....……...46

Gambar IV.4. Alat Pencacah………………………………….....………...….…47

Gambar IV.5. Alat Angkut Sampah di Kota Bekasi.............................................49

Gambar IV.6. Sop UPTD TPA Sumur Batu Kota Bekasi……………………….55

Page 12: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Pertumbuhan jumlah penduduk serta pergeseran gaya hidup atau lifestyle di

kalangan masyarakat modern akan terus meningkatkan laju konsumsi masyarakat,

dalam hal ini tentu mengakibatkan bertambahnya volume sampah yang

dihasilkan. Sampah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

sehari-hari dan salah satu permasalahan lingkungan hidup yang harus ditangani di

Kota Bekasi, khususnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu.

Pertambahan jumlah penduduk merupakan faktor utama terjadinya

permasalahan sampah, karena masyarakat merupakan penghasil utama sampah.

Begitupun di Kota Bekasi, jumlah penduduk di Kota Bekasi terus mengalami

peningkatan pada 2013 hingga 2015. Jumlah penduduk di Kota Bekasi pada 2013

berjumlah 2.592.819 jiwa1, meningkat pada 2014 menjadi 2.663.011 jiwa

2,

kemudian meningkat kembali pada 2015 menjadi 2.733.240 jiwa.3 Meningkatnya

jumlah penduduk di Kota Bekasi setiap tahunnya tentu sangat berpengaruh

terhadap peningkatan aktivitas penduduk yang secara tidak langsung akan

meningkatkan volume sampah di Kota Bekasi.

Meningkatnya volume sampah yang terjadi di Kota Bekasi tentu akan

berdampak pada TPA Sumur Batu, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan

1 Badan Pusat Statistik Kota Bekasi, https://bekasikota.bps.go.id 10 Oktober 2014.

2 Badan Pusat Statistik Kota Bekasi, https://bekasikota.bps.go.id 30 Oktober 2015.

3 Badan Pusat Statistik Kota Bekasi, https://bekasikota.bps.go.id 25 Agustus 2016.

Page 13: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

2

Bantargebang. Keadaan TPA Sumur Batu kini begitu memprihatinkan. Hal

tersebut dikarenakan pemrosesan akhir sampah di TPA Sumur Batu tidak

berwawasan lingkungan (enviromental friendly), yaitu masih menggunakan

sistem open dumping4.

Sampah di TPA Sumur Batu Kota Bekasi sudah mengunung. Gunungan

sampah tersebut telah mencapai ketinggian 23 meter. Hal tersebut jelas membuat

warga sekitar TPA Sumur Batu menjadi resah dengan keadaan TPA yang semakin

memburuk.

Gambar I.1 (Kondisi TPA Sumur Batu Kota Bekasi)

Sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, bahwa, Pemerintahan Kabupaten dan Kota berhak membuat peraturan

daerahnya sendiri sesuai dengan kondisi dan keadaan daerahnya tersebut. Kota

Bekasi telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) No. 15 Tahun 2011 tentang

4 Sistem open dumping adalah pembuangan sampah di TPA dengan terbuka tanpa adanya

penanganan lebih lanjut. Menggunakan sistem open dumping dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan, udara, dan air.

Page 14: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

3

Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi, dikeluarkaanya Perda tersebut sehubungan

dengan meningkatnya jumlah penduduk yang nantinya juga meningkatkan volume

sampah. Perda No. 15 Tahun 2011 merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang

No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang diikuti oleh Permendagri

No. 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengeloaan Sampah.

Kebijakan tentang pengelolaan sampah tersebut memiliki asas dan tujuan

yang tersurat secara jelas. Asas yang termuat dalam kebijakan tersebut adalah;

asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas

kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan dan asas nilai

ekonomi. Sedangkan tujuannya yaitu; pengelolaan sampah bertujuan untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan, menjadikan sampah

sebagai sumber daya, meningkatkan efesiensi penggunaan baku, serta merubah

perilaku setiap orang.

Dengan diterbitkannya Perda No. 15 Tahun 2011 bertujuan dapat

meminimalisir permasalahan sampah di Kota Bekasi, namun realitanya, dengan

adanya Perda tersebut belum mampu mengatasi permasalahan sampah yang

terjadi di Kota Bekasi, khususnya di TPA Sumur Batu. Sistem pembuangan

terbuka tanpa adanya pengolahan dan sampah dibiarkan saja menumpuk di TPA

Sumur Batu memang merupakan permasalahan yang sampai saat ini belum

terselesaikan dan merupakan tantangan bagi pemerintah Kota Bekasi.

Pengelolaan sampah adalah suatu kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Page 15: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

4

Penanganan masalah sampah dan segala macam dampaknya bagi masyarakat

harus dilakukan secara terencana, terarah, dan sistematis dengan pengelolaan yang

baik agar terhindar dari pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Perda

No. 15 Tahun 2011 merupakan usaha pemerintahan Kota Bekasi untuk menjamin

dan meningkatkan pelayanan kebersihan Kota Bekasi serta meningkatkan peran

masyarakatnya.

Permasalahan yang terjadi di TPA Sumur Batu yaitu Pemrosesan akhir

dengan sistem open dumping. Sistem open dumping merupakan salah satu

pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan, karena sampah hanya

ditumpuk di zona pembuangan tanpa adanya penanganan lebih lanjut.

Penumpukan yang terjadi di TPA Sumur Batu jelas akan menimbulkan berbagai

dampak bagi penduduk Kota Bekasi, khususnya bagi warga yang bertempat

tinggal di sekitar TPA Sumur Batu.

Dampak yang dirasakan oleh masyarakat setempat yang tinggal di sekitar

TPA Sumur Batu yaitu, timbulnya penyakit kulit hingga gangguan pernafasan.

Namun selain menyebabkan penyakit, sampah merupakan sesuatu yang dapat

mengganggu pemandangan serta menimbulkan bau tidak sedap. Maka dari itu

untuk mencegah permasalahan tersebut diperlukannya pengelolaan sampah yang

ramah lingkungan dan pengelolaan sampah sejak dari sumbernya agar dapat

meminimalisir permasalahan menumpuknya sampah yang terjadi di TPA Sumur

Batu.

Page 16: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

5

Tumpukan sampah yang berada di TPA Sumur Batu milik pemerintah Kota

Bekasi ini semakin memprihatinkan. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 2,6

juta jiwa memang memerlukan peningkatan kinerja Dinas Lingkungan Hidup

Kota Bekasi dan partisipasi aktif masyarakat Kota Bekasi dalam mengelola

sampah. Di dalam Perda No. 15 Tahun 2011 terdapat satu peranan penting yang

dibutuhkan dalam pengelolaan sampah yaitu masyarakat. Untuk mencapai

keberhasilan pengelolaan sampah harus didukung oleh tingkat kesadaran

masyarakat yang tinggi mengingat perilaku masyarakat merupakan suatu hal yang

begitu penting untuk meminimalisir permasalahan sampah yang terjadi di TPA

Sumur Batu.

Penanganan sampah di TPA Sumur Batu hanya bertumpu pada penimbunan

sampah tanpa adanya pengolahan sampah, misalnya seperti pemilahan sampah

sebelum dibuang ke lahan pembuangan, serta tidak adanya pengolahan sampah

untuk mereduksi timbunan sampah. Permasalahan sampah tersebut jelas berkaitan

dengan Perda No. 15 Tahun 2011.

Berdasarkan masalah tersebut, penulis mengambil judul penelitian yaitu:

“Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi Perda No. 15 Tahun

2011 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi terhadap Penumpukan Sampah

di TPA Sumur Batu”

Page 17: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

6

B. Pertanyaan Masalah

Berdasarkan penguraian latar belakang masalah tersebut, maka penelitian

ini berfokus pada pertanyaan di bawah ini:

1. Bagaimana implementasi Peraturan Daerah Kota Bekasi No. 15 Tahun 2011

tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi?

2. Bagaimana partisipasi masyarakat Kota Bekasi dalam pengelolaan sampah di

Kota Bekasi?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan umum dan khusus. Tujuan

umum yang ingin dicapai yaitu:

1. Mendeskripsikan Implementasi Perda No. 15 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi

2. Mengetahui Sejauh mana Partisipasi Masyarakat Kota Bekasi dalam

Pengelolaan Sampah

Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk melengkapi tugas akhir dari

perkuliahan, dan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi, referensi dan

kontribusi bagi kalangan akademisi, dan pihak-pihak lain yang

Page 18: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

7

bekepentingan untuk memahami peran Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bekasi yang merupakan instansi dalam pengelolaan sampah dan peran

masyarakat Kota Bekasi terhadap penumpukan sampah yang terjadi di

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan informasi

bagi Pemerintahan Daerah Kota Bekasi dalam upaya meningkatkan kinerja

Dinas Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi dan meningkatkan partisipasi

masyarakat Kota Bekasi dalam menyukseskan program pemerintah.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian, penulis menemukan 5 literatur yang dapat

memperjelas sekaligus menjadi pelengkap atas penelitian yang dilakukan penulis.

Tinjauan pustaka yang dimaksud juga memberikan keragaman perspektif yang

dapat menjadi pertimbangan sekaligus perbandingan dalam melakukan penelitian,

diantaranya:

Pertama, hasil penelitian Putra Tri Hidayat5 mengidentifikasi

penyelenggaraan permasalahan pengelolaan sampah di Kota Surakarta melalui

sebuah kebijakan, yaitu Peraturan Daerah (Perda) No. 3 Tahun 2010. Dalam

penelitiannya, penulis menyimpulkan bahwa secara umum penyelenggaraan

pengelolaan sampah belum berjalan sesuai dengan Perda No. 3 Tahun 2010. Hal

tersebut dikarenakan kurangnya staf dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah,

5 Putra Tri Hidayat, “Kebijakan tentang Pengelolaan sampah (Study Implementasi

Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah berdasarkan Perda No. 3 Tahun 2010),” Program Sarjana,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, 2012), 150.

Page 19: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

8

kurangnya armada pengangkut sampah, serta kurang nya sosialisasi mengenai

Perda No. 3 Tahun 2011 kepada masyarakat. Dalam penelitianya penulis

menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan maksud

memberikan gambaran masalah secara sistematis, rinci, dan mendalam mengenai

Perda No. 3 Tahun 2011.

Kedua, hasil penelitian Ayuspiaka Nur Fitriana6 mengatakan bahwa

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah menjadi penentu dari

keberhasilan kebijakan pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil penelitiannya,

penulis menunjukan bahwa pengaruh yang diberikan oleh partisipasi masyarakat

terhadap implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kecamatan Cibiru, Kota

Bandung, sebesar 69,9%. Hal tersebut menunjukan bahwa implementasi kebijakan

pengelolaan sampah di Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, masuk dalam kriteria

pengaruh yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, partisipasi

masyarakat memiliki nilai yang tinggi terhadap implementasi kebijakan

pengelolaan sampah di Kecamatan Cibiri Kota Bandung. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif dengan pendekatan

kuantitaif.

Ketiga, Yogi Heleanto7 mengidentifikasi Implementasi Peraturan Daerah

Kota Bandar Lampung No. 5 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum

Pelayanan Persampahan. Berdasarkan hasil penelitian, implementasi Perda No. 5

6 Ayuspiaka Nur Fitriana, “Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Implementasi

Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kecamatan Cibiru Kota Bandung”, Program Sarjana, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2013), 136. 7 Yogi Heleanto, “Implementasi Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 5 Tahun

2011 tentang Retribus Jasa Umum Pelayanan Persampahan”, Program Sarjana, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung (2016), 90.

Page 20: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

9

Tahun 2011 di Kota Bandar Lampung belum berjalan maksimal. Hal tersebut

terjadi karena, aparat pelaksana kebijakan belum dapat bekerja efektif. Penelitian

ini menggunakan tipe deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Keempat, hasil penelitian Oktafina Pikoli8 mengetahui bagaimana

pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda) No. 11 Tahun 2011 tentang Retribusi

Pelayanan Persampahan/Kebersihan di Kota Makasar. Dalam penelitiannya

pelaksanaan Perda No. 11 Tahun 2011 belum berjalan efektif. Hal tersebut terjadi

karena adanya hambatan-hambatan dalam pelaksanaan perda tersebut, yaitu;

kurangnya kesadaran dalam membayar retribusi persampahan/kebersihan, sarana

prasarana yang kurang memadai, dan adanya pungutan liar yang dilakukan oleh

pihak tertentu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

Kelima, Angela Chatlya9 melihat permasalahan sampah yang terjadi di

sampah di pesisir Bandar Lampung. Sampah di pesisir Bandar Lampung

merupakan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Bandar Lampung merupakan salah satu Dinas yang bertanggung

jawab terhadap kebersihan. Tujuan penelitan ini yaitu untuk mengetahui dan

menganalisis pengelolaan sampah di pantai sukaraja oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Bandar Lampung. Berdasarkan hasil penelitian, dalam

mengatasi permasalahan sampah di pesisir Bandar Lampung, Dinas Kebersihan

dan Pertamanan berkolaborasi dengan LSM Mitra Bentala. Namun, pengelolaan

8 Oktafina Pikoli, “Efektivitas Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2011 tentang retribusi

Pelayanan Persampahan/Kebersihan di Kota Makasar,” Program Sarjana, Fakultas Hukum,

Universitas Hasandudin (2014), 61. 9 Angela Chatlya, “Pengelolaan Sampah Pantai oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Kota Bandar Lampung (Studi pada Pantai Sukaraja Kecamatab Bumi Waras),” Program Sarjana,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung (2016), 9.

Page 21: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

10

sampah yang dilakukan belum berjalan optimal. Hal tersebut karena, kurangnya

fasilitas yang diberikan dalam pengelolaan sampah. Dalam penelitiannya penulis

menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, dan data yang didapatkan

oleh penulis berasal dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Dari 5 tinjauan pustaka tersebut, yang membedakan antara tinjauan

pustaka di atas dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah perbedaan studi

kasus. Fokus penulis pada penelitian ini yaitu Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

yang membutuhkan peran dari peran Pemerintahan dan Masyarakat Kota Bekasi

dalam mengimplementasikan suatu Kebijakan. Judul penelitian ini yaitu,

“Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi Perda No. 15 Tahun

2011 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi terhadap Penumpukan Sampah

di TPA Sumur Batu)”

F. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian, menentukan metode merupakan hal yang sangat

penting untuk mendapatkan data yang sesuai dan akurat. Metode adalah cara-cara,

strategi untuk memahami realitas dan langkah-langkah yang sistematis untuk

memecahkan rangkaian sebab-akibat.10

Pada penelitian ini penulis menggunakan

metode kualitatif. Metode kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data

deskriptif mengenai kata-kata, lisan, maupun tulisan dengan tingkah laku yang

dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.11

10

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi,

(Jakarta, Djambatan, 2011), 183. 11

Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakatya: Tiara Wacana

Yogya,2001), 5.

Page 22: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

11

F.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam

penelitian, karena bertujuan untuk memperoleh data agar dapat dianalisis. Adapun

teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu melalui dokumentasi,

wawancara, dan teknik analisis data.

F.1.a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan tertulis mengenai beberapa kegiatan atau

peristiwa yang lalu, dan dokumentasi juga merupakan teknik pungumpulan data

mengenai hal-hal yang akan diteliti melalui majalah, literatur buku, transkip surat

kabar, dan internet. Dokumentasi diperlukan untuk mempermudah peneliti dalam

memberi jawaban dan kejelasan dalam penelitiannya

F.1.b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulan data

dalam bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden melalui

percakapan langsung secara sistematis dan terorganisir. Komunikasi yang

dilakukan yaitu dengan melakukan tanya jawab.12

Dalam melakukan wawancara

peneliti memerlukan pemahaman yang tepat akan topik yang akan digali sesuai

dengan fokus penelitian. Selain itu kemampuan dalam bertanya yang baik juga

salah satu yang menentukan pada pencapaian tujuan dari percakapan tersebut.13

12

W Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: Grasindo, 2014), 119. 13

Dr. Uhar Suharsaputra. M.Pd, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan,

(Bandung: PT Refika Aditama, 2014), 214.

Page 23: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

12

Pada penelitian ini penulis memilih informan yang dianggap layak dalam

pemberian data yakni:

1) Nazirwan, ST (Kepala Seksi Limbah B3 di Dinas Lingkungan Hidup

Kota Bekasi).

2) Atjep Rusfianto (Kepala UPTD Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Sumur Batu Kota Bekasi).

3) Rizaldi Hadyan Pratama (Sub Bagian Umum dan Kepegawaian di Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bekasi).

4) Masyarakat Kota Bekasi (Sasaran dalam implementasi kebijakan)

5) Pemulung di Sekitar TPA Sumur Batu (Sumber daya yang berpengaruh

dalam implementasi kebijakan)

F.1.c. Teknik Analisis Data

Pada bagian analisis data, penulis menggunakan metode analisa penelitian

secara deskriptif analisis, yaitu metode yang menggambarkan hal-hal yang

menjadi objek penelitian atau menggambarkan suatu keadaan secara tepat

sehingga diharapkan mampu menjawab berbagai permasalahan tersebut. Proses

dalam analisis data yaitu tebagi menjadi 3, yaitu:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, serta mengorganisasi

data dengan sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat

Page 24: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

13

ditarik dan diverivikasi.14

Oleh karena itu, jika dalam penelitian peneliti

menemukan sesuatu yang aneh, asing, tidak dikenal, dan belum memiliki pola, hal

tersebutlah yang harus dijadikan perhatian oleh peneliti dalam mereduksi data.

b. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Adapun

penyajian yang baik merupakan suatu cara yang utama dalam analisis kualitatif.

Bentuk penyajian yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks yang

bersifat naratif. Melalui penyajian-penyajian ini, peneliti akan dapat memahami

apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan atas dasar

pemahaman yang kita dapat dari penyajian-penyajian tersebut.15

c. Conclusion Drawing/ Verivication (Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif, menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Sementara itu Sugiyono

menjelaskan bahwa kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal telah didukung oleh bukti-bukti

14

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi,

243. 15

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi,

244.

Page 25: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

14

yang valid dan konsisten saat kita kembali kelapangan, kesimpulan yang telah kita

kemukakan adalah kesimpulan yang kredibel dan terpercaya.16

G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini, untuk mempermudah memahami isi dari

penelitian yang disusun, maka peneliti membagi skripsi ini terdiri dari lima bab,

tiap bab di dalamnya terdiri beberapa sub bab. Adapun sistematika penulisannya

sebagai berikut:

Bab I, pada bab ini penulis memaparkan mengenai permasalahan

lingkungan hidup yang terjadi di Kota Bekasi yaitu sampah. Sampah merupakan

permasalahan yang berkaitan Perda No. 15 Tahun 20111 tentang Pengelolaan

Sampah di Kota Bekasi.

Bab II, bab ini menjelaskan mengenai teori dan aspek yang digunakan oleh

peneliti untuk dapat memperkuat analisis mengenai pengaruh implementasi

Peraturan Daerah (Perda) No. 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di

Kota Bekasi terhadap penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Sumur Batu.

Bab III, Pada bab ini peneliti akan membahas Kota Bekasi yang memiliki

jumlah penduduk cukup padat, padatnya jumlah penduduk merupakan salah satu

faktor meningkatnya volume sampah yang muncul setiap harinya di Kota Bekasi.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi yang merupakan instansi terkait dalam

kebersihan di Kota Bekasi, maka dari itu pada bab ini peneliti akan membahas

16

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi,

250.

Page 26: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

15

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi. Kemudian peneliti juga akan membahas

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu milik Kota Bekasi yang dikelola

oleh Dinas Lingkungan Hidup, keadaan TPA Sumur Batu kian memburuk dengan

adanya tumpukan sampah yang semakin menggunung.

Bab IV, Pada bab ini peneliti akan memaparkan bagaimana permasalahan

sampah yang terjadi di TPA Sumur Batu, bagimana peran masyarakat dan Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bekasi dalam pengelolaan sampah sesuai dengan

Peraturan Daerah (Perda) No. 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di

Kota Bekasi.

Bab V, penulis akan menjabarkan kembali hasil temuan dalam bab IV untuk

dijadikan kesimpulan dari penelitian ini serta akan dipaparkan tentang

rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian,

implementasi Perda No. 15 Tahun 2011 belum berjalan efektif. Hal tersebut

dikarenakan kurangnya sosialisasi Dinas Lingkungan Hidup kepada masyarakat

kota bekasi, lemahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, dan

pemosresan akhir di TPA Sumur Batu tidak ramah lingkungan karena masih

menggunakan sistem pembuangan terbuka/open dumping.

Page 27: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

16

BAB II

KERANGKA TEORI

Dalam bab ini dibahas mengenai teori dan aspek yang digunakan oleh

peneliti untuk dapat memperkuat analisis mengenai pengaruh implementasi

Peraturan Daerah (Perda) No. 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di

Kota Bekasi terhadap penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Sumur Batu.

Teori yang digunakan yaitu kebijakan publik untuk mengetahui upaya-

upaya pemerintah terkait masalah sampah, dan untuk mengetahui apakah

kebijakan tersebut sudah berhasil diimplementasikan dengan baik atau belum,

peneliti menggunakan teori faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi

kebijakan menurut pandangan George C. Edwards. Dalam keberhasilan

implementasi membutuhkan peran masyarakat di dalamnya, peneliti

menggunakan teori partisipasi masyarakat menurut pandangan Eriscon. Peneliti

juga menggunakan aspek mengenai pengelolaan sampah untuk mengetahui sejauh

mana pengelolaan sampah di Kota Bekasi. Berikut penjelasan mengenai teori

yang digunakan oleh peneliti.

A. Kebijakan Publik

Kebijakan publik biasanya memberi perhatian terhadap masalah-masalah

publik, sehingga untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi pemerintah

memiliki alat yaitu sebuah kebijakan. Masalah publik terjadi apabila melibatkan

banyak orang dan mempunyai akibat, akibat tersebut tidak hanya terjadi pada

Page 28: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

17

orang-orang yang secara langsung terlibat, tetapi juga sekelompok orang lain yang

secara tidak langsung juga ikut terlibat.1

Sejak pasca Perang Dunia II, kata Policy mengandung makna kebijakan

sebagai sebuah rationale, yaitu penilaian penuh pertimbangan. Sehingga bagi

Wayne Parsons, kebijakan adalah usaha untuk mendefinisikan dan menyusun

basis rasional untuk melakukan dan tidak melakukan suatu tindakan. 2

Istilah kebijakan publik sebenarnya telah sering kita dengar dalam

kehidupan sehari-hari dan dalam kegiatan akademis, istilah kebijakan ini mungkin

digunakan secara luas seperti “kebijakan luar negeri Indonesia”, “kebijakan

ekonomi Jepang”, atau “kebijakan pertanian di negara-negara berkembang atau

negara-negara dunia ketiga”. Namun, istilah kebijakan dipakai untuk menunjuk

sesuatu yang lebih khusus, seperti, kebijakan pemerintah.

Terdapat banyak definisi mengenai kebijakan publik. Menurut Anderson

kebijakan adalah suatu tindakan yang mempunyai tujuan yang dilakukan

seseorang pelaku atau sejumlah pekaku untuk memecahkan suatu masalah3

Sedangkan dalam pandangan Woll, kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas

pemerintah untuk menyelesaikan masalah di masyarakat baik secara langsung

maupun melalui lembaga yang mempengarui masyarakat. Menurut Woll, dalam

pelaksanaan kebijakan publik terdapat tiga hal yang berpengaruh sebagai

implikasi dari tindakan pemerintah. Pertama, kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah untuk kehidupan masyarakat. Kedua, adanya output dalam bentuk

1 Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori & Poroses (Yogyakarta: Media Presindo, 2007),

77. 2 Wayne Parsons, Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan (Jakarta:

Kencana, 2006), 15. 3 Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori & Poroses, 21.

Page 29: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

18

program untuk masyarakat. Ketiga, adanya dampak kebijakan untuk kehidupan

masyarakat.4

Keberadaan kebijakan publik merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap

warga, karena dengan adanya kebijakan publik dapat mencapai kesejahteraan

rakyat. Kebijakan publik biasanya berkaitan dengan aturan-aturan yang dibuat dan

dilaksanakan oleh suatu negara sebagai sebuah tidakan pemerintah. Lingkup

kebijakan publik begitu luas karena mencakup berbagai sektor atau bidang

pembangunan, seperti kebijakan publik dibidang pendidikan, pertanian, kesehatan,

dan sebagainya. Apabila dilihat dari hirarkinya, sebuah kebijakan publik dapat

bersifat regional, nasional, maupun lokal.5 Bentuk-bentuk kebijakan publik di

Indonesia beraneka ragam, mulai dari Undang-Undang Dasar (UUD), Undang-

Undang (UU) atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu),

Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden (Perpres), Peraturan Daerah

(Perda), dan lain-lain.6

Perda No. 15 Tahun 2011 merupakan salah satu kebijakan yang telah dibuat

oleh pemerintah Kota Bekasi. Perda tersebut dibuat berdasarkan keadaan

penduduk yang semakin meningkat sehingga akan meningkatkan volume sampah

di Kota Bekasi

4 Hesel Nogi S. Tangkilisan, Kebijakan Publik yang Membumi: Konsep, Strategi dan Kasus

(Yogyakarta: Lukman Offset dan YPASI, 2003), 2. 5 Hesel Nogi S. Tangkilisan, Kebijakan Publik yang Membumi: Konsep, Strateg, Strategi

dan Kasus, 3. 6 Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan.

Page 30: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

19

B. Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan merupakan salah satu tahap dalam proses

kebijakan, sesungguhnya implementasi kebijakan bukan hanya sekedar mengenai

mekanisme penjabaran suatu keputusan melainkan merupakan keputusan dan

siapa yang memperoleh apa dari kebijakan tersebut. Oleh sebab itu, implementasi

kebijakan merupakan aspek penting dari keseluruhan proses kebijakan. Seperti

apa yang dikatakan Chief J. O. Udoji bahwa: “Pelaksaan kebijakan adalah sesuatu

yang penting, bahkan lebih penting dari pada pembuatan kebijaksanaan, karena

apabila tidak ada implementasi kebijakan maka kebijakan hanya akan berupa

impian atau terencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip.”7 Karena itu, setiap

kebijakan dan program yang telah direncanakan oleh pemerintah perlu

diimplementasikan sehingga tidak menjadi hal yang sia-sia.

Implementasi kebijakan pada dasarnya adalah sebuah cara agar kebijakan

dapat mencapai tujuan.8 Tahapan implementasi kebijakan berhubungan dengan

apa yang terjadi setelah perundang-undangan ditetapkan dengan memberikan

kewenangan pada suatu kebijakan dan membentuk output yang jelas, sehingga

kebijakan tersebut dapat memperoleh hasil melalui program pemerintah.9

1. Faktor yang Berpengaruh terhadap Implementasi Kebijakan

Dalam keberhasilan implementasi kebijakan pasti akan ditentukan oleh

banyak variabel atau faktor, dan masing-masing faktor tersebut saling

berhubungan satu sama lain. Pada penelitian ini peneliti merujuk pada pemikiran

7 Dr. Solichin Abdul Wahab, Analisis kebijaksanaan, Dari Formulasi ke Implementasi

Kebijaksanaaan Negara (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 7. 8 Riant Nugroho Dwijowijoto, Kebijakan Publik (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,

2003), 158. 9 Hesel Nogi S. Tangkilisan, Kebijakan Publik yang Membumi, 9.

Page 31: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

20

George C. Edwards. Menurut George C. Edwards, ada empat faktor yang

berpengaruh terhadap implementasi kebijakan10

a. Komunikasi. Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan

pelaksana kebijakan mengetahui apa yang harus dilakukan.

Implementasi kebijakan tidak hanya disampaikan kepada pelaksana

kebijakan, tetapi juga disampaikan kepada sasaran dan pihak yang

terkait. Selain itu, informasi yang disampaikan kepada pelaksana

kebijakan harus jelas, mudah dipahami, dan konsisten agar dapat

menjalankan tugasnya dengan baik.

b. Sumber Daya. Sumber daya merupakan faktor penting dalam

melaksanakan suatu kebijakan, karena walaupun isi kebijakan sudah

dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila pelaksana

kebijakan kekurangan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan

tersebut, maka impelementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya

tersebut dapat bejwujud sumber daya manusia, yakni kompetensi

pelaksana kebijakan tersebut dan sumber daya non manusia, yakni

seperti sumberdaya finansial, dan fasilitas. Sumber daya memang

merupakan suatu hal yang penting, karena tanpa adanya sumber daya

kebijakan hanya tinggal dikertas dan menjadi dokumen saja.

c. Disposisi atau perilaku pelaksana kebijakan. Watak dan karakteristik

yang dimiliki oleh pelaksana kebijakan merupakan salah satu bagian

dalam menjalankan suatu kebijakan, apabila pelaksana kebijakan

10

Subarsono, AG, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2013), 90.

Page 32: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

21

memiliki disposisi yang baik, maka pelaksana kebijakanpun akan

menjalankan kebijakannya dengan baik.

d. Struktur birokrasi yang merupakan salah satu badan yang menjadi

pelaksana kebijakan. Birokrasi yang dimaksud di sini tidak hanya dalam

struktur pemerintah, tetapi juga berada dalam institusi atau organisasi-

organisasi yang terkait dalam kebijakan tersebut. Struktur birokrasi

memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap sebuah implementasi

kebijakan. Dalam struktur birokrasi terdapat dua hal yaitu, Standar

Operrating Prosedurs (SOP) dan Fragmentasi, berikut penjelasannya:

1) SOP merupakan prosedur kerja ukuran dasar atau pedoman bagi

para pelaksana kebijakan dalam melaksanakan sebuah kebijakan

agar sesuai dengan tujuan kebijakan.

2) Fragmentasi merupakan struktur birokrasi yang terlalu panjang dan

desentraslisasi kekuasaan. Dengan adanya hal tersebut akan

mengakibatkan lemahnya pengawasan dan menyebabkan struktur

birokrasi yang rumit, hal tersebut dapat terjadi karena adanya

tekanan-tekanan di luar unit birokrasi seperti kelompok

kepentingan, pejabat eksekutif, dan sebagainya.

(Tabel II.1. Teori George C. Edwars)

Komunikasi

Sumber Daya

Disposi

si

Struktur Birokrasi

Implementasi

Page 33: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

22

` Berdasarkan pemaparan di atas, pada saat setelah dibuatnya sebuah

kebijakan maka kebijakan tersebut perlu untuk diimpementasikan. Sama halnya

dengan kebijakan yang telah dibuat oleh Pemerintah Kota Bekasi terkait Perda

No. 15 Tahun 2011, peneliti menggunakan teori George C. Edward untuk

mengetahui apakah Perda tersebut telah berjalan dengan baik atau belum.

C. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat merupakan suatu konsep dalam pengembangan

masyarakat. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, partisipasi adalah perihal

turut berperan dalam suatu kegiatan/keikutsertaan.11

Definisi lain mengatakan

bahwa partisipasi adalah kerjasama antara rakyat dengan pemerintah dalam

memecahkan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil

pembangunan.12

Sedangkan menurut Moehar Danil, partisipasi bukanlah proses

yang alami melainkan bentuk partisipasi sosialisasi.13

Pada hakikatnya

keterlibatan masyarakat merupakan bagian dari proses perencanaan yang

dimaksud untuk mengakomodasikan kebutuhan dan aspirasi mereka. Adanya

partisipasi masyarakat bukan saja sebagai cara untuk menghindari terjadinya

protes di kemudian hari tetapi juga sebagai upaya para perencana untuk

memperoleh input dari masyarakat tentang segala sesuatu yang menyangkut nasib

mereka.14

11

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), 931. 12

Loekman Soetrisno, Menuju Masyarakat Partisipatif (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 207. 13

Moehar Danil, Darmawati, Niel Diana, PRA Participatory Rural Apprasial Pendekatan

Efektif Mendukung Penerapan Penyuluhan Partisipatif dalam Upaya Percepatan Pembangunan

(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 60. 14

Sudharto P. Hadi, Aspek Sosial AMDAL Sejarah, Teori dan Metode (Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 2009), 188.

Page 34: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

23

Adanya partisipasi masyarakat merupakan salah satu bentuk dalam rangka

mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance). Masyarakat dalam

pemerintahan memang begitu besar peranannya, keterlibatan masyarakat dalam

kegiatan pemerintah yang berkenan dengan kebijakan publik menandakan bahwa

demokrasi telah berjalan.15

B.1 Bentuk Partisipasi

Dalam pembangunan memang membutuhkan partisipasi masyarakat,

menurut Eriscon, bentuk partisipasi masyarakat terbagi menjadi 3 yaitu sebagai

berikut:16

a. Partisipasi di Dalam Tahap Perencanaan. Partisipasi pada tahap ini adalah

keterlibatan seseorang pada tahap rencana dan strategi dalam penyusunan

kepanitian dan anggaran pada suatu kegiatan. Pada tahap ini, masyarakat

dapat memberikan usulan, saran, dan kritik melalui pertemuan-pertemuan

yang diadakan.

b. Partisipasi di Dalam Tahap pelaksanaan. Partisipasi pada tahap ini

maksudnya adalah keterlibatan seseorang dalam sebuah kegiatan, dan

masyarakat dapat memberikan tenaga, uang, barang, atau ide-ide sebagai

salah satu wujud dari sebuah partisipasi.

c. Partisipasi di Dalam Tahap Pemanfaatan. Partisipasi pada tahap ini

maksudnya adalah keterlibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu

kegiatan setelah kegiatan tersebut terlaksanakan. Partisipasi masyarakat

15

Hendra Karianga, Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Daerah:

Perspektif Hukum dan Demokrasi (Bandung: PT Alumni, 2011), 194. 16

Y. Slamet, Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi (Surakarta: Sebelas

Maret University Press, 2014), 89.

Page 35: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

24

pada tahap ini berupa tenaga dan uang untuk mengoperasikan dan

memelihara kegiatan yang telah dibangun.

Partisipasi merupakan hal utama dalam suatu kebijakan yang telah dibuat

oleh pemerintah. Sama halnya seperti kebijakan yang telah diterbitkan oleh

Pemerintahan Kota Bekasi yaitu; Perda No. 15 Tahun 2011. Dalam

mengimplementasikan Perda tersebut membutuhkan partisipasi masyarakat dalam

mengelola sampahnya guna meminimalisir permasalahan sampah, khususnya di

TPA Sumur Batu. Namun, partisipasi masyarakat kota Bekasi dalam pengelolaan

sampah belum optimal, belum optimalnya partisipasi tersebut dapat dibenahi

dengan ikut sertanya masyarakat dimulai dari 3 bentuk partisipasi yang telah

dijelaskan di atas, yaitu, perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaataan. Dengan

cara tersebut pemerintah kota Bekasi mampu melakukan perbaikan agar dapat

melihat sejauh mana partisipasi masyarakatnya.

D. Pengelolaan Sampah

Sampah adalah limbah. Dalam UU No. 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah disebutkan bahwa sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia

atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau

anorganik dapat bersifat terurai atau tidak terurai yang dianggap sudah tidak

berguna lagi.17

Perlunya pengelolaan terhadap sampah, sistem pengelolaan

sampah yang efektif terdiri dari tahap pemilahan, pengumpulan, pembuangan

sementara, pengangkutan, pengelolaan, dan pembuangan akhir. Keberhasilan

tahap tersebut sangat ditentukan oleh beberapa aspek yaitu, aspek teknis

17

Kuncoro Sejati, Pengelolaan Sampah Terpadu: dengan Sistem Node, Sub Point, Center

Point (Yogyakarta: Kanisius, 2009), 13.

Page 36: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

25

operasional, aspek kelembagaan pengelolaan, aspek pembiayaan, aspek peran

serta masyarakat, dan aspek hukum atau peraturan yang mendukung. Berikut

penjelasannya;

1. Aspek Operasional. Pada tahap aspek operasional pengelolaan sampah

dapat berupa konsep 3R (reuse, reduce, recyle)18

, pengomposan, dan

teknologi konversi sampah menjadi energi baik dengan menggunakan

sanitary landfill atau incinerator. Menurut Damanhuri, ada beberapa

cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara

penumpukan dan pengerukan tanah (open dumping), pengomposan

(composting), pembakaran (incinerator), pengerukan tanah (sanitary

landfill).

2. Aspek Kelembagaan. Lembaga atau institusi pengelolaan sampah

merupakan motor penggerak dalam kegiatan pengelolaan sampah mulai

dari sumber sampai ke TPA. Pada beberapa wilayah biasanya lembaga

yang terkait dalam pengelolaan sampah adalah Dinas Lingkungan Hidup

Kota Bekasi.

3. Aspek Pembiayaan. Pembiayaan merupakan sumber penggerak agar

roda pengelolaan sampah dapat berjalan dengan lancar. Aspek

pembiayaan ini berfungsi untuk membiayai operasional pengelolaan

sampah yang dimulai dari sumber sampah, pengumpulan, transfer

18

Reuse adalah menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi

yang sama atau fungsi yang lainnya. Reduce adalah mengurangi segala sesuatu yang

mengakibatkan sampah. Recycle adalah mengolah kembali/daur ulang sampah menjadi barang

atau produk baru yang bermanfaat. Konsep 3R merupakan cara terbaik dalam mengelola dan

menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penggunaan konsep 3R dalam meangani

sampah dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari.

Page 37: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

26

pengangkutan, pengelolaan dan pembuangan akhir. Dana untuk

pengelolaan sampah berasal dari pemerintah daerah dan retribusi jasa

pelayanan persampahan yang berasal dari konsumen.

4. Aspek Peran Serta Masyarakat. Peran serta masyarakat merupakan

tumpuan bagi suksesnya pengelolaan sampah, selain itu apabila peran

masyarakat dalam pengelolaan sampah berjalan dengan baik, maka

volume sampah yang dibuang ke TPA akan berkurang.

5. Aspek Peraturan. Peraturan yang mendukung dalam pengelolaan

sampah didasarkan agar pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik

sehingga tidak menimbukan masalah. Jenis peraturan biasanya berupa

peraturan daerah.

Pengelolaan sampah ini berkaitan dengan Perda No. 15 Tahun 2011 yang

telah dibuat pemerintah Kota Bekasi. Keberhasilan dalam pengelolaan sampah

yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah berkaitan pula dengan

keberhasilan Perda No. 15 Tahun 2011.

Page 38: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

27

BAB III

PERSOALAN SAMPAH DI KOTA BEKASI

Pada bab ini penulis membahas Kota Bekasi yang memiliki jumlah penduduk

cukup padat. Padatnya jumlah penduduk merupakan salah satu faktor meningkatnya

volume sampah yang muncul setiap harinya di Kota Bekasi. Dalam permasalahan

sampah, Pemerintahan Kota Bekasi mengatasi masalah tersebut melalui Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bekasi yang merupakan perangkat daerah terkait dalam

kebersihan di Kota Bekasi, karena itu pada bab ini penulis membahas peran dan

fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi dalam pengelolaan sampah. Penulis

juga membahas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu milik Kota Bekasi

yang dikelola juga oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) TPA Sumur Batu Kota

Bekasi.

A. Gambaran Umum Kota Bekasi

Kota Bekasi1 merupakan salah satu Kota bagian utara yang berada di Provinsi

Jawa Barat. Kota Bekasi memiliki luas 210.49 km2, terletak dibagian Utara Jawa

Barat yang terletak antara 106º 55° Bujur Timur dan 6º7° - 6°15° Lintang Selatan,

memiliki luas wilayah 21.049 ha, dan memiliki suhu yang cukup tinggi yaitu antara

1 Dayeuh Sundasembawa atau Jaya Giri, itulah sebutan kota Bekasi dahulu kala sebagai

ibukota kerajaan Tarumanegara pada 358-996M. Menurut Poerbatharaka kata “Bekasi” secara filologis

adalah Chandrabagha, yang berasal dari dua kata yaitu, chandra yang memiliki arti bulan, dan bagha

yang memiliki arti bagian. Jadi, secara etimologis kata Chandrabagha berarti bagian dari bulan.

Pelafalan kata Chandrabagha berubah dengan makna yang sama manjadi Sasihbagha, kemudian

menjadi Bhagasasih, selanjutnya menjadi Bekasi hingga kini.

Page 39: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

28

23 – 33°C karena terletak di dataran rendah.2 Kota Bekasi memiliki 12 Kecamatan

yaitu; Berdasarkan pembagian administratifnya Kota Bekasi dibagi menjadi 12

kecamatan yaitu Kecamatan Pondok Gede, Jati Sampurna, Jati Asih, Bantar Gebang,

Bekasi Timur, Rawa Lumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Medan Satria, Bekasi

Utara, Mustika Jaya, Pondok Melati. Kecamatan Mustikajaya merupakan wilayah

yang terluas di Kota Bekasi (24,73), sedangkan Kecamatan Bekasi Timur sebagai

wilayah terkecil (13,49). Berikut luas wilayah Kota Bekasi berdasarkan kecamatan.

Gambar III.1. Persentasi Luas Wilayah Kota Bekasi

Berdasarkan Kecamatan

Terdapat batas-batas administratif yang mengelilingi Kota Bekasi yaitu:3

A. Sebelah utara : Berbatasan dengan Kabupaten Bekasi

B. Sebelah selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor

2 Pemerintah Kota Bekasi, Informasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Bekasi Tahun

2014, 1. 3 Erwin Effendi, Kota Bekasi dalam Angka: data primer kota bekasi 2011 (Bekasi: Badan

Perncanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), 2012), 7.

Page 40: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

29

C. Sebelah barat : Berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta

D. Sebelah timur : Berbatasan dengan Kabupaten Bekasi

Apabila dilihat dari letak wilayah tersebut, Kota Bekasi yang berbatasan dengan

ibuKota DKI Jakarta memiliki beberapa keuntungan disisi komunikasi dan

perhubungan. Kota Bekasi yang merupakan pusat bisnis, perdagangan, jasa, usaha

menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendatang untuk mencari kerja maupun

bertempat tinggal di Kota Bekasi, hal tersebutlah yang merupakan salah satu

penyebab Kota Bekasi memiliki jumlah penduduk cukup tinggi.4

Setiap tahun jumlah penduduk di Kota Bekasi selalu mengalami peningkatan,

peningkatan tersebut dapat dilihat pada 2013 hingga 2015. Berikut data penduduk

Kota Bekasi pada 2013-2015 berdasarkan kecamatan.

Tabel III.1. ( Tabel Jumlah Penduduk Kota Bekasi

Tahun 20135, 2014

6, 2015

7)

Kecamatan

Sub Regency

Jumlah Penduduk (orang)

2013 2014 2015

1. Pondok Gede 275.071 282,817 290,493

2. Jatisampurna 123.024 129,036 135,191

3. Pondok Melati 143.714 147,674 151,577

4. Jati Asih 223.163 230,143 237,162

4 Pemerintah Kota Bekasi, Informasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Bekasi Tahun

2014, 3. 5 Badan Pusat Statistik Kota Bekasi, https://bekasikota.bps.go.id 10 Oktober 2014

6 Badan Pusat Statistik Kota Bekasi, https://bekasikota.bps.go.id 30 Oktober 2015

7 Badan Pusat Statistik Kota Bekasi, https://bekasikota.bps.go.id 25 Agustus 2016

Page 41: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

30

5. Bantar Gebang 108.595 112,167 115,718

6. Muastikajaya 200.281 214,071 228,608

7. Bekasi Timur 257.265 258,391 259,270

8. Rawalumbu 234.499 241,859 249,242

9. Bekasi Selatan 218.361 221,519 224,491

10. Bekasi Barat 289.743 293,144 296,302

11. Medansatria 175.237 178,612 181.870

12. Bekasi Utara 343.866 353,578 323.316

Kota Bekasi 2.592.819 2.663.011 2.733.240

Berdasarkan data di atas, tercatat pada 2013 jumlah penduduk Kota Bekasi

2.592.819 jiwa, pada 2014 jumlah penduduk Kota Bekasi 2.663.011 jiwa, sampai

pada 2015 jumlah penduduk Kota Bekasi mencapai 2.733.240jiwa. Dengan demikian

terlihat bahwa jumlah penduduk di Kota Bekasi pada tahun 2013 – 2015 meningkat.

Pertumbuhan penduduk di Kota Bekasi yang terus meningkat menimbulkan

berbagai permasalahan, karena dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, maka

pendapatan dan pola hidup konsumtif8 juga akan mengalami kenaikan. Meningkatnya

konsumsi menimbukan limbah/sampah yang dihasilkan per orang akan terus

bertambah, sementara laju penduduk di Kota Bekasi setiap tahunnya mengalami

peningkatan. Hal tersebut dapat menimbulkan sampah di Kota Bekasi meningkat.

Berikut data sampah yang berasal dari masyarakat Kota Bekasi pada tahun 2013-2015

yang terus mengalami peningkatan.

8 Pola hidup konsumtif adalah Gaya hidup dimana seseorang suka membelanjakan uangnya

untuk mengkonsumsi dari pada memilih untuk memproduksi atau membuat sendiri atau bagi orang

yang cukup.

Page 42: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

31

Sampah memang bukan merupakan suatu hal yang baru bagi masyarakat Kota

Bekasi.Permasalahan sampah merupakan fenomena yang perlu mendapat perhatian

dari semua pihak. Padatnya jumlah penduduk di Kota Bekasi memang merupakan

salah satu faktor dari pemasalahan sampah di Kota Bekasi. Karena itu, diperlukan

peran lebih dari pemerintah kepada masyarakat Kota Bekasi untuk dapat mengelola

sampahnya sendiri.

B. Permasalahan dalam Pengelolaan Sampah di TPA Sumur Batu Kota Bekasi

1. Volume Sampah di TPA Sumur Batu

Limbah padat atau kondisi persampahan Kota Bekasi dapat dilihat dari jumlah

timbunan sampah yang terdapat di TPA Sumur Batu. Pada tahun 2013-2015 jumlah

sampah yang masuk atau terangkut ke TPA Sumur Batu Semakin menurun, hal

tersebut dikarenakan telah overloadnya atau sudah menumpuknya TPA Sumur Batu

sehingga adanya batasan sampah yang masuk ke TPA Sumur Batu. Berikut timbulan

sampah yang masuk ke TPA Sumur Batu pada 2013-2015.9

Tabel III.2. (Jumlah Timbunan Sampah yang masuk ke TPA Sumur Batu)

Bulan Volume Sampah

2013 2014 2015

Januari 53.585 69.370 109.863

Februari 54.733 64.988 104.901

Maret 61.376 70.707 110.217

April 62.034 69.552 110.530

9 Kepala TPA Sumur Batu Kota Bekasi, Atjep Rusfianto, 28 Januari 2017.

Page 43: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

32

Mei 63.399 72.016 110.352

Juni 60.172 68.693 108.361

Juli 63.581 57.169 109.239

Agustus 68.054 65.765 109.276

September 60.354 64.491 109.479

Oktober 68.824 66.867 109.559

November 66.493 67.277 109.453

Desember 70.196 70.581 109.648

Kota Bekasi 752.801 807.366 1.311.882

Terdapat berbagai jenis sampah yang terdapat di TPA Sumur Batu, sampah

tersebut digolongkan dalam 14 jenis yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel III.3. (Presentasi Jenis Sampah)

No. Komponen Persen (%)

1 Sampah makanan 72.45

2 Plastik 9.00

3 Kertas 8.00

4 Karton -

5 Kayu, bambu -

6 Baju tekstil 1.00

7 Logam 2.00

8 Gelas 1.00

9 Tulang dan kulit telur -

10 Karet 1.55

11 Ranting dan daun -

12 Baterai -

13 Botol plastik -

14 Lain-lain. 5.00

Sumber : Data sekunder

Page 44: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

33

2. Zona Pembuangan di TPA Sumur Batu

Timbulan sampah yang berasal dari masyarakat Kota Bekasi dan bermacam

jenis sampah tersebut kemudian diangkut ke TPA Sumur Batu. TPA Sumur Batu

memiliki zona 1, 2, 3, 4, 5, 5a, 5b , 5c, 5d dalam pembuangan sampah. Berikut

penjelasan zona yang berada di TPA Sumur Batu

a) Zona 1, zona digunakan pada 2004; memiliki luas lahan 2 hektare dan ditutup pada

2009. Zona ini menggunakan sistem Open Dumping. Setelah zona ini tidak

digunakan lagi dan tidak ada sampah yang masuk, kemudian zona dikelola oleh

PT Gikoko dengang program Clean Development Machanism (CDM).

b) Zona 2, zona digunakan pada 2004; memiliki luas lahan 2 hektare dan ditutup pada

2009. Zona ini menggunakan sistem open dumping. Setelah zona ini tidak

digunakan lagi dan tidak ada sampah yang masuk, kemudian zona dikelola oleh

PT Gikoko dengang program Clean Development Machanism (CDM).

c) Zona 3, zona ini digunakan pada 2007; memiliki luas lahan 1,78 hektare dan

ditutup pada 2009. Zona ini menggunakan sistem open dumping.

d) Zona 4, zona ini digunakan pada 2011; memiliki luas lahan 2,4 hektare dan ditutup

pada 2013. Zona ini menggunakan sistem control landfill setelah sampah telah

mencapai ketinggian 20 meter lebih.

e) Zona 5, zona ini digunakan pada 2014; memiliki luas lahan 3 hektare, zona 5

masih digunakan sampai saat ini. Zona ini menggunakan system open dumping.

Berikut gambar zona-zona yang berada di TPA Sumur Batu Kota Bekasi,

Page 45: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

34

Gambar III.2. (Zona TPA Sumur Batu)

Zona 1,2,3,4 yang berada di TPA Sumur Batu telah ditutup karena zona

tersebut sudah penuh, saat ini sampah yang berasal dari masyarakat Kota Bekasi

ditampung di zona 5 dengan luas 2,4 hektare. Zona 5 yang kini aktif menjadi zona

pembuangan telah mengalami „overload‟ atau penuh dengan timbunan setinggi 23

meter. Walaupun sudah overloadnya zona 5, sampah-sampah tetap ditumpukdi zona

5 karena tidak adanya zona lagi yang dapat menampung.10

3. Struktur Organisasi UPTD TPA Sumur Batu

UPTD TPA Sumur Batu Kota Bekasi merupakan bagian dari Dinas Lingkungan

Hidup Kota Bekasi. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi merupakan dinas yang

berkedudukan sebagai unsur pembantu Wali Kota dalam penyelenggaraan

10

Djamhari, “Tumpukan Sampah Setinggi 23 Meter di TPA Sumur Batu

Longsor,”http://news.okezone.com 21 September 2016.

Page 46: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

35

Pemerintahan bidang lingkungan hidup.11

Pada awal sejarahnya, Dinas Lingkungan

Hidup Kota Bekasi merupakan gabungan dari Dinas Kebersihan Kota Bekasi dan

Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bekasi.

Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah yang menjadi turunan dari Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah merupakan alasan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(KLHK) membuat Dinas Lingkungan Hidup. Dengan terbentuknya Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bekasi ini maka Dinas Kebersihan Kota Bekasi dan Badan

Penglola Lingkungan hidup Kota Bekasi akan dilebur menjadi satu. Meski demikian,

dengan digabungkan ke dua dinas tersebut tidak menghilangkan peran keduanya,

karena tugas kedua dinas tersebut akan dilebur di dalam Dinas Lingkungan Hidup.

Dinas lingkungan hidup bertugas membantu Wali Kota dalam memimpin,

mengendalikan, dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan

fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan dinas yang

meliputi bidang tata lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah B3, pengendalian

pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup serta penataan dan peningkatan

kapasitas lingkungan hidup untuk mencapai visi dan misi Dinas Lingkungan Hidup

Kota Bekasi.

11

Peraturan Wali Kota Bekasi No. 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi.

Page 47: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

36

Dalam menjalankan program-programnya Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bekasi memiliki struktur birokrasi guna menjalankan tugas-tugasnya dan mencapai

tujuan. Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi terdiri atas;

Tabel III.4. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi12

12

Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Seksi Limbah B3, Nazirwan, di Kantor Pemerintah Kota

Bekasi, 3 Mei 2017.

Kepala

Sekertariat

Sub

Bagian

Keuangan

Sub Bagian

Umum dan

Kepegawaian

Sub Bagian

Perencanaan

Bidang

Penataan dan Peningkatan

Kapasitas Lingkungan

Hidup

Bidang

Pengendalian

Pencemaran dan

Kerusakan Lingkungan

Hidup

Bidang

Pengelolaan

Sampah dan

Limbah B3

Bidang

Tata

Lingkungan

Jabatan

Fungsional

Seksi

Pengaduan dan

Penyelesaian Sengketa

Lingkungan

Seksi

PenegakkanHukum

Lingkungan

Seksi

PeningkatanKapasitas

LingkunganHidup

Seksi

Pemantauan

Lingkungan

Seksi

Pencemaran

Lingkungan

Seksi

Kerusakan

Lingkungan

UPTD

Seksi

Pengurangan

Seksi

Penanganan

Seksi

Limbah B3

Seksi

Inventarisai

RPPLH dan

KLHS

Seksi

Kajian Dampak

Lingkungan

Seksi

Pemeliharaan

Lingkungan Hidup

Page 48: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

37

Melihat struktur organisasi di atas, bahwa UPTD TPA Sumur Batu merupakan

bagian dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi. Dalam menjalankan program-

programmya UPTD TPA Sumur Batu Kota Bekasi juga memiliki struktur birokrasi

guna menjalankan tugas-tugasnya dan mencapai tujuan. Susunan Organisasi UPTD

TPA Sumur Batu Kota Bekasi terdiri atas:

Tabel III.5. (Struktur Organisasi UPTD TPA Sumur Batu)13

13

Kepala TPA Sumur Batu Kota Bekasi, Atjep Rusfianto, 28 Januaru 2017.

Kepala

Wakil Kepala

Pengawas Zona Kordinator Keamanan

Keamanan

Group I

Keamanan

Group II

BBM PARKIR

Petugas

Lapangan

Belakang

Petugas

Lapangan

Depan

Maintanance Petugas IPAS

dan Lapangan

Operator Alat

Berat Administrasi

Perkantoran TPA

PetugasJe

mbatanTi

mbang

Pencatat

Ritase

Manual

Bendahara

TPA

Page 49: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

38

4. Pengelolaan Sampah di TPA Sumur Batu Kota Bekasi

Dalam menangani sampah, TPA Sumur Batu menggunakan 2 sistem, yaitu;

open dumping, control lanfill. Sistem open dumping. Open Dumping adalah

sistem pembuangan sampah yang paling sederhana, sampah yang masuk kedalam

TPA langsung ditumpuk di zona yang telah ditentukan dan dibiarkan tanpa adanya

penanganan yang lebih. Berikut sistem open dumping yang digunakan di TPA

Sumur Batu Kota Bekasi,

Gambar III.3. (Sistem Open Dumping di TPA Sumur Batu)14

\

Sedangkan control landfill adalah pengelolaan sampah dengan cara

ditumpuk kemudian ditutup dengan tanah merah atau geomembran setiap 6 hari

sekali. Namun di TPA Sumur Batu sistem control landill dilakukan dengan

melihat ketinggian sampah, apabila sampah telah mencapai ketinggian 20-21,

14

Kepala TPA Sumur Batu Kota Bekasi, Atjep Rusfianto, 1 Maret 2017.

Page 50: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

39

barulah samapah tersebut dilapisi oleh geomembran. Berikut sistem control

landfill yang digunakan di TPA Sumur Batu Kota Bekasi,

Gambar III.4. (Sistem Control Landfill di TPA Sumur Batu)

Melihat zona dan pengelolaan sampah di TPA Sumur Batu merupakan

faktor permasalahan sampah yang terjadi di TPA Sumur Batu, dengan demikian

maka perlu diimplementasikannya Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi.

Page 51: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

40

BAB IV

IMPLEMENTASI PERDA NO. 15 TAHUN 2011

TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BEKASI

DAN PARTISIPASI MASYARAKAT BEKASI

Salah satu permasalahan lingkungan hidup yang terjadi di Kota Bekasi ialah

sampah. Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu merupakan

salah satu permasalahan yang berkaitan dengan salah satu kebijakan yang telah

diterbitkan oleh Pemerintahan Kota Bekasi yaitu; Peraturan Daerah (Perda) No.

15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi.

Pada bab ini penulis memaparkan bagaimana bagimana peran Dinas

Lingkungan Hidup dan masyarakat Kota Bekasi dalam pengelolaan sampah sesuai

dengan Perda No. 15 Tahun 2011.

A. Implementasi Kebijakan Publik (Perda No. 15 Tahun 2011 tahun 2011

tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi) Oleh Dinas Lingkungan

Hidup Kota Bekasi

Implementasi kebijakan pada dasarnya adalah sebuah cara agar kebijakan

dapat mencapai tujuannya,1 dan dalam mengimplementasikan kebijakan tentu ada

beberapa faktor yang berpengaruh. Perda No. 15 Tahun 2011 merupakan salah

satu kebijakan yang telah diterbitkan oleh Pemerintahan Kota Bekasi dalam

mengatasi permasalahan sampah.

Penulis menggunakan teori faktor-faktor yang berpengaruh dalam

implementasi kebijakan dalam pandangan George C. Edwards yang terbagi

1 Riant Nugroho Dwijowijoto, Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi dan Evaluasi,

158.

Page 52: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

41

menjadi tiga yaitu; komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi.

Berikut akan dijelaskan satu per satu faktor tersebut dalam implementasi Perda

No. 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi.

1. Komunikasi dalam Kebijakan

Semakin jelas dan rinci sebuah kebijakan, maka akan mempermudah untuk

diimplementasikan karena implementor akan mudah memahami tindakanya.2

Komunikasi yang efektif ditandai dengan pemahaman aparat pelaksana kebijakan

yaitu Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi dalam pengelolaan sampah. Mengacu

pada amanat Perda No. 15 Tahun 2011 pasal 5 huruf (a), bahwa pemerintah

daerah bertugas menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat

dalam pengelolaan sampah. Berikut komunikasi Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bekasi dalam pengelolaan sampah kepada kelompok sasaran yaitu masyarakat.

Dalam pengelolaan sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi

melakukan pengolahaan sampah dilakukan sejak dari sumbernya, sosialisasi

kepada masyarakat dilakukan dengan cara penyuluhan. Seperti yang diungkapkan

oleh Kepala Seksi Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, sebagai

berikut,

Sosialisasi dengan masyarakat pernah kita lakukan, penyuluhan atau sosialisasi

mengenai pengelolaan sampah rumah tangga dengan sistem 3R juga pernah kita

lakukan kepada masyarakat Kota Bekasi. Penyuluhan kepada masyarakat biasanya

kami lakkukan di kecamatan dan kelurahan, tapi memang kita tidak begitu sering

melakukan penyuluhan kepada masyarakat Kota Bekasi ini.3

Berdasarkan pernyataan di atas, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi

memang telah melakukan sosialisasi dengan masyarakat Kota Bekasi mengenai

2 Subarsono. AG, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi, 97.

3 Wawancara Pribadi dengan Nazirwan , di Kantor Pemerintah Kota Bekasi, 3 Mei 2017.

Page 53: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

42

pengelolaan sampah yang merupakan pengelolaan sampah sejak dari sumbernya.

Namun sosialisasi tersebut tidak semua dirasakan oleh semua masyarakat Kota

Bekasi, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang adanya

sosialisasi pengelolaan sampah, seperti yang diungkapkan salah satu warga Kota

Bekasi sebagai berikut,

Sosialisasi pengelolaan sampah, duh saya gak pernah tau ya kalau ada sosialisasi

pengelolaan sampah atau gak. Gak pernah denger juga sih mbak. Kerjaan saya sih

kerja aja di pasar mbak, ngurus suami anak. Ga pernah saya ikut-ikut gitu mba,

saya juga baru denger dari mbak kalo ada sosialisasi pengelolaan sampah dengan

masyarakat.4

Beradasarkan hasil wawancara di atas sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bekasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan

sampah perlu ditingkatkan kembali agar sosialisasi tersebut dapat diketahui oleh

seluruh masyarakat Kota Bekasi. Sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat

tidak hanya penyuluhan kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah

menggunakan konsep 3R. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi juga melakukan

sosalisasi kepada masyarakat dengan memberikan bank sampah. Berikut bank

sampah yang diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi,

Gambar. IV.1. (Bank Sampah di Kota Bekasi)

4 Wawancara Pribadi dengan Rusiah di Rumah Warga, tanggal 9 April 2017.

Page 54: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

43

Selain sosialisasi bank sampah kepada masyarakat, Dinas Lingkungan

Hidup Kota Bekasi juga telah mensosialisasikan alur pengelolaan sampah yang

ramah lingkungan berupa pamflet yang ada di setiap kecamatan, berikut alur

pengelolaan sampah yang dapat meminimalisir permasalahan sampah di TPA

Sumur Batu,

Gambar. IV.2. (Alur Pengelolaan Sampah)

Dengan menggunakan proses pengelolaan sampah di atas, jelas akan

berdampak positif terhadap penumpukan sampah yang terjadi di TPA Sumur

Batu. untuk mencapai keberhasilan dalam pengurangan sampah, maka diperlukan

komunikasi yang baik antara pelaksana kebijakan dengan kelompok sasaran yaitu

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi dengan masyarakat Kota Bekasi.

2. Sumber Daya yang dibutuhkan

Sumber daya adalah faktor penting untuk mengimplementasikan suatu

kebijakan. Walaupun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas dan

konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumber daya untuk

Page 55: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

44

melaksanakannya, maka implementasi tidak akan berjalan dengan efektif.5 Dalam

pengelolaan sampah berdasarkan Perda No. 15 Tahun 2011 membutuhkan sumber

daya yang mendukung, baik secara sarana dan prasarana maupun sumber daya

manusia.

a. Staf

Sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf (pegawai). Pada

saat kebijakan sudah diimplementasikan penyebab adanya ketidakberhasilan dari

implementasi tersebut disebabkan oleh pengetahuan dan penguasaan staf yang

tidak memadai, tidak kompeten dan jumlah staf yang tidak mencukupi.

Dalam kaitanya dengan pengelolaan sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bekasi yang bertanggungjawab terhadap permasalahan sampah yang terjadi di

Kota Bekasi, khususnya di TPA Sumur Batu. Untuk menunjang kegiatan

pengelolaan sampah sesuai dengan Perda No. 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Sampah di Kota Bekasi membutuhkan staf pegawai yang cukup. Munurut salah

satu staf sub bagian umum dan kepegawaian, staf yang ada di Dinas Lingkungan

Hidup sudah cukup banyak dan kinerjanya pun bagus.6

Pada permasalahan sampah Dinas Lingkungan Hidup memiliki satu bidang

yang menangani yaitu; bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3. Selain itu,

Dinas lingkungan hidup memiliki UPDT TPA Sumur Batu dalam mengatasi

pengelolaan sampah di TPA Sumur Batu, sedangkan dalam pengangkutan sampah

dilakukan oleh UPTD Lingkungan Hidup disetiap kecamatan.

5 Subarsono. AG, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi, 91.

6 Wawancara Pribadi dengan Rizaldi di Kantor Pemerintah Kota Bekasi, 3 Mei 2017.

Page 56: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

45

b. Fasilitas

Fasilitas merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan

implementasi sebuah kebijakan. Adanya fasilitas yang memadai akan

mempermudah aparat pelaksana kebijakan menjalankan tugasnya sesuai dengan

aturan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan Perda No. 15 Tahun 2011, Pasal 1 angka (23) bahwa

pengelolaan sampah adalah kegiatan yang meliputi pengurangan dan penanganan

sampah. Pengurangan yang dimaksud tersebut dibagi dalam 3 kategori yaitu:

pembatasan timbulan sampah, pedauran ulang, dan pemanfaatan sampah kembali.

Dalam rangka pengurangan tersebut, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi

melakukan pengelolaan sampah sejak dari sumbernya. Dalam pengelolaan sampah

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi telah memfasilitasi alat komposting di

setiap kecamatan, 12 Kecamatan yang berada di Kota Bekasi telah memiliki alat

komposting yang merupakan salah satu alat pengelolaan sampah, seperti yang

diungkapkan Kepala Seksi Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi,

Dalam pengurangan sampah, kita telah berupaya mengelola sampah sejak dari

sumbernya, kita menyediakan fasilitas yaitu dalam pengelolaan sampah yaitu

seperti: alat komposting, dan pencacah untuk mengurangi jumlah volume sampah

yang masuk Ke TPA Sumur batu. Fasilitas tersebut telah kita sediakan di setiap

kecamatan dan kelurahan yang ada di Kota Bekasi.7

Pengelolaan sampah dengan sistem komposting memang perlu ditingkatkan

kembali, dalam mengatasi permasalahan menumpuknya sampah yang terjadi di

TPA Sumur Batu, komposting merupakan salah satu penyelesaian masalah

persampahan. Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan

yang diperlukan tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan

7 Wawancara Pribadi dengan Nazirwan di Kantor Pemerintah Kota Bekasi, 3 Mei 2017.

Page 57: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

46

membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan

menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih

baik. Pengomposan merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah padat

organik (organik solid waste) yang dapat diterapkan di Indonesia, mengingat

bahan baku terutama sampah perkotaan (municipal waste) tersedia berlimpah, dan

teknologi tepat guna untuk proses pengomposanpun telah cukup dikuasai.

Sistem komposting sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan

lingkungan, terutama sampah. Kegiatan pengolahan sampah organik menjadi

kompos disetiap kecamatan Kota Bekasi merupakan satu bagian dari strategi

pengurangan sampah di TPA Sumur Batu Kota Bekasi. Berikut alat komposting

dan pencacah yang disediakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi di

setiap Kecamatan,

Gambar IV.3. (Alat Komposting)

Selain alat komposting, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi juga

menyediakan alat pencacah di kecamatan dalam rangka kegiatan pengurangan

jumlah sampah yang masuk ke TPA. Berikut gambar alat pencacah yang berada di

salah satu kecamatan yang berada di Kota Bekasi,

Page 58: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

47

Gambar IV.4. (Alat Pencacah)

Berdasarkan hasil wawancara dan penelusuran dibeberapa kecamatan,

bahwa Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi cukup memberikan fasilitas dalam

kegiatan pengurangan jumlah volume sampah. Adanya fasilitas tersebut

merupakan upaya Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi untuk menekan jumlah

sampah yang masuk ke TPA Sumur Batu. Namun, berdasarkan hasil survey yang

saya dapatkan, setiap Kecamatan di Kota Bekasi yang telah mendapatkan

fasilitas dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi belum memanfaatkan fasilitas

tersebut semaksimal mungkin, alat komposting dan pencacah hanya dibiarkan

saja.

Selain itu, dalam penagangan sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bekasi memiliki tanggung jawab terhadap pengangkutan sampah. Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bekasi, memiliki Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

Lingkungan Hidup disetiap kecamatan yang bertugas dalam pengangkutan

sampah. Dalam pengangkutan sampah pemerintah wajib memfasilitasi alat angkut

sampah untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Fasilitas alat angkut

Page 59: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

48

sampah yang diberikan dari pemerintah belum maksimal, seperti yang

diungkapkan oleh Kepala TPA Sumur Batu,

Kalau alat angkut sampah yang diberikan oleh pemerintah Kota Bekasi memang

belum maksimal ya. Misalnya ni, kenapa masih ada sampah-sampah yang tidak

terangkut? ya itu karna alat angkut sampah untuk mengangkut sampah yang ada di

Kota Bekasi kurang. Dengan kurangnya alat angkut maka akan ada sampah-

sampah masyarakat yang tidak terangkut. Itu salah satu mengapa dikatakan belum

maksimal. 8

Dalam pengangkutan sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi telah

memberikan fasilitas alat angkut sampah dan alat berat di TPA Sumur Batu.

Berikut data armada kendaraan operasional pengangkut sampah yang disediakan

oleh Pemerintah Kota Bekasi;

Tabel. IV.1. (Armada Operasional Sampah)9

Kecamatan Drump

Truck

Ligt

Truck Arm Roll Jumlah

1. Pondok Gede 17 - - 17

2. Jatisampurna 9 - 3 12

3. Pondok Melati 10 - 3 13

4. Jati Asih 12 - 2 14

5. Bantar Gebang 4 - 1 5

6. Muastika Jaya 12 1 4 17

7. Bekasi Timur 16 1 7 24

8. Rawalumbu 12 1 5 18

9. Bekasi Selatan 16 2 5 23

10. Bekasi Barat 12 3 5 20

11. Medansatria 10 2 4 16

12. Bekasi Utara 17 - 4 21

8 Wawancara Pribadi dengan Atjep Rusfianto, di Kantor TPA Sumur Batu, 1 Maret 2017.

9 Kota Bekasi dalam Angka: Bekasi Municipality in Figures 2016, (Bekasi: Badan Pusat

Statistik Kota Bekasi), 248.

Page 60: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

49

Kota Bekasi 147 10 43 200

Berikut alat angkut sampah yang disediakan oleh Dinas Lingkunga Hidup

Kota Bekasi,

Gambar IV.5. (Alat Angkut Sampah di Kota Bekasi)10

Kemudian, selain alat angkut sampah, ada pula alat berat yang disediakan

oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi untuk mengangkat sampah ke zona

aktif dengan menggunakan alat berat yaitu: excavator, dan bulldozer.11

c. Pemulug

Salah satu sumber daya manusia yang ikut andil dalam pengelolaan sampah

adalah pemulung. Sesungguhnya kehadiran pemulung telah ikut andil dalam

proses pengelolaan sampah mulai dari pemilahan, pengumpulan kembali, dan

pengangkutan sampah keluar TPA. Sampah yang diangkut oleh pemulung seperti,

sampah plastik, potongan besi, dan sampah-sampah yang sekiranya dapat didaur

10

Kepala Selsi Limbah B3, Nazirwan di Kantor Pemerintah Kota Bekasi, 3 Mei 2017. 11

Data dari Kepala TPA Sumur Batu Kota Bekasi, Atjep Rusfianto ,1 Maret 2017.

Page 61: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

50

ulang dan dijual kembali. Berikut ungkapan salah satu pemulung di TPA Sumur

Batu,

Saya udah lumayan lama mulung di sini, tinggal aja deket banget sama TPA.

Kerjaan saya sehari-hari sama suami saya ya gini neng, ngumpulin barang-barang

yang bisa dijual lagi. Hasilnya lumayan buat makan sehari-hari, buat sekolahin

anak saya ya dari hasil ini. Biasanya saya kumpulin dulu barang bekas yang kira-

kira bisa dijulal lagi ke pengepul, nanti kalau sudah banyak baru dijualin deh neng.

Gitu.12

Keberadaa pemulung di Kota Bekasi memang merupakan salah satu sumber

daya yang mampu mengurangi sampah di TPA Sumur batu, seperti yang

diungkapkan oleh Kepala TPA Sumur Batu Kota Bekasi,

Dengan adanya pemulung yang ada di Sekitar TPA Sumur Batu memang

berpengaruh ya dalam pengurangan sampah, pemulung mampu menekan jumlah

sampah yang ada di Kota Bekasi, walaupun tidak secara dratis timbunan sampah

berkurang di TPA Sumur Batu. Pokoknya pemulung-pemulung yang ada di Kota

Bekasi ini memiliki peran dalam meminimaisir sampah di Kota Bekasi.13

Berdasarkan pernyataan tersebut, bahwa keberadaan pemulung yang

memiliki pekerjaan dalam mengambil sampah-sampah anorganik memiliki

peranan yang cukup penting dalam pengelolaan sampah di Kota Bekasi dan

mampu menekan jumlah volume sampah yang terus meningkat setiap tahunnya di

Kota Bekasi.

3. Dispoisi

Disposisi adalah karakteristik pelaksana kebijakan. Jika pelaksana kebijakan

bersikap baik terhadap suatu kebijakan, tentu mereka akan melaksanakan kebijakan yang

diinginkan para pembuat keputusan. Namun sebaliknya, bila pelaksana kebijakan tidak

bersikap baik dan berbeda perspektif dengan pembuat kebijakan, maka implementasi

12

Wawancara Pribadi dengan Rusiah di Rumah Warga, tanggal 9 April 2017. 13

Wawancara Pribadi dengan Atjep Rusfianto, di Kantor TPA Sumur Batu Kota Bekasi, 1

Maret 2017.

Page 62: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

51

kebijakan akan menjadi sulit.14

Sebelum kebijakan pengelolaan sampah di Kota Bekasi

diimplementasikan, pentingnya respon yang baik dari para pelaksana kebijakan yaitu

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, karena dengan adanya respon tersebut akan

mempengaruhi kemauan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi dalam melaksanakan

kebijakan penyelenggaraan pengelolaan sampah di Kota Bekasi.

Selama ini respon pelaksana kebijakan sudah cukup baik, apabila telah

mendapatkan tugas maka akan diselesaikan dan tidak ditunda-tunda, seperti yang

dikatakan oleh staf Kepala Seksi Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bekasi,

Kalau dalam menjalankan tugas, para pegawai disini memang aktif. Pegawai di

setiap bidang di Dinas Lingkungan Hidup bertanggung jawab dalam tugas-

tugasnya. Seperti Bidang Penglolaan Sampah dan Limbah B3 yang memiliki 3

seksi yaitu pengurangan, penanganan, dan limbah b3. Masing-masing memiliki

tugas dan mejalankan tugasnya dengan baik.15

Dengan adanya respon terhadap implementasi kebijakan akan membantu

mengetahui intensitas pelaksana kebijakan dalam mengimplementasikan

kebijakan yaitu Perda No. 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Kota

Bekasi.

4. Badan Pelaksana

Dalam mempermudah jalanya sebuah implementasi kebijakan, salah satu

yang paling penting adalah memadukan badan pelaksanan yang terkait. Dalam

struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi terdapat beberapa

bidang yang salah satunya adalah Bidang Penglolaan Sampah dan Limbah B3

yang menangani persoalan sampah di Kota Bekasi juga permasalahan

14

Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori & Poroses (Yogyakarta: Media Presindo, 2007),

194. 15

Wawancara Pribadi dengan Nazirwan di Kantor Pemerintah Kota Bekasi, 3 Mei 2017.

Page 63: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

52

menumpuknya sampah di TPA Sumur Batu. Bidang pengelolaan sampah dan

Limbah B3 membawahi 3 seksi yaitu: seksi pengurangan sampah, seksi

penanganan sampah dan seksi limbah b3.

Pertama, seksi pengurangan sampah. Seksi pengurangan sampah

mempunyai tugas membantu Bidang merencanakan, memimpin, membagi tugas,

melaksanakan, dan mengevaluasi kebijakan teknis dan kegiatan pengurangan

sampah. Untuk menyelenggarakan tugasnya seksi pengurangan sampah

mempunyai fungsi:

a. penyusunan program dan rencana kegiatan Seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan dan perumusan kebijakan, petunjuk

teknis serta rencana strategis sesuai lingkup tugasnya;

c. pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan, penetapan, perumusan,

pembinaan dalam pelaksanaan pengurangan sampah yang meliputi

pembatasan timbunan sampah, penggunaan bahan baku produksi dan

kemasan yang mampu diurai oleh proses alam, pendaur ulangan

sampah, serta pemanfaatan kembali sampah.

d. penyiapan bahan pembinaan teknis dan evaluasi kegiatan;

e. pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

Kedua, seksi penanganan sampah. Seksi penanganan sampah mempunyai

tugas membantu Bidang merencanakan, memimpin, membagi tugas,

melaksanakan, dan mengevaluasi kebijakan teknis dan kegiatan penanganan

sampah. Untuk menyelenggarakan tugasmya seksi penanganan sampah

mempunyai fungsi:

Page 64: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

53

a. penyusunan program dan rencana kegiatan Seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan dan perumusan kebijakan, petunjuk

teknis serta rencana strategis sesuai lingkup tugasnya;

c. pelaksanaan penyiapan bahan perumusan, koordinasi, penyediaan,

pemungutan, penetapan, pengawasan, pengembangan, pembinaan

dalam pelaksanaan penanganan sampah yang meliputi pemilahan,

pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir sampah;

d. penyiapan bahan pembinaan teknis dan evaluasi kegiatan;

e. pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

Ketiga, seksi limbah B3. Seksi limbah B3 mempunyai tugas membantu

Bidang merencanakan, memimpin, membagi tugas, melaksanakan, dan

mengevaluasi kebijakan teknis dan kegiatan limbah B3. Untuk menyelenggarakan

tugasnya, seksi limbah B3 mempunyai fungsi;

a. penyusunan program dan rencana kegiatan Seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan dan perumusan kebijakan, petunjuk

teknis serta rencana strategis sesuai lingkup tugasnya;

c. pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan, pemantauan, pengawasan,

kebijakan dalam pelaksanaan limbah B3 yang meliputi pengajuan,

perpanjangan, perubahan dan pencabutan izin, pengolahan,

pemanfaatan, pengangkutan dan penimbunan limbah B3;

d. penyiapan bahan pembinaan teknis dan evaluasi kegiatan;

e. pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

Page 65: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

54

Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi memiliki Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Lingkungan Hidup di 12 kecamatan yang ada di Kota

Bekasi dan bertugas dalam melaksanakan teknis kegiatan lingkungan hidup dalam

bidang persampahan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi sebagai pelaksana

kebijakan juga melakukan koordinasi atau kerjasama dengan intsasi lain dalam

menunjang implementasi kebijakan pengelolaan sampah. Adapun instasi yang

terkait yaitu: Dinas Kesehatan Kota Bekasi terkait dengan sarana kesehatan untuk

warga yang tinggal di sekitar TPA Sumur Batu, aparat pemerintah Kota Bekasi

dari tingkat, kecamatan, kelurahan, RW, dan RT setempat yang terkena dampak

dari kegiatan di TPA Sumur Batu.

Dalam bidang kesehatan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi dan pihak

dari TPA Sumur Batu pernah mengadakan pengobatan untuk masyarakat sekitar

TPA Sumur Batu, seperti yang diungkapkan oleh kepala TPA Sumur Batu,

Dari pihak pemerintah memang pernah melakukan pengobatan gratis kepada warga

sekitar TPA Sumur Batu, kegiatan pengobatan tersbut dilakukan karena kesehatan

masyarakat sekitar TPA memang membutuhkan perhatian yang lebih apabila

melihat kondisi tempat tinggal mereka yang lingkungannya berdekatan dengan

pembuangan sampah.16

Tujuan dari kegiatan tersebut yaitu agar masyarakat yang bertempat tinggal

di sekitar TPA Sumur Batu mendapatkan perhatian yang lebih terkait dengan

kesehatan mereka, melihat kondisi lingkungan dimana tempat tiggal mereka

berdekatan dengan TPA Sumur Batu yang cenderung dapat menimbulkan

penyakit.

16

Wawancara Pribadi dengan Atjep Rusfianto, di Kantor TPA Sumur Batu, 1 Maret

2017.

Page 66: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

55

Permasalahan yang terjadi di TPA Sumur Batu Kota Bekasi tentu

merupakan tanggung jawab UPTD TPA Sumur Batu Kota Bekasi. Berikut SOP

yang dimiliki oleh UPTD TPA Sumur Batu Kota Bekasi;

Gambar IV.6. Sop UPTD TPA Sumur Batu Kota Bekasi

Dalam penanganan sampah di TPA Sumur Batu, pengawasan telah

dilakukan semaksimal mungkin. Berdasarkan pengamatan di lapangan,

pengawasan dilakukan dari awal truk mpah datang ke TPA hinga keluar TPA.

Proses penanganan sampah di TPA Sumur Batu diawali dengan datangnya truk

sampah ke TPA, yang membawa sampah dari berbagai penjuru kota Bekasi.

Ketika truk datang, petugas akan mencatat waktu kedatangannya ke TPA untuk

setiap ritasi. Karena tidak ada jembatan timbang, Dinas Kebersihan melakukan

perhitungan volume sampah masuk TPA dengan mengalikan volume truk dan

banyaknya truk yang masuk, berdasarkan data pola ritasi truk yang dicatat

petugas.

Sampah masuk kemudian dibawa oleh truk ke area kerja aktif. Kemudian,

sampah di dalam truk dibongkar pada titik buang yang telah ditentukan di area

kerja aktif tersebut. Pembongkaran sampah dari truk dibantu oleh alat berat yaitu

Page 67: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

56

backhoe untuk mengerug sampah dari bak truk dan bulldozer untuk memadatkan

dan meratakan sampah yang telah dituang ke lahan urug.

B. Partisipasi dalam Implementasi Kebijakan

1. Partisipasi Masyarakat dalam Kebijakan

Masyarakat merupakan kelompok sasaran dalam implementasi kebijakan, di

mana masyarakat Kota Bekasi dalam hal ini adalah orang-orang yang tergolong

sebagai penerima sekaligus pelaksana atas suatu kebijakan. Partisipasi masyarakat

cukup penting perananya dalam pengelolaan sampah, khususnya masyarakat Kota

Bekasi, karena masyarakat lokal sebagai lingkungan sosial yang sangat dekat

dengan kondisi lingkungan fisik mereka pasti tahu bagaimana keadaan

lingkungannya.17

Salah satu amanat pada Perda No. 15 Tahun 2011 tentang pasal 8 ayat (1)

huruf (b) angka (5) menunjukan bahwa masyarakat mampu memiliki rasa

tanggung jawab dalam pengelolaan sampah rumah tangga sesuai dengan konsep

3R (reduce, reuse, recycle)18

. Pengelolaan sampah 3R merupakan paradigm baru

dalam pengelolaan sampah, karena pengelolaan tersebut menekankan

pengurangan sampah yang lebih ramah lingkungan. Untuk menerapkan sistem

tersebut diperlukannya kesadaran masyarakat mengenai sampah yang dapat

merusak lingkungan akibat sampah.

17

Percy, Susan, and Buckingham, Constructing Local Environmental Agenda, (London:

Routledge, 1999), 19. 18

Reduce adalah satu cara pengolahan sampah dengan cara mengurangi barang-barang

kebutuhan sehari-hari yang menghasilkan sampah, seperti; plalstik yang digunakan saat berbelanja

di pasar dapat diganti dengan tas belanja atau tas keranjang belanja. Reuse adalah salah satu cara

pengolahan sampah dengan cara memakai kembali barang-barang yang bisa digunakan, seperti;

plastik bekas belanjaan di pasar dapat digunakan kembali untuk kebutuhan lainnya. Recyle adalah

salah satu cara pengolahan sampah dengan cara mendaur ulang barang-barang yang dianggap

sampah dan dapat menjadi barang-barang bernilai ekonomis, seperti; botol-botol plastik bekas

minuman dapat dijadikan hiasan dalam bentuk vas bunga.

Page 68: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

57

Salah satu upaya dalam menyelesaikan permasalahan menumpuknya

sampah di TPA Sumur Batu adalah melakukan pengolahan sampah dengan

konsep 3R. 3R merupakan konsep mengelolan sampah sejak dari sumbernya

melalui berbabagai langkan yang mampu mengurangi jumlah sampah yang

dibuang ke TPA Sumur Batu.

Dengan adanya pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat, selain mampu

mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPS, tetapi juga mampu mengubah

pandangan masyarakat terhadap sampah yang tidak memiliki nilai guna menjadi

sesuatu yang memiliki nilai guna. Pengelolaan dengan menggunakan sistem 3R

memiliki beberapa keuntungan. Pertama, konservasi sumber daya, air, hutan,

energi, dan tanah. Kedua, lingkungan lebih sehat karena berkurangnya sampah

yang masuk ke TPA. Ketiga, pengurangan resiko global warming. Keempat,

konservasi habitat.19

Dalam pengelolaan sampah menggunakan konsep 3R memang

membutuhkan partisipasi masyarakat Kota Bekasi yang tinggi, dengan adanya

partisipasi masyarakat Kota Bekasi terhadap pengelolaan sampah merupakan

salah satu bentuk mewujudkan tata pemerintahan Kota Bekasi yang baik (good

governance). Seperti apa yang dikatakan oleh Kepala Kepala Seksi Limbah B3,

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi,

Partisipasi masyarakat memang sangat penting ya dalam masalah sampah, karna

sampah berasal dari mereka juga, dari sumbernya. Maka dalam penanganan

sampah memang harus dilakukan dari sumbernya telebih dahulu, yaitu

masyarakat sendiri. Apabila kurang nya ikut serta masyarakat Kota Bekasi dalam

19

Matthew Franchetti. J , Solid Waste Analysis and Minimization: A system

Approach,(USE: McGraw Hill, 2009), 76.

Page 69: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

58

pengelolaan sampah, ya pasti sampah-sampah tersebut akan langsung masuk ke

TPA Sumur Batu.20

Berdasarkan penjelasan tersebut, pengelolaan dengan menggunakan sistem

3R memberikan gambaran pentingnya kesadaran masyarakat sebagai salah satu

peran penimbul sampah dan juga peran yang memiliki dampak langsung dari

permasalahan sampah, untuk dapat ikut serta dalam menyelesaikan masalah

persampahan yang kini terjadi di TPA Sumur Batu Kota Bekasi. Namun peran

serta masyarakat Kota Bekasi begitu lemah terhadap pengelolaan sampah, seperti

apa yang diungkapkan Kepala Seksi Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup Kota

Bekasi,

Peran masyarakat Kota Bekasi memang merupakan bagian yang cukup penting

ya dalam meminimalisir jumlah sampah yang semakin meningkat di Kota Bekasi.

Penanganan masalah persampahan memang harus ditangani sejak dari

sumbernya, namun pada nyatanya kesadaran masyarakat terhadap sampah

memang begitu kurang. Masih banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap

lingkungannya.21

Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukan bahwa pada umumnya

masyarakat Kota bekasi kurang perduli terhadap sampah. Pemahaman masyarakat

mengenai pengelolaan sampah berpengaruh terhadap proses implementasi suatu

kebijakan. Pengelolaan Sampah dengan menggunakan konsep 3R memang cukup

penting dalam pengelolaan sampah pada sumbernya, karena dengan menggunakan

konsep tersebut dapat menekan sampah yang ada di Kota Bekasi.

Lemahnya kesadaran masyarakat Kota Bekasi dalam pengelolaan

sampahnya sendiri dapat dilihat pada wawancara dengan beberapa masyarakat

Kota Bekasi mengenai pengelolaan sampah,

20

Wawancara Pribadi dengan Nazirwan di Kantor Pemerintah Kota Bekasi, 3 Mei 2017. 21

Wawancara Pribadi dengan Nazirwan di Kantor Pemerintah Kota Bekasi, 3 Mei 2017.

Page 70: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

59

Saya mah gak pernah ngelola sampah, apalagi ngelola sendiri. Gimana ya, habis

saya kan juga kerja, berangkat pagi pulang sore, capek juga pasti kalau harus ngelola

sampah sendiri, ya mending langsung buang aja ke tempat sampah, nanti juga ada petugas

yang biasanya ngangkut-ngangkut sampah disini. Biasanya sampah diangkut para petuas

sih setiap tiga kali sehari, jadi saya gak harus repot-repot ngelola sampah sendiri kan.22

Selain itu, masyarakat pada umumnya berpendapat sama mengenai

pengelolaan sampah, seperti apa yang diungkapkan salah satu warga sekitar TPA

Sumur Batu,

Kalau ngelola sampah sediri saya gak pernah ya mbak, habis TPA itu kan

jaraknya dari rumah saya cukup dekat ya ga terlalu jauh banget, jadi saya ga

kepikiran gitu buat ngelola sampah sendiri. Biasanya juga kalo sampah-sampah

yang ada di rumah itu udah numpuk, ya langsung di buang aja ke TPA

sampahnya, jadi gak harus ngelola sampah sendiri.”23

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas menunjukan bahwa dalam

realitanya cukup sulit untuk menimbulkan kesadaran masyarakat Kota Bekasi

terhadap sampah. Sebagian besar dari mereka pada umumnya hanya menilai

sampah sebagai barang sisa yang tidak perlu untuk diperhatikan.

Dalam mengimplementasi kebijakan tidaklah mudah, karena setiap

kebijakan akan sulit diimplementasikan apabila sasaranya mencakup semua

masyarakat,24

terutama jika melihat wilayah Kota Bekasi yang cukup luas dan

terbagi dalam 12 kecamatan. Salah satu penyebab jumlah sampah meningkat yang

terjadi di Kota Bekasi karena mereka sulit untuk diajak bekerja sama dalam

menangani permasalahan sampah. Sebaliknya, sebuah program akan mudah

diimplementasikan apabila jumlah kelompok sasarannya tidak terlalu besar. Hal

tersebut disebabkan karena perilaku masyarakat Kota Bekasi terhadap sampah

22

Wawancara Pribadi dengang Ibu Karsin di Rumah Warga, 9 April 2017. 23

Wawancara Pribadi dengan Ibu rusiah di Rumah Warga, April 2017. 24

Subarsono. AG, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2013), 96.

Page 71: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

60

cenderung berbeda, dan tentunya harus menjadi masukan yang penting bagi Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bekasi sebagai salah satu opsi yang harus ditangani

2. Kerja Sama dengan Pihak Ke-tiga dalam Implemetasi Kebijakan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi implementasi kebijakan adalah sejauh

mana peluang untuk para aktor yang ikut berpartisipasi di luar badan pelaksana.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi tentunya memberikan akses bagi

masyarakat dan pihak swasta untuk ikut berpartisipasi dalam implementasi

kebijakan. Dalam pengelolaan sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi

bekerja sama dengan pihak ke tiga yaitu: PT. Gikoko dan PT Nusa Wijaya Abadi

(NWA), seperti apa yang diungkapkan oleh Kepala TPA Sumur Batu,

Dalam pengelolaan sampah, Dinas Lingkungan Hidup memang telah bekerja sama

dengan 2 pihak swasta yaitu PT Gikoko dan PT Nusa Wijaya Abadi (NWA) dalam

penanganan sampah yang ada di TPA Sumur Batu. Bekerjasama dengan PT

Gikoko kita sudah cukup lama, sejak tahun 2008 sampai sekarang ini, tapi kalau

dengan PT Nusa Wijaya Abadi (NWA) baru tahun ini kita bekerja sama dengan

pihak tersebut.25

Seperti juga halnya yang di ungkapkan oleh Kepala seksi Limbah B3,

Dalam Pengelolaan sampah di TPA Sumur Batu kita memang tidak bekerja sendiri,

kita bekerja sama dengan pihak ketiga atau pihak swasta yaitu dengan PT Gikoko

dan PT Nusa Wijaya Abadi (NWA). Peran Kedua pihak swasta cukup membantu

dalam mengatasi permasalahan sampah di TPA Sumur Batu ini, karena mungkin

kalau tidak ada pihak ketiga kondisi di TPA semakin memburuk.

Penanganan sampah yang dilakukan oleh kedua pihak tersebut memang

berbeda. Dinas Lingkungan Hidup bekerja sama dengan PT Gikoko untuk sistem

pengelolaan gas dari sampah, sedangkan PT Nusa Wijaya Abadi (NWA)

menangani sampah yaitu menjadikan sampah sebagai pembangkit listrik.

25

Wawancara Pribadi dengan Atjep Rusfianto, di Kantor TPA Sumur Batu, 1 Maret

2017.

Page 72: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil, dapat diambil kesimpulan bahwa implementasi Perda

No.15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan sampah di Kota Bekasi belum

sepenuhnya berjalan dengan efektif. Belum efektifnya Perda No. 15 Tahun 2011

dikarenakan:

1) Pengelolaan sampah di TPA Sumur Batu Kota Bekasi belum sepenuhnya

berjalan dengan baik, karena di pembuangan aktif yaitu zona 5 masih

menggunakan sistem open dumping dan control landill.

2) Kurang adanya sosialisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi dalam

pengelolaan sampah kepada masyarakat.

3) Pengelolaan sampah dari sumbernya dengan menggunakan konsep 3R

(Reduce, reuse, recyle) yang merupakan salah satu konsep untuk

meminimalisir samaph yang masuk ke TPA Sumur Batu belum berjalan.

4) Kurang adanya partisipasi masyarakat Kota Bekasi dalam pengelolaan sampah

atau pemeliharaan kebersihan. Hal tersebut karena sikap dan perilaku

masyarakat yang cenderung acuh.

5) Kurangnya zona pembuangan merupakan salah satu permasalahn

menumpuknya sampah terjadi di TPA Sumur Batu Kota Bekasi.

Page 73: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

62

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Kebijakan dan Partisipasi

Masyarakat (Implementasi Perda No. 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah

di Kota Bekasi terhadap TPA Sumur Batu),” maka penulis dapat memberukan

saran sebagai berikut:

1) Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi mampu mengubah sistem pengelolaan

sampah di TPA menjadi sistem yang ramah lingkungan yaitu dari sistem

opendumping menjadi control landfill dan sanitary landfill.

2) Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi harus lebih banyak mengadakan

sosialisasi dalam pengelolaan sampah kepada masysrakat.

3) Pengelolaan sampah dari sumbernya dengan menggunakan konsep 3R

(Reduce, reuse, recyle) yang merupakan salah satu konsep pengelolaan sampah

perlu diterapkan untuk memninimalisir permasalahan sampah di TPA Sumur

Batu.

4) Masyarakat harus berpartisipasi dalam pengelolaan sampah agar terciptanya

Kota Bekasi yang lebih bersih dari permasalahan sampah.

5) Pembuatan zona pembuangan baru untuk untuk mengurangi permasalaan

menumpuknya sampah di TPA Sumur Batu Kota Bekasi.

Page 74: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

viii

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

AG,Subarsono. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Buckingham, Percy, Susan. Constructing Local Environmental Agenda, London:

Routledge, 1999.

Dwijowijoto, Riant Nugroho. Kebijakan Publik. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2003.

Effendi, Erwin. Kota Bekasi dalam Angka: data primer kota bekasi 2011. Bekasi:

Badan Perncanaan Pembangunan daerah (bappeda), 2012.

Gulo, W. Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo, 2014.

Hadi, Sudharto P.Aspek Sosial AMDAL Sejarah, Teori dan Metode (Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 2009), 188.

J , Matthew Franchetti. Solid Waste Analysis and Minimization: A system

Approach. USE: McGraw Hill, 2009.

Karianga,Hendra. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Daerah:

Perspektif Hukum dan Demokrasi. Bandung: PT Alumni, 2011.

Niel Diana, Moehar Danil, Darmawati. PRA Participatory Rural Apprasial

Pendekatan Efektif Mendukung Penerapan Penyuluhan Partisipatif dalam

Upaya Percepatan Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Parsons, Wayne. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan.

Jakarta: Kencana 2006.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif: Formulasi, Implementasi, dan

Evaluasi. Jakarta: Djambatan, 2011.

Salim, Agus. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakatya: Tiara Wacana

Yogya, 2001.

Sejati,Kuncoro. Pengelolaan Sampah Terpadu: dengan Sistem Node, Sub Point,

Center Point. Yogyakarta: Kanisius, 2009.

Slamet, Y. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta:

Sebelas Maret University Press, 2014.

Soetrisno,Loekman. Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius, 1995

Page 75: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

ix

Suharsaputra, Dr. Uhar. M.Pd. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan

Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama, 2014.

Tangkilisan,Hesel Nogi S. Kebijakan Publik yang Membumi: Konsep, Strategis,

dan Kasus. Yogyakarta: Lukman Offset dan YPASI, 2003.

Winarno,Budi. Kebijakan Publik: Teori & Poroses. Yogyakarta: Media Presindo,

2007.

Wahab, Sholichin Abdul, Analisis kebijaksanaan, Dari Formulasi ke

Implementasi Kebijaksanaaan Negara (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 7.

DOKUMEN

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005).

Pemerintah Kota Bekasi, Informasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota

Bekasi Tahun 2014.

Pemerintah Kota Bekasi, Informasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota

Bekasi Tahun 2014.

Peraturan Wali Kota Bekasi No. 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Pada Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bekasi.

Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan

UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

INTERNET

Badan Pusat Statistik Kota Bekasi. https://bekasikota.bps.go.id. 10 Oktober 2014

Badan Pusat Statistik Kota Bekasi. https://bekasikota.bps.go.id. 10 Oktober 2015

Badan Pusat Statistik Kota Bekasi. https://bekasikota.bps.go.id. 10 Oktober 2016

Sihotang, Jonder. “Pembebasan Lahan TPA Sumur Batu Sulit”.

www.netralitas.com. 3 November 2016.

Djamhari. “Tumpukan Sampah Setinggi 23 Meter di TPA Sumur Batu Longsor”.

http://news.okezone.com. 21 September 2016.

WAWANCARA

Page 76: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

x

1) Nazirwan (Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 di Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bekasi).

2) Atjep Rusfianto (Kepala Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu Kota

Bekasi).

3) Masyarakat Kota Bekasi (Sasaran dalam implementasi kebijakan)

4) Pemulung di Sekitar TPA Sumur Batu (Sumber daya dalam implementasi

kebijakan)

KARYA ILMIAH

Chatlya, Angela. “Pengelolaan Sampah Oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Kota Bandar Lampung (Studi Pada Pantai Sukaraja Kecamatan Bumi

Waras)”. Program Sarjana. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Universitas Lampung. 2016.

Fitriana, Ayuspiaka Nur. “Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap

Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kecamatan Cibiru Kota

Bandung”. Program Sarjana. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UIN

Sunan Gunung Djati Bandung, 2013).

Heleanto, Yogi. “Implementasi Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 5

Tahun 2011 tentang Retribus Jasa Umum Pelayanan Persampahan”,

Program Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Lampung. 2016.

Hidayat , Putra Tri. “Kebijakan tentang Pengelolaan sampah (Study Implementasi

Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah berdasarkan Perda No. 3 Tahun

2010)”. Program Sarjana. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Sebelas Maret. 2012.

Pikoli, Oktafina. “Efektivitas PeraturaN Daerah No. 11 Tahun 2011 tentang

retribusi Pelayanan Persanpahan/Kebersihan di Kota Makasar”. Program

Sarjana. Fakultas Hukum. Universitas Hasandudin. 2014

Page 77: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xi

Lampiran-Lampiran

A. Pertanyaan Wawancara

Wawancara dengan Kepala Seksi Limbah B3, Dinas Lingkungan

Hidup Kota Bekasi, Nazirwan, ST

1. Bagaimana pengelolaan sampah di Kota Bekasi?

2. Apakah pernah ada sosialisasi mengenai pengelolaan sampah kepada

masyarakat Kota Bekasi?

3. Sistem pengelolaan sampah seperti apa yang digunakan di TPA Sumur

Batu Kota Bekasi?

4. Dalam mengatasi penumpukan sampah di TPA Sumur Batu, siapakah

pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah?

5. Apa Upaya Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi mengatasi

penumpukan sampah di TPA Sumur Batu?

6. Adakah kebijakan khusus dalam mengatasi permasalahan di TPA Sumur

Batu Kota Bekasi?

Wawancara dengan Kepala UPTD TPA Sumur Batu, Atjep Rusfianto,

S.Ip.

1. Bagaimana pengelolaan sampah di TPA Sumur Batu?

2. Adakah keluhan dari masyarakat sekitar TPA dengan menumpuknya

sampah yang ada di TPA Sumur Batu?

3. Bagaimana mengatasi keluh kesah masyarakat sekitar TPA Sumur

Batu?

4. Bagaimana mengatasi permasalahan di TPA Sumur Batu?

Wawancara dengan Masyarakat Kota Bekasi

1. Apa pandangan ibu/bapak mengenai sampah?

2. Apakah bapak/ibu mengelola sampah sendiri?

3. Pernakah ada sosialisasi pengelolaan sampah di sekitar tempat tinggal

bapak/ibu?

Page 78: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xii

Wawancara dengan Masyarakat Kota Bekasi dan Pemulung di Sekitar

TPA

1. Apa pandangan ibu/bapak mengenai sampah?

2. Pernahkan ada sosialisasi mengenai pengelolaan sampah?

3. Apakah bapak/ibu melakukan pengelolaan sampah sendiri?

4. Pernahkan ada pengobatan gratis di tempat tinggal bapak/ibu?

Page 79: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xiii

B. Peraturan Daerah

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2011

TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BEKASI

Menimbang : a. bahwa dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat

telah mengakibatkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah

yang semakin beragam;

b. bahwa pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan

teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan

masyarakat;

c. bahwa dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum,

kejelasan tanggungjawab dan kewenangan Pemerintah Daerah, serta

peran masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat

berjalan secara proporsional, efektif dan efisien;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

a, b dan c, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan

Sampah di Kota Bekasi.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya

Daerah Tingkat II Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1996 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3663);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5059);

Page 80: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xiv

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5233);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan, Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4741);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis

dan Bentuk Produk Hukum Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang

Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;

11. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 03 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Wajib Dan Pilihan Yang Menjadi Kewenangan

Pemerintah Kota Bekasi (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 3 Seri

E);

12. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 06 Tahun 2008 tentang Dinas

Daerah Kota Bekasi (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 6 Seri D)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bekasi

Nomor 06 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota

Bekasi Nomor 06 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah Kota Bekasi

(Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 6 Seri D).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI dan WALIKOTA BEKASI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

DIKOTA BEKASI.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Bekasi.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah.

3. Walikota adalah Walikota Bekasi.

Page 81: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xv

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi.

5. Pejabat yang ditunjuk adalah pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah yang berwenang di

Bidang tertentu dan mendapat pendelegasian pelimpahan wewenang dari Walikota.

6. Dinas Kebersihan adalah Dinas Kebersihan Kota Bekasi.

7. Kepala Dinas Kebersihan adalah Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi.

8. Instansi yang Berwenang adalah Dinas Kebersihan Kota Bekasi.

9. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah Pejabat Pegawai

Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan

penyidikan atas pelanggaran Peraturan Daerah.

10. Badan Hukum adalah suatu badan/lembaga yang pendiriannya telah mendapat pengesahan

dari Instansi yang berwenang dengan nama dan dalam bentuk apapun, seperti Koperasi,

Yayasan, Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah.

11. Perkumpulan adalah sekumpulan orang yang bergabung dengan mempunyai kepentingan

bersama tanpa membentuk suatu badan hukum yang berdiri sendiri.

12. Kebersihan adalah lingkungan kota yang bersih dari pencemaran udara, pencemaran air dan

sampah.

13. Keindahan adalah keadaan lingkungan perkotaan yang nyaman, esthetik dan proporsional.

14. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk

hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan

dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

15. Sumber pencemaran adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan bahan

pencemaran yang mnyebabkan udara, tanah dan air tidak dapat berfungsi sebagaimana

mestinya.

16. Pedagang kaki lima adalah orang yang melakukan usaha dagang dan/atau jasa di tempat

umum, baik menggunakan usaha kegiatan dagang.

17. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

18. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi dan/atau volumenya

memerlukan pengelolaan khusus.

19. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang disingkat B3 adalah suatu sisa usaha dan/atau

kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat suatu

dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung

dapat mencemari dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan

lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

20. Sumber sampah adalah asal timbulan sampah.

21. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang dan/atau badan hukum.

22. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang menghasilkan

timbulan sampah.

23. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan

yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

24. Tempat sampah adalah tempat menampung sampah yang disediakan dan digunakan oleh

penghasil sampah.

Page 82: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xvi

25. Tempat penampungan sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat sebelum

sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan dan/atau tempat pengolahan

sampah terpadu.

26. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu yang selanjutnya disingkat TPST adalah tempat

dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang,

pengolahan dan pemrosesan akhir sampah.

27. Tempat Pemrosesan Akhir yang selanjutnya disingkat TPA adalah tempat untuk memproses

dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan

lingkungan.

28. Pengumpulan sampah adalah kegiatan mengumpulkan sampah dari setiap per sil dan

memindahkan ke TPS.

29. Fasilitas umum adalah bangunan-bangunan yang dibutuhkan dalam sistem pelayanan

lingkungan yang diselenggarakan oleh Instansi Pemerintah dan terdiri dari antara lain :

jaringan air bersih, jaringan air kotor, jaringan listrik, jaringan gas, jaringan telepon, terminal

angkutan umum/bus shelter, kebersihan pembuangan sampah dan pemadam kebakaran.

30. Fasilitas sosial adalah fasilitas yang dibutuhkan masyarakat dalam lingkungan permukiman

yang meliputi antara lain pendidikan, kesehatan, belanja dan niaga, pemerintahan dan

pelayanan umum, peribadatan, rekreasi dan kebudayaan, olah raga dan lapangan terbuka

serta pemakaman umum.

31. Jasa Pelayanan Kebersihan adalah pungutan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan kepada

seluruh pemilik/pemakai per sil atas penyelenggaraan kebersihan berupa pengangkutan

sampah dari tempat penampungan sementara ke tempat pembuangan akhir.

32. Angkutan umum adalah angkutan yang diperuntukan melayani masyarakat yang memiliki

izin sesuai perundang-undangan yang berlaku antara lain Bus Kota, Bus Antar Kota, Taksi,

Angkutan Kota, Angkutan Antar Kota atau Angkutan lainnya.

33. Kompensasi adalah pemberian imbalan kepada orang yang terkena dampak negatif yang

ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir sampah.

34. Sistem tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka

pengendalian yang meliputi pencegahan dan penanggulangan kecelakaan akibat pengelolaan

sampah yang tidak benar.

BAB II RUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Sampah yang dikelola berdasarkan Peraturan Daerah ini terdiri atas :

a. sampah rumah tangga;

b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan

c. sampah spesifik.

(2) Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berasal dari kegiatan

sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

(3) Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berasal

dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum

dan/atau fasilitas lainnya.

(4) Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :

a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;

b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;

Page 83: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xvii

c. sampah yang timbul akibat bencana;

d. puing bongkaran bangunan;

e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan

f. sampah yang timbul secara tidak periodik.

BAB III ASAS DAN TUJUAN

Pasal 3

Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggungjawab, asas berkelanjutan, asas

manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan

asas nilai ekonomi.

Pasal 4

Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas

lingkungan, menjadikan sampah sebagai sumber daya, meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, serta mengubah perilaku setiap orang.

BAB IV

TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DAERAH

Pasal 5

Pemerintah Daerah bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan

berwawasan lingkungan terdiri atas :

a. menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan

sampah;

b. melakukan penelitian untuk pengembangan teknologi, pengurangan dan penanganan sampah;

c. memfasilitasi, mengembangkan dan melaksanakan upaya pengurangan, penanganan dan

pemanfaatan sampah;

d. melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana

pengelolaan sampah;

e. mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan sampah;

f. memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada masyarakat

setempat untuk mengelola sampah;

g. melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat dan dunia usaha agar terdapat

keterpaduan dalam pengelolaan sampah.

Pasal 6

(1) Dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah, Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan :

a. menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional

dan provinsi;

b. menyelenggarakan pengelolaan sampah skala Kota sesuai dengan norma, standar,

prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah;

c. melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan

oleh pihak lain;

d. menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, TPST, dan/atau TPA sampah;

e. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua

puluh) tahun terhadap TPA sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah

ditutup; dan

f. menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai

dengan kewenangannya.

Page 84: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xviii

(2) Penetapan lokasi TPST dan TPA sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d

merupakan bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.

BAB V KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH

Bagian Kesatu Umum

Pasal 7

(1) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pemerintah Daerah

menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah daerah, yang terdiri atas :

a. kebijakan dan strategi pengurangan sampah;

b. kebijakan dan strategi penanganan sampah;

c. kebijakan dan strategi pengelolaan sampah spesifik.

(2) Kebijakan dan strategi pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. kebijakan dan strategi pengelolaan sampah jangka panjang;

b. kebijakan dan strategi pengelolaan sampah jangka menengah;

c. kebijakan dan strategi pengelolaan sampah jangka pendek.

Bagian Kedua Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah

Pasal 8

(1) Kebijakan dan strategi pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)

memuat :

a. arah kebijakan pengelolaan sampah antara lain meliputi:

1. pengurangan sampah pada sumber;

2. penanganan sampah di sumber, Tempat Penampungan Sementara, Tempat

Pengolahan Sampah Terpadu dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA);

3. pengelolaan sampah spesifik pada sumber;

4. pencegahan penggunaan produk dan/atau kemasan yang menimbulkan sampah;

5. penghematan dan/atau pemanfaatan kembali sumber daya;

6. peningkatan peran dunia usaha dan masyarakat dalam pengelolaan sampah;

7. pembinaan terhadap produsen untuk membatasi timbulan sampah dan

menggunakan produk dan/atau kemasan yang mudah didaur ulang dan diurai oleh

alam;

8. pembinaan terhadap masyarakat untuk menggunakan atau berpola konsumsi bahan

yang ramah lingkungan;

9. fasilitasi pengembangan penerapan dan mekanisme Extended Producer

Responsibility (EPR);

10. perlindungan lingkungan dari perubahan iklim, beban pencemar dan pengurangan

gas rumah kaca dari pengelolaan sampah, seperti melalui penangkapan dan

pemanfaatan gas metan.

b. strategi pengelolaan sampah meliputi;

1. peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah

melalui kampanye dan edukasi pengelolaan sampah.

2. peningkatan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat dan pelaku usaha dalam

pengelolaan sampah, antara lain :

a) pendidikan dan pelatihan;

b) pembuatan pilot project;

c) studi banding dan diseminasi;

d) ketersediaan dan kecukupan anggaran, serta sarana prasarana.

3. peningkatan pemanfaatan kembali produk dan/atau kemasan melalui antara lain :

Page 85: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xix

a) peningkatan produksi dan pemasaran produk daur ulang terutama kompos;

b) pengembangan pengadaan barang dan/atau kemasan yang dapat didaur ulang

dan mudah terurai secara alami;

c) peningkatan peran pemerintah dan pemerintah daerah dalam penggunaan

produk yang dapatdidaur ulang dan mudah terurai oleh proses alam;

d) peningkatan pemasaran produk dan/atau kemasan yang dapat didaur ulang

dan mudah terurai oleh proses alam.

4. mensinergikan program pengelolaan sampah dengan program-program Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

5. peningkatan peran dan tanggung jawab dunia usaha dan masyarakat dalam

pengelolaan sampah yang meliputi antara lain :

a) pencegahan penggunaan produk dan/atau kemasan yang tidak mudah didaur

ulang dan/atau terurai oleh alam;

b) pengembangan produk dan/atau kemasan yang mudah di daur ulang dan mudah

terurai secara alami;

c) penerapkan dan mengembangkan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah pada

sumbernya baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun pelaku usaha.

6. peningkatan peran dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam pengelolaan

sampah, antara lain :

a) Memfasilitasi pemasaran produk daur ulang dan mudah terurai oleh proses

alam;

b) Memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;

c) Memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan;

d) Memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang.

7. Minimalisasi sampah dengan cara mengurangi/menggantikan penggunaan suatu

bahan produksi, mengurangi/tidak menggunakan kemasan, merancang produk,

wadah, dan/atau kemasan yang mudah di daur ulang atau mudah terurai secara

alami.

8. Fasilitasi pengembangan sistem insentif dan disinsentif kegiatan pengurangan

sampah.

c. target pengelolaan sampah :

1. penurunan jumlah timbulan sampah secara bertahap dalam waktu tertentu;

2. prioritas jenis sampah yang akan menjadi target pengurangan sampah.

(2) Kebijakan dan strategi pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun

dengan menggunakan data dan informasi yang lengkap dan akurat.

(3) Penyusunan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2) dikoordinasikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang

menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang kebersihan (persampahan) dan ditetapkan

dengan Keputusan Walikota.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan dan strategi pengelolaan sampah sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Walikota.

(5) Pemerintah Daerah berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana Pengelolaan Sampah.

BAB VI PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN SAMPAH

Bagian Kesatu

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

Paragraf 1 Pengurangan Sampah

Pasal 9

Pengurangan sampah meliputi kegiata:

Page 86: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xx

a. pembatasan timbulan sampah;

b. pendauran ulang sampah;

c. pemanfaatan kembali sampah.

Pasal 10

Dalam rangka kegiatan pembatasan timbulan sampah, Pemerintah Daerah melakukan pembinaan,

monitoring dan pengawasan terhadap produsen yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang

menghasilkan produk dan/atau kemasan produk, antara lain meliputi :

a. pembinaan, monitoring dan pengawasan dalam rangka :

1. menggunakan bahan produksi yang sesedikit mungkin menimbulkan sampah;

2. menghasilkan produk dan/atau kemasan yang mudah diurai oleh proses alam dan

mudah didaur ulang;

3. melaksanakan program pembatasan timbulan sampah sebagai bagian dari usaha

dan/atau kegiatannya sesuai dengan kebijakan dan strategi pengurangan sampah.

b. pembinaan, monitoring dan pengawasan terhadap produsen sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) antara lain meliputi pelaku usaha yang :

a. menghasilkan produk dan/atau kemasan produk;

b. mengimpor produk dan/atau kemasan produk;

c. Mendistribusikan produk dan/atau kemasan produk.

Pasal 11

Dalam rangka kegiatan pendauran ulang sampah, Pemerintah Daerah melakukan pembinaan,

monitoring dan pengawasan terhadap produsen yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang

menghasilkan produk dan/atau kemasan produk, antara lain meliputi :

a. mendaur ulang sampah secara aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan;

b. menghasilkan produk dengan menggunakan bahan daur ulang.

Pasal 12

Dalam rangka kegiatan daur ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pemerintah Daerah

wajib :

a. memfasilitasi pembangunan fasilitas daur ulang sampah;

b. memfasilitasi pengembangan desain dan percontohan fasilitas daur ulang serta teknologi daur

ulang sampah;

c. memfasilitasi pemasaran produk daur ulang;

d. menerapkan dan memfasilitasi penerapan teknologi daur ulang sampah;

e. mengembangkan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi daur ulang sampah.

Pasal 13

Dalam rangka kegiatan pemanfaatan kembali sampah, Pemerintah Daerah melakukan pembinaan,

monitoring dan pengawasan terhadap produsen yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang

menghasilkan produk dan/atau kemasan produk, antara lain meliputi :

a. memanfaatkan kembali sampah yang dihasilkannya secara aman bagi kesehatan manusia dan

lingkungan; dan

b. menggunakan bahan produksi yang menghasilkan produk dan/atau kemasan produk yang

dapat dimanfaatkan kembali.

Page 87: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xxi

Pasal 14

Dalam rangka kegiatan pengurangan sampah, Pemerintah Daerah melakukan pembinaan,

monitoring dan pengawasan terhadap produsen yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang

menghasilkan produk dan/atau kemasan produk, antara lain dalam bentuk pencantuman label pada

produk dan/atau kemasan produk yang menunjukkan, bahwa produk dan/atau kemasan produk

yang dihasilkannya dapat terurai oleh proses alam; dan/atau dapat didaur ulang.

Pasal 15

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif kepada setiap orang yang melakukan

pengurangan sampah.

(2) Insentif dalam pengurangan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi retribusi

dan insentif lainnya yang kondusif untuk orang melakukan pengurangan.

Pasal 16

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan :

a. insentif kepada produsen yang melakukan pengurangan sampah; dan

b. disinsentif kepada produsen yang tidak melakukan pengurangan sampah.

(2) Insentif dan/atau disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:

a. retribusi; dan/atau

b. insentif dan/atau disinsentif lainnya yang kondusif bagi produsen untuk mengurangi

timbulan sampah.

(3) Penyusunan perencanaan pengurangan sampah dan penyelenggaraan pengurangan sampah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 sampai dengan Pasal 16 dikoordinasikan oleh Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang

kebersihan dengan pengelolaan lingkungan hidup dan SKPD terkait lainnya yang ditetapkan

dengan Peraturan Walikota.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan insentif dan disinsentif dalam bentuk retribusi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 16 diatur dalam Peraturan Daerah mengenai

retribusi.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan insentif dan disinsentif dalam bentuk non

retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 16 diatur dalam Peraturan Walikota.

Paragraf 2 Penanganan Sampah

Pasal 17

(1) Kegiatan penanganan sampah meliputi kegiatan :

a. pemilahan;

b. pengumpulan;

c. pengangkutan;

d. pengolahan;

e. pemrosesan akhir.

(2) Penanganan sampah sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah,

dan dapat membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Pasal 18

Kegiatan pemilahan sampah, meliputi :

a. Setiap orang/badan wajib melakukan pemilahan sampah secara aman bagi kesehatan dan

lingkungan;

Page 88: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xxii

b. Pemerintah Daerah wajib menyediakan fasilitas dan melakukan pemilahan sampah secara

aman bagi kesehatan dan lingkungan;

c. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,

fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pemilahan

sampah secara aman bagi kesehatan dan lingkungan;

d. Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c, memenuhi kriteria:

1. Dikelompokkan menjadi paling sedikit 3 (tiga) jenis sampah yang terdiri atas :

a) sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya

dan beracun;

b) sampah yang mudah membusuk;

c) sampah yang tidak mudah membusuk.

2. Diberi simbol dan label yang menunjukkan jenis sampah sebagaimana dimaksud pada

angka 1.

3. Bahan, bentuk, dan warna wadah.

Pasal 19

Kegiatan pengumpulan sampah, meliputi :

a. Pemerintah Daerah wajib melakukan pengumpulan sampah secara aman bagi kesehatan dan

lingkungan;

b. Pemerintah Daerah wajib menyediakan TPS yang aman bagi kesehatan dan lingkungan;

c. TPS sebagaimana dimaksud pada huruf b, wajib memenuhi kriteria :

1. terpilah dikelompokkan menjadi paling sedikit 3 (tiga) jenis sampah;

2. luas lokasi dan kapasitas mencukupi;

3. mudah diakses;

4. tertutup;

5. memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan.

d. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,

fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan TPS secara aman bagi

kesehatan dan lingkungan;

e. Penyediaan TPS sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilakukan sesuai dengan Peraturan

Walikota yang mengatur mengenai penyediaan TPS;

f. Pemerintah Daerah wajib melakukan pembinaan, monitoring dan pengawasan atas penyediaan

fasilitas pemilahan sampah oleh pengelola kawasan sebagaimana dimaksud pada huruf d.

Pasal 20

Dalam rangka kegiatan pengangkutan sampah :

a. Pemerintah Daerah wajib :

1. melakukan pengangkutan sampah;

2. menyediakan alat angkut sampah yang aman bagi kesehatan dan lingkungan.

b. Kriteria pengangkutan harus memenuhi paling sedikit terdiri atas :

1. tertutup;

2. tidak mencecerkan air lindi;

3. bersih;

4. Waktu dan rute.

c. Kriteria alat angkut sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 2, wajib memenuhi

kriteria yang ditetapkan oleh Peraturan Walikota.

Page 89: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xxiii

Pasal 21

Dalam rangka kegiatan pengolahan sampah :

a. Pemerintah Daerah wajib melakukan pengolahan sampah skala kawasan dan/atau skala kota

secara aman bagi kesehatan dan lingkungan;

b. Kegiatan pengolahan sampah sebagaimana dimaksud pada huruf a, antara lain :

1. pemadatan;

2. pengomposan;

3. daur ulang;

4. teknologi pengolahan sampah lainnya.

c. Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud pada huruf a, dapat dilakukan di sumber, TPS,

TPST, dan/atau TPA;

d. Teknologi pengolahan sampah lainnya sebagaimana dimaksud pada huruf b angka

4, dilakukan sesuai dengan persyaratan yang diatur oleh Pemerintah;

e. TPST sebagaimana dimaksud pada huruf c, wajib memenuhi kriteria :

1. memiliki dokumen lingkungan;

2. memiliki ijin;

3. memiliki tempat pemilahan;

4. luas lokasi dan kapasitas mencukupi;

5. memiliki fasilitas penampungan dan/atau pengolahan air lindi;

6. mudah diakses;

7. tidak mengganggu daerah sekitarnya.

Pasal 22

(1) Setiap orang/badan dapat melakukan pengolahan sampah secara aman bagi kesehatan dan

lingkungan.

(2) Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di sumber sampah yang

memenuhi standard dan kriteria lokasi pengolahan yang bagi kesehatan dan lingkungan.

Pasal 23

Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 22 wajib memenuhi :

a. baku mutu limbah cair;

b. baku mutu emisi.

Pasal 24

Sampah yang sudah tidak layak diolah wajib:

a. diproses di TPA;

b. dijadikan bahan bakar; dan/atau

c. dimusnahkan.

Pasal 25

Dalam rangka kegiatan pemrosesan sampah, Pemerintah Daerah wajib :

a. menyediakan TPA yang aman bagi kesehatan dan lingkungan; dan

b. melakukan pemrosesan akhir sampah secara aman bagi kesehatan dan lingkungan.

Pasal 26

TPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a harus dilengkapi fasilitas yang meliputi :

a. fasilitas dasar;

Page 90: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xxiv

b. fasilitas perlindungan lingkungan;

c. fasilitas operasi;

d. fasilitas penunjang.

Pasal 27

(1) Pemprosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf b dilakukan di

TPA.

(2) Pemprosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai

dengan prosedur teknis pemrosesan akhir sampah.

(3) TPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dioperasikan sesuai dengan prosedur teknis

pengoperasian TPA.

Pasal 28

Penetapan lokasi TPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a merupakan bagian dari

rencana tata ruang wilayah Daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan.

Pasal 29

(1) Pengoperasian tempat pemrosesan akhir sampah wajib dilengkapi dengan dokumen

pengelolaan lingkungan hidup.

(2) Dokumen pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disusun sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 30

(1) Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf (b) dilakukan

dengan cara :

a. lahan urug terkendali (control landfill);

b. lahan urug saniter (sanitary landfill).

(2) Sampah yang sudah diproses melalui cara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

dan/atau huruf b dapat dimanfaatkan.

(3) Pemrosesan akhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi:

a. baku mutu air limbah;

b. baku mutu emisi;

c. baku mutu gangguan.

Pasal 31

Penyusunan perencanaan penanganan sampah dan penyelenggaraan penanganan sampah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 sampai dengan Pasal 30 dikoordinasikan oleh Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang kebersihan

(persampahan) dan ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

Bagian Kedua Pengelolaan Sampah Spesifik

Pasal 32

Pengelolaan sampah spesifik terdiri atas :

a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;

b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;

c. sampah yang timbul akibat bencana;

d. puing bongkaran bangunan;

e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah;

f. sampah yang timbul secara tidak periodik.

Page 91: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xxv

Pasal 33

Dalam rangka pengelolaan sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun dan atau

limbah bahan berbahaya dan beracun :

a. setiap orang/badan wajib melakukan pembatasan dan pemilahan sampah yang mengandung

B3 dan/atau limbah B3 secara aman bagi kesehatan dan lingkungan;

b. Pemerintah daerah dapat menyediakan prasarana dan sarana pengumpulan dan pemilahan

sampah yang mengandung B3 dan/atau limbah B3 secara aman bagi kesehatan dan

lingkungan;

c. pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,

fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan prasarana dan sarana

pemilahan sampah yang mengandung B3 dan/atau limbah B3 secara aman bagi kesehatan

dan lingkungan;

d. ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c diatur

dengan Peraturan Walikota.

Pasal 34

(1) Pemerintah Daerah wajib membina, memonitor dan mengawasi produsen untuk melakukan

pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah yang

mengandung B3 dan/atau limbah B3 secara aman bagi kesehatan dan lingkungan sesuai

dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.

(2) Dalam rangka pelaksanaan pengumpulan sebagaimana disebutkan pada ayat (1), produsen

harus menyediakan tempat pengumpulan khusus (dropping point) untuk sampah yang

mengandung B3 dan/atau limbah B3 secara aman bagi kesehatan dan lingkungan.

(3) Dalam rangka pelaksanaan ketentuan sebagaimana disebut pada ayat (1) dan ayat (2),

produsen dapat melakukan secara sendiri-sendiri, kerjasama antar produsen dan/atau

kerjasama dengan pihak ketiga dan/atau bermitra dengan Pemerintah dan/atau Pemerintah

Daerah.

Pasal 35

Pengelolaan sampah yang timbul akibat bencana, diatur sebagai berikut :

a. Pemerintah Daerah wajib melakukan pengangkutan, pengumpulan, pemilahan, pengolahan,

pemanfaatan dan pemrosesan akhir;

b. dalam rangka melaksanakan ketentuan sebagaimana disebutkan pada huruf a, Pemerintah

Daerah wajib memprioritaskan kegiatan pemilahan makhluk hidup serta jenis sampah yang

mengandung B3 dan/atau limbah B3;

c. pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b mengacu pada

peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Pasal 36

(1) Pemerintah Daerah wajib menyusun sistem tanggap darurat dalam penanganan sampah

yang timbul akibat bencana.

(2) Pemerintah Daerah wajib menyediakan prasarana dan sarana tanggap darurat sampah.

(3) Pemerintah Daerah wajib menyelenggarakan sistem tanggap darurat penanganan

sampah yang timbul akibat bencana.

(4) Dalam penyusunan sistem tanggap darurat mencakup :

a. kelembagaan unit sistem tanggap darurat serta mekanismenya;

b. pengkajian cepat status sampah yang timbul akibat bencana (rapid assessment);

Page 92: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xxvi

c. penyusunan rencana;

d. penyelenggaraan tanggap darurat (Pengangkutan, Pemilahan dan pengolahan,

pemanfaatan dan pemrosesan akhir);

e. evaluasi;

f. laporan.

(5) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4)

diatur dengan Peraturan Walikota.

Pasal 37

Pengelolaan puing bongkaran bangunan, diatur sebagai berikut :

a. setiap orang/badan wajib melakukan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,

dan pemanfaatan puing bongkaran bangunan secara aman bagi kesehatan dan lingkungan.

b. setiap orang/badan dalam melakukan penanganan puing bongkaran bangunan dapat

bekerjasama dengan pihak lain dan/atau Pemerintah Daerah.

c. Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana penanganan puing

bongkaran bangunan.

d. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c diatur

dengan Peraturan Walikota.

Pasal 38

(1) Pemerintah Daerah wajib melaksanakan penanganan puing bongkaran bangunan publik.

(2) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah Daerah

dapat melaksanakan secara sendiri atau bekerjasama dengan pihak lain.

Pasal 39

(1) Pelaku usaha wajib melaksanakan penanganan puing bongkaran bangunan yang menjadi

tanggung jawabnya.

(2) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaku usaha dapat

melaksanakan secara sendiri atau bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan/atau pihak

lain.

Pasal 40

Pengelolaan sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, diatur sebagai berikut :

a. setiap orang/badan wajib melakukan pemilahan dan pengumpulan sampah yang secara

teknologi belum dapat diolah, secara aman bagi kesehatan dan lingkungan;

b. Pemerintah Daerah wajib menyediakan prasarana dan sarana pengangkutan dan

penampungan secara aman bagi kesehatan dan lingkungan;

c. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b diatur dengan

Peraturan Walikota.

Pasal 41

Pengelolaan sampah yang timbul secara tidak periodik, diatur sebagai berikut :

a. setiap orang/badan wajib melakukan pemilahan dan pengumpulan sampah yang timbul

secara tidak periodik secara aman bagi kesehatan dan lingkungan;

b. setiap orang/badan dapat melakukan pengolahan dan pemanfaatan sampah yang timbul

secara tidak periodik secara aman bagi kesehatan dan lingkungan;

c. Pemerintah Daerah dapat menyediakan prasarana dan sarana, serta melakukan penanganan

sampah yang timbul secara tidak periodik secara aman bagi kesehatan dan lingkungan;

d. ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b diatur dengan

Peraturan Walikota.

Page 93: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xxvii

Pasal 42

(1) Setiap orang/badan dapat mengembangkan dan menerapkan secara swadaya teknologi

spesifik lokal untuk pengelolaan sampah spesifik.

(2) Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi setiap orang yang mengembangkan dan menerapkan

teknologi spesifik lokal untuk pengelolaan sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada

ayat (1).

(3) Pemerintah Daerah dapat mengembangkan secara swadaya teknologi pengelolaan sampah

spesifik yang ramah lingkungan.

(4) Penyusunan perencanaan pengelolaan sampah spesifik dan penyelenggaraan pengelolaan

sampah spesifik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 sampai dengan Pasal 41

dikoordinasikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menyelenggarakan

urusan Pemerintahan dibidang kebersihan (persampahan) dan ditetapkan dengan Peraturan

Walikota.

BAB VII

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 43

(1) Setiap orang berhak :

a. mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan

lingkungan dari Pemerintah Daerah dan/atau pihak lain yang diberi tanggung jawab

untuk itu;

b. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan dan pengawasan

dibidang pengelolaan sampah;

c. memperoleh informasi yang benar, akurat dan tepat waktu mengenai penyelenggaraan

pengelolaan sampah;

d. mendapatkan perlindungan dan kompensasi karena dampak negatif dari kegiatan TPA

sampah;

e. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah secara baik dan

berwawasan lingkungan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan hak sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur dengan Peraturan Walikota.

Pasal 44

(1) Setiap orang/badan dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah

rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan

lingkungan.

(2) Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga wajib dilakukan dalam

skala RT/RW dan/atau Kelurahan/Kecamatan dengan petunjuk teknis dari Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan dibidang

kebersihan (persampahan).

(3) Setiap angkutan umum, kendaraan pribadi, fasilitas umum, fasilitas sosial, perkantoran,

perusahaan, pusat perbelanjaan wajib menyediakan Tempat Pembuangan Sampah Sementara

(TPSS).

BAB VIII PERIZINAN

Page 94: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xxviii

Pasal 45

(1) Setiap orang perseorangan, kelompok, atau badan hukum yang melakukan kegiatan usaha

pengelolaan sampah wajib memiliki izin dari Walikota.

(2) Tata cara pemberian Izin Kegiatan Usaha Pengelolaan Sampah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

BAB IX

PERAN MASYARAKAT

Pasal 46

(1) Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Daerah.

(2) Peran masyarakat dapat juga berupa:

a. pemberian usul, pertimbangan dan saran kepada Pemerintah Daerah;

b. perumusan kebijakan pengelolaan sampah;

c. pemberian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa persampahan; dan

d. masyarakat wajib berperan serta dalam kegiatan kebersihan lingkungan.

(3) Tata cara pemberian usul, pertimbangan dan saran serta pendapat sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

BAB X KERJASAMA DAN KEMITRAAN

Pasal 47

(1) Dalam hal pengelolaan sampah Pemerintah Daerah dapat melakukan kerja sama dengan

Pemerintah/Pemerintah Daerah dan pihak swasta.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerjasama dan kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur dalam Peraturan Daerah tersendiri.

BAB XI LARANGAN

Pasal 48

Setiap orang dilarang :

a. mencampur sampah dengan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3);

b. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan;

c. membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan;

d. melakukan penanganan sampah dengan sistem pembuangan terbuka di tempat pemrosesan

akhir;

e. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.

BAB XII

PENGAWASAN

Page 95: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xxix

Pasal 49

(1) Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan sampah dilaksanakan oleh Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

(2) Pengawasan yang dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait

sebagaimana dimaksud ayat (1) didasarkan pada norma, standar, prosedur dan kriteria

pengawasan.

(3) Pengawasan dan Pengendalian Pengelolaan Sampah meliputi Pengumpulan, Pengangkutan,

Tempat Pengolahan Sampah Sementara, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu, Tempat

Pemrosesan Akhir, dilakukan secara periodik oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

terkait.

BAB XIII

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 50

(1) Walikota dapat menerapkan sanksi administratif kepada kegiatan usaha pengelola sampah

yang melanggar ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam perizinan.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa :

a. paksaan pemerintahan;

b. penerapan uang paksa;

c. pencabutan atau pembatalan izin;

d. denda administrasi.

BAB XIV

KETENTUAN PIDANA

Pasal 51

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 37 huruf a, Pasal 39, Pasal 44, Pasal 45 ayat (1)

dan Pasal 48 dikenakan sanksi pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda

setingi-tingginya Rp 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah).

(2) Pelanggaran terhadap ketentuan yang mengatur pengelolaan sampah dikenakan sanksi

pidana sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

(3) Pelanggaran terhadap ketentuan yang mengatur B3 dikenakan sanksi pidana sesuai Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

(4) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XV

PENYIDIKAN

Pasal 52

(1) Selain penyidik Pejabat Polri, Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) tertentu di

Lingkungan Pemerintah Kota Bekasi diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk

melakukan penyidikan tindak pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil

tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 96: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xxx

(3) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berwenang :

a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya tindak pidana atas

pelanggaran Peraturan Daerah;

b. melakukan tindakan pertama dan melakukan pemeriksaan di tempat kejadian;

c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka;

d. melakukan penyitaan benda dan/atau surat;

e. mengambil sidik jari dan memotret tersangka;

f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan

perkara;

h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik bahwa

tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan

selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum,

tersangka atau keluarganya;

i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan

menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi

Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang

Hukum Acara Pidana.

BAB XVI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 53

Selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah berlakunya Peraturan Daerah ini berlaku, setiap orang

yang menghasilkan sampah harus berpedoman pada Peraturan Daerah ini.

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 54

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai

pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota Bekasi.

Pasal 55

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Bekasi.

Ditetapkan di Bekasi

pada tanggal 16 Desember 2011

Page 97: KEBIJAKAN PUBLIK DAN PARTISIPASI MASYARAKAT … · a PER}TYATAAI\I BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: Kebijakan Publik dan Partisipasi Masyarakat (Implementasi perda No. 15

xxxi

Plt. WALIKOTA BEKASI

WAKIL WALIKOTA,

RAHMAT EFFENDI

Diundangkan di Kota Bekasi

pada tanggal 16 Desember 2011

Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA BEKASI

RAYENDRASUKARMADJI