Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi
-
Upload
harunwmonim -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi
![Page 1: Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082901/5695d0f81a28ab9b0294a125/html5/thumbnails/1.jpg)
7/21/2019 Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pertambangan-sentralisasi-ke-disentralisasi 1/9
Kebijakan Pertambangan: dari Sentralisasi ke Desentralisasi
Perkembangan pertambangan di Indonesia tidak terlepas dari kebijakan pertambangan
yang mendorong dan memberikan kesempatan kepada modal swasta nasional dan asing.
Kini, kebijakan pertambangan telah mengalami pergeseran dari sentralisasi ke
desentralisasi.
Peraturan dasar yang mengatur usaha pertambangan di Indonesia adalah
UU No 11/1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan danPeraturan Pemerintah (PP No! "#/1969 tentang Pelaksanaan UU
No11/1967! $alam UU Pertambangan dinyatakan bah%a segala bahan galianyang terdapat dalam %ilayah hukum pertambangan Indonesia adalah
kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara untuk digunakan sebesar-
besar kemakmuran rakyat!
UU Pokok Pertambangan membagi bahan galian men&adi tiga golongan!
Pertama' bahan galian golongan atau strategis' seperti migas' batubara'
dan timah! Kedua' bahan galian golongan ) atau *ital' seperti emas'tembaga' intan! Ketiga' bahan galian golongan + atau bukan strategis dan
bukan pula *ital' seperti batu granit dan pasir!
Pelaksanaan penguasaan negara dan pengaturan usaha pertambanganuntuk bahan galian strategis dan *ital dilakukan oleh menteri yang
membidangi tugas bidang pertambangan! ,ementara untuk bahan galianyang strategis dan tidak *ital dilakukan oleh pemerintah daerah tingkat I
tempat terdapatnya bahan galian itu!
Usaha pertambangan ini dapat meliputi kegiatan penyelidikan umum'eksplorasi' pengolahan dan pemurnian' pengangkutan' dan pen&ualan!
Usaha pertambangan bahan galian strategis dan *ital hanya dapat dilakukanoleh perusahaan atau perorangan berdasarkan Kuasa Pertambangan (KP
yang diberikan dengan surat keputusan menteri!
,ementara usaha pertambangan bahan galian yang tidak tergolong strategis
maupun *ital dapat dilakukan dengan ,urat Iin Pertambangan $aerah(,IP$! .enteri nergi dan ,umberdaya .ineral dapat menun&uk s%asta
nasional atau s%asta asing untuk melaksanakan peker&aan yang belum atautidak dapat ditangani sendiri oleh instansi pemerintah atau perusahaan
negara pemegang KP!
,elama ini' telah beredar pengertian yang keliru tentang status KP dan
Kontrak Karya (KK! ,eolah-olah KK hanya boleh dimiliki oleh perusahaan
![Page 2: Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082901/5695d0f81a28ab9b0294a125/html5/thumbnails/2.jpg)
7/21/2019 Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pertambangan-sentralisasi-ke-disentralisasi 2/9
asing' sedangkan KP dimiliki oleh perusahaan dalam negeri! kibat salahpengertian tentang status kepemilikan in*estasi KK dan KP ini' pelaku
pertambangan lokal kerap tersisih atau berada pada posisi mar&inal!
Pasang surut in*estasi di pertambangan amat ditentukan oleh kemudahan
dan 0asilitas yang diberikan oleh pemerintah! ,elain itu'modal asing dalamindustri pertambangan &uga bergantung kepada kebi&akan peraturanpendukungnya! In*estor asing tentu tidak mau mempertaruhkan modalnya
dengan sia-sia! Pasalnya' in*estasi di pertambangan membutuhkan modal
besar' teknologi tinggi' serta risiko yang amat besar!
,aat ini' industri pertambangan Indonesia sedang suram! )anyak in*estor
asing yang menunda kegiatan operasinya! )ahkan' beberapa di antaranyamenyatakan mundur dari Indonesia! .ereka merasa beberapa kebi&akan di
sektor pertambangan tumpang tindih dengan kebi&akan di sektor lain'
sehingga tidak men&amin kepastian usaha!
,alah satu kebi&akan yang dianggap kontraprodukti0 adalah UU Kehutanan
No! 1/1999 yang melarang beroperasinya penambangan umum di ka%asan
hutan lindung! epotnya' UU Kehutanan ini dikeluarkan setelah konsesipenambangan dibagi-bagi! Padahal' banyak perusahaan pertambangan yang
terlambat mengetahui karena UU Kehutanan tidak disosialisasikan denganbaik ke perusahaan pertambangan
.endung menggantung di bisnis pertambangan nasional &uga karena
berbagai kondisi yang kurang kondusi0' seperti beberapa daerah yang tidak
aman'maraknya pungutan liar' demonstrasi dari masyarakat' serta makinmerebaknya kegiatan penambangan tanpa iin (peti! palagi pada era
re0ormasi ini' tuntutan masyarakat lokal &uga makin bergema!
Masa emas
2iga bulan setelah terbitnya UU Penanaman .odal sing' pada pril 1967
3reeport adalah pemodal asing pertama yang masuk ke Indonesia! ,etelahitu' pada kurun 1964 masuk 16 pertambangan luar negeri' seperti In5o'
)liton .i&' l5oa' Kenne5ott' dan U, ,teel! ,aat itu' Kontrak Karya (KKsebagai produk hukum pertambangan sudah diterima kalangan
pertambangan internasional!
$alam KK' pemerintah bertindak me%akili negara sebagai law endorcement !,elama ini' kehadiran pemerintah sebagai pemegang saham oleh
perusahaan tambang asing digunakan sebagai &aminan stabilitas! KK
pertambangan memuat ketentuan yang lebih lengkap dan menyeluruhdibandingkan dengan a +ontra5t pada aman 8india )elanda!
![Page 3: Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082901/5695d0f81a28ab9b0294a125/html5/thumbnails/3.jpg)
7/21/2019 Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pertambangan-sentralisasi-ke-disentralisasi 3/9
KK pertambangan memberikan hak kepada kontraktor untuk melaksanakanusahanya se&ak tahap sur*ei' eksplorasi' eksplorasi' sampai dengan tahap
eksploitasi' pengolahan' sampai ke pen&ualan hasil usahanya! adi' tidak adapemisahan antara tahap praproduksi dan tahap operasi produksi!
KK pertambangan &uga memuat ketentuan mengenai keuangan danperpa&akan selama &angka %aktu berlakunya kontrak! ,elain itu' pemerintah &uga memberikan lex spesi alis pada KK Pertambangan! $engan demikian'
ketentuan ataupun kesepakatan yang telah ter5antum dalam kontrak tidak
akan berubah karena berganti-gantinya peraturan perundang-undanganyang berlaku umum! In*estor merasa ada kepastian hukum bagi usahanya!!
aminan kepastian hukum ini penting karena usaha pertambanganmemerlukan modal besar dan beresiko tinggi!
,e&ak 1967 hingga sekarang' sudah ada delapan generasi pertambangan!
.eskipun kebi&akan keuangan dan perpa&akan berganti-ganti' tidakmempengaruhi ketentuan dalam KK yang telah ditandatangani atau
disepakati pemerintah! Perubahan ini menghasilkan KK Pertambangangenerasi berikutnya yang memuat perpa&akan dan reim keuangan yang
disesuaikan dengan perkembangan kebi&akan baru pemerintah!
.ulai 1941 hingga 199' penanaman modal asing (P. di pertambanganbatubara tidak berlaku lagi KK pertambangan' tetapi Ker&asama
Pengembangan Pertambangan )atubara (KK, )atubara yang kemudian
berganti men&adi Per&an&ian Ker&asama Pengusahaan Pertambangan(PKP#)! ika dalam KK Pertambangan yang men&adi principal adalah
pemerintah' maka dalam KK, )atubara dan PKP#) yang men&adi principal adalah perusahaan tambang batubara negara selaku pemegang Kuasa
Pertambangan! KK, )atubara pun telah diterima dunia pertambangan
internasional!
Pada dekade 199:-an' Indonesia pun masuk dalam deretan utama
pertambangan internasional! Indonesia ter5atat sebagai produsen timahnomor dua dunia' penghasil nikel nomor lima dunia' penghasil emas nomor
sembilan dunia! )ahkan' 3reeport Indonesia ter5atat sebagai penghasil
tembaga nomor dua terbesar di dunia! Namun' sebenarnya belum semuapotensi pertambangan Indonesia sudah dikelola se5ara optimal! ,ebagai
5ontoh' Pulau ,ula%esi dengan luas 149!#16 km# dengan potensi mineralyang besar' baru sedikit perusahaan tambang yang beroperasi!
Dari sentralisasi ke desentralisasi
,e&ak era re0ormasi' gagasan otonomi daerah terus bergulir' sehingga
menyebabkan ter&adinya pergeseran paradigma! Paradigma pembangunan
![Page 4: Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082901/5695d0f81a28ab9b0294a125/html5/thumbnails/4.jpg)
7/21/2019 Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pertambangan-sentralisasi-ke-disentralisasi 4/9
yang bersi0at sentralistik atau top-down dan hanya ter0okus padapertumbuhan ekonomi bergeser ke paradigma pembangunan yang
berlandaskan prinsip dasar demokrasi' kesetaraan' dan keadilan dalambentuk otonomi daerah!
Pembahasan otonomi daerah dan peraturan pendukungnya tidak terlepasdari sistem politik yang ada! Pakar hukum tata negara .oh! .ah0ud .$dalam Pergulatan Politik dan 8ukum Indonesia melihat bah%a
permasalahan kon0igurasi hukum dalam suatu reim akan melatarbelakangi
semua produk hukum yang dikeluarkannya selama berkuasa' khususnyayang mengatur permasalahan tata negara dan hukum publik! ,ebenarnya'
UU Pertambangan mun5ul pada saat kon0igurasi politik demokratis yangmemiliki karakter responsi0 atau populistik!
Pada a%al pemerintahannya (1966-1971' sistem politik ;rde )aru masih
demokratis yang memberikan peluang desentralisasi! Namun' se&ak 1971hingga tumbangnya reim ,oeharto' sistem politiknya otoriter yang memiliki
karakter ortodoks! ,e&ak 1994' kon0igurasi politik Indonesia kembali menu&udemokratis! Indonesia membuka lembaran baru dengan memberikan
ke%enangan dan kemungkinan pengembangan inisiati0 daerah yang sebesar-
besarnya dalam kerangka negara kesatuan!
$alam sistem negara kesatuan' masalah desentralisasi men&adi amat
berpengaruh atas otonomi daerah yang diberlakukan! Pembi5araan
desentralisasi akan selalu terkait dengan sentralisasi karena keduanyaberkesinambungan! Pasalnya' hampir tidak ada satu negara yang semata-
mata menganut sentralisasi! ,ebaliknya' tidak mungkin hanya dilaksanakandesentralisasi tanpa sentralisasi!
.enurut pakar administrasi negara )henyamin 8oessein' desentralisasi
sendiri mempunyai dua pengertian! Pertama' desentralisasi merupakanpembentukan daerah otonomi dan penyerahan %e%enang tertentu
kepadanya oleh pemerintah pusat! Kedua' desentralisasi dapat pula berartipenyerahan %e%enang tertentu kepada daerah otonom yang telah dibentuk
oleh pemerintah pusat! $e0inisi kedua inilah yang dipakai sebagai de0inisi
desentralisasi pada UU Pemerintahan $aerah! Per%u&udan desentralisasi ditingkat daerah adalah otonomi daerah! $engan kata lain' desentralisasi akan
selalu terkait dengan otonomi daerah!
UU No! ## 199 tentang Pemerintah $aerah dan UU No!#/1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan $aerah memberikan
perkembangan mendasar terhadap kebi&akan pertambangan nasional!,entralisasi makin tidak populer dan berganti men&adi desentralisasi!
,emangat kedua UU ini ini dalam pendayagunaan sumberdaya mineral
![Page 5: Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082901/5695d0f81a28ab9b0294a125/html5/thumbnails/5.jpg)
7/21/2019 Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pertambangan-sentralisasi-ke-disentralisasi 5/9
adalah pendelegasian ke%enangan yang lebih besar dalam pengelolaan danperimbangan yang lebih &elas dan %a&ar atas penerimaan negara antara
pusat dan daerah!
.asyarakat tempat operasional tambang berada tentu berharap bah%a
in*estasi di %ilayahnya akan memberikan keuntungan langsung dandirasakan man0aatnya oleh daerah dan rakyat! Karena selama ini' daerahdan masyarakat tempat lokasi penambangan tidak mendapatkan hak-
haknya! ustru kebanyakan masyarakat hanya men&adi penonton dari
akti*itas penambangan dan sering menerima dampak lingkungan darioperasi pertambangan! Pada era re0ormasi dan eu0oria otonomi' tuntutan
masyarakat akan otonomi dan perimbangan keuangan makin ken5ang!
;tonomi daerah merupakan landasan tambahan bagi penyusunan kebi&akan
pertambangan nasional' terutama &ika dikaitkan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah! ,ebelum adanya UU No!#/1999' sudah adaiuran pertambangan berupa iuran eksplorasi dan iuran eksploitasi (royalty)
dan iuran tetap (land-rent) bumi yang dibagihasilkan ke daerah! ,esuaidengan PP No!"#/1969' bagian pemerintah pusat ":< dan daerah 7:< dari
total iuran pertambangan! )ahkan berdasarkan PP No!79/199#' bagian porsi
daerah men&adi 4:<! Perin5iannya' propinsi 16< dan daerah tingkat II6=<!
$alam UU No!#/1999' pembagiannya tidak &auh berbeda' tetapi royalty danland-rent dipisahkan! ,elain itu' ada perbedaan pendapatan antara propinsidan kabupaten atau kota! Untuk iuran tetap' pembagiannya #:< untuk
pusat' 16< untuk kabupaten/kota propinsi' dan 6=< untuk kapupaten ataukota penghasil! ,ementara untuk royalty, pembagiannya #:< untuk pusat'
16< untuk kabupaten/kota propinsi' "#< untuk kabupaten/kota penghasil'
dan kabupaten/kota lain dalam propinsi!
$aerah pun berlomba menå in*estor dan menggali sumber pendapatan
dengan mengeluarkan berbagai Peraturan $aerah (Perda! ,ayangnya'banyak Perda menyangkut pa&ak daerah yang &ustru memberatkan
perusahaan pertambangan! P2 Ne%mont .inahasa aya men&adi korban
adanya ketentuan pa&ak pengerukan tanah galian yang tidak sesuai dengankontrak ker&a! Kontrak karya yang diakui oleh internasional dan mempunyai
dasar hukum lebih tinggi dikalahkan oleh Perda!
Ke%enangan daerah sebenarnya tidak men5akup seluruh sektor dankarenanya tidak dapat mengambil kebi&akan sebebas-bebasnya! $alam Pasal
7 UU No ##/1999 disebutkan bah%a ke%enangan daerah men5akup seluruhbidang pemerintahan' ke5uali dalam bidang politik luar negeri' pertahanan
keamanan' peradilan' moneter/0iskal' dan agama' yang tetap dipegang oleh
![Page 6: Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082901/5695d0f81a28ab9b0294a125/html5/thumbnails/6.jpg)
7/21/2019 Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pertambangan-sentralisasi-ke-disentralisasi 6/9
pusat! ,elain itu' pusat &uga tetap ber%enang membuat kebi&akanperen5anaan nasional se5ara makro' dana perimbangan keuangan' sistem
administrasi dan lembaga perekonomian negara' pemberdayaan sumberdayamanusia' serta pendayagunaan sumberdaya alam!
,ebagai konsekuensi desentralisasi dan dekonsentrasi pengalihanke%enangan pusat ke daerah' 0ungsi pusat akan men&adi pengambilkebi&akan dan regulator! Namun' agaknya pelaksanaan otonomi tidak
ber&alan mulus! Pasalnya' masih banyak daerah yang belum siap
melaksanakan otonomi daerah!
,elain itu' ada kendala pelimpahanan ke%enangan ke propinsi/kota masih
kurang &elas! palagi untuk menangani hal-hal baru' khususnya menyangkutin*estasi asing! $i sisi lain' pusat &uga masih kurang serius dalam
mendukung desentralisasi! 8al ini terlihat dari kurangnya Peraturan
Pelaksana (PP yang menun&ang otonomi daerah!
;tonomi daerah memang memberikan kesempatan bagi daerah untuk
menggali potensi bagi kepentingan daerah dan masyarakatnya! Namun'
&angan dilupakan otonomi daerah tetap harus diletakkan dalam kerangkakepentingan nasional! 8arus &uga diperhatikan bah%a in*estasi
pertambangan adalah in*estasi global' sehingga kepentingan in*estor asingharus diperhatikan!
Pemerintah daerah dapat memposisikan diri sebagai penyelenggara daerah!
Pemda bisa memberikan panduan dan kebi&akan' sehingga in*estor tidak
lagi kebingungan! $engan kebi&akan yang menarik' tentunya diharapkanakan dapat meningkatkan penerimaan bagi daerah setempat! Pemerintah
pusat dan asosiasi dan pakar pertambangan &uga diharapkan kiprahnyaterhadap berbagai kebi&akan yang akan dikeluarkan oleh daerah! ,elain
untuk kepentingan daerah' hendaknya kebi&akan ini masih berpihak bagikepentingan nasional!
Masa depan KK
,tatus dan kedudukan KK sekarang men&adi persoalan sensiti0 dalampengembangan eksplorasi pertambangan di Indonesia! In*estor asing tentu
berhitung &ika otonomi daerah tidak dapat mengakomodasi kepentingan
mereka! Kini' banyak in*estor kha%atir dengan berlakunya otonomi daerahakan mengganngu kontrak karyanya! palagi kalau peraturan daerah
mengharuskan perusahaan mengeluarkan dana tambahan untukkepentingan daerah mereka menambang!
![Page 7: Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082901/5695d0f81a28ab9b0294a125/html5/thumbnails/7.jpg)
7/21/2019 Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pertambangan-sentralisasi-ke-disentralisasi 7/9
kibatnya' banyak in*estor yang menunggu kepastian terhadap peraturanperundangan yasng baru untuk melaksanakan kontrak karya! Karena itu'
banyak analis pertambangan menilai' KK bisa sa&a dihapus &ika rambu-rambu di dalamnya hanya menambah persoalan pada pemerintah pusat'
daerah' maupun masyarakat di ka%asan pertambangan tersebut!
In*estor &uga mengharapkan masih adanya lex spesialis dalam KK! Lex
spesialis merupakan negosiasi khusus bagi kepentingan eksplorasi di
ka%asan pertambangan' seperti masalah perpa&akan! epotnya' &ika ada
peraturan yang tidak menguntungkan' perusahaan pertambangan umumtidak mengindahkannya!
Potensi pertambangan di Indonesia sebenarnya sangat besar! $alam UUPertambangan yang baru diharapkan akan lebih memikat in*estor dengan
memberikan prasyarat agar iklim in*estasi pertambangan tetap menarik!
.isalnya ada kepastian bah%a in*estor kontraknya di&amin berlan&ut hinggaselesai!
$alam dra0 kontrak yang baru' ada yang mengusulkan pemerintah
mengubah KK men&adi per&an&ian usaha pertambangan! Kontrak tidak lagiditandatangani oleh pemerintah pusat' melainkan dilaksanakan )adan
Pelaksana Pusat dan $aerah! Ke%enangan daerah untuk membuat per&an&ianusaha pertambangan dengan 5alon in*estor asing di masa depan sangat
besar!
,ementara itu' Perhimpunan hli Pertambangan Indonesia (Perhapi
mengusulkan kata pengganti kontrak karya bukanlah per&an&ian usahapertambangan atau iin usaha pertambangan' melainkan hak pengusahaan
pertambangan karena konteksnya lebih ke pengelolaan!
da &uga yang mengusulkan KK diselesaikan di tingkat daerah' sehingga
memperpendek rantai birokrasi! lasannya' &ika tidak dilakukan di daerah'terlihat ada inkonsistensi untuk mendelegasikan se5ara langsung hak daerah
dari kegiatan pertambangan umum sesuai dengan semangat otonomi daerah
dan perimbangan keuangan pusat dan daerah! Perusahaan pertambanganlangsung berhubungan dengan Pemda! $engan demikian' diharapkan Pemda
pun memberikan apresiasi positi0 terhadap kegiatan pertambangan yangdilakukan di %ilayahnya!
ika menyangkut Penanaman .odal $alam Negeri (P.$N' masalah KK
kemungkinan bisa diselesaikan di daerah! Namun &ika menyangkutPenanaman .odal sing (P.' tetap men&adi ke%enangan pusat! 8al ini
se&alan dengan 0ungsi )adan Koordinasi penananam .odal ()KP. di tingkat
pusat sebagai pintu masuk kegiatan P. atau in*estasi yang lintas propinsi!
![Page 8: Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082901/5695d0f81a28ab9b0294a125/html5/thumbnails/8.jpg)
7/21/2019 Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pertambangan-sentralisasi-ke-disentralisasi 8/9
ika memang mau dipisahkan antara P.$N dan P.' tentu sa&a harus adakoordinasi agar tidak ter&adi tumpang tindih! Para pembuat kebi&akan
tentunya menyasari kebi&akan pertambangan untuk dalam &angka pan&angmengingat karakteristik bisnis pertambangan!
eim boleh berganti dan undang-undang &uga dire*isi' tetapi kun5inya tetappada &aminan kepastian hukum! gar ada kepastian hukum' saat ini$epartemen nergi dan ,umberdaya .ineral ($,$. masih menggodok
Keppres yang mengatur pelimpahan ke%enangan kegiatan pertambangan
pola KK dan PKP#) ke daerah!
Pelimpahan itu dilakukan se5ara bertahap mulai 1 anuari #::1 hingga
daerah benar-benar dapat memahami dann melaksanakan sesuai denganpraktek internasional! ,elain itu untuk mendukung pelaksanaan otonomi
daerah' $,$. &uga telah melakukan penyusunan bahan masukan untuk
PP UU No!##/1999 dan menerbitkan pedoman teknis melalui keputusanmenteri!
$,$. &uga mengadakan penyuluhan di 1= titik %ilayah di seluruh
Indonesia! Penyuluhan ini menyangkut prospek pertambangan Indonesiadan kebi&akan pendukungnya! angan sampai ada in*estor yang merasa
dirugikan atau malah hengkang dari Indonesia karena tidak mendapatkanpen&elasan mengenai kebi&akan yang baru! $alam sosialisasi ini' ada 0orum
komunikasi antar stakeholders (pemerintah' pemerintah daerah' industri'
dan masyarakat! $engan sosialisasi ini' diharapkan ada saling pengertiandan tidak ter&adi kesen&angan in0ormasi antara pusat' daerah' dan para
pelaku usaha pertambangan!
Indonesia memang memiliki prospek bisnis pertambangan yang 5ukupmenarik! Namun' perkembangan bisnis pertambangan Indonesia di masa
depan nampaknya akan banyak ditentukan oleh kebi&akan di industripertambangan! Kebi&akan pertambangan hendaknya dirumuskan se5ara utuh
dengan berbagai peraturan pendukungnya yang mengakomodasikanberbagai aspek pengusahaan pertambangan! $engan demikian' bisa
memberikan man0aat bagi negara dan rakyat serta menghindari perlakuan
diskriminati0 terhadap pelaku usaha pertambangan!
,umber >
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol4183/kebijakan-pertambangan-dari-sentralisasi-ke-
desentralisasi
![Page 9: Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082901/5695d0f81a28ab9b0294a125/html5/thumbnails/9.jpg)
7/21/2019 Kebijakan Pertambangan Sentralisasi Ke Disentralisasi
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pertambangan-sentralisasi-ke-disentralisasi 9/9