sentralisasi obat
-
Upload
davi-d-self -
Category
Documents
-
view
265 -
download
38
description
Transcript of sentralisasi obat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
yang prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon
oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan
mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam,
2002).
Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik
pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya
dilakukan oleh perawat.
Sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi
farmakologi (pengobatan) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis,
tepat cara pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap.
Sentralisasi obat dilaksanakan pada obat injeksi yang disimpan oleh
petugas ditempat khusus di ruang perawat dan diberikan menurut jadwal
pemberian, sedangkan obat oral diberikan kepada pasien/keluarganya dan
perawat hanya memberitahukan cara pemberiaannya. Resep dari dokter
diberikan keluarga pasien untuk dibelikan di apotek, setelah mendapatkan
obatnya diserahkan ke perawat untuk dicatat pada buku penerimaan obat.
Karena hal tersebut diatas, kelompok 2 berencana akan mensosialikan dan
melaksanakan sentralisasi obat yang mencakup obat injeksi maupun oral
karena pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu usaha
untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai
kerugian pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi
kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak
terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya
kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang tidak
1
diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat
menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan
suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat
dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik
secara material maupun non material dapat dihindari, pada akhirnya
kepercayaan pasien terhadap perawat juga semakin meningkat.
Berdasarkan hal tersebut,kami akan melaksanakan sentralisasi obat sesuai
dengn roposalagar sistematis dan terarah.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat
2. Tujuan Khusus
a. Mampu meningkatkan pemahaman perawat dan mahasiswa dalam
menerapkan pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan
prinsip 6 T dan 1 W ( tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat
waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspada efek
samping obat) serta mendokumentasikan hasil pengelolaan
b. Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
perawat Ruang Irna 2 dan mahasiswa dalam mengelola sentralisasi
obat
c. Mampu meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat
sesuai dengan program terapi.
d. Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas
asuhan keperawatan yang diberikan.
e. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.
2
1.3 Manfaat
1. Bagi Klien
a. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan
b. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
2. Bagi perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi
klien
c. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat.
3. Bagi institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
b. Terciptanya model asuhan keperawatan professional
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat
yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya
oleh perawat ( Nursalam, 2007 )
Sentralisasi obat (teknik pengelolaan obat penuh) adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien
diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan pembagian obat
sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
2.2 Tujuan Pengelolaan Obat
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara
bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering
mengapa obat perlu disentralisasi.
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart
yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan
yang akan membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
4
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada
suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri ( Mc Mahon,
2007 )
2.3 Teknik Pengelolaan Obat ( Sentralisasi )
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
secara oprasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diresepkan ditunjukan kepada perawat dan obat
yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat
dengan menerima lembar terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah
dan sediaan (bila perlu) dalam kartu control, dan diketahui
(ditandatangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk
obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan
kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan
tentang 5T ( jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat
dalam kontak obat ( Nusalam 2007 )
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku
daftar penmberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
5
c. Ada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat
atau wadah obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi,
pantau efek samping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh
kepala ruangan atau petugas yang ditujuk dan didokumentasikan
dalam buku masuk obat. Obat – obatan yang hamper habis akan
diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (
jika masih perlu dilanjutkan ) kepada dokter penanggung jawab
pasien ( Nurussalam, 2007 )
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur pemberian oabat, maka informasi ini akan
dimasukan dalam buku masuk obat sekaligus dilakukan
perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja )
maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus
obat ( Nursalam, 2007 )
6. Obat Khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek sampingyang cukup besar atau hanya diberikan
dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat,
dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung
jawab pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau
ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian,. Usahakan
terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat ( Nursalam,
6
2007) .Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik
staf mengenai obat dengan cara – cara berikut ini:
1) Membuat catatan mengenai obat – obatan Yang sering
dipakai, jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian
berikan salinan kepada semua staf.
2) Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan
dan gantungkan didinding.
3) Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-
macam obat
4) Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai
satu jenis obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf
5) Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi
sederhana diperpustakaan.
7. Menyimpan persediaan obat
a. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat
dan menulis etiket dan alamat pesien. Penyimpanan stok
( persediaan ) yang teratur dengan baik merupakan bagaian penting
dari manajemen obat. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar
persediaan atau dalam kartu persedian.
b. System kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan ( kartu stok ) kadang-kadang digunakan
untuk menggantikan buku besar persediaan, kartu ini berfungsi
seperti buku besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan
menambahkan barang yang diterima dan mengurangi dengan
jumlah barang yang dikeluarkan dalam buku besar persediaan,
masing – masing barang ditempatkan pada halaman yang terpisah.
Tetapi dalam system kartu persediaan, masing – masing barang
dituliskan dalam kartu yang terpisah.
c. Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat
serta lemari pendingin. Periksa persediaan obvat, pemisahan antara
obat untuk penggunaan oral ( untuk diminum) dan obat luar.
7
2.4 Diagram alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat ( Nursalam, 2002 )
2.5 Peran/Tugas
1. Kepala Ruangan
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan
malpraktek.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2. Katim
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
c. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program
terapi.
3. Anggota Tim
Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama
klien dirawat.
8
DOKTER
PASIEN/KELUARGA
FARMASI/APOTEK
PASIEN/KELUARGA
PP/PERAWAT YANG MENERIMA
PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH PERAWAT
PASIEN/KELUARGA
Koordinasi dengan Perawat
- Surat Persetujuan
Sentralisasi Obat dari
Perawat
- Lembar Serah Terima Obat
- Buku Serah Terima/Masuk
Obat
2.6 Pelaksanaan
Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu pertama
sampai dengan minggu kedua selama mahasiswa praktek di ruang anak.
Ruangan yang digunakan dalam mengelola sentralisasi obat adalah ruang
nurse station dan ruang perawatan. Metode yang digunakan adalah ODD
(One Day Dose), dengan melibatkan depo farmasi ruangan.
2.7 Instrumen
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki\
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
2.8 Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat PelaksanaPersiapan Katim mengucapkan
salam dan melaporkan kegiatan sentralisasi kepada Karu
Karu menanyakan persiapan sentralisasi obat oral dan injeksi
Katim menyebutkan hal-hal yang sudah disiapkan
Karu memeriksa kelengkapan administrasi sentralisasi obat (meliputi : informed consent, formulir pemberian obat oral dan injeksi, lembar serah terima obat)
10 menit
Nurse Station
Katim
Karu
Katim
Karu
Pelaksanaan Katim menerima obat dari depo farmasi, dengan model one day dose.
Katim melakukan pencatatan pada format penerimaan obat oral dan injeksi, yang meliputi :Identitas pasien,Nama obat, dosis dan cara pemberiannya,
Nurse station
Nurse station
Katim
Katim
9
Jumlah obat yang diterima dari farmasi, Jam dan nama penerima obat
Katim dan anggota tim menjelaskan informed consent sentralisasi obat
Katim dan anggota tim Menyiapkan kartu serah terima obat oral.
Katim memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga mengenai nama obat yang akan diberikan, manfaat, dosis, cara pemberian, efek samping dan kontra-indikasinya.
Katim dan anggota tim memberikan obat oral kepada pesien sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Anggota tim memberikan obat kepada pasien dengan melibatkan keluarga.
Kemudian anggota tim menandatangani format pemberian obat oral maupun injeksi serta mengobservasi efek samping dari obat yang ``qtelah diberikan.
Karu mengecek kembali keleng-kapan pendokumentasian sen-tralisasi obat
Bed pasien
Bed pasien
Bed pasien
Bed pasien
Bed pasien
Nurse station
Nurse station
Katim, anggota tim
Katim, anggota tim
Katim dan anggota tim
Anggota tim
Anggota tim
Anggota tim
Karu,katim,anggota tim
2.9 Petunjuk Teknis Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi
Obat
1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien
sendiri, anak, istri, suami,orang tua, dan lain-lain.
2. Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, no reg diisi sesuai data
klien yang bersangkutan.
10
3. Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4. Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed
consent (yaitu diawal klien MRS).
5. Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien
yang menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para
saksi-saksi.
2.10 Petunjuk Teknis Pengisian Format Pemberian Obat
1. Pengisian nama pasien, no register, umur, ruangan.
2. Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai
dosis, dan cara pemberian.
3. Kolom tanggal diisi tanggal pemberian obat secara horizontal.
4. Kolom terima diisi jumlah obat yang diterima dari depo farmasi
5. Kolom penerima diisi nama perawat yang menerima, kemudian paraf
6. Kolom pemberian obat diisi sesuai jam berapa obat diberikan beserta
nama perawat atau paraf.
7. Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah obat yang
masih ada setelah pemberian beserta nama perawat
2.11 Petunjuk Teknis Pengisian Tanda Bukti Serah Terima Obat (Untuk
Farmasi)
1. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah
terima obat.
2. Pengisian nama pasien, umur, No. Register ruangan.
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan
nama obat, frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima.
4. Kolom TT dan nama terang yang menyerahkan diisi oleh petugas
farmasi.
5. Kolom TT dan nama terang yang menerima diisi oleh perawat yang
menerima.
11
2.12 Petunjuk Teknis (Juknis) Sentralisasi Obat
1. Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dari sentralisasi obat (diawal
MRS)
2. Pasien/ keluarga mengisi format persetujuan sentralisasi obat (diawal
MRS)
3. Perawat menerima obat dari farmasi dengan model ODD (One Day
Dose)
4. Perawat menyimpan obat yang telah diterima dan disimpan di kotak
obat
5. Perawat meletakkan obat di tempat obat saat memberikan obat pada
pasien sesuai dengan jadwal pemberian obat yang telah ditentukan.
2.13 Lembar Persetujuan Dilakukan Sentralisasi Obat
LEMBAR PERSETUJUAN
DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : L/P *)
Umur :
Alamat :
Adalah istri / anak / orang tua *) dari pasien :
Nama :
Umur :
Alamat :
Ruang :
No. Reg. :
Menyatakan setuju/tidak setuju *) untuk dilakukan sentralisasi obat,
setelah mendapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan
pemakaian obat yang diatur atau dikoordinir oleh perawaat sesuai ketentuan dosis
yang diberikan dokter.
12
Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan
sentralisasi obat.
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada petugas farmasi untuk
dilakukan pengadaan obat.
3. Obat dari depo farmasi diserahkan kepada perawat berdasarkan dosis per harinya
4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan
ditandatangani oleh petugas farmasi dan perawat yang menerima.
5. Obat akan disimpan di kantor perawatan.
6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis atau aturan minum dan diberikan
pada pasien.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan
pada pasien/keluarga.
Jombang,……...……………2015
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
Katim Yang membuat persetujuan
………………………………. ………………………………
Saksi-saksi
1.…………………………….. 2.……………………………
13
2.14 Lembar Serah Terima Obat
LEMBAR SERAH TERIMA OBAT
DI RUANG
Nama Pasien : No. Kamar :
Umur : No. Reg. :
No. Tgl Nama Obat Jumlah TTD /
nama
terang
perawat
TTD/
nama
terang
keluarga
pasien
Ket
1.
2.
3.
4.
5.
14
2.15 Formulir Pemberian Obat
FORMULIR PEMBERIAN OBAT
Nama Pasien : Umur : Ruang :
No. Reg :
Nama
Obat
Dosis
Cara
Pemb
erian
(rute)
Tgl
Terima
(jumlah)
PenerimaJam Paraf Ja
mParaf Jam Para
fJam Paraf Ja
mParaf Jam Paraf
Sisa
Nama
Obat
Dosis
Cara
Pemb
erian
(rute)
Tgl
Terima
(jumlah)
Penerimarina Jam Paraf Ja
mParaf Jam Para
fJam Paraf Ja
mParaf Jam Paraf
Sisa
15
Nama
Obat
Dosis
Cara
Pemb
erian
(rute)
Tgl
Terima
(jumlah)
PenerimaJam Paraf Ja
mParaf Jam Para
fJam Paraf Ja
mParaf Jam Paraf
Sisa
Nama
Obat
Dosis
Cara
Pemb
erian
(rute)
Tgl
Terima
(jumlah)
PenerimaJam Paraf Ja
mParaf Jam Para
fJam Paraf Ja
mParaf Jam Paraf
Sisa
16
2.16 KEGIATAN SENTRALISASI OBAT
1. Penanggung Jawab :
2. Tujuan :
Mampu melaksanakan peran katim dalam pengelolaan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat
dengan benar.
3. Rencana Strategi :
a. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed
consent, format serah terima obat dan format pemberian obat
oral/ injeksi.
b. Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter dan
bagian farmasi
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi
obat.
4. Pelaksanaan :
Topik : Pasien Asma
Hari/Tanggal : 12 Oktober 2015
Waktu : 07.00 WIB
Tempat : Ruang Melati no.2.RSUD Jombang
Dokter : Dendy Putra Prasetyo
Katim : Davi Ardianto
Apoteker : Dewi Ratna sari
PP : Diah Ratna
Pasien : Danang Kukuh Ongkowijoyo
Keluarga : Cicik Yuwita R
Narator : Desi Lutfiatul Fitria
a. Struktur (input)
1 Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang
2 Persiapan dilakukan sebelumnya.
3 Perawat yang betugas.
17
b. Proses
1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan
ruangan yang telah ditentutan dan pasien yang menyetujui
informed consent untuk dilkukan sentralisasi obat.
2. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah
ditentukan.
c. Hasil
1. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
2. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar.
3. Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
4. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan
benar.
2.17 Role Play Sentralisasi obat
Di sebuah rumah sakit tepatnya di RSUD Jombang, ada seorang
pasien laki-laki bernama Bapak Lamidi yang berumur 48 tahun. Bapak ini
datang ke rumah sakit dengan gejala sesak nafas, setelah dilakukan
pemeriksaan di UGD px diharuskan opname diruang melati no.2.
Kamis pagi, datanglah dokter Dendy untuk melakukan
pemeriksaan keadaan bapak Lamidi. Ditemanioleh perawat pelaksana.
Perawat : Selamat pagi pak. Dok ini yang namanya bapak lamidi.
Dokter : Selamat pagi pak? Bagaimana keadaan bapak saat ini?
Apa yang bapak rasakan?
Pasien :Selamat pagi dok, yang saya rasakan saat ini slit
bernafas,sesakdok. Apalagi kalu dibuat tidur rasanya
semaakin sesaak.
Dokter : Baik saya akan priksa ya pak.(dokter memeriksa)
Bapak sudah pernah seperti ini sebelumnya, atau baru kali
ini?
18
Pasien :Baru pertama dok. Tib-tiba saya sesak setelah saya
melakukan perkawinan silang pada bunga mawar
kesayangan saya.
Dokter :O..begitu ya pak. Jadi begini ya pak , bapak terserang
penyakit asma, menyebabkan bapak sulit untuk bernafas
dikarenakan adanya penyempitan saluran atau jalan nafas
dan juga adanya secret. Itu disebabkan mungkin karena
bapak alergi dengan serbuksari bunga. Tapi jangan kuatir
agar bisa bernafas dengan lancar lagi saya akan kasih
obat.Dan juga jangan lupa posisiyang baik agar jalan nafas
terbuka dengan posisi setengah duduk pak.
Pasien :O begitu ya dok. Nanti saya akan merubah posisi duduk
saya dok.
Dokter :Nanti saya akan buatkan resep, keluarga bisa ambil di
nurse station.
Perawat : Ia bapak nanti kami panggil untuk mengambil resepnya.
Dok/per : Baiklah selamat pagi pak..
Perawat dan dokter pergi ke nurse station untuk
membicarakan bapak lamidi.
Dokter : Bagaimana tensinya? normal? suhu? RR dan nadix?
Oke ini saya kasih salbutamol 3x1oral, aminophilin iv, dan
ventolin dicampur cobiven nebulaizer,infuse PZ 21 tpm
jika sesak buat mengencerkan dahak.
Perawat :Baik dok..siap.
Perawat memangil keluarga Px ke nurse station untuk
mengabil resep obat.
Perawat :Bapak ini resep dari dokter….untuk bapak
Lamidi.silahkan ditebus di apotik bapak. Ini kalu sudh
ditebus tolong obatnya dibawa ke nure station lagi.
Keluarga : Maaf ini apotiknya ada dimana ya?
19
Perawat :Dari sini bapak lurus saja mentok ada pertigaan belok
kanan. Apotik ada di sebelah kanan ruangannya warna
hijau ada tulisan apotik di atas pintu.
Keluraga :Baiklah sus terimakasih.
Keluarga menebus obat ke apotik .
Keluarga :Mbk mau menebus obat.
Apoteker : Ia bapak, mana resepnya?
Keluarga :Ini mbak.
Apoteker :(Apoteker memepersiapakan obatnya) Bapak ini obatnya
nanti petunjuknya silahkan Tanya keperawat di ruangan
dan ini silahakan dikasihkan ke perawat diruangan.Karena
bapak sudah menebus obat silahkan tanda tangan disini
sebagai bukti bahwa bapak telah menebus obat.
(menyerahkan buku tanda pengambilan obat untuk
ditandatangani)
Keluarga : Terimakasih
Apoteker :Sama-sama.
Keluarga kembali ke nurse station setelah kembali daari
apotik.
Keluarga : Sus ini obatnya ( menyerahkan obat dan resep)
Perawat :Ia bapak saya terima obatnya.kita cek dulu ya pak.
Salbutamol, fenoterol, aminophilin dan ventolin, cobiven ,
PZ .ini obatnya ada 6 macam ya pak, bapak obat ini akan
saya lakukan sentralisai. Sentralisasi obat ini tujuannya
menggunakan obat tepat waktu dan secara bijaksana
menghindari pemborosan, dan nanti jika obatnya tersisa
obatnya bisa dikembalikan ke apotik. Ini bapak surat
persetujuan sentralissi obatnya, jika bersedia silahkan
ditandatangani.( sambil menyerahkan fom persetujuan
sentralisasi obat)
Keluarga :Ia sus.(menandatangani) Mari suter.
Perawat :Ia mari pak.
20
Perawat menerima obat dan membawa obat beserta lembar
persetujuan ke Katim
Perawat :(Menyerahkan obat dan membawa surat persetujuan
sentralisasi obat kepada Katim) Katim(nama panggilan)
ini obat buat bapak Lamidi kamar Melati no.2 yang
menderita penyakit asma. Setelah tadi dilakukan Visite
oleh dokter Dendy, beliau memberikan resep salbutamol
3x1oral, fenoterol 3x1oral, aminophilin iv,dan ventolin
dan cobiven nebulaizer dan infus PZ 21 tpm. Semua sudah
ditebus dari apotik bagaimana kalau sekarrang kita
melakukan sentralisasi obat?
Katim :Ia silahkan lakukan sentralisasi obat sekarang. Mana
lembar persetujuan untuk dilakukan sentralisasi obat biar
saya tandatangani.
Perawat :(menyerahkan lembar persetujuan dan ditandatangani
katim)
Perawat kembali ke nurse station untuk melakukan
sentralisasi obat.
Perawat : Obat buat bapak lamidi dengan diagnosa medis Asma.
Diberikan secara oral 12butir sanbutamol 3x1 habis dalam
4 hari, diberikan pagi jam 07.00, siang jam 14.00 dan
malam jam 21.00.cairan infuse PZ 6 flash diberikan secara
IV 21 tpm habis dalam waktu 2 hari,obat IV 6 ampul
aminophilin 3x1 habis dalam waktu 2 hari , obat nebulizer
2 ventolin dan 2 combiven dicampur jika px sesak.
( sambil mencatat lembar pemberian obat.)
Setelah dilakukan sentralisasi obat perawat meberikan obat
keruangan.
Perawat :selamat siang bapak? bagaiman sudah meningan apa
masih sesak? Ini saya injeksikan obat melalui infuse dan
21
juga ini obatnya ada 1 silahkan diminum setelah makan
saat ini juga ya pak.
Pasien : ia sus makasih
Keluarga : ia sama-sama
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik
pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya
dilakukan oleh perawat.
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat
yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya
oleh perawat.
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara
bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Institusi
Diharapkan institusi dapat melaksanakan sentralisasi obat dalam dunia
keperawatan serta dalam memberikan suhan keperawatan pada pasien
secara tepat.
3.2.2 Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang sentralisasi
obat secara tepat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik
keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
Nursalam. 2007. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik
keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Aditama, Tjandra Yoga. 2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit.
Jakarta : UIP Ali, Zaidin. 2001.
Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika Copy the
BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fx
24