Konsultan ISO Murah | Konsultan ISO Profesional | WA +62 857 1027 2813
KEBIJAKAN NASIONAL PENINGKATAN PENGGUNAAN...
-
Upload
doankhuong -
Category
Documents
-
view
227 -
download
3
Transcript of KEBIJAKAN NASIONAL PENINGKATAN PENGGUNAAN...
Direktur Industri Material Dasar LogamDirektur Industri Material Dasar LogamKementerian Perindustrian RIKementerian Perindustrian RIJakarta, 19 November 2010Jakarta, 19 November 2010
KEBIJAKAN NASIONAL KEBIJAKAN NASIONAL PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERIPENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI
(P3DN) (P3DN)
Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih BaikIndustrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
2KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
7.548.22 7.82
4.7
-13.13
0.79
4.923.83 3.68 3.83
5.03 5.68
5.48 6.32 6.2
4.5
0
13.52 13.0911.66
6.11
-13.1
3.54
7.02
3.954.38 4.88
7.57
5.86
5.27 5.154
2.1
-15
-10
-5
0
5
10
15
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
EkonomiIndustri
LATAR BELAKANG P3DNLATAR BELAKANG P3DNSEBELUM KRISISSEBELUM KRISIS SETELAH KRISISSETELAH KRISIS
• Kondisi pertumbuhan industri yang semula sebelumkrisis ekonomi 1998 selalu berada diatas kondisipertumbuhan ekonomi, menjadi dibawah pertumbuhanekonomi sejak tahun 2007
• Krisis keuangan global telah menurunkan permintaandunia secara drastis terhadap produk eksporIndonesia yang dikhawatirkan akan menyebabkanledakan pengangguran dalam jumlah besar.
• Pasar dalam negeri yang besar dapat diharapkansebagai katup penyelamat bagi industri yang semulaberorientasi ekspor untuk mengalihkan pasarnya kepasar domestik.
• Oleh Karena itu diperlukan suatu regulasi Pemerintahtentang P3DN
LATAR BELAKANG P3DNLATAR BELAKANG P3DN
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
Pengarahan Presiden RI tentang sepuluh butir langkah-langkah menghadapi krisis keuangan global,
salah satunya adalah menggalakkan kembali penggunaan produk dalam negeri dalam rangka
meningkatkan pasar domestik dan dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh produk buatan Indonesia;
“Pasar Dalam Negeri yang besar harus menjadi katup penyelamat bagi Industri Manufaktur Dalam
Negeri.”
LANGKAH KEBIJAKAN MENGHADAPI KRISISLANGKAH KEBIJAKAN MENGHADAPI KRISIS
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
Kemen-perin
BUMNPerusahaanMigas
ProdusenDN
SurveyorIndependen
DaftarInventarisasi
Barang/Jasa
ProduksiDN
Kem.ESDM Kement.
BUMNKeppres 80/2003
& Perpres 54/2010
Kem.PU
AnakPerusahaan
PerusahaanListrik
PerusahaanKonstruksi
Kem.Kominfo
PerusahaanTelekom
Inpres 2/2009
Pertamina
Pedoman P3DN Pedoman
P3DN
Pedoman P3DN
Pedoman P3DN
Pedoman P3DN
POTENSI PASAR P3DNPOTENSI PASAR P3DN
Inpres No. 2/2009ttg Penggunaan
Produk Dalam Negeri
Peraturan Sekjen DepperinNo. 372/SJ-IND/PER/6/2006, tgl 08 Juni 2006
tentang Petunjuk Teknis & Tata Cara Penilaian Sendiri Capaian TKDN
Permenperin RINo. 49/M-IND/PER/5/2009
ttg Pedoman Penggunaan P D N diubahN0. 102/M-IND/PER/10/2009
Permenperin RI No. 50/M-IND/PER/5/2009 ttg Pembentukan POKJA dan
Sekretariat TIM-NAS P3DN
Perubahan dan Penyempurnaan
Permenprin No. 11/M-IND/PER/3/2006
Keppres 80/2003 &perubahanannya (Perpres 54/2010)
ttg Pengadaan B/J Pemerintah
STRUKTUR KEBIJAKAN P3DNSTRUKTUR KEBIJAKAN P3DN
1. Pengadaan barang/jasa Pemerintah bertujuan untuk:a) Memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri termasuk
rancang bangun dan perekayasaan nasional, serta penggunaan penyediabarang/jasa nasional;
b) Memberikan preferensi harga untuk barang produksi dalam negeri danpenyedia jasa pemborongan nasional kepada perusahaan penyedia barang/jasa;
2. Pengadaan barang/jasa Pemerintah agar berpedoman dan mengacu padaPedoman Peningkatan Penggunaan Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri yangditetapkan oleh Menteri Perindustrian.
3. Kampanye penggunaan produksi dalam negeri di lingkungan instansi PemerintahPusat/Daerah, BUMN dan BUMD dikoordinasikan oleh Menteri Perdagangan.
4. Dalam melaksanakan tugasnya, Timnas P3DN dapat melakukan kerjasama dengan konsultan, tenaga ahli, akademisi atau pihakpihak lain yang dipandang perlu.
5. Timnas P3DN menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya kepada Presiden melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian secara berkala setiap6 (enam) bulan, atau sewaktuwaktu jika diminta Presiden.
INPRES NO. 2 TAHUN 2009INPRES NO. 2 TAHUN 2009
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
• Instansi pemerintah wajib memaksimalkan penggunaanbarang/jasa hasil produksi dalam negeri (Pasal 40 ayat 1)
• Kewajiban instansi pemerintah sebagaimana ps 40 ayat 1dilakukan pada setiap tahapan pengadaan barang/jasa mulaipersiapan s.d penyelesaian perjanjian/kontrak (Pasal 40 ayat2)
• Dalam dokumen pengadaan diwajibkan memberikanpreferensi harga untuk barang produksi dalam negeri (Pasal43 ayat 1)
• Pengaturan Daftar Inventarisasi Barang/jasa Produksi DalamNegeri untuk digunakan sebagai rujukan dalam pengadaanbarang/jasa & penyebarluasannya Kemenperin (Pasal 44)
KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
• Produk Dalam Negeri wajib digunakan jika terdapat Penyedia Barang/Jasa yangmenawarkan Barang/Jasa yang menawarkan Barang/Jasa dengan nilai TKDNminimal 40%;
• TKDN mengacu pada Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri yangditerbitkan oleh Kementerian yang membidangi perindustrian;
• Preferensi Harga untuk barang/jasa dalam negeri diberlakukan pada PengadaanBarang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku dalam pengadaanbarang/jasa bernilai di atas 5.000.000.000 (lima miliar rupiah);
• Preferensi harga hanya diberikan kepada barang/jasa dalam negeri dengan TKDNlebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima persen);
• Preferensi harga untuk barang produksi dalam negeri setingi-tinginya 15% (limabelas persen), sedangkan preferensi harga untuk pekerjaan konstruksi yangdikerjakan oleh Kontraktor nasional adalah 7,5% di atas harga penawaran terendahdari Kontraktor asing)
PERPRES NO. 54 TAHUN 2010PERPRES NO. 54 TAHUN 2010(Perubahan Keppres No. 80 Tahun 2003)(Perubahan Keppres No. 80 Tahun 2003)
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
Mewajibkan instansi menggunakan produksi dalam negeri yang memilikiTingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan(BMP) tertentu;
Memberikan preferensi harga pada produksi dalam negeri yang memilikinilai TKDN tertentu pada Tender;
Mewajibkan instansi membentuk Tim Peningkatan Penggunaan ProdukDalam Negeri (P3DN) untuk mendorong Penggunaan Produk DalamNegeri yang diimplementasikan mulai dari tahap perencanaan,pelaksanaan sampai dengan monitoring.
PERMENPERIN NO. 49 TAHUN 2009 danPERMENPERIN NO. 49 TAHUN 2009 danNO. 102 TAHUN 2009NO. 102 TAHUN 2009
UntukUntuk mengimplementasikanmengimplementasikan isiisi KeppresKeppres NoNo.. 8080 TahunTahun 20032003 dandan InpresInpresNoNo..22 tahuntahun 20092009 perubahannyaperubahannya MenteriMenteri PerindustrianPerindustrian menerbitkanmenerbitkanPeraturanPeraturan NoNo::102102/M/M--IND/PER/IND/PER/99//20092009 yangyang isinyaisinya antaraantara lainlain::
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi• Pengutamaan pemanfaatan barang/jasa dalam negeri• Badan usaha atau bentuk usaha tetap yang melaksanakan kegiatan usaha minyak
dan gas bumi mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, jasa, serta kemampuan rekayasa rancang bangun dalam negeri secara transparan dan bersaing
Undang-Undang Nomor 27 tahun 2003 tentang Panas Bumi • Mengutamakan pemanfaatan barang, jasa, serta kemampuan rekayasa dan
rancang bangun dalam negeri secara transparan dan bersaing• Pemanfaatan barang, jasa, teknologi, serta kemampuan rekayasa dan rancang
bangun dalam negeri
Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan• Usaha jasa penunjang listrik wajib mengutamakan produk dan potensi dalam
negeri• Usaha industri penunjang tenaga listrik wajib mengutamakan produk dan potensi
dalam negeri
REGULASI P3DN DALAM UNDANGREGULASI P3DN DALAM UNDANG--UNDANGUNDANG
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
1.1. MenteriMenteri DalamDalam NegeriNegeri;;2.2. MenteriMenteri KeuanganKeuangan;;3.3. MenteriMenteri PerdaganganPerdagangan;;4.4. MenteriMenteri PendayagunaanPendayagunaan AparaturAparatur NegaraNegara;;5.5. MenteriMenteri NegaraNegara PPerencanaanerencanaan PembangunaaPembangunaann NasNasional/ional/6.6. KepalaKepala BadanBadan PerencanaanPerencanaan PembangunanPembangunan NasionalNasional;;7.7. MenteriMenteri NegaraNegara KoperasiKoperasi UsahaUsaha KecilKecil dandan MenengahMenengah;;8.8. MenteriMenteri NegaraNegara BadanBadan UsahaUsaha MilikMilik NegaraNegara;;9.9. SekretarisSekretaris KabinetKabinet;;10.10. KepalaKepala BadanBadan PengawasanPengawasan KeuanganKeuangan danPembangunandanPembangunan;;11.11. KepalaKepala LembagaLembaga KebijakanKebijakan PengadaanPengadaan Barang/JasaBarang/Jasa PemerintahPemerintah..
TIM NAS P3DNTIM NAS P3DN(INPRES NO. 2 TAHUN 2009)(INPRES NO. 2 TAHUN 2009)
KKetuaetua :: MenteriMenteri PerindustrianPerindustrian;;AnggotaAnggota ::
1.1. MerumuskanMerumuskan dandan menyiapkanmenyiapkan kebijakan,kebijakan, strategistrategi dandan programprogram untukuntukmengoptimalkanmengoptimalkan penggunaanpenggunaan barang/jasabarang/jasa produksiproduksi dalamdalam negerinegeri dandanpenyediapenyedia barang/jasabarang/jasa nasionalnasional dalamdalam pengadaanpengadaan barang/jasabarang/jasapemerintahpemerintah;;
2.2. MenetapkanMenetapkan langkahlangkah--langkahlangkah strategisstrategis yangyang diperlukandiperlukan dalamdalam rangkarangkamemaksimalkanmemaksimalkan penggunaanpenggunaan barang/jasabarang/jasa hasilhasil produksiproduksi dalamdalam negerinegeridandan penyediapenyedia barang/jasabarang/jasa nasionalnasional dalamdalam pengadaanpengadaan barang/jasabarang/jasapemerintahpemerintah;;
3.3. MelakukanMelakukan sosialisasisosialisasi secarasecara menyeluruhmenyeluruh dandan komprehensifkomprehensif penggunaanpenggunaanbarang/jasabarang/jasa hasilhasil produksiproduksi dalamdalam negerinegeri dandan penyediapenyedia barang/jasabarang/jasanasionalnasional dalamdalam pengadaanpengadaan barang/jasabarang/jasa pemerintahpemerintah;;
4.4. MenetapkanMenetapkan langkahlangkah--langkahlangkah strategisstrategis dalamdalam rangkarangka penyelesaianpenyelesaianpermasalahanpermasalahan yangyang menghambatmenghambat pelaksanaanpelaksanaan InstruksiInstruksi PresidenPresiden iniini;; dandan
5.5. MelakukanMelakukan monitoringmonitoring dandan evaluasievaluasi atasatas pelaksanaanpelaksanaan InstruksiInstruksi PresidenPresideniniini..
TUGAS TIM NAS P3DNTUGAS TIM NAS P3DN
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
Dibentuk melalui Peraturan Menteri Perindustrian No. 50 Tahun2009.
Sekretariat bertugas membantu kelancaran tugas Pokja P3DNdalam rangka peningkatan penggunaan produk dalam negeri dalampengadaan barang/jasa pemerintah.
Pokja terdiri atas 3 (tiga) bidang dengan masing-masing tugasnya:a. Bidang Kebijakan: menyiapkan kebijakan umum, peraturan
pelaksanaan, kaji ulang, dan langkah-langkah promosib. Bidang Sosialisasi: mengupayakan kepada seluruh instansi
Pemerintah untuk: optimalisasi P3DN, membuat DaftarInventarisasi Barang dan Jasa PDN, membentuk tim penyelesaiansengketa, melakukan koordinasi dan monitoring, dan sosialisasi.
c. Bidang Monitoring, Evaluasi dan Penyelesaian Masalah:mengkoordinasikan implementasi kebijakan dan penyelesaianmasalah, mediasi kasus-kasus, pengawasan, serta evaluasi danmonitoring.
SEKRETARIAT DAN POKJA TIM NAS P3DNSEKRETARIAT DAN POKJA TIM NAS P3DN
Ketua Tim Nasional
P3DN
Ketua Pokja Tim Nasional
P3DN
Sekretariat
KelompokKerja Bidang
Kebijakan
KelompokKerja Bidang Sosialisasi
Kelompok KerjaBidang Monitoring,
Evaluasi dan Penyelesaian
Masalah
STRUKTUR ORGANISASI TIM NAS P3DNSTRUKTUR ORGANISASI TIM NAS P3DN
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
Tujuan :• Untuk mengoptimalkan pelaksanaan penggunaan produk dalam negeri pada
masing-masing Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah, BI, BHMN, BUMN, BUMD dan KKKS;
Koordinasi Tim P3DN :• Untuk Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah Non Departemen harus
ditempatkan di bawah koordinasi Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Kementerian/Sekretaris Utama;
• Untuk Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota harus ditempatkan di bawah koordinasi Sekretaris Daerah;
• Untuk BI, BHMN, BUMN, BUMD, dan KKKS sesuai dengan ketentuan yang berlaku di unit kerja masing-masing.
Pedoman:• Peraturan Menteri Perindustrian No. 31 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pembentukan Tim Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri.
TIM NAS P3DN INSTANSITIM NAS P3DN INSTANSI
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
TIM KERJA
KOORDINATOR
SEKRETARIS
ANGGOTA
TIM FASILITASI PERBEDAAN PENAFSIRAN TKDN
KOORDINATOR
SEKRETARIS
ANGGOTA1. WAKIL DINAS INDUSTRI2. WAKIL KADINDA3. WAKIL ASOSIASI
KOORDINATOR
SEKRETARIS
ANGGOTA
KETUA
WAKIL KETUA
KETUA HARIAN
SEKRETARIS JENDERAL/SEKRETARIS KEMENTRIAN/SEKRETARIS UMUM
SEKRETARIS DAERAH / PROPINSI / KABUPATEN / KOTA
TIM KERJA
KOORDINATOR
SEKRETARIS
ANGGOTA
KETUA
WAKIL KETUA
KETUA HARIAN
TIM FASILITASI PERBEDAAN PENAFSIRAN TKDN
PUSAT
DAERAH
SUSUNAN PELAKSANAAN P3DN DI INSTANSI PEMERINTAHSUSUNAN PELAKSANAAN P3DN DI INSTANSI PEMERINTAH(Permenperin No. 31 Tahun 2006)(Permenperin No. 31 Tahun 2006)
BERTUGAS : • Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pedoman
penggunaan produk dalam negeri di lingkungan masing-masing instansi;• Melakukan monitoring dan apabila diperlukan melakukan penyaksian pada
proses produksi dan atau pelaksanaan penggunaan produk dalam negeri;• Memberikan tafsiran final terhadap permasalahan mengenai kebenaran
besaran TKDN antara Penyedia Barang/Jasa dan Tim PengadaanBarang/Jasa (Tim Lelang);
• Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan penggunaan produk dalamnegeri yang diberikan oleh Gubernur/Bupati/Walikota masing-masing;
PELAPORAN• Tim P3DN melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara berkala setiap 6
(enam) bulan kepada Gubernur/Bupati/Walikota masing-masingdengan tembusan kepada Menteri Perindustrian
TIMNAS P3DN PEMERINTAH TIMNAS P3DN PEMERINTAH PROPINSI/KABUPATEN/KOTAPROPINSI/KABUPATEN/KOTA
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
• Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur• Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;• Pemerintah Kota Balikpapan• Pemerintah Kabupaten Bogor;• Pemerintah Kota Palembang.
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
PROPINSI/KABUPATEN/KOTAPROPINSI/KABUPATEN/KOTAYANG TELAH MEMBENTUK TIM YANG TELAH MEMBENTUK TIM
P3DNP3DN
1 • BARANG
2 • JASA
3• GABUNGAN BARANG DAN
JASA
CAKUPAN TKDNCAKUPAN TKDN
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
• Cakupan : Pengguna Barang/Jasa dan TKDN• Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)• Bobot Manfaat Perusahaan (BMP)• Preferensi Harga• Perhitungan Sendiri TKDN (Self Assesment)• Buku Daftar Inventarisasi• Harga Evaluasi Akhir (HEA)• Pembentukan Tim P3DN• Sanksi
TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI( T K D N )
Mesin Proses
Tenaga Kerja
OverheadLain-lain
Bahan Baku/Komp
Barang Jadi
Proses Produksi Hasil Produksi
D N L N
AsingLokal
DALAM NEGERI
LUAR NEGERI
PASAR
Biaya Brg Jadi – Biaya Komp. LNTKDN = --------------------------------------- X 100 %
Biaya Brg Jadi
TKDN > 25 % Dapat Preferensi Harga
TINGKATAN KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)TINGKATAN KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)BARANGBARANG
Perusahaan Jasa Management Proyek Tenaga Kerja Alat Kerja/Fas KerjaKonstruksi/Fabrikasi Jasa Lainnya
PROYEK Biaya Pemasaran Biaya Adm Keuntungan Pajak
PROYEK SELESAI
TKDN > 25 % Dapat Preferensi Harga
Biaya Total Jasa – Biaya Jasa LNTKDN = --------------------------------------- X 100 %Biaya Total Jasa
TINGKATAN KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)TINGKATAN KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)JASAJASA
TINGKAT TINGKAT KOMPONENKOMPONEN DALAMDALAM NEGERINEGERI ( T K D N )( T K D N )GABUNGANGABUNGAN BARANGBARANG DAN DAN JASAJASA
TKDN Gabungan = TKDN Barang + TKDN Jasa
• Landasan Hukum dan Peraturan• Cakupan : Pengguna Barang/Jasa dan TKDN• Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)• Bobot Manfaat Perusahaan (BMP)• Preferensi Harga• Perhitungan Sendiri TKDN (Self Assesment)• Buku Daftar Inventarisasi• Harga Evaluasi Akhir (HEA)• Pembentukan Tim P3DN• Sanksi
BOBOT MANFAAT PERUSAHAAN( B M P )
• Pemberdayaan Usaha Kecil1
• Pemeliharaan Kesehatan, Keselamatan Kerjadan Lingkungan (OHSAS 18000/ISO 14000)2
• Pemberdayaan Lingkungan (Community Development )3
• Fasilitas Pelayanan Purna Jual4
BOBOT MANFAAT PERUSAHAAN (BMP)BOBOT MANFAAT PERUSAHAAN (BMP)
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
Nilai Perberdayaan Usaha Kecil termasuk Koperasi melalui kemitraan.
Nilai sertifikasi OHSAS 18000/ISO 14000
Nilai Pemberdayaan Lingkungan
Nilai Penyediaan Fasilitas Pelayanan Purna Jual
30% dari 15% = 4,5 %
20% dari 15% = 3,0 %
30% dari 15% = 4,5 %
20% dari 15% = 3,0 %
NILAI BMPNILAI BMP
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
• Landasan Hukum dan Peraturan• Cakupan : Pengguna Barang/Jasa dan TKDN• Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)• Bobot Manfaat Perusahaan (BMP)• Preferensi Harga• Perhitungan Sendiri TKDN (Self Assesment)• Buku Daftar Inventarisasi• Harga Evaluasi Akhir (HEA)• Pembentukan Tim P3DN• Sanksi
PREFERENSI HARGA
Dana Dalam Negeri- Barang : Maks 30 % - Jasa : Maks 7,5 %
Dana Luar Negeri- Barang : Maks 15 % - Jasa : Maks 7,5 %
Catatan : - Preferensi harga diberikan bila nilai TKDN ≥ 25%- Preferensi harga hanya untuk evaluasi harga ----------- HEA- Preferensi harga tidak mengubah harga penawaran
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
BESAR PREFERENSI HARGABESAR PREFERENSI HARGA
TKDN + BMP >= 40 %-- Wajib digunakan prod. DN-- Lelang hanya diikuti oleh persh DN (TKDN > 15%)
TKDN + BMP < 40 %-- Diberikan preferensi harga sesuai tingkat capaian
TKDN nya
Catatan : - BMP digunakan pada saat lelang hanya untukmenyeleksi peserta lelang
- Nilai Maksimal BMP = 15 %- Nilai Minimal TKDN = 25 %
PREFERENSI HARGAPREFERENSI HARGA
Barang PesertaLelang
TKDN (%)
BMP (%)
TKDN + BMP (%)
ProduksiDN
A 35 0 35
ProduksiDN
B 26 14 40
ProduksiDN
C 25 10 35
ProduksiDN
D 10 10 20
Impor E 0 0 0
Impor F 0 0 0
ContohContohTKDN + BMP ≥ 40%TKDN + BMP ≥ 40%
Barang impor tak bisa ikut lelang
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
Barang PesertaLelang
TKDN (%)
BMP (%)
TKDN+ BMP (%)
ProduksiDN
A 35 0 35
ProduksiDN
B 30 5 35
ProduksiDN
C 25 10 35
ProduksiDN
D 10 10 20
Impor E 0 0 0
Impor F 0 0 0
ContohContohTKDN + BMP < 40%TKDN + BMP < 40%
Barang Impor masih bisa ikut lelang
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
Harga Evaluasi Akhir (HEA)Pemberian preferensi harga tidak mengubah harga penawaran
dan hanya digunakan untuk keperluan perhitungan Harga Evaluasi Akhir
PenyediaBrg/Jasa Harga Penawaran (Rp) TKDN (%) HEA (Rp) Peringkat
A 1.050.000.000 60 963.302.752,3 I
B 1.150.000.000 50 1.069.767.442 III
C 1.025.000.000 25 987.951.807,2 II
Catatan: Untuk Pengadaan barang dalam negeri dgn preferensi harga 15%.
1
HEA = -------------- X HP ; HP=harga penawaran; KP=koef.preferensi;
1 + KP Kp = TKDN X preferensi = 60%x15%=9%
TERIMA KASIHTERIMA KASIHhttp://www.kemenperin.go.id/http://www.kemenperin.go.id/
KEMENTERIANKEMENTERIANPERINDUSTRIANPERINDUSTRIAN
Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih BaikIndustrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik