Bayan Konsultan Syariah
-
Author
laznas-chevron -
Category
Spiritual
-
view
1.786 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Bayan Konsultan Syariah
-
tentang
Fatwa Penggunaan Dana Zakat untuk Isthmar (Investasi)
dan Aset Pengelolaan
Bayan Konsultan Syariah
H. Mohd. Yusuf Hasibuan, Lc.
LEMBAGAAMIL ZAKATNASIONALKaryawan MuslimChevron Indonesia
-
Bayan Konsultan Syariah
tentang
FATWA PENGGUNAAN DANA ZAKAT
UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)
DAN ASET PENGELOLAAN
Oleh: H. Mohd. Yusuf Hasibuan, Lc.
Didalam buku Al-Raghib al-Asfahani, al-Mufradat fi
Gharib al-Qur'an (Thamar) (Bayrut: Dar al-Ma'rifah, n.d.), 81; Ibn
Manzur, Lisan al-'Arab; al-Fayruz Abadi, al-Qamus al-Muhit:
Thamar menerangkan bahwa asal kalimat Al-Istismar berasal dari
kalimat tsamara artinya melahirkan, tumbuh dan memperbanyak
sesuatu. Maka menurut Faris bahwa Istismar menganduk
maksud menumbuhkan sesuatu menjadi lebih bermanfaat dan
berguna.
Begitu juga halnya menurut syeikh Muhammad al-
Sarakhsi, al-Mabsut (Bayrut: Dar al-Fikr, 1993), 2: 149; Najm al-
Din al-Nasafi, Talabat al-Talabah (Jordan: Dar al-Nafa'is. 2007), 1 :
91. Beliau menjelaskan pada hakekatnya penamaan zakat karena
harta yang tumbuh, berkembang dan bertambah di dunia dan
memperoleh pahala di akhirat. Maka apabila harta zakat bisa
diproses, didistribusikan dan diinvestasikan dengan baik
sehingga bisa dikembangkan dengan syarat tanpa ada rugi maka
1
LEMBAGAAMIL ZAKATNASIONALKaryawan MuslimChevron Indonesia
-
ini akan membawa kemaslahatan yang sangat luar biasa.
Sebagaimana firman Allah Swt yang artinya Sesungguhnya
Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang
dikehendaki-Nya). Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan,
maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezki yang
sebaik-baiknya.(QS. Sabak 39).
Menimbang: 1. Bahwa banyaknya pertanyaan yang masuk
dari umat islam prihal pengelolaan dan
pendistribusian dana zakat yang dijadikan
modal usaha oleh faqir dan miskin
(mustahiq)
2. Banyaknya mustahik yang belum
professional mengelola zakat produktif
sehingga Majelis ulama Indonesia dan para
fuquha memandang sangat perlu ditetapkan
fatwa yang menunjang peningkatan dan
pengefektipan dalam penggunaan dana
Zakat khususnya ashnaf-ashnaf yang tidak
mahir dalam mengelola zakat produktif.
3. Bahwa perkembangan masyarakat semakin
meningkat begitu juga dengan tingkat
ekonomi yang rendah sehingga dibutuhkan
kreativitas amil dalam mengelola dana zakat
dengan sebaik-baiknya sehingga
bermanfaat dan tidak habis dalam waktu
yang terbatas
4. Bahwa dalam penyaluran harta zakat ada
upaya perluasan manfaat harta zakat agar
2
-
lebih dirasakan kemanfaatannya bagi
banyak mustahik dan dalam jangka waktu
yang lama. Khususnya dalam bentuk aset.
5. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu
menetapkan fatwa tentang penyaluran
harta zakat dalam bentuk aset kelolaan
atau investasi guna dijadikan pedoman.
Najamuddin at Tufi. 1954. Syarh al-Hadis
Arba'in an-Nawaiyah dalam Mustafa Zaid.
al-Maslahat fi at-Tasyri'i al-Islami wa
Najmuddin at-Tufi.(Bagian Lampiran) Mesir:
Dar al-Fikr al-Arabi, hal; 243
Mengingat: 1. Firman Allah Swt tentang zakat yaitu.
Artinya: "Ambillah zakat dari sebagian harta
m e r e k a , d e n g a n z a k a t i t u k a m u
membersihkan dan mensucikan mereka dan
berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa
kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi
mereka. Dan Alloh maha mendengar lagi
maha mengetahui". (Q.S At-Taubah ayat 103)
.
Artinya: "Dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menafkahkannya
3
-
pada jalan Allh, maka beritahukanlah
kepada mereka (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih. Pada hari
dipanaskan emas dan perak itu dalam
neraka Jahannam, lalu dahi, lambung dan
punggung mereka dibakar dengannya, (lalu
dikatakan) kepada mereka: Inilah harta
bendamu yang kamu simpan untuk dirimu
sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat
dari) apa yang kamu simpan itu. (QS. at-
Taubah/9:34-35)
Artinya: "Sesungguhnya zakat-zakat itu,
hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan,
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana."(QS. At-Taubah 60)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat
4
-
dan menunaikan zakat, mereka mendapat
pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati. [QS. (2) Al-
Baqarah:277]
2. Hadis-hadis nabi Muhammad Saw
diantaranya:
Artinya: "Islam dibangun atas lima perkara:
1) Bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain
Allah, dan bahwa Muhammad adalah Rasul
Allah 2) Mendirikanlah shalat 3) Menunaikan
zakat 4) Berhaji, dan 5) Berpuasa di bulan
Ramadhan." (H. R. al-Bukhari: 8, Muslim: 16,
dan lainnya)
Dan juga sebuah dalil dari hadits lain yang
diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim,
yakni dalil dari hadits yang telah tersebut di
atas, yang disampaikan oleh Nabi kepada
Mu'adz RA ketika dikirim ke Yaman:
Artinya: " Apabila mereka telah mematuhi hal
5
-
itu, maka beritahukanlah kepada mereka
bahwa Allah telah mewajibkan mereka
mengeluarkan zakat, yang dipungut dari
orang-orang kaya di antara mereka lalu
diserahkan kepada orang-orang fakir
mereka."
3. Kaidah Fiqih
Bahwa Kebijakan Imam (Pemerintah dan
amil) terhadap rakyat dan mustahik
digantungkan kepada kemaslahatan.
Adapun maslahah secara definitive antara
lain dikemukakan oleh ai-Ghazali sebagai
berikut:
M e m e l i h a r a t u j u a n s y a r a ' ( d a l a m
menetapkan hukum)
Adapun al-Khawarizmi mendefinisikan:
M e m e l i h a r a t u j u a n s y a r a ' ( d a l a m
m e n e t a p k a n h o k u m ) d e n g a n c a r a
menghindari kerusakan dari manusia
At-Tufi menurut yang dinukil Yusuf Hamid
al-Alim dalam karyanya al-maqasid al-
a m m a h l i a s y - s y a r i ' a t i l i s l a m i y a h
mendefinisikan maslahah dengan
Ungkapan dari sebab yang membawa kepada
tujuan syara' dalam bentuk ibadat atu adat
6
-
Dari buku Najamuddin at Tufi. 1954. Syarh
al-Hadis Arba'in an-Nawaiyah dalam Mustafa
Zaid. al-Maslahat fi at-Tasyri'i al-Islami wa
Najmuddin at-Tufi.(Bagian Lampiran) Mesir:
Dar al-Fikr al-Arabi, hal; 243.
4. Pendapat Para Ulama Salaf (Klasik) Sebagian pengikut Imam Syafi'I seperti Imam
Abu Bakar Ash-sirafi dan Al-Qodi Abu Hamid
Al-Marwazi dan Mazhab imam ahmad
menyatakan bahwa'Pendistribusian Zakat
T i d a k H a r u s S e g e r a j i l a k a u a d a
kemaslahatan yang lebih besar dan
bermanfaat. Dengan alasan dan hujjah
sebagai berikut:
a. Apabila pengurus zakat atau amil takut
terjadi sesuatu kepada mustahik apabila
diberikan secara individu dan dijadikan
hanya untuk konsumtif. Maka sebagai
amil memiliki pengaruh yang besar
dalam mengambil kebijakan dan
keputusan untuk kemaslahatan para
mustahik. Sebagaimana sabda baginda
Rasulullah Saw 'La Dhara Wala Dhirara
artinya t idak ada bahaya diatas
bahaya.(HR Ibnu Majah) dari kitab
sunan bab Al-Ahkam.
b. Apabila ada kemaslahatan yang lebih
besar maka bo leh d i takkhirkan
mengeluarkan zakat sehingga investasi
dibolehkan. Asalkan tidak ada mustahik
kelaparan dan tertindas atau dizholimi
karena statusnya sebagai mustahik.
7
-
c. Apabila terjadi jumlah mustahik jauh
lebih banyak dibandingkan dana zakat
yang ada. Maka kreativitas amil dalam
mengelola dana zakat harus aktif dan
terarah. Salah satu solusi yang diberikan
o l e h u l a m a k o n t e m p o r e r
menginvestasikan sebagian dana zakat
untuk kepentingan dan keadilan dalam
mendistribusikan zakat.
d. Jikalau ashnaf-ashnaf yang paling
utama seperti faqir, miskin, amil dan
muallaf memiliki dana khusus maka
dibolehkan menginvestasikan.
e. Bahwa para imam atau amil berhak atas
pengelolaan dan pengembangan zakat
sebagaimana 'Urwah Al-Baqir pernah
menyaksikan pada mas Rasulullah Saw
jual-beli dari baitul mal. Dari Imam Al-
Bukhari, Kitab al-Manaqib, no. hadith:
3443.
Dengan bertawakkal kepada Allah Swt
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : FATWA TENTANG PENGGUNAAN DANA ZAKAT
UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)
1. Zakat mal harus dikeluarkan sesegera
mungkin (fauriyah) baik dari muzakki
kepada amil maupun dari amil kepada
mustahik
8
-
2. Penyaluran (Tauzi'/distribusi) zakat mal
dari amil kepada mustahik, walaupun pada
dasarnya harus segera (fauriyah) dapat di
ta'khirkan apabila mustahiqnya belum ada
atau karena adanya kemaslahatn umat
yang lebih besar.
3. Maslahat ditentukan oleh pemerintah atau
amil dengan berpegang teguh kepada
aturan-aturan kemaslahatan (Dhawabitu
Al-Mashlaha) sehingga maslahat tersebut
merupakan maslahat syar'iyah.
4. Keuntungan dan manfaat dari aset kelolaan
hanya diperuntukan bagi para mustahik
zakat.
5. Bagi pengelola yang bersifat professional
dimasukkan kedalam ashnaf amil atau
fisabilillah
6. Zakat yang di ta 'khirkan boleh di
investasikan dengan syarat-syarat sebagai
berikut:
a. Harus disalurkan pada usaha yang
dibenarkan oleh syariah dan peraturan
yang berlaku (At-thuruq Al-Masyru'ah)
b. Di investasikan pada bidang-bidang
usaha yang diyakini akan memberikan
keuntungan atasdasar studi kelayakan
c. Dibina dan diawasi oleh pihak-pihak
yang memiliki kompetensi dan amil
d. Dilakukan oleh institusi/lembaga yang
professional dan dapat dipercaya
(amanah).
9
-
e. Izin investasi (istitsmar) harus diperoleh
dari pemerintah dan amil harus
mengganti apabila terjadi kerugian
dalam unit usaha yang dikembangkan
oleh amil.
f. Tidak ada faqir dan miskin yang
kelaparan atau memerlukan biaya yang
tidak bisa ditunda pada saat harta zakat
di investasikan.
g. Investasi dari dana zakat harus
membuat dana cadangan untuk empat
ashnaf yang utama yaitu Faqir, miskin,
amil dan Muallaf
h. Pembagian zakat yang di ta'khirkan
harus ditentukan batas waktunya atau
jangka waktu yang terjangkau.
Bayan fatwa ini diambil dari berbagai sumber fatwa
termasuk fatwa MUI pada tahun 2003 tentang
Menginvestasikan Zakat dan fatwa MUI pada tahun 2011
tentang Zakat Dijadikan Aset Pengelolaan dan dari Fatwa
Darul Ifta.
H. Mohd. Yusuf Hasibuan, Lc.
10
-
LEMBAGAAMIL ZAKATNASIONALKaryawan MuslimChevron Indonesia
Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12