KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

17
KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag DIY Dra. Hj. Mas’amah, M.Pd.I

description

Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag DIY Dra . Hj . Mas’amah , M.Pd.I. KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN. KMA No. 373 Tahun 2002. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

Page 1: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAANKepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag DIYDra. Hj. Mas’amah, M.Pd.I

Page 2: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

KMA NO. 373 TAHUN 2002

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi dan Kantor Departemen Agama Kab./

Kota,

Bagian Tata Usaha

Subbag Hukmas dan KUB

Melakukan pelayanan dan pembinaan di bidang penyiapan peraturan perundang-undangan,

penyiapan bahan penyelesaian kasus, hubungan masyarakat, keprotokolan, dan pembinaan

kerukunan umat beragama

Page 3: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

KEDUDUKAN HUMAS DI KEMENTERIAN AGAMA

Secara struktural, Humas di lingkungan Kementerian Agama RI berada di Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan (Pinmas)

Tingkat Kanwil, dilaksanakan oleh Subbag Hukmas dan KUB

Tingkat Kankemenag Kab./ Kota, dilaksanakan oleh Pranata Humas yang berada pada Subbag Tata Usaha

Tingkat Madrasah, dilaksanakan oleh Waka Humas

Page 4: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

Page 5: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

DASAR HUKUM1. UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers

2. UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik

3. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

4. UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

5. PP No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

6. Peraturan Komisi Informasi No. 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik

Page 6: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

TEORI KOMUNIKASI HAROLD LASSWELLCara terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan:

Who siapa (komunikator)

says what mengatakan apa (pesan)

in which channel melalui saluran apa (media)

to whom kepada siapa (komunikan)

with what effect dengan efek apa (efek)

Page 7: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

SEJARAH MEDIA MASSA

Sejak zaman romawi kuno acta diurna (kegiatan hari)

dipahat di batu

berisi kejadian sehari-hari (hasil rapat senat, kelahiran, kematian, pernikahan, dsb)

kini melalui media cetak, elektronik, dan internet

Page 8: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

MEDIA INFORMASI DI KANWIL KEMENAG DIY

1.Majalah BAKTI

2.Website : www.depag-diy.net (2008)

http://yogyakarta.depag.go.id (2009)

http://yogyakarta.kemenag.go.id (2011- sekarang)

3. Email: [email protected]

4. Pameran (misal stand Sekaten & MTQ)

5. Press relations

Page 9: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

Website Kanwil Kemenag DIY

yogyakarta.kemenag.go.id

Page 10: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN
Page 11: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN
Page 12: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

LATAR BELAKANG PEMANFAATAN WEBSITE

1. Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang kemudahan mengakses internet bagi siapa pun, kapan pun dan dimana pun;

2. Volume pendayagunaan teknologi informasi yang luas berdampak pada kecepatan dan akurasi penyebaran informasi;

3. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan informasi publik yang terpercaya dan lebih interaktif yang memenuhi kepentingan masyarakat luas.

Page 13: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

TUJUAN

Memudahkan pertukaran informasi/ data di Lingkungan Kanwil DIY.

Memudahkan koordinasi dengan seluruh satker.

Melibatkan seluruh satker untuk menyadari pentingnya keberadaan situs web.

Mengurangi waktu dan biaya dalam penyebaran informasi/ data itu sendiri

Page 14: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

LANJUTAN…

Adanya koordinasi atau link antar satuan kerja dan bahkan unit kerja yang terkecil

Informasi yang cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan

Menciptakan budaya kerja yang meminimalisir penggunaan kertas kerja atau ‘paperless’ dalam rangka mendukung green ICT (teknologi ramah lingkungan).

Page 15: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

KOMPONEN/ PERANGKAT PENDUKUNG YANG DIPERLUKAN

Jaringan internet di setiap satker

Perangkat komputer dan atau laptop dan modem

Dana operasional

Page 16: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

LANGKAH-LANGKAH OPTIMALISASI PEMANFAATAN SITUS WEB

1. Dukungan pimpinanpimpinan harus menyadari bahwa sekarang memang eranya IT (Information Technology)

2. Persiapan SDM unggulan membentuk tim web dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di Subbag Hukmas & KUB

3. Melakukan evaluasi per triwulanper triwulan kasubbag hukmas memberi laporan kepada Kabag TU, selanjutnya ditindak lanjuti sesuai laporan yang ada.

4. Melakukan sosialisasi dan workshop situs web dan TIK,pelatihan jurnalistik atau tatacara penulisan berita.

Page 17: KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TENTANG SISTEM INFORMASI KEAGAMAAN

SELAMAT BEKERJA