KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

24
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Sumber gambar : kkp.go.id Bahan Webinar Strategi Tramsportasi Laut dalam Meningkatkan Kinerja Logistik Pada Masa Pandemi” KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA JASA TRANSPORTASI LAUT Jakarta, 18 Februari 2021

Transcript of KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

Page 1: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

Kementerian KeuanganRepublik Indonesia

Sumber gambar : kkp.go.id

Bahan Webinar Strategi Tramsportasi Lautdalam Meningkatkan Kinerja Logistik Pada

Masa Pandemi”

KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK

MENDUKUNG USAHA JASA TRANSPORTASI LAUT

Jakarta, 18 Februari 2021

Page 2: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

2

Jasa Kelautan

Jasa Perawatan

IndustriPerkapalan

KETERKAITAN INDUSTRI DALAM SEKTOR TRANSPORTASI LAUT

Page 3: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

INSENTIF PERPAJAKAN

3

Insentif Penanaman ModalInsentif Khusus Masa

Pandemi

Tax HolidayTax

Allowance

PPN Bea Masuk

DTP PPhPasal 21

PenguranganPPh Pasal 25

PembebasanPPh Pasal 22

PercepatanResitusi PPN

Page 4: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

%

2 tahunpengurangan

25%

PenguranganPPh Badan

Investasi 100 M s.d. < 500 M Investasi minimal 500 M

50% 100%

>>

JangkaWaktu

5 tahun

Transisi

2 tahunpengurangan

50%

Bentuk FasilitasKetentuan Penerima Fasilitas

Wajib Pajak Badan Dalam

Negeri

Merupakan industri pionir

Merupakan penanaman

modal baru

Mempunyai nilai rencana

investasi minimal Rp100

miliar

Memenuhi ketentuan DER

Berstatus sebagai Badan

Hukum Indonesia

• 5 th : Rp500 M s.d. < Rp1 T• 7 th : Rp1 T s.d. < Rp5 T• 10 th : Rp5 T s.d. < Rp15 T• 15 th : Rp15 T s.d. < Rp30 T• 20 th : minimal Rp30 T

FASILITAS TAX HOLIDAYPMK 130/PMK.010/2020

4

Page 5: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

5

industri logam dasar hulu: besi baja/bukanbesi baja, tanpa atau beserta turunannya

yang terintegrasi

industri pemurnian atau pengilangan minyak dan

gas bumi tanpa atau beserta turunannya yang

terintegrasi

industri petrokimiaberbasis minyak

bumi, gas alam atau batubara tanpa atau beserta turunannya

yang terintegrasi

industri kimia dasar organik yang bersumber dari hasil

pertanian, perkebunan, atau kehutanan tanpa atau

beserta turunannya yang terintegrasi

industri kimia dasar anorganik tanpa

atau beserta turunannya yang

terintegrasi

industri bahan baku utama farmasi tanpa

atau beserta turunannya yang

terintegrasi

industri pembuatan peralatan iradiasi,

elektromedikal, atau elektroterapi

industri pembuatan komponen utama

kapal

industri pembuatan komponen utama

peralatan elektronika atau telematika

industri pembuatan mesin

dan komponen utama mesin

industri pembuatan komponen robotik yang

mendukung industri pembuatan mesin-mesin

manufaktur

industri pembuatan komponen utama

mesin pembangkit tenaga listrik;

industri pembuatan kendaraan bermotor

dan komponen utama kendaraan

bermotor

industri pembuatan komponen utama

kereta api

industri pembuatan komponen utama

pesawat terbang dan aktivitas penunjang industri dirgantara

industri pengolahan berbasis hasil pertanian, perkebunan,

atau kehutanan yang menghasilkan bubur kertas(pulp) tanpa atau beserta

turunannya

infrastruktur ekonomi

ekonomi digital yang mencakup aktivitas

pengolahan data, hosting, dan kegiatan yang

berhubungan dengan itu

CAKUPAN INDUSTRI PIONIRPMK 130/PMK.010/2020

28112B → industri pembuatan motor pembakaran dalam untuk marine used

(Rincian bidang usaha yang termasuk ke dalam cakupan Industri Pionir diatur oleh BKPM)

Page 6: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

INSENTIF TAX ALLOWANCEPP 78 TAHUN 2019

TAX ALLOWANCE adalah

insentif PPh yang diberikan untukpenanaman modal baru atau perluasan disektor tertentu yang termasuk prioritasnasional dan daerah tertentu yangmemiliki potensi yang layakdikembangkan.

sektor prioritas : mendukung diversifikasi ekonomi,memperkuat struktur industri dalam negeri, berdaya saingtinggi di pasar dunia, menyerap tenaga kerja yang banyakdan didukung alih teknologi

BENTUK INSENTIF

Pengurangan Penghasilan neto 30%Dari jumlah penanaman modal, dibebankan selama 6 tahun

Penyusutan & amortisasi dipercepatAtas aktiva yang diperoleh dalam rangkapenanaman modal/perluasan

PPh dividen sebesar 10%atau tarif yang lebih rendah sesuaiP3B

Tambahan kompensasi kerugian yanglebih lama dari 5 tahun tetapi tidaklebih dari 10 tahun

KRITERIA & PERSYARATAN

memiliki nilai investasi yang tinggi atau untuk ekspor;

memiliki penyerapan tenaga kerja yang besar; atau

memiliki kandungan lokal yang tinggi.

1. alih teknologi, 2. kemitraan dengan UMKM, 3. prioritas pemenuhan kebutuhan

dalam negeri,4. persyaratan terintegrasi dengan

usaha lain.

KRITERIA

PERSYARATAN

Page 7: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE

Lampiran PP 78/2019

Berlaku di seluruh provinsi di Indonesia

No Bidang Usaha KBLI Cakupan Produk

1 Industri kapal dan perahu

30111 - Pembuatan atau perakitan macammacam kapal dan perahu komersilyang terbuat dari baja dan/atau aluminium

- Pembuatan atau perakitan macam macam kapal dan perahu komersilyang terbuat dari fibre glass, kayu, dan/atau ferro cement

2 Industri Peralatan, Perlengkapan dan Bagian Kapal

30113 Pembuatan perlengkapan, peralatan dan bagian kapal, sepertiperlengkapan lambung, akomodasi kerja mesin geladak, alat kemudi danalat bongkar muat

Page 8: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

8

FASILITAS UNTUK IMPOR

Dikecualikan daripemungutan PPh 22 atasimpor: (PMK 34/2007 STDD PMK 110/2018)

kapal laut

kapal angkutan sungai

kapal angkutan danau dan kapalangkutan penyeberangan

kapal pandu

kapal tunda

kapal penangkap ikan

kapal tongkang dan suku cadangnya,

serta alat keselamatan pelayaran danalat keselamatan manusia yang diimpordan digunakan oleh PerusahaanPelayaran Niaga Nasional atauPerusahaan Penangkapan Ikan Nasional,Perusahaan Penyelenggara JasaKepelabuhan Nasional atau PerusahaanPenyelenggara Jasa Angkutan Sungai,Danau dan Penyeberangan Nasional,sesuai dengan kegiatan usahanya;

PPh22 Bea Masuk dibebaskan atas

impor : (PMK 176/2009 STDD PMK 188/2015)

MESIN (4 tahun)

BARANG DAN BAHAN ( 2 s.d. 4 tahun)

Syarat

• Belum diproduksi di dalam negeri.• Sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi

yang dibutuhkan.• Sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi

kebutuhan industri.

BEA MASUK

PPN Dibebaskan bagi impordan penyerahan: (PP 81 Tahun 2015)

bibit dan/atau benih dari perikanan;

pakan ikan;

bahan pakan untuk pembuatan pakan ikan

barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang kelautan dan perikanan, baik penangkapan maupun budidaya;

PPN

Page 9: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

Daftar Fasilitas PPN terkait denganAngkutan Laut

9

PP 15 Tahun 2015Bahan Bakar Minyakuntuk kapal tujuan luarnegeri

Tidak dipungut PPN

PP 50 Tahun 2019

pembelian dan sewakapal, jasa kepelabuhanandan perawatan kapal

Tidak dipungut PPN

PP 74 Tahun 2015Jasa kepelabuhanan untukangkutan luar negeri

Dibebaskan PPN

Page 10: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

Peraturan Fasilitas Perpajakan

10

PMK 86/PMK.03/2020 stdd PMK 110/PMK.03/2020PMK 9/2021 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019

Mengatur pemberian:• PPh pasal 21 DTP (1189 KLU)• PPh Final UMKM DTP

• PPh Final usaha jasa konstruksi (DTP untuk WP penerima P3-TGAI)• PPh pasal 22 dibebaskan (721 KLU) (14,75T)• Pengurangan PPh pasal 25 50% (1013 KLU) (14,4T)• Restitusi PPN dipercepat (716 KLU) (5,8T)

PMK 30/PMK.04/2020tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor57/PMK.04/2017 tentang Penundaan Pembayaran Cukai UntukPengusaha Pabrik Atau Importir Barang Kena Cukai Yang MelaksanakanPelunasan Dengan Cara Pelekatan Pita CukaiMasa fasilitas mulai 9 April s.d. 9 Juli 2020

• Mengatur penundaan pelunasan cukai terhadap pembelianpita cukai sejak tanggal 8 April 2020 s.d. 9 Juli 2020 denganjangka waktu penundaan 90 hari

PMK 31/PMK.04/2020tentang Insentif Tambahan Untuk Perusahaan Penerima Fasilitas Kawasan Berikat dan/atau Kemudahan Impor Tujuan Ekspor Untuk Penanganan Dampak Bencana Penyakit Virus Corona Berlaku mulai 13 April 2020

• Mengatur Insentif tambahan berupa PPN atau PPN dan PPnBM, Bea Masuk, dan Kuota bagi Pengusaha KB/KITE

Perpres 58/2020tentang Penataan dan Penyederhanaan Perizinan ImporBerlaku 14 April 2020

• Mengatur penyederhanaan proses impor untuk barang-barang konsumsi dan bahan baku produksi

• Relaksasi perizinan impo rdapat diberikan Rakor yang dipimpin Menko Perekonomian

Terkait Penanganan Dampak Covid-19 bagi

Kegiatan Usaha

PMK 134/PMK.010/2020tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang Dan BahanUntuk Memproduksi Barang Dan/Atau Jasa Oleh Industri Sektor TertentuYang Terdampak Covid-19 Berlaku mulai 21 September 2020

• Mengatur BM DTP atas impor bahan baku produksi bagiindustri tertentu

Page 11: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

List Peraturan Fasilitas Perpajakan untuk Dunia Usaha

Peraturan Masa fasilitas Bentuk Fasilitas

PMK 86/2020 stdtdPMK 110/2020 (Insentif bagi WP Terdampak Pandemi)

s.d. Desember 2020 • PPh pasal 21 DTP • PPh Final UMKM DTP • PPh Final jasa konstruksi DTP P3-TGAI• PPh pasal 22 dibebaskan• Pengurangan PPh pasal 25 50%• Restitusi PPN dipercepat

PMK 31/2020 (Insentif tambahan untuk KB dan KITE)

s.d. dicabut • Penangguhan BM• Pembebasan BM (KITE IKM)• PDRI tidak dipungut• PPN / PPN&PPnBM tidak dipungut

PMK 134/2020(BMDTP Industri terdampak Covid)

s.d. Desember 2020 • BMDTP

PMK 30/2020(penundaan pelunasan cukai terhadap pembelian pita cukai )

8 April 2020 s.d. 9 Juli 2020 • penundaan pelunasan cukai selama 90 hari

PMK 125/2020(PPN DTP untuk impor / penyerahan kertaskoran / majalah)

s.d. Desember 2020 • PPN DTP

Page 12: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

TERIMA KASIH

Pusat Kebijakan Pendapatan Negara

Badan Kebijakan FiskalKementerian Keuangan

Gedung RM. Notohamiprodjo Lantai 4Komplek Kementerian Keuangan RIJalan Dr. Wahidin Raya No.1 Jakarta PusatTelp : (021) 3840151

Page 13: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

13

LAMPIRAN

Page 14: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

14

No BidangUsaha

KBLI Cakupan Produk

Persyaratan Kriteria(PermenKKP 17/2015)

Daerah/Provinsi

1. Penangkapan Pisces/Ikan Bersirip di Laut

03111 Semua jenisikan (pisces)kecuali hiu

PMDN yang melaksanakan polausaha perikanantangkap terpadu, dengan minimal 1 KBLI diantara KBLI berikut: 10211, 10212, 10213, 10214, 10219, 10221

• Investasi ≥ Rp50 M (lima puluh miliar rupiah)

• Bagi Kapal Perikananberbendera Indonesia (Nakhoda dan Anak BuahKapal) yang melakukanpenangkapan ikan, wajib100% tenaga kerjaIndonesia

Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara.

2. PenangkapanCrustacea di Laut

03112 Semua jeniscrustacea.

PMDN dan PMA yang melaksanakan pola usaha perikanan tangkap terpadu dengan minimal 1 KBLI di antara KBLI berikut: 10221, 10293, 10299.

• Investasi ≥ Rp50 M (lima puluh miliar rupiah)

• Bagi Kapal Perikananberbendera Indonesia (Nakhoda dan Anak BuahKapal) yang melakukanpenangkapan ikan, wajib100% tenaga kerjaIndonesia

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat

3. PenangkapanMollusca di Laut

03113 Semua jenismollusca

PMDN dan PMA yang melaksanakan pola usaha perikanan tangkap terpadu dengan minimal I KBLI di antara KBLI berikut: lo22l, LO293,10299.

• Investasi ≥ Rp50 M (lima puluh miliar rupiah)

• Bagi Kapal Perikananberbendera Indonesia (Nakhoda dan Anak BuahKapal) yang melakukanpenangkapan ikan, wajib100% tenaga kerjaIndonesia

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara.

BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE

Berlaku di daerah/provinsi tertentu di Indonesia

Lampiran II

Page 15: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

15

No BidangUsaha

KBLI Cakupan Produk

Persyaratan Kriteria(PermenKKP

17/2015)

Daerah/Provinsi

4. Pembesaran IkanLaut

03211 Kerapu, Kakap putih, BawalBintang.

• Investasi ≥ Rp25 M (lima puluh miliar rupiah)

• Paling sedikit 80% hasilproduk diekspor

• Tenaga kerja Paling sedikit 100 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerjaIndonesia

Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, la.mpung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat.

5. Pembesaran Ikan Air Tawar di Karamba Jaring Apung

03222 Nila, Patin PMDN yang melaksanakan polausaha perikanantangkap terpadu, dengan minimal 1 KBLI diantara KBLI berikut: 10211, 10212, 10213, 10214, 10219, 10221

• Investasi ≥ Rp10 M (lima puluh miliar rupiah)

• Tenaga Kerja paling sedikit 50 orang, dengankomposisi paling sedikit90% tenaga kerjaIndonesia

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah.

6 IndustriPembekuan Ikan

10213 • Semuajenis ikan(pisces)kecualihiu.

• Loin Tuna.• Fillet ikan

dasar

• Investasi ≥ Rp25 M (lima puluh miliar rupiah)

• Paling sedikit 50% hasilproduk di ekspor

• Tenaga kerja Paling sedikit 50 orang, dengankomposisi paling sedikit90% tenaga kerjaIndonesia

• Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, papua Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara.

• Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, Maluku, Gorontalo.

• Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Maluku.

BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCEBerlaku di daerah/provinsi tertentu di IndonesiaLampiran II

Page 16: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

16

No BidangUsaha

KBLI Cakupan Produk Persyaratan

Kriteria(PermenKKP

17/2015)

Daerah/Provinsi

7 Industri Berbasis Daging Lumatan dan Surimi

10216 Surimi dan surimibased product,Bakso, Sosis, otak-otak, kaki naga,Siomay, Ekado,fishfinger, crabmeatimitation, fish ball,nugget ikan, fishstick, crab stickchikua, kamapoko

• Investasi ≥ Rp50 M (lima puluh miliar rupiah)

• paling sedikit 50% hasilproduk di ekspor

• Tenaga kerja Paling sedikit 50 orang, dengan komposisipaling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia

Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, Papua Barat.

8 IndustriPengolahan danPengawetan Ikan danBiota Air (BukanUdang) dalamKaleng

10221 • Semua jenis ikan(pisces) kecualihiu.

• Semua jeniscrustacea.

• Semua jenismollusca.

• Ikan kaleng danaoleedloin (tunaatau cakalangkaleng).

• Investasi ≥ Rp30 M (lima puluh miliar rupiah)

• paling sedikit 50% hasilproduk di ekspor

• Tenaga kerja paling sedikit 100 orang, dengan komposisipaling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia

• Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara.

• Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat.

• Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara

• Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, Maluku, Bali, Sumatera Utara, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat.

BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCEBerlaku di daerah/provinsi tertentu di IndonesiaLampiran II

Page 17: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

17

No BidangUsaha

KBLI Cakupan Produk

Persyaratan Kriteria(PermenKKP 17/2015)

Daerah/Provinsi

9. Industri Pengolahan dan Pengawetan Udang dalam Kaleng

10222 Semuacakupanproduk yangtermasukdalam KBLI ini.

• Investasi ≥ Rp30 M (lima puluh miliarrupiah)

• paling sedikit 50% hasil produk di ekspor

• Tenaga kerja paling sedikit 100 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia

Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo.

10. IndustriPembekuanBiota Air Lainnya

10293 Semua jeniscrustacea.

• Investasi ≥ Rp20 M (lima puluh miliarrupiah)

• paling sedikit 50% hasil produk di ekspor

• Tenaga kerja paling sedikit 50 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerja Indonesia

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat.

Semua jenismaLlusca

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara.

Udang Bekudan/atauudangbreaded

Aceh, Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat.

BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCEBerlaku di daerah/provinsi tertentu di IndonesiaLampiran II

Page 18: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

18

No BidangUsaha

KBLI Cakupan Produk

Persyaratan Kriteria(PermenKKP 17/2015)

Daerah/Provinsi

11. Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Biota Air Lainnya

10299 SemuajenisCrustacea

• Investasi ≥ Rp15 M (lima puluhmiliar rupiah)

• paling sedikit 30% hasil produk di ekspor

• Tenaga kerja paling sedikit 50 orang, dengan komposisi paling sedikit 90% tenaga kerjaIndonesia

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat.

SemuajenisMollusca

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yoryakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara.

UdangBekudan/atauudangbreaded

Aceh, Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur (tidak termasuk Kabupaten di Pulau Madura), Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat

BIDANG USAHA YANG DIBERIKAN TAX ALLOWANCE

Berlaku di daerah/provinsi tertentu di Indonesia

Lampiran II

Page 19: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

PP 15 Tahun 2015

Marine Fuel Oil (MFO)380 dan Marine Gas Oil (MGO)sesuai dengan spesifikasi ISO8217 dan/atau spesifikasisebagaimana ditetapkan olehMenteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidangkegiatan minyak dan gas bumi

19

Kapal angkutan luarnegeri

Tidak Dipungut PPN

Angkutan Laut Luar Negeriadalah kegiatan angkutan laut daripelabuhan atau terminal khusus yangterbuka bagi perdagangan luar negeri kepelabuhan luar negeri atau daripelabuhan luar negeri ke pelabuhanatau terminal khusus Indonesia yangterbuka bagi perdagangan luar negeriyang diselenggarakan oleh perusahaanangkutan laut

Page 20: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

PP 69 Tahun 2015

20

Perusahaan Pelayaran NiagaNasional

Perusahaan PenangkapanIkan Nasional

Perusahaan PenyelenggaraJasa KepelabuhananNasional

Perusahaan PenyelenggaraJasa Angkutan Sungai, Danau, dan PenyeberanganNasional

Tidak Dipungut PPN

Diimpor olehdan diserahkankepada

Kapal laut, kapalangkutan sungai, kapaltunda, kapal tongkang

suku cadang kapallaut, suku cadangkapal angkutan

sungai, suku cadang kapalangkutan danau dan kapalangkutan penyeberangan, sukucadang kapal penangkap ikan, suku cadang kapal pandu, sukucadang kapal tunda, dan sukucadang kapal tongkang sertaalat keselamatan pelayaran danalat keselamatan manusia

Page 21: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

PP 69 Tahun 2015

21

Tidak Dipungut PPN

Diterimaoleh

Perusahaan Pelayaran NiagaNasional

Perusahaan PenangkapanIkan Nasional

Perusahaan PenyelenggaraJasa KepelabuhananNasional

Perusahaan PenyelenggaraJasa Angkutan Sungai, Danau, dan PenyeberanganNasional

Jasa Persewaan Kapal

Jasa kepelabuhan:

Jasa perawatan ataureparasi (docking) kapal

Jasa labuh, jasa pandu, jasa tunda dan jasatambat

Page 22: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

PP 74 Tahun 2015

22

Badan Usaha Pelabuhan

Angkutan laut luar negeri

Jasa kepelabuhan:- Jasa labuh, jasa pandu,

jasa tunda dan jasatambat

- Jasa bongkar muat petikemas dari kapal sampaike lapangan penumpukandan/atau dari lapanganpenumpukan sampai kekapal

Dibebaskan PPN

Kapal yang dioperasikanperusahaan angkutanlaut nasional

tidak mengangkut penumpang dan/atau barang dari satu Pelabuhan ke Pelabuhan lainnya di wilayah Indonesia

Kapal yang dioperasikanperusahaan angkutan laut luarnegeri

tidak mengangkut penumpang dan/atau barang dari satu Pelabuhan ke Pelabuhan lainnya di wilayah Indonesia; dan

negara tempat kedudukan perusahaan angkutan laut asing tersebut memberikan perlakuan yang sama terhadap Kapal angkutan laut Indonesia berdasarkan asas timbal balik

Page 23: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

PMK 80/PMK.03/2012

23

Jasa Angkutan Umum di Air Yang Tidak Dikenai PajakPertambahan Nilai meliputi:

jasa angkutan umum di laut;

jasa angkutan umum di sungai dan danau; dan

jasa angkutan umum penyeberangan

Jasa angkutan umum merupakan kegiatan pemindahan orang dan/ataubarang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan Kapal, dalam 1 (satu) perjalanan atau lebih dari 1 (satu) perjalanan, dari suatu pelabuhan kepelabuhan lain, dengan dipungut bayaran

Page 24: KEBIJAKAN INSETIF PERPAJAKAN UNTUK MENDUKUNG USAHA …

PMK 193/PMK.03/2015

24

RKIP dapat diajukan perubahan (Pasal 8 ayat (1)) dalam hal terdapat:

perubahan jenis barang;

perubahan jumlah barang;

perubahan pelabuhan dalam hal impor; dan/atau

perubahan Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan alat angkutan tertentu dan/atau JasaKena Pajak terkait alat angkutan tertentu dalam halpenyerahan.