Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

25
1 KEBIJAKAN PENGENDALIAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN LAHAN PERTANIAN ABADI LAHAN PERTANIAN ABADI DALAM RANGKA REVITALISASI PERTANIAN DALAM RANGKA REVITALISASI PERTANIAN Ir. HILMAN MANAN, DIPL.HE Ir. HILMAN MANAN, DIPL.HE DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR DEPARTEMEN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN PERTEMUAN NASIONAL (PERNAS IX) FOKUSHIMITI 2006 PERTEMUAN NASIONAL (PERNAS IX) FOKUSHIMITI 2006 MAKASAR, 17 APRIL MAKASAR, 17 APRIL 2006 2006

description

universitas hasanuddin makassar

Transcript of Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

Page 1: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

11

KEBIJAKAN PENGENDALIAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN

LAHAN PERTANIAN ABADILAHAN PERTANIAN ABADIDALAM RANGKA REVITALISASI PERTANIANDALAM RANGKA REVITALISASI PERTANIAN

Ir. HILMAN MANAN, DIPL.HEIr. HILMAN MANAN, DIPL.HE

DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIRDIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIRDEPARTEMEN PERTANIANDEPARTEMEN PERTANIAN

PERTEMUAN NASIONAL (PERNAS IX) FOKUSHIMITI 2006PERTEMUAN NASIONAL (PERNAS IX) FOKUSHIMITI 2006MAKASAR, 17 APRIL MAKASAR, 17 APRIL 20062006

Page 2: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

22

REVITALISASI PERTANIANREVITALISASI PERTANIANREVITALISASI PERTANIANREVITALISASI PERTANIAN

PENGERTIANPENGERTIAN

Revitalisasi pertanian adalah suatu upaya untuk menempatkan kembali Revitalisasi pertanian adalah suatu upaya untuk menempatkan kembali arti penting sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual melalui :arti penting sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual melalui :

• Penyegaran kembali vitalitas sektor pertanianPenyegaran kembali vitalitas sektor pertanian

• Pemberdayaan kemampuan dan peningkatan kinerja sektor Pemberdayaan kemampuan dan peningkatan kinerja sektor pertanian dalam pembangunan nasionalpertanian dalam pembangunan nasional

• Penggalangan komitmen dan kerjasama seluruh pemangku Penggalangan komitmen dan kerjasama seluruh pemangku kepentingan (stakeholders)kepentingan (stakeholders)

Page 3: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

33

REVITALISASI PERTANIANREVITALISASI PERTANIAN

TUJUANTUJUAN

Revitalisasi pertanian yang pada prinsipnya merupakan strategi Revitalisasi pertanian yang pada prinsipnya merupakan strategi umum pembangunan pertanian bertujuan: umum pembangunan pertanian bertujuan:

• Meningkatkan kesejahteraan petani secara umumMeningkatkan kesejahteraan petani secara umum• Meningkatkan daya saing produk pertanianMeningkatkan daya saing produk pertanian• Menjaga kelestarian sumber daya pertanianMenjaga kelestarian sumber daya pertanian

Page 4: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

44

KONDISI SEKTOR PERTANIAN SAAT INIKONDISI SEKTOR PERTANIAN SAAT INI

1. 1. Secara makro sektor pertanian (termasuk perikanan dan kehutanan) memberi Secara makro sektor pertanian (termasuk perikanan dan kehutanan) memberi kontribusi hingga 15 % terhadap PDB dan menyediakan lapangan kerja bagi kontribusi hingga 15 % terhadap PDB dan menyediakan lapangan kerja bagi ++ 45 % 45 % tenaga kerja.tenaga kerja.

2. 2. Secara mikro sektor pertanian menghadapi masalah serius antara Secara mikro sektor pertanian menghadapi masalah serius antara lain :lain : - kemiskinan- kemiskinan - ketidaktahanan pangan- ketidaktahanan pangan - kegureman pemilikan lahan- kegureman pemilikan lahan - daya saing rendah- daya saing rendah - produktifitas melandai- produktifitas melandai - degradasi lahan dan air cenderung meningkat dll- degradasi lahan dan air cenderung meningkat dll

Page 5: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

55

TANTANGAN TERBESAR REVITALISASI TANTANGAN TERBESAR REVITALISASI PERTANIANPERTANIAN

(Aspek Sumber Daya Lahan)(Aspek Sumber Daya Lahan)

1. 1. Peningkatan/ pertumbuhan pendudukPeningkatan/ pertumbuhan penduduk

2. 2. Keterbatasan sumber daya lahan Keterbatasan sumber daya lahan

3. 3. Peningkatan kebutuhan lahanPeningkatan kebutuhan lahan

4. 4. Persaingan antar sektorPersaingan antar sektor

5. 5. Alih fungsi lahanAlih fungsi lahan

6. 6. RTRW yang tidak konsistenRTRW yang tidak konsisten

7. 7. Semakin berkurangnya lahan produktifSemakin berkurangnya lahan produktif

8. 8. Substitusi lahan melalui upaya perluasan areal relatif mahal dan kurang Substitusi lahan melalui upaya perluasan areal relatif mahal dan kurang memadai, dllmemadai, dll

Page 6: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

66

PERMASALAHAN PERMASALAHAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN (1)ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN (1)

Permasalahan sektor pertanian yang terkait dengan Permasalahan sektor pertanian yang terkait dengan lahan lahan ::

• Terbatasnya sumberdaya Terbatasnya sumberdaya lahanlahan yang cocok untuk kegiatan yang cocok untuk kegiatan pertanian; pertanian; tidak semua tidak semua lahanlahan yang tersedia cocok untuk kegiatan yang tersedia cocok untuk kegiatan pertanian, pertanian, demikian pula lahan yang cocok untuk kegiatan pertaniandemikian pula lahan yang cocok untuk kegiatan pertanian ternyata telah ternyata telah digunakan untuk kegiatan lainnya digunakan untuk kegiatan lainnya

• Sempitnya Sempitnya lahanlahan pertanian per kapita ( pertanian per kapita (360360 m2/kapita) m2/kapita)

• Makin banyaknya petani gurem (>0,5 Ha/keluarga)Makin banyaknya petani gurem (>0,5 Ha/keluarga) • Tidak amannya status penguasaan lahan (land tenure)Tidak amannya status penguasaan lahan (land tenure)

• Cepatnya konversi Cepatnya konversi lahanlahan pertanian menjadi non-pertanian pertanian menjadi non-pertanian

Page 7: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

77

PERMASALAHAN PERMASALAHAN ALIH FUNGSI ALIH FUNGSI LAHANLAHAN PERTANIAN (2) PERTANIAN (2)

Faktor penyebab alih fungsi Faktor penyebab alih fungsi lahanlahan pertanian pertanian ::• Meningkatnya jumlah penduduk dan taraf kehidupan Meningkatnya jumlah penduduk dan taraf kehidupan • Lokasi Lokasi lahanlahan pertanian yang strategis diminati untuk kegiatan pertanian yang strategis diminati untuk kegiatan

non-pertaniannon-pertanian• Menurunnya nilai ekonomi sektor pertanianMenurunnya nilai ekonomi sektor pertanian• Fragmentasi Fragmentasi lahanlahan pertanian pertanian• Degradasi lingkunganDegradasi lingkungan• Kepentingan pembangunan wilayah yang seringkali Kepentingan pembangunan wilayah yang seringkali

mengorbankan sektor pertanianmengorbankan sektor pertanian• Lemahnya peraturan dan penegakan hukumLemahnya peraturan dan penegakan hukum

Page 8: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

88

PERMASALAHAN PERMASALAHAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN (3)ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN (3)

Pengelolaan pertanahan dalam pengendalian alih fungsi lahan Pengelolaan pertanahan dalam pengendalian alih fungsi lahan pertanian:pertanian:

• Belum ada peraturan perundangan yang secara khusus Belum ada peraturan perundangan yang secara khusus mencegah alih fungsi mencegah alih fungsi lahanlahan pertanian pertanian

• Diperlukan penetapan Diperlukan penetapan lahanlahan pertanian yang dilindungi pertanian yang dilindungi

• Saat ini, proses administrasi pertanahan untuk Saat ini, proses administrasi pertanahan untuk lahanlahan pertanian pertanian mengacu pada arahan peruntukan dalam RTRW, dengan mengacu pada arahan peruntukan dalam RTRW, dengan memberikan persyaratan penggunaan dan pemanfaatan lahan memberikan persyaratan penggunaan dan pemanfaatan lahan (PP No. 16/2004 tentang Penatagunaan Tanah)(PP No. 16/2004 tentang Penatagunaan Tanah)

Page 9: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

99

PERMASALAHAN PERMASALAHAN PERUNTUKAN LAHAN PERTANIAN DALAM RTRWPERUNTUKAN LAHAN PERTANIAN DALAM RTRW

Sebagian besar sawah berlokasi di Jawa dan Bali, antara lain Sebagian besar sawah berlokasi di Jawa dan Bali, antara lain terkait dengan keberadaan irigasi.terkait dengan keberadaan irigasi.

Banyak lahan pertanian diperuntukkan untuk kegiatan non-Banyak lahan pertanian diperuntukkan untuk kegiatan non-pertanian dalam RTRW, terutama di wilayah sekitar perkotaan di pertanian dalam RTRW, terutama di wilayah sekitar perkotaan di Jawa dan Bali; selain untuk memenuhi kebutuhan penduduk, Jawa dan Bali; selain untuk memenuhi kebutuhan penduduk, diharapkan dapat meningkatkan PAD dari kegiatan perumahan, diharapkan dapat meningkatkan PAD dari kegiatan perumahan, industri dan jasa.industri dan jasa.

Di lain pihak, perlu diupayakan ketahanan pangan dan kelestarian Di lain pihak, perlu diupayakan ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan hidup.lingkungan hidup.

Page 10: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

1010

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR

(BPS 2004)(BPS 2004)

Lahan Sawah ke Non Pertanian Lahan Sawah ke Non Pertanian = 110.164 Ha= 110.164 Ha

Lahan Sawah ke Usaha Pertanian Lainnya Lahan Sawah ke Usaha Pertanian Lainnya = 77.556 Ha= 77.556 Ha

Lahan Kering ke Non Pertanian Lahan Kering ke Non Pertanian = 9.152 Ha= 9.152 Ha

Page 11: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

1111

PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN ASUMSI PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN ASUMSI PERMINTAAN BERASPERMINTAAN BERAS

Pertumbuhan penduduk Pertumbuhan penduduk = 1,49 %= 1,49 %

Permintaan untuk konsumsi RT Permintaan untuk konsumsi RT = 23,5 %= 23,5 %

PerPermintaan lainnya (stok) mintaan lainnya (stok) = 10 %= 10 %

Page 12: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

1212

PROYEKSI KEBUTUHAN BERAS NASIONALPROYEKSI KEBUTUHAN BERAS NASIONALPROYEKSI KEBUTUHAN BERAS NASIONALPROYEKSI KEBUTUHAN BERAS NASIONAL

T A H U NT A H U N

JENISJENIS 20032003 20052005 20102010 20152015 20202020 20252025

BERASBERAS

JUTA/JUTA/

TONTON32.56332.563 33.28733.287 35.17035.170 37.16037.160 39.26339.263 41.48741.487

GKG GKG

JUTA/JUTA/

TONTON52.13852.138 52.83752.837 55.82555.825 58.98458.984 62.32362.323 65.85265.852

Page 13: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

1313

PROYEKSI KEBUTUHAN LAHAN SAWAHPROYEKSI KEBUTUHAN LAHAN SAWAH(2010 – 2025)(2010 – 2025)

LAHAN SAWAH/ LAHAN SAWAH/ JT HAJT HA

20102010 20152015 20202020 20252025

TERSEDIATERSEDIA 8,08,0 8,08,0 8,08,0 8,08,0

PROYEKSIPROYEKSI

KEBUTUHANKEBUTUHAN 8,98,9 9,59,5 10,0410,04 10,6110,61

LAHAN LAHAN TERKONVERSITERKONVERSI

0,550,55 0,550,55 0,550,55 0,550,55

KEKURANGANKEKURANGAN (1,45)(1,45) (2,05)(2,05) (2,59)(2,59) (3,16)(3,16)

Page 14: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

1414

INVENTARISASI LAHAN INVENTARISASI LAHAN SAWAH NASIONALSAWAH NASIONAL

PulauLuas Sawah Non Irigasi Irigasi Dirubah (RTRW)

Ha % Ha Ha % Ha %

Sumatera 2.036.690 23,9 414.780 1.621.910 22,2 710.230 43,8

Jawa Bali 3.933.370 44,2 542.120 3.391.250 44,4 1.669.600 49,2

Kalimantan 1.253.130 14,1 375.200 877.930 12,0 58.360 6,7

Sulawesi 982.410 11,0 124.270 858.140 11,7 414.290 48,3

NT & Maluku 566.100 6,4 67.050 499.050 6,9 180.060 36,1

Papua 131.520 1,5 65.060 66.460 0,9 66.460 100,0

Total 8.903.220 100,0 1.588.480 7.314.740 82,2 3.099.000 42,4

Page 15: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

1515

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PRODUKTIFLAHAN PERTANIAN PRODUKTIF

Peraturan yang khusus mengatur perlindungan lahan pertanian produktif belum Peraturan yang khusus mengatur perlindungan lahan pertanian produktif belum ada.ada.

Saat ini ketentuan perlindungan tersebut tersebar dalam berbagai peraturan, Saat ini ketentuan perlindungan tersebut tersebar dalam berbagai peraturan, antara lain:antara lain:

• UU 56 Prp 1960 (luas lahan maksimum dan minimum)UU 56 Prp 1960 (luas lahan maksimum dan minimum)• UU 12/1992 tentang Budidaya Tanaman (tata ruang memperhatikan UU 12/1992 tentang Budidaya Tanaman (tata ruang memperhatikan

rencana produksi tanaman)rencana produksi tanaman)• UU 24/1992 tentang Penataan Ruang (terdapat kawasan lahan pertanian UU 24/1992 tentang Penataan Ruang (terdapat kawasan lahan pertanian

basah dalam RTRW)basah dalam RTRW)• Keppres 53/1989 jo. 41/1996 jo. 98/1998 tentang Kawasan Industri Keppres 53/1989 jo. 41/1996 jo. 98/1998 tentang Kawasan Industri

(dilarang mengurangi lahan pertanian)(dilarang mengurangi lahan pertanian)• Berbagai surat edaran Meneg Agraria/KaBPN, Meneg PPN/KaBappenas, Berbagai surat edaran Meneg Agraria/KaBPN, Meneg PPN/KaBappenas,

Mendagri tentang larangan konversi sawah irigasi teknis untuk Mendagri tentang larangan konversi sawah irigasi teknis untuk penggunaan lainpenggunaan lain

Page 16: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

1616

STRATEGI OPERASIONAL REVITALISASI PERTANIAN STRATEGI OPERASIONAL REVITALISASI PERTANIAN (Aspek Sumber Daya Lahan)(Aspek Sumber Daya Lahan)

Manajemen pertanahan dan tata ruang merupakan salah satu strategi Manajemen pertanahan dan tata ruang merupakan salah satu strategi operasional operasional Revitalisasi pertanian Revitalisasi pertanian ::• Penetapan kebijakan untuk mendorong pemanfaatan lahan Penetapan kebijakan untuk mendorong pemanfaatan lahan

produktif yang diterlantarkan dan mengurangi laju alih fungsi lahan produktif yang diterlantarkan dan mengurangi laju alih fungsi lahan pertanianpertanian

• Penegakan hukum tata ruangPenegakan hukum tata ruang• Penetapan, penegasan dan penegakan hukum bagi tersedianya Penetapan, penegasan dan penegakan hukum bagi tersedianya

lahan pertanian abadi (15 juta lahan beririgasi dan 15 juta lahan lahan pertanian abadi (15 juta lahan beririgasi dan 15 juta lahan kering) kering)

KebijakanKebijakan Revitalisasi pertanian Revitalisasi pertanian perlu diintegrasikan dalam perlu diintegrasikan dalam RTRW Nasional, ProRTRW Nasional, Proppinsi dan Kabupaten/Kota.insi dan Kabupaten/Kota.

Page 17: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

1717

STRATEGI PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN STRATEGI PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIANPERTANIAN

1.1. Memperkecil peluang terjadinya konversi:Memperkecil peluang terjadinya konversi:• Mengembangkan pajak lahan progresifMengembangkan pajak lahan progresif• Meningkatkan efisiensi kebutuhan lahan non-pertanian sehingga Meningkatkan efisiensi kebutuhan lahan non-pertanian sehingga

mengurangi lahan terlantarmengurangi lahan terlantar• Mengembangkan prinsip hemat lahan untuk industri, perumahan dan Mengembangkan prinsip hemat lahan untuk industri, perumahan dan

perdagangan (misalnya rusun) perdagangan (misalnya rusun)

2. 2. Mengendalikan kegiatan konversi:Mengendalikan kegiatan konversi:• Membatasi konversi lahan pertanian yang produktif, menyerap tenaga Membatasi konversi lahan pertanian yang produktif, menyerap tenaga

kerja dan memiliki fungsi lingkungankerja dan memiliki fungsi lingkungan• Mengarahkan konversi pada lahan kurang produktifMengarahkan konversi pada lahan kurang produktif• Membatasi luas konversi dengan mengacu pada penyediaan pangan Membatasi luas konversi dengan mengacu pada penyediaan pangan

mandiri di Kabupaten/Kotamandiri di Kabupaten/Kota• Menetapkan Kawasan Pangan Abadi dengan insentif bagi pemilik lahan Menetapkan Kawasan Pangan Abadi dengan insentif bagi pemilik lahan

dan Pemda setempatdan Pemda setempat

Page 18: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

1818

STRATEGI PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN STRATEGI PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIANLAHAN PERTANIAN

3. 3. Instrumen pengendalian konversi:Instrumen pengendalian konversi:

• Instrumen yuridisInstrumen yuridis : peraturan perundang-undangan yang mengikat : peraturan perundang-undangan yang mengikat dengan sanksi yang sesuaidengan sanksi yang sesuai

• Instrumen insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan dan Pemda Instrumen insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan dan Pemda setempatsetempat

• Pengalokasian dana dekonsentrasi untuk merangsang Pemda Pengalokasian dana dekonsentrasi untuk merangsang Pemda melindungi lahan pertanian, terutama sawahmelindungi lahan pertanian, terutama sawah

• Instrumen RTRW dan perizinan lokasiInstrumen RTRW dan perizinan lokasi

Page 19: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

1919

KEBIJAKAN PRIORITAS PENGENDALIAN KONVERSIKEBIJAKAN PRIORITAS PENGENDALIAN KONVERSI

1.1. Menyusun peraturan perundang-undangan perlindungan lahan pertanian Menyusun peraturan perundang-undangan perlindungan lahan pertanian produktif (PP, Perpres maupun UU)produktif (PP, Perpres maupun UU)

2.2. Menetapkan zonasi tanah-lahan pertanian yang dilindungi (Keppres)Menetapkan zonasi tanah-lahan pertanian yang dilindungi (Keppres)

3.3. Menetapkan bentuk insentif dan disinsentif terhadap pemilik lahan dan Menetapkan bentuk insentif dan disinsentif terhadap pemilik lahan dan Pemerintah Daerah setempatPemerintah Daerah setempat

4.4. Mengintegrasikan ketiga ketentuan tersebut dalam RTRW Nasional, Mengintegrasikan ketiga ketentuan tersebut dalam RTRW Nasional, ProProppinsi dan Kabupaten/Kotainsi dan Kabupaten/Kota

5.5. Membentuk Komisi Pengendali lahan Sawah tingkat nasional, proMembentuk Komisi Pengendali lahan Sawah tingkat nasional, proppinsi dan insi dan kabupaten/kota, dengan keputusan kepala daerah yang bersangkutan. kabupaten/kota, dengan keputusan kepala daerah yang bersangkutan.

Page 20: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

2020

PENYEBARAN SAWAH NASIONALPENYEBARAN SAWAH NASIONAL

Page 21: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

2121

PENYEBARAN SAWAH JAWA & BALIPENYEBARAN SAWAH JAWA & BALI

Page 22: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

2222

ZONASI SAWAH BERIRIGASIZONASI SAWAH BERIRIGASI

Page 23: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

2323

CONTOH ZONASI SAWAH PROP. JAWA TENGAHCONTOH ZONASI SAWAH PROP. JAWA TENGAH

Page 24: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

2424

PENUTUPPENUTUP

Pengendalian alih fungsi lahan pertanian secara sistematis, berjenjang Pengendalian alih fungsi lahan pertanian secara sistematis, berjenjang dan berkelanjutan perlu menjadi perhatian semua pihak terkaitdan berkelanjutan perlu menjadi perhatian semua pihak terkait dalam dalam rangka revitalisasi pertanianrangka revitalisasi pertanian..

Strategi pengendalian alih fungsi lahan pertanian:Strategi pengendalian alih fungsi lahan pertanian:

• Penetapan peraturan perundang-undangan tentang pengendalian lahan Penetapan peraturan perundang-undangan tentang pengendalian lahan pertanian produktif.pertanian produktif.

• Penetapan zonasi perlindungan lahan pertanian abadi berikut kebijakan Penetapan zonasi perlindungan lahan pertanian abadi berikut kebijakan pengelolaannya. pengelolaannya.

• Implementasi peraturan dan zonasi perlindungan lahan pertanian dalam Implementasi peraturan dan zonasi perlindungan lahan pertanian dalam RTRW Nasional, ProRTRW Nasional, Proppinsi dan Kabupaten/Kota, sebagai acuan insi dan Kabupaten/Kota, sebagai acuan pengarahan lokasi pembangunan, perizinan dan administrasi pertanahan.pengarahan lokasi pembangunan, perizinan dan administrasi pertanahan.

Page 25: Kebijakan ian Alih Fungsi Lahan Pertanian_MAKASAR

TERIMA KASIH TERIMA KASIH