KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KPH - · PDF file1 siskom 2 sistem basis data 2 design...
Embed Size (px)
Transcript of KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KPH - · PDF file1 siskom 2 sistem basis data 2 design...

KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KPH
Direktorat Wilayah Pengelolaan dan Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan Disampaikan pada Pembahasan Finalisasi RPI Periode 2015-2019
Jakarta, 18 Februari 2014

OUTLINE:
• Mandat Peraturan Perundangan • Kebijakan dan Prioritas Pembangunan KPH • Kriteria dan Indikator • Perkembangan Pembangunan 120 KPH
Model • Rencana Pembangunan KPH pada Renstra
2015-2019 • Kebutuhan Penelitian pada KPH

MANDAT PERATURAN PERUNDANGAN

LANDASAN PEMBANGUNAN KPH
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Pasal 4 ayat (2) UU 41/1999
(1) Semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(2) Penguasaan hutan oleh Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberi wewenang kepada pemerintah untuk: a. mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan; b. menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau
kawasan hutan sebagai bukan kawasan hutan; dan c. mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara orang
dengan hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum mengenai kehutanan.

Pasal 10
Pengurusan hutan
meliputi
Kegiatan
penyelenggaraan:
a. perencanaan
kehutanan,
b. pengelolaan hutan,
c. penelitian dan
pengembangan,
pendidikan dan latihan,
serta penyuluhan
kehutanan, dan
d. pengawasan.
Pasal 12
Perencanaan
kehutanan, meliputi: a. inventarisasi hutan,
b. pengukuhan kawasan
hutan,
c. penatagunaan kawasan
hutan,
d. pembentukan
wilayah
pengelolaan hutan,
dan e. penyusunan rencana
kehutanan
Pasal 21 (lihat juga penjelasan pasal 21) Pengelolaan hutan, meliputi kegiatan:
a. tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan
hutan,
b. pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
c. rehabilitasi dan reklamasi hutan, dan
d. perlindungan hutan dan konservasi alam.
Pasal 17 Ayat (1)
Pembentukan wilayah
pengelolaan hutan
dilaksanakan untuk
tingkat:
a. propinsi,
b. kabupaten/kota, dan
c. unit pengelolaan
UU 41/1999 Tentang KEHUTANAN

UMUM :
UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan PP No. 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kab/Kota PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
KHUSUS :
PP No. 6 Tahun 2007 jo PP No 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan
TEKNIS :
Permenhut No. P.6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan Wilayah KPH Permenhut No. P.6/Menhut-II/2010 tentang NSPK Pengelolaan Hutan pada KPHL dan KPHP Permendagri No. 61 tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja KPHL dan KPHP Permenhut No. P.41/Menhut-II/2011 jo Permenhut No. P.54/2011 tentang Standar Fasilitasi Sarana
dan Prasarana pada KPHL dan KPHP Model Permenhut No. P.42/Menhut-II/2011 tentang Kompetensi Teknis Bidang Kehutanan Pada KPHL dan
KPHP Permenhut No. P.39/Menhut-II/2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat setempat Melaluui
Kemitraan Kehutanan Permenhut No. P.46/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan
Jangka Panjang KPHL dan KPHP Permenhut No. P.47/Menhut-II/2013 tentang Pedoman, Kriteria dan Standar Pemanfaatan Hutan
di Wilayah Tertentu pada KPHL dan KPHP Perdirjen No. P.5/VII-WP3H/2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan pada KPHL dan KPHP
KPH: PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEBIJAKAN DAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN KPH

8 PROGRAM KEMENHUT
1. Perencanaan Makro Bidang kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan (Tanggung Jawab Ditjen Planologi Kehutanan)
2. Peningkatan Usaha Kehutanan 3. Konservasi Keanekaragaman hayati
dan Perlindungan Hutan 4. Peningkatan fungsi dan daya
dukung DAS berbasis Pemberdayaan masyarakat
5. Penelitian dan Pengembangan Kemenhut
6. Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan
7. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kemenhut
8. Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas lainnya Kemenhut
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
• Penunjukan kawasan hutan provinsi
• Rencana makro penyelenggaraan kehutanan
• Tata batas kawasan hutan
•Beroperasinya 120 KPH • Pelayanan Ijin pinjam pakai kawasan hutan
• Data dan informasi geospasial dasar
KEGIATAN PRIORITAS: PEMBANGUNAN dan
OPERASIONALISASI KPH
KPH dalam RENSTRA KEMENHUT 2010-2014

INDIKATOR Tiap Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Keputusan Menhut tentang Penetapan wilayah KPHL dan KPHP Provinsi seluruh Indonesia
22 Prov (± 403 Unit)
(Realisasi 22 Prov 403 unit)
3 Prov (± 78 Unit)
(Realisasi 3 Prov, 78 unit)
3 Prov (± 49 Unit) (Realisasi 0)
3 Prov
(Realisasi 0)
3 Prov
Keputusan Menhut tentang Penetapan Wilayah KPHK seluruh Indonesia
20 % (14)
(Realisasi 20)
20 % (14)
(Realisasi 10)
20 % (14)
(Realisasi 8)
20 % (14)
(Realisasi 12)
20 % (14)
Beroperasinya 120 KPH (20% wilayah KPH yang telah ditetapkan)
10 % (12)
(Realisasi 15)
10 % (12)
(Realisasi 27)
30 % (36)
(Realisasi 18)
25 % (30)
(Realisasi 30)
25 % (30)
Peraturan perundangan tentang penyelenggaraan KPH 4 judul.
2 judul Permenhut:
P.6/Menhut-II/2009
Pembentukan Wilayah
KPH,P.6/Menhut-II/2010
NSPK pada
KPHL/KPHP,
Permendagri: 61/2010
2 judul (P.41/Menhut-II/2011 jo
P.54/Menhut-II/2011
Standar Fasilitasi,
P.42/Menhut-II/2011
Standar Kompetensi
Bidang Teknis KPHL
dan KPHP)
1 Judul
(Perdirjen P.5/VII-
WP3H/2012 Juknis TH
dan RP)
1 Judul Permenhut
No.46/Menhut-
II/2013 Pemanfaatan
Wilayah tertentu,
Permenhut
47/Menhut-II/2013
Pengesahan RPHJP
KPH.
1 Judul
Target dan Realisasi Pembangunan KPH

REGENCY A
REGENCY B
KPHP
KPHK
KPHK
KPHL
TN
HP
CA TB
HL
HL
HP
HL
TN
HL
KPHL
Gambaran Wilayah KPH

TUPOKSI KPH Pasal 9 PP No 6 Tahun 2007
TUGAS DAN FUNGSI KPH
1. Menyelenggarakan pengelolaan hutan yang meliputi :
Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan; Pemanfaatan hutan; Penggunaan kawasan hutan; Rehabilitasi hutan dan reklamasi; dan Perlindungan hutan dan konservasi alam.
2. Menjabarkan kebijakan kehutanan nasional, provinsi dan kabupaten/kota bidang kehutanan untuk diimplementasikan;
3. Melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, serta pengendalian;
4. Melaksanakan pemantauan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya;
5. Membuka peluang investasi guna mendukung tercapainya tujuan pengelolaan hutan.

KRITERIA DAN INDIKATOR

Kriteria Indikator/Sub Indikator Keluaran
Wilayah Penetapan Wilayah SK Menhut
Kelem-bagaan
Organisasi Perda/Pergub/Perbup/Perwakot
Sarana dan Prasarana
Kantor Bangunan
Kendaraan Roda 4 Mobil
Kendaraan Roda 2 Motor
Alat Kantor/Survey Peralatan Kantor/Survey
SDM SDM terlatih
Rencana Tata Hutan Dokumen Tata Hutan
Rencana Pengelolaan Dokumen RP Jangka Panjang
KRITERIA DAN INDIKATOR KPH BEROPERASI

III ORGANISASI KPHP GULARAYA
14
FASILITASI SARPRAS KPH

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN
120 KPH MODEL

No Kriteria Indikator/Sub Indikator Keluaran Hasil Keterangan
1. Wilayah Penetapan Wilayah SK Menhut KPH Model 120 SK 42 KPHL: 3.990.456 Ha
78 KPHP: 12.367.820 Ha
Jumlah : 16.358.276
2.
Kelembagaan Organisasi Perda /Pergub/ Perbup/
Perwakot
9 Perda (6 SKPD, 2
UPTD, 1 Seksi
pada Dinas)
103 Pergub /
Perbup /
Perwakot
8 Unit sementara proses
(KPH: Malinau,
Memberamo, Minas
Tahura, Lintas Sumut,
Bukit Barisan, Wae Tina,
Flores Timur, Barsel )
Sarana
dan
Prasarana
Kantor Bangunan 74 bangunan 2 Unit Gagal : KPHL
Sungai Beram Hitam dan
KPHP Kayan :lanjut 2014
Kendaraan Roda 4 Mobil setiap KPH 89 mobil KPHL Maria ((2014)
Kendaraan Roda 2 Beberapa Motor (Unit KPH) 88 Unit KPH KPHL Maria dan KPHL
Sorong Selatan (2014
Alat Kantor/ Survey Peralatan (Unit KPH) 90 Unit KPH
SDM
Tenaga Terlatih
a. Diklat Calon KKPH
b. DIklat Perencanaan
KPH
c. Lokalatih Tata Hutan
d. SDM Lulusan SMKK
4 Angkatan
1 Angkatan
2 kali
215 orang
SDM Lulusan SMKK:
lulus tes CPNS
Kemenhut, dan pindah
antar KPH.
120 Basarhut dalam
proses kontrak
3. Rencana Tata Hutan Buku dan Peta 87 Draf
Rencana Pengelolaan Buku dan Peta 82 Draf 17 Dokumen disyahkan
Progres Pembangunan dan Operasionalisasi 120 KPH Model Sampai dengan Januari 2014

Pemanfaatan Hutan pada KPH
WILAYAH
TERTENTU
IUPHHK-HA
IUPHHK-HT
HTR
HKM HD
Pemanfaatan Hutan di
Wilayah Tertentu
(Permenhut 47/2013)
A. Melaksanakan Kegiatan
Pemanfaatan Hutan
B. Kemitraan dengan pihak
Ketiga (Masyarakat
setempat, BUMN/D/S,
Koperasi, UMKM).
C. Kerjasama dengan pihak
Ketiga dalam rangka
kemitraan maupun
membuka peluang usaha.

RENCANA PEMBANGUNAN KPH
PADA RENSTRA 2015-2019

• BAPPENAS dalam menyusun draf RPJMN Subsektor Kehutanan menetapkan pembangunan KPH sebagai Prioritas Nasional, sehingga harus menjadi pertimbangan Kemenhut dalam menyusun Rencana Strategis 2015-2019.
• Latar belakang pembangunan KPH menjadi Prioritas Nasional adalah dalam rangka menyiapkan Integrated Forest Base Clustering Industry, yang diharapkan dapat lebih mendistribusikan usaha-usaha kehutanan (mengurangi praktek monopoli dan oligopoli). Bappenas memandang bahwa KPH yang operasional dapat menjadi pengungkit dalam membangkitkan kembali industri kehutanan hulu-hilir pada ruang yang efektif, sehingga dapat memacu perkembangan perekonomian lokal.
• Semangat Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, khususnya pasal 66, dalam rangka penyelenggaraan kehutanan Pemerintah menyerahkan sebagian kewenangan kepada Pemerintah Daerah. Pembangunan KPH sebagai salah satu instrumen penguatan desentralisasi dalam pengelolaan hutan.
• Percepatan pembentukan dan penguatan kelembagaan KPH merupakan kebijakan dalam RKTN 2011-2030 dan harus diselesaikan pada tahun 2020.
• Pembangunan KPH diprioritaskan pada Pemerintah Daerah yang telah siap dan berkomitmen untuk membangun KPH dan pada wilayah yang diprioritaskan sebagai lokasi penurunan emisi gas rumah kaca.
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KPH

a. Penetapan sebagai KPH Model, merupakan wujud awal KPH yang secara bertahap dikembangkan menuju situasi dan kondisi aktual organisasi di tingkat tapak, yang diindikasikan oleh suatu kemampuan menyerap tenaga kerja, investasi, memproduksi barang dan jasa kehutanan yang melembaga dalam sistem pengelolaan hutan secara efisien dan lestari. Dengan skema KPH Model memungkinkan kontribusi Pemerintah Pusat lebih optimal.
b. Fasilitasi Pembangunan KPH
Penugasan kepada UPT BPKH sebagai pelaksana fasilitasi sarana dan prasarana KPH dan fasilitasi Tata Hutan dan Penyusunan RPHJP KPH
Pelatihan SDM KPH bekerjasama dengan BP2SDM Pengalokasian sarana fisik KPH dalam DAK Bidang Kehutanan.
c. Konvergensi Kegiatan Eselon I Kementerian Kehutanan dengan lokus KPH Model
d. Pelibatan Mitra dalam pembangunan KPH Model e. Pembentukan Sekretariat Nasional Pembangunan KPH f. Dukungan Regulasi terkait operasionalisasi KPH
Pembangunan KPH :
PENGALAMAN PEMBANGUNAN KPHL/KPHP pada RENSTRA KEMENHUT Tahun 2010-2014

a. Belum optimalnya keselarasan kebijakan antar Eselon I Kementerian Kehutanan dalam mendukung operasionalisasi KPH
b. Sosialisasi Pembangunan KPH yang sudah didekonsentrasikan kepada Dinas Kehutanan di Provinsi belum efektif
c. Mekanisme pendanaan APBN dalam mendukung pembangunan KPH kurang fleksibel
d. Dinamika politik lokal sangat berpengaruh terhadap konsistensi komitmen daerah.
Kendala yang dihadapi :
a. Mulai terbangun antusiasme pembangunan KPH pada beberapa Eselon I Kemenhut, dengan catatan tetap diperlukan internalisasi substansi KPH.
b. Wacana memperkuat KPH sebagai salah satu mekanisme resolusi konflik, skema penyelesaian tenurial, percepatan penanganan permasalahan kehutanan dll, mulai berkembang.
c. Mulai tumbuh pemahaman pentingnya KPH di beberapa Pemerintah Daerah, sehingga timbul komitmen untuk membangun KPH dan mengusulkan wilayah KPH sebagai KPH Model.
Optimisme yang Berkembang:

Penguatan 120 KPH Model yang sudah dirintis, dan sekaligus mentransformasi program operasionalisasi KPH kepada Eselon I terkait.
Pembangunan KPH baru (di luar KPH Model), dilakukan untuk minimal satu KPH lintas Kabupaten/Kota pada setiap Provinsi dan satu KPH Kabupaten/Kota pada setiap Kabupaten/Kota yang memiliki unit KPH sesuai Penetapan Menteri, dengan Kriteria dan Indikator yang sama sebagaimana KPH Model.
Terminologi KPH Model tidak akan dipakai lagi dan mengingat KPHL/KPHP merupakan kewenangan Pemerintah Daerah, maka diperlukan pengubahan mekanisme pendanaan, dengan alternatif :
Melalui mekanisme DAK Bidang Kehutanan dengan perubahan jenis dan volume
Melalui mekanisme model kebijakan pendanaan BPDAS-PS. KPA di BPDAS-PS dengan PPK di luar BPDAS-PS KPA di BPKH dengan PPK di KPH (?)
USULAN STRATEGI PEMBANGUNAN KPH TAHUN 2015-2019

INDIKATOR KINERJA
UTAMA (IKU) SASARAN STRATEGIS
KLASIFIKASI PROGRAM
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
TAHUN PELAKSANAAN PELAKSANA
(ESELON III/UPT)
2015 2016 2017 2018 2019
Volume Volume Volume Volume Volume
Penguatan Pengelolaan Hutan berbasis KPH, 34 Provinsi
1. Penguatan Kebijakan terkait Wilayah Pengelolaan
Tersedianya draf Peraturan terkait Wilayah Pengolaan Hutan, 6 judul
1 judul 1 judul 1 judul 2 judul 1 judul PWPH/Informasi/PAM
Penguatan KPH Model, 120 KPH *) 120 KPH *))
120 KPH *))
120 KPH *))
120 KPH *))
120 KPH *))
PWPH dan BPKH
Fasilitasi Pembangunan KPH, 34 Provinsi
34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) PWPH dan BPKH
Tersedianya Peta Areal Pemanfaatan Hutan, 34 Provinsi
34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) PAM
2. Penguatan Sistem Komunikasi dan Basis Data Informasi Wilayah Pengelolaan
Tersedianya Sistem Komunikasi dan Basis Data Informasi Wilayah Pengelolaan, 3 sistem
1 design komnks 2 design basis data
1 siskom 2 sistem basis data
2 design sisinfo
2 sisinfo 1 sisinfo Terinte-grasi
Informasi
Sosialisasi Pembangunan KPH 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) 34 Prov *)) PWPH dan Dekon
3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Wilayah Pengelolaan
Tersedianya SDM Terdidik pada KPH, 5 Angkatan *)
1 Angkatan
1 Angkatan
1 Angkatan
1 Angkatan
1 Angkatan
PWPH
Tersedianya SDM terlatih pada proses Pembangunan KPH, 5 angkatan
1 Angkatan
1 Angkatan
1 Angkatan
1 Angkatan
1 Angkatan
PWPH
Tersedianya SDM Terlatih pada proses Penyiapan Areal Kerja Pemanfaatan Hutan, 5 Angkatan
1 Angkatan
1 Angkatan
1 Angkatan
1 Angkatan
1 Angkatan
Informasi
4. Optimalisasi Kemitraan KPH
Terselenggarakannya kerjasama KPH dengan Mitra, 12 Kerjasama
2 Kerjasama
2 Kerjasama
2 Kerjasama
3 Kerjasama
3 Kerjasama
PWPH
USULAN KINERJA PEMBANGUNAN KPH 2015-2019
*) Transformasi kepada Eselon I Teknis dan Ditjen Planologi Kehutanan menyiapkan mekanisme *)) Volume pada akhir Renstra bukan merupakan akumulasi dari volume tahunan

KEBUTUHAN PENELITIAN PADA KPH

No Permasalahan Topik Penelitian
Kebijakan 1 Pengarusutamaan peraturan perundang-undangan
yang belum berpihak pada KPH untuk mendorong
percepatan operasionalisasi KPH Model dan menuju
KPH Mandiri (Self Financing).
Kajian peraturan perundangan untuk
percepatan pembangunan kehutanan berbasis
KPH
Kelembagaan 2 Struktur Kementerian Kehutanan yang belum
menjadikan KPH sebagai “Roh” pengelolaan hutan
Kajian struktur organisasi KPH mengacu pada
UU 41 Tahun 1999 3 Impelementasi KPH yang belum menjawab
permasalahan ekologi, sosial, dan ekonomi
masyarakat
Desain dan Rancang Bangun Implementasi
KPH untuk pengelolaan hutan lestari dari aspek
ekologi, sosial dan ekonomi
4 Tata Hubungan Kerja Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Dinas Kehutanan, KPH, Pemegang Ijin dan
investor serta masyarakat yang belum sinkron
Kajian Tata Hubungan Kerja Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Dinas Kehutanan, KPH,
Pemegang Ijin dan investor serta masyarakat
5 Keterbatasan Kapasitas SDM Pengelola KPH.
Kajian tentang kriteria, standar kompetensi
SDM KPH dan kebutuhannya serta analisis
implementasinya
Identifikasi Kebutuhan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pada KPH

No Permasalahan Topik Penelitian
Perencanaan
6 Kajian studi kelayakan KPHP dan KPHL menjadi KPH
Mandiri Studi kelayakan kemandirian KPH
7 Sistem informasi KPH yang belum terintegrasi Desain model sistem informasi KPH
Operasionalisasi
8 Belum terintegrasinya kegiatan di Kementerian
Kehutanan untuk mendukung KPH
Model Integrasi program dan kegiatan untuk
operasionalisasi KPH
9 Standar Operasional dan Prosedur Pengelolaan
Hutan di tingkat tapak belum terformulasikan
Desain Model SOP pengelolaan hutan pada
tingkat tapak
10 Pengembangan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu
dan jasa lingkungan pada KPH yang belum optimal
Model Pengembangan pemanfaatan hasil hutan
bukan kayu dan jasa lingkungan pada KPH
11 Pengembangan rencana bisnis pada KPH yang
belum terformulasikan Model pengembangan rencana bisnis KPH
12 Standar operasional dan prosedur perlindungan dan
konservasi alam di KPH belum terbangun
Model SOP perlindungan dan konservasi alam di
KPH
