KEBIJAKAN AKUNTANSI
-
Upload
aldillah-arumandani -
Category
Documents
-
view
106 -
download
10
Transcript of KEBIJAKAN AKUNTANSI
KEBIJAKAN AKUNTANSI
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
Kebijakan-kebijakan akuntansi dalam pedoman SAPP meliputi:
A. Kebijakan akuntansi anggaran
B. Kebijakan akuntansi pendapatan.
C. Kebijakan akuntansi belanja.
D. Kebijakan akuntansi pembiayaan.
E. Kebijakan akuntansi investasi.
F. Kebijakan akuntansi utang.
A. Kebijakan Akuntansi Anggaran
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran
adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Secara singkat dapat
dinyatakan bahwa anggaran merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan:
a) berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja); dan
b) berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana
tersebut (pendapatan).
Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Anggaran merupakan alat ekonomi terpenting
yang dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin
kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Aliran uang yang terkait dengan
aktivitas pemerintahan akan mempengaruhi harga, lapangan kerja, distribusi pendapatan,
pertumbuhan ekonomi, dan beban pajak yang harus dibayar atas pelayanan yang diberikan
pemerintah.
Penganggaran terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program
dan aktivitas dalam satuan moneter. Proses penganggaran dimulai ketika perumusan strategi
dan perencanaan strategik telah selesai dilakukan. Anggaran merupakan artikulasi dari hasil
perumusan strategi dan perencanaan strategik yang telah dibuat. Tahap penganggaran menjadi
sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan
dapat menggagalkan perencanaan yang sudah disusun. Anggaran merupakan managerial plan
for action untuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi.
Aspek-aspek yang harus tercakup meliputi:
(1) aspek perencanaan;
(2) aspek pengendalian; dan
(3) aspek akuntabilitas .
Penganggaran harus diawasi mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Proses
penganggaran akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga pengawas khusus (oversight body)
yang bertugas mengontrol proses perencanaan dan pengendalian anggaran.
Anggaran sebagai Pernyataan Kebijakan, Target Fiskal, dan Alat Pengendalian
Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif
dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan
pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang
diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan demikian, anggaran
mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan bagi upaya perolehan
pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya
mencakup periode tahunan. Namun, tidak tertutup kemungkinan disiapkannya anggaran untuk
jangka waktu lebih atau kurang dari setahun. Dengan demikian, fungsi anggaran di lingkungan
pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan, antara
lain karena:
(a) Anggaran merupakan pernyataan kebijakan .
(b) Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara
belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan.
(c) Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum.
(d) Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah.
(e) Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah
sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat
melalui Dewan Perwakilan rakyat (DPR).
Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian
manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang
terdiri dari anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Anggaran pendapatan meliputi
estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan. Anggaran belanja
terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment). Anggaran
pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Akuntansi
anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan anggaran dialokasikan.
B. Kebijakan Akuntansi Pendapatan
Pengakuan Pendapatan
1. Pendapatan Diakui pada saat diterima pada rekening Kas Umum Negara.
2. Pendapatan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.
3. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
4. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan
pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang pendapatan.
5. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non–recurring) atas
penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan
sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.
6. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non–recurring) atas
penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang ekuitas dana lancar (SAL) pada periode ditemukannya koreksi dan akan
mengurangi Saldo Awal Kas.
7. Akuntansi pendapatan disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai
dengan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen pemerintah
pusat.
8. Transaksi pendapatan dalam bentuk barang dan jasa harus dilaporkan dalam LRA
dengan cara menaksir nilai barang dan jasa tersebut pada tanggal transaksi, tetapi tidak
perlu dilaporkan di LAK. Di samping itu transaksi semacam ini juga harus diungkapkan
sedemikian rupa pada CaLK sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan
mengenai bentuk dan pendapatan yang diterima.
Klasifikasi Pendapatan
Klasifikasi Pendapatan dalam Laporan Keuangan :
1. Penerimaan Dalam Negeri
Penerimaan dalam negeri adalah semua pendapatan/penerimaan yang diterima oleh
pemerintah yang bersumber dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan
pajak (PNBP).
Penerimaan dalam Negeri terdiri dari penerimaan perpajakan dan PNBP.
a. Penerimaan Perpajakan
Penerimaan Perpajakan adalah semua pendapatan/penerimaan yang diterima oleh
pemerintah yang bersumber dari pajak, bea dan cukai.
b. PNBP
PNBP adalah semua pendapatan/penerimaan yang diterima oleh pemerintah yang
bersumber dari penerimaan lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam
penerimaan pajak.
2. Penerimaan Hibah
Penerimaan yang diterima pemerintah baik berupa uang barang maupun jasa yang
sumbernya berasal dari dalam dan luar negeri atau dari hibah lainnya.
C. Kebijakan Akuntansi Belanja
Pengakuan Belanja
1. Belanja Diakui pada saat terjadinya pengeluaran pada rekening Kas Umum Negara
2. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuan terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai
fungsi perbendaharaan
3. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada
periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang
sama.
4. Koreksi belanja yang terjadi pada periode berikutnya, dibukukan dalam pendapatan lain-
lain.
Klasifikasi Belanja
Klasifikasi Belanja dalam Laporan Keuangan terdiri dari Belanja Pusat dan Belanja Daerah
(Transfer).
Belanja Pusat
Belanja Pusat terdiri dari : Belanja Operasi, Belanja Modal dan Belanja Lainnya.
1. Belanja Operasi
Adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah pusat yang
memberi manfaat jangka pendek.
Belanja operasi meliputi :
a. Belanja Pegawai
Merupakan pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam
bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah baik
dalam maupun luar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Belanja ini antara lain digunakan untuk gaji dan tunjangan, honorarium, vakasi,
lembur dan kontribusi sosial, namun tidak termasuk honorarium dalam rangka
pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal
b. Belanja Barang
Merupakan pengeluaran atas pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan.
Belanja ini antara lain digunakan untuk pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan
dan perjalanan.
c. Belanja Bunga
Merupakan pengeluaran/pembayaran yang dilakukan atas kewajiban penggunaan
pokok utang (principal outstanding) baik hutang dalam negeri maupun hutang luar
negeri.
d. Belanja Subsidi
Merupakan pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada
perusahaan negara, lembaga pemerintah atau pihak ketiga lainnya yang
memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak agar
harga jualnya dapat terjangkau. Belanja ini antara lain digunakan untuk penyaluran
subsidi kepada perusahaan negara dan perusahaan swasta.
e. Belanja Hibah
Merupakan pengeluaran berupa transfer baik uang maupun barang yang sifatnya
tidak wajib dari pemerintah pusat kepada pemerintah negara lain, pemerintah daerah
atau kepada organisasi internasional.
f. Belanja Bantuan Sosial
Merupakan pengeluaran uang/barang yang diberikan kepada pegawai berupa
pensiun, asuransi serta kompensasi sosial kepada penduduk guna melindungi dari
kemungkinan terjadinya resiko. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada
anggota masyarakat atau lembaga masyarakat.
2. Belanja Modal
Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Belanja modal meliputi :
a. Belanja Aset Tetap
Belanja modal aset tetap terdiri dari :
- Belanja modal untuk tanah
- Belanja modal untuk peralatan dan mesin
- Belanja modal untuk gedung dan bangunan
- Belanja modal untuk jalan, irigasi dan jaringan
- Belanja modal untuk aset tetap lainnya
- Termasuk belanja pemeliharaan yang dapat dikapitalisasi
b. Belanja Aset Lainnya
Belanja modal aset lainnya adalah belanja untuk perolehan aset kerjasama dengan
pihak III atau kemitraan.
3. Belanja Lain-lain/tak terduga
Belanja lain-lain adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa
dan tidak diharapkan berulang, seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial
dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat.
Transfer ke Daerah
Transfer ke Daerah adalah pengeluaran uang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Transfer ke Daerah terdiri dari : Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus dan
Penyesuaian.
a. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah
berupa :
- Dana Bagi Hasil (DBH).
- Dana Alokasi Umum (DAU).
- Dana Alokasi Khusus (DAK).
b. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian adalah pengeluaran/alokasi anggaran
untuk pemerintah daerah berupa :
- Dana Otonomi Khusus.
- Dana Penyesuaian yang ditujukan untuk keperluan pemerintah daerah.
D. Kebijakan Akuntansi Pembiayaan
1. Kebijakan Akuntansi Penerimaan Pembiayaan.
Pengakuan Penerimaan Pembiayaan:
a. Penerimaan pembiayaan Diakui pada saat diterima pada rekening Kas Umum
Negara;
b. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, dan tidak
mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran);
Klasifikasi Penerimaan Pembiayaan:
Penerimaan Pembiayaan berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah,
hasil privatisasi perusahaan negara, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada
fihak ketiga, penjualan investasi permanen lainnya dan penggunaan SAL. Penerimaan
pembiayaaan dapat dikelompokkan menjadi penerimaan pembiayaan dalam negeri dan
penerimaan pembiayaan luar negeri.
Transaksi realisasi penerimaan pembiayaan mengakibatkan penambahan kas, juga
mengakibatkan penambahan utang jangka panjang atau pengurangan aset/investasi
jangka panjang.
2. Kebijakan Akuntansi Pengeluaran Pembiayaan
Pengakuan Pengeluaran Pembiayaan.
Pengeluaran pembiayaan Diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara.
Klasifikasi Pengeluaran Pembiayaan.
Pengeluaran pembiayaan dapat dikelompokkan menjadi pengeluaran pembiayaan
dalam negeri dan pengeluaran pembiayaan luar negeri.
Transaksi pengeluaran pembiayaan antara lain :
a. Penyertaan Modal Pemerintah.
b. Pembayaran Pokok Pinjaman.
c. Pemberian Pinjaman Jangka Panjang.
Transaksi realisasi pengeluaran pembiayaan selain mengakibatkan pengurangan kas,
juga mengakibatkan penambahan aset/investasi jangka panjang atau pengurangan
utang jangka panjang.
E. Kebijakan Akuntansi investasi
Bentuk investasi
Pemerintah melakukan investasi dengan beberapa alasan antara lain memanfaatkan
surplus anggaran untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang dan memanfaatkan
dana yang belum digunakan untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.
Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan dengan sertifikat atau dokumen
lain yang serupa. Hakikat suatu investasi dapat berupa pembelian surat hutang baik jangka
pendek maupun jangka panjang serta instrumen ekuitas.
Pengakuan Investasi
Suatu pengeluaran kas atau aset dapat Diakui sebagai investasi apabila memenuhi
salah satu kriteria :
a. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang
akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah.
Dalam menentukan suatu pengeluaran kas atau aset memenuhi kriteria ini, entitas perlu
mengkaji tingkat kepastian mengalirnya manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa
potensial di masa yang akan datang berdasarkan bukti-bukti yang tersedia pada saat
pengakuan yang pertama kali.
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable).
Kriteria ini biasanya dapat dipenuhi karena adanya transaksi pertukaran atau pembelian
yang didukung dengan bukti yang menyatakan/mengidentifikasikan biaya perolehannya.
Dalam hal tertentu suatu investasi mungkin dapat diperoleh bukan berdasarkan biaya
perolehannya atau berdasarkan nilai wajar pada tanggal perolehannya atau
berdasarkan nilai wajar pada tanggal perolehannya. Dalam kasus yang demikian,
penggunaan nilai estimasi yang layak dapat digunakan.
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek Diakui sebagai pengeluaran kas
pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan
pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang Diakui sebagai pengeluaran
pembiayaan.
Pengukuran Investasi
Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar,
dalam hal investasi yang demikian nilai pasar yang digunakan sebagai dasar penerapan nilai
wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar aktif dapat dipergunakan nilai
nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.
a. Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi
jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi
harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank dan
biaya lainnya yang timbulnya dalam rangka perolehan tersebut.
b. Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka
investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar
harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, biaya perolehan setara kas yang diserahkan
atau nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut.
Pengakuan hasil investasi
Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek antara lain berupa bunga
deposito, bunga obligasi dan deviden tunai (cash devidend) dicatat sebagai pendapatan.
Hasil investasi berupa deviden tunai yang diperoleh dari penyertaan modal pemerintah
yang pencatatannya menggunakan metode biaya dicatat sebagai pendapatan hasil investasi.
Pelepasan dan Pemindahan investasi
Pelepasan investasi pemerintah dapat terjadi karena penjualan, dan pelepasan hak
karena peraturan pemerintah dan lain sebagainya.
Penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek Diakui sebagai penerimaan kas
pemerintah. Penerimaan dari penjualan investasi jangka panjang Diakui sebagai penerimaan
pembiayaan.
Klasifikasi Investasi
Investasi pemerintah dibagi atas dua kelompok yaitu investasi jangka pendek dan
investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan kelompok aset lancar sedangkan
investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar
a. Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan.
Investasi ditujukan dalam rangka manjemen kas, artinya pemerintah dapat
menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas.
Beresiko rendah.
Jenis investasi yang tidak termasuk jangka pendek :
Surat berharga yang dibeli dalam rangka mengendalikan suatu badan usaha,
misalnya pembelian surat berharga untuk menambah kepemilikan modal saham
pada suatu badan usaha
Surat Berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan
kelembagaan yang baik dengan pihak lain misalnya pembelian surat berharga
yang dikeluarkan oleh suatu lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri
untuk menunjukan partisipasi pemerintah.
Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi
kebutuhan kas jangka pendek.
Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain terdiri
atas :
Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);
Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh
pemerintah pusat dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
b. Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya yaitu investasi
permanen dan investasi non permanen.
Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki
secara berkelanjutan.
Investasi permanen dilakukan pemerintah adalah investasi yang tidak dimaksudkan
untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen dan/atau pengaruh yang
signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan.
Investasi permanen ini dapat berupa :
Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/daerah, badan
internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara.
Investasi Permanen Lainnya yang dimiliki pemerintah untuk menghasilkan
pendapatan dan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki secara tidak berkelanjutan.
Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat berupa :
Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki sampai dengan jatuh temponya oleh pemerintah.
Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada
pihak ketiga.
Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat
seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat.
Investasi non permanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki
pemerintah secara berkelanjutan seperti penyertaan modal yang dimaksudkan
untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian.
F. Kebijakan Akuntansi Hutang/ Kewajiban
Karakteristik utama kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban sampai
saat ini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di
masa yang akan datang.
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung
jawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintah kewajiban muncul antara lain
karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas
pemerintah lain atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan
dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah, kewajiban pada masyarakat luas yaitu
kewajiban tunjangan.
Pengakuan kewajiban
Pelaporan keuangan untuk tujuan umum harus menyajikan kewajiban yang Diakui jika
besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini, dan perubahan atas
kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
Kewajiban Diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban
timbul.
Kewajiban dapat timbul dari :
a. transaksi dengan pertukaran
b. transaksi tanpa pertukaran, sesuai hukum yang berlaku dan kebijakan yang diterapkan
belum lunas dibayar sampai dengan saat tanggal pelaporan
c. kejadian yang berkaitan dengan pemerintah
d. kejadian yang Diakui pemerintah.
Suatu transaksi dengan pertukaran timbul ketika masing-masing pihak dalam transaksi
tersebut mengorbankan dan menerima suatu nilai sebagai gantinya. Terdapat dua arus timbal
balik atas sumber daya atau janji untuk menyediakan sumber daya. Dalam transaksi dengan
pertukaran, kewajiban Diakui ketika satu pihak menerima barang atau jasa sebagai ganti untuk
memberikan uang atau sumber daya lain di masa depan.
Suatu transaksi tanpa pertukaran timbul ketika satu pihak dalam suatu transaksi menerima nilai
tanpa secara langsung memberikan atau menjanjikan nilai sebagai gantinya. Hanya ada satu
arah sumber daya atau janji. Untuk transaksi tanpa pertukaran, suatu kewajiban harus Diakui
atas jumlah terutang yang belum dibayar pada tanggal pelaporan.
Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah adalah kejadian yang tidak didasari transaksi
namun berdasarkan adanya interaksi antara pemerintah dan lingkungannya. Kejadian tersebut
mungkin berada di luar kendali pemerintah. Secara umum kewajiban Diakui, dalam hubungan
dengan kejadian yang berkaitan dengan pemerintah, dengan basis yang sama dengan
pertukaran.
Kejadian yang Diakui pemerintah adalah kejadian-kejadian yang tidak didasarkan pada
transaksi namun kejadian tersebut mempunyai konsekuensi keuangan bagi pemerintah karena
pemerintah memutuskan untuk merespon kejadian tersebut. Pemerintah mempunyai tanggung
jawab luas untuk menyediakan kesejahteraan publik. Untuk itu, Pemerintah sering diasumsikan
bertanggung jawab terhadap suatu kejadian yang sebelumnya tidak diatur dalam peraturan
formal yang ada. Konsekuensinya, biaya yang timbul dari berbagai kejadian, yang disebabkan
oleh entitas non pemerintah dan bencana alam pada akhirnya menjadi tanggung jawab
pemerintah. Namun biaya-biaya tersebut belum memenuhi definisi kewajiban sampai
pemerintah mengakuinya sebagai tanggung jawab keuangan pemerintah atas biaya yang timbul
sehubungan dengan kejadian tersebut dan telah terjadinya transaksi dengan pertukaran atau
tanpa pertukaran.
Dengan kata lain pemerintah seharusnya mengakui kewajiban dan biaya ketika memenuhi dua
kriteria sebagai berikut :
a. Badan Legislatif telah menyetujui atau mengotorisasi sumber daya yang akan
digunakan.
b. Transaksi dengan pertukaran timbul (misal saat kontraktor melakukan perbaikan) atau
jumlah transaksi tanpa pertukaran belum dibayar pada saat tanggal pelaporan (misalnya
pembayaran langsung ke korban bencana).
Klasifikasi kewajiban
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan
dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Semua kewajiban lainnya
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.
Kewajiban jangka pendek dapat dikategorikan dengan cara yang sama seperti aset lancar.
Beberapa kewajiban jangka pendek, seperti utang transfer pemerintah atau utang kepada
pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar tahun berikutnya.
Kewajiban jangka pendek lainnya adalah kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Misalnya bunga pinjaman, utang jangka pendek dari
pihak ketiga, utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), dan bagian lancar utang jangka panjang.
Suatu entitas pelaporan tetap mengklasifikasikan kewajiban jangka panjangnya, meskipun
kewajiban tersebut jatuh tempo dan akan diselesaikan dalam waktu 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal pelaporan jika :
a. jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 (dua belas) bulan; dan
b. entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut atas dasar
jangka panjang; dan
c. maksud tersebut didukung dengan adanya suatu penjanjian pendanaan kembali
(refinancing), atau adanya pendjadwalan kembali terhadap pembayaran, yang
diselesaikan sebelum laporan keuangan disetujui.
Jumlah setiap kewajiban yang dikeluarkan dari kewajiban jangka pendek bersama dengan
informasi yang mendukung diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Pengukuran kewajiban
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah
bank sentral pada tanggal neraca.
Penggunaan nilai nominal untuk masing-masing pos kewajiban pada laporan keuangan sebagai
berikut :
a. Utang kepada Pihak ketiga :
Pada saat pemerintah menerima hak atas barang, termasuk barang dalam perjalanan
yang telah menjadi haknya, pemerintah harus mengakui kewajiban atas jumlah yang
belum dibayarkan untuk barang tersebut.
b. Utang bunga
Utang bunga atas utang pemerintah harus dicatat sebesar biaya bunga yang telah
terjadi dan belum dibayar. Bunga dimaksud dapat berasal dari utang pemerintah baik
dari dalam maupun luar negeri. Utang bunga atas utang pemerintah yang belum dibayar
harus Diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban
berkaitan. Pengukuran dan Penyajian utang bunga di atas juga berlaku untuk sekuritas
pemerintah yang diterbitkan pemerintah pusat dalam bentuk Surat Utang Negara.
c. Utang perhitungan pihak ketiga
Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/potongan berupa PFK yang belum
disetorkan kepada pihak lain harus dicatat pada laporan keuangan sebesar jumlah yang
harus disetorkan
d. Bagian Lancar Utang jangka Panjang.
Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk bagian lancar utang jangka
panjang adalah jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan.
Utang pemerintah terdiri dari utang yang tidak diperjualbelikan dan yang diperjualbelikan:
a. Utang pemerintah yang tidak diperjualbelikan
Nilai nominal atas utang pemerintah yang tidak diperjualbelikan merupakan kewajiban
entitas kepada pemberi utang sebesar pokok utang dan bunga sesuai yang diatur dalam
kontrak perjanjian dan belum diselesaikan pada tanggal pelaporan. Contoh pinjaman
bilateral, multilateral dan lembaga keuangan internasional.
Untuk utang pemerintah dengan tarif bunga tetap, penilaian dapat menggunakan skedul
pembayaran menggunakan tarif bunga tetap. Untuk utang pemerintah dengan tarif
bunga variabel, misalnya tarif bunga dihubungkan dengan satu instrumen keuangan
atau dengan satu indeks lainnya, penilaian utang pemerintah menggunakan prinsip yang
sama dengan tarif bunga tetap, kecuali tarif bunganya diestimasikan secara wajar
berdasarkan data sebelumnya dan observasi atas instrumen keuangan yang ada.
b. Utang pemerintah yang diperjualbelikan
Akuntansi untuk utang pemerintah dalam bentuk yang dapat diperjualbelikan
seharusnya dapat mengidentifikasi jumlah sisa kewajiban dari pemerintah pada suatu
waktu tertentu beserta bunganya untuk setiap periode akuntansi. Hal ini membutuhkan
penilaian awal sekuritas pada harga jual atau hasil penjualan dan penilaian pada saat
jatuh tempo atas jumlah yang akan dibayarkan ke pemegang dana dan pada periode
diantaranya untuk menggambarkan secara wajar kewajiban pemerintah.
Perubahan Valuta Asing
a. Utang pemerintah dalam mata uang asing dicatat dengan menggunakan kurs tengah
bank sentral saat terjadinya transaksi.
b. Pada setiap tanggal Neraca pos kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan
ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank sentral pada
tanggal neraca.
c. Selisih penjabaran pos kewajiban moneter dalam mata uang asing antara tanggal
transaksi dengan tanggal neraca dicatat sebagai kenaikan atau penurunan ekuitas dana
periode berjalan.
d. Apabila suatu transaksi dalam mata uang asing timbul dan diselesaikan dalam periode
yang sama, maka seluruh selisih kurs tersebut Diakui pada periode tersebut. Namun jika
timbul dan diselesaikan suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi yang
berbeda, maka selisih kurs harus Diakui untuk setiap periode akuntansi dengan
memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan utang pemerintah.
a. Bunga atas penggunaan dana pinjaman, baik pinjaman jangka pendek maupun jangka
panjang
b. Amortisasi atau premium yang terkait dengan pinjaman.
c. Amortisasi diskonto atau premium yang terkait dengan perolehan pinjaman seperti biaya
konsultan, ahli hukum, komitmen fee
d. Perbedaan nilai tukar pada pinjaman dengan mata uang asing sejauh hal tersebut
diperlakukan sebagai biaya bunga.
Penyajian dan Pengungkapan Hutang/Kewajiban
Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar skedul utang untuk
memberikan informasi yang lebih baik kepada pemakainya.
Untuk meningkatkan kegunaan analisis, informasi-informasi yang harus disajikan dalam CaLK
adalah :
a. Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang diklasifikasikan
berdasarkan pemberi pinjaman.
b. Jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas utang
pemerintah dan jatuh temponya.
c. Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga yang berlaku.
d. Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo.
e. Perjanjian restrukturisasi utang yang meliputi :
Pengurangan Pinjaman
Modifikasi persyaratan utang
Pengurangan tingkat bunga pinjaman
Pengunduran jatuh tempo pinjaman
Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman
Pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan periode pelaporan.
f. Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur utang
berdasarkan kreditur.
g. Biaya pinjaman :
Perlakuan biaya pinjaman
Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode yang bersangkutan
Tingkat kapitalisasi yang dipergunakan