KEBIJAKAN AKUNTANSI

22
KEBIJAKAN AKUNTANSI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT Kebijakan-kebijakan akuntansi dalam pedoman SAPP meliputi: A. Kebijakan akuntansi anggaran B. Kebijakan akuntansi pendapatan. C. Kebijakan akuntansi belanja. D. Kebijakan akuntansi pembiayaan. E. Kebijakan akuntansi investasi. F. Kebijakan akuntansi utang. A. Kebijakan Akuntansi Anggaran Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan: a) berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja); dan b) berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut (pendapatan). Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Anggaran merupakan alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Aliran uang yang terkait dengan aktivitas pemerintahan akan mempengaruhi harga, lapangan kerja, distribusi pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan beban pajak yang harus dibayar atas pelayanan yang diberikan pemerintah.

Transcript of KEBIJAKAN AKUNTANSI

Page 1: KEBIJAKAN AKUNTANSI

KEBIJAKAN AKUNTANSI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

Kebijakan-kebijakan akuntansi dalam pedoman SAPP meliputi:

A. Kebijakan akuntansi anggaran

B. Kebijakan akuntansi pendapatan.

C. Kebijakan akuntansi belanja.

D. Kebijakan akuntansi pembiayaan.

E. Kebijakan akuntansi investasi.

F. Kebijakan akuntansi utang.

A. Kebijakan Akuntansi Anggaran

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama

periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran

adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Secara singkat dapat

dinyatakan bahwa anggaran merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan:

a) berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja); dan

b) berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana

tersebut (pendapatan).

Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Anggaran merupakan alat ekonomi terpenting

yang dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin

kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Aliran uang yang terkait dengan

aktivitas pemerintahan akan mempengaruhi harga, lapangan kerja, distribusi pendapatan,

pertumbuhan ekonomi, dan beban pajak yang harus dibayar atas pelayanan yang diberikan

pemerintah.

Penganggaran terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program

dan aktivitas dalam satuan moneter. Proses penganggaran dimulai ketika perumusan strategi

dan perencanaan strategik telah selesai dilakukan. Anggaran merupakan artikulasi dari hasil

perumusan strategi dan perencanaan strategik yang telah dibuat. Tahap penganggaran menjadi

sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan

dapat menggagalkan perencanaan yang sudah disusun. Anggaran merupakan managerial plan

for action untuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi.

Aspek-aspek yang harus tercakup meliputi:

Page 2: KEBIJAKAN AKUNTANSI

(1) aspek perencanaan;

(2) aspek pengendalian; dan

(3) aspek akuntabilitas .

Penganggaran harus diawasi mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Proses

penganggaran akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga pengawas khusus (oversight body)

yang bertugas mengontrol proses perencanaan dan pengendalian anggaran.

Anggaran sebagai Pernyataan Kebijakan, Target Fiskal, dan Alat Pengendalian

Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif

dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan

pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang

diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan demikian, anggaran

mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan bagi upaya perolehan

pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya

mencakup periode tahunan. Namun, tidak tertutup kemungkinan disiapkannya anggaran untuk

jangka waktu lebih atau kurang dari setahun. Dengan demikian, fungsi anggaran di lingkungan

pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan, antara

lain karena:

(a) Anggaran merupakan pernyataan kebijakan .

(b) Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara

belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan.

(c) Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum.

(d) Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah.

(e) Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah

sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat

melalui Dewan Perwakilan rakyat (DPR).

Akuntansi Anggaran

Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian

manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan

pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang

terdiri dari anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Anggaran pendapatan meliputi

estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan. Anggaran belanja

Page 3: KEBIJAKAN AKUNTANSI

terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment). Anggaran

pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Akuntansi

anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan anggaran dialokasikan.

B. Kebijakan Akuntansi Pendapatan

Pengakuan Pendapatan

1. Pendapatan Diakui pada saat diterima pada rekening Kas Umum Negara.

2. Pendapatan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.

3. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, dan tidak mencatat jumlah

netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

4. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan

pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan

sebagai pengurang pendapatan.

5. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non–recurring) atas

penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan

sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.

6. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non–recurring) atas

penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai

pengurang ekuitas dana lancar (SAL) pada periode ditemukannya koreksi dan akan

mengurangi Saldo Awal Kas.

7. Akuntansi pendapatan disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai

dengan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen pemerintah

pusat.

8. Transaksi pendapatan dalam bentuk barang dan jasa harus dilaporkan dalam LRA

dengan cara menaksir nilai barang dan jasa tersebut pada tanggal transaksi, tetapi tidak

perlu dilaporkan di LAK. Di samping itu transaksi semacam ini juga harus diungkapkan

sedemikian rupa pada CaLK sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan

mengenai bentuk dan pendapatan yang diterima.

Klasifikasi Pendapatan

Klasifikasi Pendapatan dalam Laporan Keuangan :

1. Penerimaan Dalam Negeri

Penerimaan dalam negeri adalah semua pendapatan/penerimaan yang diterima oleh

pemerintah yang bersumber dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan

pajak (PNBP).

Page 4: KEBIJAKAN AKUNTANSI

Penerimaan dalam Negeri terdiri dari penerimaan perpajakan dan PNBP.

a. Penerimaan Perpajakan

Penerimaan Perpajakan adalah semua pendapatan/penerimaan yang diterima oleh

pemerintah yang bersumber dari pajak, bea dan cukai.

b. PNBP

PNBP adalah semua pendapatan/penerimaan yang diterima oleh pemerintah yang

bersumber dari penerimaan lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam

penerimaan pajak.

2. Penerimaan Hibah

Penerimaan yang diterima pemerintah baik berupa uang barang maupun jasa yang

sumbernya berasal dari dalam dan luar negeri atau dari hibah lainnya.

C. Kebijakan Akuntansi Belanja

Pengakuan Belanja

1. Belanja Diakui pada saat terjadinya pengeluaran pada rekening Kas Umum Negara

2. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuan terjadi pada saat

pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai

fungsi perbendaharaan

3. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada

periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang

sama.

4. Koreksi belanja yang terjadi pada periode berikutnya, dibukukan dalam pendapatan lain-

lain.

Klasifikasi Belanja

Klasifikasi Belanja dalam Laporan Keuangan terdiri dari Belanja Pusat dan Belanja Daerah

(Transfer).

Belanja Pusat

Belanja Pusat terdiri dari : Belanja Operasi, Belanja Modal dan Belanja Lainnya.

1. Belanja Operasi

Adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah pusat yang

memberi manfaat jangka pendek.

Page 5: KEBIJAKAN AKUNTANSI

Belanja operasi meliputi :

a. Belanja Pegawai

Merupakan pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam

bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah baik

dalam maupun luar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Belanja ini antara lain digunakan untuk gaji dan tunjangan, honorarium, vakasi,

lembur dan kontribusi sosial, namun tidak termasuk honorarium dalam rangka

pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal

b. Belanja Barang

Merupakan pengeluaran atas pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan.

Belanja ini antara lain digunakan untuk pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan

dan perjalanan.

c. Belanja Bunga

Merupakan pengeluaran/pembayaran yang dilakukan atas kewajiban penggunaan

pokok utang (principal outstanding) baik hutang dalam negeri maupun hutang luar

negeri.

d. Belanja Subsidi

Merupakan pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada

perusahaan negara, lembaga pemerintah atau pihak ketiga lainnya yang

memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak agar

harga jualnya dapat terjangkau. Belanja ini antara lain digunakan untuk penyaluran

subsidi kepada perusahaan negara dan perusahaan swasta.

e. Belanja Hibah

Merupakan pengeluaran berupa transfer baik uang maupun barang yang sifatnya

tidak wajib dari pemerintah pusat kepada pemerintah negara lain, pemerintah daerah

atau kepada organisasi internasional.

f. Belanja Bantuan Sosial

Merupakan pengeluaran uang/barang yang diberikan kepada pegawai berupa

pensiun, asuransi serta kompensasi sosial kepada penduduk guna melindungi dari

kemungkinan terjadinya resiko. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada

anggota masyarakat atau lembaga masyarakat.

2. Belanja Modal

Page 6: KEBIJAKAN AKUNTANSI

Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset

lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Belanja modal meliputi :

a. Belanja Aset Tetap

Belanja modal aset tetap terdiri dari :

- Belanja modal untuk tanah

- Belanja modal untuk peralatan dan mesin

- Belanja modal untuk gedung dan bangunan

- Belanja modal untuk jalan, irigasi dan jaringan

- Belanja modal untuk aset tetap lainnya

- Termasuk belanja pemeliharaan yang dapat dikapitalisasi

b. Belanja Aset Lainnya

Belanja modal aset lainnya adalah belanja untuk perolehan aset kerjasama dengan

pihak III atau kemitraan.

3. Belanja Lain-lain/tak terduga

Belanja lain-lain adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa

dan tidak diharapkan berulang, seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial

dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka

penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat.

Transfer ke Daerah

Transfer ke Daerah adalah pengeluaran uang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

Transfer ke Daerah terdiri dari : Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus dan

Penyesuaian.

a. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah

berupa :

- Dana Bagi Hasil (DBH).

- Dana Alokasi Umum (DAU).

- Dana Alokasi Khusus (DAK).

b. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian adalah pengeluaran/alokasi anggaran

untuk pemerintah daerah berupa :

Page 7: KEBIJAKAN AKUNTANSI

- Dana Otonomi Khusus.

- Dana Penyesuaian yang ditujukan untuk keperluan pemerintah daerah.

D. Kebijakan Akuntansi Pembiayaan

1. Kebijakan Akuntansi Penerimaan Pembiayaan.

Pengakuan Penerimaan Pembiayaan:

a. Penerimaan pembiayaan Diakui pada saat diterima pada rekening Kas Umum

Negara;

b. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, dan tidak

mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran);

Klasifikasi Penerimaan Pembiayaan:

Penerimaan Pembiayaan berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah,

hasil privatisasi perusahaan negara, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada

fihak ketiga, penjualan investasi permanen lainnya dan penggunaan SAL. Penerimaan

pembiayaaan dapat dikelompokkan menjadi penerimaan pembiayaan dalam negeri dan

penerimaan pembiayaan luar negeri.

Transaksi realisasi penerimaan pembiayaan mengakibatkan penambahan kas, juga

mengakibatkan penambahan utang jangka panjang atau pengurangan aset/investasi

jangka panjang.

2. Kebijakan Akuntansi Pengeluaran Pembiayaan

Pengakuan Pengeluaran Pembiayaan.

Pengeluaran pembiayaan Diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum

Negara.

Klasifikasi Pengeluaran Pembiayaan.

Pengeluaran pembiayaan dapat dikelompokkan menjadi pengeluaran pembiayaan

dalam negeri dan pengeluaran pembiayaan luar negeri.

Transaksi pengeluaran pembiayaan antara lain :

a. Penyertaan Modal Pemerintah.

b. Pembayaran Pokok Pinjaman.

c. Pemberian Pinjaman Jangka Panjang.

Page 8: KEBIJAKAN AKUNTANSI

Transaksi realisasi pengeluaran pembiayaan selain mengakibatkan pengurangan kas,

juga mengakibatkan penambahan aset/investasi jangka panjang atau pengurangan

utang jangka panjang.

E. Kebijakan Akuntansi investasi

Bentuk investasi

Pemerintah melakukan investasi dengan beberapa alasan antara lain memanfaatkan

surplus anggaran untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang dan memanfaatkan

dana yang belum digunakan untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.

Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan dengan sertifikat atau dokumen

lain yang serupa. Hakikat suatu investasi dapat berupa pembelian surat hutang baik jangka

pendek maupun jangka panjang serta instrumen ekuitas.

Pengakuan Investasi

Suatu pengeluaran kas atau aset dapat Diakui sebagai investasi apabila memenuhi

salah satu kriteria :

a. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang

akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah.

Dalam menentukan suatu pengeluaran kas atau aset memenuhi kriteria ini, entitas perlu

mengkaji tingkat kepastian mengalirnya manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa

potensial di masa yang akan datang berdasarkan bukti-bukti yang tersedia pada saat

pengakuan yang pertama kali.

b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable).

Kriteria ini biasanya dapat dipenuhi karena adanya transaksi pertukaran atau pembelian

yang didukung dengan bukti yang menyatakan/mengidentifikasikan biaya perolehannya.

Dalam hal tertentu suatu investasi mungkin dapat diperoleh bukan berdasarkan biaya

perolehannya atau berdasarkan nilai wajar pada tanggal perolehannya atau

berdasarkan nilai wajar pada tanggal perolehannya. Dalam kasus yang demikian,

penggunaan nilai estimasi yang layak dapat digunakan.

Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek Diakui sebagai pengeluaran kas

pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan

pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang Diakui sebagai pengeluaran

pembiayaan.

Page 9: KEBIJAKAN AKUNTANSI

Pengukuran Investasi

Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar,

dalam hal investasi yang demikian nilai pasar yang digunakan sebagai dasar penerapan nilai

wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar aktif dapat dipergunakan nilai

nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.

a. Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi

jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi

harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank dan

biaya lainnya yang timbulnya dalam rangka perolehan tersebut.

b. Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka

investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar

harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, biaya perolehan setara kas yang diserahkan

atau nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut.

Pengakuan hasil investasi

Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek antara lain berupa bunga

deposito, bunga obligasi dan deviden tunai (cash devidend) dicatat sebagai pendapatan.

Hasil investasi berupa deviden tunai yang diperoleh dari penyertaan modal pemerintah

yang pencatatannya menggunakan metode biaya dicatat sebagai pendapatan hasil investasi.

Pelepasan dan Pemindahan investasi

Pelepasan investasi pemerintah dapat terjadi karena penjualan, dan pelepasan hak

karena peraturan pemerintah dan lain sebagainya.

Penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek Diakui sebagai penerimaan kas

pemerintah. Penerimaan dari penjualan investasi jangka panjang Diakui sebagai penerimaan

pembiayaan.

Klasifikasi Investasi

Investasi pemerintah dibagi atas dua kelompok yaitu investasi jangka pendek dan

investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan kelompok aset lancar sedangkan

investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar

a. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

Page 10: KEBIJAKAN AKUNTANSI

Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan.

Investasi ditujukan dalam rangka manjemen kas, artinya pemerintah dapat

menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas.

Beresiko rendah.

Jenis investasi yang tidak termasuk jangka pendek :

Surat berharga yang dibeli dalam rangka mengendalikan suatu badan usaha,

misalnya pembelian surat berharga untuk menambah kepemilikan modal saham

pada suatu badan usaha

Surat Berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan

kelembagaan yang baik dengan pihak lain misalnya pembelian surat berharga

yang dikeluarkan oleh suatu lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri

untuk menunjukan partisipasi pemerintah.

Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi

kebutuhan kas jangka pendek.

Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain terdiri

atas :

Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat

diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);

Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh

pemerintah pusat dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

b. Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya yaitu investasi

permanen dan investasi non permanen.

Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki

secara berkelanjutan.

Investasi permanen dilakukan pemerintah adalah investasi yang tidak dimaksudkan

untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen dan/atau pengaruh yang

signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan.

Investasi permanen ini dapat berupa :

Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/daerah, badan

internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara.

Investasi Permanen Lainnya yang dimiliki pemerintah untuk menghasilkan

pendapatan dan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Page 11: KEBIJAKAN AKUNTANSI

Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk

dimiliki secara tidak berkelanjutan.

Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat berupa :

Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk

dimiliki sampai dengan jatuh temponya oleh pemerintah.

Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada

pihak ketiga.

Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat

seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat.

Investasi non permanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki

pemerintah secara berkelanjutan seperti penyertaan modal yang dimaksudkan

untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian.

F. Kebijakan Akuntansi Hutang/ Kewajiban

Karakteristik utama kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban sampai

saat ini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di

masa yang akan datang.

Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung

jawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintah kewajiban muncul antara lain

karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas

pemerintah lain atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan

dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah, kewajiban pada masyarakat luas yaitu

kewajiban tunjangan.

Pengakuan kewajiban

Pelaporan keuangan untuk tujuan umum harus menyajikan kewajiban yang Diakui jika

besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah

dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini, dan perubahan atas

kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.

Kewajiban Diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban

timbul.

Kewajiban dapat timbul dari :

a. transaksi dengan pertukaran

Page 12: KEBIJAKAN AKUNTANSI

b. transaksi tanpa pertukaran, sesuai hukum yang berlaku dan kebijakan yang diterapkan

belum lunas dibayar sampai dengan saat tanggal pelaporan

c. kejadian yang berkaitan dengan pemerintah

d. kejadian yang Diakui pemerintah.

Suatu transaksi dengan pertukaran timbul ketika masing-masing pihak dalam transaksi

tersebut mengorbankan dan menerima suatu nilai sebagai gantinya. Terdapat dua arus timbal

balik atas sumber daya atau janji untuk menyediakan sumber daya. Dalam transaksi dengan

pertukaran, kewajiban Diakui ketika satu pihak menerima barang atau jasa sebagai ganti untuk

memberikan uang atau sumber daya lain di masa depan.

Suatu transaksi tanpa pertukaran timbul ketika satu pihak dalam suatu transaksi menerima nilai

tanpa secara langsung memberikan atau menjanjikan nilai sebagai gantinya. Hanya ada satu

arah sumber daya atau janji. Untuk transaksi tanpa pertukaran, suatu kewajiban harus Diakui

atas jumlah terutang yang belum dibayar pada tanggal pelaporan.

Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah adalah kejadian yang tidak didasari transaksi

namun berdasarkan adanya interaksi antara pemerintah dan lingkungannya. Kejadian tersebut

mungkin berada di luar kendali pemerintah. Secara umum kewajiban Diakui, dalam hubungan

dengan kejadian yang berkaitan dengan pemerintah, dengan basis yang sama dengan

pertukaran.

Kejadian yang Diakui pemerintah adalah kejadian-kejadian yang tidak didasarkan pada

transaksi namun kejadian tersebut mempunyai konsekuensi keuangan bagi pemerintah karena

pemerintah memutuskan untuk merespon kejadian tersebut. Pemerintah mempunyai tanggung

jawab luas untuk menyediakan kesejahteraan publik. Untuk itu, Pemerintah sering diasumsikan

bertanggung jawab terhadap suatu kejadian yang sebelumnya tidak diatur dalam peraturan

formal yang ada. Konsekuensinya, biaya yang timbul dari berbagai kejadian, yang disebabkan

oleh entitas non pemerintah dan bencana alam pada akhirnya menjadi tanggung jawab

pemerintah. Namun biaya-biaya tersebut belum memenuhi definisi kewajiban sampai

pemerintah mengakuinya sebagai tanggung jawab keuangan pemerintah atas biaya yang timbul

sehubungan dengan kejadian tersebut dan telah terjadinya transaksi dengan pertukaran atau

tanpa pertukaran.

Dengan kata lain pemerintah seharusnya mengakui kewajiban dan biaya ketika memenuhi dua

kriteria sebagai berikut :

a. Badan Legislatif telah menyetujui atau mengotorisasi sumber daya yang akan

digunakan.

Page 13: KEBIJAKAN AKUNTANSI

b. Transaksi dengan pertukaran timbul (misal saat kontraktor melakukan perbaikan) atau

jumlah transaksi tanpa pertukaran belum dibayar pada saat tanggal pelaporan (misalnya

pembayaran langsung ke korban bencana).

Klasifikasi kewajiban

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan

dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Semua kewajiban lainnya

diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.

Kewajiban jangka pendek dapat dikategorikan dengan cara yang sama seperti aset lancar.

Beberapa kewajiban jangka pendek, seperti utang transfer pemerintah atau utang kepada

pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar tahun berikutnya.

Kewajiban jangka pendek lainnya adalah kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu 12 (dua

belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Misalnya bunga pinjaman, utang jangka pendek dari

pihak ketiga, utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), dan bagian lancar utang jangka panjang.

Suatu entitas pelaporan tetap mengklasifikasikan kewajiban jangka panjangnya, meskipun

kewajiban tersebut jatuh tempo dan akan diselesaikan dalam waktu 12 (dua belas) bulan

setelah tanggal pelaporan jika :

a. jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 (dua belas) bulan; dan

b. entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut atas dasar

jangka panjang; dan

c. maksud tersebut didukung dengan adanya suatu penjanjian pendanaan kembali

(refinancing), atau adanya pendjadwalan kembali terhadap pembayaran, yang

diselesaikan sebelum laporan keuangan disetujui.

Jumlah setiap kewajiban yang dikeluarkan dari kewajiban jangka pendek bersama dengan

informasi yang mendukung diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Pengukuran kewajiban

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan

dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah

bank sentral pada tanggal neraca.

Penggunaan nilai nominal untuk masing-masing pos kewajiban pada laporan keuangan sebagai

berikut :

a. Utang kepada Pihak ketiga :

Page 14: KEBIJAKAN AKUNTANSI

Pada saat pemerintah menerima hak atas barang, termasuk barang dalam perjalanan

yang telah menjadi haknya, pemerintah harus mengakui kewajiban atas jumlah yang

belum dibayarkan untuk barang tersebut.

b. Utang bunga

Utang bunga atas utang pemerintah harus dicatat sebesar biaya bunga yang telah

terjadi dan belum dibayar. Bunga dimaksud dapat berasal dari utang pemerintah baik

dari dalam maupun luar negeri. Utang bunga atas utang pemerintah yang belum dibayar

harus Diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban

berkaitan. Pengukuran dan Penyajian utang bunga di atas juga berlaku untuk sekuritas

pemerintah yang diterbitkan pemerintah pusat dalam bentuk Surat Utang Negara.

c. Utang perhitungan pihak ketiga

Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/potongan berupa PFK yang belum

disetorkan kepada pihak lain harus dicatat pada laporan keuangan sebesar jumlah yang

harus disetorkan

d. Bagian Lancar Utang jangka Panjang.

Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk bagian lancar utang jangka

panjang adalah jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah

tanggal pelaporan.

Utang pemerintah terdiri dari utang yang tidak diperjualbelikan dan yang diperjualbelikan:

a. Utang pemerintah yang tidak diperjualbelikan

Nilai nominal atas utang pemerintah yang tidak diperjualbelikan merupakan kewajiban

entitas kepada pemberi utang sebesar pokok utang dan bunga sesuai yang diatur dalam

kontrak perjanjian dan belum diselesaikan pada tanggal pelaporan. Contoh pinjaman

bilateral, multilateral dan lembaga keuangan internasional.

Untuk utang pemerintah dengan tarif bunga tetap, penilaian dapat menggunakan skedul

pembayaran menggunakan tarif bunga tetap. Untuk utang pemerintah dengan tarif

bunga variabel, misalnya tarif bunga dihubungkan dengan satu instrumen keuangan

atau dengan satu indeks lainnya, penilaian utang pemerintah menggunakan prinsip yang

sama dengan tarif bunga tetap, kecuali tarif bunganya diestimasikan secara wajar

berdasarkan data sebelumnya dan observasi atas instrumen keuangan yang ada.

b. Utang pemerintah yang diperjualbelikan

Page 15: KEBIJAKAN AKUNTANSI

Akuntansi untuk utang pemerintah dalam bentuk yang dapat diperjualbelikan

seharusnya dapat mengidentifikasi jumlah sisa kewajiban dari pemerintah pada suatu

waktu tertentu beserta bunganya untuk setiap periode akuntansi. Hal ini membutuhkan

penilaian awal sekuritas pada harga jual atau hasil penjualan dan penilaian pada saat

jatuh tempo atas jumlah yang akan dibayarkan ke pemegang dana dan pada periode

diantaranya untuk menggambarkan secara wajar kewajiban pemerintah.

Perubahan Valuta Asing

a. Utang pemerintah dalam mata uang asing dicatat dengan menggunakan kurs tengah

bank sentral saat terjadinya transaksi.

b. Pada setiap tanggal Neraca pos kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan

ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank sentral pada

tanggal neraca.

c. Selisih penjabaran pos kewajiban moneter dalam mata uang asing antara tanggal

transaksi dengan tanggal neraca dicatat sebagai kenaikan atau penurunan ekuitas dana

periode berjalan.

d. Apabila suatu transaksi dalam mata uang asing timbul dan diselesaikan dalam periode

yang sama, maka seluruh selisih kurs tersebut Diakui pada periode tersebut. Namun jika

timbul dan diselesaikan suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi yang

berbeda, maka selisih kurs harus Diakui untuk setiap periode akuntansi dengan

memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.

Biaya-biaya yang berhubungan dengan utang pemerintah.

a. Bunga atas penggunaan dana pinjaman, baik pinjaman jangka pendek maupun jangka

panjang

b. Amortisasi atau premium yang terkait dengan pinjaman.

c. Amortisasi diskonto atau premium yang terkait dengan perolehan pinjaman seperti biaya

konsultan, ahli hukum, komitmen fee

d. Perbedaan nilai tukar pada pinjaman dengan mata uang asing sejauh hal tersebut

diperlakukan sebagai biaya bunga.

Penyajian dan Pengungkapan Hutang/Kewajiban

Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar skedul utang untuk

memberikan informasi yang lebih baik kepada pemakainya.

Page 16: KEBIJAKAN AKUNTANSI

Untuk meningkatkan kegunaan analisis, informasi-informasi yang harus disajikan dalam CaLK

adalah :

a. Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang diklasifikasikan

berdasarkan pemberi pinjaman.

b. Jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas utang

pemerintah dan jatuh temponya.

c. Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga yang berlaku.

d. Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo.

e. Perjanjian restrukturisasi utang yang meliputi :

Pengurangan Pinjaman

Modifikasi persyaratan utang

Pengurangan tingkat bunga pinjaman

Pengunduran jatuh tempo pinjaman

Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman

Pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan periode pelaporan.

f. Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur utang

berdasarkan kreditur.

g. Biaya pinjaman :

Perlakuan biaya pinjaman

Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode yang bersangkutan

Tingkat kapitalisasi yang dipergunakan