Kebersihan Lingkungan Sekolah

12
Kebersihan Lingkungan Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekoloah, yang isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Akan tetapi slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain ini siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat sampah. Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah. Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman. B. Tujuan Pembahasan

description

kesehatan lingkungan

Transcript of Kebersihan Lingkungan Sekolah

Page 1: Kebersihan Lingkungan Sekolah

Kebersihan Lingkungan Sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekoloah, yang

isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Akan tetapi slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan

belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak

slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih

membuang sampah sembarangan, selain ini siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan

bila memakan jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di

tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat sampah.

Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah.

Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan,

baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita

tidak nyaman.

B.  Tujuan Pembahasan

Pada topik kali ini, kami  ingin membangun peran penting dalam menciptakan lingkungan

sehat. Karena, bila lingkungan sehat maka semua mahkluk hidup yang ada disekeliling kita

akan dapat  bernafas dengan baik. Terutama kita sebagai siswa dapat menerima  materi

pembelajaran dengan baik. Karena bila  ruangan kelas bersih, pastilah  udara akan sejuk. Dan

oleh karena itu otak dapat menjalankan fungsi dan kegunaannya dengan sempurna.

Otak dapat bekerja dengan cepat. Jika lingkungan sehat dan bersih, otak dapat bekerja

melebihi dari benda cepat apapun yang pernah ada. Karena otak memiliki berjuta – juta

rangsangan yang meliputi dan melindungi otak agar otak dapat bekerja dengan maksimal.

Page 2: Kebersihan Lingkungan Sekolah

Setidaknya, dengan menjaga kebersihan, kita juga telah melestarikan dan menjaga maupun

menghargai bakat kita dalam Iptek. Karena orang sukses pasti berasal dari lingkungan yang

sehat dan bersih. Sehingga ia dapat berfokus pada pembelajaran yang ia terima.

BAB II

PEMBAHASAN

 

Ada beberapa permasalahan penting yang harus kita bahas dalam  makalah ini, diantaranya

adalah :

1)   Kebersihan lingkungan mendorong  semangat belajar siswa

Dalam setiap aspek dan perilaku siswa tentunya tampak dari kebiasaan nya setiap hari.

Demikianlah dengan lingkungan  kelas bahkan lingkungan sekolah sekalipun. Bila

lingkungan sekolah maupun lingkungan kelas termasuk ruangan kelas  bersih dan ditata

sebaik – baiknya, maka motivasi belajar yang timbulpun akan mengajak  sahabat – sahabat

untuk semangat dalam mengikuti pembelajaran.

2)   Kebersihan lingkungan menjadi keunggulan sekolah

Kita tahu, bahwa  kebersihan lingkungan sekolah juga  berdampak dan berpengaruh besar

bagi siswa terlebih lagi bagi sekolah itu sendiri. Karena semua orang pasti menyelidiki situasi

maupun keadaan sekolah sebelum menjadi siswa disekolah tersebut. Jadi, untuk menjaga

nama baik sekolah, setiap penggerak – penggeraknya harus menjaga kebersihan dan

kenyamanan di sekolah serta keamanan disekolah. Terlebih dahulu bagi para siswa / siswi di

SMP Negeri 1 Dolok Panribuan.

3)   Perilaku sebagai cermin sekolah

Dalam setiap aspek, perilaku   suatu individu mempengaruhi karakter masa depannya. 

Dengan demikian,  sekolah dinilai oleh masyarakat setempat dengan melihat berbagai macam

karakteristik seseorang siswa maupun sekelompok orang siswa di SMP Negeri 1 Dolok

Page 3: Kebersihan Lingkungan Sekolah

Panribuan. Inilah yang disebut dengan cermin kepribadian. Yaitu memperlihatkan

karakteristik seorang siswa di SMP Negeri 1 Dolok Panribuan.

4)   Kebersihan dapat memperlancar otak manusia

Perlu kita tahu bahwa lingkungan bersih atau tidaknya berdampak besar bagi  otak manusia.

Karena oksigen berupa O2 yang dihirup melalui paru – paru sebagian besar  berfungsi untuk

memperlancar peredaran darah melalui saraf otak manusia. Hal inilah yang selalu

dikhawatirkan oleh manusia. Sehingga mereka dapat menjaga kebersihan lingkungan

disekitarya.

5)   Penanaman pohon baik  untuk lingkungan

Penanaman pohon kembali atau yang paling identik dengan  penghijauan dapat

mempengaruhi besarnya jumlah oksigen yang dapat dihirup oleh manusia. Bila dilingkungan

sekolah ditanami pohon – pohon rindang, maka di tempat itu pasti banyak terdapat oksigen

yang bersih dan segar. Dan pohon – pohonan juga dapat mengurangi polusi dan sinar

matahari secara langsung.

*  Teori-teori Belajar

Menurut Sukmadinata (2004 : 167) Teori- teori belajar bersumber dari teori atau aliran –

aliran psikologi. Secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar psikologi yaitu : teori

disiplin mental, behaviorisme, dan kognitif- gestalt - field.

1. Teori disiplin mental

Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki kekuatan kemampuan, atau potensi-potensi

tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan-kekuatan kemampuan dan potensi-

potensi tersebut. Bagaimana proses pengembangan kekuatan-kekuatan tersebut tiap aliran

atau teori mengemukakan pandangan yang berbeda.

2. Teori behaviorisme

Page 4: Kebersihan Lingkungan Sekolah

Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah laku

yang dapat diamati. Teori- teori dalam rumpun ini bersifat molekular, karena memandang

kehidupan individu terdiri atas unsur- unsur seperti halnya molekul- molekul.

3. Teori cognitif- gestalt- field

Rumpun ketiga adalah kognitif-gestalt–field. Kalau rumpun behaviorisme bersifat molekular

(menekankan unsur- unsur), maka rumpun ini bersifat molar atau bersifat keseluruhan dan

keterpaduan. Teori kognitif, dikembangkan oleh para ahli psikologi kognitif, teori ini berbeda

dengan behaviorisme, bahwa yang utama pada kehidupan manusia adalah mengetahui

(knowing) dan bukan respons.

Namun untuk memulai semua itu perlulah kita ketahui terlebih dahulu bagaimana prinsip

pengelolaan sistem, dimana terdapat perbedaan pendekatan paradigma top-down dan

paradigma bottom-up dalam berbagai lapisan. Diantaranya pada sistem pendidikan

pendekatan paradigma top-down berupa menentukan ketentuan untuk membudayakan peserta

didik sedangkan paradigma bottom-up menjamin aturan pokok dan tersedianya sumber daya.

Pada sistem pengelolaan menurut paradigma top-down harus mampu menunjukkan petunjuk

operasional sedangkan paradigma bottom-up hanya menyediakan informasi yang ada dan

mengatur sumber daya yang diperlukan tanpa perlu menunjukan petunjuk operasionalnya.

Pada paradigma top-down sistem belajar pembelajaran harus mampu melaksanakan petunjuk

dan mengawasi agar segala sesuatunya sesuai dengan petunjuk yang ada. Namun menurut

paradigma bottom-up sistem belajar pembelajaran harus bisa merancang terlebih dahulu

pedoman yang akan dilaksanakan dan mengelola sumber belajar agar dapat menarik minat

siswa sehingga pengalaman belajar siswa yaitu mampu memecahkan masalah belajar.

Berbeda dengan paradigma top-down dimana pengalaman belajar siswa hanya merespon

pelajaran.

Setelah memahami mengenai paradigma top-down dan bottom-up maka seorang guru dalam

menggunakan media pendidikan yang efektif, harus memiliki pengetahuan dan pemahaman

Page 5: Kebersihan Lingkungan Sekolah

yang cukup tentang media pendidikan/ pengajaran. Pengetahuan tersebut menurut Oemar

Hamalik (1985: 16), dalam Asnawir & Usman (2002: 18):

Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar,

Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan,

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar,

Hubungan antara metode mengajar dengan metode pendidikan,

Nilai dan manfaat media pendidikan,

Memilih dan menggunakan media pendidikan,

Mengetahui berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan,

Mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang

diajarkan,

Melakukan usaha-usaha inovasi dalam media pendidikan. Karena itu media

pendidikan sangat penting sekali untuk menungjang pencapaian tujuan dari

pendidikian itu sendiri.

Lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita, dimana terdapat interaksi

antara faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup). Lingkungan menyediakan

rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons

terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu

berupa perubahan tingkah laku.Oemar Hamalik (2004 : 194) dalam teorinya “Kembali ke

Alam” menunjukan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan peserta didik. 

Menurut Oemar Hamalik (2004: 195) Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran

adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor

belajar yang penting. Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber

belajar. Lingkungan meliputi: Masyarakat disekeliling sekolah; Lingkungan fisik disekitar

sekolah, Bahan-bahan yang tersisa atau tidak dipakai dan bahan-bahan bekas dan bila diolah

dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau alat bantu dalam belajar; dan Peristiwa alam dan

peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.

Page 6: Kebersihan Lingkungan Sekolah

Jadi media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku

tertentu dari objek atau pengamatan ilimiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai

bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan

membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka.

Dengan adanya pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini guru berharap siswa

akan lebih akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan

sekitarnya. Langkah awal yang dapat dilakukan (Asnawir & Usman, 2002: 109):

Menanami halaman sekolah dengan tumbuh-tumbuhan dan bunga-bunga;

Membawa tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kedalam kelas;

Mengusahakan mengoleksi rumput-rumputan dan daun-daunan (herbarium), serangga

(insektarium), ikan dan binatang air (aquarium);

 4. Menggunakan batu-batuan dan kerang-kerangan, semua ini dapat dijadikan sebagai

sumber pelajaran.

Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini lebih bermakna disebabkan para

siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami,

sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan. Banyak

keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar

mengajar ( Sudjana & Rivai, 2002: 208):

Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-

jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi,

Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung dengan situasi

dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami,

Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga

kebenarannya lebih akurat,

Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan

berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau

mendemonstrasikan, menguji fakta,

Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa

beraneka ragam seperti lingkungan social, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan

lain-lain, dan Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang

Page 7: Kebersihan Lingkungan Sekolah

ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan

kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta akan lingkungan.

 

Selain itu untuk memanfaatkan lingkungan sekitar harus memenuhi beberapa syarat

tertentu diantaranya :

Harus sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran,

Dapat menarik perhatian siswa,

Hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat,

Dapat mengembangkan keterampilan anak berinteraksi dengan lingkungan,

Berhubungan erat dengan lingkungan siswa, dan

Dapat mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa.

Pada dasarnya pelaporan kegiatan hasil belajar merupakan kegiatan mengkomunikasikan dan

menjelaskan hasil penilaian seorang guru terhadap perkembangan siswa. Kemudian informasi

mengenai hasil penilaian proses dan hasil belajar serta hasil mengajar yaitu berupa

penguasaan indikator yang telah ditetapkan, oleh peserta didik informasi hasil penilaian ini

dapat digunakan sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam pencapaian

pembelajaran, agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Bentuk laporan hasil

penilaian proses dan hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor Haryati

(2007 :115)

Menurut Sudjana (2002 : 45) dalam proses belajar-mengajar, tipe hasil belajar yang

diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang atau

mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar-mengajar

keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur

dari segi prosesnya. Artinya, seberapa jauh tipe hasil belajar yang dimiliki siswa. Tipe hasil

belajar harus nampak dalam tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar-mengajar.

BAB III

PENUTUP

Page 8: Kebersihan Lingkungan Sekolah

A. KESIMPULAN

Lingkungan merupakan salah satu tempat atau wahana untuk digunakan sebagai media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar, karena dapat menumbuhkan minat dan

merangsang mereka untuk berbuat dan membuktikannya. Hal ini sangat baik dan cocok

dilakukan dalam mata pelajaran biologi, karena pemahaman para siswa tentang biologi

adalah ilmu hafalan dan tidak bermanfaat bagi kehidupan dan juga akibat dari pengalaman

belajar yang bersifat verbalistis dan tidak pernah diajak belajar keluar kelas sedangkan dalam

ilmu biologi harus sesuai dengan apa yang ada dalam alam ini karena, biologi didalam

Sekolah Menengah Atas merupakan Mata pelajaran sains dimana siswanya dituntut untuk

dapat memahami konsep biologi dan mengembangkan daya nalar untuk memecahkan

masalah yang dihadapi sehari-hari.

B.SARAN

Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berhasil dengan baik, perlu dilakukan

langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalam langkah- langkah

tersebut, guru dan siswa terlibat aktif sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut

menjadi tanggung jawab bersama.

http://www.beritaterhangat.net/2012/10/contoh-artikel-tentang-lingkungan.html