KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan...

27
1 KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN GASTROPODA (MOLUSKA) DI PESISIR GLAYEM JUNTINYUAT, INDRAMAYU, JAWA BARAT NUR’AINI YUNIARTI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Transcript of KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan...

Page 1: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

1

KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN

GASTROPODA (MOLUSKA) DI PESISIR GLAYEM

JUNTINYUAT, INDRAMAYU, JAWA BARAT

NUR’AINI YUNIARTI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

1

ABSTRAK

NUR’AINI YUNIARTI. Keanekaragaman dan Distribusi Bivalvia dan Gastropoda (Moluska) di

Pesisir Glayem Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat. Dibimbing oleh TRI HERU WIDARTO dan

TRI ATMOWIDI.

Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di pesisir Glayem

dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk bahan pakan ternak, bahan kerajinan, dan kegiatan

perekonomian lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keanekaragaman dan distribusi

moluska kelas bivalvia dan gastropoda di pesisir Glayem Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat dan

faktor-faktor abiotik yang mempengaruhinya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Mei

2012. Pengambilan sampel moluska dilakukan secara acak (simple random sampling) pada 3

stasiun dengan menggunakan metode transek kuadrat (quadrat transect) dari tepi pantai ke arah

tubir. Secara umum kualitas air di pesisir Glayem baik, namun kadar amonia pada ketiga stasiun

melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Di pesisir tersebut ditemukan 15 spesies yang terdiri

dari 6 spesies bivalvia dan 9 spesies gastropoda. Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi terdapat pada

spesies Donax incarnatus dengan nilai 51.28%. INP terendah sebesar 1 % pada 3 jenis moluska

dari kelas gastropoda. Nilai Keanekaragaman Jenis (H’) rendah, berkisar antara 1.17-1.41, nilai

keseragaman (E) sedang berkisar antara 0.43-0.52, nilai dominansi (C) tiap stasiun sama, yaitu

sebesar 0.01. Kepadatan bivalvia tertinggi pada stasiun 3, yaitu sebesar 16.4 ind/m2, dan kepadatan

gastropoda tertinggi pada stasiun 1 sebesar 8 ind/m2. Indeks Similaritas tertinggi terdapat pada

stasiun 2 dan 3 sebesar 0.875, sedangkan pola sebaran 11 jenis moluska mengelompok dan 4 jenis

lainnya acak.

Kata kunci : Keanekaragaman, Donax incarnatus, distribusi, faktor abiotik.

ABSTRACT

NUR’AINI YUNIARTI. Diversity and Distribution of Bivalve dan Gastropod (Molluscs) in

Coastal Area of Glayem Juntinyuat, Indramayu, West Java. Supervised by TRI HERU WIDARTO

and TRI ATMOWIDI.

There are several species of molluscs from bivalves and gastropods living in the coastal

area of Glayem, Indramayu, West Java. They are used by people for animal feed ingredients, craft

materials and other economic activities. The aims of the research were to study diversity and

distribution of molluscs in the coastal area and influencing abiotic factors. The research was

conducted on January-May 2012. Mollusc samples were collected from 3 stations randomly by

using quadrat transect method from the coast line to the reef edge. Generally, the water quality in

the coastal of Glayem is fair good, but the ammonia level at all three stations exceeded the

standard quality. We found 15 species; 6 species belongs to bivalve, and 9 species belongs to

gastropod. The highest Important Value Index (IVI) was showed by Donax incarnatus with

51.28%. The lowest IVI of 1% was displayed by three species of molluscs from class gastropod.

The diversity index (H’) ranged from 1.17-1.41, the Evenness index (E) ranged from 0.43-0.52,

the dominancy index (C) at each stations of 0.01. The highest density of bivalve at station 3 was

16.4 ind/m2, and the highest density of gastropod at station 1 was 8 ind/m

2. The highest Similarity

index found in station 2 and 3 was 0.875. Meanwhile, the distribution of 11 species of molluscs

was clump and the other 4 species was distributed randomly.

Keyword : Diversity, Donax incarnatus, distribution, abiotic factors.

Page 3: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

1

KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN

GASTROPODA (MOLUSKA) DI PESISIR GLAYEM

JUNTINYUAT, INDRAMAYU, JAWA BARAT

NUR’AINI YUNIARTI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 4: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

1

Judul Skripsi : Keanekaragaman dan Distribusi Bivalvia dan Gastropoda (Moluska) di Pesisir

Glayem Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat

Nama : Nur’aini Yuniarti

NIM : G34080027

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Tri Heru Widarto, M.Sc Dr. Tri Atmowidi, M.Si

NIP. 19620513 198703 1 002 NIP. 19670827 199303 1 003

Diketahui

Ketua Departemen Biologi FMIPA IPB

Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si

NIP. 19641002 198903 1 002

Tanggal Lulus :

Page 5: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

1

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada

junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang selalu menjadi suri tauladan bagi kita. Karya ilmiah

ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Keanekaragaman dan Distribusi Moluska

(Bivalvia dan Gastropoda) di Pesisir Glayem Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ir. Tri Heru Widarto, M.Sc dan Dr. Tri Atmowidi, M.Si selaku

pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, motivasi, nasehat, serta waktu konsultasi

selama penelitian dan pembuatan karya ilmiah ini. Terima kasih kepada Dr. Rita Megia, DEA

yang telah bersedia menguji pada saat ujian karya ilmiah dan memberikan saran, koreksi, motivasi

dan nasehat dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Terima kasih kepada Ir. Ristiyanti M.

Marwoto, M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI Cibinong dan mba Naning selaku staf

asisten peneliti di LIPI Cibinong, ibu Siti selaku staf laboran laboratorium Biomikro I MSP FPIK

yang telah membantu dalam proses identifikasi. Terima kasih kepada Mama, Papa, Nanang, Dede

(adik-adiku) tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dan semangat dengan tulus hati

serta tenaga dan waktunya selama pengambilan sampel sampai karya ilmiah ini selesai. Terima

kasih kepada Dede, unnie Aya, Zuhay, Yuan, Rani, Reihan, Riska (teman seperjuangan

penelitian), temen-temen “Wisma Bintang” (Starback) dan teman-teman seperjuangan Biologi 45

yang selalu membawa kebahagiaan, motivasi dan doa dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun sebagai perbaikan di masa

mendatang. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Oktober 2012

Nur’aini Yuniarti

Page 6: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

1

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 12 Juni 1991 di Indramayu dari ayah Sumangku Jahri dan

ibu Halimah Tus’ Sadiyah sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan

di TK Kenari Jatibarang pada tahun 1994, melanjutkan ke SD PUI Jatibarang pada tahun 1996,

kemudian melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SMP N I Jatibarang pada tahun 2002, dan

melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah menengah atas di SMA N I Sliyeg pada tahun 2005.

Tahun 2008 penulis lulus dari SMA N I Sliyeg dan pada tahun yang sama lulus seleksi

masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan memilih Program Studi

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis

pernah menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA IPB pada tahun 2009/2010,

wakil direktur MIPA GO FIELD (Bina desa Fakultas MIPA) pada tahun 2010/2011, tenaga

pengajar di Lembaga Bimbingan Belajar Expert Darmaga pada tahun 2009 sampai 2011, asisten

praktikum Biologi dasar TPB (Tingkat Persiapan Bersama) tahun ajaran 2011/2012.

Penulis pernah meraih prestasi lolos Finalis Abstrak dalam Konferensi Ilmuwan Muda

Indonesia (KIMI) Universitas Indonesia pada tahun 2011, lolos PKM GT (Gagasan Tertulis)

didanai DIKTI dengan judul Strategi Pembangunan Berkelanjutan Kawasan Pesisir Berbasis

Kelautan di Indonesia pada tahun 2010, lolos PKMP didanai DIKTI dengan judul Potensi Bahan

Aktif Keladi Tikus (Typonium flagelliforme Lodd.) sebagai Biofungisida Cendawan Antraknosa

(Colletitrichum capsici) Buah Cabai (Capsicum) pada tahun 2009, dan Finalis PKM Generation

BEM TPB IPB. Penulis pernah melakukan kegiatan studi lapang di Pantai pangandaran dengan

judul Keanekaragaman Mikroalga di Pantai Pangandaran Ciamis, Jawa Barat. Selain itu penulis

juga melakukan kegiatan praktek lapangan di Parung Farm, Parung dengan judul Bercocok Tanam

Bayam (Amaranthus sp.) dengan Teknik Hidroponik Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow) di

Parung Farm, Parung, Bogor.

Page 7: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

1

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................ vii

PENDAHULUAN

Latar Belakang .................................................................................................................. 1

Tujuan ............................................................................................................................... 1

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat ............................................................................................................ 1

Bahan dan Alat .................................................................................................................. 2

Pengambilan dan Identifikasi Sampel ............................................................................... 2

Pengukuran Parameter Lingkungan .................................................................................. 2

Analisis Data ..................................................................................................................... 2

HASIL

Kondisi Lingkungan.......................................................................................................... 4

Kekayaan Jenis dan Indeks Nilai Penting (INP) ............................................................... 4

Kepadatan Bivalvia dan Gastropoda ................................................................................. 6

Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E), dan Dominansi (C) ........................................ 6

Pengelompokan Habitat (Is) ............................................................................................. 6

Pola Sebaran Jenis (Id) ..................................................................................................... 7

Pengaruh Habitat terhadap Jumlah Moluska ..................................................................... 7

PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 7

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan ........................................................................................................................... 10

Saran ................................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 10

LAMPIRAN ................................................................................................................................. 12

Page 8: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

1

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Parameter fisika-kimia perairan pesisir Glayem ....................................................................... 4

2 Jumlah spesies moluska yang ditemukan di sepanjang pesisir Glayem .................................... 4

3 Indeks Nilai Penting (INP) dari setiap spesies yang ditemukan di pesisir Glayem ................... 5

4 Indeks Keanekaragaman (H’),Keseragaman (E), dan Dominansi (C) moluska di pesisir

Glayem ...................................................................................................................................... 6

5 Indeks Similaritas Jenis moluska di pesisir Glayem ................................................................. 6

6 Pola sebaran jenis bivalvia dan gastropoda di pesisir Glayem .................................................. 7

7 Rata-rata jumlah individu moluska/m2 yang ditemukan di pesisir Glayem .............................. 7

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Gastropoda yang ditemukan di pesisir Glayem (a) Pomacea cannaliculata, (b)Turritela

terebra, (c) Polinices mamilla, (d) Natica bicolor, (e) Natica maculosa, (f) Cerithidea

cingulata, (g) Nassarius coronatus, (h) Filopaludina javanica, (i) Telescopium telescopium. . 5

2 Bivalvia yang ditemukan di pesisir Glayem (a) Donax cuneatus, (b) Donax compresus, (c)

Donax incarnatus, (d) Donax Apex, (e) Siliqua radiata, (f) Mactra antiquata (Spengler

1802)/M.violacea (Gmelin1791).. ............................................................................................. 6

3 Kepadatan (D) masing-masing stasiun di pesisir Glayem dengan standard error

(a) bivalvia, (b) gastropoda ...................................................................................................... 6

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Peta pengambilan spesimen moluska di pesisir Glayem Juntinyuat, Indramayu, Jawa

Barat. A: Provinsi Jawa Barat; B: Kabupaten Indramayu ......................................................... 13

2 Peta dan foto lokasi pengambilan sampel moluska di pesisir Glayem: Stasiun 1,

Stasiun 2, Stasiun 3 ................................................................................................................... 14

3 Metode pengukuran parameter kimia perairan .......................................................................... 15

4 Jenis-jenis moluska yang ditemukan pada setiap stasiun pengamatan ...................................... 16

5 Deskripsi famili bivalvia dan gastropoda yang ditemukan ....................................................... 17

6 Hasil analisis ANOVA bivalvia dengan software SAS ............................................................. 19

7 Hasil analisis ANOVA gastropoda dengan software SAS ........................................................ 19

Page 9: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Wilayah pesisir adalah wilayah peralihan

atau transisi antara lingkungan laut dan darat.

Pesisir merupakan lingkungan yang terletak di

sepanjang garis pantai (Delinom 2007).

Indramayu merupakan kawasan pesisir di

pantai utara Jawa yang termasuk bagian dari

pesisir delta Cimanuk. Panjang garis

pantainya kurang lebih 114 km dan salah satu

daerah pantai utara Jawa Barat yang sangat

strategis. Kawasan pesisir Indramayu telah

dikenal dengan sumber daya biota laut yang

berlimpah, termasuk dari kelas bivalvia dan

gastropoda (Kalay 2009).

Pesisir Glayem merupakan salah satu

pantai di pesisir Indramayu yang menjadi

objek wisata kuliner seafood dan panorama

pantai. Namun kawasan pesisir Pantai Glayem

merupakan daerah yang cukup parah terkena

abrasi. Selain itu, kerusakan juga terjadi

karena aktivitas manusia sehingga pesisir

Glayem yang merupakan lokasi pendaratan

kapal nelayan menjadi semakin menyempit.

Di daerah ini masih terdapat beberapa jenis

moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda

yang dimanfaatkan oleh penduduk sekitar

untuk bahan pakan ternak, bahan kerajinan,

dan kegiatan perekonomian lainnya.

Moluska merupakan salah satu filum dari

kingdom Animalia yang didalamnya terdapat

kelas terbesar yaitu bivalvia dan gastropoda

(Dharma 1992). Di Indonesia tercatat sekitar

3400 jenis moluska dan diperkirakan lebih

dari 20 jenis bernilai ekonomis, dan beberapa

jenis diantaranya telah dapat dibudidayakan.

Jenis-jenis tersebut sebagian besar masuk

kedalam kelas bivalvia (Sulistijo et al. 1980).

Bivalvia dan gastropoda mempunyai bentuk

tubuh dan ukuran cangkang yang beraneka

ragam. Bentuk cangkang ini sangat penting

dalam menentukan spesies kedua kelas

tersebut (Nurdin et al. 2008).

Anggota kelas bivalvia dapat hidup pada

semua tipe perairan, yaitu air tawar, estuari

dan perairan laut, memiliki sepasang

cangkang dengan otot yang kuat, kepala tidak

berkembang baik, dan kaki berbentuk kapak.

Kelas Gastropoda dapat hidup di semua tipe

perairan dari terrestrial (daratan) sampai

lautan, memiliki cangkang tunggal, berulir

dan memiliki kepala yang berkembang baik

(Dharma 1992). Bivalvia dan gastropoda

dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan

sumber protein, pakan ternak, bahan industri,

perhiasan, bahan dasar kosmetik, obat-obatan,

dan bahan pupuk.

Di alam kelimpahan dan distribusi

gastropoda maupun bivalvia dipengaruhi oleh

beberapa faktor abiotik dan biotik seperti:

kondisi lingkungan, ketersediaan makanan,

pemangsaan oleh predator dan kompetisi.

Tekanan dan perubahan lingkungan juga dapat

mempengaruhi jumlah jenis dan perbedaan

struktur dari gastropoda dan bivalvia (Susiana

2011). Keanekaragaman bivalvia dan

gastropoda tidak hanya menunjukkan

keanekaragaman jumlah spesies, tetapi juga

menunjukkan struktur, tingkatan tropik, dan

keanekaragaman makro-mikro habitat mereka

(Hendrickx et al. 2007).

Keanekaragaman dan distribusi bivalvia

dan gastropoda di Indramayu belum pernah

dikaji. Oleh karena itu, penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman

dan distribusi bivalvia dan gastropoda tersebut

di habitatnya. Data yang diperoleh selanjutnya

dapat digunakan dalam pengelolaannya

sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan

manusia secara berkelanjutan. Dengan

mengetahui kehidupan biota di habitat

alaminya berarti akan memudahkan dalam

menentukan lokasi budidayanya (Safar et al.

2000).

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari

keanekaragaman dan pola penyebaran

(distribusi) moluska kelas bivalvia dan

gastropoda di pesisir Glayem Juntinyuat

Indramayu, Jawa Barat. Selain itu, dipelajari

juga faktor-faktor abiotik yang

mempengaruhinya, sehingga dapat dijadikan

dasar pengelolaan perairan selanjutnya.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Januari-

Mei 2012. Sampel bivalvia dan gastropoda

diambil dari pesisir Glayem Juntinyuat,

Indramayu, Jawa barat (Lampiran 1). Kualitas

air diukur secara in situ dan diuji di

Laboratorium Kesehatan Ikan dan

Lingkungan Dinas Perikanan dan Kelautan

kabupaten Indramayu serta Laboratorium

PROLING Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Substrat dianalisis di Laboratorium

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya

Lahan, Fakultas Pertanian IPB. Sampel

moluska diidentifikasi di Laboratorium

Biomikro I Departemen Manajemen

Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan IPB, kemudian dicocokkan

(diverifikasi) dengan koleksi yang ada di

Page 10: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

2

Museum Zoologi Laboratorium Malakologi-

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Cibinong.

Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah alkohol

70%, substrat, air laut, sampel bivalvia dan

gastropoda. Alat yang digunakan adalah sekop

tangan, kerangka kuadrat (transek kuadrat)

ukuran 1x1 m, meteran, label, ember, pensil,

termometer, jangka sorong, kamera digital,

pHmeter, secchi disk, hand refraktometer,

serta seperangkat alat laboratorium untuk

menganalisis DO, BOD (in situ), alkalinitas,

dan amonia.

Pengambilan dan Identifikasi Sampel Lokasi pengambilan sampel dibagi

menjadi 3 stasiun, yaitu daerah tempat

pendaratan kapal nelayan berupa muara

(stasiun 1), daerah pantai wisata (stasiun 2),

dan daerah pantai sepi pengunjung (stasiun 3)

(Lampiran 2). Di setiap stasiun dilakukan 10

penentuan titik kuadrat secara acak (Simple

Random Sampling) (Cuff & Coleman 1979)

sehingga pada masing-masing stasiun terdapat

10 ulangan pengambilan sampel.

Pengambilan sampel dilakukan satu kali

selama penelitian dengan metode sampel

kuadrat (Quadrat Sampling) (Fachrul 2008).

Semua sampel bivalvia dan gastropoda yang

terdapat di dalam transek kuadrat dengan

ukuran 1x1 m dikoleksi bersama dengan

substratnya, kemudian dihitung jumlahnya,

dibersihkan dan dimasukkan ke dalam alkohol

70 %. Sedangkan substrat dianalisis menjadi 4

fraksi (pasir kasar, pasir halus, debu, dan liat)

di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan

Sumberdaya Lahan, Faperta IPB.

Hasil koleksi diidentifikasi sampai tingkat

spesies berdasarkan morfologi, pola warna

dan corak cangkang, serta ciri-ciri taksonomi

penting. Identifikasi dengan menggunakan

buku Indonesian Shells II (Dharma 1992),

Siput dan Kerang Indonesia (Indonesian

Shells I) (Dharma 1988), The Encyclopedia Of

Shells (Dance 1974), Marine Invertebrates of

the Pacific Northwest (Kozloff & Price 1987)

dan mencocokkan dengan koleksi Museum

Zoologi LIPI Cibinong.

Pengukuran Parameter Lingkungan Pengukuran parameter fisika dan kimia

perairan seperti suhu menggunakan

termometer, pH dengan pHmeter, kekeruhan

air dengan secchi disk, kedalaman air

menggunakan tali dan meteran, salinitas

dengan alat hand refraktometer, DO

dilakukan secara in situ dengan metode

tetrimetrik standar Winkler, pengukuran

BOD dilakukan di laboratorium PROLING.

Sedangkan pengukuran alkalinitas dan

amonia dilakukan di laboratorium Kesehatan

Ikan dan Lingkungan Dinas Perikanan dan

Kelautan kabupaten Indramayu menggunakan

metode titrasi kimia dan test kit

spektrofotometri (Lampiran 3). Semua

pengukuran fisika kimia perairan tersebut

dilakukan sebanyak 3 ulangan pada setiap

stasiun.

Analisis data Analisis data dilakukan menggunakan

pendekatan statistik uji ANOVA (Analysis of

Variance), dan parameter perhitungan

menggunakan data hasil identifikasi sebagai

acuan. Parameter tersebut meliputi Indeks

Nilai Penting (INP), Kepadatan (D),

Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E),

Dominansi (C), Pengelompokan Habitat (Is),

dan Pola Sebaran Jenis (Id).

1. Indeks Nilai Penting (INP)

Indeks Nilai Penting (INP) atau important

value index merupakan indeks kepentingan

yang menggambarkan pentingnya peranan

suatu organisme dalam ekosistemnya. Apabila

INP bernilai tinggi maka organisme tersebut

memiliki peran penting dalam ekosistemnya

(Fachrul 2008).

𝐼𝑁𝑃 = 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 + 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓

𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 =jumlah individu satu spesies

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠

𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 =kerapatan satu spesies

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛× 100%

𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 =jumlah titik ditemukannya satu spesies

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑕𝑎𝑛

𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 =frekuensi satu spesies

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 × 100%

2. Kepadatan (D)

Kepadatan adalah jumlah individu per

satuan luas atau volume area (Brower et al.

1977). Untuk menghitung kepadatan dapat

menggunakan rumus dibawah ini:

𝐷 =𝑁𝑖

𝐴

Keterangan :

D = Kepadatan moluska (Individu/m²)

Ni = Jumlah Individu spesies moluska

A = Luas total (m²)

3. Indeks Keanekaragaman (H’)

Keanekaragaman suatu biota air dapat

ditentukan dengan menggunakan teori

informasi Shannon Wiener (H’) (Magurran

Page 11: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

3

1987). Tujuan utama teori ini adalah untuk

mengukur tingkat keteraturan dan

ketidakaturan dalam suatu sistem.

𝐻′ = −∑ 𝑃𝑖 𝑙𝑛 𝑃𝑖

Keterangan :

H’ = Indeks Keanekaragaman

S = Jumlah Spesies

Pi = ni/N

ni = Jumlah individu spesies ke-I

N = Jumlah Individu Total

Kriteria indeks keanekaragaman berdasarkan

Shannon-Wiener (Krebs 1989)adalah:

H’≤3.32 : Keanekaragaman rendah

3.32≤H’≤9.97 : Keanekaragaman sedang

H’≥ 9.97 : Keanekaragaman tinggi

Keanekaragaman biota air yang ada pada

suatu perairan, sehingga tingginya kelimpahan

individu dapat dipakai untuk menilai kualitas

suatu perairan.Perairan yang berkualitas baik

biasanya memiliki keanekaragaman jenis yang

tinggi dan sebaliknya pada perairan yang

buruk atau tercemar. Kriteria kualitas air

berdasarkan indeks keanekaragaman

Shannon-Wiener (Fachrul 2008) adalah :

H’>3 = Air bersih

1<H’<3 = Setengah tercemar

H’<1 = Tercemar berat

4. Indeks Keseragaman (E)

Indeks ini menunjukkan pola sebaran

biota, yaitu merata atau tidak. Jika nilai indeks

Keseragaman (Evenness) relatif tinggi maka

keberadaan setiap jenis biota di perairan

dalam kondisi merata (Magurran 1987).

𝐸 =𝐻 ′

𝐻 ′𝑚𝑎𝑘𝑠 =

𝐻 ′

𝐿𝑛 𝑆

Keterangan :

E = indeks keseragaman (0 – 1)

H’ maks = keanekaragaman maksimun

H’ = keanekaragaman

Ln = logaritma natural

S = jumlah jenis

E < 0.4 : Keseragaman rendah

0.4 < E < 0.6 : Keseragaman sedang

E > 0.6 : Keseragaman tinggi

E = 0; kemerataan antara spesies rendah,

artinya kekayaan individu yang

dimiliki masing-masing spesies sangat

jauh berbeda.

E = 1; kemerataan antara spesies relatif merata

atau jumlah individu masing-masing

spesies relatif sama.

5. Dominansi (C)

Untuk mengetahui adanya dominasi jenis

tertentu di perairan dapat digunakan indeks

dominansi simpson (Magurran 1987).

𝐶 = ∑ 𝑃𝑖 2

𝑃𝑖 =𝑛𝑖

𝑁

Keterangan:

C = indeks dominansi

ni = jumlah individu spesies ke-i

N = jumlah individu total

0 < C < 0.5 :Tidak ada yang mendominasi

0.5 < C < 1 :Terdapat jenis yang mendominasi

C = 0; berarti tidak terdapat spesies yang

mendominasi spesies lainnya atau

struktur komunitas dalam keadaan

stabil.

C = 1; berarti terdapat spesies yang

mendominasi spesies lainnya atau

struktur komunitas tidak stabil, karena

terjadi tekanan ekologis.

6. Pengelompokan Habitat (Is)

Disebut juga Indeks Similaritas Sorenson

(Is) (Wirakusumah 2003) digunakan untuk

membandingkan kesamaan antar stasiun

berdasakan kesamaan antar spesies.

𝐼𝑠 =2𝑤

(𝐴 + 𝐵)

Keterangan :

Is = Indeks Similaritas Sorenson

A = Jumlah jenis pada stasiun A

B = Jumlah jenis pada stasiun B

W = Jumlah jenis yang sama pada kedua

stasiun

7. Pola sebaran (Id)

Pola sebaran individu di alam ada 3

macam, yaitu seragam, acak, dan

mengelompok. Pola ini diketahui dari hasil

nilai indeks Morisita (Id) (Brower et al. 1977).

𝐼𝑑 = 𝑛∑𝑥2 − ∑𝑥

(∑𝑥)2 − ∑𝑥

Keterangan:

n = ukuran contoh (jumlah kuadrat)

Σx = total dari jumlah individu suatu

organisme dalam kuadrat

Σx2

= total dari kuadrat jumlah individu suatu

organisme dalam kuadrat

Id < 1 : penyebaran spesies bersifat seragam

Id = 1 : penyebaran spesies bersifat acak

Id > 1 : penyebaran bersifat mengelompok

Page 12: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

4

HASIL

Kondisi Lingkungan Karakteristik habitat perairan antar stasiun

bervariasi karena dipengaruhi faktor abiotik

maupun biotik perairan. Hal ini berpengaruh

terhadap keanekaragaman dan distribusi

moluska yang mendiami lokasi tersebut.

Stasiun 1 merupakan daerah muara tempat

pendaratan kapal nelayan, terdapat tempat

pelelangan ikan (TPI), pemukiman penduduk,

dan dekat dengan areal persawahan. Substrat

pada stasiun 1 menunjukkan presentase liat

dan debu lebih besar dari kedua stasiun yang

lain, didominasi oleh pasir kasar dengan arus

air yang tenang karena merupakan terusan

area irigasi.

Stasiun 2 berada di area objek wisata

pantai Glayem yang didalamnya terdapat

aktivitas manusia (pengunjung), pemukiman

penduduk, dan rumah makan. Substrat

didominasi oleh pasir kasar dan pecahan

cangkang. Stasiun 3 masih di area pantai

Glayem namun dengan aktivitas manusia

(pengunjung) yang lebih sepi dibanding

stasiun 2 dengan substrat yang didominasi

oleh pasir kasar dan pecahan cangkang.

Di ketiga stasiun tidak ditemukan

vegetasi. Pengukuran fisika kimia perairan

pada stasiun 2 dan 3 menunjukkan hasil yang

tidak jauh berbeda karena daerah homogen,

sedangkan stasiun 1 berbeda dengan stasiun

yang lain. Secara umum kualitas air di pesisir

Glayem baik, namun kadar amonia pada

ketiga stasiun melebihi baku mutu yang telah

ditetapkan (Tabel 1).

Kekayaan Jenis dan Indeks Nilai

Penting (INP) Total individu yang diperoleh berjumlah

351 individu (Lampiran 4). Hasil identifikasi

moluska dari ketiga stasiun penelitian

diperoleh 9 famili (Tabel 2) yang terdiri dari 9

spesies dari kelas gastropoda (Gambar 1) dan

6 spesies lainnya termasuk kelas bivalvia

(Gambar 2). Perhitungan Indeks Nilai Penting

(INP) dari setiap jenis moluska yang

ditemukan pada ketiga stasiun menunjukkan

Donax incarnatus memiliki INP tertinggi

yaitu sebesar 51.28%. Sedangkan nilai INP

terendah sebesar 1.11% (Tabel 3).

Tabel 2 Jumlah spesies moluska yang

ditemukan di sepanjang pesisir

Glayem

No. Famili Jumlah spesies

Bivalvia

1. Donacidae 4

2. Mactridae 1

3. Cultellidae 1

Gastropoda

4. Turriteridae 1

5. Naticidae 3

6. Potamididae 2

7. Ampullariidae 1

8. Nassariidae 1

9. Viviparidae 1

Total spesies 15

Tabel 1 Parameter fisika-kimia perairan pesisir Glayem

Parameter Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Baku mutu*

Suhu Air (oC) 28 29 29 28

pH 7.4 7.8 7.8 7.5-8.5

Suhu Lingkungan (oC) 31 32 32 30-33

Kecerahan Air (cm) 18 8 7 30-40

Kedalaman Air 0-50 0-20 0-20 -

Tekstur Substrat

Pasir Kasar (%) 83.86 91.94 92.82 -

Pasir Halus (%) 3.25 3.48 1.52 -

Debu (%) 8.22 1.88 3.88 -

Liat (%) 4.67 2.70 1.78 -

Salinitas (o/oo) 3 33 33 0.5-40

DO 3 5 5 4-≥ 5

BOD 1 2 2 0.5-7

Alkalinitas 111 120 120 120-180

Amonia (mg/l) 0.5 0.7 0.2 ≤ 0.1

*keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 2 Tahun 1988

Page 13: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

5

Tabel 3 Indeks Nilai Penting (INP) dari setiap spesies yang ditemukan di pesisir Glayem

No Nama spesies ∑ K KR (%) F FR (%) INP (%)

1 Donax incarnatus 121 0.34 34.47 0.67 16.81 51.28

2 Donax compresus 72 0.21 20.51 0.70 17.65 38.16

3 Donax cuneatus 7 0.02 1.99 0.10 2.52 4.52

4 Donax apex 36 0.10 10.26 0.47 11.76 22.02

5 Mactra antiquata 22 0.06 6.27 0.37 9.24 15.51

6 Siliqua radiata 7 0.02 1.99 0.20 5.04 7.04

7 Turritela terebra 2 0.01 0.57 0.03 0.84 1.41

8 Cerithidea cingulata 2 0.01 0.57 0.03 0.84 1.41

9 Natica maculosa 10 0.03 2.85 0.23 5.88 8.73

10 Natica bicolor 27 0.08 7.69 0.33 8.40 16.10

11 Polinices mamilla 4 0.01 1.14 0.13 3.36 4.50

12 Telescopium telescopium 1 0.00 0.28 0.03 0.84 1.13

13 Pomacea cannaliculata 21 0.06 5.98 0.30 7.56 13.55

14 Nassarius costatus 4 0.01 1.14 0.13 3.36 4.50

15 Filopaludina javanica 15 0.04 4.27 0.23 5.88 10.16

Total 351 1 100 3.97 100 200

Keterangan : 𝛴 = Jumlah total individu spesies i yang ditemukan

K = Kerapatan

KR = Kerapatan Relatif

F = Frekuensi

FR = Frekuensi Relatif

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g)

(h)

(i)

Gambar 1 Gastropoda yang ditemukan di pesisir Glayem: (a) Pomacea cannaliculata, (b)Turritela

terebra, (c) Polinices mamilla, (d) Natica bicolor, (e) Natica maculosa, (f) Cerithidea

cingulata, (g) Nassarius coronatus, (h) Filopaludina javanica, (i) Telescopium

telescopium.

Page 14: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

6

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

Gambar 2 Bivalvia yang ditemukan di pesisir Glayem: (a) Donax cuneatus, (b) Donax compresus,

(c) Donax incarnatus, (d) Donax Apex, (e) Siliqua radiata, (f) Mactra antiquate

(Spengler 1802) / M.violacea (Gmelin1791) (Lampiran 5).

Kepadatan Bivalvia dan Gastropoda Kepadatan bivalvia tertinggi terdapat pada

stasiun 3 sebesar 16.4 ind/m2, sedangkan

stasiun 1 dan 2 memiliki nilai kepadatan

sebesar 0.3 ind/m2

dan 9.8 ind/m2 (Gambar

3a). Kepadatan gastropoda tertinggi terdapat

pada stasiun 1 sebesar 8 ind/m2, sedangkan

pada stasiun 2 dan 3 sangat rendah sebesar 0.2

ind/m2 dan 0.4 ind/m

2 (Gambar 3b).

Gambar 3 Kepadatan (D) masing-masing

stasiun di pesisir Glayem dengan

standard error (a) bivalvia, (b)

gastropoda

Keanekaragaman (H’), Keseragaman

(E), dan Dominansi (C) Berdasarkan hasil perhitungan nilai

Keanekaragaman (H’) pada setiap stasiun

hampir sama dan nilai tertinggi pada stasiun 1

dan 3 sebesar 1.41 dan terendah pada stasiun 2

sebesar 1.17. Nilai Keseragaman (E) tertinggi

pada stasiun 1 dan 3 sebesar 0.52, dan

terendah pada stasiun 2 sebesar 0.43.

Sedangkan nilai Dominansi (C) ketiga stasiun

sama sebesar 0.01 (Tabel 4).

Tabel 4 Indeks Keanekaragaman (H’),

Keseragaman (E), dan Dominansi (C)

moluska di pesisir Glayem

Pengelompokan Habitat (Is) Hasil perhitungan Indeks kesamaan jenis

menunjukkan bahwa stasiun 2 dan 3 memiliki

nilai tertinggi sebesar 0.875. Sedangkan

indeks Similaritas terendah terdapat antara

stasiun 1 dan 3 dengan nilai 0.333 (Tabel 5).

Tabel 5 Indeks Similaritas Jenis moluska di

pesisir Glayem

0

5

10

15

20

25

st.1 st.2 st.3kep

ad

ata

n (

ind

/m2

)

stasiun(a)

0

2

4

6

8

10

12

st.1 st.2 st.3

kep

ad

ata

n (

ind

/m2

)

stasiun(b)

Indeks Stasiun1 Stasiun2 Stasiun3

H' 1.41 1.17 1.41

E 0.52 0.43 0.52

C 0.01 0.01 0.01

Stasiun 1 2 3

1 1 0.375 0.333

2

1 0.875

3

1

Page 15: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

7

Pola Sebaran Jenis (Id) Pola sebaran (distribusi) gastropoda dan

bivalvia dengan menggunakan Indeks

Morisita di pesisir Glayem secara umum

mengelompok. Berdasarkan hasil perhitungan

terdapat 4 spesies yang memiliki pola sebaran

acak, yaitu Natica maculosa, Polinices

mamilla, Telescopium telescopium, Nassarius

costatus, dan 11 spesies lainnya

mengelompok (Tabel 6).

Pengaruh Habitat terhadap Jumlah

Moluska Berdasarkan hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa jumlah bivalvia pada

ketiga stasiun masing-masing memiliki nilai

yang berbeda nyata (Tabel 7), artinya

karakteristik habitat mempengaruhi jumlah

bivalvia dan gastropoda (Lampiran 6 dan 7).

Tabel 6 Pola sebaran jenis bivalvia dan gastropoda di pesisir Glayem

No Jenis Jumlah Id Pola sebaran

1 Donax incarnatus 121 1,90 Mengelompok

2 Donax compresus 72 1,76 Mengelompok

3 Donax cuneatus 7 7,14 Mengelompok

4 Donax apex 36 2,43 Mengelompok

5 Mactra antiquata 22 2,08 Mengelompok

6 Siliqua radiata 7 1,43 Mengelompok

7 Turritela terebra 2 30 Mengelompok

8 Cerithidea cingulata 2 30 Mengelompok

9 Natica maculosa 10 0 Acak

10 Natica bicolor 27 2,82 Mengelompok

11 Polinices mamilla 4 0 Acak

12 Telescopium telescopium 1 * Acak

13 Pomacea cannaliculata 21 3,57 Mengelompok

14 Nassarius costatus 4 0 Acak

15 Filopaludina javanica 15 3,71 Mengelompok

Keterangan: * Tidak terdefinisi; Id < 1 : penyebaran spesies bersifat acak

Id > 1 : penyebaran bersifat mengelompok

Tabel 7 Rata-rata jumlah individu moluska/m2 yang ditemukan di pesisir Glayem

Jumlah individu Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Gastropoda 8.30a*

±4.16 0.20b*

±0.42 0.20b*

±0.42

Bivalvia 0.30a*

±0.48 9.80b*

±4.94 16.40c*

±6.95

* superskrip yang berbeda pada setiap baris yang sama, menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf α=5%

(P < 0.05)

PEMBAHASAN

Nilai parameter fisika dan kimia perairan

antar stasiun berbeda, karena setiap stasiun

memiliki karakteristik habitat yang berbeda.

Stasiun 1 berupa muara sungai, sedangkan

karakteristik habitat pada stasiun 2 dan 3

sama, yaitu daerah pantai. Secara umum

kualitas air di pesisir Glayem baik, namun

kadar amonia pada ketiga stasiun melebihi

baku mutu yang telah ditetapkan. Salah satu

komponen biota akuatik yang sangat

berpotensi terkena dampak toksisitas amonia

dan logam berat yang terkandung di perairan

adalah organisme bentik (makrobentos)

seperti bivalvia dan gastropoda (Sudarso

2008). Di perairan, amonia umumnya terlarut

dalam bentuk NH4+. Konsentrasi amonia

dalam suatu perairan harus diatur secara hati-

hati karena amonia yang tidak terionisasi

(NH3) dapat menjadi sangat beracun bagi

makhluk hidup. Toksisitas amonia terhadap

organisme akuatik akan meningkat jika terjadi

peningkatan kadar oksigen terlarut, pH, dan

suhu di perairan. Pada pH 7 atau kurang

sebagian besar amonia akan mengalami

ionisasi, sebaliknya pada pH lebih besar dari 7

amonia tidak terionisasi dan akan bersifat

toksik (Effendi 2003).

Parameter suhu, salinitas, dan parameter

fisika pada stasiun 2 dan 3 tidak menunjukkan

adanya perbedaan yang berarti. Begitupun

dengan nilai parameter kimia berupa pH,

amonia, alkalinitas, DO, dan BOD juga tidak

menunjukkan perbedaan yang berarti. Namun

perbedaan terjadi pada stasiun 3 karena

Page 16: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

8

karakteristik daerah yang berbeda pula. Hal

ini juga pernah diutarakan oleh Safar et al.

(2000) bahwa perbedaan karateristik habitat

perairan akan mempengaruhi parameter fisika

kimia perairan yang berpengaruh pula

terhadap kepadatan moluska yang mendiami

lokasi tersebut.

Persentase substrat tertinggi pada ketiga

stasiun didominasi oleh substrat pasir kasar

dengan persentase ≥ 90 %. Pratami (2005)

menyatakan bahwa perbedaan porositas

substrat dari fraksi pasir akan mempengaruhi

kandungan oksigen dan nutrien pada

lingkungan perairan. Porositas atau fraksi

substrat yang padat/halus seperti liat akan

mengakibatkan oksigen sulit tembus karena

tidak terdapat pori udara sebagai tempat

pertukaran gas, namun jumlah nutrien (bahan

organik) yang tersedia lebih banyak.

Sedangkan pada fraksi substrat yang lebih

kasar seperti pasir memiliki pori udara yang

lebih besar sehingga kandungan oksigen

relatif lebih besar.

Kondisi lingkungan pada stasiun 2 dan 3

dipengaruhi oleh pasang surut yang terdapat

pada zona intertidal, hal ini dapat

mempengaruhi kehidupan bivalvia dan

gastropoda karena menurut Karwati (2002)

pasang surut berhubungan dengan adanya

genangan air yang menggenangi kehidupan

moluska. Parameter fisika dan kimia

lingkungan perairan sangat mempengaruhi

organisme yang hidup di tempat tersebut

khususnya bivalvia dan gastropoda. Hal ini

karena menurut Krisanti (2004)

makrozoobentos khususnya bivalvia dan

gastropoda dapat digunakan sebagai biota

indikator parameter kimia dan fisika perairan

karena sifatnya relatif menetap di suatu lokasi.

Secara langsung atau tidak langsung

parameter fisika dan kimia lingkungan

tersebut mempengaruhi kehidupan moluska

sebagai makrobentos melalui perantaraan

habitatnya.

Jumlah spesies moluska yang diperoleh

dari ketiga stasiun sebagian besar merupakan

anggota gastropoda. Hal ini karena mungkin

gastropoda memiliki kemampuan hidup yang

lebih tinggi pada kondisi lingkungan perairan

dengan substrat pasir sampai daratan

(terrestrial). Namun jumlah individu dan nilai

INP tertinggi terdapat pada spesies Donax

incarnatus dari famili Donacidae kelas

Bivalvia. INP merupakan indeks kepentingan

yang menggambarkan pentingnya peranan

suatu organisme dalam ekosistemnya (Fachrul

2008). Hal ini menggambarkan bahwa D.

Incarnatus memiliki peranan yang besar

terhadap spesies lain pada struktur komunitas

moluska di ekosistem pesisir Glayem.

Sedangkan INP terendah ditemukan pada

Telescopium telescopium dari kelas

Gastropoda. Semakin besar INP berarti jenis

tersebut memiliki peranan yang semakin besar

dalam komunitasnya.

Genus Donax termasuk spesies D.

incarnatus, Donax compresus, Donax

cuneatus, Donax apex mendominasi stasiun 2

dan 3 mungkin karena kemampuan

adaptasinya yang tinggi pada perubahan

pasang surut, namun distribusinya tetap

dibatasi oleh kebutuhan terhadap lingkungan

pantai dengan kandungan bahan organik

tinggi dan pada stasiun 2 dan 3 memiliki

karakteristik habitat perairan pantai dengan

substrat pasir kasar sampai halus yang

mendukung kehidupannya (Thippeswamy &

Joseph 1991). Genus Donax khususnya

spesies Donax cuneatus juga ditemukan

melimpah di pantai Carita Pandeglang, Banten

(Dibyowati 2009).

Famili Donacidae merupakan salah satu

famili dari kelas bivalvia yang hidup

memendamkan diri di dalam pasir pada

daerah pasang surut (zona intertidal). Kerang

ini dimanfaatkan oleh penduduk sekitar pesisir

Glayem sebagai bahan makanan sumber

protein dan bahan pakan ternak untuk ternak

ayam dan bebek.

Stasiun 1 didominasi oleh kelas

Gastropoda dari famili Naticidae yaitu Natica

bicolor, Natica maculosa, Polinices mamilla

karena karakteristik habitat yang berupa

bebatuan, sisa-sisa tali jangkar peralatan kapal

nelayan, tumpukan tanah dan sampah kering,

sehingga stasiun 1 cocok sebagai tempat

melekatnya gastropoda. Gastropoda lebih

menyukai karakteristik habitat pada stasiun 1

karena kaki gastropoda teradaptasi untuk

merayap/berjalan walaupun ada beberapa

spesies yang menggunakannya untuk

berenang. Selain itu pada stasiun 1 ditemukan

beberapa jenis gastropoda air tawar seperti

Pomacea cannaliculata dan Filopaludina

javanica karena memiliki nilai salinitas

rendah dan letak persawahan yang tidak

terlalu jauh dengan stasiun pengambilan

sampel.

Kepadatan bivalvia tertinggi terdapat pada

stasiun 3. Hal ini mungkin karena habitatnya

yang didominasi oleh substrat pasir halus

sampai kasar. Kaki bivalvia dapat menggali

substrat untuk memendamkan tubuhnya di

bawah pasir. Semakin halus partikel substrat

pasir maka akan terkandung bahan organik

yang lebih tinggi, namun kandungan oksigen

Page 17: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

9

akan rendah. Berdasarkan data tersebut dapat

dilihat pula adanya pengaruh faktor biotik

seperti aktivitas manusia.

Aktivitas manusia di pesisir Glayem yang

dapat merusak ekosistem habitat dari bivalvia

dan gastropoda diantaranya yaitu eksploitasi

sumber daya alam yang berlebih, pengadaan

objek wisata yang mencemari lingkungan

pesisir dengan membuang limbah dan polutan

langsung kelaut, dan penyempitan wilayah

pesisir akibat pembangunan. Pada stasiun 2

yang merupakan daerah pantai wisata dengan

adanya aktivitas pengunjung setiap hari

kepadatan bivalvia lebih kecil dibanding

dengan stasiun 3 yang tidak terdapat aktivitas

manusia. Stasiun 3 dapat mendukung

kehidupan bivalvia secara alami tanpa ada

gangguan dari aktivitas manusia. Kepadatan

gastropoda tertinggi terdapat pada stasiun 1.

Hal ini karena pada stasiun 1 walaupun

substrat didominasi oleh pasir kasar, namun

kondisi habitat di stasiun 1 terdapat patok-

patok kayu lapuk bekas pendaratan kapal

nelayan, tali-tali jangkar dan batuan kali

sebagai tempat melekat gastropoda yang lebih

motil dari kelas bivalvia.

Nilai indeks Shannon Wiener/indeks

keanekaragaman (H’) pada setiap stasiun

hampir sama, namun dari hasil perhitungan

nilai ketiga stasiun masih ≤ 3.32 yang berarti

keanekaragaman jenis pada ketiga stasiun

masih rendah (Krebs 1989). Hal ini karena

ekosistem mengalami tekanan atau kondisinya

menurun akibat adanya gangguan-gangguan

secara alami maupun aktivitas manusia.

Keanekaragaman tertinggi terdapat pada

stasiun 1 dan 3 karena karakteristik habitat

pada stasiun 1 terdiri dari berbagai substrat

seperti pasir, batuan, patok kayu lapuk, dan

tanah. Sedangkan pada stasiun 3 tidak

mengalami gangguan dari aktivitas manusia.

Keanekaragaman terendah terdapat pada

stasiun 2 karena pengaruh substrat yang

cenderung homogen dan adanya gangguan

dari aktivitas manusia. Berdasarkan nilai

indeks Shannon Wiener yang didapat, kualitas

air di ketiga stasiun pengamatan menunjukkan

perairan yang setengah tercemar (Fachrul

2008), hal ini juga dapat dilihat dari nilai

amonia yang melebihi baku mutu yang telah

ditetapkan.

Nilai keseragaman (E) tertinggi pada

stasiun 1 dan 3, hal ini menggambarkan

spesies bivalvia dan gastropoda yang

ditemukan pada kedua stasiun tersebut tingkat

keseragamannya sedang karena nilai

keseragaman 0.4 < E < 0.6 (Magurran 1987).

Sedangkan nilai terkecil terdapat pada stasiun

2 yang berarti tingkat keseragaman lebih

rendah dibanding kedua stasiun yang lain.

Tinggi rendahnya tingkat keseragaman

dipengaruhi oleh kesuburan habitat yang dapat

mendukung kehidupan setiap spesies yang

menempati lokasi tersebut (Dibyowati 2009).

Nilai Dominansi (C) ketiga stasiun sama, yang

berarti tidak terdapat spesies yang

mendominasi spesies lainnya atau struktur

komunitas dalam keadaan stabil (Magurran

1987).

Tingginya nilai indeks similaritas

(pengelompokkan habitat) antara stasiun 2 dan

3 disebabkan oleh kondisi karakteristik habitat

yang sama yaitu berupa pantai yang termasuk

zona intertidal. Sehingga memiliki kesamaan

bivalvia dan gastropoda yang ditemukan. Dari

15 spesies yang ditemukan pada kedua stasiun

terdapat 7 spesies yang sama yaitu D.

incarnatus, D. compresus, D. cuneatus, D.

apex, Mactra antiquata, Nassarius costatus,

Siliqua radiata. Hal ini berbeda pada stasiun 1

yang tidak memiliki kesamaan karakteristik

habitat dengan stasiun 2 maupun stasiun 3

sehingga jumlah bivalvia dan gastropoda yang

sama relatif lebih sedikit.

Kondisi lingkungan perairan dapat

mempengaruhi pola sebaran jenis suatu

perairan. Pola sebaran jenis di pesisir Glayem

secara umum yaitu mengelompok, dapat

dilihat dari 11 spesies memiliki nilai Indeks

Morisita (Id) > 1, dan 4 spesies lainnya

memiliki pola sebaran acak dengan Id < 1

(Brower et al. 1977). Sebaran acak jika

spesies dengan pola sebaran seragam sangat

jarang ditemukan di alam. Sebaran seragam

diartikan sebagai seragam dengan pola

sebaran acak, yakni didalam sebaran jenis

acak terdapat jenis-jenis yang seragam

sebarannya. Pola penyebaran mengelompok

berkaitan dengan kondisi lingkungan abiotik

(DO, suhu, salinitas) yang berfluktuasi,

ketersediaan bahan organik yang tinggi, tipe

substrat yang baik dan cocok bagi kehidupan

spesies tersebut. Pola sebaran acak

menunjukkan penyebaran individu dalam

populasi tidak memiliki pola, biasanya terjadi

karena adanya pengaruh faktor biotik dan

abiotik.

Karakteristik habitat suatu wilayah dapat

mempengaruhi jumlah moluska yang

mendiami wilayah tersebut. Uji ANOVA dari

data yang kami peroleh menunjukkan hal

tersebut. Jumlah bivalvia di ketiga stasiun

memiliki nilai yang berbeda nyata.

Selain itu dapat dilihat pula pengaruh

aktivitas manusia terhadap jumlah bivalvia.

Jumlah bivalvia antara stasiun 2 dan 3

Page 18: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

10

menunjukkan perbedaan yang nyata (P <

0.05). Namun jumlah gastropoda di stasiun 2

nilainya tidak berbeda nyata (P > 0.05) dengan

stasiun 3 karena karakteristik kedua daerah

tersebut sama berupa pantai berpasir sehingga

tidak mendukung kehidupan gastropoda.

Berbeda dengan karakteristik daerah pada

stasiun 1 yang cocok sebagai habitat

gastropoda.

SIMPULAN

Jumlah total sampel yang didapat sebanyak

351 individu yang terdiri dari 6 spesies

bivalvia dan 9 spesies gastropoda. Spesies

Donax incarnatus merupakan spesies yang

mendominasi daerah pengamatan dan

memiliki INP tertinggi, sebesar 51.28%.

Dilihat dari kepadatan moluska diduga stasiun

1 dengan karakteristik daerah berupa muara

sungai merupakan habitat yang cocok untuk

kelas gastropoda. Kelas bivalvia nampaknya

lebih cocok pada habitat stasiun 2 dan 3

dengan karakteristik daerah berupa pantai.

Selain itu, dari hasil perhitungan secara umum

keanekaragaman spesies bivalvia dan

gastropoda di pesisir Glayem rendah dengan

pola sebaran mengelompok. Hasil analisis

jumlah individu bivalvia dan gastropoda yang

ditemukan pada setiap stasiun menunjukkan

bahwa aktivitas manusia dan perbedaan

karakteristik habitat dan substrat (faktor

abiotik) berpengaruh nyata terhadap jumlah

moluska yang ditemukan.

SARAN

Penelitian selanjutnya disarankan

dilakukan secara berkala terutama

berdasarkan perbedaan musim untuk melihat

dinamika moluska. Perlu adanya penelitian

lanjut untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh amonia terhadap keberadaan

komunitas moluska di perairan pesisir

Glayem.

DAFTAR PUSTAKA

Brower JE, Zar JH. 1977. Field and

Laboratory Method for General

Ecology. Iowa: Brown Publishing

Dubuque.

Cuff W, Coleman N. 1979. Optimal survey

design: lessons from a stratified

random sample of macrobenthos. J

Fish Res Board of Canada 36:351-361.

Dance SP. 1974. The Encyclopedia Of Shells.

London: Blanford Press.

Delinom RM. 2007. Sumber Daya Air di

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

di Indonesia. Jakarta: LIPI Press.

Dharma B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia

(Indonesian Shells I). Jakarta: PT.

Sarana Graha.

________. 1992. Indonesian Shells II. Jakarta:

PT. Sarana Graha.

Dibyowati L. 2009. Keanekaragaman moluska

(bivalvia dan gastropoda) di sepanjang

Pantai Carita, Pandeglang, Banten.

[skripsi]Biologi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam. Bogor:

Institut Pertanian Bogor.

Fachrul MF. 2008. Metode Sampling

Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendrickx ME, Brusca RC, Cordero M,

Ramirez G. 2007. Marine and

brackish-water molluscan biodiversity

in the gulf of California. Mexico.

Scientia Mar 71:637-647.

Kalay DE. 2009. Distribusi sedimen pada

perairan teluk Indramyu. J Triton 5:50-

59.

Karwati N. 2002. Struktur komunitas

Gastropoda dan Bivalvia pada

ekosistem mangrove dan padang lamun

di gugus pulau Pari kepulauan Seribu.

[skripsi]Manajemen Sumberdaya

Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Bogor: Institut Pertanian

Bogor.

Keputusan Menteri Negara Kependudukan

dan Lingkungan Hidup Nomor: KEP

02/MENKLH/I/1998.http://www.iipso

nline.com/KEP_MLH_02_1988_IND.

html. [30 Maret 2012].

Kozloff EN, Price LH. 1987. Marine

Invertebrates of the Pacific Northwest.

United states of America: University of

Washington Press.

Krebs CJ. 1989. Ecologycal Methodology.

London: Harper and Row Publishers.

Krisanti M. 2004. Karakteristik biota indikator

kualitas air sungai. [skripsi]Manajemen

Sumberdaya Perairan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor:

Institut Pertanian Bogor.

Magurran AE. 1987. Ecologycal Diversity and

Its Measurement. New Jersey:

Princeton University Press.

Nurdin J, Supriatna J, Patria MP, Budiman A.

2008. Kepadatan dan keanekaragaman

kerang intertidal (mollusca: bivalvia)

di perairan pantai Sumatera Barat.

Prosiding Seminar Nasional Sains dan

Teknologi-II; Lampung, 17-18 Nov

Page 19: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

11

2008. Lampung: Universitas Lampung.

hlm 505-520

Pratami CE. 2005. Sebaran moluska (bivalvia

dan gastropoda) di perairan teluk

Jobokuto, pantai Kartini Jepara, Jawa

Tengah. [skripsi]Manajemen

Sumberdaya Perairan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor:

Institut Pertanian Bogor.

Safar D, Eidman M, Bengen DG, Wouthuyzen

S. 2000. Distribusi spasial kerang

darah (Anadara maculosa) dan

interaksinya dengan karakteristik

habitat di rataan terumbu teluk

Kotania, Seram Barat, Maluku. J Aquat

Sci Fisheries 8:217-227.

Sudarso Y, Wardiatno Y, Sualia I. 2008.

Pengaruh kontaminasi logam berat di

sedimen terhadap komunitas bentik

makroavertebrata: studi kasus di

waduk Saguling-Jawa Barat. J Aquat

Sci Fisheries 1:49-59.

Sulistijo, Nontji A, Soegiarto A. 1980. Potensi

dan Usaha Pengembangan Budidaya

Perairan di Indonesia. Jakarta:

Lembaga Oseanologi Nasional.

Susiana. 2011. Diversitas dan kerapatan

mangrove, gastropoda dan bivalvia di

estuari Perancak, Bali.

[skripsi]Manajemen Sumberdaya

Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Makassar: Universitas

Hasanuddin.

Thippeswamy S, Joseph MM. 1991.

Population selection strategies in the

wedge clam, Donax incarnatus

(Gmelin) from Panambur beach,

Mangalore. J Indian Mar Sci 20:147-

151.

Wirakusumah S. 2003. Dasar-Dasar Ekologi

Menopang Pengetahuan Ilmu-Ilmu

Lingkungan. Jakarta: UI Press.

Page 20: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

12

LAMPIRAN

Page 21: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

13

Lampiran 1 Peta pengambilan spesimen moluska di pesisir Glayem Juntinyuat, Indramayu, Jawa

Barat. A: Provinsi Jawa Barat; B: Kabupaten Indramayu

A

B

Keterangan :

= Letak kabupaten Indramayu

= Letak kecamatan Juntinyuat (pesisir Glayem)

Page 22: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

14

Lampiran 2 Peta dan foto lokasi pengambilan sampel moluska di pesisir Glayem: Stasiun 1,

Stasiun 2, Stasiun 3

Keterangan : = transek kuadrat ukuran 1x1 m

Stasiun 1 Pendaratan kapal

nelayan

Stasiun 2 Pantai wisata

Stasiun 3 Pantai sepi

pengunjung

Stasiun 1 Stasiun 2

Stasiun 3

Page 23: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

15

Lampiran 3 Metode pengukuran parameter kimia perairan

Metode pengukuran parameter kimia perairan di lapangan (in situ)

1. Dissolved Oxygen (DO)

Penentuan oksigen terlarut (DO) dilakukan secara tetrimetrik menurut metode standar

Winkler. Analisa DO secara tetrimetrik ini dilakukan dengan menggunakan botol yang dirancang

khusus untuk menghindari terjadinya gelembung udara pada saat botol ditutup yang disebut botol

BOD.

Prosedur penentuan DO sebagai berikut:

1. Air sampel dimasukkan kedalam botol BOD 125 ml sampai meluap (jangan sampai

terjadi gelembung udara), tutup kembali.

2. 1 ml (20 tetes) Mangan Sulfat (MnSO4) dan NaOH + KI ditambahkan dengan pipet

dibawah permukaan air dalam botol. Botol ditutup kembali dan diaduk dengan

membolak-balik botol. Biarkan beberapa saat hingga terbentuk endapan coklat dengan

sempurna.

3. 1 ml (20 tetes) H2SO4 pekat ditambahkan dengan hati-hati. Kemudian diaduk dengan

cara yang sama sampai semua endapan larut.

4. 50 ml air dari botol BOD diambil menggunakan gelas ukur. Kemudian dimasukkan

kedalam Erlenmeyer (usahakan tidak terjadi gelembung).

5. Titrasi dengan Na-thiosulfat hingga terjadi perubahan warna dari kuning tua ke kuning

muda. Tambahkan 3-4 tetes indikator amilum hingga terbentuk warna biru. Titrasi

dilanjutkan sampai tepat tidak berwarna (bening).

Perhitungan :

𝐷𝑂 𝑝𝑝𝑚 = 𝑉𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 × 𝑁 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 ×𝑉 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 𝐵𝑂𝐷

𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙×

(1000 × 𝐵𝐸 𝑂2)

𝑉 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 𝐵𝑂𝐷 − 𝑉𝑟𝑒𝑎𝑔𝑒𝑛

Metode pengukuran parameter kimia perairan di laboratrium PROLING

1. Biologycal Oxygen Demand (BOD)

Prosedur penentuan BOD sebagai berikut :

1. Air sampel didalam wadah diaerasi untuk meningkatkan kadar oksigen air sampel

menggunakan aerator selama 15 menit.

2. Air sampel dipindahkan kedalam botol BOD gelap dan terang sampai penuh. Air

dalam botol BOD terang segera dianalisa kadar oksigen terlarutnya (DO1). Air dalam

botol BOD gelap diinkubasi dalam BOD inkubator dengan suhu 20oC selama 5 hari.

Setelah 5 hari ditentukan kadar oksigen terlarutnya (DO5). Prosedur penentuan DO1

dan DO5 sama seperti prosedur penentuan DO dilapangan (in situ).

Perhitungan:

𝐵𝑂𝐷5 𝑝𝑝𝑚 = (𝐷𝑂1 − 𝐷𝑂5)

DO1 = kadar oksigen terlarut tanpa inkubasi

DO5 = kadar oksigen terlarut setelah inkubasi 5 hari

Metode pengukuran parameter kualitas perairan di laboratrium Kesehatan Ikan dan Lingkungan

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu

1. Alkalinitas

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri dan metode titrasi kimia.

2. Amonia

Pengukuran dilakukan menggunakan test kit amonia (alat tes cepat mengukur amonia).

Page 24: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

16

Lampiran 4 Jenis-jenis moluska yang ditemukan pada setiap stasiun pengamatan

Nama Famili dan Spesies Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Total

Bivalvia

1. Donacidae

a. Donax incarnatus*

58 63 121

b. Donax compresus* 2 25 45 72

c. Donax cuneatus*

5 2 7

d. Donax apex*

8 28 36

2. Mactridae

a. Mactra antiquata 1 1 20 22

3. Cultellidae

a. Siliqua radiata

1 6 7

Gastropoda

4. Turriteridae

a. Turritela terebra

2 2

5. Naticidae

a. Natica maculosa 10

10

b. Natica bicolor 27

27

c. Polinices mamilla 4

4

6. Potamididae

a. Telescopium telescopium

1 1

b. Cerithidea cingulata 2

2

7. Ampullariidae

a. Pomacea cannaliculata (*)(**) 21

21

8. Nassariidae

a. Nassarius costatus 1 2 1 4

9. Viviparidae

a. Filopaludina javanica (*)(**) 15

15

Jumlah total individu 83 100 168 351

Jumlah total spesies 9 7 9 15

Jumlah total family

9

* Spesies yang dimanfaatkan untuk bahan makanan dan pakan ternak

** Spesies gastropoda air tawar (hidup di lingkungan persawahan)

Page 25: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

17

Lampiran 5 Deskripsi famili bivalvia dan gastropoda yang ditemukan

Kingdom : Animalia

Filum : Moluska

Kelas : Bivalvia

Ordo : Veneroida

1. Famili Donacidae

Ukuran cangkang kecil sampai sedang, berbentuk hampir segitiga dan berwarna menarik

dan berkilau, cangkang padat dan tebal. Garis tepi bagian dalam halus, dan permukaan cangkang

halus. Terdapat dua gigi utama dengan gigi lateral pada sisi masing-masing valve. Hidup didalam

pasir di daerah pasang surut dan beriklim panas atau laut hangat, dapat ditemukan dilautan hindia

dan jawa.

Famili : Donacidae

Genus : Donax

Spesies : a. Donax incarnatus Ukuran cangkang berkisar antara 10-27 mm, warna cangkang merah muda

kekuningan.

b. Donax compresus

Ukuran cangkang berkisar antara 5-16 mm, warna cangkang abu-abu keunguan dan

cangkang bagian dalam berwarna ungu tua.

c. Donax cuneatus

Ukuran cangkang berkisar antara 10-18 mm, permukaan cangkang seperti bersisik,

berwarna hijau kecokelatan.

d. Donax apex

Ukuran cangkang 8-12 mm, warna cangkang putih berkilau, dan pada daerah bagian

dalam umbu dan hinge berwarna coklat.

2. Famili Mactridae

Cangkang tebal dan kuat, berbentuk segitiga atau agak memanjang, halus atau dengan

hiasan konsentrik, terdapat gigi lateral, siphon berkembang baik yang ditandai siphon yang

panjang. Hidup dalam pasir di laut dangkal. Banyak spesies tersebar di Asia dan Thailand

khususnya di kepulauan seribu dan Jakarta.

Genus : Mactra

Spesies : a. Mactra antiquata (Spengler 1802), Mactra violacea (Gmelin 1791)

Cangkang berukuran sekitar ± 25 mm. Tekstur cangkang bagian luar dan dalam halus.

Warna cangkang putih, abu-abu dan pada ujung umbo berwarna ungu.

3. Famili Cultellidae

Cangkang tipis berbentuk panjang ramping dan pipih atau agak oval dengan umbo kecil dan

terdapat di anterior. Adanya tulang rusuk internal yang kuat, dari gigi cardinal yang vertical. Hidup

membenamkan diri di dalam pasir di daerah pasang surut, laut dingin dan hangat di Indo-Pacific.

Genus : Siliqua

Spesies : a. Siliqua radiata

Cangkang tipis, mudah pecah, dan transparan (tembus cahaya). Berwarna ungu atau

warna cokelat pucat bersinar dengan tiga atau empat garis putih melebar. Ukuran 10-

15 mm.

Kelas : Gastropoda

Ordo : Sorbeoconcha

4. Famili Turritellidae

Cangkang tebal, panjang, meruncing dan ramping, ukuran cangkang berkisar antara 8-14

cm. Tidak mempunyai umbilicus operculumnya tipis dan bening. Tidak mempunyai canal dan

termasuk herbivorus dengan 25 atau lebih putaran ulir dan suture ke dalam. Masing-masing ulir

mempunyai enam ulir. Hidup pada laut pasang surut sampai laut lepas pantai pada pasir yang

berlumpur.

Genus : Turitella

Spesies : a. Turritela terebra Aperture melingkar collumela hampir lurus, cangkang berwarna coklat pucat atau

gelap dan berukuran 10-11 cm.

Page 26: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

18

Ordo : Mesogastropoda

5. Famili Potamididae

Cangkang tebal dan kuat. Collumela bergulung dan mempunyai canal yang pendek.

Umumnya hidup di hutan-hutan bakau, ada yang menempel pada dahan-dahan batang pohon

bakau. Termasuk herbivorous.

Genus : Cheritium

Spesies : a. Cerithidea cingulata Ukuran cangkang 20-25 mm, dengan tekstur kasar karena terdapat ornamen cangkang

berupa tonjolan seperti jerawat (tuberkel). Warna cangkang hitam atau kecokelatan.

Mempunyai putaran dextral. Mulut cangkang berbentuk contong dan bagian puncak

lancip.

b. Telescopium telescopium

Ukuran cangkang 20-25 mm, tebal, memanjang berbentuk kerucut dengan titik puncak

menara. Dasar aperture datar, suture jarang-jarang. Tulang rusuk berbentuk spiral

yang kuat. Collumela kembar sperti pencabut sumbat botol. Cangkang berwarna

sangat cokelat gelap dengan spiral garis putih atau abu-abu gelap.

6. Famili Ampullariidae

Cangkangnya berukuran agak besar dan berbentuk gelembung. Aperturenya besar.

Operculumnya berkapur, cangkang umumnya berbentuk dextral. Termasuk herbivourus dan hidup

di air tawar dan daerah persawahan.

Genus : Pomacea

Spesies : a. Pomacea cannaliculata

Ukuran cangkang berkisar 36-42 mm, lebar berkisar 32-40 mm, panjang aperture

berkisar 27-33 mm, lebar aperture berkisar 21-26 mm, panjang seluk akhir berkisar

31-41 mm; gembung; sulur agak tinggi, runcing dan sedikit berjenjang; warna kuning,

kuning kehijauan atau kecokelatan dengan hiasan sabuk-sabuk lingkar cokelat; mulut

lebar, tepinya tipis dan agak menebal di sebelah dalamnya, operculum tipis dan lunak

berwarna cokelat atau cokelat kehijauan. Hidup di berbagai perairan tawar yang

tergenang atau berarus lambat hingga 1000 m dpl.

7. Famili Viviparidae

Hidup di air tawar cangkangnya berbentuk seperti pyramid dan berukuran kecil,

operculumnya berkapur, termasuk herbivorous dan ovoviviparous.

Genus : Filopaludina

Spesies : a. Filopaludina javanica

Ukuran cangkang berkisar antara 20-25 mm, lebar berkisar 14-17 mm. panjang

aperture berkisar 11-11 mm, lebar aperture 9-10 mm, kerucut membulat, agak tipis,

hijau kecoklatan atau kuning kehijauan, terkadang terdapat coklat kemerahan, dihiasi

3-5 garis lingkang coklat kehitaman; bergaris-garis tumbuh halus; puncak agak

runcing tetapi romping; jumlah seluk 6-7, agak cembung, seluk akhir besar; mulut

membundar, tepinya bersambung, tidak melebar, umumnya hitam; operculum agak

bundar telur, tipis, agak cekung, coklat kehitaman, bergaris-garis konsentrik dengan

intinya agak di tepi.ditemukan melimpah di danau, sungai, sawah dan dapat

dikonsumsi.

Ordo : Littorinimorpha

8. Famili Naticidae

Cangkangnya berukuran sedang dan tebal, bentuknya agak membengkak, aperturenya

lebar. Operculumnya ada yang tipis bening dan ada juga yang berkapur. Hidup di dalam pasir dan

termasuk carnivourus.

Genus : Natica

Spesies : a. Natica maculosa

Ukuran cangkang berkisar antara 25-30 mm, berwarna putih kekuningan dengan corak

warna seperti macan tutul berwarna coklat atau jingga.

b. Natica bicolor

Ukuran cangkang berkisar antara 30-40 mm dan berwarna cokelat keputihan dengan

permukaan halus dan berkilau.

Page 27: KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA DAN … · Beberapa jenis moluska dari kelas bivalvia dan gastropoda yang hidup di ... M.Si selaku kepala laboratorium Malakologi LIPI ... di

19

c. Polinices mamilla

Ukuran cangkang berkisar antara 35-40 mm dan berwarna putih susu dengan

permukaan halus dan berkilau.

Ordo : Caenogastropoda

9. Famili Nassariidae

Cangkangnya berukuran kecil, agak membengkak atau agak memanjang. Aperture relative

kecil dan sempit. Mempunyai penebalan seperti dinding pada aperture. Operculum tipis dan

bening. Kebanyakan hidup di laut dangkal atau daerah pasang surut.

Genus : Nassarius

Spesies : a. Nassarius coronatus

Ukuran cangkang berkisar antara 18-20 mm dengan warna cokelat kehitaman dan

permukaan cangkang kasar karena terdapat banyak ornament tuberkel (tonjolan

seperti jerawat).

Lampiran 6 Hasil analisis ANOVA bivalvia dengan software SAS

1. Analisis ANOVA jumlah bivalvia di pesisir glayem

Sumber db Jumlah kuadrat Kuadrat Tengah Nilai F Pr > F

Bivalvia 2 1310.07 655.03 26.96 < 0.0001

Galat 27 656.10 24.30

Total 29 1966.17

Alpha 0.05

Error Degrees of Freedom 27

Error Mean Square 24.3

Critical Value of t 2.05183

Least Significant Difference 4.5233

Means with the same letter are not significantly different.

t Grouping Mean N PLK

A 16.400 10 sta3

B 9.800 10 sta2

C 0.300 10 sta1

Lampiran 7 Hasil analisis ANOVA gastropoda dengan software SAS

1. Analisis ANOVA jumlah gastropoda di pesisir glayem

Sumber db Jumlah kuadrat Kuadrat

Tengah

Nilai F Pr > F

Gastropoda 2 437.40 218.70 37.07 < 0.0001

Galat 27 159.30 5.90

Total 29 596.70

Alpha 0.05

Error Degrees of Freedom 27

Error Mean Square 5.9

Critical Value of t 2.05183

Least Significant Difference 2.2289

Means with the same letter are not significantly different.

t Grouping Mean N PLK

A 8.300 10 sta1

B 0.200 10 sta2

B

B 0.200 10 sta3