Ke Simp Ulan

2
BAB III KESIMPULAN 3.1. Kesimpulan Sindroma Terowongan Karpal (STK) adalah jebakan neuropati yang sering ditemukan, lebih banyak mengenai wanita dan sering ditemukan pada usia pertengahan. Sebagian kasus STK tidak diketahui penyebabnya sedangkan pada kasus yang diketahui, penyebabnya sangat bervariasi. Kebanyakan mempunyai hubungan yang erat dengan penggunaan tangan secara repetitif dan berlebihan. Gejala awal STK umumnya hanya berupa gangguan sensorik seperti rasa,nyeri, parestesia, rasa tebal dan tingling pada daerah yang diinnervasi. Gejala-gejala ini umumnya bertambah berat pada malam hari dan berkurang bila pergelangan tangan digerak-gerakkan atau dipijat. Gejala motorik hanya dijumpai pada penderita STK yang sudah berlangsung lama, demikian pula adanya atrofi otot-otot thenar. Penegakan diagnosa STK didasarkan atas gejala klinis dan pemeriksaan fisik yang meliputi berbagai macam tes. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis, laboratoris, dll, dapat membantu usaha menegakkan diagnosa. 13

description

jbsfkedjkuncsxiejdnislm enlnfsnfvkkxjnckjudnkjvfnskjxnvnvkjrn

Transcript of Ke Simp Ulan

Page 1: Ke Simp Ulan

BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Sindroma Terowongan Karpal (STK) adalah jebakan neuropati yang sering

ditemukan, lebih banyak mengenai wanita dan sering ditemukan pada usia pertengahan.

Sebagian kasus STK tidak diketahui penyebabnya sedangkan pada kasus yang diketahui,

penyebabnya sangat bervariasi. Kebanyakan mempunyai hubungan yang erat dengan

penggunaan tangan secara repetitif dan berlebihan.

Gejala awal STK umumnya hanya berupa gangguan sensorik seperti rasa,nyeri,

parestesia, rasa tebal dan tingling pada daerah yang diinnervasi. Gejala-gejala ini umumnya

bertambah berat pada malam hari dan berkurang bila pergelangan tangan digerak-gerakkan

atau dipijat. Gejala motorik hanya dijumpai pada penderita STK yang sudah berlangsung

lama, demikian pula adanya atrofi otot-otot thenar.

Penegakan diagnosa STK didasarkan atas gejala klinis dan pemeriksaan fisik yang

meliputi berbagai macam tes. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan

radiologis, laboratoris, dll, dapat membantu usaha menegakkan diagnosa.

Penatalaksanaan STK dikelompokkan atas 2 dengan sasaran yang berbeda. Terapi

yang langsung ditujukan terhadap STK harus selalu disertai terapi terhadap keadaan atau

penyakit yang mendasari terjadinya STK. Terapi terhadap STK dikelompokkan lagi atas

terapi konservatif dan terapi operatif. Sekalipun prognosanya baik, kemungkinan kambuh

masih tetap ada.

13