Kdpk Oksigen n Infus

19
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemasangan infus adalah teknik yang mencakup penusukan vena melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateler atau dengan jarum yang di sambungkan. Pemberian cairan infuse merupakan materi yang sangat sulit di terapkan karena memiliki berbagai macam tehknik-tekhnik yang berbeda-beda dan memilki kerasionalannya sendiri-sendiri juga. oleh karena itu prosedur pemberian infus memerlukan pembelajaran yang tidak sedikit. Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia. Dalam penulisan makalah ini akan di jelaskan pengertian pemberian cairan infuse dan oksigen, tujuan, hal-hal yang harus diperhatikan, alat yang harus disiapkan, cara kerja, indikasi, tempat pemasang perasat. B. RUMUSAN MASALAH 1

Transcript of Kdpk Oksigen n Infus

Page 1: Kdpk Oksigen n Infus

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemasangan infus adalah teknik yang mencakup penusukan vena melalui

transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateler atau dengan jarum

yang di sambungkan. Pemberian cairan infuse merupakan materi yang sangat sulit

di terapkan karena memiliki berbagai macam tehknik-tekhnik yang berbeda-beda

dan memilki kerasionalannya sendiri-sendiri juga. oleh karena itu prosedur

pemberian infus memerlukan pembelajaran yang tidak sedikit.

Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam

paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian

oksigen tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya

hipoksia.

Dalam penulisan makalah ini akan di jelaskan pengertian pemberian cairan

infuse dan oksigen, tujuan, hal-hal yang harus diperhatikan, alat yang harus

disiapkan, cara kerja, indikasi, tempat pemasang perasat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan proses pemberian cairan melalui infuse

dan pemberian oksigen?

2. Bagaimana prosedur pemberian cairan melalui infus dan pemberian

oksigen?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian Pemberian cairan melalui infus dan pemberian

Oksigen.

2. Memberikan informasi tentang prosedur pemasangan infus dan oksigen.

3. Agar mahasiswa mampu melaksanakan pemberian infuse dan oksigen

kepada klien saat di lapangan kerja.

1

Page 2: Kdpk Oksigen n Infus

BAB II

PEMBAHASAN

I. PEMBERIAN CAIRAN MELALUI INFUS

A. PENGERTIAN

Memasukkan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam

jumlah banyak dan dalam waktu yang lama, dengan menggunakan infus set.

B. TUJUAN

1. Sebagai pengobatan

2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit

3. Memberi zat makanan pada pasien yang tak dapat/tak boleh makan

melalui mulut

C. INDIKASI

Pada pasien :

1. Dehidrasi

2. Sebelum transfuse darah

3. Yang dioperasi dengan anesthesia umum

4. Yang tidak bisa makan dan minum

5. Untuk pengobatan tertentu

D. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1. Standar infuse

2

Page 3: Kdpk Oksigen n Infus

2. Perangkat infuse

3. Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien

4. jarum infuse atau abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran

5. Pengalas

6. Pembendung / tourniquet

7. Kapas alkohol 70%

8. Plester

9. Gunting

10. Kasa steril

3

Page 4: Kdpk Oksigen n Infus

11. Betadine

12. Sarung tangan

E. TEMPAT PEMASANGAN PERASAT :

Tempat atau lokasi vena perifer yang sering digunakan pada pemasangan

infuse. Vena Supervisial atau perifer kutan terletak didalam fasia subcutan dan

merupakan akses paling mudah untuk terapi intravena. Vena-vena tersebut

diantaranya adalah :

1. Metakarpal

2. Sefalika

3. Basilika

4. Sefalika mediana

5. Basilika mediana

6. Antebrakial median

F. CARA KERJA

1. Siapkan alat-alat yang diperlukan

2. Pasien diberitahukan jika keadaan memungkinkan

3. Posisi berbaring pasien di tur sebaik mungkin

4. Pakaian dibuka pada daerah yang akan dipasang infuse

5. Letakkan alat-alat yang telah disiapkan ke dekat pasien

6. Perlak dan alasnya dipasang di bawah anggota yang akan dipasang

infuse

7. Botol cairan digantungkan pada tiang infuse

8. Tutup botol cairan diidesinfeksi dengan kapas alcohol,lalu tusukkan

pipa saluran udara,kemudian pipa saluran infuse

9. Tutup jarum dibuka,cairan dialirkan sampai keluar,sehingga udara

tidak ada pada saluran cairan infuse

10. Tutup jarum dibuka,cairan dialirkan sampai keluar,sehingga udara

tidak ada pada saluran cairan infuse,lalu dijepit dan jarum ditutup

kembali. Tabung tetesan jangan sampai penuh

4

Page 5: Kdpk Oksigen n Infus

11. Lengan pasien bagian atas dibendung dengan karet pembendung

12. Daerah/tempat untuk menusukvena didesinfeksi,lalu jarum ditusukkan

ke vena dengan lobang jarum menghadap keatas.

13. Bila berhasil,darah akan keluar, (dapat dilihat pada pipa saluran),

maka pembendung dilepaskan,penjepit (klem) dilonggarkan untuk

melihat kelancaran cairan/tetesan

14. Bila tetesan lancer,pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester

15. Kemudian tetesan diatur sesuai dengan yang ditentukan

16. Jarum dan tempat tusukkan ditutup dengan kasa steril dan di plester

17. Anggota badan yang dipasang infuse diatur letaknya supaaya jangan

digerak-gerakkan selama infuse dipasang agar jarum infustidak

bergeser,bila perlu dipakai spalk.

18. Bereskan alat-alat yang telah dipergunakan

19. Pasien dirapihkan dan posisinya diusahakan seenak mungkin , bila

pemberian infuse selesai, infuse di stop,plester dilepas dan jarum

dicabut,bekas tusukkan ditekan dengan kaps alcohol, kemudian

ditutup.

G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harus tepat

2. Pada tempat pemasangan jarum infuse,bila terjadi haematoma,

bengkak, dll, infuse distop dan pindahkan pemasangannya ke bagian

lain

3. Reaksi pasien selama 15 menit pertama,bila pasien timbul reaksi

alergi misalnya; menggigil,urtucaria,atau shock infuse segera

diperlambat tetesannya, kalau perlu distop dan beritahukan dokter

4. Catatan pemberian infuse dibuat secara terperinci,yaitu dicatat:

Tanggal,hari,jam,mulai perasat dilakukan

Macam cairan banyaknya dan jmlah tetesan permenit

Keadaan umum pasien,tensi,nadi,dll selam pemberian infuse

Reaksi pasien terhadap cairan yang diberikan

5

Page 6: Kdpk Oksigen n Infus

Nama dokter dan perawat yang bertanggung jawab

5. Siapkan cairan untuk pemberian selanjutnya agar botol jangan

kosong,karena ini sangat berbahaya bila udara masuk selang infuse

dan diteruskan ke dalam pebuluh darah.(emboli).

6. Dalam bekerja,tetap mempertahankan kesuci-hamaan (sterilitas)

7. Teknik pemasangan infuse, disesuaikan dengan perangkat infuse yang

tersedia.

6

Page 7: Kdpk Oksigen n Infus

II. PEMBERIAN OKSIGEN

A. DEFINISI

Pemberian terapi oxygen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas

oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru

melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.

B. TUJUAN

1. Memenuhi kekurangan oksigen

2. Membantu kelancaran metabolism

3. Sebagai tindakan pengobatan

4. Mencegah hipoksia

5. Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung

C. INDIKASI

Terapi ini dilakukan pada penderita :

1. Dengan anoksia atau hipoksia

2. Dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan

3. Selama dan sesudah dilakukan narcose umum

4. Mendapat trauma paru

5. Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock, dispneu, cyanosis, apneu

6. Dalam keadaan coma

D. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1. Tabung oksigen

2. Flowmeter oksigen

3. Humidifier

4. Nasal kanul

5. Plester 2 buah

6. 2 buah waskom / kom berisikan Nacl 0,9 %

7. Cotton bad / lidi waten dan sarung tangan dalam bak instrumen

7

Page 8: Kdpk Oksigen n Infus

8. Tanda peringatan (dilarang merokok, menyalakan api karena oksigen

sedang digunakan)

9. Aqua bidest

10. Senter  pen light

11. Jam dengan hitungan detik

12. Alat tulis untuk mencatat

E. MACAM-MACAM ALAT DALAM PEMBERIAN O2

1. Nasal kanul

2. Simple face mask

Indikasi :

a. Flow rate: 5-8 L/menit

b. Konsentrasi  O2 : 40-60%

Keuntungan:

Efektif untuk pernafasan via mulut atau

yang mengalami sumbatan hidung

Kerugian :

Penggunaan flow rate sedikitnya 5L/menit

mencegah rebreatheing CO2

8

Indikasi :

   a. Flow rate: 1-6 L/menit

   b. Konsentrasi  O2 : 20-45%

Keuntungan :

   a. Pasien dapat makan dan bicara tanpa

melepas canula

   b. Nyaman untuk semua usia

Kerugian :

   a. Mudah terlepas / salah posisi

   b. Harus punya lubang hidung yang paten

    c. Flow rate > 6L/menit tidak dapat diberikan,

karena dapat menimbulkan rasa tidak nyaman

Page 9: Kdpk Oksigen n Infus

3. Partial rebreather mask

4.  Nonrebreather mask

5. Tabung oksigen

6. Flowmeter

9

Indikasi :

    a. Flow rate: 8-12 L/menit

    b. Konsentrasi  O2 : 50-80%

Keuntungan :

    Mengirimkan O2 dalam konsentrasi tinggi

Kerugian :

     Kantong harus tidak melintir / melipat, dan

hindari obstruksi oksigen

Indikasi :

        - Flow rate: 10-15 L/menit

        - Konsentrasi  O2 : 60-80%

Keuntungan :

        - Mengirimkan konsentrasi oksigen yang paling 

tinggi

Kerugian :

        Mati lemas jika aliran oksigen terobstruksi dan

masker rapat menempel, kecuali jika masker

dilengkapi dengan suatu  mekanisme katup spring

(spring valve) yang dapat  membuka manakala

pasien inspirasi.

Page 10: Kdpk Oksigen n Infus

7. Humidifier 

F. TEMPAT – TEMPAT PEMBERIAN OKSIGEN

Proses oksigenasi dapat dilakukan melalui :

1. Hidung

2. Faring

3. Laring

4. Epiglottis

G. CARA KERJA

1. Persiapan: Sambungkan flowmeter dengan oksigen, isi himudifier dengan

aqua bidest sampai batas yang telah ditentukan kemudian sambungkan ke

flowmeter.

2. Berikan salam, untuk mempermudah komunikasi dengan pasien.

3. Jelaskan tujuan dari tindakan, untuk menghindari adanya misscomunication

dengan pasien.

4. Kontrak waktu untuk melakukan tindakan.

5. Dekatkan alat-alat yang disiapkan, untuk mempermudah proses.

6. Petugas mencuci tangan, untuk menjaga kebersihan.

7. Kaji pernafasan pasien (hitung RR 1 menit penuh), untuk memastikan bahwa

pasien benar-benar membutuhkan oksigenasi

8. Gunakan sarung tangan, untuk menghindari terjadinya iritasi.

9. Kaji kondisi mulut dan hidung pasien dengan menggunakan senter (bila kotor

mintakan pasien untuk membersihkan, bila pasien tidak sadar bersihkan

lubang hidung dengan lidi waten yang telah dilembabkan dengan cairan Nacl

0,9%), untuk mempermudah proses

10. Sambungkan kanul dengan alat pelembap/humidier

10

Page 11: Kdpk Oksigen n Infus

11. Kemudian putar flowmeter sesuai dengan program terapi (missal : untuk

kanul/kateter 24-44 % / 1-6 liter/menit, sedangkan unutk masker 40% = 5

liter/menit)

12. Masukkan ujung kanul ke dalam waskom yang berisi air untuk memastikan

apakah oksigen telah mengalir dengan baik (tanda oksigen mengalir dengan

baik adalah terdapatnya gelembung-gelembung udara dalam air)

13. Pasangkan nasal kanul pada hidung klien dengan hati-hati dan tidak

menimbulkan rasa sakit serta posisi kanul dengan tepat, guna memberi rasa

nyaman pada pasien saat diberi oksigenasi

14. Beri fiksasi/plester pada kanul dan untuk direkatkan pada samping

hidung/pipi klien

15. Rapikan klien, agar pasien lebih nyaman dengan tempat tidurnya

16. Gantung tanda peringatan pada botol tabung, untuk menghindari ada pihak

keluarga yang masih awan memainkan botol tabung

17. Jelaskan bahwa tindakan sudah selesai, agar pasien bisa istirahat kembali

18. Mencuci tangan, untuk menghindari menempelnya kuman-kuman atau virus

dari pasien atau lingkungan

19. Catat semua kegiatan yang telah dilakukan, serta respon klien, untuk

pendataan dan evaluasi tindakan selanjutnya.

H. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian oksigen

1. Amati tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah pemberian

oksigen

2. Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan misalnya : api, yang dapat

menimbulkan kebakaran

3. Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada

pada botol

4. Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila

tidak dipakai

5. Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan disimpan

kering

11

Page 12: Kdpk Oksigen n Infus

6. Pemberian oksigen harus hati-hati terutama pada penderita penyakit

paru kronis karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat

mengakibatkan hipoventilasi,hypercarbia diikuti penurunan kesadaran.

7. Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 – 2 liter/menit,

kemudian dinaikkan pelan-pelan sesuai kebutuhan

8. Terapi O2 merupakan salah satu intervensi keperawatan yang bersifat

kolaboratif yang merupakan bagian dari paket intervensi keperawatan

yang diberikan kepada klien berdasarkan diagnosa keperawatan yang

dirumuskan. Oleh karena itu maka langkah pertama yang perawat

lakukan adalah melakukan pengkajian

12

Page 13: Kdpk Oksigen n Infus

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam memberikan infus dan oksigen pada pasien tentunya memiliki

prosedur (cara kerja) yang harus diperhatikan. Oleh karena itu seorang tenaga

kesehatan diwajibkan mempelajari hal ini dengan benar dan serius. Prosedur dari

tahap ke tahap memiliki rasionalisasi yang memberikan alasan mendasar mengapa

harus dilakukan prosedur tersebut. Hal inilah yang menampakkan pentingnya

pembelajaran Ketrampilan Dasar Praktek Klinik (KDPK) yang memilki maksud

bahwa kita tak hanya memerlukan teori saja, namun mjuga harus pandai

mempraktikan sesuai prosedur yang benar. Oleh sebab itu kelompok penulis

mengharapkan materi ini dapat bermanfaat.

B. SARAN

Bagi Perawat :

1. Melakukan prosedur kerja dengan serius dan benar sesuai dengan

ketentuan;

2. Memperlakukan pasien dengan baik tanpa menyebarkan privasi pasien;

3. Menggunakan alat-alat sekecil apapun guna menghindari infeksi pada

pasien, seperti handscoon, perlak, kapas dan lain-lain.

Bagi Pasien :

1. Melakukan apa yang diinstruksikan oleh perawat guna melancarkan

perlakuan;

2. Mempercayakan pada perawat untuk menghindari adanya kesalahan teknis

akibat ketakutan dan kekhawatiran pasien.

Bagi Pembaca :

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak

kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun.

13

Page 14: Kdpk Oksigen n Infus

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

Alimul,Azis.2008.Ketrampilan Dasar Praktik Klinik.Jakarta:Salemba Medika

14