KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

25
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN Oleh Klp. V : Agustina Modok Dea Nanda Arshani M. Dhining Ayu Oktavia M. Dwi Anggara

description

dea_EKSTENSI14 UI

Transcript of KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

Page 1: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

Oleh Klp. V :

Agustina Modok

Dea Nanda Arshani M.

Dhining Ayu Oktavia

M. Dwi Anggara

Page 2: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

OUTLINE

●Struktur anatomi sistem perkemihan.●Peredaran darah/sirkulasi sistem perkemihan.●Persyarafan sistem perkemihan.●Jelaskan fungsi perkemihan dalam mempertahankan

homeostasis.●Proses pembentukan urin.●Karakteristik urin normal.

Page 3: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

Anatomi Ginjal

LetakGinjal terletak secara retroperitoneal, pada bagian posterior abdomen, pada kedua sisi kolumna vertebra dan terletak antara vertebra toraks keduabelas dan lumbal ketiga. Ginjal kiri biasanya terletak sedikit lebih tinggi dari ginjal kanan karena letak hatiUkuranGinjal orang dewasa secara rata-rata memiliki panjang 11 cm, lebar 5-7,5 cm, dan ketebalan 2,5 cm

Hal yang menahan ginjal tetap pada posisinya di belakang peritoneum parietal adalah sebuah

massa lemak peritoneum (kapsul adiposa) dan jaringan penghubung yang disebut fasia gerota

(subserosa)

Page 4: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

• hsbxhksbkhsbc

Anatomi Ginjal

Tiap ginjal dibagi menjadi tiga bagian utama, korteks, medulla, dan pelvis

(Sloane, 2004; Tortora & Derrickson, 2012) .

a. Korteks (bagian luar)

Di dalamnya terdapat jutaan nefron Nefron terdiri dari glomerulus yang

diselubungi kapsula bowman dan tubulus (saluran) yang terdiri dari tubulus

kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.

b. Medulla (sumsum ginjal)

Terdiri dari beberapa badan berbentuk kerucut (piramida). Di sini terdapat

lengkung henle yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus

kontortus distal.

c. Pelvis renalis (rongga ginjal)

Pelvis ginjal merupakan struktur berongga yang berfungsi

untuk mengumpulkan urine yang terletak di bagian dalam sisi

medial di pusat kedua ginjal yang akan dialirkan menuju

kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh

melalui uretra

Page 5: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

• Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang sampai kandung kemih. Panjang ureter anatara 25–30 cm dan berdiameter 4 – 6 mm.

• Dinding ureter terdiri dari tiga lapisan jaringan, jaringan terluar adalah lapisan fibrosa, ditengah adalah muskularis longitudinal ke arah dalam dan otot polos ke arah luar, dan lapisan terdalam adalah epitelium mukosa yang mensekresi selaput mucus pelindung.

• Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltic intrinsic

Anatomi Ureter

Page 6: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

• Vesica urinaria atau disebut kandung kemih adalah organ muscular berongga yang berfungsi sebagai kontainer penyimpanan urine.

• Lokasi kandung kemih pada pria terletak tepat dibelakang simfisis pubis dan di depan rectum. Pada perempuan, organ ini terletak agak dibawah uterus di depan vagina.

• Ukuran organ ini sebesar kacang kenari dan terletak di pelvis saat kosong, organ berbentuk seperti buah pir dan mencapai umbilicus dalam rongga abdominopelvis jika penuh terisi urine. Struktur kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dengan lipatan-lipatan peritoneum dan kondesasi fasia (Sloane, 2004).

Anatomi Vesica Urinaria (Kandung Kemih)

Page 7: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

• Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuangan baik pada sistem kemih atau eksresi dan sistem seksual. Pada pria berfungsi juga sebagai saluran pengeluaran air mani.

Anatomi Uretra

Page 8: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

• Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis.

• Panjangnya ± 20 cm. • Uretra pada laki-laki terdiri dari: Uretra prostatica, Uretra membranosa, Uretra

kavernosa. • Lapisan uretra laki-laki terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan

submukosa. • Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium

eksterna. • Pada penis panjangnya 17,5-20 cm

Anatomi Uretra Laki-laki

Page 9: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

Bagian-bagian Uretra Laki-laki

• Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hampir vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke permukaan anterior.

• Uretra pars membranosa ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostata dan bulbus uretra. Pars membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis.

• Uretra pars kavernosa merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis.

Page 10: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

• Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah atas, panjangnya ± 3-4 cm.

• lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

• Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. • uretra ini menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna

langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. • Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah

glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi

Anatomi Uretra Wanita

Page 11: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

SIRKULASI SISTEM PERKEMIHAN

Setelah proses filtrasi di glomerulus, darah

akan meninggalkan glomerulus dan mengalir

ke dalam arteriola eferen, kemudian masuk

ke dalam susunan kapiler kedua, yaitu kapiler

peritubulus yang mengitari tubulus. Pada

nefron jukstamedularis kapiler peritulus

panjang yang turun ke medula disebut vasa

rekta. Akhirnya kapiler renalis bergabung

membentuk venula dan vena kecil yang

membawa darah keluar dari ginjal menuju

vena renalis (Silverthorn, 2013).

Page 12: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

PERSARAFAN SISTEM PERKEMIHAN(WEIN, 2002)

● Persarafan pada ginjal : Saraf preganglionik simpatis berasal dari toraks kedelapan melalui segmen tulang belakang lumbar pertama dan kemudian berjalan ke celiac dan ganglia aorticorenal.

● Persarafan pada ureter : Pada dasarnya, peristaltik ureter yang normal tidak memerlukan masukan dari saraf otonom, melainkan berasal dan disebarkan dari pacemaker otot polos intrinsik yang terletak di kaliks minor dari sistem pengumpul ginjal.

● Persarafan pada kandung kemih : Serat aferen otonom keluar dari bagian anterior dari pleksus panggul (pleksus vesikalis) melewatkan ligamen lateral dan posterior untuk mensarafi kandung kemih.

Page 13: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

HOMEOSTASIS

Pemeliharaan lingkungan internal yang relatif stabil (Sherwood, 2012).

“Ginjal merupakan organ utama dalam sistem perkemihan. Ginjal berperan lebih besar dalam homeostasis dibandingkan dengan organ lain. ”

Page 14: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

Ginjal berperan dalam homeostasis melalui cara-cara spesifik berikut :

Fungsi regulasi Fungsi ekskresi Fungsi hormon Fungsi metabolik

Page 15: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

Fungsi Regulasi

Mengatur komposisi elektrolit, volume, osmolaritas, konsentrasi, dan pH lingkungan  internal.  Ginjal  melaksanakan  fungsi  regulatorik  ini  dengan mengeluarkan bahan­bahan yang tidak diperlukan tubuh, misalnya zat sisa metabolik  dan  kelebihan  garam  atau  air  yang  masuk,  sembari  menahan bahan­bahan yang bermanfaat.

Fungsi Ekskresi

Ginjal  mengeluarkan  semua  produk  sisa  metabolisme  tubuh  kecuali karbondioksida yang dikeluarkan oleh sistem pernapasan. 

Page 16: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

Fungsi Hormon

Ginjal menghasilkan eritropoietin, hormon yang merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah. Efek ini berperan dalam homeostasis dengan membantu mempertahankan kandungan optimal oksigen darah. Lebih dari 98% oksigen di darah terikat ke hemoglobin di dalam sel darah merah.

Ginjal juga menghasilkan renin, hormon yang memicu jalur renin-angiotensin-aldosteron untuk mengontrol reabsorpsi Na+ di tubulus ginjal yang penting dalam pemeliharaan jangka panjang volume plasma dan tekanan darah arteri.

Fungsi Metabolik

Ginjal membantu mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya. Vitamin D esensial untuk menyerap Ca2+ dari saluran cerna. Kalsium sebaliknya memiliki beragam fungsi homeostatik.

Page 17: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Page 18: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Page 19: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

Karakteristik Urin Normal

• Jumlah output harian 1.5 liter.

• Warna kuning

• Jernih dan tidak keruh

• Bau khas amoniak

• Tingkat gravitasi spesifik/ BJ urine (1.003 sampai 1.030)

• pH 6.5 atau dapat juga antara 5–7.5

Page 20: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Page 21: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

9/16/15

Sumber :

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (J. Mulyanto, Yudhistira, A. P. Tunggono, N. H. Setiyawan, R. Martanti, Natalia, Y. Wibowo, L. Rujito, E. Sulistyoningrum & S. Candrawati, Trans. 8 ed.). Singapore: Elsevier.

Saladin. (2003). Anatomy and physiology: the unity of form and function. (3rd ed.). The McGraw-Hill Companies.

Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi: Untuk Pemula (Widyastuti, Trans.). Jakarta: EGC.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy & Physiology (13 ed.).

USA: John Wiley & Son, Inc.

Page 22: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

9/16/15

Despopoulos, A., Silbernagl, S. (2003). Color atlas of physiology. New York :

Thieme

Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L. (2014). Medical

surgical nursing : assessment and management of clinical problem. St. Louis,

Missouri : Elsevier Mosby

O’Callaghan, C. A. (2009). At a glance sistem ginjal. (dr. Elizabeth Yasmine :

Penerjemah). Jakarta : Erlangga

Wein, A J.., Kavoussi, L. R. (2002). Campbell-Walsh urology. 9th Ed. Vol. 1. St.

Louis, Missouri : Elsevier Mosby

Page 23: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

9/16/15

Mader, Sylvia S. (2012). Human Biology. 12th Ed. New York : Yhe McGraw-Hill Companies Inc.

Sherwood, Lauralee. (2012). Human Physiology : From Cells to Systems.

6th Ed. Singapore : Cengage Learning.

Sherwood, Lauralee. (2012). Fundamentals of Human Physiology. 4th Ed.

USA : Cengage Learning.

Page 24: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

9/16/15

Silverthorn, D. U. (2013). Human physiology : An integrated approach, 6th Ed.

(Alih bahasa : Staf pengajar departemen fisiologi kedokteran FKUI). Jakarta :

EGC

Pramanik. D. (2007). Principles of physiology, 2nd Ed. Kolkata : B. K. Dhur of

Academic Publisher

Mundt, L. A. & Shanahan, K. (2011). Graff’s textbook of routine urinalysis and

body fluids, 2nd Ed. New York : Lippincott Williams & Wilkins

Jones, B. D. (2015). Comprehensive medical terminology, 5th Ed. USA :

Cengange Learning

Page 25: KD V_Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

TERIMAKASIH^_^