kcl dan nacl.docx
-
Upload
putri-pramita -
Category
Documents
-
view
61 -
download
4
Transcript of kcl dan nacl.docx
Nama : Ika Putri Nur Pramita
NIM : 201011019
Tingkat/semester : 3/6
S1 Keperawatan
NaCL
Normal Saline
Nacl 0,9% komposisi (mmol/l) : Na = 154, Cl = 154.
Kemasan : 100, 250, 500, 1000 ml.
Dosis :
Dosis bersifat individual.
Dosis lazim: 1000 mL/70 kg berat badan /hari dengan kecepatan infus sampai dengan 7,7 mL/kg
berat badan/jam.
Indikasi :
a. Resusitasi
Pada kondisi kritis, sel-sel endotelium pembuluh darah bocor, diikuti oleh keluarnya molekul
protein besar ke kompartemen interstisial, diikuti air dan elektrolit yang bergerak ke intertisial
karena gradien osmosis. Plasma expander berguna untuk mengganti cairan dan elektrolit yang
hilang pada intravaskuler.
b. Diare
Kondisi diare menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah banyak, cairan NaCl digunakan
untuk mengganti cairan yang hilang tersebut.
c. Luka Bakar
Manifestasi luka bakar adalah syok hipovolemik, dimana terjadi kehilangan protein plasma atau
cairan ekstraseluler dalam jumlah besar dari permukaan tubuh yang terbakar. Untuk
mempertahankan cairan dan elektrolit dapat digunakan cairan NaCl, ringer laktat, atau dekstrosa.
d. Gagal Ginjal Akut
Penurunan fungsi ginjal akut mengakibatkan kegagalan ginjal menjaga homeostasis tubuh.
Keadaan ini juga meningkatkan metabolit nitrogen yaitu ureum dan kreatinin serta gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Pemberian normal saline dan glukosa menjaga cairan ekstra
seluler dan elektrolit.
Kontraindikasi : hipertonik uterus, hiponatremia, retensi cairan. Digunakan dengan pengawasan
ketat pada CHF, insufisiensi renal, hipertensi, edema perifer dan edema paru.
Adverse Reaction : edema jaringan pada penggunaan volume besar (biasanya paru-paru),
penggunaan dalam jumlah besar menyebabkan akumulasi natrium.
KCl
KCl 25 ml (Otsu) → 7,46% → Tiap ml mengandung KCl 74,6 mg ≈ 1 mEq/ml ≈ 2 mOsm/ml ≈
2000 mOsm/L.
KCl harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum di berikan secara I.V. ke dalam cairan infus yang
akan di berikan.
Indikasi :
Pencegahan dan pengobatan pada kekurangan kalium atau hipokalemia, seperti pada penggunaan
digoksin atau antiaritmia (kekurangan kalium dapat menginduksi aritmia), pasien dengan
hiperaldoteronisme (stenosis arteri ginjal, sirosis hati, sindrom nefrotik dan gagal jantung yang
berat), diare kronik yang berhubungan dengan malabsorpsi atau penyalahgunaan laksatif, untuk
memenuhi asupan kalium yang kurang pada penderita usia lanjut, penggunaan obat jangka
panjang yang dapat menginduksi kehilangan kalium (mineralkortikoid).
KI :
Konsentrasi plasma kalium diatas 5 mmol/liter, hiperglikemia, gagal ginjal.
Peringatan :
Pasien dengan penyakit jantung atau keadaan predisposisi hipokalemia seperti insufisiensi renal
atau adrenokortikal, dehidrasi akut, atau kerusakan jaringan yang berlebih yang diakibatkan luka
bakar yang parah. Monitoring status klinis secara regular, serum elektrolis, dan ECG (terutama
pasien dengan penyakit jantung atau gangguaan ginjal), pada ibu hamil.
Efek Samping Obat :
Dosis berlebihan dapat menyebabkan hiperkalemia, khususnya pasien dengan gangguan ginjal.
Gejalanya dapat berupa paraesthesia pada ekstremitas, lemah otot, serangan jantung, paralysis,
aritmia, heart block dan kebingungan. Nyeri atau flebitis dapat muncul saat diberikan i.v. melalui
vena perifer, khususnya pada konsentrasi tinggi.
IO :
Diuretik hemak kalium, ACE inhibitor, ciclosporin dan obat yang mengandung kalium seperti
garam kalium yang terdapat pada penisilin.
F.kinetik :
Rentang konsentrasi plasma kalium normal berkisar antara 2,5-5 mEq/L pada orang dewasa
sehat. Dieksresikan terutama di urin, sejumlah kecil diekskresikan melalui kulit dan saluran
pencernaan.
F.dinamik :
Dosis : pemberian dengan infus IV lambat. Laju pemberian tidak boleh lebih dari
20 mEq/jam.