KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN...
Transcript of KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN...
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN PENGELOLAAN
PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA
BUKU 3: RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
Oleh: Dewa Gede Raka Wiadnya
Kontak: [email protected]
Saran Sitasi:
Wiadnya, D.G.R., 2011. Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di
Indonesia. Buku 3: Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS). Malang,
Conservation International (CI) & Universitas Brawijaya, 36pp
1 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
RENCANA PROGRAM DAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
Universitas Brawijaya, UB
Fakultas Perikanan & Ilmu kelautan (FPIK)
Jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan & Ilmu Kelautan (PSPIK)
NAMA MATA KULIAH : Konservasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
KODE MATA KULIAH : PIP 4108
TOTAL SKS : 3 SKS; 2 SKS Tatap Muka + 1 SKS Praktikal
STATUS MATA KULIAH : Wajib/Pilihan
SEMESTER DIBERIKAN : 7 (tujuh)
KURIKULUM : Inti/Institusi Program Studi
KOMPETENSI : Ut/Pe/La
KATEGORI : MKK/MPK/MKB/MPB/MBB
DOSEN PENGAMPU : Alfan jauhari
: Daduk Setyohadi
: Darmawan Okto Sutjipto
: Dewa Gede Raka Wiadnya
: Guntur
: Sukandar
: Tri Djoko Lelono
KONTAK MK : [email protected]
Keterangan:
MPK = Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
MKK = Mata Kuliah Keahlian
MKB = Mata Kuliah Keahlian Berkarya
MPB = Mata Kuliah Perilaku Berkarya
MBB = Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat
Ut = Kategori Utama
Pe = Kategori Pendukung
La = Kategori Lainnya
2 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
Silabus Mata Kuliah
(UpDate: januari 2011) Prinsip dasar dan strategi konservasi – pusat keanekaragaman hayati laut,
ancaman terhadap sumber daya hayati laut (perikanan), kawasan konservasi perairan (KKP) sebagai
alat pengelolaan perikanan tangkap, roadmap, zonasi kawasan, management plan dan monitoring
keberhasilan KKP.
A Latar Belakang
Pengelolaan Perikanan (tangkap) diartikan sebagai usaha mengatur pemanfaatan atau
pengambilan sumber daya ikan sedemikian rupa, agar tidak terjadi penangkapan berlebih (over-
fishing) dan artinya, sumber daya ikan tersedia secara berkelanjutan. Selama ini, usaha pengelolaan
perikanan tangkap dilakukan melalui pengaturan jumlah ijin unit penangkapan yang diberikan oleh
pemerintah kepada pengusaha perikanan atau nelayan. Jumlah ijin (SIUP) ditentukan oleh JTB
(Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan) pada tahun kalender tersebut (JTB ialah terjemahan dari
istilah TAC, Total Allowable Catch). JTB didefinisikan sebagai 80% total effort, Eopt, dari effort pada
saat mencapai MSY, Maximum Sustainable Yield (effort bisa dikonversi kedalam bentuk jumlah ijin
alat tangkap).
MSY didefinisikan sebagai laju ekstraksi atau pengambilan pada laju pemulihan alami
tertinggi, sehingga total hasil tangkap pada saat itu mencapai maksimal namun stok sumber daya ikan
masih tersedia secara berkelanjutan. Ketika total alat tangkap sudah mencapai posisi JTB, pengelola
perikanan akan menghentikan ijin usaha penangkapan (SIUP). Jika ada, surat ijin hanya diberikan
untuk perpanjangan, atau memindahkan kepemilikan ijin, dari pemilik ijin lama yang sudah tidak
beroperasi. Penentuan MSY (begitu juga JTB) dilakukan dengan menggunakan pendekatan model
produksi surplus dari Schaefer – total hasil tangkap dinyatakan sebagai fungsi kuadratik dari total
effort yang menangkap jenis perikanan tersebut, dimana kurva mulai dari titik origin (0,0). Mulanya,
peningkatan effort (alat tangkap) akan meningkatkan total hasil tangkap dari alat tersebut.
Penambahan unit alat lebih lanjut, menurunkan laju peningkatan hasil tangkap total dan akhirnya
mencapai titik infleksi. Pada saat itu tingkat pemanfaatan disebut mencapai MSY, penambahan effort
lebih lanjut akan menyebabkan terjadinya penangkapan berlebih atau over-fishing. Model Schaefer ini
tergantung pada berbagai asumsi yang hampir tidak bisa dipenuhi pada kondisi riil di tingkat lapang,
terutama pada kondisi perikanan Indonesia dengan karakteristik multi-gear dan multi-species.
Akibatnya, sangat sulit untuk menetapkan JTB sementera pemerintah harus mengambil keputusan
(setiap tahun) dalam menentukan jumlah effort yang harus diberi ijin.
Model Schaefer bisa diaplikasikan secara langsung asal tersedia data antara total effort dan
total hasil tangkap dari effort tersebut. Kenyataan di alam, keberadaan sumber daya ikan sangat
tergantung pada habitat lingkungan tempat hidupnya, keberadaan sumber pakan alami dan berbagai
bentuk kompleksitas interaksi didalam ekosistem. Belakangan kita sadari bahwa sebagian besar
habitat pendukung sumber daya ikan sudah mengalami degradasi dan kalau dibiarkan lebih lanjut,
sumber daya ikan akan berkurang dengan sendirinya, bahkan pada kondisi tanpa ditangkap sekalipun.
Akhirnya pendekatan pengelolaan perikanan (tangkap) digabungkan antara MSY-JTB pada satu sisi,
dengan pendekatan perlindungan sebagian habitat dan ekosistem yang penting dan mendukung
keberlanjutan sumber daya ikan. Salah satu dari pendekatan ekosistem tersebut ialah melalui kawasan
konservasi perairan (KKP).
Pada awalnya, basis dari model Schaefer (termasuk turunannya: Fox, Schnute, Walter &
Hilborn, Guland & Fox) ialah satu-satunya bahasan inti dalam mata kuliah Manajemen Perikanan.
Model tersebut digunakan sebagai dasar untuk menduga MSY dan JTB. Saat ini pendekatan tersebut
3 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
didampingi oleh pendekatan perlindungan kawasan. Oleh karena itu pohon ilmu pada bidang
pemanfaatan sumber daya perikanan saat ini sering dikaitkan dengan tiga kompetensi dasar: ialah (a)
eksplorasi sumber daya ikan, (b) eksploitasi sumber daya perikanan, dan (c) manajemen penangkapan
ikan. RPKPS ini dipersiapkan untuk kepentingan pada point (c), sebagai mata kuliah yang lebih muda
pada jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan.
B Tujuan Pembelajaran
Pembahasan pada mata kuliah ini terutama difokuskan pada peran KKP sebagai alat
pengelolaan perikanan tangkap, termasuk proses persiapan, perencanaan, pengelolaan dan evaluasi
kawasan konservasi perairan. Dasar kompetensi yang diharapkan setelah mengikuti seluruh rangkaian
tatap muka dan praktiukm mata kuliah ini ialah:
1) MPA communicator – kemampuan meyakinkan untuk menyampaikan manfaat KKP bagi
perikanan, perlindungan keragaman hayati dan eko-wisata kepada target sasaran atau para
pihak pemegang kunci keberhasilan program KKP;
2) MPA design & MPA zoning designer – kemampuan perancangan (seleksi) dan zonasi
kawasan konservasi perairan;
3) MPA planner – kemampuan menyusun rencana pengelolaan kawasan dalam bentuk
management plan;
4) MPA programmatic auditor – kemampuan menyusun program monitoring dan evaluasi
keberhasilan atau kegagalan program KKP, sebagai alat ukur perikanan tangkap (secara
otomatis dia juga akan bermanfaat untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan eko-
wisata).
Kompetensi ini termasuk (tapi tidak terbatas pada) pengetahuan/kemampuan:
a) manfaat KKP sebagai alat pengelolaan perikanan tangkap;
b) seleksi lokasi untuk dijadikan kawasan konservasi perairan;
c) identifikasi dan analisis perangkat hukum dan kebijakan yang tepat dalam penetapan suatu
KKP (roadmap penetapan KKP);
d) perancangan zonasi kawasan;
e) rencana pengelolaan KKP (management plan) dan;
f) monitoring sukses/kegagalan suatu KKP sebagai alat ukur pengelolaan perikanan tangkap.
Peserta yang lulus dari mata kuliah ini paling tidak menguasai 7 (tujuh) teknik dasar ketrampilan
untuk mencapai dasar kompetensi yang diharapkan, ialah:
1) mengidentifikasi atribut dan menyusun daftar urutan spesies (ikan) yang cenderung terancam
(vulnerable) dari penangkapan berlebih;
2) menyusun dan analisis besaran prakiraan dampak yang ditimbulkan oleh operasi alat tangkap
terhadap kerusakan habitat dan lingkungan di laut;
3) analisis status eksploitasi stok sumber daya ikan dengan menggunakan model dasar Schaefer
maupun Fox, atau sejenisnya;
4) teknik dasar tumpang susun (over-lay technique) dalam memilih wilayah untuk prioritas
konservasi;
5) software standar terbuka Miradi dalam menyusun rencana pengelolaan kawasan konservasi
perairan (management plan)
6) teknik identifikasi dan melakukan rating terhadap para pihak (stakeholder) yang terlibat
dalam pengelolaan KKP;
4 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
7) teknik monitoring biologi dan persepsi masyarakat untuk mengukur tingkat keberhasilan
pengelolaan kawasan konservasi perairan
C Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah Konservasi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan dipersiapkan untuk 14x tatap
muka dan dipasangkan dengan 12x kegiatan praktikal. Pokok bahasan pada masing-masing tatap
muka ialah:
1) Pendahuluan – laut dan fungsinya
2) Keanekaragaman sumber daya hayati laut: segi-tiga karang
3) Ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan habitat di laut
4) Karakteristik perikanan laut – alat tangkap
5) Karakteristik perikanan laut – sumber daya ikan,
6) Pengelolaan perikanan – pendekatan model produksi surplus,
7) KKP – manfaatnya bagi perikanan tangkap,
8) Kategori kawasan konservasi perairan,
9) Roadmap (peta jalan) menuju KKP
10) Rancangan zonasi kawasan konservasi perairan;
11) Rencana pengelolaan KKP (management plan)
12) Miradi – program standar terbuka dalam menyusun dokumen rencana pengelolaan KKP
13) Monitoring keberhasilan program pengelolaan KKP;
14) Peraturan, hukum dan kebijakan dalam bidang KKP
Kegiatan tatap muka sebagian besar membahas aspek teoritis (filosofis) tentang KKP terkait
dengan fungsinya sebagai alat pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan. Ilustrasi, visualisasi dan
latihan teknis terhadap teori yang dijelaskan pada kegiatan tatap muka disajikan dalam kegiatan
praktikal. Seluruh rangkaian kegiatan praktikal terdiri dari:
1) Presentasi video BBC Blue Planet: Coral Sea
2) Presentasi video BBC Wild Indonesia: Underwater Wonderland
3) Spesies terancam (vulnerable) dari penangkapan berlebih
4) Penangkapan berlebih dan tragedi milik umum
5) Presentasi video BC Blue Planet: Deep Trouble
6) Metode pengukuran dampak (kerusakan) lingkungan oleh operasi alat
7) Aplikasi teknik tumpang susun dalam zonasi kawasan konservasi perairan
8) Monitoring estimasi panjang ikan (induk): simulasi on-screen
9) Monitoring: Belt Transect – simulasi atas air
10) Monitoring karang: Point Intercept Transect (PIT)
11) Rencana aksi pengelolaan kawasan konservasi perairan (KKP)
5 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
12) Visitasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
D Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester
D.1 Pendahuluan – Laut dan Fungsinya
D.1.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) menjelaskan definisi beberapa istilah yang digunakan dalam mempelajari laut;
2) menjelaskan beberapa karakteristik lingkungan laut;
3) membuat skema keterkaitan antara laut dengan kehidupan manusia di darat; dan
4) membuat rating dari berbagai kegiatan manusia di darat dalam memanfaatkan dan
memperlakukan laut.
Pemahaman dasar ini ialah sebagai pengantar ketika membahas keanekaragaman hayati laut,
perikanan, ancaman pada ekosistem laut dan Kawasan Konservasi Perairan
D.1.2 Sub Pokok Bahasan:
• Perkenalan & kontrak kuliah
• Definisi dan terminology tentang laut
• Planet laut, bukan planet bumi
• Keruangan dan mintakat di laut
• Laut dan awal kehidupan di bumi
• Manfaat laut bagi kehidupan di darat
• Batasan dan rung lingkup konservasi
D.2 Keanekaragaman sumber daya hayati laut – segi tiga karang
D.2.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) Mengenal berbagai jenis keanekaragaman sumber daya hayati laut;
2) mengidentidfikasi wilayah di laut dengan keanekaragaman sumber daya hayati tinggi, bull’s
eye of marine biodiversity, marine biodiversity hotspot dan Coral Triangle;
3) identifikasi kemungkinan dampak dari kepunahan keanekaragaman hayati laut di Indonesia
D.2.2 Sub Pokok Bahasan:
• Definisi keanekaragaman hayati
• Deskripsi ekosistem di laut
• Terumbu karang
• Bakau/mangroves
• Padang lamun/sea grass
6 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
• Jumlah temuan spesies di laut
• Pusat keanekaragaman hayati laut
• Segi tiga karang (Coral Triangle)
• Coral Triangle Initiative (CTI) – for coral reefs, fisheries & food security
D.3 Ancaman pada Keanekaragaman sumber daya hayati dan habitat di laut
D.3.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) Memahami berbagai jenis sumber ancaman pada habitat dan keragaman sumber daya hayati
laut, terutama di wilayah Coral Triangle;
2) menentukan kategori ancaman berdasarkan prioritas (threat rating);
3) memahami pra-kiraan dampak (kerusakan) lingkungan sebagai akibat dari operasi alat
tangkap;
D.3.2 Sub Pokok Bahasan:
• Perubahan iklim, pemanasan global dan bleaching
• Perubahan iklim, asidifikasi dan kalsifikasi karang
• Dampak perubahan iklim pada habitat dan spesies di laut
• Ancaman lokal – pembangunan wilayah pesisir
• Ancaman lokal – sedimentasi
• Ancaman lokal – pencemaran di laut
• Ancaman lokal – penangkapan berlebih dan destruktif
• Kategori ancaman berdasarkan prioritas (threat rating)
• Dampak operasi alat tangkap pada lingkungan ekologis dan spesies
D.4 Karakteristik perikanan tangkap – alat tangkap
D.4.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) mengenal jenis-jenis alat tangkap yang umum di Indonesia beserta modifikasinya;
2) menjelaskan karakteristik dan tingkah laku berbagai jenis alat tangkap, terutama di Indonesia;
3) membuat kategori alat tangkap berdasarkan jenis dan tingkah laku alat tangkap;
4) menentukan besaran prakiraan dampak operasi alat tangkap terhadap kerusakan lingkungan di
laut
D.4.2 Sub Pokok Bahasan:
• Definisi: fishing gear, fishing vessel, fishing fleet
• Kategorisasi alat tangkap
7 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
• Alat pengumpul
• Pancing
• Perangkap
• Jaring angkat
• Muro ami
• Jaring insang
• Pukat Lingkar
• Pukat Kantong
• Pukat harimau
• Alat lain
• Tugas mandiri
D.5 Karakteristik perikanan tangkap – sumber daya ikan
D.5.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) menjelaskan batasan/definisi ikan secara biologi dan ikan sebagai produk perikanan;
2) identifikasi jenis-jenis ikan yang umum tertangkap di wilayah perairan Indonesia;
3) membuat deskripsi karakteristik habitat diikatkan dengan tingkah laku ikan;
4) membuat kategori spesies berdasarkan nilai pentingnya secara ekonomis;
D.5.2 Sub Pokok Bahasan:
• Definisi ikan – biologi dan produk
• Terminology morfologi ikan sebagai alat identifikasi
• Kategori ikan sebagai produk perikanan
• Ikan bersirip
• Binatang berkulit keras
• Binatang berkulit lunak
• Binatang air lain
• Tanaman air
• Latihan (tugas terstruktur)
D.6 Pendekatan model produksi surplus
D.6.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) menjelaskan prinsip dasar model produksi surplus (Schaefer);
2) aplikasi model Schaefer pada kasus perikanan laut, dengan contoh perhitungan;
3) membuat perbandingan antara model schaefer dengan model Fox;
4) menyebutkan asumsi pada model dasar Schaefer;
5) menyebutkan kelebihan dan kelemahan model produksi surplus (Schaefer)
8 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
D.6.2 Sub Pokok Bahasan:
• Model produksi surplus – prinsip dasar
• Model Schaefer: Eopt dan Cmsy
• Contoh aplikasi pada model Schaefer
• Contoh aplikasi pada model Fox
• Asumsi-asumsi pada model produksi surplus
• Kelebihan dan kelemahan model Schafer
• Tugas terstruktur
D.7 KKP: manfaatnya bagi perikanan tangkap
D.7.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) menjelaskan definisi dan prinsip dasar KKP;
2) menjelaskan mekanisme KKP bermanfaat bagi perikanan tangkap;
3) membuat rancangan KKP (MPA design) dengan memperhatikan ukuran dan tata letak KKP;
4) menjelaskan antara kebutuhan KKP (kondisi ideal) dengan luas KKP yang ada saat ini untuk
memberikan dampak positif bagi perikanan tangkap.
D.7.2 Sub Pokok Bahasan:
• Definisi & prinsip dasar KKP
• Status perikanan laut – global dan Indonesia
• Mekanisme KKP memberikan manfaat untuk perikanan
• Manfaat KKP bagi perikanan tangkap
• Ukuran dan perancangan KKP
• Kebutuhan ideal KKP
• Penolakan sebagian masyarakat
• Penolakan terhadap wilayah larang-ambil
D.8 Kategori kawasan konservasi perairan
D.8.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) menjelaskan berbagai tujuan dasar pembentukan KKP;
2) menjelaskan prinsip dasar dalam penentuan kategori KKP;
3) menjelaskan karakteristik dasar dari masing-masing KKP menurut ketentuan IUCN;
4) menjelaskan kategori kawasan konservasi di Indonesia sesuai dengan kriteria IUCN
9 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
D.8.2 Sub Pokok Bahasan:
• Nomenklatur penamaan kawasan konservasi di Indonesia;
• Tujuan pembentukan KKP
• Prinsip dasar penentuan kategori KKP
• Kategori kawasan konservasi – ketentuan IUCN
• Karakteristik antar kategori KKP
• Kategori KKP di Indonesia yang sesuai dengan aturan IUCN
D.9 Roadmap menuju kawasan konservasi perairan (KKP)
D.9.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) menjelaskan berbagai proses terbentuknya suatu KKP;
2) menjelaskan pembelajaran dalam proses pembentukan KKP di Indonesia;
3) membuat perbandingan proses pembentukan dan pengelolaan KKP dari berbagai
pembelajaran yang berbeda
D.9.2 Sub Pokok Bahasan:
• Konsep dasar – antara KKP alamiah (dulu) dengan kebutuhan akan KKP (saat ini)
• Proses pembentukan dan pengelolaan KKP – fish habitat area
• Proses pembentukan & pengelolaan KKP – Florida Keys National Marine Sanctuary
• Sejarah konservasi di Indonesia
• Taman Nasional Komodo
• Taman Nasional Bali Barat
D.10 Zonasi kawasan konservasi perairan
D.10.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) menjelaskan prinsip dasar dalam zonasi kawasan;
2) menjelaskan urutan proses/tahapan dalam penyusunan zonasi;
3) menerapkan teknik tumpang susun (overlay-technique) dalam memilih wilayah prioritas
untuk dilindungi;
4) merancang wilayah prioritas konservasi (wilayah larang-ambil) dengan teknik tumpang
susun;
5) menjelaskan ketentuan aturan pada zona yang berbeda dalam suatu kawasan konservasi
10 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
D.10.2 Sub Pokok Bahasan:
• Tahapan dalam pengelolaan KKP
• Konsep dasar zonasi – beberapa contoh
• Konsep dasar zonasi kawasan konservasi
• Ketentuan dalam zona yang berbeda
• Memilih prioritas area (zona) untuk dilindungi
• Teknik tumpang susun (overlay technique)
• MARXAN – decision support tool
D.11 Rencana pengelolaan KKP (management plan)
D.11.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) menjelaskan prinsip dasar dalam zonasi kawasan;
2) menjelaskan urutan proses/tahapan dalam penyusunan zonasi;
3) menerapkan teknik tumpang susun (overlay-technique) dalam memilih wilayah prioritas
untuk dilindungi;
4) menjelaskan ketentuan aturan pada zona yang berbeda dalam suatu kawasan konservasi
D.11.2 Sub Pokok Bahasan:
• KKP – suatu kebutuhan
• Seleksi KKP
• Penetapan, tata batas dan zonasi
• Dokumen Rencana Pengelolaan (management plan)
• Konsep 5S – standard lexicon
• Pembelajaran dari PHKA
11 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
D.12 Miradi: software standar terbuka
D.12.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) menjelaskan proses dan tahapan dalam penyusunan Rencana pengelolaan (management plan);
2) menjalankan program Miradi dalam menyusun rencana pengelolaan (management plan) suatu
kawasan konservasi perairan
3) menghasilkan satu dokumen rencana pengelolaan KKP yang disusun dengan program Miradi
D.12.2 Sub Pokok Bahasan:
• Tahapan dalam penyusunan dokumen rencana pengelolaan
• Target konservasi dan viabilitas target
• Threats (ancaman) dan threat rating
• Strategi – aksi konservasi
• Rencana aksi – smart objective
• Pembiayaan – sustainable finan cing
• Monitoring
• Miradi – conceptual diagram dan result chains
D.13 Monitoring sukses dan pengelolaan adaptif
D.13.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) membuat program monitoring sebagai indikator sukse atau kegagalan program aksi
konservasi;
2) membuat hubungan antara hasil monitoring dengan pengelolaan adaptif
D.13.2 Sub Pokok Bahasan:
• Konsep dasar monitoring
• Tujuan dan jenis monitoring
• Monitoring biologi
• Monitoring pemanfaatan sumber daya
• Monitoring persepsi masyarakat
12 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
D.14 Hukum, peraturan dan kebijakan pengelolaan KKP
D.14.1 Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu:
1) menjelaskan perangkat hukum dalam pengelolaan KKP; 2) melakukan analisis tumpang tindih hukum dan peraturan dalam bidang KKP;
3) melakukan sinergi diantara hukum dan peraturan pengelolaan KKP
D.14.2 Sub Pokok Bahasan:
• Konsep dasar – hukum dan peraturan KKP
• Peraturan global – legal, etik dan norma
• Peraturan nasional
• Analisis hukum dan peraturan pengelolaan KKP
13 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
DETAIL TAHAPAN KEGIATAN TATAP MUKA DI KELAS PER POKOK BAHASAN
POKOK BAHASAN I: PENDAHULUAN – LAUT DAN FUNGSINYA
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
1.1 Perkenalan & kontrak
kuliah
• Memperkenalkan dosen pengampu & asisten
praktikal;
• Menjelaskan dasar kompetensi minimal yang
akan (harus) dicapai pada kuliah KSDKP
• Aturan kuliah dan penilaian: presensi, tugas
terstruktur, praktikal, UTS, UAS & nilai
akhir
• Mengenal dosen pengampu dan asisten
praktikal;
• Internalisasi / kontrol terhadap 4 (empat)
dasar keahlian yang akan dicapai;
• Memahami & sepakat dengan aturan
pembelajaran – pelanggaran minimal
terhadap kuliah
• Mampu menyebut nama mata kuliah dengan
benar dan menyebutkan semua dosen
pengajar beserta asisten
• Mampu menyebut 4 dasar kompetensi
KSDKP: MPA communicator, designer,
planner & auditor;
• Mematuhi semua aturan tatap muka, praktikal
dan penilaian (pelanggaran minal)
1.2 Terminologi dan
definisi
• Refresh (penyegaran) definisi dan batasan
tentang laut – Samudera (ocean), laut (sea),
teluk (gulf, bay); • Inisiasi diskusi dengan peserta tentang laut
• Partisipasi aktif & berbagi informasi
tentang laut
• Internalisasi batasan tentang okeanos, sea, marine, ocean, continent, gulf &
bay
• Mampu menjelaskan sejarah istilah okeanos;
• Mampu menjelaskan persamaan dan perbe-
daan antara: ocean, sea, marine, coast, con-tinent, gulf, bay dengan beberapa contoh dari
penamaan tersebut
1.3 Planet laut, bukan
planet bumi
• Fasilitasi diskusi: luas permukaan laut
dibanding darat, volume air laut, pembagian
wilayah samudera (oceans), sea (laut), Gulf
& bay (Teluk)
• Fasilitasi diskusi northern & southern
hemisphere dengan karakteristik
penghuninya;
• Diskusi susunan kimia air laut: salinitas,
tekanan hidrostatik, palung laut, gunung laut,
suhu, thermocline
• Partisipasi aktif, berbagi informasi,
bertanya dan memberi tanggapan atau
tambahan pengetahuan;
• Membahas perbedaan pengetahuan &
ketertarikan / spesiealisasi antara
penduduk northern dan southern
hemisphere;
• Membahas thermocline & tekanan
hidrostatis bagi penyelam
• Mampu menjelaskan perbedaan antara
Samudera, benua, laut & teluk;
• Mampu menjelaskan sebaran penduduk dunia
antara utara & selatan beserta karakteristik
perbedaannya;
• Mampu menjelaskan pengaruh tekanan
hidrostatis terhadap penyelam;
• Mampu menjelaskan mekanisme up-welling
di laut
1.3 Keruangan dan mintakat
• Fasilitasi diskusi: garis pantai (shoreline, coastline), pasang surut
• Diskusi: zona litoral, neritik, continental
shelf (paparan benua), continental slope
(lereng benua), pelagic-demersal, pelagic
oseanik, photik-aphotik, bathy-pelagik,
bathy-demersal
• Partisipasi aktif, internalisasi antara garis pantai & pasang surut;
• Internalisasi masing-masing zona atau
wilayah di laut
• Mencari contoh sumber daya demersal
dan pelagis
• Membuat batasan dan penjelasan dinamika garis pantai dan pasang surut di laut;
• Membagi mintakat atau perwilayahan di laut;
• Menjelaskan karakteristik sumber daya pada
masing-masing mintakat di laut
14 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
1.4 Laut dan awal
kehidupan di bumi
• Menjelaskan teori awal kehidupan dari laut:
susunan tubuh mahluk hidup, radiasi
ultraviolet
• Penjelasan: oksigen-ozon dengan sinar
matahari berdasarkan perbedaan waktu
geologis
• Menyimak penjelasan dan membuat
feedback tentang teori kehidupan –
mencari contoh susunan kimia tubuh
manusia;
• Partisipasi dan mempelajari keterkaitan
oksigen, ozon dengan sinar matahari
• Mampu menjelaskan bukti-bukti tentang
konsep awal mula kehidupan dari laut;
• Mampu menjelaskan keterkaitan oksigen,
ozon, dan sinar matahari dalam membuktikan
teori awal kehidupan dari laut
1.5 Manfaat laut bagi
kehidupan di darat
Diskusi manfaat laut bagi kehidupan:
• Penangkapan ikan – over-fishing
• Sumber tambang: pasir, Mn, Br
• Desalinasi air laut – sumber air tawar • Sumber energi penggerak turbin –
gelombang
• Kondensasi amonia – penggerak turbin
• Partisipasi dan membuat umpan balik
tentang sejarah penangkapan serta
terjadinya penangkapan berlebih;
• Mencari contoh-contoh pemanfaatan sumber daya laut oleh manusia
• Mampu menjelaskan berbagai tipe
pemanfaatan laut oleh manusia di darat,
termasuk ekstraksi yang belum
memungkinkan untuk dilakukan saat ini; • Mampu menjelaskan pengambilan sumber
daya dari laut yang akhirnya menyebabkan
kerusakan dan berkurangnya atau menipisnya
sumber daya di laut
1.6 Konservasi: definisi,
alasan, tingkatan dan
lembaga
• Menjelaskan kata kunci untuk menentukan
ruang lingkup konservasi – dengan contoh
• Menjelaskan alasan mendesak implementasi
prinsip konservasi;
• Menjelaskan kategori konservasi: genetik,
spesies, kawasan
• Lembaga konservasi: BTN, BKSDA,
BKKPN, BPSPL, WWF, WALHI dll
• Internalisasi konsep konservasi dan
mencari contoh-contoh kegiatan
konservatif;
• Membahas dilemma antara kebutuhan
akan sumber daya dengan komitmen
untuk memanfaatkan sumber daya
secara berkelanjutan;
• Mencari contoh-contoh dari lembaga yang bergerak dalam bidang konservasi
spesies dan konservasi kawasan
• Mampu membuat batasan/definisi tentang
konservasi, beserta contoh nyata pada tingkat
lapang;
• Mampu menyebutkan tingkatan konservasi
bersama alasannya;
• Mampu menyebutkan 5 lembaga swasta yang
bergerak dibidang konservasi spesies;
• Mampu menyebutkan semua instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam
bidang konservasi
1.7 Tugas Baca: • Allaby, M. (2009). Oceans: A Scientific History of Oceans and Marine Life. New York, USA, Facts on File.
• Wiadnya, D.G.R. (2011) Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia. Malang, Conservation
International (CI): Bab I
• Menjawab pertanyaan pada Bab I Buku Ajar
Catatan:
• Semua dosen pengasuh mata kuliah hadir bersama pada kuliah pertama
• Waktu tatap muka: 90 menit – setelah kuliah, asisten menjelaskan rencana kegiatan praktikal
• Media pembelajaran: LCD, white-board (board maker), globe (google earth);
15 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
POKOK BAHASAN II: KEANEKARAGAMAN SUMBER DAYA HAYATI LAUT – SEGI TIGA KARANG
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
2.1 Definisi keanekaraga-
man hayati
• Menjelaskan pendekatan etimologis
biodiversity (keanekaragaman hayati), germ
plasm
• Menjelaskan kata kunci dalam definisi keanekaragaman hayati
• Menjelaskan definisi berdasarkan IUCN &
UU No. 5 tahun 1990
• Mendalami Pengertian biodiversity
secara etimologis
• Mencoba menggunakan kata kunci
untuk membuat definisi keanekaragaman hayati
• Mendalami perbedaan definisi antara
IUCN dengan UU No. tahun 1990
• Mampu menjelaskan definisi biodiversity,
germ plasm atau kehati secara etimologis;
• Mampu menyebutkan kata kunci yang
dibutuhkan untuk membuat batasan tentang keanekaragaman hayati
• Mampu menyebutkan perbedaan esensial
antara definisi yang dibuat IUCN dengan UU
No. 5 tahun 199p
2.2 Deskripsi ekosistem
laut
• Refreshment ekosistem laut dan struktur
penyusun ekosistem;
• Fasilitasi diskusi jenis-jenis ekosistem di
laut, saling mempertukarkan penggunaan
istilah antara ekosistem, habitat dan sumber
daya;
• Diskusi kata kunci untuk menjelaskan
istilah ekosistem;
• Diskusi jenis-jenis ekosistem di laut
dengan contoh masing-masing
ekosistem
• Membuat definisi yang jelas dan singkat
tentang ekosistem;
• Menyebutkan jenis-jenis ekosistem penting di
laut terkait dengan perikanan;
2.3 Terumbu karang • Refreshment: coral polyp & colony, coral
reef, zooxanthellae, simbion;
• Fasilitasi diskusi karakteristik ekosistem terumbu karang – sinar matahari, substrat
keras, suhu, kekeruhan, nutrient;
• Fasilitasi diskusi: tipe habitat karang – atol,
penghalang, tepi, reef flat, slope, wall, back
& fore reef;
• Menjelaskan istilah “marine tropical rain-
forest”
• Mendalami pengertian karang dari coral
polyp, simbion zooxanthellae sampai
coral reef;
• Mendalami karakteristik ekosistem dan
penyebaran terumbu karang di dunia;
• Mencari contoh-contoh tipe terumbu
karang yang terkenal di dunia dan
Indonesia;
• Mencari informasi besarnya tingkat
produktifitas terumbu karang per satuan
luas (ha)
• Membuat deskripsi dari binatang karang
sampai ekosistem terumbu karang;
• Menggambarkan parameter pendukung yang menjadi faktor pembatas distribusi terumbu
karang;
• Bisa menjelaskan proses terjadinya fringing
reef, atoll, barrier reef, reef-flat, back reef,
fore reef, slope, wall dan coral bommies;
• Mampu mebuat perbandingan produktifitas
terumbu karang dibandingkan dengan tipe
habitat lainnya, baik di laut maupun di darat
2.4 Bakau /mangrove • Penyegaran (melalui diskusi) bakau sebagai
tumbuhan halophyte, perbedaan mangrove
dengan salt marsh dan komponen tumbuhan
mangrove; • Penyegaran (melalui diskusi) tentang
manfaat fungsional dari hutan bakau
• Mencari contoh-contoh komponen
tumbuhan penyusun bakau, termasuk
true mangrove, minor element dan
mangrove associate; • Mencari contoh-contog asosiasi bakau
dengan ikan dan organisme lainnya
• Menyebutkan jumlah spesies bakau sejati di
dunia dan yang ditemukan di Indonesia;
• Menyebutkan tiga negara (dalam urutan dari
terluas) yang mempunyai hutan bakau terluas; • Menjelaskan minimal 2 (dua) kerugian bagi
manusia jika populasi bakau berkurang
16 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
2.5 Lamun / seagrass • Penyegaran melalui diskusi tentang lamun
sebagai submersible halophyte,
angiospermae dan monocotyle
• Penyegaran (melalui diskusi) tentang
manfaat fungsional dari lamun
• Mencari kata kunci untuk membedakan
antara tumbuhan bakau dengan lamun;
• Mencari contoh-contoh ikan yang
sebagian besar hidupnya tergantung dari
lamun
• Menjelaskan perbedaan dasar antara
tumbuhan bakau dan lamun;
• Menyebutkan minimal 5 (lima) ikan
komersial yang hidupnya tergantung dari
lamun;
• Menyebutkan dua fungsi lamun selain sebagai
sumber ikan (fishery replenishment)
2.6 Spesies penghuni laut • Penyegaran (melalui diskusi) tentang spons,
cnidaria, cacing laut (worms);
• Penyegaran (melalui diskusi) tentang Arthropoda, echinodermata dan ikan
(finfish);
• Penyegaran (melalui diskusi) tentang
moluska, dengan masing-masing contohnya;
• Penyegaran (melalui diskusi) tentang
reptilian laut (penyu, ular) dan mamalia
• Memahami spons (spone) – phylum
forifera dengan karakteristik filter
feeder; • Memahami Cnidaria dalam stadia polyp
dan medusa: Hydrozoa (Hydroid),
Scyphozoa (jelly fish), Anthozoa
(anemone & coral), Cubozoa (box
jellyfish)
• Memahami cacing (worms): flat-worms,
ribbon-worms, rounded-worms,
segmented worms & arrow-worms;
• Memahami karakteristik Arthropoda
sebagai exoskeleton: Chelicerata,
Mandibulata dan Crustacea;
• Memahami moluska – karakteristik kulit lunak dengan tempurung shell:
amphineura, gastropoda, scaphopoda,
bivalvia & cephalopoda;
• Memahami jenis-jenis echinodermata:
crown-of-thorn
• Membuat deskripsi singkat tentang spons
(phylum forifera);
• Menyebutkan contoh masing-masing klas dari phylum Cnidaria: hydrozoa, scyphozoan,
anthozoa & cubozoa;
• Menyebutkan pembagian klas dari phylum
nematode berdasarkan bentuk badannya;
• Membuat deskripsi singkat dari phylum
moluska;
• Menyebutkan nama klas dari phylum
arthropoda yang dimanfaatkan sebagai produk
perikanan;
• Menyebutkan contoh dari phylum
echinodermata yang bertindak sebagai
predator karang (bleaching); • Menyebutkan semua jenis penyu yang
ditemukan di Indonesia;
• Menyebutkan klasifikasi mamalia laut,
termasuk setasea
• Membuat deskripsi singkat tentang
Proboscidea
17 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
2.7 Wilayah dengan kehati
laut tinggi
• Bersama kelas membuat batasan tantang
keanekeragaman hayati laut;
• Menjelaskan karakteristik keanekaragaman
hayati laut dan distribusinya di dunia;
• Menjelaskan dan fasilitasi diskusi tentang
sympatric dan allopatric
• Menjelaskan wilayah dengan pusat keraga-
man hayati laut tertinggi di dunia – lamun,
terumbu karang, ikan, gastropoda;
• Fasilitasi diskusi tentang definisi
keanekaragaman hayati;
• Membahas temuan Groombridge tetang
Indo-West Pacific, Veron tentang
karang, Hoeksema tentang karang
jamur, Short tentang lamun, Briggs
tentang East Indies & Allen tentang ikan
karang;
• Membahas teori sympatric dan allopatric dan kaitannya dengan terbentuknya
spesies di laut
• Menyebutkan kata kunci yang dibutuhkan
untuk membuat definisi keragaman hayati;
• Melakukan analisis tumpang susun terhadap
karang, bakau, padang lamun, gastropoda dan
ikan untuk menentukan pusat dari pusat
keanekaragaman hayati laut;
• Melakukan analisis keterkaitan antara faktor
lingkungan, kondisi sympatric dan allopatric
dengan wilayah pusat keragaman hayati laut
2.8 Segi-tiga karang • Mengidentifikasi wilayah yang disebut coral
triangle;
• Melakukan analisis wilayah negara yang
masuk atau berada dalam wilayah coral
triangle
• Membahas mengapa Brunae dan
Australia tidak masuk sebagai bagian
dari Coral Triangle;
• Menghubungkan teori sympatric dan
allopatric pada wilayah coral triangle
• Melakukan analisis terhadap negara dengan
cadangan keragaman hayati laut tertinggi di
dunia;
• Melakukan analisis terhadap jumlah spesies
ikan laut yang ditemukan berdasarkan negara
di wilayah segi-tiga karang dan sekitarnya
2.9 Coral Triangle
Initiative (CTI)
• Menjelaskan komitmen regional tentang
coral triangle initiative (CTI)
• Menyebutkan anggota dari CTI
• Melakukan analisis proses inisiasi CTI;
• Melakukan analisis terhadap strategi
Indonesia sebagai inisiator CTI;
• Melakukan analisis urutan (luas)
wilayah negara yang berada dalam wilayah CT
• Melakukan analisis terhadap strategi
Indonesia sebagai inisiator CTI;
• Melakukan analisis terhadap kemajuan yang
telah dicapai dalam proses CTI
2.10 Tugas Baca • Briggs, J. C. (2005). "The marine East Indies: diversity and speciation." Journal of Biogeography 32: 1517-1522.
• Green, A. L., & P.J. Mous (2008). Delineating the Coral Triangle, its Ecoregions and Functional Seascapes. South Brisbane, Australia, TNC
Coral Triangle Program Report: 44.
• Hoeksema, B. W. (2007). Delineation of the Indo-Malayan Centre of Maximum Marine Biodiversity: The Coral Triangle. Biogeography,
Time, and Place: Distributions, Barriers, and Islands. W. Renema. Leiden, the Netherlands, Springer: 117-178.
• Short, F., T. Carruthers, W. Dennison, & M. Waycott (2007). "Global seagrass distribution and diversity: A bioregional model." Journal of
Experimental Marine Biology and Ecology 350: 3-20.
18 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
POKOK BAHASAN III: ANCAMAN PADA KEANEKARAGAMAN SUMBER DAYA HAYATI DAN HABITAT DI LAUT
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
3.1 Perubahan iklim,
pemanasan global dan
bleaching
• Menjelaskan dan fasilitasi diskusi proses
terjadinya perubahan iklim global;
• Menyajikan data proses meningkatnya suhu
permukaan air laut (SST) secara historis; • Menjelaskan proses terjadinya bleaching
pada terumbu karang
• Menyajikan hasil penelitian dan perkiraan
peneliti tentang dampak pemanasan global
terhadap terjadinya bleaching
• Membahas faktor-faktor yang memicu
terjadinya perubahan iklim global;
• Internalisasi skema terjadinya bleaching
karang; • Internalisasi terhadap dampak
pemanasan global dengan terjadinya
bleaching masal
• Membuat skema berbagai aktifitas manusia
yang dapat memicu pemanasan global;
• Melakukan analisis terhadap hal-hal yang bisa
dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global;
• Menjelaskan istilah DHW sebagai alat ukur
terjadinya bleaching karang
• Membuat skema dan analisis terjadinya
bleaching karang;
• Membuat beberapa skenario bleaching karang
di masa yang akan datang
3.2 Perubahan iklim, asi-
difikasi dan kalsifikasi
karang
• Menjelaskan dan fasilitasi diskusi terjadinya
proses hujan asam dan dampaknya secara
langsung pada air laut;
• Refreshment terhadap proses reaksi kar-
bonat pada air laut; • Fasilitasi diskusi keterkaitan antara hujan
asam, pH, asidifikasi, reaksi karbonat dan
proses kalsifikasi kerangka karang
• Membahas proses antara kecepatan
pembentukan dan abrasi kerangka
karang sebagai dampak dari hujan asam
dan asidifikasi air laut;
• Membahas proses kejenuhan aragonite terhadap menurunnya struktur kerangka
karbonat karang
• Membuat skema antara aktifitas manusia di
darat sebagai pemicu hujan asam, asidifikasi
dan menurunnya kualitas struktur kerangka
karang;
• Membuat analisis kemungkinan pengaruh hujan asam terhadap produksi perikanan
tangkap – ditinjau dari habitat pendukung
sumber daya ikan
3.3 Dampak perubahan
iklim (asidifikasi) pada
habitat dan spesies di
laut
• Menjelaskan dan fasilitasi diskusi penyakit
asidosis;
• Inisiasi diskusi keterkaitan asidosis terhadap
kapasitas produksi ikan;
• Diskusi mengrove dan sea grass burning
• Diskusi ratio sex pada tukik penyu
(keragaman hayati)
• Diskusi global warming terhadap budidaya
rumput laut
• Membahas proses terjadinya asidosis
pada ikan (sebagai contoh);
• Membahas keterkaitan kerusakan habitat
dan ikan sebagai akibat dari perubahan
iklim;
• Membahas sektor-sektor yang dirugikan
sebagai dampak dari perubahan iklim
global
• Membuat analisis dampak asidosis terhadap
penurunan kapasitas produksi ikan pada
skenario yang berbeda;
• Membuat analisis kerugian ekonomis di
Indonesia sebagai akibat dari perubahan iklim
global
3.4 Ancaman lokal – pem
bangunan wilayah
pesisir
• Inisiasi diskusi ancaman lokal;
• Menyajikan slide pembangunan di wilayah pesisir (pemukiman) dan fasilitasi diskusi
dampaknya pada laut di sekitarnya
• Formulasi definisi ancaman lokal;
• Membahas dampak pemukiman terhadap wilayah pesisir – konversi
lahan, intrusi air laut, polusi organik
• Membuat comparasi dampak akibat ancaman
global dan lokal; • Membuat deskrispsi besaran dampak oleh
ancaman lokal
19 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
3.5 Ancaman lokal – sedi
mentasi
• Menyajikan slide (peta pembukaan lahan di
Asia Tenggara)
• Fasilitasi diskusi dampak pembukaan lahan
terhadap sedimentasi dengan visualisasi
sedimentasi di laut;
• Fasilitasi diskusi dampak sedimentasi
terhadap kehidupan di laut (pantai)
• Membahas lokasi-lokasi dengan
persentase pembukaan lahan yang
tinggi;
• Membahas kerusakan karang dan lamun
akibat sedimentasi
• Membuat analisis kebutuhan pembangunan di
darat dan dampak kerusakan yang
ditimbulkan di laut habitat);
• Membuat contoh kode etik pembukaan lahan
untuk mengurangi dampak kerusakan habitat
di laut
3.6 Ancaman lokal – pen
cemaran di laut
• Fasilitasi diskusi tentang identifikasi titi-titik
pusat pencemaran minyak di laut;
• Fasilitasi diskusi dampak pencemaran minyak dan air ballast terhadap organisme
dan keragaman hayati laut
• Membahas sum-sumber pencemaran
minyak dan air ballast di laut, beserta
dampaknya;
• Membuat peta resiko pencemaran minyak di
wilayah perairan Indonesia;
• Membuat prosedur operasi kapal dan perahu nelayan untuk mengurangi resiko pence-
maran minyak di laut
3.7 Ancaman lokal – pe
nangkapan berlebih
dan destruktif
• Memfasilitasi diskusi untuk membuat
batasan jelas dan singkat tentang over-
fishing dengan mengelola perikanan tangkap;
• Inisiasi diskusi tentang metode penangkapan
tidak ramah lingkungan dan melanggar
hukum (illegal)
• Membahas definisi manajemen
perikanan tangkap dan dihubungkan
dengan istilah penangkapan berlebih;
• Membahas contoh-contoh penangkapan
tidak ramah lingkungan dan
penangkapan melanggar hukum;
• Membahas double-blow effect dari
penangkapan destruktif
• Membuat analisis ketimpangan antara konsep
pengelolaan perikanan tangkap dengan
terjadinya penangkapan berlebih;
• Membuat deskripsi kelemahan sistem
pengelolaan perikanan tangkap sehingga
timbul penangkapan berlebih;
• Membuat deskripsi double-blow effect dari
penangkapan destruktif
3.8 Kategori ancaman
berdasarkan prioritas
(threat rating)
• Menjelaskan penentuan prioritas ancaman
(threat rating);
• Fasilitasi diskusi dalam menentukan ancaman yang paling penting
• Membahas jenis ancaman dan penentuan
ancaman dengan rating tertinggi;
• Membahas teknik analisis ancaman pada keragaman hayati laut
• Melakukan analisis ancaman, menentukan
rating dan prioritas ancaman;
• Mengalisis tindakan yang harus dilakukan oleh pengelola kawasan dalam menekan
ancaman prioritas;
3.9 Dampak operasi alat
tangkap pada ling
kungan ekologis dan
spesies
• Menjelaskan variable untuk menentukan
tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh
operasi alat tangkap – scope, severity dan
irreversibility
• Menjelaskan tabel penentuan kerusakan oleh
alat tangkap
• Membahas definisi atau batasan dari
scope, severity dan irreversibility;
• Internalisasi tabel penghitungan
prakiraan dampak;
• Membuat contoh tabel perkiraan
dampak kerusakan oleh operasi alat
tangkap
• Membuat analisis prakiraan dampak negatif
yang ditimbulkan oleh operasi berbagai alat
tangkap di Jawa Timur;
• Membuat analisis besarnya kerusakan yang
ditimbulkan terhadap berbagai lingkungan
habitat yang berbeda;
• Membuat analisis terhadap kerusakan spesies
sumber daya perikanan
20 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
3.10 Tugas Baca: • Burke, L., E. Selig, & M. Spalding (2002). Reefs at Risk in Southeast Asia. Washington D.C., USA, World Resource Institute.
• Hughes, T. P., A.H. Baird, D.R. Bellwood, M. Card, S.R. Connolly, C. Folke, R. Grosberg, O. Hoegh-Guldberg, J.B.C. Jackson, J. Kleypas,
J.M. Lough, P. Marshall, M. Nystro'm, S.R. Palumbi, J.M. Pandolfi, B. Rosen, & J. Roughgarden (2003). "Climate Change, Human Impacts,
and the Resilience of Coral Reefs." Science 301: 929-933.
POKOK BAHASAN IV: KARAKTERISTIK PERIKANAN TANGKAP – ALAT TANGKAP
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
4.1 Definisi: fishing gear,
fishing vessel, fishing
fleet
• Fasilitasi diskusi untuk menjelaskan istilah/
terminology fishing gear, vessel dan fleet
• Membahas terminology alat tangkap,
armada perikanan, rumah tangga
perikanan tangkap, perusahaan
perikanan, rumah tangga nelayan dan
buruh nelayan
• Membuat skema nomenklatur atau klasifikasi
alat tangkap;
• Membuat skema rumah tangga perikanan
berdasarkan besaran skala usaha
4.2 Kategorisasi alat
tangkap
• Fasilitasi diskusi untuk menentukan variable
yang digunakan untuk membuat kategorisasi
alat tangkap (fishing gear)
• Membahas variable dan menentukan
contoh aplikasi
• Mengembangkan sistem nomenklatur alat
tangkap di Jawa Timur dari berbagai
modifikasi alat tangkap yang ada
4.3 Alat pengumpul • Menyajikan slide prototype alat pengumpul –
serok, dungki, Ganco;
• Fasilitasi diskusi berbagai aspek dari alat
pengumpul
• Membahas berbagai contoh dari alat
pengumpul;
• Membahas efektifitas alat pengumpul –
kajian produktifitas, selektifitas dan kontribusinya terhadap penangkapan
berlebih dan kerusakan habitat
• Melakukan analisis deskriptif dari alat
pengumpul;
• Menyebutkan contoh-contoh dari alat
pengumpul (collecting gears); • Analisis damak lingkungan dari alat
pengumpul dan lokasi di Indonesia alat ini
masih digunakan
4.4 Pancing • Menyajikan slide dari berbagai tipe pancing
(hook and line) – pancing ulur, Huhate, tuna
long-line, rawai dasar, tonda;
• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari
alat pancing (hook and lien)
• Membahas berbagai contoh dari alat
pancing;
• Membahas efektifitas alat pancing –
kajian produktifitas, selektifitas dan
kontribusinya terhadap penangkapan
berlebih dan kerusakan habitat
• Analisis deskriptif dari alat tipe pancing;
• Analisis keterkaitan antara tipe pancing,
fishing ground dan tingkah laku ikan yang
akan ditangkap;
• Analisis perkiraan dampak lingkungan dari
berbagai tipe alat pancing
21 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
4.5 Perangkap • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat
penangkap (trap) – sero (guiding barrier),
bubu, jermal, togo, temporary vs permanent,
mobile vs fixed;
• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari
alat perangkap
• Membahas berbagai contoh dari alat
perangkap;
• Membahas efektifitas alat perangkap –
kajian produktifitas, selektifitas dan
kontribusinya terhadap penangkapan
berlebih dan kerusakan habitat
• Analisis deskriptif dari masing-masing alat
perangkap;
• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan
fishing ground dan tingkah laku ikan yang
akan ditangkap;
• Analisis dampak lingkungan dari berbagai
tipe alat perangkap
4.6 Jaring angkat • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat
jaring angkat (lift-net) – bagan tancap, bagan
perahu, temporary vs permanent, mobile vs fixed;
• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari
jaring angkat
• Membahas berbagai contoh dari alat
jaring angkat – berbagai modifikasi
berdasarkan daerah di Indonesia; • Membahas efektifitas alat jaring angkat
– kajian produktifitas, selektifitas dan
kontribusinya terhadap penangkapan
berlebih dan kerusakan habitat
• Analisis deskriptif dari masing-masing alat
jaring angkat;
• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan fishing ground dan tingkah laku ikan yang
akan ditangkap;
• Analisis dampak lingkungan dari berbagai
tipe jaring angkat
4.7 Muro ami • Menyajikan slide dari alat muro ami –
visualisasi dari Raja Ampat;
• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari
muroami
• Membahas daerah yang cukup
memungkinkan untuk operasi muroami
di Indonesia dan menentukan
karakteristik habitat yang sesuai;
• Membahas efektifitas alat muroami –
kajian produktifitas, selektifitas dan
kontribusinya terhadap penangkapan
berlebih dan kerusakan habitat
• Analisis deskriptif dari muroami dan lokasi
yang sesuai untuk operasi di Indonesia;
• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan
fishing ground dan tingkah laku ikan yang
akan ditangkap;
• Analisis dampak lingkungan dari alat
muroami
4.8 Jaring insang • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat jaring insang – JI hanyut, JI tetap, JI Lingkar
(encircling gill-net), trammel net;
• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari
jaring insang
• Membahas berbagai contoh dari alat jaring insang (gill-net)– JI hanyut, JI
tetap, JI Lingkar, trameel net dan
berbagai modifikasi berdasarkan daerah
di Indonesia;
• Membahas efektifitas alat jaring insang
– kajian produktifitas, selektifitas dan
kontribusinya terhadap penangkapan
berlebih dan kerusakan habitat
• Analisis deskriptif dari masing-masing alat jaring insang;
• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan
fishing ground dan tingkah laku ikan yang
akan ditangkap;
• Analisis dampak lingkungan dari berbagai
tipe jaring insang
22 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
4.9 Pukat Lingkar • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat
pukat lingkar – pukat cincin, purse seine,
lampara;
• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari
pukat lingkar
• Membahas berbagai contoh dari alat
pukat lingkar– pukat cincin (purse
seine), lampara;
• Membahas efektifitas alat pukat lingkar
– kajian produktifitas, selektifitas dan
kontribusinya terhadap penangkapan
berlebih dan kerusakan habitat
• Analisis deskriptif dari masing-masing pukat
Lingkar, alat bantu lampu dan modifikasinya
di Indonesia;
• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan
fishing ground dan tingkah laku ikan yang
akan ditangkap;
• Analisis dampak lingkungan dari berbagai
tipe pukat lingkar
4.10 Pukat Kantong • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat
pukat kantong – pukat pantai (beach seine), dogol (Danish seine), payang;
• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari
pukat kantong
• Membahas berbagai contoh dari alat
pukat kantong– pukat pantai, dogol, payang;
• Membahas efektifitas alat pukat kantong
– kajian produktifitas, selektifitas dan
kontribusinya terhadap penangkapan
berlebih dan kerusakan habitat
• Analisis deskriptif dari masing-masing pukat
kantong; • Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan
fishing ground dan tingkah laku ikan yang
akan ditangkap;
• Analisis dampak lingkungan dari berbagai
tipe pukat kantong
4.11 Pukat harimau • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat
pukat harimau (pukat hela) – otter trawl,
double rig trawl, beam trawl, bottom & mid-
water trawl;
• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari
pukat harimau
• Membahas berbagai contoh dari alat
pukat harimau;
• Membahas efektifitas alat pukat harimau
– kajian produktifitas, selektifitas dan
kontribusinya terhadap penangkapan
berlebih dan kerusakan habitat
• Analisis deskriptif dari masing-masing pukat
harimau;
• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan
fishing ground dan tingkah laku ikan yang
akan ditangkap;
• Analisis dampak lingkungan dari berbagai
tipe pukat harimau
4.12 Alat lain • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat lain – spear fishing, tombak, ter;
• Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari
alat lain
• Membahas berbagai contoh dari alat selain yang sudah disebutkan di atas;
• Membahas efektifitas alat lain – kajian
produktifitas, selektifitas dan
kontribusinya terhadap penangkapan
berlebih dan kerusakan habitat
• Analisis deskriptif dari masing-masing alat lain;
• Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan
fishing ground dan tingkah laku ikan yang
akan ditangkap;
• Analisis dampak lingkungan dari berbagai
tipe alat lain
4.13 Tugas Baca: • Nedelec, C., & J. Prado (1999). Definition and classification of fishing gear categories. FAO Fisheries Technical Paper. Rome, FAO. 222: 1-
87.
• Yamamoto, T. (1980). 1973 Fishery census of Indonesia, survey methods, mode of analysis and major findings. A report prepared for the
Fisheries Development and Management Project, Indonesia. FI:DP/INS/72/064, Field Document 5. Rome, FAO: 1-79.
23 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
POKOK BAHASAN V: KARAKTERISTIK PERIKANAN TANGKAP – SUMBER DAYA IKAN
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
5.1 Definisi ikan – biologi
dan produk
• Menyajikan batasan dasar dari ikan / finfish
secara taksonomi (ilmiah) dan produk;
• Fasilitasi diskusi tentang batasan ikan
(finfish)
• Membahas dan mengembangkan definisi
ikan secara taksonomis dan berdasarkan
produk;
• Menentukan perbedaan karakteristik antara ikan dengan kelompok binatang
lainnya
• Menentukan karakteristik distingtif antara
ikan dengan binatang air lainnya;
• Menyebutkan alasan logis dari pemisahan
definisi antara ketentuan taksonomis dengan produksi
5.2 Terminology
morfologi ikan sebagai
alat identifikasi
• Menyajikan slide terminology morfologis
dari ikan;
• Fasilitasi diskusi penentuan ciri morfologis
dari ikan
• Membahas batasan untuk masing-
masing tipe morfologis dan meristik;
• Membahas cara mengukur berbagai tipe
morfo-metry
• Menentukan kategori: bentuk tubuh, kepala,
mulut, sirip, gurat sisi, ekor, sisik, marker;
• Membuat definisi ukuran dari masing-masing
kategori
5.3 Kategori ikan sebagai
produk perikanan
• Menyajikan (slide) pengelompokkan produk
perikanan sesuai dengan ketentuan statistik
perikanan;
• Fasilitasi diskusi & tanggapan peserta
• Membahas kemungkinan pembaharuan
terhadap pengelompokkan ikan dari
statistik terdahulu;
• Membahas kelompok ikan yang perlu
dimodifikasi
• Menyebutkan pembagian kelompok ikan
berdasarkan ketentuan statistik perikanan;
• Analisis pengelompokkan kategori ikan
dalam statistik
5.4 Ikan bersirip • Menyajikan (slide) seluruh 45 kategori
spesies ikan hasil tangkap;
• Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok spesies hasil tangkap
• Membahas karakteristik masing-maing
kelompok ikan;
• Membahas nilai penting (ekonomis) dari masing-masing kelompok spesies
• Menyebutkan 45 kelompok spesies hasil
tangkap perikanan di Indonesia (test);
• Analisis nilai komersial (nilai penting secara ekonomis) dari masing-masing kelompok
spesies
5.5 Binatang berkulit keras • Menyajikan (slide) total 8 (delapan) kategori
binatang berkulit keras;
• Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok
spesies binatang berkulit keras
• Membahas karakteristik masing-masing
kelompok binatang berkulit keras;
• Membahas nilai penting (ekonomis) dari
masing-masing kelompok binatang
berkulit keras
• Menyebutkan 8 (delapan) kategori binatang
berkulit keras (test);
• Analisis nilai komersial (nilai penting secara
ekonomis) dari masing-masing kelompok
binatang berkulit keras
5.6 Binatang berkulit
lunak
• Menyajikan (slide) total 8 (delapan) kategori
binatang berkulit lunak;
• Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok
spesies binatang berkulit lunak
• Membahas karakteristik masing-masing
kelompok binatang berkulit lunak;
• Membahas nilai penting (ekonomis) dari
masing-masing kelompok binatang
berkulit lunak
• Menyebutkan 8 (delapan) kategori binatang
berkulit lunak (test);
• Analisis nilai komersial (nilai penting secara
ekonomis) dari masing-masing kelompok
binatang berkulit lunak
24 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
5.7 Binatang air lain • Menyajikan (slide) total 4 (empat) kategori
binatang air lain;
• Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok
spesies binatang air lain
• Membahas karakteristik masing-maing
kelompok binatang air lain;
• Membahas nilai penting (ekonomis) dari
masing-masing kelompok binatang air
lain
• Menyebutkan 4 (empat) kategori binatang air
lain (test);
• Analisis nilai komersial (nilai penting secara
ekonomis) dari masing-masing kelompok
binatang air lain
5.8 Tanaman air • Menyajikan (slide) contoh rumput laut
(Gracillaria dan Eucheuma);
• Fasilitasi diskusi rumput laut
• Membahas karakteristik dari produk
rumput laut;
• Membahas nilai penting (ekonomis) dari
rumput laut
• Membuat deskripsi dari produksi rumput laut
dari penangkapan;
• Analisis komersial dari produksi rumput laut
dari alam
5.9 Latihan (tugas ter
struktur)
Analisis nilai ekonomi (economical rating) dari ikan bersirip (fin-fish) di Indonesia
POKOK BAHASAN VI: PENDEKATAN MODEL PRODUKSI SURPLUS
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
6.1 Model produksi sur
plus – prinsip dasar
• Menyajikan 5 (lima) konsep dasar untuk
menghasilkan persamaan produksi surplus;
• Menyajikan Kurva produksi surplus –
hubungan antara effort dengan hasil tangkap
• Membahas urutan konsep untuk
menghasilkan Kurva produksi;
• Mendiskusikan model persamaan pada
Kurva Schaefer
• Membuat deskripsi teoritis dari Kurva
produksi surplus;
• Membuat persamaan produksi dari model
Schaefer;
• Membuat grafik produksi schaefer
6.2 Model Schaefer: Eopt
dan Cmsy
• Menjelaskan persamaan Schaefer dalam
penentuan Eopt dan Cmsy
• Menyajikan persamaan Schaefer dalam
grafik
• Membahas hubungan kuadratik antara
usaha (effort) dengan hasil tangkap dari
effort;
• Menentukan effort optimal (Eopt) yang
menghasilkan hasil tangkapan MSY
• Analisis turunan pertama dari persamaan
Schaefer untuk menghasilkan Eopt dan Cmsy;
• Menentukan (pada Kurva) nilai MSY dan
membuat definisi konsepsional dari MSY
25 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
6.3 Contoh aplikasi pada
model Schaefer
• Menyajikan contoh aplikasi model Schaefer
dengan data dari Laut Sawu;
• Menjelaskan teknik penentuan status
perikanan tangkap
• Latihan (practice) dalam penerapan
model Schaefer untuk kasus perikanan
tangkap;
• Analisis status perikanan tangkap
berdasarkan persamaan Schaefer
• Menghitung nilai effort optimum (Eopt)
dengan teknik Schaefer, berdasarkan kasus
perikanan lapang;
• Estimasi status perikanan tangkap (under,
fully atau over-exploited) dengan teknik
Schaefer;
6.4 Contoh aplikasi pada
model Fox
• Menyajikan contoh aplikasi model Fox
sebagai pembanding;
• Menjelaskan teknik penentuan status
perikanan dengan metode Fox
• Analisis data catch-effort dengan
menggunakan persamaan model Fox
• Analisis Eopt dan Cmys dengan
menggunakan teknik dasar dari Fox
• Menghitung nilai effort optimum (Eopt)
dengan teknik Fox, berdasarkan kasus
perikanan lapang;
• Estimasi status perikanan tangkap (under, fully atau over-exploited) dengan teknik Fox;
• Analisis perbandingan kedua teknik dalam
menduga status perikanan tangkap
6.5 Asumsi-asumsi pada
model produksi surplus
• Menjelaskan seluruh asumsi yang harus
dipenuhi dalam aplikasi model Schaefer dan
Fox;
• Membahas kendala untuk memenuhi semua
asumsi yang dipersyratkan oleh model
Schaefer dan Fox
• Mendalami, membahas dan melakukan
umpan balik terhadap asumsi yang harus
dipenuhi pada model Schaefer dan Fox;
• Mendalami, membahas dan memberikan
umpan balik terhadap kesulitan
penerapan model pada tingkat lapang
• Membuat deskripsi masing-masing asumsi
dalam penggunaan persamaan Schaefer dan
Fox;
• Analisis pembuktian kesulitan dalam
penerapan model Schaefer dan Fox pada
tingkat lapang
6.6 Kelebihan dan kelema
han model Schafer
• Menjelaskan dan membahas kelebihan dan
kelemahan model Schaefer dan Fox
• Membahas dan memberikan masukan
(tambahan) dari keuntungan dan
kelemahan model Schaefer dan Fox
• Membuat tabel kelebihan dan kelemahan dari
model persamaan Schaefer;
• Membuat tabel kelebihan dan kelemahan dari
model Fox
6.7 Tugas terstruktur • Menghitung (penentuan) status pemanfaatan sumber daya ikan dengan metode pendekatan produksi surplus
26 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
POKOK BAHASAN VII: KKP: MANFAATNYA BAGI PERIKANAN TANGKAP
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
7.1 Definisi & prinsip
dasar KKP
• Menyajikan definisi MPA berdasarkan
IUCN; • Menyajikan definisi KKP berdasarkan
ketentuan UU No. 5/1990 dan UU No.
31/2004
• Fasilitasi diskusi KKP: dari konsep teoritis
menuju praktis
• Membahas contoh-contoh KKP di
Indonesia yang sesuai dengan definisi IUCN dan peraturan legal di Indonesia;
• Formulasi kata kunci (kuantitatif) untuk
membuat definisi KKP secara praktis
pada tingkat lapang
• Membuat nomenklatur kawasan konservasi
perairan di Indonesia berdasarkan faktor legal yang berbeda;
• Membuat deskripsi (kata kunci) penting untuk
menjelaskan KKP pada tatanan praktis di
lapang
7.2 Status perikanan laut –
global dan Indonesia
• Menyajikan (slide) status perikanan tangkap
global;
• Menyajikan (slide) status perikanan tangkap
Indonesia;
• Fasilitasi diskusi kelemahan manajemen
perikanan konvensional
• Mencari data pendukung dalam
menentukan status perikanan tangkap
global dan nasional Indonesia;
• Membahas keterbatasan sistem
pengelolaan perikanan tangkap di
Indonesia
• Analisis status perikanan tangkap global dan
Indonesia;
• Membuat deskripsi keterbatasan sistem
pengelolaan perikanan di Indonesia;
• Membuat deskripsi pendekatan pengelolaan
perikanan berdasarkan JTB (TAC)
7.3 Mekanisme KKP mem
berikan manfaat untuk
perikanan
• Menyajikan (slide) bukti-bukti ilmiah
manfaat KKP bagi perikanan tangkap; • Menjelaskan mekanisme KKP bisa
memberikan manfaat bagi perikanan tangkap
(visualisasi slide)
• Membahas mekanisme spill-over dan
export-larva sebagai mekanisme perbaikan perikanan tangkap;
• Mencari contoh-contoh mekanisme
spill-over dan export-larva dalam
memperbaiki perikanan tangkap
• Membuat deskripsi dilengkapi dengan
visualisasi tentang mekanisme spill-over dan export-larva;
• Analisis besar dan luas (coverage) manfaat
KP untuk perikanan tangkap
7.4 Manfaat KKP bagi
perikanan tangkap
• Menyajikan beberapa contoh pada tingkat
lapang tentang manfaat KKP untuk
perikanan
• Fasilitasi diskusi dengan peserta
• Membahas pembuktian KKP sebagai
alat pendamping pengelolaan perikanan
tangkap yang sudah ada selama ini;
• Menelusuri contoh-contoh KKP sebagai
alat manajemen perikanan tangkap
• Membuat deskrisp tentang ketentuan dan
persyaratan yang harus dipenuhi agar KKP
bermanfaat bagi perikanan tangkap
7.5 Ukuran dan peranca
ngan KKP
• Menyajikan konsep dasar dan prinsip yang
harus dipenuhi agar KKP berdampak optimal
bagi perikanan tangkap;
• Fasilitasi diskusi dengan peserta
• Membahas grafik yang menunjukkan
skenario antara ukuran wilayah larang-
ambil dengan manfaat perlindungan
keragaman hayati dan perikanan • Membahas negosiasi konsep wilayah
larang-ambil dengan masyarakat target
sasaran
• Membuat konsep perancangan terkait dengan
ukuran dan penempatan KKP agar
memberikan dampak optimal bagi perikanan;
• Membuat visualisasi penempatan KKP pada skenario manfaat yang berbeda
27 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
7.6 Kebutuhan ideal KKP • Menyajikan Kurva ukuran KKP (wilayah
larang-ambil) pada berbagai skenario dengan
kombinasi manfaat antara keragaman hayati
dengan perikanan
• Fasilitasi diskusi skenario ukuran dan
persentase habitat pada wilayah larang-ambil
• Membahas antara kebutuhan ideal luas
wilayah larang-ambil dengan kondisi riil
yang ada pada tingkat lapang;
• Membahas pilihan-pilihan untuk
memperbesar ukuran wilayah larang-
ambil secara akumulatif
• Membuat deskripsi kebutuhan ideal KKP
(secara terisolasi atau dalam jejaring) dan
membandingkan dengan kondisi riil yang ada
pada tingkat lapang;
• Membuat daftar usulan solusi untuk
pengembangan KKP di Indonesia maupun
secara global
7.7 Penolakan sebagian
masyarakat terhadap
wilayah larang-ambil
• Menyajikan Kurva pilihan antara sistem manajemen perikanan konvensional dengan
pendekatan KKP;
• Fasilitasi diskusi penolakan sebagian
masyarakat pada ide KKP
• Membahas konsep vocal-minority group vs silent-majority group terkait dengan
kasepakatan KKP;
• Membahas Kurva antara kerugian
jangka pendek vs keuntungan jangka
panjang, atau sebaliknya
• Membuat dan menjelaskan Kurva skenario kerugian jangka pendek vs keuntungan jangka
panjang, atau sebaliknya, terkait pilihan KKP
sebagai alat pengelolaan perikanan;
• Menjelaskan strategi untuk mengurangi
pengaruh focal-minority group (atau
memperbesar pengaruh silent-majority group)
dalam negosiasi implementasi KKP
POKOK BAHASAN VIII: KATEGORI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
8.1 Nomenklatur penama
an kawasan konservasi
di Indonesia;
• Menyajikan seluruh sebutan KKP di
Indonesia berdasarkan ketentuan hukum
yang berbeda;
• Menyajikan (slide) nomenklatur KKP di
Indonesia;
• Fasilitasi diskusi dengan peserta
• Membahas kedekatan hubungan
(keterkaitan) diantara nama-nama KKP
yang berbeda;
• Saling berbagi pendapat tentang
konsekuensi penamaan KKP yang
bervariasi
• Membuat dendogram (nomenklatur) KKP
yang ada di Indonesia (berdasarkan aspek
kewenangan pengelolaan);
• Membuat deskripsi kelebihan dan kelemahan
penamaan KKP yang beragam di Indonesia
8.2 Tujuan pembentukan
KKP
• Fasilitasi diskusi untuk mengidentifikasi
tujuan pembentukan KKP; • Mengarahkan diskusi untuk mencapai
sepakat tentang 9 (Sembilan) jenis tujuan
pembentukan KKP
• Saling berbagai pendapat tentang tujuan
pembentukan KKP; • Secara bersama menetapkan tujuan-
tujuan dari pembentukan KKP (minimal
9 jenis tujuan)
• Deskripsi tujuan utama pembentukan KKP
pada tatanan global dan nasional Indonesia; • Membuat pembuktian (dengan tabel
identifikasi tujuan) bahwa diantara beberapa
tujuan saling tumpang tindih (overlapping)
28 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
8.3 Prinsip dasar penen
tuan kategori KKP
• Menjelaskan (slide) satu metode sederhana
untuk penentuan kategori KKP berdasarkan
ketentuan: (1) tujuan utama, (2) tujuan
kedua, (3) tujuan potensial dan (4) bukan
menjadi tujuan;
• Fasilitasi suatu Latihan untuk menentukan
kategori KKP berdasarkan kombinasi beberapa tujuan pembentukannya
• Saling berbagi pendapat untuk
penyempurnaan teknik penentuan
kategori KKP yang cocok untuk
diterapkan di Indonesia;
• Mengerjakan Latihan penentuan
kategori KKP di Indonesia berdasarkan
kombinasi tujuan pembentukannya
• Mampu mengidentifikasi dan analisis
kategori suatu KKP berdasarkan kombinasi
tujuan pembentukannya;
• Menyelesaikan Latihan penentuan kategori
KKP (dengan benar dan baik) berdasarkan
urutan tujuan pembentukannya;
• Analisis kategori KKP yang cocok untuk diterapkan di Indonesia
8.4 Kategori kawasan kon
servasi – ketentuan
IUCN
• Menjelaskan (slide) karakteristik dasar dari
masing-masing kategori KKP (6 jenis
kategori KKP yang penting) berdasarkan
ketentuan IUCN;
• Menjelaskan 10 kategori KKP yang berlaku
umum secara global
• Saling berbagi pendapat dan membahas
tipe KKP yang belum terakomodasi
dalam ketentuan IUCN;
• Membahas rating tentahg nilai penting
dari masing-masing kategori KKP dalam
kapasitasnya untuk menjamin perikanan
berkelanjutan
• Membuat deskripsi rating urutan KKP
berdasarkan keketatan tingkat perlindungan
yang diterapkan;
• Membuat analisis kategori KKP yang paling
sesuai untuk tujuan perikanan berkelanjutan;
• Membuat analisis kategori KKP yang sesuai
untuk perlindungan keragaman hayati atau
kebutuhan pariwisata;
8.5 Karakteristik antar
kategori KKP
• Menyajikan dan menjelaskan (tabel)
karakteristik yang menjadi ciri / features
pembeda dari masing-masing kategori KKP
• Fasilitasi diskusi diantara peserta
• Saling berbagi pendapat tentang kunci
identifikasi masing-masing kategori
KKP;
• Mencari contoh-contoh penerapan dari masing-masing kategori KKP
• Analisis (penyajian dalam tabel) karakteristik
yang membedakan antar masing-masing
KKP;
• Menyajikan kasus-kasus KKP di Indonesia sesuai dengan karakteristik tersebut
8.6 Kategori KKP di Indo
nesia yang sesuai de
ngan aturan IUCN
• Menyajikan (slide) KKP di Indonesia yang
sesuai dengan ketentuan IUCN;
• Menyajikan contoh TN Komodo yang tidak
mencapai ketentuan IUCN
• Membahas (berbagi pendapat) penyajian
laporan kategori KKP ke IUCN;
• Membahas kemungkinan KKP di
Indonesia yang tidak memenuhi
ketentuan IUCN dalam satu kategori
• Menyebutkan KKP di Indonesia yang
dinyatakan secara resmi masuk dalam salah
satu kategori KKP;
• Menyebutkan contoh-contoh KKP di
Indonesia yang belum masuk dalam salah
satu kategori ketentuan IUCN
29 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
POKOK BAHASAN IX: ROADMAP MENUJU KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
9.1 Konsep dasar – antara
KKP alamiah (dulu)
dengan kebutuhan
akan KKP (saat ini)
• Menyajikan konsep KKP antara kondisi
alamiah jaman dulu dan kondisi saat ini;
• Membuka diskusi antara pertambahan
penduduk, meningkatnya tuntutan pemenuhan kebutuhan, pencemaran dan
terjadinya eksploitasi secara berlebihan
• Membahas untouchable areas karena
jumlah penduduk dan teknologi yang
masih terbatas;
• Membahas contoh-contoh wilayah dengan tingkat pemanfaatan berlebihan
di Indonesia
• Membuat analisis urgensi KKP pada jaman
nenek moyang dengan kondisi yang ada saat
ini;
• Menyebutkan dan membahas contoh-contoh wilayah dengan tingkat pembangunan yang
berlebihan
9.2 Proses pembentukan
dan pengelolaan KKP
– fish habitat area
• Menyajikan lesson learned proses
pembentukan fish habitat areas di Australia;
• Fasilitasi diskusi kemudahan proses
pembentukan FHA
• Membahas proses pembentukan KKP;
• Membahas tipe-tipe sejenis FHA yang
sesuai untuk kondisi Indonesia
• Melakukan analisis situasional terhadap
proses pembentukan KKP di suatu wilayah;
• Menyajikan lesson learned dari pembentukan
FHA Australia
9.3 Proses pembentukan &
pengelolaan KKP –
Florida Keys National
Marine Sanctuary
• Menyajikan lesson learned proses
pembentukan FKNMS Amerika;
• Fasilitasi diskusi proses pembentukan
FKNMS di Amerika Serikat
• Membahas perbedaan antara proses
pembentukan FHA dan FKNMS;
• Membahas strategi pembentukan KKP
di Indonesia (mengambil lesson learned
dari FHA dan FKNMS)
• Analisis proses dasar pembentukan suatu
KKP secara umum;
• Menyajikan pembelajaran dari proses
pembentukan 2 KKP (FHA dan FKNMS)
9.4 Sejarah konservasi di
Indonesia
• Fasilitasi diskusi dan tanya jawab tentang
sejarah pembentukan KKP di Indonesia;
• Fasilitasi pembagian waktu: pra-penjajahan, masa penjajahan, masa kemerdekaan dan
fase reformasi
• Menyampaikan informasi tentang
pengalaman di daerah masing-masing
oleh beberapa mahasiswa; • Membahas perbedaan konsepsi KKP
pada periode waktu yang berbeda
• Analisis historis pembentukan KKP di
Indonesia;
• Menyajikan karakteristik pembentukan KKP pada fase: pra-penjajahan, periode penjajahan,
kemerdekaan dan periode reformasi
9.5 Taman Nasional Ko
modo
• Menyajikan informasi sejarah terbentuknya
Taman Nasional Komodo – wilayah masih
utuh (tidak terganggu);
• Fasilitasi diskusi dan Tanya jawab
• Membahas strategi politis Indonesia
untuk memenuhi komitmen
internasional terkait KKP;
• Membahas TN Komodo sebagai
kawasan yang masih asli
• Analisis terbentuknya 3 (tiga) Taman
Nasional di Indonesia terkait dengan acara
world park congress yang dilakukan di Bali
pada tahun 1980;
• Menyajikan keunikan TN Komodo diban-
dingkan dengan kawasan lainnya di Indonesia
9.6 Taman Nasional Bali
Barat
• Menyajikan informasi sejarah terbentuknya
Taman Nasional Bali Barat – pengaruh
pariwisata;
• Fasilitasi diskusi dan Tanya jawab
• Membahas karakteristik TNBB sebagai
kawasan yang mendapat pengaruh
pariwisata;
• Diskusi perbedaan karakteristik antara
TN Komodo dan TN Bali Barat
• Analisis perbedaan karakteristik antara TN
Komodo dan TN Bali Barat;
30 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
POKOK BAHASAN X: ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
10.1 Tahapan dalam penge
lolaan KKP
• Menyajikan (slide) 10 tahapan dalam proses
perencanaan dan pengelolaan KKP;
• Fasilitasi diskusi untuk memperjelas urutan
masing-masing proses
• Membahas kejelasan urutan tahapan
dalam pengelolaan kawasan konservasi;
• Mencari beberapa contoh KKP dengan
urutan tahapan pengelolaan yang lengkap
• Mampu menyebutkan urutan tahapan dalam
perencanaan dan pengelolaan KKP;
• Analisis beberapa KKP dalam tingkat/tahapan
pengelolaannya
10.2 Konsep dasar zonasi –
beberapa contoh
• Inisiasi diskusi untuk menentukan kata kunci
dalam proses zonasi;
• Menjelaskan SK jalur-jalur penangkapan
sebagai contoh zonasi
• Menjawab pertanyaan dan saling
berbagi pengetahuan tentang zonasi;
• Membahas SK Mentan 293/1999
tentang jalur penangkapan sebagai
bentuk zonasi wilayah di laut
• Membuat deskripsi singkat tentang definisi
zonasi dan alasan dasar kebutuhan zonasi;
• Menyebutkan beberapa contoh zonasi pada
tingkat lapang, terutama di laut
10.3 Konsep dasar zonasi
kawasan konservasi
• Inisiasi diskusi tentang konsep zonasi – zona,
aktifitas dan perijinan;
• Menjelaskan satu contoh zonasi pada tingkat
lapang
• Membuat contoh-contoh zonasi dalam
bentuk tabel;
• Membahas berbagai bentuk zonasi:
RDTR, RZWP3K, WPP
• Analisis PP 68/1998 atau PP 60/2007 tentang
zonasi dalam bentuk tabel;
• Analisis perbedaan dasar zonasi pada sistem
RTTR, RZWP3K dan WPP
10.4 Ketentuan dalam zona
yang berbeda
• Merangsang diskusi dalam menentukan
zona-zona yang penting (esensial) pada
kawasan konservasi
• Zona – inti, rimba, pemanfaatan tradisional, pemukiman, Bahari, pelagis, pariwisata
intentif
• Membahas hubungan antara zona
dengan kategori KKP;
• Membahas zona-zona yang diperlukan
dalam suatu KKP spesifik (Taman Nasional, Cagar Alam, Taman Wisata)
• Menyebutkan jenis zona yang umum
digunakan dalam KKP;
• Analisis keterkaitan antara KKP dengan jenis
zonasi yang ada di dalamnya; • Deskripsi zonasi dengan menggunakan
contoh TN Komodo
10.5 Memilih prioritas area
(zona) untuk
dilindungi
• Fasilitasi diskusi untuk menentukan tujuan
utama suatu KKP;
• Memilih fitur konservasi (conservation
features) penting sesuai dengan tujuan KKP;
• Fasilitasi diskusi dalam menentukan skor
masing-masing fitur konservasi (+ / -)
• Membahas berbagai tujuan strategis
KKP: perikanan perlindungan kehati,
spesies hampir punah dan pariwisata;
• Membahas fitur konservasi sesuai tujuan
KKP;
• Membahas skor relatif terhadap fitur
yang berbeda
• Analisis tujuan KKP, fitur konservasi dan
skor dari masing-masing fitur konservasi
sesuai dengan tujuan pembentukan KKP;
• Membuat tabel fitur konservasi, penentuan
skor relatif dan alasan dari penentuan skor
tersebut
31 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
10.6 Teknik tumpang susun
(overlay technique)
• Demarkasi KKP dan membuat grid unit
perencanaan (planning unit);
• Menjelaskan teknik tumpang susun dan
memberi nilai skor kumulatif masing-masing
grid;
• Menentukan algoritme pembuatan
Keputusan grid yang dipilih sebagai area prioritas
• Melakukan praktek tumpang susun
(contoh perairan Bali);
• Menghitung nilai skor kumulatif pada
masing-masing grid;
• Membahas algoritma dalam menentukan
Keputusan pemulihan grid (wilayah)
prioritas konservasi
• Mengoperasikan teknik tumpang susun
(overlay technique) dalam memilih wilayah
penting untuk konservasi (wilayah larang-
ambil);
• Formulasi algoritma dalam menentukan
wilayah penting (wilayah larang-ambil) untuk
konservasi
10.7 MARXAN – decision
support tool
• Menjelaskan teknik MARXAN sebagai
decision support tool dalam pemilihan
wilayah penting konservasi;
• Menjelaskan terminology penting dalam
MARXAN – planning unit, conservation
features, SPF, BLM, cluz
• Membahas kebutuhan software ArcView
sebelum operasi MARXAN;
• Membahas terminology penting –
planning unit, conservation features,
SPF, BLM, cluz, lock-in, lock-out;
• Membahas prinsip digitasi dan
georeferencing
• Membuat deskripsi singkat tentang teknik
MARXAN sebagai decision support tool
dalam pemulihan wilayah penting untuk
konservasi;
• Menjelaskan terminology planning unit, CF,
SPF, BLM, lock-in, lock-out, digitasi dan
geo-referencing
POKOK BAHASAN XI: RENCANA PENGELOLAAN KKP (MANAGEMENT PLAN)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
11.1 KKP – suatu
kebutuhan
• Menjelaskan (slide) kebutuhan tentang KKP
yang mendesak;
• Inisiasi diskusi dengan peserta
• Membahas contoh-contoh kondisi
pendukung (over-fishing dan kerusakan
habitat) bagi kebutuhan KKP;
• Membahas ulang prinsip replenishment,
spill-over dan export larvae
• Membuat deskripsi yang mendukung
kebutuhan KKP sebagai alat pengelola
perikanan tangkap di Indonesia;
• Menjelaskan mekanisme KKP bermanfaat
untuk perikanan tangkap
11.2 Seleksi KKP • Menjelaskan prinsip dasar dalam seleksi
KKP
• Menyajikan marine data atlas yang dibuat
oleh Rodney V. Salm dan M. Halim (1984)
• Membahas KKP yang terisolasi dan
KKP yang tersusun dalam jejaring
(MPA network);
• Seleksi peletakan KKP di Jawa Timur
• Menentukan dasar kriteria seleksi suatu KKP;
• Analisis komparatif KKP yang dirancang
secara terisolasi dengan sistem jejaring (MPA
network)
32 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
11.3 Penetapan, tata batas
dan zonasi
• Refresh (penyegaran) terhadap mekanisme
penetapan, tata batas dan zonasi beserta
aturannya;
• Tanya jawab dengan peserta
• Membahas mekanisme penetapan dan
penentuan tata batas suatu KKP;
• Membahas contoh kasusu KKLD Berau
dan Raja Ampat
• Membuat deskripsi penetapan dan
menentukan tata batas KKP;
• Analisis komparasi penetapan KKP yang
berbeda (PHKA dan DKP)
11.4 Dokumen Rencana
Pengelolaan (manage-
ment plan)
• Menjelaskan dokumen rencana pengelolaan
suatu KKP;
• Inisiasi diskusi tentang RP25T, 5 tahun dan
RKT suatu kawasan konservasi
• Membahas RP25T Taman Nasional
Komodo dan Wakatobi;
• Membahas rencana pengelolaan: jangka
panjang, menengah dan tahunan
• Membuat deskrisp hal-hal yang termuat
dalam suatu rencana pengelolaan KKP;
• Analisis antara rencana pengelolaan jangka
panjang, menengah dan rencana kerja tahunan
11.5 Konsep 5S – standard
lexicon
• Menjelaskan konsep 5S sebagai metode dasar penyusunan rencana pengelolaan;
• Menjelaskan batasan: system (target), stress,
source of stress, strategy dan success
• Membahas konsep 5S sebagai standard lexicon;
• Menyusun contoh rencana pengelolaan
KKP dengan pendekatan 5S (skematik)
• Membuat skema 5S dari suatu KKP dengan contoh dari lapang;
• Membuat rencana pengelolaan (strategi)
berdasarkan konsep 5S;
11.6 Pembelajaran dari
PHKA
• Menyajikan contoh rencana pengelolaan
taman nasional yang dibuat oleh PHKA;
• Inisiasi diskusi dengan peserta
• Mencermati urutan rencana pengelolaan
3 (tiga) buku dari Taman Nasional
Komodo
• Menyusun rencana pengelolaan daru suatu
KKP;
• Membuat daftar informasi yang dibutuhkan
dalam menyusun rencana pengelolaan KKP
POKOK BAHASAN XII: MIRADI: PERANGKAT LUNAK STANDAR TERBUKA
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
12.1 Tahapan dalam penyu
sunan dokumen renca
na pengelolaan
• Introduksi perangkat lunak Miradi;
• Menjelaskan tim penyusun rencana
pengelolaan KKP – marine biologist, MPA
planner, social knowledge, Miradi operator
• Download program Miradi pada
masing-masing laptop peserta;
• Mengenal operasi dasar program Miradi
dengan praktek bertahap;
• Mampu mengoperasikan program Miradi;
• Mengisi data awal KKP ke dalam program
Miradi;
• Mengidentifikasi tim penyusun rencana
pengelolaan – entry ke dalam program
Miradi
33 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
12.2 Target konservasi dan
viabilitas target
• Menjelaskan target konservasi;
• Inisiasi diskusi untuk mengidentifikasi target
konservasi;
• Identifikasi viabilitas target: key ecological
attribute, indicator, measures, desired future
status, time frame
• Bekerja dalam kelompok untuk
mengidentifikasi target konservasi
dalam suatu KKP;
• Mengidentifikasi viabilitas target;
• Menilai KEA, indicator, measure dan
desired future status dari target
bersama time frame pengelolaan
• Melakukan entry KEA, indicator, measure,
desired future status dari target dan
identifikasi time frame dari rencana
pengelolaan;
• Mengisi conceptual diagram dalam program
Miradi
12.3 Threats (ancaman) dan
threat rating
• Bersama peserta membuat conceptual
diagram;
• Identifikasi threat, driving factors dan threat
rating terhadap target konservasi
• Identifikasi threat dan threat yang
mungkin bisa dibatasi melalui rencana
aksi;
• Melakukan threat rating dalam program
Miradik
• Mengidentifikasi threat dan driving factor
pada conceptual diagram;
• Melakukan threat rating berdasarkan
pendekatan best-available information
12.4 Strategi – aksi konser
vasi
• Bersama peserta menyusun strategy untuk mengatasi threat;
• Membuat diagram result chains pada Miradi
• Menyusun strategi dalam conceptual
diagram;
• Mengisi kelengkapan informasi strategi
pada result chain
• Mampu mengidentifikasi strategi
berdasarkan threat rating;
• Menilai efektifitas strategi dalam
menurunkan threat (feasibility dan impact
rating dari strategi)
12.5 Rencana aksi – smart
objective
• Membuat aktivitas sebagai bagian dari
strategi;
• Menyusun rencana aksi dari smart objective;
• Membuat rating efektifitas dari rencana aksi
• Membagi strategi menjadi rencana aksi
bertahap untuk mengatasi threat;
• Membuat objective (smart), activities,
indicator dan measure
• Mampu membuat dan mengisi rating
rencana aksi dalam Miradi;
• Menyusun activities, smart objectives,
indicator dan measures
12.6 Pembiayaan – sus
tainable finan cing
• Rating feasibility dari rencana aksi; • Menyusun skema sustainable financing;
• Melakukan rating feasibility dari setiap
rencana aksi dan activities;
• Menyusun kerangka sustainable
financing
• Mampu mengidentifikasi besarnya biaya
yang dibutuhkan untuk setiap aksi
konservasi;
• Melakukan rating feasibility dari setiap
rencana aksi dan identifikasi sumber
pembiayaan
12.7 Monitoring • Membuat kerangka monitoring sukses
rencana aksi konservasi;
• Menyusun jenis kegiatan monitoring
• Membuat rencana monitoring dari
setiap aksi konservasi;
• Memilih jenis monitoring berdasarkan
pendekatan cost-effective
• Mampu menyusun rencana monitoring dari
setiap aksi konservasi dalam Miradi;
• Membuat kegiatan monitoring yang efektif
34 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
12.8 Miradi – conceptual
diagram dan result
chains
• Menyajikan contoh conceptual diagram
secara lengkap dari suatu KKP;
• Menyajikan result chain secara lengkap dari
suatu KKP
• Membuat suatu conceptual diagram
pada kertas flip-chart;
• Membuat result chain diagram pada
kertas flip-chart
• Mampu membuat conceptual diagram pada
perangkat Miradi;
• Membuat diagram result chain dengan
program Miradi
POKOK BAHASAN XIII: MONITORING SUKSES DAN PENGELOLAAN ADAPTIF
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
13.1 Konsep dasar moni
toring
• Menyajikan konsep dasar (slide) monitoring
sukses suatu KKP;
• Fasilitasi diskusi dengan peserta
• Membahas konsep dasar monitoring
sukses konservasi;
• Membuat contoh sederhana dari
kegiatan monitoring
• Deskripsi konsep dasar dan tujuan
monitoring KKP;
• Mengembangkan jenis monitoring dengan
pendekatan cost-effective
13.2 Tujuan dan jenis mo
nitoring
• Menyajikan keterkaitan antara tujuan dan
jenis kegiatan monitoring KKP;
• Fasilitasi diskusi dengan peserta
• Membahas keterkaitan antara tujuan
dengan jenis monitoring;
• Membuat contoh-contoh monitoring
sesuai dengan tujuan KKP
• Membuat tabel jenis monitoring yang terkait
dengan tujuan (target) KKP, threat, dan
rencana aksi konservasi;
• Membuat rating seleksi monitoring yang
dibutuhkan
13.3 Monitoring biologi • Menyajikan contoh kegiatan monitoring
biologi dalam KKP
• Menyajikan keterkaitan antara monitoring
dengan rencana aksi, threat dan viabilitas
target
• Diskusi untuk membuat jenis-jenis
monitoring biologi dalam KKP;
• Membuat tabel keterkaitan antara
monitoring dengan threat, rencana aksi
dan viabilitas target
• Merancang kerangka monitoring suatu KKP
spesifik lokasi;
• Membuat kerangka monitoring sebagai
bagian dari rencana pengelolaan secara
keseluruhan
13.4 Monitoring peman
faatan sumber daya
• Menyajikan prinsip dasar monitoring
pemanfaatan sumber daya dalam KKP;
• Fasilitasi diskusi dengan peserta
• Membahas jenis monitoring sumber
daya kategori in-situ dan ex-situ;
• Membuat contoh-contoh monitoring
pemanfaatan sumber daya
• Merancang kerangka monitoring
pemanfaatan sumber daya in-situ maupun
ex-situ dengan prinsip cost-effective;
• Menyajikan hasil monitoring pemanfaatan
sumber daya
35 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
13.5 Monitoring persepsi
masyarakat
• Menyajikan kerangka monitoring persepsi;
• Menyajikan contoh monitoring persepsi di
TN Komodo, Wakatobi, Raja Ampat dan
Derawan
• Membahas jenis-jenis monitoring
persepsi;
• Mengembangkan contoh monitoring
persepsi pada kawasan
• Merancang kerangka monitoring persepsi;
• Menyajikan hasil monitoring persepsi dan
mengaitkan dengan respon oleh pengelola
• • •
POKOK BAHASAN XIV: HUKUM, PERATURAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN KKP
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
14.1 Konsep dasar – hukum
dan peraturan KKP
• Menjelaskan konsep dasar antara hukum,
peraturan dan kebijakan operasional;
• Contoh kasus pelanggaran hukum dibidang
KKP
• Membahas dualisme antara ketentuan
hukum dan kebijakan operasional pada
tingkat lapang;
• Contoh kasus pelanggaran hukum pada
KKP yang masih belum ditangani
• Membuat kerangka hukum dasar untuk
implementasi KKP di Indonesia;
• menyajikan dualism antara ketentuan hukum
yang berlaku dengan pelaksanaan konservasi
pada tingkat lapang
14.2 Peraturan global –
legal, etik dan norma
Menyajikan pokok-pokok ketentuan dalam:
• Jeneva Conventioan, 1958
• UNCLOS, 1982;
• UNCBD, 1992;
• CCRF, 1995
• CTI (2007) dan ATSEF (2004)
• Membahas pokok-pokok ketentuan
yang mengikat pemerintah dalam
bidang konservasi, termasuk konservasi
kawasan;
• Pendalaman masing-masing ketentuan
internasional (membaca teks penting)
• Menyajikan kerangka hukum global tentang
konsep dan implementasi KKP di Indonesia;
• Dualism antara komitmen mema-tuhi
ketentuan internasional dan pelaksa-naan di
dalam negeri;
• Menyajikan masalah-masalah penerapan
komitmen terhadap ketentuan internasional
14.3 Peraturan nasional Menyajikan pokok-pokok ketentuan dalam:
• UU No. 5 / 1990 Konservasi PHKA
• UU No. 31 / 2004 Perikanan
• UU No. 32 / 2004 Pemerintah Daerah
• UU No. 26 / 2007 tata ruang
• UU No. 27 / 2007 PWP3K
• PP No. 69 / 1998
• PP No. 60 / 2007
• Membahas pokok-pokok ketentuan
yang mengikat pemerintah dalam
bidang konservasi, termasuk konservasi
kawasan;
• Pendalaman masing-masing ketentuan
internasional (membaca teks penting)
• Menyajikan kerangka hukum nasional
tentang konsep dan implementasi KKP;
• Menyajikan dualisme antara komitmen
mematuhi ketentuan hukum dengan
pelaksanaan di tingkat lapang;
• Menyajikan masalah-masalah dalam
penerapan komitmen terhadap ketentuan
hukum yang berlaku
36 Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO SUB-POKOK
BAHASAN FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
14.4 Analisis hukum dan
peraturan pengelolaan
KKP
• Menyajikan nomenklatur penamaan KKP di
Indonesia dari dasar hukum yang berbeda;
• Inisiasi diskusi dengan peserta
• Membahas kelemahan dan kelebihan
berbagai penamaan KKP yang beragam;
• Membahas implikasi praktis (tingkat
lapang) dari penamaan KKP yang
beragam
• Analisis sinergi dan harmonisasi berbagai
perangkat hukum yang berlaku dalam
pengelolaan KKP di Indonesia;
• Analisis tingkat implementasi ketentuan
hukum KKP pada tingkat lapang
Selama belajar di Belanda, Gede menyelesaikan sebuah Lecture Note tentang Fish Population Dynamics and
Fisheries sebagai bagian dari Minor Thesis.
Sejak tahun 1999, Gede diangkat sebagai Site Advisor dalam Proyek ADB – Coastal Community Development
and Fisheries Resources Management (CCD-FRM). Dia ditempatkan di Prigi dan membantu dua Kepala Dinas
(Dinas Perikanan & Kelautan Kabupaten Trenggalek dan Banyuwangi). Proyek ini memberikan kesempatan
pada dia untuk mengembangkan konsep marine protected area (MPA), sebuah pendekatan baru dalam
pengelolaan perikanan tangkap.
Pada tahun 2002, bekerja dengan WWF (World Wildlife Foundation for Nature) dan memfasilitasi training
tentang Fisheries Data Analysis. Dia mendapat kesempatan untuk bekerja dan saling berbagi dengan praktisi
muda dibidang konservasi kawasan.
Sejak tahun 2002, Gede juga bekerja dengan The Nature Conservancy (TNC). Dia ditempatkan di Taman
Nasional Komodo sebagai Outreach Specialist. Selanjutnya, dia diangkat sebagai Deputy dan akhirnya Project
Leader of TNC Komodo Site Program. Selama itu, Gede terlibat dalam proses pengelolaan Taman nasional
Komodo dan memfasilitasi kunjungan (cross-learning) pengelola kawasan ke Taman Nasional Galapagos,
Equador.
Sejak tahun 2005, Gede diangkat sebagai Training Manager TNC yang berbasis di Denpasar Bali. Selama 5
(lima) tahun tersebut, dia telah memfasilitasi 45x training tentang marine protected area planning and
management – sebagian besar dari training tersebut dilakukan di Indonesia, juga di Malaysia (Sabah, Semporna dan Semenanjung Malaya) dan Timor Leste (Comoro, Dili).
Sebagai Training Manager, Gede ikut memfasilitasi berbagai training monitoring biologi, pemanfaatan sumber
daya dan pengamatan insidental kepada tim monitoring lapang. Kesempatan ini digunakan untuk saling berbagi
informasi diantara tim lapang dari berbagai kawasan konservasi yang berbeda. Dia telah menyelam di berbagai
tempat seperti: Wakatobi, Derawan, Sangalaki, Kakaban, Raja Ampat, Bunaken, Teluk Cendrawasih, Komodo,
Bintan, Sipadan (Malaysia) dan tentu saja Bali. Terkait dengan ancaman kawasan konservasi dari perubahan
iklim global, Gede berpartisipasi dalam lokakarya dan menyelam di Lady Elliot Island, Great Barrier Reef –
Australia. Juga, dia ikut dalam Conservation Action Planning Cross-Learning, saling berbagi dengan pakar dan
praktisi konservasi dari berbagai wilayah di Amerika Latin dan Cina. Pertemuan dilakukan di Asilomar,
Monterey Bay – California.
Pada tahun 2009, Gede menjadi co-facilitator dalam training marine protected area yang difasilitasi oleh NOAA
dan diselenggarakan bersama oleh CI-TNC-WWF. Sedangkan pada tahun 2010, bekerja bersama RARE Indonesia Program, sebagai fasilitator pada marine cohort yang dilakukan di kampus IPB Bogor. Praktisi
lapang, pengelola kawasan, rekan sejawat dan mahasiswa mendorong Gede untuk menuliskan semua
pengalaman lapang tersebut, dikombinasi dengan konsep pengelolaan kawasan, untuk dijadikan sebagai buku
ajar pada mata kuliah konservasi sumber daya ikan dan kelautan. Buku ajar ini merupakan refleksi dari semua
pengetahuan lapang tersebut yang tentu saja disesuaikan dengan kerangka teori dan silabus dari mata kuliah
bersangkutan.
Dewa Gede Raka Wiadnya
Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor
pada tahun 1983 dan Department of Aquaculture & Fisheries, Wageningen
Agriculture University, The Netherlands pada tahun 1992.
Mengawali karir sebagai asisten dosen mata kuliah Dinamika Populasi dan
Manajemen Sumber Daya Perikanan pada Fakultas Perikanan Universitas
Brawijaya – Malang, sejak tahun 1984