KATETERISASI
-
Upload
anisadestya -
Category
Documents
-
view
169 -
download
15
description
Transcript of KATETERISASI
KATETERISASI
HANA030.08.112
RSUD BekasiFakultas Kedokteran Trisakti
DEFINISI
Gambar
Anatomi
Urethra Pria
Urethra wanita
Klasifikasi Kateter
1.Ukuran
skala Cheriere’s (French) - ukuran diameter luar kateter1 Cheriere (Ch) atau 1 French (Fr) = 0,33 mm atau 1 mm = 3 FrContoh : kateter berukuran 18 Fr artinya diameter luar kateter itu adalah 6mmKateter yang mempunyai ukuran sama belum tentu mempunyai diameter lumen yang sama
2. Bentuk
• Katater lurus (Nelaton)
• Coude kateter (Tieman)
Kateter nelaton
Kateter Tiemann
A. Kateter Foley, B. Kateter Pezzer, C. Kateter Malecot
empat sayapD. Kateter Malecot
dua sayap.
Kondom kateter
4. Percabangan kateter
5. Tipe Pemakaian
A – D Kateter Sementara
E – I Kateter Menetap
Tujuan Kateterisasi
Kontraindikasi kateterisasi
Teknik Pemasangan Kateter
Pemasangan Kateter pada pria
1. Informasi yang lengkap prosedur yang akan dilakukan dan informed consent
2. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan
3. Cuci tangan, pakai sarung tangan, lalu cek balon kateter apakah ada kebocoran atau tidak
4. lakukan asepsis dan antisepsis pada penis dan daerah sekitarnya, daerah genitalia dipersempit dengan pemasangan kain duk steril.
Desinfeksi meatus
5. Pegang penis dengan tangan kiri dan tarik ke ventral , masukkan xylocain gel dalam spuit ke dalam orifisium uretra eksterna, lalu tutup dengan ibu jari tangan kiri.
6. Masukkan kateter dengan klem/pinset ke dalam OUE didorong secara lembut dan perlahan mengikuti jalur uretra sampai masuk buli hingga percabangan kateter menyentuh meatus uretra eksterna. Pasien diperintahkan untuk mengambil nafas dalam supaya sfingter uretra eksterna menjadi lebih relaks.
7. Pastikan urin keluar(tampak dalam selang), bila perlu tekan perut bawah untuk memastikan urin keluar
8. Setelah yakin urin keluar balon kateter diisi aquadest dengan spuit 10cc, lalu tarik kateter secara perlahan sampai ada tahanan.
9. Jika diperlukan kateter menetap, kateter dihubungkan dengan pipa penampung (urinbag).
10. Kateter difiksasi dengan plester di daerah paha bagian proksimal.
Pemasangan kateter pada wanita
1. Informasi yang lengkap prosedur yang akan dilakukan dan informed consent
2. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan
3. Cuci tangan, pakai sarung tangan, lalu cek balon kateter apakah ada kebocoran atau tidak
4. Lakukan desinfeksi pada genitalia eksterna mulai dari labia mayor lalu Jari tangan kiri membuka labia minora, dimulai dari atas (clitoris), meatus lalu kearah bawah menuju rektum.
5. Lumuri kateter dengan xylocain gel dari ujung kateter secara merata kurang lebih 4 cm untuk wanita.
6. Buka labia minor dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, lalu masukkan kateter dengan menggunakan pinset/klem kedalam OUE secara perlahan ± 4cm
7. Pastikan urin keluar(tampak dalam selang).8. Setelah yakin urin keluar balon kateter diisi
aquadest dengan spuit 10cc, lalu tarik kateter secara perlahan sampai ada tahanan.
9. Kateter dihubungkan dengan pipa penampung (urinbag).
10. Kateter difiksasi dengan plester di daerah paha bagian proksimal.
Edukasi
Komplikasi kateterisasi
2. Kateterisasi suprapubik
Indikasi
SISTOSTOMI TROKAR
• anestesi lokal • mempergunakan alat trokar• KI : – tumor buli-buli, – hematuri yang belum jelas sebabnya, – riwayat pernah menjalani operasi daerah
abdomen/ pelvis, – buli-buli yang ukurannya kecil (contracted
bladder), atau pasien yang mempergunakan alat prostesis pada abdomen sebelah bawah.
Prosedur
Alat trokar ditusukkan melalui luka operasi hingga terasa hilangnya tahanan dari fasia dan otot-otot
detrusor sampai ke buli-buli
Setelah yakin trokar masuk ke buli-buli, obturator dilepas dan hanya slot kateter setengah lingkaran ditinggalkan
Kateter dimasukkan melalui tuntunan slot kateter setengah lingkaran, kemudian balon kateter dikembangkan dengan memakai aquadest 10 cc dan slot kateter setengah lingkaran dicabut. kateter dihubungkan
dengan kantong penampung urin (urinbag).
Kateter difiksasi pada kulit
Kateter difiksasi pada kulit
SISTOSTOMI TERBUKA
Sistostomi terbuka dikerjakan jika terdapat kontraindikasi pada tindakan sistostomi trokar atau tidak tersedia alat trokar.
Sistostomi terbuka dikerjakan jika terdapat kontraindikasi pada tindakan sistostomi trokar atau tidak tersedia alat trokar.
Dianjurkan jika terdapat jaringan sikatriks/ bekas operasi di suprasimfisis, trauma di daerah panggul yang
mencederai uretra atau buli-buli, dan adanya bekuan darah pada buli-buli yang tidak mungkin dilakukan
tindakan peruretra
prosedur1. Disinfeksi lapangan operasi. 2. Mempersempit lapangan operasi dengan kain steril. 3. Injeksi anestesi lokal, jika tidak mempergunakan anestesi
umum. 4. Insisi vertikal pada garis tengah ± 3,5 cm di antara
pertengahan simfisis dan umbilikus. 5. Insisi diperdalam sampai lemak subkutan hingga terlihat
linea alba yang merupakan pertemuan fasia yang membungkus muskulus rektus kiri dan kanan. Meskulus rektus kiri dan kanan dipisahkan sehingga terlihat jaringan lemak, buli-buli dan peritoneum. Buli-buli dapat dikenali karena warnanya putih banyak terdapat pembuluh darah.
6. Jaringan lemak dan peritoneum disisihkan ke kranial untuk memudahkan memegang buli-buli.
7. Dilakukan fiksasi pada buli-buli dengan benang pada 2 tempat
• 8. Dilakukan pungsi percobaan pada buli-buli diantara dua tempat yang telah difiksasi.
• 9. Dilakukan pungsi dan sekaligus insisi dinding buli-buli dengan pisau tajam hingga keluar urine, yang kemudian (kalau perlu) diperlebar dengan klem. Urine yang keluar dihisap dengan mesin penghisap.
• 10. Eksplorasi dinding buli-buli untuk melihat adanya : tumor, batu, adanya perdarahan, muara ureter atau penyempitan leher buli-buli.
• 11. Pasang kateter Foley ukuran 20 F – 24 F pada lokasi yang berbeda dengan luka operasi.
• 12. Buli-buli dijahit 2 lapis yaitu muskularis-mukosa dan seromuskularis.
• 13. Ditinggalkan drain redon kemudian luka operasi dijahit lapis demi lapis. Balon kateter dikembangkan dengan aquadest 10 cc dan difiksasikan ke kulit dengan benang sutra.
Kesimpulan • Kateterisasi uretra merupakan tindakan invasif yang
wajib dikuasai dokter umum maupun tenaga medis yang lain. Pemasangan kateter haruslah dilakukan dengan langkah-langkah yang benar.
• Pemasangan kateter uretra adalah tindakan pertama kali yang dilakukan pada pasien dengan retensi urin akut. Sebagai tindakan invasif, pemasangan kateter ini tentu memiliki resiko. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai penggunaan kateter ini.
Terima kasih