Katekisasi
Click here to load reader
-
Upload
yanet-muna-huma -
Category
Documents
-
view
315 -
download
20
description
Transcript of Katekisasi
NAMA : Yanet Kristin Muna
TUGAS : Ringkasan Buku “Sekitar Katekese Gereja”
MATA KULIAH : Katekisasi
DOSEN : Pdt. Semuel Layuk Allo, S.Th
KATAKESE DAN BAHAN-BAHANNYA
ALKITAB
Alkitab adalah satu-satunya sumber yang berisi kebenaran, pengajaran
dan pelayanan katekese. Karena, Alkitab merupakan firman Tuhan yang tertulis
dan menjadi pegangan orang-orang percaya. Alkitab terdiri dari dua bagian yaitu
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Segala pengajaran Teologi, hermenutik,
dogma atau doktrin gereja yang kemudian berkembang menjadi pengajaran
katekese berasal dari Alkitab. Namun, di dalam pemikiran-pemikiran dogmatis
tersebut telah dimasukan penafsiran manusia, sehingga bisa saja ada kesalahan di
dalamnya. Namun, hakekat Alkitab sebagai firman Tuhan adalah pengajaran bagi
setiap orang yang percaya kepadaNya di segala zaman. Firman Tuhan ini tidak
mungkin, tidak dapat, dan tidak akan salah karena Alkitab adalah sumber
kebenaran yang disampaikan oleh Allah.
Penulisan Alkitab adalah dengan pengilhaman yang dikaruniakan kepada
para penerima ilham. Alkitab pada mulanya mencatat ucapan Allah kepada
makhlukNya (Yohanes 10:35; Roma 3:2; 2 Timotius 3:16). Kata-kata Alkitab
yang pada mulanya itu ditulis atau diucapkan kepada generasi tertentu, namun
berkat pemeliharaanNya yang sempurna maka dapat ditujukan kepada setiap
generasi sampai pada saat ini (Kisah Para Rasul 7:38; Roma 15:4; 1Korintus
10:11). Oleh karena itu “Ilham” bukan hanya berarti Roh Allah yang dicurahkan
kepada penulis kitab agar menuliskan firmanNya namun lebih daripada itu, Roh
juga mengawasi dalam penulisan dan penyampaiannya sehingga tulisan mereka
menjadi salinan firman Allah kepada manusia. Artinya perkataan-perkataan
Allah yang Mahakudus dapat dibaca dan dimengerti oleh manusia berdasarkan
tuntunan dan pengertian dari Roh kudus.
Amanat Agung Yesus Kristus yang terdapat dalm Injil Yohanes 3:16
menjadi tugas mulia yang diberikan oleh Yesus kepada para pengikutNya, yaitu
memberitakan kabar kesukaan bagi segenap umat manusia. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa sarana paling unggul untuk mengungkapkan dan menyebarkan
kebenaran Allah yang telah diberikanNya di dalam gereja adalah pemberitaan
firman. Sebagai orang-orang yang terjun dalam pelayanan penuh waktu maupun
paruh waktu harus melakukan pengajaran firman tersebut tidak hanya sekedar
saja melainkan harus benar-benar memohon tuntunan Roh kudus untuk dapat
mempelajari dan memahaminya sehingga dapat secara tepat diajarkan kepada
jemaat ataupun dalam dunia katekese gereja.
Para pengikut katekese-katekese di gereja harus benar-benar diberikan
pengajaran yang mendalam dari sumber kebenaran yaitu Alkitab. Agar mereka
juga benar-benar mengalami perjumpaan dan pengenalan secara pribadi dengan
Yesus Kristus.
PENGAJARAN TENTANG IMAN KRISTEN
Pengajaran tentang iman Kristen berasal dari Alkitab. Artinya, segala
pengajaran yang diberikan kepada jemaat bukan hanya berdasarkan keinginan
atau pemikiran pemimpin-pemimpin gereja namun berdasarkan perkataan firman
Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Namun pada hakekatnya pengajaran-
pengajaran tentang iman Kristen yang telah kita terima saat ini tidak dipungkiri
telah disumbangkan oleh bapak-bapak gereja. Sebab, pengajaran itu adalah
rangkuman dogmatis dari apa yang kita baca dalam Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Pada umumnya gereja-gereja Katolik maupun Protestan
memiliki pengajaran katekese berdasarkan pengakuan-pengakuan iman.
Contohnya saja Apostlolicum atau pengakuan iman rasuli.
Selain Apostlolicum, bahan-bahan katekisasi dari dahulu tetap sama,
yaitu: Dasafirman (kesepuluh hukum Taurat), doa Bapa Kami dan sakramen.
Semua ini merupakan rangkuman dari seluruh pengajaran Alkitab yang kita
pegang saat ini. Semua pengajaran diberikan agar orang-orang Kristen memiliki
iman yang teguh kepada Yesus Kristus sehingga segala bentuk ajaran-ajaran lain
yang tidak berdasarkan Alkitab dapat ditolak.
LITURGI JEMAAT
Gereja-gereja Protestan pada umumnya memiliki bentuk-bentuk ibadah
yang berbeda. Namun pun demikian semua bentuk ibadah ditujukan untuk
kemuliaan dan hormat bagi Allah (Roma 11:36; 1 Korintus 8:6). Liturgi yang
dianut dalam suatu gereja juga berisi tentang pengajaran-pengajaran tentang
iman kepada Yesus. Namun, pada gereja Protestan Liturgi atau bentuk ibadah
yang seringkali diikuti dalam ibadah di gerejanya tidak diajarkan sama sekali.
Hal ini sangat berbeda dengan gereja Katolik yang menganggap pentingnya
pengajaran liturgy karena berhubungan dengan penghayatan akan ibadah itu
sendiri. Paling tidak semestinya ibadah atau liturgy didalam gereja Prostestan
juga perlu dijelaskan, misalnya saja mengenai ibadah dalam jemaat. Bagaimana
beribadah dengan benar di hadapan Tuhan dan menjauhkan diri dari ibadah yang
bersifat Antoposentris (pemuasan diri) namun mengacu pada ibadah yang
Teosentris (memuliakan Allah).
SEJARAH GEREJA
Dalam pengajaran katekismus, sejarah gereja dianggap tidak ada
pengaruh penting bagi partumbuhan iman seseorang. Namun, anggapan umum
seperti ini adalah salah. Sebab, sejarah gereja khususnya yang ada di Indonesia
dapat memberikan kita gambaran pemeliharaan Allah yang nyata dalam
kehidupan umatNya pada zaman ini.
Misalnya saja, pada masa mulainya kejayaan gereja pada abad mula-
mula, gereja harus diperhadapkan oleh pertentangan dan hambatan-hambatan
baik itu dari luar maupun dari dalam tubuh gereja itu sendiri. Terbukti setelah
gereja mulai bisa berdiri sendiri di luar paham maupun idealisme lainnya, seperti
filsafat pada zaman itu, maka hambatan baru pun mulai bermunculan dari dalam
tubuh gereja, yakni menyangkut tentang Trinitas.
Dalam hal ini yang dipersoalkan adalah diri Kristus, yaitu: hubungan-Nya
dengan Allah Bapa. Serta pertikaian lain mengenai sifat keilahian Kristus dan
sifat kemanusiaan-Nya (Kristologi).
Banyak yang menerima bahwa Yesus adalah Tuhan seutuhnya dan
manusia seutuhnya, namun adapula pandangan bahwa Yesus adalah setengah
memiliki sifat Allah dan setengahnya manusia. Perdebatan-perdebatan seperti ini
terus menerus terjadi sampai saat ini, sehingga dengan pemahaman dari sejarah
gereja dapat memberikan informasi untuk menghadapi perdebatan dari luar
ataupun dari dalam gereja.