Katarak Case

20
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa atau juga suatu keadaan patologik lensa di mana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa. Katarak disebabkan hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa, proses penuaan (degeneratif). Meskipun tidak jarang ditemui pada orang muda, bahkan pada bayi yang baru lahir sebagai cacat bawaan, infeksi virus (rubela) di masa pertumbuhan janin, genetik, gangguan pertumbuhan, penyakit mata, cedera pada lensa mata, peregangan pada retina mata dan pemaparan berlebihan dari sinar ultraviolet. Kerusakan oksidatif oleh radikal bebas, diabetes mellitus, rokok, alkohol, dan obat-obatan steroid, serta glaukoma (tekanan bola mata yang tinggi), dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak. Etiologi Etiologi katarak adalah : a. degeneratif (usia) 1

Transcript of Katarak Case

Page 1: Katarak Case

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya

menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan

lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada

retina. Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam

kapsul lensa atau juga suatu keadaan patologik lensa di mana lensa menjadi keruh akibat hidrasi

cairan lensa atau denaturasi protein lensa.

Katarak disebabkan hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa, proses

penuaan (degeneratif). Meskipun tidak jarang ditemui pada orang muda, bahkan pada bayi yang

baru lahir sebagai cacat bawaan, infeksi virus (rubela) di masa pertumbuhan janin, genetik,

gangguan pertumbuhan, penyakit mata, cedera pada lensa mata, peregangan pada retina mata dan

pemaparan berlebihan dari sinar ultraviolet. Kerusakan oksidatif oleh radikal bebas, diabetes

mellitus, rokok, alkohol, dan obat-obatan steroid, serta glaukoma (tekanan bola mata yang

tinggi), dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak.

Etiologi

Etiologi katarak adalah :

a. degeneratif (usia)

b. kongenital

c. penyakit sistemik (misal DM, hipertensi, hipoparatiroidisme)

d. penyakit lokal pada mata (misal uveitis, glaukoma dll)

e. trauma

f. bahan toksik (kimia & fisik)

g. keracunan obat-obat tertentu (kortikosteroid, ergot, dll)

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia

seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih

dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 55% orang berusia 75— 85

1

Page 2: Katarak Case

tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati,

katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia.

Gejala

Gejala umum gangguan katarak meliputi :

• Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

• Peka terhadap sinar atau cahaya.

• Dapat melihat dobel pada satu mata.

• Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

• Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

Penyebab terjadinya kekeruhan lensa ini dapat :

1. Primer, berdasarkan gangguan perkembangan dan metabolisme dasar lensa.

2. Sekunder, akibat tindakan pembedahan lensa.

3. Komplikasi penyakit lokal ataupun umum.

Jenis-jenis katarak

Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :

• Katarak perkembangan (developmental) dan degeneratif

• Katarak kongenital, juvenvil, dan senil.

• Katarak komplikata

• Katarak traumatik

Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :

• Katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di bawah 1 tahun

• Katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas1 tahun dan di bawah 40 tahun.

• Katarak presenil, katarak sesudah usia30 - 40 tahun

• Katarak senil, katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.

2

Page 3: Katarak Case

KATARAK SENIL

Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di

atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti.

Katarak senil secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, intumesen, matur,

hipermatur dan morgagni.

Katarak insipien. Pada stadium ini akan terlihat hal-hal berikut :

Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior (katarak

kortikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Katarak subkapsular posterior, kekeruhan

mulai terlihat anterior subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi

jaringan degeneratif (benda Morgagni) pada katarak insipien. Kekeruhan ini dapat menimbulkan

poliopia oleh karena indeks refaksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini

kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama.

Katarak intumesen. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang

degeneratif menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi

bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding

dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma.

Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan miopia

lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan

daya biasnya akan bertambah, yang memberikdn miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat

vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat lensa.

Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai seluruh lapis

lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan

osmotik bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat

menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder.

Katarak matur. Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan

ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesen

tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran yang

3

Page 4: Katarak Case

normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi

lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris

pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif.

Katarak matur bila dibiarkan saja akan menjadi katarak intumesen (katarak dengan kandungan

air maksimal), yang dapat memblok pupil dan menyebabkan tekanan bola mata meningkat

(glaucoma). Atau lama kelamaan bahan lensa akan keluar dari lensa yang katarak ke bilik mata

depan dan menyebabkan reaksi radang. Sel-sel radang ini akan menumpuk di trabekulum dan

akhirnya juga dapat meningkatkan tekanan bola mata (glaucoma). Bila tekan bola mata yang

tinggi ini tidak segera diturunkan, maka sel-sel syaraf mata yang terdapat pada dinding belakang

bola mata akan tertekan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian sel-sel syaraf

tersebut, yang mengakibatkan kebutaan.

Katarak hipermatur. Katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut,

dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul

lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering, Pada pemeriksaan terlihat

bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga

hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai

dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka

korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukieus yang

terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak

Morgagni.

KATARAK KOMPLIKATA

Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa faktor fisik atau

kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa. Katarak komplikata dapat terjadi akibat

iridosikiitis, miopia tinggi, ablasi retina, dan glaukoma. Katarak komplikata dapat terjadi akibat

kelainan sisternik yang akan mengenai kedua mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu

mata.

1. Katarak akibat kelainan sistemik

Diabetes melitus, akan menyebabkan katarak pada kedua mata dengan bentuk yang khusus

seperti terdapatnya tebaran kapas atau saiju di dalam bahan lensa. Kekeruhan lensa dapat

4

Page 5: Katarak Case

berjalan progresif sehingga terjadi gangguan penglihatan yang berat. Katarak diabetes

merupakan katarak yang dapat terjadi pada orang muda akibat terjadinya gangguan

keseimbangan cairan di dalam kaca atau tubuh secara akut.

Patofisiologi. Diabetes Mellitus adalah kelainan yang bersifat khronik, yang oleh gangguan

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein diikuti oleh komplikasi makro dan mikrovaskuler.

Kelainan metabolik ini erat berkaitan dengan faktor genetik dengan jalan utama adalah

intoleransi glukosa.

Patogenesa terjadi katarak pada Diabetes Mellitus sesuai dengan uji coba pada binatang dapat

diterangkan sebagai berikut:

Masuknya glukosa ke dalam lensa mata tidak memerlukan adanya insulin. Dalam keadaan

normal glukosa ini direduksi menjadi sorbitol dalam jumlah terbatas dan oleh enzim sorbitol

dehidrogenase dirubah menjadi fruktosa. Pada Diabetes Mellitus dimana terjadi hiperglikemia

yang diikuti kadar glukosa dalam lensa tinggi sehingga pembentukan sorbitol meningkat yang

akan berubah menjadi fruktosa yang relatif lambat. Sorbitol akan menaikan tekanan osmose

intraseluler dengan akibat penarikan air ke dalam lensa. Disamping itu terjadi pula metabolisme

mioinositol dimana kedua peristiwa ini menyebabkan katarak.

TERAPI

Bedah katarak senil

Bedah katarak senil dibedakan dalam bentuk ekstraksi lensa intrakapsular dan ekstraksi tensa

ekstrakapsular.

Ekstraksi lensa intrakapsular

Ekstraksi jenis ini merupakan tindakan bedah yang umum dilakukan pada katarak senil. Lensa

dikeluarkan berama-sama dengan kapsul lensanya dengan memutus zonula Zinnyang telah pula

mengalami degenerasi.

Pada ekstraksi lensa intrakapsular dilakukan tindakan dengan urutan berikut:

1. Dibuat flep konjungtiva dari jam 9-3 melalui jam 12

2. Dilakukan pungsi bilik mata depan dengan pisau

3. Luka kornea diperlebar seluas 160 derajat

4. Dibuat iridektomi untuk mencegah glaukoma blokade pupil pasca bedah

5

Page 6: Katarak Case

5. Dibuat jahitankorneosklera

6. Lensa dikeluarkan dengan krio

7. Jahitan kornea dieratkan dan ditambah

8. Flep konjungtiva dijahit.

Penyulit pada saat pembedahan yang dapat terjadi adalah :

1. Kapsul lensa pecah sehingga lensa tidak dapat dikeluarkan bersama-sama kapsulnya.

Pada keadaan ini terjadi ekstraksi lensa ekstrakapsular tanpa rencana karena kapsul

posterior akan tertinggal

2. Prolaps badan kaca pada saat lensa dikeluarkan.

Bedah ekstraksi lensa intrakapsular (EKIK) masih dikenal pada negera dengan ekonomi rendah

karena :

1. Teknik yang masih baik untuk mengeluarkan lensa keruh yang mengganggu

penglihatan

2. Teknik dengan ongkos rendah.

Ekstraksi lensa ekstrakapsular

Pada ekstraksi lensa ekstrakapsular dilakukan tindakan sebagai berikut:

1. Flep konjungtiva antara dasar dengan fornik pada limbus dibuat dari jam

2. 10 sampai jam 2

3. Dibuat pungsi bilik mata depan

4. Melalui pungsi ini dimasukkan jarum untuk kapsulotomi anterior

5. Dibuat luka kornea dari jam 10-2

6. Nukieus lensa dikeluarkan

7. Sisa korteks lensa dilakukan irigasi sehingga tinggal kapsul poserior saja

8. uka komea dijahit

9. Flep konjungtiva dijahit

Penyulit yang dapat timbul adalah terdapat korteks lensa yang akan membuat katarak sekunder.

6

Page 7: Katarak Case

Fakoemulsifikasi

Untuk mencegah astigmat pasa bedah EKEK, maka luka dapat diperkecil dengan tindakan bedah

fakoemulsifikasi. Pada tindakan fako ini lensa yang katarak di fragmentasi dan diaspirasi.

7

Page 8: Katarak Case

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

a. Nama/Kelamin/Umur : Ny Anis / Wanita/ 58 tahun

b. Pekerjaan/pendidikan : IRT

c. Alamat : Jl Aur Duri No : 25, Padang

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan : Menikah

b. Jumlah Anak : 2 orang

c. Status Ekonomi Keluarga : Cukup , penghasilan pensiunan suami Rp.1.850.000

d. KB : Tidak ada

e. Kondisi Rumah :

- Rumah permanen, perkarangan cukup luas, luas bangunan 90m2

- Listrik ada

- Sumber air : PDAM

- Jamban ada 1 buah, di dalam rumah

- Sampah di angkut petugas

- Jumlah penghuni 2 orang, pasien dan suaminya.

- Kesan : higine dan sanitasi baik

f. Kondisi Lingkungan Keluarga

- Pasien tinggal di lingkungan perkotaan yang cukup padat penduduk

3. Aspek Psikologis di keluarga

- Pasien tinggal bersama suami. Kedua orang anak laki-lakinya bekerja di Jakarta.

- Hubungan dengan keluarga baik

8

Page 9: Katarak Case

- Faktor stress dalam keluarga (-)4. Riwayat Penyakit dahulu / Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit mata sebelumnya tidak ada. Riwayat operasi mata sebelumnya tidak ada. Riwayat trauma pada mata sebelumnya tidak ada. Riwayat Diabetes mellitus tidak ada. Riwayat pemakaian kortikosteroid jangka panjang tidak ada. Riwayat menderita katarak di keluarga tidak ada.

5. Keluhan Utama

Penglihatan kabur sejak ± 5 tahun yang lalu

6. Riwayat Penyakit Sekarang

Penglihatannya kabur, penglihatan kabur dirasakan sejak ±5 tahun yang lalu.

Penglihatan kabur/tidak jelas dan seperti ada kabut serta terkadang pasien merasa

silau saat melihat cahaya.

Penurunan ketajaman penglihatan secara beransur-ansur.

Pasien kurang jelas melihat jauh dan dekat dengan kedua mata, kadang-kadang

timbul gangguan dalam aktivitas sehari-hari.

Penurunan kemampuan melihat dirasakan terutama malam hari sehingga pasien

membutuhkan cahaya yang lebih terang untuk membaca atau melakukan aktivitas

lain.

Mata merah, berair, serta gatal tidak ada

Nyeri pada kedua mata tidak ada

Penglihatan ganda tidak ada.

Belum pernah memakai kaca mata sebelumnya.

7. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : CMC

Nadi : 78x/ menit

Nafas : 20x/menit

9

Page 10: Katarak Case

TD : 110/80 mmHg

Suhu : 36,8 0C

BB : 60 Kg

TB : 167 cm

Mata : Status Oftalmologi

Kulit : Turgor kulit baik

Dada

Paru

Inspeksi : simetris ki=ka

Palpasi : fremitus ki=ka

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)

Jantung

Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi :

Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V

Kanan : LSD

Atas : RIC II

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)

Abdomen

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit

Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )

Perkusi : Timpani

Auskultasi : BU (+) N

10

Page 11: Katarak Case

STATUS OFTALMOLOGI

No Pemeriksaan Mata kanan Mata kiri

Visus Tanpa Koreksi 5/8 5/6

Refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Lapang pandang Kabur di sebelah kanan Normal

Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Palpebra superior

Edema

Hiperemi

Enteropion

Silia

Pseudoptosis

Sikatriks

- -

- -

- -

- -

Normal Normal

- -

- -

Palpebra inferior

Silia

Trikiasis

Hiperemi

Edema

Normal Normal

- -

- -

- -

Konjungtiva palpebra

Superior

Inferior

Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-)

Konjungtiva bulbi

Injeksi konjungtiva

Injeksi silier

- -

- -

Kornea Bening,

Arkus senilis (+)

Bening,

Arkus senilis (+)

Bilik mata depan Kedalaman cukup

Hifema (-)

Kedalaman cukup

Hifema (-)

11

Page 12: Katarak Case

Hipopion (-) Hipopion (-)

Iris Warna coklat Warna coklat

Pupil

Bentuk

Refleks cahaya

Bulat Bulat

(+) (+)

Lensa Keruh sebagian Keruh sebagian

TIO (palpasi) Normal Normal

Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

8. Laboratorium : tidak dilakukan

9. Pemeriksaan anjuran :

Pemeriksaan slitlamp

Pemeriksaan visus dengan koreksi

Pemeriksaan oftalmoskop

10. Diagnosis Kerja

Katarak Senilis ODS stadium imatur

11. Diagnosis Banding :

12. Manajemen

a. Preventif

- Meningkatkan konsumsi buah dan sayur terutama sayur hijau (bayam,

kangkung,brokoli) yang kaya akan anti oxidant.

- Menghindari faktor resiko yang dapat memicu progresifitas penyakit dan segera

mencari penatalaksanaan atas faktor resiko seperti penyakit mata, trauma mata,

pemakaian obat DM.

b. Promotif :

- Edukasi pasien tentang penyakit katarak, faktor resiko, upaya pencegahan

perburukan penyakit.

12

Page 13: Katarak Case

- Pasien diberi informasi bahwa penyakit yang di derita timbul seiring dengan

peningkatan usia.Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit katarak senilis tidak

dapat disembuhkan, kecuali melalui operasi namun dapat memperlambat timbul

gejala –gejala penyakit ini melalui diet kaya anti oxidant.

c. Kuratif :

Cendo Catarlens tetes mata

Dianjurkan untuk di rujuk ke Bagian Mata RSUP Dr.MdJamil, Padang untuk

tindakan lanjut (operasi).

d. Rehabilitatif :

Kontrol teratur 1 kali/bulan untuk menilai perkembangan atau perjalanan penyakit.

13

Page 14: Katarak Case

Dinas Kesehatan Kodya PadangPuskesmas Seberang Padang

Dokter : Sangeetha VijianTanggal : 17 Juni 2010

R/ Cendo catarlens ∫ 3 dd gtt1 ODS_____________________________________£

Pro : Ny AnisUmur : 58 tahunAlamat : Jl Aur Duri no:25,Padang

14