katarak

27
LAPORAN KATARAK DOKTER PEMBIMBING : dr. H. Agam Gambiro, Sp. M OLEH : Jessie Widyasari (2005730037) BAGIAN MATA RSUD CIANJUR

Transcript of katarak

Page 1: katarak

LAPORAN

KATARAK

DOKTER PEMBIMBING :

dr. H. Agam Gambiro, Sp. M

OLEH :

Jessie Widyasari

(2005730037)

BAGIAN MATA RSUD CIANJUR

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2010

Page 2: katarak

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan yang berjudul Katarak.

Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada dr. H. Agam Gambiro, Sp. M,

selaku konsulen di bagian Mata di RSUD Cianjur dan rekan-rekan yang telah membantu

penulis dalam pembuatan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak terdapat

kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan

guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca.

Cianjur, Agustus 2010

Penulis,

Page 3: katarak

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus

cahaya menjadi keruh, sehingga cahaya sulit mencapai retina akibatnya

penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi secara perlahan-lahan sehingga

penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Katarak tidak menular dari

satu mata ke mata lain, tetapi katarak dapat terjadi pada kedua mata pada waktu

yang tidak bersamaan.Perubahan ini dapat terjadi karena proses degenerasi atau

ketuaan (jenis katarak ini paling sering dijumpai), trauma mata, infeksi penyakit

tertentu (Diabetes Mellitus).Katarak dapat terjadi pula sejak lahir (cacat bawaan),

karena itu katarak dapat dijumpai pada usia anak-anak maupun dewasa.

Data badan kesehatan PBB (WHO) menyebutkan penderita kebutaan di

dunia mencapai 38 juta orang, 48% di antaranya disebabkan katarak. Untuk

Indonesia, survei pada 1995/1996 menunjukkan prevalensi kebutaan mencapai

1,5% dengan 0,78% di antaranya disebabkan oleh katarak , dan yang terbesar

karena katarak senilis/ ketuaan.

Selain penglihatan yang semakin kabur dan tidak jelas, tanda-tanda awal

terjadinya katarak antara lain merasa silau terhadap cahaya matahari, perubahan

dalam persepsi warna, dan daya penglihatan berkurang hingga kebutaan. Katarak

biasanya terjadi dengan perlahan dalam waktu beberapa bulan. Daya penglihatan

yang menurun mungkin tidak disadari karena merupakan perubahan yang

berperingkat (progresif). Menurut Istiantoro, katarak hampir tidak bisa dicegah

karena merupakan proses penuaan sel.

Meskipun tergolong penyakit menakutkan, operasi katarak membutuhkan

waktu relatif singkat yaitu 30-40 menit saja. Bahkan, teknologi kedokteran

terbaru memungkinkan pembiusan dilakukan melalui tetes mata saja. \"Sehingga

banyak orang keliru menganggap katarak bisa diobati hanya menggunakan obat

tetes mata.

Page 4: katarak

Operasi katarak merupakan operasi yang mudah dan aman bagi kebanyakan

orang. Namun, sama seperti operasi lain, operasi katarak dapat menimbulkan

komplikasi seperti pendarahan dan kerusakan pada kornea atau retina yang

memerlukan pembedahan lebih lanjut.

II. Tujuan

Setelah mempelajari makalah ini diharapkan dapat mengetahui tinjauan

pustaka dari penyakit Katarak sehingga nantinya jika menemui kasus di tempat

praktek dapat melakukan tata laksana yang baik mengenai penyakit tersebut dan

penyakit mata lainnya.

Page 5: katarak

BAB II

PEMBAHASAN

I. Anatomi dan Fisiologi

1. Kornea

Merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan

difokuskan ke dalam pupil . Bentuk kornea cembung dengan sifat yang

transparan dimana kekuatan pembiasan sinar yang masuk 80 % atau 40

dioptri ,dengan indeks bias 1, 38 .

2. Iris

Iris merupakan bagian yang memberi warna pada mata, warna coklat pada iris

yang akan menghalangi sinar masuk kedalam mata,iris juga mengatur jumlah

sinar yang masuk kedalam pupil melalui besarnya pupil.

3. Pupil

Pupil berwarna hitam pekat yang mengatur jumlah sinar masuk kedalam bola

mata. Pada pupil terdapat m.sfinger pupil yang bila berkontraksi akan

mengakibatkan mengecilnya pupil (miosis) dan m.dilatator pupil yang bila

berkontriksi akan mengakibatkan membesarnya pupil (midriasis)

4. Corpus siliaris

Berperan untuk akomodasi dan menghasilkan humor aquaeus

Page 6: katarak

5. Lensa

Lensa dapat membiaskan sinar 20 % atau 10 dioptri dan berperan pada saat

akomodasi. 65 % lensa mengandung air dan 35 % protein

6. Retina

Retina akan meneruskan rangsangan yang diterimanya berupa bayangan benda

sebagai rangsangan elektrik ke otak sebagai bayangan yang dikenal. Pada

Retina terdapat sel batang sebagai sel pengenal sinar dan sel kerucut yang

mengenal frekuensi sinar.

7. Nervus Optikus

Saraf penglihatan yang meneruskan rangsangan listrik dari mata ke korteks

visual untuk dikenali bayangannya

II. Tinjauan Pustaka

1. Definisi

Katarak adalah Kelainan pada lensa berupa kekeruhan lensa yang

menyebabkan tajam penglihatan penderita berkurang. Kata katarak berasal

dari Yunani “katarraktes” (air terjun) karena pada awalnya katarak dipikirkan

sebagai cairan yang mengalir dari otak ke depan lensa.

2. Etiologi

a. Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi, yang

mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh (Katarak Senilis)

b. Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet,

alkohol, kurang vitamin E,radang menahun dalam bola mata, polusi asap

motor/pabrik karena mengandung timbal

c. Cedera mata, misalnya pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi,

bahan kimia yang merusak lensa (Katarak Traumatik)

d. Peradangan/infeksi pada saat hamil, penyakit yang diturunkan (Katarak

Kongenital)

e. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes

mellitus (Katarak komplikata)

Page 7: katarak

f. Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid, klorokuin , klorpromazin,

ergotamine, pilokarpin)

3. Patofisiologi

Dengan bertambah lanjut usia seseorang maka nucleus lensa mata akan

menjadi lebih padat dan berkurang kandungan airnya, lensa akan menjadi

keras pada bagian tengahnya (optic zone) sehingga kemampuan memfokuskan

benda berkurang.

Dengan bertambah usia lensa juga mulai berkurang kebeningannya. (Katarak

Senilis)

Penderita kencing manis (diabetes mellitus) yang gagal merawat penyakitnya

akan mengakibatkan Kandungan gula dalam darah menjadikan lensa kurang

kenyal dan bisa menimbulkan katarak (Katarak Komplikata)

4. Klasifikasi

a. Katarak Perkembangan/pertumbuhan

Katarak Kongenital dan juvenil disebut juga katarak

perkembangan/pertumbuhan karena secara biologik serat lensa masih

dalam perkembangannya. Kekeruhan sebagian pada lensa yang sudah

didapatkan pada waktu lahir umumnya tidak meluas dan jarang sekali

mengakibatkan keruhnya seluruh lensa. Letak kekeruhan tergantung pada

saat mana terjadi gangguan pada kehidupan janin.

Katarak kongenital tersbut dapat dalam bentuk katarak lamelar atau

zonular, katrak polaris posterior (piramidalis posterior, kutub posterior),

polaris anterior (piramidalis anterior, kutub anterior), katrak inti (katarak

nuklearis), dan katrak sutural.

Katarak Lamelar atau Zonular

Di dalam perkembangan embriologik permulaan terdapat

perkembangan serat lensa maka akan terlihat bagian lensa sentral yang

lebih jernih. Kemudian terdapat serat lensa keruh dalam kapsul lensa.

Kekeruhan berbatas tegas dengan bagian perifer tetap bening. Katarak

lamelar ini mempunyai sifat herediter dan ditransmisi secara dominan,

katarak biasanya bilateral.

Page 8: katarak

Katarak zonular terlihat segera sesudah bayi lahir. Kekeruhan dapat

menutupi seluruh celah pupil, bila tidak dilakukan dilatasi pupil sering

dapat mengganggu penglihatan.

Gangguan penglihatan pada katarak zonular tergantung pada derajat

kekeruhan lensa. Bila kekeruhan sangat tebal sehingga fundus tidak

dapat terlihat pada pemeriksaan oftalmoskopi maka perlu dilakukan

aspirasi dan irigasi lensa.

Katarak Polaris Posterior

Katarak polaris posterior disebabkan menetapnya selubung vaskular

lensa. Kadang-kadang terdapat arteri hialoid yang menetap sehingga

mengakibatkan kekeruhan pada lensa bagian belakang. Pengobatannya

dengan melakukan pembedahan lensa.

Katarak Polaris Anterior

Gangguan terjadi pada saat kornea belum seluruhnya melepaskan lensa

dalam perkembangan embrional. Hal ini juga mengakibatkan

terlambatnya pembentukan bilik mata depan pada perkembangan

embrional. Pada kelainan yang terdapat di dalam bilik mata depan

yang menuju kornea sehingga memperlihatkan bentuk kekeruhan

seperti piramid. Katarak polaris anterior berjalan tidak progresif.

Pengobatan sangat tergantung keadaan kelainan. Bila sangat

mengganggu tajam penglihatan atau tidak terlihatnya fundus pada

pemeriksaan oftalmoskopi maka dilakukan pembedahan.

Katarak Nuklear

Katarak semacam ini jarang ditemukan dan tampak sebagai bunga

karang. Kekeruhan terletak di daerah nukleus lensa. Sering hanya

merupakan kekeruhan berbentuk titik-titik.

Gangguan terjadi pada waktu kehamilan 3 bulan pertama. Biasanya

bilateral dan berjalan tidak progresif, biasanya herediter dan bersifat

dominan. Tidak mengganggu tajam penglihatan.

Pengobatan, bila tidak mengganggu tajam penglihatan maka tidak

memerlukan tindakan.

Page 9: katarak

Katarak Sutural

Katarak sutural merupakan kekeruhan lensa pada daerah sutura fetal,

bersifat statis, terjadi bilateral dan familial.

Karena letak kekeruhan ini tidak tepat mengenai media penglihatan

maka ia tidak akan mengganggu penglihatan. Biasanya tidak dilakukan

tindakan.

b. Katarak Juvenil

Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah

lahir yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi

perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek

seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract. Biasanya katarak juvenil

merupakan bagian dari suatu gejala penyakit keturunan lain.

Pembedahan dilakukan bila kataraknya diperkirakan akan menimbulkan

ambliopia.

Tindakan untuk memperbaiki tajam penglihatan ialah pembedahan.

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan seduah mengganggu

pekerjaan sehari-hari. Hasil tindakan pembedahan sangat bergantung pada

usia penderita, bentuk katarak apakah mengenai seluruh lensa atau

sebagian lensa apakah disertai kelainan lain pada saat timbulnya katarak,

makin lama lensa menutupi media penglihatan menambah kemungkinan

ambliopia.

c. Katarak Senil

Perubahan yang tampak ialah bertambah tebalnya nukleus dengan

berkembangnya lapisan korteks lensa. Secara klinis, proses ketuaan lensa

sudah tampak sejak terjadi pengurangan kekuatan akomodasi lensa akibat

mulai terjadinya sklerosis lensa yang timbul pada usia dekade 4 dalam

benuk keluhan presbiopia.

Dikenal 3 bentuk katarak senil, yaitu katarak nuklear, kortikal, dan

kupuliform.

Katarak Nuklear

Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik.

Lama kelamaan inti lensa yang mulanya menjadi putih kekuningan

Page 10: katarak

menjadi cokelat dan kemudian menjadi kehitaman. Keadaan ini disebut

katarak brunesen atau nigra.

Katarak Kortikal

Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi

cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi lensa.

Pada keadaan ini penderita seakan-akan mendapatkan kekuatan baru

untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.

Katarak Kupuliform

Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal

atau nuklear. Kekeruhan dapat terlihat di lapis korteks posterior dan

dapat memberikan gambaran piring. Makin dekat letaknya terhadap

kapsul makin cepat bertambahnya katarak. Katarak ini sering sukar

dibedakan dengan katarak komplikata.

Katarak Senil dapat dibagai atas 4 Stadium

1) Katarak Insipien

Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang

membentuk gerigi dasar di perifer dan daerah jernih

membentuk gerigi dengan dasar di perifer dan

daerah jernih di antaranya. Kekeruhan biasanya

teletak di korteks anterior atau posterior.

Kekeruhan ini pada umumnya hanya tampak bila

pupil dilebarkan.

Pada stadium ini terdapat keluhan poliopia karena indeks refraksi

yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bila dilakukan uji

bayangan iris akan positif.

2) Katarak Imatur

Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal

tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa

sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih

pada lensa.

Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang

mengakibatkan lensa menjadi bertambah cembung.

Page 11: katarak

Pencembungan lensa ini akan memberikan perubahan indeks

refraksi dimana mata akan menjadi miopik. Kecembungan ini akan

mengakibatkan pendorongan iris ke depan sehingga bilik mata

depan akan lebih sempit.

Pada stadium intumensen ini akan mudah terjadi penyulit

glaukoma. Uji bayangan iris pada keadaan ini positif.

3) Katarak Matur

Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi

pengeluaran air bersama-sama hasil

disintegrasi melalui kapsul. Di dalam stadium

ini lensa akan berukuran normal. Iris tidak

terdorong ke depan dan bilik mata depan

akan mempunyai kedalaman normal kembali.

Kadang pada stadium ini terlihat lensa berwarna sangat putih

akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium. Bila

dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.

4) Katarak Hipermatur

Marupakan proses degenerasi lanjut lensa

sehingga korteks mengkerut dan berwarna

kuning. Akibat pengeriputan lensa dan

mencairnya korteks, nukleus lensa

tenggelam ke arah bawah (katarak

morgagni). Lensa yang mengecil akan mengakibatkan bilik mata

menjadi dalam. Uji bayangan iris memberikan gambaran

pseudopositif.

Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat

menimbulkan penyulit berupa uveitis fakotoksik atau glaukom

fakolitik.

Page 12: katarak

Perbedaan Stadium Katarak Senilis

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata Depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik Mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis + Glaukoma

d. Katarak Komplikata

Penyakit intraokular atau penyakit di bagian tubuh yang lain dapat

menimbulkan katarak komplikata. Penyakit intraokular yang sering

menyebabkan kekeruhan pada lensa ialah iridosiklitis, glukoma, ablasi

retina, miopia tinggi dan lain-lain. Biasanya kelainan terdapat pada satu

mata.

Pada uveitis, katarak timbul pada subkapsul posterior akibat gangguan

metabolisme lensa bagian belakang. Kekeruhan juga dapat terjadi pada

tempat iris melekat dengan lensa (sinekia posterior) yang dapat

berkembang mengenai seluruh lensa.

Glaukoma pada saat serangan akut dapat mengakibatkan gangguan

keseimbangan cairan lensa subkapsul anterior. Bentuk kekeruhan ini

berupa titik-titik yang tersebar sehingga dinamakan katarak pungtata

subkapsular diseminata anterior atau dapat disebut menurut penemunya

katarak Vogt. Katarak ini bersifat reversibel dan dapat hilang bila tekanan

bola mata sudah terkontrol.

Ablasio dan miopia tinggi juga dapat menimbulkan katarak komplikata.

Pada katarak komplikata yang mengenai satu mata dilakukan tindakan

bedah bila kekeruhannya sudah mengenai seluruh bagian lensa atau bila

penderita memerlukan penglihatan binokular atau kosmetik.

Jenis tindakan yang dilakukan ekstraksi linear atau ekstraksi lensa

ekstrakapsular.

Page 13: katarak

Iridektomi total lebih baik dilakukan dari pada iridektomi perifer.

Katarak yang berhubungan dengan penyakit umum mengenai kedua mata,

walaupun kadang-kadang tidak bersamaan. Katrak ini biasanya btimbul

pada usia yang lebih muda. Kelainan umum yang dapat menimbulkan

katarak adalah diabetes melitus, hipoparatiroid, miotonia distrofia, tetani

infantil dan lain-lain.

Diabetes melitus menimbulkan katarak yang memberikan gambaran khas

yaitu kekeruhan yang tersebar halus seperti tebaran kapas di dalam masa

lensa.

Pada hipoparatiroid akan terlihat kekeruhan yang mulai pada dataran

belakang lensa, sedang pada penyakit umum lain akan terlihat tanda

degenerasi pada lensa yang mengenai seluruh lapis lensa.

Pengobatan pada katarak komplikatan dilakukan bila sudah mengganggu

pekerjaan sehari-hari.

Katarak pada pasien diabetes mellitus dapat terjadi dalam tiga bentuk

yaitu:

- Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia yang nyata.

Pada lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa

berkerut. Bila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan

akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali.

- Pasien diabetes juvenille da tua tidak terkontrol. Katarak akanterjadi

serentak pada kedua mata dalam 48 jam, bentuk dapat snow flake atau

bentuk piring subkapsuler.

- Katarak pada pasien diabetes dewasa. Gambaran secara histologik dan

biokimia sama dengan katarak pasien non diabetik.

Katarak Diabetes Sejati

Pada diabetes juvenillis yang parah kadang-kadang timbul katarak

bilateral secara akut. Lensa mungkin menjadi opak total selama

beberapa minggu.Pada lensa akan terlihat kekeruhan tebaran salju

subkapsuler yang sebagian jernih dengan pengobatan.

Page 14: katarak

Katarak Senillis pada Pasien Diabetes

Pada pengidap diabetes, skelosis nuklear senillis, kelainan subkapsuler

posterior, dan kekeruhan korteks terjadi lebih sering dan lebih

dini.Terapi yang diberikan pada pasien diabetes melitus dengan

komplikasi katarak adalah kontrol kadar gula darah dan bedah katarak.

Bedah katarak bertujuan untuk mengangkat lensa dengan prosedur

intrakapsular dan ekstrakapsular

e. Katarak Sekunder

Katarak sekunder atau sering disebut after cataract yaitu katarak yang

timbul beberapa bulan setelah ekstraksi katarak ekstakapsular atau setelah

emulsifikasi fako; berupa penebalan kapsul posterior proliferasi sel-sel

radang pada sisa-sisa korteks yang tertinggal. Bila mengganggu tajam

penglihatan penebalan tersebut dibuka dengan sayatan sinar laser,

memakai alat Nd. YAG laser.

f. Katarak Trauma

Kekeruhan lensa akibat ruda paksa atau katarak traumadapat terjadi akibat

ruda paksa tumpul atau tajam. Ruda paksa ini dapat mengkibatkan katarak

pada satu mata atau monokular katarak.

Pengobatan pada katarak trauma bila tidak terdapat penyulit dapat

ditunggu sampai mata menjadi tenang. Penyulit yang dapat terjadi dapat

dalam bentuk glaukoma lensa yang mencembung atau uveitis akibat lensa

keluar melalui kapsul lensa.

5. Gejala Klinis

Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai

gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.

a) Penglihatan kabur dan berkabut

b) Fotofobia

c) Penglihatan ganda

d) Kesulitan melihat di waktu malam

e) Sering berganti kacamata

f) Perlu penerangan lebih terang untuk membaca

Page 15: katarak

g) Seperti ada titik gelap didepan mata

Gejala Klinis katarak menurut tempat terjadinya sesuai anatomi lensa :

a. Katarak Inti/Nuclear

Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat ,dan untuk

melihat dekat melepas kaca mata nya

Penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning , lensa akan

lebih coklat

Menyetir malam silau dan sukar

b. Katarak Kortikal

Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga

mengganggu penglihatan

Penglihatan jauh dan dekat terganggu

Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra

c. Katarak Subscapular

Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa, tepat jalan sinar masuk

Dapat terlihat pada kedua mata

Mengganggu saat membaca

Memberikan keluhan silau dan ”halo” atau warna sekitar sumber cahaya

Mengganggu penglihatan

Page 16: katarak

6. Penatalaksanaan

a) Katarak Kongenital

Katarak kongenital merupakan katarak yang terjadi sejak bayi dalam

kandungan dan segera dapat terlihat sesudah bayi lahir. Korteks dan

nukleus lensa mata bayi mempunyai konsistensi yang cair. Bila kekeruhan

lensa sudah demikian berat sehingga fundus bayi sudah tidak dapat dilihat

pada funduskopi maka untuk mencegah ambliopia dilakukan pembedahan

secepatnya. Katarak kongenital sudah dapat dilakukan pembedahan pada

usia 2 bulan pada satu mata. Paling lambat yang lainnya sudah dilakukan

pembedahan bila bayi berusia 2 tahun.

Sekarang dilakukan pembedahan lensa pada katarak kongenital dengan

melakukan di sisi lensa. Di sisi lensa ialah menyayat kapsul anterior lensa

dan mengharapkan masa lensa yang cair keluar bersama akuos humor atau

difagositosis oleh makrofag. Biasanya sesudah beberapa waktu terjadi

penyerapan sempurna masa lensa sehingga tidak terdapat lensa lagi,

keadaan ini disebut afakia.

Penyulit di sisi lensa

Masa lensa yang telah keluar dari kapsulnya merupakan benda asing untuk

jaringan mata sehingga menimbulkan reaksi radang terhadap masa lensa

tubuh sendiri yang disebut uveitis fakoanafilaktik. Kadang-kadang massa

lensa yang keluat ini mengakibatkan penyumbatan jalan keluar akuos

humor pada sudut bilik mata sehingga terjadi pembendungan akuos humor

di dalam bola mata yang akan mengakibatkan naiknya tekanan bola mata

yang disebut glaukoma sekunder. Bila sisa lensa tidak diserap seluruhnya

dan menimbulkan jaringan finrosis akan terjadi katarak sekunder. Katrak

sekunder yang kecil walaupun terletak di depan pupil dapat tidak akan

mengganggu tajam penglihatan. Kadang-kadang katarak sekunder ini

sangat tebal sehingga mengganggu perlihatan maka dalam keadaan

demikian dapat dilakukan di sisi lensa.

b) Pembedahan Katarak Senil

Page 17: katarak

Pengobatan pada katarak adalah pembedahan. Untuk menentukan waktu

kapan katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan

dan bukan oleh hasil pemeriksaan.

Digunakan nama insipien, imatur, dan hipermatur didasarkan atas

kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat terjadi. Bila pada stadium

imatur terjadi glaukoma maka secepatnya dilakukan pengeluaran lensa

walaupun kekruhan lensa belum total. Demikian pula pada katarak matur

dimana bila masuk ke dalam stadium lanjut hipermtur maka penyulit

mungkin akan tambah berat dan sebaiknya pada stadium matur sudah

dilakukan tindakan pembedahan.

Ekstraksi lensa sebenarnya suatu tindakan yang sederhana, namun

resikonya berat. Kesalahan pada tindakan pembedahan atau terjadinya

infeksi akan mengakibatkan hilangnya penglihatan tanpa dapat diperbaiki

lagi. Pembedahan biasanya dengan anestesi lokal. Hanya orang-orang yang

tidak tenang, neurosis atau takut dilakukan dalam narkosa umum.

Pembedahan katarak senil dikenal 2 bentuk yaitu intrakapsular atau

ekstrakapsular. Ekstraksi katarak intrakapsular merupakan tindakan umum

pada katarak senil karena bersamaan dengan proses degenerasi lensa juga

terjadi degenerasi zonula Zinn sehingga dengan memutuskan zonula ini

dengan menarik lensa, maka lensa dapat keluar bersama-sama dengan

kapsul lensa.

Katarak ekstraksi ekstrakapsular dilakukan dengan merobek kapsul

anterior lensa dan mengeluarkan dilakukan pada katarak senil bila tidak

mungkin dilakukan intrakapsular misal pada keadaan terdapatnya banyak

sinekia posterior bekas suatu uveitis sehingga bila kapsul ditarik akan

mengkibatkan penarikan kepada iris yang akan menimbulkan perdarahan.

Ekstrakapsular sering dianjurkan pada katarak dengan miopia tinggi untuk

mencegah mengalirnya badan kaca yang cair keluar, dengan meninggalkan

kapsul posterior untuk menahannya. Pada saat ini ekstrakapsular lebih

dianjurkan pada katarak senil untuk mencegah degenerasi makula pasca

bedah.

Cara lain mengeluarkan lensa yang keruh adalah yang keruh adalah

dengan terlebih dahulu menghancurkan masa lensa dengan gelombang

Page 18: katarak

suara frekuensi tinggi (40.000 MHz), dan masa lensa yang sudah seperti

bubur dihisap melalui sayatan yang lebarnya cukup 3.2 mm. Untuk

memasukkan lensa intraokular yang dapat dilipat (foldable IOL) lubang

sayatan tidak selebar sayatan pada ekstraksi katarak ekstrakapsulat.

Keuntungan bedah dengan sayatan kecil ini adalah penyembuhan yang

lebih cepat dan induksi terjadinya astigmatismat akan lebih kecil.

Persiapan bedah katarak

Dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan, Uji Anel, Tonometri dari ada

atau tidak adanya infeksi di sekitar mata.

Pemeriksaan keadaan umum penderita sebaiknya sudah terkontrol gula

darah, tekanan darah selain penderita sudah diperiksa paru untuk

mencegah kemungkinan batuk pada saat pembedahan atau pasca bedah.

Page 19: katarak

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas,Sidharta. Katarak lensa mata Keruh. Glosari Sinopsis. Cerakan Kedua. Balai Penerbitan

FKUI. Jakarta. 2007.

Ilyas, Sidharta; Mailangkay; Taim, Hilman; Saman,Raman; Simarmata,Monang;

Widodo,Purbo. Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran. Edisi

kedua. Sagung Seto. Jakarto. 2002.

Ilyas,Sidharta. Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ketiga. Balai Penerbitan FKUI. Jakarta. 2006.

Vaughan, Daniel; Asbury, Taylor; Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum. Edisi Empat belas.

KDT. Jakarta. 2006.

Radjamin, Tamin, dkk. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran.

Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia. Airlangga University Press. Surabaya. 1984.