Katara k

22
KATARAK Pengertian Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. 1 Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa atau juga suatu keadaan patologik lensa di mana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa. 1 Katarak disebabkan hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa, proses penuaan (degeneratif). Meskipun tidak jarang ditemui pada orang muda, bahkan pada bayi yang baru lahir sebagai cacat bawaan, infeksi virus (rubela) di masa pertumbuhan janin, genetik, gangguan pertumbuhan, penyakit mata, cedera pada lensa mata, peregangan pada retina mata dan pemaparan berlebihan dari sinar ultraviolet. Kerusakan oksidatif oleh radikal bebas, diabetes mellitus, rokok, alkohol, dan obat-obatan steroid, serta glaukoma (tekanan bola mata yang tinggi), dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak. 1 1. Etiologi etiologi katarak adalah : a. degeneratif (usia) b. kongenital 1

description

mata

Transcript of Katara k

Page 1: Katara k

KATARAK

Pengertian

Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya

menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena

dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan

yang kabur pada retina.1

Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di

dalam kapsul lensa atau juga suatu keadaan patologik lensa di mana lensa menjadi keruh

akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa.1

Katarak disebabkan hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa,

proses penuaan (degeneratif). Meskipun tidak jarang ditemui pada orang muda, bahkan

pada bayi yang baru lahir sebagai cacat bawaan, infeksi virus (rubela) di masa

pertumbuhan janin, genetik, gangguan pertumbuhan, penyakit mata, cedera pada lensa

mata, peregangan pada retina mata dan pemaparan berlebihan dari sinar ultraviolet.

Kerusakan oksidatif oleh radikal bebas, diabetes mellitus, rokok, alkohol, dan obat-obatan

steroid, serta glaukoma (tekanan bola mata yang tinggi), dapat meningkatkan risiko

terjadinya katarak.1

1. Etiologi

etiologi katarak adalah :

a. degeneratif (usia)

b. kongenital

c. penyakit sistemik (misal DM, hipertensi, hipoparatiroidisme)

d. penyakit lokal pada mata (misal uveitis, glaukoma dll)

e. trauma

f. bahan toksik (kimia & fisik)

g. keracunan obat-obat tertentu (kortikosteroid, ergot, dll)

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia

seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan

bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 55% orang

1

Page 2: Katara k

berusia 75— 85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak. Walaupun

sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia.1

Gejala

Gejala umum gangguan katarak meliputi :

• Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

• Peka terhadap sinar atau cahaya.

• Dapat melihat dobel pada satu mata.

• Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

• Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.1

Penyebab terjadinya kekeruhan lensa ini dapat :

1. Primer, berdasarkan gangguan perkembangan dan metabolisme dasar lensa.

2. Sekunder, akibat tindakan pembedahan lensa.

3. Komplikasi penyakit lokal ataupun umum.2

Jenis-jenis katarak

Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :

• Katarak perkembangan (developmental) dan degeneratif

• Katarak kongenital, juvenvil, dan senil.

• Katarak komplikata

• Katarak traumatik.2

Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :

• Katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di bawah 1 tahun

• Katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas1 tahun dan di bawah 40

tahun.

• Katarak presenil, katarak sesudah usia30 - 40 tahun

• Katarak senil, katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.2

KATARAK KONGENITAL

Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan

bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada

bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat.

2

Page 3: Katara k

Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang

menderita penyakit rubela, galaktosemia, homosisteinuri, toksoplasmosis, inklusi

sitomegalik,dan histoplasmosis, penyakit lain yang menyertai katarak kongenital biasanya

berupa penyakit-penyakt herediter seperti mikroftlmus, aniridia, koloboma iris,

keratokonus, iris heterokromia, lensa ektopik, displasia retina, dan megalo kornea.

Katarak kongenital digolongkan dalam katarak :

1. kapsulolentikular, dimana pada golongan ini termasuk katarak kapsular dan katarak

polaris.

2. katarak lentikular, termasuk dalam golongan ini katarak yang mengenai korteks atau

nukleus saja.

Dalam kategori ini termasuk kekeruhan lensa yang timbul sebagai kejadian primer atau

berhubungan dengan penyakit ibu dan janin lokal atau umum.

Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital diperlukan pemeriksaan riwayat prenatal

infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan trimester pertama dan pemakainan obat selama

kehamilan. Kadang-kadang terdapat riwayat kejang, tetani, ikterus, atau

hepatosplenomegali pada ibu hamil. Bila katarak disertai uji reduksi pada urine yang

positif, mungkin katarak ini terjadi akibat galaktosemia. Sering katarak kongenital

ditemukan pada bayi prematur dan gangguan sistem saraf seperti retardasi mental.

Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu dilakukan karena ada hubungan katarak

kongenital dengan diabetes melitus, fosfor, dan kalsium.

Hampir 50 % katarak kongenital adalah sporadik dan tidak diketahui penyebabnya.

Pada pupil bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat bercak putih atau suatu

leukokoria. Pada setiap leukokoria perlu pemeriksaan yang lebih teliti untuk

menyingkirkan diagnosis banding lainnya. Pemerisaan leukokoria dilakukan dengan

melebarkan pupil.

Pada katarak kongenital penyulit yang dapat terjadi adalah makula lutea yang tidak cukup

mendapat rangsangan. Makula tidak akan berkembang sempurna hingga walupun

dilakukan ekstraksi katarak maka visus biasanya tidak akan mencapai 5/5. Hal ini disebut

ambliopia sensoris (ambyopia ex anopsia). Katarak kongenital dapat menimbulkan

komplikasi berupa nistagmus dan strabismus.

3

Page 4: Katara k

Kekeruhan katarak kongenital dapat dijumpai dalam berbagai bentuk dan gambaran

morfologik.

Dikenal bentuk-bentuk katarak kongenital :

- katarak piramidalis atau polaris anterior

- katarak piramidalis atau polaris posterior

- katarak zonularis atau lamelaris

- katarak pungtata dan lain-lain

Penanganan tergantung jenis katarak unilateral dan bilateral, adanya kelainan mata lain,

dan saat terjadinya katarak. Katarak kongenital prognosisnya kurang memuaskan karena

bergantung pada bentuk katarak dan mungkin sekali pada mata tersebut telah terjadi

ambliopia. Bila terdapat nistagmus maka keadaan ini menunjukan hal yang buruk pada

katarak kongenital.

Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah operasi. Operasi katarak dilakukan

bila refleks fundus tidak tampak. Biasanya bila katarak bersifat total, operasi dapat

dilakukan pada usia 2 bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan

Tindakan bedah yang umum dilakukan pada katarak kongenital adalah disisio lensa,

ekstraksi liniar, ekstraksi dengan aspirasi.

Pengobatan katarak kongenital bergantung pada :

1. katarak total bilateral, dimana sebaiknya dilakukan pembedahan secepatnya segera

setelah katarak terlihat.

2. katarak total unilateral, dilakukan pembedahan 6 bulan sesudah terlihat atau segera

sebelum terjadinya juling; bila terlalu muda akan mudah terjadi ambliopia bila tidak

dilakukan tindakan segera; perawatan untuk ambliopia sebaiknya dilakukan sebaik-

baiknya.

3. katarak total atau kongenital unilateral, mempunyai prognosis yang buruk, karena

mudah terjadi ambliopia; karena itu sebaiknya dilakukan pembedahan secepat mungkin,

dan diberikan kacamata segera dengan latihan bebat mata.

4. katarak bilateral partial, biasanya pengobatan lebih koservatif sehingga sementara dapat

di coba dengan kacamata midriatika; bila terjadi kekeruhan yang progresif disertai

mulainya tanda-tanda juling dan ambliopia maka dilakukan pembedahan, biasanya

4

Page 5: Katara k

mempunyai prognosis yang lebih baik.

Katarak Rubella

Rubella pada ibu dapat mengakibatkan katarak pada lensa fetus.

Terdapat 2 bentuk kekeruhan yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih seperti mutiara

atau kekeruhan diluar nuklear yaitu korteks anterior dan posterior atau total.

Mekanisme terjadinya tidak jelas, akan tetapi diketahui bahwa rubella dapat dengan mudah

melalui barier plasenta. Visus ini dapat masuk atau terjepit didalam vesikel lensa dan

bertahan didalam lensa sampai 3 tahun.

KATARAK JUVENIL

Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuknya pada usia

kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan

katarak kongenital.

Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan

penyakit lainnya seperti:

1. Katarak metabolik

a.) Katarak diabetika dan galaktosemik (gula)

b.) Katarak hipokalsemik (tetanik)

c.) Katarak defisiensi gizi

d.) Katarak aminoasiduria (termasuk sindrom Lowe dan homosistinuria)

e.) Penyakit Wilson

f.) Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain

2. Otot

Distrofi miotonik (umur 20-30 tahun)

3. Katarak traumatik

4. Katarak komplikata

a.) Kelainan kongenital dan herediter (siklopia, koloboma, mikroftalmia, aniridia,

pembuluh hialoid persisten, heterokromia iridis)

b.) Katarak degeneratif (dengan miopia dan distrofi vitreoretinal), seperti Wagner dan

retinitis pigmentosa, dan neoplasma)

c.) Katarak anoksik

d.) Toksik (kortikosteroid sistemik atau topikal, ergot, naftalein, dinitrofenol, triparanol

(MER-29), antikholinesterase, klorpromazin, miotik, klorpromazin, busulfan, besi)

5

Page 6: Katara k

e.) Lain-lain kelainan kongenital, sindrom tertentu, disertai kelainan kulit

(sindermatik), tulang (disostosis kraniofasial, osteogenesis inperfekta,

khondrodistrofia kalsifikans kongenita pungtata), dan kromosom

f.) Katarak radiasi

KATARAK SENIL

Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di

atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti.

Dikenal 3 bentuk katarak senile yaitu :

a) Katarak nuclear

Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik. Lama-kelamaan

inti lensa yang mulanya menjadi putih kekuning-kuningan menjadi coklat dan kemudian

menjadi kehitam-hitaman. Keadaan ini disebut katarak brunesen atau nigra.

b) Katarak kortikal

Kekeruhan pada Korteks lensa menyebabkan penyerapan air sehingga lensa menjadi

cembung dan terjadi myopia akibat perubahan indeks refaraksi lensa. Pada keadaan ini

penderita seakan-akan mendapatka kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang

bertambah.

c) Katarak Kupliform

Katarak kupliform dapat terlihat jelas pada stadium dini katarakkortikal ataun nuclear.

Kekeruhan terletak di lapis korteks posterior dan dapat memeberikan gambaran piring.

Makin dekat letaknya terhadap kapsul makin cepat bertambahnya katarak. Katarak ini

sering sukar dibedakan dengan katarak komplikata.

Katarak senilis ini adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia

diatas 50 tahun). Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Katarak senile

ini jenis katarak yang sering ditemukan dengan gejala pada umumnya berupa distorsi

penglihatan yang semakin kabur pada stadium insipiens pembentukkan katarak, disertai

penglihatan jauh makin kabur. Penglihatan dekat mungkin sedikit membaik, sehingga

pasien dapat membaca lebih baik tanpa kaca mata (second sight). Miopia artificial ini

disebabkan oleh peningkatan indeks rafraksi lensa pada stadium insipient.

6

Page 7: Katara k

Tanda dan Gejala:

1. Penglihatan kabur dan berkabut

2. Merasa silau terhadap sinar matahari, dan kadang merasa seperti ada film didepan mata

3. Seperti ada titik gelap di depan mata

4. Penglihatan ganda

5. Sukar melihat benda yang menyilaukan

6. Halo, warna disekitar sumber sinar

7. Warna manik mata berubah atau putih

8. Sukar mengerjakan pekerjaan sehari-hari

9. Penglihatan dimalam hari lebih berkurang

10. Sukar mngendarai kendaraan dimalam hari

11. Waktu membaca penerangan memerlukan sinar lebih cerah

12. Sering berganti kaca mata

13. Penglihatan menguning

14. Untuk sementara jelas melihat dekat

Secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, intumesen, matur, hipermatur

dan morgagni. 3

Katarak insipien. Pada stadium ini akan terlihat hal-hal berikut :

Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior

(katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Katarak subkapsular posterior,

kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa

dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda Morgagni) pada katarak insipien. Kekeruhan

ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refaksi yang tidak sama pada semua

bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama. 3

Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi dengan dasar

di perifer dan daerah jernih diantaranya. Kekeruhan biasanya terletak di korteks anterior

atau posterior. Kekeruhan ini pada permulaan hanya tampak bila pupil dilebarkan.

Pada stadium ini terdapat keluhan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama

pada semua bagian lensa. Bila dilakuka tes bayangan ( shadow test ) akan negative.

Katarak intumesen. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang

degeneratif menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa

7

Page 8: Katara k

menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal

dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan

penyulit glaukoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat

dan mengakibatkan miopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga

lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang memberikdn miopisasi.

Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat

lensa. 3

Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai

seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat

meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa

mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma

sekunder. 3

Pada stadium yang lebih lanjut ini maka terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau

belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada

lensa.

Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang menyebabkan lensa menjadi bertambah

cembung. Pencembungan lensa ini akan memberikan perunbahan indeks refraksi dimana

mata akan menjadi myopia. Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris ke

depan sehingga bilik mata depan dan sudut bilik mata depan akan lebih sempit.

Pada stadium ini akan mudah terjadi glaucoma sebagai penyulit. Stadium imatur dimana

terjadi pencembungan lensa akibat menyerap air disebut stadium intumesen. Shadow test

pada keadaan ini adalah positif.

Katarak matur. Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa.

Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur

atau intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali

pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan

mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal

kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris

negatif. 3

Katarak matur bila dibiarkan saja akan menjadi katarak intumesen (katarak dengan

kandungan air maksimal), yang dapat memblok pupil dan menyebabkan tekanan bola mata

meningkat (glaucoma). Atau lama kelamaan bahan lensa akan keluar dari lensa yang

8

Page 9: Katara k

katarak ke bilik mata depan dan menyebabkan reaksi radang. Sel-sel radang ini akan

menumpuk di trabekulum dan akhirnya juga dapat meningkatkan tekanan bola mata

(glucoma). Bila tekan bola mata yang tinggi ini tidak segera diturunkan, maka sel-sel

syaraf mata yang terdapat pada dinding belakang bola mata akan tertekan, yang pada

akhirnya dapat menyebabkan kematian sel-sel syaraf tersebut, yang mengakibatkan

kebutaan. 5

Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air bersama-sama hasil

desintegritas melalui kapsul. Di dalam stadium ini lensa akan berukuran normal kembali.

Sehingga iris tidak terdorong ke depan dan bilik mata depan akan mempunyai kedalaman

normal kembali. Kadang pada stdium ini terlihat lensa berwarna sangat putih akibat

perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium. Bila dilakukan shadow test akan terlihat

negative.

Katarak hipermatur. Katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses degenerasi

lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenerasi

keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering,

Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang

pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila

proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang

berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk

sebagai sekantong susu disertai dengan nukieus yang terbenam di dalam korteks lensa

karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni.3

Lensa yang mengecil akan mengakibatkan bilik mata menjadi dalam. Shadow test

memberikan gambaran pseudopositif. Akibat masa lensa yang keluart melalui kapsul lensa

dapat timbul penyakit berupa uveitis fakotoksik atau glaucoma fakolitik.

Klasifikasi katarak berdasarkan lokasi terjadinya:

1.) Katarak Inti ( Nuclear )

2.) Katarak Kortikal

3.) Katarak Subkapsular

KATARAK INTI (NUCLEAR)

Merupakan yang paling banyak terjadi. Lokasinya terletak pada nukleus atau bagian tengah

dari lensa. Biasanya karena proses penuaan.

9

Page 10: Katara k

Keluhan yang biasa terjadi:

• Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat, dan untuk melihat dekat

melepas kaca matanya

• Setelah mengalami penglihatan kedua ini ( melihat dekat tidak perlu kaca mata )

penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning. Lensa lebih coklat

• Menyetir malam silau dan sukar

• Sukar membedakan warna biru dan ungu

KATARAK KORTIKAL

Katarak kortikal ini biasanya terjadi pada korteks. Mulai dengan kekeruhan putih mulai

dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga mengganggu penglihatan. Banyak pada

penderita DM.

Keluhan yang biasa terjadi:

• Penglihatan jauh dan dekat terganggu

• Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra

KATARAK SUBKAPSULAR

Mulai dengan kekeruhan kecil dibawah kapsul lensa, tepat pada lajur jalan sinar masuk.

DM, renitis pigmentosa dan pemakaian kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama

dapat mencetuskan kelainan ini. Biasanya dapat terlihat pada kedua mata.

Keluhan yang biasa terjadi:

• Mengganggu saat membaca

• Memberikan keluhan silau dan halo atau warna sekitar sumber cahaya

• Mengganggu penglihatan

KATARAK KOMPLIKATA

Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa faktor fisik

atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa. Katarak komplikata dapat terjadi

akibat iridosikiitis, miopia tinggi, ablasi retina, dan glaukoma. Katarak komplikata dapat

terjadi akibat kelainan sisternik yang akan mengenai kedua mata atau kelainan lokal yang

akan mengenai satu mata. 2

1. Katarak akibat kelainan sistemik

10

Page 11: Katara k

Diabetes melitus, akan menyebabkan katarak pada kedua mata dengan bentuk yang khusus

seperti terdapatnya tebaran kapas atau saiju di dalam bahan lensa. Kekeruhan lensa

dapat berjalan progresif sehingga terjadi gangguan penglihatan yang berat. Katarak

diabetes merupakan katarak yang dapat terjadi pada orang muda akibat terjadinya

gangguan keseimbangan cairan di dalam kaca atau tubuh secara akut.2

Pathofisiologi. Diabetes Mellitus adalah kelainan yang bersifat khronik, yang oleh

gangguan

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein diikuti oleh komplikasi makro dan

mikrovaskuler. Kelainan metabolik ini erat berkaitan dengan faktor genetik dengan jalan

utama adalah intoleransi glukosa.

Patogenesa terjadi katarak pada Diabetes Mellitus sesuai dengan uji coba pada binatang

dapat diterangkan sebagai berikut:

Masuknya glukosa ke dalam lensa mata tidak memerlukan adanya insulin. Dalam keadaan

normal glukosa ini direduksi menjadi sorbitol dalam jumlah terbatas dan oleh enzim

sorbitol dehidrogenase dirubah menjadi fruktosa. Pada Diabetes Mellitus dimana terjadi

hiperglikemia yang diikuti kadar glukosa dalam lensa tinggi sehingga pembentukan

sorbitol meningkat yang akan berubah menjadi fruktosa yang relatif lambat. Sorbitol akan

menaikan tekanan osmose intraseluler dengan akibat penarikan air ke dalam lensa.

Disamping itu terjadi pula metabolisme mioinositol dimana kedua peristiwa ini

menyebabkan katarak.4

KATARAK SEKUNDER

Menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak traumatik yang terserap sebagian

atau setelah terjadinya ekstraksi katarak ekstrakapsular.

Epitel lensa subkapsul yang tersisa mungkin mencoba melakukan regenerasi serat-serat

lensa, sehingga memberikan gambaran “telur ikan” pada kapsul posterior (manik-manik

Elschnig). Lapisan epitel yang berproliferasi tersebut mungkin menghasilkan banyak

lapisan, sehingga menimbulkan kekeruhan. Sel-sel ini mungkin juga mengalami

diferensiasi miofibroblastik. Kontraksi serat-serat ini menimbulkan banyak kerutan-kerutan

kecil di kapsul posterior, yang menimbulkan distorsi penglihatan. Semua ini menimbulkan

penurunan ketajaman penglihatan setelah ekstraksi katarak ekstrakapsular.

KATARAK TRAUMATIK

Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa atau trauma

11

Page 12: Katara k

tumpul terhadap bola mata. Sebagian besar katarak traumatik dapat dicegah.

Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing, karena lubang pada kapsul

lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang-kadang korpus vitreum masuk dalam

struktur lensa.

Pasien mengeluh penglihatan kabur secara mendadak. Mata jadi merah, lensa opak, dan

mungkin disertai terjadinya perdarahan intraokular. Apabila humor aqueus atau korpus

vitreum keluar dari mata, mata menjadi sangat lunak. Penyulit adalah infeksi, uveitis,

ablasio retina dan glaukoma.

PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSA

Anamnesa:

• Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak)

• Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah

• Gambaran umum gejala katarak yang lain,seperti:

a. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film

b. Perubahan daya lihat warna

c. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata

d. Lampu dan matahari sangat mengganggu

e. Sering meminta ganti resep kaca mata

f. Lihat ganda

g. Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat ( hipermetropia)

h. Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata lain

Pemeriksaan klinis:

Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan dengan melihat lensa melalui senter tangan, kaca

pembesar, slit lamp, dan oftalmoskop sebaiknya dengan pupil berdilatasi.

Dengan penyinaran miring ( 45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa

dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh ( iris shadow ). Bila letak

bayangan jauh dan besar berarti kataraknya imatur, sedang bayangan kecil dan dekat

dengan pupil terjadi pada katarak matur.

12

Page 13: Katara k

TERAPI

Bedah katarak senil

Bedah katarak senil dibedakan dalam bentuk ekstraksi lensa intrakapsular dan ekstraksi

tensa ekstrakapsular. 2

Ekstraksi lensa intrakapsular

Ekstraksi jenis ini merupakan tindakan bedah yang umum dilakukan pada katarak senil.

Lensa dikeluarkan berama-sama dengan kapsul lensanya dengan memutus zonula

Zinnyang telah pula mengalami degenerasi.

Pada ekstraksi lensa intrakapsular dilakukan tindakan dengan urutan berikut:

1. Dibuat flep konjungtiva dari jam 9-3 melalui jam 12

2. Dilakukan pungsi bilik mata depan dengan pisau

3. Luka kornea diperlebar seluas 160 derajat

4. Dibuat iridektomi untuk mencegah glaukoma blokade pupil pasca bedah

5. Dibuat jahitankorneosklera

6. Lensa dikeluarkan dengan krio

7. Jahitan kornea dieratkan dan ditambah

8. Flep konjungtiva dijahit.2

Penyulit pada saat pembedahan yang dapat terjadi adalah :

1. Kapsul lensa pecah sehingga lensa tidak dapat dikeluarkan bersama-sama

kapsulnya. Pada keadaan ini terjadi ekstraksi lensa ekstrakapsular tanpa rencana

karena kapsul posterior akan tertinggal

2. Prolaps badan kaca pada saat lensa dikeluarkan. 2

Bedah ekstraksi lensa intrakapsular (EKIK) masih dikenal pada negera dengan ekonomi

rendah karena :

1. Teknik yang masih baik untuk mengeluarkan lensa keruh yang mengganggu

penglihatan

2. Teknik dengan ongkos rendah. 2

Ekstraksi lensa ekstrakapsular

Pada ekstraksi lensa ekstrakapsular dilakukan tindakan sebagai berikut:

1. Flep konjungtiva antara dasar dengan fornik pada limbus dibuat dari jam

13

Page 14: Katara k

2. 10 sampai jam 2

3. Dibuat pungsi bilik mata depan

4. Melalui pungsi ini dimasukkan jarum untuk kapsulotomi anterior

5. Dibuat luka kornea dari jam 10-2

6. Nukieus lensa dikeluarkan

7. Sisa korteks lensa dilakukan irigasi sehingga tinggal kapsul poserior saja

8. uka komea dijahit

9. Flep konjungtiva dijahit2

Penyulit yang dapat timbul adalah terdapat korteks lensa yang akan membuat katarak

sekunder. 2

Fakoemulsifikasi

Untuk mencegah astigmat pasa bedah EKEK, maka luka dapat diperkecil dengan tindakan

bedah fakoemulsifikasi. Pada tindakan fako ini lensa yang katarak di fragmentasi dan

diaspirasi. 2

SICS

Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik

pembedahan kecil. Teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat sembuh

dan murah.6

14

Page 15: Katara k

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S., 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI, hlm : 128.

2. Ilyas S., 2008. Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI,

3. Adrian N., 2003. Katarak Diabetes. Available on fkuii.org/tiki-

download_wiki_attachment.php? attId=1998&page=LEM%20FK%20UII.

(Diakses 25 Februari 2009).

4. Joomla., 2009. Tindakan Bedah Katarak. Available on

http://209.85.175.132/search?q=cache:8de-uud-INQJ:203.211.145.29/~gadingey//

index2.php%3Foption%3Dcom_content%26do_pdf%3D1%26id

%3D9+Tindakan+Bedah+Katarak

%2BJoomla&hl=id&ct=clnk&cd=1&gl=id&client=firefox-a. (Diakses 25 Februari

2009).

5. Zuhri A., 2008. FK UGM Gelar Operasi Gratis Katarak. Available on

http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=160711. (Diakses 2 Maret 2009).

15