Katara k

46
KATARAK DEGENERATIF • Katarak degeneratif dibagi menjadi dua, yaitu primer dan komplikata. 1.Katarak Primer Katarak primer menurut usia : • Katarak presenile, usia 40-50 tahun • Katarak senilis usia lebih dari 50 tahun.

Transcript of Katara k

Page 1: Katara k

KATARAK DEGENERATIF• Katarak degeneratif dibagi menjadi dua, yaitu

primer dan komplikata.1. Katarak Primer

Katarak primer menurut usia :• Katarak presenile, usia 40-50 tahun• Katarak senilis

usia lebih dari 50 tahun.

Page 2: Katara k

A. Katarak Senilis

• Katarak senilis semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu diatas usia 50 tahun keatas •Satu-satunya gejala adalah distorsi

penglihatan dan pengihatan yang semakin kabur. •Katarak ini biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun•Bila diindikasikan pembedahan, maka eksraksi lensa akan secara definitif akan memperbaiki ketajaman penglihatan pada lebih dari 90% kasus.

Page 3: Katara k

Perubahan lensa pada usia lanjut :• Kapsul : menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding

anak), mulai presbiopia, bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur, terlihat bahan granular.

• Epitel makin tipis : sel epitel pada equator bertambah berat dan besar

• Serat lensa : lebih iregular, pada korteks jelas kerusakan serat sel, brown slerosis nucleus , sinar UV lama kelamaan merubah protein nukleus lensa, korteks tidak bewarna.

Page 4: Katara k

Secara klinis katarak seniis dapat dibagi dalam 4 stadium, yaitu :• Insipien• Imatur• Matur• Hipermatur

Page 5: Katara k

• Stadium Insipien

- Visus pada stadium ini bisa normal atau 6/6 – 6/20. Dengan koreksi, visus masih dapat 5/5 – 5/6.

- Kekeruhan terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari-jari roda), terutama mengenai korteks anterior, sedangkan aksis masih terlihat jernih.

- Disebut Spokes of wheel, yang nyata bila pupil dilebarkan

Page 6: Katara k

• Stadium Imatur- Sebagian lensa keruh tetapi

belum mengenai seluruh lapis lensa terutama terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa

- Visus pada stadium ini 6/60 – 1/60.

- Px dengan sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini, akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan terlihat di pupil, ada daerah yang terang sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang eruh dan daerah yang gelap, akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).

Page 7: Katara k

• Stadium Matur- Kekeruhan telah mengenai seluruh massa lensa,

sehingga semua sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali ke permukaan anterior lensa.

- Kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan klasifikasi lensa.

- Visus pada stadium ini 1/300. - Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal

kembali,uji bayangan iris negatif (shadow test (-) ).- Di pupil tampak lensa seperti mutiara.

Page 8: Katara k

• Pada stadium ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi cembung, sehingga indeks refraksi berubah karena daya biasnya bertambah dan mata menjadi miopia. Keadaan ini dinamakan intumesensi. Dengan mencembungnya lensa iris terdorong kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi lebih sempit, sehingga dapat menimbulkan glaukoma sebagai penyulitnya.

Page 9: Katara k

• Stadium Hipermatur- Terjadi proses degenerasi lanjut yang

dapat menjadi keras atau lembek dan mencair.

- Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, bewarna kuning dan kering.

- Visus pada stadium ini 1/300 – 1/~. - Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul

lensa. - Bila proses kekeruhan berjalan lanjut disertai kapsul yang tebal

maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihtkan bentuk sebagai sekantung susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut katarak morgagni.

Page 10: Katara k
Page 11: Katara k

Perbedaan stadium katarak senilInsipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Besar lensa Normal Lebih besar Normal Kecil

Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Penyulit - Glaukoma - UveitisGlaukoma

Visus + < << <<<

Bayang iris - ++ - +/-

Page 12: Katara k

2. KATARAK KOMPLIKATATerjadi sekunder atau sebagai penyulit dari penyakit lainPenyebab:a. Penyakit lokal di matab. Penyakit sistemik, mengenai seluruh tubuh, terutama

penyakit endokrinc. Trauma

- fisik : radiasi- mekanis : pasca bedah, kecelakaan- kimia : zat toksik

Page 13: Katara k

A. Penyakit Mata (menyebabkan katarak monokuler) Uveitis

kekeruhan dapat bermacam-macam, difus, total, terbatas pada tempat sinekia posterior

Glaukomakekeruhan sebagai bercak-bercak seperti porselen atau sebagai susu tumpah di meja, subkapsuler anterior

Miopia Malignadegenerasi badan kaca, mungkin merupakan proses primer yang menyebabkan nutrisi lensa terganggu. Sering terjadi bersama-sama dengan dislokasi lensa

Ablasi Retina yang sudah lama

Page 14: Katara k

B. Penyakit Sistemik (menimbulkan katarak bilateral)

Galaktosemia, dimana metabolisme glukosa terganggu.

Diabetes Mellitus, merupakan katarak senilis yangdipercepat oleh DM. tampak sebagai kekeruhan berupa bercak-bercak yang tersebar pada permulaan

Tetani, akibat insufisiensi glandula paratiroid

Setap penyakit yang menyebabkan gangguan metabolisme, menyebabkan pula gangguan metabolisme lensa, terutama penyakit endokrin

Page 15: Katara k

C. TraumaUmumnya menyebabkan katarak

monokuler.Trauma fisik (tembus/tdk tembus)

merusak kapsul lens cairan COA masuk ke lensakatarak

Trauma tak tembus dapat menimbulkan katara dalam berbagai bentuk:

- Vossious Ring : bentuk lingkaran, warna coklat (dari iris) akibat cetakan pupil pada lensa karena trauma tumpul

- Rosset (bintang) : terjadi tdk lama setalah trauma. Trauma menyebabkan perubahan susunan serat lensa dan susunan sistem sutura, sehingga berbentuk rosset.

Page 16: Katara k

- Katarak zonular/lamelar : timbul perubahan permeabilitas kapsul lensa degenerasi korteks yang superfisial. Trauma tumpul dapat menyebabkan kapsul lensa robekbahan lensa keluarterabsorbsiafakia

- Trauma tumpul juga dapat menyebabkan katarak dengan kapsula lentis yang keriput

Page 17: Katara k

Radiasi- Sinar Rontgen : digunakan sebagai radiokuratif pada

glaukoma absolut, pterigium, tumor yg radiosensitif.- Sinar ultraviolet : digunakan pada penyelidikan dan

percobaan- Sinar neutron : pada orang-orang yg bekerja di

perusahaan atomZat Toksik- Naftalin dan dinitrofenolpengurus badan

Page 18: Katara k

Manifestasi klinis

Silau & diplopia/ polyopia

Sensivisitas kontras & myopic

shift

Penurunan visus

Halo & distorsi

Page 19: Katara k

• Tajam penglihatan makin tebal dan di sentral kekeruhan lensa, makin tajam penglihatan

• Leukokoria pupil berwarna putih pd katarak matur

• Tes iris shadow bayangan iris pada lensa + pada katarak imatur

• Refleks fundus menjadi gelap pada katarak matur

Gejala Klinis Katarak

Page 20: Katara k

Patofisiologi

Hidrasi

Kebocoran kapsul anterior atau posterior

Peningkatan Tekanan Osmotik

Sklerosis

Proses penuaan

Kegagalan Mekanisme pompa

aktif

Page 21: Katara k

• Patofisiologi:– Seiring usia, terjadi perubahan fisik dan

kimia dalam nukleus dan korteks lensa uptake oksigen, ↑ penyerapan air, dehidrasi, penimbunan ion-ion Na dan Ca, kalium, asam askorbat, protein lensa berubah warna menjadi coklat kekuningan

• Radiasi ultraviolet penyebab penting!

Page 22: Katara k

• Pemeriksaan Klinis Katarak :– Optotip Snellen tes tajam penglihatan

pada stadia insipien & imatur bisa dikoreksi dengan kacamata lensa

– Lampu senter tes refleks pupil– Oftalmoskopi melihat lensa & refleks fundus– Slitlamp biomikroskopi melihat kekeruhan

lensa

• Penyulit :– Glaukoma sekunder, glaukoma fakolitik– Uveitis fakotoksik massa lensa keluar &

masuk bilik mata depan

Page 23: Katara k

Pemeriksaan Katarak

Pasien datang Pemeriksaan Visus Anamnesis Pemeriksaan Segmen Anterior Ukur TIOTIO lebih dari 20, COA sedang/ dalam boleh diberi midriasil Funduskopi Diagnosa Klinis Terapi

Page 24: Katara k

Diagnosa katarak menjadi sempurna bila disebutkan:1. klasifikasi menurut umur2. keadaan stadiumnya3. ada tidaknya intumesensi

Ex. Katarak senilis imatur dengan/tanpa intumesensi

Page 25: Katara k

• Tata Laksana Katarak:– Pencegahan : -– Pembedahan bila tajam penglihatan &

mengganggu aktivitas sehari-hari ekstraksi katarak:• Esktraksi ekstrakapsuler (ECCE) massa lensa

dikeluarkan dgn merobek kapsul anterior & meninggalkan kapsul posterior

• Esktraksi intrakapsuler massa lensa &kapsul dikeluarkan seluruhnya

• Setelah ekstraksi, biasanya dilanjutkan implantasi lensa intraokuler = IOL (intra Ocular Implantation) (lensa buatan ditanamkan intraokuler setelah lensa diangkat)

– Kaca mata pada stadium awal & bila dilakukan ekstraksi tanpa penanaman lensa sehingga mata tanpa lensa (afakia)

Page 26: Katara k

Sebelum operasi harus dilakukan beberapa pemeriksaan:1. Fungsi retina harus baik2. Tak boleh ada infeksi pada mata atau jaringan sekitarnya3. Tak boleh ada glaukoma4. Visus tidak terkoreksi sempurna5. Keadaan umum harus baik

Khusus untuk diperhatikan:• Penderita hipertensi• Batuk menahun yang lama

Page 27: Katara k

Operasi Katarak

Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler

Ekstraksi Katarak Intrakapsuler

Fakoemulsifikasi

Page 28: Katara k

1. Buat flap konjungtiva, dengan melepaskan konjungtiva bulbi dari dasarnya ± 5 mm dari limbus sampai ke limbus

2. Irigasi daerah limbus bagian atas 160-180°

3. Kapsul lensa dirobek di daerah inferior

4. Kapsua lensa anterior diangkat seluas mungkin, menghindari robekan kapsul di daerah ekuator

5. Dengan tekanan yang ringan pada limbus bagian bawah, nukleus lentis digeserkan keluar.

6. Irigasi sisa lensa spy sisa lensa dapat dikeluarkan

EKEK

Page 29: Katara k

EKIK1. Lepaskan konjungtiva

bulbi sampai ke limbus, setengah lingkaran limbus

2. Pemotongan limbus dengan keratom

3. Lakukan iridektomi perifer

4. Jepit kapsul lensa dengan pinset atau penghisap kapsul lensa, kemudian diluksasi ke kanan-kiri agar zonula zinn terlepas

5. Sesuda lensa keluar, bilik mata dibentuk kembali dengan memasukkan BSS

6. Konjunctiva dijahit

Page 30: Katara k

FAKOEMULSIKFIKASI

1. mula-mula dibuat irisan 3mm di pinggir kornea dengan keratom

2. Melalui irisan ini dimasukkan pipa halus ke dalam COA, melalui pupil yang lebar pipa masuk ke kapsul lensa

3. Pipa kemudian bergetar dengan vibrasi ultrasound yang dapat menghancurkan lensa. Pada saat yang sama melalui pipa ini dialirkan cairan garam fisiologis sebagai irigasi

4. Cairan dan lensa yang telah hancur dihisap dengan pipa yang sama sampai bersih

Page 31: Katara k

• Sesudah ekstraksi katarak, mata tak mempunyai lensa lagi afakia

• Koreksi dengan lensa sferis (+) 10 D untuk melihat jauh dan sferis (+) 3 D untuk melihat dekat

• Diberikan setelah luka operasi tenang (3 bulan setelah operasi)

Page 32: Katara k

LENSA INTRAOKULARmerupakan penanaman lensa buatan yang dilakukan segera setelah lensa yang keruh dikeluarkan, sebelum kornea ditutup

untuk penglihatan dekat< masih harus menggunakan kacamata S+ 3D

Page 33: Katara k

Perbedaan ICCE & ECCE

ECCE ICCELens removal Nucleus removed out of

the capsule and cortex sucked out

Lens removed as single piece within its capsule

Posterior capsule & zonules

Intact Removed

Incision Smaller (8 mm) Larger (10 mm)

Peripheral iridectomy Not performed Required to avoid pupillary block glaucoma

Sophisticated equipment

Required Not required

Time taken More Less

Page 34: Katara k

Perbedaan ICCE & ECCE

ECCE ICCEIOL Implantation Posterior chamber Anterior chamber

Expertise required Difficult technique Easier to learn

Cost More LessComplications which are increased

Posterior Capsular Opacification (PCO)

1. Vitreous prolapse & loss2. CME3. Endophthalmitis4. Aphakic Glaucoma5. Fibrous & endothelial

ingrowth6. Neovasc. Glaucoma in

PDR

Page 35: Katara k

Perbedaan ICCE & ECCE

ECCE ICCE

Complications which are decreased

All the complications mentioned for ICCE

PCO

Indications A routine procedure for all forms of cataract (except where contra-indicated

1. Dislocated Lens2. Subluxated Lens (>1/3 zonules

broken)3. Chronic Lens Induced Uveitis4. Hypermature Shrunken

Cataract5. Intraocular foreign body

Contraindications 1. Dislocated lens2. Subluxated lens (>1/3

zonules broken)

Young patient (<35 years)

Page 36: Katara k

INDIKASI EKSTRAKSI KATARAK1. Pada bayi (kurang dari 1 tahun)

yaitu bila fundus takterlihat.2. Pada umur lanjuta. Indikasi klinis: jika katarak menimbulkan

penyulit (ex. Uveitis, Glaukoma), meskipun visus masih baik untuk bekerja

b. Indikasi Visuil: tergantung katarak monokuler atau binokuler

Page 37: Katara k

Katarak Monokuler1. Bila sudah masuk stadium matur2. Bila visus paska bedah lbh baik

Katarak Binokuler3. Bila sudah masuk stadium matur4. Bila visus tidak dapat dikoreksi dan

mengganggu aktivitas

Page 38: Katara k

KOMPLIKASI OPERASI

Intra Operasi: 1. Perdarahan retrobulbar: terjadi pada daerah

conus akibat trauma ditandai dengan proptosisi

2. Perdarahan Intraokular: perdarahan di COA (hifema), perdarahan di vitreus

3. Robekan kapsul posterior: membran hyaloids robek.

4. Zonular dyalisis

Page 39: Katara k

KOMPLIKASI OPERASI

Intra Operasi6. Nucleus dropped : Terjadi akibat luasnya

robekan kapsul anterior, kapsul posterior ikut robek sehingga nukleus masuk ke vitreus -> bisa terjadi uveitis intermediet

Page 40: Katara k

KOMPLIKASI OPERASI

Post Operasi1. Infeksi : Uveitis, Conjunctivitis, Endoftalmitis2. Perdarahan Intra ocular / vitreus3. Ablasio Retina : post op visus turun tenan4. Kekeruhan kapsul posterior akibat adanya sisa

epitel lensa yang bermigrasi ke kapsul posterior -> visus turun

5. Glaukoma sekunder: visus turun, edema korne, tanda infeksi tidak ada, TIO meningkat.

Page 41: Katara k

KOMPLIKASI OPERASI

Post Operasi6. Glaukoma Afakia7. Glaukoma Fakoantigenik :merupakan kasus

jarang yang terjadi setelah ekstraksi katarak atau trauma penetrans. Pasien menjadi sensitif terhadap protein lensanya sendiri sehingga menyebabkan terjadinya inflamasi granulamatosa

Page 42: Katara k

DISLOKASI LENSA

1. Partial (subluksasi lensa)keadaan dimana berpindahnya lensa akibat putusnya sebagian penggantung (zonula Zinnii)

2. Total (luksasi lensa)terputusnya seluruh zonula Zinnii

Penyebab:- Kelainan kongenital ex. Sindrom Marfan- Katarak hipermatur- Trauma pada mata- Peradangan uvea- Tumor intra okuler- Tekanan bola mata yang tinggi

Page 43: Katara k

SUBLUKSASI LENSADengan adanya subluksasi,ada bagian yang afakia dan bagian yang ada lensanya.

Keluhan:- Visus berkurang akibat afakia (hipermetrop),

ada lensa (miop), yang juga disertai astigmatisme dan kurangnya daya akomodasi.penderita juga mengeluhkan pandangan yang dobel

Page 44: Katara k

Gejala obyektif- COA :pada tempat yang ada lensa terlihat dangkal,

sedang yang tdk ada lensanya terlihat dalam. Pupil yang afakia hitam, yang ada lensa keruh

- Iris : pada tempat yang tak ada lensanya terdapat iris tremulans, kaena tak ada tahanan di belakang iris

- Funduskopi tampak 2 papil yang dibentuk oleh sinar melalui pupil yang ada lensa ny dan yg tdk ada lensanya

Page 45: Katara k

LUKSASI LENSADengan putusnya penggantung lensa, lensa dapat tenggelam ke badan kaca. Lensa diliputi jaringan fibrotik dan menjadi keruh

Gejala obektif:- COA dalam- Iris tremulans- Pupil sangat hitam- AfakiaJika lensa jatuh ke depan (COA), maka akan tampak sebagai tetesan minyak pada COA

Page 46: Katara k

PENATALAKSANAAN- Jika tdk ada tanda iritasi maka dikoreksi

visusnya saja- Jika terjadi penyulit dan peradangan,obati

dulu penyulitnya, kmdian dilakukan tindakan bedah untuk mengeluarkan lensa