Katara k
-
Upload
stonia-ellen -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
Transcript of Katara k
KATARAK DEGENERATIF• Katarak degeneratif dibagi menjadi dua, yaitu
primer dan komplikata.1. Katarak Primer
Katarak primer menurut usia :• Katarak presenile, usia 40-50 tahun• Katarak senilis
usia lebih dari 50 tahun.
A. Katarak Senilis
• Katarak senilis semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu diatas usia 50 tahun keatas •Satu-satunya gejala adalah distorsi
penglihatan dan pengihatan yang semakin kabur. •Katarak ini biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun•Bila diindikasikan pembedahan, maka eksraksi lensa akan secara definitif akan memperbaiki ketajaman penglihatan pada lebih dari 90% kasus.
Perubahan lensa pada usia lanjut :• Kapsul : menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding
anak), mulai presbiopia, bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur, terlihat bahan granular.
• Epitel makin tipis : sel epitel pada equator bertambah berat dan besar
• Serat lensa : lebih iregular, pada korteks jelas kerusakan serat sel, brown slerosis nucleus , sinar UV lama kelamaan merubah protein nukleus lensa, korteks tidak bewarna.
Secara klinis katarak seniis dapat dibagi dalam 4 stadium, yaitu :• Insipien• Imatur• Matur• Hipermatur
• Stadium Insipien
- Visus pada stadium ini bisa normal atau 6/6 – 6/20. Dengan koreksi, visus masih dapat 5/5 – 5/6.
- Kekeruhan terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari-jari roda), terutama mengenai korteks anterior, sedangkan aksis masih terlihat jernih.
- Disebut Spokes of wheel, yang nyata bila pupil dilebarkan
• Stadium Imatur- Sebagian lensa keruh tetapi
belum mengenai seluruh lapis lensa terutama terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa
- Visus pada stadium ini 6/60 – 1/60.
- Px dengan sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini, akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan terlihat di pupil, ada daerah yang terang sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang eruh dan daerah yang gelap, akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).
• Stadium Matur- Kekeruhan telah mengenai seluruh massa lensa,
sehingga semua sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali ke permukaan anterior lensa.
- Kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan klasifikasi lensa.
- Visus pada stadium ini 1/300. - Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal
kembali,uji bayangan iris negatif (shadow test (-) ).- Di pupil tampak lensa seperti mutiara.
• Pada stadium ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi cembung, sehingga indeks refraksi berubah karena daya biasnya bertambah dan mata menjadi miopia. Keadaan ini dinamakan intumesensi. Dengan mencembungnya lensa iris terdorong kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi lebih sempit, sehingga dapat menimbulkan glaukoma sebagai penyulitnya.
• Stadium Hipermatur- Terjadi proses degenerasi lanjut yang
dapat menjadi keras atau lembek dan mencair.
- Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, bewarna kuning dan kering.
- Visus pada stadium ini 1/300 – 1/~. - Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul
lensa. - Bila proses kekeruhan berjalan lanjut disertai kapsul yang tebal
maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihtkan bentuk sebagai sekantung susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut katarak morgagni.
Perbedaan stadium katarak senilInsipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Besar lensa Normal Lebih besar Normal Kecil
Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Penyulit - Glaukoma - UveitisGlaukoma
Visus + < << <<<
Bayang iris - ++ - +/-
2. KATARAK KOMPLIKATATerjadi sekunder atau sebagai penyulit dari penyakit lainPenyebab:a. Penyakit lokal di matab. Penyakit sistemik, mengenai seluruh tubuh, terutama
penyakit endokrinc. Trauma
- fisik : radiasi- mekanis : pasca bedah, kecelakaan- kimia : zat toksik
A. Penyakit Mata (menyebabkan katarak monokuler) Uveitis
kekeruhan dapat bermacam-macam, difus, total, terbatas pada tempat sinekia posterior
Glaukomakekeruhan sebagai bercak-bercak seperti porselen atau sebagai susu tumpah di meja, subkapsuler anterior
Miopia Malignadegenerasi badan kaca, mungkin merupakan proses primer yang menyebabkan nutrisi lensa terganggu. Sering terjadi bersama-sama dengan dislokasi lensa
Ablasi Retina yang sudah lama
B. Penyakit Sistemik (menimbulkan katarak bilateral)
Galaktosemia, dimana metabolisme glukosa terganggu.
Diabetes Mellitus, merupakan katarak senilis yangdipercepat oleh DM. tampak sebagai kekeruhan berupa bercak-bercak yang tersebar pada permulaan
Tetani, akibat insufisiensi glandula paratiroid
Setap penyakit yang menyebabkan gangguan metabolisme, menyebabkan pula gangguan metabolisme lensa, terutama penyakit endokrin
C. TraumaUmumnya menyebabkan katarak
monokuler.Trauma fisik (tembus/tdk tembus)
merusak kapsul lens cairan COA masuk ke lensakatarak
Trauma tak tembus dapat menimbulkan katara dalam berbagai bentuk:
- Vossious Ring : bentuk lingkaran, warna coklat (dari iris) akibat cetakan pupil pada lensa karena trauma tumpul
- Rosset (bintang) : terjadi tdk lama setalah trauma. Trauma menyebabkan perubahan susunan serat lensa dan susunan sistem sutura, sehingga berbentuk rosset.
- Katarak zonular/lamelar : timbul perubahan permeabilitas kapsul lensa degenerasi korteks yang superfisial. Trauma tumpul dapat menyebabkan kapsul lensa robekbahan lensa keluarterabsorbsiafakia
- Trauma tumpul juga dapat menyebabkan katarak dengan kapsula lentis yang keriput
Radiasi- Sinar Rontgen : digunakan sebagai radiokuratif pada
glaukoma absolut, pterigium, tumor yg radiosensitif.- Sinar ultraviolet : digunakan pada penyelidikan dan
percobaan- Sinar neutron : pada orang-orang yg bekerja di
perusahaan atomZat Toksik- Naftalin dan dinitrofenolpengurus badan
Manifestasi klinis
Silau & diplopia/ polyopia
Sensivisitas kontras & myopic
shift
Penurunan visus
Halo & distorsi
• Tajam penglihatan makin tebal dan di sentral kekeruhan lensa, makin tajam penglihatan
• Leukokoria pupil berwarna putih pd katarak matur
• Tes iris shadow bayangan iris pada lensa + pada katarak imatur
• Refleks fundus menjadi gelap pada katarak matur
Gejala Klinis Katarak
Patofisiologi
Hidrasi
Kebocoran kapsul anterior atau posterior
Peningkatan Tekanan Osmotik
Sklerosis
Proses penuaan
Kegagalan Mekanisme pompa
aktif
• Patofisiologi:– Seiring usia, terjadi perubahan fisik dan
kimia dalam nukleus dan korteks lensa uptake oksigen, ↑ penyerapan air, dehidrasi, penimbunan ion-ion Na dan Ca, kalium, asam askorbat, protein lensa berubah warna menjadi coklat kekuningan
• Radiasi ultraviolet penyebab penting!
• Pemeriksaan Klinis Katarak :– Optotip Snellen tes tajam penglihatan
pada stadia insipien & imatur bisa dikoreksi dengan kacamata lensa
– Lampu senter tes refleks pupil– Oftalmoskopi melihat lensa & refleks fundus– Slitlamp biomikroskopi melihat kekeruhan
lensa
• Penyulit :– Glaukoma sekunder, glaukoma fakolitik– Uveitis fakotoksik massa lensa keluar &
masuk bilik mata depan
Pemeriksaan Katarak
Pasien datang Pemeriksaan Visus Anamnesis Pemeriksaan Segmen Anterior Ukur TIOTIO lebih dari 20, COA sedang/ dalam boleh diberi midriasil Funduskopi Diagnosa Klinis Terapi
Diagnosa katarak menjadi sempurna bila disebutkan:1. klasifikasi menurut umur2. keadaan stadiumnya3. ada tidaknya intumesensi
Ex. Katarak senilis imatur dengan/tanpa intumesensi
• Tata Laksana Katarak:– Pencegahan : -– Pembedahan bila tajam penglihatan &
mengganggu aktivitas sehari-hari ekstraksi katarak:• Esktraksi ekstrakapsuler (ECCE) massa lensa
dikeluarkan dgn merobek kapsul anterior & meninggalkan kapsul posterior
• Esktraksi intrakapsuler massa lensa &kapsul dikeluarkan seluruhnya
• Setelah ekstraksi, biasanya dilanjutkan implantasi lensa intraokuler = IOL (intra Ocular Implantation) (lensa buatan ditanamkan intraokuler setelah lensa diangkat)
– Kaca mata pada stadium awal & bila dilakukan ekstraksi tanpa penanaman lensa sehingga mata tanpa lensa (afakia)
Sebelum operasi harus dilakukan beberapa pemeriksaan:1. Fungsi retina harus baik2. Tak boleh ada infeksi pada mata atau jaringan sekitarnya3. Tak boleh ada glaukoma4. Visus tidak terkoreksi sempurna5. Keadaan umum harus baik
Khusus untuk diperhatikan:• Penderita hipertensi• Batuk menahun yang lama
Operasi Katarak
Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler
Ekstraksi Katarak Intrakapsuler
Fakoemulsifikasi
1. Buat flap konjungtiva, dengan melepaskan konjungtiva bulbi dari dasarnya ± 5 mm dari limbus sampai ke limbus
2. Irigasi daerah limbus bagian atas 160-180°
3. Kapsul lensa dirobek di daerah inferior
4. Kapsua lensa anterior diangkat seluas mungkin, menghindari robekan kapsul di daerah ekuator
5. Dengan tekanan yang ringan pada limbus bagian bawah, nukleus lentis digeserkan keluar.
6. Irigasi sisa lensa spy sisa lensa dapat dikeluarkan
EKEK
EKIK1. Lepaskan konjungtiva
bulbi sampai ke limbus, setengah lingkaran limbus
2. Pemotongan limbus dengan keratom
3. Lakukan iridektomi perifer
4. Jepit kapsul lensa dengan pinset atau penghisap kapsul lensa, kemudian diluksasi ke kanan-kiri agar zonula zinn terlepas
5. Sesuda lensa keluar, bilik mata dibentuk kembali dengan memasukkan BSS
6. Konjunctiva dijahit
FAKOEMULSIKFIKASI
1. mula-mula dibuat irisan 3mm di pinggir kornea dengan keratom
2. Melalui irisan ini dimasukkan pipa halus ke dalam COA, melalui pupil yang lebar pipa masuk ke kapsul lensa
3. Pipa kemudian bergetar dengan vibrasi ultrasound yang dapat menghancurkan lensa. Pada saat yang sama melalui pipa ini dialirkan cairan garam fisiologis sebagai irigasi
4. Cairan dan lensa yang telah hancur dihisap dengan pipa yang sama sampai bersih
• Sesudah ekstraksi katarak, mata tak mempunyai lensa lagi afakia
• Koreksi dengan lensa sferis (+) 10 D untuk melihat jauh dan sferis (+) 3 D untuk melihat dekat
• Diberikan setelah luka operasi tenang (3 bulan setelah operasi)
LENSA INTRAOKULARmerupakan penanaman lensa buatan yang dilakukan segera setelah lensa yang keruh dikeluarkan, sebelum kornea ditutup
untuk penglihatan dekat< masih harus menggunakan kacamata S+ 3D
Perbedaan ICCE & ECCE
ECCE ICCELens removal Nucleus removed out of
the capsule and cortex sucked out
Lens removed as single piece within its capsule
Posterior capsule & zonules
Intact Removed
Incision Smaller (8 mm) Larger (10 mm)
Peripheral iridectomy Not performed Required to avoid pupillary block glaucoma
Sophisticated equipment
Required Not required
Time taken More Less
Perbedaan ICCE & ECCE
ECCE ICCEIOL Implantation Posterior chamber Anterior chamber
Expertise required Difficult technique Easier to learn
Cost More LessComplications which are increased
Posterior Capsular Opacification (PCO)
1. Vitreous prolapse & loss2. CME3. Endophthalmitis4. Aphakic Glaucoma5. Fibrous & endothelial
ingrowth6. Neovasc. Glaucoma in
PDR
Perbedaan ICCE & ECCE
ECCE ICCE
Complications which are decreased
All the complications mentioned for ICCE
PCO
Indications A routine procedure for all forms of cataract (except where contra-indicated
1. Dislocated Lens2. Subluxated Lens (>1/3 zonules
broken)3. Chronic Lens Induced Uveitis4. Hypermature Shrunken
Cataract5. Intraocular foreign body
Contraindications 1. Dislocated lens2. Subluxated lens (>1/3
zonules broken)
Young patient (<35 years)
INDIKASI EKSTRAKSI KATARAK1. Pada bayi (kurang dari 1 tahun)
yaitu bila fundus takterlihat.2. Pada umur lanjuta. Indikasi klinis: jika katarak menimbulkan
penyulit (ex. Uveitis, Glaukoma), meskipun visus masih baik untuk bekerja
b. Indikasi Visuil: tergantung katarak monokuler atau binokuler
Katarak Monokuler1. Bila sudah masuk stadium matur2. Bila visus paska bedah lbh baik
Katarak Binokuler3. Bila sudah masuk stadium matur4. Bila visus tidak dapat dikoreksi dan
mengganggu aktivitas
KOMPLIKASI OPERASI
Intra Operasi: 1. Perdarahan retrobulbar: terjadi pada daerah
conus akibat trauma ditandai dengan proptosisi
2. Perdarahan Intraokular: perdarahan di COA (hifema), perdarahan di vitreus
3. Robekan kapsul posterior: membran hyaloids robek.
4. Zonular dyalisis
KOMPLIKASI OPERASI
Intra Operasi6. Nucleus dropped : Terjadi akibat luasnya
robekan kapsul anterior, kapsul posterior ikut robek sehingga nukleus masuk ke vitreus -> bisa terjadi uveitis intermediet
KOMPLIKASI OPERASI
Post Operasi1. Infeksi : Uveitis, Conjunctivitis, Endoftalmitis2. Perdarahan Intra ocular / vitreus3. Ablasio Retina : post op visus turun tenan4. Kekeruhan kapsul posterior akibat adanya sisa
epitel lensa yang bermigrasi ke kapsul posterior -> visus turun
5. Glaukoma sekunder: visus turun, edema korne, tanda infeksi tidak ada, TIO meningkat.
KOMPLIKASI OPERASI
Post Operasi6. Glaukoma Afakia7. Glaukoma Fakoantigenik :merupakan kasus
jarang yang terjadi setelah ekstraksi katarak atau trauma penetrans. Pasien menjadi sensitif terhadap protein lensanya sendiri sehingga menyebabkan terjadinya inflamasi granulamatosa
DISLOKASI LENSA
1. Partial (subluksasi lensa)keadaan dimana berpindahnya lensa akibat putusnya sebagian penggantung (zonula Zinnii)
2. Total (luksasi lensa)terputusnya seluruh zonula Zinnii
Penyebab:- Kelainan kongenital ex. Sindrom Marfan- Katarak hipermatur- Trauma pada mata- Peradangan uvea- Tumor intra okuler- Tekanan bola mata yang tinggi
SUBLUKSASI LENSADengan adanya subluksasi,ada bagian yang afakia dan bagian yang ada lensanya.
Keluhan:- Visus berkurang akibat afakia (hipermetrop),
ada lensa (miop), yang juga disertai astigmatisme dan kurangnya daya akomodasi.penderita juga mengeluhkan pandangan yang dobel
Gejala obyektif- COA :pada tempat yang ada lensa terlihat dangkal,
sedang yang tdk ada lensanya terlihat dalam. Pupil yang afakia hitam, yang ada lensa keruh
- Iris : pada tempat yang tak ada lensanya terdapat iris tremulans, kaena tak ada tahanan di belakang iris
- Funduskopi tampak 2 papil yang dibentuk oleh sinar melalui pupil yang ada lensa ny dan yg tdk ada lensanya
LUKSASI LENSADengan putusnya penggantung lensa, lensa dapat tenggelam ke badan kaca. Lensa diliputi jaringan fibrotik dan menjadi keruh
Gejala obektif:- COA dalam- Iris tremulans- Pupil sangat hitam- AfakiaJika lensa jatuh ke depan (COA), maka akan tampak sebagai tetesan minyak pada COA
PENATALAKSANAAN- Jika tdk ada tanda iritasi maka dikoreksi
visusnya saja- Jika terjadi penyulit dan peradangan,obati
dulu penyulitnya, kmdian dilakukan tindakan bedah untuk mengeluarkan lensa