Katalog BPS: 1103018 · tingkat kabupaten/kota dipublikasikan oleh BPS provinsi atau BPS...
Transcript of Katalog BPS: 1103018 · tingkat kabupaten/kota dipublikasikan oleh BPS provinsi atau BPS...
Katalog BPS: 1103018
Katalog BPS: 1103018
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
RINGKASAN METADATA
STATISTIK DASAR 2017 ISSN: 2598-568X No. Publikasi: 03210.1804 Katalog/Catalog: 1103018 Ukuran Buku: 18,5 x 25 cm Jumlah Halaman: xxx + 510 halaman Tim Penyusun Pengarah : Dr. Suhariyanto Penanggung Jawab : M. Ari Nugraha, M.Sc Ir. Adhi wiriana, M.Si Ir. Ahlam, M.Si Penyunting : Syaefudin S.ST, M.E. Ulah Tri Wibowo S.Si.,M.Si Triana Rachmaningsih, SST.,S.Si SE.,M.Si Kompilator: Esya Herdiyanto S.Kom., M.T. Junedi S.ST Layout dan Ilustrasi: Esya Herdiyanto S.Kom., M.T. Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia Dicetak oleh: Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
https:
//www.b
ps.go.id
Kata Pengantar
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan Peraturan
Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik
mengamanatkan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sebagai koordinator kegiatan statistik di Indonesia. Dalam
melaksanakan tugas tersebut BPS melakukan fungsi Koordinasi, Integrasi,
Standardisasi, dan Sinkronisasi. Dengan demikian, BPS harus dapat menjadi
rujukan pelaksanaan kegiatan statistik. Oleh sebab itu, BPS menyediakan layanan
konsultasi kegiatan statistik kepada penyelenggara kegiatan statistik. Bahkan,
khusus untuk instansi pemerintah BPS memberikan rekomendasi kegiatan statistik.
Sementara itu, berdasarkan pemanfaatannya, statistik di Indonesia dibagi
menjadi 3 (tiga) jenis yaitu statistik dasar, sektoral, dan khusus. Hal tersebut sesuai
dengan pasal 5 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997. Statistik dasar dan sektoral
pemanfaatannya terbuka untuk umum, kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu statistik khusus pemanfaatannya
tidak terbuka, tetapi setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk
mengetahui dan memanfaatkannya.
Sebagai koordinator kegiatan statistik, BPS menyediakan informasi
metadata yang tersimpan dalam Sistem Informasi Rujukan Statistik (SIRuSa).
Informasi tersebut dapat diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun karena
dibangun dengan berbasiskan web. Akan tetapi, untuk meningkatkan akses
informasi metadata, juga disediakan ringkasan metadata dalam bentuk publikasi
tercetak maupun elektronik yang dapat digunakan secara stand-alone atau tidak
harus terhubung dengan internet.
Buku ini menyajikan berbagai ringkasan metadata kegiatan statistik yang
dikumpulkan pada tahun 2017. Meskipun demikian, dibatasi pada pengumpulan di
tingkat pusat untuk ketiga jenis statistik, dan di tingkat BPS provinsi untuk statistik
sektoral dan khusus. Adapun metadata kegiatan statistik sektoral dan khusus pada
https:
//www.b
ps.go.id
tingkat kabupaten/kota dipublikasikan oleh BPS provinsi atau BPS kabupaten/kota
dalam bentuk laporan.
Sementara itu, upaya pemutakhiran informasi statistik dasar, sektoral dan
khusus terus dilakukan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun. Dengan
demikian, diharapkan buku ini dapat bermanfaat bagi para penyelenggara kegiatan
statistik maupun pengguna data (data user), antara lain:
a. dapat menjadi acuan penyusunan rencana penyelenggaraan kegiatan statistik
sehingga dapat dihindari terjadinya duplikasi kegiatan yang hendak
dilaksanakan. Selain itu, dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk
integrasi dan dokumentasi informasi kegiatan statistik bagi para penyelenggara
kegiatan;
b. memudahkan identifikasi berbagai jenis kegiatan statistik yang diperlukan,
sehingga dapat dengan mudah melakukan penelusuran dan perolehan data.
Selain itu, dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi hal teknis dari
sensus/survei sehingga memudahkan dalam melakukan analisa maupun
evaluasi.
Mengingat banyaknya metadata yang dikumpulkan maka publikasi ini dibagi
menjadi dua yaitu Ringkasan Metadata Statistik Dasar serta Ringkasan Metadata
Statistik Sektoral dan Khusus. Buku ini terwujud berkat kerjasama yang baik
antara tim penyusun dan unit penyelenggara kegiatan statistik terkait. Untuk itu
diucapkan terima kasih atas dedikasinya. Namun demikian, ibarat pepatah “tiada
gading yang tidak retak”, maka kritik dan saran masih kami harapkan. Masukan
tersebut dapat dikirim secara langsung ke Subdirektorat Rujukan Statistik,
Direktorat Diseminasi Statistik BPS atau melalui email [email protected].
Selamat membaca.
Jakarta, Agustus 2018
Kepala Badan Pusat Statistik
Dr. Suhariyanto
https:
//www.b
ps.go.id
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................. iii
Daftar Isi ............................................................................................................. v
Daftar Tabel .................................................................................................... xviii
Penjelasan ......................................................................................................... xx
STATISTIK DASAR BIDANG SOSIAL ............................................................... 1
Pilot Pendataan Potensi Desa (Podes) ........................................................................... 3
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) ................................................................. 5
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran ............................................... 7
Survei Indeks Demokrasi Indonesia ............................................................................... 9
Survei Komuter di Bandung Raya dan Gerbangkertosusila ......................................... 12
Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan ..................................................................... 14
Survei Perdagangan Lintas Batas Indonesia ................................................................. 16
Survei Perilaku Anti Korupsi ......................................................................................... 18
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor ........................................................... 19
Uji Coba SUSENAS Modul Ketahanan Sosial ................................................................ 21
STATISTIK DASAR BIDANG EKONOMI ......................................................... 23
Deklarasi Kualitas Survei Tahunan Perusahaan Industri Manufaktur 2015 ................. 25
Deklarasi Kualitas Susenas Maret 2016 ....................................................................... 27
Direktori Perusahaan Kehutanan ................................................................................. 29
Direktori Perusahaan Pertanian Peternakan ............................................................... 31
Direktori Perusahaan Pertanian Rumah Potong Hewan (RPH) dan Tempat Pemotongan Hewan (TPH) ........................................................................................... 33
Implementasi SEEA dalam Sisnerling Indonesia .......................................................... 35
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Besar dan Ternak Kecil (LTT) ....... 36
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Sapi Perah .................................... 38
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Unggas (LTU) ................................ 40
Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak (RPH dan TPH) ........................................... 42
Laporan Triwulanan Perusahaan Perkebunan ............................................................. 44
Pendataan UMK dan UMB Sensus Ekonomi 2016 ....................................................... 46
Pengumpulan Data Kehutanan Triwulanan ................................................................. 48
Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani ................................................ 50
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Direktori Pasar dan Pusat Perdagangan ................................................... 52
Penyusunan Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi ................... 54
Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Budidaya Ikan (LTB) ................................. 56
Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Penangkapan Ikan (LTP) .......................... 58
Penyusunan Laporan Tahunan Tempat Pelelangan Ikan (LTPI) .................................... 60
Penyusunan Laporan Triwulanan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) ............................ 62
Penyusunan Laporan Triwulanan Pelabuhan Perikanan (PP) ....................................... 64
Penyusunan Laporan Triwulanan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ................................. 65
Penyusunan Matriks PMTB Institusi Pemerintah dan Non Pemerintah ....................... 67
Perdagangan Antar Wilayah ......................................................................................... 69
Pilot Survei Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (Iptek dan Inovasi) ................. 70
Survei Angkutan Penumpang dan Barang di Terminal dan Jembatan Timbang .......... 72
Survei Ekspor Diluar Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Perdagangan Lintas Batas Laut Republik Indonesia ................................................................................................ 74
Survei Harga Kemahalan Konstruksi ............................................................................. 76
Survei Harga Konsumen ................................................................................................ 78
Survei Harga Konsumen Perdesaan .............................................................................. 80
Survei Harga Mesin dan Peralatan ................................................................................ 82
Survei Harga Perdagangan Besar .................................................................................. 84
Survei Harga Produsen (Barang Non Konstruksi dan Bahan Bangunan) ...................... 85
Survei Harga Produsen Beras Penggilingan .................................................................. 86
Survei Harga Produsen Gabah ...................................................................................... 88
Survei Harga Produsen Jasa .......................................................................................... 90
Survei Harga Produsen Perdesaan ................................................................................ 92
Survei Harga Properti Perumahan ................................................................................ 94
Survei Hortikultura Potensi ........................................................................................... 96
Survei Inbound-Outbound Tourist ................................................................................ 98
Survei Industri Besar dan Sedang Bulanan ................................................................. 100
Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan .................................................................... 102
Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan ................................................................ 103
Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori .............................................. 105
Survei Konsumsi Bahan Pokok .................................................................................... 106
Survei Monitoring Valuta Asing .................................................................................. 108
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Pelintas Batas Warga Negara Asing (WNA) Pemegang Kitas .......................... 109
Survei Penyusunan Diagram Timbang IHPB Provinsi ................................................. 111
Survei Pertanian Hortikultura .................................................................................... 113
Survei Perusahaan Hortikultura ................................................................................. 115
Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan ................................................................. 117
Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam ........................................................................................................................... 119
Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman ..................................................................................................................... 121
Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi ........................................... 123
Survei Statistik Harga Produsen Perusahaan Pertanian ............................................ 125
Survei Statistik Keuangan Pemerintah Desa .............................................................. 126
Survei Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota ........................................... 127
Survei Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi ......................................................... 129
Survei Statistik Lembaga Keuangan ........................................................................... 131
Survei Struktur Ongkos Usaha Peternakan ................................................................ 133
Survei Struktur Ongkos Usaha Tani Tanaman Pangan ............................................... 135
Survei Tahunan Perusahaan Perkebunan .................................................................. 137
Survei Tendensi Bisnis ................................................................................................ 139
Survei Tendensi Konsumen ........................................................................................ 141
Survei Tingkat Penghunian Kamar Hotel (VHTS) ........................................................ 143
Survei Triwulanan Kegiatan Usaha Terintegrasi ........................................................ 145
KOMPILASI PRODUK ADMINISTRASI BIDANG SOSIAL .............................. 147
Analisis Isu Terkini ...................................................................................................... 149
Kompilasi Data Indikator Pembangunan Berkelanjutan ............................................ 151
Kompilasi Data Statistik Indeks Pembangunan Gender (Metode 2014) ................... 153
Kompilasi Data Statistik Indeks Pembangunan Manusia ........................................... 155
Kompilasi Data Statistik Indikator Kesejahteraan Rakyat .......................................... 157
Kompilasi Data Statistik Lingkungan Hidup ................................................................ 159
Kompilasi Data Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir ............................................. 161
Kompilasi Data Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di Indonesia ................................................................................................................ 163
Kompilasi Statistik Upah ............................................................................................. 165
https:
//www.b
ps.go.id
Penghitungan Penduduk dan Rumah Tangga untuk Penimbang Survei Kependudukan..................................................................................................................................... 166
Penyusunan Analisis Mobilitas Tenaga Kerja Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional . 167
Penyusunan Indeks Kesetaraan dan Pemberdayaan Gender ..................................... 169
Penyusunan Publikasi Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja ..................... 171
Penyusunan Statistik Pendapatan Hasil Sakernas ...................................................... 173
Penyusunan Statistik Politik dan Keamanan ............................................................... 175
Proyeksi Penduduk 2015-2035 Berdasarkan Hasil SUPAS 2015 ................................. 177
Publikasi Keadaan Pekerja di Indonesia ...................................................................... 179
Statistik Telekomunikasi Indonesia ............................................................................. 181
KOMPILASI PRODUK ADMINISTRASI BIDANG EKONOMI .......................... 183
Analisis SE2016-L: Analisis Potensi Wilayah Indonesia ............................................... 185
Kompilasi Data Indikator Ekonomi .............................................................................. 187
Kompilasi Data Laporan Perekonomian Indonesia ..................................................... 189
Kompilasi Data Statistik Ekspor................................................................................... 191
Kompilasi Data Statistik Impor .................................................................................... 194
Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian .............................................................. 196
Kompilasi Data Transportasi ....................................................................................... 198
Kompilasi Statistik Indonesia ...................................................................................... 200
Penyesuaian musiman (seasonal adjustment) pada data PDB triwulanan menurut lapangan usaha ........................................................................................................... 202
Penyusunan Data Statistik Neraca Energi ................................................................... 203
Penyusunan Komponen Ekspor Impor Luar Negeri pada PDB menurut Pengeluaran..................................................................................................................................... 204
Penyusunan Komponen PMTB dan Perubahan Inventori pada PDB menurut Pengeluaran ................................................................................................................ 206
Penyusunan Konsumsi Pemerintah Triwulanan/Tahunan Tahun Dasar 2010 ........... 208
Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2 ............................................................................................. 209
Penyusunan Neraca Pemerintahan Pusat Triwulanan ............................................... 211
Penyusunan Neraca Pemerintahan Umum ................................................................ 213
Penyusunan PDB Indonesia Tahunan ......................................................................... 215
Penyusunan PDB Triwulanan Menurut Lapangan Usaha (2010=100) ........................ 216
Penyusunan PDRB Kabupaten/Kota ........................................................................... 217
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan PDRB Provinsi Menurut Lapangan Usaha (2010=100) .......................... 219
Produk Domestik Bruto Indonesia Menurut Pengeluaran......................................... 221
Sensus Ekonomi 2016 Analisis Hasil Listing : Analisis Ketenagakerjaan Usaha Mikro Kecil ............................................................................................................................ 223
Survei Waktu Tunggu (Dwelling Time) di Pelabuhan ................................................. 225
INDIKATOR KEGIATAN STATISTIK DASAR BIDANG SOSIAL ..................... 227
Angka Melek Huruf (AMH) ......................................................................................... 229
Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (APM SD) ..................................................... 230
Angka Partisipasi Murni Sekolah Menengah Pertama (APM SMP) dan APM SMA ... 231
Distribusi Pendapatan - 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi ..................... 232
Distribusi Pendapatan - 40% penduduk dengan pendapatan menengah ................. 233
Distribusi Pendapatan - 40% penduduk dengan pendapatan terendah ................... 234
Indeks Demokrasi Indonesia ...................................................................................... 236
Indeks Dimensi Kepuasan Hidup ................................................................................ 239
Indeks Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia) .............................................................. 240
Indeks Dimensi Perasaan (Afeksi) .............................................................................. 241
Indeks Kebahagiaan/Kepuasan Hidup........................................................................ 242
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) ............................................................................ 243
Persentase Balita Usia Satu Tahun yang Diimunisasi Campak ................................... 244
Persentase Komuter ................................................................................................... 245
Persentase Pengeluaran Rumah Tangga untuk Bukan Makanan .............................. 246
Persentase Perempuan Pernah Kawin yang Menggunakan Cara Modern ................ 247
Persentase Perkembangan Distribusi Pengeluaran ................................................... 248
Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Kelompok Komoditi ........... 249
Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Tempat Tinggal .................. 250
Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita untuk Makanan ................................. 251
Persentase Rumah Tangga dengan Air Minum Layak ................................................ 252
Persentase Rumah Tangga Komuter .......................................................................... 253
Persentase Rumah Tangga Menurut Lantai Terluas .................................................. 254
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Telepon Rumah/HP/PC/Internet ............ 255
Rasio APM SD, Rasio APM SMP dan Rasio APM SMA ................................................ 256
Rata-rata konsumsi Kalori per kapita sehari - Dengan Makanan jadi ........................ 258
Rata-rata konsumsi Kalori per kapita sehari - Tanpa Makanan jadi .......................... 259
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata konsumsi Protein per kapita sehari - Dengan Makanan jadi ...................... 260
Rata-rata konsumsi Protein per kapita sehari - Tanpa Makanan jadi ........................ 261
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) ................................................................................. 262
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) .................................................................. 263
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ......................................................................... 264
Tingkat prevalensi kontrasepsi (CPR) .......................................................................... 265
INDIKATOR KEGIATAN STATISTIK DASAR BIDANG EKONOMI ................. 267
Angka Indeks Produksi Industri Manufaktur .............................................................. 269
Angka Produksi Tanaman Perkebunan ....................................................................... 271
Banyaknya dan Nilai Pengadaan dan Penggunaan Produksi Perusahaan HTI ............ 272
Banyaknya Pekerja Tetap Perusahaan HTI ................................................................. 273
Barang yang dimuat .................................................................................................... 274
Biaya Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum ................................... 275
Biaya Produksi ............................................................................................................. 276
Biaya Produksi perusahaan peternakan sapi perah ................................................... 277
Biaya Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil ....................................... 278
Biaya Produksi perusahaan peternakan ternak unggas ............................................. 279
Diagram timbang ........................................................................................................ 280
Durasi Iklan yang Disiarkan ......................................................................................... 281
Full Time Equivalent (FTE) ........................................................................................... 282
Gross Domestic Expenditure on R&D (GERD).............................................................. 283
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Hortikultura .................................. 284
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Perikanan ..................................... 285
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Peternakan ................................... 286
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Tanaman Pangan .......................... 287
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat ...... 288
Ijazah Tertinggi yang dimiliki ....................................................................................... 289
Indeks Balas Jasa dan Upah ........................................................................................ 290
Indeks Diffusion Sektor Konstruksi ............................................................................. 291
Indeks Harga Konsumen (IHK) .................................................................................... 292
Indeks Harga Mesin dan Peralatan (IHMP) ................................................................. 293
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) .................................................................... 294
Indeks Harga Produsen Industri Pengolahan .............................................................. 295
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga Produsen Jasa Akomodasi Hotel .......................................................... 296
Indeks Harga Produsen Jasa Angkutan Penumpang .................................................. 297
Indeks Harga Produsen Jasa Listrik dan Gas .............................................................. 298
Indeks Harga Produsen Jasa Pelayanan Makanan Minuman .................................... 299
Indeks Harga Produsen Jasa Pengelolaan Air ............................................................ 300
Indeks Harga Produsen Pertambangan Penggalian ................................................... 301
Indeks Harga Produsen Pertanian .............................................................................. 302
Indeks Harga Properti Perumahan (IHPP) .................................................................. 303
Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb) ....................................................................... 304
Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) ...................................................................... 305
Indeks Hari-Orang ...................................................................................................... 306
Indeks Indikator Kini (IIK) ........................................................................................... 307
Indeks Indikator Mendatang (IIM) ............................................................................. 308
Indeks Kedalaman Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) ...... 309
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) ............................................................................ 310
Indeks Konstruksi ....................................................................................................... 312
Indeks Masalah Bisnis ................................................................................................ 313
Indeks Pekerja Tetap .................................................................................................. 314
Indeks Produksi Industri Mikro Kecil .......................................................................... 315
Indeks Yang Dibayar (IB)............................................................................................. 316
Indeks Yang Diterima (IT) ........................................................................................... 317
Inflasi/Deflasi Harga Produsen ................................................................................... 318
Inflasi Harga Perdagangan Besar................................................................................ 319
IP-TIK .......................................................................................................................... 320
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Hortikultura ................................ 321
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Perikanan/Budidaya ................... 322
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Peternakan ................................. 323
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Tanaman Pangan ........................ 324
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat ..... 325
Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan ........................................................................... 326
Jumlah Pelabuhan Perikanan ..................................................................................... 327
Jumlah pemotongan ternak. ...................................................................................... 328
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan ............................................................ 329
Jumlah Perusahaan Hortikultura Berbadan Hukum ................................................... 330
Jumlah Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan ........................................... 331
Jumlah Perusahaan Penangkapan Ikan menurut Badan Hukum ................................ 332
Jumlah Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) ........................... 333
Jumlah Perusahaan Pengelola Hasil Hutan Alam (HPH) ............................................. 334
Jumlah Perusahaan Pengelola Hasil Hutan Tanaman (HPHT) .................................... 335
Jumlah perusahaan peternakan sapi perah ................................................................ 336
Jumlah Perusahaan peternakan ternak besar/kecil ................................................... 337
Jumlah perusahaan peternakan ternak unggas .......................................................... 338
Jumlah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ......................................................................... 339
Jumlah Usaha Non Rumah Tangga Hortikultura ......................................................... 340
Konsumsi Bahan Pokok Per Kapita ............................................................................. 341
Kurs Tengah................................................................................................................. 342
Luas Lahan yang Dikuasai Perusahaan HTI ................................................................. 343
Marjin Perdagangan dan Pengangkutan .................................................................... 344
Nilai Penggunaan Produksi Kayu Bulat ....................................................................... 345
Nilai Penjualan ............................................................................................................ 346
Nilai Produksi .............................................................................................................. 347
Nilai Produksi Ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) ............................................. 348
Nilai Produksi Kayu Bulat ............................................................................................ 349
Nilai Produksi Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan Hukum ............................. 350
Nilai Produksi Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum ...................... 351
Nilai Produksi perusahaan peternakan sapi perah ..................................................... 352
Nilai Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil ........................................ 353
Nilai Produksi perusahaan peternakan ternak unggas ............................................... 354
Nilai Produksi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) .............................................................. 355
Nilai Tukar Petani (NTP) .............................................................................................. 356
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTPH) ...................................................... 358
Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN) ........................................................... 359
Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan (NTPT) ....................................................... 361
Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) .............................................. 363
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) .......................... 365
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) .......................................................................... 367
Paket komoditas ......................................................................................................... 369
Pembelian barang dagangan yang terjual.................................................................. 370
Pengeluaran Perusahaan Budidaya Ikan .................................................................... 371
Pengeluaran Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ............................................................... 372
Penggunaan Lahan yang Dikuasai Perusahaan HTI .................................................... 373
Penumpang yang diangkut ......................................................................................... 374
Pertumbuhan Produksi IMK Quarter to Quarter ....................................................... 375
Pertumbuhan Produksi IMK Year on Year .................................................................. 376
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur ............................................................. 377
Pertumbuhan Produksi Jenis Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (BST) .. 378
Produksi Daging .......................................................................................................... 379
Produksi Hasil Hutan Non Kayu .................................................................................. 380
Produksi Kayu Bulat .................................................................................................... 381
Produksi Kayu Bulat Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan ...................... 382
Produksi Kayu Bulat Perusahaan Pengelola Hutan Alam ........................................... 383
Produksi Kayu Olahan ................................................................................................ 384
Produksi pemotongan ternak .................................................................................... 385
Produksi Perusahaan HTI ........................................................................................... 386
Produktivitas Sapi perah ............................................................................................ 387
Produktivitas Tanaman Biofarmaka ........................................................................... 388
Produktivitas Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (BST) .......................... 389
Produktivitas Tanaman Hias ....................................................................................... 390
Produktivitas Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim ................................... 391
Produktivitasvitas Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim (SBS), dan Tanaman Biofarmaka (TBF) ........................................................................................................ 392
Rasio Konstruksi ......................................................................................................... 393
Rasio Pendapatan Produk Lingkungan ....................................................................... 394
Rasio Pengeluaran Perlindungan Lingkungan ............................................................ 395
Rata-rata Broken per Jenis Beras ............................................................................... 396
Rata-Rata Harga Beras Penggilingan .......................................................................... 397
Rata-rata Lama Produksi ............................................................................................ 398
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata Produksi Tanaman Perkebunan .................................................................. 399
Rata-rata Sisa Hasil Usaha (SHU) ................................................................................ 400
Rata-rata Umur Peternak ............................................................................................ 401
Share/Andil Inflasi/Deflasi .......................................................................................... 402
Tingkat Kemandirian Kabupaten/Kota ....................................................................... 403
Tingkat Kemandirian Pemerintah Desa ...................................................................... 404
Tingkat Kemandirian Pemerintah Provinsi ................................................................. 405
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel ...................................................................... 406
Tiras/oplah .................................................................................................................. 407
Unit Value Indeks ........................................................................................................ 408
Upah/Gaji Pekerja Tetap ............................................................................................. 409
Usaha asuransi : indeks jumlah peserta, indeks premi yang diterima, indeks klaim yang dibayarkan .......................................................................................................... 410
Usaha dana pensiun : Indeks jumlah peserta, indeks iuran yang diterima, indeks manfaat ....................................................................................................................... 411
Usaha koperasi simpan pinjam : indeks jumlah anggota, indeks posisi kredit/pembiayaan yang disalurkan, indeks posisi simpanan yang diterima ............. 412
Usaha Pegadaian: Indeks Jumlah Nasabah, Indeks Posisi Kredit/Pembiayaan yang Disalurkan ................................................................................................................... 413
Usaha pembiayaan modal ventura : posisi kredit/pembiayaan yang disalurkan ....... 414
Usaha penunjang asuransi : indeks jumlah klaim yang dinilai perusahaan adjuster, jumlah perusahaan yang dilayani aktuaris ................................................................. 415
Volume Penggunaan Produksi Kayu Bulat .................................................................. 416
Volume Produksi Ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) ........................................ 417
Volume Produksi Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan Hukum ....................... 418
Volume Produksi Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum ................. 419
Volume Produksi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ......................................................... 420
INDIKATOR KEGIATAN KOMPILASI PRODUK ADMINISTRASI BIDANG SOSIAL ............................................................................................................ 421
Angka Harapan Hidup Laki-laki saat Lahir (AHH) ........................................................ 423
Angka Harapan Hidup perempuan saat Lahir (AHH) .................................................. 424
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) ...................................................................... 425
Angkatan Kerja ............................................................................................................ 426
Harapan Lama Sekolah (HLS) ...................................................................................... 427
https:
//www.b
ps.go.id
Harapan Lama Sekolah Laki-laki (HLS L) ..................................................................... 428
Harapan Lama Sekolah Perempuan (HLS P) ............................................................... 429
IKG (Indeks Ketimpangan Gender) ............................................................................. 430
Koefisien Gini/Gini Rasio ............................................................................................ 432
Migrasi Neto Risen ..................................................................................................... 433
Migrasi Neto Seumur Hidup ....................................................................................... 434
Penduduk perdesaan yang akses internet (5 tahun ke atas) ..................................... 435
Penduduk perkotaan yang akses internet (5 tahun ke atas) ..................................... 436
Pengeluaran per kapita .............................................................................................. 437
Pengeluaran per kapita Laki-laki ................................................................................ 438
Pengeluaran per kapita Perempuan .......................................................................... 439
Persentase laki-laki yang mengakses internet (5 tahun ke atas) ............................... 440
Persentase Pekerja Komuter ...................................................................................... 441
Persentase Pekerja Migran Risen ............................................................................... 442
Persentase Pekerja Sirkuler ........................................................................................ 443
Persentase Pekerja yang Pindah Pekerjaan ............................................................... 444
Persentase perempuan yang mengakses internet (5 tahun ke atas) ........................ 445
Rata-rata Lama Sekolah Laki-laki (RLS L) .................................................................... 446
Rata-rata Lama Sekolah (MYS) ................................................................................... 447
Rata-rata Lama Sekolah Perempuan (RLS P) .............................................................. 448
Rata-rata Pendapatan Bersih Sebulan Pekerja Bebas menurut Jenis Kelamin dan Beberapa Karakteristik yang Diamati ......................................................................... 449
Rata-rata Pendapatan Bersih Sebulan Pekerja Berusaha Sendiri Menurut Jenis Kelamin dan Beberapa Karakteristik yang Diamati .................................................... 450
Rata-rata upah buruh ................................................................................................. 451
INDIKATOR KEGIATAN KOMPILASI PRODUK ADMINISTRASI BIDANG EKONOMI ........................................................................................................ 453
Average Propensity to Consume & Average Propensity to Save ................................ 455
Derajat Keterbukaan .................................................................................................. 456
Distribusi Persentase PDB Tahunan ........................................................................... 457
Distribusi Persentase PDB Triwulanan ....................................................................... 458
Ekspor Energi .............................................................................................................. 459
Energi perkapita ......................................................................................................... 460
https:
//www.b
ps.go.id
Energi yang dikonsumsi .............................................................................................. 461
Impor Energi ................................................................................................................ 462
Incremental Capital Output Ratio (ICOR) .................................................................... 463
Indeks Berantai Produksi Subsektor Pertanian .......................................................... 464
Indeks Implisit PDRB ................................................................................................... 466
Indeks Produksi Subsektor Pertanian ......................................................................... 467
Index Unit Value Impor ............................................................................................... 469
Kebutuhan Energi ........................................................................................................ 470
Keseimbangan Total Penyediaan dan Total Permintaan ............................................ 471
Km-Penumpang ........................................................................................................... 472
Km-Ton ........................................................................................................................ 473
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) .............................................................................. 474
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi ................................................................. 475
Laju Pertumbuhan PDB Tahunan ................................................................................ 476
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan ............................................................................ 477
Neraca Arus Dana (NAD) Penggunaan dan Sumber ................................................... 478
Neraca Perdagangan ................................................................................................... 480
Neraca Perdagangan (Trade Balance) ......................................................................... 481
Nilai Tukar Perdagangan Luar Negeri ......................................................................... 482
PDB (Nominal) ............................................................................................................. 483
PDRB Per Kapita .......................................................................................................... 484
PDRB Per Kapita .......................................................................................................... 485
Pendapatan Nasional dan Pendapatan Disposabel Nasional ..................................... 486
Peran Perubahan Inventori ......................................................................................... 487
Peran PMTB................................................................................................................. 488
Perbandingan Ekspor Barang dan Jasa terhadap PMTB ............................................. 489
Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ........................................................................................................................ 490
Perbandingan PDB terhadap Impor Barang dan Jasa ................................................. 491
Perbandingan Pengeluaran PDB untuk Konsumsi Akhir Rumah Tangga terhadap Ekspor .......................................................................................................................... 492
Pertumbuhan Ekspor/Impor ....................................................................................... 493
Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah ........................................... 494
https:
//www.b
ps.go.id
Pertumbuhan PMTB ................................................................................................... 495
Produksi Energi ........................................................................................................... 496
Produktivitas Tanaman .............................................................................................. 497
Produktivitas Tenaga Kerja ........................................................................................ 499
Proporsi Konsumsi Akhir terhadap PDB ..................................................................... 500
Rasio Pendapatan Nasional (PN) terhadap PDB Dan pendapatan disposable terhadap PDB ............................................................................................................................. 501
Rasio Perdagangan International (RPI) ...................................................................... 502
Sumbangan Subsektor Pertanian ............................................................................... 503
Sumber Pertumbuhan Ekonomi ................................................................................. 504
Total Nilai Ekspor Migas Indonesia ............................................................................ 505
Total Nilai Ekspor Non Migas Indonesia ..................................................................... 506
Total Nilai Impor Migas Indonesia ............................................................................. 507
Total Nilai Impor Non Migas Indonesia ...................................................................... 508
Unit Value Indeks ....................................................................................................... 509
Volume Perdagangan ................................................................................................. 510
https:
//www.b
ps.go.id
Daftar Tabel
Tabel 1. Metadata Kegiatan Statistik Dasar Pengumpulan 2017 ............................. xxii
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
Penjelasan
Pendahuluan
Sistem Statistik Nasional (SSN) merupakan suatu tatanan yang terdiri atas
unsur-unsur yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas
dalam penyelenggaraan statistik. Hal ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 16
Tahun 1997 tentang Statistik maupun Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. Pembangunan SSN merupakan tanggung
jawab BPS sebagai pembina dan koordinator statistik nasional.
Salah satu bagian dalam tatanan ini adalah adanya pusat rujukan statistik
yang memberikan informasi terkait dengan kegiatan dan produk statistik.
Informasi tersebut dikembangkan dalam Sistem Informasi Rujukan Statistik
(SIRuSa) dengan bentuk info-metadatabase. Info-metadatabase tersebut
dikumpulkan melalui pengumpulan metadata statistik dasar, sektoral, dan khusus
baik di tingkat pusat maupun di provinsi dan kabupaten/kota.
Pada sisi lain, metadata kegiatan statistik ini disajikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban Badan Pusat Statistik (BPS) selaku pembina maupun
koordinator statistik nasional. Melalui penghimpunan metadata kegiatan statistik
dasar, sektoral, dan khusus ini, BPS dapat menyampaikan kepada masyarakat
kegiatan statistik yang ada di Indonesia baik di tingkat nasional, provinsi, maupun
kabupaten/kota.
Metadata yang dikumpulkan tersebut disimpan dalam situs web
sirusa.bps.go.id. Pada situs web ini tersedia informasi metadata kegiatan statistik
secara lengkap dan komprehensif, baik kegiatan statistik dasar, sektoral, maupun
khusus. Selain itu, juga tersedia metadata indikator yang dihasilkan dalam kegiatan
statistik dasar dan metadata variabel. Metadata tersebut dapat membantu para
pengguna data untuk lebih memahami perolehan data maupun indikator.
https:
//www.b
ps.go.id
Masyarakat atau pengguna dapat memanfaatkan SIRuSa ini, untuk keperluan
pemahaman data maupun memantau kualitas kegiatan statistik di Indonesia.
Walaupun demikian, sangat disadari bahwa kebutuhan informasi tersebut juga
memerlukan adanya ringkasan atau summary dari keseluruhan informasi yang
tersedia. Oleh karena itu, daftar ringkasan metadata kegiatan statistik perlu
dibangun, sehingga dapat memudahkan pengguna dalam menjadikan metadata
sebagai acuan untuk mencari kegiatan pengumpulan data yang pernah
dilaksanakan BPS, instansi pemerintah, dan instansi non pemerintah (swasta)
seperti perguruan tinggi/universitas dan lembaga lainnya.
Mengingat banyaknya metadata yang tersedia maka, daftar kegiatan statistik
tersebut dibagi menjadi dua yaitu Ringkasan Metadata Statistik Dasar dan
Ringkasan Metadata Statistik Sektoral dan Khusus. Ringkasan Metadata
Statistik Dasar memuat kegiatan statistik yang dilakukan oleh BPS, sedangkan
Ringkasan Metadata Statistik Sektoral dan Khusus memuat kegiatan statistik yang
dilakukan oleh institusi pemerintah (kementerian/lembaga maupun Organisasi
Perangkat Daerah/OPD) dan yang dilakukan oleh lembaga non-pemerintahan
seperti lembaga pendidikan maupun lembaga riset nasional maupun regional.
Dalam rangka melengkapi informasi kegiatan statistik, BPS melakukan
pengumpulan metadata dengan menggunakan daftar isian Q-Metadata. Hal ini
dilakukan dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota. Untuk pelaksanaan di tingkat
pusat dilakukan secara berkesinambungan dari tahun 2000, sedangkan di tingkat
BPS provinsi dilakukan mulai tahun 2005. Sementara itu, pengumpulan metadata
kegiatan statistik di tingkat kabupaten/kota dimulai tahun 2015/2016.
Pelaksanaan di tingkat kabupaten/kota pada tahun 2016 semakin
ditekankan mengingat bahwa terdapat tuntutan pembuktian terhadap pemenuhan
ketetapan Peraturan Pemerintah No 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Pada peraturan pemerintah tersebut, dituntut adanya rekomendasi kegiatan
statsitik sebagai salah satu kriteria teknis penyelenggaraan kegiatan statistik
sektoral pada pemerintahan daerah. Hal ini terdapat pada Lampiran T dari
https:
//www.b
ps.go.id
peraturan pemerintah tersebut. Pada dasarnya pemberian rekomendasi merupakan
bentuk bantuan teknis BPS kepada penyelenggara kegiatan statistik seperti
ketepatan metodologi, kecukupan sampel,penentuan metode analisis dan estimasi,
dan sebagainya. Bahkan berdasarkan surat Deputi Bidang Metodologi dan
Informasi Statistik tertanggal 18 April 2013, instansi/lembaga pemerintah yang
mengajukan rekomendasi kegiatan statistik dapat memperoleh peta
desa/kelurahan dan peta blok sensus (termasuk daftar nama dan kode wilayah).
Peta-peta tersebut dapat digunakan sebagai panduan petugas lapangan dan
sekaligus sebagai kerangka sampel. Bahkan, peta tersebut juga dapat dimanfaatkan
untuk diseminasi hasil kegiatan dengan level penyajian hingga tingkat desa.
Mengingat pentingnya, informasi kegiatan statistik maka perlu adanya
penyajian metadata secara ringkas. Pada buku ini, penyajian metadata kegiatan
statistik dasar dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok Sensus dan Survei
serta kelompok Kompilasi Data Administrasi dan Kompilasi Data Sekunder. Pada
buku ringkasan ini, kegiatan statistik dasar yang disajikan merupakan kegiatan
yang dikumpulkan pada tahun 2017. Jumlah kegiatan tersebut sebanyak 117
kegiatan statistik yang terdiri dari 76 kegiatan Sensus/Survei dan 41 kegiatan
berupa kompilasi produk administrasi dan kompilasi data sekunder. Lebih lanjut
dapat dilihat sebagaimana pada Tabel 1.
Tabel 1. Metadata Kegiatan Statistik Dasar Pengumpulan 2017
Kategori Bidang
Jumlah Sosial Ekonomi
Sensus/Survei 10 66 76
Kompilasi 18 23 41
Jumlah 28 89 117
Kegiatan statistik dasar merupakan kegiatan yang melekat pada tugas dan fungsi
BPS. Oleh sebab itu, penyajian metadata kegiatan dibedakan menurut unit kerja di
https:
//www.b
ps.go.id
BPS sampai dengan eselon III. Adapun dasar unit kerja tersebut adalah
berdasarkan struktur yang telah ditetapkan tahun 2009 serta perubahannya. Hal
yang perlu dipahami bahwa kualitas informasi metadata kegiatan ini sangat
ditentukan oleh pemahaman petugas penghubung (liaison officer) yang terdapat
pada unit kerja. Guna meminimalkan perbedaan persepsi, maka telah dilakukan
pertemuan koordinasi bersama sebanyak dua kali. Pertemuan tersebut dilakukan
untuk menyamakan pemahaman dan juga pengertian terkait dengan pengisian
metadata kegiatan statistik dasar dan indikatornya.
Tujuan
Penyusunan Buku Ringkasan Metadata pada dasarnya memiliki beberapa
tujuan baik untuk pengguna data, penyedia data, maupun lembaga. Tujuan tersebut
antara lain:
a. Bagi Penyedia Data
Menginformasikan kegiatan statistik yang dilaksanakan oleh BPS pada
kelompok statistik dasar maupun oleh kementerian/lembaga pada
kelompok statistik sektoral, serta intitusi non-kementerian/lembaga pada
kelompok statistik khusus. Hal ini juga didukung dengan adanya
keterbukaan informasi publik sebagai salah satu bentuk akuntabilitas
kegiatan.
Menjadi media untuk menghindari terjadinya duplikasi kegiatan statistik.
Melalui informasi yang tersedia, maka penyedia data dapat
mengoptimalkan untuk memanfaatkan hasil-hasil kegiatan statistik yang
telah ada dibandingkan dengan melakukan kegiatan statistik yang sama.
b. Bagi Pengguna Data:
Memberikan kemudahan bagi pengguna data dalam menentukan pilihan
sumber data yang akan digunakan sekaligus dapat dimanfaatkan untuk
mendapatkan informasi terkait kualitas pengumpulan dan pengolahan
data.
Menjadi sarana yang dapat membantu dalam menyusun dan
menyelenggarakan kegiatan statistik yang diperlukan, khususnya dalam
https:
//www.b
ps.go.id
melakukan dan mengembangkan penelitian. Informasi yang tersedia akan
membantu pengguna dalam melakukan perancangan kegiatan survei
maupun studi.
c. Bagi Lembaga Penyelenggara:
Menjadi media dokumentasi tercetak untuk menyediakan informasi bagi
pengembangan penyelenggaraan kegiatan statistik di Indonesia.
Menjadi bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan statistik termasuk hasil yang
diperoleh dan yang dapat dikembangkan dikemudian hari
Ruang Lingkup dan Batasan
Ruang lingkup publikasi terpilah menjadi dua yaitu ruang lingkup statistic
dasar dan ruang lingkup statistik sektoral/khusus. Ruang lingkup publikasi
ringkasan statistik dasar ini dibatasi pada konten dan tahun. Pembatasan tersebut
dilakukan mengingat banyaknya kegiatan statistik dari tahun ke tahun maupun
isian dari metadata kegiatan statistik. Pembatasan tahun dilakukan pada
pengumpulan tahun 2017, sedangkan pembatasan pada konten metadata kegiatan
statistik ditujukan pada empat kelompok informasi yaitu tujuan dan manfaat,
variabel/data, metodologi, dan keluaran. Walaupun demikian, dari empat
kelompok informasi tersebut terdapat 14 informasi yang disajikan yaitu:
Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Informasi ini menggambarkan tujuan utama dan manfaat yang dapat diperoleh
dari kegiatan statistik baik berupa sensus atau survei atau kompilasi.
Variabel Pengumpulan Data
Penekanan masih terbatas pada variabel utama yang dikumpulkan. Beberapa
variabel penting tertera dalam daftar isian atau kuesioner dari kegiatan
statistik.
Frekuensi Kegiatan
Informasi ini akan membantu pengguna data untuk mengetahui periode atau
selang waktu penyelenggaraan kegiatan statistik. Kegiatan statistik tersebut
dapat dilaksanakan tahunan (setiap tahun), triwulanan (setiap 3 (tiga) bulan)
https:
//www.b
ps.go.id
maupun dalam periode lainnya. Dengan mengetahui frekuensi kegiatan ini,
maka pengguna data dapat memperkirakan frekuensi data yang dapat
diperoleh.
Frekuensi Pengumpulan Data
Berbeda dengan Frekuensi kegiatan, frekuensi pengumpulan data merupakan
periode atau selang waktu pengumpulan data pada satu penyelenggaraan
kegiatan statistik. Ada kemungkinan satu kegiatan dilakukan setiap tahun
(tahunan) tetapi dalam pengumpulan datanya menggunakan bermacam
kuesioner dengan waktu pengumpulan yang berbeda, yaitu mingguan, bulanan
dan triwulanan.
Tahun Data.
Informasi ini akan membantu pengguna data dalam perolehan data. Informasi
ini merupakan deretan tahun-tahun dimana data tersebut tersedia. Sangat
dimungkinkan adanya kegiatan dengan frekuensi triwulanan tetapi
ketersediaan data adalah tahunan. Selain itu, tahun data ini merupakan tahun
ketersediaan data yang terakhir.
Cakupan Wilayah
Cakupan wilayah merupakan cakupan dari kegiatan statsitik. Cakupan wilayah
ini akan sama dengan wilayah yang dapat diestimasi oleh data hasil kegiatan
statistik tersebut. Jika mencakup hanya beberapa wilayah saja (misal beberapa
provinsi saja), maka isiannya adalah nama wilayah-wilayah yang dicakup
tersebut.
Cakupan Responden
Cakupan responden merupakan obyek sumber informasi yang dicacah dalam
kegiatan statistik. Jika responden merupakan sampel dari sebuah kelompok
obyek/populasi, maka cakupan responden adalah penjelasan kelompok
obyek/populasi tersebut, yang merupakan kerangka sampelnya. Contoh:
seluruh perusahaan industri pengolahan, dengan jumlah tenaga kerja 20 orang
atau lebih.
https:
//www.b
ps.go.id
Unit Observasi
Unit observasi merupakan unit penelitian atau obyek penelitian terkecil yang
informasinya dikumpulkan dalam kegiatan statistik. Unit observasi ini harus
disesuaikan dengan konteks yang tertuang dalam tujuan kegiatan statistik.
Unit Analisis
Unit Analisis merupakan unit penelitian atau obyek penelitian terkecil yang
digunakan untuk analisa. Misalnya susenas, unit analisisnya adalah rumah
tangga, meskipun unit observasinya sampai dengan anggota rumah tangga.
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data merupakan metode atau cara perolehan/
pengumpulan data dari responden. Umumnya pengumpulan data
menggunakan metode wawancara langsung dengan responden. Namun dalam
beberapa survei, pengumpulan data dilakukan dengan cara lain, misal
pengisian sendiri (swacacah) dan pengamatan/pengukuran langsung terhadap
obyek yang diteliti.
Jenis Kuesioner
Informasi ini dapat membantu pengguna data dalam mengetahui instrumen
yang digunakan dalam kegiatan statistik termasuk jenis kuesioner yang
digunakan dalam pengumpulan data.
Nama Indikator yang Dihasilkan
Informasi ini dapat membantu pengguna data dalam mengetahui indikator
yang dihasilkan dari kegiatan statistik.
Level Terendah Penyajian Data Dalam Publikasi
Level terendah data dalam publikasi merupakan tingkat atau level wilayah
administrasi yang terendah dalam penyajian data pada publikasi. Level
terendah ini identik dengan the power estimate dari kegiatan sensus atau survei
atau kompilasi. Power estimate merupakan kemampuan data untuk
mendapatkan tingkat estimasi terbaik dengan akurasi dan reliabilitas terhadap
fenomena.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang Dihasilkan
Informasi ini berisi judul publikasi BPS yang memuat hasil kegiatan statistik
tersebut baik berupa indikator ataupun laporan. Hal ini akan memudahkan
pengguna data untuk melakukan penelusuran hasil.
Sementara itu, pada konten metadata indikator penyajian meliputi bagian
umum, teknis, dan penyajian. Dari tiga bagian tersebut terdapat 7 (tujuh) informasi
metadata yang disajikan. Ketujuh informasi tersebut adalah:
Definisi
Informasi ini berisi konsep atau definisi dari indikator tersebut. Hal ini akan
memudahkan pengguna dalam memahami pengertian dari indikator tersebut.
Akan tetapi perlu diketahui bahwa konsep tersebut dapat berubah sesuai
dengan ketentuan dasar dalam penghitungan. Selain itu, definisi ini merupakan
definisi indikator statistik dasar yang dapat berbeda dengan indikator statistik
sektoral maupun khusus.
Manfaat
Informasi tentang manfaat indikator akan membantu pengguna dalam
memahami lebih lanjut indikator yang dihasilkan dari kegiatan statistik
tersebut. Pengguna juga dapat lebih mudah mendapatkan ketepatan
pemanfaatan indikator dengan mengetahui manfaat indikator tersebut.
Rumus Penghitungan
Rumusan penghitungan ini akan membantu pengguna data dalam memperoleh
indikator yang dihasilkan berdasarkan data yang diperolehnya.
Interpretasi
Interpretasi merupakan informasi yang memuat cara penafsiran dari indikator
yang diperoleh. Hal ini akan membantu para analis dalam melakukan
penafsiran terhadap indikator tersebut.
Level Estimasi
Perlu diketahui bahwa setiap indikator yang diperoleh dari kegiatan statistik
tidak selalu memiliki tingkat perkiraan yang sama terhadap populasi. Melalui
https:
//www.b
ps.go.id
level estimasi ini, pengguna dapat memperoleh informasi batasan estimasi yang
tepat dari indikator yang dibangun melalui data statistik dasar.
Publikasi Keberadaan Indikator
Publikasi keberadaan indikator dalam hal ini adalah publikasi BPS. Terkadang,
publikasi yang memuat indikator ini tidak selalu berasal dari penyelenggara
kegiatan statistik tetapi juga dapat diperoleh melalui publikasi yang diterbitkan
oleh unit kerja lain, bahkan juga intitusi lain. Akan tetapi, dalam ringkasan
metadata ini, publikasi keberadaan indikator diperoleh berdasarkan
identifikasi dari petugas penghubung pada masing-masing penyelenggara
kegiatan statistik.
Variabel Pembentuk Indikator
Informasi variabel pembentuk indikator ini akan membantu dalam melakukan
penghitungan. Melalui informasi ini dapat diperoleh sumber data dan nama
variabel yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data yang akan
digunakan dalam penghitungan indikator.
Kodifikasi
Kodifikasi dimaksudkan untuk memudahkan dalam pengelolaan dan
pengelompokan kegiatan maupun indikator statistik. Terdapat dua komponen
yaitu komponen kegiatan dan komponen hasil. Pada komponen kegiatan statistik
dasar, kegiatan statistik disusun dengan berdasarkan pada urutan kode yang
meliputi kode bidang kegiatan, direktorat/biro, dan subdirektorat/bagian, nomor
urut kegiatan. Adapun komponen hasil merupakan nomor urut dari hasil kegiatan
tersebut, yang dalam hal ini merupakan indikator. Dalam kodifikasi ini pengkodean
yang dilakukan untuk kegiatan hanya sampai digit keenam, sedangkan untuk
indikator sampai delapan digit.
https:
//www.b
ps.go.id
Dengan demikian, susunan kodifikasi secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
z.yy.x.ww.vv
dimana:
z = kode bidang kegiatan dan cara pengumpulan data, terdiri atas 1 (satu) digit.
1 = Sensus/Survei Bidang Statistik Sosial
2 = Sensus/Survei Bidang Statistik Ekonomi
3 = Kompilasi Data Sekunder Bidang Statistik Sosial
4 = Kompilasi Data Sekunder Bidang Statistik Ekonomi
yy = kode direktorat/biro penyelenggara kegiatan statistik, terdiri atas 2 (dua) digit.
x = kode subdirektorat/bagian penyelenggara kegiatan statistik, terdiri atas 1 (satu)
digit.
ww = nomor urut kegiatan statistik pada satu subdirektorat/ bagian, terdiri atas 2
(dua) digit.
vv = nomor urut indikator pada satu kegiatan, terdiri atas 2 (dua) digit.
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
STATISTIK DASAR BIDANG SOSIAL
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
Pilot Pendataan Potensi Desa (Podes)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Ketahanan Wilayah
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menghasilkan instrumen untuk pendataan Podes 2018 yang mudah dipahami dan operasional, dengan demikian setiap pertanyaan disamping mudah dipahami oleh petugas dan responden, juga memiliki kejelasan dan ketepatan definisi operasional di lapangan. Dengan demikian jawaban bagi pertanyaan tersebut dapat diperoleh sesuai yang diharapkan
2. Melakukan identifikasi dan mencari alternative penyelesaian bagi berbagai kemungkinan terjadinya permasalahan pendataan lapangan
3. Menggali informasi bagi penyempurnaan mekanisme pengolahan data sehingga proses pengolahan data dapat berlangsung secara efektif, transparan, dan kredibel
4. Menggali informasi lain bagi pengembangan instrumen pendataan podes yang lebih berdaya guna dan sesuai dengan perkembangan zaman
5. Mengujicobakan beberapa pertanyaan terkait kebutuhan kementerian/lembaga yang sebelumnya belum terakomodir.
DATA
Variabel pengumpulan data Pengenalan tempat; Jenis komoditi/sub sektor jika sumber penghasilan adalah sektor pertanian; Permukiman Di Bantaran Sungai; Permukiman kumuh; Wilayah desa berbatasan langsung dengan laut; Sungai, Saluran Irigasi, Dan Danau/Waduk/Situ/Embung/Bendungan; Situs/website/blog desa/kelurahan; Peta desa/kelurahan, kewenangan desa/kelurahan, tahun penetapan desa, dan keterkaitan dengan program transmigrasi; Letak wilayah desa/kelurahan; Lokasi wilayah desa/kelurahan terhadap hutan; Sumber Penghasilan/Produksi Penduduk; Status Pemerintahan Desa; Topografi Wilayah; Pencemaran Lingkungan; Kegiatan Pelestarian Lingkungan; Bencana Alam; Industri mikro dan kecil menurut bahan baku utama; Kejadian Perkelahian Massal; Tindak Kejahatan; Lembaga pendidikan; Sarana Kesehatan; Fasilitas dan Kelompok Kegiatan Olahraga; Prasarana Dan Saran
https:
//www.b
ps.go.id
Transportasi Antar Desa/Kelurahan; Pengeluaran Desa; Kantor kepala desa/lurah; Sumber Pendapatan Desa; Program/Kegiatan Pembangunan; Program/Kegiatan Pemberdayaan; Keterangan Aparatur Pemerintahan Desa; Keberadaan Penduduk yang Tidak Memiliki E-KTP; Keberadaan Penduduk yang Tidak Tercatat di KK; Permukiman Liar; Suku Terasing; Permukiman Khusus
Frekuensi Kegiatan Tiga kali dalam sepuluh tahun
Frekuensi pengumpulan data
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Semua Kepala Desa/Lurah; Kepala Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT); Kepala Satuan Permukiman Transmigrasi (SPT); aparatur kecamatan (camat atau narasumber lain yang relevan); aparatur kabupaten; narasumber di beberapa kantor-kantor dinas yang relevan di seluruh kabupaten/kota (yaitu Dinas Pertambangan, Dinas Perindustrian, Dinas Perhubungan, dan Dinas Pertanian)
Unit Observasi Desa/kelurahan dan wilayah dengan sebutan lain yang setingkat
desa/kelurahan
Unit Analisis Desa/Kelurahan
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner PODES2018U-DESA
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Laporan Kegiatan Pilot Podes 2018 Hanya Wilayah Tertentu 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Ketenagakerjaan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Secara umum, tujuan pengumpulan data melalui Sakernas Tahunan 2017 adalah menyediakan data pokok ketenagakerjaan yang berkesinambungan. Secara khusus, untuk memperoleh informasi data jumlah penduduk yang bekerja, pengangguran dan penduduk yang pernah berhenti/pindah bekerja serta perkembangannya di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional. Sakernas Tahunan dilaksanakan pada bulan Agustus, bersamaan dengan pelaksanaan Sakernas semester II. Sampel Sakernas Tahunan sebanyak 20.000 blok sensus untuk menghasilkan estimasi hingga level kabupaten/kota.
DATA
Variabel pengumpulan data Mencari pekerjaan; Jumlah jam kerja dari seluruh pekerjaan; Lapangan pekerjaan; Status pekerjaan; Jenis pekerjaan; Umur; Pendidikan; Jenis kelamin; Mempersiapkan usaha; Jumlah pekerja sirkuler
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Mingguan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Rumah tangga
Unit Observasi Kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga
Unit Analisis Penduduk
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SAK17.P; SAK17.DSRT; SAK17.AK
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK); Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT); Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Agustus 2017
Provinsi 2014-2017
Indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia Agustus 2017
Provinsi 2016-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Semesteran
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Ketenagakerjaan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Secara umum, tujuan pengumpulan data melalui Sakernas Semesteran 2017 adalah menyediakan data pokok ketenagakerjaan yang berkesinambungan. Secara khusus, untuk memperoleh informasi data jumlah penduduk yang bekerja, pengangguran dan penduduk yang pernah berhenti/pindah bekerja serta perkembangannya di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional. Sakernas semester I (Februari) sebanyak 5.000 blok sensus menghasilkan estimasi level provinsi, sedangkan Sakernas semester II (Agustus) sebanyak 20.000 blok sensus menghasilkan estimasi level kabupaten/kota.
DATA
Variabel pengumpulan data Umur; Pendidikan; Lapangan pekerjaan; Status pekerjaan; Jumlah pekerja sirkuler; Jenis pekerjaan; Jenis kelamin; Mencari pekerjaan; Mempersiapkan usaha; Jumlah Jam Kerja dari Seluruh Pekerjaan Seminggu Terakhir
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Semesteran
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Rumah tangga
Unit Observasi Kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga
Unit Analisis Penduduk
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SAK17.DSRT; SAK17.AK; SAK17.P
KELUARAN
https:
//www.b
ps.go.id
Nama indikator yang dihasilkan
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK); Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT); Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia Februari 2017
Provinsi 2016-2017
Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Februari 2017
Provinsi 2014-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Politik dan Keamanan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Membangun basis data empirik yang akan digunakan dalam perencanaan pembangunan di bisang politik
2. Untuk memberikan gambaran sejauh mana demokrasi telah diterapkan di provinsi
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam penerapan demokrasi.
DATA
Variabel pengumpulan data Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebesan berkumpul dan berserikat; Kejadian di mana hak memilih atau dipilih masyarakat terhambat; Kejadian yang menunjukkan ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga kelompok penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak pilih; Tindakan atau pernyataan perjabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya; Tindakan atau pernyataan perjabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnyaAncaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya; Tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat menjalankan agamanya; Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari suatu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran agama; Rekomendasi DPRD kepada eksekutif; Kegiatan kaderisasi yang dilakukan parpol peserta pemilu; Kualitas daftar pemilih tetap (DPT); Persentase penduduk yang menggunakan hak pilih dibandingkan dengan yang memiliki hak untuk memilih dalam pemilu (voters turnout); Persentase anggota perempuan di DPRD provinsi; Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan; Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan; Kejadian yang menunjukkan keberpihakan KPUD dalam penyelenggaran pemilu; Kejadian atau pelaporan tentang kecurangan dalam penghitungan suara; Persentase alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan terhadap total APBD;
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase jumlah perda yang berasal dari hak inisiatif DPRD terhadap jumlah total perda yang dihasilkan; Persentase perempuan dalam kepengurusan parpol tingkat provinsi; Aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat dalam menjalankan agamanya; Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya; Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat; Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat; Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berpendat; Jumlah kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah; Keputusan hakin yang kontroversial; Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atasu polisi
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan; Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Berbagi pemangku kepentingan yang terkait proses demokratisasi. Untuk FGD, pesertanya merupakan representasi dari unsur pemerintah, kelompok profesi, kalangan pers, LSM, unsur pemuda dan mahasiswa, akademisi, tokoh politik, tokoh adat, tokoh agama, unsur kelompok marginal, serta unsur wanita. Untuk Wanwancara Mendalam, narasumbernya adalah orang yang terpilih yang dianggap memiliki pengetahuan, pengalaman yang luas, dan mempunyai sumber data terkait indicator IDI. Narasumber dapat diambil dari ekspert yang belum tergali secara maksimal dalam FGD, undangan FGD yang tidak hadir, atau figure lain yang dirasa penting untuk diakomodir.
Unit Observasi Provinsi
Unit Analisis Provinsi
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Review Koran, Review Dokumen, Focus Group Discussion, Wawancara Mendalam
Jenis Kuesioner -
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Demokrasi Indonesia.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Indeks Demokrasi Indonesia 2010: Kebebasan yang Bertanggung Jawab dan Substansial Sebuah Tantangan
Provinsi 2010-2010
Indeks Demokrasi Indonesia 2012: Diskrepansi Antara Tuntutan dan Perilaku Demokrasi
Provinsi 2012-2012
Indeks Demokrasi Indonesia 2013 Tantangan Konsolidasi Demokrasi: Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Adab Berdemokrasi
Provinsi 2013-2013
Demokrasi Indonesia: Ledakan Tuntutan Publik vs Inersia Politik
Provinsi 2011-2011
Indeks Demokrasi Indonesia 2014: Ketimpangan antara Institusi & Kultur demokrasi
Provinsi 2014-2014
Indeks Demokrasi Indonesia 2016: Tantangan Peningkatan Kualitas Partisipasi dan Representasi
Provinsi 2016-2016
Indeks Demokrasi Indonesia 2015: Urgensi Penguatan Kultur Demokrasi
Provinsi 2015-2015
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Komuter di Bandung Raya dan Gerbangkertosusila
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mengetahui jumlah dan pola komuter di Bandung Raya dan Gerbangkertosusila
2. Mengumpulkan informasi mengenai karakteristik komuter di Bandung Raya dan Gerbangkertosusila
3. Mengumpulkan informasi mengenai karakteristik rumah tangga komuter di Bandung Raya dan Gerbangkertosusila
4. Mengetahui berbagai permasalahan terkait aktivitas komuter seperti transportasi, keluhan kesehatan, dan lain-lain.
DATA
Variabel pengumpulan data Status Komuter; Kegiatan Utama Komuter; Lokasi Kegiatan
Komuter
Frekuensi Kegiatan Dua tahun sekali pada lokasi yang berbeda
Frekuensi pengumpulan data
Dua tahun sekali pada lokasi yang berbeda
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Anggota rumah tangga
Unit Observasi Rumah tangga
Unit Analisis Rumah tangga dan ART komuter
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner KOMUTER17-P; KOMUTER17-DSRT Bandung; KOMUTER17-C; KOMUTER17-DSRT; KOMUTER17-C Bandung; KOMUTER17-P Bandung
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Persentase Komuter; Persentase Rumah Tangga Komuter.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Komuter Bandung Raya 2017 Kabupaten/Kota 2017-2017
Statistik Komuter Gerbangkertosusila 2017
Kabupaten/Kota 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Ketahanan Wilayah
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menghasilkan data dan informasi terkait kebahagiaan yang dapat disajikan untuk merepresentasikan kondisi kebahagiaan penduduk di tingkat nasional dan provinsi
2. Menghasilkan indikator komposit dan indikator tunggal yang merepresentasikan tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia secara nasional dan provinsi, yaitu: Indeks Kebahagiaan, Indeks Dimensi Kepuasan Hidup yang di dalamnya terdapat 2 Indeks Sub Dimensi dan 10 Indeks Indikator, Indeks Dimensi Perasaan yang di dalamnya terdapat 3 Indeks Indikator, dan Indeks Dimensi Makna Hidup yang di dalamnya terdapat 6 Indeks Indikator
3. Menghasilkan data keterangan umum anggota rumah tangga, keterangan individu responden terpilih meliputi: pendidikan, pekerjaan dan pendapatan, kesehatan, keharmonisan keluarga, waktu luang, kehidupan sosial, lingkungan dan keamanan, rumah dan fasilitas rumah, perasaan (afeksi), makna hidup (eudaimonia).
DATA
Variabel pengumpulan data Kepuasan Terhadap Pendidikan dan Keterampilan; Kepuasan terhadap Pendapatan Rumah Tangga; Kepuasan Terhadap Kesehatan; Kepuasan terhadap Keharmonisan Keluarga; Kepuasan terhadap Ketersediaan waktu luang; Kepuasan Terhadap Hubungan Sosial Di Lingkungan; Kepuasan Terhadap Keadaan Lingkungan; Kepuasan terhadap Kondisi Keamanan; Kepuasan Terhadap Rumah Dan Fasilitas Rumah; Perasaan Senang/Riang/Gembira; Perasaan Tidak Khawatir/Cemas; Perasaan Tidak Tertekan; Kemandirian (Autonomy); Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery); Pengembangan Diri (Personal Growth); Hubungan Positif Dengan Orang Lain (Positive Relation with Others); Tujuan Hidup (Purpose in Life); Penerimaan Diri (Self Acceptance); Kepuasan Terhadap Pekerjaan/Usaha/Kegiatan Utama
Frekuensi Kegiatan Tiga Tahunan
https:
//www.b
ps.go.id
Frekuensi pengumpulan data
Tiga Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Kepala rumah tangga atau pasangannya
Unit Observasi Rumah tangga biasa
Unit Analisis Individu
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SPTK2017.RT
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Kebahagiaan/Kepuasan Hidup; Indeks Dimensi Kepuasan Hidup; Indeks Dimensi Perasaan (Afeksi); Indeks Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia).
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indeks Kebahagiaan 2017 Provinsi 2017-2017
Statistik Modal Sosial 2017 Provinsi 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Perdagangan Lintas Batas Indonesia
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Impor
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mendapatkan nilai dan kuantitas perdagangan yang tidak tercatat dalam dokumen PEB/PIB
2. Memperoleh jenis dan peranan komoditas yang diperdagangkan
3. Meningkatkan kualitas data statistik ekspor dan impor.
DATA
Variabel pengumpulan data Identitas importir/eksportir; Jenis Identitas; Komoditas (HS 2
Digit); Volume ekspor/impor; Nilai ekspor/impor
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pelaku usaha perdagangan ekspor/impor non-dokumen
PEB/PIB di wilayah perbatasan
Unit Observasi Pelaku usaha perdagangan ekspor/impor non-dokumen
PEB/PIB di wilayah perbatasan
Unit Analisis Komoditas dan wilayah
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VIDP2017-R; VIDP2017-K2; VIDP2017-K1
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Laporan Hasil Survei Impor Daerah Perbatasan Tahun 2017
Kabupaten/Kota 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Perilaku Anti Korupsi
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Politik dan Keamanan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mengukur penilaian, pengetahuan, perilaku, dan pengalaman individu terkait perilaku anti korupsi individu di Indonesia.
Mengukur sejauh mana budaya zero tolerance terhadap perilaku korupsi terinternalisasi dalam setiap individu khususnya terkait engan strategi kelima Stranas PPK yakni pendidikan dan budaya anti korupsi
DATA
Variabel pengumpulan data Persepsi terhadap kebiasaaan di masyarakat; Pengalaman
berhubungan dengan layanan publik
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Kepala Ruamah Tangga/Pasangannya (dipilih dengan
menggunakan table kish)
Unit Observasi Rumah tangga
Unit Analisis Nasional
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SPAK12.K; SPAK13.K; SPAK14.K; SPAK15.K; SPAK17.K
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK).
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Secara umum tujuan pengumpulan data melalui Susenas Semesteran adalah tersedianya data tentang kesejahteraan rumah tangga mencakup antara lain pendidikan, kesehatan dan kemampuan daya beli. Sedangkan secara khusus tujuannya adalah:
1. Tersedianya data pokok tentang kesejahteraan masyarakat yang sangat dibutuhkan untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi keberhasilan pembangunan
2. Tersedianya data rinci tentang kesejahteraan anggota rumah tangga seperti pendidikan, kesehatan, fertilitas/KB, dan data kependudukan menurut golongan umur, jenis kelamin, dan status perkawinan.
DATA
Variabel pengumpulan data Frekuensi berobat; Akses internet; Kegiatan utama; Jam kerja; Lapangan usaha; Status pekerjaan; Penggunaan alat kontrasepsi; Berobat jalan; Mengobati sendiri; Pelayanan kesehatan gratis; Beras murah atau beras miskin (raskin); Kredit usaha; Korban tindak kejahatan; Kegiatan bepergian; Rawat Inap; Imunisasi; Partisipasi sekolah; Jenjang pendidikan; Pemilikan ijazah; Kemampuan baca tulis; Kepemilikan aset; Keluhan kesehatan ; Asuransi Kesehatan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Semesteran
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Rumah tangga
Unit Observasi Rumah tangga biasa, tidak termasuk rumah tangga khusus.
https:
//www.b
ps.go.id
Pelaksanaan Susenas Maret 2017 mencakup 300.000 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh provinsi dan 514 Kab/Kota di Indonesia, di mana untuk Susenas September 2017 sebanyak 75 ribu rumah tangga.
Unit Analisis Nasional dan Provinsi
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VSEN17.K; VSEN17.DSRT; VSEN17.P; VSEN17.MHU; VSEN17.KP
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Rata-rata konsumsi Kalori per kapita sehari - Dengan Makanan jadi; Rata-rata konsumsi Kalori per kapita sehari - Tanpa Makanan jadi; Persentase Rumah Tangga dengan Air Minum Layak; Persentase Perempuan Pernah Kawin yang Menggunakan Cara Modern; Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Telepon Rumah/HP/PC/Internet; Tingkat prevalensi kontrasepsi (CPR); Distribusi Pendapatan - 40% penduduk dengan pendapatan menengah; Distribusi Pendapatan - 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi; Distribusi Pendapatan - 40% penduduk dengan pendapatan terendah; Angka Partisipasi Murni Sekolah Menengah Pertama (APM SMP) dan APM SMA; Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (APM SD); Angka Melek Huruf (AMH); Rata-rata konsumsi Protein per kapita sehari - Dengan Makanan jadi; Persentase Balita Usia Satu Tahun yang Diimunisasi Campak; Rasio APM SD, Rasio APM SMP dan Rasio APM SMA; Persentase Rumah Tangga Menurut Lantai Terluas; Persentase Pengeluaran Rumah Tangga untuk Bukan Makanan; Persentase Perkembangan Distribusi Pengeluaran; Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita untuk Makanan; Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Kelompok Komoditi; Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Tempat Tinggal; Rata-rata konsumsi Protein per kapita sehari - Tanpa Makanan jadi.
https:
//www.b
ps.go.id
Uji Coba SUSENAS Modul Ketahanan Sosial
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Lingkungan Hidup
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menyediakan data statistik bidang ketahanan sosial, seperti kepedulian terhadap lingkungan hidup, tingkat keamanan, dan partisipasi politik
DATA
Variabel pengumpulan data Jaminan Kesehatan; Sarana Angkutan; Keterangan Perlindungan Sosial; Penghematan Energi; Pengelolaan Sampah; Penghematan Air; Pengurangan Polusi Udara; Pengetahuan Perilaku Peduli Lingkungan Hidup; Bencana Alam dan Mitigasi; Rasa Aman; Bantuan Hukum
Frekuensi Kegiatan Tiga Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
tiga tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Responden adalah kepala rumah tangga atau pasangannya
Unit Observasi Rumah tangga
Unit Analisis Rumah tangga
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VSEN17.HANSOS
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Williamson.
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
STATISTIK DASAR BIDANG EKONOMI
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
Deklarasi Kualitas Survei Tahunan Perusahaan Industri Manufaktur 2015
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Konsistensi Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mengetahui capaian kualitas dari output statistik yang diukur 2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari output statistik
tersebut, baik menurut dimensi kualitas maupun tahapan GSBPM
3. Mendeklarasikan kualitas statistik kepada pengguna.
DATA
Variabel pengumpulan data Dimensi Aksesibilitas; Dimensi Relevansi; Dimensi Interpretabilitas; Dimensi Koherensi dan keterbandingan; Dimensi Akurasi; Dimensi Aktualitas dan tepat waktu
Frekuensi Kegiatan satu kali
Frekuensi pengumpulan data
satu kali
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pelaksana Kegiatan Survei Tahunan Perusahaan Industri
Manufaktur (STPIM) tahun 2015 di BPS Pusat
Unit Observasi Kegiatan Survei Tahunan Perusahaan Industri Manufaktur
(STPIM) tahun 2015
Unit Analisis Hasil Pengukuran Kualitas STPIM tahun 2015
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner Instrumen Pengukuran Kualitas
KELUARAN
https:
//www.b
ps.go.id
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Deklarasi Kualitas Survei Tahunan Perusahaan Industri Manufaktur 2015
Nasional 2015-2015
https:
//www.b
ps.go.id
Deklarasi Kualitas Susenas Maret 2016
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Konsistensi Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mengetahui capaian kualitas dari output statistik yang diukur 2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari output statistik
tersebut, baik menurut dimensi kualitas maupun tahapan GSBPM
3. Mendeklarasikan kualitas statistik kepada pengguna.
DATA
Variabel pengumpulan data Dimensi Relevansi; Dimensi Akurasi; Dimensi Aktualitas dan tepat waktu; Dimensi Aksesibilitas; Dimensi Interpretabilitas; Dimensi Koherensi dan keterbandingan
Frekuensi Kegiatan satu kali
Frekuensi pengumpulan data
satu kali
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pelaksana Kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Unit Observasi Kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Unit Analisis Hasil Pengukuran Kualitas Susenas Tahun 2016
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner Instrumen Pengukuran Kualitas
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
https:
//www.b
ps.go.id
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Deklarasi Kualitas Susenas Maret 2016
Nasional 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Direktori Perusahaan Kehutanan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan daftar perusahaan kehutanan yang masih aktif/masih berproduksi pada tahun berjalan. Daftar tersebut akan digunakan sebagai responden pada Survei Perusahaan Kehutanan tahun berikutnya (HPH, HPHT/Perum, dan TSL).
DATA
Variabel pengumpulan data Kondisi/Status Perusahaan Kehutanan; Jumlah Perusahaan;
Alamat Perusahaan Kehutanan; Luas Areal
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Kementerian Kehutanan; Dinas Kehutanan Provinsi/Kabupaten/
Kota; Asosiasi Pengusahaan Hutan Indonesia
Unit Observasi Kementerian, dinas, dan organisasi terkait
Unit Analisis Perusahaan
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Pencocokan direktori perusahaan kehutanan BPS tahun sebelumnya dengan direktori perusahaan Kementerian Kehutanan/Dinas Kehutanan provinsi/kabupaten/ kota dan dilanjutkan dengan pengecekan lapangan
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Jumlah Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL); Jumlah Perusahaan Pengelola Hasil Hutan Alam (HPH); Jumlah Perusahaan Pengelola Hasil Hutan Tanaman (HPHT).
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Direktori Perusahaan Kehutanan Tahun 2017
Provinsi 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Direktori Perusahaan Pertanian Peternakan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Memperbarui direktori yang lengkap, akurat, dan terpercaya sesuai dengan keadaan terakhir
2. Menghasilkan direktori untuk pencacahan perusahaan pada tahun berjalan.
DATA
Variabel pengumpulan data Nama Perusahaan ; Alamat Perusahaan ; Kegiatan utama; Bentuk
badan hukum
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan peternakan berbadan hukum (PT, CV, Firma, Koperasi, Yayasan) yang melakukan kegiatan usaha pembibitan dan budidaya ternak. Komoditas yang dicakup meliputi: ternak besar/kecil (kerbau, kuda, sapi potong, babi, domba, dan kambing), sapi perah, dan unggas (ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik, itik manila, dll).
Unit Observasi Direktori Perusahaan Peternakan yang berbadan hukum
Unit Analisis Direktori Perusahaan Peternakan
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Kompilasi terhadap
database dan masukkan dari stakeholder terkait
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
https:
//www.b
ps.go.id
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Direktori Perusahaan Pertanian Peternakan 2017
Provinsi 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Direktori Perusahaan Pertanian Rumah Potong Hewan (RPH) dan Tempat Pemotongan Hewan (TPH)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Memperbarui direktori yang lengkap, akurat, dan terpercaya sesuai dengan keadaan terakhir
2. Menghasilkan direktori untuk pencacahan RPH/TPH pada tahun berjalan.
DATA
Variabel pengumpulan data Nama Perusahaan ; Alamat Perusahaan; Kegiatan utama; Bentuk
badan hukum
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi Semua unit RPH/TPH
Unit Analisis Direktori RPH/TPH
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Kompilasi terhadap
database dan masukkan dari stakeholder terkait
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Direktori Perusahaan Pertanian Rumah Potong Hewan (RPH) dan Tempat Pemotongan Hewan (TPH) 2017
Provinsi 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Implementasi SEEA dalam Sisnerling Indonesia
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Neraca Barang
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan Mengadopsi SEEA-CF 2012 agar Sisnerling Indonesia memiliki nilai keterbandingan dengan negara lain dari segi cakupan, konsep, dan definisi variabel.
DATA
Variabel pengumpulan data Produksi barang dan jasa lingkungan; Pengeluaran untuk
perlindungan lingkungan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Orang yang memiliki pengetahuan mengenai laporan keuangan
perusahaan/badan usaha
Unit Observasi Perusahaan/badan usaha
Unit Analisis Perusahaan/badan usaha
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner V-EPEA-EGSS-17
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Rasio Pendapatan Produk Lingkungan; Rasio Pengeluaran Perlindungan Lingkungan.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Sistem Terintegrasi Neraca Ekonomi Lingkungan (SISNERLING) 2016
Nasional 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Besar dan Ternak Kecil (LTT)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan data struktur ongkos, produksi, populasi dan nilai tambah usaha perusahaan peternakan ternak besar-kecil di Indonesia.
DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah pekerja; Status perusahaan; Upah pekerja; Mutasi ternak; Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya; Pendapatan dan penerimaan lain usaha peternakan; Populasi ternak
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Pemilik perusahaan ternak besar-kecil berbadan hukum
Unit Observasi Perusahaan ternak besar-kecil berbadan hukum
Unit Analisis Perusahaan ternak besar-kecil berbadan hukum
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner
sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner DAFTAR-LTT
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Jumlah Perusahaan peternakan ternak besar/kecil; Biaya Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil; Nilai Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Perusahaan Peternakan Ternak Besar dan Ternak Kecil 2016
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Sapi Perah
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan data struktur ongkos, produksi, populasi dan nilai tambah usaha perusahaan sapi perah.
DATA
Variabel pengumpulan data Upah pekerja; Status perusahaan; Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya; Populasi sapi perah; Mutasi ternak; Produksi dan pendapatan lain perusahaan; Produktivitas sapi perah betina; Jumlah pekerja
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Pemilik perusahaan sapi perah berbadan hukum
Unit Observasi Perusahaan sapi perah berbadan hukum
Unit Analisis Perusahaan sapi perah yang berbadan hukum
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner
sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner DAFTAR-LTS
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Rata-rata Lama Produksi; Produktivitas Sapi perah; Biaya Produksi perusahaan peternakan sapi perah; Nilai Produksi perusahaan peternakan sapi perah; Jumlah perusahaan peternakan sapi perah.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2016
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Unggas (LTU)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan data struktur ongkos, produksi, populasi dan nilai tambah usaha perusahaan perunggasan.
DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah pekerja; Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya; Upah pekerja; Penjualan unggas; Produksi utama perusahaan; Pendapatan dan penerimaan lain; Populasi ternak; Status perusahaan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Pemilik perusahaan unggas berbadan hukum
Unit Observasi Perusahaan unggas berbadan hukum
Unit Analisis Perusahaan ternak unggas yang berbadan hukum
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner
sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner DAFTAR-LTU
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Nilai Produksi perusahaan peternakan ternak unggas; Jumlah perusahaan peternakan ternak unggas; Biaya Produksi perusahaan peternakan ternak unggas.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Perusahaan Peternakan Ternak Unggas 2016
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak (RPH dan TPH)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan data produksi dan jumlah ternak yang dipotong di RPH/TPH.
DATA
Variabel pengumpulan data Rata-rata harga ternak hidup dan harga produksi hasil pemotongan; Produksi kulit basah; Jumlah ternak yang dipotong per triwulan; Kepemilikan ternak; Ternak yang dipotong di luar RPH/TPH; Produksi karkas; Produksi jeroan; Jumlah pemotongan sapi betina dan kerbau betina menurut alasan pemotongan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Pemilik rumah potong hewan dan tempat pemotongan hewan dan
pegawai dinas
Unit Observasi RPH/TPH dan dinas yang menangani fungsi peternakan pada
kab/kota yang tidak ada RPH/TPH
Unit Analisis Rumah potong hewan dan tempat pemotongan hewan
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner
sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Jumlah pemotongan ternak.; Produksi pemotongan ternak; Produksi Daging.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Pemotongan Ternak 2017 Provinsi 2016-
https:
//www.b
ps.go.id
Laporan Triwulanan Perusahaan Perkebunan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Untuk mengumpulkan data perusahaan perkebunan komoditi kakao, karet, kelapa sawit, kopi, tebu, teh, tembakau.
DATA
Variabel pengumpulan data Produksi Laporan Triwulanan Tembakau; Produksi Laporan Triwulanan Gula; Produksi Laporan Triwulanan Teh; Produksi Laporan Triwulanan Karet; Produksi Laporan Triwulanan Sawit; Produksi Laporan Triwulanan Kopi; Produksi Laporan Triwulanan Kakao
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan Perkebunan
Unit Observasi Perusahaan Perkebunan
Unit Analisis Perusahaan Perkebunan
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SKB17-Karet; SKB17-Kakao; SKB17-Kopi; SKB17-Tebu; SKB17-
Kelapa Sawit; SKB17-Teh ; SKB17-Tembakau
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Angka Produksi Tanaman Perkebunan.
Publikasi yang dihasilkan
https:
//www.b
ps.go.id
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Indikator Ekonomi, Sub Bab Produksi (Rilis tiap bulan tanggal 25)
Nasional 2016-
https:
//www.b
ps.go.id
Pendataan UMK dan UMB Sensus Ekonomi 2016
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara BPS
BPS
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Secara umum pendataan UMK dan UMB SE2016 bertujuan untuk mengetahui profil usaha di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro dan data yang dihasilkan akan digunakan sebagai acuan survei-survei selanjutnya. Pendataan UMK dan UMB SE2016 meliputi pengumpulan dan penyajian data tentang kegiatan usaha/perusahaan UMB dan UMK secara rinci dan mutakhir menurut kategori lapangan usaha (tidak termasuk kategori lapangan usaha pertanian) pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Secara khusus tujuan pendataan UMK dan UMB SE2016 adalah:
1. Mengetahui profil dan karakteristik usaha di Indonesia 2. Memberi gambaran lengkap tentang level dan struktur
ekonomi 3. Mengetahui daya saing bisnis di Indonesia 4. Mendapatkan struktur pengeluaran dan pendapatan dari
kegiata usaha/perusahaan 5. Mendapatkan gambaran permodalan, prospek dan
kendala usaha/perusahaan 6. Memperoleh data rinci usaha/perusahaan sebagai bahan
perencanaan analisis,baik mikro maupun makro 7. Memperoleh benchmark dan basis data bagi berbagai
survei lanjutan di bidang ekonomi hingga Sensus Ekonomi selanjutnya.
DATA
Variabel pengumpulan data -
Frekuensi Kegiatan 10 tahunan
Frekuensi pengumpulan data
10 tahunan
METODOLOGI
https:
//www.b
ps.go.id
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan UMK dan UMB
Unit Observasi Perusahaan UMK dan UMB
Unit Analisis Unit Usaha
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SE2016-UMB. KEUANGAN; SE2016-UMB. NONKEUANGAN; SE2016-UMB. PRODUKSI; SE2016-UMK; SE2016-UMK.DSU; SE2016-UMK.DSP; SE2016-UMB.DSL; FORM PERMINTAAN PENGGANTIAN SAMPEL; SE2016-UMB-G.DSU; SE2016-UMB-G.DSP; SE2016-UMB.SISIP
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
https:
//www.b
ps.go.id
Pengumpulan Data Kehutanan Triwulanan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan data statistik yang lengkap dan akurat di subsektor kehutanan.
DATA
Variabel pengumpulan data Luas kawasan hutan berdasarkan fungsi; Produksi kayu bulat berdasarkan sumber produksi dan jenis kayu bulat; Produksi kayu olahan; Ekspor kayu olahan; Produksi hasil hutan non kayu; Keterangan perusahaan HPH (IUPHHK-HA); Perusahaan HPHT/PERUM PERHUTANI/HTI (IUPHHK_HT); Perusahaan penangkaran satwa dan tumbuhan liar (STL); Luas lahan kritis
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Dinas Kehutanan Provinsi di Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Unit Observasi Dinas Kehutanan Provinsi (DKT-PROV)
Unit Analisis Provinsi
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner
sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner DKT-PROV4; DKT-PROV1; DKT-PROV3; DKT-PROV2
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Produksi Kayu Bulat; Produksi Hasil Hutan Non Kayu; Produksi Kayu Olahan.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Produksi Kehutanan 2017 Provinsi 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara BPS
BPS
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Memperoleh nilai produksi dan jenis komoditas pertanian yang banyak dihasilkan dan dijual oleh petani
2. Memperoleh nilai konsumsi dan biaya produksi serta komoditas yang banyak digunakan oleh rumah tangga pertanian, baik untuk keperluan rumah tangga maupun digunakan dalam proses produksi pertanian
3. Menyusun struktur input untuk setiap komoditas pertanian yang banyak dihasilkan petani
4. Sebagai bahan untuk menyusun paket komoditas diagram timbang NTP.
DATA
Variabel pengumpulan data Nilai produksi; Nilai Konsumsi; Penambahan Barang Modal
Frekuensi Kegiatan Lima Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
5 tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Petani
Unit Observasi Rumah tangga pertanian
Unit Analisis Rumah Tangga Pertanian
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SPDT17-K; SPDT17-TP; SPDT17-TH; SPDT17-TPR; SPDT17-TRK;
SPDT17-IKT; SPDT17-IKB
KELUARAN
https:
//www.b
ps.go.id
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Diagram Timbang Nilai Tukar Petani Subsektor Kehutanan
- -
Diagram Timbang Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan Kelompok Perikanan Budidaya
- -
Diagram Timbang Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan Kelompok Perikanan Tangkap
- -
Diagram Timbang Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan
- -
Diagram Timbang Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Hortikultura
- -
Diagram Timbang Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan
- -
Diagram Timbang Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat
- -
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Direktori Pasar dan Pusat Perdagangan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mendapatkan daftar nama dan alamat pasar/pusat perdagangan di seluruh Indonesia
2. Mendapatkan jumlah pasar menurut jenisnya 3. Mendapatkan kerangka sampel pasar.
DATA
Variabel pengumpulan data Nama pasar; Alamat pasar; Status pasar; Klasifikasi pasar; Komoditas dominan; Waktu operasional; Tahun mulai beroperasi; Tahun terakhir renovasi; Pengelola
Frekuensi Kegiatan Penyusunan direktori ini dilakukan sbg langkah awal pembentukan frame utk kegiatan selanjutnya, yaitu survei profil pasar yang akan dimulai pada 2018
Frekuensi pengumpulan data
Baru dilaksanakan sekali di 2017, yang akan datang belum ditentukan, rencana akan terus dilakukan updating
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Pembentukan direktori pasar menggunakan data hasil Penyusunan Direktori Pasar dan Pusat Perbelanjaan berupa Daftar Pasar Pre-Printed (DPP) 2017 dan PDP.INS-17. Selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap isian daftar tersebut ke instansi-instansi yang terkait dengan keberadaan pasar tersebut. Daftar Pasar Pre-Printed merupakan daftar nama dan alamat pasar yang berasal dari berbagai sumber seperti hasil SE2016 atau Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo). Terdapat beberapa informasi di dalam daftar tersebut yang perlu diperbaharui sesuai dengan kondisi saat ini, termasuk menambahkan data pasar yang belum tercatat pada Daftar Pasar Pre-Printed.
Unit Observasi Pasar atau pusat perdagangan
https:
//www.b
ps.go.id
Unit Analisis Usaha/perusahaan perdagangan per provinsi
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Pengamatan (Observasi)
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Direktori Pasar dan Pusat Perdagangan Tahun 2017
Kecamatan -2017
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
IP-TIK sangat penting sebagai ukuran standar tingkat pembangunan TIK di suatu wilayah yang dapat dibandingkan antarwaktu dan antarwilayah. Selain itu, IP-TIK juga mampu mengukur pertumbuhan pembangunan TIK, mengukur gap digital atau kesenjangan digital antarwilayah, dan mengukur potensi pembangunan TIK atau pengembangannya untuk mendorong pertumbuhan pembangunan berdasarkan kemampuan dan keahlian yang tersedia.
DATA
Variabel pengumpulan data Pelanggan telepon tetap; Pelanggan telepon seluler; Bandwidth internet internasional; Kepemilikan Komputer; Kepemilikan Akses Internet; Akses Internet; Pelanggan internet broadband tetap kabel; Pelanggan internet broadband tanpa kabel; Rata-rata Lama Sekolah; Angka partisipasi kasar sekunder; Angka partisipasi kasar tersier
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi -
Unit Analisis Nasional dan Provinsi
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Lainnya
Jenis Kuesioner -
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
IP-TIK.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016
Provinsi 2012-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Budidaya Ikan (LTB)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan data lengkap mengenai perusahaan budidaya budidaya ikan meliputi data produksi, nilai produksi, data pendapatan lain, data pengeluaran untuk pekerja, sarana produksi, bahan bakar, listrik, air dan gas serta pengeluaran lainnya selama setahun.
DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah pekerja; Banyaknya Sarana Budidaya; Produksi perusahaan perikanan budidaya; Pemakaian bahan bakar, pelumas, listrik, dan air; Pengeluaran untuk Pekerja; Luas Penguasaan Lahan Budidaya; Nilai Produksi; Banyaknya Sarana Produksi
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pemilik perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum
Unit Observasi Perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum dengan kondisi
hasil pencacahan adalah aktif atau sementara tidak aktif
Unit Analisis Perusahaan budidaya ikan
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner Daftar-LTB
KELUARAN
https:
//www.b
ps.go.id
Nama indikator yang dihasilkan
Jumlah Perusahaan Penangkapan Ikan menurut Badan Hukum; Pengeluaran Perusahaan Budidaya Ikan; Nilai Produksi Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan Hukum; Volume Produksi Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan Hukum.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Perusahaan Perikanan 2016
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Laporan Tahunan Perusahaan Penangkapan Ikan (LTP)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan data lengkap mengenai perusahaan penangkapan ikan meliputi data produksi, nilai produksi, data pendapatan lain, data pengeluaran untuk pekerja, sarana produksi, bahan bakar, listrik, air dan gas serta pengeluaran lainnya selama setahun.
DATA
Variabel pengumpulan data Banyaknya Pekerja di Laut; Banyaknya Pekerja di Darat; Nilai Produksi; Pengeluaran untuk Bahan Bakar, Listrik, Air, dan Gas; Jumlah Perahu, Motor Tempel, dan Kapal Motor; Jumlah pekerja; Produksi Perikanan Tangkap
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pemilik perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum
Unit Observasi Perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum dengan
kondisi hasil pencacahan adalah aktif atau sementara tidak aktif
Unit Analisis Perusahaan penangkapan ikan
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner DAFTAR-LTP
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Biaya Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum; Volume Produksi Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan
https:
//www.b
ps.go.id
Hukum; Nilai Produksi Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum; Jumlah Perusahaan Penangkapan Ikan menurut Badan Hukum.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Perusahaan Perikanan Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Laporan Tahunan Tempat Pelelangan Ikan (LTPI)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan jumlah direktori Tempat Pelelangan Ikan (TPI), keterangan mengenai kondisi TPI, jumlah tenaga kerja, pengeluaran untuk pekerja, jumlah dari setiap jenis ikan yang dijual, jumlah perahu/kapal yang mendarat, dan besarnya produksi/nilai produksi ikan yang dijual melalui TPI
DATA
Variabel pengumpulan data Upah/gaji; Banyaknya Pekerja Honorer; Persentase Retribusi; Banyaknya Pekerja Harian Lepas; Pengeluaran Bahan bakar, listrik, Air dan gas
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pemilik tempat pelelangan ikan yang ada di seluruh provinsi yang memenuhi syarat, yaitu mempunyai bangunan tempat transaksi lelang/penjualan ikan, memiliki koordinator dalam prosedur lelang/penjualan ikan, dan memiliki izin dari instansi yang berwenang (dinas perikanan/pemerintah daerah)
Unit Observasi Tempat pelelangan ikan, baik yang terletak di pelabuhan perikanan maupun yang tidak terletak di pelabuhan perikanan, dengan kondisi hasil pencacahan adalah aktif atau sementara tidak aktif
Unit Analisis Tempat pelelangan ikan
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner Daftar-LTPI
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Pengeluaran Tempat Pelelangan Ikan (TPI); Jumlah Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Tempat Pelelangan Ikan Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Laporan Triwulanan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan keterangan mengenai besarnya produksi dan nilai produksi ikan yang didaratkan melalui Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang tidak memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI), baik PPI tradisional maupun PPI non tradisional
DATA
Variabel pengumpulan data Banyaknya Pangkalan Pendaratan Ikan; Banyaknya Kapal Motor; Banyaknya Perahu; Volume Produksi Pangkalan Pendaratan Ikan; Nilai Produksi Pangkalan Pendaratan Ikan; Banyaknya Perahu Motor Tempel
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pemilik PPI yang dikelola oleh pemerintah/pemerintah daerah, baik PPI tradisional maupun PPI non tradisional (yang dikelola oleh pemerintah/pemerintah daerah)
Unit Observasi PPI tradisional dan PPI non tradisional dengan kondisi hasil
pencacahan adalah aktif atau sementara tidak aktif
Unit Analisis Pangkalan pendaratan ikan
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner Daftar-PPI
KELUARAN
https:
//www.b
ps.go.id
Nama indikator yang dihasilkan
Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan; Volume Produksi Ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI); Nilai Produksi Ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI).
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Produksi Perikanan yang Didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan
Provinsi 2016-
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Laporan Triwulanan Pelabuhan Perikanan (PP)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan Mendapatkan keterangan mengenai profil Pelabuhan Perikanan
(PP) di Indonesia.
DATA
Variabel pengumpulan data Banyaknya Perahu; Banyaknya Perahu Motor Tempel;
Banyaknya Kapal Motor; Banyaknya Pelabuhan Perikanan
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pemilik pelabuhan, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Unit Observasi Pelabuhan perikanan dengan kondisi hasil pencacahan adalah
aktif atau sementara tidak aktif
Unit Analisis Pelabuhan perikanan
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner Daftar PP
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Jumlah Pelabuhan Perikanan.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Profil Pelabuhan Perikanan (PP) 2013-2015 Provinsi 2016-
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Laporan Triwulanan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan keterangan mengenai kondisi TPI, jumlah perahu/kapal yang mendarat, dan besarnya produksi dan nilai produksi ikan yang dijual melalui TPI.
DATA
Variabel pengumpulan data Volume Produksi Tempat Pelelangan Ikan; Nilai Produksi Tempat Pelelangan Ikan; Banyaknya Kapal Motor; Banyaknya Perahu; Banyaknya Perahu Motor Tempel; Banyaknya Tempat Pelelangan Ikan
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pemilik tempat pelelangan ikan yang memenuhi syarat, yaitu mempunyai bangunan tempat transaksi lelang/penjualan ikan, memiliki koordinator dalam prosedur lelang/penjualan ikan, dan memiliki izin dari instansi yang berwenang (dinas perikanan/pemerintah daerah)
Unit Observasi Tempat pelelangan ikan, baik yang terletak di pelabuhan perikanan maupun yang tidak terletak di pelabuhan perikanan, dengan kondisi hasil pencacahan adalah aktif atau sementara tidak aktif
Unit Analisis Tempat pelelangan ikan
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner Daftar-TPI
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Nilai Produksi Tempat Pelelangan Ikan (TPI); Volume Produksi Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Produksi Perikanan Laut yang Dijual di Tempat Pelelangan Ikan 2016
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Matriks PMTB Institusi Pemerintah dan Non Pemerintah
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Memperoleh PMTB menurut kelompok jenis barang dan usia pakai atas dasar harga berlaku dan konstan
2. Memperoleh data usia pakai setiap jenis barang modal menurut sektor usaha
3. Memperoleh matriks PMTB pemerintah dan non pemerintah menurut kelompok barang modal dan usia pakai atas dasar harga berlaku dan konstan.
DATA
Variabel pengumpulan data Riset dan Pengembangan; Hiburan, Literatur, dan Karya Artistik Asli; Usia Pakai Barang Modal; Posisi Asset; Nilai Penambahan Barang Modal; Luas Tanaman Belum Menghasilkan; Biaya Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan; Jumlah Hewan Ternak Belum Menghasilkan; Biaya Pemeliharaan Hewan Ternak yang Belum Menghasilkan; Biaya Eksplorasi Evaluasi Mineral; Biaya Pengalihan Kepemilikan Non Produced Asset
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Instansi pemerintah, perusahaan swasta dan pemerintah
Unit Observasi Instansi pemerintah dan perusahaan
Unit Analisis Perusahaan dan instansi pemerintah
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner
sendiri (swacacah)
https:
//www.b
ps.go.id
Jenis Kuesioner MI-03; MI-04; MI-01; MI-07A; MIP-02; MI-06B; MI-05A; MI-08;
MI-05B; MI-07B; MI-09; MI-06A; MI-02
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
https:
//www.b
ps.go.id
Perdagangan Antar Wilayah
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan Mendapatkan peta distribusi perdagangan antar wilayah.
DATA
Variabel pengumpulan data Asal Pembelian Barang Dagangan; Tujuan Penjualan Produksi/Barang Dagangan; Presentase volume yang dibeli dari wilayah provinsi lain; Presentase volume yang dijual ke wilayah provinsi lain
Frekuensi Kegiatan Bulanan
Frekuensi pengumpulan data Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Usaha/perusahaan perdagangan dan produsen
Unit Observasi Usaha/perusahaan perdagangan dan produsen
Unit Analisis Usaha/perusahaan perdagangan per provinsi
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VPDN-17
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan -
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Perdagangan Antar Wilayah Tahun 2017
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Pilot Survei Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi (Iptek dan Inovasi)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan informasi mengenai jumlah usaha di sektor bisnis yang melakukan kegiatan litbang, tenaga kerja di bidang litbang, jumlah pengeluaran litbang, indikator FTE (full time equivalent), dan indikator GERD (Gross Expenditure on Research and Development).
DATA
Variabel pengumpulan data Kegiatan utama perusahaan; Kegiatan penelitian dan pengembangan; Pegawai yang melakukan kegiatan litbang; Rata-rata lama waktu yang digunakan oleh pegawai litbang; Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan litbang
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
sekali pilot
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Usaha Perusahaan
Unit Observasi Usaha/Perusahaan yang melakukan Litbang
Unit Analisis Nasional dan Provinsi
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner
sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Gross Domestic Expenditure on R&D (GERD); Full Time Equivalent (FTE).
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Laporan Pilot Survei Iptek dan Inovasi 2017
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Angkutan Penumpang dan Barang di Terminal dan Jembatan Timbang
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Transportasi
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mendapatkan dan menyajikan data/informasi arus penumpang dan bus yang berangkat dan datang di terminal, serta informasi mengenai wilayah asal dan tujuan
2. Mendapatkan dan menyajikan data/informasi arus barang menurut volume dan jenis barang (strategis, sembako, umum/lain-lain) yang diangkut pada moda angkutan barang di jembatan timbang, serta informasi mengenai jumlah kendaraan yang ditimbang.
DATA
Variabel pengumpulan data Tipe terminal; Trayek yang dilayani terminal; Jumlah Perusahaan Otobus (PO); Jenis Bus; Jumlah Pekerja/karyawan tetap; Jumlah Pekerja/karyawan tidak tetap; Keberadaan Unit Usaha di lahan terminal; Rata-rata jumlah Unit Usaha di lahan terminal; Besarnya Retribusi yang diterima terminal; Jumlah Kedatangan Bus AKAP; Jumlah Keberangkatan Bus AKAP; Jumlah Penumpang Berangkat AKAP; Jumlah Penumpang Datang AKAP; Jumlah Kedatangan Bus AKDP; Jumlah Keberangkatan Bus AKDP; Jumlah Penumpang Berangkat AKDP; Jumlah Penumpang Datang AKDP; Jenis Jembatan Timbang; Luas fasilitas di Jembatan Timbang; Keberadaan dan kondisi peralatan pengawasan yang digunakan di Jembatan Timbang; Jumlah Pekerja/karyawan tetap; Jumlah Pekerja/karyawan tidak tetap; Retribusi yang diterima Jembatan Timbang; Jumlah Kendaraan yang ditimbang; Jumlah Kendaraan yang ditimbang menurut jenis barang; Volume barang diangkut
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
https:
//www.b
ps.go.id
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Terminal dan Jembatan Timbang
Unit Observasi Terminal dan Jembatan Timbang
Unit Analisis -
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner
sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner SAPB17
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Laporan Survei Angkutan Penumpang dan Barang di Terminal dan Jembatan Timbang Tahun 2017
Provinsi 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Ekspor Diluar Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Perdagangan Lintas Batas Laut Republik Indonesia
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Ekspor
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Memperluas coverage data ekspor.
DATA
Variabel pengumpulan data Kode HS (Harmonize System); Negara Tujuan; Propinsi Asal; Moda Transportasi; Volume; Nilai FOB; Pelabuhan Muat Ekspor; Valuta
Frekuensi Kegiatan Bulanan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Semua pelaku perdagangan yang melalalui lintas batas laut tidak menggunakan dokumen kepabeanan dan yang melalui kantor pos
Unit Observasi Semua pelaku ekspor (eksportir)
Unit Analisis Komoditi, Volume, Nilai FOB, Negara tujuan, Moda Transportasi,
Propinsi Asal, Pelabuhan Muat, Valuta
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Unit Value Indeks.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Pendataan Ekspor di Luar PEB Tahun 2016
Kabupaten/Kota 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Harga Kemahalan Konstruksi
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menghitung IKK pada tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi
2. Memperoleh gambaran tingkat kesulitan geografis 3. Menyediakan variabel dalam rangka kebijakan dana
perimbangan 2017.
DATA
Variabel pengumpulan data Upah Tenaga Kerja Konstruksi; Sewa Alat Berat; Harga Bahan
Bangunan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Pedagang besar/distributor, pedagang campuran, produsen, dan kategori lainnya seperti kontraktor, dinas Pekerjaan Umum atau instansi terkait lainnya
Unit Observasi Perusahaan/pedagang/instansi
Unit Analisis Kabupaten/Kota dan Provinsi
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VIKK2017
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK).
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi dan Kabupaten/Kota 2017
Kabupaten/Kota 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Harga Konsumen
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga konsumen
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan data harga konsumen yang lengkap, akurat, dan tepat waktu sebagai bahan penyusunan Indeks Harga Konsumen serta memenuhi kebutuhan data dan informasi dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
DATA
Variabel pengumpulan data Harga Barang dan Jasa
Frekuensi Kegiatan Bulanan
Frekuensi pengumpulan data
Mingguan; Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pedagang eceran, rumah sakit, dokter, dan sebagainya yang jenis barang/jasanya relatif banyak dikonsumsi oleh masyarakat kota setempat, sesuai dengan jenis barang/jasa yang telah ditentukan dalam paket komoditas IHK.
Unit Observasi Pedagang eceran di pasar tradisional/modern/outlet, Rumah tangga (upah pembantu RT), Institusi (tarif PAM, Listrik, uang sekolah, dll)
Unit Analisis IHK/Inflasi dan Harga eceran/konsumen
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner
sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner HK-1.1 (mingguan); HK-1.1 (dwi mingguan); HK-2.1 (Bulanan);
HK-2.2 (Bulanan); HK-3 (Bulanan); HK-4; HK-5; HK-6
KELUARAN
Nama indikator yang Indeks Harga Konsumen (IHK).
https:
//www.b
ps.go.id
dihasilkan
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Harga Konsumen Beberapa Barang dan Jasa Kelompok Kesehatan, Pendidikan, Transpor
Kabupaten/Kota 2016-2016
Harga Konsumen Beberapa Barang dan Jasa Kelompok Sandang
Kabupaten/Kota 2016-2016
Perkembangan Mingguan Harga Eceran Beberapa Jenis Bahan Pokok
Kabupaten/Kota 2016-2016
Harga Konsumen Beberapa Kelompok Makanan Kabupaten/Kota 2016-2016
Indeks Harga Konsumen Kabupaten/Kota 2016-2016
Harga Konsumen Beberapa Barang dan Jasa Kelompok Perumahan
Kabupaten/Kota 2016-2016
Harga Konsumen Nasional Beberapa Barang dan Jasa
Kabupaten/Kota 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Harga Konsumen Perdesaan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan data harga konsumen perdesaan (sektor pertanian) yang lengkap, akurat, dan tepat waktu sebagai bahan penyusunan indeks konsumsi rumah tangga (inflasi perdesaan) dan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB )serta indikator harga lainnya. Hal tersebut guna memenuhi kebutuhan data dan informasi dalam rangka menunjang perencanaan dan pengamatan dini pada pelaksanaan pembangunan perdesaan khususnya pertanian. Survei harga-harga ini telah menghasilkan data berupa indikator harga yang secara bulanan dimuat dalam Berita Resmi Statistik (BRS), Indikator Ekonomi, dan Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi (LBDSE). Disamping itu, juga diterbitkan publikasi seri tahunan baik untuk indeks harga maupun data harganya.
DATA
Variabel pengumpulan data Harga-harga komoditas konsumen perdesaan pada bulan
pencacahan
Frekuensi Kegiatan Bulanan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pedagang di pasar, penyedia jasa transportasi dan penyedia jasa
kesehatan
Unit Observasi Rumah tangga
Unit Analisis Provinsi
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner HKD-1; HKD-2.1; HKD-2.2
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Yang Diterima (IT); Indeks Yang Dibayar (IB); Nilai Tukar Petani (NTP); Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP); Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR); Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTPP); Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan (NTPT); Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN); Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTPH).
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Publikasi Statistik Harga Konsumen Perdesaan Kelompok Non Makanan
Provinsi -2016
Berita Resmi Statistik (BRS) NTP Provinsi -2016
Publikasi Statistik Harga Konsumen Perdesaan Kelompok Makanan
Provinsi -2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Harga Mesin dan Peralatan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Untuk mengamati perkembangan harga mesin dan peralatan
2. Sebagai bahan penyusunan Indeks Harga Mesin dan Peralatan.
DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah komoditas/barang yang terjual; Harga per satuan
komoditas/barang
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pedagang grosir, distributor, eksportir, importir, pedagang
campuran, pedagang eceran, dan produsen
Unit Observasi Perusahaan/pedagang/instansi
Unit Analisis Komoditi
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VHMP.17
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Harga Mesin dan Peralatan (IHMP).
Publikasi yang dihasilkan
https:
//www.b
ps.go.id
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Laporan Survei Harga Mesin dan Peralatan Tahun 2017
Provinsi 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Harga Perdagangan Besar
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menghitung inflasi pada level grosir 2. Menghitung deflator PDB penggunaan 3. Sebagai dasar eskalasi proyek kegiatan konstruksi.
DATA
Variabel pengumpulan data Harga Ekspor; Harga Perdagangan Grosir; Harga Impor
Frekuensi Kegiatan Bulanan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pedagang grosir/distributor, eksportir, importir
Unit Observasi Perusahaan/pedagang
Unit Analisis Komoditi
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner HPB
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Share/andil; Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB); Inflasi Harga Perdagangan Besar.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Berita Resmi Statistik Perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar
Nasional 2017-2017
Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia 2016 Nasional 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Harga Produsen (Barang Non Konstruksi dan Bahan Bangunan)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Survei Harga Produsen digunakan untuk menyusun indeks harga komoditas sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan di tingkat produsen.
DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah Produksi Bulan Sebelumnya; Kualitas komoditi; Tingkatan
Proses Produksi; Harga Produsen
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan yang menghasilkan komoditi sesuai dengan kerangka
sampel survei HP-S dan HP-K di 33 provinsi di Indonesia
Unit Observasi Perusahaan produsen terpilih
Unit Analisis Paket komoditas dan perusahaan terpilih
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Harga Produsen Pertambangan Penggalian; Indeks Harga Produsen Industri Pengolahan; Inflasi/Deflasi Harga Produsen.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indeks Harga Produsen Indonesia Nasional 2015-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Harga Produsen Beras Penggilingan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Memperoleh informasi/data harga menurut kualitas beras di penggilingan di seluruh wilayah sampel terpilih. Referensi harga yang diperoleh, digunakan sebagai acuan harga pembelian oleh pemerintah (Perum Bulog) terhadap beras hasil produksi petani agar lebih banyak terserap sekaligus menjaga stabilitas harga di pasaran.
DATA
Variabel pengumpulan data Jenis Beras; Volume Yang Dijual Per Jenis Beras; Volume yang Digiling per Jenis Beras; Kadar Air; Asal gabah; Varietas Gabah; Harga penjualan beras; Stok Akhir Bulan Yang Lalu; Penggilingan; Persentase Broken
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Unit penggilingan dengan lokasi tetap yang memiliki kapasitas giling cukup besar menurut ukuran setempat (representatif) di seluruh wilayah terpilih (26 provinsi)
Unit Observasi Unit penggilingan terpilih yang melakukan aktivitas giling dan penjualan beras kepada pihak lain (tidak termasuk penggilingan keliling)
Unit Analisis Unit Penggilingan
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Rata-rata Broken per Jenis Beras; Rata-Rata Harga Beras Penggilingan .
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Harga Produsen Beras di Penggilingan
Nasional 2013-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Harga Produsen Gabah
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mengamankan harga di tingkat petani berdasarkan HPP sekaligus sebagai sistem peringatan dini (early warning system) bagi institusi pemerintah terkait guna mengantisipasi anjloknya harga gabah yang merugikan petani produsen.
DATA
Variabel pengumpulan data Gabah; Harga di Tingkat Petani; Biaya ke Penggilingan ; Harga di Tingkat Penggilingan; Kelompok Kualitas Gabah Kering Giling (GKG); Kelompok Kualitas Gabah Kering Panen (GKP); Komponen Mutu Kadar Air (KA) ; Komponen Mutu Butir Hampa Gabah; Komponen Mutu Kotoran
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Mingguan; Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Petani produsen padi terpilih yang sedang melakukan transaksi
penjualan gabah, dilakukan panen sendiri (bukan sistem tebasan)
Unit Observasi Petani padi yang sedang melakukan transaksi penjualan gabah
Unit Analisis Petani Padi
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Kedalaman Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Evaluasi Statistik Harga Produsen Gabah Nasional 2016-2016
Statistik Harga Produsen Gabah di Indonesia
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Harga Produsen Jasa
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mengetahui data harga aktual yang diterima perusahaan produsen dari suatu jasa guna menyusun angka Indeks Harga Produsen (IHP).
DATA
Variabel pengumpulan data Produk; Spesifikasi produk; Harga Produsen
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan yang menghasilkan komoditi sesuai dengan
kerangka sampel jasa di 34 provinsi.
Unit Observasi Perusahaan produsen terpilih
Unit Analisis Paket komoditas dan perusahaan terpilih
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Harga Produsen Jasa Listrik dan Gas; Indeks Harga Produsen Jasa Pengelolaan Air; Indeks Harga Produsen Jasa Angkutan Penumpang; Indeks Harga Produsen Jasa Akomodasi Hotel; Indeks Harga Produsen Jasa Pelayanan Makanan Minuman.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Indeks Harga Produsen Indonesia Nasional 2015-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Harga Produsen Perdesaan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan data harga produsen perdesaan (sektor pertanian) yang lengkap, akurat, dan tepat waktu sebagai bahan penyusunan Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) dan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) serta indikator harga lainnya. Hal tersebut guna memenuhi kebutuhan data dan informasi dalam rangka menunjang perencanaan dan pengamatan dini pada pelaksanaan pembangunan perdesaan khususnya pertanian. Survei harga-harga ini telah menghasilkan data berupa indikator harga yang secara bulanan dimuat dalam Berita Resmi Statistik (BRS), Indikator Ekonomi, dan Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi (LBDSE). Disamping itu, juga diterbitkan publikasi seri tahunan baik untuk indeks harga maupun data harganya.
DATA
Variabel pengumpulan data Harga Komoditas-Komoditas Produksi; Harga Komoditas-
Komoditas Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Frekuensi Kegiatan Bulanan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Rumah tangga tangga tani (tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan tangkap & budidaya), pedagang di pasar, penyedia jasa transportasi, dan penyedia jasa buruh
Unit Observasi Rumah tangga
Unit Analisis Provinsi
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
https:
//www.b
ps.go.id
Jenis Kuesioner HD-3; HD-4; HD-5.1; HD-5.2; HD-1; HD-2
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Tanaman Pangan; It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Hortikultura; It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat; It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Peternakan; It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Perikanan/Budidaya; Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Hortikultura; Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Peternakan; Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Tanaman Pangan; Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Hortikultura; Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat; Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Perikanan; Nilai Tukar Petani (NTP); Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb); Indeks Harga Yang Diterima Petani (It); Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTPH); Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN); Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan (NTPT); Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTPP); Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR); Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP).
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Berita Resmi Statistik (BRS) Provinsi -2017
Publikasi Statistik Harga Produsen Pertanian (Subsektor Peternakan dan Perikanan)
Provinsi -2017
Publikasi Upah Buruh Tani Provinsi -2017
BRS Upah Buruh Nasional -2017
Publikasi Statistik Harga Produsen Pertanian (subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, TPR)
Provinsi -2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Harga Properti Perumahan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Untuk mengetahui karakteristik perusahaan pengembang di beberapa kota di Indonesia
2. Untuk mengetahui karakteristik perumahan dan apartemen
3. Memantau perkembangan harga properti perumahan dan apartemen di kota terpilih.
DATA
Variabel pengumpulan data Luas Lahan; Luas bangunan; Harga
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Developer
Unit Observasi Perumahan/apartemen
Unit Analisis Perumahan/Apartemen
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VHPP.17
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Harga Properti Perumahan (IHPP).
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Laporan Survei Harga Properti Perumahan Tahun 2017
Provinsi 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Hortikultura Potensi
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Memperoleh data estimasi produksi dan standing crop tanaman hortikultura potensi untuk penyusunan data PDB/PDRB Hortikultura per triwulan dengan pendekatan rumah tangga tahun berjalan
2. Memperoleh karakteristik tanaman hortikultura potensi 3. Menyempurnakan sistem CAPI yang telah dilaksanakan
sebelumnya, dengan membuat sistem manajemen survei yang terintegrasi (monitoring online, pengumpulan data secara online, penarikan sampel, weighting, hingga tabulasi online)
4. Melakukan studi penjaminan kualitas berdasarkan BPS Quality Assurance Framework (BPS QAF) dan standard operating procedure berdasarkan BPS Statistical Business Process Model (BPS SBPM).
DATA
Variabel pengumpulan data Luas Panen Belum Habis; Luas Rusak/Tidak Berhasil (puso); Luas Panen Habis/ Dibongkar; Luas Penanaman Baru (Tambah Tanam); Luas Tanaman Awal Bulan; Jumlah Tanaman Awal Bulan; Jumlah Tanaman Baru/Penyisipan; Jumlah Tanaman Rusak; Jumlah Tanaman Menghasilkan; Jumlah Tanaman Sedang Tidak Menghasilkan; Jumlah Tanaman Belum Menghasilkan; Produksi
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Rumah tangga yang mengusahakan tanaman hortikultura
Unit Observasi Rumah tangga
https:
//www.b
ps.go.id
Unit Analisis Rumah tangga yang membudidayakan tanaman hortikultura
terpilih
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SHOPI2017.P; SHOPI2017.S
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Produktivitasvitas Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim (SBS), dan Tanaman Biofarmaka (TBF); Produktivitas Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (BST).
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Laporan Hasil Survei Hortikultura Potensi dengan Menggunakan Teknologi Pengumpulan Data Berbasis Computer Assisted Personal Interviewing Tahun 2017
Kabupaten/Kota 2017-
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Inbound-Outbound Tourist
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Pariwisata
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mengumpulkan data jumlah orang yang melintasi wilayah perbatasan Indonesia, baik WNA maupun WNI. Orang asing (WNA) yang mengunjungi Indonesia disebut wisatawan mancanegara (inbound) yang dirinci menurut negara asal (nationality) dan dokumen yang digunakan. Orang Indonesia (WNI) yang berkunjung ke negara lain disebut wisatawan nasional (outbound) dirinci menurut dokumen keimigrasian yang digunakan.
DATA
Variabel pengumpulan data Visa Transit; Visa Kunjungan; Visa Kunjungan Usaha (VKU); Visa Kunjungan Wisata (VKW); Paspor biasa; Paspor Diplomatik; Paspor Dinas; Visa Diplomatik; Visa biasa; Visa Kunjungan Sosial Budaya (VKSB); Visa Kunjungan Pemerintahan; Visa Singgah; Courtesy; Smart Card; Bebas visa kunjungan (BVK); Visa Dinas; Visa Tinggal Terbatas (VITAS)
Frekuensi Kegiatan Bulanan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Seluruh kantor imigrasi (UPT) Dirjen Imigrasi di Indonesia
Unit Observasi Kantor imigrasi (UPT) Dirjen Imigrasi, baik yang membawahi
Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) maupun tidak
Unit Analisis Nasional dan pintu masuk (tempat pemeriksaan imigrasi)
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner VIOT17
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
BRS Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (rilis pada hari kerja pertama setiap bulan)
Hanya Wilayah Tertentu
2017-
Statistik Kunjungan Wisata Mancanegara Hanya Wilayah Tertentu
1997-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Industri Besar dan Sedang Bulanan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Memperoleh indeks produksi industri skala besar dan sedang bulanan dan triwulanan
2. Memperoleh indikator dini untuk melihat pertumbuhan sektor industi manufaktur
3. Sebagai dasar acuan penghitungan Produk Domestik Bruto (PDB), khususnya di industri manufaktur.
DATA
Variabel pengumpulan data Pekerja; Banyaknya (Volume) Produksi; Nilai Produksi; Persentase realisasi produksi dalam triwulan laporan terhadap kapasitas penuh (full capacity)
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan; Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan industri manufaktur di Indonesia yang mempunyai
tenaga kerja 20 orang atau lebih
Unit Observasi Establishment atau perusahaan industri skala besar dan sedang
Unit Analisis KBLI 2009 atau ISIC revisi 4 sampai level 2 digit KBLI
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Kombinasi antara wawancara langsung dan
swa cacah
Jenis Kuesioner SIBS-Bulanan
KELUARAN
Nama indikator yang Angka Indeks Produksi Industri Manufaktur; Pertumbuhan
https:
//www.b
ps.go.id
dihasilkan Produksi Industri Manufaktur.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
BRS Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan Sedang Triwulan I 2017
Provinsi 2016-2016
Perkembangan Indeks Produksi Industri Manufaktur
Provinsi 2015-2017
BRS Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan Sedang Triwulan II 2017
Provinsi 2016-2016
BRS Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan Sedang Triwulan III 2017
Provinsi 2016-2016
BRS Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan Sedang Triwulan IV 2016
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Industri Mikro dan Kecil Tahunan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Industri Kecil dan Rumah Tangga
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mengetahui profil IMK daerah potensi di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro.
DATA
Variabel pengumpulan data Banyaknya pekerja; Banyaknya hari kerja per bulan; Balas Jasa Pekerja; Jenis kegiatan utama perusahaan/ usaha; Kendala yang Dihadapi Usaha; Modal Usaha; Struktur Input dan Output
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pengusaha IMK
Unit Observasi Usaha/perusahaan IMK
Unit Analisis Usaha/perusahaan IMK
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VIMK17-S2; VIMK17-L2; VIMK17-DS2; VIMK17-DSBS; VIMK17-
LKPS; VIMK17-LPCS
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Profil Industri Mikro dan Kecil Tahun 2017 Kabupaten/Kota 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Industri Kecil dan Rumah Tangga
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mengetahui pertumbuhan (perkembangan) sektor industri mikro dan kecil tiap triwulan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro. Data akan disajikan menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia pada level nasional dan provinsi.
DATA
Variabel pengumpulan data Nilai produksi/Jasa industri; Banyaknya hari kerja per bulan; Banyaknya pekerja; Kegiatan utama usaha/perusahaan; Rata-rata jam kerja per hari; Nilai penggunaan bahan baku; Banyaknya Produksi (Output)
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pengusaha IMK
Unit Observasi Usaha/perusahaan IMK
Unit Analisis Usaha/perusahaan IMK
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VIMK17-S1; VIMK17-RB1; VIMK17-DS1; VIMK17-DSBS; VIMK17-L1
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Pertumbuhan Produksi IMK Quarter to Quarter; Indeks Produksi Industri Mikro Kecil; Pertumbuhan Produksi IMK Year on Year.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Berita Resmi Statistik IMK Triwulan I Tahun 2017 Provinsi 2017-2017
Berita Resmi Statistik IMK Triwulan III Tahun 2017 Provinsi 2017-2017
Berita Resmi Statistik IMK Triwulan IV Tahun 2017 Provinsi 2017-2017
Berita Resmi Statistik IMK Triwulan II Tahun 2017 Provinsi 2017-2017
Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan Industri Mikro dan Kecil 2015-2017
Provinsi 2015-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan 1. Memperoleh gambaran yang mendasar mengenai kuantitas dan nilai inventori/persediaan pada awal dan akhir triwulanan maupun tahunan
2. Memperoleh data inventori, pola dan strukturnya menurut klasifikasi lapangan usaha dan jenis komoditasnya
3. Memperoleh informasi mengenai rasio inventori terhadap nilai produksi (output) dan polanya pada sektor-sektor ekonomi.
DATA
Variabel pengumpulan data Nilai Produksi; Persediaan (Inventori); Nilai Aset
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan pada seluruh sektor dengan cakupan utamanya ditujukan kepada perusahaan yang memiliki persediaan/inventori dan mempunyai laporan keuangan/sistem pencatatan administrasi keuangan yang baik.
Unit Observasi Perusahaan
Unit Analisis Perusahaan
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SKSPPI-2017
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan -
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Konsumsi Bahan Pokok
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Pariwisata
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan angka estimasi penggunaan/konsumsi beras, jagung, kacang kedelai, daging sapi, daging ayam, bawang merah, bawang putih, cabe, tepung terigu, minyak goreng, gula pasir, dan garam pada tingkat nasional dan provinsi. Angka ini diperoleh dari jumlah bahan pokok yang digunakan oleh usaha/perusahaan.
DATA
Variabel pengumpulan data Konsumsi/ penggunaan/ pengolahan bahan pokok; Jenis kegiatan
utama perusahaan/ usaha
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Usaha Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum,
Industri Pengolahan Pengguna Bahan Pokok, dan Rumah Sakit
Unit Observasi Perusahaan/usaha yang menggunakan atau mengonsumsi bahan pokok yang dicakup dalam survei. Cakupan usaha tersebut meliputi perusahaan menengah besar dan perusahaan/usaha mikro kecil. Perusahaan menengah besar meliputi perusahaan penyediaan akomodasi (hotel bintang), perusahaan restoran berbadan hukum, perusahaan catering, rumah sakit, dan industri besar sedang (IBS), sedangkan perusahaan/usaha kecil, meliputi perusahaan/usaha penyediaan makan dan minum, serta industri mikro kecil (IMK).
Unit Analisis Nasional dan Provinsi
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VKBP17.L; VKBP17.S
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Konsumsi Bahan Pokok Per Kapita.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Kajian Konsumsi Bahan Pokok 2017 Provinsi 2017-
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Monitoring Valuta Asing
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Keuangan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menyediakan data kurs valuta asing berdasarkan transaksi per bulan yang terjadi di pasar uang untuk tiap provinsi.
DATA
Variabel pengumpulan data Kurs Valas
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Mingguan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pedagang valuta asing di seluruh Indonesia
Unit Observasi Pedagang Valuta Asing
Unit Analisis Kurs jual, kurs beli, dan kurs tengah
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Kurs Tengah.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Nilai Tukar Valuta Asing di Indonesia 2017
Provinsi 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Pelintas Batas Warga Negara Asing (WNA) Pemegang Kitas
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Pariwisata
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mengetahui karakteristik pemegang KITAS yang masuk melalui pintu-pintu di Provinsi Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur, serta mendapatkan proporsi pemegang KITAS yang masuk melalui ketujuh provinsi tersebut yang dapat dikategorikan sebagai wisman.
DATA
Variabel pengumpulan data REP (Re Entry Permit); MREP (Multiple Re Entry Permit); Smart
Card
Frekuensi Kegiatan ad-Hoc
Frekuensi pengumpulan data
ad-Hoc
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pemegang KITAS yang baru saja datang di wilayah Indonesia melalui bandar udara atau pelabuhan laut dan telah berusia 15 tahun ke atas (kecuali yang sudah menikah/berkeluarga)
Unit Observasi Warga negara asing pemegang KITAS
Unit Analisis Nasional dan pintu masuk (sesuai sampel)
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VPBK 2017
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Survei Pelintas Batas Warga Negara Asing Pemegang KITAS Tahun 2017
Hanya Wilayah Tertentu
2017-
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Penyusunan Diagram Timbang IHPB Provinsi
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mendapatkan penimbang untuk penghitungan IHPB provinsi di 34 provinsi di seluruh Indonesia
2. Mendapatkan persentase penjualan, asal barang, dan tujuan penjualan yang diperdagangkan secara grosir di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
DATA
Variabel pengumpulan data Harga Per Satuan Penjualan; Rata-rata Volume yang Terjual Per
Bulan
Frekuensi Kegiatan Lima Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
5 tahun sekali
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Pedagang grosir/distributor, pedagang campuran
Unit Observasi Perusahaan/pedagang
Unit Analisis Komoditi
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VPDT17
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Diagram timbang; Paket komoditas.
Publikasi yang dihasilkan
https:
//www.b
ps.go.id
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Diagram Timbang IHPB Provinsi Tahun 2017
Provinsi 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Pertanian Hortikultura
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mendapatkan data luas panen, produksi, tanaman rusak, tanaman baru, harga dan produktivitas dari tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan
2. Mendapatkan data jumlah produsen benih, luas penangkaran,produksi benih, jumlah pedagang benih,jumlah benih yang diperdagangkan, serta jumlah penggunaan benih.
DATA
Variabel pengumpulan data Luas Panen Habis/ Dibongkar; Luas Panen Belum Habis; Luas Penanaman Baru; Luas Tanaman Akhir Bulan yang lalu; Luas Rusak/Tidak Berhasil/Puso; Jumlah Tanaman Akhir Triwulan yang Lalu; Tanaman Baru/ Penanaman Baru; Tanaman Belum Menghasilkan; Tanaman Produktif yang Menghasilkan; Tanaman Produktif yang Sedang Tidak Menghasilkan; Tanaman Tua/Rusak; Produksi; Jumlah Tanaman Akhir Triwulan Laporan; Luas Tanaman Akhir Triwulan yang Lalu; Luas Panen Habis/ Dibongkar; Luas Penanaman Baru (Tambah Tanam); Produksi Belum Habis; Luas Tanaman Akhir Triwulan Laporan; Produksi Dipanen Habis/ Dibongkar; Luas Tanaman Akhir Triwulan yang Lalu; Luas Panen Habis/ Dibongkar; Luas Panen Belum Habis; Luas Rusak/Tidak Berhasil (puso); Luas Tanaman Akhir Bulan Laporan; Produksi Dipanen Habis/Dibongkar; Produksi Belum Habis; Luas Panen Belum Habis; Luas Rusak/Tidak Berhasil (puso); Luas Penanaman Baru (Tambah Tanam); Produksi Dipanen Habis/ Dibongkar; Produksi Belum Habis; Luas Tanaman Akhir Triwulan Laporan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan; Triwulanan
https:
//www.b
ps.go.id
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Dalam kegiatan ini, tidak ada responden karena prosedur penentuan luasan dan produksi dilakukan melalui eye estimate dan dilengkapi dengan hasil wawancara terhadap sumber informasi, misal petani atau perangkat desa.
Unit Observasi Kecamatan
Unit Analisis Nasional dan Provinsi
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara eye estimate
Jenis Kuesioner SPH-SBS; SPH-TBF; SPH-TH; SPH-BST
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Produktivitas Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim; Produktivitas Tanaman Biofarmaka; Produktivitas Tanaman Hias; Pertumbuhan Produksi Jenis Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (BST).
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan Indonesia 2017
Provinsi 2017-
Statistik Tanaman Hias Indonesia 2017 Provinsi 2017-
Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim Indonesia 2017
Provinsi 2017-
Statistik Tanaman Biofarmaka Indonesia 2017 Provinsi 2017-
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Perusahaan Hortikultura
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menyediakan direktori perusahaan hortikultura berbadan hukum dan usaha hortikultura lainnya serta data produksi, nilai produksi, upah/gaji dan tenaga kerja.
DATA
Variabel pengumpulan data Kondisi Perusahaan Hortikultura; Perusahaan Hortikultura; Bentuk badan hukum; Jumlah Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan pada Akhir Tahun; Jenis Usaha; Status Perusahaan Hortikultura; Jumlah Tanaman Belum Menghasilkan; Jumlah Tanaman Tua/Rusak; Jumlah Tanaman Produktif; Luas Lahan Usaha Budidaya Tanaman Hortikultura; Luas Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan pada Akhir Tahun; Nilai Produksi Benih; Produksi Primer ; Nilai Produksi Primer; Luas Tanam Tanaman Sayuran dan Buah-buahan semusim, Tanaman Hias dan Tanaman Biofarmaka; Luas Panen Habis Tanaman Sayuran dan Buah-buahan semusim, Tanaman Hias dan Tanaman Biofarmaka; Pekerja Kantor/Administrasi; Pekerja Tetap; Pekerja Lapangan; Luas Panen Belum Habis Tanaman Sayuran dan Buah-buahan semusim, Tanaman Hias dan Tanaman Biofarmaka; Pekerja tidak tetap; Pekerja Asing; Upah/gaji; Upah/gaji Pekerja Harian Lepas/ Borongan; Upah Lembur; Uang transport dan makan; Bonus, hadiah, dan lain-lain; Usaha Hortikultura Lainnya (NRT); Kondisi NRT; Luas Lahan Usaha Budidaya Tanaman Hortikultura; Tanaman Belum Menghasilkan; Tanaman Produktif; Tanaman Tua/Rusak; Produksi Primer ; Nilai Produksi Primer; Luas Tanam Tanaman Sayuran dan Buah-buahan semusim, Tanaman Hias dan Tanaman Biofarmaka; Luas Panen Habis Tanaman Sayuran dan Buah-buahan semusim, Tanaman Hias dan Tanaman Biofarmaka; Luas Panen Belum Habis Tanaman Sayuran dan Buah-buahan semusim, Tanaman Hias dan Tanaman Biofarmaka; Persentase Produksi; Pekerja dibayar; Pekerja Tidak Dibayar
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
https:
//www.b
ps.go.id
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden 1. Perusahaan hortikultura 2. Usaha hortikultura lainnya (NRT)
Unit Observasi 1. Perusahaan hortikultura 2. Usaha hortikultura lainnya (NRT)
Unit Analisis Provinsi
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VN-Horti; VP-Horti
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Jumlah Perusahaan Hortikultura Berbadan Hukum; Jumlah Usaha Non Rumah Tangga Hortikultura.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Perusahaan Hortikultura dan Usaha Hortikultura Lainnya 2017
Provinsi 2016-
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Konstruksi
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Memperoleh indikator dan pertumbuhan kegiatan sektor konstruksi di Indonesia secara triwulanan.
DATA
Variabel pengumpulan data Bidang Pekerjaan Utama; Balas Jasa Pekerja; Penghambat Kinerja; Kualifikasi dari Bidang Pekerjaan Utama; Kualifikasi dari Bidang Pekerjaan Utama; Nilai konstruksi yang diselesaikan; Pekerja; Nilai Pemakaian Bahan/Material; Kondisi dan Prospek Bisnis Konstruksi
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan ini merupakan subsampel dari sampel Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan. Untuk tahun 2017 jumlah sampel sebanyak 2.800 responden yang dicacah secara panel sebanyak 4 (empat) kali/triwulanan. Cakupan responden meliputi perusahaan konstruksi berbadan usaha kualifikasi besar dan menengah yang terpilih sebagai sampel di 34 provinsi di seluruh wilayah Indonesia.
Unit Observasi Perusahaan Konstruksi yang mempunyai kualifikasi: Besar (B1
dan B2), dan Menengah (M1 dan M2).
Unit Analisis Perusahaan Konstruksi yang mempunyai kualifikasi: Besar (B1
dan B2), dan Menengah (M1, M2)
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SKTR-2017
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Masalah Bisnis; Rasio Konstruksi; Indeks Diffusion Sektor Konstruksi; Indeks Konstruksi; Indeks Pekerja Tetap; Indeks Hari-Orang; Indeks Balas Jasa dan Upah.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indikator Konstruksi Triwulan III Provinsi 2016-2016
Indikator Konstruksi Triwulan II Provinsi 2016-2017
Indikator Konstruksi Triwulan IV Provinsi 2016-2016
Indikator Konstruksi Triwulan I Provinsi 2016-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan data statistik yang lengkap dan akurat di subsektor kehutanan.
DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah Perusahaan; Luas Areal; Produksi kayu bulat
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan pemegang ijin pemanfaatan hasil hutan kayu pada
hutan alam (IUPHHK-HA) di seluruh Indonesia
Unit Observasi Perusahaan
Unit Analisis Provinsi
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner
sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner VT16.PERUM; VT16.HPH
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Produksi Kayu Bulat Perusahaan Pengelola Hutan Alam; Jumlah Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan; Upah/Gaji Pekerja Tetap; Nilai Penggunaan Produksi Kayu Bulat; Volume Penggunaan Produksi Kayu Bulat; Nilai Produksi Kayu Bulat.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan Tahun 2016
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan data statistik yang lengkap di subsektor kehutanan.
DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah Perusahaan; Penguasaan dan penggunaan lahan; Produksi
kayu bulat
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan pemegang ijin pemanfaatan hasil hutan kayu pada
hutan tanaman (IUPHHK-HT) di seluruh Indonesia
Unit Observasi Perusahaan
Unit Analisis Provinsi
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung; Mengisi kuesioner
sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner VT16.HPHT; VT16.PERUM
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Produksi Kayu Bulat Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan; Banyaknya Pekerja Tetap Perusahaan HTI; Jumlah Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan; Banyaknya dan Nilai Pengadaan dan Penggunaan Produksi Perusahaan HTI; Penggunaan Lahan yang Dikuasai Perusahaan HTI; Produksi Perusahaan HTI; Luas Lahan yang Dikuasai Perusahaan HTI.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2016
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mendapatkan pola distribusi perdagangan 2. Mendapatkan margin perdagangan dan pengangkutan
mulai tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.
DATA
Variabel pengumpulan data Tujuan Penjualan Produksi/Barang Dagangan; Volume Pembelian dan Volume Penjualan Produksi/Barang Dagangan; Asal Pembelian Barang Dagangan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pemilik/penanggung jawab di perusahaan perdagangan dan
produsen dari komoditi terpilih
Unit Observasi Usaha/perusahaan dagang dan produsen dari komoditas terpilih
Unit Analisis Usaha/perusahaan perdagangan per provinsi
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VPDN-17
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Marjin Perdagangan dan Pengangkutan.
Publikasi yang dihasilkan
https:
//www.b
ps.go.id
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Distribusi Perdagangan Komoditi Beras di Indonesia 2017
Provinsi 2016-2016
Distribusi Perdagangan Komoditi Daging Sapi di Indonesia 2017
Provinsi 2016-2016
Distribusi Perdagangan Komoditi Bawang Merah di Indonesia 2017
Provinsi 2016-2016
Distribusi Perdagangan Komoditi Cabai Merah Keriting di Indonesia 2017
Provinsi 2016-2016
Distribusi Perdagangan Komoditi Daging Ayam Ras di Indonesia 2017
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Statistik Harga Produsen Perusahaan Pertanian
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mengetahui data harga aktual yang diterima perusahaan produsen pertanian dari suatu komoditi guna menyusun angka Indeks Harga Produsen (IHP) Pertanian.
DATA
Variabel pengumpulan data Kode KBKI; Kualitas komoditi; Jumlah Produksi Bulan
Sebelumnya; Harga Produsen
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan yang menghasilkan komoditi sesuai dengan kerangka
sampel di 26 provinsi
Unit Observasi Perusahaan produsen terpilih
Unit Analisis Paket komoditas dan perusahaan terpilih
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Harga Produsen Pertanian.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indeks Harga Produsen Indonesia Nasional 2015-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Statistik Keuangan Pemerintah Desa
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Keuangan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menyediakan data Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) dan realisasi APBDesa secara berkala setiap tahunnya.
DATA
Variabel pengumpulan data Belanja barang jasa; Pendapatan desa/nagari; Belanja desa/nagari; Pendapatan asli desa/nagari; Alokasi dana desa; Belanja pegawai; Belanja Modal; Dana Desa
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Desa Perdesaan dan Desa Perkotaan
Unit Observasi Pemerintah Desa/Nagari
Unit Analisis APBDesa dan Realisasi APBDesa
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner K-3
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Tingkat Kemandirian Pemerintah Desa.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Keuangan Pemerintah Desa 2017 Kabupaten/Kota 2016-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Keuangan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menyediakan data tahunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Realisasi APBD Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
2. Mendapatkan indikator tentang efektivitas kinerja keuangan daerah dan penggunaannya untuk belanja daerah.
DATA
Variabel pengumpulan data Pendapatan Daerah; Pendapatan Asli Daerah; Dana Perimbangan; Belanja Daerah; Belanja Pegawai; Belanja Barang Jasa; Belanja Modal
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Seluruh Pemerintahan Kabupaten/Kota di Indonesia
Unit Observasi Pemerintah Kabupaten/Kota
Unit Analisis APBD dan Realisasi APBD Kabupaten/Kota
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner K-2; APBD-2
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Tingkat Kemandirian Kabupaten/Kota.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota 2016-2017
Kabupaten/Kota 2016-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Keuangan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menyediakan data tahunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan realisasi APBD Pemerintah Daerah Provinsi
2. Mendapatkan indikator tentang efektifitas kinerja keuangan daerah dan penggunaannya untuk belanja daerah.
DATA
Variabel pengumpulan data Pendapatan Daerah; Pendapatan Asli Daerah; Dana Perimbangan; Belanja Daerah; Belanja Pegawai; Belanja Barang Jasa; Belanja Modal
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Seluruh Pemerintahan Provinsi di Indonesia
Unit Observasi Pemerintah Provinsi
Unit Analisis APBD Provinsi dan Realisasi APBD Provinsi
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner K-1; APBD-1
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Tingkat Kemandirian Pemerintah Provinsi.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi 2014-2017
Provinsi 2014-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Statistik Lembaga Keuangan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Keuangan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mendapatkan struktur dan kegiatan usaha lembaga keuangan masing-masing jenis perusahaan
2. Mendapatkan data mengenai transaksi finansial yang dilakukan oleh subsektor lembaga keuangan
3. Memperoleh data tentang produktivitas dan biaya-biaya yang diperlukan oleh masing-masing kegiatan lembaga keuangan.
DATA
Variabel pengumpulan data Organisasi Koperasi Simpan Pinjam; Kredit yang diberikan Koperasi Simpan Pinjam; Jumlah pekerja; Balas Jasa Pekerja; Laba Rugi; Neraca
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan Lembaga Keuangan khususnya Koperasi Simpan
Pinjam
Unit Observasi Perusahaan Lembaga Keuangan khususnya Koperasi Simpan
Pinjam
Unit Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Lembaga Keuangan khususnya
Koperasi Simpan Pinjam
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VSLK17-KSP
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Rata-rata Sisa Hasil Usaha (SHU).
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Koperasi Simpan Pinjam 2017
Nasional 2015-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Struktur Ongkos Usaha Peternakan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mendapatkan data statistik yang akurat tentang struktur ongkos usaha rumah tangga peternakan di Indonesia
2. Mendapatkan data mengenai profil pengusahaan peternakan
3. Mendapatkan data mengenai sosial ekonomi rumah tangga usaha peternakan.
DATA
Variabel pengumpulan data Profil peternak; Penguasaan ternak; Tujuan pengusahaan ternak; Cara pemeliharaan ternak; Sarana usaha ternak; Komposisi dan Fertilitas Ternak; Ongkos Produksi; Mutasi ternak; Produksi dan pendapatan lain perusahaan; Pemanfaatan Hasil
Frekuensi Kegiatan Insidentil
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Pengelola ternak
Unit Observasi Rumah tangga yang mengusahakan/mengelola ternak
Unit Analisis Rumah Tangga Usaha Peternakan
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SOUT2017-L; SE2016-WB; SOUT2017-ST.S; SOUT2017-DSRT;
DSBS; SP2010-WB; ST2013-WB
KELUARAN
Nama indikator yang Produksi; Rata-rata Umur Peternak; Biaya Produksi; Ijazah
https:
//www.b
ps.go.id
dihasilkan Tertinggi yang dimiliki.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Struktur Ongkos Usaha Peternakan 2017
Provinsi 2017-
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Struktur Ongkos Usaha Tani Tanaman Pangan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Tanaman Pangan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mendapatkan data statistik yang akurat tentang subsektor tanaman pangan dan peternakan berupa gambaran yang jelas tentang struktur ongkos usaha rumah tangga tanaman pangan dan peternakan di Indonesia
2. Mendapatkan data mengenai profil pengusahaan tanaman pangan dan peternakan
3. Mendapatkan data mengenai keadaan sosial ekonomi rumah tangga usaha tanaman pangan dan peternakan.
DATA
Variabel pengumpulan data Luas Panen; Nilai Produksi; Ongkos/Biaya Produksi
Frekuensi Kegiatan Tiga Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Petani utama (petani yang mengusahakan tanaman pangan terpilih di lahan yang dikuasai rumah tangga dengan menaggung resiko dan jika dalam satu rumah tangga terdapat lebih dari 1 petani maka petani utama adalah yang memiliki produksi terbesar)
Unit Observasi Rumah tangga yang mengusahakan tanaman pangan, pada periode
1 April 2016 s.d. 31 Maret 2017
Unit Analisis Rumah Tangga
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SOUT2017-SPD.S; SOUT2017-DSRT; SOUT2017-SPW.S;
https:
//www.b
ps.go.id
SOUT2017-L
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Struktur Ongkos Usaha Tani Palawija 2017
Nasional 2017-
Struktur Ongkos Usaha Tani Padi 2017 Nasional 2017-
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Tahunan Perusahaan Perkebunan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Untuk mengumpulkan data subsektor perkebunan per komoditi.
DATA
Variabel pengumpulan data Jenis tanaman perkebunan tahunan atau semusim yang diusahakan; Tahun tanam tanaman perkebunan tahunan di kebun plasma yang belum dikonversi/kemitraan; Luas tanaman perkebunan tahunan di kebun plasma yang belum dikonversi/kemitraan; Banyaknya pekerja tetap; Upah/gaji pekerja tetap; Tahun tanam tanaman perkebunan tahunan di kebun sendiri/inti; Luas tanaman perkebunan tahunan di kebun sendiri/inti; Nilai produksi primer tanaman perkebunan tahunan; Banyaknya pekerja tidak tetap; Upah/gaji pekerja tidak tetap; Penggunaan sarana produksi tanaman perkebunan tahunan; Pendapatan bersih perusahaan perkebunan dari usaha tanaman perkebunan; Pendapatan tanaman perkebunan tahunan; Pendapatan bersih perusahaan perkebunan dari usaha pertanian lainnya ; Pendapatan/penerimaan perusahaan perkebunan; Produksi primer tanaman semusim; Luas panen tanaman perkebunan semusim; Produksi primer tanaman perkebunan tahunan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan Perkebunan
Unit Observasi Perusahaan Perkebunan
Unit Analisis -
https:
//www.b
ps.go.id
Metode pengumpulan data Sensus dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SKB17-TAHUNAN
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Rata-rata Produksi Tanaman Perkebunan.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Teh Indonesia Provinsi 2015-2016
Statistik Tebu Indonesia Provinsi 2015-2016
Direktori Perusahaan Perkebunan Karet Provinsi 2015-
Statistik Karet Indonesia Provinsi 2015-2016
Direktori Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit
Provinsi 2015-
Statistik Kelapa Sawit Indonesia Provinsi 2015-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Tendensi Bisnis
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Memberikan informasi yang dini tentang perkembangan perekonomian dari sisi pengusaha pada kondisi triwulan berjalan
2. Memberikan perkiraan kondisi bisnis tiga bulan mendatang.
DATA
Variabel pengumpulan data Order dari dalam negeri; Order dari luar negeri; Harga jual; Order Barang Input; Pendapatan Usaha; Rata-rata jam kerja; Penggunaan kapasitas produksi
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Pimpinan perusahaan atau yang berwenang
Unit Observasi Perusahaan skala menengah dan besar
Unit Analisis Kategori lapangan usaha
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Mengisi kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner STB17.A; STB17.BE; STB17.F; STB17.G; STB17.HJ; STB17.I;
STB17.KS
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Indikator Kini (IIK); Indeks Indikator Mendatang (IIM).
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen
Nasional 2015-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Tendensi Konsumen
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Memberikan informasi yang dini tentang perkembangan perekonomian dari sisi konsumen (ekonomi konsumen) pada kondisi triwulan berjalan
2. Memberikan perkiraan kondisi konsumen tiga bulan mendatang.
DATA
Variabel pengumpulan data Perkiraan pendapatan seluruh anggota rumah tangga; Perubahan harga barang/jasa kebutuhan rumah tangga; Pendapatan seluruh anggota rumah tangga; Rencana pembelian barang-barang tahan lama; Perubahan volume konsumsi barang/jasa; Perubahan frekuensi konsumsi barang/jasa; Total pengeluaran seluruh anggota rumah tangga
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Kepala rumah tangga atau pasangannya
Unit Observasi Rumah tangga
Unit Analisis Rumah tangga
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner STK17.S; STK17.SPL
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Indeks Indikator Kini (IIK); Indeks Indikator Mendatang (IIM).
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Indeks Tendensi Konsumen dan Indeks Tendensi Konsumen
Provinsi 2015-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Tingkat Penghunian Kamar Hotel (VHTS)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Pariwisata
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mengumpulkan data tingkat penghunian kamar hotel/akomodasi, rata-rata lamanya tamu menginap, dan jumlah tamu yang yang menginap di hotel/akomodasi. Data/informasi ini diharapkan dapat dijadikan landasan perencanaan dan evaluasi, baik oleh instansi pemerintah maupun swasta, untuk menentukan kebijakan terkait usaha tersebut.
DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah kamar yang tersedia ; Jumlah tempat tidur yang tersedia ; Jumlah kamar yang digunakan ; Banyaknya tamu menginap (asing maupun Indonesia) ; Tarif menurut jenis kamar ; Nama perusahaan/usaha dan alamat perusahaan/usaha
Frekuensi Kegiatan Bulanan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Pengusaha atau pengelola usaha akomodasi (seluruh hotel
klasifikasi bintang dan sebagian usaha hotel nonbintang
Unit Observasi Perusahaan/usaha akomodasi (hotel)
Unit Analisis Nasional dan provinsi.
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner VHT-S 2017
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
BRS Tingkat Penghunian Kamar Hotel Klasifikasi Bintang (rilis pada hari kerja pertama setiap bulan)
Provinsi 2017-
Tingkat Penghunian Kamar Hotel Provinsi 2016-
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Triwulanan Kegiatan Usaha Terintegrasi
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menyediakan data tentang indeks nilai produksi/ pendapatan/output perusahaan/usaha pada sektor perdagangan, sektor transportasi dan pergudangan, informasi, serta sektor keuangan yang berkesinambungan (triwulanan)
2. Memberikan gambaran tentang perkembangan perusahaan/usaha untuk mendukung penyusunan PDB dan PDRB Triwulanan
3. Memperoleh informasi terkini dan tercepat dalam bentuk data kuantitas mengenai indikator produksi triwulanan dan data kualitas sebagai pendukung data kuantitas.
DATA
Variabel pengumpulan data Indeks nilai pembelian usaha pedagang valuta asing; Indeks nilai penjualan usaha pedagang valuta asing; Penumpang yang diangkut; Tiras/Oplah; Durasi Iklan yang Disiarkan; Indeks jumlah peserta usaha asuransi; Indeks klaim yang dibayarkan usaha asuransi; Indeks jumlah peserta usaha dana pensiun; Indeks premi yang diterima usaha asuransi; Indeks iuran yang diterima usaha dana pensiun; Indeks manfaat yang dibayarkan usaha dana pensiun; Indeks jumlah Anggota usaha koperasi simpan pinjam; Indeks posisi kredit/ pembiayaan yang disalurkan usaha koperasi simpan pinjam; Indeks posisi simpanan yang diterima usaha koperasi simpan pinajm; Indeks jumlah klaim yang dinilai adjuster usaha penunjang asuransi; Indeks jumlah perusahaan yang dilayani aktuaris usaha penunjang asuransi; Nilai Pembelian; Pendapatan dari fee/komisi barang konsinyasi; Barang yang dimuat; Indeks jumlah nasabah usaha pegadaian; Indeks posisi kredit/ pembiayaan yang disalurkan usaha pegadaian; Nilai Penjualan; Posisi kredit/ pembiayaan yang disalurkan usaha pembiayaan dan modal ventura
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
https:
//www.b
ps.go.id
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan yang bergerak di bidang sesuai kategori masing-
masing (G, H, J, K, O)
Unit Observasi Usaha/Establishment
Unit Analisis Provinsi
Metode pengumpulan data Survei dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner STKU-H 2017; STKU-J 2017; STKU-G 2017; STKU-K 2017; STKU-O
2017
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Penjualan; Barang yang dimuat; Tiras/oplah; Usaha asuransi : indeks jumlah peserta, indeks premi yang diterima, indeks klaim yang dibayarkan; Usaha penunjang asuransi : indeks jumlah klaim yang dinilai perusahaan adjuster, jumlah perusahaan yang dilayani aktuaris; Pembelian barang dagangan yang terjual; Usaha dana pensiun : Indeks jumlah peserta, indeks iuran yang diterima, indeks manfaat; Usaha Pegadaian: Indeks Jumlah Nasabah, Indeks Posisi Kredit/Pembiayaan yang Disalurkan; Usaha pembiayaan modal ventura : posisi kredit/pembiayaan yang disalurkan; Usaha koperasi simpan pinjam : indeks jumlah anggota, indeks posisi kredit/pembiayaan yang disalurkan, indeks posisi simpanan yang diterima; Penumpang yang diangkut; Durasi Iklan yang Disiarkan.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Laporan Hasil Survei Triwulanan Kegiatan Usaha Terintegrasi 2017
Provinsi 2016-2017
https:
//www.b
ps.go.id
KOMPILASI PRODUK
ADMINISTRASI BIDANG SOSIAL
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
Analisis Isu Terkini
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menganalisis mengenai beberapa isu terkini dengan komprehensif menggunakan metode-metode statistik inferensia
2. Menganalisis dampak infrastruktur terhadap pertumbuhan inklusif
3. Menganalisis faktor yang mempengaruhi daya beli.
DATA
Variabel pengumpulan data Pertumbuhan ekonomi; Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan (PDRB riil); Jumlah penduduk bekerja; Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja; Koefisien gini; Jumlah penduduk miskin; Panjang jalan aspal; Pengeluaran Pemerintah; Jumlah listrik yang didistribusikan kepada pelanggan industri dan komersial; Jumlah listrik yang didistribusikan kepada pelanggan industri dan komersialVolume air yang disalurkan kepada pelanggan niaga; Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga; Persentase rumah tangga dengan sumber penerangan listrik; Upah Minimum Regional
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi provinsi
Unit Analisis Provinsi
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Mengolah dari raw data dan data
sekunder
https:
//www.b
ps.go.id
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Analisis Isu Terkini 2016 Nasional 2016-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Data Indikator Pembangunan Berkelanjutan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Lingkungan Hidup
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menyediakan informasi yang menggambarkan keadaan dan usaha-usaha penanggulangan kerusakan terhadap alam secara berkesinambungan
2. Menyediakan informasi yang komprehensif, mengenai tekanan, dampak, dan respon terhadap kegiatan sosial ekonomi pada lingkungan hidup
3. Menyajikan data dan informasi tentang perkembangan keadaan dan kondisi lingkungan hidup di Indonesia.
DATA
Variabel pengumpulan data Akses Air Minum Layak; Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air; Sanitasi Layak; Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); Rasio Elektrifikasi; Konsumsi Listrik Perkapita; BauranTerbarukan ; Populasi Penduduk Perkotaan yang Tinggal di Daerah Kumuh; Hunian Layak dan Terjangkau; Korban Kekerasan Dalam 12 Bulan Terakhir yang Melaporkan Kepada Polisi; Korban Bencana; Tangkapan Jenis Ikan yang Berada dalam Batasan Biologis yang Aman; Kawasan Konservasi Perairan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden 1. BMKG (Seluruh Provinsi) 2. Dinas Kelautan dan Perikanan (Seluruh Provinsi) 3. Badan Lingkungan Hidup (Seluruh Provinsi) 4. Dinas Kebersihan Kota (Seluruh Provinsi)
Unit Observasi 1. BMKG (Seluruh Provinsi)
2. Dinas Kelautan dan Perikanan (Seluruh Provinsi)
https:
//www.b
ps.go.id
3. Badan Lingkungan Hidup (Seluruh Provinsi) 4. Dinas Kebersihan Kota (Seluruh Provinsi)
Unit Analisis Provinsi
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Kompilasi data dan
studi literatur
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Indikator Pembangunan Berkelanjutan (IPB)
Provinsi 2011-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Data Statistik Indeks Pembangunan Gender (Metode 2014)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Tahun kegiatan 2015
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mengukur pencapaian dimensi dan variabel yang sama seperti IPM, tetapi mengungkapkan pencapaian laki-laki dan perempuan.
DATA
Variabel pengumpulan data Angka harapan hidup saat lahir; Pengeluaran per Kapita; Rata-rata
Lama Sekolah; Angka Harapan Lama Sekolah
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi Nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
Unit Analisis Provinsi dan kabupaten/kota
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara permintaan langsung ke subject
matter
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Angka Harapan Hidup Laki-laki saat Lahir (AHH); Angka Harapan Hidup perempuan saat Lahir (AHH); Harapan Lama Sekolah Laki-laki (HLS L); Harapan Lama Sekolah Perempuan (HLS P); Rata-rata Lama Sekolah Laki-laki (RLS L); Rata-rata Lama Sekolah Perempuan (RLS P); Pengeluaran per kapita Laki-laki; Pengeluaran per kapita Perempuan.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indeks Pembangunan Gender 2014 Kabupaten/Kota 2014-2014
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Data Statistik Indeks Pembangunan Manusia
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mendapatkan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk)
2. Mendapatkan indikator untuk menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah
3. Mendapatkan data strategis sebagai ukuran kinerja pemerintah
4. Mendapatkan data strategis sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).
DATA
Variabel pengumpulan data Angka harapan hidup saat lahir; Pengeluaran per Kapita; Rata-rata
Lama Sekolah; Angka Harapan Lama Sekolah
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi Nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
Unit Analisis Provinsi dan kabupaten/kota
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara permintaan langsung ke subject
matter
Jenis Kuesioner -
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Harapan Lama Sekolah (HLS); Pengeluaran per kapita; Rata-rata Lama Sekolah (MYS); Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH).
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indeks Pembangunan Manusia 2016 Kabupaten/Kota 2010-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Data Statistik Indikator Kesejahteraan Rakyat
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Indikator Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Memberikan gambaran umum tentang tingkat perkembangan kesejahteraan rakyat Indonesia antar waktu yang mencakup pengkajian bidang-bidang yang menjadi acuan dalam upaya peningkatan kualitas hidup
2. Memberikan gambaran umum tentang perbandingan tingkat perkembangan kesejahteraan rakyat Indonesia antar provinsi maupun daerah tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan) yang mencakup pengkajian bidang Kependudukan, Kesehatan dan Gizi, Pendidikan, Ketenagakerjaan, Taraf dan Pola Konsumsi, Perumahan dan Lingkungan, Kemiskinan, serta Sosial Lainnya
3. Memberikan gambaran tentang kondisi sosial ekonomi wilayah perbatasan yang merupakan bagian penting dari agenda pemerintah yang tercantum dalam Nawacita.
DATA
Variabel pengumpulan data Pola Konsumsi; Perumahan; Lingkungan; Kemiskinan; Sosial Lainnya; Kependudukan; Kesehatan; Gizi; Harapan Hidup Manusia; Ketenagakerjaan; Kesehatan Ibu dan Anak; Pengendalian Penyakit; Kesehatan Lingkungan; Sarana dan Prasarana Kesehatan; Akses Pelayanan Kesehatan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Penanggungjawab teknis di BPS, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, dan Kementerian Kesehatan
Unit Observasi BPS, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian
Kesehatan
https:
//www.b
ps.go.id
Unit Analisis -
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara pengumpulan data
sekunder
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Indikator Kesejahteraan Rakyat 2017
Provinsi 2013-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Data Statistik Lingkungan Hidup
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Lingkungan Hidup
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menyediakan informasi yang menggambarkan keadaan dan usaha-usaha penanggulangan alam secara berkesinambungan
2. Mengevaluasi ketersediaan dan potensi sumber daya alam 3. Menyediakan informasi yang komprehensif, baik informasi
mengenai tekanan, dampak, dan respon terhadap kegiatan sosial ekonomi pada lingkungan hidup
4. Menyajikan data dan informasi tentang perkembangan keadaan dan kondisi lingkungan hidup di Indonesia
5. Menyajikan data kerusakan lingkungan alam, buatan, dan sosial
6. Menyajikan data sumber daya alam yang tersedia di Indonesia
7. Membantu para pengambil kebijakan dalam merencanakan, memonitor, dan menentukan program terkait lingkungan.
DATA
Variabel pengumpulan data Lingkungan Alam; Lingkungan Buatan; Lingkungan Sosial
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden 1. BMKG (Seluruh Provinsi) 2. Badan Lingkungan Hidup (Seluruh Provinsi) 3. Dinas Kebersihan Kota (Seluruh Provinsi)
Unit Observasi 1. BMKG (Seluruh Provinsi) 2. Dinas Kelautan dan Perikanan (Seluruh Provinsi) 3. Dinas Kebersihan Kota (Seluruh Provinsi)
https:
//www.b
ps.go.id
Unit Analisis Provinsi
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Kompilasi data dan
studi literatur
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI)
Provinsi 2011-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Data Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Lingkungan Hidup
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menyajikan isu terkait laut dan pesisir, kondisi fisik, sumber daya yang dapat diperbaharui maupun yang tidak diperbaharui, jasa kelautan, dan keadaan sosial ekonomi masyarakat pesisir.
DATA
Variabel pengumpulan data Budidaya Laut; Sumber daya pesisir; Perikanan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden 1. BMKG (Seluruh Provinsi) 2. Dinas Kelautan dan Perikanan (Seluruh Provinsi) 3. Badan Lingkungan Hidup (Seluruh Provinsi) 4. Pemerintah daerah (Pemda) seluruh propinsi
Unit Observasi 1. BMKG (Seluruh Provinsi) 2. Dinas Kelautan dan Perikanan (Seluruh Provinsi) 3. Badan Lingkungan Hidup (Seluruh Provinsi) 4. Pemerintah daerah (Pemda) seluruh propinsi
Unit Analisis Provinsi
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Kompilasi data dan
studi literatur
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
https:
//www.b
ps.go.id
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Sumber Daya Laut dan Pesisir (SDLP)
Provinsi 2011-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Data Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di Indonesia
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Indikator Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menyajikan indikator-indikator SDGs yang tersedia di Indonesia khususnya Badan Pusat Statistik dan beberapa instansi lain
2. Mengetahui posisi capaian awal pembangunan berkelanjutan pada setiap tujuan SDGs dengan melakukan analisis terhadap indikator yang tersedia
3. Mendorong kepada para pemangku kepentingan dalam menyediakan data dan informasi bagi ketersediaan indikator SDGs di Indonesia.
DATA
Variabel pengumpulan data Kemiskinan; Kesehatan; Kelaparan; Pendidikan; Kesetaraan Gender; Akses Air Bersih dan Sanitasi; Energi Bersih; Pekerjaan Layak; Ketimpangan; Kota yang berkelanjutan; Konsumsi dan Produksi; Perubahan Iklim; Ekosistem Darat; Ekosistem Laut; Perdamaian, Keadlian, dan Kelembagaan; Kemitraan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Subject Matter terkait di BPS dan Berbagai Kementrian/Lembaga
terkait
Unit Observasi -
Unit Analisis -
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara data diperoleh langsung dari
subject matter
https:
//www.b
ps.go.id
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia
Nasional 2011-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Statistik Upah
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Upah dan Pendapatan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Memudahkan pengguna data dalam mencari data upah dari berbagai survei di BPS.
DATA
Variabel pengumpulan data -
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Liaison Officer (LO) di BPS
Unit Observasi BPS
Unit Analisis -
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Kompilasi Statistik
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Kompilasi Statistik Upah 2017 Nasional -
https:
//www.b
ps.go.id
Penghitungan Penduduk dan Rumah Tangga untuk Penimbang Survei Kependudukan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Demografi
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Dengan diperolehnya angka penimbang maka hasil estimasi jumlah rumah tangga dan penduduk akan lebih akurat dan informasi kependudukan yang lebih rinci per kabupaten/kota yang diperoleh akan lebih representatif.
DATA
Variabel pengumpulan data Umur; Jenis Kelamin; Penduduk; Perkotaan/Perdesaan
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
10 tahunan di setiap tahun yang berakhiran 0 dan 5
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Subdit Stat. Demografi
Unit Observasi Penduduk
Unit Analisis -
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Data sekunder hasil sensus/survei
kependudukan
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Analisis Mobilitas Tenaga Kerja Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mengeksplorasi potensi mobilitas tenaga kerja di Indonesia, baik pekerja yang melakukan kegiatan mobilitas maupun mobilitas/perpindahan pekerjaan (job mobility), yaitu:
1. Menyoroti pola mobilitas pekerja di Indonesia 2. Mengidentifikasi karakteristik pekerja yang melakukan
mobilitas 3. Mengamati pola mobilitas pekerja menurut sektor
ekonomi dalam upaya untuk melihat sektor ekonomi yang paling berpotensi untuk menyerap tenaga kerja migran
4. Dalam rangka memperkaya analisis mobilitas, dilakukan juga analisis mobilitas pekerjaan dari para pekerja.
DATA
Variabel pengumpulan data Pekerja Komuter; Pekerja Sirkuler; Lapangan usaha; Penduduk Usia Kerja; Pekerja; Pengangguran; Status pekerjaan; Pekerja yang pindah pekerjaan; Pekerja Migran Risen
Frekuensi Kegiatan 2 tahun sekali
Frekuensi pengumpulan data
2 tahun sekali
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Rumah tangga
Unit Observasi Rumah tangga biasa dan tidak termasuk rumah tangga khusus
Unit Analisis Penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Meminta raw data dari subject
matter terkait
https:
//www.b
ps.go.id
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Persentase Pekerja Migran Risen; Persentase Pekerja Komuter; Persentase Pekerja yang Pindah Pekerjaan; Persentase Pekerja Sirkuler; Angkatan Kerja.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Analisis Mobilitas Tenaga Kerja Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2017
Provinsi 2016-
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Indeks Kesetaraan dan Pemberdayaan Gender
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Melakukan kajian awal penyusunan GII atau Indeks Ketimpangan Gender (IKG) untuk memperoleh IKG yang sesuai dengan kondisi Indonesia namun tetap ilmiah dan memperhatikan aspek konseptual
2. Menyusun metodologi IKG yang sepenuhnya dapat diterapkan di Indonesia dengan menggunakan indikator-indikator yang ada di Indonesia
3. Menghasilkan indikator komposit yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kondisi wilayah di Indonesia/local specific issues, ketersediaan data, maupun metodologi yang tepat secara statistik.
DATA
Variabel pengumpulan data Proprosi persalinan tidak di fasilitas kesehatan; Proporsi
perempuan usia 15-49 tahun yang pernah kawin dan berumur
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi Individu
Unit Analisis Individu
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Pengumpulan data sekunder
Jenis Kuesioner -
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
IKG (Indeks Ketimpangan Gender).
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Kajian Awal Indeks Ketimpangan Gender 2016
Provinsi 2015-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Publikasi Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menghimpun data-data yang terkait dengan mobilitas penduduk dan tenaga kerja yang berasal dari data primer (data yang dihasilkan dari sensus atau survei yang dilakukan BPS) ataupun data sekunder (data yang dikumpulkan dari instansi-instansi terkait di luar BPS) untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan kebijakan, program dan kegiatan yang terkait dengan upaya pengendalian penduduk dan tenaga kerja.
DATA
Variabel pengumpulan data Migran Seumur Hidup; Migran Risen; Pekerja Komuter; Pekerja
Sirkuler; Pergeseran Pekerjaan
Frekuensi Kegiatan Tiga Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tiga Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Instansi (sumber data sekunder)
Unit Observasi Migran seumur hidup, migran risen, pekerja ulang-alik, pekerja sirkuler, TKI, TKA, transmigran, imigran, penumpang kereta commuter line
Unit Analisis Penduduk migran, pekerja ulang-alik, pekerja sirkuler, TKI, TKA,
transmigran, imigran, penumpang kereta commuter line
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Meminta data langsung ke unit
kerja/instansi terkait
Jenis Kuesioner -
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Migrasi Neto Risen; Persentase Pekerja Sirkuler; Migrasi Neto Seumur Hidup; Persentase Pekerja Komuter.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja 2017
Nasional 2015-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Statistik Pendapatan Hasil Sakernas
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Upah dan Pendapatan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Penulisan ‘Publikasi Statistik Pendapatan Hasil Sakernas 2017’ bertujuan untuk menyajikan data dan informasi mengenai:
1. Rata-rata pendapatan pekerja bebas menurut provinsi dan karakteristik sosial dan demografi
2. Rata-rata pendapatan pekerja berusaha sendiri menurut provinsi dan karakteristik sosial dan demografi.
DATA
Variabel pengumpulan data Status pekerjaan; Pekerja Bebas di Pertanian; Berusaha sendiri; Pendapatan; Lapangan usaha; Lapangan Usaha Pertanian (Agriculture); Lapangan Usaha Manufaktur (Manufacture); Lapangan Usaha Jasa-jasa (services); Jumlah Jam Kerja pada Pekerjaan Utama ; Pendidikan tertinggi yang ditamatkan; Bekerja; Pekerja Bebas; Pekerja Bebas di non-pertanian
Frekuensi Kegiatan semesteran
Frekuensi pengumpulan data
Semesteran
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi -
Unit Analisis -
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara kompilasi data
Jenis Kuesioner -
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Rata-rata Pendapatan Pekerja Berusaha Sendiri Menurut Jenis Kelamin dan Beberapa Karakteristik yang Diamati; Rata-rata Pendapatan Pekerja Bebas menurut Jenis Kelamin dan Beberapa Karakteristik yang Diamati.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Pendapatan Provinsi -
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Statistik Politik dan Keamanan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Politik dan Keamanan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menghimpun data statistik politik dan keamanan 2. Memberikan gambaran perkembangan situasi bidang
politik dan keamanan antar waktu 3. Memberikan gambaran perbandingan perkembangan
situasi bidang politik dan keamanan antar wilayah.
DATA
Variabel pengumpulan data Pemilihan Umum ; Penegakan Hukum; Kriminalitas berdasarkan
Laporan Administrasi; Pemerintahan; Lembaga Demokrasi
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden KPU, Bappeda, Kesbanglinmas, Sekretariat Dewan, Kanwil
Kemenkumham, Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan
Unit Observasi Subject matter BPS, Instansi Pemerintah
Unit Analisis -
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Data sekunder
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Politik Provinsi -2016
Statistik Kriminal Provinsi 2011-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Proyeksi Penduduk 2015-2035 Berdasarkan Hasil SUPAS 2015
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Demografi
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Melakukan evaluasi asumsi kelahiran, kematian dan perpindahan dari data SUPAS2015
2. Menentukan asumsi kelahiran, kematian dan perpindahan yang akan digunakan sebagai dasar penghitungan proyeksi penduduk provinsi dan kabupaten/kota
3. Melakukan simulasi proyeksi penduduk provinsi dan kabupaten/kota yang kemudian dilakukan evaluasi dan tindak lanjut.
DATA
Variabel pengumpulan data Umur; Jenis kelamin; Penduduk; Rasio Jenis Kelamin; Angka Kelahiran Total (TFR); Angka Kematian Bayi (AKB); Migrasi Neto; Laju Pertumbuhan Penduduk; Rasio Ketergantungan; Angka harapan hidup saat lahir
Frekuensi Kegiatan Sepuluh Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Subdit Stat. Demografi
Unit Observasi Penduduk
Unit Analisis Penduduk
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Wawancara langsung
Jenis Kuesioner SUPAS2015-S
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Proyeksi Penduduk Indonesia 2015 - 2045 Hasil SUPAS 2015
Kecamatan 2015-2045
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi Keadaan Pekerja di Indonesia
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Upah dan Pendapatan
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Secara umum, tujuan pengumpulan data melalui Sakernas Semesteran 2017 adalah menyediakan data pokok ketenagakerjaan yang berkesinambungan. Secara khusus, untuk memperoleh informasi data jumlah penduduk yang bekerja, pengangguran dan penduduk yang pernah berhenti/pindah bekerja serta perkembangannya di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional. Sakernas semester I (Februari) sebanyak 5.000 blok sensus menghasilkan estimasi level provinsi, sedangkan Sakernas semester II (Agustus) sebanyak 20.000 blok sensus menghasilkan estimasi level kabupaten/kota.
DATA
Variabel pengumpulan data Pekerja Bebas di non-pertanian; Pekerjaan Utama; Upah/Gaji bersih; Pendapatan Bersih Sebulan yang lalu dari Pekerjaan Utama; Pekerja Bebas di Pertanian; Pekerja; Lapangan pekerjaan; Pendidikan tertinggi yang ditamatkan; Buruh/Karyawan/ Pegawai; Jenis Pekerjaan/Jabatan dari Pekerjaan Utama selama seminggu yang Lalu; Jumlah Jam Kerja Seminggu
Frekuensi Kegiatan Semesteran
Frekuensi pengumpulan data
Semesteran
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi -
Unit Analisis Individu pekerja
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Kompilasi Statistik
Jenis Kuesioner -
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Rata-rata upah buruh.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Keadaan Pekerja 2017(data februari)
Provinsi -2017
Keadaan Pekerja 2017(data Agustus)
Provinsi -2017
https:
//www.b
ps.go.id
Statistik Telekomunikasi Indonesia
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menyajikan data dan informasi yang lengkap dan mutakhir mengenai telekomunikasi Indonesia, yang mencakup jaringan telekomunikasi dan jasa telekomunikasi.
DATA
Variabel pengumpulan data Penetrasi Internet; Penggunaan Telepon Selular oleh Rumah Tangga; Penggunaan Telepon Tetap Kabel oleh Rumah Tangga; Kepemilikan Komputer; Kepemilikan Akses Internet; Telepon Tetap Kabel; Warung Internet
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi -
Unit Analisis Perusahaan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi, Desa/Kelurahan,
dan Rumah Tangga
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara mengumpulkan data dari pihak
terkait
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Penduduk perkotaan yang akses internet (5 tahun ke atas); Persentase perempuan yang mengakses internet (5 tahun ke atas); Penduduk perdesaan yang akses internet (5 tahun ke atas); Persentase laki-laki yang mengakses internet (5 tahun ke atas).
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Telekomunikasi Indonesia 2016
Provinsi 2012-2016
https:
//www.b
ps.go.id
KOMPILASI PRODUK
ADMINISTRASI BIDANG EKONOMI
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
Analisis SE2016-L: Analisis Potensi Wilayah Indonesia
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Memperoleh gambaran dan informasi terkait potensi ekonomi kewilayahan
2. Memberikan manfaat bagi pemerintah dalam mengevaluasi program-program terkait pengembangan potensi wilayah yang sudah dilakukan selama ini.
DATA
Variabel pengumpulan data Kegiatan utama; Jumlah tenaga kerja; Status badan usaha; Nilai
Pengeluaran selama satu bulan
Frekuensi Kegiatan Sepuluh Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi Perusahaan/Usaha
Unit Analisis Usaha/perusahaan
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara (Mengambil tabulasi hasil Sensus
Ekonomi 2016
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Analisis SE2016-L: Analisis Potensi Wilayah Indonesia
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Data Indikator Ekonomi
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Indikator Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menyajikan statistik ekonomi yang dibutuhkan para pemakai data untuk berbagai keperluan pengamatan dan analisa ekonomi.
DATA
Variabel pengumpulan data Indeks Harga Konsumen; Indeks Harga Produsen; Nilai Tukar Petani; Indeks Harga Perdagangan Besar; Nilai Tukar Valuta; Keuangan; Perbankan; Penanaman modal; Produksi sektor Pertanian; Produksi Sektor Industri; Produksi Sektor Pertambangan; Konstruksi; Neraca Pembayaran; Perdagangan luar negeri; Perhubungan; Perhotelan; Pariwisata; Pendapatan Nasional
Frekuensi Kegiatan Bulanan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Penanggung jawab teknis di BPS, Bank Indonesia, Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan instansi lain
Unit Observasi BPS, Bank Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), dan instansi lain
Unit Analisis -
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara data sekunder
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indikator Ekonomi Februari 2017 Kabupaten/Kota 2004-2017
Indikator Ekonomi Desember 2016 Kabupaten/Kota 2004-2017
Indikator Ekonomi Maret 2017 Kabupaten/Kota 2004-2017
Indikator Ekonomi Januari 2017 Kabupaten/Kota 2004-2017
Indikator Ekonomi November 2016 Kabupaten/Kota 2004-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Data Laporan Perekonomian Indonesia
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Indikator Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menyajikan indikator-indikator statistik ekonomi secara berkala dan berkelanjutan sebagai informasi kepada masyarakat tentang perkembangan dan kondisi perekonomian di wilayah Indonesia
2. Menyajikan perkembangan ekonomi Indonesia yang bisa digunakan pemerintah dan swasta sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan berbagai kebijakan.
DATA
Variabel pengumpulan data Pertumbuhan ekonomi regional; Perkembangan poros ekonomi maritim Indonesia; Inflasi; Impor; Neraca perdagangan Indonesia; Kinerja sektor moneter; Ekspor; Daya beli masyarakat; Tinjauan perekonomian dunia; Tinjauan perekonomian Indonesia; Pertumbuhan ekonomi nasional; Perkembangan investasi; Perdagangan saham; Pariwisata; Ketenagakerjaan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Penanggungjawab teknis di BPS dan Kementerian/Lembaga
Unit Observasi BPS dan Kementerian/Lembaga (seperti Bank Indonesia, Badan
Koordinasi Penanaman Modal, dan instansi lainnya)
Unit Analisis -
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara pengumpulan data dari subject
matter
Jenis Kuesioner -
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Laporan Perekonomian Indonesia 2017
Provinsi 2008-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Data Statistik Ekspor
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Ekspor
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Memperoleh data Statistik Ekspor baik bulanan maupun tahunan secara rinci dan berkesinambungan.
DATA
Variabel pengumpulan data Nilai FOB; Volume; Kode HS (Harmonize System); Negara Tujuan;
Propinsi Asal; Moda Transportasi; Pelabuhan Muat Ekspor; Valuta
Frekuensi Kegiatan Bulanan
Frekuensi pengumpulan data
Harian; Mingguan; Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Semua pelaku ekspor yang menggunakan data kepabeanan (PEB
3.0, PPFTZ-03)
Unit Observasi Semua pelaku ekspor (eksportir)
Unit Analisis Komoditi, Volume, Nilai FOB, Negara tujuan, Moda Transportasi,
Propinsi Asal, Pelabuhan Muat, Valuta
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Lainnya
Jenis Kuesioner PPFTZ-03; PEB 3.0
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Total Nilai Ekspor Migas Indonesia; Total Nilai Ekspor Non Migas Indonesia; Unit Value Indeks.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi
level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
https:
//www.b
ps.go.id
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Komoditi HS, Agustus 2017
Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Komoditi HS, Desember 2016
Provinsi 2016-2016
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Kelompok Komoditi dan Negara, April 2017
Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Komoditi HS, April 2017
Provinsi 2017-2017
Ekspor Indonesia Menurut Kode ISIC, Tahun 2015-2016 Provinsi 2016-2016
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Komoditi HS, Januari 2017
Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Kelompok Komoditi dan Negara, Desember 2016
Provinsi 2016-2016
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Komoditi HS, Pebruari 2017
Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Kelompok Komoditi dan Negara, Januari 2017
Provinsi 2017-2017
Indeks Unit Value Ekspor, April 2017 Provinsi 2017-2017
Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Ekspor, 2016, Jilid II
Provinsi 2016-2016
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Kelompok Komoditi dan Negara, Juli 2017
Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Kelompok Komoditi dan Negara, November 2016
Provinsi 2016-2016
Ekspor Menurut Moda Transportasi, Tahun 2015-2016 Provinsi 2016-2016
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Komoditi HS, Juni 2017
Provinsi 2017-2017
Indeks Unit Value Ekspor, Desember 2016 Provinsi 2016-2016
Analisa Komoditi Ekspor, 2010-2016, Sektor Pertanian, Industri dan Pertambangan
Provinsi 2016-2016
Indeks Unit Value Ekspor, Oktober 2017 Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Kelompok Komoditi dan Negara, Maret 2017
Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Komoditi HS, November 2016
Provinsi 2016-2016
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Kelompok Komoditi dan Negara, Mei 2017
Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Kelompok Komoditi dan Negara, Pebruari 2017
Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Komoditi HS, Juli 2017
Provinsi 2017-2017
Indeks Unit Value Ekspor, Agustus 2017 Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Kelompok Komoditi dan Negara, September 2017
Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Kelompok Komoditi dan Negara, Oktober 2017
Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Provinsi 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Menurut Kelompok Komoditi dan Negara, Juni 2017
Indeks Unit Value Ekspor, September 2017 Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Komoditi HS, September 2017
Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Komoditi HS, Mei 2017
Provinsi 2017-2017
Indeks Unit Value Ekspor, Januari 2017 Provinsi 2017-2017
Indeks Unit Value Ekspor, Pebruari 2017 Provinsi 2017-2017
Indeks Unit Value Ekspor, Maret 2017 Provinsi 2017-2017
Indeks Unit Value Ekspor, 2012-2016 Provinsi 2017-2017
Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Ekspor, 2016, Jilid I
Provinsi 2016-2016
Indeks Unit Value Ekspor, Juli 2017 Provinsi 2017-2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Kelompok Komoditi dan Negara, Agustus 2017
Provinsi 2017-2017
Indeks Unit Value Ekspor, Juni 2017 Provinsi 2016-2016
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Komoditi HS, Oktober 2017
Provinsi 2017-2017
Direktori Eksportir Indonesia 2016 Provinsi 2016-2016
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Komoditi HS, Maret 2017
Provinsi 2017-2017
Indeks Unit Value Ekspor, November 2016 Provinsi 2016-2016
Ekspor Indonesia Menurut Kode SITC, Tahun 2015-2016 Provinsi 2016-2016
Indeks Unit Value Ekspor, Mei 2017 Provinsi 2017-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Data Statistik Impor
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Impor
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menyajikan data statistik impor secara bulanan maupun tahunan.
DATA
Variabel pengumpulan data Pelabuhan Bongkar; Komoditas menurut HS; Berat Bersih; Nilai
CIF; Negara Asal
Frekuensi Kegiatan Bulanan
Frekuensi pengumpulan data
Mingguan; Bulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Perusahaan impor
Unit Observasi Transaksi impor
Unit Analisis Komoditas
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Dokumen PIB dari
Bea cukai dan Perusahaan cargo
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Index Unit Value Impor; Total Nilai Impor Non Migas Indonesia; Total Nilai Impor Migas Indonesia.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Nasional -2017
https:
//www.b
ps.go.id
Juni 2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor (Jilid I, II, III) Tahun 2016
Nasional -2016
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Maret 2017
Nasional -2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Mei 2017
Nasional -2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Februari 2017
Nasional -2017
Direktori Importir Indonesia Tahun 2016 Nasional -2016
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor April 2017
Nasional -2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor November 2016
Nasional -2016
Index Unit Value Impor Tahun 2016 Nasional -2016
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Desember 2016
Nasional -2016
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor September 2017
Nasional -2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Agustus 2017
Nasional -2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Januari 2017
Nasional -2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Juli 2017
Nasional -2017
Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Oktober 2017
Nasional -2017
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menyediakan informasi data penunjang yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan, monitor, dan evaluasi perkembangan di sektor pertanian seperti perkembangan produksi, lahan pertanian, upah tenaga kerja, harga, ekspor, impor, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB, dan kontribusi subsektor pertanian terhadap PDB sektor pertanian.
DATA
Variabel pengumpulan data Nilai Tukar Petani (NTP); Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat; Ekspor; Produksi Tanaman Padi; Produksi Tanaman Palawija; Produksi Tanaman Sayuran; Produksi Tanaman Perkebunan Besar Negara; Produksi Tanaman Perkebunan Besar Swasta; Produk Domestik Bruto (PDB); Produksi Tanaman Buah-buahan; Produksi Tanaman Kehutanan; Upah Buruh Tani; Upah Nominal Buruh Tani; Produksi Perikanan Tangkap; Produktivitas Tanaman Pangan; Produktivitas tanaman hortikultura; Produktivitas tanaman perkebunan ; Luas Panen Tanaman Pangan; Luas Lahan Pertanian; Luas Tanaman Perkebunan Besar Negara; Luas Lahan Usaha Budidaya Perikanan; Rumah Tangga Perikanan Budidaya; Jumlah Kapal/Perahu Penangkap Ikan di Perairan Umum; Harga tanaman perkebunan; Produksi peternakan; Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor Pertanian; Upah Riil Buruh Tani; Harga Produsen; Jumlah Kapal/Perahu Penangkap Ikan di Laut; Luas Tanaman Perkebunan; Luas Tanaman Perkebunan Rakyat; Luas Tanaman Perkebunan Besar; Luas Tanaman Perkebunan Besar Swasta; Produksi; Produksi Perikanan Budidaya; Impor
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Unit kerja yang bekerja di bidang pertanian, harga perdesaaan,
dan neraca produksi
https:
//www.b
ps.go.id
Unit Observasi Unit Kerja
Unit Analisis Nasional
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Data sekunder
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Sumbangan Subsektor Pertanian; Produktivitas Tanaman; Indeks Berantai Produksi Subsektor Pertanian; Indeks Produksi Subsektor Pertanian.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Indikator Pertanian 2016 Nasional 2012-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Data Transportasi
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Transportasi
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menyediakan data angkutan darat, laut, dan udara secara periodik dan berkesinambungan
2. Sebagai masukan dalam perencanaan pembangunan khususnya di bidang transportasi, baik di Pemerintahan Provinsi (Pemprov), Pemerintahan Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot) maupun Nasional.
DATA
Variabel pengumpulan data SIM yang dikeluarkan; Kendaraan bermotor; Jalan negara; Jalan provinsi; Jalan kabupaten; Km penumpang; Barang dimuat; Km-ton barang angkutan kereta api; Kunjungan Kapal; Bongkar Barang; Muat barang (Angkutan Laut); Kecelakaan lalu lintas; Penumpang berangkat (Angkutan Darat); Penumpang berangkat (Angkutan Laut); Lalu lintas Pesawat; Lalu lintas penumpang (Angkutan Udara); Lalu lintas barang (Angkutan Udara); Penumpang datang (Angkutan Laut)
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan; Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden 1. Angkutan Darat: Ditjen Bina Marga-Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas PU Pemda Provinsi/Kab/Kota, Dinas Perhubungan Pemda Provinsi/Kab/Kota, Korlantas POLRI, PT. KAI Pusat, dan PT. KAI Commuter Jabodetabek
2. Angkutan Laut: PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I.-IV, Pelabuhan Cabang, Pelabuhan Lainnya-Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Pelabuhan
3. Angkutan Udara: PT (Persero) Angkasa Pura I dan II, Bandara Cabang, Bandara Lainnya-UPT Kementerian Perhubungan
https:
//www.b
ps.go.id
Unit Observasi Perusahaan/pengelola pelabuhan/bandara/kereta api/instansi
pemerintah terkait
Unit Analisis Perusahaan dan instansi sumber data
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Mengisi kuesioner sendiri
(swacacah)
Jenis Kuesioner AJR II/2; AJR II/3; FAX AL; FAX AU; Form KAI; Model III/1; PJ II/5; PJ II/6; SIMOPPEL T.II.02; SIMOPPEL T.II.03; SIMOPPEL T.II.04; SIMOPPEL T.II.05; SIMOPPEL T.II.06; SIMOPPEL T.II.07; SIMOPPEL T.II.08; SIMOPPEL T.II.09; SIMOPPEL T.II.01; SIMOPPEL T.II.UPT
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Km-Ton; Km-Penumpang.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Statistik Transportasi Darat Statistik Transportasi Laut Statistik Transportasi Udara
Provinsi 2001-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Kompilasi Statistik Indonesia
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Diseminasi Statistik
Subdit. Publikasi dan Kompilasi Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Menyediakan data bagi Pemerintah sebagai bahan perencanaan, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang
2. Menyediakan data bagi dunia usaha sebagai dasar pengembangan usaha, penentuan sumber pembiayaan, perkiraan produksi, perencanaan dan pengembangan pemasaran
3. Menyediakan data bagi akademisi dan masyarakat lainnya sebagai bahan rujukan suatu penelitian atau perencanaan suatu kegiatan.
DATA
Variabel pengumpulan data -
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Liaison Officer (LO) di BPS dan Kementerian/Lembaga
Unit Observasi BPS dan Kementerian/Lembaga
Unit Analisis -
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Kompilasi Produk
Administrasi
Jenis Kuesioner -
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Statistik Indonesia Nasional -
https:
//www.b
ps.go.id
Penyesuaian musiman (seasonal adjustment) pada data PDB triwulanan menurut lapangan usaha
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Pengembangan Model Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Melakukan proses penyesuian musiman pada data PDB triwulanan menurut lapangan usaha.
DATA
Variabel pengumpulan data Produk Domestik Bruto (PDB)
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi -
Unit Analisis Jenis Lapangan Usaha
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara data sekunder
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Seasonally adjusted data PDB triwulanan menurut lapangan usaha
Nasional 2000-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Data Statistik Neraca Energi
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Mendapatkan gambaran akan ketersediaan energi di Indonesia dan penggunaan energi, sehingga dapat menjadi dasar dalam kebijakan di bidang energi.
DATA
Variabel pengumpulan data Jumlah dan Nilai Produksi; Struktur Biaya; Tenaga Kerja; Balas Jasa Pekerja; Produksi Energi Primer; Impor Energi; Ekspor Energi; Konsumsi Energi
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi -
Unit Analisis Energi
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Kompilasi
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Kebutuhan Energi ; Energi perkapita; Produksi Energi; Energi yang dikonsumsi; Ekspor Energi; Impor Energi.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Neraca Energi Nasional 2011-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Komponen Ekspor Impor Luar Negeri pada PDB menurut Pengeluaran
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Diperoleh nilai dan struktur neraca barang dan jasa yang akurat untuk penyusunan PDB-E, SUT/IO sisi uses dan neraca sektor institusi
2. Menyusun analisis singkat tentang barang dan jasa Indonesia
3. Menyelaraskan penghitungan ekspor/impor barang dan jasa di tingkat nasional (PDB) dan tingkat provinsi (PDRB).
DATA
Variabel pengumpulan data Ekspor luar negeri; Impor luar negeri
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan; Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Kementerian/lembaga dan subject matter terkait
Unit Observasi Kementerian/lembaga dan subject matter terkait
Unit Analisis Nasional
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara data sekunder
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Sumber Pertumbuhan Ekonomi; Neraca Perdagangan; Volume Perdagangan; Pertumbuhan Ekspor/Impor; Derajat Keterbukaan.
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Produk Domestik Bruto Indonesia menurut Pengeluaran
Nasional -
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Komponen PMTB dan Perubahan Inventori pada PDB menurut Pengeluaran
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Memperkenalkan wawasan pengguna sistem data makro yang berkaitan dengan arus penyediaan dan penggunaan dana antar sektor
2. Melengkapi sistem data neraca nasional yang selama ini terus dikembangkan dan disempurnakan oleh Badan Pusat Statistik
3. Menyebarluaskan data dan informasi yang terdapat di dalam neraca arus dana sebagai bahan referensi bagi para pengguna data khususnya di bidang ekonomi moneter
4. Menyajikan analisis deskriptif yang berkaitan dengan neraca pembiayaan sektoral, keterkaitan finansial antar sektor, velocity of income, dan penyebab berdasarkan data NAD 2010-2014
5. Dasar untuk bahan perbaikan dan penyempurnaan penyusunan NAD Indonesia pada tahun-tahun yang akan datang.
DATA
Variabel pengumpulan data PMTB Peralatan Lainnya; PMTB CBR; PMTB Produk Kekayaan Intelektual; Perubahan Inventori; PMTB; PMTB Bangunan; PMTB Mesin dan Perlengkapan; PMTB Kendaraan
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan; Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Kementerian/lembaga dan subject matter terkait
Unit Observasi Kementerian/lembaga dan subject matter terkait
https:
//www.b
ps.go.id
Unit Analisis Nasional
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Data sekunder
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Pertumbuhan PMTB; Peran Perubahan Inventori; Peran PMTB.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Produk Domestik Bruto Indonesia menurut Pengeluaran
Nasional -
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Konsumsi Pemerintah Triwulanan/Tahunan Tahun Dasar 2010
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Pemerintah dan Badan Usaha
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Untuk mengetahui besaran pengeluaran konsumsi akhir pemerintah
2. Untuk mengetahui pertumbuhan konsumsi pemerintah baik Q to Q, Y on Y, maupun C to C
3. Untuk mengetahui kontribusi pengeluaran konsumsi akhir pemerintah terhadap PDB Pengeluaran.
DATA
Variabel pengumpulan data Pendapatan Pemerintah (APBN dan APBD); Belanja Pemerintah (APBN dan APBD); Transfer ke Daerah; Output BI; Realisasi Raskin
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi Agregat pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Unit Analisis Pemerintahan umum
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Permintaan data
melalui surat resmi
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah.
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Memperkenalkan wawasan penggunaan sistem data makro yang berkaitan dengan arus penyediaan dan penggunaan dana antarsektor
2. Melengkapi sistem data neraca nasional yang selama ini terus dikembangkan dan disempurnakan oleh Badan Pusat Statistik
3. Menyebarluaskan data dan informasi yang terdapat di dalam neraca arus dana sebagai bahan referensi bagi para pengguna data khususnya di bidang ekonomi moneter
4. Menyajikan analisis deskriptif yang berkaitan dengan neraca pembiayaan sektoral, keterkaitan finansial antarsektor, velocity of income, dan penyebab berdasarkan data NAD 2012-2016
5. Dasar untuk bahan perbaikan dan penyempurnaan penyusunan NAD Indonesia pada tahun-tahun yang akan datang.
DATA
Variabel pengumpulan data Tabungan Bruto; Investasi Non finansial; Pinjaman Neto; Selisih Statistik; Ekuitas; Unit Penyertaan Investasi Kolektif; Perubahan Neto Investasi Finansial; Perolehan Neto Aset Finansial; Perolehan Neto Kewajiban Finansial; Surat Berharga; Asuransi, Dana Pensiun, dan Jaminan Terstandar; Cadangan teknis asuransi non-jiwa; Hak anuitas dan asuransi jiwa; Hak Pensiunan; Emas Moneter dan Hak Tarik Khusus; Emas moneter; Hak Tarik Khusus; Uang dan Simpanan; Uang; Transferable deposits; Simpanan Lainnya; Surat Berharga Jangka Pendek; Surat Berharga Jangka Panjang; Pinjaman; Pinjaman Jangka Pendek; Pinjaman Jangka Panjang; Transaksi Derivatives; Kredit dagang dan pembayaran di muka; Hutang/Piutang lainnya
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
https:
//www.b
ps.go.id
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Kementerian/lembaga terkait
Unit Observasi Kementerian/lembaga terkait
Unit Analisis Institusi
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Data sekunder
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Neraca Arus Dana (NAD) Penggunaan dan Sumber.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Neraca Arus Dana Indonesia Tahunan 2012-2016
Nasional 2012-2016
Neraca Arus Dana Indonesia Triwulanan 2014-2017:2
Nasional 2014-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Neraca Pemerintahan Pusat Triwulanan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Pemerintah dan Badan Usaha
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Melihat dan mengevaluasi kinerja transaksi keuangan pemerintah pusat dalam jangka pendek yang disajikan dalam data neraca pemerintahan pusat triwulanan yang terdiri dari:
1. Neraca Produksi 2. Neraca Pendapatan yang Dihasilkan 3. Neraca Alokasi Pendapatan Primer 4. Neraca Distribusi Pendapatan Sekunder 5. Neraca Penggunaan Pendapatan Disposabel 6. Neraca Modal 7. Neraca Finansial.
DATA
Variabel pengumpulan data Output Pemerintahan Pusat; Nilai Tambah Pemerintahan Pusat;
Konsumsi Akhir Pemerintahan Pusat
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Kementerian/lembaga dan subject matter terkait
Unit Observasi Kementerian/lembaga dan subject matter terkait
Unit Analisis Pemerintah Pusat
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Permintaan data
melalui surat resmi
Jenis Kuesioner -
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Neraca Pemerintahan Pusat Triwulanan 2011-2017:2
Nasional 2011-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan Neraca Pemerintahan Umum
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Pemerintah dan Badan Usaha
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Melihat dan mengevaluasi kinerja transaksi keuangan pemerintahan umum dalam jangka pendek yang disajikan dalam data neraca pemerintahan umum yang terdiri dari:
1. Neraca Produksi 2. Neraca Pendapatan yang Dihasilkan 3. Neraca Alokasi Pendapatan Primer 4. Neraca Distribusi Pendapatan Sekunder 5. Neraca Penggunaan Pendapatan Disposabel 6. Neraca Modal 7. Neraca Finansial.
DATA
Variabel pengumpulan data Output Pemerintahan Umum; Nilai Tambah Pemerintahan Umum;
Konsumsi Akhir Pemerintahan Umum
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi -
Unit Analisis Pemerintah Umum (pusat dan daerah)
Metode pengumpulan data Kompilasi Produk Administrasi dengan cara Permintaan data
melalui surat resmi
Jenis Kuesioner -
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Neraca Pemerintahan Umum Indonesia 2011-2016 (General Government Accounts of Indonesia 2011-2016)
Nasional 2011-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan PDB Indonesia Tahunan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Nasional
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menyediakan data pendapatan nasional Indonesia tahunan.
DATA
Variabel pengumpulan data Produk Domestik Bruto (PDB); Produk Nasional Bruto (PNB);
Pendapatan Nasional
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi -
Unit Analisis Lapangan usaha
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Pengamatan (Observasi)
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Laju Pertumbuhan PDB Tahunan; Distribusi Persentase PDB Tahunan.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Pendapatan Nasional Indonesia Tahunan
Nasional 2012-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan PDB Triwulanan Menurut Lapangan Usaha (2010=100)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Nasional
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menyediakan data pendapatan nasional Indonesia triwulanan.
DATA
Variabel pengumpulan data Produk Domestik Bruto (PDB)
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi -
Unit Analisis Lapangan usaha
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Lainnya
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan; Distribusi Persentase PDB Triwulanan.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Produk Domestik Bruto Triwulanan Nasional 2013-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan PDRB Kabupaten/Kota
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menyediakan data PDRB secara tahunan menurut lapangan usaha yang dirinci atas:
1. PDRB atas dasar harga berlaku dan konstan 2. Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 3. Kontribusi PDRB atas dasar harga berlaku 4. PDRB per kapita kabupaten/kota atas dasar harga
berlaku.
DATA
Variabel pengumpulan data PDRB Atas Dasar Harga Berlaku; PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi -
Unit Analisis Kabupaten/kota
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Lainnya
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
PDRB Per Kapita; Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE).
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Indonesia 2012-2016
Kabupaten/Kota 2012-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Penyusunan PDRB Provinsi Menurut Lapangan Usaha (2010=100)
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
Menyediakan data PDRB secara tahunan menurut lapangan usaha yang dirinci atas:
1. PDRB atas dasar harga berlaku dan konstan 2. Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku 3. Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 4. Laju pertumbuhan PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku dan konstan 5. Indeks harga implisit PDRB.
DATA
Variabel pengumpulan data PDRB Atas Dasar Harga Berlaku; PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan; Tahunan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden -
Unit Observasi -
Unit Analisis Provinsi
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Lainnya
Jenis Kuesioner -
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
PDRB Per Kapita; Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut Lapangan Usaha 2012-2016
Provinsi 2012-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Produk Domestik Bruto Indonesia Menurut Pengeluaran
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. PDB penggunaan (expenditure) menjelaskan tentang besaran nilai produk atau barang dan jasa (output) yang dihasilkan di dalam wilayah domestik untuk digunakan sebagai konsumsi ‘akhir’ masyarakat. Secara spesifik yang dimaksud dengan konsumsi akhir adalah penggunaan produk dalam bentuk barang atau jasa yang tujuannya tidak untuk diproses lebih lanjut (atau dikonsumsi habis), yang direalisasikan dalam bentuk pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga, atau produk konsumsi akhir LNPRT, pengeluaran konsumsi akhir pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), perubahan inventori, serta ekspor barang dan jasa
2. Penghitungan PDB dari sisi penggunaan, dimaksudkan juga untuk menjelaskan bagaimana ‘pendapatan’ (Y) yang tercipta melalui berbagai ragam proses produksi (atau lapangan usaha) menjadi sumber pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir. Atau pada sisi yang berbeda, PDB menurut pengeluaran juga menjelaskan tentang penggunaan sebagian besar produk domestik untuk keperluan konsumsi akhir, atau dengan istilah yang berbeda disebut sebagai ‘output akhir (final output)’
DATA
Variabel pengumpulan data Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT); Pengeluaran Pemerintah; Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB); Perubahan Inventori; Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga; Ekspor dan Impor Barang dan Jasa
Frekuensi Kegiatan Tahunan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan; Tahunan
METODOLOGI
https:
//www.b
ps.go.id
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Subject matter terkait
Unit Observasi Subject matter terkait
Unit Analisis Penggunaan produk barang dan jasa yang dihasilkan melalui
proses produksi
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Lainnya
Jenis Kuesioner -
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Rasio Pendapatan Nasional (PN) terhadap PDB Dan pendapatan disposable terhadap PDB; Pendapatan Nasional dan Pendapatan Disposabel Nasional ; Perbandingan Pengeluaran PDB untuk Konsumsi Akhir Rumah Tangga terhadap Ekspor; Perbandingan Ekspor Barang dan Jasa terhadap PMTB; Keseimbangan Total Penyediaan dan Total Permintaan; Rasio Perdagangan International (RPI); Nilai Tukar Perdagangan Luar Negeri ; Proporsi Konsumsi Akhir terhadap PDB; PDB (Nominal) ; Average Propensity to Consume & Average Propensity to Save ; Neraca Perdagangan (Trade Balance) ; Incremental Capital Output Ratio (ICOR) ; Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ; Indeks Implisit PDRB; Perbandingan PDB terhadap Impor Barang dan Jasa.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia menurut Pengeluaran, 2012-2016
Nasional 2012-2016
Laporan Perekonomian Triwulan II 2017 Nasional 2016-2017
Laporan Perekonomian Triwulan I 2017 Nasional 2016-2017
Produk Domestik Bruto Indonesia menurut Pengeluaran Tahun 2012-2016
Nasional 2012-2016
Laporan Perekonomian Triwulan IV 2016 Nasional 2012-2016
Laporan Perekonomian Triwulan III 2017 Nasional 2016-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Sensus Ekonomi 2016 Analisis Hasil Listing : Analisis Ketenagakerjaan Usaha Mikro Kecil
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Konsistensi Statistik
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Memperoleh potret kondisi dan persebaran usaha dan ketenagakerjaan dalam perekonomian
2. Memperoleh informasi tentang peran, sebaran, dan penyerapan tenaga kerja pada UMK
3. Mengetahui sebaran usaha dan penyerapan tenaga kerja pada fenomena usaha yang sedang berkembang pesat yaitu UMK Modern (berbasis internet/online dan waralaba) dan UMK Konvensional
4. Mengetahui produktivitas UMK terutama pada UMK Modern dan UMK Konvensional.
DATA
Variabel pengumpulan data -
Frekuensi Kegiatan ad hoc
Frekuensi pengumpulan data
setelah pelaksanaan SE2016 listing
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Seluruh kabupaten/kota
Cakupan Responden Pelaksana kegiatan SE2016 Listing
Unit Observasi Hasil SE2016 Listing
Unit Analisis Usaha/perusahaan hasil listing SE2016
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara data sekunder (hasil SE2016
Listing))
Jenis Kuesioner -
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
Produktivitas Tenaga Kerja.
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data
Tahun data yang disajikan
Sensus Ekonomi 2016 Analisis Hasil Listing Analisis Ketenagakerjaan Usaha Mikro Kecil
Provinsi 2016-2016
https:
//www.b
ps.go.id
Survei Waktu Tunggu (Dwelling Time) di Pelabuhan
IDENTITAS KEGIATAN
Penyelenggara Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Transportasi
Tahun kegiatan 2017
Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Mendapatkan dan menyajikan data/informasi waktu lamanya barang berada (tertahan) di pelabuhan
2. Mendapatkan dan menyajikan data/informasi fasilitas dan kinerja layanan kepelabuhanan
3. Mendapatkan dan menyajikan data/informasi prospek usaha kepelabuhanan.
DATA
Variabel pengumpulan data Fasilitas Gudang yang dimiliki/dioperasikan; Fasilitas lapangan penumpukan petikemas (container yard); Dwelling Time; Utilisasi Fasilitas Pelabuhan; Fasilitas Dermaga; Rata-rata lama kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan; Kinerja operasional Kapal
Frekuensi Kegiatan Triwulanan
Frekuensi pengumpulan data
Triwulanan
METODOLOGI
Cakupan Wilayah Sebagian kabupaten/kota
Cakupan Responden Pengelola pelabuhan, perusahaan bongkar muat, EMKL, freight forwarding, jasa ekspor impor, jasa kepabeanan, dan perusahaan trucking
Unit Observasi Pelabuhan, Perusahaan
Unit Analisis Wilayah dan Pelabuhan
Metode pengumpulan data Kompilasi Statisti dengan cara Wawancara langsung; Mengisi
kuesioner sendiri (swacacah)
Jenis Kuesioner SDT17-Pelabuhan; SDT17-Perusahaan
https:
//www.b
ps.go.id
KELUARAN
Nama indikator yang dihasilkan
-
Publikasi yang dihasilkan
Judul Publikasi level terendah penyajian data Tahun data yang disajikan
Laporan Dwelling Time 2017 Provinsi -2017
https:
//www.b
ps.go.id
INDIKATOR KEGIATAN
STATISTIK DASAR BIDANG SOSIAL
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
Angka Melek Huruf (AMH)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat sederhana dalam huruf latin, huruf arab, dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji, dll) terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas.
Manfaat Melihat pencapaian indikator dasar yang telah dicapai oleh suatu daerah, karena membaca merupakan dasar utama dalam memperluas ilmu pengetahuan. AMH merupakan indikator penting untuk melihat sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan.
Rumus Perhitungan
dimana: AMHt
15 = Angka Melek Huruf usia 15 tahun keatas pada tahun ke-t MHt
15 = Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang melek huruf pada tahun ke-t Pt
15 = Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas pada tahun ke-t
Interpretasi Angka melek huruf berkisar antara 0-100. Tingkat melek huruf yang tinggi menunjukkan adanya sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau program keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan melanjutkan pembelajaran. Contoh: AMH Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebesar 92,93 persen, artinya sekitar 93 persen penduduk di Kabupaten Jepara yang berumur 15 tahun ke atas dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Kesejahteraan Rakyat
https:
//www.b
ps.go.id
Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (APM SD)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Angka partisipasi murni sekolah dasar adalah perbandingan antara murid sekolah dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Salafiah Ula dan paket A setara SD, usia 7-12 tahun, dengan penduduk usia 7-12 tahun, dinyatakan dalam persentase.
Manfaat Untuk memonitor pencapaian tujuan pendidikan dasar yang diidentifikasi oleh MDGs, meliputi pendidikan sekolah dasar, MI, Salafiah Ula dan paket A setara SD.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Nilai APM SD berkisar antara 0-100. APM menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah setara SD yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada jenjang pendidikannya. Bila seluruh anak usia sekolah setara SD dapat bersekolah tepat waktu, maka APM akan mencapai 100 persen.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Kesejahteraan Rakyat https:
//www.b
ps.go.id
Angka Partisipasi Murni Sekolah Menengah Pertama (APM SMP) dan APM SMA
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi APM di SMP adalah perbandingan antara murid SMP, Madrasah Tsanawiyah (MTs), Salafiah Wustho, Paket B setara SMP, usia 13-15 tahun, dengan penduduk usia 13-15 tahun, dinyatakan dalam persentase. APM di SMA adalah perbandingan antara murid SMA, Madrasah Aliyah, SMK, Paket C setara SMA, usia 16-18 tahun, dengan penduduk usia 16-18 tahun, dinyatakan dalam persentase.
Manfaat Memonitor pencapaian tujuan pendidikan dasar yang diidentifikasi dalam MDGs khususnya pendidikan tingkat SMP dalam program nasional (Indonesia) serta memonitor pencapaian di tingkat SMA.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Pendidikan adalah salah satu aspek penting dari pembangunan manusia. Menghilangkan ketimpangan gender di semua jenjang pendidikan akan meningkatkan status dan kemampuan perempuan dan laki-laki untuk berperan dalam pembangunan ekonomi. Rasio APM perempuan terhadap laki-laki pada jenjang pendidikan tertentu, misalnya SD menunjukkan angka di bawah 100 persen. Ini berarti bahwa pada jenjang pendidikan SD lebih banyak murid lakilaki yang bersekolah dibandingkan dengan murid perempuan. Sebaliknya, rasio APM perempuan terhadap laki-laki menunjukkan angka di atas 100 persen menggambarkan murid perempuan lebih banyak dibandingkan murid laki-laki pada jenjang pendidikan tersebut.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Kesejahteraan Rakyat
https:
//www.b
ps.go.id
Distribusi Pendapatan - 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Share pengeluaran dari kelompok pengeluaran 20 % tertinggi
terhadap total pengeluaran
Manfaat Untuk menilai tingkat ketidakmerataan (ketimpangan)
pendapatan penduduk
Rumus Perhitungan
dimana : DP20% = Distribusi pengeluaran 20% tertinggi TP = Total Pengeluaran TP20% = Total pengeluaran 20% tertinggi
Interpretasi Proporsi pengeluaran yang diterima 20 persen penduduk
berpengeluaran tinggi dari seluruh pengeluaran
Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);
Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan)
Publikasi Keberadaan Indikator
Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Rata-rata pengeluaran rumah tangga sebulan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
https:
//www.b
ps.go.id
Distribusi Pendapatan - 40% penduduk dengan pendapatan menengah
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Share pengeluaran dari kelompok pengeluaran 40 % menengah
terhadap total pengeluaran
Manfaat Untuk menilai tingkat ketidakmerataan (ketimpangan)
pendapatan penduduk
Rumus Perhitungan
dimana : DP40% = Distribusi pengeluaran 40% menengah TP = Total Pengeluaran TP40% = Total pengeluaran 40% menengah
Interpretasi Proporsi pengeluaran yang diterima 40 persen penduduk
berpengeluaran menengah dari seluruh pengeluaran
Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);
Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)
Publikasi Keberadaan Indikator
Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Rata-rata pengeluaran rumah tangga sebulan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
https:
//www.b
ps.go.id
Distribusi Pendapatan - 40% penduduk dengan pendapatan terendah
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Share pengeluaran dari kelompok pengeluaran 40 % terendah
terhadap total pengeluaran
Manfaat Untuk menilai tingkat ketidakmerataan (ketimpangan) pendapatan
penduduk
Rumus Perhitungan
dimana : DP40% = Distribusi pengeluaran 40% terendah TP = Total Pengeluaran TP40% = Total pengeluaran 40% terendah
Interpretasi Proporsi pengeluaran yang diterima 40 persen penduduk berpengeluaran terendah dari seluruh pengeluaran. Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk
kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari 12 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan tinggi.
Jika proporsi jumlah pendapatan penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk antara 12-17 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan sedang/menengah.
Jika proporsi jumlah pendapatan penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk lebih dari 17 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan rendah.
Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);
Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)
Publikasi Keberadaan Indikator
Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Rata-rata pengeluaran rumah tangga sebulan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Demokrasi Indonesia
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Politik dan Keamanan
Definisi IDI adalah alat ukur kuantitatif yang digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana perkembangan dan penerapan demokrasi di provinsi.
Manfaat Secara akademis, dpat ditunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di setiap provinsi di Indonesia. Bagi pembangunan politik pada tingkat provinsi, data IDI mampu menjunjukkan aspek atau variable atau indikator yang tidak atau berkembang di suatu provinsi sehingga dapat diketahui hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan perkembangan demokrasi di provinsi bersangkutan
Rumus Perhitungan
dimana: IDI Indonesia = Indeks Demokrasi Indonesia Pi = Nilai Penimbang berdasarkan AHP dari aspek ke-i (i=1,2,3) I(Ai) = Indeks aspek ke-i (i = 1) = Aspek kebebasan sipil (i = 2) = Hak-hak politik (i = 3) = Lembaga demokrasi
Interpretasi Hasil indeks adalah angka dengan skala 1-100. Skala ini merupakan skala normatif dimana 1 adalah kinerja terendah dan 100 adalah kinerja tertinggi.
Level Estimasi Provinsi dan Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Demokrasi Indonesia 2016: Tantangan Peningkatan Kualitas Partisipasi dan Representasi (Publikasi dibuat oleh dewan ahli IDI)
https:
//www.b
ps.go.id
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berpendat
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat menjalankan agamanya
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat dalam menjalankan agamanya
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari suatu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran agama
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Tindakan atau pernyataan perjabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnyaAncaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Tindakan atau pernyataan perjabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, atau terhadap kelompok rentan lainnya
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Kejadian di mana hak memilih atau dipilih masyarakat terhambat
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Kejadian yang menunjukkan ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga kelompok penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak pilih
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Persentase penduduk yang menggunakan hak pilih dibandingkan dengan yang memiliki hak untuk memilih dalam pemilu (voters turnout)
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Kejadian di mana hak memilih atau dipilih masyarakat terhambat
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Persentase penduduk yang menggunakan hak pilih dibandingkan dengan yang memiliki hak untuk memilih dalam pemilu (voters turnout)
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Persentase anggota perempuan di DPRD provinsi Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebesan berkumpul dan berserikat
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
berpendapat
Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Kejadian yang menunjukkan keberpihakan KPUD dalam penyelenggaran pemilu
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Kejadian atau pelaporan tentang kecurangan dalam penghitungan suara
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Persentase alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan terhadap total APBD
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Persentase jumlah perda yang berasal dari hak inisiatif DPRD terhadap jumlah total perda yang dihasilkan
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Rekomendasi DPRD kepada eksekutif Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Kegiatan kaderisasi yang dilakukan parpol peserta pemilu
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Persentase perempuan dalam kepengurusan parpol tingkat provinsi
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Jumlah kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atasu polisi
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Keputusan hakin yang kontroversial Survei Indeks Demokrasi Indonesia
Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atasu polisi
Survei Indeks Demokrasi Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Dimensi Kepuasan Hidup
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Ketahanan Wilayah
Definisi Tingkat kepuasan penduduk Indonesia dalam skala 0-100
Manfaat Sebagai ukuran kepuasan penduduk terhadap 10 aspek
kehidupan yang esensial
Rumus Perhitungan Indeks Dimensi Kepuasan Hidup =
dimana: W1 = Penimbang Dimensi Kepuasan Hidup Sosial W2 = Penimbang Dimensi Personal W1+W2 = 1 IKepuasan Hidup Sosial = Indeks Kepuasan Hidup Sosial IPersonal = Indeks Personal
Interpretasi Semakin tinggi nilai indeks dimensi kepuasan hidup
menunjukkan kondisi yang semakin puas.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Kebahagiaan 2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Kepuasan Terhadap Pendidikan dan Keterampilan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
Kepuasan Terhadap Pekerjaan/Usaha/Kegiatan Utama
Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
Kepuasan terhadap Pendapatan Rumah Tangga Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
Kepuasan Terhadap Kesehatan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
Kepuasan terhadap Keharmonisan Keluarga Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
Kepuasan terhadap Ketersediaan waktu luang Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
Kepuasan Terhadap Hubungan Sosial Di Lingkungan
Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
Kepuasan Terhadap Keadaan Lingkungan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
Kepuasan terhadap Kondisi Keamanan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
Kepuasan Terhadap Rumah Dan Fasilitas Rumah Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia)
Unit kerja penghasil
Direktorat Stat. Ketahanan Sosial Subdit. Stat. Ketahanan Wilayah
Definisi Tingkat makna hidup penduduk Indonesia dalam skala 0-100
Manfaat Sebagai ukuran makna hidup penduduk
Rumus Perhitungan
Indeks Dimensi Makna Hidup =
dimana : 1. Kemandirian
2. Penguasaan lingkungan
3. Pengembangan diri
4. Hubungan positif dengan orang lain
5. Tujuan hidup
6. Penerimaan diri
Interpretasi Semakin tinggi nilai indeks dimensi makna hidup menunjukkan kondisi
hidup yang semakin bermakna
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Kebahagiaan 2017 http
s://w
ww.bps.g
o.id
Indeks Dimensi Perasaan (Afeksi)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Ketahanan Wilayah
Definisi Tingkat perasaan penduduk Indonesia dalam skala 0-100
Manfaat Sebagai ukuran perasaan penduduk
Rumus Perhitungan Indeks Dimensi Perasaan =
dimana: Ipr = Indeks perasaan senang/riang/gembira Itc = Indeks tidak khawatir/cemas Ipt = Indeks perasaan tidak tertekan
Interpretasi Semakin tinggi nilai indeks dimensi perasaan menunjukkan
kondisi perasaan yang semakin positif.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Kebahagiaan 2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Perasaan Tidak Tertekan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
Perasaan Senang/Riang/Gembira Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
Perasaan Tidak Khawatir/Cemas Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Kebahagiaan/Kepuasan Hidup
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Ketahanan Wilayah
Definisi Tingkat kebahagiaan/kepuasan hidup penduduk Indonesia dalam
skala 0-100.
Manfaat Sebagai ukuran kesejahteraan subjektif.
Rumus Perhitungan
dimana: W1 = Penimbang dimensi kepuasan hidup W2 = Penimbang dimensi perasaan W3 = Penimbang dimensi makna hidup W1+W2+W3=1 IKepuasan Hidup = Indeks Dimensi Kepuasan Hidup IPerasaan = IndeksDimensi Perasaan (Afeksi) IMakna Hidup = Indeks Dimensi Makna Hidup
Interpretasi Semakin tinggi nilai indeks kebahagiaan menunjukkan kondisi yang semakin bahagia. Pola yang searah bila indeks disandingkan dengan data indikator ekonomi makro menunjukkan bahwa kemajuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan telah berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan subjektif.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Kebahagiaan/Kepuasan Hidup Indonesia 2017
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Politik dan Keamanan
Definisi IPAK merupakan indeks komposit yang mengukur budaya zero
tolerance masyarakat terhadap korupsi
Manfaat Mengetahui sejauh mana angka zero tolerance masyarakat
Indonesia terhadap korupsi
Rumus Perhitungan
Interpretasi Semakin besar nilai indeks menunjukkan bahwa masyarakat
semakin tidak permisif terhadap korupsi dan sebaliknya.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Press Release BPS
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Pengalaman berhubungan dengan layanan publik Survei Perilaku Anti Korupsi
Pengalaman berhubungan dengan layanan publik Survei Perilaku Anti Korupsi
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Balita Usia Satu Tahun yang Diimunisasi Campak
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Persentase Imunisasi Campak adalah perbandingan antara banyaknya anak berumur 1 tahun yang telah menerima minimal satu kali imunisasi campak terhadap jumlah anak berumur 1 tahun, dan dinyatakan dalam persentase. Anak berumur usia 1 tahun adalah anak usia 12-23 bulan.
Manfaat Indikator ini merupakan ukuran pemantauan untuk cakupan imunisasi dasar. Karena imunisasi campak diberikan pada usia 911 bulan, sehingga dapat menunjukkan kelengkapan imunisasi anak. Disamping itu imunisasi campak yang diberikan kepada anak, dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit campak, yang dapat memberikan dampak terhadap penurunan angka kematian balita. Cakupan imunisasi campak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ketersediaan tenaga kesehatan berkompeten, kualitas sistem pelayanan kesehatan anak, partisipasi masyarakat di suatu wilayah.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Semakin besar persentase balita usia satu tahun yang diimunisasi campak di suatu wilayah pada periode tertentu, maka semakin banyak balita yang telah mendapatkan imunisasi tersebut.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Kesejahteraan Rakyat
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Komuter
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Definisi Persentase dari jumlah penduduk berumur 5 tahun ke atas yang berstatus komuter terhadap jumlah penduduk berumur 5 tahun ke atas.
Manfaat Mengetahui tingkat mobilitas nonpermanen suatu daerah.
Rumus Perhitungan Persentase Komuter =
dengan: a = Penduduk 5 tahun keatas berstatus komuter b = Penduduk 5 tahun keatas
Interpretasi Persentase yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat mobilitas
nonpermanen suatu daerah.
Level Estimasi Kabupaten/kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Komuter Bandung Raya dan Gerbangkertosusila 2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Penduduk 5 tahun ke atas berstatus komuter Survei Komuter di Bandung Raya dan Gerbangkertosusila
Penduduk 5 tahun ke atas Survei Komuter di Bandung Raya dan Gerbangkertosusila
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Pengeluaran Rumah Tangga untuk Bukan Makanan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita untuk bukan makanan yaitu rata-rata pengeluaran perkapita bukan makanan dibagi rata-rata total pengeluaran perkapita dikali seratus persen
Manfaat Data dan informasi mengenai pengeluaran dapat digunakan dalam penelitian di bidang ekonomi, salah satunya diungkapkan oleh Ernest Engel (1857) bahwa persentase pengeluaran untuk makanan menurun sejalan dengan meningkatnya pendapatan; Untuk melihat pola pengeluaran penduduk yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pemerintah
Rumus Perhitungan % Pengeluaran ruta utk Bukan Makanan = Rata-rata pengeluaran perkapita bukan makanan/rata-rata pengeluaran perkapita X 100%
Interpretasi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita untuk bukan makanan menunjukkan proporsi pengeluaran bukan makanan terhadap total pengeluaran
Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);
Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)
Publikasi Keberadaan Indikator
(1) Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, (2) Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia per Provinsi, (3)Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Banyaknya pengeluaran seminggu Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
Banyaknya pengeluaran sebulan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Perempuan Pernah Kawin yang Menggunakan Cara Modern
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Peserta KB Aktif Cara Modern adalah Peserta KB yang menggunakan alat KB lain selain Cara Tradisional, yaitu mereka yang menggunakan MOW/tubektomi, MOP/vasektomi, AKDR/ IUD/Spiral, Suntikan KB, Susuk KB, Pil KB, Kondom/karet KB, Intravag, dan Kondom wanita.
Manfaat Mengukur perbaikan kesehatan ibu melalui pengaturan kelahiran. Indikator ini juga digunakan sebagai proksi untuk mengukur akses terhadap pelayanan reproduksi kesehatan yang sangat esensial.
Rumus Perhitungan
dimana: PUS = Pasangan Usia Subur PUSKBmodern = Jumlah Pasangan Usia Subur yang menggunakan alat KB modern (selain cara tradisional)
Interpretasi Semakin besar persentase perempuan pernah kawin yang menggunakan KB cara modern di suatu wilayah pada periode tertentu, maka dapat dilihat bahwa pencapaian penggunaan KB di wilayah tersebut semakin tinggi.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Kesejahteraan Rakyat
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Perkembangan Distribusi Pengeluaran
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi share pengeluaran dari masing-masing kelompok distribusi
pengeluaran terhadap total pengeluaran
Manfaat Untuk menilai tingkat ketidakmerataan (ketimpangan) pendapatan penduduk. Bank Dunia mengelompokkan penduduk ke dalam tiga kelompok sesuai dengan besarnya pendapatan (didekati dengan pengeluaran): 40% penduduk dengan pendapatan rendah; 40% penduduk dengan pendapatan sedang; dan 20% penduduk dengan pendapatan tinggi. Ketimpangan diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan dari kelompok yang berpendapatan 40% terendah dibandingkan dengan total pendapatan seluruh penduduk.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari 12 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan tinggi. Jika proporsi jumlah pendapatan penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk antara 12-17 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan sedang/menengah. Jika proporsi jumlah pendapatan penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk lebih dari 17 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan rendah
Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);
Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)
Publikasi Keberadaan Indikator
Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Rata-rata pengeluaran rumah tangga sebulan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Kelompok Komoditi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita menurut kelompok komoditi yaitu rata-rata pengeluaran perkapita menurut kelompok makanan dibagi rata-rata total pengeluaran perkapita dikali seratus persen
Manfaat Untuk melihat pola pengeluaran penduduk yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pemerintah
Rumus Perhitungan Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Komoditi = Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Kelompok Komoditi/ Rata-rata Total Pengeluaran per Kapita X 100%
Interpretasi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita menurut kelompok komoditi menunjukkan proporsi pengeluaran menurut kelompok komoditi terhadap total pengeluaran
Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);
Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)
Publikasi Keberadaan Indikator
(1) Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, (2) Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia per Provinsi, (3) Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Banyaknya pengeluaran seminggu Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
Banyaknya pengeluaran sebulan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Tempat Tinggal
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita menurut daerah tempat tinggal yaitu rata-rata pengeluaran perkapita menurut perkotaan/perdesaan dibagi rata-rata total pengeluaran perkapita dikali seratus persen
Manfaat Untuk melihat pola pengeluaran penduduk yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pemerintah
Rumus Perhitungan Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Tempat Tinggal = Rata-rata Pengeluaran per Kapita di Perkotaan (Pedesaan)/ Rata-rata Total Pengeluaran per Kapita X 100%
Interpretasi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita menurut daerah tempat tinggal menunjukkan proporsi pengeluaran di perkotaan/perdesaan terhadap total pengeluaran
Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);
Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)
Publikasi Keberadaan Indikator
(1) Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, (2) Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia per Provinsi, (3) Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Banyaknya pengeluaran seminggu Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
Banyaknya pengeluaran seminggu Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Rata-rata Pengeluaran per Kapita untuk Makanan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita untuk makanan dan bukan makanan yaitu rata-rata pengeluaran perkapita makanan/bukan makanan dibagi rata-rata total pengeluaran perkapita dikali seratus persen
Manfaat Data dan informasi mengenai pengeluaran dapat digunakan dalam penelitian di bidang ekonomi, salah satunya diungkapkan oleh Ernest Engel (1857) bahwa persentase pengeluaran untuk makanan menurun sejalan dengan meningkatnya pendapatan
Rumus Perhitungan Rata-rata Pengeluaran per Kapita Makanan (Bukan Makanan) = Rata-rata Pengeluaran per Kapita Makanan (bukan makanan)/ Rata-rata Total Pengeluaran per Kapita X 100%
Interpretasi Persentase rata-rata pengeluaran perkapita untuk makanan dan bukan makanan menunjukkan proporsi pengeluaran makanan/bukan makanan terhadap total pengeluaran
Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);
Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)
Publikasi Keberadaan Indikator
(1) Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, (2) Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia per Provinsi, (3) Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Banyaknya pengeluaran seminggu Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
Banyaknya pengeluaran sebulan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Rumah Tangga dengan Air Minum Layak
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Air minum yang berkualitas (layak) adalah air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 m dari pembuangan kotoran, penampungan limbah dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak adalah perbandingan antara rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum berkualitas (layak) dengan rumah tangga seluruhnya, dinyatakan dalam persentase.
Manfaat Indikator ini digunakan untuk memantau akses penduduk terhadap sumber air berkualitas berdasarkan asumsi bahwa sumber air berkualitas menyediakan air yang aman untuk diminum bagi masyarakat. Air yang tidak berkualitas adalah penyebab langsung berbagai sumber penyakit
Rumus Perhitungan
Interpretasi Semakin besar persentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum layak menunjukan semakin baiknya kondisi rumah tangga di suatu daerah.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Kesejahteraan Rakyat
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Rumah Tangga Komuter
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Definisi Persentase dari jumlah rumah tangga yang memiliki setidaknya
satu ART komuter terhadap jumlah rumah tangga.
Manfaat Mengetahui tingkat mobilitas nonpermanen suatu daerah.
Rumus Perhitungan Persentase Rumah tangga Komuter =
dengan: a = Rumah tangga yang memiliki ART komuter b = Rumah tangga
Interpretasi Persentase yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat mobilitas
nonpermanen suatu daerah.
Level Estimasi Kabupaten/kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Komuter Bandung Raya dan Gerbangkertosusila 2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Rumah Tangga yang Memiliki ART Komuter Survei Komuter di Bandung Raya dan Gerbangkertosusila
Rumah Tangga Survei Komuter di Bandung Raya dan Gerbangkertosusila
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Rumah Tangga Menurut Lantai Terluas
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Yaitu perbandingan antara banyaknya rumah tangga yang
memiliki lantai terluas bukan tanahdengan jumlah rumah tangga
Manfaat Rumah tangga yang dikategorikan ke dalam rumah yang layak huni sebagai tempat tinggal harus memenuhi beberapa kriteria kualitas rumah tempat tinggal, diantaranya rumah yang berlantai bukan tanah atau lainnya
Rumus Perhitungan % Ruta Menurut Lantai Terluas Bukan Tanah = Jumlah Ruta dengan Lantai Terluas bukan Tanah / Jumlah Rumah Tangga X 100 %
Interpretasi Gambaran mengenai persentase banyaknya rumah tangga
berlantai bukan tanah
Level Estimasi Provinsi dan Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Kesejahteraan Rakyat
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
apakah bahan bangunan utama lantai rumah terluas Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Telepon Rumah/HP/PC/Internet
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Proporsi rumah tangga yang memiliki telpon rumah/ HP/ PC/ Internet/ komputer pribadi adalah perbandingan antara jumlah rumah tangga yang memiliki perangkat komputer pribadi terhadap jumlah rumah tangga secara keseluruhan, dinyatakan dalam persentase.
Manfaat Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan masyarakat terhadap teknologi terutama untuk mengakses komunikasi dan informasi yang dapat bermanfaat dalam mendukung upaya pembangunan.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Angka Penetrasi Internet berkisar antara 0-100. Tingkat penetrasi internet yang tinggi menunjukkan tingginya akses penduduk terhadap informasi melalui media internet yang memungkinkan penduduk tersebut untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, dan berkomunikasi.
Level Estimasi Nasional, Provinsi, Kab/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Kesejahteraan Rakyat https:
//www.b
ps.go.id
Rasio APM SD, Rasio APM SMP dan Rasio APM SMA
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Rasio Angka Partisipasi Murni (RAPM) anak perempuan terhadap anak laki-laki di tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi adalah perbandingan APM murid/mahasiswa perempuan terhadap APM murid/mahasiswa laki-laki pada setiap jenjang dan jalur pendidikan, dinyatakan dalam persentase.
Manfaat Indikator kesempatan memperoleh pendidikan antara perempuan dan laki-laki diukur dari rasio APM yang menunjukkan kesetaraan dan keadilan gender di bidang pendidikan. Pendidikan adalah salah satu aspek penting dari pembangunan manusia. Menghilangkan ketimpangan gender di semua jenjang pendidikan akan meningkatkan status dan kemampuan perempuan dan laki-laki. Jumlah penduduk perempuan adalah separuh dari seluruh jumlah penduduk, kesetaraan pendidikan perempuan akan memberikan peran aktif perempuan dalam pembangunan dan merupakan determinan yang penting dalam pembangunan ekonomi.
Rumus Perhitungan
dimana: RAPM = Rasio Angka Partisipasi Murni APM = Angka Partisipasi Murni P=Perempuan L=Laki-laki
Interpretasi Pendidikan adalah salah satu aspek penting dari pembangunan manusia. Menghilangkan ketimpangan gender di semua jenjang pendidikan akan meningkatkan status dan kemampuan perempuan dan laki-laki untuk berperan dalam pembangunan ekonomi. Rasio APM perempuan terhadap laki-laki pada jenjang pendidikan tertentu, misalnya SD menunjukkan angka di bawah
https:
//www.b
ps.go.id
100 persen. Ini berarti bahwa pada jenjang pendidikan SD lebih banyak murid laki-laki yang bersekolah dibandingkan dengan murid perempuan. Sebaliknya, rasio APM perempuan terhadap laki-laki menunjukkan angka di atas 100 persen menggambarkan murid perempuan lebih banyak dibandingkan murid laki-laki pada jenjang pendidikan tersebut.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Kesejahteraan Rakyat
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata konsumsi Kalori per kapita sehari - Dengan Makanan jadi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Yaitu jumlah konsumsi kalori dari seluruh komoditi pangan yang dikonsumsi penduduk di satu wilayah dibagi dengan jumlah penduduk. Secara teknis, rata-rata konsumsi kalori perkapita sehari adalah konsumsi semua anggota rumah tangga selama seminggu dibagi 7 hari dikalikan dengan konversi kalori dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga
Manfaat Rata-rata konsumsi kalori perkapita sehari dapat menggambarkan tingkat kecukupan gizi sebagai salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah
Rumus Perhitungan
Interpretasi Rata-rata konsumsi kalori perkapita sehari menunjukkan banyaknya kandungan gizi kalori dari komoditi yang dikonsumsi penduduk.
Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);
Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)
Publikasi Keberadaan Indikator
(1) Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi, (2) Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Banyaknya Konsumsi Seminggu Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata konsumsi Kalori per kapita sehari - Tanpa Makanan jadi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Yaitu jumlah konsumsi kalori dari komoditi bahan makanan yang dikonsumsi penduduk di satu wilayah dibagi dengan jumlah penduduk. Secara teknis, rata-rata konsumsi kalori perkapita sehari adalah konsumsi semua anggota rumah tangga selama seminggu dibagi 7 hari dikalikan dengan konversi kalori dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga
Manfaat Rata-rata konsumsi kalori perkapita sehari (tanpa makanan jadi) dapat menggambarkan tingkat konaumai kalori untuk makanan yang dimasak dirumah
Rumus Perhitungan
Interpretasi Rata-rata konsumsi kalori perkapita sehari (tanpa makanan jadi) menunjukkan banyaknya kandungan gizi kalori dari komoditi yang dimasak dirumah
Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);
Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)
Publikasi Keberadaan Indikator
(1) Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi, (2) Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Banyaknya Konsumsi Seminggu Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata konsumsi Protein per kapita sehari - Dengan Makanan jadi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Jumlah konsumsi protein dari seluruh komoditi pangan yang dikonsumsi penduduk di satu wilayah dibagi dengan jumlah penduduk. Secara teknis, rata-rata konsumsi protein perkapita sehari adalah konsumsi semua anggota rumah tangga selama seminggu dibagi 7 hari dikalikan dengan konversi prot
Manfaat Rata-rata konsumsi protein perkapita sehari dapat menggambarkan tingkat kecukupan gizi sebagai salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah
Rumus Perhitungan
Interpretasi Rata-rata konsumsi protein perkapita sehari menunjukkan banyaknya kandungan gizi protein dari komoditi yang dikonsumsi penduduk.
Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);
Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)
Publikasi Keberadaan Indikator
(1) Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi, (2) Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Banyaknya Konsumsi Seminggu Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Konsumsi dan Pengeluaran
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata konsumsi Protein per kapita sehari - Tanpa Makanan jadi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Jumlah konsumsi protein dari komoditi bahan makanan yang dikonsumsi penduduk di satu wilayah dibagi dengan jumlah penduduk. Secara teknis, rata-rata konsumsi protein perkapita sehari adalah konsumsi semua anggota rumah tangga selama seminggu dibagi 7 hari dikalikan dengan konversi protein dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga
Manfaat Rata-rata konsumsi protein perkapita sehari (tanpa makanan jadi) dapat menggambarkan tingkat konaumai kalori untuk makanan yang dimasak dirumah
Rumus Perhitungan
Interpretasi Rata-rata konsumsi protein perkapita sehari (tanpa makanan jadi) menunjukkan banyaknya kandungan gizi protein dari komoditi yang dimasak dirumah
Level Estimasi Provinsi (untuk Susenas triwulanan dan Susenas September);
Kabupaten/Kota (untuk Susenas Tahunan dan Susenas Maret)
Publikasi Keberadaan Indikator
(1) Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi, (2) Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Banyaknya Konsumsi Seminggu Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
https:
//www.b
ps.go.id
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Ketenagakerjaan
Definisi Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja
terhadap angkatan kerja.
Manfaat Mengindikasikan besarnya persentase angkatan kerja yang bekerja.
Rumus Perhitungan
dimana: a = Jumlah Penduduk Bekerja b = Jumlah Angkatan Kerja
Interpretasi Semakin tinggi TKK, kesempatan kerja semakin tinggi. Misal: TKK 94%, artinya dari 100 penduduk usia 15 tahun keatas yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa (angkatan kerja), sebanyak 94 orang merupakan penduduk bekerja.
Level Estimasi Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia; Indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Bekerja Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
https:
//www.b
ps.go.id
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Ketenagakerjaan
Definisi Persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang merupakan
angkatan kerja.
Manfaat Mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang
aktif secara ekonomi disuatu negara/wilayah.
Rumus Perhitungan
dimana: a = Jumlah Angkatan Kerja b = Jumlah penduduk 15thn keatas
Interpretasi Semakin tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Contoh: Jika TPAK 66% artinya dari 100 penduduk usia 15 tahun keatas, sebanyak 66 orang tersedia untuk memproduksi pada periode tertentu.
Level Estimasi Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia; Indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Angkatan kerja Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
https:
//www.b
ps.go.id
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Ketenagakerjaan
Definisi Persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.
Manfaat Mengindikasikan besarnya persentase angkatan kerja yang
termasuk dalam pengangguran.
Rumus Perhitungan
dimana: a = Jumlah Pengangguran b = Jumlah Angkatan Kerja
Interpretasi TPT yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat banyak angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar kerja. Misal: TPT 6%, artinya dari 100 penduduk usia 15 tahun keatas yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa (angkatan kerja) sebanyak 6 orang merupakan pengengguran.
Level Estimasi Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia; Indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Pengangguran Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
https:
//www.b
ps.go.id
Tingkat prevalensi kontrasepsi (CPR)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kesejahteraan Rakyat
Subdit. Stat. Rumah Tangga
Definisi Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) adalah perbandingan antara PUS yang menjadi peserta KB aktif (peserta KB yang saat ini menggunakan salah satu alat kontrasepsi) dengan jumlah PUS, dinyatakan dalam persentase.
Manfaat Indikator ini berguna untuk mengukur perbaikan kesehatan ibu melalui pengaturan kelahiran. Indikator ini juga digunakan sebagai proksi untuk mengukur akses terhadap pelayanan reproduksi kesehatan yang sangat esensial.
Rumus Perhitungan
dimana: CPR = Contraceptive Prevalence Rate (Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi) PUS = Pasangan Usia Subur PUSaktif = Jumlah Pasangan Usia Subur sebagai peserta KB aktif
Interpretasi -
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Kesejahteraan Rakyat
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
INDIKATOR KEGIATAN
STATISTIK DASAR BIDANG EKONOMI
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
Angka Indeks Produksi Industri Manufaktur
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang
Definisi Angka indeks yang dihasilkan menggambarkan perkembangan produksi sektor industri manufaktur secara lebih dini serta data seris yang lebih panjang dan lengkap karena sifatnya yang dirancang secara periodik bulanan. Data bulanan tersebut dapat juga disajikan sebagai data triwulanan maupun tahunan. Data triwulanan merupakan rataan dari indeks bulanan pada triwulan yang bersangkutan dan indeks tahunan merupakan rataan 4 (empat) triwulan pada tahun yang bersangkutan. Angka ini juga menyajikan indeks produksi dalam KBLI 2 (dua) digit.
Manfaat Mengetahui perkembangan produksi sektor industri manufaktur dalam level KBLI 2 (dua) digit baik secara nasional maupun provinsi.
Rumus Perhitungan
Dimana;
Rij = Rasio perusahaan ke- j dalam KBLI ke-i pada bulan ke-2
terhadap bulan ke-1
Vijk = Nilai produksi dari komoditas ke-k untuk perusahaan ke-j
dalam KBLI ke-i selama periode dua bulan
Qijk1 = Produksi komoditas ke-k untuk perusahaan ke-j dalam
KBLI ke-i bulan ke-1
Qijk2 = Produksi komoditas ke-k untuk perusahaan ke-j dalam
KBLI ke-i bulan ke-2
Indeks KBLI
dimana,
I2t = Indeks produksi 2-digit KBLI pada bulan ke-t
https:
//www.b
ps.go.id
I2(t-1) = Indeks produksi 2-digit KBLI pada bulan ke-(t-1)
Vij = Nilai produksi perusahaan j dalam KBLI i selama periode 2
bulan
Wijadj = Penimbang sampling disesuaikan untuk perusahaan j
dalam 2-digit KBLI
Indeks Total
dimana,
dengan:
It = Indeks produksi total pada bulan ke-t
It-1 = Indeks produksi total pada bulan ke-(t-1)
Vi2 = Total nilai produksi dari seluruh perusahaan untuk 2-digit
KBLI i selama periode 2 bulan
Wi2 = Total penimbang sampling dari seluruh perusahaan dalam
2-digit KBLI i selama periode 2 bulan
Interpretasi Indeks produksi industri manufaktur menunjukkan perkembangan produksi industri manufaktur bila dibandingkan dengan periode dasar (tahun dasar=100). Jika nilai indeks produksi industri periode berjalan (It)>100, maka secara umum industri manufaktur pada periode yang bersangkutan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode dasar. Jika nilai indeks produksi industri periode berjalan (It).
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Perkembangan Indeks Produksi Industri Manufaktur 2015-2017
https:
//www.b
ps.go.id
Angka Produksi Tanaman Perkebunan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan
Definisi Produksi adalah hasil perkebunan/tanaman yang
diambil/dipanen.
Manfaat Memberikan gambaran hasil budidaya tanaman setiap bulan.
Rumus Perhitungan
dimana: P = Produksi (sesuai bentuk standar) PBL = Produksi Bulan Laporan di setiap triwulan Rendemen = Nilai rendemen masing-masing tanaman
Interpretasi Angka/Nilai menunjukkan besarnya/banyaknya produksi yang dihasilkan dalam budidaya tanaman (sesuai standar produksi masing-masing).
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indikator Ekonomi
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi Bulan Laporan Kakao Survei Perusahaan Perkebunan Kakao Triwulanan
Produksi Bulan Laporan Karet Survei Perusahaan Perkebunan Karet Triwulanan
Produksi Bulan Laporan Kelapa Sawit Survei Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Triwulanan
Produksi Bulan Laporan Kopi Survei Perusahaan Perkebunan Kopi Triwulanan
Produksi Bulan Laporan Tebu Survei Perusahaan Perkebunan Tebu Triwulanan
Produksi Bulan Laporan Teh Survei Perusahaan Perkebunan Teh Triwulanan
Produksi Bulan Laporan Tembakau Survei Perusahaan Perkebunan Tembakau Triwulanan
https:
//www.b
ps.go.id
Banyaknya dan Nilai Pengadaan dan Penggunaan Produksi Perusahaan HTI
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Banyaknya dan nilai kayu bulat yang dihasilkan dan digunakan
oleh perusahaan budidaya tanaman kehutanan.
Manfaat Untuk mengetahui perkembangan jumlah dan nilai produksi
kayu bulat antar tahun.
Rumus Perhitungan
dimana: i = Provinsi ke i (m=33) j = Kabupaten/kota ke j pada provinsi ke i Yij = Produksi kayu bulat pada provinsi ke i kabupaten/kota ke j
Interpretasi Menunjukkan banyaknya dan nilai kayu bulat yang dihasilkan
dan digunakan oleh perusahaan budidaya tanaman kehutanan.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Banyaknya Pengadaan dan Penggunaan Produksi Perusahaan HTI
Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
Nilai Pengadaan dan Penggunaan Produksi Perusahaan HTI
Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
https:
//www.b
ps.go.id
Banyaknya Pekerja Tetap Perusahaan HTI
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Banyaknya orang yang bekerja pada perusahaan budidaya tanaman kehutanan menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, jenis pekerjaan, kewarganegaraan, dan jenis kelamin.
Manfaat Untuk mengetahui perkembangan jumlah tenaga kerja
perusahaan HPHT antar tahun.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Menunjukkan banyaknya orang yang bekerja pada perusahaan
budidaya tanaman kehutanan.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Pekerja Tetap Perusahaan HTI Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
https:
//www.b
ps.go.id
Barang yang dimuat
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Definisi Banyaknya barang yang dimuat oleh angkutan barang (truk, pick
up) dan ASDP.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah barang yang dimuat setiap triwulannya sebagai pendukung penyusunan PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Angka indeks lebih dari 100 menunjukkan terjadinya pertumbuhan positif dari jumlah barang yang dimuat, sebaliknya jika angka indeks kurang dari 100.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Hasil Survei Triwulanan Kegiatan Usaha
https:
//www.b
ps.go.id
Biaya Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan penangkapan ikan yang meliputi pengeluaran untuk pekerja, pengeluaran bahan bakar, listrik, air dan gas, serta pengeluaran bahan-bahan, jasa dan lainnya.
Manfaat Mengetahui besar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
penangkapan ikan.
Rumus Perhitungan Total biaya perusahaan penangkapan ikan = a+b+c dimana: a = Pengeluaran untuk pekerja b = Pengeluaran untuk bahan bakar, listrik, air dan gas c = Pengeluaran untuk bahan-bahan, jasa dan lainnya
Interpretasi Banyaknya pengeluaran perusahaan penangkapan ikan.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Perikanan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Pengeluaran untuk Pekerja DAFTAR-LTP
Pengeluaran untuk Bahan Bakar, Listrik, Air, dan Gas DAFTAR-LTP
Pengeluaran untuk Bahan-bahan, Jasa, dan Lainnya DAFTAR-LTP
https:
//www.b
ps.go.id
Biaya Produksi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Nilai/biaya yang dikeluarkan rumah tangga usaha peternakan
dalam proses produksi.
Manfaat Mengetahui besarnya biaya yang diperlukan oleh rumah tangga
peternakan untuk melakukan proses produksi.
Rumus Perhitungan
Dimana: I = Biaya Produksi a = Upah Pekerja b = Pakan c = bahan Bakar dan Pelumas d = Listrik e = Air f = pemeliharaan Kesehatan g = Pengeluaran Lainnya
Interpretasi Semakin tinggi biaya produksi, berarti biaya yang diperlukan dalam proses produksi sapi perah semakin besar. Demikian juga sebaliknya.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Publikasi Struktur Ongkos Rumah Tangga Usaha Peternakan 2017
https:
//www.b
ps.go.id
Biaya Produksi perusahaan peternakan sapi perah
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Nilai/biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi. Dalam hal ini, nilai input perusahaan sapi perah meliputi upah pekerja, bahan bakar, pakan, listrik dan air, obat-obatan dan biaya lainnya.
Manfaat Mengetahui besarnya biaya yang diperlukan oleh perusahaan
untuk melakukan proses produksi.
Rumus Perhitungan
Dimana, I : Biaya Produksi perusahaan peternakan sapi perah a : Upah pekerja b : Biaya bahan bakar c : Biaya pakan ternak d : Biaya obat-obatan e : Pengeluaran lainnya
Interpretasi Semakin tinggi biaya produksi, berarti biaya yang diperlukan dalam proses produksi sapi perah semakin besar. Demikian juga sebaliknya.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya Laporan Tahunan Perusahaan
Upah pekerja Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Sapi Perah
https:
//www.b
ps.go.id
Biaya Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Nilai/biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi. Dalam hal ini, biaya produksi perusahaan ternak besar kecil meliputi upah pekerja, bahan bakar, pakan, listrik dan air, obat-obatan dan biaya lainnya.
Manfaat Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk melakukan proses produksi.
Rumus Perhitungan
Dimana, Y : Biaya Produksi a : Upah pekerja b : Biaya bahan bakar c : Biaya pakan ternak d : Biaya obat-obatan e : Pengeluaran lainnya
Interpretasi Semakin tinggi biaya produksi, berarti biaya yang diperlukan
dalam proses produksi semakin besar. Demikian juga sebaliknya.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Peternakan ternak besar/kecil 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Upah pekerja Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Besar dan Ternak Kecil (LTT)
Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Besar dan Ternak Kecil (LTT)
https:
//www.b
ps.go.id
Biaya Produksi perusahaan peternakan ternak unggas
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Nilai/biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi. Dalam hal ini, nilai input perusahaan peternakan ternak unggas meliputi upah pekerja, bahan bakar, pakan, listrik dan air, obat-obatan dan biaya lainnya.
Manfaat Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk melakukan proses produksi.
Rumus Perhitungan
Dimana, Y : Biaya Produksi perusahaan peternakan ternak unggas a : Upah pekerja b : Biaya bahan bakar c : Biaya pakan ternak d : Biaya obat-obatan e : Pengeluaran lainnya
Interpretasi Semakin tinggi biaya produksi, berarti biaya yang diperlukan dalam proses produksi unggas semakin besar. Demikian juga sebaliknya.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Peternakan unggas 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Pemakaian bahan bakar, pakan, dan lainnya Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Unggas (LTU)
https:
//www.b
ps.go.id
Diagram timbang
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar
Definisi Bobot/persentase nilai penjualan setiap komoditas terhadap
total nilai penjualan dari seluruh komoditas.
Manfaat Untuk menghitung IHPB Provinsi.
Rumus Perhitungan Proporsi
Interpretasi Menggambarkan bobot/persentase nilai penjualan setiap
komoditas terhadap total nilai penjualan dari seluruh komoditas.
Level Estimasi Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Durasi Iklan yang Disiarkan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Definisi Lamanya / rentang waktu iklan yang disiarkan.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah durasi iklan yang disiarkan setiap triwulannya sebagai pendukung penyusunan PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Angka indeks lebih dari 100 menunjukkan terjadinya pertumbuhan positif dari jumlah durasi iklan yang disiarkan, sebaliknya jika angka indeks kurang dari 100.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Hasil Survei Triwulanan Kegiatan Usaha
https:
//www.b
ps.go.id
Full Time Equivalent (FTE)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi
Definisi Ukuran untuk melihat tenaga kerja yang bekerja penuh untuk
kegiatan penelitian dan pengembangan.
Manfaat Melihat tenaga kerja yang bekerja penuh untuk kegiatan
penelitian dan pengembangan.
Rumus Perhitungan FTE = Jumlah Pegawai di Bidang Litbang
Interpretasi Banyaknya tenaga kerja yang bekerja penuh untuk kegiatan
penelitian dan pengembangan.
Level Estimasi Tidak dilakukan estimasi, karena baru bersifat pilot survei. Indikator yang tersedia merupakan hasil simulasi penghitungan indikator.
Publikasi Keberadaan Indikator
Simulasi penghitungan indikator dapat dilihat pada laporan Pilot Survei Iptek dan Inovasi Tahun 2017.
https:
//www.b
ps.go.id
Gross Domestic Expenditure on R&D (GERD)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi
Definisi Proporsi pengeluaran litbang suatu negara terhadap PDB negara
tersebut.
Manfaat Mengetahui proporsi pengeluaran litbang suatu negara terhadap
PDB negara tersebut.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Persentase GERD.
Level Estimasi Tidak dilakukan estimasi, karena baru bersifat pilot survei. Indikator yang tersedia merupakan hasil simulasi penghitungan indikator.
Publikasi Keberadaan Indikator
Simulasi penghitungan indikator dapat dilihat pada laporan Pilot Survei Iptek dan Inovasi Tahun 2017.
https:
//www.b
ps.go.id
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Hortikultura
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani di subsektor hortikultura untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga.
Manfaat Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani di subsektor hortikultura serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Ibht Nasional Juli 2015 (2012=100) = 116,25 artinya tingkat harga kebutuhan petani subsektor hortikultura mengalami kenaikan sebesar 16,25 persen dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Perikanan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani di subsektor perikanan/budidaya untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga
Manfaat Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani di subsektor perikanan/budidaya serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Ibik Nasional Juni 2016 (2012=100) = 123,41 artinya tingkat harga kebutuhan petani subsektor perikanan mengalami kenaikan sebesar 23,41 persen dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Peternakan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani di subsektor peternakan untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga.
Manfaat Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani di subsektor peternakan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Ibtrk Nasional Juli 2015 (2012=100) = 113,41 artinya tingkat harga kebutuhan petani subsektor peternakan mengalami kenaikan sebesar 13,41 persen dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Tanaman Pangan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani di subsektor tanaman pangan untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga.
Manfaat Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani di subsektor tanaman pangan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Ibtp Nasional Juli 2015 (2012=100) = 116,25 artinya tingkat harga kebutuhan petani subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan sebesar 16,25 persen dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
Ib (Indeks Harga yang Dibayar Petani) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani di subsektor tanaman perkebunan rakyat untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga.
Manfaat Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani di subsektor tanaman perkebunan rakyat serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Ibtpr Nasional Juli 2015 (2012=100) = 108,75 artinya tingkat harga kebutuhan petani subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan sebesar 8,75 persen dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
Ijazah Tertinggi yang dimiliki
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh peternak.
Manfaat Mengetahui kualitas pendidikan peternak.
Rumus Perhitungan Persentase di setiap jenjang pendidikan peternak terpilih
terhadap seluruh jumlah peternak
Interpretasi Semakin rendah pendidikan petani menjadi faktor penghambat
produktivitas sektor peternakan begitupun sebaliknya.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Publikasi Struktur Ongkos Rumah Tangga Usaha Peternakan 2017
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Balas Jasa dan Upah
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Konstruksi
Definisi Balas Jasa pekerja adalah balas jasa kepada semua pekerja yang ikut dalam kegiatan usaha, baik dalam bentuk uang maupun barang/jasa (natura). Balas jasa pekerja yang berbentuk barang/jasa dinilai atas dasar harga pasar pada saat penyerahan barang tersebut. a. Upah/gaji adalah balas jasa perusahaan untuk pekerja,
sebelum dikurangi pajak baik dalam bentuk uang maupun barang. Perkiraan sewa rumah dinas, fasilitas kendaraan dan sejenisnya dimasukkan dalam upah dan gaji walaupun tidak tertulis dalam neraca (catatan) perusahaan.
b. Upah lembur adalah upah yang diberikan/dibayarkan kepada pekerja yang bekerja di luar jam kerja biasa.
c. Hadiah, bonus dan sejenisnya adalah pengeluaran perusahaan/usaha berupa uang dan atau barang yang diberikan kepada pekerja karena prestasi pekerja kepada perusahaan.
d. Hadiah adalah pengeluaran perusahaan berupa uang atau barang yang diberikan kepada pekerja karena prestasi pekerja.
e. Bonus adalah hadiah yang diberikan perusahaan/usaha kepada pekerja dalam bnetuk uang atau barang karena perusahaan mengalami kemajuan atau peningkatan keuntungan yang biasanya dibayarkan setahun sekali.
f. Asuransi pekerja yang dimaksud adalah pengeluaran perusaha-an/usaha yang dibayarkan secara teratur kepada yayasan/lembaga penyelenggara asuransi atas nama pekerja, yang terdiri dari: asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, dan asuransi jiwa.
g. Upah pekerja harian lepas adalah nilai upah yang dibayarkan perusahaan kepada pekerja harian lepas yang bekerja pada proyek konstruksi
Manfaat -
Rumus Perhitungan
Interpretasi Pertumbuhan indeks Balas jasa dan upah biasanya terjadi pada triwulan 2, 3, dan 4. Penurunan indeks nilai konstruksi biasanya pada triwulan 1.
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Diffusion Sektor Konstruksi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Konstruksi
Definisi Indeks diffusion sektor konstruksi digunakan untuk menghitung indeks kondisi dan prospek bisnis pengusaha. Indeks diffusion menyatakan seberapa banyak pengusaha yang menyatakan usahanya mengalami peningkatan pada suatu triwulan dibanding triwulan sebe-lumnya. Indeks diffusion terdiri atas dua jenis, yaituindeks diffusion pada kondisi/variabel tertentu dan indeks diffusion komposit yang merupakan gabungan indeks diffusion pada semua kondisi/variabel.
Manfaat Menghitung indeks persepsi pengusaha konstruksi terhadap
bisnis konstruksi.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Semakin tinggi nilai indeks berarti kondisi maupun prospek
bisnis usaha konstruksi semakin optimis.
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga konsumen
Definisi Indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh rumah tangga.
Manfaat Mengukur tingkat inflasi suatu negara.
Rumus Perhitungan
Dengan : NKn = Nilai konsumsi bulan ke-n NKo = Nilai konsumsi tahun dasar
Interpretasi 1. IHK = 100, secara umum harga relative tidak mengalami perubahan;
2. IHK > 100, secara umum harga mengalami kenaikan dibanding dengan tahun dasar;
3. IHK < 100, secara umum harga mengalami penurunan dibanding dengan tahun dasar.
Level Estimasi Nasional dan Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Publikasi Indeks harga
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga Mesin dan Peralatan (IHMP)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar
Definisi Perkembangan harga mesin dan peralatan antar periode, dari sekelompok barang yang diperdagangkan pada tingkat harga perdagangan besar.
Manfaat Mengetahui perkembangan harga mesin dan peralatan.
Rumus Perhitungan Metode Laspeyres
Interpretasi Indeks harga mesin dan peralatan pada tingkat grosir.
Level Estimasi Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Laporan SHMP
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Harga per satuan komoditas/barang Survei Harga Mesin dan Peralatan
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar
Definisi Perubahan harga pada tingkat harga perdagangan besar/harga
grosir.
Manfaat Sebagai deflator PDB.
Rumus Perhitungan
Dimana : NMSni = Nilai marketed surplus komoditi i pada bulan ke-n NMSoi = Nilai marketed surplus komoditi i pada tahun dasar
Interpretasi Indeks harga pada tingkat grosir.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Harga Perdagangan Besar
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Harga komoditas Bulan Berjalan Survei Harga Perdagangan Besar
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga Produsen Industri Pengolahan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen industri
pengolahan.
Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan
harga di tingkat produsen sektor industri pengolahan.
Rumus Perhitungan
Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar 2010=100;
2. IHP > 100 terjadi inflasi; 3. IHP < 100 terjadi deflasi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Harga Produsen 2017 https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga Produsen Jasa Akomodasi Hotel
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen sektor
akomodasi hotel.
Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan
harga di tingkat produsen sektor akomodasi hotel.
Rumus Perhitungan
Dimana: ILcm = relatif harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m" pim = rata-rata harga produk "i" pada bulan "m" qi0 = kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0" pio = rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"
Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar 2010=100;
2. IHP > 100 terjadi inflasi; 3. IHP < 100 terjadi deflasi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Harga Produsen 2016
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga Produsen Jasa Angkutan Penumpang
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen sektor
angkutan penumpang.
Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan harga di tingkat produsen sektor jasa pelayanan makanan minuman.
Rumus Perhitungan
Dimana: ILcm = relatif harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m" pim = rata-rata harga produk "i" pada bulan "m" qi0 = kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0" pio = rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"
Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar 2010=100;
2. IHP > 100 terjadi inflasi; 3. IHP < 100 terjadi deflasi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Harga Produsen 2016
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga Produsen Jasa Listrik dan Gas
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen sektor
listrik dan gas.
Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan
harga di tingkat produsen sektor jasa listrik dan gas.
Rumus Perhitungan
Dimana: ILcm = relatif harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m" pim = rata-rata harga produk "i" pada bulan "m" qi0 = kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0" pio = rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"
Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar 2010=100;
2. HP > 100 terjadi inflasi; 3. IHP < 100 terjadi deflasi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Harga Produsen 2016
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga Produsen Jasa Pelayanan Makanan Minuman
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen sektor
pelayanan makanan minuman.
Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan harga di tingkat produsen sektor jasa pelayanan makanan minuman.
Rumus Perhitungan
Dimana: ILcm = relatif harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m" pim = rata-rata harga produk "i" pada bulan "m" qi0 = kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0" pio = rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"
Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar 2010=100;
2. IHP > 100 terjadi inflasi; 3. IHP < 100 terjadi deflasi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Harga Produsen 2016
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga Produsen Jasa Pengelolaan Air
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen sektor
pengelolaan air.
Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan
harga di tingkat produsen sektor jasa pengelolaan air.
Rumus Perhitungan
Dimana: ILcm = relatif harga Laspeyres sub kategori "c" bulan "m" pim = rata-rata harga produk "i" pada bulan "m" qi0 = kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0" pio = rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"
Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar 2010=100;
2. IHP > 100 terjadi inflasi; 3. IHP < 100 terjadi deflasi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Harga Produsen 2016
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga Produsen Pertambangan Penggalian
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen di sektor
pertambangan dan penggalian.
Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan
harga di tingkat produsen sektor pertambangan penggalian.
Rumus Perhitungan
Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar 2010=100;
2. IHP > 100 terjadi inflasi; 3. IHP < 100 terjadi deflasi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Harga Produsen 2017 https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga Produsen Pertanian
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Definisi Ukuran perubahan harga yang diterima oleh produsen.
Manfaat Sebagai deflator PDB, dan untuk mengetahui tingkat perubahan
harga di tingkat produsen.
Rumus Perhitungan
Dimana: I = Relatif harga laspeyres sub kategori "c" bulan "m" pim = Rata-rata harga produk "i" pada bulan "m" qi0 = Kuantitas produk "i" yang terjual pada periode dasar "0" pi0 = Rata-rata harga produk "i" pada periode dasar "0"
Interpretasi 1. Perubahan harga pada tahun pencacahan terhadap tahun dasar 2010=100;
2. IHP > 100 terjadi inflasi; 3. IHP < 100 terjadi deflasi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Harga Produsen Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga Properti Perumahan (IHPP)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar
Definisi Perkembangan harga rumah/apartemen antar periode pada
tingkat harga perdagangan besar.
Manfaat Mengetahui perkembangan harga rumah/apartemen.
Rumus Perhitungan Metode Laspeyres
Interpretasi Indeks harga properti perumahan pada tingkat grosir.
Level Estimasi Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Laporan SHPP
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Harga rumah/apartemen Survei Harga Properti Perumahan
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga.
Manfaat Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Perkembangan Ib ini juga dapat menggambarkan inflasi perdesaan
Rumus Perhitungan
Interpretasi Ib Nasional Juni 2016 (2012=100)=123,41 artinya tingkat harga kebutuhan petani mengalami kenaikan sebesar 23,41 persen dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
- http
s://w
ww.bps.g
o.id
Indeks Harga Yang Diterima Petani (It)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian.
Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani;
2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.
Rumus Perhitungan
Interpretasi It Nasional Juni 2016 (2012=100)=125,13 artinya tingkat harga produksi pertanian mengalami kenaikan sebesar 25,13 persen dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Hari-Orang
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Konstruksi
Definisi Pekerja Harian Lepas adalah pekerja yang proyek konstruksi dikerjakan, dan hanya bekerja selama proyek tersebut masih berjalan. Pekerja ini biasanya dibayar atas dasar upah harian. Contoh: mandor, (kepala tukang), tukang batu, tukang kayu, kenek bangunan, dsb.-
Manfaat -
Rumus Perhitungan
Interpretasi Pertumbuhan indeks hari-orang biasanya terjadi pada triwulan 2, 3, dan 4. Penurunan indeks nilai konstruksi biasanya pada triwulan 1.
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Indikator Kini (IIK)
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Indeks komposit dari beberapa indeks variabel yang dapat mengidentifikasi kondisi keuangan konsumen pada saat triwulan berjalan (saat survei) dibandingkan triwulan sebelumnya.
Manfaat Memberikan informasi mengenai keadaan keuangan konsumen
pada saat periode survei dibanding dengan periode sebelumnya.
Rumus Perhitungan
Interpretasi - 100<I<200 menunjukkan bahwa jumlah jawaban meningkat lebih besar dari jawaban menurun. Untuk Indeks Indikator Kini artinya kondisi perekonomian pada triwulan berjalan meningkat dibanding periode triwulan sebelumnya.
- I=100 menunjukkan bahwa jumlah jawaban meningkat dan menurun simbang. Untuk Indeks Indikator Kini artinya kondisi perekonomian pada triwulan berjalan sama keadaannya dibanding periode triwulan sebelumnya.
- I<100 menunjukkan bahwa jumlah jawaban menurun lebih besar dari jawaban meningkat. Untuk Indeks Indikator Kini artinya kondisi perekonomian pada triwulan berjalan menurun dibanding periode triwulan sebelumnya.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Indikator Mendatang (IIM)
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Indeks komposit dari beberapa indeks variabel yang dapat mengidentifikasi rencana rumah tangga untuk membeli barang-barang tahan lama pada periode tiga bulan mendatang.
Manfaat Memberikan informasi mengenai rencana rumah tangga untuk membeli barang-barang tahan lama periode tiga bulan mendatang.
Rumus Perhitungan
Interpretasi - 100<I<200 menunjukkan bahwa jumlah jawaban meningkat lebih besar dari jawaban menurun. Untuk Indeks Indikator Mendatang artinya kondisi perekonomian pada triwulan mendatang meningkat dibanding periode triwulan berjalan.
- I=100 menunjukkan bahwa jumlah jawaban meningkat dan menurun simbang. Untuk Indeks Indikator Mendatang artinya kondisi perekonomian pada triwulan mendatang sama keadaannya dibanding periode triwulan berjalan.
- I<100 menunjukkan bahwa jumlah jawaban menurun lebih besar dari jawaban meningkat. Untuk Indeks Indikator Mendatang artinya kondisi perekonomian pada triwulan mendatang menurun dibanding periode triwulan berjalan.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Kedalaman Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Definisi Ukuran rata-rata kesenjangan antara harga hasil observasi
dengan HPP.
Manfaat Menggambarkan seberapa jauh perbedaan antara harga hasil
observasi dibandingkan HPP.
Rumus Perhitungan
Dengan : α = 1 z = Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yi = Harga gabah dibawah HPP i = (1,2,....,q) q = Jumlah observasi harga gabah dibawah HPP n = Jumlah seluruh observasi
Interpretasi Semakin tinggi indeks, semakin jauh perbedaan antara harga
hasil observasi dibandingkan HPP.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Evaluasi Statistik Harga Produsen Gabah 2016
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar
Definisi Perbandingan harga kostruksi setiap kabupaten/kota terhadap
kota acuan.
Manfaat Sebagai alokator DAU.
Rumus Perhitungan Tahap pertama:
dimana: NK = Nilai Komponen pk = Harga material/upah/sewa alat ke-k qk = Kuantitas/volume material/upah/sewa ke-k Tahap kedua:
dimana: NK = Nilai Komponen Ci = Dummy kab/kota Pj = Dummy komponen dalam suatu sistem αi dan βj = Koefisien regresi PPP Sistem = exp(αi) Tahap Ketiga:
Tahap keempat:
https:
//www.b
ps.go.id
Interpretasi Persentase tingkat kemahalan kostruksi terhadap kota acuan.
Level Estimasi Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi dan Kabupaten Kota
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Harga Bahan Bangunan Survei Harga Kemahalan Konstruksi
Sewa Alat Berat Survei Harga Kemahalan Konstruksi
Upah Tenaga Kerja Konstruksi Survei Harga Kemahalan Konstruksi
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Konstruksi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Konstruksi
Definisi Indeks tahun dasar 2010 merupakan indeks triwulan t dibagi dengan rata-rata indeks pada tahun dasar 2010 dikalikan dengan 100 persen.
Manfaat Melihat perkembangan pekerja tetap, hari orang, balas jasa upah dan nilai konstruksi yang diselesaikan triwulan survei dengan rata-rata triwulan tahun dasar sektor konstruksi.
Rumus Perhitungan
dimana: Idt = Indeks tahun dasar pada periode t It = Indeks pada triwulan periode t avg(Id) = Rata-rata indeks tahun dasar 2010
Interpretasi Semakin tinggi nilai indeks berarti semakin maju/berkembang
bisnis konstruksi.
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
- https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Masalah Bisnis
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Konstruksi
Definisi Indeks masalah bisnis adalah suatu indeks yang menyatakan kondisi masalah bisnis yang dihadapi pengusaha pada sektor konstruksi.
Manfaat 1. Melihat permasalahan bisnis pada sektor konstruksi dalam rentang waktu tiga bulanan;
2. Mengetahui kondisi derajat kegawatan kinerja pengusaha kontruksi.
Rumus Perhitungan
dimana: IMB = Indeks Masalah Bisnis IMv = Indeks Masalah untuk kondisi ke-v Tv = Total nilai skor untuk kondisi ke-v Svi = Nilai skor untuk kondisi ke-v pada perusahaan ke-i n = Jumlah perusahaan k = Kategori masalah
Interpretasi Semakin besar nilai indeks berarti hambatan usaha di sektor
konstruksi semakin besar pula.
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Pekerja Tetap
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Konstruksi
Definisi Pekerja Tetap adalah tenaga kerja yang secara administrasi tercatat sebagai pekerja tetap dan biasanya memperoleh gaji bulanan secara tetap dari perusahaan sepanjang tahun-
Manfaat -
Rumus Perhitungan
Interpretasi Pertumbuhan indeks tenaga kerja tetap cenderung tidak banyak
berubah pada tiap triwulannya
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Produksi Industri Mikro Kecil
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Industri Kecil dan Rumah Tangga
Definisi Angka indeks produksi menggambarkan perubahan produksi usaha IMK dibandingkan produksi pada periode dasar. Tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2010.
Manfaat Melihat pertumbuhan/penurunan produksi usaha IMK
dibandingkan produksi pada periode dasar.
Rumus Perhitungan Paasche Modified
Interpretasi 1. Angka indeks lebih dari 100: terjadi peningkatan produksi usaha IMK dibandingkan dengan produksi pada periode dasar;
2. Angka indeks kurang dari 100: terjadi penurunan produksi usaha IMK dibandingkan dengan produksi pada periode dasar.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
BRS; Publikasi Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan IMK
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Nilai pengeluaran produksi Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan
Banyaknya Produksi (Output) Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan
Nilai produksi/Jasa industri Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Yang Dibayar (IB)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga
Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga-harga barang yang dikonsumsi petani serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
2. Perkembangan Ib ini juga dapat menggambarkan inflasi perdesaan (khususnya komponen konsumsi rumah tangga)
Rumus Perhitungan
Interpretasi Ib Nasional Juni 2016 (2012=100)=123,41 artinya tingkat harga kebutuhan petani mengalami kenaikan secara rata-rata 1,23 kali lipat dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012.
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Yang Diterima (IT)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian
Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani.
2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.
Rumus Perhitungan
Interpretasi It Nasional Juni 2016 (2012=100)=125,13 artinya tingkat harga produksi pertanian mengalami kenaikan secara rata-rata 1,25 kali lipat dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
- https:
//www.b
ps.go.id
Inflasi/Deflasi Harga Produsen
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Definisi Angka persentase perubahan Indeks Harga Produsen (IHP) yang menggambarkan kenaikan atau penurunan harga barang maupun jasa secara umum di tingkat produsen.
Manfaat Sebagai indikator awal dari inflasi/deflasi di tingkat konsumen
dan sebagai deflator dalam estimasi PDB.
Rumus Perhitungan
dimana: IHPt = IHP triwulan t IHPt-1 = IHP triwulan t-1
Interpretasi Persentase (%) perubahan IHP (laju inflasi/deflasi) triwulanan.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Harga Produsen Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Harga Produsen Survei Harga Produsen
https:
//www.b
ps.go.id
Inflasi Harga Perdagangan Besar
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar
Definisi Tingkat perubahan indeks harga perdagangan besar.
Manfaat Mengetahui Inflasi pada tingkat grosir.
Rumus Perhitungan Inflasi bulanan =
Dimana: Ini = Indeks komoditi i pada bulan ke-n I(n-1)i = Indeks komoditi i pada bulan ke-(n-1)
Interpretasi Tingkat perubahan indeks harga perdagangan besar pada tingkat
grosir.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Harga Perdagangan Besar
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Harga Komoditas Bulan Sebelumnya Survei Harga Perdagangan Besar
Harga komoditas Bulan Berjalan Survei Harga Perdagangan Besar
https:
//www.b
ps.go.id
IP-TIK
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi
Definisi Suatu ukuran standar yang dapat menggambarkan tingkat pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada suatu wilayah. Indeks komposit yang mengkombinasikan 11 indikator menjadi suatu ukuran standar.
Manfaat Digunakan untuk membandingkan hasil pembangunan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) antar negara/wilayah.
Rumus Perhitungan
Dimana, Subindeks Akses dan Infrastruktur (AI) :
1. Pelanggan telepon tetap per 100 penduduk 2. Pelanggan telepon seluler per100 penduduk 3. Bandwidth internet internasional per pengguna 4. Persentase rumah tangga yang menguasai komputer 5. Persentase rumah tangga yang memiliki akses internet
Subindeks Penggunaan (PENGGUNAAN)
1. Persentase penduduk yang mengakses internet 2. Pelanggan internet broadband tetap kabel per 100
penduduk 3. Pelanggan internet broadband tanpa kabel per 100
penduduk Subindeks Keahlian (KEAHLIAN)
1. Rata-rata lama sekolah 2. Angka partisipasi kasar sekunder (SLTP sederajat &
SLTA sederajat) 3. Angka partisipasi kasar tersier (D1 s/d S1)
Interpretasi Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan pembangunan TIK pada suatu wilayah semakin pesat, sebaliknya semakin rendah nilai indeks menunjukkan pembangunan TIK di suatu wilayah relatif masih lambat.
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Hortikultura
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian
subsektor hortikultura.
Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani subsektor hortikultura;
2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Itht Nasional Juni 2016 (2012=100)= 125,13 artinya tingkat harga produksi pertanian subsektor hortikultura mengalami kenaikan sebesar 25,13 persen dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Perikanan/Budidaya
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian
subsektor perikanan/budidaya.
Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani subsektor perikanan/budidaya;
2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Itik Nasional Juni 2016 (2012=100)= 125,13 artinya tingkat harga produksi pertanian subsektor perikanan/budidaya mengalami kenaikan sebesar 25,13 persen dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Peternakan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian
subsektor peternakan.
Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani subsektor peternakan;
2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Ittrk Nasional Juni 2016 (2012=100)= 125,13 artinya tingkat harga produksi pertanian subsektor peternakan mengalami kenaikan sebesar 25,13 persen dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Tanaman Pangan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian
subsektor tanaman pangan.
Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani subsektor tanaman pangan;
2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Ittp Nasional Juni 2016 (2012=100)= 125,13 artinya tingkat harga produksi pertanian subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan sebesar 25,13 persen dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
It (Indeks Harga yang Diterima Petani) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Indeks yang disusun berdasarkan hasil produksi pertanian
subsektor tanaman perkebunan rakyat.
Manfaat 1. Melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani subsektor tanaman perkebunan rakyat;
2. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Ittpr Nasional Juni 2016 (2012=100)= 125,13 artinya tingkat harga produksi pertanian subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan sebesar 25,13 persen dibanding dengan produk yang sama pada tahun 2012.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan di Indonesia.
Manfaat Mengetahui jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan di Indonesia.
Rumus Perhitungan
𝑃 = ∑ 𝑃𝑖
dimana: P = Jumlah PPI Pi = Jumlah PPI di provinsi i
Interpretasi Semakin tinggi jumlah Pangkalan Pendaratan Ikan di Indonesia
maka semakin tinggi pula kontribusinya pada sektor ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Produksi Perikanan yang Didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan Tahun 2013-2015
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Nama Pangkalan Pendaratan Ikan Daftar-PPI
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah Pelabuhan Perikanan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Banyaknya Pelabuhan Perikanan (PP) di Indonesia.
Manfaat Mengetahui jumlah PP di Indonesia.
Rumus Perhitungan
𝑃 = ∑ 𝑃𝑖
dimana: P = Jumlah PP Pi = Jumlah PP di provinsi i
Interpretasi Semakin tinggi jumlah PP di Indonesia, maka semakin tinggi
kontribusinya ke sektor ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Profil Pelabuhan Perikanan (PP) 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Nama Pelabuhan Perikanan Daftar-PP
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah pemotongan ternak.
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Banyaknya ternak yang di potong di RPH/TPH.
Manfaat Mengetahui jumlah ternak yang di potong di RPH/TPH (terutama
sapi) dan untuk mengetahui pasokan daging dari RPH/TPH.
Rumus Perhitungan
dimana: S = Jumlah Pemotongan i = Ternak Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing, Domba, Babi j = Bulan 1,2, ... 12
Interpretasi Semakin tinggi jumlah pemotongan ternak di RPH/TPH maka
semakin tinggi pasokan daging untuk konsumsi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Pemotongan Ternak 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Jumlah ternak yang dipotong per triwulan Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak (RPH dan TPH)
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Banyaknya perusahaan berbentuk badan usaha/hukum yang bergerak di bidang pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam. Indikator ini dikelompokkan menurut provinsi dan luas areal.
Manfaat Menyajikan data jumlah perusahaan hak pengusahaan hutan
menurut provinsi dan luas areal.
Rumus Perhitungan
dimana: X = Jumlah perusahaan hak pengusahaan hutan Xi = Perusahaan pada provinsi ke i atau perusahaan dengan luas areal ke i
Interpretasi Menunjukkan jumlah perusahaan hak pengusahaan hutan
menurut provinsi dan luas areal.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah Perusahaan Hortikultura Berbadan Hukum
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Definisi Merupakan jumlah perusahaan hortikultura berbadan hukum
yang dirinci menurut provinsi,badan hukum kelompok tanaman.
Manfaat Mengetahui banyaknya perusahaan hortikultura berbadan
hukum di suatu wilayah.
Rumus Perhitungan
dimana: Jumlah = Jumlah Perusahaan Hortikultura Berbadan Hukum Perusahaan Aktif = Perusahaan Hortikultura yang masih aktif (VP-Horti rincian 201 berkode 1)
Interpretasi Jumlah perusahaan hortikultura berbadan hukum yang aktif.
Level Estimasi Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Hortikultura dan Usaha Hortikultura Lainnya 2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Kondisi Perusahaan Hortikultura Survei Perusahaan Hortikultura
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Banyaknya perusahaan berbentuk badan usaha/hukum yang
bergerak di bidang pembudidayaan tanaman kehutanan.
Manfaat Untuk mengetahui perkembangan jumlah perusahaan HPHT
setiap tahun.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Menunjukkan banyaknya perusahaan berbentuk badan usaha/hukum yang bergerak di bidang pembudidayaan tanaman kehutanan.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah Perusahaan Penangkapan Ikan menurut Badan Hukum
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Jumlah perusahaan penangkapan ikan di Indonesia yang
mempunyai badan hukum.
Manfaat Mengetahui jumlah perusahaan penangkapan ikan menurut
badan hukum.
Rumus Perhitungan
dimana: P= Jumlah perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum Pi= Jumlah perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum di provinsi
Interpretasi Semakin tinggi jumlah perusahaan penangkapan ikan di indonesia maka semakin tinggi pula kontribusinya pada sektor ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Perikanan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Nama Perusahaan DAFTAR-LTP
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah Perusahaan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Jumlah Perusahaan Pemegang Ijin Penangkaran Tumbuhan dan
Satwa Liar (TSL).
Manfaat Mengetahui perkembangan jumlah perusahaan TSL antar tahun.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Banyaknya Perusahaan Pemegang Ijin Penangkaran Tumbuhan
dan Satwa Liar (TSL).
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Direktori Perusahaan Kehutanan Tahun 2017
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah Perusahaan Pengelola Hasil Hutan Alam (HPH)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Jumlah Perusahaan Pemegang Ijin Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA).
Manfaat Mengetahui perkembangan jumlah perusahaan HPH antar tahun.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Banyaknya Perusahaan Pemegang Ijin Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA).
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Direktori Perusahaan Kehutanan Tahun 2017
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah Perusahaan Pengelola Hasil Hutan Tanaman (HPHT)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Jumlah Perusahaan Pemegang Ijin Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT).
Manfaat Mengetahui perkembangan jumlah perusahaan HPHT antar
tahun.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Banyaknya Perusahaan Pemegang Ijin Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT).
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Direktori Perusahaan Kehutanan Tahun 2017
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah perusahaan peternakan sapi perah
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Jumlah perusahaan yang mengusahakan ternak sapi perah baik untuk pembibitan maupun budidaya dengan status badan hukum PT, CV, Firma, Koperasi, atau Yayasan.
Manfaat Menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam pengembangan sektor peternakan sapi perah khususnya berkaitan dengan ketersediaan susu.
Rumus Perhitungan
Dimana, N : Jumlah perusahaan peternakan sapi perah P : Perusahaan yang mengusahakan ternak sapi perah baik untuk pembibitan maupun budidaya dengan status badan hukum PT, CV, Firma, Koperasi, atau Yayasan
Interpretasi Semakin tinggi jumlah perusahaan sapi perah berbadan hukum, maka dapat diindikasikan bahwa iklim peternakan sapi perah di Indonesia baik dan dapat meningkatkan ketersediaan susu.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Kondisi perusahaan Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Sapi Perah
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah Perusahaan peternakan ternak besar/kecil
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi jumlah perusahaan yang dimaksud adalah jumlah perusahaan
ternak besar/kecil berbadan hukum aktif yang ada di Indonesia.
Manfaat Mengetahui jumlah perusahaan ternak besar/kecil berbadan
hukum yang masih aktif.
Rumus Perhitungan
Dimana, N : Jumlah Perusahaan peternakan ternak besar/kecil P : Perusahaan ternak besar/kecil berbadan hukum aktif
Interpretasi Semakin tinggi jumlah perusahaan ternak besar/kecil berbadan hukum yang aktif, maka dapat diindikasikan bahwa iklim peternakan ternak besar/kecil di Indonesia baik dan dapat meningkatkan ketersediaan daging.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Peternakan ternak besar/kecil 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Kondisi perusahaan Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Besar dan Ternak Kecil (LTT)
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah perusahaan peternakan ternak unggas
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Jumlah perusahaan unggas berbadan hukum yang ada di
Indonesia.
Manfaat Mengetahui jumlah perusahaan unggas berbadan hukum.
Rumus Perhitungan
Dimana, N : Jumlah perusahaan peternakan ternak unggas P : Jumlah perusahaan unggas berbadan hukum
Interpretasi Semakin tinggi jumlah perusahaan unggas berbadan hukum, maka dapat diindikasikan bahwa iklim peternakan unggas di Indonesia baik
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Peternakan unggas 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Kondisi perusahaan Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Unggas (LTU)
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Jumlah tempat Pelelangan Ikan di Indonesia.
Manfaat Mengetahui jumlah tempat pelelangan ikan di Indonesia.
Rumus Perhitungan
dimana: P = Jumlah TPI Pi = Jumlah TPI Di provinsi i
Interpretasi Semakin tinggi jumlah TPI di Indonesia maka semakin tinggi pula
kontribusinya pada sektor ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Tempat Pelelangan Ikan Tahun 2015
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Nama Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Daftar-LTPI
https:
//www.b
ps.go.id
Jumlah Usaha Non Rumah Tangga Hortikultura
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Definisi Merupakan jumlah Usaha Non Rumah Tangga Hortikultura yang
dirinci menurut provinsi dan kelompok tanaman.
Manfaat Mengetahui banyaknya Usaha Non Rumah Tangga Hortikultura
di suatu wilayah.
Rumus Perhitungan
dimana: Jumlah = Jumlah Usaha Non Rumah Tangga Hortikultura Usaha NRT Hortikultura = Usaha NRT Hortikultura yang masih aktif (VN-Horti rincian 201 berkode 1)
Interpretasi Jumlah Usaha Non Rumah Tangga Hortikultura yang aktif.
Level Estimasi Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Hortikultura dan Usaha Hortikultura Lainnya 2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Kondisi NRT Survei Perusahaan Hortikultura
https:
//www.b
ps.go.id
Konsumsi Bahan Pokok Per Kapita
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Pariwisata
Definisi Mengkonsumsi bahan pokok (beras, jagung, kedelai, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam ras/bebek/itik, susu sapi segar, ikan segar, bawang merah, dan cabai) per kapita (di luar rumah tangga) berarti menggunakan atau mengolah bahan pokok sebagai bahan baku (input) untuk menghasilkan makanan/minuman/produk lain sebagai output dari usahanya.
Manfaat Mengetahui jumlah konsumsi bahan pokok pada industri baik besar, menengah, kecil, maupun mikro, jasa akomodasi dan penyediaan makan minum dengan pendekatan hotel, restoran, dan rumah makan, serta konsumsi bahan pokok pada jasa pemerintahan lainnya.
Rumus Perhitungan
Dimana, Y = Konsumsi bahan pokok per kapita a = Total konsumsi bahan b = Jumlah penduduk bulan tertentu
Interpretasi Semakin besar berarti semakin banyak bahan pokok yang dikonsumsi oleh setiap kapita di Indonesia dan semakin banyak yang harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut.
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Kurs Tengah
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Keuangan
Definisi Kurs antara kurs jual dan beli (kurs jual ditambah kurs beli lalu
dibagi dua atau kurs rata-rata).
Manfaat Kurs tengah menunjukkan harga atau nilai mata uang rupiah
yang dinyatakan di dalam nilai mata uang negara lain.
Rumus Perhitungan
Dimana: Y: Kurs tengah a: Kurs jual b: Kurs beli
Interpretasi Semakin besar nilai kurs tengah menunjukkan harga atau nilai mata uang rupiah semakin rendah di dalam nilai mata uang negara lain.
Level Estimasi Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Nilai Tukar Valuta Asing di Indonesia 2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Kurs Jual Survei Monitoring Valuta Asing
Kurs Beli Survei Monitoring Valuta Asing
https:
//www.b
ps.go.id
Luas Lahan yang Dikuasai Perusahaan HTI
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Luas lahan yang dikuasai perusahaan budidaya tanaman
kehutanan.
Manfaat Untuk mengetahui jumlah luas lahan kehutanan.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Menunjukkan luas lahan yang dikuasai perusahaan budidaya
tanaman kehutanan menurut provinsi dan status lahan.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Luas Lahan yang Dikuasai Perusahaan HTI Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
https:
//www.b
ps.go.id
Marjin Perdagangan dan Pengangkutan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Definisi Kompensasi pedagang sebagai penyalur barang yang merupakan
selisih antara nilai penjualan dengan nilai pembelian.
Manfaat Memperoleh ukuran besarnya output dari kegiatan perdagangan.
Rumus Perhitungan Marjin = Selisih nilai penjualan dan nilai pembelian
Interpretasi Besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang.
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Penggunaan Produksi Kayu Bulat
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Nilai perkiraan kayu bulat, baik yang digunakan untuk bahan baku sendiri maupun yang dijual ke instansi terkait yang nilainya diperkirakan sesuai harga jual setempat.
Manfaat Menyajikan data nilai perkiraan produksi kayu bulat.
Rumus Perhitungan
dimana: X = Jumlah perusahaan hak pengusahaan hutan Xi = Perusahaan pada provinsi ke i atau perusahaan dengan luas areal ke i
Interpretasi Menunjukkan nilai pernggunaan produksi kayu bulat.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Nilai Penggunaan Produksi Kayu Bulat Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Penjualan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Definisi Nilai/hasil penjualan barang dagangan yang terjual, tidak
termasuk barang konsinyasi.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/trend nilai penjualan
setiap triwulannya sebagai pendukung penyusunan PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Angka indeks lebih dari 100 menunjukkan terjadinya pertumbuhan positif dari nilai penjualan, sebaliknya jika angka indeks kurang dari 100.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Hasil Survei Triwulanan Kegiatan Usaha
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Produksi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Pendapatan/penerimaan yang diterima rumah tangga usaha
peternakan.
Manfaat Mengetahui output dari rumah tangga peternakan.
Rumus Perhitungan
Dimana: NP = Nilai Produksi NB = Nilai Pertambahan Bobot Ptelur = Produksi telur Psusu = Produksi Susu Pikutan = Produksi Ikutan JP = Jasa Peternakan J = Penjualan ternak afkir
Interpretasi Semakin tinggi nilai Produksi, maka penerimaan rumah tangga peternakan semakin besar. Jika nilai Produksi lebih tinggi daripada biaya produksinya maka rumah tangga tersebut untung. Dan semakin besar untung/nilai tambah rumah tangga peternakan, maka semakin besar kontribusi sektor peternakan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Publikasi Struktur Ongkos Rumah Tangga Usaha Peternakan 2017
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Produksi Ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Nilai ikan yang dijual di PPI baik secara lelang maupun tidak
lelang setiap bulan pada tahun laporan.
Manfaat Mengetahui perkembangan nilai produksi ikan di Pangkalan
Pendaratan Ikan.
Rumus Perhitungan
dimana: N = Nilai Produksi ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan Ni = Produksi/Nilai produksi ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan di provinsi i
Interpretasi Semakin tinggi nilai produksi ikan di pangkalan pendaratan ikan
maka semakin tinggi kontribusinya ke sektor ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Produksi Perikanan yang Didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan Tahun 2013-2015
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Volume Produksi Pangkalan Pendaratan Ikan Daftar-PPI
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Produksi Kayu Bulat
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Perkalian jumlah produksi kayu bulat yang ditebang sesuai jatah tebang pada rencana karya tahunan yang terdapat di SK dengan harga berlaku.
Manfaat Menyajikan data nilai produksi kayu bulat menurut provinsi dan
jenis kayu.
Rumus Perhitungan
dimana: Y = Nilai produksi kayu bulat Xi = Jumlah produksi kayu bulat yang ditebang pada provinsi ke i atau jenis kayu ke i Yi = Harga kayu bulat yang berlaku pada provinsi ke i atau jenis kayu ke i
Interpretasi Menunjukkan nilai produksi kayu bulat menurut provinsi dan
jenis kayu.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Nilai Produksi Kayu Bulat Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Produksi Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan Hukum
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Nilai semua hasil budidaya ikan/binatang air lainnya/tanaman air yang dipanen dari dari tempat pemeliharaan yang diusahakan perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum.
Manfaat Mengetahui perkembangan nilai produksi ikan di perusahaan
budidaya ikan yang berbadan hukum.
Rumus Perhitungan
dimana: N = Produksi perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum Ni = Produksi perusahaan budidaya ikan di provinsi yang berbadan hukum
Interpretasi Semakin tinggi nilai produksi ikan di perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum maka semakin tinggi kontribusinya ke sektor ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Perikanan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Nilai produksi perusahaan budidaya Ikan yang berbadan hukum
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Produksi Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Nilai produksi perikanan tangkap mencakup nilai semua hasil penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air yang ditangkap oleh perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum dari sumber perikanan alami dilaut atau perairan umum secara bebas dan bukan milik perorangan.
Manfaat Mengetahui perkembangan nilai produksi ikan di perusahaan
penangkapan ikan yang berbadan hukum.
Rumus Perhitungan
dengan: N = Nilai produksi ikan di perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum Ni = Nilai produksi ikan di perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum di provinsi i
Interpretasi Semakin tinggi nilai produksi ikan di perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum maka semakin tinggi kontribusinya ke sektor ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Perikanan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Nilai produksi perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum
DAFTAR-LTP
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Produksi perusahaan peternakan sapi perah
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan perusahaan sapi perah. Nilai Produksi ini meliputi nilai produksi dan penerimaan lain perusahaan.
Manfaat Mengetahui besarnya pemasukan yang diterima oleh perusahaan
sapi perah.
Rumus Perhitungan O=a+b Dimana, O : Nilai Produksi perusahaan peternakan sapi perah a : Nilai produksi b : Pendapatan dan penerimaan lain
Interpretasi Semakin tinggi nilai Produksi, maka penerimaan perusahaan semakin besar. Jika nilai Produksi lebih tinggi daripada biaya produksinya maka perusahaan tersebut untung. Dan semakin besar untung/nilai tambah perusahaan, maka semakin besar kontribusi sektor peternakan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi utama perusahaan Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Sapi Perah
Pendapatan dan penerimaan lainnya Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Sapi Perah
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan perusahaan ternak besar kecil. Nilai Produksi ini meliputi nilai pertambahan bobot dan penerimaan lain perusahaan.
Manfaat Mengetahui besarnya pemasukan yang diterima oleh perusahaan
peternakan ternak besar kecil.
Rumus Perhitungan P=a+b Dimana, P : Nilai Produksi Perusahaan peternakan ternak besar/kecil a : Nilai Pertambahan Bobot b : Pendapatan dan penerimaan lain
Interpretasi Semakin tinggi nilai produksi, maka penerimaan perusahaan semakin besar. Jika nilai produksi lebih tinggi daripada biaya produksinya maka perusahaan tersebut untung.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Peternakan ternak besar/kecil 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Mutasi ternak Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Besar dan Ternak Kecil (LTT)
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Produksi perusahaan peternakan ternak unggas
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Nilai Produk yang dihasilkan oleh perusahaan peternakan
unggas.
Manfaat Mengetahui besarnya produksi yang dihasilkan oleh perusahaan
unggas.
Rumus Perhitungan Y=a+b
Dimana, Y : Nilai Produksi perusahaan peternakan ternak unggas a : Produksi utama b : Pendapatan dan penerimaan lain
Interpretasi Semakin tinggi produksi yang dihasilkan oleh perusahaan peternakan unggas, semakin tinggi pula kontribusi seKtor peternakan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Peternakan unggas 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi utama perusahaan Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Unggas (LTU)
Penerimaan dan pendapatan lain Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Unggas (LTU)
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Produksi Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Nilai produksi TPI mencakup seluruh nilai ikan yang dijual/dilelang di TPI pada bulan yang bersangkutan selama triwulan laporan.
Manfaat Mengetahui perkembangan nilai produksi ikan di Tempat
Pelelangan Ikan (TPI).
Rumus Perhitungan
dengan: N = Nilai Produksi ikan di TPI Ni = Nilai produksi ikan di TPI di provinsi i
Interpretasi Semakin tinggi nilai produksi ikan di TPI maka semakin tinggi
kontribusinya ke sektor ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Produksi Perikanan Laut yang Dijual di Tempat Pelelangan Ikan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Nilai Produksi Tempat Pelelangan Ikan Daftar-TPI
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Tukar Petani (NTP)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima (It) dengan indeks yang dibayar petani (Ib).
Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) dihitung dengan menggunakan formula Modified Laspeyres Index.
Penghitungan NTP dilandasi pemikiran bahwa sebagai agen ekonomi yang memproduksi hasil pertanian yang kemudian hasilnya dijual, petani juga merupakan konsumen yang membeli barang dan jasa untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari dan juga mengeluarkan biaya produksi dalam usahanya untuk memproduksi hasil pertanian.
Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh petani (Ib) dalam satu parameter/ukuran yaitu NTP, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil produksinya atau sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani. Dengan perkataan lain, NTP menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan biaya produksi dan barang dan jasa yang dikonsumsi.
Rumus Perhitungan
Interpretasi 1. NTP > 100 : petani mengalami kenaikan dalam hal perdagangan ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar atau ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami penurunan yang lebih lambat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar.
2. NTP = 100 : petani tidak mengalami perubahan dalam hal perdagangan karena perubahan harga yang diterima oleh petani sama dengan perubahan harga yang dibayar oleh petani terhadap tahun dasar.
3. NTP < 100 : petani tidak mengalami perubahan dalam hal perdagangan karena perubahan harga yang diterima oleh petani sama dengan perubahan harga yang dibayar oleh petani terhadap tahun dasar.
https:
//www.b
ps.go.id
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTPH)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi 1. Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (ItHT) dengan indeks yang dibayar petani (IbHT) pada subsektor hortikultura;
2. Masih-masing indeks dihitung dengan menggunakan formula Modified Laspeyres Index.
Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani subsektor hortikultura (Itht) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh petani subsektor hortikultura (Ibht) dalam satu parameter/ukuran yaitu NTPH, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani subsektor hortikultura dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil produksinya atau sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani. Dengan perkataan lain, NTPH menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian subsektor hortikultura dengan biaya produksi dan barang dan jasa yang dikonsumsi.
Rumus Perhitungan
Interpretasi 1. NTPH>100 : petani subsektor hortikultura mengalami kenaikan dalam hal perdagangan ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar atau ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami penurunan yang lebih lambat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar;
2. NTPH=100 : petani subsektor hortikultura tidak mengalami perubahan dalam hal perdagangan karena perubahan harga yang diterima oleh petani sama dengan perubahan harga yang dibayar oleh petani terhadap tahun dasar;
3. NTPH<100 : petani subsektor hortikultura mengalami penurunan dalam hal perdagangan ketika harga yang mereka bayar mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar atau ketika harga yang mereka bayar mengalami penurunan yang lebih lambat daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi 1. Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (ItIK) dengan indeks yang dibayar petani (IbIK) pada subsektor perikanan;
2. Masih-masing indeks dihitung dengan menggunakan formula Modified Laspeyres Index.
Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani subsektor perikanan (Itik) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh petani subsektor perikanan (Ibik) dalam satu parameter/ukuran yaitu NTPN, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani subsektor perikanan dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil produksinya atau sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani. Dengan perkataan lain, NTPN menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian subsektor perikanan dengan biaya produksi dan barang dan jasa yang dikonsumsi.
Rumus Perhitungan
Interpretasi 1. NTN>100 : petani subsektor perikanan mengalami kenaikan dalam hal perdagangan ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar atau ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami penurunan yang lebih lambat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar;
2. NTN=100 : petani subsektor perikanan tidak mengalami perubahan dalam hal perdagangan karena perubahan harga yang diterima oleh petani sama dengan perubahan harga yang dibayar oleh petani terhadap tahun dasar;
3. NTN<100 : petani subsektor perikanan mengalami penurunan dalam hal perdagangan ketika harga yang mereka bayar mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar atau ketika harga yang mereka bayar mengalami penurunan yang lebih lambat daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar.
https:
//www.b
ps.go.id
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan (NTPT)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi 1. Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (ItTRK) dengan indeks yang dibayar petani (IbTRK) pada subsektor peternakan;
2. Masih-masing indeks dihitung dengan menggunakan formula Modified Laspeyres Index.
Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani subsektor peternakan (Ittrk) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh petani subsektor peternakan (Ibtrk) dalam satu parameter/ukuran yaitu NTPT, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani subsektor peternakan dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil produksinya atau sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani. Dengan perkataan lain, NTPT menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian subsektor peternakan dengan biaya produksi dan barang dan jasa yang dikonsumsi.
Rumus Perhitungan
Interpretasi 1. NTPT>100 : petani subsektor peternakan mengalami kenaikan dalam hal perdagangan ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar atau ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami penurunan yang lebih lambat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar;
2. NTPT=100 : petani subsektor peternakan tidak mengalami perubahan dalam hal perdagangan karena perubahan harga yang diterima oleh petani sama dengan perubahan harga yang dibayar oleh petani terhadap tahun dasar;
3. NTPT<100 : petani subsektor peternakan mengalami penurunan dalam hal perdagangan ketika harga yang mereka bayar mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar atau ketika harga yang mereka bayar mengalami penurunan yang lebih lambat daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar.
https:
//www.b
ps.go.id
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi 1. Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (ItTP) dengan indeks yang dibayar petani (IbTP) pada subsektor tanaman pangan;
2. Masih-masing indeks dihitung dengan menggunakan formula Modified Laspeyres Index.
Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani subsektor tanaman pangan (Ittp) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh petani subsektor tanaman pangan (Ibtp) dalam satu parameter/ukuran yaitu NTPP, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani subsektor tanaman pangan dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil produksinya atau sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani. Dengan perkataan lain, NTPP menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian subsektor tanaman pangan dengan biaya produksi dan barang dan jasa yang dikonsumsi.
Rumus Perhitungan
Interpretasi 1. NTPP>100 : petani subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan dalam hal perdagangan ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar atau ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami penurunan yang lebih lambat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar;
2. NTPP=100 : petani subsektor tanaman pangan tidak mengalami perubahan dalam hal perdagangan karena perubahan harga yang diterima oleh petani sama dengan perubahan harga yang dibayar oleh petani terhadap tahun dasar;
3. NTPP<100 : petani subsektor tanaman pangan mengalami penurunan dalam hal perdagangan ketika harga yang mereka bayar mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar atau ketika harga yang mereka bayar mengalami penurunan yang lebih lambat daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar.
https:
//www.b
ps.go.id
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar Petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi 1. Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (ItTPR) dengan indeks yang dibayar petani (IbTPR) pada subsektor tanaman perkebunan rakyat;
2. Masih-masing indeks dihitung dengan menggunakan formula Modified Laspeyres Index.
Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani subsektor tanaman perkebunan rakyat (Ittpr) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh petani subsektor tanaman perkebunan rakyat (Ibtpr) dalam satu parameter/ukuran yaitu NTPR, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani subsektor tanaman perkebunan rakyat dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil produksinya atau sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani. Dengan perkataan lain, NTPR menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian subsektor tanaman perkebunan rakyat dengan biaya produksi dan barang dan jasa yang dikonsumsi.
Rumus Perhitungan
Interpretasi 1. NTPR>100 : petani subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan dalam hal perdagangan ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar atau ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami penurunan yang lebih lambat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan terhadap tahun dasar;
2. NTPR=100 : petani subsektor tanaman perkebunan rakyat tidak mengalami perubahan dalam hal perdagangan karena perubahan harga yang diterima oleh petani sama dengan perubahan harga yang dibayar oleh petani terhadap tahun dasar;
3. NTPR<100 : petani subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan dalam hal perdagangan ketika harga yang mereka bayar mengalami kenaikan yang lebih cepat
https:
//www.b
ps.go.id
daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar atau ketika harga yang mereka bayar mengalami penurunan yang lebih lambat daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar.
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Nilai Tukar petani (NTP)
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Pedesaan
Definisi 1. Merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks yang dibayar petani untuk produksi dan penambahan barang modal (IbBPPBM);
2. Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani untuk produksi dan penambahan barang modal (IbBPPBM) dihitung dengan menggunakan formula Modified Laspeyres Index.
Manfaat Dengan membandingkan Indeks Harga yang Diterima oleh petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar oleh petani untuk produksi pertaniannya (Ibup) dalam satu parameter/ukuran yaitu NTUP, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk produksi dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil produksinya atau sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani. Dengan perkataan lain, NTUP menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan biaya produksi (profitabilitas).
Rumus Perhitungan
Interpretasi 1. NTUP>100 : petani mengalami kenaikan dalam hal perdagangan ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan untuk biaya produksinya terhadap tahun dasar atau ketika rata-rata tingkat harga yang mereka terima mengalami penurunan yang lebih lambat daripada tingkat rata-rata harga yang dibayarkan untuk produksinya terhadap tahun dasar;
2. NTUP=100 : petani tidak mengalami perubahan dalam hal perdagangan karena perubahan harga yang diterima oleh petani sama dengan perubahan harga yang dibayar oleh petani untuk produksinya terhadap tahun dasar;
3. NTUP<100 : petani mengalami penurunan dalam hal perdagangan ketika harga yang mereka bayar untuk produksinya mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar atau ketika harga yang mereka bayar untuk produksinya mengalami penurunan yang lebih lambat daripada harga yang mereka terima terhadap tahun dasar.
https:
//www.b
ps.go.id
Level Estimasi Nasional dan Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Hanya BRS (Belum tercantum di publikasi)
https:
//www.b
ps.go.id
Paket komoditas
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar
Definisi Sekumpulan jenis barang yang digunakan dalam penghitungan
IHPB Provinsi.
Manfaat Untuk menghitung IHPB Provinsi.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Menggambarkan sekumpulan jenis barang yang digunakan
dalam penghitungan IHPB Provinsi.
Level Estimasi Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Diagram Timbang IHPB Provinsi Tahun 2017
https:
//www.b
ps.go.id
Pembelian barang dagangan yang terjual
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Definisi Uang yang dikeluarkan oleh perusahaan/usaha untuk membeli
barang dagangan yang terjual.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/trend nilai pembelian
setiap triwulannya sebagai pendukung penyusunan PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Angka indeks lebih dari 100 menunjukkan terjadinya pertumbuhan positif dari nilai pembelian, sebaliknya jika angka indeks kurang dari 100.
Level Estimasi Nasional; Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Hasil Survei Triwulanan Kegiatan Usaha
https:
//www.b
ps.go.id
Pengeluaran Perusahaan Budidaya Ikan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan budidaya ikan yang meliputi pengeluaran untuk pekerja, pengeluaran untuk sarana produksi, pengeluaran untuk bahan bakar, listrik, air dan gas, pengeluaran untuk bahan-bahan, jasa dan lainnya.
Manfaat Mengetahui besar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
budidaya ikan.
Rumus Perhitungan Total pengeluaran perusahaan budidaya ikan = a+b+c+d dimana: a = Pengeluaran untuk pekerja b = Pengeluaran untuk sarana produksi c = Pengeluaran untuk bahan bakar, listrik, air dan gas d = Pengeluaran untuk bahan-bahan, jasa dan lainnya
Interpretasi Banyaknya pengeluaran perusahaan budidaya ikan.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Perikanan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Pengeluaran untuk Pekerja Daftar-LTB
Pengeluaran untuk Sarana Produksi Daftar-LTB
Pengeluaran untuk Bahan Bakar, Listrik, Air, dan Gas Daftar-LTB
Pengeluaran untuk Bahan-bahan, Jasa, dan Lainnya Daftar-LTB
https:
//www.b
ps.go.id
Pengeluaran Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Banyaknya biaya yang dikeluarkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang meliputi pengeluaran untuk pekerja, pengeluaran bahan bakar, listrik, air dan gas, pengeluaran bahan-bahan, jasa dan lainnya.
Manfaat Mengetahui besar pengeluaran TPI.
Rumus Perhitungan Total pengeluaran TPI = a + b + c dimana: a = Pengeluaran untuk pekerja b = Pengeluaran bahan bakar, listrik air dan gas c = Pengeluaran bahan, jasa dan lainnya
Interpretasi Banyaknya biaya yang dikeluarkan Tempat Pelelangan Ikan
(TPI).
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Tempat Pelelangan Ikan Tahun 2015
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Pengeluaran untuk Pekerja Daftar-LTPI
Pengeluaran untuk Bahan Bakar, Listrik, Air, dan Gas Daftar-LTPI
Pengeluaran untuk Bahan-bahan, Jasa, dan Lainnya Daftar-LTPI
https:
//www.b
ps.go.id
Penggunaan Lahan yang Dikuasai Perusahaan HTI
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Penggunaan lahan yang dikuasai perusahaan budidaya tanaman
kehutanan menurut provinsi dan status lahan.
Manfaat Untuk mengetahui jenis penggunaan lahan kehutanan.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Menunjukkan penggunaan lahan yang dikuasai perusahaan HTI.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Luas Lahan yang Dikuasai Perusahaan HTI Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
https:
//www.b
ps.go.id
Penumpang yang diangkut
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Definisi Banyaknya penumpang yang diangkut, baik dengan angkutan
bus, mobil penumpang umum, taksi, dan ASDP.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah penumpang
setiap triwulannya sebagai pendukung penyusunan PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Angka indeks lebih dari 100 menunjukkan terjadinya pertumbuhan positif dari jumlah pnp yg diangkut, sebaliknya jika angka indeks.
Level Estimasi Nasional; Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Hasil Survei Triwulanan Kegiatan Usaha
https:
//www.b
ps.go.id
Pertumbuhan Produksi IMK Quarter to Quarter
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Industri Kecil dan Rumah Tangga
Definisi Pertumbuhan produksi IMK Quarter to Quarter adalah angka yang menunjukkan besarnya perubahan produksi IMK pada triwulan ke i dibandingkan dengan produksi pada triwulan ke i-1.
Manfaat Melihat besarnya pertumbuhan/penurunan produksi usaha IMK pada triwulan berjalan dibandingkan produksi pada triwulan sebelumnya.
Rumus Perhitungan
dimana: Pertumbuhan IMKQtoQ = Pertumbuhan produksi IMK Quarter to Quarter It = Indeks produksi IMK pada triwulan ke-i I(t-1) = Indeks produksi IMK pada triwulan ke-(i-1)
Interpretasi 1. Angka pertumbuhan produksi positif: terjadi peningkatan produksi usaha IMK sebanyak x persen dibanding produksi pada triwulan sebelumnya;
2. Angka pertumbuhan produksi negatif: terjadi penurunan produksi usaha IMK sebanyak x persen dibanding produksi pada triwulan sebelumnya.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
BRS; Publikasi Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan IMK
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Indeks IMK triwulan ke-(i-1) Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan
Indeks IMK triwulan ke-i Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan
https:
//www.b
ps.go.id
Pertumbuhan Produksi IMK Year on Year
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Industri Kecil dan Rumah Tangga
Definisi Pertumbuhan produksi IMK Year on Year adalah angka yang menunjukkan besarnya perubahan produksi IMK pada triwulan ke i tahun t (2017), dibandingkan dengan produksi pada triwulan ke i tahun t-1 (2016).
Manfaat Melihat besarnya pertumbuhan/penurunan produksi usaha IMK pada triwulan berjalan tahun berjalan dibandingkan produksi pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Rumus Perhitungan
imana: Pertumbuhan IMKyoy = Pertumbuhan produksi IMK year on year I(i,t) = Indeks produksi IMK pada triwulan ke-i tahun ke-t I(i,t-1) = Indeks produksi IMK pada triwulan ke-i tahun ke-(t-1)
Interpretasi 1. Angka pertumbuhan produksi positif: terjadi peningkatan produksi usaha IMK sebanyak x persen dibanding produksi pada triwulan yang sama tahun sebelumnya;
2. Angka pertumbuhan produksi negatif: terjadi penurunan produksi usaha IMK sebanyak x persen dibanding produksi pada triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
BRS; Publikasi Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan IMK
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Indeks IMK triwulan ke-i Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan
Indeks IMK triwulan ke-i Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulanan
https:
//www.b
ps.go.id
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Industri Besar dan Sedang
Definisi Suatu angka yang menunjukkan persentase kenaikan/penurunan nilai produksi industri manufaktur pada periode berjalan/periode bersangkutan terhadap nilai produksi industri manufaktur pada periode sebelumnya. Angka ini juga disajikan dalam bulanan, triwulanan dan tahunan serta disajikan pertumbuhan produksi industri dalam KBLI 2 (dua) digit.
Manfaat Mengetahui apakah terjadi kenaikan/penurunan nilai produksi industri dan seberapa besar kenaiakn/penurunan nilai produksi industri manufaktur pada periode bersangkutan dibandingkan dengan periode sebelumnya (bulanan, triwulanan, atau tahunan).
Rumus Perhitungan
dimana: PPI = Pertumbuhan Produksi Industri It = Indeks pada periode berjalan I(t-1) = Indeks pada periode sebelumnya
Interpretasi Jika angka ini bernilai nol (0) maka nilai produksi industri pada periode yang bersangkutan sama dengan sebelumnya.
Jika angka ini bernilai positif (+) maka nilai produksi industri pada periode yang bersangkutan lebih besar atau mengalami peningkatan dibanding produksi industri pada periode sebelumnya.
Jika angka ini bernilai negatif (-) maka nilai produksi industri pada periode yang bersangkutan lebih kecil atau mengalami penurunan dibanding produksi industri pada periode sebelumnya. Besarnya kenaikan/penurunan yang ditunjukkan oleh angka ini adalah dalam bentuk persentase.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
BRS Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan Sedang Triwulanan
https:
//www.b
ps.go.id
Pertumbuhan Produksi Jenis Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (BST)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Definisi Persentase perubahan produksi tanaman buah-buahan dan
sayuran tahunan pada tahun tertentu
Manfaat Mengetahui perubahan produksi apakah mengalami kenaikan atau penurunan pada periode berjalan untuk jenis tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan tertentu
Rumus Perhitungan
dimana : Gt : Pertumbuhan produksi jenis tanaman BST pada tahun t Qt : Produksi jenis tanaman BST (dalam satuan ton) pada tahun t Qt-1 : Produksi jenis tanaman BST (dalam satuan ton) pada tahun t-1
Interpretasi Misalkan pertumbuhan melinjo tahun 2016 sebesar 7,78% berarti terjadi kenaikan produksi sebanyak 7,78 % produksi Melinjo tahun 2016 terhadap tahun 2015.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi Survei Pertanian Hortikultura
https:
//www.b
ps.go.id
Produksi Daging
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Produksi dari pemotongan ternak yang di potong di rumah
potong hewan berupa daging.
Manfaat Mengetahui besarnya produksi daging yang berasal dari
RPH/TPH.
Rumus Perhitungan
dimana: i = Ternak Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing, Domba, Babi
Interpretasi Semakin tinggi produksi daging dari pemotongan ternak RPH/TPH maka semakin tinggi konsumsi daging merah di Indonesia.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Pemotongan Ternak 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Rata-rata produksi daging Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak (RPH dan TPH)
https:
//www.b
ps.go.id
Produksi Hasil Hutan Non Kayu
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Hasil hutan non kayu adalah semua material biologi selain kayu yang diambil dari kawasan hutan untuk dimanfaatkan dalam berbagai hal, seperti untuk bahan makanan, obat-obatan, bumbu, minyak alami, resin, latek, tanin, pewarna, tanaman hias, bahan kerajinan, rotan, bambu, dan produk non kayu lainnya.
Manfaat Mengetahui jumlah produksi total hasil hutan non kayu Indonesia dan per provinsi beserta perkembangannya dari tahun ke tahun.
Rumus Perhitungan
dimana: i = Provinsi (m=33) j = Kabupaten/kota pada provinsi ke-i Xij = Jumlah produksi hasil hutan non kayu provinsi ke-i kabupaten/kota ke-j
Interpretasi Semakin tinggi angka produksi hasil hutan non kayu pada tahun tertentu, menunjukkan semakin tinggi pula jumlah hasil hutan non kayu yang dihasilkan. Jumlah produksi hasil hutan non kayu disajikan menurut pulau-pulau di Indonesia.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Produksi Kehutanan Tahun 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi hasil hutan non kayu Pengumpulan Data Kehutanan Triwulanan
https:
//www.b
ps.go.id
Produksi Kayu Bulat
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Kayu bulat adalah semua kayu bulat (gelondongan) yang ditebang atau dipanen yang bisa dijadikan sebagai bahan baku produksi pengolahan kayu hulu (IPKH).
Manfaat Mengetahui jumlah produksi total kayu bulat Indonesia dan per
provinsi beserta perkembangannya dari tahun ke tahun.
Rumus Perhitungan
dimana: i = Provinsi (m=33) j = Kabupaten/kota pada provinsi ke-i Xij = Jumlah produksi kayu bulat provinsi ke-i kabupaten/kota ke-j
Interpretasi Semakin tinggi angka produksi kayu bulat pada tahun tertentu, menunjukkan semakin tinggi pula jumlah kayu bulat yang dihasilkan. Jumlah produksi kayu bulat disajikan menurut pulau-pulau di Indonesia.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Produksi Kehutanan Tahun 2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi Kayu Kehutanan Pengumpulan Data Kehutanan Triwulanan
https:
//www.b
ps.go.id
Produksi Kayu Bulat Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Banyaknya kayu bulat yang dihasilkan oleh perusahaan berbentuk badan usaha/hukum yang bergerak dibidang pembudidayaan tanaman kehutanan.
Manfaat Untuk mengetahui perkembangan jumlah produksi kayu bulat
antar tahun.
Rumus Perhitungan
dimana: i = Provinsi ke i (m=33) j = Kabupaten/kota ke j pada provinsi ke i Yij = Produksi kayu bulat pada provinsi ke i kabupaten/kota ke j
Interpretasi Semakin tinggi angka produksi kayu bulat pada tahun tertentu dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan semakin tinggi pula jumlah kayu bulat yang dihasilkan pada tahun itu.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi kayu bulat Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
https:
//www.b
ps.go.id
Produksi Kayu Bulat Perusahaan Pengelola Hutan Alam
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Realisasi Produksi kayu bulat yang ditebang sesuai jatah tebang pada Rencana Karya Tahunan yang terdapat di areal yang tertera di SK.
Manfaat Mengetahui rencana dan realisasi produksi kayu bulat di
Indonesia.
Rumus Perhitungan
dimana: i = Provinsi ke i (m=33) j = Kabupaten/kota ke j pada provinsi ke i Yij = Produksi kayu bulat pada provinsi ke i kabupaten/kota ke j
Interpretasi Semakin banyak produksi kayu bulat maka nilai tambah yang diperoleh dari subsektor kehutanan semakin besar tetapi harus diimbangi dengan kegiatan penanaman kembali.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi kayu bulat Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam
https:
//www.b
ps.go.id
Produksi Kayu Olahan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Kayu olahan adalah kayu dalam bentuk olahan dari kayu bulat yang berasal dari pohon yang tumbuh di kawasan hutan. Beberapa jenis kayu olahan antara lain berupa kayu gergajian (sawn timber), kayu lapis (plywood), veneer, particle board, chipwood, pulp, dan olahan kayu lainnya.
Manfaat Mengetahui jumlah produksi total kayu olahan Indonesia dan per
provinsi beserta perkembangannya dari tahun ke tahun.
Rumus Perhitungan
dimana: i = Provinsi (m=33) j = Kabupaten/kota pada provinsi ke-i Xij = Jumlah produksi kayu olahan provinsi ke-i kabupaten/kota ke-j
Interpretasi Semakin tinggi angka produksi kayu olahan pada tahun tertentu, menunjukkan semakin tinggi pula jumlah kayu olahan yang dihasilkan. Jumlah produksi kayu olahan disajikan menurut pulau-pulau di Indonesia.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Produksi Kehutanan Tahun 2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi kayu olahan Pengumpulan Data Kehutanan Triwulanan
https:
//www.b
ps.go.id
Produksi pemotongan ternak
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Produksi dari pemotongan ternak yang di potong di rumah
potong hewan. Meliputi karkas, jeroan, kulit basah, dan lainnya.
Manfaat Mengetahui besarnya produksi daging yang berasal dari
RPH/TPH.
Rumus Perhitungan
dimana: P = Produksi i = Ternak Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing, Domba, Babi
Interpretasi Semakin tinggi produksi dari pemotongan ternak RPH/TPH maka semakin tinggi konsumsi daging bukan unggas di Indonesia.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Pemotongan Ternak 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi kulit basah Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak (RPH dan TPH)
Produksi Lainnya Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak (RPH dan TPH)
Produksi jeroan Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak (RPH dan TPH)
Produksi karkas Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak (RPH dan TPH)
https:
//www.b
ps.go.id
Produksi Perusahaan HTI
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Banyaknya kayu bulat yang dihasilkan oleh perusahaan budidaya
tanaman kehutanan menurut jenis tanaman dan jenis produksi.
Manfaat Untuk mengetahui perkembangan jumlah produksi kayu bulat
antar tahun.
Rumus Perhitungan
dimana: i = Provinsi ke i (m=33) j = Kabupaten/kota ke j pada provinsi ke i Yij = Produksi kayu bulat pada provinsi ke i kabupaten/kota ke j
Interpretasi Menunjukkan banyaknya kayu bulat yang dihasilkan oleh
perusahaan budidaya tanaman kehutanan.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi Perusahaan HTI Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
https:
//www.b
ps.go.id
Produktivitas Sapi perah
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Rata-rata susu yang dihasilkan oleh seekor sapi perah betina
yang sedang berproduksi/laktasi dalam sehari.
Manfaat Memperkirakan produksi susu.
Rumus Perhitungan
Dimana, X : Produksi susu per ekor per hari (liter)
Interpretasi Semakin tinggi produktivitas sapi perah, maka dapat
diperkirakan produksi susu juga semakin tinggi/banyak.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Rata-rata produksi susu per ekor/hari Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Sapi Perah
https:
//www.b
ps.go.id
Produktivitas Tanaman Biofarmaka
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Definisi Jumlah produksi tanaman biofarmaka per satuan luas (produksi
per luasan).
Manfaat Mengetahui produktivitas dari tanaman biofarmaka pada bulan
tertentu di provinsi tertentu.
Rumus Perhitungan
dimana : PRtbf : Produktivitas tanaman biofarmaka Ph : Produksi habis dipanen/dibongkar Pbh : Produksi belum habis Lh : Luas panen habis/dibongkar Lbh : Luas panen belum habis
Interpretasi Misalkan produktivitas temulawak adalah 10 kg/m2, berarti satu m2 tanaman temulawak rata-rata menghasilkan produksi sebanyak 10 kg.
Level Estimasi Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Tanaman Biofarmaka
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi Belum Habis Survei Pertanian Hortikultura
Produksi Dipanen Habis/ Dibongkar Survei Pertanian Hortikultura
Luas Panen Habis/ Dibongkar Survei Pertanian Hortikultura
Luas Panen Belum Habis Survei Pertanian Hortikultura
https:
//www.b
ps.go.id
Produktivitas Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (BST)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Definisi Jumlah produksi tanaman sayuran dan buah-buahan semusim
per tanaman (produksi per tanaman).
Manfaat Mengetahui produktivitas dari tanaman BST pada periode
tertentu di provinsi tertentu.
Rumus Perhitungan
dimana: P = Produktivitas Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (BST) TP = Total Produksi tanaman BST M = Banyaknya tanaman BST yang menghasilkan
Interpretasi Misalkan produktivitas mangga adalah 30 kg/pohon, berarti luas satu pohon mangga rata-rata menghasilkan produksi sebanyak 30 kg.
Level Estimasi Tingkat Kabupaten per Komoditas terpilih
Publikasi Keberadaan Indikator
Laporan Hasil Survei Hortikultura Potensi dengan Menggunakan Teknologi Pengumpulan Data Berbasis Computer Assisted Personal Interviewing Tahun 2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi Survei Hortikultura Potensi
Jumlah Tanaman Menghasilkan Survei Hortikultura Potensi
https:
//www.b
ps.go.id
Produktivitas Tanaman Hias
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Definisi Jumlah produksi tanaman hias per satuan luas (produksi per
luasan).
Manfaat Mengetahui produktivitas dari tanaman hias pada bulan tertentu
di provinsi tertentu.
Rumus Perhitungan
dimana : PRth : Produktivitas tanaman hias Ph : Produksi dipanen habis/dibongkar Pbh : Produksi belum habis Lh : Luas panen habis/dibongkar Lbh : Luas panen belum habis
Interpretasi Misalkan produktivitas melati adalah 20 kg/m2, berarti satu m2 tanaman bunga melati akan menghasilkan produksi sebanyak 20 kg.
Level Estimasi Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Tanaman Hias
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi Belum Habis Survei Pertanian Hortikultura
Produksi Dipanen Habis/ Dibongkar Survei Pertanian Hortikultura
Luas Panen Habis/ Dibongkar Survei Hortikultura Potensi
Luas Panen Belum Habis Survei Pertanian Hortikultura
https:
//www.b
ps.go.id
Produktivitas Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Definisi Jumlah produksi tanaman sayuran dan buah-buahan semusim
per satuan luas (produksi per luasan).
Manfaat Mengetahui produktivitas dari tanaman sayuran dan buah-
buahan semusim pada bulan tertentu di provinsi tertentu.
Rumus Perhitungan
dimana : PRsbs : Produktivitas tanaman sayuran dan buah-buahan semusim Ph : Produksi dipanen habis/dibongkar Pbh : Produksi belum habis Lh : Luas panen habis/bongkar Lbh : Luas panen belum habis
Interpretasi Misalkan produktivitas bawang merah adalah 20 kw/ha, berarti satu hektar tanaman bawang merah akan menghasilkan produksi sebanyak 20 kuintal.
Level Estimasi Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi Belum Habis Survei Pertanian Hortikultura
Luas Panen Habis/ Dibongkar Survei Pertanian Hortikultura
Luas Panen Belum Habis Survei Pertanian Hortikultura
Produksi Dipanen Habis/Dibongkar Survei Pertanian Hortikultura
https:
//www.b
ps.go.id
Produktivitasvitas Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim (SBS), dan Tanaman Biofarmaka (TBF)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Definisi Jumlah produksi tanaman sayuran dan buah-buahan semusim,
dan TBF per satuan luas (produksi per luasan).
Manfaat Mengetahui produktivitas dari tanaman sayuran dan buah-buahan semusim (SBS) dan TBF pada periode tertentu di provinsi tertentu.
Rumus Perhitungan
dimana: P = Produktivitas Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim (SBS) dan Tanaman Biofarmaka (TBF) Total Produksi = Produksi Dipanen Habis/Dibongkar ditambah Produksi Belum Habis Tanaman SBS atau TBF. Total Luas Panen = Luas Panen Habis/Dibongkar ditambah Luas Panen Belum Habis Tanaman SBS atau TBF.
Interpretasi Misalkan produktivitas bawang merah adalah 20 kw/ha, berarti luas satu hektar tanaman bawang merah rata-rata menghasilkan produksi sebanyak 20 kuintal.
Level Estimasi Tingkat Kabupaten per Komoditas terpilih
Publikasi Keberadaan Indikator
Laporan Hasil Survei Hortikultura Potensi dengan Menggunakan Teknologi Pengumpulan Data Berbasis Computer Assisted Personal Interviewing Tahun 2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Luas Panen Belum Habis Survei Hortikultura Potensi
Produksi Survei Hortikultura Potensi
Luas Panen Habis/ Dibongkar Survei Hortikultura Potensi
https:
//www.b
ps.go.id
Rasio Konstruksi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Konstruksi
Definisi Perhitungan rasio pekerja tetap, hari orang, balas jasa dan upah
serta nilai konstruksi yang diselesaikan triwulanan.
Manfaat Perhitungan rasio pekerja tetap, hari orang, balas jasa dan upah
serta nilai konstruksi yang diselesaikan triwulanan.
Rumus Perhitungan
dimana: Rt = Rasio pekerja tetap, hari orang, balas jasa dan upah, nilai konstruksi yang diselesaikan pada tahun ke-t Vti = Jumlah pekerja tetap, hari orang, balas jasa dan upah, nilai konstruksi yang diselesaikan perusahaan ke-i tahun ke-t V(t-1) = Jumlah pekerja tetap, hari orang, balas jasa dan upah, nilai konstruksi yang diselesaikan perusahaan ke-i tahun ke-(t-1)
Interpretasi Semakin tinggi nilai rasio berarti semakin maju/berkembang
bisnis konstruksi.
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Rasio Pendapatan Produk Lingkungan
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Neraca Barang
Definisi Proporsi pendapatan dari penjualan produk lingkungan
dibanding seluruh pendapatan.
Manfaat Melihat share produk lingkungan dibanding seluruh pendapatan.
Rumus Perhitungan
dimana: R = Rasio pendapatan produk lingkungan Yl = Pendapatan dari produk lingkungan Y = Total pendapatan
Interpretasi Rasio pendapatan dari barang dan jasa lingkungan menunjukkan porsi pendapatan dari penjualan barang dan jasa yang ramah lingkungan dibanding barang lain yang tidak ramah lingkungan. Sebagai contoh, rasio penjualan AC tanpa freon sebesar 0,24 bermakna 24 persen dari total pendapatan penjualan AC merupakan hasil penjualan AC tanpa freon.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Pendapatan dari produk lingkungan Implementasi SEEA dalam Sisnerling Indonesia
Total pendapatan Implementasi SEEA dalam Sisnerling Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Rasio Pengeluaran Perlindungan Lingkungan
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Neraca Barang
Definisi Proporsi pengeluaran yang ditujukan untuk perlindungan
lingkungan dibanding seluruh pengeluaran.
Manfaat Melihat kesadaran perusahaan/badan usaha dalam perlidungan
lingkungan.
Rumus Perhitungan
dimana: R = Rasio perlindungan lingkungan Yl = Pengeluaran untuk perlindungan lingkungan Y = Total pengeluaran
Interpretasi Rasio pengeluaran untuk perlindungan lingkungan menunjukkan respon perusahaan terhadap usaha perlindungan lingkungan. Sebagai contoh, rasio perlindungan lingkungan sebesar 0,35 bermakna 35 persen dari total pengeluaran operasional digunakan untuk upaya perlindungan lingkungan (biaya mengolah limbah, mengelola sampah, instalasi alat penyaring asap, dsb).
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Pengeluaran untuk perlindungan lingkungan Implementasi SEEA dalam Sisnerling Indonesia
Total pengeluaran Implementasi SEEA dalam Sisnerling Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata Broken per Jenis Beras
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Definisi Rata-rata butir beras patah.
Manfaat Menentukan kualitas beras premium, medium, rendah.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Semakin kecil broken beras maka semakin bagus kualitas beras.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-Rata Harga Beras Penggilingan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Produsen
Definisi Rata-rata harga beras di tingkat penggilingan.
Manfaat Referensi patokan harga maksimal pembelian beras BULOG.
Rumus Perhitungan
Dimana: pi = Harga beras kualitas ke-i n = Jumlah observasi
Interpretasi Rata-rata harga beras di penggilingan menurut kualitas beras.
Level Estimasi Nasional; Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata Lama Produksi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Rata-rata lama berproduksi seekor Sapi perah betina yang
sedang produksi/laktasi selama setahun.
Manfaat Memperkirakan produksi susu.
Rumus Perhitungan
Dimana, Y : Rata-rata Lama Produksi T : Lama berproduksi per ekor selama setahun (hari)
Interpretasi Semakin tinggi produktivitas dan semakin lama sapi perah
berproduksi maka produksi susu semakin tinggi/banyak.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Rata-rata lama ber produksi per ekor dalam setahun Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan Ternak Sapi Perah
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata Produksi Tanaman Perkebunan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Tanaman Perkebunan
Definisi Tingkat kemampuan tanaman dalam menghasilkan produksi per
hektar selama setahun.
Manfaat Memberikan gambaran tentang tingkat kemampuan tanaman
dalam menghasilkan produksi.
Rumus Perhitungan
dimana: Pv = Rata-rata Produksi (Kg/Hektar) P = Produksi (Kg) LTM = Luas Tanaman Menghasilkan (Hektar)
Interpretasi Nilai rata-rata produksi menunjukkan besarnya produksi per
hektar dari tanaman yang bersangkutan.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Teh Indonesia; Statistik Kelapa Sawit Indonesia; Statistik Karet Indonesia; Statistik Tebu Indonesia; Direktori Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit; Direktori Perusahaan Perkebunan Karet
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Luas panen tanaman perkebunan semusim Survei Tahunan Perusahaan Perkebunan
Produksi primer tanaman perkebunan semusim Survei Tahunan Perusahaan Perkebunan
Luas tanaman perkebunan tahunan yang menghasilkan
Survei Tahunan Perusahaan Perkebunan
Produksi primer tanaman perkebunan tahunan Survei Tahunan Perusahaan Perkebunan
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata Sisa Hasil Usaha (SHU)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Keuangan
Definisi Pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Manfaat Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
Rumus Perhitungan
Dimana: Y : Rata-rata SHU
Interpretasi Semakin besar Rata-rata Sisa Hasil Usaha (SHU), semakin besar
keuntungan yang dihasilkan.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Koperasi Simpan Pinjam 2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Sisa Hasil Usaha (SHU) Survei Statistik Lembaga Keuangan
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata Umur Peternak
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Peternakan
Definisi Rata-rata usia peternak.
Manfaat Melihat apakah usaha peternakan ini menjadi suatu pilihan
usaha bagi generasi muda.
Rumus Perhitungan Persentase di setiap kelompok umur peternak terpilih terhadap
seluruh jumlah peternak
Interpretasi Semakin tua peternak juga menjadi penghambat lain peningkatan produktivitas sektor peternakan, dengan hal ini pula mengindikasikan bahwa sektor peternakan bukan menjadi pilihan bagi generasi muda.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Publikasi Struktur Ongkos Rumah Tangga Usaha Peternakan 2017
https:
//www.b
ps.go.id
Share/Andil Inflasi/Deflasi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Harga
Subdit. Stat. Harga Perdagangan Besar
Definisi Sumbangan/andil inflasi/deflasi komoditi pada bulan tertentu.
Manfaat Mengetahui penyumbang andil dominan pada perubahan IHPB.
Rumus Perhitungan
shareni = Sumbangan/andil inflasi/deflasi komoditi i pada bulan ke-n P(n-1)iQ0i = Nilai marketed surplus (NMS) komoditi i yang diperdagangkan pada periode n-1 RHni = Relatif harga komoditi i pada bulan ke-n
Interpretasi Besarnya sumbangan inflasi komoditi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Harga Perdagangan Besar
https:
//www.b
ps.go.id
Tingkat Kemandirian Kabupaten/Kota
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Keuangan
Definisi PAD merupakan salah satu sumber pendapatan yang penting bagi daerah. Daerah yang berhasil meningkatkan PAD-nya secara nyata, mengindikasikan bahwa daerah tersebut telah dapat memanfaatkan potensi yang ada secara optimal. PAD merupakan hal penting dalam mengukur kemandirian keuangan daerah. Semakin besar peranan PAD dalam APBD, maka dapat disimpulkan bahwa peranan pemerintah pusat, dalam hal ini transfer dana ke daerah semakin kecil.
Manfaat Mengukur tingkat kemandirian suatu daerah.
Rumus Perhitungan
Dimana, Y: Tingkat Kemandirian
Interpretasi Jika tingkat kemandirian suatu daerah “rendah sekali” (0-25 %), dapat dikatakan bahwa pemerintah pusat memiliki peranan yang dominan dari pada pemerintah daerah itu sendiri. Sedangkan jika suatu daerah memiliki tingkat kemandirian “rendah” (>25-50 %), campur tangan pemerintah pusat sudah mulai berkurang, karena daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi daerah. Kategori “sedang” (>50-75 %), menggambarkan daerah yang sudah mendekati mampu melaksanakan otonomi daerah, sedangkan kategori “tinggi” (>75%), bisa diartikan bahwa pemerintah daerah telah mampu dan mandiri dalam melaksanakan urusan otonomi daerahnya.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota 2016-2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
PAD Survei Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota
APBD Survei Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota
https:
//www.b
ps.go.id
Tingkat Kemandirian Pemerintah Desa
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Keuangan
Definisi PAD merupakan salah satu sumber pendapatan yang penting bagi daerah. Daerah yang berhasil meningkatkan PAD-nya secara nyata, mengindikasikan bahwa daerah tersebut telah dapat memanfaatkan potensi yang ada secara optimal. PAD merupakan hal penting dalam mengukur kemandirian keuangan daerah. Semakin besar peranan PAD dalam APBD, maka dapat disimpulkan bahwa peranan pemerintah pusat, dalam hal ini transfer dana ke daerah semakin kecil.
Manfaat Mengukur tingkat kemandirian suatu daerah.
Rumus Perhitungan
Dimana, Y: Tingkat Kemandirian
Interpretasi Jika tingkat kemandirian suatu daerah “rendah sekali” (0-25 %), dapat dikatakan bahwa pemerintah pusat memiliki peranan yang dominan dari pada pemerintah daerah itu sendiri. Sedangkan jika suatu daerah memiliki tingkat kemandirian “rendah” (>25-50 %), campur tangan pemerintah pusat sudah mulai berkurang, karena daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi daerah. Kategori “sedang” (>50-75 %), menggambarkan daerah yang sudah mendekati mampu melaksanakan otonomi daerah, sedangkan kategori “tinggi” (>75%), bisa diartikan bahwa pemerintah daerah telah mampu dan mandiri dalam melaksanakan urusan otonomi daerahnya.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Keuangan Pemerintah Desa 2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
PAD Survei Statistik Keuangan Pemerintah Desa
APBD Survei Statistik Keuangan Pemerintah Desa
https:
//www.b
ps.go.id
Tingkat Kemandirian Pemerintah Provinsi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Keuangan
Definisi PAD merupakan salah satu sumber pendapatan yang penting bagi daerah. Daerah yang berhasil meningkatkan PAD-nya secara nyata, mengindikasikan bahwa daerah tersebut telah dapat memanfaatkan potensi yang ada secara optimal. PAD merupakan hal penting dalam mengukur kemandirian keuangan daerah. Semakin besar peranan PAD dalam APBD, maka dapat disimpulkan bahwa peranan pemerintah pusat, dalam hal ini transfer dana ke daerah semakin kecil.
Manfaat Mengukur tingkat kemandirian suatu daerah.
Rumus Perhitungan
Dimana, Y: Tingkat Kemandirian
Interpretasi Jika tingkat kemandirian suatu daerah “rendah sekali” (0-25 %), dapat dikatakan bahwa pemerintah pusat memiliki peranan yang dominan dari pada pemerintah daerah itu sendiri. Sedangkan jika suatu daerah memiliki tingkat kemandirian “rendah” (>25-50 %), campur tangan pemerintah pusat sudah mulai berkurang, karena daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi daerah. Kategori “sedang” (>50-75 %), menggambarkan daerah yang sudah mendekati mampu melaksanakan otonomi daerah, sedangkan kategori “tinggi” (>75%), bisa diartikan bahwa pemerintah daerah telah mampu dan mandiri dalam melaksanakan urusan otonomi daerahnya.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi 2014-2017
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
PAD Survei Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi
APBD Survei Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi
https:
//www.b
ps.go.id
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Pariwisata
Definisi Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel adalah perbandingan antara banyaknya malam kamar yang terpakai dengan banyaknya malam kamar yang tersedia (dalam persen).
Manfaat 1. Memberikan gambaran berapa persen kamar yang tersedia pada akomodasi terisi oleh tamu yang menginap dalam suatu waktu tertentu;
2. Angka ini menunjukkan apakah suatu akomodasi diminati oleh pengunjung atau tidak, sehingga dapat dilihat apakah di suatu daerah masih kurang keberadaan akomodasi atau tidak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (wisatawan).
Rumus Perhitungan
Dimana: A = Jumlah Malam Kamar yang Dihuni B = Jumlah Malam Kamar yang Tersedia
Interpretasi 1. Apabila TPK memiliki nilai cukup besar berarti akomodasi hotel di suatu daerah diminati oleh pengunjung;
2. Apabila TPK memiliki nilai yang kecil, berarti akomodasi di suatu daerah kurang diminati oleh pengunjung.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel (Occupancy Rate of Hotel Room)
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Jumlah kamar terjual/terpakai Survei Tingkat Penghunian Kamar Hotel (VHTS)
Jumlah kamar tersedia Survei Tingkat Penghunian Kamar Hotel (VHTS)
https:
//www.b
ps.go.id
Tiras/oplah
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Definisi Banyaknya surat kabar yang diterbitkan menurut periode terbit.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah tiras/oplah
setiap triwulannya sebagai pendukung penyusunan PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Angka indeks lebih dari 100 menunjukkan terjadinya pertumbuhan positif dari jumlah tiras/oplah yang diangkut, sebaliknya jika angka indeks kurang dari 100.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Hasil Survei Triwulanan Kegiatan Usaha
https:
//www.b
ps.go.id
Unit Value Indeks
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Ekspor
Definisi Indeks relatif harga ekspor yang menggambarkan perkembangan harga-harga dari ekspor Indonesia. Indeks ini dihitung berdasarkan perubahan relatif harga ekspor pada setiap kode 2 digit Standard International Trade Classification (SITC) yang ditimbang berdasarkan nilai ekspor pada masing-masing kode SITC pada tahun dasar tertentu.
Manfaat 1. Menghitung perubahan relatif harga ekspor pada setiap kode Standard International Trade Classification (SITC) yang ditimbang berdasarkan nilai ekspor pada masing-masing kode SITC pada tahun dasar tertentu;
2. Menghitung nilai tukar perdagangan yaitu dengan membandingkan perkembangan indeks harga ekspor dan impor;
3. Mendapatkan harga ekspor/impor apakah deflasi atau inflasi;
4. Mengukur perubahan ekspor/impor riil.
Rumus Perhitungan
dimana: Pt0 = Indeks bulan t, tahun dasar 0 Vit = Nilai kelompok barang i, pada bulan t ∑Vit = Nilai keseluruhan kelompok barang yang termasuk indeks Iit = Indeks untuk kelompok barang i, pada bulan t dengan tahun dasar 0 Ii0 = Rata-rata Iit, tahun dasar 0
Interpretasi 1. Jika Pt,0 > 100 maka unit value barang ekspor pada periode tahun t lebih tinggi dari unit value pada tahun dasar;
2. Jika Pt,0 = 100 maka unit value barang eskpor pada periode tahun t sama dengan unit value pada tahun dasar;
3. Jika Pt,0 < 100 maka unit value barang ekspor pada periode tahun t lebih rendah dari unit value pada tahun dasar.
Level Estimasi Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Unit Value Indeks Ekspor
https:
//www.b
ps.go.id
Upah/Gaji Pekerja Tetap
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Upah/gaji pekerja tetap adalah upah yang dibayarkan kepada pekerja tetap sebelum dipotong pajak upah/pendapatan, baik dalam bentuk uang maupun barang.
Manfaat Menyajikan data upa/gaji pekerja tetap.
Rumus Perhitungan
dimana: X = Jumlah perusahaan hak pengusahaan hutan Xi = Perusahaan pada provinsi ke i atau perusahaan dengan luas areal ke i
Interpretasi Menunjukkan besarnya upah/gaji pekerja tetap.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Upah/gaji pekerja tetap Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam
https:
//www.b
ps.go.id
Usaha asuransi : indeks jumlah peserta, indeks premi yang diterima, indeks klaim yang dibayarkan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Definisi - Banyaknya peserta yang mengikuti asuransi; - Biaya asuransi yang harus dibayar oleh tertanggung kepada penanggung; - Biaya yang dikeluarkan penanggung (perusahaan asuransi) dalam rangka memenuhi tuntutan tertanggung, sesuai dengan kontrak asuransi.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah peserta, premi yang diterima dan klaim yang dibayarkan setiap triwulannya sebagai pendukung penyusunan PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Angka indeks lebih dari 100 menunjukkan terjadinya pertumbuhan positif, sebaliknya jika angka indeks kurang dari 100.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Hasil Survei Triwulan Kegiatan Usaha
https:
//www.b
ps.go.id
Usaha dana pensiun : Indeks jumlah peserta, indeks iuran yang diterima, indeks manfaat
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Definisi - Banyaknya peserta yang mengikuti program dana pensiun; - Iuran yang harus dibayar kepada Dana Pensiun; - Biaya yang dikeluarkan Dana Pensiun dalam rangka memberikan manfaat kepada peserta.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah peserta, iuran yang diterima dan manfaat yang dibayarkan setiap triwulannya sebagai pendukung penyusunan PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Angka indeks lebih dari 100 menunjukkan terjadinya pertumbuhan positif, sebaliknya jika angka indeks kurang dari 100.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Hasil Survei Triwulan Kegiatan Usaha
https:
//www.b
ps.go.id
Usaha koperasi simpan pinjam : indeks jumlah anggota, indeks posisi kredit/pembiayaan yang disalurkan, indeks posisi simpanan yang diterima
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Definisi - Banyaknya anggota koperasi simpan pinjam; - Posisi kredit/ pembiayaan yang disalurkan koperasi simpan pinjam kepada anggotanya; - Posisi simpanan yang diterima koperasi simpan pinjam.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah anggota, posisi kredit/ pembiayaan yang disalurkan, dan posisi simpanan yang diterima setiap triwulannya sebagai pendukung penyusunan PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Angka indeks lebih dari 100 menunjukkan terjadinya pertumbuhan positif, sebaliknya jika angka indeks kurang dari 100.
Level Estimasi Nasional; Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Hasil Survei Triwulan Kegiatan Usaha https:
//www.b
ps.go.id
Usaha Pegadaian: Indeks Jumlah Nasabah, Indeks Posisi Kredit/Pembiayaan yang Disalurkan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Definisi - Banyaknya nasabah pegadaian; - Posisi kredit/pembiayaan
yang disalurkan pegadaian kepada nasabahnya.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah nasabah dan posisi kredit/pembiayaan yang disalurkan setiap triwulannya sebagai pendukung penyusunan PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Angka indeks lebih dari 100 menunjukkan terjadinya pertumbuhan positif, sebaliknya jika angka indeks kurang dari 100.
Level Estimasi Nasional; Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Hasil Survei Triwulan Kegiatan Usaha
https:
//www.b
ps.go.id
Usaha pembiayaan modal ventura : posisi kredit/pembiayaan yang disalurkan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Definisi Posisi kredit/pembiayaan yang disalurkan perusahaan
pembiayaan dan modal ventura kepada nasabahnya.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/trend posisi kredit/ pembiayaan setiap triwulannya sebagai pendukung penyusunan PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Angka indeks lebih dari 100 menunjukkan terjadinya pertumbuhan positif, sebaliknya jika angka indeks kurang dari 100.
Level Estimasi Nasional; Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Hasil Survei Triwulan Kegiatan Usaha
https:
//www.b
ps.go.id
Usaha penunjang asuransi : indeks jumlah klaim yang dinilai perusahaan adjuster, jumlah perusahaan yang dilayani aktuaris
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Perdagangan Dalam Negeri
Definisi - Jumlah klaim yang dinilai perusahaan adjuster; - Jumlah
perusahaan yang dilayani aktuaris.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/ trend jumlah klaim yang dinilai adjuster dan perusahaan yang dilayani aktuaris setiap triwulannya sebagai pendukung penyusunan PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Memperoleh informasi perkembangan/ trend jumlah klaim yang dinilai adjuster dan perusahaan yang dilayani aktuaris setiap triwulannya sebagai pendukung penyusunan PDB.
Level Estimasi Nasional; Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Hasil Survei Triwulan Kegiatan Usaha
https:
//www.b
ps.go.id
Volume Penggunaan Produksi Kayu Bulat
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Kehutanan
Definisi Jumlah perkiraan kayu bulat yang digunakan untuk bahan baku
sendiri dan yang dijual ke instansi terkait.
Manfaat Menyajikan data volume penggunaan produksi kayu bulat.
Rumus Perhitungan
dimana: X = Jumlah perusahaan hak pengusahaan hutan Xi = Perusahaan pada provinsi ke i atau perusahaan dengan luas areal ke i
Interpretasi Menunjukkan volume penggunaan produksi kayu bulat yang digunakan untuk bahan baku sendiri dan yang dijual ke instansi terkait.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Volume Penggunaan Produksi Kayu Bulat Survei Perusahaan Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam
https:
//www.b
ps.go.id
Volume Produksi Ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Volume ikan yang dijual di PPI baik secara lelang maupun tidak
lelang setiap bulan pada tahun laporan.
Manfaat Mengetahui perkembangan volume produksi ikan di Pangkalan
Pendaratan ikan.
Rumus Perhitungan
dimana: V = Volume Produksi ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan Vi = Volume produksi ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan di provinsi i
Interpretasi Semakin tinggi volume produksi ikan di pangkalan pendaratan
ikan maka semakin tinggi kontribusinya ke sektor ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Produksi Perikanan yang Didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Nilai Produksi Pangkalan Pendaratan Ikan Daftar-PPI
https:
//www.b
ps.go.id
Volume Produksi Perusahaan Budidaya Ikan yang Berbadan Hukum
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Volume produksi perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum mencakup semua hasil budidaya ikan/binatang air lainnya/tanaman air yang dipanen dari tempat pemeliharaan yang diusahakan perusahaan budidaya ikan berbadan hukum.
Manfaat Mengetahui perkembangan volume produksi ikan di perusahaan
budidaya ikan yang berbadan hukum.
Rumus Perhitungan
dimana: V = Produksi perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum Vi = Produksi perusahaan budidaya ikan di provinsi yang berbadan hukum
Interpretasi Semakin tinggi volume produksi ikan di perusahaan budidaya ikan yang berbadan hukum maka semakin tinggi kontribusinya ke sektor ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Perikanan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Volume produksi perusahaan budidaya Ikan yang berbadan hukum
Daftar-LTB
https:
//www.b
ps.go.id
Volume Produksi Perusahaan Penangkapan Ikan yang Berbadan Hukum
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Semua hasil penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air yang ditangkap oleh perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum dari sumber perikanan alami dilaut atau perairan umum secara bebas dan bukan milik perorangan.
Manfaat Mengetahui perkembangan volume produksi ikan di perusahaan
penangkapan ikan yang berbadan hukum.
Rumus Perhitungan
dengan: V = Volume produksi perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum Vi = Volume produksi perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum di provinsi i
Interpretasi Semakin tinggi volume produksi ikan di perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum maka semakin tinggi kontribusinya ke sektor ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Perusahaan Perikanan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Volume produksi perusahaan penangkapan ikan yang berbadan hukum
DAFTAR-LTP
https:
//www.b
ps.go.id
Volume Produksi Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
Subdit. Stat. Perikanan
Definisi Volume produksi TPI mencakup seluruh jumlah ikan yang dijual/dilelang di TPI pada bulan yang bersangkutan selama triwulan laporan.
Manfaat Mengetahui perkembangan volume produksi ikan di Tempat
Pelelangan Ikan (TPI).
Rumus Perhitungan
dengan: V = Volume Produksi ikan di TPI Vi= Volume produksi ikan di TPI di provinsi i
Interpretasi Semakin tinggi volume produksi ikan di TPI maka semakin tinggi
kontribusinya ke sektor ekonomi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Produksi Perikanan Laut yang Dijual di Tempat Pelelangan Ikan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Volume Produksi Tempat Pelelangan Ikan Daftar-TPI
https:
//www.b
ps.go.id
INDIKATOR KEGIATAN
KOMPILASI PRODUK
ADMINISTRASI BIDANG SOSIAL
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
Angka Harapan Hidup Laki-laki saat Lahir (AHH)
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Angka Harapan Hidup saat Lahir Laki-laki (AHH laki-laki) didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang laki-laki sejak lahir.
Manfaat AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat
Rumus Perhitungan
Interpretasi AHH laki-laki Indonesia pada tahun 2014 sebesar 68,87 tahun. Artinya, secara rata-rata bayi laki-laki yang baru lahir pada tahun 2014 memiliki peluang untuk bertahan hidup sampai dengan 68,87 tahun.
Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Pembangunan Manusia Gender 2014
https:
//www.b
ps.go.id
Angka Harapan Hidup perempuan saat Lahir (AHH)
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Angka Harapan Hidup saat Lahir perempuan (AHH perempuan) didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang laki-laki sejak lahir.
Manfaat AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat
Rumus Perhitungan
Interpretasi AHH perempuan Indonesia pada tahun 2014 sebesar 72,60 tahun. Artinya, secara rata-rata bayi perempuan yang baru lahir pada tahun 2014 memiliki peluang untuk bertahan hidup sampai dengan 72,60 tahun.
Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Pembangunan Manusia Gender 2014
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Umur Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Partisipasi sekolah Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
https:
//www.b
ps.go.id
Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH)
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir.
Manfaat AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat.
Rumus Perhitungan
Interpretasi AHH Indonesia pada tahun 2016 sebesar 70,90 tahun. Artinya, secara rata-rata bayi yang baru lahir pada tahun 2016 memiliki peluang untuk bertahan hidup sampai dengan 70,90 tahun.
Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Pembangunan Manusia 2016
https:
//www.b
ps.go.id
Angkatan Kerja
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Definisi Penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.
Manfaat Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui jumlah penduduk
yang berpotensi untuk bekerja.
Rumus Perhitungan Angkatan Kerja = a+b dengan : a = jumlah penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja b = jumlah penduduk umur 15 tahun ke atas yang pengangguran
Interpretasi Semakin tinggi jumlah angkatan kerja, berarti semakin banyak
jumlah penduduk yang berpotensi untuk bekerja.
Level Estimasi Provinsi, Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Analisis Mobilitas Tenaga Kerja
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Jumlah pekerja Sakernas 2016
Jumlah Pengangguran Sakernas 2016
https:
//www.b
ps.go.id
Harapan Lama Sekolah (HLS)
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.
Manfaat HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan
sistem pendidikan di berbagai jenjang.
Rumus Perhitungan
dimana: HLSt
a = Harapan Lama Sekolah pada umur a di tahun t Et
i = Jumlah penduduk usia i yang bersekolah pada tahun t i = Usia (a, a + 1, ..., n) FK = Faktor koreksi pesantren
Interpretasi HLS Indonesia pada tahun 2016 sebesar 12,72 tahun. Artinya, secara rata-rata anak usia 7 tahun yang masuk jenjang pendidikan formal pada tahun 2016 memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,72 tahun atau setara dengan Diploma I.
Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Pembangunan Manusia 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Partisipasi sekolah Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Umur Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
https:
//www.b
ps.go.id
Harapan Lama Sekolah Laki-laki (HLS L)
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Angka Harapan Lama Sekolah laki-laki (HLS L) didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak laki-laki pada umur tertentu di masa mendatang
Manfaat HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan
sistem pendidikan di berbagai jenjang
Rumus Perhitungan
HLS = Harapan Lama Sekolah laki-laki pada umur a di tahun t E = Jumlah penduduk laki-laki usia i yang bersekolah pada tahun t P = Jumlah penduduk laki-laki usia i pada tahun t i = Usia (a, a + 1, ..., n) FK = faktor koreksi pesantren
Interpretasi HLS laki-laki Indonesia pada tahun 2014 sebesar 12,37 tahun. Artinya, secara rata-rata anak laki-laki usia 7 tahun yang masuk jenjang pendidikan formal pada tahun 2014 memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,37 tahun atau setara dengan Diploma I.
Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Pembangunan Manusia Gender 2014
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Partisipasi sekolah Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Umur Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
https:
//www.b
ps.go.id
Harapan Lama Sekolah Perempuan (HLS P)
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Angka Harapan Lama Sekolah perempuan (HLS P) didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak perempuan pada umur tertentu di masa mendatang
Manfaat HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan
sistem pendidikan di berbagai jenjang
Rumus Perhitungan
Interpretasi HLS perempuan Indonesia pada tahun 2014 sebesar 12,40 tahun. Artinya, secara rata-rata anak perempuan usia 7 tahun yang masuk jenjang pendidikan formal pada tahun 2014 memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,40 tahun atau setara dengan Diploma I.
Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Pembangunan Manusia Gender 2014
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Umur Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Partisipasi sekolah Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
https:
//www.b
ps.go.id
IKG (Indeks Ketimpangan Gender)
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi GII (Gender Innequality Indeks atau IKG (Indeks Ketimpangan Gender) merupakan Indeks yang menjelaskan sejauh mana kehilangan pencapaian keberhasilan pembangunan dalam tiga aspek pembangunan manusia (kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan partisipasi ekonomi) sebagai akibat adanya ketimpangan gender.
Manfaat 1. Ukuran yang mampu menunjukkan capaian-capaian pembangunan berbasis gender;
2. Memberikan gambaran tentang capaian program-program pengarusutamaan gender di Indonesia.
Rumus Perhitungan
dimana:
GF : Indeks Perempuan GM : Indeks Laki-laki MMR : Maternal Mortality Ratio ABR : Adolescent Birth Rate PRF : Persentase perempuan yang duduk di parlemen PRM : Persentase laki-laki yang duduk di parlemen SEF : Persentase perempuan dengan pendidikan minimal
SMP SEM : Persentase laki-laki dengan pendidikan minimal SMP LFPRF : Persentase angkatan kerja perempuan terhadap
penduduk perempuan usia kerja LFPRM : Persentase angkatan kerja laki-laki terhadap
penduduk laki-laki usia kerja
Interpretasi Besaran Indeks antara 0 s/d 1. Semakin tinggi indeks semakin timpang capaian keberhasilan pembangunan antara laki-laki dan perempuan.
Level Estimasi Provinsi
https:
//www.b
ps.go.id
Publikasi Keberadaan Indikator
-
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Proprosi persalinan tidak di fasilitas kesehatan Penyusunan Indeks Kesetaraan dan Pemberdayaan Gender
Proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang pernah kawin dan berumur
Penyusunan Indeks Kesetaraan dan Pemberdayaan Gender
Persentase penduduk laki-laki dan perempuan dengan pendidikan minimal SMP
Penyusunan Indeks Kesetaraan dan Pemberdayaan Gender
Persentase laki-laki dan perempuan yang duduk di parlemen
Penyusunan Indeks Kesetaraan dan Pemberdayaan Gender
Persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja
Penyusunan Indeks Kesetaraan dan Pemberdayaan Gender
https:
//www.b
ps.go.id
Koefisien Gini/Gini Rasio
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Ketahanan Sosial
Subdit. Stat. Kerawanan Sosial
Definisi Koefisien gini didasarkan pada kurva lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variabel tertentu (misalnya pendapatan) dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk.
Manfaat Digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan
secara menyeluruh.
Rumus Perhitungan
Dimana, Gr = Koefisien Gini/Gini Rasio Fpi = Frekuensi penduduk dalam kelas pengeluaran ke-i. Fci = Frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas
pengeluaran ke-i Fci-1 = Frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas
pengeluaran ke-(i-1)
Interpretasi Koefisien Gini berkisar antara 0 sampai 1. Apabila koefisien Gini berniali 0 berarti pemerataan sempurna, sedangkan apabila bernilai 1 berarti ketimpangan sempurna.
Level Estimasi -
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Migrasi Neto Risen
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Definisi Selisih antara jumlah penduduk yang masuk dan keluar dari
suatu wilayah menurut tempat tinggal lima tahun yang lalu.
Manfaat Memberikan penjelasan apakah suatu wilayah merupakan pengirim migran atau penerima migran, apakah suatu wilayah memiliki data tarik atau tidak untuk ditingggali.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Migrasi risen neto yang positif berarti jumlah penduduk yang keluar. Sebaliknya, migrasi risen neto yang negatif menunjukkan jumlah penduduk yang keluar lebih banyak daripada jumlah penduduk yang masuk. Wilayah dengan migrasi neto yang positif merupakan wilayah yang mempunyai daya tarik untuk dijadikan tempat tinggal.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja https:
//www.b
ps.go.id
Migrasi Neto Seumur Hidup
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Definisi Selisih antara jumlah penduduk yang masuk dan keluar dari
suatu wilayah menurut tempat kelahirannya.
Manfaat Memberikan penjelasan apakah suatu wilayah merupakan
pengirim migran atau penerima migran.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Migrasi neto seumur hidup yang positif berarti jumlah penduduk yang masuk lebih banyak daripada jumlah penduduk yang keluar. Sebaliknya, migrasi neto seumur hidup yang negatif menunjukkan jumlah penduduk yang keluar lebih banyak daripada jumlah penduduk yang masuk. Wilayah dengan migrasi neto yang postif merupakan wilayah yang disenangi untuk dijadikan tempat tinggal.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja 2017 https:
//www.b
ps.go.id
Penduduk perdesaan yang akses internet (5 tahun ke atas)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi
Definisi Persentase penduduk yang tinggal di wilayah perdesaan berusia lima tahun ke atas yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu.
Manfaat Mengetahui penetrasi internet berdasarkan klasifikasi wilayah di
Indonesia.
Rumus Perhitungan Persentase penduduk perdesaan yang mengakses internet (5 tahun ke atas) = a/b Dimana, a : Jumlah penduduk perdesaan berusia lima tahun ke atas yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu b : Jumlah penduduk perdesaan berusia lima tahun ke atas
Interpretasi Menunjukkan penetrasi internet di perdesaan di Indonesia. Semakin besar persentase berarti semakin tinggi penetrasi internet di perdesaan di Indonesia.
Level Estimasi Nasional dan provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Telekomunikasi Indonesia 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Jumlah penduduk yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu
Statistik Telekomunikasi Indonesia
Klasifikasi desa/kelurahan Statistik Telekomunikasi Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Penduduk perkotaan yang akses internet (5 tahun ke atas)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi
Definisi Persentase penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan berusia lima tahun ke atas yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu.
Manfaat Mengetahui penetrasi internet berdasarkan klasifikasi wilayah di
Indonesia.
Rumus Perhitungan Persentase penduduk perkotaan yang mengakses internet (5 tahun ke atas) = a/b Dimana, a : Jumlah penduduk perkotaan berusia lima tahun ke atas yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu b : Jumlah penduduk perkotaan berusia lima tahun ke atas
Interpretasi Menunjukkan penetrasi internet di perkotaan di Indonesia. Semakin besar persentase berarti semakin tinggi penetrasi internet di perkotaan di Indonesia.
Level Estimasi Nasional dan provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Telekomunikasi Indonesia 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Jumlah penduduk yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu
VSEN15.K
Klasifikasi desa/kelurahan VSEN15.K
https:
//www.b
ps.go.id
Pengeluaran per kapita
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga.
Manfaat Data pengeluaran dapat mengungkap tentang pola konsumsi rumaht angga secara umum menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk makanan dan non makanan. Komposisi pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk, makin rendah persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran makin membaik tingkat kesejahteraan.
Rumus Perhitungan
dimana: Y** = Pengeluaran per kapita yang disesuaikan Y* = Pengeluaran per kapita harga konstan Y = Pengeluaran per kapita setahun IHK = Indeks Harga Konsumen tahun dasar 2012
Interpretasi Pengeluaran per kapita Indonesia pada tahun 2016 sebesar Rp10.150.000. Artinya, secara rata-rata pengeluaran penduduk Indonesia selama setahun adalah Rp10.150.000.
Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Pembangunan Manusia 2016
https:
//www.b
ps.go.id
Pengeluaran per kapita Laki-laki
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Pengeluaran per kapita laki-laki merupakan rata-rata pengeluaran setiap penduduk dalam suatu wilayah yang telah disesuaikan dengan paritas daya beli. Pengeluaran per kapita laki-laki merupakan pendekatan dari pendapatan laki-laki.
Manfaat Pengeluaran per kapita menunjukkan tingkat kesejahteraan
masyarakat pada suatu wilayah
Rumus Perhitungan
Y** = pengeluaran per kapita laki-laki yang disesuaikan Y* = Pengeluaran per kapita laki-laki harga konstan Y = pengeluaran per kapita laki-laki setahun IHK = Indeks Harga Konsumen tahun dasar 2012
Interpretasi Pengeluaran per kapita laki-laki Indonesia pada tahun 2014 sebesar Rp14.150.000. Artinya, secara rata-rata pengeluaran penduduk laki-laki Indonesia selama setahun adalah Rp14.150.000.
Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Pembangunan Manusia Gender 2014
https:
//www.b
ps.go.id
Pengeluaran per kapita Perempuan
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Pengeluaran per kapita perempuan merupakan rata-rata pengeluaran setiap penduduk dalam suatu wilayah yang telah disesuaikan dengan paritas daya beli. Pengeluaran per kapita perempuan merupakan pendekatan dari pendapatan laki-laki.
Manfaat Pengeluaran per kapita menunjukkan tingkat kesejahteraan
masyarakat pada suatu wilayah
Rumus Perhitungan
Y** = pengeluaran per kapita perempuan yang disesuaikan Y* = Pengeluaran per kapita perempuan harga konstan Y = pengeluaran per kapita perempuan setahun IHK = Indeks Harga Konsumen tahun dasar 2012
Interpretasi Pengeluaran per kapita perempuan Indonesia pada tahun 2014 sebesar Rp8.316.000. Artinya, secara rata-rata pengeluaran penduduk perempuan Indonesia selama setahun adalah Rp8.316.000.
Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Pembangunan Manusia Gender 2014
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase laki-laki yang mengakses internet (5 tahun ke atas)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi
Definisi Persentase penduduk berjenis kelamin laki-laki berusia lima tahun ke atas yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu.
Manfaat Mengetahui penetrasi internet berdasarkan jenis kelamin di
Indonesia.
Rumus Perhitungan Persentase laki-laki yang mengakses internet (5 tahun ke atas) = a/b Dimana, a : Laki-laki berusia lima tahun ke atas yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu b : Jumlah penduduk laki-laki berusia lima tahun ke atas
Interpretasi Menunjukkan penetrasi internet laki-laki di Indonesia. Semakin besar persentase berarti semakin tinggi penetrasi internet laki-laki di Indonesia.
Level Estimasi Nasional dan provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Telekomunikasi Indonesia 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Jumlah penduduk yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu
Statistik Telekomunikasi Indonesia
Jenis kelamin Statistik Telekomunikasi Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Pekerja Komuter
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Definisi Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja di luar kabupaten/kota tempat tinggalnya serta pergi atau pulang dari/ke tempat kerja pada hari yang sama.
Manfaat Melihat besarnya pekerja yang melakukan ulang-alik di suatu wilayah. Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui fenomena mobilitas sirkuler.
Rumus Perhitungan Persentase pekerja komuter =
dengan: a = Jumlah pekerja yang (kabupaten/kota tempat tinggalnya berbeda dengan kab/kota tempat bekerja) yang pergi dan pulang ke/dari tempatkerja setiap hari b= Jumlah pekerja
Interpretasi Angka persentase pekerja ulang-alik yang tinggi di suatu daerah menunjukkan bahwa setiap hari banyak orang yang melakukan pergerakan ke luar daerah tersebut untuk bekerja.
Level Estimasi Nasional, Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Pekerja Migran Risen
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Definisi Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja dan tempat tinggalnya saat pencacahan berbeda dengan tempat tinggalnya lima tahun yang lalu.
Manfaat Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui fenomena pekerja
yang melakukan mobilitas permanen khususnya migrasi risen.
Rumus Perhitungan Persentase pekerja migran risen = a : b dimana: a = jumlah pekerja yang tempat tinggalnya 5 tahun yang lalu berbeda dengan tempat tinggalnya sekarang b = jumlah pekerja
Interpretasi Semakin tinggi persentase pekerja migran risen mengindikasikan tingginya pergerakan penduduk yang melakukan mobilitas secara permanen.
Level Estimasi Provinsi, Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Analisis Mobilitas Tenaga Kerja Hasil Sakernas 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Pekerja Migran Risen Sakernas 2016
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Pekerja Sirkuler
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Definisi Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja di luar kabupaten/kota tempat tinggalnya serta pergi atau pulang dari/ke tempat kerja rutin setiap minggu atau setiap bulan (kurang dari enam bulan).
Manfaat Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui fenomena mobilitas
sirkuler.
Rumus Perhitungan Persentase pekerja sirkuler =
dimana: a= jumlah pekerja (yang kabupaten/kota tempat tinggalnya berbeda dengan kab/kota tempat bekerja) yang pergi dan pulang ke/dari tempat kerja minggunan atau bulanan b= jumlah pekerja
Interpretasi Semakin tinggi persentase pekerja sirkuler mengindikasikan tingginya pergerakan penduduk yang melakukan mobilitas sirkuler.
Level Estimasi Provinsi, Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Analisis Mobilitas Tenaga Kerja, Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Jumlah pekerja sirkuler Sakernas 2016
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase Pekerja yang Pindah Pekerjaan
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja
Definisi Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang pindah pekerjaan adalah apabila ia pindah lapangan pekerjaan dan atau status pekerjaan sehingga tidak lagi mempunyai ikatan dengan usaha (pekerjaan) atau organisasi tempat bekerja sebelumnya.
Manfaat Mengetahui fenomena mobilitas pekerjaan.
Rumus Perhitungan Persentase pekerja yang pindah pekerjaan = a : b dengan: a = Jumlah pekerja yang pindah pekerjaan (dan saat ini masih bekerja) b = jumlah pekerja
Interpretasi Semakin tinggi persentase pekerja yang pindah pekerjaan
mengindikasikan tingginya mobilitas pekerjaan.
Level Estimasi Provinsi, Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Analisis Mobilitas Tenaga Kerja
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Jumlah Pekerja yang Pindah Pekerjaan Sakernas 2016
https:
//www.b
ps.go.id
Persentase perempuan yang mengakses internet (5 tahun ke atas)
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan Pariwisata
Subdit. Stat. Komunikasi dan Teknologi Informasi
Definisi Persentase penduduk berjenis kelamin perempuan berusia lima tahun ke atas yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu.
Manfaat Mengetahui penetrasi internet berdasarkan jenis kelamin di
Indonesia.
Rumus Perhitungan Persentase perempuan yang mengakses internet (5 tahun ke atas) = a/b Dimana, a : Perempuan berusia lima tahun ke atas yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu b : Jumlah penduduk perempuan berusia lima tahun ke atas
Interpretasi Menunjukkan penetrasi internet perempuan di Indonesia. Semakin besar persentase berarti semakin tinggi penetrasi internet perempuan di Indonesia.
Level Estimasi Nasional dan provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Telekomunikasi Indonesia 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Jenis kelamin Statistik Telekomunikasi Indonesia
Jumlah penduduk yang pernah mengakses internet tiga bulan yang lalu
Statistik Telekomunikasi Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata Lama Sekolah Laki-laki (RLS L)
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Rata-rata Lama Sekolah laki-laki (RLS L) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk laki-laki dalam menjalani pendidikan formal
Manfaat RLS dapat digunakan untuk mengetahui kualitas pedididikan
masyarakat dalam suatu wilayah
Rumus Perhitungan
RLS = rata-rata lama sekolah penduduk laki-laki usia 25 tahun ke atas xi = lama sekolah penduduk laki-laki N = jumlah penduduk laki-laki usia 25 tahun ke atas
Interpretasi RLS laki-laki Indonesia pada tahun 2014 sebesar 8,24 tahun. Artinya, secara rata-rata penduduk laki-laki Indonesia yang berusia 25 tahun ke atas telah menempuh pendidikan selama 8,24 tahun atau hampir menamatkan kelas IX.
Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Pembangunan Manusia Gender 2014
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Partisipasi sekolah Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Umur Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Jenjang dan Jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata Lama Sekolah (MYS)
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Rata-rata Lama Sekolah (RLS)/ Mean Years School (MYS) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal.
Manfaat RLS dapat digunakan untuk mengetahui kualitas pedididikan
masyarakat dalam suatu wilayah.
Rumus Perhitungan
dimana : RLS = Rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas xi = Lama sekolah penduduk ke-i yang berusia 25 tahun N = Jumlah penduduk usia 25 tahun ke atas
Interpretasi RLS Indonesia pada tahun 2016 sebesar 7,95 tahun. Artinya, secara rata-rata penduduk Indonesia yang berusia 25 tahun ke atas telah menempuh pendidikan selama 7,95 tahun atau hampir menamatkan kelas VIII.
Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Pembangunan Manusia 2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Partisipasi sekolah Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Umur Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Jenjang pendidikan tertinggi yang sedang/pernah diikuti
Kompilasi Data Indeks Pembangunan Manusia
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata Lama Sekolah Perempuan (RLS P)
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Analisis Statistik
Definisi Rata-rata Lama Sekolah perempuan (RLS P) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk perempuan dalam menjalani pendidikan formal
Manfaat RLS dapat digunakan untuk mengetahui kualitas pedididikan
masyarakat dalam suatu wilayah
Rumus Perhitungan
RLS = rata-rata lama sekolah penduduk perempuan usia 25 tahun ke atas xi = lama sekolah penduduk perempuan N = jumlah penduduk perempuan usia 25 tahun ke atas
Interpretasi RLS perempuan Indonesia pada tahun 2014 sebesar 7,23 tahun. Artinya, secara rata-rata penduduk perempuan Indonesia yang berusia 25 tahun ke atas telah menempuh pendidikan selama 7,23 tahun atau hampir menamatkan kelas VIII.
Level Estimasi Provinsi, Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Indeks Pembangunan Manusia Gender 2014
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Jenjang dan Jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Partisipasi sekolah Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Tingkat/kelas tertinggi yang pernah/sedang diduduki
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
Umur Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kor
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata Pendapatan Bersih Sebulan Pekerja Bebas menurut Jenis Kelamin dan Beberapa Karakteristik yang Diamati
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Upah dan Pendapatan
Definisi Pendapatan bersih Pekerja Bebas adalah imbalan yang diterima oleh buruh/karyawan/pekerja bebas selama sebulan, baik berbentuk uang maupun barang, yang dibayarkan oleh perusahaan/kantor/majikan. Imbalan dalam bentuk barang dinilai dengan harga setempat. Pendapatan bersih yang dimaksud adalah setelah dikurangi dengan potongan-potongan, iuran wajib, pajak penghasilan dan lain sebagainya oleh perusahaan/kantor/majikan
Manfaat Memberikan gambaran tingkat kesejahteraan pekerja bebas secara umum jika dilihat dari rata-rata pendapatan yang diterimanya serta perubahannya.
Rumus Perhitungan Rata-rata Pendapatan Perempuan =
dengan: XiP = Pekerja bebas perempuan Yi = Pendapatan bersih Rata-rata Pendapatan Laki-laki =
dengan: XiL = Pekerja bebas laki-laki Yi = Pendapatan bersih
Interpretasi Rata-rata pendapatan yang diterima oleh pekerja bebas menurut
beberapa karakteristik.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Pendapatan Hasil Sakernas 2016 (Februari dan Agustus)
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata Pendapatan Bersih Sebulan Pekerja Berusaha Sendiri Menurut Jenis Kelamin dan Beberapa Karakteristik yang Diamati
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Upah dan Pendapatan
Definisi Pendapatan bersih Pekerja Berusaha Sendiri adalah imbalan yang diterima oleh buruh/karyawan/pekerja berusaha sendiri selama sebulan, baik berbentuk uang maupun barang, yang dibayarkan oleh perusahaan/kantor/majikan. Imbalan dalam bentuk barang dinilai dengan harga setempat. Pendapatan bersih yang dimaksud adalah setelah dikurangi dengan potongan-potongan, iuran wajib, pajak penghasilan dan lain sebagainya oleh perusahaan/kantor/majikan
Manfaat Memberikan gambaran tingkat kesejahteraan pekerja berusaha sendiri secara umum jika dilihat dari rata-rata pendapatan yang diterimanya serta perubahannya.
Rumus Perhitungan Rata-rata Pendapatan Perempuan =
dengan: XiP = Pekerja berusaha sendiri perempuan Yi = Pendapatan bersih Rata-rata Pendapatan Laki-laki =
dengan: XiL = Pekerja berusaha sendiri laki-laki Yi = Pendapatan bersih
Interpretasi Rata-rata pendapatan yang diterima oleh pekerja berusaha
sendiri menurut beberapa karakteristik.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Pendapatan Hasil Sakernas 2016 (Februari dan Agustus)
https:
//www.b
ps.go.id
Rata-rata upah buruh
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Subdit. Stat. Upah dan Pendapatan
Definisi Rata-rata upah/gaji bersih yang biasanya diterima selama sebulan oleh buruh/karyawan/pegawai menurut beberapa karakteristik.
Manfaat Memberikan gambaran tingkat kesejahteraan buruh secara umum jika dilihat dari rata-rata upah yang diterimanya serta tren perubahannya dari waktu ke waktu.
Rumus Perhitungan
Interpretasi -
Level Estimasi Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Publikasi Keadaan Pekerja di Indonesia 2017
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
INDIKATOR KEGIATAN
KOMPILASI PRODUK
ADMINISTRASI BIDANG EKONOMI
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id
Average Propensity to Consume & Average Propensity to Save
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Indikator ini menjelaskan kecenderungan atas keinginan untuk mengkonsumsi (Average Propensity to Consume/APC) dan keinginan untuk menabung (Average Propensity to Save/APS), yang dinyatakan dalam satuan rasio.
Manfaat Melihat kecenderungan rata-rata konsumsi dan rata-rata menabung masyarakat di suatu negara, dari pendapatan disposable yang diterima. Karena secara umum pendapatan disposable yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya untuk ditabung.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Apabila pendapatan meningkat, tetapi APC menurun, maka APS akan meningkat. Sebaliknya apabila pendapatan meningkat dan APC meningkat, maka APS akan menurun.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Derajat Keterbukaan
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Definisi Proporsi volume perdagangan terhadap PDB.
Manfaat Mengetahui derajat keterbukaan.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Semakin besar derajat keterbukaan menunjukkan semakin
terbukanya perekonomian suatu wilayah.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Distribusi Persentase PDB Tahunan
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Nasional
Definisi Sumbangan per lapangan usaha.
Manfaat Mengetahui struktur ekonomi.
Rumus Perhitungan
dimana: PDBi = Produk Domestik Bruto untuk lapangan usaha ke-i PDBtotal = Produk Domestik Bruto total
Interpretasi Distribusi persentase PDB memperlihatkan struktur ekonomi
suatu wilayah menurut lapangan usaha.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Pendapatan Nasional Indonesia Tahunan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produk Domestik Bruto (PDB) Penyusunan PDB Indonesia Tahunan
https:
//www.b
ps.go.id
Distribusi Persentase PDB Triwulanan
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Nasional
Definisi Sumbangan per lapangan usaha.
Manfaat Mengetahui struktur ekonomi.
Rumus Perhitungan
dimana: PDBi = Produk Domestik Bruto untuk lapangan usaha ke i PDBtotal = Produk Domestik Bruto total
Interpretasi Distribusi persentase PDB memperlihatkan struktur ekonomi
suatu wilayah menurut lapangan usaha.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
PDB Triwulanan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produk Domestik Bruto (PDB) Penyusunan PDB Triwulanan Menurut Lapangan Usaha (2010=100)
https:
//www.b
ps.go.id
Ekspor Energi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi
Definisi Ekspor energi adalah pengiriman energi ke negara lain.
Manfaat Mengetahui besaran energi yang diekspor.
Rumus Perhitungan
Dimana a = Volume ekspor sumber energi b = Faktor konversi masing-masing jenis energi
Interpretasi BIla volume ekspor sumber-sumber energi naik maka ekspor
energi akan naik.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Neraca Energi Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Energi perkapita
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi
Definisi Jumlah total energi primer dibagi dengan jumlah penduduk.
Manfaat Mengetahui besaran energi yang digunakan oleh setiap orang.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Energi perkapita menunjukkan banyaknya energi yang
dikonsumsi oleh setiap penduduk.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Neraca Energi Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi Energi Primer Penyusunan Data Statistik Neraca Energi
https:
//www.b
ps.go.id
Energi yang dikonsumsi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi
Definisi Energi yang dikonsumsi adalah banyaknya energi yang habis
dikonsumsi dalam satu tahun.
Manfaat Mengetahui banyaknya konsumsi energi nasional.
Rumus Perhitungan Energi yang dikonsumsi = Penjumlahan energi yang dikonsumsi
dalam satu tahun
Interpretasi Energi yang dikonsumsi menunjukkan jumlah energi yang
dikonsumsi oleh semua sektor.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Neraca Energi Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Impor Energi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi
Definisi Impor energi adalah memasukkan energi ke dalam negeri.
Manfaat Mengetahui besaran energi yang diimpor untuk memenuhi
kebutuhan nasional.
Rumus Perhitungan
dimana, a = Volume impor sumber energi b = Faktor konveksi masing-masing jenis energi
Interpretasi Bila volume impor sumber-sumber energi naik maka impor
energi akan naik.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Neraca Energi Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Incremental Capital Output Ratio (ICOR)
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Parameter ekonomi makro yang menggambarkan rasio investasi kapital/modal terhadap hasil yang diperoleh (output), dengan menggunakan investasi tersebut. ICOR juga bisa diartikan sebagai dampak penambahan kapital terhadap penambahan sejumlah output (keluaran).
Manfaat ICOR mampu menjelaskan perbandingan antara penambahan
kapital terhadap output.
Rumus Perhitungan
Dimana:
It = PMTB tahun ke t
Yt = Output tahun ke t
Yt-1 = Output tahun ke t-1
Interpretasi Setiap pertambahan satu unit nilai output (keluaran) akan
membutuhkan penambahan kapital sebanyak ”K” unit.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Berantai Produksi Subsektor Pertanian
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Definisi Angka yang menunjukkan perbandingan produksi suatu komoditas pertanian tertentu pada tahun t terhadap periode tahun sebelumnya (t -1). Subsektor pertanian meliputi tanaman pangan (tanaman padi dan tanaman palawija), tanaman hortikultura (dicakup hanya tanaman sayuran dan buah-buahan), tanaman perkebunan (meliputi perkebunan rakyat, besar negara, dan besar swasta), tanaman kehutanan, perikanan (perikanan tangkap dan budidaya), dan perternakan.
Manfaat Indeks ini dapat memberikan informasi tentang perkembangan produksi subsektor pertanian tertentu setiap tahun berjalan dibandingakan dengan tahun sebelumnya.
Rumus Perhitungan
dimana: IBit = Indeks berantai produksi subsektor pertanian i pada tahun t qit = Produksi dari subsektor pertanian i pada tahun t qi(t-1) = Produksi dari subsektor pertanian i pada tahun t - 1
Interpretasi 1. Jika angka indeks yang dihasilkan = 100, berarti tidak ada perkembangan produksi antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya;
2. Jika angka indeks yang dihasilkan > 100, berarti ada perkembangan produksi antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya;
3. Jika angka indeks yang dihasilkan < 100, berarti ada penurunan produksi antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Produksi Tanaman Pangan; Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan semusim Indonesia; Statistik Tanaman Buah-buahan dan sayuran tahunan Indonesia; Statistik Teh Indonesia; Statistik Tebu Indonesia; Statistik Kelapa Sawit Indonesia; Statistik Karet Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi Tanaman Perkebunan Besar Negara Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Besar Swasta Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Kehutanan Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Perikanan Budidaya Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Perikanan Tangkap Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Padi Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Palawija Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Sayuran Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Buah-buahan Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Implisit PDRB
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan
PDRB atas dasar harga konstan pada periode tertentu.
Manfaat Mencerminkan kenaikan harga pada periode tertentu terhadap
periode tahun dasar.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Nilai indeks implisit lebih dari 100 menunjukkan bahwa telah terjadi kenaikan harga dibandingkan dengan periode tahun dasar.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Indeks Produksi Subsektor Pertanian
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Definisi Angka yang menunjukkan perbandingan nilai produksi subsektor tertentu dalam dua waktu yang berbeda dan telah ditentukan waktunya. Subsektor pertanian meliputi tanaman pangan (tanaman padi dan tanaman palawija), tanaman hortikultura (dicakup hanya tanaman sayuran dan buah-buahan), tanaman perkebunan (meliputi perkebunan rakyat, besar negara, dan besar swasta), tanaman kehutanan, perikanan (perikanan tangkap dan budidaya), dan perternakan.
Manfaat Mengukur kenaikan dan penurunan hasil produksi subsektor
pertanian tertentu.
Rumus Perhitungan
dimana : IPit = Indeks produksi subsektor pertanian i pada tahun t pit = Harga pada komoditas subsektor pertanian i pada tahun t qio = Produksi dari subsektor pertanian i tertentu pada tahun dasar 2010 qit = Produksi dari subsektor pertanian i tertentu pada tahun t
Interpretasi 1. Jika angka indeks yang dihasilkan = 100 berarti tidak ada perkembangan produksi antara tahun berjalan dengan tahun dasar;
2. Jika angka indeks yang dihasilkan > 100 berarti ada perkembangan produksi padi antara tahun berjalan dengan tahun dasar;
3. Jika angka indeks yang dihasilkan < 100 berarti ada penurunan produksi padi antara tahun berjalan dengan tahun dasar.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Harga Produsen Pertanian Subsektor Tanaman Pangan; Hortikultura dan Tanaman Perkebunan Rakyat; Statistik Harga Produsen Perikanan dan Peternakan; Produksi Tanaman Pangan; Statistik Teh Indonesia; Statistik Tebu Indonesia; Statistik Kelapa Sawit Indonesia; Statistik Karet Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi Tanaman Palawija Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Sayuran Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Buah-buahan Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Besar Negara Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Besar Swasta Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Kehutanan Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Perikanan Budidaya Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Perikanan Tangkap Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Padi Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Harga Produsen Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
https:
//www.b
ps.go.id
Index Unit Value Impor
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Impor
Definisi Perubahan unit value (rata-rata nilai impor per satu unit produk barang yang diimpor) pada satu waktu dibandingkan unit value pada tahun dasar. Transaksi yang dicatat adalah jika barang melintasi perbatasan pabean selama periode yang ditentukan dan terdaftar di Bea Cukai.
Manfaat Pendekatan untuk mengukur perubahan harga barang-barang
yang diimpor.
Rumus Perhitungan
dimana: UVIjmt = Index Unit Value section ke-j, bulan ke-m, tahun ke-t PRjmt = Harga relatif section ke-j, bulan ke-m, tahun ke-t Wjmt = Penimbang section ke-j, bulan ke-m, tahun ke-t
Interpretasi Jika UVIjmt > 100 artinya harga barang-barang yang diimpor pada section ke-j bulan ke-m tahun ke-t lebih tinggi dari harga barang-barang yang diimpor pada section ke-j tahun dasar.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Kebutuhan Energi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi
Definisi Kebtuhan energi adalah banyaknya energi yang dibutuhkan
dalam satu tahun.
Manfaat Mengetahui kebutuhan energi di Indoensia dari berbagai sektor.
Rumus Perhitungan Kebutuhan Energi = Penjumlahan kebutuhan energi dari semua
sektor
Interpretasi Kebutuhan energi menunjukkan banyaknya energi yang
dibutuhkan oleh semua sektor.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Neraca Energi Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Keseimbangan Total Penyediaan dan Total Permintaan
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Rasio yang menunjukkan seberapa jauh ketergantungan ekonomi suatu daerah oleh produk yang berasal dari impor. Ketergantungan (ketidakseimbangan) tersebut dapat dilihat melalui keseimbangan antara total penyediaan (supply) dengan total permintaan akhir (demand).
Manfaat Melihat ketergantungan ekonomi terhadap produk dari luar
negeri.
Rumus Perhitungan TotalPenyediaan = PDB(ADHB)
TotalPermintaanAkhir = PDB(ADHB)+ImporBarangDanJasa
Interpretasi Bahwa untuk memenuhi permintaan akhir domestik, sebagian
produk masih harus didatangkan dari luar negeri.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Km-Penumpang
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Transportasi
Definisi Kilometer-penumpang adalah jumlah kilometer dari semua
penumpang yang berangkat.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah penumpang
setiap bulannya.
Rumus Perhitungan
dimana: p = Jarak asal tujuan masing-masing penumpang
Interpretasi Peningkatan jumlah km penumpang biasanya terlihat pada
musim-musim liburan atau hari libur nasional.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Transportasi
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Jumlah Penumpang Berangkat Kompilasi Data Transportasi
https:
//www.b
ps.go.id
Km-Ton
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Transportasi
Definisi Kilometer-ton adalah jumlah kilometer semua ton barang yang
diangkut.
Manfaat Memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah barang
setiap bulannya.
Rumus Perhitungan
dimana: t = Jarak asal tujuan masing-masing barang dalam ton
Interpretasi Pertumbuhan arus barang yang meningkat menjadi indikator utama yang menunjukkan bahwa kinerja perdagangan mengalami peningkatan pula.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Statistik Transportasi
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Jumlah barang yang dimuat Kompilasi Data Transportasi
https:
//www.b
ps.go.id
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional
Definisi Pertumbuhan ekonomi dari tahun t-1 ke tahun t.
Manfaat Memperlihatkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu
daerah dalam periode waktu tertentu.
Rumus Perhitungan
dimana: r = Laju pertumbuhan ekonomi Yit = PDRB atas dasar harga konstan tahun ke-t (nominal) Yi(t-1) = PDRB atas dasar harga konstan tahun ke t-1 (nominal)
Interpretasi Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya kenaikan
produksi barang dan jasa.
Level Estimasi Kabupaten/kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota, 2012-2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Penyusunan PDRB Kabupaten/Kota
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Penyusunan PDRB Kabupaten/Kota
Jumlah penduduk Penyusunan PDRB Kabupaten/Kota
https:
//www.b
ps.go.id
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional
Definisi Pertumbuhan ekonomi dari tahun t-1 ke tahun t.
Manfaat Memperlihatkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu
daerah dalam periode waktu tertentu.
Rumus Perhitungan
dimana: r = Laju pertumbuhan ekonomi Yit = PDRB atas dasar harga konstan tahun ke-t (nominal) Yi(t-1) = PDRB atas dasar harga konstan tahun ke t-1 (nominal)
Interpretasi Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya kenaikan
produksi barang dan jasa.
Level Estimasi Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut Lapangan Usaha, 2012-2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun ke t-1 Penyusunan PDRB Provinsi Menurut Lapangan Usaha (2010=100)
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun ke t Penyusunan PDRB Provinsi Menurut Lapangan Usaha (2010=100)
https:
//www.b
ps.go.id
Laju Pertumbuhan PDB Tahunan
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Nasional
Definisi Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun t-1 ke
tahun t.
Manfaat Mengetahui perkembangan ekonomi.
Rumus Perhitungan
dimana: PDBt = Produk Domestik Bruto pada tahun ke t PDBt-1 = Produk Domestik Bruto pada tahun ke t-1
Interpretasi Laju pertumbuhan memperlihatkan tingkat pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah pada waktu tertentu.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Pendapatan Nasional Indonesia Tahunan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produk Domestik Bruto (PDB) Penyusunan PDB Indonesia Tahunan
https:
//www.b
ps.go.id
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Nasional
Definisi Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari triwulan t-1 ke
triwulan t.
Manfaat Mengetahui perkembangan ekonomi.
Rumus Perhitungan
dimana: PDBt = Produk Domestik Bruto pada triwulan ke t PDBt-1 = Produk Domestik Bruto pada triwulan ke t-1
Interpretasi Laju pertumbuhan memperlihatkan tingkat pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah pada waktu tertentu.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
PDB Triwulanan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produk Domestik Bruto (PDB) Penyusunan PDB Triwulanan Menurut Lapangan Usaha (2010=100)
https:
//www.b
ps.go.id
Neraca Arus Dana (NAD) Penggunaan dan Sumber
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Definisi Data NAD biasanya disajikan dalam bentuk matriks. Kolomnya menggambarkan sektor dan barisnya menggambarkan berbagai jenis instrumen finansial. Setiap sektor mempunyai dua kolom, yang pertama menunjukkan perubahan harta (penggunaan dana) dan yang kedua menyatakan perubahan kewajiban (sumber dana). Kenaikan jumlah harta maupun kewajiban suatu sektor dicerminkan oleh arus finansial positif, sebaliknya penurunan harta atau kewajiban ditunjukkan oleh arus finansial negatif.
Manfaat 1. Penggunaan (Perubahan Harta/Aset): untuk mencatat semua perubahan (arus) aset (harta) finansial;
2. Sumber (Perubahan Kewajiban): untuk mencatat perubahan (arus) kewajiban finansial dan ekuitas.
Rumus Perhitungan Penyusunan Arus Transaksi Finansial
Interpretasi -
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Neraca Arus Dana Indonesia Tahunan dan Publikasi Neraca Arus Dana Indonesia Triwulanan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Tabungan Bruto Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Investasi Non finansial Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Pinjaman Neto Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Selisih Statistik Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
https:
//www.b
ps.go.id
Perubahan Neto Investasi Finansial Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Perolehan Neto Aset Finansial Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Perolehan Neto Kewajiban Finansial Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Emas Moneter dan Hak Tarik Khusus Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Uang dan Simpanan Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Surat Berharga Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Pinjaman Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Ekuitas Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Unit Penyertaan Investasi Kolektif Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Asuransi, Dana Pensiun, dan Jaminan Terstandar
Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Transaksi Derivatives Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Kredit dagang dan pembayaran di muka Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
Hutang/Piutang lainnya Penyusunan Neraca Arus Dana Tahunan 2012-2016 Penyusunan Neraca Arus Dana Triwulanan 2014-2017:2
https:
//www.b
ps.go.id
Neraca Perdagangan
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Definisi Selisih antara nilai ekspor dan impor suatu negara pada periode
tertentu.
Manfaat Mengetahui gambaran neraca perdagangan (surplus atau
defisit).
Rumus Perhitungan Neraca Perdagangan = Ekspor - Impor
Interpretasi Apabila nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor, maka terjadi surplus, sebaliknya apabila nilai ekspor lebih kecil daripada nilai impor maka terjadi defisit.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Neraca Perdagangan (Trade Balance)
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Transaksi devisa yang berasal dari perdagangan barang dan jasa dengan pihak luar negeri (non-residen) dapat dilihat melalui neraca perdagangan.
Manfaat Gambaran posisi neraca perdagangan perbandingan (rasio) antara nilai ekspor terhadap impor, meskipun hanya berlaku secara total.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Apabila rasio lebih besar dari 1 (satu) maka nilai ekspor lebih tinggi daripada nilai impor, sebaliknya apabila rasio kurang dari 1 (satu) berarti nilai impor lebih tinggi dari pada nilai ekspor.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Nilai Tukar Perdagangan Luar Negeri
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Nilai tukar perdagangan luar negeri (Term of Trade) sangat dipengaruhi oleh perkembangan harga barang ekspor maupun harga barang impor. Ada dua parameter yang dibahas yaitu Indeks Nilai Tukar (INT) dan Kapasitas Impor (KM).
Manfaat Menjelaskan tentang daya beli dan kemampuan mengimpor
berdasarkan nilai ekspor.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Nilai tukar perdagangan luar negeri didefinisikan sebagai rasio antara ekspor dengan impor. Semakin tinggi nilai ekspor suatu barang atau jasa maka rasio tersebut akan semakin besar, dan semakin rendah nilai ekspor maka rasio semakin kecil. Rasio tersebut penting dipedomani oleh pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang tepat dalam mengatasi defisit neraca perdagangan, antara lain mengendalikan konsumsi masyarat terhadap barang impor, dan menarik Foreign Direct Investment.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
PDB (Nominal)
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Nilai produk atau barang dan jasa (output) yang dihasilkan di dalam wilayah domestik untuk digunakan sebagai konsumsi “akhir” masyarakat.
Manfaat Mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertemtu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas harga konstan.
Rumus Perhitungan
Interpretasi PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
PDRB Per Kapita
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional
Definisi Nilai PDRB dibagi jumlah penduduk dalam suatu wilayah pada
periode tertentu.
Manfaat Mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah
secara umum.
Rumus Perhitungan
dimana: Rt = PDRB per kapita Yt = PDRB atas dasar harga konstan tahun ke t Xt = Jumlah penduduk tahun ke t
Interpretasi Semakin besar angka PDRB per kapita, semakin sejahtera
penduduk suatu wilayah.
Level Estimasi Kabupaten/kota
Publikasi Keberadaan Indikator
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota, 2012-2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun ke t Penyusunan PDRB Kabupaten/Kota
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun ke t-1 Penyusunan PDRB Kabupaten/Kota
https:
//www.b
ps.go.id
PDRB Per Kapita
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Produksi
Subdit. Konsolidasi Neraca Produksi Regional
Definisi Nilai PDRB dibagi jumlah penduduk dalam suatu wilayah pada
periode tertentu.
Manfaat Mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah
secara umum.
Rumus Perhitungan
dimana: Rt = PDRB per kapita Yt = PDRB atas dasar harga konstan tahun ke t Xt = Jumlah penduduk tahun ke t
Interpretasi Semakin besar angka PDRB per kapita, semakin sejahtera
penduduk suatu wilayah.
Level Estimasi Provinsi
Publikasi Keberadaan Indikator
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut Lapangan Usaha, 2012-2016
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Penyusunan PDRB Provinsi Menurut Lapangan Usaha (2010=100)
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Penyusunan PDRB Provinsi Menurut Lapangan Usaha (2010=100)
Jumlah penduduk Penyusunan PDRB Provinsi Menurut Lapangan Usaha (2010=100)
https:
//www.b
ps.go.id
Pendapatan Nasional dan Pendapatan Disposabel Nasional
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Pendapatan yang diterima oleh masyarakat (residen) dari seluruh balas jasa faktor produksi yang diterima, baik yang berasal dari aktivitas ekonomi domestik maupun dari luar negeri dikurangi oleh pembayaran atas pendapatan masyarakat non residen.
Manfaat Pendapatan Nasional merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran masyarakat dalam suatu negara.
Rumus Perhitungan Pendapatan Nasional = PDB - Penyusutan - Pajak tak langsung (neto) Pendapatan Disposabel = Pendapatan Nasional - Transfer berjalan
Interpretasi Semakin tinggi pendapatan nasional suatu negara, berarti bahwa produktivitas masyarakat semakin baik dan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut semakin baik pula.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Peran Perubahan Inventori
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Definisi Besarnya distribusi perubahan inventori terhadap PDB.
Manfaat Melihat peran perubahan inventori terhadap PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Distribusi perubahan inventori terhadap PDB adalah sebesar Zt
persen.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Peran PMTB
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Definisi Besarnya distribusi PMTB terhadap PDB.
Manfaat Melihat peran PMTB terhadap PDB.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Distribusi PMTB terhadap PDB adalah sebesar Xt persen.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Perbandingan Ekspor Barang dan Jasa terhadap PMTB
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Rasio ekspor barang dan jasa terhadap PMTB dimaksudkan untuk menunjukkan perbandingan antara nilai produk ekspor barang dan jasa dengan nilai produk yang menjadi kapital (PMTB).
Manfaat Mendapatkan rasio antara ekspor barang dan jasa dengan
investasi fisik pada rumah tangga.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Semakin tinggi nilai ekspor barang dan jasa dengan investasi fisik
tetap, maka rasio konsumsi terhadap PMTB semakin besar.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Perbandingan antara produk yang digunakan untuk konsumsi akhir rumah tangga dengan yang digunakan untuk investasi fisik (pembentukan modal tetap).
Manfaat Mendapatkan rasio antara pengeluaran rumah tangga dengan
investasi fisik pada rumah tangga.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Semakin tinggi nilai konsumsi rumah tangga dengan investasi
fisik tetap, maka rasio konsumsi terhadap PMTB semakin besar.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Perbandingan PDB terhadap Impor Barang dan Jasa
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Perbandingan antara produk yang dihasilkan di wilayah ekonomi
domestik (PDB) dengan produk yang berasal dari impor.
Manfaat Memberikan gambaran tentang perbandingan antara produk yang dihasilkan di wilayah ekonomi domestik (PDB) dengan produk yang berasal dari impor.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Apabila rasionya kecil berarti ketergantungan semakin tinggi, sebaliknya apabila rasionya besar berarti ketergantungan terhadap produk impor tidak terlalu tinggi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Perbandingan Pengeluaran PDB untuk Konsumsi Akhir Rumah Tangga terhadap Ekspor
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Indikator ini menunjukkan perbandingan antara produk yang dikonsumsi RT di wilayah domestik dengan produk yang diekspor.
Manfaat Melihat proporsi penggunaan besaran PDB antara nilai konsumsi rumah tangga dengan nilai ekspor barang/jasa yang dihasilkan di suatu negara.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Semakin tinggi nilai konsumsi rumah tangga, maka semakin besar rasio pengeluaran PDB konsumsi rumah tangga terhadap ekspor.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
- https:
//www.b
ps.go.id
Pertumbuhan Ekspor/Impor
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Definisi Menunjukkan pertumbuhan ekspor/impor barang dan jasa di
suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu.
Manfaat 1. Mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional;
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional;
3. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis.
Rumus Perhitungan
Y = Ekspor/Impor Atas Dasar Harga Konstan
Interpretasi Pertumbuhan ekspor/impor periode t dibanding periode t-1
adalah sebesar X persen.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Pemerintah dan Badan Usaha
Definisi Persentase perubahan konsumsi akhir pemerintah antar
triwulan.
Manfaat Menunjukkan pertumbuhan konsumsi akhir pemerintah di suatu
wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Pertumbuhan konsumsi akhir pemerintah periode t dibanding t-
1 adalah sebesar G persen.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Laporan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulanan
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Pengeluaran konsumsi akhir pemerintah Penyusunan Konsumsi Pemerintah Triwulanan/Tahunan Tahun Dasar 2010
https:
//www.b
ps.go.id
Pertumbuhan PMTB
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Definisi Kenaikan atau penurunan investasi pada suatu periode.
Manfaat Melihat perkembangan investasi antar periode.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Pertumbuhan investasi periode t dibanding periode t-1 adalah
sebesar yt persen.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Produksi Energi
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Industri
Subdit. Stat. Pertambangan dan Energi
Definisi Produksi energi didasarkan pada jumlah energi yang diekstrasi.
Manfaat Mengetahui besaran energi yang dapat dihasilkan.
Rumus Perhitungan Produksi energi = Penjumlahan energi yang dikonsumsi dari
semua sektor
Interpretasi Produksi energi adalah besaran energi yang dihitung dalam
satuan terajoule dari masing-masing komoditas penghasil energi.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Neraca Energi Indonesia
https:
//www.b
ps.go.id
Produktivitas Tanaman
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Definisi Rata-rata hasil produksi per satuan luas komoditas tanaman
tertentu pada periode tertentu.
Manfaat Melihat kemampuan areal lahan dalam menghasilkan output
komoditas tanaman tertentu.
Rumus Perhitungan
dimana : Rit : Produktivitas komoditas tanaman i pada tahun t Qit : Produksi dari komoditas tanaman i pada tahun t Ait : Luas areal komoditas tanaman i pada tahun t
Interpretasi Misalkan produktivitas bawang merah adalah 20 kw/ha, berarti luas satu hektar tanaman bawang merah rata-rata menghasilkan produksi sebanyak 20 kuintal.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Produksi Tanaman Pangan; Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan semusim Indonesia; Statistik Tanaman Buah-buahan dan sayuran tahunan Indonesia; Statistik Teh Indonesia; Statistik Tebu Indonesia; Statistik Kelapa Sawit Indonesia; Statistik Karet Indonesia
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produksi Tanaman Padi Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Palawija Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Sayuran Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Buah-buahan Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
https:
//www.b
ps.go.id
Produksi Tanaman Perkebunan Besar Negara Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Perkebunan Besar Swasta Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Produksi Tanaman Kehutanan Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Luas Areal Tanaman Padi Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Luas Areal Tanaman Palawija Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Luas Areal Tanaman Sayuran Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Luas Areal Tanaman Buah-buahan Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Luas Areal Tanaman Perkebunan Besar Negara Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Luas Areal Tanaman Perkebunan Besar Swasta Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
Luas Areal Tanaman Kehutanan Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
https:
//www.b
ps.go.id
Produktivitas Tenaga Kerja
Unit kerja penghasil Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik
Subdit. Konsistensi Statistik
Definisi Perbandingan antara output yang dihasilkan dengan input
(sumber daya) yang digunakan.
Manfaat Mengetahui perbandingan produktivitas antar provinsi dan antar
kabupaten/kota di Indonesia berdasarkan hasil SE2016 Listing.
Rumus Perhitungan
dimana: A = Jumlah omset B = Jumlah tenaga kerja
Interpretasi Perbandingan antara output yang dihasilkan dengan input
(sumber daya) yang digunakan.
Level Estimasi Kabupaten/Kota
Publikasi Keberadaan Indikator
-
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Jumlah tenaga kerja Sensus Ekonomi
https:
//www.b
ps.go.id
Proporsi Konsumsi Akhir terhadap PDB
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Pengeluaran konsumsi akhir meliputi: 1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT); 2. Lembaga non profit yang melayani rumah tangga (PKLNRT); dan 3. Pengeluaran konsumsi pemerintah (PK).
Manfaat Melihat proporsi pengeluaran konsumsi akhir dari total PDB yang diperoleh. Dimana nilai PDB selain dari penghitungan konsumsi akhir, juga terdiri atas PMTB, perubahan inventori, dan ekspor neto.
Rumus Perhitungan
Interpretasi Apabila nilai proporsi konsumsi akhir semakin besar, ditandai oleh semakin besar nilai agregat dari nilai konsumsi akhir dari rumah tangga, lembaga non profit yang melayani rumah tangga, dan pengeluaran konsumsi pemerintah.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
- https:
//www.b
ps.go.id
Rasio Pendapatan Nasional (PN) terhadap PDB Dan pendapatan disposable terhadap PDB
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Perbandingan antara Pendapatan Nasional dan pendapatan disposable yang dihasilkan terhadap Nilai Tambah Bruto (PDB pendekatan lapangan usaha) sebagai sumber terciptanya pendapatan bagi masyarakat.
Manfaat Mendapatkan gambaran pendapatan yang secara potensial akan diterima masyarakat mendapatkan pendapatan yang benar-benar diterima (atau siap dibelanjakan).
Rumus Perhitungan Rasio :
Interpretasi Semakin tinggi pendapatan nasional atau pendapatan disposable dari PDB yang dihasilkan maka rasionya semakin baik. Artinya nilai tambah (value added) dari seluruh proses produksi pada seluruh kegiatan ekonomi semakin baik.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Rasio Perdagangan International (RPI)
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Konsolidasi Neraca Pengeluaran
Definisi Rasio ini menunjukkan perbandingan aktivitas perdagangan
internasional, apakah didominasi oleh ekspor atau impor.
Manfaat Jika RPI berkisar antara minus 1, maka perdagangan internasional didominasi oleh impor, sedangkan apabila berkisar antara positif 1, maka perdagangan internasional didominasi oleh transaksi ekspor.
Rumus Perhitungan RPI = Selisih antara ekspor dikurangi impor dibagi dengan
jumlah ekspor dan impor
Interpretasi Jika RPI berkisar antara minus 1, maka perdagangan internasional didominasi oleh impor, sedangkan apabila berkisar antara positif 1, maka perdagangan internasional didominasi oleh transaksi ekspor.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Sumbangan Subsektor Pertanian
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. TP, Hortikultura, dan Perkebunan
Subdit. Stat. Hortikultura
Definisi Proporsi PDB subsektor pertanian tertentu terhadap PDB
pertanian.
Manfaat Melihat sumbangan/ share/ andil subsektor tertentu terhadap
PDB pertanian.
Rumus Perhitungan
dimana: Si = Sumbangan/Andil/Share subsektor pertanian i Ni = PDB subsektor pertanian i N = PDB sektor pertanian
Interpretasi Subsektor yang memiliki sumbangan terbesar menunjukkan pengaruh yang paling besar terhadap pembentukan PDB pertanian.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Tabel Web BPS
Input/Variabel pembentuk indikator
Nama Variabel Sumber data
Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor Pertanian Kompilasi Data Statistik Indikator Pertanian
https:
//www.b
ps.go.id
Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Definisi Seberapa besar bagian dari komponen ekspor impor dalam
penciptaan laju pertumbuhan ekonomi.
Manfaat Mengetahui peran ekspor/impor barang dan jasa dalam
penciptaan laju pertumbuhan ekonomi.
Rumus Perhitungan
dimana: n = Jumlah transaksi ekspor Migas selama bulan m di tahun ke-t m = Bulan t = Tahun
Interpretasi Peran ekspor/impor terhadap penciptaan pertumbuhan ekonomi
adalah sebesar x persen.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Total Nilai Ekspor Migas Indonesia
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Ekspor
Definisi Total Nilai Ekspor Migas Indonesia adalah nilai ekspor komoditas Minyak dan Gas yang terdiri atas ekspor Minyak Mentah, Hasil Minyak dan Gas berdasarkan harga FOB ( Free on Bord), yaitu harga barang/komoditi sampai di pelabuhan muat/sebelum barang dimuat ke kapal dengan satuan mata uang dolar Amerika Serikat (US$).
Manfaat Mengetahui total nilai ekspor Migas
Rumus Perhitungan
dimana: n = Jumlah transaksi ekspor Non Migas selama bulan m di tahun ke-t m = Bulan t = Tahun
Interpretasi Menunjukkan total nilai FOB ekspor Migas yang keluar dari
Indonesia dalam satuan US$ (Dolar Amerika).
Level Estimasi Tingkat Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Total Nilai Ekspor Non Migas Indonesia
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Ekspor
Definisi Nilai Ekspor Non Migas adalah nilai ekspor komoditas Non Migas yang terdiri dari komoditi Pertambangan, Industri dan Pertanian berdasarkan harga FOB (Free on Board) yaitu barang/komoditi sampai di pelabuhan muat sebelum barang dimuat ke kapal dengan satuan mata uang dollar Amerika Serikat (US$).
Manfaat Mengetahui total nilai ekspor Non Migas.
Rumus Perhitungan
dimana:
n = Jumlah transaksi ekspor Non Migas selama bulan m di tahun
ke-t
m = Bulan
t = Tahun
Interpretasi Menunjukkan total nilai FOB ekspor Non Migas yang keluar dari
Indonesia dalam satuan US$ (Dolar Amerika).
Level Estimasi Tingkat Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Total Nilai Impor Migas Indonesia
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Impor
Definisi Total Nilai Impor Migas Indonesia adalah nilai impor komoditas Minyak dan Gas yang terdiri atas impor Minyak Mentah, Hasil Minyak dan Gas berdasarkan CIF (Cost Insurance Freight) barang-barang impor Migas yang masuk ke daerah Pabean Indonesia.
Manfaat Mengetahui total nilai impor Migas.
Rumus Perhitungan
dimana:
n = Jumlah transaksi impor Migas selama bulan m di tahun ke-t
m = Bulan
t = Tahun
Interpretasi Menunjukkan total nilai CIF impor Migas yang masuk ke
indonesia (dalam USD)
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Total Nilai Impor Non Migas Indonesia
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Impor
Definisi Nilai Impor Non Migas adalah nilai impor komoditas Non Migas yang terdiri dari komoditi Pertambangan, Industri dan Pertanian berdasarkan CIF (Cost Insurance Freight) barang-barang impor Non Migas yang masuk ke daerah Pabean Indonesia.
Manfaat Mengetahui total nilai impor Non Migas.
Rumus Perhitungan
dimana:
n = Jumlah transaksi impor Non Migas selama bulan m di tahun ke-
t
m = Bulan
t = Tahun
Interpretasi Menunjukkan total nilai CIF impor Non Migas yang masuk ke
indonesia (dalam USD)
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
Unit Value Indeks
Unit kerja penghasil Direktorat Stat. Distribusi
Subdit. Stat. Ekspor
Definisi Indeks relatif harga ekspor yang menggambarkan perkembangan harga-harga dari ekspor Indonesia. Indeks ini dihitung berdasarkan perubahan relatif harga ekspor pada setiap kode 2 digit Standard International Trade Classification (SITC) yang ditimbang berdasarkan nilai ekspor pada masing-masing kode SITC pada tahun dasar tertentu.
Manfaat 1. Menghitung perubahan relatif harga ekspor pada setiap kode Standard International Trade Classification (SITC) yang ditimbang berdasarkan nilai ekspor pada masing-masing kode SITC pada tahun dasar tertentu;
2. Menghitung nilai tukar perdagangan yaitu dengan membandingkan perkembangan indeks harga ekspor dan impor;
3. Mendapatkan harga ekspor/impor apakah deflasi atau inflasi; 4. Mengukur perubahan ekspor/impor riil.
Rumus Perhitungan
dimana: Pt0 = Indeks bulan t, tahun dasar 0 Vit = Nilai kelompok barang i, pada bulan t ∑Vit = Nilai keseluruhan kelompok barang yang termasuk indeks Iit = Indeks untuk kelompok barang i, pada bulan t dengan
tahun dasar 0 Ii0 = Rata-rata Iit, tahun dasar 0
Interpretasi 1. Jika Pt,0 > 100 maka unit value barang ekspor pada periode tahun t lebih tinggi dari unit value pada tahun dasar;
2. Jika Pt,0 = 100 maka unit value barang eskpor pada periode tahun t sama dengan unit value pada tahun dasar;
3. Jika Pt,0 < 100 maka unit value barang ekspor pada periode tahun t lebih rendah dari unit value pada tahun dasar.
Level Estimasi Tingkat Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
Unit Value Indeks Ekspor
https:
//www.b
ps.go.id
Volume Perdagangan
Unit kerja penghasil Direktorat Neraca Pengeluaran
Subdit. Neraca Modal dan Luar Negeri
Definisi Total ekspor ditambah impor.
Manfaat Mengetahui volume perdagangan, sebagai indikasi
perkembangan perekonomian suatu wilayah.
Rumus Perhitungan Volume Perdagangan = Ekspor + Impor
Interpretasi Semakin besar volume perdagangan menunjukkan semakin
terbuka serta berkembang perekonomian suatu wilayah.
Level Estimasi Nasional
Publikasi Keberadaan Indikator
-
https:
//www.b
ps.go.id
https:
//www.b
ps.go.id