KATA PENGANTAR WALIKOTA MOJOKERTOmojokertokota.go.id/picture/lkip/224140LKjIP Kota Mojokerto...
Transcript of KATA PENGANTAR WALIKOTA MOJOKERTOmojokertokota.go.id/picture/lkip/224140LKjIP Kota Mojokerto...
KATA PENGANTAR
WALIKOTA MOJOKERTO
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas semua karuniaNya, Pemerintah Kota Mojokerto dapat bekerja dan
mengabdi demi terwujudnya kota Mojokerto sebagai service City yang maju,
sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral.
Setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya, dan Laporan
Kinerja Pemerintah Daerah adalah Pengejawantahan dari Pemerintah Kota
Mojokerto dalam memberikan pertanggungjawaban atas segala yang dilakukan
selama 1 tahun terakhir. Pembuatan Laporan Kinerja ini juga merupakan
amanatUndangUndangNomor 17 tahun 2003 tentangKeuangan Negara yang
mengamanatkanpenerapansecarapenuhpenganggaranberbasiskinerjadanperatu
ranPresidenNomorNomor29
Tahun2014tentangSistemAkuntabilitasKinerjaInstansiPemerintah. Serta
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan refformasi Birokrasi
Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan dan
tata cara reviu atas Laporan Kinerja.
LaporanKinerjaini menyajikansecararincicapaian indikator dan hal-hal
yang membuat berhasil atau tidaknya target indikator kinerja
selamasatutahunyaitutahun2015. Tahun 2015 adalah tahun kedua pemerintahan
dibawah kepemimpinan Drs. H. Mas’ud Yunus-Ir. H. Suyitno, tetapi merupakan
tahun pertama mulai berlakunya RPJM 2014-2019. Kami berusaha menjalankan
prinsip transparansi dan akuntabilitas yang merupakan pilar penting dalam
pelaksanaan tatakelola pemerintahan yang bersih. Tetapi walaupun begitu masih
banyak yang harus diperbaiki agar apa yang menjadi visi Kota Mojokerto yaitu
Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai service city yang maju, sehat, cerdas,
sejahtera dan bermoral.
Wallohulmuwaffiq ilaa aqwamit thoriq
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Mojokerto, Maret 2016
Walikota Mojokerto
Drs. H. MAS’UD YUNUS, M.M.
DAFTAR ISI
KATA PEENGANTAR iDAFTAR ISI iiiDAFTAR TABEL vDAFTAR GRAFIK ViBAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1B. STRUKTUR ORGANISASI 4C. ASPEK STRATEGIS DAN PERMASALAHAN UTAMA
ORGANISASI8
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 10A. RENCANA STRATEGIS 10B. PERJANJIAN KINERJA 12
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 15A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 15B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA 17
MISI I MENINGKATNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
17
Sasaran 1.1.1 Meningkatnya capaian indeks pendidikan
17
Sasaran 1.1.2 Meningkatnya capaian Indeks Kesehatan
19
Sasaran 1.1.3 Meningkatnya capaian indeks pengeluaran per kapita
22
Sasaran 1.2.1 Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme SDM
39
MISI II MENYEDIAKAN PRODUK, JASA, DAN LAYANAN YANG MAJU DAN BERDAYA SAING TINGGI
40
Sasaran 2.1.1 Meningkatnya Kinerja dan Kualitas layanan pemerintah
40
MISI III MENYEDIAKAN INFRASTRUKTUR DAN SARANA PRASARANA YANG BAIK DAN MEMADAAI
43
Sasaran 3.1.1 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pemerintah
43
Sasaran 3.1.2 Meingkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan
44
Sasaran 3.1.3 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana perekonomian
45
Sasaran 3.1.4 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana lingkungan dan bangunan penrkotaa
47
MISI IV MENINGKATNYA KENYAMANAN, 48
KEAMANAN, DAN KETENTRAMAN LINGKUNGAN
Sasaran 4.1.1 Menurunnya angka kriminalitas dan pelanggaran hukum/peraturan/norma
48
Sasaran 4.1.2 Meningkatnya peran nilai-nilai agama, etika, norma budaya dan wawasan kebangsaan sebagai landasan moral bermasyarakat , berbangsa dan bernegara
50
Sasaran 4.2.1 Meningkatnya lingkungan yang sehat, indah, bersih, hijau, asri, dan bebas polusi
52
Sasaran 4.2.2 Meningkatnya tata ruang yang kondusif pengembangan sosial ekonomi serta memperhatikan daya dukung lingkungan dan aspek konservasi
54
Sasaran 4.3.1 Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapan penanggulangan bencana
55
C REALISASI ANGGARAN 56
BAB IV PENUTUP 61A. KESIMPULAN 61B. UPAYA PERBAIKAN 62
LAMPIRAN1 Perjanjian kinerja Pemerintah Kota Tahun 20152 Peranjian Kinerja Perubahan Pemerintah Kota Mojokerto Tahun
2015 3 Perkembangan target, realisasi dan capaian IKU dari Tahun
2014-2015
DAFTAR TABEL
HAL
Tabel 1.1 Jumlah PNS berdasarkan jenis jabatan 7
Tabel 2.1 Peranjian Kinerja Tahun 2015 12
Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama 16
Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1.1.1 18
Tabel 3.3 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1.1.2 20
Tabel 3.4 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1.1.3 23
Tabel 3.5 Perkembangan inflasi Kota Mojokerto tahun 2015 37
Tabel 3.6 Perkembangan inflasi Kota Mojokerto Tahun 2015 dan Tahun 2014
38
Tabel 3.7 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1.2.1 40
Tabel 3.8 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 2.1.1 41
Tabel 3.9 Hasil suevey kepuasan masyarakat 42
Tabel 3.10 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 3.1.1 44
Tabel 3.11 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 3.1.2 44
Tabel 3.12 Gedung sekolah berdasarkan jenjang sekolah dan kondisi 45
Tabel 3.13 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 3.1.3 46
Tabel 3.14 Nama dan kondisi Jembatan 47
Tabel 3.15 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 3.1.4 48
Tabel 3.16 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 4.1.1 49
Tabel 3.17 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 4.1.2. 50
Tabel 3.18 Sanggar seni berdasarkan jenis/cabang seni lokal 51
Tabel 3.19 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 4.2.1 52
Tabel 3.20 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 4.2.2 54
Tabel 3.21 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 4.3.1 55
Tabel 3.22 Realisasi Anggaran 57
Tabel 4.1 Capaian Rata-rata tiap sasaran 62
DAFTAR GRAFIK
HAL
Diagram 3.1 Pertumbuhan PDRB Kota Mojokerto 2011-2015 24
Diagram 3.2 Pertumbuhan PDRB kategori pertanian, kehutanan dan perikanan
25
Diagram3.3 Pertumbuhan PDRB kategori perdagangan 28
Diagram 3.4 Pertumbuhan PDRB kategori Penyediaan akomodasi dan makan minum
30
Diagram 3.5 PDRB per kapita Kota Mojokerto 2011-2015 (juta rupiah) 39
Diagram 3.6 Jumlah gangguan kamtibmas 49
Diagram 3.7 Kejadian bencana berdasarkan jenisnya 56
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terwujudnya Good Governance dalam praktek pemerintahan
merupakan harapan semua lapisan masyarakat. Perhatian pemerintah yang
sungguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi dan nepotisme
menjadi harapan masyarakat dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih
dan mampu menyediakan barang dan jasa serta pelayanan yang optimal.
Kinerjainstansipemerintah akhir-akhir ini menjadi sorotan terutama sejak
timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahan. Rakyat mulai
mempertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang
dilakukan oleh instansipemerintah.
Selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari
instansipemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit
untuk dilakukan secara obyektif. Pengukuran kinerja suatu instansi hanya
lebih ditekankan kepada kemampuan instansi tersebut dalam menyerap
anggaran. Suatu instansi dikatakan berhasil melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya apabila dapat menyerap seratus persen anggaran pemerintah,
walaupun hasil maupun dampak dari pelaksanaan program tersebut masih
jauh di bawah standar. Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu
instansipemerintah, maka seluruh aktivitas instansi tersebut harus dapat
diukur, dan pengukuran tersebut tidak semata-mata kepada input (masukan)
dari program akan tetapi lebih ditekankan kepada keluaran, proses, manfaat
dan dampak.
Sistem pengukuran kinerja yang merupakan elemen pokok dari
laporan akuntabilitasinstansipemerintah akan mengubah paradigma
pengukuran keberhasilan. Melalui pengukuran kinerja, keberhasilan suatu
instansipemerintah akan lebih dilihat dari kemampuan instansi tersebut,
berdasarkan sumber daya yang dikelolanya sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah pasal 20
bahwa:
(1) Laporan Kinerja dihasilkan dari suatu sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah yang diselenggarakan oleh masing-masing Entitas
Pelaporan dan/atau Entitas Akuntansi.
(2) Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dikembangkan secara
terintegrasi dengan sistem perencanaan, sistem penganggaran, sistem
perbendaharaan, dan Sistem Akuntansi Pemerintahan.
(3) Sistem akuntabilitaskinerja instansi pemerintah setidak-tidaknya
mencakup perkembangan keluaran dari masing-masing kegiatan dan
hasil yang dicapai dari masing-masing program sebagaimana ditetapkan
dalam dokumen pelaksanaan APBN/APBD.
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, pada rancangan
undang-undang atau peraturan daerah tentang Laporan Keuangan
pemerintah pusat/daerah disertakan atau dilampirkan informasi tambahan
mengenai Kinerja instansi pemerintah, yakni prestasi yang berhasil dicapai
oleh Pengguna Anggaran sehubungan dengan anggaran yang telah
digunakan. Pengungkapan informasi tentang Kinerja ini adalah relevan
dengan perubahan paradigma penganggaran pemerintah yang ditetapkan
dengan mengidentifikasikan secara jelas keluaran (outputs) dari setiap
kegiatan dan hasil (outcomes) dari setiap program. Untuk keperluan
tersebut, perlu disusun suatu sistem akuntabilitas Kinerja instansi
pemerintah yang terintegrasi dengan sistem perencanaan strategis, sistem
penganggaran, dan Sistem Akuntansi Pemerintahan, sehingga dapat
dihasilkan suatu Laporan Keuangan dan Kinerja yang terpadu.
Penyelenggaraan pemerintahan yang berpedoman pada salah satu
Asas Umum Penyelenggaraan Negara menuntut adanya akuntabilitas
kinerja pemerintahan berupa pertanggungjawaban pelaksanaan
kewenangan pemerintahan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat
yang adil dan merata, tercermin dalam Rencana Strategis.
Pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasilguna, bersih
dan bertanggung jawab, dimana Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah
berkewajiban menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang
menggambarkan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai
penjabaran dari visi,misi,dan strategi yang mengindikasikan tingkat
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
program dan kebijakan yang ditetapkan. Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Kota harus disampaikan kepada gubernur, menteri perencanaan
Pembangunan Nasional/kepala Bapenas, Menteri Pendayagunaan aparatur
negara dan Reformasi Birokrasi serta Menteri Dalam Negeri paling lambat 3
(tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Berdasarkan landasan yuridis tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto
kemudian menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang
bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan pembangunan
dan penilaian terhadap kinerja pemerintah selama kurun waktu Tahun
Anggaran 2015 yang didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota
Mojokerto Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mojokerto Tahun 2014-2019.
B.STRUKTUR ORGANISASI
Dalam rangka melaksanakan kewenangan daerah, Pemerintah
Kota Mojokerto telah membentuk Kelembagaan Perangkat Daerah yang
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, dengan ditetapkan dalam :
a. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kelurahan di Pemerintah Kota Mojokerto
b. Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2008 tentang Organisasi
Kecamatan.
c. Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2008 tentang Organisasi Sekretariat
Daerah Kota, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Pemerintah Kota
Mojokerto.
d. Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2008 tentang Organisasi Dinas-
Dinas Pemerintah Kota Mojokerto sebagaimana telah diubah kali ke
tiga dengan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2014.
e. Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga
Teknis Pemerintah Kota Mojokerto sebagaimana telah diubah kali
ketiga dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014.
Berdasarkan Peraturan Daerah terkait Organisasi Perangkat Daerah,
dengan Struktur Organisasi Perangkat Daerah sebagai berikut :
1. Walikota dan Wakil Walikota
2. Sekretariat Daerah terdiri dari
a. Sekretaris daerah
b. Asisten Pemerintahan, perekonomian dan
pembangunan yang membawahi 4 bagian yaitu :
i) Bagian Administrasi perekonomian
ii) Bagian Administrasi Pembangunan
iii) Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat
iv) Bagian Administrasi Pemerintahan
c. Asisten Pemerintahan, perekonomian dan
pembangunan yang membawahi 4 bagian yaitu :
i) Bagian Organisasi dan Tata Laksana
ii) Bagian Umum
iii) Bagian Hukum
iv) Bagian Humas dan Protokol
3. 5 Staf ahli yaitu
a. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik
b. Staf Ahli Bidang Pemerintahan
c. Staf Ahli Bidang Pembangunan
d. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDE
e. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan
4. Sekretariat DPRD
5. DinasPendidikan
6. DinasPekerjaanUmum
7. DinasKesehatan
8. DinasPendapatan, PengelolaanKeuangandanAset
9. DinasPerhubungan, KomunikasidanInformatika
10. DinasPertanian
11. DinasPerindustriandanPerdangan
12. DinasTenagaKerjadanTransmigrasi
13. DinasKebersihandanPertamanan
14. DinasKependudukandanCatatanSipil
15. DinasKoperasidan UKM
16. DinasSosial
17. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata
18. BadanKepegawaian
19. BadanPerencanaandanPembanguanan Kota
20. Inspektorat
21. BadanKesatuanBangsa danPolitik
22. BadanPemberdayaanMasyarakat
23. BadanPenelitiandanPengembangan
24. BadanKeluargaBerencanadanPemberdayaanPerempuan
25. Kantor PerpustakaandanArsip
26. Kantor LingkunganHidup
27. Kantor PelayananPerizinanTerpadu
28. 2 Kecamatan yaitu
a. kecamatan prajurit Kulon
b. Magersari
29. RumahSakitUmumDr.WahidinSudiroHusodo
30. SatuanPolisiPamongPraja
Sedangkan Organisasi Perangkat Daerah di tingkat kelurahan diatur
dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kelurahan di Pemerintah Kota Mojokerto, dengan Tugas Pokok dan Fungsi
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Walikota Mojokerto Nomor 7 Tahun
2009 tentang Penjabaran Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Kelurahan di
lingkungan Pemerintah Mojokerto yang terbagi dalam 18 Kelurahan
Untuk melayani warga Kota Mojokerto, Pemerintah Kota Mojokerto
berdasarkan data dari Badan kepegawaian, per 31 Desember 2015, jumlah
Aparatur Sipil Negara adalah 3323 orang yang terdiri dari 1569 orang Aparatur
sipil negara berjenis kelamin laki-laki dan 1754 Aparatur Sipil Negara berjenis
kelamin perempuan.
Sedang berdasarkan jenis jabatan, Aparatur Sipil Negara Kota Mojokerto terbagi
dalam beberapa Jabatan, sebagaimana pada tabel berikut ini :
Tabel 1.1
Jumlah PNS berdasarkan jenis jabatan
Jenis Jumlah
Fungsional
Guru 1124
Dokter 70
Perawat 220
Bidan 51
PenyuluhPertanian 10
Penyuluh KB 17
PengawasSekolah 13
PranataHumas 5
Apoteker 6
AssistenApoteker 13
Nutrisionis 16
Phisioterapi 0
AnalisKesehatan 7
PranataLaboratoriumKesehatan 6
PerekamMedis 12
Sanitarian 6
TeknisiElektroMedis 8
Radiografer 4
Perawat Gigi 0
RefraksionisOptisien 5
Auditor 10
Eselon
II.a 1
II.b 27
III.a 42
III.b 62
IV.a 283
IV.b 106
V.a 12
Fungsional Umum 1171
Jumlah 3323
Komposisi PNS di Kota Mojokerto tersebut, sangat memadai untuk
mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang saat ini telah mengalami
paradigma baru dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) berprinsip pada
transparansi, akuntabel, responsif dan partisipatif, perlu didukung dengan
kemampuan SDM aparatur yang profesional sesuai dengan kompetensi
bidangnya.
C. ASPEK STRATEGIS dan PERMASALAHAN UTAMA KOTA MOJOKERTO
Secarageografis Kota Mojokertomempunyailuaswilayah 16.47 Km² yang
terletakpadaposisi 7° 27’ 0,16” sampaidengan 7° 29’ 37,11” Lintang Selatan, dan
112° 24’ 14,3” dengan 112° 27’ 24” BujurTimur. Kondisi permukaan tanah agak
miring ke Timur dan Utara antara 0° – 3°, ketinggian rata-rata 22 m di atas
permukaan air laut. Sebagian besar Luas wilayah Kota Mojokerto berupa
perumahan dengan luas wilayah kurang lebih 8.452 km², sisanya berupa
persawahan, tegalan, dan lain-lain. Secara lebih terinci peruntukan penggunaan
lahan di wilayah Pemerintah Kota Mojokerto adalah sebagai berikut :
1) Permukiman : 8,452 Km²
2) Persawahan : 6,540 Km²
3) Tegal : 0,723 Km²
4) Lainnya : 0,755 Km²
Batas-bataswilayahadministratif Kota Mojokerto:
- Sebelah Selatan : Kecamatan Sooko dan Kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto
- Sebelah Timur : Kecamatan Mojoanyar dan Kecamatan
Puri Kabupaten Mojokerto
- Sebelah Utara : Sungai Brantas
- SebelahBarat : Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto
Luas wilayah yang hanya 16,47 Km² menjadikan Kota Mojokerto sebagai
Kota terkecil se Indonesia ( kedua setelah Kota sibolga jika hanya dihitung luas
daratannya).
Secara geografis Kota Mojokerto termasuk wilayah gerbangkertosusila
yaitu daerah penyangga kota Surabaya yang merupakan pusat pertumbuhan di
wilayah Indonesia Timur dan sekaligus ibukota propinsi. Kota Mojokerto juga
merupakan daerah perlintasan antara Surabaya dengan daerah lain terutama
daerah mataraman, yang didukung oleh infrastruktur yang cukup memadai
membuat tingginya pergerakan orang dan barang. Jarak yang hanya + 50 km
dari Surabaya menjadikan Kota Mojokerto sebagai salah satu tujuan untuk
menjadi kota hunian bagi mereka yang beraktifitas di Surabaya. Hal ini tentu
harus menjadi perhatian dari Pemerintah Kota Mojokerto untuk memberikan
pelayanan yang baik dengan menyediakan sarana perumahan, penyediaan air
bersih dan infrastruktur pendukung lainnya.
Menurut Data dari Dinas kependudukan dataPencatatan Sipil, jumlah
penduduk Kota Mojokerto per 31 Desember 2015 tercatat sebanyak 141,824
jiwa dengan rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 70.310 jiwa
dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 71.514 jiwa.
Sebagaimana daerah yang lain, di Kota Mojokerto masih ditemukan
berbagai permasalahan yang perlu mendapat perhatian lebih, yaitu antara lain :
1. Kepadatan penduduk yang mencapai 6.792 per Km²dan luas wilayah yang
hanya 16.47 Km² menyebabkan ada banyak daerah kumuh dengan sanitasi
yang jelek
2. Sebagian besar wilayah kota Mojokerto mempunyai tingkat resiko bencana
banjir, hal ini karena Kota Mojokerto mempunyai permukaan tanah yang
relatif dan dikelilingi sungai yang 16.47 Km²sudah mengalami pendangkalan
akibat banjir bandang tahun 2004.
3. Luas lahan pertanian yang sangat sempit dan semakin sempit karena
perubahan pemanfaatan lahan terutama untuk perluasan
perumahan/pemukiman,sehingga sulit untuk mencapai swasembada pangan.
Article II. BAB II
(i) PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A RENCANA STRATEGIS
BerdasarkanPeraturan Daerah Kota MojokertoNomor2Tahun
2014tentangRencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Kota MojokertoTahun
2014-2019:
“TERWUJUDNYA KOTA MOJOKERTO SEBAGAI SERVICE CITY YANG MAJU,
SEHAT,CERDAS, SEJAHTERA DAN BERMORAL”.
DanBerdasarkanvisi yang telahditetapkantersebut di atas,
untukmewujudkanarahpandangPemerintah Kota Mojokertotelahmenetapkanmisi yang
akandiembanataudilaksanakandalamjangkawaktumenengahyaitusebagaiberikut :
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
2. Menyediakan produk, jasa dan layanan yang maju dan berdaya
saingtinggi.
3. Menyediakan infrastruktur dan sarana prasarana yang baik
danmemadai
4. Menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan tentram
Kemudian dengan mengacu kepada visi, misi dan agenda pembangunan
Kota Mojokerto yang telah ditetapkan, maka dirumuskan tujuan dan sasaran
sebagai berikut :
1. Untuk mencapai misi 1 yaitu Meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia” ditetapkan tujuan dan sasaran :
∑ Tujuan-1 : Meningkatkan capaian indeks pembangunan manusia (IPM)
dengan Sasaran :
∑ Meningkatnya capaian indeks pendidikan
∑ Meningkatnya Capaian indeks kesehatan
∑ Meningkatnya capaian indeks pengeluaran per kapita
∑ Tujuan-2 : mengembangkan SDM yang kompetitif dan komparatif, dengan
sasaran :
∑ Meningkatkan kompetensi dan Profesionalisme SDM
2. Untuk mencapai Misi 2 yaitu Menyediakan produk jasa, layanan yang
maju dan berdaya saing tinggi ditetapkan tujuan yaitu Menjadikan kota
Mojokerto sebagai sentra layanan pendidikan, kesehatan, perdagangan
barang dan jasa, bisnis dengan satu sasaran yaitu :
∑ Meningkatnya kinerja dan kualitas layanan pemerintah
3. Untuk mencapai misi “Menyediakan infrastruktur dan sarana prasarana yang
baik dan memadai ” ditetapkan tujuan dan sasaran :
∑ Tujuan : mengembangkan infrastuktur dan sarana prasarana kota
mojokerto yang layak sebagai service city dengan 3 sasaran yaitu :
∑ Sasaran :
1. Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasana pendidikan dan
kesehatan
2. Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana perekonomian
3. Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana Lingkungan dan
bangunan perkotaan.
4. Untuk mencapai misi “Meningkatnya kenyamanan, keamanan dan
ketentraman lingkungan” ditetapkan 3 tujuan yaitu :
∑ Tujuan-1 :Menjadikan Kota Mojokerto sebagai daerah yang aman, tertib,
dan tentram dengan 2 sasaran yaitu :
∑ Menurunnya angka kriminalitas dan pelanggaran
hukum/peraturan/norma
∑ Meningkatnya peran nilai-nilaiagama, etika, norma budaya dan
wawasan kebangsaan sebagai llandasan moral bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
∑ Tujuan-2 :Menjadikan Kota Mojokerto sebagai daerah yang nyaman,
dengan 2 sasaran yaitu :
∑ Meningkatnya lingkungan yang sehat, indah, bersih, hijau, asri dan
bebas polusi
∑ Tujuan-3 : Mengembangkan kewaspadaann dan kesiagaan terhadap
bencana dengan 1 sasaran yaitu : meningkatnya kewaspadaan dan
kesiapan penanggulangan bencana
B PERJANJIAN KINERJA
(ii)
Dalam upaya implementasi penjabaran visi dan misi Kota Mojokerto
sebagaimana yang sudah di tetapkan dalam RPJMD 2014-2019, Pemerintah
Kota Mojokerto telah membuat Perjanjian Kinerja tahun 2015 yaitu :
Tabel 2.1
Perjanjian Kinerja Tahun 2015
SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN TARGET
(1) 2
1.1.1 Meningkatnya capaian indeks pendidikan
1.1.1.1 Angka melek huruf 97,53%
1.1.1.2 Angka rata-rata lama sekolah 10
1.1.2 Meningkatnya capaian indeks kesehatan
1.1.2.1 Angka kematian bayi 12
Angka usia harapan hidup 72,80
1.1.2.3 Persentase balita gizi buruk 0.15%
1.1.3 Meningkatnya capaian indeks pengeluaran per kapita
1.1.3.1 Pertumbuhan PDRB 5,8
1.1.3.2 Laju inflasi kota mojokerto 3,00
1.1.3.3 PDRB per kapita 37.000.000
SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN TARGET
(1) 2
1.2.1 Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme SDM
1.2.1.1 Cakupan Pejabat eselon 2 dan 3 yang sesuai kompetensi
65%
2.1.1 Meningkatnya kinerja dan kualitas layanan pemerintah
2.1.1.1 Persentasr Unit pelayanan yang Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) bernilai baik
15%
2.1.1.2 Nilai sakip CC
3.1.1 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pemerintahan
3.1.1.1 Persentase gedung pemerintahan yang baik 90 %
3.1.2 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan
3.1.2.1 Persentase gedung sekolah dalam kondisi baik
87,50%
3.1.2.2 Persentase sarana prasarana kesehatan dalam kondisi baik
87,00%
3.1.3 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana perekonomian
3.1.3.1 Rasio panjang jalan kota dalam kondisi baik 42%
3.1.3.2 Rasio panjang jembatan dalam kondisi baik 100%
3.1.4 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana lingkungan dan bangunan perkotaan
3.1.4.1 Panjang jalan yang memiliki trotoar dan 33 km
Panjang drainase/saluran pembuangan air 57,99 km
4.1.1 Menurunnya angka kriminalitas dan pelanggaran hukum/peraturan/norma
4.1.1.1 Persentase menurunnya gangguan KAMTIBMAS
8%
4.1.1.2 Persentase menurunnya pelanggaran 10%
SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN TARGET
(1) 2
PERDA
4.1.2 . Meningkatnya peran nilai-nilai agama, etika, norma budaya dan wawasan kebangsaan sebagai llandasan moral bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
4.1.2.1 Sanggar seni yang aktif melatih budaya lokal 27
4.1.2.2 Organisasi keagamaan yang aktif 20%
4.2.1 Meningkatnya lingkungan yang sehat, indah, bersih, hijau, asri, dan bebas polusi
4.2.1.1 Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) 16,5%
4.2.1.2 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) CO2e 590.952 ton
4.2.1.3 Persentase rumah sehat 89%
4.2.2 Meningkatnya tata ruang yang kondusif bagi pengembangan siosial-ekonomi serta memperhatikan daya dukung lingkungan dan aspek konservasi
4.2.2.1 Persentase pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW
89%
4.3.1. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapan penanggulangan bencana
4.3.1.1 Persentase penanggulangan bencana sesuai SOP
100%
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris accountability yang
berarti pertanggunganjawab atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau
keadaan untuk diminta pertanggunganjawaban. Akuntabilitas kinerja terkait erat
dengan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil
sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kualitas dan kualitas terukur
dan menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat .
Sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 29 tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka Pemerintah
Kota Mojokerto membuat laporan kinerja tahunan yang memberikan gambaran
tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang
telah diperjanjikan dalam Perjanjian kinerja Tahun 2015.
Perjanjian kinerja Tahun 2015 ditetapkan berdasarkan dokumen RPJMD 2014-
2019 dengan memuat target indikator kinerja utama Pemerintah Kota Mojokerto.
Analisis dilakukan untuk mengenali faktor penyebab keberhasilan maupun
kegagalan pencapaian indikator kinerja utama, serta pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan program yang telah ditetapkan untuk mencapai sasaran dan
tujuan tersebut.Adapun capaian Indikator Kinerja Utama tahun 2015 dapat dilihat
pada tabel 3.1. berikut ini:
Tabel 3.1Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2015
Target Realisasi Capaian
(1) (5) (6) (7)=(6/5X100)
1.1.1 Meningkatnya capaian indeks pendidikan
1.1.1.1 Angka melek huruf 97,50% 97,65% 100.15%
1.1.1.2 Angka rata-rata lama sekolah 10 9,96 99,6%
1.1.2 Meningkatnya capaian indeks kesehatan
1.1.2.1 Angka kematian bayi 12 7,87/1000 KH
Angka usia harapan hidup 72,80 72,89 * 100.12%
1.1.2.3 Persentase balita gizi buruk 0.15% 0,24 % 62,50%
1.1.3 Meningkatnya capaian indeks pengeluaran per kapita
1.1.3.1 Pertumbuhan PDRB 5.8 5.90 101.72%
1.1.3.2 Laju inflasi kota mojokerto 3.00 2,56 117,19%
1.1.3.3 PDRB per kapita 37.000.000 38.980.000 105,35 %
1.2.1 Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme SDM
1.2.1.1 Cakupan Pejabat eselon 3 dan 2 yang sesuai kompetensi
65% 71,29% 109.68%
2.1.1 Meningkatnya kinerja dan kualitas layanan pemerintah
2.1.1.1 Persentasr Unit pelayanan yang Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) bernilai baik
15% 11,43% 76.2%
2.1.1.2 Nilai sakip CC CC 100%
3.1.1 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pemerintahan
3.1.1.1 Persentase gedung pemerintahan yang baik 90 % 93,61% 104.01%
3.1.2 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan3.1.2.1 Persentase gedung sekolah dalam kondisi baik 87,50% 88,50% 101,14%
3.1.2.2 Persentase sarana prasarana kesehatan dalam kondisi baik
84% 76% 90,48%
3.1.3 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana perekonomian
3.1.3.1Rasio panjang jalan kota dalam kondisi baik 42% 41,63% 98.48%
3.1.3.2Rasio panjang jembatan dalam kondisi baik 100% 100% 100%
3.1.4 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana lingkungan dan bangunan perkotaan
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2015
Target Realisasi Capaian
(1) (5) (6) (7)=(6/5X100)
3.1.4.1 Panjang jalan yang memiliki trotoar dan 33.00 km 32,36 km 99,66%
Panjang drainase/saluran pembuangan air 59,99 km 59,99 km 100%
4.1.1 Menurunnya angka kriminalitas dan pelanggaran hukum/peraturan/norma
4.1.1.1 Persentase menurunnya gangguan KAMTIBMAS 8% -36,36% -454,50%
4.1.1.2 Persentase menurunnya pelanggaran PERDA 10% 21,39% 213.90%
4.1.2 Meningkatnya peran nilai-nilai agama, etika, norma budaya dan wawasan kebangsaan sebagai llandasan moral bermasyarakat, berbangsa dan bernegara4.1.2.1 Sanggar seni yang aktif melatih budaya lokal 27 26 98,30%
4.1.2.2 Organisasi keagamaan yang aktif 20% 21,79% 108,95%
4.2.1 Meningkatnya lingkungan yang sehat, indah, bersih, hijau, asri, dan bebas polusi 4.2.1.1 Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) 16,5% 16,05% 97,27%
4.2.1.2 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) CO2e 590.952 ton
CO2e 632.971 ton
93.36%
4.2.1.3 Persentase rumah sehat 89% 89,49% 100,55%
4.2.2 Meningkatnya tata ruang yang kondusif bagi pengembangan siosial-ekonomi serta memperhatikan daya dukung lingkungan dan aspek konservasi4.2.2.1 Persentase pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW 89% 88,7% 99,73%
4.3.1. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapan penanggulangan bencana4.3.1.1 Persentase penanggulangan bencana sesuai SOP 100 % 100% 100%
B ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Analisis tentang capaiantujuan strategis dan sasaran strategis yang
ditetapkan dalam dokumen Perjanjian kinerja pada Tahun 2015 apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, disajikan per misi dalam uraian berikut:
Misi 1 :Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM)
Misi-1 ini terdiri dari 2 (dua) tujuan yaitu
Tujuan-1.1. Meningkatkan capaian Indeks pembangunan manusia (IPM)dengan 3
sasaran strategis.Adapun ketiga sasaran strategis tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
1.1.1 Sasaran-Meningkatnya capaian indeks pendidikanCapaian Meningkatnya capaian indeks pendidikan pada tahun 2015 apabila
dibandingkan dengan capaian tahun 2014 adalah terlihat dalam tabel 3.2 sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Capaian Indikator kinerja Sasaran Strategis-1.1.1
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
(1) (2) (3) (4)=(3/2X100) (5) (6) (7)=(6/5X100)
1.1.1 Meningkatnya capaian indeks pendidikan
1.1.1.1 Angka melek huruf 98,70 97,53 98,81 % 97,50% 97,65% 100.15%
1.1.1.2 Angka rata-rata lama sekolah 9.70 9.60 98,97% 10 9,96 99,6%
Adapun rincian capaian masing – masing indikator kinerja pada sasaran-1 adalah
sebagai berikut :
1.1.1.1 Indikator-Angka melek huruf. Hasil pengukuran terhadap persentase
penduduk berusia lebih dari 18 tahun yang bisa membaca dan menulis
dibagi dengan jumlah penduduk usia 18 tahun keatas diperoleh indikator
Angka Melek Huruf pada tahun 2015 mencapai 96.942 jiwa dari 99.280
jiwa penduduk yang berusia di atas 15 tahun atau 97,65%. Capaian
indikator ini mengalami kenaikan 0.12%.dari tahun 2014 yang mencapai
97,53. Kenaikan ini disebabkan karena program-program seperti
keaksaraan fungsional telah berjalan, hanya saja karena kebanyakan
yang belum melek huruf ini usianya sudah diatas 60 tahun sehingga
diperlukan program khusus agar para lansia ini mau dan bersemangat
belajar.
Dibandingkan angka melek huruf Indonesia yang menurut data UNESCO
tahun 2015 tingkat melek hurufnya sekitar 90 persen, maka capaian
Indikator angka melek huruf di kota Mojokerto masih melebihi angka
melek huruf Nasional.
1.1.1.2. Indikator-Angka rata-rata lama sekolah
Hasil Pengukuran terhadap persentase rata-rata lama sekolah adalah
9,96 dimana jumlah total penduduk berijazah sebanyak 117.740 kali
lama sekolah yaitu 12 tahun dibagi jumlah total penduduk sebesar
141.824. Dibandingkan dengan target kinerja maka capaian kinerjanya
adalah 99,6%. Capaian yang baik ini disebabkan Kota Mojokerto
melakukan :
a. Program Wajib Belajar 12 tahun. Melalui Peraturan Daerah Nomor 6
Tahun 2007 tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan dan
peraturan Walikota Mojokerto Nomor 129 tahun 2013 tentang tim
program wajib belajar pendidikan menengah 12 tahun, telah
melaksanakan program wajib belajar Pendidikan Menengah 12
tahun. Dan sebagai langkah kongkritnya, pemerintah Kota Mojokerto
telah memberikan biaya operasional sekolah bagi murid yang
menjadi penduduk Kota Mojokerto dan sekolah jenjang pendidikan
Menengah di Kota Mojokerto sebesar Rp 91.700,- tiap siswa SMU
dan Rp. 126.700,- untuk siswa SMK.
b. Program Kota Mojokerto berlingkungan pendidikan (PKMBP) yang
pelaksanaannya didasarkan pada peraturan Walikota Nomor 2009
tentang Program Kota Mojokerto berlingkungan pendidikan dengan
kegiatan antara lain jam wajib belajar (jam 18.00-19.00) yang
dilaksanakan oleh kader dan motivator Jam wajib Belajar. Kader dan
Motivator jam wajib belajar ini selain memantau pelaksanaan jam
wajib belajar juga memantau apakah ada anak usia sekolah yang
tidak sekolah. Untuk dilaporkan kepada lurah agar mendapat
penanganan yang tepat.
c. Kerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota
Mojokerto, dimana BAZNAS Kota Mojokerto memberikan bantuan
biaya personal pendidikan yang belum ditanggung oleh Pemerintah
Kota bagi anak keluarga miskin.
Bila dibandingkan dengan tahun 2014, capaian indikator ini mengalami
kenaikan sebesar 0,36 %. Dan Bila dibandingkan dengan target yang
ada dalam RPJM sebesar9,76, maka capaian indikator ini di tahun 2015
lebih baik 0,2.
1.1.2 Sasaran-Meningkatnya capaian indeks kesehatan
Capaian Sasaran-Meningkatnya capaian indeks kesehatanpada tahun
2015apabila dibandingkan tahun 2014, tersaji dalam tabel 3.3berikut ini:
Tabel 3.3
Capaian indikator kinerja sasaran strategis-1.1.2 tahun 2014 dan 2015
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisasi Capaian Target Realisa
si Capaian
(1) (2) (3) (4)=(3/2X100) (5) (6) (7)=(6/5X100)
2 Meningkatnya capaian indeks kesehatan
2.1 Angka kematian bayi 23 14,87 12 7,87/1000 KH
2.2 Angka usia harapan hidup 72,70 72,69. 99.99% 72,80 72,89 * 100.12%
2.3 Persentase balita gizi buruk 2,5% 0,15% 166,67% 0.15% 0,24 % 62,50%
*angka sementara(data BPS)
Capaian sasaran-Meningkatnya capaian indeks kesehatandapat diukur melalui 3
indikator kinerja yang masing- masing diuraikan sebagai berikut :
1.1.2.1 Indikator-Angka Kematian bayi
Kematian bayi merupakan kematian yang terjadi antara saat bayi lahir
sampai dengan satu hari sebelum bayi berusia satu tahun. Angka
Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate adalah banyaknya bayi
yang meninggal sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun yang dinyatakan
dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB dapat
menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, karena
bayi adalah kelompok yang paling rentan terkena dampak dari suatu
perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi.
Pada tahun 2015 jumlah kematian bayi yang terjadi di Kota Mojokerto
sebanyak 7,87 per 1.000 KH (13 kasus). Adapun penyebab kematian
bayi tersebut dikarenakan asfiksi (gagal bernafas) 1 kasus,Infeksi virus
penyakit 1 kasus, Ikterus 1 kasus, berat bayi lahir rendah (BBLR) 3 kasus
dan Kelainan/Cacat bawaan 7 kasus.
Capaian AKB Kota Mojokerto terbilang jauh lebih rendah dibanding target
yang ditetapkan dalam MDGs yaitu < 23/1.000 KH. Pada tahun 2015
AKB tercatat sebesar 7,87 per 1000 kelahiran hidup, telah memenuhi
target tahun 2015 yaitu 12 per 1000 kelahiran hidup. dan mengalami
penurunan bila dibandingkan dari AKB pada tahun 2014 tercatat sebesar
16,68 per 1000 kelahiran hidup.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka menekan angka kematian
bayi, antara lain melalui pendekatan yaitu :
a) Peningkatan kompetensi petugas kesehatan dengan pelatihan
APN (Asuhan Persalinan Normal) dan PPGDON (Pertolongan pertama
gawat darurat Obstetric Neonatal) baik bidan maupun dokter terutama
pertolongan persalinan pada bayi baru lahir dengan asfiksia (gagal
bernafas)
b) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam medeteksi ibu hamil
dan bayi beresiko.
c) Pemantauan dan penanganan seluruh kasus komplikasi kebidanan
sebesar 100%.
1.1.2.2Indikator-Angka usia harapan hidup
Realisasi Indikator angka usia harapan hidup penduduk kota Mojokerto
di tahun 2015 menurut data sementara dari BPS adalah 72,89. Data ini
lebih baik 0.09 dibandingka dengan target kinerja yaitu 72,80.
Keberhasilan ini disebabkan karena Pemerintah Kota Mojokerto telah
melaksanakan :
a. Program total caverage. Program ini memungkinkan setiap warga
kota Mojokerto mendapatkan pengobatan gratis termasuk apabila
mendapat rujukan untuk dilakukan tindakan medis di RSUD dr
Soetomo hanya dengan menunjukkan KK dan KTP Kota Mojokerto.
b. Program PSN terintegrasi, dimana para kader motivator tidak hanya
melakukan pemantauan jentik nyamuk, tetapi juga menjadi motivator
kesehatan dengan memberikan penyuluhan, pendataan dan
pembinaan kepada masyarakat terkait gaya dan lingkungan hidup
sehat.
angka ini naik 0,2 dibanding dengan angka usia harapan hidup di tahun
2014 sebesar 72,69. Dan di tahun 2013 angka usia harapan hidup
penduduk mencapai 72,48. Tetapi Capaian ini jauh di atas target RPJM
yaitu 71,35yang angka usia harapan hidup secara nasional yang hanya
70,1
1.1.2.3 Indikator-Persentase balita gizi buruk
Persentase balita gizi buruk merupakan persentase balita dalam kondisi
gizi buruk terhadap jumlah seluruh sasaran balita. Gizi buruk merupakan
bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Status
gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan
antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya
dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan
menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau
sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah
standar dikatakan gizi buruk. Untuk pengkategorian status gizi balita
pada indikator ini, dipergunakan standar perhitungan BB/U.
jumlah kasus gizi buruk yang terjadi di Kota Mojokerto tahun 2015sebanyak 25
balita dari 10.422 balita sehingga prosentasenya mencapai 0,24 %
Bila dibandingkan dengan tahun 2014, jumlah balita yang menderita gizi
buruk sebanyak 13 balita dari jumlah sasaran sebanyak 10.269 balita
atau sebesar 0.13%, Maka realisasi balita gizi buruk di tahun
2015mengalami peningkatan yang cukup signifikan, baik dari jumlah
absolute maupun dari persentase kejadiannya. Faktor penyebab kenaika
tersebut adanya korelasi antara kemiskinan dengan status gizi balita,
dimana sebagian besar kasus gizi buruk terjadi pada balita dari keluarga
miskin, disamping juga karena masih adanya pola asuh yang kurang
tepat dari orang tua terhadap balitanya. Dan yang tetap perlu diwaspadai
karena masih ditemukannya balita dengan berat badan dibawah garis
merah (BGM) yang sangat berpotensi meningkat statusnya menjadi
balita gizi buruk.
Walaupun angka kasus gizi buruk ini lebih baik bila dibandingkan dengan
target RPJM yaitu 1,7
1.1.3Sasaran-Meningkatnya capaian indeks pengeluaran per kapita
Capaian indikator kinerja Sasaran-3 pada tahun 2015apabila dibandingkan
dengan capaian indikator kinerja di tahun 2014, tersaji dalam tabel 3.4berikut ini:
Tabel 3.4
Capaian sasaran strategis 1.1.3
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
(1) (2) (3) (4)=(3/2X100) (5) (6) (7)=(6/5X100)
1.1.3 Meningkatnya capaian indeks pengeluaran per kapita
1.1.3.1 Pertumbuhan PDRB 5.65 5.76 101.95% 5.8 5.90 101.72%
1.1.3.2 Laju inflasi kota mojokerto 3.5 7.28 48.08% 3.00 2,56 117,19%
1.1.3.3 PDRB per kapita 35.000.000 35.550.000 101,57% 37.000.00038.980.000 105,35 %
Capaian sasaran-2 dapat diukur melalui 3 indikator kinerja yang masing- masing
diuraikan sebagai berikut :
1.1.3.1Indikator-Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan PDRB adalah pertumbuhan ekonomi yang diukur
dari PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010. Salah satu ukuran
keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tingkat pertumbuhan
ekonominya. Dengan asumsi bahwa dengan pertumbuhan yang tinggi
akan menyerap tenaga kerja yang tinggi pula, yang pada hakekatnya
meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat. Sehingga
pertumbuhan yang tinggi tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kemakmuran penduduk.
Pertumbuhan PDRB Kota Mojokerto tahun 2015 sebesar 5,90
persen, lebih tinggi jika dibanding tahun 2014 yang mencapai 5,76
persen.Pertumbuhan PDRB tertinggi dicapai oleh lapangan usaha
Informasi dan Komunikasi sebesar 8,17 persen. Disusul lapangan usaha
Jasa Keuangan dan asuransi sebesar 6,77 persen dan lapangan usaha
Perdagangan sebesar 6,11 persen.
Adapun lapangan usaha lainnya yang mengalami pertumbuhan
di atas 6 persen ialah lapangan usaha Jasa Perusahaan sebesar 6,10
persen; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 6,07 persen.
Sedangkan lapang usaha yang mengalami pertumbuhan terendah
adalah kategori Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang yang hanya tumbuh 0,36 persen, namun lebih tinggi dibanding
tahun sebelumnya yang tumbuh -0,20 persen.
Grafik3.1
Pertumbuhan PDRB Kota Mojokerto 2011 – 2015
5
7
Sumber : BPS Kota Mojokerto
PDRB Kota Mojokerto menurut lapangan usaha dirinci menjadi 17
kategori lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi
menjadi subkategori. Pemecahan menjadi subkategori atau
sublapangan usaha ini disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLI) 2009. Perkembangan setiap lapangan usaha
diuraikan di bawah ini.
a. Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan
Kategori ini mencakup Subkategori Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan yang terdiri dari : tanaman pangan, tanaman hortikultura,
tanaman perkebunan, peternakan, dan jasa pertanian dan perburuan,
Subkategori kehutanan dan Penebangan Kayu, dan Subkategori
Perikanan.
Pertumbuhan lapangan usaha ini pada tahun 2015 tercatat sebesar
2,17 persen. Pertumbuhan terbesar terjadi pada subkategori perikanan
yaitu sebesar 3,36 persen, dimana pada tahun sebelumnya
pertumbuhannya 6,22 persen. Sedangkan untuk subkategori pertanian,
peternakan dan jasa pertanian tumbuh sebesar 2,05 persen, dimana
pada tahun sebelumnya pertumbuhannya yaitu sebesar 4,48 persen.
Pada tahun 2015 lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan memberi kontribusi terhadap total PDRB atas dasar harga
berlaku sebesar 0,66 persen. Subkategori Tanaman Pangan merupakan
penyumbang terbesar di lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan
Perikananyaitu tercatat sebesar 0,42 persen dari seluruh perekonomian
Kota Mojokerto.
Grafik3.2
Pertumbuhan PDRB Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Sumber : BPS Kota Mojokerto
Jika diamati perkembangannya dari tahun 2010, kontribusi
lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan berangsur-
angsur turun. Kondisi ini secara umum disebabkan oleh semakin
berkurangnya lahan untuk sektor pertanian, karena dari lahan yang ada
sebagian besar sudah dimanfaatkan untuk sektor real properti maupun
untuk industri. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena pola pembangunan di
Kota Mojokerto yang sudah tidak tergantung lagi kepada sektor sumber
daya alam. Dimana perkembangan kota menuju ke arah kota jasa dan
perdagangan yang menuntut adanya peningkatan di sektor sumber
daya manusia serta sektor pendukung lain untuk menuju kepada kota
transisi yang dapat menyangga ibukota propinsi Jawa Timur yaitu Kota
Surabaya.
b. Pertambangan dan Penggalian
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian/Agriculture
Perikanan/Fishing
Kategori Pertambangan dan Penggalian memiliki kontribusi 0
persen terhadap perekonomian Kota Mojokerto. Hal ini disebabkan
lahan di Kota Mojokerto sebagian besar adalah pekarangan dan
bangunan, sehingga Kota Mojokerto tidak memiliki sumber daya alam
yang bisa dimanfaatkan pada lapangan usaha pertambangan dan
penggalian.
c. Industri Pengolahan
Pada Kategori Industri Pengolahan, lapangan usaha yang
menyumbang peranan terbesar adalah subkategori Industri Kulit,
Barang dari Kulit dan Alas Kaki sebesar 4,53 persen, subkategori
Industri Makanan dan Minuman sebesar 2,77 persen dan subkategori
Industri Pengolahan Tembakau sebesar 2,62 persen tahun 2015.
Sedangkan subkategori yang lain memiliki kontribusi di bawah satu
persen.
Secara keseluruhan, laju pertumbuhan kategori Industri
Pengolahan pada tahun 2015 adalah sebesar 4,51 persen. Lapangan
usaha yang mencatatkan laju pertumbuhan terbesar adalah subkategori
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki sebesar 5,23 persen;
subkategori Industri Tekstil dan Pakaian Jadi sebesar 4,95 persen; dan
subkategori indutri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional sebesar 4,63
persen. Sedangkan yang mengalami pertumbuhan paling rendah adalah
subkategori Industri Kertas dan Barang dari Kertas yang tumbuh 1,92
persen.
Di Kota Mojokerto terdapat berbagai macam industri, diantaranya
yaitu industri batik tulis, industri miniatur perahu layar, industri kerajinan
gips, industri onde-onde dan keciput, industri sepatu, industri cetakan
kue dan lain-lain. Namun dari sekian banyak industri yang ada, Kota
Mojokerto merupakan sentra industri sepatu, dimana sebagian besar
industri pengolahan merupakan industri yang bergerak di bidang alas
kaki sandal maupun sepatu.
d. Pengadaan Listrik dan Gas
Sektor listrik dan gas merupakan salah satu sektor penunjang
seluruh kegiatan ekonomi, dan sebagai infrastruktur yang dapat
mendorong aktivitas seluruh sektor terutama sektor industri. Selama
lima tahun terakhir perkembangan sektor listrik dan gas ini cukup tinggi.
Hampir seluruh kegiatan di sektor listrik dan gas dimonopoli oleh
pemerintah, sehingga sektor ini bisa bebas dari persaingan tarip.
Kategori Pengadaan Listrik dan Gas berkontribusi sebesar 0,06
persen terhadap total PDRB pada tahun 2015. Dari kontribusi tersebut,
semuanya disumbang oleh lapangan usaha Ketenagalistrikan. Sebab
kategori Pengadaan Gas dan Produksi Es di Kota Mojokerto tidak ada.
Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi kategori ini pada tahun 2015
adalah sebesar 6,56 persen.
e. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi pengumpulan,
pengolahan dan penditribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk
kebutuhan rumah tangga dan industri. Termasuk juga kegiatan
pengumpulan, penjernihan dan pengolahan air dan sungai, danau, mata
air, hujan dll. Tidak termasuk pengoperasian peralatan irigasi untuk
keperluan pertanian. Peranan kategori ini terhadap perekonomian di
Kota Mojokerto tahun 2015 hanya 0,11 persen. Sedangkan laju
pertumbuhannya belum begitu menggembirakan. Pada tahun 2014 dan
2015 pertumbuhannya melambat dan bahkan minus, yaitu masing-
masing sebesar -0,20 dan 0,36 persen.
f. Konstruksi
Pada tahun 2015 lapangan usaha kategori konstruksi
menyumbang sebesar 11,26 persen terhadap total perekonomian Kota
Mojokerto. Apabila diikuti perkembangannya selama lima tahun terakhir
peranan lapangan usaha kategori ini cenderung meningkat, tahun 2010
sebesar 11,13 persen meningkat menjadi 11,26 persen pada tahun
2015. Sedangkan laju pertumbuhannya tahun 2015 sebesar 5,89
persen, melambat dibanding tahun 2014 yang tumbuh 6,02 persen.
g. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
Selama 5 tahun terakhir, Kategori Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menyumbang di atas 29 persen.
Pada tahun 2015, kontribusi kategori ini sebesar 29,46 persen terhadap
total nilai PDRB Kota Mojokerto. Apabila dilihat peranannya pada
masing-masing subkategori, Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan
Reparasi menyumbang 8,64 persen dan subkategori Perdagangan
Besar dan Eceran Bukan Mobil dan Sepeda Motor sebesar 20,85
persen terhadap lapangan usaha kategori ini.
Secara keseluruhan, laju pertumbuhan kategori Perdagangan
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tahun 2015
sebesar 6,11 persen. Subkategori Perdagangan Mobil, Sepeda Motor
dan Reparasi sebesar 5,38 persen. Sedangkan subkategori
Perdagangan Besar dan Eceran Bukan Mobil dan Sepeda Motor
tumbuh sebesar 6,39 persen.
Grafik 3.3
Pertumbuhan PDRB Kategori Perdagangan
4
6
8
10
2011 2012 2013 2014 2015
Perdagangan Besar dan Eceran;Reparasi Mobil dan SepedaMotor/Wholesale and RetailTrade; Repair of Motor Vehiclesand Motorcycles
Perdagangan Mobil, SepedaMotor danReparasinya/Wholesale andRetail Trade and Repair of MotorVehicles and Motorcycles
Perdagangan Besar dan Eceran,Bukan Mobil dan SepedaMotor/Wholesale Trade andRetail Trade Except of MotorVehicles and Motorcycles
Sumber : BPS Kota Mojokerto
Pertumbuhan yang relatif tinggi pada kategori ini disebabkan oleh
letak Kota Mojokerto yang strategis karena berdekatan dengan ibukota
Propinsi Jawa Timur yaitu Surabaya. Sebagai jalur lintas Surabaya
menuju daerah lain yang ada di Jawa Timur, Kota Mojokerto merupakan
pintu masuk terhadap arus lalu lintas barang. Sehingga hal ini
membawa dampak terhadap membaiknya kondisi perdagangan Kota
Mojokerto.
h. Transportasi dan Pergudangan
Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri dari 6 sub kategori
lapangan usaha, yaitu Angkutan Rel, Angkutan Darat, Angkutan Laut,
Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Angkutan Udara, serta
Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir. Lapangan
usaha subkategpri Angkutan Darat memberikan kontribusi terbesar
selama 5 tahun terakhir, dengan nilai kontribusi terhadap kategori ini
sebesar 1,55 persen pada tahun 2015. Selanjutnya adalah
Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 0,86 persen
dan Angkutan Rel 0,14 persen.
Secara keseluruhan, kategori ini mencatatkan laju pertumbuhan
positif sebesar 3,49 persen pada tahun 2015, lebih tinggi dibandingkan
ahun 2014 yang mencapai 3,88 persen. Apabila dilihat pertumbuhannya
pada masing-masing subkategori, semua subkategori tumbuh positif.
Pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha subkategori
Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir sebesar
4,77 persen. Sedangkan pertumbuhan terkecil terjadi pada lapangan
usaha subkategori Angkutan Darat sebesar 2,87 persen.
i. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Pada tahun 2015, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum berkontribusi terhadap PDRB Kota Mojokerto sebesar 6,57
persen, di mana sebesar 0,09 persennya merupakan kontribusi dari
subkategori penyediaan akomodasi dan sebesar 6,48 persen
disumbangkan oleh lapangan usaha subkategori Penyediaan Makanan
Minuman. Rendahnya kontribusi dari subkategori penyediaan
akomodasi tersebut mengingat di Kota Mojokerto hanya terdapat 8 hotel
yaitu Hotel Naga Mas, Hotel Raden Wijaya, Hotel Surya Kertajaya, Hotel
Tenera, Hotel Slamet, Hotel Sekar Putih, Hotel Tegal Sari dan Hotel
Surya Mojopahit.
Secara keseluruhan, kategori ini mencatatkan laju pertumbuhan
positif sebesar 5,54 persen pada tahun 2015, lebih lambat dibandingkan
tahun 2014 yang tumbuh 6,26 persen. Masing-masing lapangan usaha
subkategori Penyediaan Akomodasi dan subkategori Penyediaan
Makan Minum juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 5,16
persen dan 5,54 persen.
Grafik 3.4
Pertumbuhan PDRB Kategori Penyediaan Akomodasi
Dan Makan Minum
2
4
6
8
2011 2012 2013 2014 2015
Penyediaan Akomodasi danMakan Minum/Accommodationand Food Service Activities
PenyediaanAkomodasi/Accommodation
Penyediaan Makan Minum/Foodand Beverage Service Activities
Sumber : BPS Kota Mojokerto
j. Informasi dan Komunikasi
Kategori informasi dan komunikasi memiliki peranan sebagai
penunjang aktivitas di setiap bidang ekonomi. Dalam era globalisasi,
peranan kategori ini sangat vital dan menjadi indikator kemajuan suatu
bangsa, terutama jasa telekomunikasi. Peranan kategori ini terhadap
perekonomian di Kota Mojokerto tahun 2015 sebesar 12,04 persen.
Apabila dilihat perkembangannya selama lima tahun terakhir, peranan
kategori ini cenderung turun yaitu dari 12,95 persen pada tahun 2010
menjadi 12,04 persen pada tahun 2015.
Selama kurun waktu 2012-2015 pertumbuhan kategori ini berada
pada kisaran 7-8 persen. Pada tahun 2015 tumbuh 8,17 persen.
k. Jasa Keuangan dan Asuransi
Pada tahun 2015 peranan lapangan usaha kategori Jasa Keuangan
dan Asuransi terhadap perekonomian Kota Mojokerto sebesar 8,35
persen. Kegiatan ekonomi pada lapangan usaha subkategori Jasa
Perantara Keuangan menjadi penyumbang mayoritas kategori jasa
keuangan dan asuransi yaitu sebesar 5,05 persen. Sedangkan
subkategori Jasa Keuangan Lainnya dan sub kategori Asuransi dan
Dana Pensiun masing-masing peranannya sebesar 1,96 persen dan 1,33
persen. Apabila diikuti perkembangannya selama lima tahun terakhir,
perananya semakin meningkat yaitu dari 7,05 persen pada tahun 2010
menjadi 8,35 persen pada tahun 2015.
Secara keseluruhan lapangan usaha kategori Jasa Keuangan dan
Asuransi pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 6,77
persen, meningkat dibanding tahun 2014 yang tumbuh 6,27 persen.
Apabila dilihat pertumbuhannya pada masing-masing subkategori,
semua mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai
oleh lapangan usaha subkategori Jasa Keuangan Lainnya sebesar 8,09
persen, sedangkan terendah dialami oleh subkategori Jasa Perantara
Keuangan sebesar 6,04 persen.
Tingginya pertumbuhan kategori ini bisa dimaklumi sebab sejak
tahun 2010 di Kota Mojokerto banyak bermunculan lembaga-lembaga
keuangan yang berbentuk koperasi maupun lembaga-lembaga keuangan
lainnya.
l. Real Estate
Kategori real estate memberikan kontribusi yang relatif stabil bagi
PDRB Kota Mojokerto dengan peranan sebesar kurang dari 3 persen.
Selama tahun 2011-2015, secara berturut-turut sumbangan kategori real
estat sebesar 2,95 persen; 2,92 persen; 2,97 persen; 2,90 persen dan
2,89 persen.
Pada tahun 2015 laju pertumbuhan ekonomi kategori Real Estat
mengalami pertumbuhan sebesar 6,05 persen, pertumbuhannya lebih
cepat bila dibanding tahun 2014 yang tumbuh 4,72 persen.
m. Jasa Perusahaan
Kategori Jasa Perusahaan mencakup kegiatan jasa hukum dan
akuntansi, jasa arsitektur dan teknik sipil, penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan, periklanan dan penelitian pasar, jasa
ketenagakerjaan, jasa agen perjalanan, jasa keamanan dan
penyelidikan, dan jasa penunjang usaha lainnya. Pada tahun 2015
peranan kategori Jasa Perusahaan ini dalam perekonomian Kota
Mojokerto hanya sebesar 0,78 persen.
Seiring dengan pesatnya pembangunan di Kota Mojokerto
khususnya dibidang ekonomi, pertumbuhan lapangan usaha kategori
Jasa Perusahaan ini dari tahun ketahun terus meningkat. Pada tahun
2012 lapangan usaha kategori ini tumbuh 4,78 persen; tahun 2013
tumbuh 5,46 persen; tahun 2014 tumbuh 7,09 persen; dan tahun 2015
tumbuh 6,10 persen.
n. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
Kategori ini mencakup kegiatan yang sifatnya pemerintahan, yang
umumnya dilakukan oleh administrasi pemerintahan. Kategori ini juga
mencakup kegiatan legislative, perpajakan, pertahanan Negara,
keamanan dan keselamatan Negara, pelayanan imigrasi, hubungan luar
negeri dan administrasi program pemerintah, serta jaminan sosial wajib.
Lapangan usaha kategori ini selama tahun 2010-2015 peranannya
semakin menurun, dari 5,08 persen pada tahun 2010 menurun menjadi
4,67 persen pada tahun 2015. Hal ini lebih disebabkan tingkat
pertumbuhannya kalah cepat dibanding lapangan usaha kategori yang
lain.
Pada periode yang sama, laju pertumbuhan lapangan usaha
kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib semakin melambat. Pada tahun 2011 pertumbuhan lapangan
usaha kategori ini tumbuh 6,67 persen, tahun 2012 tumbuh 3,73 persen,
tahun 2013 tumbuh 2,38 persen dan tahun 2014 tumbuh 1,15 persen.
Dan pada tahun 2015 tumbuh menjadi 3,48 persen.
o. Jasa Pendidikan
Kategori ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai
tingkatan dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis.
Kategori ini juga mencakup pendidikan negeri dan swasta juga
mencakup pengajaran yang terutama mengenai kegiatan olahraga,
hiburan dan penunjang pendidikan. Peranan lapangan usaha Jasa
Pendidikan selama kurun waktu lima tahun terakhir relatif stabil. Pada
tahun 2010 peranan lapangan usaha kategori ini sebesar 4,53 persen,
meningkat menjadi 4,57 persen pada tahun 2015.
Dengan penghitungan PDRB atas dasar harga konstan 2010, laju
pertumbuhan jasa pendidikan Kota Mojokerto tahun 2015 mengalami
perlambatan. Pertumbuhan lapangan usaha kategori ini tahun 2015
sebesar 4,17 persen, melambat dibanding tahun 2014 yang tumbuh
sebesar 5,09 persen.
p. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial
mencakup: Jasa Rumah Sakit; Jasa Klinik; Jasa Rumah Sakit Lainnya;
Praktik Dokter; Jasa Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh
Paramedis; Jasa Pelayanan Kesehatan Tradisional; Jasa Pelayanan
Penunjang Kesehatan; Jasa Angkutan Khusus Pengangkutan Orang
Sakit (Medical Evacuation); Jasa Kesehatan Hewan; Jasa Kegiatan
Sosial. Selama lima tahun terakhir peranannya dalam perekonomian
Kota Mojokerto semakin meningkat. Pada tahun 2010 peranan lapangan
usaha kategori ini sebesar 1,05 persen, meningkat menjadi 1,19 persen
pada tahun 2015.
Pada periode yang sama lapangan usaha Kategori Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial cenderung menurun. Pada tahun 2012
pertumbuhan lapangan usaha kategori ini sebesar 11,25 persen;
berikutnya tahun 2013 tumbuh 7,45 persen; tahun 2014 tumbuh 6,48
persen; dan tahun 2015 tumbuh 8,39 persen.
q. Jasa lainnya
Kategori Jasa Lainnya mempunyai kegiatan yang meliputi:
Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi; Jasa Reparasi Komputer Dan Barang
Keperluan Pribadi Dan Perlengkapan Rumah Tangga; Jasa Perorangan
yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan Yang Menghasilkan Barang
dan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Sendiri untuk
memenuhi kebutuhan; serta Jasa Swasta Lainnya. Kontribusi Jasa
Lainnya terhadap perekonomian Kota Mojokerto tahun 2015 sebesar
3,70 persen, dengan pertumbuhan sebesar 5,16 persen.
Pemerintah Kota Mojokerto dalam upaya meningkatkan pertumbuhan
PDRB telah melakukan berbagai langkah terobosan antara lain :Program
Pembiayaan usaha syariah (pusyar), kerjasama antara pemerintah Kota
Mojokerto dengan BPRS, Baznas Kota Mojokerto dan Masyarakat
ekonomi syariah yang memberikan layanan pinjaman modal untuk
usaha produktif tanpa bunga dan biaya administrasi sebab biaya bunga
dan administrasi ditanggung oleh Baznas Kota Mojokerto.
1.1.3.2 Indikator-Laju Inflasi Kota Mojokerto
Inflasi adalah sebagai salah satu produk penghitungan Indek Harga
Konsumen (IHK), merupakan masalah yang dominan dalam
perekonomian di beberapa negara yang sedang berkembang. Indek
Harga Konsumen (IHK) merupakan suatu indek yang menggambarkan
perkembangan harga beberapa jenis barang/jasa yang terjadi setelah
penghitungan tahun dasar. Penghitungan IHK ini dilakukan berdasarkan
Survei Harga Konsumen, yang dilakukan menurut periode waktu yang
ditetapkan berdasarkan masing-masing daftar isian/daftar jenis barang
dan jasa.
Laju inflasi dalam arti sempit adalah meningkatnya harga
barang/jasa kebutuhan masyarakat secara rata-rata. Hal ini berarti
terjadi penurunan kemampuan/daya beli uang untuk memperoleh
barang/jasa (nilai riil yang menurun), tidak hanya merugikan golongan
masyarakat akan tetapi juga berdampak negatif bagi produsen dan
pengusaha lainnya, prospek penanaman modal/investasi diberbagai
sektor juga terhambat. Berbagai cara, daya dan upaya tetap dan terus
dilakukan oleh pengambil keputusan kebijakan pemerintah pusat
maupun daerah dalam menekan dan mengendalikan laju inflasi. Oleh
karena itu data inflasi merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu daerah maupun
nasional.
Dengan melihat data inflasi apakah perencanaan program
pembangunan di bidang ekonomi yang telah dilaksanakan dapat
berdaya guna dan berhasil guna dengan baik. Data inflasi merupakan
primadona dan sangat diperlukan dalam kebijakan ekonomi makro
dalam tingkat lokal maupun nasional, yang diantaranya digunakan
sebagai :
1) Indexasi Upah & Tunjangan (Wage Indexation)
2) Pembayaran Kontrak (Contractual Payment)
3) Penentuan suku bunga perbankan
4) Eskalasi Nilai Proyek (Project Escalation)
5) Penentuan Target Inflasi (Inflation Targeting)
6) Sebagai pembagi/deflator PDB/PDRB
7) Sebagai proxy terhadap perubahan biaya hidup
Mengingat Survei Biaya Hidup (SBH) Nasional hanya dilakukan di
beberapa daerah diantaranya di 8 kota di Jawa Timur (Kota Surabaya,
Malang, Kediri, Jember, Madiun dan Probolinggo, Kabupaten
Banyuwangi dan Sumenep). Padahal disadari bahwa dampak
pembangunan tidak hanya dirasakan di 8 Kabupaten/kota di Jawa Timur
tersebut, tetapi juga dirasakan di Kabupaten dan kota-kota lainnya,
maka bagi pemerintah daerah yang berkeinginan untuk menghitung
IHK tersendiri dapat memanfaatkan data SBH tersebut. Dengan
menggunakan atau meminjam hasil SBH dari kota terdekat untuk
menghitung IHK atau Inflasi.
1) Nilai Konsumsi Dasar (NKD)
Untuk penghitungan NKD Kota Mojokerto selama ini masih
menggunakan rujukan (referensi) Survei Biaya Hidup Kota Kediri,
sehingga yang pertama dilakukan adalah mengecek kesamaan
jenis komoditas Kota Kediri dan Kota Mojokerto. Komoditas yang
tidak ada diimputasikan ke sub kelompokbarang/jasa yang
bersangkutan. Dalam penghitungan NKD ini, pengeluaran rumah
tangga dikelompokkan menjadi 7 Kelompok dan 35 subkelompok
pengeluaran.
Dari hasil penghitungan Nilai Konsumsi Dasar (NKD)
Umum/total Kota Mojokerto Rp. 2.363.936,82 yang artinya asumsi
bahwa konsumsi penduduk Kota Mojokerto untuk keperluan
barang/jasa di Tahun 2012 sebesar Rp. 2.363.936,82 perbulan
per rumahtangga, dan angka ini dipakai sebagai dasar
penghitungan Nilai Konsumsi (NK) dan Indek Harga Konsumen
(IHK) berjalan. Dengan demikian penghitungan IHK Kota
Mojokerto menggunakan Nilai Konsumsi Tahun Dasar (NKD)
Tahun 2012=100, yang biasa ditulis NKD (2012=100), dasar
penghitungan ini bisa berubah/bergeser tahunnya untuk
menyesuaikan dasar penghitungan IHK Nasional.
2) Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan berjalan
Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan berjalan adalah
perbandingan nilai konsumsi berjalan (NK n) dengan nilai
konsumsi dasar (NKD=NK0) dikalikan 100. Penghitungan IHK
bulan berjalan dapat dilakukan menurut jenis barang, sub
kelompok, kelompok dan umum.
3) Laju Inflasi/Deflasi perbulan
Dari penghitungan inflasi kota Mojokerto sampai bulan
Desember tahun 2015, tertinggi terjadi pada bulan Desember
2015 sebesar 1,04 persen, inflasi ini dipicu karena adanya
kenaikan indeks pada beberapa kelompok komoditi yang
dominan, yaitu pada kelompok makanan jadi sebesar 0,16
persen, kelompok Kesehatan0,55 persen dan kelompok
pendidikan 0,12 persen. Sementara deflasiterbesar terjadi pada
bulan Februari 2015 dengan nilai sebesar -0,82 persen.
Tabel 3.5
Perkembangan Inflasi Kota Mojokerto Tahun 2015
BulanInflasi
Bulanan Kumulatif
1. Januari -0,20 -0,20
2. Februari -0,82 -1,02
3. Maret 0,28 -0,74
4. April 0,31 -0,43
5. Mei 0,21 -0,22
6. Juni 0,26 0,04
7. Juli 0,52 0,57
8. Agustus 0,02 0,58
9. September 0,26 0,84
10. Oktober -0,05 0,80
11. November 0,72 1,52
12. Desember 1,04 2,56
Sumber: BPS Kota Mojokerto
Bila dibanding dengan tahun 2014 maka perhitungan inflasi
perbulan dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.6
Perkembangan Inflasi Kota Mojokerto Tahun 2015 dan tahun
2014
BulanInflasi
2015 2014
BulanInflasi
2015 2014
1. Januari -0,20 1.29
2. Februari -0,82 0.05
3. Maret 0,28 0.01
4. April 0,31 -0.23
5. Mei 0,21 0,02
6. Juni 0,26 0.52
7. Juli 0,52 0.73
8. Agustus 0,02 0.06
9. September 0,26 0.34
10. Oktober -0,05 0.31
11. November 0,72 1.66
12. Desember 1,04 2.52
Inflasi komulatif Kota Mojokerto sampai keadaan bulan Desember
2015 yaitu sebesar 2,56 ini lebih baik bila dibandingkan dengan
tahun 2014 yang mencapai 7.28. Dan Bila dibandingkan dengan
tingkat inflasi nasional yang mencapai 3.35, inflasi di Kota
Mojokerto lebih baik.
1.1.3.3 Indikator-PDRB per kapita
Pendapatan per kapita merupakan sebuah indikator yang sangat dikenal,
terutama oleh para birokrat yang berkecimpung dalam penanganan
peningkatan kemakmuran masyarakat. PDRB Perkapita adalah PDRB
dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Besaran ini
dipengaruhi oleh jumlah penduduk pertengahan tahun dalam arti bahwa
semakin tinggi jumlah penduduk akan semakin kecil besaran PDRB per
kapita wilayah tersebut. Semakin tinggi PDRB perkapita suatu wilayah
semakin baik tingkat perekonomian wilayahnya, walaupun ukuran ini tidak
dapat memperlihatkan kesenjangan pendapatan antar penduduk.
Meskipun masih terdapat keterbatasan, indikator ini cukup memadai untuk
mengetahui tingkat perekonomian suatu wilayah dalam lingkup makro,
paling tidak sebagai acuan memantau kemampuan suatu daerah dalam
menghasilkan produk domestik barang dan jasa wilayah tersebut.
Pada umumnya PDRB per kapita disajikan berdasarkan Atas
Dasar Harga Berlaku, karena PDRB per kapita selain dipengaruhi faktor
produksi juga dipengaruhi oleh harga barang/jasa. Namun gambaran
tersebut tidak dapat langsung dijadikan sebagai ukuran peningkatan
ekonomi maupun penyebaran di setiap strata ekonomi karena pengaruh
inflasi sangat dominan dalam pembentukan PDRB Atas Dasar Berlaku.
Grafik3.5PDRB Per Kapita Kota Mojokerto 2011–2015
(Juta Rupiah)
Sumber: BPS Kota Mojokerto
Dari gambar dibawah tampak bahwa PDRB per kapita Kota
Mojokerto lima tahun terakhir setiap tahun meningkat. Pada Tahun
2011 PDRB per kapita Kota Mojokerto telah mencapai sekitar 27,25
juta rupiah. Tahun 2012, 2013 dan 2014 PDRB per kapita Kota
Mojokerto berturut-turut mencapai 29,89 juta, 32,60 juta dan 35,55
juta rupiah. Pada tahun 2015, PDRB per kapita Kota Mojokerto
27.2529.89
32.6035.55
38.96
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
2011 2012 2013 2014 2015
mencapai 38,96 juta atau meningkat 9,59 persen dibanding tahun
sebelumnya. Hal ini menunjukkan, bahwa secara umum
kesejahteraan masyarakat Kota Mojokerto dari tahun ke tahun
semakin membaik.
1.2 Tujuan-Mengembangkan SDM yang kompetitif dan komparatif
Tujuan mengembangkan SDM yang kompetitif dan komparatif mempunyai 1
sasaran yaitu Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme SDM
Capaian Sasaran-Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme SDM pada
tahun 2015 apabila dibandingkan tahun 2014, tersaji dalam tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7
Capaian indikator kinerja sasaran strategis-1.2.1
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2015
Target Realisasi Capaian
(1) (5) (6) (7)=(6/5X100)
1.2.1 Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme SDM
1.2.1.1 Cakupan Pejabat eselon 3 dan 2 yang sesuai kompetensi
65% 71,29% 109.68%
Indicator-Cakupan Pejabat eselon 3 dan 2 yang sesuai kompetensiini
merupakan indicator baru. Berdasarkan hasil assesment yang dilakukan oleh
badan kepegawaian, terdapat 52 orang dari 104 pejabat eselon 3 atau mencapai
50% pejabat eselon 3 yang sesuai dengan kompetensinya sedangkan ada 25
orang pejabat eselon 2 dari 27 pejabat eselon 2 atau mencapai 92,59% yang
sesuai dengan kompetensinya. Apabila dijumlah antara pejabat eselon 3 dengan
eselon 2 maka realisasi kinerja indikator-Cakupan Pejabat eselon 3 dan 2 yang
sesuai kompetensi adalah 1%. Ketercapaian target ini karena kegiatan
assesment inii baru pertama kali tetapi dijadikan sebagai dasar mutasi pegawai.
Dan Pemerintah Kota Mojokerto akan terus berupaya menjadikan aparaturnya
sebagai aparatur yang kompeten dengan memberikan pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta tetap menjadikan hasil
assesment sebagai salah satu dasar mutasi pejabat, agar nantinya semua
jabatan diisi oleh orang yang berkompenten.
Misi-2 :2. Menyediakan produk, jasa dan layanan yang maju
dan berdaya saing tinggi
Capaian Misi-2 dengan satu tujuan yaitu 2.1. Menjadikan Kota Mojokerto sebagai sentra
layanan pendidikan, kesehatan, perdagangan barang/jasa, bisnis dan investasidan 1
sasaran, yang bila dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun sebelumnya
dapat dilihat pada tabel (3.8)berikut ini.
Tabel 3.8Capaian Indikator kinerja sasaran strategis-2.1.1 tahun 2014 dan 2015
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisasi Capaian Target Realisa
si Capaian
(1) (2) (3) (4)=3/2X100 (5) (6) (7)=(6/5X100)
2.1.1 Meningkatnya kinerja dan kualitas layanan pemerintah
2.1.1.1 Persentase Unit pelayanan yang Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) bernilai baik
15% 11,43% 76.2%
2.1.1.2 Nilai SAKIP CC C CC CC 100%
Capaian sasaran-2.1.1 dapat diukur melalui 2 indikator kinerja yang masing-
masing diuraikan sebagai berikut :
2.1.1.1 Indikator-persentase Unit pelayanan yang Survey Kepuasan
Masyarakat (SKM) bernilai baik
Yang dimaksud dengan survey kepuasan masyarakat dengan kategori
baik adalah hasil survey kepuasan masyarakat yang nilainya 62,51 – 81,
25. Dari 105 unit pelayanan masyarakat yang terdiri :
- 68 unit pelayanan di Dinas Pendidikan yaitu sekolah negeri dari TK
sampai SMA/SMK
- 7 unit di Dinas Kesehatan
- 3 unit di RSUD
- 18 kelurahan
- 18 SKPD
ada 12 unit pelayanan masyarakat yang survey kepuasan
masyarakatnya kategori baik, realisasi kinerjanya mencapai 11,43%.
Adapun Rincian survey kepuasan masyarakat tersaji dalam tabel berikut
ini :
Tabel3.9
Hasil survey kepuasan masyarakat
NO. NAMA SKPD NILAI SKM
1 2 3
1. Kantor pelayanan perijinan terpadu 76,35
1 2 3
1 2 3
2. Kecamatan Prajurit Kulon 80.95
3. Kecamatan Magersari 83,52
4. Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil 73,98
Dinas Kesehatan
5. UPT Puskesmas Kedundung 79,29
6. UPT Puskesmas Gedongan 81,45
7. UPT Puskesmas Wates 79,86
8. UPT Puskesmas Mentikan 79,38
9. UPT Puskesmas blooto 81,29
10 rawat Inap RSUD 74,77
11. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi 85
12. Badan Kepegawaian 64
Capaian kinerja indikator ini masih rendah, sehingga di tahun 2016 ini
akan di lakukan pembinaan agar semua unit pelayanan masyarakat di
lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto mengadakan survey kepuasan
masyarakat untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan
masyarakat dan kemudian diambil langkah-langkah perbaikan demi
terlaksananya Kota Mojokerto sebagai Service City.
2.1.(2) Indikator-2 :. Nilai SAKIP
Sesuai dengan Surat dari kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor : B/602/D.I.PANRB/02/2016 tanggal 1
pebruari 2016 perihal Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Tahun 2015, Nilai Sakip Kota Mojokerto adalah 55,40
atau dengan predikat penilaian CC. Hasil Evaluasi ini menunjukkan
bahwa akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Mojokerto cukup baik, taat
kebijakan, memiliki sistem yang dapat dipertanggungjawabkan tetapi
masih perlu perbaikan walau tidak mendasar. Nilai Sakip ini mengalami
kenaikan yang cukup banyak sebanyak 13,99 point dibandingkan dengan
tahun 2014 yang hanya 41.41 atau dengan predikat penilaian C.
Tentu hasil ini belum maksimal, Apalagi bila dibandingkan dengan
propinsi Jawa Timur yang nilai SAKIP nya adalah A, kota Mojokerto masih
jauh tertinggal. Untuk itu ke depannya Pemerintah Kota Berkeinginan
untuk terus melakukan pembenahan terhadap sistem akuntabilitas
kinerjanya, Untuk itu Pemerintah Kota Mojokerto di tahun 2016 akan
melakukan :
1. Reviu RPJM
2. Meningkatkan kualitas evaluasi SAKIP SKPD
3. Membuat dan melaksanakan Perjanjian Kinerja sampai eselon
terbawah
4. Membuat sistem aplikasi untuk monitoring PK
5. Menyelaraskan antara perencanaan dengan dokumen keuangan
dalam satu aplikasi
Misi-3 :3. Menyediakan infrastruktur dan sarana prasarana yang baik dan
memadai
Capaian indikator pada pada Misi-3 dengan 1 tujuan yaitu3.1. Mengembangkan
infrastruktur dan sarana prasarana Kota Mojokerto yang layak sebagai service city dan
4 sasaran yaitu :
3.1.1. Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pemerintahan
Capaian indikator sasaran strategis ini pada tahun 2015 bila dibandingkan
dengan capaian pada tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut ini
:
Tabel 3.10
Capaian Indikator kinerja sasaran Startegis-3.1.1 Tahun 2014-2015
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
(1) (2) (3) (4)=3/2X100 (5) (6) (7)=(6/5X100)
3.1.1 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pemerintahan3.1.1.1 Persentase gedung pemerintahan
yang baik85% 85,71% 100,87% 90 % 93,61% 104.01%
Menurut data yang ada di Dinas Pendapatan, penggelolaan keuangan dan aset,
pada tahun 2015 dari 29 gedung pemerintahan yang baik berjumlah 26 sedang
yang kategori rusak ada 3 yaitu
1. Gedung pemerintahan dinas Kesehatan
2. Gedung pemerintahan Badan keluarga Berencana dan pemberdayaan
Perempuan
3. Gedung eks Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Jumlah ini mengalami kenaikan karena pada tahun 2015, karena
pembangunankantor Inspektorat dan kantor Perpustakaan dan arsip yang
dilaksanakan pada tahun 2014 dan baru ditempati pada tahun 2015
3.1.2. Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pendidikan dan
kesehatan
Capaian indikator sasaran strategis ini pada tahun 2015 bila dibandingkan
dengan capaian pada tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut ini
:
Tabel 3.11Capaian Indikator kinerja sasaran Startegis-3.1.2 Tahun 2014 – 2015
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
(1) (2) (3) (4)=3/2X100 (5) (6) (7)=(6/5X100)
3.1.1 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan
3.1.1.1 Persentase gedung sekolah dalam kondisi baik.
85% 87,19% 102,57% 87,50% 88,50% 101,14%
3.1.1.2 Persentase sarana prasarana kesehatan dalam kondisi baik
80 76% 95% 84% 76% 90,48%
Adapun analisa capaian indikator kinerja sasaran strategis-Meningkatnya
infrastruktur dan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan sebagai berikut :
3.1.2.1 Indikator : Persentase gedung sekolah dalam kondisi baik
Pada Tahun 2015, gedung sekolah dalam kondisi baik adalah sebanyak
2731 dari jumlah keseluruhan sebanyak 3086 atau mencapai 88,50%.
Dibandingkan dengan tahun 2014 kondisi ini jauh lebih baik 1,31 %,
sebab pada tahun 2014 kondisi gedung sekolah yang baik hanya
mencapai 87,19% yaitu dari 2911 gedung sekolah yang ada, ada 373
gedung sekolah yang rusak baik rusak ringan maupun rusak berat.
Adapun rincian gedung sekolah yang baik menurut jenjang pendidikan
terdapat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.12
Gedung sekolah berdasarkan jenjang sekolah dan kondisi
No Jenjang Total gedung gedung dalam
kondisi baik
Gedung dalam
kondisi rusak
1. SD/MI 1361 1075 286
2. SMP/MTs 766 720 46
3. SMA/MA 456 445 11
4. SMK 426 424 2
5. SLB 77 67 10
JUMLAH 3086 2731 355
3.1.2.2 Indikator :Persentase sarana prasarana kesehatan dalam kondisi baik
Di tahun 2015, dari 25 sarana prasarana kesehatan baik yang ada di
dinas Kesehatan (yang meliputi 5 puskesmas induk dan 14 Puskesmas
pembantu) dan di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo terdapat 19 atau
mencapai 76% sarana prasarana yang baik. Sedangkan sisanya
merupakan sarana prasarana kesehatan dengan kondisi kurang baik
yang tersebar di Puskesmas Induk Blooto, Puskesmas Induk Mentikan,
Puskesmas Pembantu Pulorejo, Puskesmas Pembantu Surodinawan,
Sentanan. Kondisi ini sama dengan realisasi di tahun 2014 yang juga
mencapai 76 %.
Untuk perbaikan sarana prasarana yang kondisinya kurang baik akan
dilakukan di tahun 2016.
3.1.3. Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana perekonomian
Capaian indikator sasaran strategis ini pada tahun 2015 bila dibandingkan
dengan capaian pada tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel 3.13 berikut ini
:
Tabel 3.13
Capaian Indikator kinerja sasaran Startegis-3.1.3 Tahun 2014 - 2015
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
(1) (2) (3) (4)=3/2X100 (5) (6) (7)=(6/5X100)
3.1.3 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana perekonomian
3.1.3.1 Rasio panjang jalan kota dalam kondisi baik
40% 39.42% 98.55% 42% 41,63% 98.48%
3.1.3.2 Rasio panjang jembatan dalam kondisi baik
95% 100% 105,26% 100% 100% 100%
Adapun analisa capaian indikator kinerja sasaran strategis-Meningkatnya
infrastruktur dan sarana prasarana perekonomian sebagai berikut
3.1.3.1Indikator-Rasio panjang jalan kota dalam kondisi baik
Panjang jalan dalam kondisi baik adalah Jalan yang nilai RCI dan IRI
sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan
Jalan.
Di tahun 2015 panjang jalan di kota dalam kondisi baik adalah 57.059 km
atau mencapai 41.63% dari panjang jalan kota yang sebesar 137.069
km. Sedangkan jalan kota yang mengalami rusak sedang sebesar
64.644 km atau 47.16% sedangkan yang rusak sebesar 7.655km atau
5,58% dan yang rusak berat tidak ada. Dibandingkan dengan tahun
2014, dimana dengan panjang jalan kota sebesar 137.069 km, panjang
jalan kota dalam kondiisi baik sebesar 54.032 km atau 39,42 % atau
mengalami kenaikan sebesar 2.21%. Capaian yang bagus ini
dikarenakan ada unit pemeliharaan rutin jalan yang cepat dan responsif
untuk perbaikan jalan sedang, dan ada program pemeliharaan jalan lapis
ulang/peningkatan jalan untuk jalan yang rusak dan rusak berat.
3.1.3.2 Indikator-Rasio panjang jembatan dalam kondisi baik
Yang dimaksud dengan Jembatan dalam kondisi baik sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan
adalah jembatan dengan nilai kondisi (NK) dalam kondisi baru, tanpa
kerusakan . elemen jembatan dalam kondisi baik
Di Mojokerto ada 12 jembatan yang menjadi penghubung antar wilayah,
jembatan itu antara lain :
Tabel 3.14
Nama dan kondisi jembatan
No. Nama jembatan Sungai Kondisi
1 Jembatan gajah mada Brantas Baik
2 Jembatan lama aloon-aloon Brantas Baik
3 Jembatan tribuana tungga dewi Brangkal Baik
4 Jembatan wahid hasyim Brangkal Baik
5 Jembatan prapanca Brangkal Baik
6 Jembatan pulorejo Brangkal Baik
7 Jembatan Pahlawan Sadar Baik
8 Jembatan Raden Wijaya Sadar Baik
9 Jembatan Meri Sadar Baik
10 Jembatan Kuti Sadar Baik
11 Jembatan Raden Wijaya Sadar Baik
12. Jembatan Kranggan Sadar Baik
Kondisi 12 jembatan di kota Mojokerto semua dalam kondisi baik, hal ini
dikarenakan ada program pemeliharaan jembatan. Dan keadaan ini
sama dengan keadaan di tahun 2014 dimana 12 jembatan semua
kondisinya baik. Hal ini dikarenakan ada kegaiatan pemantauan dan
pemeliharaan secara rutin.
3.1.4 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana lingkungan dan
bangunan perkotaan
Sasaran-Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana lingkungan dan
bangunan perkotaanyang mempunyai 1 (satu) indikator. Adapun capaian kinerja
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.15Capaian Indikator kinerja sasaran Startegis-3.1.4 Tahun 2014 - 2015
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
(1) (2) (3) (4)=3/2X100 (5) (6) (7)=(6/5X100)
3.1.4 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana lingkungan dan bangunan perkotaan
3.1.4.1 Panjang jalan yang memiliki trotoar Panjang drainase/saluran pembuangan air
32.89 km
57,99 km
32.89 km
57.99 km
100%
100%
33.00 km
57,99 km
32.89 km
57.99 km
100%
100%
3.1.4.1 Indikator-Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran
pembuangan air
Panjang Jalan yang memiliki trotoar di Kota Mojokerto adalah 31.89 km
sedang panjang jalan yang belum bertrotoar 12.48 km. Kondisi ini tidak
berubah dari tahun 2014. Hanya saja pada tahun 2015 ada trotoar yang
diperbaiki yaitu di jalan Mojopahit selatan. Sedangkan panjang
drainase/saluran pembuangan air baik di tahun 2014 maupun tahun
2015 tidak ada penambahan yaitu 57,99 km
Misi-4 :4. Meningkatkan kenyamanan, keamanan dan ketentraman lingkungan
Misi-4 yang mempunyai 3 tujuan, antara lain :
4.1. Menjadikan Kota Mojokerto sebagai daerah yang aman, tertib, dan tentram.
Tujuan-Menjadikan Kota Mojokerto sebagai daerah yang aman, tertib, dan tentram
mempunyai 2 sasaran strategis yaitu :
4.1.1. Menurunnya angka kriminalitas dan pelanggaran hukum/peraturan/norma
Capaian indikator sasaran strategis ini pada tahun 2015 bila dibandingkan
dengan capaian pada tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.16
Capaian Indikator kinerja sasaran Startegis-4.1.1 Tahun 2014 - 2015
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisa
si Capaian Target
Realisasi
Capaian
(1) (2) (3) (4)=3/2X100 (5) (6) (7)=(6/5X100)
4.1.1 Menurunnya angka kriminalitas dan pelanggaran hukum/peraturan/norma
4.1.1.1 Persentase menurunnya gangguan KAMTIBMAS
5% 6% 120% 8% -36,36% -454,50%
4.1.1.2 Persentase menurunnya pelanggaran PERDA
10% 10% 100% 10% 21,39% 213.90%
Adapun analisa capaian indikator kinerja sasaran strategis-Menurunnya angka
kriminalitas dan pelanggaran hukum/peraturan/norma sebagai berikut :
4.1.1.1 Indikator-Persentase menurunnya gangguan KAMTIBMAS
Gangguan kamtibmas selama tahun 2015 berjumlah 15 kejadian. Mengalami
kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang berjumlah 11 kejadian .
adapun rincian perbandingan jumlah kejadian berdasarkan jenis gangguan
kamtibmas dapat dilihat pada tabel berikut ini
Grafik 3.6
Jumlah gangguan kamtibmas
Kegagalan pencapaian target indikator ini ada pada naiknya kasus penipuan
dan perjudian. Untuk itu perlu dilakukan tindakan prevetif baik berupa
penyuluhan maupun razia perjudian.
00.5
11.5
22.5
33.5
44.5
tahun 2014
tahun 2015
4.1.1.2 Indikator-Persentase menurunnya pelanggaran PERDA
Capaian indikator menurunnya pelanggaran perda pada tahun 2015 ini
mengalami kenaikan. Jika pada tahun 2014 pelanggaran perda berjumlah 261
pelanggaran perda yang didominasi oleh banyaknya pemasangan bendera
partai maupun bendera calon legislatif yang pada saat itu berkampanye
pemilihan legislatif yang melanggar perda nomor 12 tahun 2010maka pada
tahun 2015 turun menjadi 215 pelanggaran perda Menurunnya jumlah
pelanggaran perda di tahun 2015 ini disebabkan satpol pp melakukan
penertiban secara intensif dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
4.1.2. Meningkatnya peran nilai-nilai agama, etika, norma budaya dan wawasan
kebangsaan sebagai landasan moral bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
Capaian indikator sasaran strategis ini pada tahun 2015 bila dibandingkan
dengan capaian pada tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel 3.17berikut ini
:
Tabel 3.17
Capaian Indikator kinerja sasaran Startegis-4.1.2 Tahun 2014 - 2015
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
(1) (2) (3) 7=3/2X100 (5) (6) (7)=(6/5X100)
4.1.2 Meningkatnya peran nilai-nilai agama, etika, norma budaya dan wawasan kebangsaan sebagai landasan moral bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
4.1.2.1 Sanggar seni yang aktif melatih budaya lokal
26 26 100% 27 26 96,30%
4.1.2.2 Organisasi keagamaan yang aktif
15% 6,23% 41,53% 20% 21,79% 108,95%
Adapun analisa capaian indikator kinerja sasaran strategis-Meningkatnya peran
nilai-nilai agama, etika, norma budaya dan wawasan kebangsaan sebagai
landasan moral bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai berikut :
4.1.2.1Indikator-Sanggar seni yang aktif melatih budaya lokal
Di Mojokerto ada 26 kelompok/sanggar seni yang selalu aktif mengembangkan
budaya lokal seperti karawitan, wayang kulit dan lainnya. Memang
dibandingkan dengan target kinerjanya belum memenuhi target yaitu berjumlah
27 sanggar seni, hal ini disebabkan karena ada kendala terkait dengan
perubahan SKPD. Adapun sanggar seni yang aktif melatih budaya lokal
menurut jenis atau cabang seni tersaji dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.18
Sanggar seni berdasarkan jenis/cabang seni lokal
NO. JENIS/CABANG SENI JUMLAH YANG AKTIF
1 Jarang Kepang 4
2 Ludruk 4
3 Campur sari 4
4 Wayang kulit 2
5 Sanggar seni 1
6 Kuda lumping 3
7 Reog 3
8. Mocopotan 1
9 Tari 2
10 Karawitan 2
JUMLAH 26
4.1.2.2 Indikator-Organisasi keagamaan yang aktif
Yang dimaksud dengan organisasi keagamaan yang aktif ini adalah organisasi
keagamaan yang ber SKT (Surat Keterangan Terdaftar). Pada tahun 2015 ini
jumlah organisasi keagamaan yang aktif adalah sebanyak 56 organisasi atau
21,79% dari jumlah seluruh organisasi keagamaan yang berjumlah 257
organisasi. Capaian kinerja indikator ini pada tahun 2015 mengalami kenaikan
15.56 % bila dibandingkan dengan capaian kinerja di tahun 2015, dimana pada
tahun 2014 hanya ada 16 organisasi keagamaan yang aktif atau mencapai
6,23% dibandingkan dengan jumlah seluruh organisasi keagamaan yang ada
sebanyak 257 organisasi. Hal ini dikarenakan instansi terkait melakukan upaya
pembinaan kepada organisasi masyarakat.
4.2. Menjadikan Kota Mojokerto sebagai daerah yang nyaman
Tujuan-Menjadikan Kota Mojokerto sebagai daerah yang nyaman, mempunyai 2
sasaran strategis yaitu :
4.2.1. Meningkatnya lingkungan yang sehat, indah, bersih, hijau, asri, dan bebas
polusi
Capaian indikator sasaran strategis ini pada tahun 2015 bila dibandingkan
dengan capaian pada tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.19
Capaian Indikator kinerja sasaran Strategis-4.2.1 Tahun 2014 - 2015
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
(1) (2) (3) (4)=3/2X100 (5) (6) (7)=(6/5X100)
4.2.1 Meningkatnya lingkungan yang sehat, indah, bersih, hijau, asri, dan bebas polusi
4.2.1.1 Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH)
16 % 15,63%. 97.69% 16,5% 16,05% 97,27%
4.2.1.2 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
CO2e 590.952
ton
CO2e 632.971
ton
93.36%
4.2.1.3 Persentase rumah sehat 85% 85,29% 100,34% 89% 89,49% 100,55%
Adapun analisa capaian indikator kinerja sasaran strategis-Meningkatnya
lingkungan yang sehat, indah, bersih, hijau, asri, dan bebas polusi, sebagai
berikut :
4.2.1.1 Indikator Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Sampai saat ini Kota Mojokerto hanya memiliki RTH sebanyak 264 ha
dari 1.646 ha atau sebesar 16,05% yang terdiri dari 4,33%. Keadaan ini
masih jauh dari amanat Undang-Undang penataan Ruang Nomor 26
Tahun 2007 dimana RTH itu harus 30% yang terdiri dari 20% publik dan
10 % privat. Tetapi realisasi ini mengalami kenaikan sebesar 0,42 jika
dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya 15,63%. Kenaikan Ruang
terbuka hijau ini disebabkan pemerintah kota menambah taman seperti
taman di jln benteng pancasila dan hutan kota di Pulorejo. Sedang
kendala yang dihadapi oleh pemerintah Kota dalam menambah ruang
terbuka hijau terutama ruang terbuka hijau publik antara lain :
1. Terbatasnya lahan yang dijadikan RTH publik, mengingat luas kota
Mojokerto hanya 16,46 km2 dan sebagian besar lahan tersebut
merupakan lahan yang sudah terbangun
2. Terbatasnya anggaran APBD Kota Mojokerto yang dapat
dialokasikan untuk pengadaan lahan baru guna menambah
prosentase RTH publik.
3. Masih adanya pengalihan fungsi lahan RTH untuk fungsi lain diluar
RTH.
4.2.1.2 Indikator Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
Pada tahun 2015 emisi yang dihasilkan di kota Mojokerto adalah sebesar CO2e
632.971 ton. Emisi gas rumah kaca ini berasal dari sektor pemerintahan, sektor
energi dan transportasi, sektor pertanian serta limbah. Dibandingkan dengan
emisi gas rumah kaca pada tahun 2010 sebesar CO2e 512.436 ton, keadaan di
tahun 2015 mengalami kenaikan tajam. Untuk itu Pemerintah Kota Mojokerto
bersama dengan masyarakat melakukan berbagai kegiatan antara lain :
1. Pengurangan sampah melalui pprogram 3R (Reduce, Reuse dan recycle)
Yang meliputi :
a. Pembentukan bank sampah di tingkat RW
b. Pemerian bantuan komposter
c. Mengoptimalkan pengurangan sampah di TPA randegan
2. Penambahan Ruang Terbuka Hijau dengan membangun hutan kota di
Kelurahan Pulorejo melalui program Corporate Social Responsibiliy (CSR)
seluas 2 ha
3. Pengelolaan limbah cair domestik dengan melakukan pengaktifan 23
sanimas dan pembangunan IPAL komunal
4.2.1.3 Indikator Persentase rumah sehat
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu
1. Memiliki jamban sehat
2. Sarana air bersih
3. Tempat pembuangan sampah
4. Sarana pembuangan air limbah
5. Ventilasi yang baik
6. Kepadatan hunian sesuai
7. Lantai rumah yang bukan dari tanah
Jumlah rumah sehat sebanyak 29.526 rumah atau 89,49% dari total rumah
yang ada yaitu 32.990 rumah. Jumlah rumah sehat ini mengalami kenaikan dari
tahun 2014 yang tercatat sebesar 85,29%. Hal ini disebabkan dinas terkait
melakukan pembinaan sehingga sampai 2015 hanya ada 3.721 rumah yang
belum sehat. Dan rumah yang belum sehat ini akan terus diupayakan
pembinaan sehingga semua rumah di Kota Mojokerto menjadi rumah yang
sehat.
4.2.2. Meningkatnya tata ruang yang kondusif bagi pengembangan siosial-
ekonomi serta memperhatikan daya dukung lingkungan dan aspek
konservasi
Capaian indikator sasaran strategis ini pada tahun 2015 bila dibandingkan
dengan capaian pada tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel 3.20 berikut :
Tabel 3.20Capaian Indikator kinerja sasaran Strategis-4.2.2 Tahun 2014 – 2015
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
(1) (2) (3) (4)=3/2X100 (5) (6) (7)=(6/5X100)
4.2.2 Meningkatnya tata ruang yang kondusif bagi pengembangan siosial-ekonomi serta memperhatikan daya dukung lingkungan dan aspek konservasi
4.2.2.1 Persentase pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW
87,48 87.01 99,46% 89% 88,7% 99,73%
Persentase pemanfaatan ruang didominasi oleh Penggunaan lahan tidak
terbangun, memiliki prosentase sebesar 60,67%. Penggunaan lahan tidak terbangun
didominasi oleh lahan sawah, kebun, hutan kota, taman, taman pemakaman umum
(TPU), lapangan, kolam, tempat pemrosesan akhir sampah (TPAS), perikanan, jalan.
Sedang sisanya sebesar 39,36% pemanfaatan ruang untuk lahan terbangun yang
didominasi oleh perumahan,perdagangan dan jasa, industri, pertanahan dan keamanan,
terminal/ stasiun dan gardu listrik.
Untuk pemanfaatan ruang yang sesuai dengan RTRW Kota Mojokerto 2012-2032,
ternyata mencapai 14,61 km2 atau mencapai 88,73% dari keseluruhan luas wilayah
kota sebesar 16,46 km2, dibandingkan dengan target kinerja sebesar 89%, capaian
indikator ini tercapai walau tidak 100%. Ketercapaian target indikator ini dikarenakan
Satpol PP dan instansi terkait melakukan upaya penertiban terutama bangunan
lahannya tidak sesuai dengan peruntukan.
4.3. Mengembangkan kewaspadaan dan kesiagan terhadap bencana
Tujuan-Mengembangkan kewaspadaan dan kesiagan terhadap bencana hanya
mempunyai 1 sasaran strategis yaitu :
4.3.1. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapan penanggulangan bencana
Capaian indikator sasaran strategis ini pada tahun 2015 bila dibandingkan
dengan capaian pada tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabelberikut ini :
Tabel 3.21Capaian Indikator kinerja sasaran Startegis-4.3.1 Tahun 2014 – 2015
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisa
si Capaian Target Realisasi Capaian
(1) (2) (3) (4)=3/2X100 (5) (6) (7)=(6/5X100)
4.3.1 Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapan penanggulangan bencana
4.3.1.1 Persentase penanggulangan bencana sesuai SOP
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Adapun analisa capaian indikator kinerja sasaran strategis-Meningkatnya
kewaspadaan dan kesiapan penanggulangan bencana sebagai berikut :
Di tahun 2015, tidak ada bencana alam, tetapi bencana non alam terjadi 26 kali
dan semua penanggulangan bencana sudah dilakukan sesuai dengan SOP.
Tetapi kejadian bencana ini bila dibandingkan dengan kejadian di tahun 2014
mengalami kenaikan sebanyak 6 kejadian dari 26 kejadian. Adapun rincian
kejadian bencana dalam tabel berikut ini :
Grafik 3.7
Kejadian bencana berdasarkan jenisnya
C REALISASI ANGGARAN
Sebagaimana termuat dalam perjanjian kinerja Pemerintah Kota Mojokerto,
bahwa dalam rangka pencapaian sasaran strategis diperlukan anggaran, yang
realisasinya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.22
REALISASI ANGGARAN
NO.SASARAN
STRATEGIS PROGRAM ANGGARAN REALISASI %
1.1.1 Meningkatnya capaian indeks pendidikan
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Program Pendidikan Anak Usia Dini
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Program Pendidikan Menengah
Program Pendidikan Non Formal
Program Pendidikan Luar Biasa
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
74.000.000,00
2.497.614.750,00
30.226.647.550,00
16.483.118.550,00
44.915.500,00
121.300.000,00
1.179.860.000,00
992.479.500,00
659.125.000,00
112.812.500,00
67.722.000,00
2.387.681.820,00
13.766.108.180,00
6.177.680.100,00
597.460.100.00
93.142.100,00
906.053.400,00
949.324.700,00
534.074.020,00
92
96
46
38
93
77
77
96
81
1.1.2 Meningkatnya capaian indeks kesehatan
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
2.765.805.000,00 2.662.345.949,00 97
0
5
10
15
20
kebakaran banjir dangenangan air
tanah longsor sosial
2014
2015
Program Pengawasan Obat dan Makanan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan
78.940.000,00
591.373.000,00
870.315.050,00
3.120.325.000,00
625.360.000,00
239.954.000,00
64.017.150,00
85.830.000,00
60.861.200,00
326.826.400,00
774.262.750,00
2.785.124.050,00
275.680.000,00
208.579.000,00
62.161.000,00
81.489.875,00
77
56
89
89
44
87
98
95
Program Upaya Kesehatan Perorangan
Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Program Pengelolaan/ Penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Program Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Program pelayanan kesehatan penduduk miskin
Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
590.517.000,00
378.970.000,00
17.256.780.400,00
451.400.000,00
135.430.000,00
30.520.183.200,00
100.000.000,00
44.700.000,00
659.687.000,00
455.404.750,00
360.697.700,00
15.747.428.625,00
399.796.841,00
60.651.500,00
29.064.103.115,28
68.165.000,00
44.700.000,00
500.192.056,00
78
0,96
92
89
45
96
69
100
76
1.1.3 Meningkatnya capaian indeks pengeluaran per kapita
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan)
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
Program peningkatan produksi hasil peternakan
Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
137.244.000,00
230.965.000,00
30.000.000,00
36.400.000,00
124.580.000,00
42.770.000,00
135.362.000,00
153.725.000,00
29.100.000,00
36.400.000,00
121.988.950,00
38.410.000,00
99
67
97
100
98
90
Program peningkatan produksi peternakan
Program Peningkatan Ketahan Pangan(pertanian/perkebunan)
Program pengembangan pemasaran pariwisata
Program pengembangan Kemitraan
Program pengembangan pemasaran pariwisata
Program pengembangan Kemitraan
Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan
Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
Program pengembangan industri kecil dan menengah
Program peningkatan kemampuan teknologi industri
Program penataan struktur industri
Program pengembangan sentra-sentra industri potensial
Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil MenengahProgram Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil MenengahProgram Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
24.740.000,00
23.990.000,00
101.577.900,00
478.260.000,00
424.631.750,00
1.446.631.150,00
2.154.723.400,00
232.745.200,00
558.619.050,00
196.153.300,00
1.115.745.000,00
682.551.000,00
476.365.000,00
294.750.000,00
243.875.000,00
319.575.100,00
799.212.550,00
774.453.400,00
211.383.200,00
47.502.300,00
20.020.000,00
19.365.000,00
96.197.900,00
473.170.000,00
419.756.600,00
1.042.301.600,00
2.045.492.150,00
205.040.700,00
518.491.900,00
145.731.200,00
905.061.200,00
587.669.100,00
451.199.700,00
280.260.000,00
156.898.750,00
318.066.700,00
795.372.248,00
737.041.100,00
199.104.200,00
46.802.500,00
81
81
95
99
99
72
95
88
93
75
82
86
95
95
65
99
99
96
95
99
1.2.1 Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme SDM
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program Pendidikan Kedinasan
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
858.810.000,00
2.727.836.600,00
2.136.846.200,00
1.214.066.900,00
784.530.659,00
2.384.467.503,00
1.516.493.244,00
972.188.550,00
92
88
71
80
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
706.775.000,00
604.384.400,00
499.412.150,00
694.329.900,00
464.863.600,00
454.484.100,00
99
77
91
2.1.1 Meningkatnya kinerja dan kualitas layanan pemerintah
Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
954.972.800,00
355.905.000,00
76.000.000,00
272.351.600,00
783.962.200,00
315.520.800,00
54.776.950,00
254.224.500,00
82
89
72
94
3.1.1 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pemerintahan
Program peningkatan sarana prasarana aparatur
38.276.677775.250,00 34.9667.822.452,55 92
3.1.2 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan
Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata
433.000.000,00
8.747.659.000,00
5.395.297.400,00
318.320.000,00
8.328.483.689,06
5.0799.215.496,07
74
96
95
3.1.3 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana perekonomian
Program pembangunan jalan dan jembatan
Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatanProgram peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
27.542.642.200,00
6.378.854.000,00
328.100.000,00
10.230.057.900,00
5.031.821.748,00
258.440.500,00
38
79
79
3.1.4 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana lingkungan dan bangunan perkotaan
Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Pogram peningkatan pelayanan angkutan
Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas
Program Pengembangan Kinerja
24.145.000.000,00
4.095.600.000,00
1.152.127.800,00
2.689.597.100,00
1.500.130.000,00
3.080.849.500,00
166.218.600,00
3.803.837.500,00
1.136.419.450,00
2.632.816.330,00
1.478.375.800,00
1.497.305.800,00
6,88
93
99
98
99
48
Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Program pembangunan infrastruktur perdesaan
11.610.245.000,00
27.593.823.000,00
783.278.900,00
17.865.736.300,00
7
65
4.1.1 Menurunnya angka kriminalitas dan pelanggaran hukum/peraturan/norma
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal
Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat)
Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
350.000.000,00
919.005.000,00
810.309.000,00
344.593.550,00
39.776.000,00
100.000.000,00
216.605.900,00
344.508.000,00
916.984.750,00
810.299.000,00
343.948.000,00
38.426.000,00
99.999.200,00
200.524.900,00
99
99
99
99
97
99
93
4.1.2 Meningkatnya peran nilai-nilai agama, etika, norma budaya dan wawasan kebangsaan sebagai llandasan moral bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
Program Peningkatan Kualitas Pemahaman dan Pengamalan Agama dan Pembinaan Keagamaan
Program Pengembangan Nilai Budaya
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
Program peningkatan peran serta kepemudaan
1.409.975.000,00
2.239.775.000,00
94.021.450,00
366.522.000,00
245.150.000,00
329.150.000,00
1.242.772.950,00
2.209.618.750,00
275.597.900,00
303.258.000,00
226.262.150,00
273.490.400,00
89
99
94
83
93
83
4.2.1 Meningkatnya lingkungan yang sehat, indah, bersih, hijau, asri, dan bebas polusi
Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Program peningkatan pengendalian polusi
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
4.878.234.700,00
365.732.500,00
1.565.230.000,00
84.460.000,00
124.890.000,00
136.060.550,00
3.624.885.050,00
347.841.500,00
1.465.169.800,00
63.085.500,00
115.065.000,00
124.026.550,00
75
96
94
75
93
92
4.2.2 Meningkatnya tata ruang yang kondusif bagi pengembangan siosial-ekonomi
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
327.930.000,00 272.546.500,00 84
serta memperhatikan daya dukung lingkungan dan aspek konservasi
4.3.1 Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapan penanggulangan bencana
Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
305.721.000,00 294.020.500,00 96,17
Article III. BAB IV
Article IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kota Mojokerto disusun
sebagai bentuk pertanggungjawaban Pemerintah Kota Mojokerto berkaitan
dengan penyelengaraan pemerintahan pada tahun 2015 sebagai bahan
pengambilan keputusan dalam perencanaan tahun kedepannya.
Berdasarkan uraian Capaian Kinerja Sasaran yang merupakan Capaian
kinerja dari pengukuran Indikator Kinerja Utama atau Indikator Sasaran dalam
RPJMD Kota Mojokerto Tahun 2014-2019, yang merupakan Capaian sasaran
pada setiap sasaran dalam mencapai Visi misi Kota Mojokerto, dapat diuraikan
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Capaian Rata-rata Setiap sasaran
URAIAN SASARANCAPAIAN
KINERJA
CAPAIAN
ANGGARAN
1.1.1 Meningkatnya capaian indeks pendidikan99% 70%
1.1.2 Mningkatnya capaian indeks kesehatan81% 81%
1.1.3 Meningkatnya capaian indeks pengeluaran per kapita 107% 90%
1.2.1 Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme SDM 109,68% 86%
2.1.1 Meningkatnya kinerja dan kualitas layanan pemerintah 88% 85%
3.1.1 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pemerintahan 104,01% 92%
3.1.2 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan 96% 89%
3.1.3 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana perekonomian
99% 66%
3.1.4 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana lingkungan dan bangunan perkotaan
99% 65%
4.1.1 Menurunnya angka kriminalitas dan pelanggaran hukum/peraturan/norma -121% 98%
4.1.2 Meningkatnya peran nilai-nilai agama, etika, norma budaya dan wawasan kebangsaan sebagai llandasan moral bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
103% 91%
4.2.1 Meningkatnya lingkungan yang sehat, indah, bersih, hijau, asri, dan bebas polusi 97% 88%
4.2.2 Meningkatnya tata ruang yang kondusif bagi pengembangan siosial-ekonomi serta memperhatikan daya dukung lingkungan dan aspek konservasi
99,73% 84%
4.3.1 Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapan penanggulangan bencana 100% 96,17%
Dari data di atas, hamper sebagian besar sasaran strategis efisien dalam
pengertian capaian anggaran dengan capaian kinerjanya seimbang bahkan
lebih baik capaian kinerjanya kecuali pada sasaran strategis-4.1.1. Menurunnya
angka kriminalitas dan pelanggaran hukum/peraturan/norma.
B. UPAYA PERBAIKAN
Adapun upaya perbaikan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota
Mojokerto adalah sebagai berikut :
1. Sebagai kota yang pada tahun 2015 dinobatkan sebagai peringkat
keempat kota smart city dan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik
dan bersih Pemerintah Kota Mojokerto akan menggunakan perangkat
Tekhnologi Informasi dan menyempurnakan Standar Operasional
Prosedur terutama di Unit Playanan Masyarakat
2. Melaksanakan assesment atau fit and propertest sebelum melakukan
mutasi pegawai agar di peroleh pejabat yang kompeten, kapabel dan
berintegritas.
3. Bahwa untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam proses
pembangunan, hasil Musrenbang Kelurahan, Kecamatan dan Kota
dilakukan forum diskusi SKPD untuk mengintegrasikan berbagai masukan
ke dalam kegiatan dan anggaran masing-masing SKPD termasuk
menggunakan aplikasi pengaduan berbasis tehnologi informasi .
4. Bahwa untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dilakukan dengan
mengintegrasikan setiap program/kegiatan dengan yang lain, seperti
Gerakan PSN yang selama ini hanya memantau jentiik nyamuk, maka di
tahun ini dan selanjutnya, kegiatan PSN juga dibarengi dengan kegiatan
penyuluhan kesehatan dan mendata keadaan infrastuktur.
5. Di Kota Mojokerto Kurangnya Ruang Terbuka hijau terutama ruang
terbuka hijau publik, untuk itu harus dilakukan penambahan ruang terbuka
hijau dengan menambah taman-taman kota, yang berfungsi sebagai
ruang terbuka hijau juga sebagai sarana rekreasi warga kota
6. Untuk menumbuhkan perekonomian di wilayah barat maka akan dibangun
jembatan rejoto yang menghubungkan antara pulorejo dan blooto
Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Mojokerto yang
menggambarkan Capaian Kinerja tiap-tiap Misi pada Tahun 2015 dalam
mendukung pencapaian Visi Kota Mojokerto yaitu sehat, cerdas, sejahtera dan
bermoral.
Mojokerto, Maret 2015
WALIKOTA MOJOKERTO
MAS’UD YUNUS
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan
dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah
ini :
Nama : Drs. H. MAS’UD YUNUS
Jabatan : Walikota Mojokerto
Pada tahun 2015 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai
lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah
seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan
kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Mojokerto, 30 Januari 2015
WALIKOTA MOJOKERTO
Drs. H. MAS’UD YUNUS
LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2015
SASARAN Indikator Target 2015
1 2 3
Meningkatnya capaian indeks Angka melek huruf 93
Pendidikan Angka rata-rata lama sekolah 9,76
Angka partisipasi kasar
a. Partisipasi Sekolah Usia SD – MI (7-12 th) 138,08
b. Partisipasi Sekolah Usia SLTP – MTs (13- 15 thn) 144,05%
c. Partisipasi Sekolah Usia SLTA – MA (16-18 thn) 164,51%
Angka pendidikan yang ditamatkan
a. Angka pendidikan yang ditamatkan SD/MI 100%
b. Angka pendidikan yang ditamatkan SLTP/MTs 100%
c. Angka pendidikan yang ditamatkan SMA/SMK/MA 100%
Angka Partisipasi Murni
a. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 122,63%
b. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 112,33%
c. Angka Partisipasi Murni (APM)) SMA/SMK/MA/Paket C 123,19%
Angka pendidikan yang ditamatkanSMA/MA 98%
Angka kelulusan (AL) SD/MI 100%
Angka kelulusan (AL) SMP/MTs 98%
Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 98%
Angka pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs 98%
APK Inklusi Pendidikan Menengah SMA/SMK/MA 60%
Meningkatnya capaian indeks Angka kelangsungan hidup bayi 12.1
Kesehatan Angka usia harapan hidup 71.35
Persentase balita gizi buruk 1.75
Meningkatnya capaian indeks Pertumbuhan PDRB 5.14
pengeluaran per kapita Laju inflasi kota mojokerto 3.83
PDRB per kapita 26,288,180
Meningkatnya kompetensi dan Tingkat pendidikan dan kompetensi aparatur(S1) 80%
profesionalisme SDM Tingkat pendidikan dan kompetensi aparatur(S2) 60%
Cakupan Pejabat Eselon II dan III yang sesuai Kompetensi 75%
Meningkatnya kinerja dan Jumlah pelayanan SKPD dengan pemanfaatan teknologi informasi 24 SKPD
kualitas layanan pemerintah UPT menerapkan sistim manajemen mutu Pelayanan 8
Meningkatnya infrastruktur Peningkatan jumlah kunjungan 730
dan sarana prasarana Ratarata tempat tidur tidak ditempati 25%
Pendidikan dan Kesehatan Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan Penduduk 0.0012
Pasien Rawat inap RS 16%
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 0.0012
Meningkatnya Infrastruktur dan Rasio panjang jalan kabupaten dalam kondisi Baik 65
Sarana prasarana perekonomian Rasio panjang jalan kota dalam kondisi baik 65
Meningkatnya infrastruktur dan Terkelolanya taman di kawasan perkotaan(lokasi) 65
sarana Prasarana Lingkungan Kondisi jaringan jalan local 65
Dan bangunan perkotaan Cakupan petugas perlindungan masyarakat(Linmas) 85%
Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk 15%
pemenuhan kebutuhan dasar
Menurunnya angka Cakupan patroli petugas Satpol PP 80%
kriminalitas dan Pelanggaran Tingkat penyelesaian pelanggaran K3(ketertiban, ketentraman, 75%
keindahan)
hukum/peraturan/norma Cakupan Patroli Wilayah 65%
Kegiatan pembinaan politik daerah 1
Meningkatnya peran nilai-nilai Cakupan Kajian Seni 50%
agama, etika, norma budaya Cakupan Gelar Seni 50%
dan wawasan kebangsaan sebagai Cakupan Fasilitasi Seni 50%
landasan moral bermasyarakat, Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 5
berbangsa dan bernegara
Meningkatnya lingkungan yang Meningkatnya kebersihan dan penghijauan 75%
sehat, indah, bersih, hijau, asri, Lingkungan
dan bebas polusi Lokasi pemantauan uji emisi udara (lokasi) 75%
Jumlah Septictank 75%
Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor 85%
dan Sumber Mata Air
1 2 3
Meningkatnya tata ruang yang Jumlah pelanggaran kegiatan ekonomi yang merusak lingkungan 0%
kondusif bagi pengembangan Jumlah pelanggaran yang ditertibkan 100%
Sosial ekonomi serta Jumlah usaha dan atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi 100%
memperhatikan daya dukung dan teknis dan melakukan revegetasi lingkungan(kegiatan/usaha)
lingkungan dan aspek konservasi kajian instalasi pengontrol air limbah dan kajian studi aspek 1
manajemen IPAL terpadu
Meningkatnya kewaspadaan Kebijakan penanggulangan bencana daerah Ada
dan Kesiapan Penanggulangan
Bencana
PROGRAM ANGGARAN
1 Pendidikan Anak usia Dini Rp. 2.447.614.750,-
2. Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Rp. 31.987.284.550,-
3. Pendidikan Menengah Rp. 17.258.566.550,-
4. Pendidikan Non formal Rp. 644.915.500,-
5. Pendidikan Luar Biasa Rp. 121.300.000,-
6. Peningkatan Mutu Pendidik dan tenaga kependidikan Rp. 1.179.860.000,-
7. Manajemen Pelayanan Pendidikan Rp. 369.375.000,-
8. Pendidikan Tinggi Rp. 388.000.000,-
9. Obat dan perbekalan Rp. 2.687.825.000,-
10. Pengembangan Nilai Budaya Rp. 294.021.450,-
11. Pengelolaan Kkekayaan Budaya Rp. 366.522.000,-
12. Pengelolaan Keragaman Budaya Rp. 595.939.950
13. Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda Rp. 115.150.000,-
14. Peningkatan Peran serta Kepemudaan Rp. 229.150.000,-
15. Peningkatan Upaya Penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda Rp. 94.150.000,-
16. Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga Rp. 646.400.000,-
17. Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan kesehatan Rp. 120.000.000,-
18. Peningkatan mutu Penggunaan Obat dan perbekalan kesehatan Rp. 77.980.000,-
19. Peningkatan Pemberdayaan Konsumen/masyarakat di bidang obat dan makanan Rp. 43.440.000,-
20. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Rp. 2.510.550.000,-
21. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Rp. 46.156.000,-
22. Obat dan Perbekalan Kesehatan Rp. 2.885.805.000,-
23. Upaya Kesehatan Masyarakat Rp. 7.176.352.000,-
24. Pengawasan Obat dan Makanan Rp. 78.940.000,-
25. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Rp. 591.373.000,-
26. Perbaikan Gizi Masyarakat Rp. 466.264.850,-
27. Pengembangan Lingkungan Sehat Rp. 551.695.000,-
28. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Rp. 3.215.325.000,-
29. Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rp. 625.360.000,-
30. Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Rp. 8.747.659.000,-
31. Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rp. 239.954.000,-
32. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Rp. 64.017.150,-
33. Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Rp. 85.830.000,-
34. Upaya Kesehatan Perorangan Rp. 1.090.917.000,-
35. Manajemen dan Kebijakan Kesehatan Rp. 378.970.000,-
36. Pengelolaan/Penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Rp. 12.216.540.000,-
37. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Rp. 508.258.000,-
38. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Rp. 106.000.000,-
39. Upaya Kesehatan Masyarakat Rp. 6.676.500.000,-
40. Obat dan Perbekalan Kesehatan Rp. 1.144.000.000,-
41. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rp. 748.725.000,-
42. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Rp. 150.000.000,-
43. Pelayanan kesehatan Penduduk Miskin Rp. 135.430.000,-
44. Penggadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru
Rp. 52.588.806.200,-
45. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru
Rp. 646.687.000,-
46. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rp. 265.000.000,-
47. Manajemen Perencanaan Dalam Bidang Kesehatan Rp. 100.000.000,-
48. Pembangunan Jalan dan jembatan Rp. 27.895.540.000,-
49. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan Rp. 6.378.854.000,-
50. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan Rp. 328.100.000,-
51 Pengembangan Kinerja Pengelolaan air minum dan air limbah Rp. 2.982.248.000,-
52. Pembangunan Infrastruktur perdesaan Rp. 40.895.378.000,-
53. Pengendalian Banjir Rp. 749.400.000,-
54. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigrasi, rawa dan jaringan Pengairan lainnya
Rp. 4.095.600.000,-
55. Saluran drainase/gorong-gorong Rp. 24.145.000.000,-
56. Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan kebakaran Rp. 200.046.000,-
57. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Rp. 4.314.910.000,-
59. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Rp. 5.470.672.900,-
60. Peningkatan dan Pengembangan Lampu Penerangan Rp. 4.282.961.000,-
61. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Rp. 283.915.000,-
62. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Rp. 1.500.930.000,-
63. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Rp. 84.460.000,-
64. Peningkatan pengendalian Polusi Rp. 124.890.000,-
65. Peningkatan kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Rp. 325.100.000,-
66. Peningkatan sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Rp. 61.841.900,-
67. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Rp. 164.031.450,-
68. Optimalisasi pemanfaatan Teknologi Informasi Rp. 283.334.800,-
69. Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya Rp. 3.126.040.150,-
70. Peningkatan Kapasitas Aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Rp. 269.830.000,-
71. Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Rp. 350.000.000,-
72. Pemeliharaan Kamtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Rp. 484.005.000,-
73. Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat Rp. 362.994.000,-
74. Pencegahan Dini dan penanggulangan Korban Bencana Alam Rp. 310.845.000,-
75. Optimalisasi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Rp. 44.080.000,-
76. Rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ Rp. 1.007.127.800,-
77 Pengendalian dan pengamanan lalu lintas Rp. 1.194.130.000,-
78. Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Rp. 305.400.000,-
79. Peningkatan Pelayanan Angkutan Rp. 2.353.190.400,-
80. Fasilitas Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi Rp. 2.020.867.000,-
81. Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat Rp. 100.000.000,-
82. Pengembangan Wawasan Kebangsaan Rp. 756.607.950,-
83. Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Rp. 264.878.425,-
84. Pendidikan Politik Masyarakat Rp. 264.878.425,-
85. Pembinanan dan pengembangan kewaspadaan Nasional Rp. 1.302.687.400,-
86. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Rp. 729.566.200,-
87. Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif Rp. 243.875.000,-
88. Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UKM Rp. 319.575.100,-
89. Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM Rp. 803.949.450,-
90. Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Rp. 1.492.314.050,-
91. Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan Rp. 117.315.000,-
92. Perlindungan Konsumen dan pengamanan Perdagangan Rp. 232.745.200.-
93. Pengembangan Industri Kecil Menengah Rp. 682.551.000,-
94. Penataan Struktur Industri Rp. 189.140.000,-
95. Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Rp. 476.365.000,-
Mojokerto, Maret 2015
Walikota Mojokerto
Drs. H. MAS’UD YUNUS, M.M.
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERUBAHAN
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan
dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah
ini :
Nama : Drs. H. MAS’UD YUNUS
Jabatan : Walikota Mojokerto
Pada tahun 2015 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai
lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah
seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi
tanggung jawab kami.
Mojokerto, Oktober 2015
WALIKOTA MOJOKERTO
Drs. H. MAS’UD YUNUS. M.M.
LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERUBAHAN
KOTA MOJOKERTO
SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN TARGET
(1) 2
1.1.1 Meningkatnya capaian indeks pendidikan
1.1.1.1 Angka melek huruf 97,53%
1.1.1.2 Angka rata-rata lama sekolah 10
1.1.2 Meningkatnya capaian indeks kesehatan
1.1.2.1 Angka kematian bayi 12
Angka usia harapan hidup 72,80
1.1.2.3 Persentase balita gizi buruk 0.15%
1.1.3 Meningkatnya capaian indeks pengeluaran per kapita
1.1.3.1 Pertumbuhan PDRB 5.8
1.1.3.2 Laju inflasi kota mojokerto 3.00
1.1.3.3 PDRB per kapita 37.000.000
1.2.1 Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme SDM
1.2.1.1 Cakupan Pejabat yang sesuai kompetensi 65%
2.1.1 Meningkatnya kinerja dan kualitas layanan pemerintah
SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN TARGET
(1) 2
2.1.1.1 Persentasr Unit pelayanan yang Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) bernilai baik
15%
2.1.1.2 Nilai sakip CC
3.1.1 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pemerintahan
3.1.1.1 Persentase gedung pemerintahan yang baik 90 %
3.1.2 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan
3.1.2.1 Persentase gedung sekolah dalam kondisi baik 87,50%
3.1.2.2 Persentase sarana prasarana kesehatan dalam kondisi baik
87,50%
3.1.3 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana perekonomian
3.1.3.1 Rasio panjang jalan kota dalam kondisi baik 42%
3.1.3.2 Rasio panjang jembatan dalam kondisi baik 100%
3.1.4 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana lingkungan dan bangunan perkotaan
3.1.4.1 Panjang jalan yang memiliki trotoar dan 42%
Panjang drainase/saluran pembuangan air 100%
4.1.1 Menurunnya angka kriminalitas dan pelanggaran hukum/peraturan/norma
4.1.1.1 Persentase menurunnya gangguan KAMTIBMAS 8 %
4.1.1.2 Persentase menurunnya pelanggaran PERDA 10%
4.1.2 . Meningkatnya peran nilai-nilai agama, etika, norma budaya dan wawasan kebangsaan sebagai llandasan moral bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
4.1.2.1 Sanggar seni yang aktif melatih budaya lokal 27
4.1.2.2 Organisasi keagamaan yang aktif 20%
4.2.1 Meningkatnya lingkungan yang sehat, indah, bersih, hijau, asri, dan bebas polusi
SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN TARGET
(1) 2
4.2.1.1 Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) 16,5%
4.2.1.2 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) CO2e 590.952 ton
4.2.1.3 Persentase rumah sehat 89%
4.2.2 Meningkatnya tata ruang yang kondusif bagi pengembangan siosial-ekonomi serta memperhatikan daya dukung lingkungan dan aspek konservasi
4.2.2.1 Persentase pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW 89%
4.3.1. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapan penanggulangan bencana
4.3.1.1 Persentase penanggulangan bencana sesuai SOP 100 %
NO. PROGRAM ANGGARAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9.
10
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuanganProgram Pendidikan Anak Usia Dini
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Program Pendidikan Menengah
Program Pendidikan Non Formal
Program Pendidikan Luar Biasa
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga KependidikanProgram Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan PerpustakaanProgram Manajemen Pelayanan Pendidikan
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
74.000.000,00
2.497.614.750,00
30.226.647.550,00
16.483.118.550,00
644.915.500,00
121.300.000,00
1.179.860.000,00
992.479.500,00
659.125.000,00
112.812.500,00
11
12
13
14
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Program Pengawasan Obat dan Makanan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Perbaikan Gizi MasyarakatProgram Pengembangan Lingkungan Sehat
2.765.805.000,00
78.940.000,00
591.373.000,00
466.264.850,00
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit MenularProgram Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannyaProgram kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makananProgram Upaya Kesehatan Perorangan
Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan KesehatanProgram Pengelolaan/ Penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan KesehatanProgram Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Program pelayanan kesehatan penduduk miskin
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata
Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan KesehatanProgram Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan MasyarakatProgram pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mataProgram pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mataProgram kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
870.315.050,00
3.120.325.000,00
625.360.000,00
8.747.659.000,00
239.954.000,00
64.017.150,00
85.830.000,00
81.489.875,00
590.517.000,00
378.970.000,00
17.256.780.400,00
451.400.000,00
135.430.000,00
30.520.183.200,00
4.738.737.400,00
44.700.000,00
23.632.683.000,00
659.687.000,00
32
33
34
35
36
37
38
39
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan)
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
Program peningkatan produksi hasil peternakan
Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
Program peningkatan produksi peternakan
137.244.000,00
230.965.000,00
30.000.000,00
36.400.000,00
124.580.000,00
42.770.000,00
24.740.000,00
23.990.000,00
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan)Program pengembangan pemasaran pariwisata
Program pengembangan Kemitraan
Program pengembangan pemasaran pariwisata
Program pengembangan Kemitraan
Program pengembangan budidaya perikanan
Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan
Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
Program pengembangan industri kecil dan menengah
Program peningkatan kemampuan teknologi industri
Program penataan struktur industri
Program pengembangan sentra-sentra industri potensial
Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksifProgram Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil MenengahProgram Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil MenengahProgram Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif
101.577.900,00
478.260.000,00
424.631.750,00
1.446.631.150,00
621.830.050,00
2.154.723.400,00
232.745.200,00
558.619.050,00
196.153.300,00
1.115.745.000,00
682.551.000,00
476.365.000,00
294.750.000,00
243.875.000,00
319.575.100,00
799.212.550,00
774.453.400,00
211.383.200,00
47.502.300,00
59
60
61
62
63
64
65
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program Pendidikan Kedinasan
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
858.810.000,00
2.727.836.600,00
2.136.846.200,00
1.214.066.900,00
706.775.000,00
464.863.600,00
499.412.150,00
66 Program peningkatan sistem pengawasan internal dan 954.972.800,00
67
68
69
pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
355.905.000,00
76.000.000,00
272.351.600,00
70 Program peningkatan sarana prasarana aparatur 14.643.992.250,00
71 Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
433.000.000,00
72
73
74
Program pembangunan jalan dan jembatan
Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
27.542.642.200,00
6.378.854.000,00
328.100.000,00
75
76
77
78
79
80
81
82
Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJPogram peningkatan pelayanan angkutan
Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat TumbuhProgram pembangunan infrastruktur perdesaan
24.145.000.000,00
4.095.600.000,00
1.152.127.800,00
2.689.597.100,00
1.500.130.000,00
3.080.849.500,00
11.610.245.000,00
27.593.823.000,00
83
84
85
86
87
88
89
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkunganProgram pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminalProgram peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alamProgram peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkunganProgram mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
350.000.000,00
919.005.000,00
810.309.000,00
344.593.550,00
39.776.000,00
100.000.000,00
216.605.900,00
90
91
Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
Program Peningkatan Kualitas Pemahaman dan
1.409.975.000,00
2.239.775.000,00
92
93
94
95
Pengamalan Agama dan Pembinaan Keagamaan
Program Pengembangan Nilai Budaya
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
Program peningkatan peran serta kepemudaan
294.021.450,00
366.522.000,00
245.150.000,00
329.150.000,00
96
97
98
99
100
101
Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan HidupProgram Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Program peningkatan pengendalian polusi
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
4.878.234.700,00
365.732.500,00
1.565.230.000,00
84.460.000,00
124.890.000,00
136.060.550,00
102 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
327.930.000,00
103 Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
305.721.000,00
Mojokerto, Oktober 2015
WALIKOTA MOJOKERTO
Drs. H. MAS’UD YUNUS. M.M.
Lampiran III
PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2014-2015
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisasi Capaian Target Realisa
si Capaian
(1) (2) (3) (4)=(3/2X100) (5) (6) (7)=(6/5X100)
1.1.1 Meningkatnya capaian indeks pendidikan
1.1.1.1 Angka melek huruf 98,70 97,53 98,81 % 97,50% 97,65% 100.15%
1.1.1.2 Angka rata-rata lama sekolah 9.70 9.60 98,97% 10 9,96 99,6%
1.1.2 Meningkatnya capaian indeks kesehatan
1.1.2.1 Angka kelangsungan hidup bayi 23 14,87 12 7,87/1000 KH
1.1.2.2 Angka usia harapan hidup 72,70 72,69. 99.99% 72,80 72,89 * 100.12%
1.1.2.3 Persentase balita gizi buruk 2,5% 0,15% 166,67% 0.15% 0,24 % 62,50%
1.1.3 Meningkatnya capaian indeks pengeluaran per kapita
1.1.3.1 Pertumbuhan PDRB 5.65 5.76 101.95% 5.8 5.90 101.72%
1.1.3.2 Laju inflasi kota mojokerto 3.5 7.28 48.08% 3.00 2,56 117,19%
1.1.3.3 PDRB per kapita 35.000.000 35.550.000 101,57% 37.000.000 38.980.000 105,35 %
1.2.1 Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme SDM
1.2.1.1 Cakupan Pejabat eselon 3 dan 2 yang sesuai kompetensi
65% 58,01% 89.25%
2.1.1 Meningkatnya kinerja dan kualitas layanan pemerintah
2.1.1.1 Persentase Unit pelayanan yang Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) bernilai baik
15% 11,43% 76.2%
2.1.1.2 Nilai SAKIP CC C CC CC 100%
3.1.1 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pemerintahan
3.1.1.1 Persentase gedung pemerintahan yang baik
85% 85,71% 100,87% 90 % 93,61% 104.01%
3.1.2 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan
3.1.1.1 Persentase gedung sekolah dalam kondisi baik.
85% 87,19% 102,57% 87,50% 88,50% 101,14%
3.1.1.2 Persentase sarana prasarana kesehatan dalam kondisi baik
80 76% 95% 84% 76% 90,48%
3.1.3 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana perekonomian
3.1.3.1 Rasio panjang jalan kota dalam kondisi baik
40% 39.42% 98.55% 42% 41,63% 98.48%
3.1.3.2 Rasio panjang jembatan dalam kondisi baik
95% 100% 105,26% 100% 100% 100%
SASARAN DAN INDIKATOR SASARANTAHUN 2014 TAHUN 2015
Target Realisasi Capaian Target Realisas
i Capaian
(1) (2) (3) (4)=3/2X100
(5) (6) (7)=(6/5X100)
3.1.4 Meningkatnya infrastruktur dan sarana prasarana lingkungan dan bangunan perkotaan
3.1.4.1 Panjang jalan yang memiliki trotoar Panjang drainase/saluran pembuangan air
32.89 km
57,99 km
32.89 km
57.99 km
100%
100%
33.00 km
57,99 km
32.89 km
57.99 km
99,66%
100%
4.1.1 Menurunnya angka kriminalitas dan pelanggaran hukum/peraturan/norma
4.1.1.1 Persentase menurunnya gangguan KAMTIBMAS
5% 6% 120% 8% -36,36% -454,50%
4.1.1.2 Persentase menurunnya pelanggaran PERDA
10% 10% 100% 10% 21,39% 213.90%
4.1.2 Meningkatnya peran nilai-nilai agama, etika, norma budaya dan wawasan kebangsaan sebagai landasan moral bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
4.1.2.1 Sanggar seni yang aktif melatih budaya lokal
26 26 100% 27 26 96,30%
4.1.2.2 Organisasi keagamaan yang aktif
15% 6,23% 41,53% 20% 21,79% 108,95%
4.2.1 Meningkatnya lingkungan yang sehat, indah, bersih, hijau, asri, dan bebas polusi
4.2.1.1 Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH)
16 % 15,63%. 97.69% 16,5% 16,05% 97,27%
4.2.1.2 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
CO2e 590.952
ton
CO2e 632.971
ton
93.36%
4.2.1.3 Persentase rumah sehat 85% 85,29% 100,34% 89% 89,49% 100,55%
4.2.2 Meningkatnya tata ruang yang kondusif bagi pengembangan siosial-ekonomi serta memperhatikan daya dukung lingkungan dan aspek konservasi
4.2.2.1 Persentase pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW
87,48 87.01 99,46% 89% 88,7% 99,73%
4.3.1 Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapan penanggulangan bencana
4.3.1.1 Persentase penanggulangan bencana sesuai SOP
100% 100% 100% 100% 100% 100%