KATA PENGANTAR - barrukab.go.idbarrukab.go.id/site/assets/files/6929/lkip-2017.pdf · strategisnya...
Transcript of KATA PENGANTAR - barrukab.go.idbarrukab.go.id/site/assets/files/6929/lkip-2017.pdf · strategisnya...
i
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun
2017 sesuai waktu yang telah ditetapkan. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun 2017 ini adalah merupakan media
pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Barru dalam menjalankan roda
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan urusan yang
dimiliki baik urusan wajib maupun urusan pilihan; yang di dalamnya berisi
informasi tentang uraian pertanggungjawaban mengenai keberhasilan ataupun
kegagalan pemerintah kabupaten dalam mencapai tujuan dan sasaran
strategisnya dalam rangka pencapaian visi dan misi serta agenda pembangunan
daerah yang dijabarkan melalui program-program pembangunan. Disamping itu,
laporan ini juga memuat aspek penting bidang keuangan yang secara langsung
mengaitkan hubungan yang tidak terpisah antara dana masyarakat yang
dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diterima masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan di Kabupaten Barru sebagaimana telah diketahui adalah
merupakan bagian yang integral dari kegiatan pemerintah secara keseluruhan
yang secara hirarkis berpedoman dan terkait dengan kebijakan yang tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru. Oleh karena itu,
keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran strategis
Pemerintah Kabupaten Barru sangat ditentukan pula konsistennya pelaksanaan
program baik oleh pemerintah maupun oleh pemerintah kabupaten serta
keharmonisan koordinasi yang dilaksanakan berkaitan dengan dukungan
anggaran.
Kami sangat menyadari, bahwa dalam laporan ini masih terdapat
berbagai hal yang masih memerlukan penyempurnaan baik menyangkut pada
aspek penulisan, data-data dan materi laporan, yang disebabkan berbagai
kendala-kendala baik internal maupun eksternal, sehingga kami membuka ruang
untuk menerima informasi baik berupa saran dan masukan, koreksi maupun kritik
sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan terhadap kinerja penyelenggaraan
pemerintah secara menyeluruh.
ii
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Akhir kata, dengan tersusunnya laporan ini, maka diharapkan dapat
memberikan informasi yang nyata terhadap kinerja yang telah diwujudkan oleh
Pemerintah Kabupaten Barru selama Tahun 2017, semoga Allah SWT senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan kepada kita semua dalam
mengemban amanah untuk lebih meningkatkan kualitas pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintah dalam mewujudkan Visi Kabupaten Barru, yaitu
“Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera, Taat Azas, dan
Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”. Amin
Barru, Maret 2018 BUPATI BARRU, SUARDI SALEH
iii
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Gambaran Umum Kabupaten Barru ........................................ 3
C. Maksud dan Tujuan ................................................................. 30
D. Organisasi Pemerintahan Kabupaten Barru ............................ 30
E. Landasan Hukum ..................................................................... 32
F. Sistematika Penulisan ............................................................. 33
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2016 - 2021 ..................................................... 35
B. Visi dan Misi ..................................................................................... 36
C. Strategi dan Arah Kebijakan …………………………………………….. 42
D. Penetapan Kinerja Tahun 2017 ................................................. 47
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja......................................................................... 51
B. Realisasi Anggaran ................................................................... 80
C. Daftar Penghargaan ………………………………………………. 82
BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 84
LAMPIRAN
1. Reviu Atas Laporan Kinerja
2. Indikator Kinerja Utama
3. Perjanjian Kinerja
4. Rencana Kinerja Tahunan
5. Pengukuran Kinerja Tahunan
iv
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dalam mewujudkan Good Governance, akuntabilitas merupakan salah
satu aspek penting yang harus diimplementasikan dalam manajemen
pemerintahan. Akuntabilitas yang diharapkan tidak hanya akuntabilitas
pemerintah kepada masyarakat tetapi juga akuntabilitas kepada presiden.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Barru menyusun Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) sebagai bentuk aplikasi dari penyelenggaraan
pemerintahan yang transparan dan akuntabel.
LKIP ini memberikan gambaran tentang kinerja penyelenggaraan
pemerintahan pada tahun 2017, yang diformulasikan dari hasil kinerja Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Hal ini dikarenakan setiap SKPD dibentuk untuk
melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsinya serta mempertanggungjawabkan
program dan kegiatan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder).
LKIP tidak hanya sekedar alat akuntabilias, tetapi juga sebagai sarana
yang strategis untuk mengevaluasi diri dalam rangka peningkatan kinerja
kedepan. Dengan langkah ini setiap SKPD dapat senantiasa melakukan
perbaikan dalam mewujudkan praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan
yang baik dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di Kabupaten
Barru tahun 2017 dilaksanakan dengan mengacu pada Penetapan Kinerja Tahun
2017. Penetapan Kinerja tersebut memuat sasaran yang ingin dicapai pada tahun
2017 serta target kinerja yang akan dicapai. Dalam pencapaian sasaran tersebut
telah ditetapkan kebijakan, indikator kinerja sasaran dan Indikator Kinerja Utama
(IKU), serta program dan kegiatan yang bersifat operasional. Materi Penetapan
Kinerja Tahun 2017 disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), dan
Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) APBD Tahun Anggaran 2017.
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017 disusun berdasarkan Instruksi
Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999, sedangkan penyusunannya sesuai dengan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja.
Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2017
dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemerintahan yang
diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan telah dapat
diselenggarakan sebagaimana mestinya.
v
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
2. Bupati Barru secara bersama-sama dengan DPRD telah berupaya secara
optimal melaksanakan kewajibannya dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyat dan melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik.
3. Ukuran keberhasilan ataupun kinerja atas pelaksanaan tugas pokok, fungsi
dan kewajiban seperti yang disebutkan pada point 1 dan 2 diperoleh dari
laporan kinerja masing-masing unsur terkait yang melaksanakan program dan
kegiatan sesuai dengan sasaran stratejik.
4. Dari hasil pengukuran kinerja terhadap sasaran melalui 22 indikator kinerja
sasaran yang telah ditetapkan, disimpulkan bahwa 20 indikator sasaran
Sangat Baik, 1 indikator sasaran Baik dan 1 indikator sasaran realisasi nilai
capaian kinerja Cukup Baik.
5. Secara umum tingkat capaian kinerja sasaran dalam Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun 2017 mencapai 110,66% dengan
predikat “Sangat baik”.
1
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan Good Governance ( tata kelola pemerintahan yang
baik, transparan dan akuntabel ) merupakan prasyarat dari setiap
pemerintahan untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara. Untuk itu
diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang
tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna,
bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dibentuk pertanggungjawaban yang
terukur dan terlegitimasi sesuai dengan Perpres Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviuw atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, pada intinya mengamanatkan agar setiap
instansi pemerintah dalam penyelenggaraan tugas, tanggung jawab, dan
kewenangannya, wajib dilaksanakan secara akuntabel dan salah satu
bentuknya adalah kewajiban penyusunan laporan kinerja penyelenggaraan
pemerintahan.
Pelaporan dimaksud secara tidak langsung merupakan salah satu
bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat tentang kualitas
kinerja yang dihasilkan terkait pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber
daya yang dimiliki termasuk sumber daya keuangan. Pelaporan kinerja
pemerintahan tersebut diantaranya adalah Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKIP) yang disampaikan kepada Gubernur, Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi dan Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah Tahun Anggaran berakhir.
Substansi pelaporan didasarkan pada realisasi capaian kinerja
tahunan perencanaan strategis dan pengaruhnya terhadap proses
perwujudan kondisi akhir rencana lima tahunan, yang ditetapkan dalam
bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yang
pada gilirannya pelaporan ini prinsipnya menggambarkan realisasi tahapan
2
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
pencapaian proses perwujudan cita-cita Kepala Daerah yang dituangkan ke
dalam visi, misi dan program strategis RPJMD.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun
2017 merupakan laporan realisasi hasil penyelenggaraan pemerintahan
tahun ke 2 (dua) dari 5 (lima) tahun perencanaan RPJMD Kabupaten Barru.
RPJMD merupakan landasan utama yang mengarahkan seluruh gerak
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten
Barru, pada arah Visi dan Misi Kabupaten Barru. Pada Tahun 2016 RPJMD
Kabupaten Barru ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016 -
2021 dengan Visi “Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih maju, Sejahtera,
Taat Azas dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”. Dalam
rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan memperhatikan
kondisi daerah, permasalahan pembangunan, tantangan yang dihadapi, isu-
isu strategis serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, Pemerintah
Kabupaten Barru menetapkan 5 (lima) Misi Pembangunan, sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Pembangunan untuk
Kesejahteraan Masyarakat;
2. Meningkatkan Kecerdasan dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia;
3. Mengembangkan Interkoneksitas Sinergis Antar Wilayah di Tingkat
Nasional, Regional dan Internasional;
4. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif;
5. Mewujudkan Tata Kepemerintahan yang Baik (Good Governance);
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru
adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)
tahun dalam mewujudkan kinerja capaian visi dan misi Kabupaten Barru.
Penetapan indokator sebagai alat ukur keberhasilan merupakan proses
perwujudan visi dan misi Kabupaten Barru. Sehingga dengan disusunnya
dokumen RPJMD, maka pengukuran akuntabilitas kinerja pelaksanaan
program dan kegiatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Barru dapat
digambarkan dan dipertanggungjawabkan secara lebih tepat. Pemerintah
Kabupaten Barru menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten
Barru Tahun 2017, sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan
yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah (PD), berdasarkan suatu sistem
akuntabilitas yang memadai. LKIP juga berperan sebagai alat kendali
dan penilai kinerja untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan dengan
3
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
konsep good governance, selain itu merupakan informasi penting untuk
masyarakat tentang hasil-hasil kinerja pemerintahan pada tahun 2017.
B. Gambaran Umum Kabupaten Barru
a. Luas Dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Barru yang dikenal dengan Motto Daerah HIBRIDA
(Hijau, Bersih, Asri dan Indah) adalah salah satu Kabupaten yang terletak di
pesisir pantai Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan panjang garis
pantainya 78 km. Kabupaten Barru secara administratif terbagi atas 7
Kecamatan yaitu Kecamatan Tanete Riaja, Kecamatan Tanete Rilau,
Kecamatan Barru (Ibukota Kabupaten), Kecamatan Soppeng Riaja,
Kecamatan Mallusetasi, Kecamatan Pujananting dan Kecamatan Balusu dan
terdiri dari 15 Kelurahan dan 40 Desa dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
- Sebelah Utara dengan Kota Pare-Pare dan Kabupaten Sidrap
- Sebelah Timur dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone
- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
- Sebelah Barat dengan Selat Makassar.
Kabupaten Barru merupakan jalur perlintasan trans sulawesi dan
merupakan daerah lintas provinsi yang terletak antara Kota Makassar dan
Kota Pare-Pare. Secara administratif kecamatan yang ada di Kabupaten
Barru dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1
Luas Daerah dan Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten Barru
No KECAMATAN DESA /
KELURAHAN
LUAS
Km2 %
1 TANETE RIAJA 7 174,29 14,84
2 TANETE RILAU 10 79,17 6,74
3 B A R R U 10 199,32 16,97
4 SOPPENG RIAJA 7 78,90 6,72
5 MALLUSETASI 8 216,58 18,44
6 PUJANANTING 7 314,26 26,75
7 BALUSU 6 112,20 9,55
TOTAL 55 1.174,72 100%
Sumber Data : Kabupaten Barru dalam Angka 2017
4
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
b. Letak dan Kondisi Geografis
Wilayah Kabupaten Barru secara geografis terletak diantara
koordinat 4º0.5’35” - 4º47’35” Lintang Selatan dan 119º35’00” - 119º49’16”
Bujur Timur dengan luas wilayah 1.174,72 km² (117.472 Ha) dan berada ±
102 km disebelah utara Kota Makassar Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan
yang dapat ditempuh melalui perjalanan darat ± 2,5 jam. Kabupaten Barru
berada di antara Kota Makassar dan Kota Pare-pare dan merupakan jalur
perlintasan trans sulawesi.
Gambar 1.1
Peta Administrasi Kabupaten Barru
Sumber Data: RTRW Kabupaten Barru Tahun 2012
5
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
c. Topografi
Kabupaten Barru secara topografis mempunyai wilayah yang
bervariasi terdiri atas daerah laut, dataran rendah, dan daerah pegunungan
dengan ketinggian antara 300 – 1.700 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Sedangkan bagian barat daerah Barru topografi wilayah dengan ketinggian 0
– 300 mdpl berhadapan dengan Selat Makassar. Adapun keadaan wilayah
berdasarkan kelerengan dapat disajikan pada table berikut :
Tabel 1.2
Keadaan Wilayah Berdasarkan Kelerengan
Kabupaten Barru
LERENG KRITERIA LUAS (Ha) PERSENTASE (%)
0 - 2 Datar 26.596 22,64
2 - 25 Landai 7.043 5,49
25 - 40 Kemiringan 33.346 28,31
> 40 Terjal 50.578 43,06
Sumber : Kabupaten Barru dalam Angka 2017
Berdasarkan kemiringan lereng tersebut di atas menjadi dasar dalam
pengalokasian berbagai fasilitas, pengembangan wilayah dan pengendalian
pertumbuhan wilayah. Adapun keadaan wilayah Kabupaten Barru
berdasarkan kemiringan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.3
Keadaan Wilayah Berdasarkan Kemiringan Kabupaten Barru
NO KECAMATAN KEMIRINGAN TANAH / LERENG (Ha)
TOTAL
0-2 % 2-15 % 15-40 % > 40 %
1 TANETE RIAJA 593 5.552 7.985 3.299 17.429
2 TANETE RILAU 1.159 3.369 2.857 532 7.917
3 B A R R U 1.458 7.583 7.827 3.064 19.932
4 SOPPENG RIAJA 788 3.419 2.687 996 7.890
5 MALLUSETASI 611 4.360 9.371 7.316 21.658
6 PUJANANTING 239 5.730 15.817 9.640 31.426
7 B A L U S U 1.084 4.000 4.764 1.372 11.220
T O T A L 5.932 34.013 51.308 26.219 117.472
Sumber : Kabupaten Barru dalam Angka 2017
6
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Keadaan wilayah Kabupaten Barru berdasarkan ketinggian dari
permukaan laut didominasi oleh lahan yang berada pada ketinggian 100-500
meter yakni seluas 58.016 Ha (49,39 %), ketinggian 500-1.000 meter seluas
23.020 Ha (19,60 %), ketinggian 0-25 meter seluas 17.547 Ha (14,94%),
ketinggian 25-100 meter seluas 17.047 Ha (14,51%) dan ketinggian diatas
1.000 meter seluas 1.842 Ha (1,57%) sebagaimana tabel berikut :
Tabel 1.4
Keadaan Wilayah Berdasarkan Kemiringan Kabupaten Barru
NO KECAMATAN
LUAS BERDASARKAN KETINGGIAN TEMPAT (Ha)
TOTAL 0 - 25 M
25 -100 M
100 -500 M
500 -1.000 M
> 1.000 M
1 TANETE RIAJA 1.132 4.547 6.082 5.153 515 17.429
2 TANETE RILAU 3.830 2.113 1.974 - - 7.917
3 B A R R U 3.454 5.113 9.363 1.806 196 19.932
4 SOPPENG RIAJA
3.137 1.171 2.771 811 - 7.890
5 MALLUSETASI 2.583 2.400 11.100 5.575 - 21.658
6 PUJANANTING - 275 21.723 8.368 1.060 31.426
7 B A L U S U 3.411 1.428 5.003 1.307 71 11.220
T O T A L 17.547 17.047 58.016 23.020 1.842 117.472
Sumber : Kabupaten Barru dalam Angka 2017
d. Gambaran Umum Demografi
Jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 171.906 jiwa, meningkat
sebesar 0,40 persen dibanding tahun 2015 yang berjumlah 171.217 jiwa.
Jumlah penduduk terbesar berada pada Kecamatan Barru yang mencapai
40.705 jiwa dan terendah pada Kecamatan Pujananting dengan jumlah
13.064 jiwa. Sementara dari segi kepadatan, Kecamatan Tanete Rilau
berada pada tingkat kepadatan paling tinggi yaitu sebesar 425,06 jiwa/km2
dan paling rendah pada Kecamatan Pujananting yaitu 41,57 jiwa/km2.
7
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Tabel 1.5
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
NO KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK LUAS WILAYAH
(KM 2)
KEPADATAN (JIWA/KM 2) L P TOTAL
1 TANETE RIAJA 10.739 11.895 22.634 174,29 129,86
2 TANETE RILAU 16.240 17.412 33.652 79,17 425,06
3 BARRU 19.670 21.035 40.705 199,32 204,22
4 SOPPENG RIAJA 8.620 9.249 17.869 78,9 226,48
5 MALLUSETASI 12.172 13.322 25.494 216,58 117,71
6 PUJANANTING 6.422 6.642 13.064 314,26 41,57
7 BALUSU 8.756 9.732 18.488 112,2 164,78
JUMLAH 82.619 89.287 171.906 1.174,72 146,34
Sumber : BPS Kabupaten Barru, Tahun 2017
Peningkatan jumlah penduduk harus ditangani dengan baik dan
komprehensif diiringi dengan upaya pengendalian jumlah penduduk secara
terpadu dan berkesinambungan serta upaya peningkatan kualitas sumber
daya manusianya. Dengan pertambahan jumlah penduduk, akan
menimbulkan permasalahan bagi pemerintah baik secara langsung maupun
tidak langsung, pemerintah harus menyediakan berbagai fasilitas yang
diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidup penduduknya. Fasilitas-fasilitas
tersebut antara lain : fasilitas perumahan, pendidikan, lapangan pekerjaan,
sarana sosial, kesehatan dan sebagainya.
Secara lebih rinci komposisi penduduk Kabupaten Barru
berdasarkan kelompok umur, diuraikan dalam tabel berikut :
8
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Tabel 1.5
Jumlah Penduduk Kabupaten Barru Berdasarkan Kelompok Umur
Tahun 2016 (Jiwa)
KELOMPOK UMUR JENIS KELAMIN
JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN
0 – 4 8.047 7.663 15.710
5 – 9 8.224 7.555 15.779
10 – 14 8.417 8.074 16.491
15 – 19 7.825 7.348 15.173
20 – 24 5.774 6.090 11.864
25 – 29 5.587 6.206 11.793
30 – 34 5.324 5.950 11.274
35 – 39 5.507 6.540 12.047
40 – 44 5.621 6.465 12.086
45 – 49 5.624 6.410 12.034
50 – 54 4.514 5.394 9.908
55 – 59 3.678 4.360 8.038
60 – 64 2.887 3.549 6.436
65 – 69 2.225 2.952 5.177
70 – 74 1.715 2.223 3.938
75 + 1.650 2.508 4.158
JUMLAH / TOTAL 82.619 89.287 171.906
Sumber : BPS Kabupaten Barru, Tahun 2017
e. Kondisi Makro Kabupaten Barru
Gambaran kondisi Kabupaten Barru secara umum dapat dilihat dari
perubahan angka atau nilai-nilai indikator-indikator makro Kabupaten Barru
yang terdiri dari kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas pembangunan manusia.
Kondisi indikator makro Kabupaten Barru tahun 2016-2017 dapat dilihat dari
uraian dalam tabel berikut :
Tabel 1.5
Indikator Makro Kabupaten Barru 2016 – 2017
NO INDIKATOR 2016 2017 **)
1 Jumlah Penduduk (Jiwa) 171.906 172.767
2 Laju Pertumbuhan Penduduk 0,40 % 0,50 % 3 Pertumbuhan Ekonomi 6,09 6,78
4 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) 5.467.880 6.104.258 5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) 3.919.042 4.184.752
6 PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
31.807.381 35.332.316
7 PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah)
22.797.587 24.221.944
8 Indeks Pembangunan Manusia 69,07 69,37
9 Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 7,28 7,62 10 Angka Harapan Lama Sekolah (Tahun) 13,45 13,56
11 Angka Harapan Hidup (Tahun) 68,16 68,18 12 Purchasing Power Parity (Juta Rupiah) 10.155 10.415
Sumber : BPS Kabupaten Barru, Tahun 2016 – 2017 **) Angka Sementara
9
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Dari tabel di atas, secara umum dapat dijelaskan bahwa berdasarkan
perhitungan, Jumlah Penduduk Kabupaten Barru pada Tahun 2016
mencapai 171.906 Jiwa atau mengalami peningkatan sebesar 172.767 Jiwa
pada tahun 2017 dengan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2016 – 2017
0,50 %, Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2016 sebesar 6,09 meningkat di
Tahun 2017 sebesar 6,78 **), PDRB Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun
2016 sebesar Rp. 5.467.880,- menjadi Rp. 6.104.258,- **) pada Tahun
2017, PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada Tahun 2016 sebesar Rp.
3.919.042,- menjadi Rp. 4.184.752,- **) pada Tahun 2017, PDRB per Kapita
Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2016 sebesar Rp. 31.807.381,-
menjadi Rp. 35.332.316,- **) pada Tahun 2017, PDRB per Kapita Atas
Dasar Harga Konstan pada Tahun 2016 sebesar Rp. 22.797.587,- menjadi
Rp. 24.221.994,- **) pada Tahun 2017, IPM Kabupaten Barru pada Tahun
2016 mecapai 69,07 meningkat menjadi 69,37 **) di Tahun 2017, Rata-
Rata Lama Sekolah Tahun 2016 sebesar 7,28 Tahun, meningkat di tahun
2017 menjadi 7,62 Tahun **), Angka Harapan Lama Sekolah pada Tahun
2016 sebesar 13,45 Tahun, meningkat di Tahun 2017 menjadi 13,56
Tahun **), Angka Harapan Hidup Tahun 2016 sebesar 68,16 Tahun,
menjadi 68,18 Tahun pada Tahun 2017, Purchasing Power Parity (PPP)
pada Tahun 2016 sebesar Rp. 10.155,-menjadi Rp. 10.415,- di Tahun
2017 (dalam juta rupiah), Perhitungan Indikator Makro Kabupaten Barru
sudah menggunakan metode perhitungan baru.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan hasil
penjumlahan dari seluruh nilai tambah (value added) produksi barang dan
jasa dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu wilayah pada suatu periode
waktu tertentu. PDRB dihitung atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat
pergeseran struktur ekonomi dan gambaran perekonomian pada tahun
berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk
melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah baik secara keseluruhan
maupun sektoral.
f. Isu Strtegis
1. Isu Global / Internasional
1.1. Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)
Tujuan pembangunan millenium yang terdiri dari 8 (delapan) tujuan
pembangunan manusia yang secara langsung dapat memberikan dampak
bagi pengentasan kemiskinan ekstrim, yang harus dicapai pada tahun 2015
10
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
mencakup : a) menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, b) mencapai
pendidikan dasar untuk semua, c) mendorong kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan, d) menurunkan angka kematian anak, e)
meningkatkan kesehatan ibu, f) memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit
menular lainnya, g) memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan
h) membangun kemitraan global untuk pembangunan.
Untuk mencapai tujuan-tujuan MDGs ini diperlukan koordinasi,
kerjasama, dan komitmen segenap pemangku kepentingan mulai dari tingkat
pusat sampai ke daerah, untuk memastikan kemajuan yang telah dicapai
dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
1.2. Post 2015 Development Agenda
Seiring berakhirnya MDGs (tahun 2015), diskusi mengenai kerangka
kerja pembangunan internasional pasca 2015 dimulai. Pada pertemuan
Rio+20 Summit, 192 anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memulai
proses perancangan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable
development goals) yang berorientasi pada aksi, ringkas dan mudah
dikomunikasikan, jumlah terbatas, aspiratif, bersifat global secara alamiah
dan dapat diterapkan pada semua negara dengan memperhatikan perbedaan
kenyataan, kapasitas dan tingkat pembangunan sebuah negara dan
menghargai kebijakan dan prioritas nasional.
Pada tanggal 30 Mei 2013, High Level Panel on the Post-2015
Development Agenda mengeluarkan “A New Global Partnership : Eradicate
Poverty and Transform Economies Through Sustainable Development,”
sebuah laporan yang menetapkan agenda universal untuk mengentaskan
kemiskinan ekstrim dari muka bumi pada tahun 2030, dan mewujudkan janji
pembangunan berkelanjutan. Laporan ini mengajak seluruh warga dunia
untuk bekerjasama dalam sebuah kemitraan global baru (New Global
Partnership) yang menawarkan harapan dan peran bagi setiap orang.
Dalam laporan tersebut, High Level Panel yang salah satu ketuanya
adalah Presiden Republik Indonesia mendorong tujuan pembangunan pasca
2015 untuk melakukan 5 (lima) pergeseran transformasi utama, yaitu :
a. Tidak meninggalkan siapapun di belakang
Setelah tahun 2015 dunia harus bergerak dari mengurangi
kemiskinan ke mengakhiri kemiskinan ekstrim dalam segala bentuknya.
Dunia perlu memastikan bahwa tidak ada satu orangpun, apapun etnis,
gender, geografi, disabilitas, ras dan status lainnya yang tidak mendapatkan
kesempatan ekonomi dasar dan hak asasi.
b. Menempatkan pembangunan berkelanjutan sebagai inti
11
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Dunia harus mengintegrasikan dimensi sosial, ekonomi dan
lingkungan dari keberlanjutan. Dunia harus bertindak sekarang untuk
megurangi laju perubahan iklim dan degradasi lingkungan, yang
menimbulkan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi manusia.
c. Transformasi ekonomi untuk penyediaan pekerjaan dan pembangunan
yang inklusif
Transformasi ekonomi yang mendalam dapat mengakhiri kemiskinan
ekstrim dan meningkatkan mata pencaharian, dengan memanfaatkan inovasi,
teknologi dan potensi bisnis. Semakin beragam kegiatan ekonomi, dan
dengan kesempatan yang sama bagi semua orang, akan mewujudkan iklusi
sosial, terutama bagi generasi muda, dan mendorong pola konsumsi dan
produksi yang berkelanjutan.
d. Membangun perdamaian dan kelembagaan yang efektif, terbuka, dan
akuntabel bagi semua
Kebebasan dari konflik dan kekerasan adalah hak manusia yang
paling mendasar, dan merupakan fondasi paling penting dalam membangun
masyarakat yang damai dan sejahtera. Pada waktu yang bersamaan,
masyarakat di seluruh dunia berharap pemerintah bersikap jujur, akuntabel
dan responsif terhadap permintaan mereka. Dunia mendesak sebuah
pergeseran fundamental yang menempatkan perdamaian dan tata kelola
pemerintahan yang baik sebagai elemen inti kesejahteraan, bukan sebuah
pilihan ekstra.
e. Membina kemitraan global baru
Semangat kebersamaan, kerjasama dan akuntabilitas antar pihak
harus menyongkong agenda pembangunan pasca 2015. Kemitraan baru
harus di landaskan pada pemahaman bersama akan perikemanusiaan,
berbasis pada pengertian dan manfaat antar pihak. Hal tersebut harus
berada di tengah-tengah masyarakat, termasuk mereka yang terdampak oleh
kemiskinan dan terpinggirkan, perempuan, remaja, lansia, penyandang cacar
dan penduduk lokal/indigenous. Kemitraan tersebut harus melibatkan
organisasi masyarakat, institusi multilateral, pelaku bisnis dan filantropi.
1.3. Suistainable Development Goals (SDGs)
Suistainable Developmen Goals (SDGs) adalah sebuah dokumen
yang menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan
negara-negara di dunia. Konsep SDGs melanjutkan konsep MDGs yang telah
berakhir pada tahun 2015.
Ada tiga tujuan dari SDGs, yaitu:
12
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
a. SDGs diharapkan bisa mengakhiri segala bentuk kemiskinan di semua
negara manapun.
b. SDGs bertujuan mengakhiri segala bentuk kelaparan, mencapai
ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, dan mendorong pertanian
secara berkelanjutan.
c. Target SDGs adalah menjamin adanya kehidupan yang sehat, serta
mendorong kesejahteraan untuk semua orang di dunia pada semua usia.
Target utama SDGs sesungguhnya adalah pengentasan kemiskinan.
Tetapi Indonesia akan menggunakan tiga indikator terkait dengan dokumen
SDGs, yaitu pembangunan manusia (human development) yang meliputi
pendidikan dan kesehatan, lingkungan dalam skala kecil atau social
economic development, dan lingkungan dalam skala besar atau
environmental development berupa ketersediaan kualitas lingkungan dan
sumber daya alam yang baik.
1.4. Pemanasan Global (Global Warming)
Bumi secara luas telah dibebani oleh berbagai persoalan hingga hari
ini. Yang sangat menjadi perhatian adalah adanya pemanasan global. Hal
ini akan mengakibatkan banyaknya bencana yang cepat atau lambat akan
dihadapi oleh manusia di bumi.
Pemanasan global yang ditandai dengan peningkatan suhu rata-rata
di permukaan bumi merupakan ancaman yang serius bagi planet bumi dan
seluruh mahluk di dalamnya. Pemanasan global akan mengakibatkan
lelehnya es di kutub utara yang dampak ikutannya adalah meningkatnya
permukaan air laut. Kabupaten Barru sebagai sebuah wilayah yang terdiri
dari pesisir, dataran rendah dan dataran tinggi dengan pulau-pulau kecil
sangat rentan terkena dampak kenaikan permukaan air laut yaitu
berkurangnya luasan daratan akibat tergenang oleh permukaan air laut.
Bahkan hal tersebut memungkinkan tenggelamnya beberapa pulau kecil
yang ada di wilayah Kabupaten Barru.
Selain kenaikan suhu permukaan air laut, pemanasan global juga
mengakibatkan perubahan iklim secara ekstrim di berbagai belahan bumi.
Dampaknya kemudian sangat terasa pada berbagai bidang kehidupan
manusia, diantaranya pada sektor pertanian dan peternakan. Perubahan
iklim menyebabkan petani tidak mampu menentukan dengan tepat musim
tanam yang baik sehingga hal ini mempengaruhi produktivitas sektor
pertanian. Pada sektor peternakan, perubahan iklim dapat menyebabkan
ternak tidak mampu berproduksi dengan baik karena adanya perubahan pola
makan yang tidak baik.
13
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
1.5. Globalisasi Informasi
Globalisasi informasi dan nilai-nilai budaya tidak dapat dihindarkan
yang mana kesemuanya tidak terlepas dari perkembangan teknologi
informasi yang dapat menembus dan menyingkirkan sekat-sekat geografi.
Internet dan media sosial tidak saja memudahkan komunikasi antar
masyarakat di tingkat global, nasional, dan regional, tetapi juga merubah
paradigma lama dalam politik, ekonomi, pengembangan ilmu pengetahuan,
dan budaya, yang melampaui batas-batas kebangsaan.
Peningkatan teknologi informasi menuntut kemampuan lebih untuk
dapat mengambil manfaat dari derasnya arus globalisasi sehingga sangat
diperlukan mutu modal manusia. Belum lagi pengaruh budaya asing yang
tidak sesuai dengan norma ketimuran, akan sangat membutuhkan filterisasi
sehingga dapat mencegah pengaruh negatif dari globalisasi informasi.
1.6. Perdagangan Bebas
Akses informasi yang sangat mudah dan cepat membuat batas-
batas administrasi antar negara menjadi hambatan dalam dunia perdagangan
dan memicu praktek-praktek illegal dalam perdagangan dunia. Oleh karena
itu berbagai negara sepakat menggagas perdagangan bebas yang akan
berlaku secara internasional.
Pemberlakuan perdagangan bebas banyak memberi dampak
terhadap kehidupan masyarakat. Dunia yang tanpa batas, keluar masuk
barang, dan interaksi dengan dunia luar, disatu sisi memberi dampak positif
bagi perkembangan masyarakat melalui upaya peningkatan kualitas dan
inovasi produk lokal. Disisi lain, juga memberikan dampak negatif yaitu dapat
menambah penderitaan sebagian besar masyarakat khususnya yang masih
berada di bawah garis kemiskinan karena keadaan ditentukan oleh kekuatan
pasar. Sedikit demi sedikit peran negara akan terkikis habis sehingga akan
lebih mempersulit kehidupan masyarakat miskin. Dampak selanjutnya adalah
akan terjadi kerawanan sosial dan meningkatnya angka kriminalitas.
1.7. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia
Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar di kawasan Asean
dan terbesar ke tiga di dunia. Dalam konteks tersebut, Indonesia menghadapi
suatu lingkungan strategis yang akan mempengaruhi eksistensi demokrasi
dan kemajuan Indonesia. Peningkatan peran di masyarakat seperti
demokratisasi akan terus berlangsung dan tidak akan mungkin dapat dicegah
kemajuannya. Namun dalam perkembangannya Indonesia dan negara-
negara demokrasi maju sekalipun sedang mengalami dinamika koreksi dalam
14
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
hal demokrasi, terkhusus berkaitan dengan peran negara dan masyarakat
sipil.
1.8. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Pencapaian tujuan dan prospek ekonomi dipengaruhi oleh
perkembangan dan tantangan ekonomi global yang akan dihadapi. Pada
periode ini, salah satu yang terkait dengan perkembangan ekonomi global
yang perlu dicermati diantaranya The Asean Community atau Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA).
Diberlakukannya MEA di tahun 2015, Asean akan menjadi pasar
tunggal dan satu kesatuan basis produksi, sehingga akan terjadi al iran bebas
barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja terampil diantara negara
Asean.
Hal ini tentunya merupakan peluang sekaligus tantangan yang perlu
disikapi secara cermat dan terintegrasi. Disatu pihak akan menciptakan
peluang yang lebih besar bagi perekonomian nasional dan daerah, tetapi
dipihak lain juga menuntut daya saing perekonomian nasional dan daerah
yang lebih tinggi.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar di
kawasan Asean menjadi negara yang empuk untuk menjadi pasar bagi
produk negara Asean lainnya. Disamping itu akan menjadi tujuan bagi
pekerja tenaga konstruksi dan profesi ekonomi lainnya mengingat Indonesia
sebagai salah satu negara berkembang yang sedang giat-giatnya
membangun. Kesiapan perlu dilakukan disegala bidang secara menyeluruh
baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, diantaranya peningkatan daya
saing perekonomian dan peningkatan kualitas tenaga kerja.
2. Isu Nasional
2.1. Reformasi Birokrasi
Masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, masih
menjamurnya praktik KKN, dan masih lemahnya pengawasan terhadap
kinerja aparatur negara merupakan cerminan dari kondisi kinerja birokrasi
yang masih jauh dari harapan. Banyaknya permasalahan terkait birokrasi
tersebut karena belum sepenuhnya teratasi baik dari sisi internal maupun dari
sisi eksternal.
Dari sisi internal berbagai faktor seperti demokrasi, desentralisasi,
dan internal birokrasi masih berdampak pada tingkat kompleksitas
permasalahan dan dalam upaya mencari model terbaik (solusi). Sedangkan
dari sisi eksternal, faktor globalisasi dan revolusi teknologi informasi juga
15
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
akan kuat berpengaruh terhadap pencarian alternatif kebijakan dalam bidang
aparatur negara.
Untuk itu dibutuhkan suatu upaya yang lebih komprehensif dan
terintegrasi dalam mendorong peningkatan kinerja birokrasi dalam rangka
menciptakan pemerintahan yang bersih dan akuntabel.
2.2. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Korupsi, Kolusi, da Nepotisme (KKN) selama ini telah merusak
sendi-sendi kehidupan masyarakat dan menambah kesengsaraan
masyarakat. Sejak era reformasi bergulir, upaya pemberantasan KKN
berlangsung semakin gencar. Langkah ini telah menjadi komitmen seluruh
lapisan masyarakat. Pemerintah sendiri juga telah menegaskan komitmennya
dalam rangka pemberantasan korupsi melalui Instruksi Presiden Nomor 4
Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
Akan tetapi, saat ini menjadi ironi karena ditengah upaya
pemberantasan korupsi yang telah dilaksanakan lebih dari empat dekade,
praktek-praktek korupsi tersebut tetap saja berlangsung, bahkan ada
kecenderungan meningkat dengan berbagai modus operandi yang lebih
canggih dan terorganisir. Hal ini membuat sulit dalam penanggulangan dan
pemberantasannya.
Untuk itu, dibutuhkan suatu komitmen penuh dari segenap lapisan
strata masyarakat dalam struktur organisasi, dimulai dari pimpinan tertinggi,
pimpinan menengah, pimpinan terendah, sampai pada staf atau pegawai
bawahan untuk tidak melakukan tindakan KKN ini.
2.3. Pengembangan Ekonomi Melalui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas
tertentu yang tercakup dalam daerah atau wilayah untuk menyelenggarakan
fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan
melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan
geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor,
dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing
internasional.
Pada dasarnya KEK dibentuk untuk membuat lingkungan kondusif
bagi aktivitas investasi, ekspor, dan perdagangan guna mendorong laju
pertumbuhan ekonomi serta sebagai katalis reformasi ekonomi. Peluang
strategis ini yang coba ditangkap oleh Pemerintah Kabupaten Barru guna
mengeksplor segenap potensi ekonomi yang dimiliki, sehingga diharapkan
akan memberikan banyak multiplier effect menuju masyarakat Kabupaten
Barru yang sejahtera.
16
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
2.4. Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi
Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan
hak atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar utama Hak Azasi
Manusia. Ketahanan pangan juga merupakan bagian sangat penting dari
ketahanan nasional. Dalam hal ini hak atas pangan seharusnya mendapat
perhatian yang sama besar dengan usaha menegakkan pilar-pilar hak azasi
manusia lain. Ketahanan pangan tidak hanya mencakup ketersediaan
pangan yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengakses (termasuk
membeli) pangan dan tidak terjadinya ketergantungan pangan pada pihak
manapun. Konsep pangan yang menyatakan beras sebagai satu-satunya
makanan utama di Indonesia perlu diubah. Konsep pangan semacam itu
dapat menjadi sumber terpuruknya nasib petani, dan hilangnya ragam
pangan lain yang pernah ada. Padahal keragaman jenis bahan pangan itu
bisa mengindari adanya krisis pangan.
Globalisasi dalam berbagai aspek sosial ekonomi pada
kenyataannya telah menjadi ancaman serius bagi usaha membangun
ketahanan pangan jangka panjang, walaupun disadari pula menjadi peluang
jika dapat diwujudkan suatu perdagangan internasional pangan yang adil.
Meroketnya harga sumber energi berdampak langsung pada harga produk
pertanian melalui kenaikan biaya input semisal pupuk, dan biaya transportasi.
Harga-harga pangan dan pakan cenderung meningkat dan menurunkan daya
beli riil masyarakat miskin.
Saat ini fenomena krisis energi semakin menguat seiring makin
meningkatnya harga sumber energi dari fosil yang tidak dapat diperbarui,
sehingga mendorong berkembangnya pemanfaatan energi non fosil dan
energi terbaharui yang meliputi energi geothermal, energi surya, energi
angin, tenaga air, dan biomas (biofuel) yang dihasilkan melalui pembakaran
dan fermentasi bahan organik seperti fermentasi tebu atau jagung (yang
selama ini menjadi bahan pangan) untuk menghasilkan alkohol dan ester.
Kedua bahan tersebut secara teori dapat digunakan untuk menggantikan
bahan bakar fosil (BBM) dengan dicampur, dengan melihat fenomena
sekarang ini tidak menutup kemungkinan akan terjadi persaingan (trade-off)
produk–produk pangan akan diperhadapkan pada dua pilihan yakni akan
menjadi energi atau tetap menjadi bahan pangan. Untuk masa-masa yang
akan datang konversi bahan pangan menjadi bahan bakar sebagai alternatiif
akan semakin tinggi.
Sebagai upaya meningkatkan pasokan tenaga listrik, dengan rasio
elektrifikasi dan konsumsi perkapita yang relatif rendah demikian pula kian
17
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
kritisnya kondisi pasokan tenaga listrik. Grid tenaga listrik yang terisolasi
perlu dihubungkan dengan jaringan untuk menjaga kestabilan pasokan
tenaga listrik, bukan hanya untuk konsumsi rumah tangga tetapi juga untuk
antisipasi pembangunan industri. Untuk menunjang hal tersebut, maka akan
dilakukan pemanfaatan sumber daya energi lokal batubara, gas alam,
geothermal, PLTA, dan energi yang dapat diperbaharui seperti tenaga
matahari dan angin.
2.5. Penguatan koneksitas nasional
Integrasi jaringan transportasi domestik sangat strategis dalam
mendukung penguatan ketahanan perekonomian domestik. Disamping itu,
posisi strategis wilayah Indonesia memainkan peranan sangat penting bagi
penguatan integrasi perekonomian nasional dan global.
Ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan koneksitas
nasional masih relatif terbatas dan harus segera ditingkatkan. Keterbatasan
ketersediaan infrastruktur selama ini merupakan hambatan utama untuk
memanfaatkan peluang yang ada dalam meningkatkan investasi serta
menyebabkan mahalnya biaya logistik.
2.6. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah modal utama dalam
pembangunan nasional. Oleh karena itu, SDM perlu terus ditingkatkan
sehingga mampu memberikan daya saing yang tinggi yang antara lain
ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks
Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Kesetaraan Gender (IKG), melalui
pengendalian penduduk, peningkatan taraf pendidikan, dan peningkatan
derajat kesehatan dan gizi masyarakat.
Tantangan pembangunan SDM meliputi :
a. Tantangan dalam pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat
b. Tantangan dalam pembangunan pendidikan
c. Tantangan dalam mempercepat peningkatan taraf pendidikan seluruh
masyarakat
d. Tantangan utama yang dihadapi dalam rangka memperkukuh karakter
dan jatidiri bangsa
e. Tantangan dalam mempercepat peningkatan kesetaraan gender, peranan
perempuan dalam pembangunan, serta perlindungan perempuan dan
anak.
2.7. Penanggulangan kemiskinan
Ketimpangan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
menggambarkan masih besarnya kemiskinan dan kerentangan, yang
18
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
dicerminkan oleh angka kemiskinan yang turun melambat dan angka
penyerapan tenaga kerja yang belum dapat mengurangi pekerja rentan
secara berarti. Tiga kelompok rumah tangga yang diperkirakan berada pada
40% penduduk berpendapatan terbawah adalah :
a. Angkatan kerja yang bekerja tidak penuh terdiri dari penduduk yang
bekerja paruh waktu, termasuk di dalamnya rumah tangga nelayan,
rumah tangga petani berlahan sempit, rumah tangga sektor informal
perkotaan, dan rumah tangga buruh perkotaan.
b. Usaha mikro kecil termasuk rumah tangga yang bekerja sebagai pekerja
keluarga.
c. Penduduk miskin yang tidak memiliki aset termasuk pekerjaan.
Untuk itu, tantangan dalam menghilangkan kesenjangan
pembangunan dan memastikan bahwa penduduk miskin memperoleh
perlindungan sosial adalah :
a. Menciptakan pertumbuhan inklusif
b. Memperbesar investasi padat pekerja
c. Memberikan perhatian khusus kepada usaha kecil mikro dan kecil
d. Menjamin perlindungan sosial bagi pekerja informal
e. Memperluas ekonomi perdesaan dan mengembangkan sektor pertanian
2.8. Gender dan Perlindungan Anak
Kiprah kaum perempuan dalam pembangunan sangatlah diperlukan.
Kaum perempuan mempunyai hak dan kesempatan yang sama, terdapat
suatu kenyataan bahwa beban yang dihadapi kaum perempuan cukup berat.
Misalnya angka kematian ibu melahirkan, atau masalah akses terhadap
layanan kesehatan yang baik, angka buta huruf atau keterbelakangan dalam
pendidikan, masalah kemiskinan dan kelangkaan lapangan pekerjaan bagi
perempuan, sampai pada masalah kekerasan yang kerapkali menimpa kaum
perempuan.
Untuk itu kaum perempuan hendaknya mengambil peran strategis
dalam proses pembangunan, ikut memastikan arah gerak pembangunan,
sehingga kaum perempuan mendapatkan hak dasarnya, dimana kebijakan
yang muncul akan mencerminkan kebijakan yang berorientasi pada
kesetaraan dan keadilan gender.
Sementara itu anak adalah generasi penerus cita-cita perjuangan
bangsa dan merupakan bagian terpenting dari proses pembangunan sebagai
investasi sumberdaya manusia. Anak harus dipenuhi kebutuhannya,
ditingkatkan kualitas hidupnya, dan dilindungi hak-haknya. Oleh karena itu,
19
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
sangat urgen mengintergrasikan perspektif gender dan anak ke dalam siklus
perencanaan dan penganggaran.
3. Isu Regional/ Propinsi
3.1. RTRW Nasional dan RTRW Propinsi menetapkan Kabupaten Barru
sebagai Kawasan Strategi Nasional, khusunya di Kawasan EMAS
(Sepe’e, Mangempang, Siawung)
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tantang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) mengamanatkan kebijakan dan strategi
penataan ruang wilayah nasional yang diwujudkan dalam kebijakan dan
strategi pengembangan struktur ruang, pola ruang nasional dan kawasan
strategis nasional yang mengatur pemanfaatan ruang di wilayah Sulawesi
Selatan.
Berdasarkan peraturan daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9
Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi-Selatan
Tahun 2009-2013, Kabupaten Barru ditetapkan sebagai kawasan ekonomi
khusus (KEK), penetapan Kabupaten sebagai KEK, merupakan peluang bagi
investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Barru.
Kabupaten Barru merupakan daerah yang potensi untuk
pengembangan KEK, karena memiliki kolam pelabuhan alam yang terdalam
(15-25 m) sepanjang koridor pesisir barat Sulawesi-Selatan dengan memiliki
potensi pengembangan kepelabuhan yang paling luas dimaan kapasitas
tonase kapal yang paling besar dan dengan kawasan potensi sunami yang
sangat kecil. Berdasarkan hal tersebut Kabupaten Barru sangat berpotensi
untuk pengembangan KEK yaitu diwilayah Kecamatan Barru yang meliputi
kelurahan Sepe’e, Mangempang dan Siawung serta Kecamatan Balusu Desa
Madelo dan Desa Binuang yang biasa disingkat dengan Kawasan Emas.
Pembangunan kawasan ekonomi khusus di daerah penting
mengingat negara Republik Indonesia terletak pada kedudukan strategis
sebagai negara kepulauan dengan keanekaragaman ekosistemnya dan
memiliki sumber daya alam yang harus dikelolah dan dilindungi menuju
mewujudkan pencapaian tujuan pembangunan nasional yang
berkelanjutan.Oleh sebab itu perencanaan pembangunan regional dengan
industri sebagai penggerak utama perlu dilakukan secara terkoordinasi dan
terpadu mengacu kepada tata ruang, sehingga menjadi satu kesatuan tata
lingkungan yang dinamis serta tetap memelihara kemampuan daya
lingkungan hidup sesuai paradigma pembangunan yang berwawasan
lingkungan dan memantapkan ketahanan nasional.
20
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Kabupaten Barru merupakan kabupaten dengan dinamika yang
sangat tinggi, terutama karena posisinya yang berada di jalur utama trans
Sulawesi dan berada diantara dua kota besar yaitu kota Makassar dan Pare-
pare. Dari sisi perkembangan ekonomi dan industri kabupaten Barru sangat
potensial antara lain tersedianya sumber daya wilayah pesisir, sumber daya
pertanian, dan sumber daya mineral yang relatif masih belum sepenuhnya
dikelolah secara optimal.
3.2. Penyelamatan Kawasan Pesisir dan Ekosistemnya
Wilayah pesisir dan ekosistemnya merupakan bagian sumberdaya
alam dan merupakan kekayaan yang perlu dijaga kelestariannya serta
dimanfaatkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, generasi sekarang dan
yang akan datang. Potensi demikian memberikan kontribusi terhadap
perekonomian daerah. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan ekosistemnya
memerlukan perencanaan yang terpadu sehingga pengelolaan dan
pemanfaatannya tidak berdampak terhadap perubahan ekosistem dan
menurunnya mutu lingkungan.
Pengelolaan dan pemanfaatan wilayah pesisir mengehendaki
adanya keberlanjutan, mengingat wilayahnya terdapat beraneka ragam
sumberdaya. Oleh karena itu, perlu adanya kesatuan wawasan pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya melalui perencanaan yang terintegrasi antar
sektor dan pemangku kepentingan.
3.3. Percepatan Pembangunan dan Peningkatan Investasi
Sebagai salah satu kabupaten yang baru saja keluar dari deretan
kabupaten tertinggal di Indonesia tentunya membutuhkan kebijakan
anggaran dari Pemerintah dalam hal upaya percepatan pembangunan yang
didukung oleh ketersediaan infrastruktur perekonomian, sehingga daerah ini
dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat guna dapat mengatasi
ketertinggalan pembangunannya dari daerah lain yang sudah relatif lebih
maju mengingat bahwa (i) Kabupaten Barru memiliki posisi yang strategis,
tepat di antara poros kota Makassar dan Kota Parepare dan berada pada
jalur trans Sulawesi. Posisi ini sangat strategis dalam mendukung
peningkatan sistem distribusi logistik nasional, karena Kabupaten
persinggahan bagi transportasi darat dan pelabuhan Garongkong merupakan
pelabuhan yang selalu dilewati kapal yang berlayar dari dan menuju pulau
Jawa dan KTI, (ii) Kabupaten Barru memiliki sumberdaya alam yang dapat
dijadikan lokomotif pembangunan daerah, yakni pertambangan dan energi
mineral, pertanian, peternakan, perikanan .
21
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Ekonomi nasional dalam gerak dan kiprahnya tidak terlepas dari
kontribusiekonomi regional maupun ekonomi lokal.Hal ini sudah sangat di
sadari oleh pemerintah, sehingga setiap daerah diharapkan mampu
mengembangkan perekonomiannya sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh
masing-masing daerah tersebut. Untuk mempercepat pengembangan
ekonomi d wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan
ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah
dalam kesatuan ekonomi nasional.
3.4. Kehidupan beragama
Kabupaten Barru dikenal sebagai sebuah wilayah yang penduduknya
agamais. Sebagai sebuah wilayah yang mayoritas penduduk beragama islam
dari berbagai suku bangsa, dan juga beberapa penganut agama lain, maka
kehidupan beragama di wilayah ini senantiasa perlu di kembangkan dan
dibina. Pengembangan dan pembinaan kehidupan beragama diperlukan
karena begitu banyaknya paham dan pengaruh yang bisa mencederai
keyakinan beragama dan akhlak para penganut agama. Di era sekarang ini
dimana lalu lintas informasi begitu kuat dan tidak terhalang oleh jarak, maka
yang menjadi penting untuk dilakukan adalah menjaga keyakinan dan akhlak
agama yang dianut oleh masing-masing juga menjaga generasi muda dari
pengaruh buruk kemajuan teknologi.
3.5. Kerawanan Bencana
Bencana yang berpotensi melanda wilayah Sulawesi Selatan adalah
banjir, gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami. Banjir yang terjadi dapat
disebabkan oleh terjadinya proses degradasi kawasan lindung yang sebagian
besar berupa hutan lindung baik di hulu maupun di hilir daerah sungai yang
sering dijumpai pada kawasan perdesaan, dan juga dapat disebabkan oleh
sistem drainase yang tidak berfungsi secara optimal.
Kabupaten Barru merupakan sebuah kabupaten di Provinsi
SulawesiSelatan, dengan Ibukotanya adalah Kota Barru. Dengan luas
wilayah 1174 km2 yang terbagi kedalam tujuh kecamatan dan jumlah
populasi 161.732 jiwa dengan jumlah Laki-laki 78.266 jiwa dan Perempuan
83.466 jiwa. Kabupaten ini memiliki kondisi alam yang kompleks yang
digambarkan dengan topografi tertinggi >1500 mdpl seluas 75 ha(0,06% dari
luas wilayah) dan dengan kemiringan lereng >400 seluas 50.587 ha atau
43,06% yang tersebar pada semua kecamatan. Selain daratan, terdapat juga
wilayah laut teritorialseluas 4 mil dari pantai sepanjang 78 km yang
berbatasan langsung dengan Selat Makassar. Melihat kondisi topografi
kabupaten sedemikian rupa, maka dapat di katakan Kabupaten Barru juga
22
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
memiliki kerentanan terhadap berbagai bencana alam.Ketersediaan peta
rawan bencana dipandang menjadi suatu halyang sangat perlu dan bersifat
mendesak ketesediaannya karenahal ini saat ini sangat berpengaruh pada
beberapa sektor terkaitseperti penataan ruang wilayah, baik dalam skala
kabupatenmaupun kecamatan dan yang paling penting adalah
upayamereduksi jumlah korban dan kerugian materi yang ditimbulkan
olehbencana alam tersebut.
4. Isu Strategis Daerah
4.1. Urusan Wajib Pemerintah Pelayanan Dasar
1. Urusan Pendidikan
Pelayanan minimal pendidikan belum tercapai;
Belum optimalnya aksesibilitas, sarana dan prasarana dan peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan;
2. Urusan Kesehatan
Terbatasnya sumberdaya kesehatan, belum optimal pelayanan
kesehatan,
Masih adanya ancaman penyakit menular maupun penyakit yang
tidak menular, serta meningkatnya penyakit degenerative (Kanker,
Jantung, etc)
Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan PerilakuHidup
Bersihdan Sehat (PHBS) masih kurang;
Pembinaan perbaikan Gizi anak atau perbaikan Gizi1000 hari
pertama kehidupan.
3. Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Belum meratanya aksesibilitas pelayanan transportasi
Belum optimalnya kinerja sarana dan prasarana sumberdaya air
untuk penyediaan kebutuhan air bersih/minum
Penyediaan biaya pemasangan air bersih PDAM
Masih rendahnya akses terhadap sanitasi yang layak
Tingkat kerusakan jalan, jembatan, prasarana dan sarana irigasi
yang masih tinggi
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan
sarana danp rasarana.
Belum semua wilayah mempunyai Rencana Dasar Tata Ruang,
produk tata ruang yang telah disusun belum disadari sebagai produk
yang mempunyai kekuatan hukum
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam tertib penataan ruang.
23
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
4. Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Belum optimalnya pengelolaan tanah pemerintah dan kurangnya
kesadaran masyarakat dalam perizinan dan pensertifikatan tanah
Belum memadainya penyediaan sarana dan prasarana dasar
permukiman dan masih besarnya kesenjangan
pemenuhanakan rumah layak huni.
Masih besarnya kesenjangan pemenuhan rumah layak huni
5. Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan
Masyarakat
Masih seringnya terjadi gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat
Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan
Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam membangun kualitas
politik dan berdemokrasi
Cenderung menurunnya jiwa nasionalisme dan patriotisme segenap
lapisan masyarakat
6. Urusan Sosial
Masih cukup tingginya angka kemiskinan, pengangguran dan
Penyandang Masalah KesejahteraanSosial(PMKS).
Tingginya konflik sosial dimasyarakat dan kejadian bencana alam.
Penyediaan tunjangan kematian dan ta’ziah
Masih kurang diberdayakannya panti-panti sosial
Penyediaan beras miskin bagi penduduk miskin yang tersebar di
desa/kelurahan
4.2. Urusan Wajib Pemerintah Non Pelayanan Dasar
1. Urusan Lingkungan Hidup
Menurunnya daya tamping lingkungan akibat pencemaran dan
pengrusakan lingkungan
Belum optimalnya pengawasan terhadap oknum pengrusakan
lingkungan
Menurunnya kapasitas dan kualitas sumber air baku
Kesadaran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan lingkungan
hidupmasih kurang;
Makin meningkatnya dampak kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)
24
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
2. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga
Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengembangan pemuda
dan olahraga,
Masih kurangnya pembinaan kepemudaan,
Masihkurangnya pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga.
Kurangnya koordinasi antar sektor yang menaungi kepemudaan dan
keolahragaan.
3. Urusan Penanaman Modal
Belum tersedianya data dan informasi peluang investasi
Belum optimalnya pengelolaan investasi daerah
Belum optimalnya pelayanan perizinan investasi
Belum kondusifnya iklim investasi khususnya terkait lahan yang
sangat terbatas dan masalah kepemilikan masyarakat
Lahan bagi usaha industri berskala menengah/besarterbatas.
4. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Belum optimalnya pemberdayaan koperasi UMKM untuk
menigkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
berkelanjutan,
Inovasi dan adopsi teknologi, pengembangan disainproduk, yang
berdampak pada diversifikasi produk masih rendah;
Jaringan pasar industry kecil dan kemitraan dalam usaha pemasaran
masih terbatas;
Masih terbatasnya jaringan pasar industri kecil dan kemitraan dalam
pemasaran
Masih kurangnya jiwa kewirausahaan masyarakat
5. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dan aparat dalam tertib
administrasi kependudukan.
Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk
6. Urusan Tenaga kerja
Masih terbatasnya lapangan kerja produktif
Masih rendahnya kualitas tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar
Penyediaan bantuan pertukangan, perbengkelan, dan jahit menjahit
berdasarkan profesi
Masih rendahnya perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan
kerja bagi pekerja dan kelompok kerja sektor informal\
25
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
7. Urusan Pertanian
Belum optimalnya diversifikasi produk pangan lokal
Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi
produk pangan lokal
Ketersediaan dan kedaulatan pangan belum menjadi focus daerah,
Kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi produk pangan lokal
cenderung menurun.
8. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Tingginya pengaruh negative media terhadap pembentukan
kepribadian anak,
Anak jalanan, anak korban narkoba, anak terlantar dan anak putus
sekolah masih ada;
Masih lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan
gender dan perlindungan anak
Masih rendahnya perlindungan perempuan dan anak dari tindak
kekerasan
Masih rendahnya keterlibatan gender dan anak dalam pembangunan
9. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Belum meratanya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan
reproduksi,
Masih tingginya angka resiko melahirkan bagi ibu hamil
Masih kurangnya tenaga penyuluh kesehatan dan keluarga
berencana
Masih tingginya angka pertumbuhan penduduk
10. Urusan Perhubungan
Kurangnya sarana dan prasarana lalulintas dan angku tanjalan,
Dayatampunginfrastrukturtransportasi
Belum meratanya aksesibilitas pelayanan transportasi
11. Urusan Komunikasi dan Informatika
Belum optimalnya penerapan E-Government dalam pelayanan publik
Belum meratanya pusat-pusat informasi desa
Masih terdapatnya wilayah-wilayah yang belum terlayani provider
telekomunikasi (handphone)
12. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Belum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan masyarakat
desa,peran perempuan dalam pembangunan,dan tatakelola
pemerintahan desa.
26
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Ketidak berdayaan masyarakat disebabkan Faktor ekonomi,
rendahnya kapasitas SDM, dan terbatasnya Aksesinformasi, sarana,
modal, pasar dan pelayanan Belum focus dan tidak sinerginya
gerakan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan antara
pemerintah, pemprov, pemkab/pemkot dan desa.
Perlunya diantisipasi akan berakhirnya program PNPM
Belum fokus dan belum bersinerginya program-program
pemberdayaan masyarakat dari pusat/provinsi dengan program
pemerintah kabupaten
13. Urusan Kebudayaan
Masih rendahnya penerapan nilai-nilai luhur budaya dalam
kehidupan sehari-hari, belum optimalnya pengelolaan kekayaan
budaya, dan masih terbatasnya kualitas sumber daya manusia
pelaku budaya.
Partisipasi generasi muda dalam seni dan budaya masih kurang;
Masuknya nilai dan budaya asing yang berpengaruh negative cukup
banyak;
Terjadinya degrades nilai budaya dan kearifan lokal
Tidak tersedianya pusat studi pengkajian agama dan budaya
14. Urusan Statistik
Belum optimalnya kualitas SDM dan komitmen dalam pengelolaan
data dan statistik.
Masih kurangnya pembiayaan, sarana dan prasarana pendukung
pengelolaan data dan statistik
15. Urusan Perpustakaan
Belum memadainya sumberdaya manusia, sarana dan prasarana
kearsipan.
Kesadaran dan komitmen terhadap pentingnya data masih rendah.
Regulasi tentang kearsipan belum dilaksanakan secara maksimal.
Belum bersinerginya pengelolaan kearsipan di tingkat kabupaten,
kecamatan dan desa
Belum memadainya sarana dan prasarana serta SDM perpustakaan
Masih rendahnya minat baca masyarakat
Belum terkelolanya dengan baik perpustakaan
Masih minimnya bahan bacaan perpustakaan dan kurangnya variasi
bacaan
27
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
16. Urusan Pertanahan
Kurangnya masyarakat yang memiliki dokumen pertanahan yang
lengkap
Masih tingginya masalah sengketa pertanahan
17. Urusan Persandian
Masih kurangnya SDM yang menguasai persandian
4.3. Urusan Pilihan Pemerintah Daerah
1. Urusan Kelautan dan Perikanan
Belum optimalnya tata guna dan tata kelola air serta fungsi
kelembagaan petani pembudidaya perikanan,
Kerusakan kawasan pesisir dan ekosistemnya
Keterbatasan infastruktur/sarpras dari perikanan budidaya,tangkap
dan pengelolaan hasil kelautan dan perikanan
Rendahnya produktivitas dan daya saing usaha kelautan dan
perikanan
Masih maraknya pelaku illegal fishing
Masih kurangnya kajian terhadap pengelolaan sumberdaya
kemaritiman
Belum rampungnya pembangunan sentra perikanan terpadu (PPI)
2. Urusan Pertanian
Pengembangan penyediaan sarana dan prasarana perkebunan,
peternakan, perikanan serta teknologi untuk mendukung peningkatan
produksi dan produktivitas;
Alih fungsi lahan pertanian kenonpertanian masih cukup tinggi;
Biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual, serta belum
optimalnya manajemen agribisnis.
Pengembangan penyediaan saranaprasarana, teknologi dan
kelembagaan untuk mendukung peningkatan produksi dan
produktifitas serta nilai tambah hasil perkebunan.
3. Urusan Kehutanan
Degradasi hutan dan lahan;
Alih fungsi lahan;
Luas hutan semakin berkurang akibat dari kegiatan penambangan;
Luas lahan kritis masih cukup banyak
Belum optimalnya pengukuran luasan hutan dan batas-batasnya
28
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
4. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral
Terbatasnya pasokan listrik untuk industry dan rumahtangga
Masih banyak penambangan yang tidak ramah lingkungan.
Potensi energy terbarukan seperti energy matahari dan mikrohidro
belum dimanfaatkan secara optimal
5. Urusan Pariwisata
Keterpaduan dan sinergi antar pelaku wisata dalam pengembangan
pariwisata masih rendah.
Belum optimalnya pengelolaan pariwisata baik destinasi, atraksi
budaya dan managemen kelembagaannya
Masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan
pariwisata
Masih kurangnya kualitas SDM petugas dan pelaku usaha pariwisata
Masih terbatasnya sarana dan prasarana pendukung pariwisata
Belum optimalnya promosi wisata
6. Urusan Perindustrian
Masih kurangnya kualita smanajemen pengelolaan usaha bagi
UMKM,
Industri berbasis sumber daya lokal belum berkembang secara
merata
Inovasi produk belum mampu mengimbangi kebutuhan pasar,dan
belum optimalnya kemitraan antar pelaku usaha.
7. Urusan Perdagangan
Rendahnya daya saing produkdi pasar nasional maupun global,
belum lancarnya distribusi bahan pokok/barang strategis,
Belum optimalnya kesiapan menghadapi perdagangan bebas, MEA,
dan lainnya
Belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana perdagangan
seperti pasar
Penyediaan biaya untuk menyanggah harga komoditas andalan
8. Urusan Transmigrasi
Masih kurangnya perhatian dan kemauan masyarakat untuk
mengikuti program transmigrasi
Sulitnya menyediakan lokasi transmigrasi
29
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
4.4. Urusan Penunjang Pemerintah Daerah
1. Urusan Penelitian dan Pengembangan
Fungsi kelitbangan belum optimal,
Rendahnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan
pembangunan,
Belum adanya sinergitas kebijakan yang mendukung kelitbangan.
2. Urusan Perencanaan
Masih kurangnya data pendukung perencanaan pembangunan
Belum konsistennya mekanisme perencanaan pembangunan,
termasuk perencanaan program, kegiatan, dan penganggarannya.
Belum optimalnya dan belum meratanya kesadaran masyarakat
pentingnya perencanaan dari bawah
3. Urusan Pemerintahan Umum
Masih terbatasnya kemampuan keuangan daerah
Belum Optimalnya pelayanan pemerintahan kepada masyarakat
Belum sesuainya kompetensi pegawai dengan kebutuhan riil
Masih kurangnya SKPD yang memiliki SOP dan SPM
Masih terbatasnya pemanfaatan teknologi informasi dalam
mendukung pelayanan publik
Masih lemahnya pelaksanaan dan penegakan hukum dan
perundang-undangan
Masih perlunya penataan struktur dan budaya organisasi/
kelembagaan instansi pemerintah dalam mendukung pemerintahan
yang responsif
Masih kurangnya reward and punishment dalam rangka peningkatan
motivasi aparatur
Penyediaan tunjangan haji/umroh bagi Guru dan PNS lainnya yang
berprestasi
Masih tingginya permasalahan terkait pertanahan dan aset
pemerintah pada tiap SKPD.
30
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
C. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penyusunan LKIP Pemerintah
Kabupaten Barru Tahun 2017 mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Aspek Akuntabilitas Kinerja
Bagi keperluan eksternal organisasi, sebagai sarana pertanggung
jawaban pemerintah Kabupaten Barru atas capaian kinerja yang berhasil
diperoleh selama tahun 2017. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan
merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi, tujuan dan sasaran strategis
yang telah dicapai selama tahun 2017.
2. Aspek Manajemen Kinerja
Bagi keperluan internal organisasi, sebagai sarana evaluasi
pencapaian kinerja dalam upaya perbaikan kinerja di masa datang,
terutama untuk melakukan perbaikan kekurangan yang ditemukan pada
setiap celah kinerja. Selain itu dalam rangka mengelola penataan
manajemen pemerintahan dapat merumuskan strategi pemecahan
masalah sehingga capaian kinerja pemerintah Kabupaten Barru dapat
ditingkatkan secara berkelanjutan.
D. Organisasi Pemerintah Kabupaten Barru
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Barru sebagai wadah penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan ditetapkan mengacu pada
Peraturan Pemerintah nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah
yang merupakan pengganti dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi dan Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti penerapannya
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Barru dengan Peraturan Daerah Nomor
7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
Adapun Perangkat Daerah tersebut, terdiri dari :
a. Sekretariat Daerah terdiri atas :
1. Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
1.1 Bagian Pemerintaha dan Otonomi Daerah
1.2 Bagian Kesejahteraan Rakyat
1.3 Bagian Hukum
2. Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan
2.1 Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Manusia
2.2 Bagian Administrasi Pembangunan
31
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
3. Asisten Administrasi Umum
3.1 Bagian Umum
3.2 Bagian Humas dan Protokol
3.3 Bagian Organisasi
b. Sekretariat Dewan
c. Inspektorat Daerah
d. Badan terdiri atas :
1. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
2. Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah
3. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
4. Badan Pendapatan Daerah
5. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
6. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
e. Dinas terdiri atas :
1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Kesehatan
3. Rumah Sakit Umum Daerah
4. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
5. Dinas Lingkungan Hidup
6. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
7. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman
8. Dinas Perhubungan
9. Dinas Sosial
10. Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan
11. Dinas Pariwisata
12. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
13. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
14. Dinas Pertanian
15. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik
16. Dinas Ketahanan Panga
17. Dinas Pemuda dan Olahraga
18. Dinas Perikanan
19. Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran
20. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga
Kerja
32
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
f. Kecamatan terdiri atas :
1. Kecamatan Mallusetasi
2. Kecamatan Soppeng Riaja
3. Kecamatan Balusu
4. Kecamatan Barru
5. Kecamatan Tanete Rilau
6. Kecamatan Tanete Riaja
7. Kecamatan Pujananting
E. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah
Kabupaten Barru Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1822);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4250);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);
33
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1842);
7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Barru
(Lembaran Daerah Kabupaten Barru Tahun 2008 Nomor 24, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Barru Nomor 01);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Barru Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Barru Tahun 2010 Nomor 51,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Barru Nomor 8);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru
Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Barru Tahun 2016
Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Barru Nomor 36);
11. Peraturan Bupati Barru Nomor 74 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja
Utama Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2016-2021 (Berita Daerah
Kabupaten Barru Tahun 2016 Nomor 75).
F. Sistematika Penulisan
LKIP Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2017 berpedoman pada
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja. Adapun
sistematikanya adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan
penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan
utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.
Bab I
Pendahuluan
Bab II Perencanaan Strategis
Bab III Akuntabilitas Kinerja
Bab IV
Penutup
34
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Bab II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian
kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis
tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja
tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar
nasional (jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau
peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang
telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan
ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan
dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi
sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja
organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan
organisasi untuk meningkatkan kinerjanya
Lampiran
35
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka
panjang, menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah dengan melibatkan
masyarakat.
Sebagai kerangka perencanaan jangka panjang yang dijabarkan
dengan perencanaan jangka menengah melalui penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Barru Tahun
2016 – 2021. Pemerintah Daerah Kabupaten Barru dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, berpedoman
pada dokumen perencanaan yang terdapat pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016 – 2021 dan Perjanjian
Kinerja Tahun 2017.
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru
Tahun 2016 – 2021.
Pemerintah daerah diwajibkan menyusun dan menetapkan
perencanaan jangka menengah daerah merupakan amanat pelaksanaan
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Pemerintah Kabupaten Barru telah menetapkan Peraturan Daerah
Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Barru Tahun 2016 – 2021.
Rencana Pembangunann Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Barru Tahun 2016 – 2021 merupakan dokumen perencanaan strategis yang
menetapkan arah kebijakan dan strategi pembangunan pada Tahun 2016 –
2021, sebagai tolok ukur pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah
Kabupaten Barru dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dokumen ini
berfungsi sebagai penuntun segenap penyelenggara Perangkat Daerah (PD)
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Barru dalam melaksanakan Program /
Kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsi yang diemban, dalam
36
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
arah perwujudan visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang akan dicapai
dalam lima tahun periode kepemimpinan Kepala Daerah.
Tahun 2017 merupakan tahun kedua dari pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Barru Tahun
2016 – 20121.
B. Visi dan Misi
Berbagai isu global dan nasional turut dipertimbangkan dalam upaya
penyelesaian isu lokal yang berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Isu
yang dihadapi Kabupaten Barru antara lain : Pelayanan publik, Kualitas
Sumber Daya Manusia (Pendidikan, Kesehatan, dan Sosial),
Pembangunan Perdesaan dan Ketahanan Pangan, Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat, Infrastruktur Wilayah dan Tata Ruang, Kemiskinan
serta Lingkungan Hidup. Dalam menangani isu tersebut diperlukan
penguatan kepemimpinan yang didukung oleh segenap komponen
masyarakat dan penyelenggara pemerintahan.
1. Visi
Visi pembangunan Kabupaten Barru 2016 – 2021 mengacu pada visi
yang telah disampaikan oleh Bupati / Wakil Bupati hasil pemilihan kepala
daerah tahun 2015 yaitu :
Visi ini menjadi arah perjalanan pembangunan Kabupaten Barru
selama tahun 2016 – 2021 dengan penjelasan makna visi sebagai berikut:
a. Lebih Maju mengandung arti ; Peningkatan berbagai indikator
pembangunan akan lebih baik seperti : Pertumbuhan ekonomi, Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), Pendapatan perkapita, angka harapan
hidup, kehidupan beragama dan berbaga iindikator sosial, ekonomi dan
politik lainnya
b. Sejahtera mengandung arti ; Pembangunan Kabupaten Barru dilakukan
untuk memberikan kemakmuran serta meningkatkan kesejahteraan
seluruh masyarakat Barru.
c. Taat Azas mengandung arti ; Pembangunan KabupatenBarru yang
dilakukan mengacu pada ketentuan agama, hukum dan norma
budaya/adat-istiadat serta kearifan lokal.
“Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera, Taat Azas,
dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”
37
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
d. Bermartabat mengandung arti ; Bahwa pembangunan di Kabupaten
Barru dilakukan dengan berlandaskan pada semangat menuju daya saing
dan kemandirian daerah dengan mengutamakan harkat kemanusiaan dan
harga diri.
e. Bernafaskan Keagamaan mengandung arti ; Seluruh aktivitas
dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat didasarkan pada
nilai-nilai keagamaan, baik proses maupun hasil kegiatan.
2. Misi
Misi disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah
yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi yang telah dipaparkan.
Rumusan misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai dan
menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Rumusan misi disusun
untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan
yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk
mencapai visi.
Rumusan misi disusun dengan memperhatikan faktor-faktor
lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang mempengaruhi serta
kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan
daerah. Misi disusun untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan
dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi.
Berdasarkan visi tersebut di atas, maka misi pembangunan jangka
menengah daerah yang ditetapkan sebagai berikut :
a. Meningkatkan Kecerdasan Dan Profesionalisme SDM
Penjelasan Misi : Meningkatkan kecerdasan dan profesionalisme SDM
melalui peningkatan kualitas sektor pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaandan keagamaan bagi seluruh masyarakat Kabupaten
Barru.
b. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Pembangunan Untuk
Kesejahteraan Masyarakat
Penjelasan Misi : Kemajuan pembangunan dilakukan dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan melalui
pembangunan bidang ekonomi, sosial, politik dan keagamaan dengan
tetap memperhatikan asas pembangunan yang berkelanjutan dan
berkeadilan.
38
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
c. Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif.
Penjelasan Misi : Menciptakan lingkungan yang kondusif melalui
peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan dengan penguatan
perundang-undangan, agama, norma budaya/adat-istiadat dan kearifan
lokal.
d. Mengembangkan Interkoneksitas Sinergis Antar Wilayah Di Tingkat
Nasional, Regional Dan Internasional.
Penjelasan Misi : Pembangunan Kabupaten Barru yang berdayasaing
dan kemandirian daerah dilakukan melalui pembangunan infrastruktur
sosial, ekonomi dan fisik, pengembangan inovasi daerah, ketahanan
pangan, ketahanan energi dan investasi daerah.
e. Mewujudkan Tata Kepemerintahan Yang Baik ( Good Governance).
Penjelasan Misi : Pelaksanaan Tata kelola pemerintahan yang baik
senantiasa menggunakan prinsip antara lain transparan, akuntabel,
partisipatif, efektif dan efisien yang didukung oleh aparatur yang
professional.
3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang
menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016
– 2021 yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja
pembangunan daerah secara keseluruhan. Tujuan adalah sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun. Tujuan
ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta
didasarkan pada isu-isu analisis strategis.
Berdasarkan visi dan misi, maka tujuan dan sasaran pembangunan
jangka menengah daerah yang akan dicapai sebagai berikut :
a. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Sasaran yang ingin dicapai dari
tujuan ini adalah Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi
b. Meningkatkan kualitas SDM. Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan ini
adalah :
a) Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan.
b) Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan.
c) Meningkatnya penyerapan tenaga kerja.
d) Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kedalaman kemiskinan dan
kerentanan untuk miskin serta menurunnya jumlah dan jenis
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
e) Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat yang religius.
39
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
c. Meningkatnya daya saing daerah. Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan
ini adalah :
a) Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ekonomi.
b) Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
secara terpadu.
c) Berkembangnya kawasan strategis kabupaten.
d) terciptanya sistem inovasi daerah (SIDA) yang dapat mendukung
pengembangan daya saing.
d. Meningkatnya kerjasama antar wilayah. Sasaran yang ingin dicapai dari
tujuan ini adalah Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan
asing serta jaringan kerjasama antar daerah/lembaga.
e. Terpeliharanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersamaan antar berbagai unsur dalam tatanan daerah. Sasaran yang
ingin dicapai dari tujuan ini adalah Berkembangnya wawasan kebangsaan
dan kesadaran berdemokrasi masyarakat serta enerapan nilai-nilai
kearifan lokal.
f. Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di lingkungan masyarakat.
Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan ini adalah :
a) Meningkatnya kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan
masyarakat.
b) Meningkatnya penanganan bencana.
g. Terwujudnya nilai dan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja dalam
tatanan pemerintahan. Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan ini adalah
Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama
dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan.
h. Terwujudnya pelayanan umum yang efektif dan efisien serta memuaskan
masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan ini adalah :
a) Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik
b) Meningkatnya kualitas fungsi legislasi, penganggaran dan
pengawasan DPRD
Keterkaitan antara tujuan dan sasaran pembangunan jangka
menengah Bappeda Kabupaten Barru Tahun 2016 – 2021 berserta dengan
indikator kinerja disajikan pada tabel berikut :
40
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Tabel 2.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Barru Tahun 2016 – 2021
Visi : “Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera, Taat Azas, dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”
Misi Tujuan Sasaran Indikator
Kinerja Sasaran Target 2021
Misi 1: Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan kesejahteraan ekonomi
Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi
7,26 %
Misi 2 : Meningkatkan kecerdasan dan profesionalisme sdm
Meningkatkan kualitas SDM
Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan
Rata-rata lama sekolah/ angka harapan sekolah
7,49 Tahun
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Angka harapan hidup
68,01 Tahun
Meningkatnya penyerapan tenagakerja
Persentase tingkat pengangguran terbuka
6,68 %
Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kerentanan untuk miskin dan menurunnya jumlah serta jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
Persentase Penduduk Miskin
7,12 %
Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang tertangani
50 %
Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat yang religius
Rasio tempat ibadah terhadap pemeluk agama
1 : 655
Misi 3 : Mengembangkan interkoneksitas
sinergis antar wilayah di tingkat nasional, regional
dan internasional
Meningkatnya daya saing daerah.
Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur
ekonomi
Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam
kondisi baik
82,59 %
Meningkatnya
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
secara terpadu
Penegakan hukum
lingkungan
100 %
Persentase penanganan
sampah di wilayah perkotaan
33,80 %
Berkembangnya kawasan strategis kabupaten
Persentase kawasan yang dikembangkan
100
19 Kawasan
terciptanya sistem
inovasi daerah (SIDA) yang dapat mendukung
pengembangan daya saing
Persentase SKPD
yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA)
100 %
41
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Meningkatnya kerjasama antar wilayah.
Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah/ lembaga
Pertumbuhan nilai investasi dan jumlah kerjasama
- Nilai Investasi (Rp)
2.515.743.013.958
- Jumlah Kerjasama antar daerah /lembaga
14 Kerjasama antar lembaga
Misi 4 : Menciptakan lingkungan yang kondusif
Terpeliharanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersamaan antar berbagai unsur dalam tatanan daerah
Berkembangnya wawasan kebangsaan dan kesadaran berdemokrasi masyarakat serta penerapan nilai –nilai kearifan lokal
Persentase tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu
- pemilihan legislatif
- pemilihan presiden
- pemilihan gubernur
- pemilihan bupati
Meningkatnya peran serta masyarakat desa /kelurahan dalam pemberdayaan pembangunan
Persentase desa swasembada/
93 %
Indeks desa membangun
0,71
Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di lingkungan masyarakat.
Meningkatnya kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan masyarakat
Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)
100
Meningkatnya penanganan bencana
Persentase bencana yang tertangani
100 %
Misi 5 : Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance)
Terwujudnya nilai dan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja dalam tatanan pemerintahan
Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan
Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian
100 %
Terwujudnya pelayanan umum yang efektif dan efisien serta memuaskan masyarakat.
Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik
Akuntabilitas kinerja keuangan dan pemerintahan
- Akuntabilitas Keuangan
WTP
- Akuntabilitas Kinerja
B
Meningkatnya kualitas fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan DPRD
Persentase perda yang ditetapkan
100 %
Sumber : RPJMD Kabupaten Barru 2016 – 2021
Dalam konteks manajemen berbasis kinerja, pengukuran kinerja
penyelenggaraan pemerintahan merupakan alat untuk mengetahui gambaran
atas tingkat pencapaian sasaran dan tujuan organisasi pemerintah dalam
upaya mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Ukuran ini
harus mampu menjelaskan tentang tingkat realisasi target kinerja sasaran
42
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
ataupun tujuan yang dicapai oleh instansi pemerintah dalam pelaksanaan
tugas dan fungsinya. Dengan pengukuran tersebut pemerintah akan
terdorong untuk lebih membangun komitmen dan konsistensi pada
pelaksanaan program dan kegiatan yang lebih signifikan berorientasi pada
capaian kinerja yang bersifat hasil (outcome), bukan hanya menghasilkan
output kegiatan yang tidak berujung pada perubahan kondisi masyarakat
yang lebih baik, yang pada gilirannya kinerja instansi pemerintah benar-benar
akan dapat dirasakan kemanfaatannya bagi masyarakat (stakeholders).
Susunan sasaran strategis Kabupaten Barru disusun sebagai
pedoman untuk memudahkan dalam menentukan langkah kebijakan yang
lebih teknis. Dengan ditetapkannya sasaran strategis, maka tahapan
pencapaian tujuan dapat terukur secara jelas, melalui pengukuran atas
capaian dari setiap indikator-indikator kinerja sasarannya.
C. Strategi dan Arah Kebijakan
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan
komprehensif tentang bagaimana Pemerintah Kabupaten Barru melakukan
upaya untuk mencapai Visi, Misi, tujuan dan sasaran serta target kinerja
RPJMD dengan efektif dan efisien selama 5 (lima) tahun ke depan.
Adapun strategi dan kebijakan dalam pembangunan tertuang dari
beberapa misi sebagai berikut :
1. Strategi
Strategi merupakan langkah untuk memecahkan permasalahan yang
penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu 5
(lima) tahun ke depan serta memiliki dampak yang besar terhadap
pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan daerah. Untuk
mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Barru Tahun
2016 – 2021, maka Pemerintah Kabupaten Barru akan melaksanakan 5
(lima) misi pembangunan daerah yang kemudian dijabarkan ke dalam
berbagai strategi pembangunan daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
mendatang.
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-
program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah.
Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan
pembangunan daerah. Rumusan strategi berupa pernyataan yang
menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya
diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.
43
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
2. Arah Kebijakan
Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah merupakan
pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima
tahunan guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap. Tahapan dan
prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan dan isu
strategis yang hendak diselesaikan berkaitan dengan pengaturan waktu.
Penekanan prioritas pada setiap tahapan berbeda-beda, namun memiliki
kesinambungan dari satu tahun ke tahun berikutnya dalam rangka mencapai
sasaran tahapan lima (5) tahunan RPJMD. Penekanan prioritas tersebut
bukan berarti bahwa program/kegiatan pembangunan operasional pada
SKPD di luar yang diprioritaskan tidak berjalan, tetapi berjalan dengan
penekanan strategis yang lebih rendah dibanding yang diprioritaskan.
Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar
memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Kriteria suatu
rumusan arah kebijakan, antara lain: 1. Memperjelas kapan suatu sasaran
dapat dicapai dari waktu ke waktu; 2. Dirumuskan bersamaan dengan
formulasi strategi, sebelum atau setelah alternatif strategi dibuat; 3.
Membantu menghubungkan tiap-tiap strategi kepada sasaran secara lebih
rasional; dan 4. Mengarahkan pemilih strategi agar selaras dengan arahan
dan sesuai/tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Langkah-langkah merumuskan arah kebijakan sebagai berikut: 1.
Mengidentifikasi tiap sasaran dan target kinerja tiap tahun; 2.Mengidentifikasi
permasalahan dan isu strategik terkait tiap tahun; 3. Merumuskan dan
memutuskan arah kebijakan dan menguji kesesuaiannya dengan perundang
undangan.
Pada perumusan arah kebijakan ini, pertama-tama dirumuskan
substansi arah kebijakan yang dijabarkan dari masing-masing strategi.
Setelah itu, substansi arah kebijakan tersebut ditata prioritasnya berdasarkan
kerangka tahunan dalam lima tahun periode RPJMD.
Berikut ini merupakan keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan, Sasaran,
Strategi dan Arah Kebijakan dapat dilihat pada tabel berikut :
44
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Tabel 2.2
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2016-2021
Kabupaten Barru
Visi : Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera, Taat Azas, dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan
Misi 1 : Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Pembangunan Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1 Meningkatkan kesejahteraan ekonomi
1 Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi.
Meningkatkan perekonomian masyarakat berbasis sumberdaya lokal melalui pengembangan sistem pemasaran, peningkatan kualitas usaha, kerjasama, produksi, produktivitas dan fasilitasi pendampingan usaha oleh tenaga teknis yang trampil, didukung oleh sistem informasi, regulasi dan kelembagaan dengan sumber pembiayaan dari pemerintah dan lembaga keuangan. (1)
1 2 3 4
Pengembangan sistem pemasaran Peningkatan kualitas usaha Peningkatan produksi dan produktivitas Fasilitasi pendampingan usaha oleh tenaga teknis yang trampil
Misi 2 : Meningkatkan Kecerdasan Dan Profesionalisme SDM 1 Meningkatkan
kualitas SDM 1
Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan.
Meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan, melalui peningkatan sarana dan prasarana, mutu tenaga pendidik dan kependidikan serta perbaikan tata kelola pendidikan, dengan mengembangkan manajemen berbasis sekolah dan teknologi informasi, dengan sumber pembiayaan dari berbagai pihak. (2)
1 2 3
Peningkatan sarana dan prasarana Pendidikan, Peningkatan mutu tenaga pendidik dan kependidikan Perbaikan tata kelola pendidikan
2 Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Meningkatkan akses dan pemerataan kesehatan dan keluarga berencana, melalui peningkatan mutu tenaga, perbaikan tata kelola, pengembangan layanan kesehatan dan keluarga berencana berbasis masyarakat yang didukung oleh fasilitas memadai dengan mensinergikan berbagai sumber pembiayaan. (3)
1 2 3 4
Peningkatan mutu tenaga kesehatan, Perbaikan tata kelola manajemen kesehatan, Pengembangan layanan kesehatan Pengembangan keluarga berencana berbasis masyarakat
45
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
3 Meningkatnya penyerapan tenagakerja.
Meningkatkan pemberdayaan dan pengembangan ketenagakerjaan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan layanan pendidikan formal dan non formal didukung oleh akses penempatan tenaga kerja. (4)
1 2
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan layanan pendidikan formal dan non formal . Peningkatan akses penempatan tenaga kerja
4 Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kedalaman kemiskinan dan kerentanan untuk miskin serta menurunnya jumlah dan jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Meningkatkan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya melalui penajaman dan fasilitasi program yang terintegrasi lintas sektor pada semua tingkatan pemerintahan dengan dukungan kelembagaan, regulasi, data yang terbaru dan mudah diakses dengan sumber pembiayaan yang memadai dan “pro poor”. (5)
1 2
Penajaman dan fasilitasi program yang terintegrasi lintas sektor pada semua tingkatan pemerintahan Peningkatan kualitas data kemiskinan dan PMKS
5 Rasio tempat ibadah terhadap pemeluk agama
Meningkatkan kualitas kehidupan beragama melalui Peningkatan kapasitas penyuluh agama dan lembaga-lembaga keagamaan serta sarana dan
prasarana peribadahan yang didukung pembiayaan dari berbagai pihak. (6)
1 2
Peningkatan kapasitas penyuluh agama dan lembaga-lembaga keagamaan Peningkatan sarana dan
prasarana peribadahan
Misi 3 : Mengembangkan Interkoneksitas Sinergis Antar Wilayah Di Tingkat Nasional, Regional Dan Internasional 1 Meningkatnya daya
saing daerah
1 Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ekonomi.
Meningkatkan infrastruktur ekonomi dengan regulasi yang memadai dan pengembangan fasilitas dasar bagi mobilitas barang, jasa dan manusia, sistem moda transportasi dan perangkat pendukungnya serta sarana prasarana pemuda dan olahraga dengan mensinergikan berbagai sumber pembiayaan. (7)
1 2 3
Pengembangan fasilitas dasar bagi mobilitas barang, jasa dan manusia, Pengembangan sistem moda transportasi Peningkatan sarana prasarana pemuda dan olah raga
2 Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terpadu.
Meningkatkan
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara
terpadu melalui peningkatan kualitas perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang dengan mengembangkan konservasi sumberdaya alam dan kawasan strategik secara terpadu
dengan memperkuat sinergitas masyarakat, pemerintah dan
swasta.(8)
1 2 3
Peningkatan kualitas perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang Pengembangan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup Pengembangan kawasan strategik secara terpadu
46
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
3 Berkembangnya kawasan strategis Kabupaten.
Meningkatkan kawasan strategis Kabupaten melalui pengembangan fungsi kawasan, penguatan regulasi pemanfaatan dan pengendalian ruang dengan pelibatan berbagai pihak dan mensinergikan berbagai sumber pembiayaan.(9)
1 Pengembangan fungsi kawasan strategis Kabupaten
4 Terciptanya sistem inovasi daerah (SIDA) yang dapat mendukung pengembangan daya saing.
Meningkatkan fungsi sistem inovasi daerah (SIDA) melalui pengembangan inovasi daerah yang terintegrasi lintas sektor dengan penguatan kelembagaan, jaringan dan sumberdaya (10)
1 Pengembangan inovasi daerah yang terintegrasi lintas sektor
2 Meningkatnya kerjasama antar wilayah
1 Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah.
Meningkatkan penanaman modal dalam negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah melalui penguatan regulasi, dan media promosi investasi dengan mensinergikan berbagai sumber pembiayaan. (11)
1 Penguatan regulasi, dan media promosi investasi
Misi 4 : Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif 1 Terpeliharanya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersamaan antar berbagai unsur dalam tatanan daerah
1
2
Berkembangnya wawasan kebangsaan dan kesadaran berdemokrasi masyarakat serta penerapan nilai –nilai kearifan lokal.(11) Meningkatnya peran serta masyarakat dan organisasi masyarakat desa /kelurahan dalam pemberdayaan pembangunan. (12)
Meningkatkan wawasan kebangsaan dan kesadaran berdemokrasi masyarakat serta penerapan nilai –nilai kearifan lokal dan peran serta masyarakat dan organisasi masyarakat desa /kelurahan dalam pemberdayaan pembangunan melalui penyelenggaraan demokrasi, pembangunan yang parsitipatif dan berkualitas yang didukung oleh regulasi dan pengembangan organisasi masyarakat serta pembiayaan yang memadai (12)
1 2
Peningkatan kualitas penyelenggaraan demokrasi, Peningkatan kualitas partisipasi masyarakat dalam Pembangunan
2 Mewujudkan rasa
aman dan ketentraman di lingkungan
masyarakat
1 Meningkatnya
kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan
masyarakat. (13)
Meningkatkan
kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan
masyarakat melalui penegakan hukum yang berkeadilan dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, menjamin ketenteraman dan ketertiban yang didukung
oleh regulasi dan pengembangan sistem
pengamanan swakarsa serta pembiayaan yang memadai (13)
1 2 3
Penegakan hukum yang berkeadilan Menjunjung tinggi hak asasi manusia, Peningkatan ketenteraman dan ketertiban masyarakat.
47
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
2 Meningkatnya penanganan bencana. (14)
Meningkatkan pelestarian lingkungan hidup dan antisipasi penanganan bencana melalui pengembangan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta mengutamakan pemeliharaan sumberdaya alam, kesiagaan penanganan bencana yang didukung oleh regulasi, sistem pengawasan, mitigasi dan adaptasi serta pembiayaan. (14)
1 2 3
Pengembangan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, Peningkatan pemeliharaan sumberdaya alam, Peningkatan kesiagaan penanganan bencana
Misi 5 : Mewujudkan Tata Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) 1 Terwujudnya nilai
dan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja dalam tatanan pemerintahan.
1 Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan. (15)
Meningkatkan kualitas kehidupan beragama melalui aktualisasi peran dan fungsi agama sebagai etos kerja, sikap dan perilaku birokrasi, dengan mengembangkan regulasi, pembinaan lembaga lembaga keagamaan, sarana peribadahan yang didukung pembiayaan dari berbagai pihak.(15)
1 Peningkatan aktualisasi peran dan fungsi agama sebagai etos kerja, sikap dan perilaku birokrasi.
2 Terwujudnya pelayanan umum yang efektif dan efisien serta memuaskan masyarakat
1 2
Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik (16) Meningkatnya kualitas fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan DPRD. (17)
Meningkatkan kualitas pelayanan umum melalui penerapan tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel dan partisipatif dengan mengembangkan sistem pelayanan yang terintegrasi, mudah dan murah, regulasi pelayanan yang berorientasi pelanggan dan aparat yang profesional dengan pembiayaan dari pihak terkait (16)
1 2 3
Peningkatan penerapan tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel dan partisipatif Mengembangkan sistem pelayanan yang terintegrasi, mudah dan murah, Peningkatan regulasi pelayanan yang berorientasi pelanggan
D. Penetapan Kinerja Tahun 2017
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan
dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih
rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator
kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah
dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur
tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang
tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan
atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang
48
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan
demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang
dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud
kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Penetapan Kinerja yang ingin dicapai Pemerintah Kabupaten Barru
Tahun 2017 ditetapkan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif
dan akuntabel. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.3
Penetapan Kinerja Kabupaten Barru Tahun 2017
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA TARGET
1 Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi
7,03 %
2 Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan
Rata-rata lama sekolah/ angka harapan sekolah
7,37 Tahun
3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Angka harapan hidup 67,83 Tahun
4 Meningkatnya penyerapan tenagakerja
Persentase tingkat pengangguran terbuka
7,21%
5 Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kerentanan untuk miskin dan menurunnya jumlah serta jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
Persentase Penduduk Miskin
8,82 %
Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang tertangani
31,07 %
6 Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat yang religius
Rasio tempat ibadah terhadap pemeluk agama
1 : 655
7 Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ekonomi
Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam kondisi baik
70,89 %
8 Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terpadu
Penegakan hukum lingkungan
100 %
Persentase penanganan sampah di wilayah perkotaan
26 %
9 Berkembangnya kawasan strategis kabupaten
Persentase kawasan yang dikembangkan
73,68 %
14 Kawasan
49
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
10 terciptanya sistem inovasi daerah (SIDA) yang dapat mendukung pengembangan daya saing
Persentase SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA)
25 %
11 Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah/ lembaga
Pertumbuhan nilai investasi dan jumlah kerjasama:
- Nilai Investasi (Rp) 1.374.863.942.780
- Jumlah Kerjasama antar daerah / lembaga
12 Kerjasama antar lembaga
12 Meningkatnya peran serta masyarakat desa /kelurahan dalam pemberdayaan pembangunan
Persentase desa swasembada/
20 %
Indeks desa membangun
0,65
13 Meningkatnya kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan masyarakat
Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)
100 %
14 Meningkatnya penanganan bencana
Persentase bencana yang tertangani
100 %
15 Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan
Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian
25 %
16 Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik
Akuntabilitas kinerja keuangan dan pemerintahan:
- Akuntabilitas Keuangan
WTP
- Akuntabilitas Kinerja CC
17 Meningkatnya kualitas fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan DPRD
Persentase perda yang ditetapkan
100 %
50
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pemerintah Kabupaten Barru sebagai pihak pemegang amanah
masyarakat, berkewajiban memberikan Laporan Akuntabilitas Kinerja sesuai
dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5
Tahun 2004 tentang Percepatan dan Pemberantasan Korupsi,
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang lebih menjamin
adanya keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas kepada masyarakat,
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan kinerja Instansi Pemerintah. Dalam penyusunan Laporan akuntabilitas
ini, Kabupaten Barru mengacu kepada ketentuan yang termuat dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.Berdasarkan peraturan tersebut, analisis
akuntabilitas kinerja dinilai berdasarkan capaian kinerja organisasi dan
realisasi anggaran.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan bentuk
akuntabilitas Pemerintah Kabupaten Barru sebagai pihak pemegang amanah
untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal). LKIP ini dibuat sebagai
usaha perwujudan Good Governance untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan misi organisasi pemerintahan dalam mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Pengukuran capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan
dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi capaian target
kinerja pada akhir tahun pelaksanaan anggaran dengan rencana target
kinerja yang telah ditetapkan pada awal tahun pelaksanaan anggaran dengan
bentuk Perjanjian Kinerja (PK).
Pengukuran kinerja pemerintah Kabupaten Barru, memanfaatkan
data kinerja yang diperoleh melalui system pengumpulan data kinerja dari dua
sumber, yaitu :
51
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
1. Data Internal yang berasal dari sistem informasi dan pelaporan yang ada,
baik laporan kegiatan regular yang ada seperti laporan bulanan,
triwulanan, semesteran, laporan akuntabilitas kinerja OPD, laporan
keuangan OPD / laporan keuangan pemerintah daerah maupun laporan
kegiatan tahunan lainnya.
2. Data eksternal, digunakan data-data skunder sepanjang relevan dengan
pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Barru, khususnya data-data
yang bersumber atas hasil hitung Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Barru walaupun data masih bersifat sementara karena Badan Pusat
Statistik (BPS) baru mengeluarkan Data Makro Kabupaten Barru tahun
2017 di bulan Juli 2018.
Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran, dilakukan analisis dan
evaluasi terhadap capaian setiap indikator kinerja untuk memberikan
penjelasan tentang keberhasilan atau ketidakberhasilan pelaksanaan suatu
kegiatan dan program dalam mewujudkan kondisi sasaran yang diharapkan.
A. Capaian Kinerja
Pengukuran capaian kinerja adalah proses sistematis dan
berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strateji instansi pemerintah.
Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja
guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran.
Pengukuran capaian kinerja tahun 2017 berdasar pada Keputusan
Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/1X/6/8/2003 Tentang
Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja.
Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan membandingkan
antara target kinerja dan realisasi kinerja. Untuk mempermudah interpretasi
atas pencapaian sasaran dipergunakan skala pengukuran kinerja sebagai
berikut :
76% s/d 100% = Sangat Baik
51% s/d 75% = Baik
26% s/d 50% = Cukup Baik
0% s/d 25% = Kurang Baik
52
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil persentase capaian
indicator kinerja sasaran yang mencapai lebih dari 100% termasuk pada
angka capaian kinerja sebesar 100%. Dalam rangka mengukur dan
peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya akuntabilitas kinerja
pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator
Kinerja Utama (IKU). Untuk itu pertama kali yang perlu dilakukan instansi
pemerintah adalah menentukan apa yang menjadi kinerja utama dari instansi
pemerintah yang bersangkutan. Dengan demikian kinerja utama terkandung
dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah, sehingga IKU adalah
merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis
instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran
keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan.
Kabupaten Barru telah menetapkan Indikator Kinerja Utama melalui
Peraturan Bupati Barru Nomor 74 Tahun 2017 tentang Indikator Kinerja
Utama Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2016-2021. Upaya untuk
meningkatkan akuntabilitas, Kabupaten Barru juga melakukan reviu terhadap
Indikator Kinerja Utama. Secara umum Pemerintah Kabupaten Barru telah
dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi.
Pencapaian kinerja sasaran pembangunan Kabupaten Barru berdasarkan
tujuan pembangunan Kabupaten Barru yang ingin diwujudkan selama tahun
2017 disajikan dalam tabel di bawah ini :
53
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Tabel 3.1
Pencapaian Kinerja Sasaran Pembangunan Kabupaten Barru Tahun 2017
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Satuan Target Realisasi Persen
(%) Interpretasi
Misi 1: Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat
Meningkatkan kesejahteraan ekonomi
Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
Persen 7,03 6,78 96,44 Sangat Baik
Misi 2 : Meningkatkan kecerdasan dan profesionalisme sdm
Meningkatkan kualitas SDM
Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan
Rata-rata lama sekolah/angka harapan sekolah
Tahun 7,37 7,61 103,26 Sangat Baik
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Angka harapan hidup
Tahun 67,83 68,16 100,52 Sangat Baik
Meningkatnya penyerapan tenagakerja
Persentase tingkat pengangguran terbuka
Persen 7,21 5,60 122,33 Sangat Baik
Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kerentanan untuk miskin dan menurunnya jumlah serta jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
Persentase Penduduk Miskin
Persen 8,82 9,45 92,85 Sangat Baik
Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang tertangani
Persen 31,07 33,67 108,37 Sangat Baik
Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat yang religius
Rasio tempat ibadah terhadap pemeluk agama
Rasio 1 : 655 1 : 647 98,88 Sangat Baik
54
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Misi 3 : Mengembangkan interkoneksitas sinergis antar wilayah di tingkat nasional, regional dan internasional
Meningkatnya daya saing daerah
Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ekonomi
Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam kondisi baik
Persen 70,89 70,51 99,46 Sangat Baik
Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terpadu
Penegakan hukum lingkungan
Persen 100 100 100,00 Sangat Baik
Persentase
penanganan sampah di wilayah
perkotaan
Persen 26 26 100,00 Sangat Baik
Berkembangnya kawasan strategis kabupaten
Persentase kawasan yang dikembangkan
Persen 73,68 73,68 100,00 Sangat Baik
terciptanya sistem inovasi
daerah (SIDA) yang dapat mendukung
pengembangan daya saing
Persentase SKPD yang
menerapkan sistem inovasi
daerah (SIDA)
Persen 25 41 164,00 Sangat Baik
Meningkatnya kerjasama antar wilayah.
Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan asing
serta jaringan kerjasama antar daerah/ lembaga
Pertumbuhan nilai investasi dan jumlah
kerjasama :
- Nilai Investasi (Rp)
Rupiah 1.374.863.942.780 541.582.143.139 39,39 Cukup Baik
- Jumlah Kerjasama antar daerah /lembaga
Kerjasama
12 29 241,667 Sangat Baik
Misi 4 : Menciptakan lingkungan yang kondusif
Terpeliharanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersamaan antar berbagai unsur dalam tatanan daerah
Meningkatnya
peran serta masyarakat desa
/kelurahan dalam pemberdayaan
pembangunan
Persentase
desa swasembada
Persen 20 27,5 137,5 Sangat Baik
Indeks desa membangun
Nilai IDM
0,65 0,61 93,84 Sangat Baik
Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di lingkungan masyarakat.
Meningkatnya kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan masyarakat
Persentase penyelesaian pelanggaran
K3 (Ketertiban, Ketentrama,
Keindahan)
Persen 100 100 100 Sangat Baik
Meningkatnya penanganan bencana
Persentase bencana yang tertangani
Persen 100 100 100 Sangat Baik
55
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Misi 5 : Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance)
Terwujudnya nilai dan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja dalam tatanan pemerintahan
Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan
Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian
Persen 25 14 56 Baik
Terwujudnya pelayanan umum yang efektif dan efisien serta memuaskan masyarakat.
Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik
Akuntabilitas kinerja keuangan dan
pemerintahan :
- Akuntabilitas Keuangan
Opini Audit
WTP WTP 100 Sangat Baik
- Akuntabilitas Kinerja
Predikat AKIP
CC CC 100 Sangat Baik
Meningkatnya kualitas fungsi
legislasi, penganggaran dan
pengawasan DPRD
Persentase perda yang ditetapkan
Persen 100 80 80 Sangat Baik
Hasil analisis pencapaian indikator sasaran terhadap 22 sasaran
yang mencakup indikator sasaran, diketahui bahwa 20 indikator sasaran
Sangat Baik, 1 indikator sasaran Baik dan 1 indikator sasaran realisasi nilai
capaian kinerja Cukup Baik. Rata-rata realisasi capaian kinerja mencapai
110,66% atau bermakna ”Sangat Baik”. Jadi capaian kinerja Pemerintah
Kabupaten Barru pada tahun 2017 “Sangat Baik”. Adapun analisis capaian
kinerja Kabupaten Barru dijelaskan sebagai berikut.
Misi 1 : Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Pembangunan
untuk Kesejahteraan Masyarakat.
Tujuan 1 : Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi
Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan
Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ”Meningkatkan Kesejahteraan
Ekonomi” terdiri dari 1 (satu) sasaran dengan 1 (satu) indikator sasaran.
Sasaran yang mendukung pencapaian tujuan adalah Meningkatnya
Kualitas Pertumbuhan Ekonomi. Indikator yang mewakili pencapaian
kinerja sasaran adalah Pertumbuhan Ekonomi.
Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator
Pertumbuhan Ekonomi adalah sebagai berikut :
PDRB tahun pengamatan - PDRB tahun pengamatan sebelumnya ---------------------------------------------------------------- X 100%
PDRB tahun pengamatan sebelumnya
56
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.2 Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pertumbuhan Ekonomi.”
dengan Indikator “Pertumbuhan Ekonomi”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Pertumbuhan ekonomi
Persen 7,20 7,03 6,78 96,44
7,26 93,38
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Pertumbuhan Ekonomi pada tahun 2017 sebagai tahun kedua RPJMD
2016 - 2021 sebesar 6,78% dari target sebesar 7,03 % dengan capaian
sebesar 96,44%
Sementara itu terjadi perubahan realiasi kinerja dari kondisi tahun
2016 7,20% dengan realisasi kinerja tahun 2017 6,78% sebesar 0,42% dan
jika dibandingkan dengan target sebesar 7,26% pada tahun 2021 sebagai
tahun terakhir RPJMD Tahun 2016 - 2021 maka capaiannya adalah sebesar
93,38%. Kondisi ini menunjukkan terjadinya perlambatan yang dipengaruhi
oleh perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Nasional dari target 5,20%,
realisasi sebesar 5,07%. Yang berarti lebih tinggi realisasi kinerja Kabupaten
Barru tahun 2017 sebesar 6,78% dibandingkan dengan realisasi
pertumbuhan ekonomi nasional.
Indikator “Pertumbuhan Ekonomi” merupakan indikator makro
pembangunan yang dihitung berdasarkan data statistik setiap tahunnya.
Komponen yang diukur dalam pertumbuhan ekonomi menurut kategori usaha
jasa lainnya, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, jasa pendidikan,
administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, jasa
perusahaan, real estate, jasa keuangan dan asuransi, informasi dan
komunikasi, penyediaan akomodasi dan makan minum, transportasi dan
pergudangan, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor, konstruksi, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur
ulang, pengadaan listrik dan gas, industri dan pengolahan, pertambangan
dan penggalian, pertanian, kehutanan dan perikanan. Program yang
mendukung indikator kinerja adalah sebanyak 24 program sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016-2021.
57
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Misi 2 : Meningkatkan Kecerdasan dan Profesionalisme SDM
Tujuan 2 : Meningkatkan Kualitas SDM
Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan
Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ”Meningkatkan Kualitas SDM” terdiri
dari 5 (lima) sasaran dengan 6 (enam) indikator sasaran. Sasaran yang
mendukung pencapaian tujuan adalah :
1. Meningkatnya Kualitas dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan
Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah Rata-
Rata Lama Sekolah / Angka Harapan Sekolah. Formula yang digunakan
untuk menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :
Kombinasi Antara Partisipasi Sekolah, Jenjang Pendidikan yang Sedang
Dijalani, Kelas yang Diduduki dan Pendidikan yang Ditamatkan
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.3
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Kualitas dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan” dengan Indikator “Rata-Rata Lama Sekolah /
Angka Harapan Sekolah”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Rata-Rata Lama Sekolah / Angka Harapan Sekolah
Tahun 7,34 7,37 7,61 103,26
7,49 101,60
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Rata-
Rata Lama Sekolah / Angka Harapan Sekolah pada tahun 2017 sebagai
tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 7,61 Tahun dari target sebesar
7,37 Tahun dengan capaian sebesar 103,39%
Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari
7,34% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 7,61% tahun 2017 atau terjadi
peningkatan sebesar 0,27% sekaligus melampaui target akhir RPJMD Tahun
2016 – 2021 sebesar 7,49%.
Indikator “Rata-Rata Lama Sekolah” merupakan indikator makro
pembangunan yang dihitung berdasarkan data statistik setiap tahunnya.
Indikator ini juga merupakan salah satu komponen dari penghitungan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Rata-Rata Lama Sekolah diasumsikan bahwa
dalam kondisi normal Rata-Rata Lama Sekolah dalam suatu wilayah tidak
58
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan Rata-Rata
Lama Sekolah yaitu penduduk berusia 25 tahun ke atas. Program yang
mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah 7 program sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016-2021.
2. Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah Angka
Harapan Hidup. Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target
indikator adalah sebagai berikut :
Angka Perkiraan Lama Hidup Rata-Rata Penduduk dengan Asumsi Tidak
Ada Perubahan Pola Mortalitas Menurut Umur
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.4
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat” Dengan Indikator “Angka Harapan Hidup”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Angka harapan hidup
Tahun 67,79 67,83 68,16 100,52
68,01 100,22
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Angka
Harapan Hidup pada tahun 2017 sebagai tahun kedua RPJMD 2016 - 2021
sebesar 68,16 Tahun dari target sebesar 67,83 Tahun dengan capaian
sebesar 100,52%.
Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari
67,79% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 68,16% tahun 2017 atau terjadi
peningkatan sebesar 0,37% sekaligus melampaui target akhir RPJMD Tahun
2016 – 2021 sebesar 68,01%.
Indikator “Angka Harapan Hidup” merupakan indikator makro
pembangunan yang dihitung berdasarkan data statistik setiap tahunnya.
Indikator ini juga merupakan salah satu komponen dari penghitungan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Angka ini merupakan cerminan dari
ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, sanitasi lingkungan,
pengetahuan ibu tentang kesehatan, gaya hidup masyarakat, pemenuhan
gizi ibu dan bayi, sehingga Angka Harapan Hidup untuk sementara bisa
mewakili indikator Angka Lama Hidup. Program yang mendukung indikator
59
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
kinerja adalah 9 program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Barru 2016-2021.
3. Meningkatnya Penyerapan Tenaga Kerja
Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah
Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka. Formula yang digunakan
untuk menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :
Jumlah Penganggur Terbuka Usia Angkatan Kerja ---------------------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah Penduduk Angkatan Kerja
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.5
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Penyerapan Tenagakerja” dengan Indikator “Persentase Tingkat Pengangguran Perbuka”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Persentase tingkat pengangguran terbuka
Persen 7,32 7,21 5,60 122,33
6,68 107,35
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka pada tahun 2017 sebagai
tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 5,60% dari target sebesar 7,21%
dengan capaian sebesar 122,33%.
Kondisi ini menggambarkan terjadi perubahan realiasi kinerja dari
7,32% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 5,60% tahun 2017 atau terjadi
penurunan tingkat pengangguran terbuka sebesar 1,72%.
Indikator “Tingkat Pengangguran Terbuka” merupakan indikator
makro pembangunan yang dihitung berdasarkan data statistik setiap
tahunnya. Indikator ini juga merupakan salah satu komponen dari
penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Capaian indikator ini
disebabkan adanya komitmen pemerintah daerah untuk terus mengupayakan
penciptaan lapangan usaha / pekerjaan baru melalui berbagai skema
program pembangunan. Program yang mendukung indikator kinerja adalah 2
(dua) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten
Barru 2016 - 2021.
60
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
4. Berkurangnya Jumlah Penduduk Miskin, Kerentanan untuk Miskin
dan Menurunnya Jumlah serta Jenis Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah :
4.1. Persentase Penduduk Miskin
Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator
adalah sebagai berikut :
(100 – Angka Kemiskinan)
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.6
Pencapaian Sasaran “Berkurangnya Jumlah Penduduk Miskin, Kerentanan Untuk Miskin dan Menurunnya Jumlah Serta Jenis
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)” Dengan Indikator “Persentase Penduduk Miskin”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Persentase Penduduk Miskin
Persen 8,99 8,82 9,45 92,85
7,12 67,27
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Persentase Penduduk Miskin pada Tahun 2017 sebagai tahun kedua
RPJMD 2016 - 2021 sebesar 9,45% dari target sebesar 8,82% dengan
capaian sebesar 92,85%. Kondisi ini menunjukkan terjadinya perlambatan
penanggulangan kemiskinan Kabupaten Barru, namun masih lebih rendah
jika dibandingkan dengan Persentase Penduduk Miskin Nasional sebesar
10,12%
Capaian kinerja sebesar 92,85% disebabkan dari upaya percepatan
penanggulangan kemiskian yang terus dilakukan melalui kolaborasi dan
singkronisasi program dan kegiatan pada 12 Perangkat Daerah yang terkait
penggulangan kemiskinan. Adapun Perangkat Daerah yang terkait beserta
program dan kegiatan yang mendukung adalah :
1. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah.
Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat, dengan kegiatan :
1.1. Koordinasi Penyusunan Buku SPKD
1.2. Koordinasi Perencanaan Penanggulangan Kemiskinan
61
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
2. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk &
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak.
2.1. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat, dengan kegiatan :
2.1.1 Percepatan Implementasi Kegiatan Penanggulangan
Kemiskinan Terpadu (PIK-PAKET).
2.2. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Keluarga, dengan
kegiatan :
2.2.1 Penyediaan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin.
3. Dinas Ketahanan Pangan.
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan),
dengan Kegiatan :
3.1. Penanganan Daerah Rawan Pangan,
3.2. Pengembangan Cadangan Pangan Daerah,
3.3. Pengembangan Desa Mandiri Pangan,
3.4. Pengembangan Model Distribusi Pangan yang Efisien,
3.5. Pemantapan Struktur Ekonomi Pangan dan Agribisnis.
4. Dinas Pertanian.
Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat, dengan Kegiatan :
4.1. Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Masyarakat
5. Dinas Pendidikan.
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, dengan
kegiatan :
5.1. Pemberian Beasiswa bagi Siswa Kurang Mampu Tingkat SD/MI
dan SMP/M.Ts.
6. Dinas Sosial
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)
dan Penanggulangan Kemiskinan berbasis Pemberdayaan Masyarakat,
dengan kegiatan :
6.1. Pelatihan Keterampilan Berusaha bagi Keluarga Miskin.
6.2. Fasilitasi Manajemen Usaha bagi Keluarga Miskin.
7. Dinas Perikanan.
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Perikanan, dengan
Kegiatan :
7.1. Pembinaan Kelompok Ekonomi Masyarakat Perikanan.
62
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
8. Dinas Kesehatan
Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Keluarga, dengan
Kegiatan :
8.1. Perawatan dan Pendampingan Gizi Buruk
9. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman.
Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat, dengan kegiatan :
9.1. Rehabilitasi Perumahan Masyarakat Kurang Mampu (Bedah
Rumah),
9.2. Pembangunan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Terutama
bagi Masyarakat Miskin.
10. Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah dan Perdagangan.
Program Pemberdayaam Masyarakat Miskin, dengan kegiatan :
10.1. Fasilitasi Permodalan bagi UMKM di Pedesaan.
11. Bagian Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah.
Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Keluarga, dengan
kegiatan :
11.1. Pemberian Bantuan Beras untuk Masyarakat Miskin.
12. Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah.
Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Keluarga, dengan
kegiatan :
12.1. Optimalisasi Badan Amil Zakat (BAZ).
4.2. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang Tertangani
Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator
adalah sebagai berikut :
Jumlah PMKS yang tertangani………………… ---------------------------------------------- X 100%
Jumlah PMKS yang ada…………..
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
63
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Tabel 3.7
Pencapaian Sasaran “Berkurangnya Jumlah Penduduk Miskin, Kerentanan untuk Miskin dan Menurunnya Jumlah serta Jenis
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)” Dengan Indikator “Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang Tertangani”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang tertangani
Persen 24,85 31,07 33,67 108,37
50 67,34
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang Tertangani pada tahun
2017 sebagai tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 33,67% dari target
sebesar 31,07% dengan capaian sebesar 108,37%
Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari
24,85% tahun 2016 dan realisasi kinerja 33,67% tahun 2017 atau terjadi
peningkatan sebesar 8,82% dan jika dibandingkan dengan target sebesar
50% pada tahun 2021 sebagai tahun terakhir RPJMD maka capaiannya
adalah sebesar 67,34%.
Capaian kinerja sebesar 108,37% disebabkan oleh adanya
percepatan penanganan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) melalui pemberdayaan dan pembinaan. Pemberdayaan yang
dilakukan menyasar fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan PMKS
lainnya, sedangkan pembinaan menyasar anak terlantar, penyandang cacat
dan trauma, eks penyandang penyakit sosial, napi, PSK, narkoba dan PMKS
lainnya. Program dan kegiatan yang mendukung indikator kinerja adalah 1
(satu) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Barru 2016 - 2021.
5. Meningkatnya Kualitas Kehidupan Masyarakat yang Religius
Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah Rasio
Tempat Ibadah Terhadap Pemeluk Agama. Formula yang digunakan untuk
menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :
Jumlah tempat ibadah
------------------------------------------ X 1.000
Jumlah penduduk
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
64
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Tabel 3.8
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Kualitas Kehidupan Masyarakat yang Religius” Dengan Indikator “Rasio Tempat Ibadah Terhadap
Pemeluk Agama”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Rasio Tempat Ibadah Terhadap Pemeluk Agama
Persen 1:655 1:655 1:647 98,88
1:655 98,88
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Rasio
Tempat Ibadah Terhadap Pemeluk Agama pada tahun 2017 sebagai tahun
kedua RPJMD 2017-2021 sebesar 1:647 dari target sebesar 1:655 dengan
capaian sebesar 98,88%. Pencapaian target sebesar 100% diharapkan dapat
ditingkatkan dalam setiap tahun perencanaan sampai pada tahun 2021 yang
merupakan periode akhir RPJMD.
Indikator ini bermakna 1 tempat ibadah digunakan oleh 647
penduduk. Capaian kinerja sebesar 98,88% disebabkan pembangunan
infrastruktur tempat ibadah merupakan kegiatan bersama antara pemerintah
dengan masyarakat. Program yang mendukung indikator kinerja adalah 1
(satu) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Barru 2017-2021.
Misi 3 : Mengembangkan Interkoneksitas Sinergis Antar Wilayah di
Tingkat Nasional, Regional dan Internasional
Tujuan 3 : Meningkatnya Daya Saing Daerah
Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan
Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ”Meningkatnya Daya Saing Daerah”
terdiri dari 4 (empat) sasaran dengan 5 (lima) indikator sasaran. Sasaran
yang mendukung pencapaian tujuan adalah :
1. Terpenuhinya Kebutuhan Infrastruktur Ekonomi
Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah Jalan
dan Jembatan Kabupaten Dalam Kondisi Baik. Formula yang digunakan
untuk menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :
Panjang Jalan dan Jembatan Kabupaten Kondisi Baik……….. ------------------------------------------------------------------------------ X 100%
Panjang Seluruh Jalan dan Jembatan…….
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
65
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Tabel 3.9
Pencapaian Sasaran “Terpenuhinya Kebutuhan Infrastruktur Ekonomi” Dengan Indikator “Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam Kondisi Baik”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam kondisi baik
Persen 65,02 70,89 70,51 99,46 82,59 85,37
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Jalan
dan Jembatan Kabupaten Dalam Kondisi Baik pada tahun 2017 sebagai
tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 70,51% dari target sebesar
70,89% Tahun 2017 dengan capaian sebesar 99,46%.
Kondisi ini menggambarkan terjadinya peningkatan realiasi kinerja
65,02% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 70,51% tahun 2017 atau
meningkat sebesar 5,49% (kategori jalan dan jembatan kabupaten dalam
kondisi baik adalah panjang jalan kabupaten dikurangi dengan panjang jalan
kabupaten dalam kondisi rusak berat), hal ini didukung dengan intensifnya
program / kegiatan pembangunan jalan dan jembatan serta rehabilitasi /
pemeliharaan jalan dan jembatan. adalah sebesar 78,73%.
Capaian kinerja sebesar 99,46% disebabkan beberapa ruas jalan
mengalami kerusakan kembali sehingga mempengaruhi capaian target pada
indikator. Namun langkah-langka Pemerintah Kabupaten Barru kedepannya
adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan rutin jalan dan jembatan yang
mencegah kerusakan yang lebih besar sekaligus mempertahankan kondisi
jalan dalam kondisi baik. Program yang mendukung keberhasilan indikator
kinerja adalah 3 (tiga) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
RPJMD Kabupaten Barru 2016 - 2021.
2. Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup Secara Terpadu
Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah :
2.1 Penegakan hukum lingkungan
Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator
adalah sebagai berikut :
Jumlah Kasus Lingkungan Yang Diselesaikan Pemda….……..
------------------------------------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah Kasus Lingkungan Yang Ada…..…….
66
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.10
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Secara Terpadu” dengan Indikator
“Penegakan Hukum Lingkungan”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Penegakan Hukum Lingkungan
Persen 100 100 100 100 100 100
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Penegakan Hukum Lingkungan pada tahun 2017 sebagai tahun kedua
RPJMD 2016 - 2021 sebesar 100% dari target sebesar 100% Tahun dengan
capaian sebesar 100%. Pencapaian target sebesar 100% diharapkan dapat
dipertahankan dalam setiap tahun perencanaan sampai pada tahun 2021
yang merupakan periode akhir RPJMD.
Keberhasilan capaian kinerja sebesar 100% disebabkan pada tahun
2017 tidak terdapat kasus lingkungan yang berarti, juga tingkat pemahaman
dan kesadaran masyarakat terhadap pola hidup yang ramah lingkungan
masih tinggi. Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah
8 (delapan) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Barru 2016 - 2021.
2.2 Persentase Penanganan Sampah di Wilayah Perkotaan
Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator
adalah sebagai berikut :
Volume sampah yang ditangani………..
---------------------------------------------------------- X 100%
Volume produksi sampah………
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
67
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Tabel 3.11
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Secara Terpadu” Dengan Indikator “Persentase Penanganan Sampah di Wilayah Perkotaan”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Persentase penanganan sampah di wilayah perkotaan
Persen 23 26 26 100 33,80 76,92
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Persentase Penanganan Sampah di Wilayah Perkotaan pada tahun 2017
sebagai tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 26% dari target sebesar
26% dengan capaian sebesar 100%.
Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari
23% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 26% tahun 2017 atau terjadi
peningkatan sebesar 3% dengan asumsi bahwa Persentase Penanganan
Sampah di Wilayah Perkotaan mengalami penambahan layanan yakni di
Kelurahan Tanete dan Kelurahan Lalolang Kecamatan Tanete Rilau.
Capaian kinerja sebesar 100% disebabkan oleh meningkatnya
cakupan pelayanan persampahan di wilayah perkotaan Kabupaten Barru dan
kedepannya Pemerintah Daerah melakukan langkah-langkah pengembangan
penanganan sampah diperkotaan yakni ibukota Kecamatan Balusu,
Kecamatan Soppeng Riajan dan Kecamatan Mallusetasi. Program yang
mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah sebanyak 3 (tiga) program
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kab. Barru 2016 - 2021.
3. Berkembangnya Kawasan Strategis Kabupaten
Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah
Persentase Kawasan yang Dikembangkan. Formula yang digunakan untuk
menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :
Jumlah Kawasan Yang Dikembangkan
------------------------------------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah Kawasan Yang Memiliki Potensi Untuk Dikembangkan
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
68
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Table 3.12
Pencapaian Sasaran “Berkembangnya Kawasan Strategis Kabupaten” Dengan Indikator “Persentase Kawasan Yang Dikembangkan”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Persentase kawasan yang dikembangkan
Persen 68,42 73,68 73,68 100 100 73,68
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Persentase Kawasan Yang Dikembangkan pada tahun 2017 sebagai tahun
kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 73,68% dari target sebesar 73,68%
Tahun dengan capaian sebesar 100%
Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari
68,42% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 73,68% tahun 2017 atau terjadi
peningkatan sebesar 5,26% hal ini disebabkan dengan adanya kegiatan
penambangan di Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Pertambangan.
Capaian kinerja sebesar 100% disebabkan kesadaran masyarakat
untuk mematuhi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Barru Tahun 2011 - 2031. Hal ini
sejalan pula dengan pola pengembangan kawasan dan pewilayahan
komoditas. Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah 1
(satu) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Barru 2016 - 2021.
4. Terciptanya Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang Dapat Mendukung
Pengembangan Daya Saing
Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah
Persentase SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDa).
Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator adalah
sebagai berikut :
Jumlah SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA) --------------------------------------------------------------------------------------- X 100% Jumlah SKPD
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
69
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Table 3.13
Pencapaian Sasaran “Terciptanya Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang Dapat Mendukung Pengembangan Daya Saing” Dengan Indikator
“Persentase SKPD yang Menerapkan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Persentase SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA)
Persen 5 25 41 164 100 41
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Persentase SKPD yang Menerapkan Sistem Inovasi Daerah (SIDA) pada
tahun 2017 sebagai tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 41% dari
target sebesar 25% dengan capaian sebesar 164%.
Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari
5% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 41% tahun 2017 atau terjadi
peningkatan sebesar 36% hal ini disebabkan oleh penerapan Sistem Inovasi
Daerah (SIDa) pada 5 SKPD tahun 2016 menjadi 15 SKPD pada tahun 2017.
SKPD tersebut antara lain : (1) Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah, (2) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
(3) Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (4)
Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu &Tenaga Kerja, (5)
Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik, (6) Dinas Koperasi, UKM dan
Perdagangan, (7) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, (8) Dinas Perikanan (9) Kecamatan Barru (10)
Kecamatan Tanete Rilau (11) Kecamatan Tanete Riaja (12) Kecamatan
Pujananting (13) Kecamatan Balusu (14) Kecamatan Soppeng Riaja (15)
Kecamatan Mallusetasi.
Keberhasilan capaian kinerja sebesar 164% disebabkan oleh
intensitas pengembangan inovasi daerah yang didukung oleh regulasi
nasional antara lain Permendagri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah yang mana didalamnya mencakup penguatan inovasi daerah
sehingga pemerintah daerah mendorong percepatan SKPD dan stakeholder
lainnya untuk menerapkan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Program yang
mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah 2 (dua) program
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kab. Barru 2016-2021.
70
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Tujuan 4 : Meningkatnya Kerjasama Antar Wilayah
Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan
Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ” Meningkatnya kerjasama antar
wilayah.” terdiri dari 1 (satu) sasaran dengan 2 (dua) indikator sasaran.
Sasaran tersebut adalah Berkembangnya penanaman modal dalam
negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah / lembaga,
dengan indikator :
1. Pertumbuhan Nilai Investasi
Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator
adalah sebagai berikut :
Nilai Investasi (Rupiah)
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Table 3.14
Pencapaian Sasaran “Berkembangnya Penanaman Modal Dalam Negeri dan Asing Serta Jaringan Kerjasama Antar Daerah / Lembaga”
Dengan Indikator “Pertumbuhan Nilai Investasi”
Indikator Satuan Kondisi Tahun
2016 Target Tahun
2017 Realisasi Tahun
2017 (%)
Kondisi Akhir
Tahun 2021
(%)
Nilai Investasi
Rupiah 537.393.500.000 1.374.863.942.780 541.582.143.139 39,39 2.515.743.013.958 21,52
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Pertumbuhan Nilai Investasi pada tahun 2017 sebagai tahun kedua
RPJMD 2016 - 2021 sebesar Rp. 541.582.143.139 dari target sebesar Rp.
1.374.863.942.780 dengan capaian sebesar 39,39%.
Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari
kondisi tahun 2016 Rp. 537.393.500.000 dengan realisasi kinerja tahun 2017
Rp. 541.582.143.139 sebesar Rp. 4.188.643.139 dan jika dibandingkan
dengan target sebesar Rp. 2.515.743.013.958 pada tahun 2021 sebagai
tahun terakhir RPJMD maka capaiannya adalah sebesar 21,52%.
Peningkatan tersebut sangat dipengaruhi oleh meningkatnya investasi bahan
galian C.
Capaian kinerja sebesar 39,39% disebabkan oleh investasi masih
didominasi oleh investor lokal menengah sehingga nilai investasi tidak
mencapai target yang diharapkan. Para investor besar dibidang
pertambangan yang diharapkan akan menambah nilai investasi dikabupaten
Barru belum memberi respon positif. Adapun Program yang mendukung
keberhasilan indikator kinerja adalah 2 (dua) program sebagaimana yang
71
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016 - 2021.
2. Jumlah Kerjasama Antar Lembaga
Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator
adalah sebagai berikut :
Jumlah Kerjasama Antar Daerah / Lembaga
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Table 3.15
Pencapaian Sasaran “Berkembangnya Penanaman Modal Dalam Negeri dan Asing Serta Jaringan Kerjasama Antar Daerah / Lembaga” Dengan Indikator “Jumlah Kerjasama Antar Daerah / Lembaga”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Jumlah kerjasama antar daerah / lembaga
Kerjasama 11 12 29 241,66 14 207,14
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Jumlah
Kerjasama Antar Lembaga pada tahun 2017 sebagai tahun kedua RPJMD
2016 - 2021 sebanyak 29 kerjasama dari target sebanyak 12 kerjasama
dengan capaian sebesar 241,66%.
Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari
11 kerjasama tahun 2016 dengan realisasi kinerja 29 kerjasama tahun 2017
atau terjadi peningkatan sebesar 17 kerjasama.
Keberhasilan capaian kinerja sebesar 241,66% atau 29 Kerjasama
terdiri dari perjanjian kerjasama Bidang Informasi dan Komunikasi, Bidang
Kesehatan, Bidang Infrastruktur, Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan,
Bidang Perekonomian Masyarakat Desa, Jasa dan Layanan Perbankan, Air
Minum, Bidang Pertanian, Bidang Pengembangan SDM, Pengawasan
Keuangan dan Pajak dan Bidang Hukum. Program yang mendukung
keberhasilan indikator kinerja adalah sebanyak 1 (satu) program
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kab. Barru 2016 - 2021.
72
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Misi 4 : Menciptakan Lingkungan yang Kondusif
Tujuan 5 : Terpeliharanya Kesadaran Masyarakat Tentang Pentingnya
Menjaga Kebersamaan Antar Berbagai Unsur Dalam Tatanan
Daerah
Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan
Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ”Terpeliharanya Kesadaran Masyarakat
Tentang Pentingnya Menjaga Kebersamaan Antar Berbagai Unsur
Dalam Tatanan Daerah” terdiri dari 1 (satu) sasaran dengan 2 (dua)
indikator sasaran. Sasaran yang mendukung pencapaian tujuan adalah
Meningkatnya Peran Serta Masyarakat Desa / Kelurahan Dalam
Pemberdayaan Pembangunan. Indikator yang mewakili pencapaian kinerja
sasaran adalah :
1. Persentase Desa Swasembada
Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator
adalah sebagai berikut :
Jumlah Desa Atau Kelurahan Berswasembada ----------------------------------------------------------------------------- X 10.000
Jumlah Desa Atau Kelurahan
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.16
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Peran Serta Masyarakat Desa / Kelurahan dalam Pemberdayaan Pembangunan” Dengan Indikator
“Persentase Desa Swasembada”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Persentase Desa Swasembada
Persen 1,82 20 27,5 137,5 93 29,56
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Persentase Desa Swasembada pada tahun 2017 sebagai tahun kedua
RPJMD 2016 - 2021 sebesar 27,5% dari target sebesar 20% dengan capaian
sebesar 137,5%. Kinerja tahun 2017 dipertahankan sebagaimana tahun 2016
sebagai kondisi tahun pertama RPJMD Tahun 2016 - 2021 yaitu 1,82% dan
jika dibandingkan dengan target sebesar 93% pada tahun 2021 sebagai
tahun terakhir RPJMD maka capaiannya adalah sebesar 29,56%.
Capaian kinerja sebesar 137,5% berarti mempertahankan kondisi
73
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
sebelumnya namun dengan berlakunya Undang-Undang Desa Nomor 6
Tahun 2014 maka Pemerintah Kabupaten Barru berkomitmen melakukan
pembinaan terhadap perkembangan penyusunan profil desa sebagai bagian
dari koordinasi pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri.
Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah sebanyak 1
(satu) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Barru 2016-2021.
2. Indeks Desa Membangun
Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator
adalah sebagai berikut :
Komponen Penilaian IDM
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.17
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Peran Serta Masyarakat Desa / Kelurahan Dalam Pemberdayaan Pembangunan” Dengan Indikator
“Indeks Desa Membangun”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Indeks desa membangun
Nilai IDM 0,63 0,65 0,61 93,84 0,71 85,91
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Indeks
Desa Membangun pada tahun 2017 sebagai tahun kedua RPJMD 2016 -
2021 sebesar 0,61 dari target sebesar 0,65 dengan capaian sebesar 93,84%.
Kondisi ini menggambarkan terjadi perubahan realiasi kinerja dari
0,63 Nilai IDM tahun 2016 dengan realisasi kinerja 0,61 Nilai IDM tahun
2017. Indeks Desa Membangun (IDM) di Kabupaten Barru diklasifikasi dalam
5 (lima) status yakni : (1) Desa Sangat Tertinggal (2) Desa Tertinggal (3)
Desa Berkembang (4) Desa Maju (5) Desa Mandiri. Kalsifikasi desa tersebut
untuk menunjukkan keragaman karakter setiap desa dalam rentang skor 0,27
– 0,92. Klasifikasi dalam 5 status Desa tersebut untuk menajamkan
penetapan status perkembangan desa dan sekaligus rekomendasi intervensi
kebijakan yang diperluakan, dengan nilai rata-rata nasional 0,566 dengan
klasifikasi status Indeks Desa Membangun dengan ambang batas sebagai
berikut : (1) Desa Sangat Tertinggal : < 0,491 (2) Desa Tertinggal > 0,491 <
0,599 (3) Desa Berkembang > 0,599 < 0,707 (4) Desa Maju > 0,707 < 0,815
(5) Desa Mandiri > 0,815. Indeks Desa Membangun disusun dengan
74
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
memperhatikan ketersediaan data yang bersumber dari potensi desa.
Penilaian Indeks Desa Membangun (IDM) Kabupaten Barru
diklasifikasi dalam status desa yaitu : (1) Indeks Ketahanan Lingkungan
(Ekologi) = 0,6195 (2) Indeks Ketahanan Ekonomi = 0,5511 (3) Indeks
Ketahanan Sosial = 0,6565 (4) Indeks Desa Membangun = 0,6090 (Kategori
Desa Berkembang). Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja
adalah sebanyak 6 (enam) program sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016 - 2021.
Tujuan 6 : Mewujudkan Rasa Aman dan Ketentraman di Lingkungan
Masyarakat.
Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan
Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ” Mewujudkan Rasa Aman dan
Ketentraman di Lingkungan Masyarakat.” terdiri dari 2 (dua) sasaran
dengan 2 (dua) indikator sasaran. Sasaran yang mendukung pencapaian
tujuan adalah :
1. Meningkatnya Kesadaran, Ketertiban, Disiplin dan Perlindungan
Masyarakat
Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah
Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,
Keindahan). Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target
indikator adalah sebagai berikut :
Jumlah Penyelesaian Pelanggaran K3 --------------------------------------------------------- X 100
Jumlah pelanggaran K3
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Table 3.18
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Kesadaran, Ketertiban, Disiplin dan Perlindungan Masyarakat” Dengan Indikator “Persentase Penyelesaian
Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)
Persen 100 100 100 100 100 100
75
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,
Keindahan) pada tahun 2017 sebagai tahun pertama RPJMD 2016-2021
sebesar 100% dari target sebesar 100% Tahun dengan capaian sebesar
100%. Pencapaian target sebesar 100% diharapkan dapat dipertahankan
dalam setiap tahun perencanaan sampai pada tahun 2021 yang merupakan
periode akhir RPJMD. Keberhasilan capaian kinerja sebesar 100%
disebabkan tidak adanya pelanggaran K3 yang tidak terselesaikan.
Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah
sebanyak 7 (tujuh) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
RPJMD Kabupaten Barru 2016-2021.
2. Meningkatnya Penanganan Bencana
Adalah Persentase Bencana Yang Tertangani. Formula yang
digunakan untuk menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :
Jumlah Bencana yang Tertangani --------------------------------------------------- X 100
Jumlah Bencana
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Table 3.19
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Penanganan Bencana” Dengan Indikator “Persentase Bencana Yang Tertangani”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Persentase Bencana yang Tertangani
Persen 100 100 100 100 100 100
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Persentase Bencana Yang Tertangani pada tahun 2017 sebagai tahun
kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 100% dari target sebesar 100% dengan
capaian sebesar 100%. Pencapaian target sebesar 100% diharapkan dapat
dipertahankan dalam setiap tahun perencanaan sampai pada tahun 2021
yang merupakan periode akhir RPJMD tahun 2016 – 2021.
Keberhasilan capaian kinerja sebesar 100% disebabkan tidak ada
laporan kejadian bencana yang tidak tertangani, dimana pada tahun 2017
kejadian bencana di Kabupaten Barru berdampak pada 119 keluarga.
Adapun jenis bencana yang terjadi :
76
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
1. Angin puting beliung 76 keluarga
2. Kebakaran 27 keluarga
3. Tanah longsor 9 keluarga
4. Banjir 2 keluarga
5. Abrasi 5 keluarga
Laporan Kejadian bencana tersebut telah tertangani secara
keseluruhan berupa bantuan logistik dan penanganan teknis. Program yang
mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah sebanyak 5 (lima) program
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016-
2021.
Misi 5 : Mewujudkan Tata Kepemerintahan yang Baik (Good
Governance)
Tujuan 7 : Terwujudnya Nilai dan Ajaran Agama Dalam Etos dan
Budaya Kerja Dalam Tatanan Pemerintahan
Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan
Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ” Terwujudnya Nilai dan Ajaran Agama
Dalam Etos dan Budaya Kerja Dalam Tatanan Pemerintahan” terdiri dari 1
(satu) sasaran dengan 1 (satu) indikator sasaran.
Sasaran yang mendukung pencapaian tujuan adalah Meningkatnya
Kualitas Penghayatan dan Pengamalan Ajaran Agama Dalam Etos dan
Budaya Kerja Pada Tatanan Pemerintahan. Indikator yang mewakili
pencapaian kinerja sasaran adalah Persentase SKPD Yang Melakukan
Pelaporan Kinerja Harian.
Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator
Persentase SKPD Yang Melakukan Pelaporan Kinerja Harian adalah
sebagai berikut :
Jumlah SKPD Yang Melakukan Pelaporan Kinerja Harian ------------------------------------------------------------------------------------ X 100
Jumlah SKPD
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
77
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Tabel 3.20
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Kualitas Penghayatan dan Pengamalan Ajaran Agama Dalam Etos dan Budaya Kerja pada
Tatanan Pemerintahan” Dengan Indikator “Persentase SKPD yang Melakukan Pelaporan Kinerja Harian”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian
Persen 3 25 14 56
100 14
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian pada tahun
2017 sebagai tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 14% dari target
sebesar 25% dengan capaian sebesar 56%
Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari
3% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 14% tahun 2017 atau terjadi
peningkatan sebesar 11%.
Capaian kinerja sebesar 56% disebabkan oleh semakin dipahaminya
korelasi antara etos dan budaya kerja dalam tataran pemerintahan dengan
kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran keagamaan sehingga
pelaporan kinerja harian merupakan sebuah keniscayaan. Program yang
mendukung indikator kinerja adalah sebayak 1 (satu) program sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016 – 2021.
Tujuan 8 : Terwujudnya Pelayanan Umum Yang Efektif dan Efisien Serta
Memuaskan Masyarakat.
Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan
Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ” Terwujudnya Pelayanan Umum Yang
Efektif dan Efisien Serta Memuaskan Masyarakat.” terdiri dari 2 (dua)
sasaran dengan 2 (dua) indikator sasaran. Sasaran yang mendukung
pencapaian tujuan adalah :
1. Terwujudnya Manajemen Pemerintahan Yang Baik
Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah
Akuntabilitas Kinerja Keuangan dan Pemerintahan, Yang Terdiri Dari
Akuntabilitas Keuangan dan Akuntabilitas Kinerja. Formula yang
digunakan untuk menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :
78
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Indikator Rumus Satuan
Akuntabilitas kinerja keuangan dan
pemerintahan :
- Akuntabilitas Keuangan Komponen
penilaian audit
keuangan
Opini Audit
- Akuntabilitas Kinerja Komponen
penilaian
evaluasi kinerja
Predikat AKIP
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.21
Pencapaian Sasaran “Terwujudnya Manajemen Pemerintahan Yang Baik” Dengan Indikator “Akuntabilitas Kinerja Keuangan dan
Pemerintahan”
Indikator Satuan
Kondisi Awal
Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Akuntabilitas Keuangan
Opini Audit
WTP WTP WTP 100 WTP 0
Akuntabilitas Kinerja
Predikat LAKIP
C CC CC 100 B 0
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja
Akuntabilitas Kinerja Keuangan dan Pemerintahan pada tahun 2017 sebagai
tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 untuk Akuntabilitas Keuangan sama
dengan target karena pada saat laporan ini disusun, capaian indikator
Akuntabilitas Keuangan dengan satuan Opini Audit tetap mencantumkan
capaian tahun sebelumnya disebabkan oleh belum terbitnya hasil penilaian
Akuntabilitas Keuangan tahun 2017 dan demikian halnya dengan
Akuntabilitas Kinerja, realisasi sesuai dengan target karena pada saat
laporan ini disusun, capaian indikator Akuntabilitas Kinerja dengan satuan
Predikat AKIP tetap mencantumkan capaian tahun sebelumnya disebabkan
oleh belum terbitnya hasil penilaian Akuntabilitas Kinerja tahun 2017. dengan
capaian 100%. Jika dibandingkan dengan target pada tahun 2021 sebagai
tahun terakhir RPJMD maka diharapkan Opini Audit Akuntabilitas Keuangan
adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan untuk Predikat AKIP
Akuntabilitas Kinerja adalah B.
79
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah
sebanyak 16 program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Barru 2016 – 2021.
2. Meningkatnya Kualitas Fungsi Legislasi, Penganggaran dan
Pengawasan DPRD
Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah
Persentase perda yang ditetapkan. Formula yang digunakan untuk
menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :
Jumlah Perda Yang Ditetapkan Tepat Waktu ---------------------------------------------------------------- X 100
Jumlah Perda
Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.22
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Kualitas Fungsi Legislasi, Penganggaran dan Pengawasan DPRD” Dengan Indikator
“Persentase Perda yang Ditetapkan”
Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016
Target Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
(%)
Kondisi Akhir Tahun 2021
(%)
Persentase perda yang ditetapkan
Persen 100 100 80 80 100 80
Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Dari
perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Persentase Perda
Yang Ditetapkan pada tahun 2017 sebagai tahun kedua RPJMD 2017-2021
sebesar 80% dari target sebesar 100% dengan capaian sebesar 80%.
Kondisi ini menggambarkan terjadi perubahan realiasi kinerja dari
100% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 80% tahun 2017 hal ini terjadi
karena adanya Perda belum mencapai target ditahun 2017 yang disebabkan
oleh perubahan regulasi Nasional yang terkait dengan proses dan tahapan
perencanaan pembangunan, baik jangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek.
Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja sebanyak 1
(satu) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Barru 2016 - 2021.
80
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
B. Realisasi Anggaran
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Barru Tahun 2017 dibiayai dengan anggaran yang tertuang dalam APBD
Tahun 2017, secara garis besar terdiri dari tiga bagian yaitu, Pendapatan,
Belanja dan Pembiayaan. Pendapatan diuraikan menurut sumber-sumber
perolehan dana, Belanja diuraikan menurut penggunaan dana, sedangkan
Pembiayaan diuraikan menurut penerimaan dan pengeluaran daerah.
Pendapatan, belanja dan pembiayaan program dan kegiatan
Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2017 yang tertuang dalam APBD
Pemerintah Kabupaten Barru tahun 2017, dapat digambarkan sebagai
berikut: :
1. Pendapatan daerah dengan target anggaran sebesar Rp.
927.167.733.910,- telah terealisasi sebesar Rp. 1.015.802.641.049,- atau
sebesar 109,56 %.
2. Belanja daerah dengan target anggaran sebesar Rp.
1.003.688.629.056,68 telah terealisasi sebesar Rp. 916.602.651.294,09
sebesar 91,32 %.
3. Pembiayaan daerah dengan target anggaran sebesar Rp.
166.796.874.155,71 telah terealisasi sebesar Rp. 166.841.703.887,72
atau sebesar 100,03 %.
Rincian realisasi anggaran Pemerintah Kabupaten Barru tahun 2017
diuraikan sebagaimana pada tabel berikut :
81
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
Tabel 3.23
Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Barru Tahun 2017
NOMOR URUT
URAIAN JUMLAH (Rp)
(%)
BERTAMBAH / (BERKURANG)
ANGGARAN REALISASI (Rp)
4 PENDAPATAN - LRA 927,167,733,910.00 1,015,802,641,049.70 109.56 (88,634,907,139.70)
4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH – LRA
115,531,919,805.00 130,717,794,632.70 113.14 (15,185,874,827.70)
4.1.1 Pendapatan Pajak Daerah – LRA
19,075,000,000.00 22,134,246,767.00 116.04 (3,059,246,767.00)
4.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah – LRA
6,684,986,550.00 6,258,478,661.00 93.62 426,507,889.00
4.1.3
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan -
LRA
10,000,000,000.00 9,637,356,566.93 96.37 362,643,433.07
4.1.4
Lain-Lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah - LRA
79,771,933,255.00 92,687,712,637.77 116.19 (12,915,779,382.77)
4.2 PENDAPATAN
TRANSFER – LRA 810,775,814,105.00 883,579,073,403.00 108.98 (72,803,259,298.00)
4.2.1 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - LRA
735,507,053,000.00 804,111,869,363.00 109.33 (68,604,816,363.00)
4.2.1.1 Bagi Hasil Pajak - LRA
13,104,269,000.00 11,631,882,479.00 88.76 1,472,386,521.00
4.2.1.2 Bagi Hasil Bukan Pajak – LRA
5,348,542,000.00 3,531,062,840.00 66.02 1,817,479,160.00
4.2.1.3 Dana Alokasi Umum (DAU) – LRA
510,227,516,000.00 510,227,516,000.00 100.00 -
4.2.1.4 Dana Alokasi Khusus
(DAK) - LRA 206,826,726,000.00 278,721,408,044.00 134.76 (71,894,682,044.00)
4.2.2
Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat Lainnya - LRA
34,627,514,000.00 34,627,513,000.00 100.00 1,000.00
4.2.2.3 Dana Penyesuaian -
LRA 34,627,514,000.00 34,627,513,000.00 100.00 1,000.00
4.2.3
Pendapatan Transfer
Pemerintah Daerah Lainnya - LRA
34,504,664,705.00 38,224,415,840.00 110.78 (3,719,751,135.00)
4.2.3.1 Pendapatan Bagi
Hasil Pajak - LRA 34,504,664,705.00 38,224,415,840.00 110.78 (3,719,751,135.00)
4.2.4 Bantuan Keuangan -
LRA 6,136,582,400.00 6,615,275,200.00 107.80 (478,692,800.00)
4.2.4.1
Bantuan Keuangan dari Pemerintah
Daerah Provinsi Lainnya - LRA
6,136,582,400.00 6,615,275,200.00 107.80 (478,692,800.00)
4.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
860,000,000.00 1,505,773,014.00 175.09 (645,773,014.00)
4.3.1 Pendapatan Hibah 0 0 0.00 -
4.3.3 Pendapatan Lainnya 860,000,000.00 1,505,773,014.00 175.09 (645,773,014.00)
5 BELANJA 1,003,688,629,056.68 916,602,651,294.09 91.32 87,085,977,762.59
5.1 BELANJA OPERASI 619,760,414,091.68 571,134,568,170.99 92.15 48,625,845,920.69
5.1.1 Belanja Pegawai 373,871,989,099.70 351,193,860,768.00 93.93 22,678,128,331.70
5.1.2 Belanja Barang dan Jasa
220,783,887,638.00 199,667,103,545.00 90.44 21,116,784,093.00
5.1.3 Belanja Bunga 5,191,298,035.98 3,265,149,091.99 62.90 1,926,148,943.99
5.1.4 Belanja Subsidi 3,782,688,000.00 2,918,016,000.00 77.14 864,672,000.00
5.1.5 Belanja Hibah 16,108,106,950.00 14,090,438,766.00 87.47 2,017,668,184.00
5.1.6 Belanja Bantuan Sosial
22,444,368.00 0 0.00 22,444,368.00
5.2 BELANJA MODAL 381,928,214,965.00 345,318,660,468.10 90.41 36,609,554,496.90
5.2.1 Belanja Modal Tanah 2,300,000,000.00 225,000,000.00 9.78 2,075,000,000.00
5.2.2 Belanja Modal
Peralatan dan Mesin 57,937,965,136.00 53,129,843,647.10 91.70 4,808,121,488.90
82
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
5.2.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
62,839,145,470.00 54,990,933,836.00 87.51 7,848,211,634.00
5.2.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
249,874,941,614.00 229,147,104,635.00 91.70 20,727,836,979.00
5.2.5 Belanja Modal Aser Tetap Lainnya
8,976,162,745.00 7,825,778,350.00 87.18 1,150,384,395.00
5.3 BELANJA TAK TERDUGA
2,000,000,000.00 149,422,655.00 7.47 1,850,577,345.00
5.3.1 Belanja Tak Terduga 2,000,000,000.00 149,422,655.00 7.47 1,850,577,345.00
6 TRANSFER 90,275,979,009.03 90,275,979,009.00 100.00 0.03
6.2 TRANSFER BANTUAN KEUANGAN
90,275,979,009.03 90,275,979,009.00 100.00 0.03
6.2.2 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa
89,798,423,377.03 89,798,423,377.00 100.00 0.03
6.2.3 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya
477,555,632.00 477,555,632.00 100.00 -
SURPLUS / (DEFISIT)
(166,796,874,155.71) 8,924,010,746.61 -5.35 (175,720,884,902.32)
7 PEMBIAYAAN -
7.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
171,849,905,419.98 171,894,762,151.98 100.03 (44,856,732.00)
7.1.1 Penggunaan SILPA 171,849,905,419.98 171,858,014,411.98 100.00 (8,108,992.00)
7.1.5 Penerimaan Kembali Piutang
0 36,747,740.00 0.00 (36,747,740.00)
7.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN
5,053,031,264.27 5,053,031,264.26 100.00 0.01
7.2.2 Penyertaan Modal / Investasi Pemerintah Daerah
2,000,000,000.00 2,000,000,000.00 100.00 -
7.2.3 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri
3,053,031,264.27 3,053,031,264.26 100.00 0.01
7.2.9 Pembayaran Konstruksi dalam
Pengerjaan
0 0 -
PEMBIAYAAN
NETTO 166,796,874,155.71 166,841,730,887.72 100.03 (44,856,732.01)
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN TAHUN BERKENAAN
- 175,765,741,634.33 0.00 (175,765,741,634.33)
C. Daftar Penghargaan
Perhargaan yang diraih pada Tahun 2017 adalah sebanyak 26
penghargaan, sebagaimana diuraikan pada tabel berikut ini :
Tabel 3.24
Daftar Penghargaan Yang Diraih Pada Tahun 2017
NO NAMA / JENIS PENGHARGAAN
1 Piagam Penghargaan Gerakan Nasional PAUD Tingkat Nasional Tahun 2017
2 Piagam Penghargaan Program Penjaminan Mutu Pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan
3 Sertifikat Wahana Tata Nugraha Keberhasilan mengikuti Penilaian Kinerja Penyelenggaraan Sistem Transportasi Perkotaan Tahun 2016
4 Sertifikat Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Puskesmas Mangkoso
5 Sertifikat Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Puskesmas Padongko
83
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
6 Piagam Penghargaan ANRI AWARD Tahun 2017 sebagai Juara Harapan I dalam Pemilihan Lembaga Kearsipan Daerah Kabupaten/Kota Terbaik Nasional Tahun 2017
7 Sertifikat Akreditasi Fasilitasi Kesehatan Tingkat Pertama Puskesmas Pekkae
8 Piagam Penghargaan sebagai ucapan Terima Kasih Kepada PUSKESMAS RALLA KABUPATEN BARRU atas Kontribusi dan Dukungan dalam RISET KETENAGAAN di BIDANG KESEHATAN 2017
9 Piagam Penghargaan Dinas Pendidikan Kabupaten Kota Barru atas Komitmennya dalam upaya peningkatan kompotensi Guru yang diwujudkan dalam pengangguran melalui APBD Tahun Anggaran 2016 dan 2017
10 Tanda Penghargaan SWASTI SABA WIWERDA atas keberhasilan dalam menyelenggarakan Kabupaten / Kota sehat Tahun 2017
11 Penghargaan atas Keberhasilan Menyusun dan Menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2016 dengan Capaian Standar Tertinggi
12 Piagam Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2016
13 Piagam Penghargaan Lembaga Prestasi Indonesia – Dunia atas Prestasi Penyelenggaraan Rekor Gerakan Penebaran Benih Ikan Serentak pada 1000 Titik Se-Sulawesi Selatan
14 Anugerah THE BEST KATEGORI UMUM pada ajang Fashion Carnaval Silk Of South Sulawesi Selatan Tahun 2017
15 Penganugerahan Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2017 sebagai Peringkat V Kategori Pemerintah Kabupaten/Kota
16 Piagam Penghargaan atas segala upaya dan sumbangsihnya Mewujudkan Sulawesi Selatan Lebih Maju, Mandiri dan Modern Menuju Sulawesi Selatan yang gemilang
17 Penghargaan sebagai Narasumber pada Seminar Regional Pembangunan Kepemudaan
18 Penghargaan atas Kerjasama dan Kemitraan yang terjalin
19 Piagam Penghargaan Kepada Bupati Barru telah menjamin Rakyatnya Sehat dan Sejahtera melalui Integrasi Jamkesda dalam Program JKN – KIS
20 Piagam Penghargaan sebagai Tokoh Pendorong Kemajuan 2017 Kategori Kepala Daerah
21 Piagam Penghargaan sebagai District Survaeilance Officer (DSO) Terbaik Ketiga Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
22 Piagam Penghargaan Kepada Herlina, S.Pd., M.Pd atas Prestasinya sebagai Juara III Catur (Pi)
23 Piagam Penghargaan Kepada NUR AMALIA, S.S., M.Pd atas Prestasinya sebagai Juara II Pengucap Ikrar Guru (Pi)
24 Piagam Penghargaan Kepada ABD. ZAKARIAH, S.Pd., M.Pd atas Prestasinya sebagai Juara III Lomba Kreatifitas Guru Tingkat SLTP
25 Piagam Penghargaan Kepada NASDIR RAFLI, S.Pd., M.Pd atas Prestasinya sebagai Juara III Tari Tunggal Nusantara
26 Piagam Penghargaan kepada HJ. SATRIANI, S.Pdi atas Prestasinya sebagai Juara I Qariah
Sumber Data : Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah
84
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
BAB IV
PENUTUP
Perwujudan penyelenggaraan Good Governance (tata kelola
Pemerintahan yang baik, transparan dan akuntabel) merupakan prasyarat
dari setiap pemerintahan untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara.
Untuk itu diperlukan penerapan system pertanggungjawaban yang tepat,
jelas dan terukur sehuingga penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna,
bersih dan bertanggung jawab.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru
disusun sebagai pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian misi dan tujuan
instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan good governance.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat
pencapaian sasaran maupun tujuan instansi pemerintah sebagai jabaran dari
visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
program dan kebijakan yang ditetapkan. Sejalan dengan itu, Pemerintah
Kabupaten Barru telah berakuntabilitas sebagaimana diamanahkan Instruksi
Presiden No 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, yang penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja.
Pemerintah Kabupaten Barru secara umum telah berhasil mencapai
target kinerja sasaran dengan tingkat capaian kinerja sasaran secara
keseluruhan adalah sebesar 110,66% dengan predikat sangat berhasil, yang
dihitung berdasarkan persentase rata-rata capaian kinerja indikator sasaran.
Capaian kinerja ini merupakan hasil kerja keras seluruh aparat Pemerintah
Kabupaten Barru serta pihak terkait lainnya dalam rangka mewujudkan visi
pembangunan jangka menengah Kabupaten Barru yaitu :
“Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera,
Taat Azas, dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran secara umum telah
dapat dicapai dengan baik. Dari hasil pengukuran kinerja terhadap 22
sasaran, disimpulkan bahwa 20 indikator sasaran tercapai dengan predikat
85
LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017
“Sangat Baik”, 1 (satu) sasaran mendapat predikat “Baik” dan terdapat 1
(satu) sasaran mendapat predikat “Cukup Baik”.
Untuk meningkatkan capaian kinerja di masa mendatang Pemerintah
Kabupaten Barru telah menetapkan beberapa strategi, antara lain dengan
penyempurnaan implementasi anggaran berbasis kinerja, meningkatkan
kualitas perencanaan kegiatan, peningkatan profesionalisme aparatur dan
peningkatan pelaksanaan monitoring dan evaluasi juga akan menjadi langkah
yang efektif untuk mencapai target yang lebih baik.
Barru, Maret 2018
Plt. BUPATI BARRU,
SUARDI SALEH
KABUPATEN : BARRUPROVINSI : SULAWESI SELATAN
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan TargetMisi 1: Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Pembangunan untuk Kesejahteraan MasyarakatMeningkatkan kesejahteraan ekonomi
Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi Persen 7,03
Misi 2 : Meningkatkan Kecerdasan dan Profesionalisme Sumber Daya ManusiaMeningkatkan kualitas SDM
Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan
Rata-rata lama sekolah/ angka harapan sekolah
Tahun 7,37
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Angka harapan hidup Tahun 67,83
Meningkatnya penyerapan tenagakerja
Persentase tingkat pengangguran terbuka
Persen 7,21
Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kerentanan untuk miskin dan menurunnya jumlah serta jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
Persentase Penduduk Miskin Persen 8,82
Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang tertangani
Persen 31,07
Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat yang religius
Rasio tempat ibadah terhadap pemeluk agama
Rasio 1 : 655
Meningkatnya daya saing daerah
Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ekonomi
Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam kondisi baik
Persen 70,89
Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terpadu
Penegakan hukum lingkungan
Persen 100,00
Persentase penanganan sampah di wilayah perkotaan
Persen 26,00
Berkembangnya kawasan strategis kabupaten
Persentase kawasan yang dikembangkan
Persen 73,68
Kawasan 13 Kawasanterciptanya sistem inovasi daerah (SIDA) yang dapat mendukung pengembangan daya saing
Persentase SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA)
Persen 25,00%
Meningkatnya kerjasama antar wilayah.
Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah/ lembaga
Pertumbuhan nilai investasi dan jumlah kerjasama:
- Nilai Investasi (Rp) Rupiah 1,374,863,942,780.00- Jumlah Kerjasama antar daerah /lembaga
Kerjasama 12
Misi 3 : Mengembangkan Interkoneksitas Sinergis Antar Wilayah di Tingkat Nasional, Regional dan Internasional
RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT KABUPATENTAHUN ANGGARAN 2017
Misi 4 : Menciptakan Lingkungan yang KondusifTerpeliharanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersamaan antar berbagai unsur dalam tatanan daerah
Meningkatnya peran serta masyarakat desa /kelurahan dalam pemberdayaan pembangunan
Persentase desa swasembada/
Persen 20,00
Indeks desa membangun Nilai IDM 0.65Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di lingkungan masyarakat.
Meningkatnya kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan masyarakat
Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)
Persen 100,00
Meningkatnya penanganan bencana
Persentase bencana yang tertangani
Persen 100,00
Misi 5 : Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance )Terwujudnya nilai dan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja dalam tatanan pemerintahan
Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan
Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian
Persen 25,00
Terwujudnya pelayanan umum yang efektif dan efisien serta memuaskan masyarakat.
Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik
Akuntabilitas kinerja keuangan dan pemerintahan:
- Akuntabilitas Keuangan Opini Audit WTP- Akuntabilitas Kinerja Predikat AKIP CC
Meningkatnya kualitas fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan DPRD
Persentase perda yang ditetapkan
Persen 100,00
Barru, Maret 2018BUPATI BARRU,
SUARDI SALEH
KABUPATEN : BARRUPROVINSI : SULAWESI SELATAN
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi Persen (%)
Misi 1: Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan untuk kesejahteraan masyarakatMeningkatkan kesejahteraan ekonomi
Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi Persen 7.03 6.78 96.44
Misi 2 : Meningkatkan kecerdasan dan profesionalisme sdmMeningkatkan kualitas SDM
Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan
Rata-rata lama sekolah/angka harapan sekolah
Tahun 7.37 7.61 103.26
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Angka harapan hidup Tahun 67.83 68.18 100.52
Meningkatnya penyerapan tenagakerja
Persentase tingkat pengangguran terbuka
Persen 7.21 5.60 122.33
Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kerentanan untuk miskin dan menurunnya jumlah serta jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
Persentase Penduduk Miskin
Persen 8.82 9.45 92.86
Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang tertangani
Persen 31.07 33.67 108.37
Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat yang religius
Rasio tempat ibadah terhadap pemeluk agama
Rasio 1 : 655 1 : 647 98.88
Misi 3 : Mengembangkan interkoneksitas sinergis antar wilayah di tingkat nasional, regional dan internasionalMeningkatnya daya saing daerah
Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ekonomi
Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam kondisi baik
Persen 70.89 70.51 99.46
Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terpadu
Penegakan hukum lingkungan
Persen 100 100 100.00
Persentase penanganan sampah di wilayah perkotaan
Persen 26 26 100.00
Berkembangnya kawasan strategis kabupaten
Persentase kawasan yang dikembangkan
Persen 73.68 73.68 100.00
Kawasan 14 14 100terciptanya sistem inovasi daerah (SIDA) yang dapat mendukung pengembangan daya saing
Persentase SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA)
Persen 25 41 164.00
PENGUKURAN KINERJA TINGKAT KABUPATENTAHUN ANGGARAN 2017
Meningkatnya kerjasama antar wilayah.
Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah/ lembaga
Pertumbuhan nilai investasi dan jumlah kerjasama:
- Nilai Investasi (Rp) Rupiah 1,374,863,942,780 541,582,143,139 39.39- Jumlah Kerjasama antar daerah /lembaga
Kerjasama 12 29 241.67
Misi 4 : Menciptakan lingkungan yang kondusifTerpeliharanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersamaan antar berbagai unsur dalam tatanan daerah
Meningkatnya peran serta masyarakat desa /kelurahan dalam pemberdayaan pembangunan
Persentase desa swasembada/
Persen 20 27.5 137.5
Indeks desa membangun
Nilai IDM 0.65 0.61 93.85
Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di lingkungan masyarakat.
Meningkatnya kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan masyarakat
Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)
Persen 100 100 100
Meningkatnya penanganan bencana
Persentase bencana yang tertangani
Persen 100 100 100
Misi 5 : Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance )Terwujudnya nilai dan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja dalam tatanan pemerintahan
Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan
Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian
Persen 25 14 56
Terwujudnya pelayanan umum yang efektif dan efisien serta memuaskan masyarakat.
Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik
Akuntabilitas kinerja keuangan dan pemerintahan:
- Akuntabilitas Keuangan
Opini Audit WTP WTP 100
- Akuntabilitas Kinerja Predikat AKIP
CC CC 100
Meningkatnya kualitas fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan DPRD
Persentase perda yang ditetapkan
Persen 100 80 80
Barru, Maret 2018BUPATI BARRU,
SUARDI SALEH