KATA PENGANTAR - barrukab.go.idbarrukab.go.id/site/assets/files/6929/lkip-2017.pdf · strategisnya...

96
i LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun 2017 sesuai waktu yang telah ditetapkan. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun 2017 ini adalah merupakan media pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Barru dalam menjalankan roda pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan urusan yang dimiliki baik urusan wajib maupun urusan pilihan; yang di dalamnya berisi informasi tentang uraian pertanggungjawaban mengenai keberhasilan ataupun kegagalan pemerintah kabupaten dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya dalam rangka pencapaian visi dan misi serta agenda pembangunan daerah yang dijabarkan melalui program-program pembangunan. Disamping itu, laporan ini juga memuat aspek penting bidang keuangan yang secara langsung mengaitkan hubungan yang tidak terpisah antara dana masyarakat yang dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diterima masyarakat. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Kabupaten Barru sebagaimana telah diketahui adalah merupakan bagian yang integral dari kegiatan pemerintah secara keseluruhan yang secara hirarkis berpedoman dan terkait dengan kebijakan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru. Oleh karena itu, keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Barru sangat ditentukan pula konsistennya pelaksanaan program baik oleh pemerintah maupun oleh pemerintah kabupaten serta keharmonisan koordinasi yang dilaksanakan berkaitan dengan dukungan anggaran. Kami sangat menyadari, bahwa dalam laporan ini masih terdapat berbagai hal yang masih memerlukan penyempurnaan baik menyangkut pada aspek penulisan, data-data dan materi laporan, yang disebabkan berbagai kendala-kendala baik internal maupun eksternal, sehingga kami membuka ruang untuk menerima informasi baik berupa saran dan masukan, koreksi maupun kritik sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintah secara menyeluruh.

Transcript of KATA PENGANTAR - barrukab.go.idbarrukab.go.id/site/assets/files/6929/lkip-2017.pdf · strategisnya...

i

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang

telah memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun

2017 sesuai waktu yang telah ditetapkan. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun 2017 ini adalah merupakan media

pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Barru dalam menjalankan roda

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan urusan yang

dimiliki baik urusan wajib maupun urusan pilihan; yang di dalamnya berisi

informasi tentang uraian pertanggungjawaban mengenai keberhasilan ataupun

kegagalan pemerintah kabupaten dalam mencapai tujuan dan sasaran

strategisnya dalam rangka pencapaian visi dan misi serta agenda pembangunan

daerah yang dijabarkan melalui program-program pembangunan. Disamping itu,

laporan ini juga memuat aspek penting bidang keuangan yang secara langsung

mengaitkan hubungan yang tidak terpisah antara dana masyarakat yang

dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diterima masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan di Kabupaten Barru sebagaimana telah diketahui adalah

merupakan bagian yang integral dari kegiatan pemerintah secara keseluruhan

yang secara hirarkis berpedoman dan terkait dengan kebijakan yang tertuang

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru. Oleh karena itu,

keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran strategis

Pemerintah Kabupaten Barru sangat ditentukan pula konsistennya pelaksanaan

program baik oleh pemerintah maupun oleh pemerintah kabupaten serta

keharmonisan koordinasi yang dilaksanakan berkaitan dengan dukungan

anggaran.

Kami sangat menyadari, bahwa dalam laporan ini masih terdapat

berbagai hal yang masih memerlukan penyempurnaan baik menyangkut pada

aspek penulisan, data-data dan materi laporan, yang disebabkan berbagai

kendala-kendala baik internal maupun eksternal, sehingga kami membuka ruang

untuk menerima informasi baik berupa saran dan masukan, koreksi maupun kritik

sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan terhadap kinerja penyelenggaraan

pemerintah secara menyeluruh.

ii

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Akhir kata, dengan tersusunnya laporan ini, maka diharapkan dapat

memberikan informasi yang nyata terhadap kinerja yang telah diwujudkan oleh

Pemerintah Kabupaten Barru selama Tahun 2017, semoga Allah SWT senantiasa

memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan kepada kita semua dalam

mengemban amanah untuk lebih meningkatkan kualitas pembangunan dan

penyelenggaraan pemerintah dalam mewujudkan Visi Kabupaten Barru, yaitu

“Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera, Taat Azas, dan

Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”. Amin

Barru, Maret 2018 BUPATI BARRU, SUARDI SALEH

iii

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Gambaran Umum Kabupaten Barru ........................................ 3

C. Maksud dan Tujuan ................................................................. 30

D. Organisasi Pemerintahan Kabupaten Barru ............................ 30

E. Landasan Hukum ..................................................................... 32

F. Sistematika Penulisan ............................................................. 33

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Tahun 2016 - 2021 ..................................................... 35

B. Visi dan Misi ..................................................................................... 36

C. Strategi dan Arah Kebijakan …………………………………………….. 42

D. Penetapan Kinerja Tahun 2017 ................................................. 47

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja......................................................................... 51

B. Realisasi Anggaran ................................................................... 80

C. Daftar Penghargaan ………………………………………………. 82

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 84

LAMPIRAN

1. Reviu Atas Laporan Kinerja

2. Indikator Kinerja Utama

3. Perjanjian Kinerja

4. Rencana Kinerja Tahunan

5. Pengukuran Kinerja Tahunan

iv

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

RINGKASAN EKSEKUTIF

Dalam mewujudkan Good Governance, akuntabilitas merupakan salah

satu aspek penting yang harus diimplementasikan dalam manajemen

pemerintahan. Akuntabilitas yang diharapkan tidak hanya akuntabilitas

pemerintah kepada masyarakat tetapi juga akuntabilitas kepada presiden.

Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Barru menyusun Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) sebagai bentuk aplikasi dari penyelenggaraan

pemerintahan yang transparan dan akuntabel.

LKIP ini memberikan gambaran tentang kinerja penyelenggaraan

pemerintahan pada tahun 2017, yang diformulasikan dari hasil kinerja Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Hal ini dikarenakan setiap SKPD dibentuk untuk

melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsinya serta mempertanggungjawabkan

program dan kegiatan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder).

LKIP tidak hanya sekedar alat akuntabilias, tetapi juga sebagai sarana

yang strategis untuk mengevaluasi diri dalam rangka peningkatan kinerja

kedepan. Dengan langkah ini setiap SKPD dapat senantiasa melakukan

perbaikan dalam mewujudkan praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan

yang baik dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di Kabupaten

Barru tahun 2017 dilaksanakan dengan mengacu pada Penetapan Kinerja Tahun

2017. Penetapan Kinerja tersebut memuat sasaran yang ingin dicapai pada tahun

2017 serta target kinerja yang akan dicapai. Dalam pencapaian sasaran tersebut

telah ditetapkan kebijakan, indikator kinerja sasaran dan Indikator Kinerja Utama

(IKU), serta program dan kegiatan yang bersifat operasional. Materi Penetapan

Kinerja Tahun 2017 disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), dan

Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) APBD Tahun Anggaran 2017.

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017 disusun berdasarkan Instruksi

Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999, sedangkan penyusunannya sesuai dengan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja.

Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2017

dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemerintahan yang

diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan telah dapat

diselenggarakan sebagaimana mestinya.

v

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

2. Bupati Barru secara bersama-sama dengan DPRD telah berupaya secara

optimal melaksanakan kewajibannya dalam meningkatkan kesejahteraan

rakyat dan melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik.

3. Ukuran keberhasilan ataupun kinerja atas pelaksanaan tugas pokok, fungsi

dan kewajiban seperti yang disebutkan pada point 1 dan 2 diperoleh dari

laporan kinerja masing-masing unsur terkait yang melaksanakan program dan

kegiatan sesuai dengan sasaran stratejik.

4. Dari hasil pengukuran kinerja terhadap sasaran melalui 22 indikator kinerja

sasaran yang telah ditetapkan, disimpulkan bahwa 20 indikator sasaran

Sangat Baik, 1 indikator sasaran Baik dan 1 indikator sasaran realisasi nilai

capaian kinerja Cukup Baik.

5. Secara umum tingkat capaian kinerja sasaran dalam Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun 2017 mencapai 110,66% dengan

predikat “Sangat baik”.

1

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan Good Governance ( tata kelola pemerintahan yang

baik, transparan dan akuntabel ) merupakan prasyarat dari setiap

pemerintahan untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara. Untuk itu

diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang

tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna,

bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dibentuk pertanggungjawaban yang

terukur dan terlegitimasi sesuai dengan Perpres Nomor 29 Tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviuw atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah, pada intinya mengamanatkan agar setiap

instansi pemerintah dalam penyelenggaraan tugas, tanggung jawab, dan

kewenangannya, wajib dilaksanakan secara akuntabel dan salah satu

bentuknya adalah kewajiban penyusunan laporan kinerja penyelenggaraan

pemerintahan.

Pelaporan dimaksud secara tidak langsung merupakan salah satu

bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat tentang kualitas

kinerja yang dihasilkan terkait pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber

daya yang dimiliki termasuk sumber daya keuangan. Pelaporan kinerja

pemerintahan tersebut diantaranya adalah Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKIP) yang disampaikan kepada Gubernur, Menteri

Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi dan Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga)

bulan setelah Tahun Anggaran berakhir.

Substansi pelaporan didasarkan pada realisasi capaian kinerja

tahunan perencanaan strategis dan pengaruhnya terhadap proses

perwujudan kondisi akhir rencana lima tahunan, yang ditetapkan dalam

bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yang

pada gilirannya pelaporan ini prinsipnya menggambarkan realisasi tahapan

2

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

pencapaian proses perwujudan cita-cita Kepala Daerah yang dituangkan ke

dalam visi, misi dan program strategis RPJMD.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun

2017 merupakan laporan realisasi hasil penyelenggaraan pemerintahan

tahun ke 2 (dua) dari 5 (lima) tahun perencanaan RPJMD Kabupaten Barru.

RPJMD merupakan landasan utama yang mengarahkan seluruh gerak

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten

Barru, pada arah Visi dan Misi Kabupaten Barru. Pada Tahun 2016 RPJMD

Kabupaten Barru ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016 -

2021 dengan Visi “Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih maju, Sejahtera,

Taat Azas dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”. Dalam

rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan memperhatikan

kondisi daerah, permasalahan pembangunan, tantangan yang dihadapi, isu-

isu strategis serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, Pemerintah

Kabupaten Barru menetapkan 5 (lima) Misi Pembangunan, sebagai berikut :

1. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Pembangunan untuk

Kesejahteraan Masyarakat;

2. Meningkatkan Kecerdasan dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia;

3. Mengembangkan Interkoneksitas Sinergis Antar Wilayah di Tingkat

Nasional, Regional dan Internasional;

4. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif;

5. Mewujudkan Tata Kepemerintahan yang Baik (Good Governance);

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru

adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

tahun dalam mewujudkan kinerja capaian visi dan misi Kabupaten Barru.

Penetapan indokator sebagai alat ukur keberhasilan merupakan proses

perwujudan visi dan misi Kabupaten Barru. Sehingga dengan disusunnya

dokumen RPJMD, maka pengukuran akuntabilitas kinerja pelaksanaan

program dan kegiatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Barru dapat

digambarkan dan dipertanggungjawabkan secara lebih tepat. Pemerintah

Kabupaten Barru menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten

Barru Tahun 2017, sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan

yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah (PD), berdasarkan suatu sistem

akuntabilitas yang memadai. LKIP juga berperan sebagai alat kendali

dan penilai kinerja untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan dengan

3

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

konsep good governance, selain itu merupakan informasi penting untuk

masyarakat tentang hasil-hasil kinerja pemerintahan pada tahun 2017.

B. Gambaran Umum Kabupaten Barru

a. Luas Dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Barru yang dikenal dengan Motto Daerah HIBRIDA

(Hijau, Bersih, Asri dan Indah) adalah salah satu Kabupaten yang terletak di

pesisir pantai Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan panjang garis

pantainya 78 km. Kabupaten Barru secara administratif terbagi atas 7

Kecamatan yaitu Kecamatan Tanete Riaja, Kecamatan Tanete Rilau,

Kecamatan Barru (Ibukota Kabupaten), Kecamatan Soppeng Riaja,

Kecamatan Mallusetasi, Kecamatan Pujananting dan Kecamatan Balusu dan

terdiri dari 15 Kelurahan dan 40 Desa dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut :

- Sebelah Utara dengan Kota Pare-Pare dan Kabupaten Sidrap

- Sebelah Timur dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone

- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

- Sebelah Barat dengan Selat Makassar.

Kabupaten Barru merupakan jalur perlintasan trans sulawesi dan

merupakan daerah lintas provinsi yang terletak antara Kota Makassar dan

Kota Pare-Pare. Secara administratif kecamatan yang ada di Kabupaten

Barru dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1

Luas Daerah dan Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten Barru

No KECAMATAN DESA /

KELURAHAN

LUAS

Km2 %

1 TANETE RIAJA 7 174,29 14,84

2 TANETE RILAU 10 79,17 6,74

3 B A R R U 10 199,32 16,97

4 SOPPENG RIAJA 7 78,90 6,72

5 MALLUSETASI 8 216,58 18,44

6 PUJANANTING 7 314,26 26,75

7 BALUSU 6 112,20 9,55

TOTAL 55 1.174,72 100%

Sumber Data : Kabupaten Barru dalam Angka 2017

4

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

b. Letak dan Kondisi Geografis

Wilayah Kabupaten Barru secara geografis terletak diantara

koordinat 4º0.5’35” - 4º47’35” Lintang Selatan dan 119º35’00” - 119º49’16”

Bujur Timur dengan luas wilayah 1.174,72 km² (117.472 Ha) dan berada ±

102 km disebelah utara Kota Makassar Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan

yang dapat ditempuh melalui perjalanan darat ± 2,5 jam. Kabupaten Barru

berada di antara Kota Makassar dan Kota Pare-pare dan merupakan jalur

perlintasan trans sulawesi.

Gambar 1.1

Peta Administrasi Kabupaten Barru

Sumber Data: RTRW Kabupaten Barru Tahun 2012

5

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

c. Topografi

Kabupaten Barru secara topografis mempunyai wilayah yang

bervariasi terdiri atas daerah laut, dataran rendah, dan daerah pegunungan

dengan ketinggian antara 300 – 1.700 meter diatas permukaan laut (mdpl).

Sedangkan bagian barat daerah Barru topografi wilayah dengan ketinggian 0

– 300 mdpl berhadapan dengan Selat Makassar. Adapun keadaan wilayah

berdasarkan kelerengan dapat disajikan pada table berikut :

Tabel 1.2

Keadaan Wilayah Berdasarkan Kelerengan

Kabupaten Barru

LERENG KRITERIA LUAS (Ha) PERSENTASE (%)

0 - 2 Datar 26.596 22,64

2 - 25 Landai 7.043 5,49

25 - 40 Kemiringan 33.346 28,31

> 40 Terjal 50.578 43,06

Sumber : Kabupaten Barru dalam Angka 2017

Berdasarkan kemiringan lereng tersebut di atas menjadi dasar dalam

pengalokasian berbagai fasilitas, pengembangan wilayah dan pengendalian

pertumbuhan wilayah. Adapun keadaan wilayah Kabupaten Barru

berdasarkan kemiringan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.3

Keadaan Wilayah Berdasarkan Kemiringan Kabupaten Barru

NO KECAMATAN KEMIRINGAN TANAH / LERENG (Ha)

TOTAL

0-2 % 2-15 % 15-40 % > 40 %

1 TANETE RIAJA 593 5.552 7.985 3.299 17.429

2 TANETE RILAU 1.159 3.369 2.857 532 7.917

3 B A R R U 1.458 7.583 7.827 3.064 19.932

4 SOPPENG RIAJA 788 3.419 2.687 996 7.890

5 MALLUSETASI 611 4.360 9.371 7.316 21.658

6 PUJANANTING 239 5.730 15.817 9.640 31.426

7 B A L U S U 1.084 4.000 4.764 1.372 11.220

T O T A L 5.932 34.013 51.308 26.219 117.472

Sumber : Kabupaten Barru dalam Angka 2017

6

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Keadaan wilayah Kabupaten Barru berdasarkan ketinggian dari

permukaan laut didominasi oleh lahan yang berada pada ketinggian 100-500

meter yakni seluas 58.016 Ha (49,39 %), ketinggian 500-1.000 meter seluas

23.020 Ha (19,60 %), ketinggian 0-25 meter seluas 17.547 Ha (14,94%),

ketinggian 25-100 meter seluas 17.047 Ha (14,51%) dan ketinggian diatas

1.000 meter seluas 1.842 Ha (1,57%) sebagaimana tabel berikut :

Tabel 1.4

Keadaan Wilayah Berdasarkan Kemiringan Kabupaten Barru

NO KECAMATAN

LUAS BERDASARKAN KETINGGIAN TEMPAT (Ha)

TOTAL 0 - 25 M

25 -100 M

100 -500 M

500 -1.000 M

> 1.000 M

1 TANETE RIAJA 1.132 4.547 6.082 5.153 515 17.429

2 TANETE RILAU 3.830 2.113 1.974 - - 7.917

3 B A R R U 3.454 5.113 9.363 1.806 196 19.932

4 SOPPENG RIAJA

3.137 1.171 2.771 811 - 7.890

5 MALLUSETASI 2.583 2.400 11.100 5.575 - 21.658

6 PUJANANTING - 275 21.723 8.368 1.060 31.426

7 B A L U S U 3.411 1.428 5.003 1.307 71 11.220

T O T A L 17.547 17.047 58.016 23.020 1.842 117.472

Sumber : Kabupaten Barru dalam Angka 2017

d. Gambaran Umum Demografi

Jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 171.906 jiwa, meningkat

sebesar 0,40 persen dibanding tahun 2015 yang berjumlah 171.217 jiwa.

Jumlah penduduk terbesar berada pada Kecamatan Barru yang mencapai

40.705 jiwa dan terendah pada Kecamatan Pujananting dengan jumlah

13.064 jiwa. Sementara dari segi kepadatan, Kecamatan Tanete Rilau

berada pada tingkat kepadatan paling tinggi yaitu sebesar 425,06 jiwa/km2

dan paling rendah pada Kecamatan Pujananting yaitu 41,57 jiwa/km2.

7

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Tabel 1.5

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

NO KECAMATAN

JUMLAH PENDUDUK LUAS WILAYAH

(KM 2)

KEPADATAN (JIWA/KM 2) L P TOTAL

1 TANETE RIAJA 10.739 11.895 22.634 174,29 129,86

2 TANETE RILAU 16.240 17.412 33.652 79,17 425,06

3 BARRU 19.670 21.035 40.705 199,32 204,22

4 SOPPENG RIAJA 8.620 9.249 17.869 78,9 226,48

5 MALLUSETASI 12.172 13.322 25.494 216,58 117,71

6 PUJANANTING 6.422 6.642 13.064 314,26 41,57

7 BALUSU 8.756 9.732 18.488 112,2 164,78

JUMLAH 82.619 89.287 171.906 1.174,72 146,34

Sumber : BPS Kabupaten Barru, Tahun 2017

Peningkatan jumlah penduduk harus ditangani dengan baik dan

komprehensif diiringi dengan upaya pengendalian jumlah penduduk secara

terpadu dan berkesinambungan serta upaya peningkatan kualitas sumber

daya manusianya. Dengan pertambahan jumlah penduduk, akan

menimbulkan permasalahan bagi pemerintah baik secara langsung maupun

tidak langsung, pemerintah harus menyediakan berbagai fasilitas yang

diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidup penduduknya. Fasilitas-fasilitas

tersebut antara lain : fasilitas perumahan, pendidikan, lapangan pekerjaan,

sarana sosial, kesehatan dan sebagainya.

Secara lebih rinci komposisi penduduk Kabupaten Barru

berdasarkan kelompok umur, diuraikan dalam tabel berikut :

8

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Tabel 1.5

Jumlah Penduduk Kabupaten Barru Berdasarkan Kelompok Umur

Tahun 2016 (Jiwa)

KELOMPOK UMUR JENIS KELAMIN

JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN

0 – 4 8.047 7.663 15.710

5 – 9 8.224 7.555 15.779

10 – 14 8.417 8.074 16.491

15 – 19 7.825 7.348 15.173

20 – 24 5.774 6.090 11.864

25 – 29 5.587 6.206 11.793

30 – 34 5.324 5.950 11.274

35 – 39 5.507 6.540 12.047

40 – 44 5.621 6.465 12.086

45 – 49 5.624 6.410 12.034

50 – 54 4.514 5.394 9.908

55 – 59 3.678 4.360 8.038

60 – 64 2.887 3.549 6.436

65 – 69 2.225 2.952 5.177

70 – 74 1.715 2.223 3.938

75 + 1.650 2.508 4.158

JUMLAH / TOTAL 82.619 89.287 171.906

Sumber : BPS Kabupaten Barru, Tahun 2017

e. Kondisi Makro Kabupaten Barru

Gambaran kondisi Kabupaten Barru secara umum dapat dilihat dari

perubahan angka atau nilai-nilai indikator-indikator makro Kabupaten Barru

yang terdiri dari kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas pembangunan manusia.

Kondisi indikator makro Kabupaten Barru tahun 2016-2017 dapat dilihat dari

uraian dalam tabel berikut :

Tabel 1.5

Indikator Makro Kabupaten Barru 2016 – 2017

NO INDIKATOR 2016 2017 **)

1 Jumlah Penduduk (Jiwa) 171.906 172.767

2 Laju Pertumbuhan Penduduk 0,40 % 0,50 % 3 Pertumbuhan Ekonomi 6,09 6,78

4 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) 5.467.880 6.104.258 5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) 3.919.042 4.184.752

6 PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

31.807.381 35.332.316

7 PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah)

22.797.587 24.221.944

8 Indeks Pembangunan Manusia 69,07 69,37

9 Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 7,28 7,62 10 Angka Harapan Lama Sekolah (Tahun) 13,45 13,56

11 Angka Harapan Hidup (Tahun) 68,16 68,18 12 Purchasing Power Parity (Juta Rupiah) 10.155 10.415

Sumber : BPS Kabupaten Barru, Tahun 2016 – 2017 **) Angka Sementara

9

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Dari tabel di atas, secara umum dapat dijelaskan bahwa berdasarkan

perhitungan, Jumlah Penduduk Kabupaten Barru pada Tahun 2016

mencapai 171.906 Jiwa atau mengalami peningkatan sebesar 172.767 Jiwa

pada tahun 2017 dengan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2016 – 2017

0,50 %, Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2016 sebesar 6,09 meningkat di

Tahun 2017 sebesar 6,78 **), PDRB Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun

2016 sebesar Rp. 5.467.880,- menjadi Rp. 6.104.258,- **) pada Tahun

2017, PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada Tahun 2016 sebesar Rp.

3.919.042,- menjadi Rp. 4.184.752,- **) pada Tahun 2017, PDRB per Kapita

Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2016 sebesar Rp. 31.807.381,-

menjadi Rp. 35.332.316,- **) pada Tahun 2017, PDRB per Kapita Atas

Dasar Harga Konstan pada Tahun 2016 sebesar Rp. 22.797.587,- menjadi

Rp. 24.221.994,- **) pada Tahun 2017, IPM Kabupaten Barru pada Tahun

2016 mecapai 69,07 meningkat menjadi 69,37 **) di Tahun 2017, Rata-

Rata Lama Sekolah Tahun 2016 sebesar 7,28 Tahun, meningkat di tahun

2017 menjadi 7,62 Tahun **), Angka Harapan Lama Sekolah pada Tahun

2016 sebesar 13,45 Tahun, meningkat di Tahun 2017 menjadi 13,56

Tahun **), Angka Harapan Hidup Tahun 2016 sebesar 68,16 Tahun,

menjadi 68,18 Tahun pada Tahun 2017, Purchasing Power Parity (PPP)

pada Tahun 2016 sebesar Rp. 10.155,-menjadi Rp. 10.415,- di Tahun

2017 (dalam juta rupiah), Perhitungan Indikator Makro Kabupaten Barru

sudah menggunakan metode perhitungan baru.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan hasil

penjumlahan dari seluruh nilai tambah (value added) produksi barang dan

jasa dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu wilayah pada suatu periode

waktu tertentu. PDRB dihitung atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga

konstan. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat

pergeseran struktur ekonomi dan gambaran perekonomian pada tahun

berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk

melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah baik secara keseluruhan

maupun sektoral.

f. Isu Strtegis

1. Isu Global / Internasional

1.1. Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)

Tujuan pembangunan millenium yang terdiri dari 8 (delapan) tujuan

pembangunan manusia yang secara langsung dapat memberikan dampak

bagi pengentasan kemiskinan ekstrim, yang harus dicapai pada tahun 2015

10

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

mencakup : a) menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, b) mencapai

pendidikan dasar untuk semua, c) mendorong kesetaraan gender dan

pemberdayaan perempuan, d) menurunkan angka kematian anak, e)

meningkatkan kesehatan ibu, f) memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit

menular lainnya, g) memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan

h) membangun kemitraan global untuk pembangunan.

Untuk mencapai tujuan-tujuan MDGs ini diperlukan koordinasi,

kerjasama, dan komitmen segenap pemangku kepentingan mulai dari tingkat

pusat sampai ke daerah, untuk memastikan kemajuan yang telah dicapai

dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

1.2. Post 2015 Development Agenda

Seiring berakhirnya MDGs (tahun 2015), diskusi mengenai kerangka

kerja pembangunan internasional pasca 2015 dimulai. Pada pertemuan

Rio+20 Summit, 192 anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memulai

proses perancangan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable

development goals) yang berorientasi pada aksi, ringkas dan mudah

dikomunikasikan, jumlah terbatas, aspiratif, bersifat global secara alamiah

dan dapat diterapkan pada semua negara dengan memperhatikan perbedaan

kenyataan, kapasitas dan tingkat pembangunan sebuah negara dan

menghargai kebijakan dan prioritas nasional.

Pada tanggal 30 Mei 2013, High Level Panel on the Post-2015

Development Agenda mengeluarkan “A New Global Partnership : Eradicate

Poverty and Transform Economies Through Sustainable Development,”

sebuah laporan yang menetapkan agenda universal untuk mengentaskan

kemiskinan ekstrim dari muka bumi pada tahun 2030, dan mewujudkan janji

pembangunan berkelanjutan. Laporan ini mengajak seluruh warga dunia

untuk bekerjasama dalam sebuah kemitraan global baru (New Global

Partnership) yang menawarkan harapan dan peran bagi setiap orang.

Dalam laporan tersebut, High Level Panel yang salah satu ketuanya

adalah Presiden Republik Indonesia mendorong tujuan pembangunan pasca

2015 untuk melakukan 5 (lima) pergeseran transformasi utama, yaitu :

a. Tidak meninggalkan siapapun di belakang

Setelah tahun 2015 dunia harus bergerak dari mengurangi

kemiskinan ke mengakhiri kemiskinan ekstrim dalam segala bentuknya.

Dunia perlu memastikan bahwa tidak ada satu orangpun, apapun etnis,

gender, geografi, disabilitas, ras dan status lainnya yang tidak mendapatkan

kesempatan ekonomi dasar dan hak asasi.

b. Menempatkan pembangunan berkelanjutan sebagai inti

11

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Dunia harus mengintegrasikan dimensi sosial, ekonomi dan

lingkungan dari keberlanjutan. Dunia harus bertindak sekarang untuk

megurangi laju perubahan iklim dan degradasi lingkungan, yang

menimbulkan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi manusia.

c. Transformasi ekonomi untuk penyediaan pekerjaan dan pembangunan

yang inklusif

Transformasi ekonomi yang mendalam dapat mengakhiri kemiskinan

ekstrim dan meningkatkan mata pencaharian, dengan memanfaatkan inovasi,

teknologi dan potensi bisnis. Semakin beragam kegiatan ekonomi, dan

dengan kesempatan yang sama bagi semua orang, akan mewujudkan iklusi

sosial, terutama bagi generasi muda, dan mendorong pola konsumsi dan

produksi yang berkelanjutan.

d. Membangun perdamaian dan kelembagaan yang efektif, terbuka, dan

akuntabel bagi semua

Kebebasan dari konflik dan kekerasan adalah hak manusia yang

paling mendasar, dan merupakan fondasi paling penting dalam membangun

masyarakat yang damai dan sejahtera. Pada waktu yang bersamaan,

masyarakat di seluruh dunia berharap pemerintah bersikap jujur, akuntabel

dan responsif terhadap permintaan mereka. Dunia mendesak sebuah

pergeseran fundamental yang menempatkan perdamaian dan tata kelola

pemerintahan yang baik sebagai elemen inti kesejahteraan, bukan sebuah

pilihan ekstra.

e. Membina kemitraan global baru

Semangat kebersamaan, kerjasama dan akuntabilitas antar pihak

harus menyongkong agenda pembangunan pasca 2015. Kemitraan baru

harus di landaskan pada pemahaman bersama akan perikemanusiaan,

berbasis pada pengertian dan manfaat antar pihak. Hal tersebut harus

berada di tengah-tengah masyarakat, termasuk mereka yang terdampak oleh

kemiskinan dan terpinggirkan, perempuan, remaja, lansia, penyandang cacar

dan penduduk lokal/indigenous. Kemitraan tersebut harus melibatkan

organisasi masyarakat, institusi multilateral, pelaku bisnis dan filantropi.

1.3. Suistainable Development Goals (SDGs)

Suistainable Developmen Goals (SDGs) adalah sebuah dokumen

yang menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan

negara-negara di dunia. Konsep SDGs melanjutkan konsep MDGs yang telah

berakhir pada tahun 2015.

Ada tiga tujuan dari SDGs, yaitu:

12

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

a. SDGs diharapkan bisa mengakhiri segala bentuk kemiskinan di semua

negara manapun.

b. SDGs bertujuan mengakhiri segala bentuk kelaparan, mencapai

ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, dan mendorong pertanian

secara berkelanjutan.

c. Target SDGs adalah menjamin adanya kehidupan yang sehat, serta

mendorong kesejahteraan untuk semua orang di dunia pada semua usia.

Target utama SDGs sesungguhnya adalah pengentasan kemiskinan.

Tetapi Indonesia akan menggunakan tiga indikator terkait dengan dokumen

SDGs, yaitu pembangunan manusia (human development) yang meliputi

pendidikan dan kesehatan, lingkungan dalam skala kecil atau social

economic development, dan lingkungan dalam skala besar atau

environmental development berupa ketersediaan kualitas lingkungan dan

sumber daya alam yang baik.

1.4. Pemanasan Global (Global Warming)

Bumi secara luas telah dibebani oleh berbagai persoalan hingga hari

ini. Yang sangat menjadi perhatian adalah adanya pemanasan global. Hal

ini akan mengakibatkan banyaknya bencana yang cepat atau lambat akan

dihadapi oleh manusia di bumi.

Pemanasan global yang ditandai dengan peningkatan suhu rata-rata

di permukaan bumi merupakan ancaman yang serius bagi planet bumi dan

seluruh mahluk di dalamnya. Pemanasan global akan mengakibatkan

lelehnya es di kutub utara yang dampak ikutannya adalah meningkatnya

permukaan air laut. Kabupaten Barru sebagai sebuah wilayah yang terdiri

dari pesisir, dataran rendah dan dataran tinggi dengan pulau-pulau kecil

sangat rentan terkena dampak kenaikan permukaan air laut yaitu

berkurangnya luasan daratan akibat tergenang oleh permukaan air laut.

Bahkan hal tersebut memungkinkan tenggelamnya beberapa pulau kecil

yang ada di wilayah Kabupaten Barru.

Selain kenaikan suhu permukaan air laut, pemanasan global juga

mengakibatkan perubahan iklim secara ekstrim di berbagai belahan bumi.

Dampaknya kemudian sangat terasa pada berbagai bidang kehidupan

manusia, diantaranya pada sektor pertanian dan peternakan. Perubahan

iklim menyebabkan petani tidak mampu menentukan dengan tepat musim

tanam yang baik sehingga hal ini mempengaruhi produktivitas sektor

pertanian. Pada sektor peternakan, perubahan iklim dapat menyebabkan

ternak tidak mampu berproduksi dengan baik karena adanya perubahan pola

makan yang tidak baik.

13

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

1.5. Globalisasi Informasi

Globalisasi informasi dan nilai-nilai budaya tidak dapat dihindarkan

yang mana kesemuanya tidak terlepas dari perkembangan teknologi

informasi yang dapat menembus dan menyingkirkan sekat-sekat geografi.

Internet dan media sosial tidak saja memudahkan komunikasi antar

masyarakat di tingkat global, nasional, dan regional, tetapi juga merubah

paradigma lama dalam politik, ekonomi, pengembangan ilmu pengetahuan,

dan budaya, yang melampaui batas-batas kebangsaan.

Peningkatan teknologi informasi menuntut kemampuan lebih untuk

dapat mengambil manfaat dari derasnya arus globalisasi sehingga sangat

diperlukan mutu modal manusia. Belum lagi pengaruh budaya asing yang

tidak sesuai dengan norma ketimuran, akan sangat membutuhkan filterisasi

sehingga dapat mencegah pengaruh negatif dari globalisasi informasi.

1.6. Perdagangan Bebas

Akses informasi yang sangat mudah dan cepat membuat batas-

batas administrasi antar negara menjadi hambatan dalam dunia perdagangan

dan memicu praktek-praktek illegal dalam perdagangan dunia. Oleh karena

itu berbagai negara sepakat menggagas perdagangan bebas yang akan

berlaku secara internasional.

Pemberlakuan perdagangan bebas banyak memberi dampak

terhadap kehidupan masyarakat. Dunia yang tanpa batas, keluar masuk

barang, dan interaksi dengan dunia luar, disatu sisi memberi dampak positif

bagi perkembangan masyarakat melalui upaya peningkatan kualitas dan

inovasi produk lokal. Disisi lain, juga memberikan dampak negatif yaitu dapat

menambah penderitaan sebagian besar masyarakat khususnya yang masih

berada di bawah garis kemiskinan karena keadaan ditentukan oleh kekuatan

pasar. Sedikit demi sedikit peran negara akan terkikis habis sehingga akan

lebih mempersulit kehidupan masyarakat miskin. Dampak selanjutnya adalah

akan terjadi kerawanan sosial dan meningkatnya angka kriminalitas.

1.7. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia

Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar di kawasan Asean

dan terbesar ke tiga di dunia. Dalam konteks tersebut, Indonesia menghadapi

suatu lingkungan strategis yang akan mempengaruhi eksistensi demokrasi

dan kemajuan Indonesia. Peningkatan peran di masyarakat seperti

demokratisasi akan terus berlangsung dan tidak akan mungkin dapat dicegah

kemajuannya. Namun dalam perkembangannya Indonesia dan negara-

negara demokrasi maju sekalipun sedang mengalami dinamika koreksi dalam

14

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

hal demokrasi, terkhusus berkaitan dengan peran negara dan masyarakat

sipil.

1.8. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Pencapaian tujuan dan prospek ekonomi dipengaruhi oleh

perkembangan dan tantangan ekonomi global yang akan dihadapi. Pada

periode ini, salah satu yang terkait dengan perkembangan ekonomi global

yang perlu dicermati diantaranya The Asean Community atau Masyarakat

Ekonomi Asean (MEA).

Diberlakukannya MEA di tahun 2015, Asean akan menjadi pasar

tunggal dan satu kesatuan basis produksi, sehingga akan terjadi al iran bebas

barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja terampil diantara negara

Asean.

Hal ini tentunya merupakan peluang sekaligus tantangan yang perlu

disikapi secara cermat dan terintegrasi. Disatu pihak akan menciptakan

peluang yang lebih besar bagi perekonomian nasional dan daerah, tetapi

dipihak lain juga menuntut daya saing perekonomian nasional dan daerah

yang lebih tinggi.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar di

kawasan Asean menjadi negara yang empuk untuk menjadi pasar bagi

produk negara Asean lainnya. Disamping itu akan menjadi tujuan bagi

pekerja tenaga konstruksi dan profesi ekonomi lainnya mengingat Indonesia

sebagai salah satu negara berkembang yang sedang giat-giatnya

membangun. Kesiapan perlu dilakukan disegala bidang secara menyeluruh

baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, diantaranya peningkatan daya

saing perekonomian dan peningkatan kualitas tenaga kerja.

2. Isu Nasional

2.1. Reformasi Birokrasi

Masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, masih

menjamurnya praktik KKN, dan masih lemahnya pengawasan terhadap

kinerja aparatur negara merupakan cerminan dari kondisi kinerja birokrasi

yang masih jauh dari harapan. Banyaknya permasalahan terkait birokrasi

tersebut karena belum sepenuhnya teratasi baik dari sisi internal maupun dari

sisi eksternal.

Dari sisi internal berbagai faktor seperti demokrasi, desentralisasi,

dan internal birokrasi masih berdampak pada tingkat kompleksitas

permasalahan dan dalam upaya mencari model terbaik (solusi). Sedangkan

dari sisi eksternal, faktor globalisasi dan revolusi teknologi informasi juga

15

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

akan kuat berpengaruh terhadap pencarian alternatif kebijakan dalam bidang

aparatur negara.

Untuk itu dibutuhkan suatu upaya yang lebih komprehensif dan

terintegrasi dalam mendorong peningkatan kinerja birokrasi dalam rangka

menciptakan pemerintahan yang bersih dan akuntabel.

2.2. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Korupsi, Kolusi, da Nepotisme (KKN) selama ini telah merusak

sendi-sendi kehidupan masyarakat dan menambah kesengsaraan

masyarakat. Sejak era reformasi bergulir, upaya pemberantasan KKN

berlangsung semakin gencar. Langkah ini telah menjadi komitmen seluruh

lapisan masyarakat. Pemerintah sendiri juga telah menegaskan komitmennya

dalam rangka pemberantasan korupsi melalui Instruksi Presiden Nomor 4

Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Akan tetapi, saat ini menjadi ironi karena ditengah upaya

pemberantasan korupsi yang telah dilaksanakan lebih dari empat dekade,

praktek-praktek korupsi tersebut tetap saja berlangsung, bahkan ada

kecenderungan meningkat dengan berbagai modus operandi yang lebih

canggih dan terorganisir. Hal ini membuat sulit dalam penanggulangan dan

pemberantasannya.

Untuk itu, dibutuhkan suatu komitmen penuh dari segenap lapisan

strata masyarakat dalam struktur organisasi, dimulai dari pimpinan tertinggi,

pimpinan menengah, pimpinan terendah, sampai pada staf atau pegawai

bawahan untuk tidak melakukan tindakan KKN ini.

2.3. Pengembangan Ekonomi Melalui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas

tertentu yang tercakup dalam daerah atau wilayah untuk menyelenggarakan

fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan

melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan

geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor,

dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing

internasional.

Pada dasarnya KEK dibentuk untuk membuat lingkungan kondusif

bagi aktivitas investasi, ekspor, dan perdagangan guna mendorong laju

pertumbuhan ekonomi serta sebagai katalis reformasi ekonomi. Peluang

strategis ini yang coba ditangkap oleh Pemerintah Kabupaten Barru guna

mengeksplor segenap potensi ekonomi yang dimiliki, sehingga diharapkan

akan memberikan banyak multiplier effect menuju masyarakat Kabupaten

Barru yang sejahtera.

16

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

2.4. Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi

Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan

hak atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar utama Hak Azasi

Manusia. Ketahanan pangan juga merupakan bagian sangat penting dari

ketahanan nasional. Dalam hal ini hak atas pangan seharusnya mendapat

perhatian yang sama besar dengan usaha menegakkan pilar-pilar hak azasi

manusia lain. Ketahanan pangan tidak hanya mencakup ketersediaan

pangan yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengakses (termasuk

membeli) pangan dan tidak terjadinya ketergantungan pangan pada pihak

manapun. Konsep pangan yang menyatakan beras sebagai satu-satunya

makanan utama di Indonesia perlu diubah. Konsep pangan semacam itu

dapat menjadi sumber terpuruknya nasib petani, dan hilangnya ragam

pangan lain yang pernah ada. Padahal keragaman jenis bahan pangan itu

bisa mengindari adanya krisis pangan.

Globalisasi dalam berbagai aspek sosial ekonomi pada

kenyataannya telah menjadi ancaman serius bagi usaha membangun

ketahanan pangan jangka panjang, walaupun disadari pula menjadi peluang

jika dapat diwujudkan suatu perdagangan internasional pangan yang adil.

Meroketnya harga sumber energi berdampak langsung pada harga produk

pertanian melalui kenaikan biaya input semisal pupuk, dan biaya transportasi.

Harga-harga pangan dan pakan cenderung meningkat dan menurunkan daya

beli riil masyarakat miskin.

Saat ini fenomena krisis energi semakin menguat seiring makin

meningkatnya harga sumber energi dari fosil yang tidak dapat diperbarui,

sehingga mendorong berkembangnya pemanfaatan energi non fosil dan

energi terbaharui yang meliputi energi geothermal, energi surya, energi

angin, tenaga air, dan biomas (biofuel) yang dihasilkan melalui pembakaran

dan fermentasi bahan organik seperti fermentasi tebu atau jagung (yang

selama ini menjadi bahan pangan) untuk menghasilkan alkohol dan ester.

Kedua bahan tersebut secara teori dapat digunakan untuk menggantikan

bahan bakar fosil (BBM) dengan dicampur, dengan melihat fenomena

sekarang ini tidak menutup kemungkinan akan terjadi persaingan (trade-off)

produk–produk pangan akan diperhadapkan pada dua pilihan yakni akan

menjadi energi atau tetap menjadi bahan pangan. Untuk masa-masa yang

akan datang konversi bahan pangan menjadi bahan bakar sebagai alternatiif

akan semakin tinggi.

Sebagai upaya meningkatkan pasokan tenaga listrik, dengan rasio

elektrifikasi dan konsumsi perkapita yang relatif rendah demikian pula kian

17

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

kritisnya kondisi pasokan tenaga listrik. Grid tenaga listrik yang terisolasi

perlu dihubungkan dengan jaringan untuk menjaga kestabilan pasokan

tenaga listrik, bukan hanya untuk konsumsi rumah tangga tetapi juga untuk

antisipasi pembangunan industri. Untuk menunjang hal tersebut, maka akan

dilakukan pemanfaatan sumber daya energi lokal batubara, gas alam,

geothermal, PLTA, dan energi yang dapat diperbaharui seperti tenaga

matahari dan angin.

2.5. Penguatan koneksitas nasional

Integrasi jaringan transportasi domestik sangat strategis dalam

mendukung penguatan ketahanan perekonomian domestik. Disamping itu,

posisi strategis wilayah Indonesia memainkan peranan sangat penting bagi

penguatan integrasi perekonomian nasional dan global.

Ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan koneksitas

nasional masih relatif terbatas dan harus segera ditingkatkan. Keterbatasan

ketersediaan infrastruktur selama ini merupakan hambatan utama untuk

memanfaatkan peluang yang ada dalam meningkatkan investasi serta

menyebabkan mahalnya biaya logistik.

2.6. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah modal utama dalam

pembangunan nasional. Oleh karena itu, SDM perlu terus ditingkatkan

sehingga mampu memberikan daya saing yang tinggi yang antara lain

ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks

Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Kesetaraan Gender (IKG), melalui

pengendalian penduduk, peningkatan taraf pendidikan, dan peningkatan

derajat kesehatan dan gizi masyarakat.

Tantangan pembangunan SDM meliputi :

a. Tantangan dalam pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat

b. Tantangan dalam pembangunan pendidikan

c. Tantangan dalam mempercepat peningkatan taraf pendidikan seluruh

masyarakat

d. Tantangan utama yang dihadapi dalam rangka memperkukuh karakter

dan jatidiri bangsa

e. Tantangan dalam mempercepat peningkatan kesetaraan gender, peranan

perempuan dalam pembangunan, serta perlindungan perempuan dan

anak.

2.7. Penanggulangan kemiskinan

Ketimpangan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan

menggambarkan masih besarnya kemiskinan dan kerentangan, yang

18

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

dicerminkan oleh angka kemiskinan yang turun melambat dan angka

penyerapan tenaga kerja yang belum dapat mengurangi pekerja rentan

secara berarti. Tiga kelompok rumah tangga yang diperkirakan berada pada

40% penduduk berpendapatan terbawah adalah :

a. Angkatan kerja yang bekerja tidak penuh terdiri dari penduduk yang

bekerja paruh waktu, termasuk di dalamnya rumah tangga nelayan,

rumah tangga petani berlahan sempit, rumah tangga sektor informal

perkotaan, dan rumah tangga buruh perkotaan.

b. Usaha mikro kecil termasuk rumah tangga yang bekerja sebagai pekerja

keluarga.

c. Penduduk miskin yang tidak memiliki aset termasuk pekerjaan.

Untuk itu, tantangan dalam menghilangkan kesenjangan

pembangunan dan memastikan bahwa penduduk miskin memperoleh

perlindungan sosial adalah :

a. Menciptakan pertumbuhan inklusif

b. Memperbesar investasi padat pekerja

c. Memberikan perhatian khusus kepada usaha kecil mikro dan kecil

d. Menjamin perlindungan sosial bagi pekerja informal

e. Memperluas ekonomi perdesaan dan mengembangkan sektor pertanian

2.8. Gender dan Perlindungan Anak

Kiprah kaum perempuan dalam pembangunan sangatlah diperlukan.

Kaum perempuan mempunyai hak dan kesempatan yang sama, terdapat

suatu kenyataan bahwa beban yang dihadapi kaum perempuan cukup berat.

Misalnya angka kematian ibu melahirkan, atau masalah akses terhadap

layanan kesehatan yang baik, angka buta huruf atau keterbelakangan dalam

pendidikan, masalah kemiskinan dan kelangkaan lapangan pekerjaan bagi

perempuan, sampai pada masalah kekerasan yang kerapkali menimpa kaum

perempuan.

Untuk itu kaum perempuan hendaknya mengambil peran strategis

dalam proses pembangunan, ikut memastikan arah gerak pembangunan,

sehingga kaum perempuan mendapatkan hak dasarnya, dimana kebijakan

yang muncul akan mencerminkan kebijakan yang berorientasi pada

kesetaraan dan keadilan gender.

Sementara itu anak adalah generasi penerus cita-cita perjuangan

bangsa dan merupakan bagian terpenting dari proses pembangunan sebagai

investasi sumberdaya manusia. Anak harus dipenuhi kebutuhannya,

ditingkatkan kualitas hidupnya, dan dilindungi hak-haknya. Oleh karena itu,

19

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

sangat urgen mengintergrasikan perspektif gender dan anak ke dalam siklus

perencanaan dan penganggaran.

3. Isu Regional/ Propinsi

3.1. RTRW Nasional dan RTRW Propinsi menetapkan Kabupaten Barru

sebagai Kawasan Strategi Nasional, khusunya di Kawasan EMAS

(Sepe’e, Mangempang, Siawung)

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tantang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) mengamanatkan kebijakan dan strategi

penataan ruang wilayah nasional yang diwujudkan dalam kebijakan dan

strategi pengembangan struktur ruang, pola ruang nasional dan kawasan

strategis nasional yang mengatur pemanfaatan ruang di wilayah Sulawesi

Selatan.

Berdasarkan peraturan daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9

Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi-Selatan

Tahun 2009-2013, Kabupaten Barru ditetapkan sebagai kawasan ekonomi

khusus (KEK), penetapan Kabupaten sebagai KEK, merupakan peluang bagi

investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Barru.

Kabupaten Barru merupakan daerah yang potensi untuk

pengembangan KEK, karena memiliki kolam pelabuhan alam yang terdalam

(15-25 m) sepanjang koridor pesisir barat Sulawesi-Selatan dengan memiliki

potensi pengembangan kepelabuhan yang paling luas dimaan kapasitas

tonase kapal yang paling besar dan dengan kawasan potensi sunami yang

sangat kecil. Berdasarkan hal tersebut Kabupaten Barru sangat berpotensi

untuk pengembangan KEK yaitu diwilayah Kecamatan Barru yang meliputi

kelurahan Sepe’e, Mangempang dan Siawung serta Kecamatan Balusu Desa

Madelo dan Desa Binuang yang biasa disingkat dengan Kawasan Emas.

Pembangunan kawasan ekonomi khusus di daerah penting

mengingat negara Republik Indonesia terletak pada kedudukan strategis

sebagai negara kepulauan dengan keanekaragaman ekosistemnya dan

memiliki sumber daya alam yang harus dikelolah dan dilindungi menuju

mewujudkan pencapaian tujuan pembangunan nasional yang

berkelanjutan.Oleh sebab itu perencanaan pembangunan regional dengan

industri sebagai penggerak utama perlu dilakukan secara terkoordinasi dan

terpadu mengacu kepada tata ruang, sehingga menjadi satu kesatuan tata

lingkungan yang dinamis serta tetap memelihara kemampuan daya

lingkungan hidup sesuai paradigma pembangunan yang berwawasan

lingkungan dan memantapkan ketahanan nasional.

20

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Kabupaten Barru merupakan kabupaten dengan dinamika yang

sangat tinggi, terutama karena posisinya yang berada di jalur utama trans

Sulawesi dan berada diantara dua kota besar yaitu kota Makassar dan Pare-

pare. Dari sisi perkembangan ekonomi dan industri kabupaten Barru sangat

potensial antara lain tersedianya sumber daya wilayah pesisir, sumber daya

pertanian, dan sumber daya mineral yang relatif masih belum sepenuhnya

dikelolah secara optimal.

3.2. Penyelamatan Kawasan Pesisir dan Ekosistemnya

Wilayah pesisir dan ekosistemnya merupakan bagian sumberdaya

alam dan merupakan kekayaan yang perlu dijaga kelestariannya serta

dimanfaatkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, generasi sekarang dan

yang akan datang. Potensi demikian memberikan kontribusi terhadap

perekonomian daerah. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan ekosistemnya

memerlukan perencanaan yang terpadu sehingga pengelolaan dan

pemanfaatannya tidak berdampak terhadap perubahan ekosistem dan

menurunnya mutu lingkungan.

Pengelolaan dan pemanfaatan wilayah pesisir mengehendaki

adanya keberlanjutan, mengingat wilayahnya terdapat beraneka ragam

sumberdaya. Oleh karena itu, perlu adanya kesatuan wawasan pengelolaan

dan pemanfaatan sumberdaya melalui perencanaan yang terintegrasi antar

sektor dan pemangku kepentingan.

3.3. Percepatan Pembangunan dan Peningkatan Investasi

Sebagai salah satu kabupaten yang baru saja keluar dari deretan

kabupaten tertinggal di Indonesia tentunya membutuhkan kebijakan

anggaran dari Pemerintah dalam hal upaya percepatan pembangunan yang

didukung oleh ketersediaan infrastruktur perekonomian, sehingga daerah ini

dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat guna dapat mengatasi

ketertinggalan pembangunannya dari daerah lain yang sudah relatif lebih

maju mengingat bahwa (i) Kabupaten Barru memiliki posisi yang strategis,

tepat di antara poros kota Makassar dan Kota Parepare dan berada pada

jalur trans Sulawesi. Posisi ini sangat strategis dalam mendukung

peningkatan sistem distribusi logistik nasional, karena Kabupaten

persinggahan bagi transportasi darat dan pelabuhan Garongkong merupakan

pelabuhan yang selalu dilewati kapal yang berlayar dari dan menuju pulau

Jawa dan KTI, (ii) Kabupaten Barru memiliki sumberdaya alam yang dapat

dijadikan lokomotif pembangunan daerah, yakni pertambangan dan energi

mineral, pertanian, peternakan, perikanan .

21

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Ekonomi nasional dalam gerak dan kiprahnya tidak terlepas dari

kontribusiekonomi regional maupun ekonomi lokal.Hal ini sudah sangat di

sadari oleh pemerintah, sehingga setiap daerah diharapkan mampu

mengembangkan perekonomiannya sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh

masing-masing daerah tersebut. Untuk mempercepat pengembangan

ekonomi d wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan

ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah

dalam kesatuan ekonomi nasional.

3.4. Kehidupan beragama

Kabupaten Barru dikenal sebagai sebuah wilayah yang penduduknya

agamais. Sebagai sebuah wilayah yang mayoritas penduduk beragama islam

dari berbagai suku bangsa, dan juga beberapa penganut agama lain, maka

kehidupan beragama di wilayah ini senantiasa perlu di kembangkan dan

dibina. Pengembangan dan pembinaan kehidupan beragama diperlukan

karena begitu banyaknya paham dan pengaruh yang bisa mencederai

keyakinan beragama dan akhlak para penganut agama. Di era sekarang ini

dimana lalu lintas informasi begitu kuat dan tidak terhalang oleh jarak, maka

yang menjadi penting untuk dilakukan adalah menjaga keyakinan dan akhlak

agama yang dianut oleh masing-masing juga menjaga generasi muda dari

pengaruh buruk kemajuan teknologi.

3.5. Kerawanan Bencana

Bencana yang berpotensi melanda wilayah Sulawesi Selatan adalah

banjir, gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami. Banjir yang terjadi dapat

disebabkan oleh terjadinya proses degradasi kawasan lindung yang sebagian

besar berupa hutan lindung baik di hulu maupun di hilir daerah sungai yang

sering dijumpai pada kawasan perdesaan, dan juga dapat disebabkan oleh

sistem drainase yang tidak berfungsi secara optimal.

Kabupaten Barru merupakan sebuah kabupaten di Provinsi

SulawesiSelatan, dengan Ibukotanya adalah Kota Barru. Dengan luas

wilayah 1174 km2 yang terbagi kedalam tujuh kecamatan dan jumlah

populasi 161.732 jiwa dengan jumlah Laki-laki 78.266 jiwa dan Perempuan

83.466 jiwa. Kabupaten ini memiliki kondisi alam yang kompleks yang

digambarkan dengan topografi tertinggi >1500 mdpl seluas 75 ha(0,06% dari

luas wilayah) dan dengan kemiringan lereng >400 seluas 50.587 ha atau

43,06% yang tersebar pada semua kecamatan. Selain daratan, terdapat juga

wilayah laut teritorialseluas 4 mil dari pantai sepanjang 78 km yang

berbatasan langsung dengan Selat Makassar. Melihat kondisi topografi

kabupaten sedemikian rupa, maka dapat di katakan Kabupaten Barru juga

22

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

memiliki kerentanan terhadap berbagai bencana alam.Ketersediaan peta

rawan bencana dipandang menjadi suatu halyang sangat perlu dan bersifat

mendesak ketesediaannya karenahal ini saat ini sangat berpengaruh pada

beberapa sektor terkaitseperti penataan ruang wilayah, baik dalam skala

kabupatenmaupun kecamatan dan yang paling penting adalah

upayamereduksi jumlah korban dan kerugian materi yang ditimbulkan

olehbencana alam tersebut.

4. Isu Strategis Daerah

4.1. Urusan Wajib Pemerintah Pelayanan Dasar

1. Urusan Pendidikan

Pelayanan minimal pendidikan belum tercapai;

Belum optimalnya aksesibilitas, sarana dan prasarana dan peran

serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan;

2. Urusan Kesehatan

Terbatasnya sumberdaya kesehatan, belum optimal pelayanan

kesehatan,

Masih adanya ancaman penyakit menular maupun penyakit yang

tidak menular, serta meningkatnya penyakit degenerative (Kanker,

Jantung, etc)

Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan PerilakuHidup

Bersihdan Sehat (PHBS) masih kurang;

Pembinaan perbaikan Gizi anak atau perbaikan Gizi1000 hari

pertama kehidupan.

3. Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Belum meratanya aksesibilitas pelayanan transportasi

Belum optimalnya kinerja sarana dan prasarana sumberdaya air

untuk penyediaan kebutuhan air bersih/minum

Penyediaan biaya pemasangan air bersih PDAM

Masih rendahnya akses terhadap sanitasi yang layak

Tingkat kerusakan jalan, jembatan, prasarana dan sarana irigasi

yang masih tinggi

Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan

sarana danp rasarana.

Belum semua wilayah mempunyai Rencana Dasar Tata Ruang,

produk tata ruang yang telah disusun belum disadari sebagai produk

yang mempunyai kekuatan hukum

Rendahnya kesadaran masyarakat dalam tertib penataan ruang.

23

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

4. Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Belum optimalnya pengelolaan tanah pemerintah dan kurangnya

kesadaran masyarakat dalam perizinan dan pensertifikatan tanah

Belum memadainya penyediaan sarana dan prasarana dasar

permukiman dan masih besarnya kesenjangan

pemenuhanakan rumah layak huni.

Masih besarnya kesenjangan pemenuhan rumah layak huni

5. Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan

Masyarakat

Masih seringnya terjadi gangguan keamanan dan ketertiban

masyarakat

Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan

Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam membangun kualitas

politik dan berdemokrasi

Cenderung menurunnya jiwa nasionalisme dan patriotisme segenap

lapisan masyarakat

6. Urusan Sosial

Masih cukup tingginya angka kemiskinan, pengangguran dan

Penyandang Masalah KesejahteraanSosial(PMKS).

Tingginya konflik sosial dimasyarakat dan kejadian bencana alam.

Penyediaan tunjangan kematian dan ta’ziah

Masih kurang diberdayakannya panti-panti sosial

Penyediaan beras miskin bagi penduduk miskin yang tersebar di

desa/kelurahan

4.2. Urusan Wajib Pemerintah Non Pelayanan Dasar

1. Urusan Lingkungan Hidup

Menurunnya daya tamping lingkungan akibat pencemaran dan

pengrusakan lingkungan

Belum optimalnya pengawasan terhadap oknum pengrusakan

lingkungan

Menurunnya kapasitas dan kualitas sumber air baku

Kesadaran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan lingkungan

hidupmasih kurang;

Makin meningkatnya dampak kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)

24

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

2. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga

Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengembangan pemuda

dan olahraga,

Masih kurangnya pembinaan kepemudaan,

Masihkurangnya pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga.

Kurangnya koordinasi antar sektor yang menaungi kepemudaan dan

keolahragaan.

3. Urusan Penanaman Modal

Belum tersedianya data dan informasi peluang investasi

Belum optimalnya pengelolaan investasi daerah

Belum optimalnya pelayanan perizinan investasi

Belum kondusifnya iklim investasi khususnya terkait lahan yang

sangat terbatas dan masalah kepemilikan masyarakat

Lahan bagi usaha industri berskala menengah/besarterbatas.

4. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Belum optimalnya pemberdayaan koperasi UMKM untuk

menigkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan

berkelanjutan,

Inovasi dan adopsi teknologi, pengembangan disainproduk, yang

berdampak pada diversifikasi produk masih rendah;

Jaringan pasar industry kecil dan kemitraan dalam usaha pemasaran

masih terbatas;

Masih terbatasnya jaringan pasar industri kecil dan kemitraan dalam

pemasaran

Masih kurangnya jiwa kewirausahaan masyarakat

5. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Masih rendahnya kesadaran masyarakat dan aparat dalam tertib

administrasi kependudukan.

Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk

6. Urusan Tenaga kerja

Masih terbatasnya lapangan kerja produktif

Masih rendahnya kualitas tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar

Penyediaan bantuan pertukangan, perbengkelan, dan jahit menjahit

berdasarkan profesi

Masih rendahnya perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan

kerja bagi pekerja dan kelompok kerja sektor informal\

25

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

7. Urusan Pertanian

Belum optimalnya diversifikasi produk pangan lokal

Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi

produk pangan lokal

Ketersediaan dan kedaulatan pangan belum menjadi focus daerah,

Kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi produk pangan lokal

cenderung menurun.

8. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Tingginya pengaruh negative media terhadap pembentukan

kepribadian anak,

Anak jalanan, anak korban narkoba, anak terlantar dan anak putus

sekolah masih ada;

Masih lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan

gender dan perlindungan anak

Masih rendahnya perlindungan perempuan dan anak dari tindak

kekerasan

Masih rendahnya keterlibatan gender dan anak dalam pembangunan

9. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Belum meratanya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan

reproduksi,

Masih tingginya angka resiko melahirkan bagi ibu hamil

Masih kurangnya tenaga penyuluh kesehatan dan keluarga

berencana

Masih tingginya angka pertumbuhan penduduk

10. Urusan Perhubungan

Kurangnya sarana dan prasarana lalulintas dan angku tanjalan,

Dayatampunginfrastrukturtransportasi

Belum meratanya aksesibilitas pelayanan transportasi

11. Urusan Komunikasi dan Informatika

Belum optimalnya penerapan E-Government dalam pelayanan publik

Belum meratanya pusat-pusat informasi desa

Masih terdapatnya wilayah-wilayah yang belum terlayani provider

telekomunikasi (handphone)

12. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Belum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan masyarakat

desa,peran perempuan dalam pembangunan,dan tatakelola

pemerintahan desa.

26

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Ketidak berdayaan masyarakat disebabkan Faktor ekonomi,

rendahnya kapasitas SDM, dan terbatasnya Aksesinformasi, sarana,

modal, pasar dan pelayanan Belum focus dan tidak sinerginya

gerakan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan antara

pemerintah, pemprov, pemkab/pemkot dan desa.

Perlunya diantisipasi akan berakhirnya program PNPM

Belum fokus dan belum bersinerginya program-program

pemberdayaan masyarakat dari pusat/provinsi dengan program

pemerintah kabupaten

13. Urusan Kebudayaan

Masih rendahnya penerapan nilai-nilai luhur budaya dalam

kehidupan sehari-hari, belum optimalnya pengelolaan kekayaan

budaya, dan masih terbatasnya kualitas sumber daya manusia

pelaku budaya.

Partisipasi generasi muda dalam seni dan budaya masih kurang;

Masuknya nilai dan budaya asing yang berpengaruh negative cukup

banyak;

Terjadinya degrades nilai budaya dan kearifan lokal

Tidak tersedianya pusat studi pengkajian agama dan budaya

14. Urusan Statistik

Belum optimalnya kualitas SDM dan komitmen dalam pengelolaan

data dan statistik.

Masih kurangnya pembiayaan, sarana dan prasarana pendukung

pengelolaan data dan statistik

15. Urusan Perpustakaan

Belum memadainya sumberdaya manusia, sarana dan prasarana

kearsipan.

Kesadaran dan komitmen terhadap pentingnya data masih rendah.

Regulasi tentang kearsipan belum dilaksanakan secara maksimal.

Belum bersinerginya pengelolaan kearsipan di tingkat kabupaten,

kecamatan dan desa

Belum memadainya sarana dan prasarana serta SDM perpustakaan

Masih rendahnya minat baca masyarakat

Belum terkelolanya dengan baik perpustakaan

Masih minimnya bahan bacaan perpustakaan dan kurangnya variasi

bacaan

27

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

16. Urusan Pertanahan

Kurangnya masyarakat yang memiliki dokumen pertanahan yang

lengkap

Masih tingginya masalah sengketa pertanahan

17. Urusan Persandian

Masih kurangnya SDM yang menguasai persandian

4.3. Urusan Pilihan Pemerintah Daerah

1. Urusan Kelautan dan Perikanan

Belum optimalnya tata guna dan tata kelola air serta fungsi

kelembagaan petani pembudidaya perikanan,

Kerusakan kawasan pesisir dan ekosistemnya

Keterbatasan infastruktur/sarpras dari perikanan budidaya,tangkap

dan pengelolaan hasil kelautan dan perikanan

Rendahnya produktivitas dan daya saing usaha kelautan dan

perikanan

Masih maraknya pelaku illegal fishing

Masih kurangnya kajian terhadap pengelolaan sumberdaya

kemaritiman

Belum rampungnya pembangunan sentra perikanan terpadu (PPI)

2. Urusan Pertanian

Pengembangan penyediaan sarana dan prasarana perkebunan,

peternakan, perikanan serta teknologi untuk mendukung peningkatan

produksi dan produktivitas;

Alih fungsi lahan pertanian kenonpertanian masih cukup tinggi;

Biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual, serta belum

optimalnya manajemen agribisnis.

Pengembangan penyediaan saranaprasarana, teknologi dan

kelembagaan untuk mendukung peningkatan produksi dan

produktifitas serta nilai tambah hasil perkebunan.

3. Urusan Kehutanan

Degradasi hutan dan lahan;

Alih fungsi lahan;

Luas hutan semakin berkurang akibat dari kegiatan penambangan;

Luas lahan kritis masih cukup banyak

Belum optimalnya pengukuran luasan hutan dan batas-batasnya

28

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

4. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral

Terbatasnya pasokan listrik untuk industry dan rumahtangga

Masih banyak penambangan yang tidak ramah lingkungan.

Potensi energy terbarukan seperti energy matahari dan mikrohidro

belum dimanfaatkan secara optimal

5. Urusan Pariwisata

Keterpaduan dan sinergi antar pelaku wisata dalam pengembangan

pariwisata masih rendah.

Belum optimalnya pengelolaan pariwisata baik destinasi, atraksi

budaya dan managemen kelembagaannya

Masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan

pariwisata

Masih kurangnya kualitas SDM petugas dan pelaku usaha pariwisata

Masih terbatasnya sarana dan prasarana pendukung pariwisata

Belum optimalnya promosi wisata

6. Urusan Perindustrian

Masih kurangnya kualita smanajemen pengelolaan usaha bagi

UMKM,

Industri berbasis sumber daya lokal belum berkembang secara

merata

Inovasi produk belum mampu mengimbangi kebutuhan pasar,dan

belum optimalnya kemitraan antar pelaku usaha.

7. Urusan Perdagangan

Rendahnya daya saing produkdi pasar nasional maupun global,

belum lancarnya distribusi bahan pokok/barang strategis,

Belum optimalnya kesiapan menghadapi perdagangan bebas, MEA,

dan lainnya

Belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana perdagangan

seperti pasar

Penyediaan biaya untuk menyanggah harga komoditas andalan

8. Urusan Transmigrasi

Masih kurangnya perhatian dan kemauan masyarakat untuk

mengikuti program transmigrasi

Sulitnya menyediakan lokasi transmigrasi

29

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

4.4. Urusan Penunjang Pemerintah Daerah

1. Urusan Penelitian dan Pengembangan

Fungsi kelitbangan belum optimal,

Rendahnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan

pembangunan,

Belum adanya sinergitas kebijakan yang mendukung kelitbangan.

2. Urusan Perencanaan

Masih kurangnya data pendukung perencanaan pembangunan

Belum konsistennya mekanisme perencanaan pembangunan,

termasuk perencanaan program, kegiatan, dan penganggarannya.

Belum optimalnya dan belum meratanya kesadaran masyarakat

pentingnya perencanaan dari bawah

3. Urusan Pemerintahan Umum

Masih terbatasnya kemampuan keuangan daerah

Belum Optimalnya pelayanan pemerintahan kepada masyarakat

Belum sesuainya kompetensi pegawai dengan kebutuhan riil

Masih kurangnya SKPD yang memiliki SOP dan SPM

Masih terbatasnya pemanfaatan teknologi informasi dalam

mendukung pelayanan publik

Masih lemahnya pelaksanaan dan penegakan hukum dan

perundang-undangan

Masih perlunya penataan struktur dan budaya organisasi/

kelembagaan instansi pemerintah dalam mendukung pemerintahan

yang responsif

Masih kurangnya reward and punishment dalam rangka peningkatan

motivasi aparatur

Penyediaan tunjangan haji/umroh bagi Guru dan PNS lainnya yang

berprestasi

Masih tingginya permasalahan terkait pertanahan dan aset

pemerintah pada tiap SKPD.

30

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

C. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penyusunan LKIP Pemerintah

Kabupaten Barru Tahun 2017 mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Aspek Akuntabilitas Kinerja

Bagi keperluan eksternal organisasi, sebagai sarana pertanggung

jawaban pemerintah Kabupaten Barru atas capaian kinerja yang berhasil

diperoleh selama tahun 2017. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan

merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi, tujuan dan sasaran strategis

yang telah dicapai selama tahun 2017.

2. Aspek Manajemen Kinerja

Bagi keperluan internal organisasi, sebagai sarana evaluasi

pencapaian kinerja dalam upaya perbaikan kinerja di masa datang,

terutama untuk melakukan perbaikan kekurangan yang ditemukan pada

setiap celah kinerja. Selain itu dalam rangka mengelola penataan

manajemen pemerintahan dapat merumuskan strategi pemecahan

masalah sehingga capaian kinerja pemerintah Kabupaten Barru dapat

ditingkatkan secara berkelanjutan.

D. Organisasi Pemerintah Kabupaten Barru

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Barru sebagai wadah penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan ditetapkan mengacu pada

Peraturan Pemerintah nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah

yang merupakan pengganti dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi dan Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti penerapannya

di lingkungan Pemerintah Kabupaten Barru dengan Peraturan Daerah Nomor

7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

Adapun Perangkat Daerah tersebut, terdiri dari :

a. Sekretariat Daerah terdiri atas :

1. Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

1.1 Bagian Pemerintaha dan Otonomi Daerah

1.2 Bagian Kesejahteraan Rakyat

1.3 Bagian Hukum

2. Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan

2.1 Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Manusia

2.2 Bagian Administrasi Pembangunan

31

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

3. Asisten Administrasi Umum

3.1 Bagian Umum

3.2 Bagian Humas dan Protokol

3.3 Bagian Organisasi

b. Sekretariat Dewan

c. Inspektorat Daerah

d. Badan terdiri atas :

1. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah

2. Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah

3. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

4. Badan Pendapatan Daerah

5. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

6. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

e. Dinas terdiri atas :

1. Dinas Pendidikan

2. Dinas Kesehatan

3. Rumah Sakit Umum Daerah

4. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

5. Dinas Lingkungan Hidup

6. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

7. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman

8. Dinas Perhubungan

9. Dinas Sosial

10. Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan

11. Dinas Pariwisata

12. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk

dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

13. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

14. Dinas Pertanian

15. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik

16. Dinas Ketahanan Panga

17. Dinas Pemuda dan Olahraga

18. Dinas Perikanan

19. Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran

20. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga

Kerja

32

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

f. Kecamatan terdiri atas :

1. Kecamatan Mallusetasi

2. Kecamatan Soppeng Riaja

3. Kecamatan Balusu

4. Kecamatan Barru

5. Kecamatan Tanete Rilau

6. Kecamatan Tanete Riaja

7. Kecamatan Pujananting

E. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah

Kabupaten Barru Tahun 2017 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah

Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959

Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

1822);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3851) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4250);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);

33

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 1842);

7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003

tentang Perbaikan Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Barru

(Lembaran Daerah Kabupaten Barru Tahun 2008 Nomor 24, Tambahan

Lembaran Daerah Kabupaten Barru Nomor 01);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Barru Tahun

2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Barru Tahun 2010 Nomor 51,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Barru Nomor 8);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2016 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru

Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Barru Tahun 2016

Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Barru Nomor 36);

11. Peraturan Bupati Barru Nomor 74 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja

Utama Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2016-2021 (Berita Daerah

Kabupaten Barru Tahun 2016 Nomor 75).

F. Sistematika Penulisan

LKIP Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2017 berpedoman pada

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja. Adapun

sistematikanya adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan

penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan

utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

Bab I

Pendahuluan

Bab II Perencanaan Strategis

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Bab IV

Penutup

34

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang

bersangkutan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian

kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran

strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis

tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja

tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini

dengan target jangka menengah yang terdapat dalam

dokumen perencanaan strategis organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar

nasional (jika ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau

peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang

telah dilakukan;

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan

ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan

dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi

sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

Bab IV Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja

organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan

organisasi untuk meningkatkan kinerjanya

Lampiran

35

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan

pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka

panjang, menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah dengan melibatkan

masyarakat.

Sebagai kerangka perencanaan jangka panjang yang dijabarkan

dengan perencanaan jangka menengah melalui penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Barru Tahun

2016 – 2021. Pemerintah Daerah Kabupaten Barru dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, berpedoman

pada dokumen perencanaan yang terdapat pada Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016 – 2021 dan Perjanjian

Kinerja Tahun 2017.

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru

Tahun 2016 – 2021.

Pemerintah daerah diwajibkan menyusun dan menetapkan

perencanaan jangka menengah daerah merupakan amanat pelaksanaan

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Pemerintah Kabupaten Barru telah menetapkan Peraturan Daerah

Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Barru Tahun 2016 – 2021.

Rencana Pembangunann Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Barru Tahun 2016 – 2021 merupakan dokumen perencanaan strategis yang

menetapkan arah kebijakan dan strategi pembangunan pada Tahun 2016 –

2021, sebagai tolok ukur pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah

Kabupaten Barru dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dokumen ini

berfungsi sebagai penuntun segenap penyelenggara Perangkat Daerah (PD)

di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Barru dalam melaksanakan Program /

Kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsi yang diemban, dalam

36

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

arah perwujudan visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang akan dicapai

dalam lima tahun periode kepemimpinan Kepala Daerah.

Tahun 2017 merupakan tahun kedua dari pelaksanaan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Barru Tahun

2016 – 20121.

B. Visi dan Misi

Berbagai isu global dan nasional turut dipertimbangkan dalam upaya

penyelesaian isu lokal yang berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Isu

yang dihadapi Kabupaten Barru antara lain : Pelayanan publik, Kualitas

Sumber Daya Manusia (Pendidikan, Kesehatan, dan Sosial),

Pembangunan Perdesaan dan Ketahanan Pangan, Keamanan dan

Ketertiban Masyarakat, Infrastruktur Wilayah dan Tata Ruang, Kemiskinan

serta Lingkungan Hidup. Dalam menangani isu tersebut diperlukan

penguatan kepemimpinan yang didukung oleh segenap komponen

masyarakat dan penyelenggara pemerintahan.

1. Visi

Visi pembangunan Kabupaten Barru 2016 – 2021 mengacu pada visi

yang telah disampaikan oleh Bupati / Wakil Bupati hasil pemilihan kepala

daerah tahun 2015 yaitu :

Visi ini menjadi arah perjalanan pembangunan Kabupaten Barru

selama tahun 2016 – 2021 dengan penjelasan makna visi sebagai berikut:

a. Lebih Maju mengandung arti ; Peningkatan berbagai indikator

pembangunan akan lebih baik seperti : Pertumbuhan ekonomi, Indeks

Pembangunan Manusia (IPM), Pendapatan perkapita, angka harapan

hidup, kehidupan beragama dan berbaga iindikator sosial, ekonomi dan

politik lainnya

b. Sejahtera mengandung arti ; Pembangunan Kabupaten Barru dilakukan

untuk memberikan kemakmuran serta meningkatkan kesejahteraan

seluruh masyarakat Barru.

c. Taat Azas mengandung arti ; Pembangunan KabupatenBarru yang

dilakukan mengacu pada ketentuan agama, hukum dan norma

budaya/adat-istiadat serta kearifan lokal.

“Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera, Taat Azas,

dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”

37

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

d. Bermartabat mengandung arti ; Bahwa pembangunan di Kabupaten

Barru dilakukan dengan berlandaskan pada semangat menuju daya saing

dan kemandirian daerah dengan mengutamakan harkat kemanusiaan dan

harga diri.

e. Bernafaskan Keagamaan mengandung arti ; Seluruh aktivitas

dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat didasarkan pada

nilai-nilai keagamaan, baik proses maupun hasil kegiatan.

2. Misi

Misi disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah

yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi yang telah dipaparkan.

Rumusan misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai dan

menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Rumusan misi disusun

untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan

yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk

mencapai visi.

Rumusan misi disusun dengan memperhatikan faktor-faktor

lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang mempengaruhi serta

kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan

daerah. Misi disusun untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan

dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi.

Berdasarkan visi tersebut di atas, maka misi pembangunan jangka

menengah daerah yang ditetapkan sebagai berikut :

a. Meningkatkan Kecerdasan Dan Profesionalisme SDM

Penjelasan Misi : Meningkatkan kecerdasan dan profesionalisme SDM

melalui peningkatan kualitas sektor pendidikan, kesehatan,

ketenagakerjaandan keagamaan bagi seluruh masyarakat Kabupaten

Barru.

b. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Pembangunan Untuk

Kesejahteraan Masyarakat

Penjelasan Misi : Kemajuan pembangunan dilakukan dengan

mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan melalui

pembangunan bidang ekonomi, sosial, politik dan keagamaan dengan

tetap memperhatikan asas pembangunan yang berkelanjutan dan

berkeadilan.

38

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

c. Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif.

Penjelasan Misi : Menciptakan lingkungan yang kondusif melalui

peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan dengan penguatan

perundang-undangan, agama, norma budaya/adat-istiadat dan kearifan

lokal.

d. Mengembangkan Interkoneksitas Sinergis Antar Wilayah Di Tingkat

Nasional, Regional Dan Internasional.

Penjelasan Misi : Pembangunan Kabupaten Barru yang berdayasaing

dan kemandirian daerah dilakukan melalui pembangunan infrastruktur

sosial, ekonomi dan fisik, pengembangan inovasi daerah, ketahanan

pangan, ketahanan energi dan investasi daerah.

e. Mewujudkan Tata Kepemerintahan Yang Baik ( Good Governance).

Penjelasan Misi : Pelaksanaan Tata kelola pemerintahan yang baik

senantiasa menggunakan prinsip antara lain transparan, akuntabel,

partisipatif, efektif dan efisien yang didukung oleh aparatur yang

professional.

3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang

menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016

– 2021 yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja

pembangunan daerah secara keseluruhan. Tujuan adalah sesuatu yang akan

dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun. Tujuan

ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta

didasarkan pada isu-isu analisis strategis.

Berdasarkan visi dan misi, maka tujuan dan sasaran pembangunan

jangka menengah daerah yang akan dicapai sebagai berikut :

a. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Sasaran yang ingin dicapai dari

tujuan ini adalah Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi

b. Meningkatkan kualitas SDM. Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan ini

adalah :

a) Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan.

b) Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan.

c) Meningkatnya penyerapan tenaga kerja.

d) Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kedalaman kemiskinan dan

kerentanan untuk miskin serta menurunnya jumlah dan jenis

penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

e) Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat yang religius.

39

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

c. Meningkatnya daya saing daerah. Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan

ini adalah :

a) Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ekonomi.

b) Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

secara terpadu.

c) Berkembangnya kawasan strategis kabupaten.

d) terciptanya sistem inovasi daerah (SIDA) yang dapat mendukung

pengembangan daya saing.

d. Meningkatnya kerjasama antar wilayah. Sasaran yang ingin dicapai dari

tujuan ini adalah Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan

asing serta jaringan kerjasama antar daerah/lembaga.

e. Terpeliharanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga

kebersamaan antar berbagai unsur dalam tatanan daerah. Sasaran yang

ingin dicapai dari tujuan ini adalah Berkembangnya wawasan kebangsaan

dan kesadaran berdemokrasi masyarakat serta enerapan nilai-nilai

kearifan lokal.

f. Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di lingkungan masyarakat.

Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan ini adalah :

a) Meningkatnya kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan

masyarakat.

b) Meningkatnya penanganan bencana.

g. Terwujudnya nilai dan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja dalam

tatanan pemerintahan. Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan ini adalah

Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama

dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan.

h. Terwujudnya pelayanan umum yang efektif dan efisien serta memuaskan

masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan ini adalah :

a) Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik

b) Meningkatnya kualitas fungsi legislasi, penganggaran dan

pengawasan DPRD

Keterkaitan antara tujuan dan sasaran pembangunan jangka

menengah Bappeda Kabupaten Barru Tahun 2016 – 2021 berserta dengan

indikator kinerja disajikan pada tabel berikut :

40

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Tabel 2.1

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Barru Tahun 2016 – 2021

Visi : “Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera, Taat Azas, dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”

Misi Tujuan Sasaran Indikator

Kinerja Sasaran Target 2021

Misi 1: Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat

Meningkatkan kesejahteraan ekonomi

Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi

7,26 %

Misi 2 : Meningkatkan kecerdasan dan profesionalisme sdm

Meningkatkan kualitas SDM

Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan

Rata-rata lama sekolah/ angka harapan sekolah

7,49 Tahun

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Angka harapan hidup

68,01 Tahun

Meningkatnya penyerapan tenagakerja

Persentase tingkat pengangguran terbuka

6,68 %

Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kerentanan untuk miskin dan menurunnya jumlah serta jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

Persentase Penduduk Miskin

7,12 %

Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang tertangani

50 %

Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat yang religius

Rasio tempat ibadah terhadap pemeluk agama

1 : 655

Misi 3 : Mengembangkan interkoneksitas

sinergis antar wilayah di tingkat nasional, regional

dan internasional

Meningkatnya daya saing daerah.

Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur

ekonomi

Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam

kondisi baik

82,59 %

Meningkatnya

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

secara terpadu

Penegakan hukum

lingkungan

100 %

Persentase penanganan

sampah di wilayah perkotaan

33,80 %

Berkembangnya kawasan strategis kabupaten

Persentase kawasan yang dikembangkan

100

19 Kawasan

terciptanya sistem

inovasi daerah (SIDA) yang dapat mendukung

pengembangan daya saing

Persentase SKPD

yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA)

100 %

41

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Meningkatnya kerjasama antar wilayah.

Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah/ lembaga

Pertumbuhan nilai investasi dan jumlah kerjasama

- Nilai Investasi (Rp)

2.515.743.013.958

- Jumlah Kerjasama antar daerah /lembaga

14 Kerjasama antar lembaga

Misi 4 : Menciptakan lingkungan yang kondusif

Terpeliharanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersamaan antar berbagai unsur dalam tatanan daerah

Berkembangnya wawasan kebangsaan dan kesadaran berdemokrasi masyarakat serta penerapan nilai –nilai kearifan lokal

Persentase tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu

- pemilihan legislatif

- pemilihan presiden

- pemilihan gubernur

- pemilihan bupati

Meningkatnya peran serta masyarakat desa /kelurahan dalam pemberdayaan pembangunan

Persentase desa swasembada/

93 %

Indeks desa membangun

0,71

Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di lingkungan masyarakat.

Meningkatnya kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan masyarakat

Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)

100

Meningkatnya penanganan bencana

Persentase bencana yang tertangani

100 %

Misi 5 : Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance)

Terwujudnya nilai dan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja dalam tatanan pemerintahan

Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan

Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian

100 %

Terwujudnya pelayanan umum yang efektif dan efisien serta memuaskan masyarakat.

Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik

Akuntabilitas kinerja keuangan dan pemerintahan

- Akuntabilitas Keuangan

WTP

- Akuntabilitas Kinerja

B

Meningkatnya kualitas fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan DPRD

Persentase perda yang ditetapkan

100 %

Sumber : RPJMD Kabupaten Barru 2016 – 2021

Dalam konteks manajemen berbasis kinerja, pengukuran kinerja

penyelenggaraan pemerintahan merupakan alat untuk mengetahui gambaran

atas tingkat pencapaian sasaran dan tujuan organisasi pemerintah dalam

upaya mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Ukuran ini

harus mampu menjelaskan tentang tingkat realisasi target kinerja sasaran

42

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

ataupun tujuan yang dicapai oleh instansi pemerintah dalam pelaksanaan

tugas dan fungsinya. Dengan pengukuran tersebut pemerintah akan

terdorong untuk lebih membangun komitmen dan konsistensi pada

pelaksanaan program dan kegiatan yang lebih signifikan berorientasi pada

capaian kinerja yang bersifat hasil (outcome), bukan hanya menghasilkan

output kegiatan yang tidak berujung pada perubahan kondisi masyarakat

yang lebih baik, yang pada gilirannya kinerja instansi pemerintah benar-benar

akan dapat dirasakan kemanfaatannya bagi masyarakat (stakeholders).

Susunan sasaran strategis Kabupaten Barru disusun sebagai

pedoman untuk memudahkan dalam menentukan langkah kebijakan yang

lebih teknis. Dengan ditetapkannya sasaran strategis, maka tahapan

pencapaian tujuan dapat terukur secara jelas, melalui pengukuran atas

capaian dari setiap indikator-indikator kinerja sasarannya.

C. Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan

komprehensif tentang bagaimana Pemerintah Kabupaten Barru melakukan

upaya untuk mencapai Visi, Misi, tujuan dan sasaran serta target kinerja

RPJMD dengan efektif dan efisien selama 5 (lima) tahun ke depan.

Adapun strategi dan kebijakan dalam pembangunan tertuang dari

beberapa misi sebagai berikut :

1. Strategi

Strategi merupakan langkah untuk memecahkan permasalahan yang

penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu 5

(lima) tahun ke depan serta memiliki dampak yang besar terhadap

pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan daerah. Untuk

mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Barru Tahun

2016 – 2021, maka Pemerintah Kabupaten Barru akan melaksanakan 5

(lima) misi pembangunan daerah yang kemudian dijabarkan ke dalam

berbagai strategi pembangunan daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun

mendatang.

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-

program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah.

Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan

pembangunan daerah. Rumusan strategi berupa pernyataan yang

menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya

diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.

43

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

2. Arah Kebijakan

Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah merupakan

pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima

tahunan guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap. Tahapan dan

prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan dan isu

strategis yang hendak diselesaikan berkaitan dengan pengaturan waktu.

Penekanan prioritas pada setiap tahapan berbeda-beda, namun memiliki

kesinambungan dari satu tahun ke tahun berikutnya dalam rangka mencapai

sasaran tahapan lima (5) tahunan RPJMD. Penekanan prioritas tersebut

bukan berarti bahwa program/kegiatan pembangunan operasional pada

SKPD di luar yang diprioritaskan tidak berjalan, tetapi berjalan dengan

penekanan strategis yang lebih rendah dibanding yang diprioritaskan.

Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar

memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Kriteria suatu

rumusan arah kebijakan, antara lain: 1. Memperjelas kapan suatu sasaran

dapat dicapai dari waktu ke waktu; 2. Dirumuskan bersamaan dengan

formulasi strategi, sebelum atau setelah alternatif strategi dibuat; 3.

Membantu menghubungkan tiap-tiap strategi kepada sasaran secara lebih

rasional; dan 4. Mengarahkan pemilih strategi agar selaras dengan arahan

dan sesuai/tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Langkah-langkah merumuskan arah kebijakan sebagai berikut: 1.

Mengidentifikasi tiap sasaran dan target kinerja tiap tahun; 2.Mengidentifikasi

permasalahan dan isu strategik terkait tiap tahun; 3. Merumuskan dan

memutuskan arah kebijakan dan menguji kesesuaiannya dengan perundang

undangan.

Pada perumusan arah kebijakan ini, pertama-tama dirumuskan

substansi arah kebijakan yang dijabarkan dari masing-masing strategi.

Setelah itu, substansi arah kebijakan tersebut ditata prioritasnya berdasarkan

kerangka tahunan dalam lima tahun periode RPJMD.

Berikut ini merupakan keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan, Sasaran,

Strategi dan Arah Kebijakan dapat dilihat pada tabel berikut :

44

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Tabel 2.2

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2016-2021

Kabupaten Barru

Visi : Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera, Taat Azas, dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan

Misi 1 : Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Pembangunan Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1 Meningkatkan kesejahteraan ekonomi

1 Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi.

Meningkatkan perekonomian masyarakat berbasis sumberdaya lokal melalui pengembangan sistem pemasaran, peningkatan kualitas usaha, kerjasama, produksi, produktivitas dan fasilitasi pendampingan usaha oleh tenaga teknis yang trampil, didukung oleh sistem informasi, regulasi dan kelembagaan dengan sumber pembiayaan dari pemerintah dan lembaga keuangan. (1)

1 2 3 4

Pengembangan sistem pemasaran Peningkatan kualitas usaha Peningkatan produksi dan produktivitas Fasilitasi pendampingan usaha oleh tenaga teknis yang trampil

Misi 2 : Meningkatkan Kecerdasan Dan Profesionalisme SDM 1 Meningkatkan

kualitas SDM 1

Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan.

Meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan, melalui peningkatan sarana dan prasarana, mutu tenaga pendidik dan kependidikan serta perbaikan tata kelola pendidikan, dengan mengembangkan manajemen berbasis sekolah dan teknologi informasi, dengan sumber pembiayaan dari berbagai pihak. (2)

1 2 3

Peningkatan sarana dan prasarana Pendidikan, Peningkatan mutu tenaga pendidik dan kependidikan Perbaikan tata kelola pendidikan

2 Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Meningkatkan akses dan pemerataan kesehatan dan keluarga berencana, melalui peningkatan mutu tenaga, perbaikan tata kelola, pengembangan layanan kesehatan dan keluarga berencana berbasis masyarakat yang didukung oleh fasilitas memadai dengan mensinergikan berbagai sumber pembiayaan. (3)

1 2 3 4

Peningkatan mutu tenaga kesehatan, Perbaikan tata kelola manajemen kesehatan, Pengembangan layanan kesehatan Pengembangan keluarga berencana berbasis masyarakat

45

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

3 Meningkatnya penyerapan tenagakerja.

Meningkatkan pemberdayaan dan pengembangan ketenagakerjaan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan layanan pendidikan formal dan non formal didukung oleh akses penempatan tenaga kerja. (4)

1 2

Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan layanan pendidikan formal dan non formal . Peningkatan akses penempatan tenaga kerja

4 Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kedalaman kemiskinan dan kerentanan untuk miskin serta menurunnya jumlah dan jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

Meningkatkan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya melalui penajaman dan fasilitasi program yang terintegrasi lintas sektor pada semua tingkatan pemerintahan dengan dukungan kelembagaan, regulasi, data yang terbaru dan mudah diakses dengan sumber pembiayaan yang memadai dan “pro poor”. (5)

1 2

Penajaman dan fasilitasi program yang terintegrasi lintas sektor pada semua tingkatan pemerintahan Peningkatan kualitas data kemiskinan dan PMKS

5 Rasio tempat ibadah terhadap pemeluk agama

Meningkatkan kualitas kehidupan beragama melalui Peningkatan kapasitas penyuluh agama dan lembaga-lembaga keagamaan serta sarana dan

prasarana peribadahan yang didukung pembiayaan dari berbagai pihak. (6)

1 2

Peningkatan kapasitas penyuluh agama dan lembaga-lembaga keagamaan Peningkatan sarana dan

prasarana peribadahan

Misi 3 : Mengembangkan Interkoneksitas Sinergis Antar Wilayah Di Tingkat Nasional, Regional Dan Internasional 1 Meningkatnya daya

saing daerah

1 Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ekonomi.

Meningkatkan infrastruktur ekonomi dengan regulasi yang memadai dan pengembangan fasilitas dasar bagi mobilitas barang, jasa dan manusia, sistem moda transportasi dan perangkat pendukungnya serta sarana prasarana pemuda dan olahraga dengan mensinergikan berbagai sumber pembiayaan. (7)

1 2 3

Pengembangan fasilitas dasar bagi mobilitas barang, jasa dan manusia, Pengembangan sistem moda transportasi Peningkatan sarana prasarana pemuda dan olah raga

2 Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terpadu.

Meningkatkan

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara

terpadu melalui peningkatan kualitas perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang dengan mengembangkan konservasi sumberdaya alam dan kawasan strategik secara terpadu

dengan memperkuat sinergitas masyarakat, pemerintah dan

swasta.(8)

1 2 3

Peningkatan kualitas perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang Pengembangan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup Pengembangan kawasan strategik secara terpadu

46

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

3 Berkembangnya kawasan strategis Kabupaten.

Meningkatkan kawasan strategis Kabupaten melalui pengembangan fungsi kawasan, penguatan regulasi pemanfaatan dan pengendalian ruang dengan pelibatan berbagai pihak dan mensinergikan berbagai sumber pembiayaan.(9)

1 Pengembangan fungsi kawasan strategis Kabupaten

4 Terciptanya sistem inovasi daerah (SIDA) yang dapat mendukung pengembangan daya saing.

Meningkatkan fungsi sistem inovasi daerah (SIDA) melalui pengembangan inovasi daerah yang terintegrasi lintas sektor dengan penguatan kelembagaan, jaringan dan sumberdaya (10)

1 Pengembangan inovasi daerah yang terintegrasi lintas sektor

2 Meningkatnya kerjasama antar wilayah

1 Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah.

Meningkatkan penanaman modal dalam negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah melalui penguatan regulasi, dan media promosi investasi dengan mensinergikan berbagai sumber pembiayaan. (11)

1 Penguatan regulasi, dan media promosi investasi

Misi 4 : Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif 1 Terpeliharanya

kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersamaan antar berbagai unsur dalam tatanan daerah

1

2

Berkembangnya wawasan kebangsaan dan kesadaran berdemokrasi masyarakat serta penerapan nilai –nilai kearifan lokal.(11) Meningkatnya peran serta masyarakat dan organisasi masyarakat desa /kelurahan dalam pemberdayaan pembangunan. (12)

Meningkatkan wawasan kebangsaan dan kesadaran berdemokrasi masyarakat serta penerapan nilai –nilai kearifan lokal dan peran serta masyarakat dan organisasi masyarakat desa /kelurahan dalam pemberdayaan pembangunan melalui penyelenggaraan demokrasi, pembangunan yang parsitipatif dan berkualitas yang didukung oleh regulasi dan pengembangan organisasi masyarakat serta pembiayaan yang memadai (12)

1 2

Peningkatan kualitas penyelenggaraan demokrasi, Peningkatan kualitas partisipasi masyarakat dalam Pembangunan

2 Mewujudkan rasa

aman dan ketentraman di lingkungan

masyarakat

1 Meningkatnya

kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan

masyarakat. (13)

Meningkatkan

kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan

masyarakat melalui penegakan hukum yang berkeadilan dan

menjunjung tinggi hak asasi manusia, menjamin ketenteraman dan ketertiban yang didukung

oleh regulasi dan pengembangan sistem

pengamanan swakarsa serta pembiayaan yang memadai (13)

1 2 3

Penegakan hukum yang berkeadilan Menjunjung tinggi hak asasi manusia, Peningkatan ketenteraman dan ketertiban masyarakat.

47

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

2 Meningkatnya penanganan bencana. (14)

Meningkatkan pelestarian lingkungan hidup dan antisipasi penanganan bencana melalui pengembangan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta mengutamakan pemeliharaan sumberdaya alam, kesiagaan penanganan bencana yang didukung oleh regulasi, sistem pengawasan, mitigasi dan adaptasi serta pembiayaan. (14)

1 2 3

Pengembangan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, Peningkatan pemeliharaan sumberdaya alam, Peningkatan kesiagaan penanganan bencana

Misi 5 : Mewujudkan Tata Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) 1 Terwujudnya nilai

dan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja dalam tatanan pemerintahan.

1 Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan. (15)

Meningkatkan kualitas kehidupan beragama melalui aktualisasi peran dan fungsi agama sebagai etos kerja, sikap dan perilaku birokrasi, dengan mengembangkan regulasi, pembinaan lembaga lembaga keagamaan, sarana peribadahan yang didukung pembiayaan dari berbagai pihak.(15)

1 Peningkatan aktualisasi peran dan fungsi agama sebagai etos kerja, sikap dan perilaku birokrasi.

2 Terwujudnya pelayanan umum yang efektif dan efisien serta memuaskan masyarakat

1 2

Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik (16) Meningkatnya kualitas fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan DPRD. (17)

Meningkatkan kualitas pelayanan umum melalui penerapan tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel dan partisipatif dengan mengembangkan sistem pelayanan yang terintegrasi, mudah dan murah, regulasi pelayanan yang berorientasi pelanggan dan aparat yang profesional dengan pembiayaan dari pihak terkait (16)

1 2 3

Peningkatan penerapan tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel dan partisipatif Mengembangkan sistem pelayanan yang terintegrasi, mudah dan murah, Peningkatan regulasi pelayanan yang berorientasi pelanggan

D. Penetapan Kinerja Tahun 2017

Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan

dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih

rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator

kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah

dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur

tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang

tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan

atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang

48

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan

demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang

dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud

kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Penetapan Kinerja yang ingin dicapai Pemerintah Kabupaten Barru

Tahun 2017 ditetapkan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif

dan akuntabel. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3

Penetapan Kinerja Kabupaten Barru Tahun 2017

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR

KINERJA TARGET

1 Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi

7,03 %

2 Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan

Rata-rata lama sekolah/ angka harapan sekolah

7,37 Tahun

3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Angka harapan hidup 67,83 Tahun

4 Meningkatnya penyerapan tenagakerja

Persentase tingkat pengangguran terbuka

7,21%

5 Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kerentanan untuk miskin dan menurunnya jumlah serta jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

Persentase Penduduk Miskin

8,82 %

Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang tertangani

31,07 %

6 Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat yang religius

Rasio tempat ibadah terhadap pemeluk agama

1 : 655

7 Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ekonomi

Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam kondisi baik

70,89 %

8 Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terpadu

Penegakan hukum lingkungan

100 %

Persentase penanganan sampah di wilayah perkotaan

26 %

9 Berkembangnya kawasan strategis kabupaten

Persentase kawasan yang dikembangkan

73,68 %

14 Kawasan

49

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

10 terciptanya sistem inovasi daerah (SIDA) yang dapat mendukung pengembangan daya saing

Persentase SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA)

25 %

11 Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah/ lembaga

Pertumbuhan nilai investasi dan jumlah kerjasama:

- Nilai Investasi (Rp) 1.374.863.942.780

- Jumlah Kerjasama antar daerah / lembaga

12 Kerjasama antar lembaga

12 Meningkatnya peran serta masyarakat desa /kelurahan dalam pemberdayaan pembangunan

Persentase desa swasembada/

20 %

Indeks desa membangun

0,65

13 Meningkatnya kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan masyarakat

Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)

100 %

14 Meningkatnya penanganan bencana

Persentase bencana yang tertangani

100 %

15 Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan

Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian

25 %

16 Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik

Akuntabilitas kinerja keuangan dan pemerintahan:

- Akuntabilitas Keuangan

WTP

- Akuntabilitas Kinerja CC

17 Meningkatnya kualitas fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan DPRD

Persentase perda yang ditetapkan

100 %

50

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pemerintah Kabupaten Barru sebagai pihak pemegang amanah

masyarakat, berkewajiban memberikan Laporan Akuntabilitas Kinerja sesuai

dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5

Tahun 2004 tentang Percepatan dan Pemberantasan Korupsi,

dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang lebih menjamin

adanya keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas kepada masyarakat,

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan kinerja Instansi Pemerintah. Dalam penyusunan Laporan akuntabilitas

ini, Kabupaten Barru mengacu kepada ketentuan yang termuat dalam

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah.Berdasarkan peraturan tersebut, analisis

akuntabilitas kinerja dinilai berdasarkan capaian kinerja organisasi dan

realisasi anggaran.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan bentuk

akuntabilitas Pemerintah Kabupaten Barru sebagai pihak pemegang amanah

untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan

mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung

jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal). LKIP ini dibuat sebagai

usaha perwujudan Good Governance untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan atau kegagalan misi organisasi pemerintahan dalam mencapai

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Pengukuran capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan

dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi capaian target

kinerja pada akhir tahun pelaksanaan anggaran dengan rencana target

kinerja yang telah ditetapkan pada awal tahun pelaksanaan anggaran dengan

bentuk Perjanjian Kinerja (PK).

Pengukuran kinerja pemerintah Kabupaten Barru, memanfaatkan

data kinerja yang diperoleh melalui system pengumpulan data kinerja dari dua

sumber, yaitu :

51

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

1. Data Internal yang berasal dari sistem informasi dan pelaporan yang ada,

baik laporan kegiatan regular yang ada seperti laporan bulanan,

triwulanan, semesteran, laporan akuntabilitas kinerja OPD, laporan

keuangan OPD / laporan keuangan pemerintah daerah maupun laporan

kegiatan tahunan lainnya.

2. Data eksternal, digunakan data-data skunder sepanjang relevan dengan

pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Barru, khususnya data-data

yang bersumber atas hasil hitung Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

Barru walaupun data masih bersifat sementara karena Badan Pusat

Statistik (BPS) baru mengeluarkan Data Makro Kabupaten Barru tahun

2017 di bulan Juli 2018.

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran, dilakukan analisis dan

evaluasi terhadap capaian setiap indikator kinerja untuk memberikan

penjelasan tentang keberhasilan atau ketidakberhasilan pelaksanaan suatu

kegiatan dan program dalam mewujudkan kondisi sasaran yang diharapkan.

A. Capaian Kinerja

Pengukuran capaian kinerja adalah proses sistematis dan

berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan

kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strateji instansi pemerintah.

Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja

guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan

pencapaian tujuan dan sasaran.

Pengukuran capaian kinerja tahun 2017 berdasar pada Keputusan

Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/1X/6/8/2003 Tentang

Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, dan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun

2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu atas Laporan Kinerja.

Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan membandingkan

antara target kinerja dan realisasi kinerja. Untuk mempermudah interpretasi

atas pencapaian sasaran dipergunakan skala pengukuran kinerja sebagai

berikut :

76% s/d 100% = Sangat Baik

51% s/d 75% = Baik

26% s/d 50% = Cukup Baik

0% s/d 25% = Kurang Baik

52

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil persentase capaian

indicator kinerja sasaran yang mencapai lebih dari 100% termasuk pada

angka capaian kinerja sebesar 100%. Dalam rangka mengukur dan

peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya akuntabilitas kinerja

pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator

Kinerja Utama (IKU). Untuk itu pertama kali yang perlu dilakukan instansi

pemerintah adalah menentukan apa yang menjadi kinerja utama dari instansi

pemerintah yang bersangkutan. Dengan demikian kinerja utama terkandung

dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah, sehingga IKU adalah

merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis

instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran

keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan.

Kabupaten Barru telah menetapkan Indikator Kinerja Utama melalui

Peraturan Bupati Barru Nomor 74 Tahun 2017 tentang Indikator Kinerja

Utama Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2016-2021. Upaya untuk

meningkatkan akuntabilitas, Kabupaten Barru juga melakukan reviu terhadap

Indikator Kinerja Utama. Secara umum Pemerintah Kabupaten Barru telah

dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi.

Pencapaian kinerja sasaran pembangunan Kabupaten Barru berdasarkan

tujuan pembangunan Kabupaten Barru yang ingin diwujudkan selama tahun

2017 disajikan dalam tabel di bawah ini :

53

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Tabel 3.1

Pencapaian Kinerja Sasaran Pembangunan Kabupaten Barru Tahun 2017

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Satuan Target Realisasi Persen

(%) Interpretasi

Misi 1: Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat

Meningkatkan kesejahteraan ekonomi

Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi

Persen 7,03 6,78 96,44 Sangat Baik

Misi 2 : Meningkatkan kecerdasan dan profesionalisme sdm

Meningkatkan kualitas SDM

Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan

Rata-rata lama sekolah/angka harapan sekolah

Tahun 7,37 7,61 103,26 Sangat Baik

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Angka harapan hidup

Tahun 67,83 68,16 100,52 Sangat Baik

Meningkatnya penyerapan tenagakerja

Persentase tingkat pengangguran terbuka

Persen 7,21 5,60 122,33 Sangat Baik

Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kerentanan untuk miskin dan menurunnya jumlah serta jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

Persentase Penduduk Miskin

Persen 8,82 9,45 92,85 Sangat Baik

Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang tertangani

Persen 31,07 33,67 108,37 Sangat Baik

Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat yang religius

Rasio tempat ibadah terhadap pemeluk agama

Rasio 1 : 655 1 : 647 98,88 Sangat Baik

54

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Misi 3 : Mengembangkan interkoneksitas sinergis antar wilayah di tingkat nasional, regional dan internasional

Meningkatnya daya saing daerah

Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ekonomi

Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam kondisi baik

Persen 70,89 70,51 99,46 Sangat Baik

Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terpadu

Penegakan hukum lingkungan

Persen 100 100 100,00 Sangat Baik

Persentase

penanganan sampah di wilayah

perkotaan

Persen 26 26 100,00 Sangat Baik

Berkembangnya kawasan strategis kabupaten

Persentase kawasan yang dikembangkan

Persen 73,68 73,68 100,00 Sangat Baik

terciptanya sistem inovasi

daerah (SIDA) yang dapat mendukung

pengembangan daya saing

Persentase SKPD yang

menerapkan sistem inovasi

daerah (SIDA)

Persen 25 41 164,00 Sangat Baik

Meningkatnya kerjasama antar wilayah.

Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan asing

serta jaringan kerjasama antar daerah/ lembaga

Pertumbuhan nilai investasi dan jumlah

kerjasama :

- Nilai Investasi (Rp)

Rupiah 1.374.863.942.780 541.582.143.139 39,39 Cukup Baik

- Jumlah Kerjasama antar daerah /lembaga

Kerjasama

12 29 241,667 Sangat Baik

Misi 4 : Menciptakan lingkungan yang kondusif

Terpeliharanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersamaan antar berbagai unsur dalam tatanan daerah

Meningkatnya

peran serta masyarakat desa

/kelurahan dalam pemberdayaan

pembangunan

Persentase

desa swasembada

Persen 20 27,5 137,5 Sangat Baik

Indeks desa membangun

Nilai IDM

0,65 0,61 93,84 Sangat Baik

Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di lingkungan masyarakat.

Meningkatnya kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan masyarakat

Persentase penyelesaian pelanggaran

K3 (Ketertiban, Ketentrama,

Keindahan)

Persen 100 100 100 Sangat Baik

Meningkatnya penanganan bencana

Persentase bencana yang tertangani

Persen 100 100 100 Sangat Baik

55

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Misi 5 : Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance)

Terwujudnya nilai dan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja dalam tatanan pemerintahan

Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan

Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian

Persen 25 14 56 Baik

Terwujudnya pelayanan umum yang efektif dan efisien serta memuaskan masyarakat.

Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik

Akuntabilitas kinerja keuangan dan

pemerintahan :

- Akuntabilitas Keuangan

Opini Audit

WTP WTP 100 Sangat Baik

- Akuntabilitas Kinerja

Predikat AKIP

CC CC 100 Sangat Baik

Meningkatnya kualitas fungsi

legislasi, penganggaran dan

pengawasan DPRD

Persentase perda yang ditetapkan

Persen 100 80 80 Sangat Baik

Hasil analisis pencapaian indikator sasaran terhadap 22 sasaran

yang mencakup indikator sasaran, diketahui bahwa 20 indikator sasaran

Sangat Baik, 1 indikator sasaran Baik dan 1 indikator sasaran realisasi nilai

capaian kinerja Cukup Baik. Rata-rata realisasi capaian kinerja mencapai

110,66% atau bermakna ”Sangat Baik”. Jadi capaian kinerja Pemerintah

Kabupaten Barru pada tahun 2017 “Sangat Baik”. Adapun analisis capaian

kinerja Kabupaten Barru dijelaskan sebagai berikut.

Misi 1 : Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Pembangunan

untuk Kesejahteraan Masyarakat.

Tujuan 1 : Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi

Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan

Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ”Meningkatkan Kesejahteraan

Ekonomi” terdiri dari 1 (satu) sasaran dengan 1 (satu) indikator sasaran.

Sasaran yang mendukung pencapaian tujuan adalah Meningkatnya

Kualitas Pertumbuhan Ekonomi. Indikator yang mewakili pencapaian

kinerja sasaran adalah Pertumbuhan Ekonomi.

Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator

Pertumbuhan Ekonomi adalah sebagai berikut :

PDRB tahun pengamatan - PDRB tahun pengamatan sebelumnya ---------------------------------------------------------------- X 100%

PDRB tahun pengamatan sebelumnya

56

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.2 Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Kualitas Pertumbuhan Ekonomi.”

dengan Indikator “Pertumbuhan Ekonomi”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Pertumbuhan ekonomi

Persen 7,20 7,03 6,78 96,44

7,26 93,38

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Pertumbuhan Ekonomi pada tahun 2017 sebagai tahun kedua RPJMD

2016 - 2021 sebesar 6,78% dari target sebesar 7,03 % dengan capaian

sebesar 96,44%

Sementara itu terjadi perubahan realiasi kinerja dari kondisi tahun

2016 7,20% dengan realisasi kinerja tahun 2017 6,78% sebesar 0,42% dan

jika dibandingkan dengan target sebesar 7,26% pada tahun 2021 sebagai

tahun terakhir RPJMD Tahun 2016 - 2021 maka capaiannya adalah sebesar

93,38%. Kondisi ini menunjukkan terjadinya perlambatan yang dipengaruhi

oleh perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Nasional dari target 5,20%,

realisasi sebesar 5,07%. Yang berarti lebih tinggi realisasi kinerja Kabupaten

Barru tahun 2017 sebesar 6,78% dibandingkan dengan realisasi

pertumbuhan ekonomi nasional.

Indikator “Pertumbuhan Ekonomi” merupakan indikator makro

pembangunan yang dihitung berdasarkan data statistik setiap tahunnya.

Komponen yang diukur dalam pertumbuhan ekonomi menurut kategori usaha

jasa lainnya, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, jasa pendidikan,

administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, jasa

perusahaan, real estate, jasa keuangan dan asuransi, informasi dan

komunikasi, penyediaan akomodasi dan makan minum, transportasi dan

pergudangan, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda

motor, konstruksi, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur

ulang, pengadaan listrik dan gas, industri dan pengolahan, pertambangan

dan penggalian, pertanian, kehutanan dan perikanan. Program yang

mendukung indikator kinerja adalah sebanyak 24 program sebagaimana

yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016-2021.

57

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Misi 2 : Meningkatkan Kecerdasan dan Profesionalisme SDM

Tujuan 2 : Meningkatkan Kualitas SDM

Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan

Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ”Meningkatkan Kualitas SDM” terdiri

dari 5 (lima) sasaran dengan 6 (enam) indikator sasaran. Sasaran yang

mendukung pencapaian tujuan adalah :

1. Meningkatnya Kualitas dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan

Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah Rata-

Rata Lama Sekolah / Angka Harapan Sekolah. Formula yang digunakan

untuk menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :

Kombinasi Antara Partisipasi Sekolah, Jenjang Pendidikan yang Sedang

Dijalani, Kelas yang Diduduki dan Pendidikan yang Ditamatkan

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.3

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Kualitas dan Pemerataan Pelayanan Pendidikan” dengan Indikator “Rata-Rata Lama Sekolah /

Angka Harapan Sekolah”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Rata-Rata Lama Sekolah / Angka Harapan Sekolah

Tahun 7,34 7,37 7,61 103,26

7,49 101,60

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Rata-

Rata Lama Sekolah / Angka Harapan Sekolah pada tahun 2017 sebagai

tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 7,61 Tahun dari target sebesar

7,37 Tahun dengan capaian sebesar 103,39%

Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari

7,34% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 7,61% tahun 2017 atau terjadi

peningkatan sebesar 0,27% sekaligus melampaui target akhir RPJMD Tahun

2016 – 2021 sebesar 7,49%.

Indikator “Rata-Rata Lama Sekolah” merupakan indikator makro

pembangunan yang dihitung berdasarkan data statistik setiap tahunnya.

Indikator ini juga merupakan salah satu komponen dari penghitungan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Rata-Rata Lama Sekolah diasumsikan bahwa

dalam kondisi normal Rata-Rata Lama Sekolah dalam suatu wilayah tidak

58

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan Rata-Rata

Lama Sekolah yaitu penduduk berusia 25 tahun ke atas. Program yang

mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah 7 program sebagaimana

yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016-2021.

2. Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat

Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah Angka

Harapan Hidup. Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target

indikator adalah sebagai berikut :

Angka Perkiraan Lama Hidup Rata-Rata Penduduk dengan Asumsi Tidak

Ada Perubahan Pola Mortalitas Menurut Umur

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.4

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat” Dengan Indikator “Angka Harapan Hidup”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Angka harapan hidup

Tahun 67,79 67,83 68,16 100,52

68,01 100,22

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Angka

Harapan Hidup pada tahun 2017 sebagai tahun kedua RPJMD 2016 - 2021

sebesar 68,16 Tahun dari target sebesar 67,83 Tahun dengan capaian

sebesar 100,52%.

Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari

67,79% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 68,16% tahun 2017 atau terjadi

peningkatan sebesar 0,37% sekaligus melampaui target akhir RPJMD Tahun

2016 – 2021 sebesar 68,01%.

Indikator “Angka Harapan Hidup” merupakan indikator makro

pembangunan yang dihitung berdasarkan data statistik setiap tahunnya.

Indikator ini juga merupakan salah satu komponen dari penghitungan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Angka ini merupakan cerminan dari

ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, sanitasi lingkungan,

pengetahuan ibu tentang kesehatan, gaya hidup masyarakat, pemenuhan

gizi ibu dan bayi, sehingga Angka Harapan Hidup untuk sementara bisa

mewakili indikator Angka Lama Hidup. Program yang mendukung indikator

59

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

kinerja adalah 9 program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD

Kabupaten Barru 2016-2021.

3. Meningkatnya Penyerapan Tenaga Kerja

Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah

Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka. Formula yang digunakan

untuk menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :

Jumlah Penganggur Terbuka Usia Angkatan Kerja ---------------------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah Penduduk Angkatan Kerja

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.5

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Penyerapan Tenagakerja” dengan Indikator “Persentase Tingkat Pengangguran Perbuka”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Persentase tingkat pengangguran terbuka

Persen 7,32 7,21 5,60 122,33

6,68 107,35

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka pada tahun 2017 sebagai

tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 5,60% dari target sebesar 7,21%

dengan capaian sebesar 122,33%.

Kondisi ini menggambarkan terjadi perubahan realiasi kinerja dari

7,32% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 5,60% tahun 2017 atau terjadi

penurunan tingkat pengangguran terbuka sebesar 1,72%.

Indikator “Tingkat Pengangguran Terbuka” merupakan indikator

makro pembangunan yang dihitung berdasarkan data statistik setiap

tahunnya. Indikator ini juga merupakan salah satu komponen dari

penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Capaian indikator ini

disebabkan adanya komitmen pemerintah daerah untuk terus mengupayakan

penciptaan lapangan usaha / pekerjaan baru melalui berbagai skema

program pembangunan. Program yang mendukung indikator kinerja adalah 2

(dua) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten

Barru 2016 - 2021.

60

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

4. Berkurangnya Jumlah Penduduk Miskin, Kerentanan untuk Miskin

dan Menurunnya Jumlah serta Jenis Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah :

4.1. Persentase Penduduk Miskin

Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator

adalah sebagai berikut :

(100 – Angka Kemiskinan)

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.6

Pencapaian Sasaran “Berkurangnya Jumlah Penduduk Miskin, Kerentanan Untuk Miskin dan Menurunnya Jumlah Serta Jenis

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)” Dengan Indikator “Persentase Penduduk Miskin”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Persentase Penduduk Miskin

Persen 8,99 8,82 9,45 92,85

7,12 67,27

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Persentase Penduduk Miskin pada Tahun 2017 sebagai tahun kedua

RPJMD 2016 - 2021 sebesar 9,45% dari target sebesar 8,82% dengan

capaian sebesar 92,85%. Kondisi ini menunjukkan terjadinya perlambatan

penanggulangan kemiskinan Kabupaten Barru, namun masih lebih rendah

jika dibandingkan dengan Persentase Penduduk Miskin Nasional sebesar

10,12%

Capaian kinerja sebesar 92,85% disebabkan dari upaya percepatan

penanggulangan kemiskian yang terus dilakukan melalui kolaborasi dan

singkronisasi program dan kegiatan pada 12 Perangkat Daerah yang terkait

penggulangan kemiskinan. Adapun Perangkat Daerah yang terkait beserta

program dan kegiatan yang mendukung adalah :

1. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah.

Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan

Masyarakat, dengan kegiatan :

1.1. Koordinasi Penyusunan Buku SPKD

1.2. Koordinasi Perencanaan Penanggulangan Kemiskinan

61

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

2. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk &

Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak.

2.1. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan

Masyarakat, dengan kegiatan :

2.1.1 Percepatan Implementasi Kegiatan Penanggulangan

Kemiskinan Terpadu (PIK-PAKET).

2.2. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Keluarga, dengan

kegiatan :

2.2.1 Penyediaan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin.

3. Dinas Ketahanan Pangan.

Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan),

dengan Kegiatan :

3.1. Penanganan Daerah Rawan Pangan,

3.2. Pengembangan Cadangan Pangan Daerah,

3.3. Pengembangan Desa Mandiri Pangan,

3.4. Pengembangan Model Distribusi Pangan yang Efisien,

3.5. Pemantapan Struktur Ekonomi Pangan dan Agribisnis.

4. Dinas Pertanian.

Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan

Masyarakat, dengan Kegiatan :

4.1. Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Masyarakat

5. Dinas Pendidikan.

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, dengan

kegiatan :

5.1. Pemberian Beasiswa bagi Siswa Kurang Mampu Tingkat SD/MI

dan SMP/M.Ts.

6. Dinas Sosial

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)

dan Penanggulangan Kemiskinan berbasis Pemberdayaan Masyarakat,

dengan kegiatan :

6.1. Pelatihan Keterampilan Berusaha bagi Keluarga Miskin.

6.2. Fasilitasi Manajemen Usaha bagi Keluarga Miskin.

7. Dinas Perikanan.

Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Perikanan, dengan

Kegiatan :

7.1. Pembinaan Kelompok Ekonomi Masyarakat Perikanan.

62

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

8. Dinas Kesehatan

Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Keluarga, dengan

Kegiatan :

8.1. Perawatan dan Pendampingan Gizi Buruk

9. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman.

Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan

Masyarakat, dengan kegiatan :

9.1. Rehabilitasi Perumahan Masyarakat Kurang Mampu (Bedah

Rumah),

9.2. Pembangunan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Terutama

bagi Masyarakat Miskin.

10. Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah dan Perdagangan.

Program Pemberdayaam Masyarakat Miskin, dengan kegiatan :

10.1. Fasilitasi Permodalan bagi UMKM di Pedesaan.

11. Bagian Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah.

Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Keluarga, dengan

kegiatan :

11.1. Pemberian Bantuan Beras untuk Masyarakat Miskin.

12. Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah.

Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Keluarga, dengan

kegiatan :

12.1. Optimalisasi Badan Amil Zakat (BAZ).

4.2. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang Tertangani

Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator

adalah sebagai berikut :

Jumlah PMKS yang tertangani………………… ---------------------------------------------- X 100%

Jumlah PMKS yang ada…………..

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

63

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Tabel 3.7

Pencapaian Sasaran “Berkurangnya Jumlah Penduduk Miskin, Kerentanan untuk Miskin dan Menurunnya Jumlah serta Jenis

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)” Dengan Indikator “Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang Tertangani”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang tertangani

Persen 24,85 31,07 33,67 108,37

50 67,34

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang Tertangani pada tahun

2017 sebagai tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 33,67% dari target

sebesar 31,07% dengan capaian sebesar 108,37%

Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari

24,85% tahun 2016 dan realisasi kinerja 33,67% tahun 2017 atau terjadi

peningkatan sebesar 8,82% dan jika dibandingkan dengan target sebesar

50% pada tahun 2021 sebagai tahun terakhir RPJMD maka capaiannya

adalah sebesar 67,34%.

Capaian kinerja sebesar 108,37% disebabkan oleh adanya

percepatan penanganan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) melalui pemberdayaan dan pembinaan. Pemberdayaan yang

dilakukan menyasar fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan PMKS

lainnya, sedangkan pembinaan menyasar anak terlantar, penyandang cacat

dan trauma, eks penyandang penyakit sosial, napi, PSK, narkoba dan PMKS

lainnya. Program dan kegiatan yang mendukung indikator kinerja adalah 1

(satu) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD

Kabupaten Barru 2016 - 2021.

5. Meningkatnya Kualitas Kehidupan Masyarakat yang Religius

Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah Rasio

Tempat Ibadah Terhadap Pemeluk Agama. Formula yang digunakan untuk

menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :

Jumlah tempat ibadah

------------------------------------------ X 1.000

Jumlah penduduk

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

64

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Tabel 3.8

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Kualitas Kehidupan Masyarakat yang Religius” Dengan Indikator “Rasio Tempat Ibadah Terhadap

Pemeluk Agama”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Rasio Tempat Ibadah Terhadap Pemeluk Agama

Persen 1:655 1:655 1:647 98,88

1:655 98,88

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Rasio

Tempat Ibadah Terhadap Pemeluk Agama pada tahun 2017 sebagai tahun

kedua RPJMD 2017-2021 sebesar 1:647 dari target sebesar 1:655 dengan

capaian sebesar 98,88%. Pencapaian target sebesar 100% diharapkan dapat

ditingkatkan dalam setiap tahun perencanaan sampai pada tahun 2021 yang

merupakan periode akhir RPJMD.

Indikator ini bermakna 1 tempat ibadah digunakan oleh 647

penduduk. Capaian kinerja sebesar 98,88% disebabkan pembangunan

infrastruktur tempat ibadah merupakan kegiatan bersama antara pemerintah

dengan masyarakat. Program yang mendukung indikator kinerja adalah 1

(satu) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD

Kabupaten Barru 2017-2021.

Misi 3 : Mengembangkan Interkoneksitas Sinergis Antar Wilayah di

Tingkat Nasional, Regional dan Internasional

Tujuan 3 : Meningkatnya Daya Saing Daerah

Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan

Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ”Meningkatnya Daya Saing Daerah”

terdiri dari 4 (empat) sasaran dengan 5 (lima) indikator sasaran. Sasaran

yang mendukung pencapaian tujuan adalah :

1. Terpenuhinya Kebutuhan Infrastruktur Ekonomi

Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah Jalan

dan Jembatan Kabupaten Dalam Kondisi Baik. Formula yang digunakan

untuk menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :

Panjang Jalan dan Jembatan Kabupaten Kondisi Baik……….. ------------------------------------------------------------------------------ X 100%

Panjang Seluruh Jalan dan Jembatan…….

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

65

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Tabel 3.9

Pencapaian Sasaran “Terpenuhinya Kebutuhan Infrastruktur Ekonomi” Dengan Indikator “Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam Kondisi Baik”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam kondisi baik

Persen 65,02 70,89 70,51 99,46 82,59 85,37

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Jalan

dan Jembatan Kabupaten Dalam Kondisi Baik pada tahun 2017 sebagai

tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 70,51% dari target sebesar

70,89% Tahun 2017 dengan capaian sebesar 99,46%.

Kondisi ini menggambarkan terjadinya peningkatan realiasi kinerja

65,02% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 70,51% tahun 2017 atau

meningkat sebesar 5,49% (kategori jalan dan jembatan kabupaten dalam

kondisi baik adalah panjang jalan kabupaten dikurangi dengan panjang jalan

kabupaten dalam kondisi rusak berat), hal ini didukung dengan intensifnya

program / kegiatan pembangunan jalan dan jembatan serta rehabilitasi /

pemeliharaan jalan dan jembatan. adalah sebesar 78,73%.

Capaian kinerja sebesar 99,46% disebabkan beberapa ruas jalan

mengalami kerusakan kembali sehingga mempengaruhi capaian target pada

indikator. Namun langkah-langka Pemerintah Kabupaten Barru kedepannya

adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan rutin jalan dan jembatan yang

mencegah kerusakan yang lebih besar sekaligus mempertahankan kondisi

jalan dalam kondisi baik. Program yang mendukung keberhasilan indikator

kinerja adalah 3 (tiga) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

RPJMD Kabupaten Barru 2016 - 2021.

2. Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Hidup Secara Terpadu

Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah :

2.1 Penegakan hukum lingkungan

Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator

adalah sebagai berikut :

Jumlah Kasus Lingkungan Yang Diselesaikan Pemda….……..

------------------------------------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah Kasus Lingkungan Yang Ada…..…….

66

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.10

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Secara Terpadu” dengan Indikator

“Penegakan Hukum Lingkungan”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Penegakan Hukum Lingkungan

Persen 100 100 100 100 100 100

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Penegakan Hukum Lingkungan pada tahun 2017 sebagai tahun kedua

RPJMD 2016 - 2021 sebesar 100% dari target sebesar 100% Tahun dengan

capaian sebesar 100%. Pencapaian target sebesar 100% diharapkan dapat

dipertahankan dalam setiap tahun perencanaan sampai pada tahun 2021

yang merupakan periode akhir RPJMD.

Keberhasilan capaian kinerja sebesar 100% disebabkan pada tahun

2017 tidak terdapat kasus lingkungan yang berarti, juga tingkat pemahaman

dan kesadaran masyarakat terhadap pola hidup yang ramah lingkungan

masih tinggi. Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah

8 (delapan) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD

Kabupaten Barru 2016 - 2021.

2.2 Persentase Penanganan Sampah di Wilayah Perkotaan

Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator

adalah sebagai berikut :

Volume sampah yang ditangani………..

---------------------------------------------------------- X 100%

Volume produksi sampah………

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

67

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Tabel 3.11

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Secara Terpadu” Dengan Indikator “Persentase Penanganan Sampah di Wilayah Perkotaan”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Persentase penanganan sampah di wilayah perkotaan

Persen 23 26 26 100 33,80 76,92

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Persentase Penanganan Sampah di Wilayah Perkotaan pada tahun 2017

sebagai tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 26% dari target sebesar

26% dengan capaian sebesar 100%.

Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari

23% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 26% tahun 2017 atau terjadi

peningkatan sebesar 3% dengan asumsi bahwa Persentase Penanganan

Sampah di Wilayah Perkotaan mengalami penambahan layanan yakni di

Kelurahan Tanete dan Kelurahan Lalolang Kecamatan Tanete Rilau.

Capaian kinerja sebesar 100% disebabkan oleh meningkatnya

cakupan pelayanan persampahan di wilayah perkotaan Kabupaten Barru dan

kedepannya Pemerintah Daerah melakukan langkah-langkah pengembangan

penanganan sampah diperkotaan yakni ibukota Kecamatan Balusu,

Kecamatan Soppeng Riajan dan Kecamatan Mallusetasi. Program yang

mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah sebanyak 3 (tiga) program

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kab. Barru 2016 - 2021.

3. Berkembangnya Kawasan Strategis Kabupaten

Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah

Persentase Kawasan yang Dikembangkan. Formula yang digunakan untuk

menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :

Jumlah Kawasan Yang Dikembangkan

------------------------------------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah Kawasan Yang Memiliki Potensi Untuk Dikembangkan

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

68

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Table 3.12

Pencapaian Sasaran “Berkembangnya Kawasan Strategis Kabupaten” Dengan Indikator “Persentase Kawasan Yang Dikembangkan”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Persentase kawasan yang dikembangkan

Persen 68,42 73,68 73,68 100 100 73,68

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Persentase Kawasan Yang Dikembangkan pada tahun 2017 sebagai tahun

kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 73,68% dari target sebesar 73,68%

Tahun dengan capaian sebesar 100%

Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari

68,42% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 73,68% tahun 2017 atau terjadi

peningkatan sebesar 5,26% hal ini disebabkan dengan adanya kegiatan

penambangan di Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Pertambangan.

Capaian kinerja sebesar 100% disebabkan kesadaran masyarakat

untuk mematuhi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Barru Tahun 2011 - 2031. Hal ini

sejalan pula dengan pola pengembangan kawasan dan pewilayahan

komoditas. Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah 1

(satu) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD

Kabupaten Barru 2016 - 2021.

4. Terciptanya Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang Dapat Mendukung

Pengembangan Daya Saing

Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah

Persentase SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDa).

Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator adalah

sebagai berikut :

Jumlah SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA) --------------------------------------------------------------------------------------- X 100% Jumlah SKPD

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

69

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Table 3.13

Pencapaian Sasaran “Terciptanya Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang Dapat Mendukung Pengembangan Daya Saing” Dengan Indikator

“Persentase SKPD yang Menerapkan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Persentase SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA)

Persen 5 25 41 164 100 41

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Persentase SKPD yang Menerapkan Sistem Inovasi Daerah (SIDA) pada

tahun 2017 sebagai tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 41% dari

target sebesar 25% dengan capaian sebesar 164%.

Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari

5% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 41% tahun 2017 atau terjadi

peningkatan sebesar 36% hal ini disebabkan oleh penerapan Sistem Inovasi

Daerah (SIDa) pada 5 SKPD tahun 2016 menjadi 15 SKPD pada tahun 2017.

SKPD tersebut antara lain : (1) Badan Perencanaan, Penelitian dan

Pengembangan Daerah, (2) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,

(3) Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (4)

Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu &Tenaga Kerja, (5)

Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik, (6) Dinas Koperasi, UKM dan

Perdagangan, (7) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak, (8) Dinas Perikanan (9) Kecamatan Barru (10)

Kecamatan Tanete Rilau (11) Kecamatan Tanete Riaja (12) Kecamatan

Pujananting (13) Kecamatan Balusu (14) Kecamatan Soppeng Riaja (15)

Kecamatan Mallusetasi.

Keberhasilan capaian kinerja sebesar 164% disebabkan oleh

intensitas pengembangan inovasi daerah yang didukung oleh regulasi

nasional antara lain Permendagri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman

Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah

Daerah yang mana didalamnya mencakup penguatan inovasi daerah

sehingga pemerintah daerah mendorong percepatan SKPD dan stakeholder

lainnya untuk menerapkan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Program yang

mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah 2 (dua) program

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kab. Barru 2016-2021.

70

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Tujuan 4 : Meningkatnya Kerjasama Antar Wilayah

Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan

Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ” Meningkatnya kerjasama antar

wilayah.” terdiri dari 1 (satu) sasaran dengan 2 (dua) indikator sasaran.

Sasaran tersebut adalah Berkembangnya penanaman modal dalam

negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah / lembaga,

dengan indikator :

1. Pertumbuhan Nilai Investasi

Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator

adalah sebagai berikut :

Nilai Investasi (Rupiah)

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Table 3.14

Pencapaian Sasaran “Berkembangnya Penanaman Modal Dalam Negeri dan Asing Serta Jaringan Kerjasama Antar Daerah / Lembaga”

Dengan Indikator “Pertumbuhan Nilai Investasi”

Indikator Satuan Kondisi Tahun

2016 Target Tahun

2017 Realisasi Tahun

2017 (%)

Kondisi Akhir

Tahun 2021

(%)

Nilai Investasi

Rupiah 537.393.500.000 1.374.863.942.780 541.582.143.139 39,39 2.515.743.013.958 21,52

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Pertumbuhan Nilai Investasi pada tahun 2017 sebagai tahun kedua

RPJMD 2016 - 2021 sebesar Rp. 541.582.143.139 dari target sebesar Rp.

1.374.863.942.780 dengan capaian sebesar 39,39%.

Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari

kondisi tahun 2016 Rp. 537.393.500.000 dengan realisasi kinerja tahun 2017

Rp. 541.582.143.139 sebesar Rp. 4.188.643.139 dan jika dibandingkan

dengan target sebesar Rp. 2.515.743.013.958 pada tahun 2021 sebagai

tahun terakhir RPJMD maka capaiannya adalah sebesar 21,52%.

Peningkatan tersebut sangat dipengaruhi oleh meningkatnya investasi bahan

galian C.

Capaian kinerja sebesar 39,39% disebabkan oleh investasi masih

didominasi oleh investor lokal menengah sehingga nilai investasi tidak

mencapai target yang diharapkan. Para investor besar dibidang

pertambangan yang diharapkan akan menambah nilai investasi dikabupaten

Barru belum memberi respon positif. Adapun Program yang mendukung

keberhasilan indikator kinerja adalah 2 (dua) program sebagaimana yang

71

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016 - 2021.

2. Jumlah Kerjasama Antar Lembaga

Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator

adalah sebagai berikut :

Jumlah Kerjasama Antar Daerah / Lembaga

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Table 3.15

Pencapaian Sasaran “Berkembangnya Penanaman Modal Dalam Negeri dan Asing Serta Jaringan Kerjasama Antar Daerah / Lembaga” Dengan Indikator “Jumlah Kerjasama Antar Daerah / Lembaga”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Jumlah kerjasama antar daerah / lembaga

Kerjasama 11 12 29 241,66 14 207,14

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Jumlah

Kerjasama Antar Lembaga pada tahun 2017 sebagai tahun kedua RPJMD

2016 - 2021 sebanyak 29 kerjasama dari target sebanyak 12 kerjasama

dengan capaian sebesar 241,66%.

Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari

11 kerjasama tahun 2016 dengan realisasi kinerja 29 kerjasama tahun 2017

atau terjadi peningkatan sebesar 17 kerjasama.

Keberhasilan capaian kinerja sebesar 241,66% atau 29 Kerjasama

terdiri dari perjanjian kerjasama Bidang Informasi dan Komunikasi, Bidang

Kesehatan, Bidang Infrastruktur, Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan,

Bidang Perekonomian Masyarakat Desa, Jasa dan Layanan Perbankan, Air

Minum, Bidang Pertanian, Bidang Pengembangan SDM, Pengawasan

Keuangan dan Pajak dan Bidang Hukum. Program yang mendukung

keberhasilan indikator kinerja adalah sebanyak 1 (satu) program

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kab. Barru 2016 - 2021.

72

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Misi 4 : Menciptakan Lingkungan yang Kondusif

Tujuan 5 : Terpeliharanya Kesadaran Masyarakat Tentang Pentingnya

Menjaga Kebersamaan Antar Berbagai Unsur Dalam Tatanan

Daerah

Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan

Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ”Terpeliharanya Kesadaran Masyarakat

Tentang Pentingnya Menjaga Kebersamaan Antar Berbagai Unsur

Dalam Tatanan Daerah” terdiri dari 1 (satu) sasaran dengan 2 (dua)

indikator sasaran. Sasaran yang mendukung pencapaian tujuan adalah

Meningkatnya Peran Serta Masyarakat Desa / Kelurahan Dalam

Pemberdayaan Pembangunan. Indikator yang mewakili pencapaian kinerja

sasaran adalah :

1. Persentase Desa Swasembada

Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator

adalah sebagai berikut :

Jumlah Desa Atau Kelurahan Berswasembada ----------------------------------------------------------------------------- X 10.000

Jumlah Desa Atau Kelurahan

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.16

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Peran Serta Masyarakat Desa / Kelurahan dalam Pemberdayaan Pembangunan” Dengan Indikator

“Persentase Desa Swasembada”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Persentase Desa Swasembada

Persen 1,82 20 27,5 137,5 93 29,56

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Persentase Desa Swasembada pada tahun 2017 sebagai tahun kedua

RPJMD 2016 - 2021 sebesar 27,5% dari target sebesar 20% dengan capaian

sebesar 137,5%. Kinerja tahun 2017 dipertahankan sebagaimana tahun 2016

sebagai kondisi tahun pertama RPJMD Tahun 2016 - 2021 yaitu 1,82% dan

jika dibandingkan dengan target sebesar 93% pada tahun 2021 sebagai

tahun terakhir RPJMD maka capaiannya adalah sebesar 29,56%.

Capaian kinerja sebesar 137,5% berarti mempertahankan kondisi

73

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

sebelumnya namun dengan berlakunya Undang-Undang Desa Nomor 6

Tahun 2014 maka Pemerintah Kabupaten Barru berkomitmen melakukan

pembinaan terhadap perkembangan penyusunan profil desa sebagai bagian

dari koordinasi pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri.

Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah sebanyak 1

(satu) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD

Kabupaten Barru 2016-2021.

2. Indeks Desa Membangun

Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator

adalah sebagai berikut :

Komponen Penilaian IDM

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.17

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Peran Serta Masyarakat Desa / Kelurahan Dalam Pemberdayaan Pembangunan” Dengan Indikator

“Indeks Desa Membangun”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Indeks desa membangun

Nilai IDM 0,63 0,65 0,61 93,84 0,71 85,91

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Indeks

Desa Membangun pada tahun 2017 sebagai tahun kedua RPJMD 2016 -

2021 sebesar 0,61 dari target sebesar 0,65 dengan capaian sebesar 93,84%.

Kondisi ini menggambarkan terjadi perubahan realiasi kinerja dari

0,63 Nilai IDM tahun 2016 dengan realisasi kinerja 0,61 Nilai IDM tahun

2017. Indeks Desa Membangun (IDM) di Kabupaten Barru diklasifikasi dalam

5 (lima) status yakni : (1) Desa Sangat Tertinggal (2) Desa Tertinggal (3)

Desa Berkembang (4) Desa Maju (5) Desa Mandiri. Kalsifikasi desa tersebut

untuk menunjukkan keragaman karakter setiap desa dalam rentang skor 0,27

– 0,92. Klasifikasi dalam 5 status Desa tersebut untuk menajamkan

penetapan status perkembangan desa dan sekaligus rekomendasi intervensi

kebijakan yang diperluakan, dengan nilai rata-rata nasional 0,566 dengan

klasifikasi status Indeks Desa Membangun dengan ambang batas sebagai

berikut : (1) Desa Sangat Tertinggal : < 0,491 (2) Desa Tertinggal > 0,491 <

0,599 (3) Desa Berkembang > 0,599 < 0,707 (4) Desa Maju > 0,707 < 0,815

(5) Desa Mandiri > 0,815. Indeks Desa Membangun disusun dengan

74

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

memperhatikan ketersediaan data yang bersumber dari potensi desa.

Penilaian Indeks Desa Membangun (IDM) Kabupaten Barru

diklasifikasi dalam status desa yaitu : (1) Indeks Ketahanan Lingkungan

(Ekologi) = 0,6195 (2) Indeks Ketahanan Ekonomi = 0,5511 (3) Indeks

Ketahanan Sosial = 0,6565 (4) Indeks Desa Membangun = 0,6090 (Kategori

Desa Berkembang). Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja

adalah sebanyak 6 (enam) program sebagaimana yang telah ditetapkan

dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016 - 2021.

Tujuan 6 : Mewujudkan Rasa Aman dan Ketentraman di Lingkungan

Masyarakat.

Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan

Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ” Mewujudkan Rasa Aman dan

Ketentraman di Lingkungan Masyarakat.” terdiri dari 2 (dua) sasaran

dengan 2 (dua) indikator sasaran. Sasaran yang mendukung pencapaian

tujuan adalah :

1. Meningkatnya Kesadaran, Ketertiban, Disiplin dan Perlindungan

Masyarakat

Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah

Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,

Keindahan). Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target

indikator adalah sebagai berikut :

Jumlah Penyelesaian Pelanggaran K3 --------------------------------------------------------- X 100

Jumlah pelanggaran K3

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Table 3.18

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Kesadaran, Ketertiban, Disiplin dan Perlindungan Masyarakat” Dengan Indikator “Persentase Penyelesaian

Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)

Persen 100 100 100 100 100 100

75

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,

Keindahan) pada tahun 2017 sebagai tahun pertama RPJMD 2016-2021

sebesar 100% dari target sebesar 100% Tahun dengan capaian sebesar

100%. Pencapaian target sebesar 100% diharapkan dapat dipertahankan

dalam setiap tahun perencanaan sampai pada tahun 2021 yang merupakan

periode akhir RPJMD. Keberhasilan capaian kinerja sebesar 100%

disebabkan tidak adanya pelanggaran K3 yang tidak terselesaikan.

Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah

sebanyak 7 (tujuh) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

RPJMD Kabupaten Barru 2016-2021.

2. Meningkatnya Penanganan Bencana

Adalah Persentase Bencana Yang Tertangani. Formula yang

digunakan untuk menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :

Jumlah Bencana yang Tertangani --------------------------------------------------- X 100

Jumlah Bencana

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Table 3.19

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Penanganan Bencana” Dengan Indikator “Persentase Bencana Yang Tertangani”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Persentase Bencana yang Tertangani

Persen 100 100 100 100 100 100

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Persentase Bencana Yang Tertangani pada tahun 2017 sebagai tahun

kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 100% dari target sebesar 100% dengan

capaian sebesar 100%. Pencapaian target sebesar 100% diharapkan dapat

dipertahankan dalam setiap tahun perencanaan sampai pada tahun 2021

yang merupakan periode akhir RPJMD tahun 2016 – 2021.

Keberhasilan capaian kinerja sebesar 100% disebabkan tidak ada

laporan kejadian bencana yang tidak tertangani, dimana pada tahun 2017

kejadian bencana di Kabupaten Barru berdampak pada 119 keluarga.

Adapun jenis bencana yang terjadi :

76

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

1. Angin puting beliung 76 keluarga

2. Kebakaran 27 keluarga

3. Tanah longsor 9 keluarga

4. Banjir 2 keluarga

5. Abrasi 5 keluarga

Laporan Kejadian bencana tersebut telah tertangani secara

keseluruhan berupa bantuan logistik dan penanganan teknis. Program yang

mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah sebanyak 5 (lima) program

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016-

2021.

Misi 5 : Mewujudkan Tata Kepemerintahan yang Baik (Good

Governance)

Tujuan 7 : Terwujudnya Nilai dan Ajaran Agama Dalam Etos dan

Budaya Kerja Dalam Tatanan Pemerintahan

Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan

Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ” Terwujudnya Nilai dan Ajaran Agama

Dalam Etos dan Budaya Kerja Dalam Tatanan Pemerintahan” terdiri dari 1

(satu) sasaran dengan 1 (satu) indikator sasaran.

Sasaran yang mendukung pencapaian tujuan adalah Meningkatnya

Kualitas Penghayatan dan Pengamalan Ajaran Agama Dalam Etos dan

Budaya Kerja Pada Tatanan Pemerintahan. Indikator yang mewakili

pencapaian kinerja sasaran adalah Persentase SKPD Yang Melakukan

Pelaporan Kinerja Harian.

Formula yang digunakan untuk menghitung capaian target indikator

Persentase SKPD Yang Melakukan Pelaporan Kinerja Harian adalah

sebagai berikut :

Jumlah SKPD Yang Melakukan Pelaporan Kinerja Harian ------------------------------------------------------------------------------------ X 100

Jumlah SKPD

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

77

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Tabel 3.20

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Kualitas Penghayatan dan Pengamalan Ajaran Agama Dalam Etos dan Budaya Kerja pada

Tatanan Pemerintahan” Dengan Indikator “Persentase SKPD yang Melakukan Pelaporan Kinerja Harian”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian

Persen 3 25 14 56

100 14

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian pada tahun

2017 sebagai tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 sebesar 14% dari target

sebesar 25% dengan capaian sebesar 56%

Kondisi ini menggambarkan terjadi peningkatan realiasi kinerja dari

3% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 14% tahun 2017 atau terjadi

peningkatan sebesar 11%.

Capaian kinerja sebesar 56% disebabkan oleh semakin dipahaminya

korelasi antara etos dan budaya kerja dalam tataran pemerintahan dengan

kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran keagamaan sehingga

pelaporan kinerja harian merupakan sebuah keniscayaan. Program yang

mendukung indikator kinerja adalah sebayak 1 (satu) program sebagaimana

yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Barru 2016 – 2021.

Tujuan 8 : Terwujudnya Pelayanan Umum Yang Efektif dan Efisien Serta

Memuaskan Masyarakat.

Sasaran pembangunan yang terkait dengan tujuan pembangunan

Kabupaten Barru Tahun 2017 yaitu ” Terwujudnya Pelayanan Umum Yang

Efektif dan Efisien Serta Memuaskan Masyarakat.” terdiri dari 2 (dua)

sasaran dengan 2 (dua) indikator sasaran. Sasaran yang mendukung

pencapaian tujuan adalah :

1. Terwujudnya Manajemen Pemerintahan Yang Baik

Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah

Akuntabilitas Kinerja Keuangan dan Pemerintahan, Yang Terdiri Dari

Akuntabilitas Keuangan dan Akuntabilitas Kinerja. Formula yang

digunakan untuk menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :

78

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Indikator Rumus Satuan

Akuntabilitas kinerja keuangan dan

pemerintahan :

- Akuntabilitas Keuangan Komponen

penilaian audit

keuangan

Opini Audit

- Akuntabilitas Kinerja Komponen

penilaian

evaluasi kinerja

Predikat AKIP

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.21

Pencapaian Sasaran “Terwujudnya Manajemen Pemerintahan Yang Baik” Dengan Indikator “Akuntabilitas Kinerja Keuangan dan

Pemerintahan”

Indikator Satuan

Kondisi Awal

Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Akuntabilitas Keuangan

Opini Audit

WTP WTP WTP 100 WTP 0

Akuntabilitas Kinerja

Predikat LAKIP

C CC CC 100 B 0

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja

Akuntabilitas Kinerja Keuangan dan Pemerintahan pada tahun 2017 sebagai

tahun kedua RPJMD 2016 - 2021 untuk Akuntabilitas Keuangan sama

dengan target karena pada saat laporan ini disusun, capaian indikator

Akuntabilitas Keuangan dengan satuan Opini Audit tetap mencantumkan

capaian tahun sebelumnya disebabkan oleh belum terbitnya hasil penilaian

Akuntabilitas Keuangan tahun 2017 dan demikian halnya dengan

Akuntabilitas Kinerja, realisasi sesuai dengan target karena pada saat

laporan ini disusun, capaian indikator Akuntabilitas Kinerja dengan satuan

Predikat AKIP tetap mencantumkan capaian tahun sebelumnya disebabkan

oleh belum terbitnya hasil penilaian Akuntabilitas Kinerja tahun 2017. dengan

capaian 100%. Jika dibandingkan dengan target pada tahun 2021 sebagai

tahun terakhir RPJMD maka diharapkan Opini Audit Akuntabilitas Keuangan

adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan untuk Predikat AKIP

Akuntabilitas Kinerja adalah B.

79

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja adalah

sebanyak 16 program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD

Kabupaten Barru 2016 – 2021.

2. Meningkatnya Kualitas Fungsi Legislasi, Penganggaran dan

Pengawasan DPRD

Indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran adalah

Persentase perda yang ditetapkan. Formula yang digunakan untuk

menghitung capaian target indikator adalah sebagai berikut :

Jumlah Perda Yang Ditetapkan Tepat Waktu ---------------------------------------------------------------- X 100

Jumlah Perda

Capaian indikator yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.22

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Kualitas Fungsi Legislasi, Penganggaran dan Pengawasan DPRD” Dengan Indikator

“Persentase Perda yang Ditetapkan”

Indikator Satuan Kondisi Tahun 2016

Target Tahun 2017

Realisasi Tahun 2017

(%)

Kondisi Akhir Tahun 2021

(%)

Persentase perda yang ditetapkan

Persen 100 100 80 80 100 80

Dari perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Dari

perhitungan di atas diperoleh realisasi indikator kinerja Persentase Perda

Yang Ditetapkan pada tahun 2017 sebagai tahun kedua RPJMD 2017-2021

sebesar 80% dari target sebesar 100% dengan capaian sebesar 80%.

Kondisi ini menggambarkan terjadi perubahan realiasi kinerja dari

100% tahun 2016 dengan realisasi kinerja 80% tahun 2017 hal ini terjadi

karena adanya Perda belum mencapai target ditahun 2017 yang disebabkan

oleh perubahan regulasi Nasional yang terkait dengan proses dan tahapan

perencanaan pembangunan, baik jangka panjang, jangka menengah dan

jangka pendek.

Program yang mendukung keberhasilan indikator kinerja sebanyak 1

(satu) program sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD

Kabupaten Barru 2016 - 2021.

80

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

B. Realisasi Anggaran

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten

Barru Tahun 2017 dibiayai dengan anggaran yang tertuang dalam APBD

Tahun 2017, secara garis besar terdiri dari tiga bagian yaitu, Pendapatan,

Belanja dan Pembiayaan. Pendapatan diuraikan menurut sumber-sumber

perolehan dana, Belanja diuraikan menurut penggunaan dana, sedangkan

Pembiayaan diuraikan menurut penerimaan dan pengeluaran daerah.

Pendapatan, belanja dan pembiayaan program dan kegiatan

Pemerintah Kabupaten Barru Tahun 2017 yang tertuang dalam APBD

Pemerintah Kabupaten Barru tahun 2017, dapat digambarkan sebagai

berikut: :

1. Pendapatan daerah dengan target anggaran sebesar Rp.

927.167.733.910,- telah terealisasi sebesar Rp. 1.015.802.641.049,- atau

sebesar 109,56 %.

2. Belanja daerah dengan target anggaran sebesar Rp.

1.003.688.629.056,68 telah terealisasi sebesar Rp. 916.602.651.294,09

sebesar 91,32 %.

3. Pembiayaan daerah dengan target anggaran sebesar Rp.

166.796.874.155,71 telah terealisasi sebesar Rp. 166.841.703.887,72

atau sebesar 100,03 %.

Rincian realisasi anggaran Pemerintah Kabupaten Barru tahun 2017

diuraikan sebagaimana pada tabel berikut :

81

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

Tabel 3.23

Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Barru Tahun 2017

NOMOR URUT

URAIAN JUMLAH (Rp)

(%)

BERTAMBAH / (BERKURANG)

ANGGARAN REALISASI (Rp)

4 PENDAPATAN - LRA 927,167,733,910.00 1,015,802,641,049.70 109.56 (88,634,907,139.70)

4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH – LRA

115,531,919,805.00 130,717,794,632.70 113.14 (15,185,874,827.70)

4.1.1 Pendapatan Pajak Daerah – LRA

19,075,000,000.00 22,134,246,767.00 116.04 (3,059,246,767.00)

4.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah – LRA

6,684,986,550.00 6,258,478,661.00 93.62 426,507,889.00

4.1.3

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan -

LRA

10,000,000,000.00 9,637,356,566.93 96.37 362,643,433.07

4.1.4

Lain-Lain Pendapatan

Asli Daerah yang Sah - LRA

79,771,933,255.00 92,687,712,637.77 116.19 (12,915,779,382.77)

4.2 PENDAPATAN

TRANSFER – LRA 810,775,814,105.00 883,579,073,403.00 108.98 (72,803,259,298.00)

4.2.1 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - LRA

735,507,053,000.00 804,111,869,363.00 109.33 (68,604,816,363.00)

4.2.1.1 Bagi Hasil Pajak - LRA

13,104,269,000.00 11,631,882,479.00 88.76 1,472,386,521.00

4.2.1.2 Bagi Hasil Bukan Pajak – LRA

5,348,542,000.00 3,531,062,840.00 66.02 1,817,479,160.00

4.2.1.3 Dana Alokasi Umum (DAU) – LRA

510,227,516,000.00 510,227,516,000.00 100.00 -

4.2.1.4 Dana Alokasi Khusus

(DAK) - LRA 206,826,726,000.00 278,721,408,044.00 134.76 (71,894,682,044.00)

4.2.2

Pendapatan Transfer

Pemerintah Pusat Lainnya - LRA

34,627,514,000.00 34,627,513,000.00 100.00 1,000.00

4.2.2.3 Dana Penyesuaian -

LRA 34,627,514,000.00 34,627,513,000.00 100.00 1,000.00

4.2.3

Pendapatan Transfer

Pemerintah Daerah Lainnya - LRA

34,504,664,705.00 38,224,415,840.00 110.78 (3,719,751,135.00)

4.2.3.1 Pendapatan Bagi

Hasil Pajak - LRA 34,504,664,705.00 38,224,415,840.00 110.78 (3,719,751,135.00)

4.2.4 Bantuan Keuangan -

LRA 6,136,582,400.00 6,615,275,200.00 107.80 (478,692,800.00)

4.2.4.1

Bantuan Keuangan dari Pemerintah

Daerah Provinsi Lainnya - LRA

6,136,582,400.00 6,615,275,200.00 107.80 (478,692,800.00)

4.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

860,000,000.00 1,505,773,014.00 175.09 (645,773,014.00)

4.3.1 Pendapatan Hibah 0 0 0.00 -

4.3.3 Pendapatan Lainnya 860,000,000.00 1,505,773,014.00 175.09 (645,773,014.00)

5 BELANJA 1,003,688,629,056.68 916,602,651,294.09 91.32 87,085,977,762.59

5.1 BELANJA OPERASI 619,760,414,091.68 571,134,568,170.99 92.15 48,625,845,920.69

5.1.1 Belanja Pegawai 373,871,989,099.70 351,193,860,768.00 93.93 22,678,128,331.70

5.1.2 Belanja Barang dan Jasa

220,783,887,638.00 199,667,103,545.00 90.44 21,116,784,093.00

5.1.3 Belanja Bunga 5,191,298,035.98 3,265,149,091.99 62.90 1,926,148,943.99

5.1.4 Belanja Subsidi 3,782,688,000.00 2,918,016,000.00 77.14 864,672,000.00

5.1.5 Belanja Hibah 16,108,106,950.00 14,090,438,766.00 87.47 2,017,668,184.00

5.1.6 Belanja Bantuan Sosial

22,444,368.00 0 0.00 22,444,368.00

5.2 BELANJA MODAL 381,928,214,965.00 345,318,660,468.10 90.41 36,609,554,496.90

5.2.1 Belanja Modal Tanah 2,300,000,000.00 225,000,000.00 9.78 2,075,000,000.00

5.2.2 Belanja Modal

Peralatan dan Mesin 57,937,965,136.00 53,129,843,647.10 91.70 4,808,121,488.90

82

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

5.2.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

62,839,145,470.00 54,990,933,836.00 87.51 7,848,211,634.00

5.2.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

249,874,941,614.00 229,147,104,635.00 91.70 20,727,836,979.00

5.2.5 Belanja Modal Aser Tetap Lainnya

8,976,162,745.00 7,825,778,350.00 87.18 1,150,384,395.00

5.3 BELANJA TAK TERDUGA

2,000,000,000.00 149,422,655.00 7.47 1,850,577,345.00

5.3.1 Belanja Tak Terduga 2,000,000,000.00 149,422,655.00 7.47 1,850,577,345.00

6 TRANSFER 90,275,979,009.03 90,275,979,009.00 100.00 0.03

6.2 TRANSFER BANTUAN KEUANGAN

90,275,979,009.03 90,275,979,009.00 100.00 0.03

6.2.2 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa

89,798,423,377.03 89,798,423,377.00 100.00 0.03

6.2.3 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya

477,555,632.00 477,555,632.00 100.00 -

SURPLUS / (DEFISIT)

(166,796,874,155.71) 8,924,010,746.61 -5.35 (175,720,884,902.32)

7 PEMBIAYAAN -

7.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN

171,849,905,419.98 171,894,762,151.98 100.03 (44,856,732.00)

7.1.1 Penggunaan SILPA 171,849,905,419.98 171,858,014,411.98 100.00 (8,108,992.00)

7.1.5 Penerimaan Kembali Piutang

0 36,747,740.00 0.00 (36,747,740.00)

7.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN

5,053,031,264.27 5,053,031,264.26 100.00 0.01

7.2.2 Penyertaan Modal / Investasi Pemerintah Daerah

2,000,000,000.00 2,000,000,000.00 100.00 -

7.2.3 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam

Negeri

3,053,031,264.27 3,053,031,264.26 100.00 0.01

7.2.9 Pembayaran Konstruksi dalam

Pengerjaan

0 0 -

PEMBIAYAAN

NETTO 166,796,874,155.71 166,841,730,887.72 100.03 (44,856,732.01)

SISA LEBIH PEMBIAYAAN

ANGGARAN TAHUN BERKENAAN

- 175,765,741,634.33 0.00 (175,765,741,634.33)

C. Daftar Penghargaan

Perhargaan yang diraih pada Tahun 2017 adalah sebanyak 26

penghargaan, sebagaimana diuraikan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.24

Daftar Penghargaan Yang Diraih Pada Tahun 2017

NO NAMA / JENIS PENGHARGAAN

1 Piagam Penghargaan Gerakan Nasional PAUD Tingkat Nasional Tahun 2017

2 Piagam Penghargaan Program Penjaminan Mutu Pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan

3 Sertifikat Wahana Tata Nugraha Keberhasilan mengikuti Penilaian Kinerja Penyelenggaraan Sistem Transportasi Perkotaan Tahun 2016

4 Sertifikat Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Puskesmas Mangkoso

5 Sertifikat Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Puskesmas Padongko

83

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

6 Piagam Penghargaan ANRI AWARD Tahun 2017 sebagai Juara Harapan I dalam Pemilihan Lembaga Kearsipan Daerah Kabupaten/Kota Terbaik Nasional Tahun 2017

7 Sertifikat Akreditasi Fasilitasi Kesehatan Tingkat Pertama Puskesmas Pekkae

8 Piagam Penghargaan sebagai ucapan Terima Kasih Kepada PUSKESMAS RALLA KABUPATEN BARRU atas Kontribusi dan Dukungan dalam RISET KETENAGAAN di BIDANG KESEHATAN 2017

9 Piagam Penghargaan Dinas Pendidikan Kabupaten Kota Barru atas Komitmennya dalam upaya peningkatan kompotensi Guru yang diwujudkan dalam pengangguran melalui APBD Tahun Anggaran 2016 dan 2017

10 Tanda Penghargaan SWASTI SABA WIWERDA atas keberhasilan dalam menyelenggarakan Kabupaten / Kota sehat Tahun 2017

11 Penghargaan atas Keberhasilan Menyusun dan Menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2016 dengan Capaian Standar Tertinggi

12 Piagam Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2016

13 Piagam Penghargaan Lembaga Prestasi Indonesia – Dunia atas Prestasi Penyelenggaraan Rekor Gerakan Penebaran Benih Ikan Serentak pada 1000 Titik Se-Sulawesi Selatan

14 Anugerah THE BEST KATEGORI UMUM pada ajang Fashion Carnaval Silk Of South Sulawesi Selatan Tahun 2017

15 Penganugerahan Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2017 sebagai Peringkat V Kategori Pemerintah Kabupaten/Kota

16 Piagam Penghargaan atas segala upaya dan sumbangsihnya Mewujudkan Sulawesi Selatan Lebih Maju, Mandiri dan Modern Menuju Sulawesi Selatan yang gemilang

17 Penghargaan sebagai Narasumber pada Seminar Regional Pembangunan Kepemudaan

18 Penghargaan atas Kerjasama dan Kemitraan yang terjalin

19 Piagam Penghargaan Kepada Bupati Barru telah menjamin Rakyatnya Sehat dan Sejahtera melalui Integrasi Jamkesda dalam Program JKN – KIS

20 Piagam Penghargaan sebagai Tokoh Pendorong Kemajuan 2017 Kategori Kepala Daerah

21 Piagam Penghargaan sebagai District Survaeilance Officer (DSO) Terbaik Ketiga Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017

22 Piagam Penghargaan Kepada Herlina, S.Pd., M.Pd atas Prestasinya sebagai Juara III Catur (Pi)

23 Piagam Penghargaan Kepada NUR AMALIA, S.S., M.Pd atas Prestasinya sebagai Juara II Pengucap Ikrar Guru (Pi)

24 Piagam Penghargaan Kepada ABD. ZAKARIAH, S.Pd., M.Pd atas Prestasinya sebagai Juara III Lomba Kreatifitas Guru Tingkat SLTP

25 Piagam Penghargaan Kepada NASDIR RAFLI, S.Pd., M.Pd atas Prestasinya sebagai Juara III Tari Tunggal Nusantara

26 Piagam Penghargaan kepada HJ. SATRIANI, S.Pdi atas Prestasinya sebagai Juara I Qariah

Sumber Data : Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah

84

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

BAB IV

PENUTUP

Perwujudan penyelenggaraan Good Governance (tata kelola

Pemerintahan yang baik, transparan dan akuntabel) merupakan prasyarat

dari setiap pemerintahan untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara.

Untuk itu diperlukan penerapan system pertanggungjawaban yang tepat,

jelas dan terukur sehuingga penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna,

bersih dan bertanggung jawab.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru

disusun sebagai pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian misi dan tujuan

instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan good governance.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat

pencapaian sasaran maupun tujuan instansi pemerintah sebagai jabaran dari

visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan

program dan kebijakan yang ditetapkan. Sejalan dengan itu, Pemerintah

Kabupaten Barru telah berakuntabilitas sebagaimana diamanahkan Instruksi

Presiden No 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, yang penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja.

Pemerintah Kabupaten Barru secara umum telah berhasil mencapai

target kinerja sasaran dengan tingkat capaian kinerja sasaran secara

keseluruhan adalah sebesar 110,66% dengan predikat sangat berhasil, yang

dihitung berdasarkan persentase rata-rata capaian kinerja indikator sasaran.

Capaian kinerja ini merupakan hasil kerja keras seluruh aparat Pemerintah

Kabupaten Barru serta pihak terkait lainnya dalam rangka mewujudkan visi

pembangunan jangka menengah Kabupaten Barru yaitu :

“Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera,

Taat Azas, dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran secara umum telah

dapat dicapai dengan baik. Dari hasil pengukuran kinerja terhadap 22

sasaran, disimpulkan bahwa 20 indikator sasaran tercapai dengan predikat

85

LKIP Kabupaten Barru Tahun 2017

“Sangat Baik”, 1 (satu) sasaran mendapat predikat “Baik” dan terdapat 1

(satu) sasaran mendapat predikat “Cukup Baik”.

Untuk meningkatkan capaian kinerja di masa mendatang Pemerintah

Kabupaten Barru telah menetapkan beberapa strategi, antara lain dengan

penyempurnaan implementasi anggaran berbasis kinerja, meningkatkan

kualitas perencanaan kegiatan, peningkatan profesionalisme aparatur dan

peningkatan pelaksanaan monitoring dan evaluasi juga akan menjadi langkah

yang efektif untuk mencapai target yang lebih baik.

Barru, Maret 2018

Plt. BUPATI BARRU,

SUARDI SALEH

KABUPATEN : BARRUPROVINSI : SULAWESI SELATAN

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan TargetMisi 1: Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Pembangunan untuk Kesejahteraan MasyarakatMeningkatkan kesejahteraan ekonomi

Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi Persen 7,03

Misi 2 : Meningkatkan Kecerdasan dan Profesionalisme Sumber Daya ManusiaMeningkatkan kualitas SDM

Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan

Rata-rata lama sekolah/ angka harapan sekolah

Tahun 7,37

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Angka harapan hidup Tahun 67,83

Meningkatnya penyerapan tenagakerja

Persentase tingkat pengangguran terbuka

Persen 7,21

Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kerentanan untuk miskin dan menurunnya jumlah serta jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

Persentase Penduduk Miskin Persen 8,82

Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang tertangani

Persen 31,07

Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat yang religius

Rasio tempat ibadah terhadap pemeluk agama

Rasio 1 : 655

Meningkatnya daya saing daerah

Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ekonomi

Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam kondisi baik

Persen 70,89

Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terpadu

Penegakan hukum lingkungan

Persen 100,00

Persentase penanganan sampah di wilayah perkotaan

Persen 26,00

Berkembangnya kawasan strategis kabupaten

Persentase kawasan yang dikembangkan

Persen 73,68

Kawasan 13 Kawasanterciptanya sistem inovasi daerah (SIDA) yang dapat mendukung pengembangan daya saing

Persentase SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA)

Persen 25,00%

Meningkatnya kerjasama antar wilayah.

Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah/ lembaga

Pertumbuhan nilai investasi dan jumlah kerjasama:

- Nilai Investasi (Rp) Rupiah 1,374,863,942,780.00- Jumlah Kerjasama antar daerah /lembaga

Kerjasama 12

Misi 3 : Mengembangkan Interkoneksitas Sinergis Antar Wilayah di Tingkat Nasional, Regional dan Internasional

RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT KABUPATENTAHUN ANGGARAN 2017

Misi 4 : Menciptakan Lingkungan yang KondusifTerpeliharanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersamaan antar berbagai unsur dalam tatanan daerah

Meningkatnya peran serta masyarakat desa /kelurahan dalam pemberdayaan pembangunan

Persentase desa swasembada/

Persen 20,00

Indeks desa membangun Nilai IDM 0.65Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di lingkungan masyarakat.

Meningkatnya kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan masyarakat

Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)

Persen 100,00

Meningkatnya penanganan bencana

Persentase bencana yang tertangani

Persen 100,00

Misi 5 : Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance )Terwujudnya nilai dan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja dalam tatanan pemerintahan

Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan

Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian

Persen 25,00

Terwujudnya pelayanan umum yang efektif dan efisien serta memuaskan masyarakat.

Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik

Akuntabilitas kinerja keuangan dan pemerintahan:

- Akuntabilitas Keuangan Opini Audit WTP- Akuntabilitas Kinerja Predikat AKIP CC

Meningkatnya kualitas fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan DPRD

Persentase perda yang ditetapkan

Persen 100,00

Barru, Maret 2018BUPATI BARRU,

SUARDI SALEH

KABUPATEN : BARRUPROVINSI : SULAWESI SELATAN

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan Target Realisasi Persen (%)

Misi 1: Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan untuk kesejahteraan masyarakatMeningkatkan kesejahteraan ekonomi

Meningkatnya kualitas pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi Persen 7.03 6.78 96.44

Misi 2 : Meningkatkan kecerdasan dan profesionalisme sdmMeningkatkan kualitas SDM

Meningkatnya kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan

Rata-rata lama sekolah/angka harapan sekolah

Tahun 7.37 7.61 103.26

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Angka harapan hidup Tahun 67.83 68.18 100.52

Meningkatnya penyerapan tenagakerja

Persentase tingkat pengangguran terbuka

Persen 7.21 5.60 122.33

Berkurangnya jumlah penduduk miskin, kerentanan untuk miskin dan menurunnya jumlah serta jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

Persentase Penduduk Miskin

Persen 8.82 9.45 92.86

Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang tertangani

Persen 31.07 33.67 108.37

Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat yang religius

Rasio tempat ibadah terhadap pemeluk agama

Rasio 1 : 655 1 : 647 98.88

Misi 3 : Mengembangkan interkoneksitas sinergis antar wilayah di tingkat nasional, regional dan internasionalMeningkatnya daya saing daerah

Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur ekonomi

Jalan dan Jembatan Kabupaten dalam kondisi baik

Persen 70.89 70.51 99.46

Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terpadu

Penegakan hukum lingkungan

Persen 100 100 100.00

Persentase penanganan sampah di wilayah perkotaan

Persen 26 26 100.00

Berkembangnya kawasan strategis kabupaten

Persentase kawasan yang dikembangkan

Persen 73.68 73.68 100.00

Kawasan 14 14 100terciptanya sistem inovasi daerah (SIDA) yang dapat mendukung pengembangan daya saing

Persentase SKPD yang menerapkan sistem inovasi daerah (SIDA)

Persen 25 41 164.00

PENGUKURAN KINERJA TINGKAT KABUPATENTAHUN ANGGARAN 2017

Meningkatnya kerjasama antar wilayah.

Berkembangnya penanaman modal dalam negeri dan asing serta jaringan kerjasama antar daerah/ lembaga

Pertumbuhan nilai investasi dan jumlah kerjasama:

- Nilai Investasi (Rp) Rupiah 1,374,863,942,780 541,582,143,139 39.39- Jumlah Kerjasama antar daerah /lembaga

Kerjasama 12 29 241.67

Misi 4 : Menciptakan lingkungan yang kondusifTerpeliharanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersamaan antar berbagai unsur dalam tatanan daerah

Meningkatnya peran serta masyarakat desa /kelurahan dalam pemberdayaan pembangunan

Persentase desa swasembada/

Persen 20 27.5 137.5

Indeks desa membangun

Nilai IDM 0.65 0.61 93.85

Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di lingkungan masyarakat.

Meningkatnya kesadaran, ketertiban, disiplin dan perlindungan masyarakat

Persentase penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)

Persen 100 100 100

Meningkatnya penanganan bencana

Persentase bencana yang tertangani

Persen 100 100 100

Misi 5 : Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance )Terwujudnya nilai dan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja dalam tatanan pemerintahan

Meningkatnya kualitas penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam etos dan budaya kerja pada tatanan pemerintahan

Persentase SKPD yang melakukan pelaporan kinerja harian

Persen 25 14 56

Terwujudnya pelayanan umum yang efektif dan efisien serta memuaskan masyarakat.

Terwujudnya manajemen pemerintahan yang baik

Akuntabilitas kinerja keuangan dan pemerintahan:

- Akuntabilitas Keuangan

Opini Audit WTP WTP 100

- Akuntabilitas Kinerja Predikat AKIP

CC CC 100

Meningkatnya kualitas fungsi legislasi, penganggaran dan pengawasan DPRD

Persentase perda yang ditetapkan

Persen 100 80 80

Barru, Maret 2018BUPATI BARRU,

SUARDI SALEH