DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan!...

25
KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 20141 Kem u d i TOKOH KONSULTASI HUKUM JELAJAH DAPUR Maret - April 2014 Organisasi Dagang Dunia (WTO) dan Perdagangan Bebas Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Seruit, Makanan Asli Lampung Perdagangan Ikan DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA PROTEIN IKAN

Transcript of DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan!...

Page 1: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 20141 Ke

mud

i

TOKOH

KONSULTASI HUKUM

JELAJAH

DAPUR

Maret - April 2014

Organisasi Dagang Dunia (WTO) dan Perdagangan Bebas

Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan

Jelajah Perikanan Benua Eropa

Seruit, Makanan Asli Lampung

Perdagangan Ikan

DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA PROTEIN IKAN

Page 2: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

Maret - April 2014

J Perdagangan IkanMata dunia kembali melihat pentingnya ikan sebagai sumber pangan masyarakat global. Hal ini kembali ditegaskan di dalam perundingan PBB yang dilaksanakan oleh Komite Perikanan FAO Sub-Komisi tentang Perdagangan Ikan sejak tanggal 24-28 Februari 2014 di Bergen, Norwegia. Dalam pertemuan tersebut, KIARA turut serta sebagai Delegasi Pemerintah Republik Indonesia.

Dengan populasi dunia yang terus bertambah, permintaan atas ikan dan produk olahannya diperkirakan meningkat bersamaan dengan meningkatnya volume konsumsi ikan per kapita warganya hingga sebesar 19,2 kilogram per tahun sejak 2001-2010. Sebelumnya hanya rata-rata 17,3 kilogram dan 18,9 kilogram (FAO, 2014).

Selaras dengan fakta di atas, jumlah pekerja di sektor perikanan (tangkap dan budidaya) juga berkembang drastis. Sedikitnya 56 juta orang secara langsung terlibat di dalam aktivitas perikanan, di mana di dalamnya termasuk perempuan nelayan yang memainkan peranan penting dalam pengolahan dan pemasaran hasil tangkapan ikan. Jika dihitung, sebanyak 660 sampai dengan 880 juta orang atau 12 persen dari jumlah populasi dunia bergelut dan atau bergantung di sektor ini.

Tak mengherankan jika ikan adalah salah satu produk utama dunia yang diperdagangkan dengan total 40 persen di pasaran internasional. Setiap tahunnya, diperoleh nilai ekspor sebesar lebih dari USD 135 miliar. Dalam pada itu, perdagangan ikan dan produk olahannya menjadi sumber pendapatan penting bagi beberapa negara, khususnya negara-negara berkembang, dengan nilai kontribusi senilai lebih dari 50 persen dari segi nilai dan 60 persen dilihat dari kuantitas ikan dan produk olahan yang diekspor. Di mana posisi Indonesia?

Melalui KABAR BAHARI edisi kedelapan ini, laporan khusus perundingan PBB yang dilaksanakan oleh Komite Perikanan FAO Sub-Komisi tentang Perdagangan Ikan pada tanggal 24-28 Februari 2014 di Bergen, Norwegia, menjadi sajian utama. Tak hanya itu, pengelolaan sumber daya perikanan di Norwegia dan Swedia juga menjadi hidangan yang tak boleh dilewatkan. Semoga memberi manfaat.

KABAR BAHARI adalah Buletin dua bulanan terbitan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) yang mengangkat dinamika isu kenelayanan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

DEWAN REDAKSI

Pemimpin Redaksi: Abdul Halim Redaktur Pelaksana: Selamet DaroyniSidang Redaksi: Susan HerawatiAhmad Marthin HadiwinataSusi OktapianaDesain Grafis:DodoFoto Sampul:Dokumentasi KIARA

Alamat Redaksi:Jl Manggis Blok B Nomor 4 Perumahan Kalibata Indah Jakarta 12750 Telp./Faks: +62 21 799 3528 Email: [email protected]

CatatanREDAKSI

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.13/MEN/2012 tentang Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan

Abdul Latif:Pelestari dan Pengolah Mangrove di Pesisir Indramayu

Seruit, Makanan Asli Lampung

Marie Hilloy SolheimDelegasi Norwegia: Indonesia Negeri yang IndahGreg SchneiderDelegasi Amerika Serikat:(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan!

Masnuah:Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan

Jelajah Perikanan Benua Eropa

Sara Tynnerson:Aktif Kampanye Lingkungan dan Perlindungan Nelayan

Organisasi Dagang Dunia (WTO) dan Perdagangan Bebas

4

11

23

27

32

35

39

45

42

43

DAF TAR ISI

Kebijakan

Kemudi

Setara

Jelajah

Nama dan Peristiwa

Konsultasi Hukum

Tokoh

Dapur

Pernak Pernik

Perdagangan Ikan

DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA PROTEIN IKAN

Page 3: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

Kemudi

ENAMBELAS jam perjalanan dari Tanah Air ke Bergen, Norwegia, pada tanggal 24 Februari 2014 dilalui dengan kesan

yang menarik tentang negeri yang berada di Semenanjung Eropa dan pernah mengalami Zaman Kegelapan sebelum menemui Renaissans itu.

Perdagangan Ikan

Dunia Akui Peran Nelayan dan Strategisnya Protein Ikan

Kota yang dibangun pada abad ke-11 (berdiri tahun 1070) ini menyimpan sejarah panjang di sektor perikanan. Tak salah jika Pemerintah Norwegia memilih kota ini sebagai lokasi perundingan.

Tepat tanggal 25 Februari 2014, seluruh delegasi bangsa-bangsa yang hadir menyatakan bahwa sumber daya perikanan, baik dari perikanan tangkap maupun budidaya, memiliki peranan yang sangat besar sebagai sumber pangan, kontributor pertumbuhan ekonomi, serta lahan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat.

Pernyataan di atas disepakati oleh sedikitnya 59 negara anggota FAO, 1 negara asosiasi anggota, dan 15

LSM internasional, serta Bank Dunia yang hadiri pertemuan PBB dan diselenggarakan oleh Komisi Perikanan FAO XIV mengenai Perdagangan Ikan di Bergen, Norwegia, pada tanggal 24-28 Februari 2014. Di dalam pertemuan ke-14 ini, terdapat 17 agenda yang disepakati untuk dibahas dan disajikan dalam dokumen setebal 86 halaman, di antaranya perdagangan ikan dan nutrisi manusia, sertifikasi di sektor perikanan, pelaku perikanan skala kecil dan kontribusinya terhadap kehidupan berkelanjutan, CITES (Konvensi Perdagangan Internasional Tumbuhan dan Satwa Liar Spesies Terancam), dan pelaksanaan Pasal 11 Kode Etik Perikanan Berkelanjutan (CCRF). Untuk memperoleh dokumen perundingan

Bryggen adalah kota tua pesisir di Kotamadya Hordaland yang terletak di Pantai Barat Norwegia. Tercatat sebanyak 273.600 penduduk mendiami kota yang nyaman ini per tanggal 7 Juni 2014. Sementara Kabupaten

Bergen memiliki populasi sebesar 405.400 orang dan membuatnya menjadi kota terbesar kedua di Norwegia dengan luas wilayah 465,6 kilometer persegi.

Page 4: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 20147 6KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

tersebut, dapat diakses melalui tautan ini: http://www.fao.org/fishery/about/cofi/trade/en.

Delegasi Indonesia diwakili oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), khususnya dari Puskita (Pusat Kerjasama Internasional dan Antarlembaga), Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dan Direktorat Jenderal P2HP (Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan). Dalam pertemuan lima hari tersebut, Abdul Halim selaku Sekretaris Jenderal KIARA turut hadir atas undangan Kepala Puskita Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai bagian dari delegasi Republik Indonesia.

Pada perkembangannya, tema perdagangan ikan yang didiskusikan kaya akan fakta dan data yang disampaikan oleh masing-masing delegasi bangsa-bangsa di dunia. Sebagai contoh topik perdagangan ikan dan nutrisi manusia. Dalam topik ini, fakta seputar meningkatnya konsumsi ikan di Amerika Tengah hingga 20 kg/kapita diikuti dengan desakan untuk melakukan kajian mengenai komposisi nutrisi ikan

Tabel 1. Daftar Tanggapan Delegasi mengenai Perkembangan Terkini Perdagangan Ikan Dunia

No Asal Negara Pernyataan1 Uni Eropa 1. Pentingnya informasi mengenai produk-produk

perikanan bagi konsumen;

2. Uni Eropa juga telah bekerjasama dengan negara-negara Asia Tenggara melalui ASEAN Free Trade on Fisheries;

3. Untuk memastikan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, dibutuhkan kerangka kelembagaan dan kebijakan; dan

4. Subsidi di sektor perikanan harus dibedakan agar perdagangan ikan tidak terganggu.

2 Norwegia Analisis data perdagangan ikan menjadi sarana yang sangat bermanfaat bagi negara-negara anggota FAO sehingga penting untuk diperbarui terus-menerus.

3 Islandia Sengketa antarnegara pantai memberikan pengaruh terhadap ketersediaan sumber daya ikan. Hal ini penting untuk diselesaikan.

4 Argentina Penting bagi FAO untuk memperhatikan paragraf 42 berkenaan dengan Hambatan Teknis Perdagangan (Technical Barriers to Trade/TBTs) agar negara-negara anggotanya tidak dirugikan.

Pelayanan subsidi di negara-negara berkembang harus memperhatikan asas keadilan perdagangan (fair trade).

5 Amerika Serikat

1. Menyepakati intervensi Islandia berkenaan dengan sengketa negara-negara pantai.

2. Pentingnya FAO memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai faktor budaya dan sosial-ekonomi berkaitan dengan pertumbuhan konsumsi ikan dan ketersediaannya sebagaimana disebut pada paragraf 9.

3. FAO harus memberikan penjelasan lebih lanjut berkenaan dengan instabilitas ekonomi dan tren perdagangan ikan sebagaimana disebut pada paragraf 13.

4. Pentingnya kerjasama antara OECD (Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan) dan FAO terkait perdagangan ikan.

bagi manusia. Terlebih di tengah meningginya produksi perikanan budidaya: dari 62,7 juta ton (2011) menjadi 66,7 juta ton (2012) dan 70 juta ton di tahun 2013.

Di akhir perundingan terkait topik perdagangan ikan dan nutrisi manusia, tercatat tujuh (7) poin utama yang disepakati: pertama, dibutuhkan kerjasama antarbangsa melalui FAO untuk menggencarkan kampanye konsumsi ikan; kedua, mempromosikan spesies dan habitat lokal; (3) perlunya kajian atas komposisi nutrisi sumber daya perikanan, mencakup rumput laut dan tanaman yang tumbuh di wilayah pesisir; (4) keamanan pangan dan racun ikan; (5) pakan ikan dari budidaya sebagai alternatif; (6) berkurangnya hasil panen yang harus dikurangi; dan (7) pentingnya pengaturan tangkapan ikan agar populasi tidak melebihi ambang batas.

Topik menarik lainnya yang didiskusikan adalah perkembangan terbaru seputar perdagangan ikan. Bahasan ini mengundang respons delegasi yang hadir (lihat Tabel 1).

3%

1980 2009

450400350300250200150100500

Fish28%

Fish31% Farm-raised fish

Wild caught fish

Mutton & Goat Meat

Poultry Meat

Pork

BeefMeat72%

Meat69%

25%

14%

17%

Global Consumption of Fish and Meat: 1980,2009Fi

sh &

Mea

t Con

sum

ptio

n (m

illio

n to

ns)

Source: FAOSTAT, FishStat

Page 5: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 20149 8KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

No Asal Negara Pernyataan6 Selandia Baru Relasi antara ketahanan pangan dan perdagangan ikan

menimbulkan ketidaksetaraan. Oleh karena itu, kesetaraan dalam pengelolaan perikanan antara negara maju dan negara berkembang harus ditingkatkan. Karena di dalamnya menyangkut produsen dan konsumen.

7 Brasil Mendukung intervensi yang disampaikan oleh delegasi Argentina mengenai TBTs.

8 Tiongkok 1. FAO harus memfokuskan diri pada masyarakat yang bekerja di sektor perikanan. Dalam konteks ini, hak pekerja harus dipenuhi dan diselesaikan.

2. Biaya produksi di sektor perikanan meningkat mengingat kewajiban pemenuhan hak-hak pekerja.

9 Kenya 1. Meningkatkan konsumsi ikan di beberapa negara berimbas terhadap meningkatnya harga ikan.

2. Dalam konteks perdagangan ikan, isu mengenai subsidi penting untuk dibicarakan mengingat mayoritas pelaku perikanan dunia didominasi oleh skala kecil.

10 Uruguay Pengembangan standar sertifikasi privat di antaranya yang didukung oleh LSM tidak disertai dengan dasar ilmiah.

11 Kanada 1. Pertumbuhan yang tinggi di sektor perikanan budidaya mengandaikan pentingnya asistensi bagi negara-negara berkembang agar memenuhi standar internasional, seperti WTO.

2. Terkait hambatan non-tarif (non-tariff barriers), FAO harus bekerjasama dengan Bank Dunia dan OECD (Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan).

12 Tanzania 1. Keterbukaan dalam perdagangan ikan menjadi faktor penting bagi tercapainya keadilan bagi konsumen dan produsen.

2. Perdagangan ikan hias ternyata memberikan penghasilan yang cukup besar.

3. Pada paragraf 36, disebutkan rantai nilai dan keadilan bagi pelaku perikanan skala kecil. Hal ini harus dijadikan sebagai fokus kerja-kerja FAO ke depan.

4. FAO juga harus menyajikan data dan analisis bahan kimia yang digunakan di sektor perikanan.

No Asal Negara Pernyataan13 Jepang Isu subsidi di sektor perikanan sudah dibicarakan dalam

mekanisme WTO sehingga pembahasan isu tersebut harus dalam kerangka itu.

14 Jerman Menyepakati intervensi Selandia Baru berkaitan dengan keadilan dalam perdagangan ikan.

15 Indonesia Menyangkut perdagangan ikan, terdapat banyak isu yang relevan dengan perdagangan ikan, di antaranya peran pelaku perikanan skala kecil di dalam produksi dan perdagangan ikan. Hal lainnya penting untuk dikaji lebih dalam sebagaimana disebut di dalam paragraf 38.

16 Paraguay Transfer teknologi amat penting bagi negara-negara berkembang. Dalam hal ini, Paraguay mendapatkan transfer teknologi dari Brasil dan Argentina.

17 Thailand Peningkatan kapasitas bagi pelaku perikanan skala kecil di negara-negara berkembang menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, meliputi produksi dan pengolahan. Hal ini menjadi potret berjaraknya pembangunan di negara maju dan berkembang.

18 India Kontribusi dan partisipasi pelaku perikanan skala kecil memerlukan peningkatan kapasitas, khususnya perempuan nelayan.

19 Bangladesh Persoalan di sektor perikanan budidaya, khususnya udang, adalah penyakit atau sering kali disebut shrimp disease. Masalah ini harus dipertimbangkan bagaimana penyelesaiannya untuk mengurangi penurunan produksi komoditas ekspor dunia ini.

20 Mozambik 1. Penyakit white spot di pertambakan udang membutuhkan bantuan teknologi untuk mengatasinya.

2. Penerapan klausul non-tariff barriers yang mengharuskan penyebutan asal produk perikanan mendorng ekspor udang secara besar-besaran ke Eropa. Hal ini berdampak terhadap ekonomi Mozambik.

21 OSPESCA 1. Peningkatan konsumsi ikan harus diarahkan dengan mengonsumsi ikan lokal.

2. FAO harus memfasilitasi setiap anggotanya dalam melakukan aktivitas perdagangan ikan, karena masing-masing negara memiliki sistem perdagangan yang berbeda-beda.

Sumber: Pusat Data dan Informasi KIARA, dirangkum dari proses perundingan topik perkembangan terbaru perdagangan ikan di Bergen, 25 Februari 2014

Page 6: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

10KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

Berbagai respons yang disampaikan oleh para delegasi, setidaknya menekankan hal-hal penting sebagai berikut: pertama, perdebatan mengenai subsidi perikanan sebagaimana terjadi di WTO bagi sebagian negara harus dibicarakan, termasuk di dalamnya jenis-jenis subsidi yang bisa diberikan. Sebaliknya bagi negara-negara berkembang subsidi diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dan produksi dalam perdagangan ikan. Kedua, pentingnya berbagi informasi guna mengawasi dan menganalisa perdagangan ikan internasional dan perkembangan pasokan, permintaan, harga dan konsumsi. Ketiga, seluruh delegasi yang hadir menyatakan bahwa negara-negara berkembang memiliki peranan yang krusial dalam produksi dan perdagangan ikan dan produk-produk perikanan. Oleh karena itu, perlindungan ekosistem pesisir dan laut dari pencemaran amat dibutuhkan melalui kerjasama regional dan internasional, termasuk mengurangi margin dalam rantai nilai perikanan.

Catatan-catatan penting mewarnai tiap topik yang dibahas. Tak terkecuali saat pergantian topik baru, yakni sertifikasi produk-produk perikanan (ecolabelling) dan kontribusi perikanan skala kecil bagi kehidupan berkelanjutan. Terkait sertifikasi, FAO didesak untuk bekerjasama dengan WTO dalam rangka menyiapkan petunjuk teknis mengenai eco-labelling dan dampaknya terhadap perdagangan makanan laut. Hal lain yang menjadi fokus perhatian delegasi Indonesia sebagaimana KIARA sampaikan

dalam pertemuan lima hari itu adalah mendorong masing-masing negara untuk memfasilitasi pelaku perikanan skala kecil agar mampu bersaing secara sehat, bukan melalui jalan liberalisasi: menyerahkan mekanisme perdagangan ikan kepada pasar.

Lebih khusus menyangkut peran pelaku perikanan skala kecil, KIARA secara eksplisit menyampaikan di tengah pembahasan keputusan perundingan bahwa kendala persaingan yang terkadang dihadapi oleh pelaku perikanan skala kecil adalah label aman dikonsumsi dan luputnya kesejahteraan mereka dalam perumusan pelbagai model sertifikasi. Di akhir perundingan, seluruh delegasi negara menyepakati bahwa sertifikasi juga harus menempatkan produsen perikanan skala kecil dalam pengaturannya, ditandai dengan diketoknya palu oleh ketua sidang sebagai wujud lahirnya kesepakatan setebal 8 halaman dari perundingan ke-14 tentang perdagangan ikan. Kesepakatan tersebut dapat diunduh di laman FAO: http://www.fao.org/docrep/015/i2755t/i2755t00.htm.

Indonesia sebagai negara kelautan terbesar di dunia dituntut untuk lebih mengefektifkan pola pengelolaan perikanan nasional guna bersaing dengan produk-produk negara lain. Lebih dari itu, tantangan yang dihadapi saat ini di level nasional adalah bagaimana menyejahterakan pelaku perikanan skala kecil di tengah minimnya keberpihakan pemerintah. Tunggu apalagi!*** (AH)

J Pendahuluan

Sejak 29 Juni 2012, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo menerbitkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.

13 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan (untuk selanjutnya akan disebut “Permen KP No. PER.13/MEN/2012”). Beleid baru ini mangganti dan mencabut peraturan menteri yang lama Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.28/MEN/2009.

Kebijakan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.13/MEN/2012 tentang Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan

1. Pasal 3 Peraturan Menteri No. PER.13/MEN/2012.

Ruang lingkup peraturan ini meliputi sertifikat, kewenangan penerbitan, syarat dan tata cara penerbitan SHTI.1 Permen ini terbagi dalam 6 (enam) bab, yaitu masing-masing Bab I mengenai Ketentuan Umum, Bab II mengenai Sertifikat Hasil Tangkapan

Ikan, Bab III mengenai Kewenangan Penerbitan SHTI, Bab IV mengenai Syarat dan Tata Cara Penerbitan SHTI, Bab V mengenai Pembinaan dan Pelaporan, dan Penutup pada Bab terakhir. Total terdapat 23 pasal.

Page 7: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 201413 12KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

Secara umum Permen KP No. PER.13/MEN/2012 bertujuan untuk meningkatkan penelusuran (traceability) hasil tangkapan ikan oleh kapal penangkap ikan Indonesia dan kapal penangkap ikan asing. Penelusuran tersebut sebagai persyaratan perdagangan hasil perikanan ke Uni Eropa dan untuk mencegah, mengurangi, dan memberantas kegiatan Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing.2 Dalam Pasal 2 pengaturan SHTI secara khusus bertujuan untuk: pertama, memperlancar kegiatan perdagangan hasil perikanan tangkap baik secara langsung maupun tidak langsung dipasarkan ke Uni Eropa. Kedua, membantu upaya nasional dan internasional dalam memberantas (menghindari, melawan dan memerangi) kegiatan IUU Fishing. Ketiga, memastikan penelusuran (traceability) hasil tangkapan ikan pada tahapan penangkapan, pengolahan, pengangkutan dan pemasaran. Keempat, melaksanakan ketentuan konservasi dan pengelolaan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan.

J European Council (EC) Regulation No. 1005/2008

Jika melihat dua peraturan menteri tersebut (Peraturan Menteri KP No. PER.28/MEN/2009 dan No. PER.13/MEN/2012) terdapat konsideran memperhatikan peraturan dari

Dewan Eropa tentang menghapus ilegal, unreported, dan unregulated fishing (IUU Fishing). Dewan Eropa telah mengeluarkan Peraturan No. 1005/2008 tertanggal 29 September 2008 mengenai sistem masyarakat untuk mencegah, mengurangi dan menghapus perikanan illegal, tidak dilaporkan dan tidak diatur.3 Penulis perlu untuk memaparkan secara singkat mengenai kebijakan peraturan masyarakat Eropa dalam memberantas illegal fishing.

Sejak 29 September 2008, Komisi Eropa menerbitkan aturan yang secara tegas melarang masuknya produk perikanan yang berasal kegiatan IUU Fishing. Aturan tersebut, yaitu COUNCIL REGULATION (EC) No. 1005/2008 menetapkan sistem masyarakat untuk mencegah, menghalangi dan menghapus perikanan ilegal, tidak dilaporkan dan tidak diatur (IUU) di Komunitas dan perairan internasional. Efektivitas dari sistem ini akan tergantung pada kebijakan yang diberlakukan oleh negara-negara anggota EU sesuai dengan undang-undang di masyarakat.

Council Regulation (EC) No. 1005/2008 mengatur beberapa hal, yaitu: pertama, Pengaturan mengenai Kapal Penangkap Ikan yang dapat disangka melakukan IUU Fishing. Kedua, pengaturan pelabuhan yang ditetapkan. Ketiga, pengawasan pelabuhan. Keempat, sertifikasi hasil

2. Konsideran Menimbang huruf a.

3. European Council (EC) Regulation No. 1005/2008 of 29 September 2008 establishing a community system to prevent, deter and eliminate illegal, unreported and unregulated fishing.

tangkapan ikan. Kelima, dua daftar Pelaku IUU Fishing: pertama, daftar kapal pelaku IUU Fishing; dan kedua, daftar negara ketiga yang melindungi IUU Fishing. Keenam, Sanksi; dan Ketujuh bantuan timbal balik (mutual assistance).4

J Substansi PengaturanPenulis akan fokus dalam pengaturan pokok dalam Peraturan Menteri No. PER.13/MEN/2012 yang berada di dalam Bab II hingga Bab V.

1. Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan

Dari definisi dalam ketentuan umum, Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (yang selanjutnya disingkat menjadi SHTI) adalah sebagai surat keterangan yang menyatakan bahwa hasil perikanan yang diekspor bukan dari kegiatan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing.5

SHTI digunakan sebagai kelengkapan dokumen ekspor untuk hasil tangkapan ikan di laut.6

SHTI wajib untuk setiap kapal yang melakukan penangkapan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia, baik kapal penangkap ikan Indonesia maupun kapal penangkap ikan asing.7

Terdapat 4 (empat) jenis SHTI, yaitu: (1) SHTI-Lembar Awal; (2) SHTI-Lembar Turunan; (3) SHTI-Lembar Turunan yang Disederhanakan; (4) SHTI-Impor. Untuk penjelasan lihat tabel 1.

2. Kewenangan Penerbitan SHTI

Merujuk kepada Pasal 6, Menteri memberikan kewenangan pelaksanaan SHTI kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap selaku Otoritas Kompeten.8 Yang kemudian Direktur Jenderal selaku Otoritas Kompeten mendelegasikan kepada Otoritas Kompeten Lokal yang terdiri dari: a. Kepala Pelabuhan Perikanan yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian; dan b. Kepala Pelabuhan Perikanan yang merupakan UPT Daerah. Kepala Pelabuhan Perikanan baik UPT Pusat dan Daerah yang berwenang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan Tangkap. Namun apabila Otoritas Kompeten Lokal (Kepala Pelabuhan Perikanan) diatas berhalangan, penerbitan SHTI dapat dilaksanakan oleh Pejabat Alternate dengan dua syarat. Pertama, telah ditetapkan oleh Otoritas Kompeten (Direktur Jenderal Perikanan Tangkap). Kedua, harus memiliki Sertifikat Bimbingan Teknis Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan.9

4. Lihat http://europa.eu/legislation_summaries/maritime_affairs_and_fisheries/fisheries_resources_and_environment/pe0005_en.htm diaksea pada 20 Juni 2014.

5. Pasal 1 angka 1.

6. Pasal 4 ayat (1).

7. Konsideran Menimbang huruf a, Pasal 2 huruf a, Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 4 ayat (3).

8. Menurut Pasal 1 angka 8, Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perikanan Tangkap.

9. Pasal 8.

Page 8: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 201415 14KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

Otoritas Kompeten Lokal (Kepala Pelabuhan Perikanan UPT Kementerian dan UPT Daerah) ditetapkan dengan 5 (lima) kriteria tertentu. Untuk Pelabuhan Perikanan UPT Kementerian dengan syarat: 1) ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor; 2) terdapat UPI; 3) mempunyai sarana komunikasi yang memadai; 4) mempunyai Sumber Daya Manusia yang telah memiliki Sertifikat Bimbingan Teknis Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan; dan 5) terdapat Pengawas Perikanan. Untuk Pelabuhan Perikanan UPT Daerah dengan syarat: 1) lokasinya relatif jauh dari Pelabuhan Perikanan yang merupakan UPT Kementerian; 2) mempunyai sarana komunikasi yang memadai; 3) mempunyai Sumber Daya Manusia yang telah memiliki sertifikat Bimbingan Teknis Sertifikasi Hasil

Tangkapan Ikan; 4) lokasinya relatif dekat dengan UPI/eksportir; dan 5) telah terdapat Pengawas Perikanan.

Dalam melakukan sertifikasi, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap selaku Otoritas Kompeten melakukan koordinasi dengan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dan Direktur Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Masing-masing Direktur Jendral tersebut mempunyai kewenangan masing-masing. Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan mempunyai kewenangan: a. melakukan komunikasi dengan otoritas terkait di luar negeri/otoritas kompeten negara importir/komisi Eropa yang berkaitan dengan SHTI; b. melakukan notifikasi, antara lain: nama, specimen, Otoritas

Tabel 1. Bentuk dan Jenis SHTI

No. Jenis SHTI Penjelasan Kegunaan Keterangan

1. SHTI-Lembar Awalsurat keterangan yang memuat informasi hasil tangkapan ikan yang didaratkan dari kapal penangkap ikan untuk tujuan pencatatan. (Pasal 1 angka 2)

diterbitkan untuk hasil tangkapan ikan yang berasal dari kapal penangkap ikan dengan ukuran di atas 20 (dua puluh) gross tonnage (GT). (Pasal 5 ayat (1))

SHTI bukan merupakan surat jalan. (Pasal 21)

2. SHTI-Lembar Turunan

surat keterangan yang memuat informasi sebagian atau seluruh hasil tangkapan ikan sesuai dengan lembar awal sebagai dokumen yang menyertai hasil perikanan yang dipasarkan ke Uni Eropa. (Pasal 1 angka 3)

3.SHTI-Lembar Turunan Yang Disederhanakan

surat keterangan yang memuat informasi seluruh atau sebagian hasil tangkapan ikan yang didaratkan dari kapal penangkap ikan sebagai dokumen yang menyertai hasil perikanan yang dipasarkan ke Uni Eropa. (Pasal 1 angka 4)

untuk hasil tangkapan ikan yang berasal dari kapal penangkap ikan dengan ukuran sampai dengan 20 (dua puluh) GT. (Pasal 5 ayat (2))

4. SHTI-Impor

surat keterangan yang menyatakan bahwa hasil perikanan yang diekspor ke Uni Eropa menggunakan sebagian atau seluruh bahan baku ikannya berasal dari negara lain yang sudah menotifikasi Catch Certificate ke Uni Eropa. (Pasal 1 angka 5)

terhadap hasil tangkapan ikan di laut dari kapal penangkap ikan asing yang masuk ke Unit Pengolahan Ikan (UPI) untuk diekspor kembali. Pasal 4 ayat (3)

Kompeten dan Otoritas Kompeten Lokal penerbit SHTI dan perubahannya, Pejabat Alternate, dan perubahan SHTI; dan/atau c. menyampaikan informasi berbagai perkembangan, peraturan dan informasi dari otoritas terkait di luar negeri/otoritas kompeten negara importir/komisi Eropa yang berkaitan dengan SHTI. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan mempunyai kewenangan melakukan pengawasan terhadap kapal penangkap ikan dan menyampaikan hasilnya kepada Otoritas Kompeten.

J Syarat dan Tata Cara Penerbitan SHTI

Ketentuan khusus untuk SHTI-Lembar Awal adalah pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan 2 (dua) hal yaitu: a. hasil pengawasan

kapal penangkap ikan; dan b. daftar kapal pada RFMOs bagi kapal yang beroperasi di laut lepas.

Untuk setiap persyaratan sertifikasi SHTI-Lembar Awal, SHTI-Lembar Turunan, SHTI-Lembar Turunan Yang Disederhanakan dan SHTI-Impor tersebut dijelaskan dalam Tabel 2.Syarat dan Tata Cara Penerbitan SHTI

Ketentuan khusus untuk SHTI-Lembar Awal adalah pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan 2 (dua) hal yaitu: a. hasil pengawasan kapal penangkap ikan; dan b. daftar kapal pada RFMOs bagi kapal yang beroperasi di laut lepas.

Untuk setiap persyaratan sertifikasi SHTI-Lembar Awal, SHTI-Lembar Turunan, SHTI-Lembar Turunan Yang Disederhanakan dan SHTI-Impor tersebut dijelaskan dalam Tabel 2.

Untuk memastikan penelusuran hasil perikanan yang akan di ekspor ke Uni Eropa, Otoritas Kompeten Lokal dapat melakukan pengecekan asal bahan baku hasil perikanan pada UPI terkait. Pengecekan asal bahan baku hasil perikanan dapat dilakukan dengan melibatkan Pengawas Perikanan dan petugas yang menangani pengolahan dan pemasaran ikan. Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pengisian SHTI-Lembar Awal, SHTI-Lembar Turunan, SHTI-Lembar Turunan Yang Disederhanakan, dan SHTI-Impor ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

Page 9: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 201417 16KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

J Pembinaan dan Pelaporan

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, dan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan melakukan pembinaan terhadap penerbitan SHTI sebagai otoritas yang berwenang melakukan pembinaan terhadap penerbitan SHTI. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap melakukan pembinaan yang ditujukan kepada Kepala Pelabuhan Perikanan UPT Kementerian, Kepala Pelabuhan Perikanan UPT Daerah, dan Pejabat Alternate sebagai pelaksana penerbitan SHT. Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan melakukan pembinaan terhadap UPI, eksportir, importir, dan pemilik kapal yang menggunakan SHTI. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan melakukan pembinaan terhadap Pengawas Perikanan dalam melaksanakan penerbitan laporan hasil verifikasi pendaratan ikan.

Otoritas Kompeten Lokal menyampaikan laporan pelaksanaan penerbitan SHTI kepada Otoritas Kompeten (Direktur Jenderal Perikanan Tangkap) setiap bulan. Otoritas Kompeten (Direktur Jenderal Perikanan Tangkap) melakukan evaluasi SHTI setiap 6 (enam) bulan yang digunakan sebagai bahan peninjauan dan pertimbangan penetapan Otoritas Kompeten Lokal.

J Kelemahan Permen KP No. PER.13/MEN/2012

Terdapat tiga kelemahan mendasar dalam Permen ini yaitu:

Pertama, Jika merujuk kepada Konsideran Menimbang huruf a, Pasal 2 huruf a, Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 4 ayat (3) maka SHTI ini diberikan untuk setiap kapal yang melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia. tidak terbatas kapal berbendera Indonesia tetapi juga kapal asing. Dalam persyaratan tidak mengatur mengenai pelanggaran nakhoda dan ABK asing (dalam Peraturan Menteri lain diatur 70 persen harus warga negara Indonesia) sebagai syarat kapal dapat menangkap ikan di perairan Indonesia.

Kedua, Permen SHTI tidak mengatur lebih lanjut mengenai bagaimana melakukan verifikasi bahwa kapal tersebut tidak melanggar kewajiban mendaratkan kapal di dalam pelabuhan yang telah ditetapkan. Bahkan Permen ini tidak mengatur mengenai kapal yang melakukan alih muatan secara illegal.

Ketiga, tidak ada ketentuan untuk melakukan verifikasi mengenai pergerakan kapal selama proses kegiatan penangkapan ikan. Hal ini penting mengingat proses dalam penangkapan ikan sangat dinamis dan untuk menghindari proses membawa langsung keluar ikan hasil tangkapan dalam negeri. terlebih tidak ada ketentuan mengenai vessel monitoring system sebagai persyaratan pemberian sertifikat.

Tabe

l 2 S

yara

t Pe

rmoh

onan

SH

TI

SHTI

Pem

ohon

Men

gaju

kan

perm

ohon

an

kepa

da

Mel

ampi

rkan

per

syar

atan

seb

agai

be

rikut

:Pe

njel

asan

Per

syar

atan

Jang

ka

Wak

tu

SHTI

-Lem

bar

Awal

Nak

hoda

, pe

mili

k ka

pal,

atau

yan

g di

tunj

uk o

leh

pem

ilik

kapa

l In

done

sia

atau

be

rben

dera

As

ing

Oto

ritas

Ko

mpe

ten

Loka

l

1. d

raft

SH

TI-L

emba

r Aw

al;

2. f

otok

opi I

dent

itas

Pem

ohon

;

3. f

otok

opi S

urat

Tan

da B

ukti

Lapo

r Ke

data

ngan

Kap

al;

4. f

otok

opi S

urat

Izin

Pen

angk

apan

Ik

an (S

IPI);

5. l

apor

an h

asil

verifi

kasi

pe

ndar

atan

ikan

; dan

6. S

KPI b

agi k

apal

pen

angk

ap ik

an

yang

men

dara

tkan

ikan

has

il ta

ngka

pan

pada

pel

abuh

an

perik

anan

ata

u pe

labu

han

umum

ya

ng ti

dak

dite

tapk

an s

ebag

ai

Oto

ritas

Kom

pete

n Lo

kal

Lapo

ran

hasi

l ver

ifika

si

pend

arat

an ik

an

dite

rbitk

an P

enga

was

Pe

rikan

an p

alin

g la

ma

2 ha

ri se

tela

h di

laku

kan

verifi

kasi

terh

adap

:

1. n

ama

kapa

l;

2. n

omor

dan

mas

a be

rlaku

SIP

I;

3. j

enis

ala

t pe

nang

kapa

n ik

an;

4. t

angg

al d

an d

aera

h pe

nang

kapa

n;

5. p

elab

uhan

pan

gkal

an;

dan

6. j

enis

dan

ber

at ik

an.

2 (d

ua)

hari

Page 10: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 201419 18KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

SHTI

Pem

ohon

Men

gaju

kan

perm

ohon

an

kepa

da

Mel

ampi

rkan

per

syar

atan

seb

agai

be

rikut

:Pe

njel

asan

Per

syar

atan

Jang

ka

Wak

tu

SKPI

dite

rbitk

an o

leh

Kepa

la p

elab

uhan

pe

rikan

an/p

elab

uhan

um

um a

tau

peja

bat

yang

ditu

njuk

pal

ing

lam

a 2

(dua

) har

i set

elah

di

laku

kan

verifi

kasi

te

rhad

ap:

1. f

otok

opi i

dent

itas

Nak

hoda

, pem

ilik

kapa

l, at

au y

ang

ditu

njuk

ole

h pe

mili

k ka

pal;

2. S

IPI/

sura

t pen

daft

aran

ka

pal b

agi k

apal

yan

g di

oper

asik

an o

leh

nela

yan

keci

l;

3. L

og b

ook

pena

ngka

pan

ikan

; da

n

4. S

urat

Per

setu

juan

Be

rlaya

r (SP

B).

SHTI

-Lem

bar

Turu

nan

Pena

nggu

ng

jaw

ab U

PI,

eksp

ortir

at

au y

ang

ditu

njuk

unt

uk

men

dapa

tkan

Oto

ritas

Ko

mpe

ten

Loka

l

1. f

otok

opi S

HTI

-Lem

bar A

wal

;

2. d

raft

SH

TI-L

emba

r Tur

unan

;

3. f

otok

opi I

dent

itas

Pem

ohon

;

4. b

ukti

pem

belia

n ik

an;

5. p

acki

ng li

st in

voic

e da

ri pe

rusa

haan

; dan

6. s

urat

jala

n pe

ngiri

man

bar

ang

dari

peru

saha

an.

2 (d

ua)

hari

SHTI

-Lem

bar

Turu

nan

Yang

D

ised

erha

naka

n

Pena

nggu

ng

jaw

ab U

PI,

eksp

ortir

at

au y

ang

ditu

njuk

unt

uk

men

dapa

tkan

Oto

ritas

Ko

mpe

ten

Loka

l

1. d

raft

SH

TI-L

emba

r Tur

unan

Yan

g D

ised

erha

naka

n;

2. f

otok

opi I

dent

itas

Pem

ohon

;

3. b

ukti

pem

belia

n ik

an;

4. p

acki

ng li

st in

voic

e da

ri pe

rusa

haan

;

5. s

urat

jala

n pe

ngiri

man

bar

ang

dari

peru

saha

an;

6. l

apor

an h

asil

verifi

kasi

pe

ndar

atan

ikan

; dan

7. S

KPI b

agi k

apal

pen

angk

ap ik

an

yang

men

dara

tkan

ikan

has

il ta

ngka

pan

pada

pel

abuh

an

perik

anan

ata

u pe

labu

han

umum

ya

ng ti

dak

dite

tapk

an s

ebag

ai

Oto

ritas

Kom

pete

n Lo

kal.

Lapo

ran

hasi

l ver

ifika

si

pend

arat

an ik

an

dite

rbitk

an P

enga

was

Pe

rikan

an p

alin

g la

ma

2 ha

ri se

tela

h di

laku

kan

verifi

kasi

terh

adap

:

1. n

ama

kapa

l;

2. n

omor

dan

mas

a be

rlaku

SIP

I;

3. j

enis

ala

t pe

nang

kapa

n ik

an;

4. t

angg

al d

an d

aera

h pe

nang

kapa

n;

5. p

elab

uhan

pan

gkal

an;

dan

6. j

enis

dan

ber

at ik

an.

2 (d

ua)

hari

Page 11: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 201421 20KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

SHTI

Pem

ohon

Men

gaju

kan

perm

ohon

an

kepa

da

Mel

ampi

rkan

per

syar

atan

seb

agai

be

rikut

:Pe

njel

asan

Per

syar

atan

Jang

ka

Wak

tu

SKPI

dite

rbitk

an o

leh

Kepa

la p

elab

uhan

pe

rikan

an/p

elab

uhan

um

um a

tau

peja

bat

yang

ditu

njuk

pal

ing

lam

a 2

(dua

) har

i set

elah

di

laku

kan

verifi

kasi

te

rhad

ap:

1. f

otok

opi i

dent

itas

Nak

hoda

, pem

ilik

kapa

l, at

au y

ang

ditu

njuk

ole

h pe

mili

k ka

pal;

2. S

IPI/

sura

t pen

daft

aran

ka

pal b

agi k

apal

yan

g di

oper

asik

an o

leh

nela

yan

keci

l;

3. L

og b

ook

pena

ngka

pan

ikan

; da

n

4. S

urat

Per

setu

juan

Be

rlaya

r (SP

B).

SHTI

-Im

por

Pena

nggu

ng

jaw

ab U

PI,

eksp

ortir

ata

u ya

ng d

itunj

uk

Oto

ritas

Ko

mpe

ten

Loka

l

1. d

raft

SH

TI-L

emba

r Tur

unan

Yan

g D

ised

erha

naka

n;

2. f

otok

opi I

dent

itas

Pem

ohon

;

3. b

ukti

pem

belia

n ik

an;

4. p

acki

ng li

st in

voic

e da

ri pe

rusa

haan

;

5. s

urat

jala

n pe

ngiri

man

bar

ang

dari

peru

saha

an;

6. l

apor

an h

asil

verifi

kasi

pe

ndar

atan

ikan

; dan

7. S

KPI b

agi k

apal

pen

angk

ap ik

an

yang

men

dara

tkan

ikan

has

il ta

ngka

pan

pada

pel

abuh

an

perik

anan

ata

u pe

labu

han

umum

ya

ng ti

dak

dite

tapk

an s

ebag

ai

Oto

ritas

Kom

pete

n Lo

kal.

Lapo

ran

hasi

l ver

ifika

si

pend

arat

an ik

an

dite

rbitk

an P

enga

was

Pe

rikan

an p

alin

g la

ma

2 ha

ri se

tela

h di

laku

kan

verifi

kasi

terh

adap

:

1. n

ama

kapa

l;

2. n

omor

dan

mas

a be

rlaku

SIP

I;

3. j

enis

ala

t pe

nang

kapa

n ik

an;

4. t

angg

al d

an d

aera

h pe

nang

kapa

n;

5. p

elab

uhan

pan

gkal

an;

dan

6. j

enis

dan

ber

at ik

an.

2 (d

ua)

hari

Page 12: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

22KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

SHTI

Pem

ohon

Men

gaju

kan

perm

ohon

an

kepa

da

Mel

ampi

rkan

per

syar

atan

seb

agai

be

rikut

:Pe

njel

asan

Per

syar

atan

Jang

ka

Wak

tu

SKPI

dite

rbitk

an o

leh

Kepa

la p

elab

uhan

pe

rikan

an/p

elab

uhan

um

um a

tau

peja

bat

yang

ditu

njuk

pal

ing

lam

a 2

(dua

) har

i set

elah

di

laku

kan

verifi

kasi

te

rhad

ap:

1. f

otok

opi i

dent

itas

Nak

hoda

, pem

ilik

kapa

l, at

au y

ang

ditu

njuk

ole

h pe

mili

k ka

pal;

2. S

IPI/

sura

t pen

daft

aran

ka

pal b

agi k

apal

yan

g di

oper

asik

an o

leh

nela

yan

keci

l;

3. L

og b

ook

pena

ngka

pan

ikan

; da

n

4. S

urat

Per

setu

juan

Be

rlaya

r (SP

B).

Tiap 21 April, Indonesia merayakan hari penghormatan tertinggi atas jasa seorang pejuang emansipasi perempuan: Raden Ajeng Kartini. Seorang perempuan

dari keturunan darah biru penggugat budaya patriarki yang dipandangnya menghambat kemajuan perempuan. Namun, Indonesia punya banyak

pahlawan pejuang perempuan. Siapa tidak kenal Cut Nyak Dhien, Dewi Sartika atau

Martha Christina Tiahahu. Mereka semua adalah sebagian dari pahlawan yang mendorong Indonesia merdeka.

Setara

Jauh setelah RA Kartini wafat, seorang perempuan bertubuh kecil dan memiliki tatapan mata yang tajam lahir dengan mimpi yang sama. Ia dikenal dengan nama Masnuah asal Rembang, Jawa Tengah. Masnuah (40) atau biasa dipanggil Mba Nuk terlahir di Rembang pada tahun 1974. Ayahnya seorang

Cita-Cita Memajukan Perempuan Nelayan

Masnuah

Page 13: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 201425 24KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

nelayan dan ibunya berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Mba Nuk terbiasa melihat kehidupan nelayan, di mana pada saat bersamaan ia pun semakin dekat dengan lingkaran kemiskinan nelayan, tengkulak, beragam penyakit masyarakat dan budaya patriarki, di antaranya kekerasan terhadap perempuan.

Masnuah akhirnya menikah umur 18 tahun dengan salah seorang nelayan dari Morodemak, Jawa Tengah. Namun dalam hatinya, mimpi bersekolah masih terus hidup. Ya, Mba Nuk akhirnya menikah dan menjadi istri nelayan.

J Memberi Nama Puspita Bahari

Mba Nuk tinggal di Morodemak, Jawa Tengah, bersama suaminya, Su’udi (45). Suaminya adalah seorang nelayan. Dari sosoknyalah ialah belajar bagaimana sepenuhnya menjadi seorang perempuan nelayan. Mba Nuk dikaruniai seorang anak laki-laki, Muhammad Vicky Alansyah (20).

Melihat lingkungan sekitarnya, di mana nelayan acapkali pulang tanpa hasil, terlilit hutang, dan perempuan nelayan yang banting tulang mencari hutang, Mba Nuk tergerak untuk menginisiasi gerakan perubahan untuk perempuan nelayan di kampungnya pada tahun 2005. Awalnya Mba Nuk hanya ingin menggerakkan kemandirian perempuan nelayan dalam

Lagi-lagi produknya mengalami kendala, kerupuk olahan Puspita Bahari kesulitan menembus pasar. Ruang gerak perempuan mengakibatkan mutu kerupuk tidak seragam, ada yang terlalu tebal dipotong atau terlalu tipis dipotong. Perempuan kesulitan keluar dari rumahnya sehingga pembuatan kerupuk dilakukan di rumah masing-masing.

Akhirnya Mba Nuk ‘mengakali’ kendala itu dengan membagikan standar resep yang seragam. Bahan baku produknya ditentukan dan Mba Nuk semakin giat mendatangi rumah-rumah perempuan yang mengolah kerupuk dan produk-produk ikan lainnya.

“Mendapatkan mutu yang sama itu sulit benar, tapi yang penting dijalani dan ikhlas pasti nanti ada hasilnya” ujar Mba Nuk.

Mbak Nuk tidak bisa menoleransi saat mendapati perempuan yang menjadi korban tindak kekerasan. Ia mengambil peran sebagai paralegal sebagai pelindung dan pendamping untuk perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan dukungan LBH APIK Semarang.

Di sisi lain, Mba Nuk melihat sampah menjadi masalah yang dihadapi oleh masyarakat Morodemak sedari dulu. Tidak ada TPS membuat sampah berserakan di mana-mana, tidak heran jika kambing piaraan warga tidak makan rumput, tetapi sampah.

menghadapi dinamika yang biasanya terjadi di desa pesisir: kemiskinan.

Dengan hanya bermodalkan keyakinan, Mba Nuk membentuk Puspita Bahari. Kegiatan awalnya hanya dimulai dengan mengajak perempuan nelayan untuk lebih aktif dalam kegiatan usaha.

Setelah melihat potensi yang ada, Mba Nuk mulai mengumpulkan modal sebesar Rp.1.000.000 dari iuran anggota. Modal tersebut kemudian dibelikan beras untuk disalurkan kepada keluarga nelayan. Per kilogram beras yang disalurkan, Koperasi Puspita Bahari hanya mengambil keuntungan Rp.200. Dari ketekunan dan konsistensi kelompok, dalam setahun koperasi Puspita Bahari dapat meraih keuntungan Rp.2.000.000.

Namun pada tahun 2006 Koperasi Puspita Bahari mulai mengalami kesulitan. Hasil tangkapan nelayan kian menurun dan berdampak langsung terhadap perputaran uang di Koperasi Puspita Bahari.

“Nelayan tidak melaut itu ujung-ujungnya utang, koperasi diutangi terus, modal habis tapi semangatnya terus hidup kok,” ujar Mba Nuk sembari tersenyum.

Mba Nuk semakin giat mencari program-program pemberdayaan masyarakat. Lewat tangannyalah perempuan nelayan sekitar Morodemak mendapatkan pelatihan usaha, seperti membuat aneka makanan ringan.

Pelatihan yang diberikan ternyata mengalami kendala, daya beli konsumen sangat rendah. “Waktu itu kita jual gorengan harganya Rp.300 dan donat itu cuma Rp.500, tapi itu mahal buat nelayan. Enggak penting bersih atau higienis buat nelayan, yang penting murah dan dapat banyak,” ujar Mba Nuk.

Mengutip pepatah dari Presiden Abraham Lincoln, "Yang penting bukan berapa kali aku gagal, tapi yang penting berapa kali aku bangkit dari kegagalan". Mba Nuk tidak patah semangat. “Semua orang pasti pernah gagal, tapi kan bedanya siapa yang mau bangkit untuk maju atau cuma ndelok (melihat) kegagalannya tok,” tambah Mba Nuk.

J Kreasi Produk Puspita Bahari

Di tahun 2009, Mba Nuk kembali mengajak perempuan di kampungnya mengolah makanan berbahan dasar ikan, seperti kerupuk, abon, dan keripik. Di Desa Morodemak, kebanyakan istri nelayan telah membuat kerupuk sendiri, namun hanya sekadar untuk konsumsi rumahan.

“Banyak di desa kami ini ikan kecil dibuang-buang karena dianggap tidak punya nilai. Lah, ikan itu kalau dikasih bumbu, ditambahi tepung lalu digoreng kering ya jadi iwak peyek untuk makan. Murah meriah dan bergizi itu,” ujar Mba Nuk.

Page 14: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

26KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

Mba Nuk memutuskan untuk membantu mengelola sampah dengan cara paling sederhana, yaitu memisahkan sampah organik dan non-organik. Tak hanya tu, Mba Nuk pun berusaha mendapatkan pelatihan cara mengolah sampah menjadi tas atau bantal.

J Menuai hasil “Namanya orang usaha, sedikit pun pasti ada hasilnya. Tapi kembali sama niatannya, mau baik apa buruk, kalau baik ya hasilnya baik,” ujar Mba Nuk.

Sekarang Puspita Bahari yang diketuai Mbak Nuk berhasil memotivasi dan melahirkan kader-kader perempuan yang berkelompok di beberapa desa sekitar Morodemak dan sudah mengikuti jejaknya, di antaranya kelompok Sekar Samudra, Muara Indah, Mekar Wangi, Sari Laut dan Tarisa Jaya.

Hasil dari perjalanan panjang Mba Nuk untuk mendapatkan hidup yang lebih baik mulai dirasakan perlahan oleh Mba Nuk. Ia pernah mendapat penghargaan Kusala Swadaya pada Oktober 2011 sebagai kelompok perempuan nelayan yang berhasil mengatasi kekumuhan di perkampungan nelayan. Ia pun pernah menjadi inspirator dalam acara Kick Andy di Metro TV dan terpilih sebagai wanita inspiratif 2012. Kemudian Tupperware She Can Award di Trans7 tahun 2013. Di

tahun 2014, Mbak Nuk berhasil menjadi penerima beasiswa (fellow) Yayasan Ashoka dan mendapatkan penghargaan Frans Seda Award 2014 sebagai pejuang kemanusiaan dari Unika Atmajaya Jakarta.

Mba Nuk pun pernah dipercaya menjadi mediator bantuan tiga kapal nelayan dari Dompet Dhuafa yang disalurkan lewat Layar Nusantara/LBH Semarang dan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA). Kapal itu diperuntukkan kepada tiga kelompok nelayan yang tergabung dalam Paguyuban Nelayan Morodemak yang beranggotakan suami-suami perempuan nelayan kelompok Puspita Bahari.

Kini Mba Nuk dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal dari Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia (PPNI) pada 16 Mei 2014 melalui Pertemuan Nasionalnya yang difasilitasi KIARA di Jakarta. Perjuangan Mba Nuk tidak secara instan menuai hasil, namun berjuang adalah sebaik-baiknya usaha. Mba Nuk masih menaruh harapan bahwa perempuan nelayan dapat memperoleh hidup yang lebih baik, bukan hanya secara finansial tapi juga dalam pendidikan. Terpenting, Mba Nuk berharap, Negara dapat mengakui peran perempuan nelayan dan Negara dapat memberikan fasilitas penuh terhadap kemajuan perempuan nelayan Indonesia melalui politik kebijakan dan penganggarannya.***

Jelajah Perikanan Benua Eropa

Kemacetan Jakarta adalah tantangan tersendiri yang penulis hadapi dalam perjalanan menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-

Hatta guna menghadiri perundingan PBB yang diselenggarakan oleh Komite Perikanan FAO mengenai Perdagangan Ikan di Bergen, Norwegia.

Jelajah

Norwegia adalah negara dengan populasi terpadat kedua di Benua Eropa dan beribukota di Oslo dengan populasi sebanyak 630.000 jiwa. Negeri ini berbatasan dengan Swedia di sisi timur; Finlandia dan Rusia di sisi utara

dan timur; dan Denmark di sisi yang lain. Norwegia memiliki panjang pantai yang membujur dari Samudra Atlantik Utara dan Laut Barent. Negeri ini memiliki cadangan sumber daya alam, di antaranya minyak, gas alam, mineral

Page 15: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 201429 28KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

lainya, perikanan, dan hidropower.

Setibanya di Soekarno-Hatta, bahan perundingan setebal 86 halaman memicu rasa ingin tahu penulis. Mewakili nama besar Republik Indonesia dan KIARA (Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan), sebuah lembaga swadaya masyarakat yang menaungi kepentingan nelayan tradisional dan perempuan nelayan di Indonesia, amanah ini tak boleh dianggap remeh dan tidak pula memberatkan.

Pasca terbang selama lebih kurang 11 jam dari Jakarta, penulis berkesempatan untuk kali ketiga menjejakkan kaki di Bandar Udara Schiphol, Amsterdam, Belanda, sembari menunggu jadwal penerbangan ke Bergen, Norwegia, 4,5 jam ke depan. Guna mengisi masa transit ini, penulis memanfaatkan waktu untuk menjelajah bandar udara yang berlokasi 20 menit dari barat daya Amsterdam di Kotamadya Haarlemmermeer. Apa yang ditemui? Sepeda yang bisa dipakai untuk mengisi baterai mobilephone sekaligus alat olahraga. Sungguh menarik. Dalam hal jumlah penumpang, Schiphol merupakan bandar udara keempat tersibuk di Eropa.

Di ruang tunggu Schipol, penulis mendapati fakta bahwa perikanan merepresentasikan komoditas pangan yang paling banyak diperdagangkan, dengan saham sebesar 40 persen dari total produksi perikanan, baik tangkap dan budidaya, yang memasuki pasaran internasional dan tiap tahunnya senilai lebih dari 130 miliar dolar ikan yang

burung dan bebek. Sangat indah. Tak lama kemudian, perjalanan bus selama 30 menit mengantarkan penulis ke lokasi perundingan: Radisson Blu Royal Hotel, yang berlokasi di tengah Kabupaten Bergen, yakni Bryggen.

Bryggen juga dikenal dengan nama Tyskebryggen, yakni sebuah bangunan lama di sebelah utara Kota Bergen. Sejak tahun 1979, Bryggen ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.

Perdagangan ikan amat penting begi negara-negara berkembang. Karena merekalah yang banyak mengekspor hasil tangkapan ikannya ke Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Tak terkecuali Indonesia.

Dalam perundingan yang dihadiri oleh delegasi 59 negara anggota FAO, tema perdagangan ikan didiskusikan dalam berbagai tema, di antaranya: perdagangan ikan dan nutrisi manusia, sertifikasi perikanan, persyaratan-persyaratan pasar, pelaku perikanan skala kecil dan kontribusinya bagi kehidupan berkelanjutan, dan pengawasan pelaksanaan Pasal 11 tentang Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Kode Etik Perikanan Berkelanjutan (Code of Conduct for Responsible Fisheries).

Perundingan Perdagangan Ikan ini berlangsung sejak tanggal 24-28 Februari 2014. Dalam kesepakatan yang diraih di hari kelima, hal-hal penting yang menarik untuk digarisbawahi dan diketahui oleh nelayan tradisional di Indonesia adalah sebagai berikut: (1) FAO berkewajiban untuk memperkuat pelaku perikanan tradisional melalui

diekspor (FAO, 2014).

Saat pengumuman menaiki pesawat ke Bergen terdengar, penulis kembali menemui data bahwa pekerjaan di sektor perikanan, baik tangkap dan budidaya, tumbuh dalam angka yang cepat, lebih besar ketimbang pertumbuhan populasi. Sedikitnya 56 juta orang secara langsung terlibat dalam aktivitas perikanan. Mendapati angka ini, terbayang bahwa betapa strategisnya sumber daya perikanan bagi masyarakat dunia.

Tiga jam berselang, pesawat mendarat di Bergen, kota tua pesisir di Kotamadya Hordaland yang terletak di Pantai Barat Norwegia. Sebanyak 273.600 penduduk mendiami kota yang nyaman ini per tanggal 7 Juni 2014. Sementara Kabupaten Bergen memiliki populasi sebesar 405.400 orang dan membuatnya menjadi kota terbesar kedua di Norwegia dengan luas wilayah 465,6 kilometer persegi.

Kota yang dibangun pada abad ke-11 (berdiri tahun 1070) ini menyimpan sejarah panjang di sektor perikanan. Tak salah jika Pemerintah Norwegia memilih kota ini sebagai lokasi perundingan.

Berbicara tentang iklim, Bergen tergolong ke dalam tempat dengan iklim samudera sedang atau Cfb berdasarkan iklim Köppen hingga subpolar samudera atau Cfc, dengan musim dingin yang sejuk dan musim panas yang sedang. Meskipun lokasi Bergen jauh berada di utara (60°23′22″N 5°19′48″E), iklimnya lebih hangat dibandingkan seharusnya. Pada musim dingin, Bergen memiliki musim

dingin terhangat daripada kota – kota lainnya di Norwegia akibat adanya Arus Teluk (Gulf Stream).

Bergen juga memiliki curah hujan yang tinggi dengan presipitasi (proses pengendapan) tahunan rata–rata 2.250 mm atau 18 inchi. Hal ini disebabkan kota ini dikelilingi oleh pegunungan, di mana massa udara Atlantik Utara yang lembab mengalami pengangkatan orografis sehingga hujan melimpah di kota ini. Hujan pernah turun setiap hari antara tanggal 29 Oktober 2006 hingga 21 Januari 2007 atau selama 85 hari berturut – turut! Temperatur tertinggi yang pernah tercatat adalah 31,8 °C pada 17 Juli 2013. Temperatur terendah yang pernah tercatat adalah −16,3 °C pada tahun 1987.

Sebelum menaiki bus, penulis bergegas menukarkan uang dan menaiki bus sebagaimana petunjuk petugas Bandar Udara Bergen. Ternyata ongkos yang penulis berikan kepada petugas bus kurang 10 Norwegia Kroner. Saat penulis meminta izin keluar bus dan menukar uang kembali, sang sopir menyampaikan, “Tidak perlu Anda turun kembali. Tak masalah soal ongkosnya. Silakan duduk nyaman”. “Terima kasih Pak,” jawabku.

Dalam perjalanan, keindahan lanskap Kota Bergen menyita perhatian. Bebatuan yang ditumbuhi rumah-rumah penduduk. Perbaikan jalan dikerjakan dengan memotong batu-batu besar. Sungguh luar biasa. Kiri-kanan bus yang melintasi kota diwarnai dengan taman dan danau yang rimbun dan diramaikan oleh

Page 16: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 201431 30KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

bantuan teknis dalam konteks ketahanan pangan dan pengurangan kemiskinan; (2) Pemenuhan hak-hak dasar nelayan tradisional oleh negara-negara anggota FAO penting untuk disegerakan; (3) FAO mengakui dimensi sosial-ekonomi dan budaya masyarakat nelayan tradisional, serta peran penting perempuan nelayan di dalam aktivitas perikanan skala kecil.

Sebelum mengakhiri perjalanan di Norwegia, Komite Perikanan FAO Sub-bidang Perdagangan Ikan atas usulan delegasi Maroko memutuskan bahwa lokasi perundingan ke-15 akan diselenggarakan di negara yang terletak di Afrika Utara tersebut.

J MelintasPada tanggal 1 Maret 2014, penulis menaiki kereta api dengan tujuan Oslo selepas Shubuh waktu Bergen. Dengan Jakarta, perbedaan waktu Bergen terentang selama 5-6 jam. Dalam perjalanan ke Oslo, pemandangan indah bertabur salju di kiri-kanan menarik perhatian. Pegunungan dan lembah, serta sungai dan laut merupakan kekayaan alam yang dimiliki oleh rakyat Norwegia.

Enam jam perjalanan ke Oslo menyisakan kenangan alam. Sesampainya di Oslo penulis menjumpai salah seorang staf di Kedubes Norwegia yang memesan teh khas Indonesia dan keripik tempe. Anda bisa bayangkan betapa nikmatnya, bukan?

Dari Oslo, penulis kembali menaiki kereta api tujuan Stockholm dengan melewati 13 stasiun. Dengan

di kampus yang asri, bersih dan nyaman itu. Dalam diskusi tersebut, salah seorang peneliti bertanya, “Mengapa KIARA tidak terlibat dalam upaya konservasi laut yang dijalankan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan?” Mendapati pertanyaan tersebut penulis sampaikan, “Secara ideologi kami berbeda: mereka mengedepankan perlindungan laut dan melupakan manusia (baca: masyarakat nelayan) dan kami sebaliknya”.

Perjalanan ke Swedia diakhiri dengan menikmati hidangan khas Timur

perjalanan sejauh 6 jam, penulis tiba di Stockholm, ibukota Swedia. Selama di Swedia, penulis berkesempatan mengunjungi kebun binatang dan musem perikanan.

Beruntung penulis menginap di hotel yang berdekatan dengan mesjid. Stockholm adalah kota yang nyaman dan memiliki fasilitas transportasi yang terhubung dari perkotaan dan pelosok pedesaan. Sungguh nyaman untuk dinikmati dalam tempo 3 hari.

Berdiskusi dengan aktivis perikanan Swedia sangat menarik. Mereka menjelaskan perihal kampanye bertajuk skippa kampi yang bertujuan mengajak konsumen seafood di Swedia untuk berhenti mengonsumsi udang. Hal ini dikarenakan merusak hutan mangrove. Cukup logis meski sulit diterapkan di Indonesia. Sembari menikmati hidangan makan siang dan malam, diskusi tersebut berlangsung hangat dalam suasana dialoh yang kaya.

Tak hanya diskusi, perjalanan ke Stockholm juga diwarnai dengan mendatangi AQUARIA, museum perikanan yang sarat pesan dan pengetahuan. Betapa tidak! Negeri yang tidak memiliki hutan mangrove ini harus mendatangkan sebatang pohon mangrove sebagai wahana pembelajaran kepada warganya. Tak pelak, gerakan menjaga kelestarian hutan mangrove masif di Swedia. Dahsyat, bukan?

Setelah AQUARIA, penulis juga berkunjung ke Universitas Stockholm, Swedia, dan berbincang dengan 2 peneliti senior kelautan dan perikanan

Tengah selepas shalat Isya di Islamiska Forbundet I Stockholm (Ar-Raabithah Al-Islaamiyyah fi Stockholm). Terima kasih Tuhan!*** (AH)

Page 17: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 201433

Ia aktif sebagai manajer program kampanye Anti Scampi (Bahasa: anti udang) di Swedia selama 2013 dan 2014. Kampanye ini bertujuan untuk mengarusutamakan pentingnya melestarikan

lingkungan dan masalah-masalah sosial yang berkaitan langsung dengan aktivitas budidaya udang di negara-negara tropis. Meski terbilang muda, gadis bernama

lengkap Sara Tynnerson ini pantang menyerah mendapati berbagai tantangan dalam kampanye

tersebut, misalnya disepelekan orang lain.

Nama dan Peristiwa

AKTIF KAMPANYE

LINGKUNGAN DAN

PERLINDUNGAN NELAYAN

Sara Tynnerson

Namun saya sangat menikmatinya,” katanya mengawali perbincangan dengan KIARA sembari tersenyum. Tak hanya menyukai olahraga air, ia juga menyukai panjat tebing dan balap kuda.

Ketika KIARA menanyainya tentang persoalan perikanan di Swedia, dengan jujur ia mengatakan, “Saya tidak berkompeten untuk menjawab hal ini. Tetapi dalam pandangan saya harus dihentikan praktek penangkapan ikan yang berlebih dan memakai metode penangkapan ikan merusak, seperti pukat harimau (bottom trawling). Selain itu, kami juga harus menutup peluang praktek penangkapan spesies yang terancam punah. Contohnya, Belut Eropa. Terkait hal ini, Pemerintah Swedia harus menyusun aturan perundang-undangan yang ketat dan tegas, serta melaksanakannya dengan konsisten”.

J Melestarikan alamSSNC telah bekerja lebih dari 20 tahun untuk mengampanyekan pentingnya melestarikan lingkungan dan menghargai hak asasi manusia kaitannya dengan pertambakan udang. Di tahun 2011, mereka merencanakan

Aktivis yang akrab disapa Sara ini terlihat gembira saat diminta berbagi pengalaman kampanye Anti Scampi di sela-sela kunjungan KIARA ke Stockholm, Swedia, Maret 2014 lalu atas undangan Swedish Society for Nature Conservation (SSNC), organisasi lingkungan hidup berusia lebih

dari 102 tahun di salah satu negeri Skandinavia tersebut. Sebelumnya, ia banyak bertanya kepada KIARA mengenai pelestarian mangrove, keberlanjutan sumber daya ikan dan kesejahteraan nelayan tradisional.

“Hobi saya berenang di Laut Swedia, meski sangat dingin sepanjang tahun.

model kampanye yang mudah diakses oleh khalayak luas. Kemudian dibikinlah film pendek bertajuk Anti Scampi yang bisa diakses dengan mudah di http://www.youtube.com/watch?v=riIn4RSwYGE.

“Kampanye yang dijalankan oleh lembaga konservasi tertua di Swedia ini sangat sukses. Berbekal film yang didukung oleh beberapa laporan lapangan dan sangat mudah diakses di media sosial ini, masyarakat meresponsnya dengan pemahaman yang baik dan diikuti dengan perubahan perilakunya. Tak cukup dengan film, kami juga menyebarluaskan pamflet dan brosur secara gratis,” cerita Sara penuh semangat.

Gagasan yang disampaikan kepada masyarakat Swedia melalui kampanye ini, tambah Sara, adalah pentingnya melestarikan lingkungan hidup dan mengatasi persoalan-persoalan sosial yang muncul di tambak udang. “Rusaknya mangrove, air yang tercemar, hilangnya lahan pertanian, kondisi pekerjaan yang tidak adil, pemakaian anti-biotik, penggunaan tepung ikan (fish meal) dan hilangnya

Page 18: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

34KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

akses masyarakat lokal atas wilayah tangkap tradisionalnya adalah beberapa isu yang kami persoalkan,” tambah Sara.

Sejak tahun 2011, kampanye Anti Scampi kembali digalakkan dengan pemberlakuan Hari Anti Udang (Anti-Scampi-days) setiap tahunnya. Di hari tersebut, kami turun ke lapangan berkampanye guna meningkatkan kesadaran masyarakat. “Mereka sangat tertarik dengan kostum udang yang kami pakai dan sangat populer di Swedia. Kampanye ini telah mendorong jaringan grosir besar berhenti menjual udang tropis. Bahkan banyak restoran menghapus menu masakan udang tropis dikarenakan perilaku konsumen yang juga tidak memilihnya,” cerita Sara tentang keberhasilan kampanyenya.

Cewek yang belum pernah menikmati masakan Indonesia ini melihat peran pelaku perikanan skala kecil sangatlah besar dan penting diakui keberadaannya, “Oleh karena itu, sudah semestinya pemerintah di negara-negara berkembang tidak menjual hak-hak perikanan mereka kepada industri kapal perikanan asing yang nantinya menguasai lautan”.

Pada konteks ini, tambah Sara, saya berharap 5-10 tahun ke depan nelayan skala kecil/tradisional bisa hidup lebih baik dengan profesinya dan di saat yang sama dibutuhkan kesungguhan pemerintah tanpa pandang bulu untuk menghentikan praktek perikanan berlebih dan pemakaian alat tangkap ikan yang merusak. Karena Pusat Data dan Informasi KIARA mencatat,

penegakan hukum yang lemah dan memihak kepada pelaku perikanan skala besar berimbas terhadap rusaknya ekosistem pesisir dan laut.

J Perempuan nelayanDi sektor perikanan, peran perempuan juga amat penting dan harus diakui. Sekitar 48% penghasilan keluarga nelayan disumbangkan oleh perempuan (KIARA, 2012). Peran perempuan bertambah besar bagi keluarga nelayan apabila kondisi cuaca tengah buruk sehingga nelayan tidak bisa melaut. Meski demikian, perempuan nelayan belum mendapatkan pengakuan atas perannya dari penyelenggara negara. Apalagi pemenuhan atas hak-hak dasarnya, seperti perlindungan jiwa dan kesehatan.

“Perempuan harus belajar memahami tentang hak-hak dasar mereka. Organisasi-organisasi masyarakat yang memberdayakan perempuan harus mendorong mereka untuk bertukar pengalaman. Karena hal ini sangat penting dan bermanfaat. Bahkan jika dianggap mampu, perempuan juga bisa terlibat di dunia politik,” harap Sara.

Sara yang belum pernah mengunjungi Indonesia ini mengatakan, “Sedikit sekali informasi mengenai Indonesia yang saya ketahui kecuali laut dan kekayaan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Suatu hari nanti, saya berharap bisa mengunjungi Indonesia dan belajar lebih dalam mengenainya,” tutupnya sembari berharap bisa menikmati kuliner Indonesia.*** (AH)

Redaksi KABAR BAHARI membuka forum diskusi dan tanya jawab tentang hukum kelautan dan perikanan. Pertanyaan atau topik diskusi dapat disampaikan ke alamat Redaksi KABAR BAHARI, Jl Manggis Blok B Nomor 4 Perumahan Kalibata Indah Jakarta 12750 Telp./Faks: +62 21 799 3528, atau email : [email protected]

Baru-baru ini Pemerintah Indonesia ‘berhasil’ menyelenggarakan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade

Center/WTO) pada 3-6 Desember 2013 di Nusa Dua, Bali. KTM WTO tersebut menghasilkan Paket Bali yang terbagi dalam tiga bagian penting, yaitu: pertama, tentang fasilitas perdagangan; kedua, paket pertanian; dan peningkatan kapasitas negara terbelakang/kurang berkembang alias least developed countries (LDC).

Konsultasi Hukum

Organisasi Dagang Dunia (WTO) dan Perdagangan Bebas

Konsultasi dipandu oleh:Ahmad Marthin Hadiwinata, SH(Divisi Advokasi Hukum dan Kebijakan)

Pertama, mengenai fasilitas perdagangan yang terbagi dalam dua bagian besar, yaitu mengenai langkah-langkah atau komitmen memperlancar keluar masuknya barang (ekspor-impor) dan proses transit serta bagi negara berkembang dan negara terbelakang. Kedua, Paket Pertanian yang dibagi dalam dua bagian, yaitu Proposal G20 yang meminta agar administrasi kuota besaran tarif (tariff rate quota) agar lebih transparan dan disiplin atas kompetisi ekspor. Ketiga, peningkatan kapasitas negara miskin alias least developed countries (LDC) dibagi dalam dua kelompok, yaitu perlakuan khusus dan berbeda (Special and Differential treatment) yang bertujuan mengefektifkan penerapannya dalam sistem perdagangan dan Paket LDC Bali yang meliputi duty free quota free, streamlined rules of origin, service waiver, dan kapas.

Tulisan ini tidak akan membahas secara khusus mengenai ‘Paket Bali 2013’, namun akan membahas prinsip-prinsip umum yang menjadi fondasi dalam perdagangan bebas ala WTO.

Page 19: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 201437 36KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

Terdapat enam prinsip umum, yaitu: (1) Tidak Ada Diskriminasi dalam Perdagangan Bebas (Non-Discrimination in Trade) atau disebut juga Most-Favoured Nation; (2) Perlakuan Nasional (National Treatment); (3) Penghapusan hambatan perdagangan selain tarif (Eliminationg non-Tariff Barriers); (4) Pelarangan terhadap pembatasan kuota (Restriction on Quota); (5) Anti Dumping dan Subsidi sebagai perdagangan tidak adil (unfair trade); dan (6) Transparansi (Transparency). Selain itu, prinsip penting lainnya adalah WTO memiliki sifat keanggotaannya yang bersifat Single Under Taking (Pengambilan Tunggal) yang artinya bahwa jika negara menjadi anggota dari organisasi ini harus menerima seluruh ketentuan yang ditetapkan oleh WTO.

J 6 Prinsip Utama dalam WTO

Non-Discrimination in Trade atau Most-Favoured Nation (MFN) adalah prinsip yang menyatakan bahwa perdagangan bebas tidak boleh memberikan perlakuan berbeda terhadap negara lain. Sehingga setiap negara yang melakukan perdagangan bebas dengan negara lain tidak mendiskriminasi negara lainnya dalam melakukan perdagangan bebas. Prinsip ini terbagi ke dalam Most Favoured Nation dan National Treatment serta sangat terkait dalam praktek perdagangan produk maupun jasa dan juga bentuk lain, seperti investasi.

Most Favoured Nation adalah suatu negara tidak boleh mendiskriminasi

suatu barang impor dari suatu negara dengan barang impor negara lain. Contohnya impor pisang dari Afrika tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap impor pisang dari negara lain. Selain itu terdapat ketentuan mengenai produk serupa (like product) yang bisa juga menjadi barang yang tidak harus sama jenis, tetapi bisa berupa komplementer (saling melengkapi) dan substitusi (pengganti). Mengenai “like product” ini bisa sangat fleksibel tergantung pada konteks perdagangan bebas dan barangnya saling berhubungan.

Berkaitan dengan National Treatment (Perlakuan Nasional), suatu negara dalam negeri tidak boleh mendiskriminasi barang impor dari luar negeri. Prinsip ini mengatur bahwa suatu negara tidak menerapkan kebijakan yang memperlakukan berbeda produk barang dari luar negeri (impor) dengan produk industri dalam negeri sehingga perlakukan berbeda tersebut memberikan kerugian atau mendiskriminasi barang impor. Untuk mempermudah perbedaan antara MFN dan NT adalah perlakuan tersebut dilakukan sebelum dan setelah barang impor memasuki pasar domestik.

Penghapusan hambatan perdagangan selain tariff (Eliminationg non-Tariff Barriers) adalah prinsip yang menghendaki hilangnya hambatan selain tarif. WTO memungkinkan adanya hambatan perdagangan, namun hanya dalam pengaturan tarif masuk. Hambatan lain seperti tata niaga, perizinan dan lain-lain

diharapkan dihapuskan oleh masing-masing negara.

Pelarangan terhadap pembatasan kuota (Restriction on Quota) dalam perdagangan bebas adalah prinsip yang menghendaki tidak adanya pembatasan terhadap jumlah perdagangan bebas. Suatu negara tidak boleh/dilarang membatasi perdagangan internasional dengan menghambat melalui pembatasan kuota. Prinsip ini bertujuan untuk mencegah kurangnya transparansi dalam pengaturan bea masuk dan distorsi harga yang disebabkan tidak berlakunya hukum penawaran dan permintaan.

Kebijakan tentang pembatasan kuota hanya dimungkinkan/diizinkan apabila dengan alasan berikut:

1) Jika suatu negara sedang menjalankan program stabilisasi pasar terkait produk pertanian;

2) Neraca Pembayaran atau negara sedang berupaya mencegah atau mengatasi semakin berkurangnya cadangan devisa jika cadangan yang tercatat dianggap terlalu rendah;

3) Dalam rangka Alokasi Kuota, maksudnya besarnya kuota impor atau ekspor ditentukan berdasarkan peranan negara pengekspor dalam perdagangan dengan negara pengimpor tersebut apabila kuota tidak ditetapkan).

Dumping dan Subsidi dianggap sebagai wujud perdagangan tidak adil (unfair trade) dengan melakukan persaingan yang tidak jujur dan tidak fair. Untuk membalas kerugian

akbiat dari dumping dan subsidi, maka negara yang dirugikan dapat melakukan tarif bea masuk anti dumping dan tarif bea masuk imbalan (countervailing duty).

Prinsip yang terakhir adalah Transparansi (Transparency) yang menginginkan setiap negara anggota WTO diwajibkan untuk bersikap terbuka/transparan terhadap berbagai kebijakan perdagangannya. Tujuannya untuk memudahkan para pelaku usaha untuk melakukan kegiatan perdagangan. Hal ini lebih kepada pelaku perdagangan dapat mengetahui peraturan yang terkait dengan perdagangan bebas dari setiap negara. Inti dari prinsip ini, yaitu perlakuan dan kebijakan yang dilakukan suatu negara harus transparan agar diketahui oleh negara lain.

J Konferensi Bretton Woods

WTO tidaklah lahir dalam rentang waktu era 1990-an yang selama ini dibicarakan, yaitu pada tahun 1994 melalui Putaran Uruguay. Namun akar kelahiran atau embrio dari WTO hadir sejak era 1947-an saat berlangsungnya Konferensi Bretton Woods. Konferensi tersebut ‘berhasil’ memunculkan tiga lembaga ekonomi liberal, yaitu Dana Moneter Internasional (International Monertary Fund/IMF), Organisasi Perdagangan Dunia (Internasional Trade Organization/ITO) dan Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (International Bank for Reconstruction and Development/IBRD). IBRD kemudian menjelma

Page 20: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

38KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

menjadi Bank Dunia (World Bank), di mana IBRD menjadi salah satu dari lima lembaga yang membentuk Kelompok Bank Dunia. ITO merupakan cikal bakal dari WTO yang dibentuk melalui Perjanjian Umum tentang Perdagangan dan Tarif (General Agreement on Tariffs and Trade/GATT) 1947.

Konferensi tersebut tidak dimaksudkan untuk melindungi kepentingan negara berkembang karena pada saat Konferensi Bretton Woods berlangsung, dunia masih pada masa Perang Dunia ke-2 pada 1-22 Juli 1944. 44 negara yang telah ada termasuk yang sedang berperang dengan tujuan tujuan untuk mendiskusikan perencanaan perekonomian di masa damai setelah perang. Singkat kata Konferensi Bretton Wood ingin mengurai krisis ekonomi yang dianggap sebagai salah satu penyebab utamanya adalah proteksionisme perdagangan Negara-negara pada waktu itu sehingga tujuannya adalah untuk membuka akses pasar terhadap setiap negara-negara yang saat itu menjadi peserta.

J Kritik terhadap WTOTelah banyak kritik yang muncul terhadap WTO sebagai organisasi internasional. Namun penulis akan menghadirkan kritik yang bersifat umum untuk dapat dengan mudah dipahami oleh komunitas nelayan dan perempuan nelayan.

Pertama, WTO tidak dibentuk oleh negara berkembang karena akar pembentukannya pada tahun 1947 melalui GATT 1947 dalam Konferensi

Bretton Woods yang hanya diikuti negara maju. Negara berkembang yang baru merdeka pada era tahun 1950-an baru lahir kemudian baru ikut serta dalam proses di Putaran Uruguay. Sementara GATT 1947 merupakan dasar fondasi prinsip-prinsip dalam perdagangan bebas di WTO. Tujuannya adalah untuk membuka akses pasar dari negara-negara saat itu sedang rusak pasca perang sehingga WTO adalah perjanjian perdagangan untuk membuka akses pasar dan negara berkembang hanya merupakan pasar yang menjadi tujuan perdagangan dari negara maju.

Kedua, WTO menghendaki adanya kompetisi perdagangan antar negara. Ide dari kompetisi ini memang dikaburkan dengan adanya keunggulan komparatif (yang dapat dibandingkan) dari setiap negara. Namun, yang terjadi adalah persaingan yang tidak sehat antara negara maju dengan negara berkembang. Akar dari prinsip ini adalah pemikiran Adam Smith mengenai tangan “tak terlihat” (invisible hand’) yang menyerahkan perekonomian pada ekuilibrium pasar sehingga pasar akan dengan sendirinya membuat keseimbangannya. Sebagai contoh Indonesia dengan ekonomi kerakyatan sebagaimana dikehendaki Konstitusi UUD 1945 menerapkan prinsip gotong-royong melalui koperasi sebagai soko guru perekonomian sehingga sangat jelas prinsip ekonomi kompetisi dalam WTO bertentangan dengan prinsip ekonomi Indonesia.***

Tokoh

Tinggal di rumah bilik bambu berukuran 4 x 7 bekas kandang itik milik orang tuanya, Abdul Latif dianggap aneh dan gila karena lebih peduli mangrove ketimbang

bekerja untuk menghidupi istri dan anaknya. Pilihan tersebut memang tidak lazim seperti kebanyakan tetangganya, tetapi tidak bagi pria yang akrab disapa Latif ini. Pilihan pergi ke pantai menyelamatkan mangrove justru mengubah kehidupan sebagian besar nelayan kecil di kampungnya. Bahkan atas keanehannya itu, para perempuan nelayan menjadi kreatif dan dapat membantu perekonomian keluarganya.

Abdul Latif

Berawal dari kegelisahan atas menurunnya hasil tangkapan udang dan ikan nelayan-nelayan skala kecil di Indramayu, Latif mulai menyusuri apa penyebabnya. Dalam benaknya, “Hilangnya hutan mangrove akibat penebangan dan beralih fungsi menjadi tambak berakibat pada menjauhnya spesies khas ekosistem pesisir, seperti

PelestariPengolah Mangrove

di Pesisir Indramayu&

Page 21: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 201441 40KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

udang, kepiting, dan ikan”. Berangkat dari pemikiran inilah, Latif yang tidak tamat SMA ini tergerak hatinya dan mengajak beberapa rekannya untuk menanami kembali mangrove yang sudah rusak.

Pada tahun 2003, Latif mengajak Kepala Desa untuk menginisiasi sebuah pertemuan guna mendiskusikan masalah kerusakan hutan mangrove dan menurunnya hasil tangkapan ikan nelayan. Dari pertemuan itulah, disepakati pentingnya menyelamatkan hutan mangrove dan pemerintah desa mendukung upaya tersebut. Setahun setelahnya belum banyak nelayan yang mau terlibat: hanya beberapa orang saja. Lambat laun seiring tumbuhnya pohon mangrove yang ditanam, menambah semangat Pak Latif untuk menyelamatkan mangrove di wilayah pesisir Karangsong, Indramayu, Jawa Barat. Tidak jarang karena ketiadaan kendaraan dan ongkos, Latif berjalan kaki dari rumahnya di Pabean Udik, Indramayu, ke lokasi mangrove yang berada di Karangsong dengan jarak kurang lebih 6 kilometer.

Mengawali inisiatif penyelamatan mangrove, Latif belum mendapatkan dukungan penuh dari keluarga. Namun ia pantang menyerah. Tekadnya yang kuat dilatari prinsipnya: orang yang mencintai alam, maka alam akan menghidupi orang tersebut.

Keyakinan tersebut terbukti benar. Berbekal ketekunannya, Latif tidak saja mendapatkan kepuasan karena dapat membantu menyelamatkan ekosistem pesisir pesisir, tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan

ekonomi keluarganya. Bahkan bersama kelompok yang dipimpinnya, ia telah mengolah mangrove menjadi anek produk ekonomi kreatif, seperti jajanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetik. Tak hanya itu, kini Latif banyak diminta membagikan pengetahuan dan pengalaman melestarikan dan mengolah mangrovenya ke komunitas-komunitas nelayan di seluruh Indonesia, seperti Jawa Barat, Jakarta, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera Utara.

Mimpi Latif sangat sederhana, ia menginginkan desanya maju di segala bidang, baik dalam konteks pemberdayaan masyarakat maupun infrastruktur yang memadai. Dengan menyelamatkan mangrove, ia yakin bisa menjadi pintu masuk untuk memakmurkan nelayan-nelayan kecil dan keluarga nelayan yang berada di Indramayu.

Atas dedikasinya itu, tanpa diberitahu sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Indramayu mengusulkan Latif sebagai salah satu nominator penerima Penghargaan Kalpataru tingkat Provinsi Tahun 2008. Tanpa diduga, Latif dinobatkan sebagai penerima Kalpataru tingkat Provinsi Jawa Barat atas prestasinya dalam menyelamatkan mangrove di Indramayu.

Pada tahun 2009, Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali mengusulkan Latif sebagai nominator penerima panghargaan Kalpataru tingkat nasional. Namun tawaran tersebut ditolaknya dengan alasan belum banyak melakukan apa-apa dan masih banyak yang lebih berhak

untuk mendapatkan penghargaan tersebut. Lebih dari itu, Latif tidak memiliki harapan untuk menerima berbagai penghargaan atas inisiatif dan aktivitasnya dalam melestarikan wilayah pesisir Indramayu.

Kesuksesannya dalam menggerakkan nelayan dan perempuan nelayan dengan menjadikan mangrove sebagai sarana pendidikan dan peningkatan penghasilan ekonomi keluarga mendorong Latif untuk berbuat lebih. Ia ingin mendirikan kawasan wisata mangrove di lahan seluas 40 hektare yang dikelolanya dan terintegrasi dengan aktivitas produksi dan pemasaran hasil olahan mangrove. Kegiatan wisata ini juga diharapkan menjadi Pusat Belajar dan Informasi Mangrove di wilayah Jawa Barat.

“Aktivitas penyelamatan mangrove di Indramayu dapat berkesinambungan, jika tersedia aturan yang mendukung kegiatan penanaman mangrove, misalnya Peraturan Desa sehingga ada kepastian hukum untuk mengatur adanya aturan zonasi wilayah inti, penyanggah dan tangkap di wilayah pesisir Karangsong Indramayu. Dengan aturan yang disepakati bersama itulah, semua pihak dapat berperan sekaligus mengambil manfaat ekonomi”, kata Latif.

Latif menambahkan, inisiatif pengolahan mangrove menjadi produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik yang dikembangkan oleh masyarakat pesisir harus dibarengi dengan fasilitasi pemerintah untuk mengembangkannya melalui sistem produksi standar dan diakui oleh

badan sertifikasi pemerintah. Dengan jalan ini, maka konsumen produk olahan mangrove akan semakin luas.

“Kemudian dibutuhkan sistem pemasaran yang mampu mempromosikan produk-produk mangrove terdistribusi di kota-kota besar. Ketersediaan bengkel pelatihan dan etalase hasil olahan mangrove di wilayah strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat juga tak kalah pentingnya,” tutur Latif penuh semangat.

“Harapan saya, masyarakat mengubah cara berpikirnya. Mangrove memberikan banyak manfaat tanpa harus menebang batangnya. Selagi kreatif, banyak olahan mangrove yang bisa dikonsumsi dan dimanfaatkan untuk kesehatan,” terang lelaki yang memiliki 2 anak dan memimpin lebih kurang 30 nelayan dan perempuan nelayan di Indramayu.

Untuk mendukung kegiatan dan merealisasikan mimpi nelayan dan perempuan nelayan seperti Latif, KIARA meluncurkan program “Donasi Mangrove untuk Kehidupan”. Program ini bertujuan untuk mengajak masyarakat luas terlibat aktif dalam penyelamatan mangrove dengan cara menyumbangkan uangnya senilai Rp.10.000 (Sepuluh Ribu Rupiah) untuk satu pohon mangrove dan ongkos perawatan selama satu tahun. Salah satu wilayah yang akan menerima donasi ini adalah kelompok yang didampingi oleh Latif.***

Page 22: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 201443

Ketok palu Astrid Holtan (delegasi Norwegia yang terpilih sebagai pimpinan sidang) pertemuan PBB yang diselenggarakan oleh Komisi Perikanan FAO XIV mengenai

Perdagangan Ikan di Bergen, Norwegia, di siang hari tanggal 28 Februari 2014 menandai berakhir dan disepakatinya 8 lembar butir-butir perundingan selama 5 hari tersebut.

Produk perikanan utamanya adalah ikan salmon. “Saya senang mengetahui Indonesia adalah negara pengimpor salmon kami. Karena salmon adalah ikan lezat yang kaya Omega-3,” sahut Marie sembari tertawa.

J Nelayan skala kecilSalah satu topik bahasan perundingan tentang Perdagangan Ikan adalah peran nelayan skala kecil dan kontribusinya terhadap keberlanjutan sumber daya perikanan. “Produsen (perikanan) skala kecil adalah pihak yang paling sering kehilangan keuntungan di dalam perdagangan ikan. Hal ini tergambar dari analisis

Di sela-sela ramah-tamah antardelegasi, KIARA mendatangi salah seorang delegasi Norwegia yang karib disapa Marie. Ia bernama lengkap Marie Hilloy Solheim. Di dunia pemerintahan, ia aktif bekerja di Kementerian Perdagangan, Industri dan Perikanan Norwegia.

Perempuan penyuka aneka masakan laut ini belum pernah mengunjungi Indonesia. “Saya sangat bahagia jika berkesempatan ke Indonesia, negeri indah yang pernah saya dengar,” katanya menjawab pertanyaan KIARA.

Norwegia adalah negara eksportir perikanan kedua terbesar di dunia.

Marie Hilloy SolheimDelegasi Norwegia

INDONESIA NEGERI YANG INDAH

Pernak-Pernik

mata rantai yang ditunjukkan oleh FAO. Karena itu, kita harus bekerja untuk memastikan bahwa produsen dan pekerja (perikanan) skala kecil mendapatkan nilai lebih dari profesi mereka. Ini adalah kerja nyata guna mendorong mereka untuk mengorganisasi dirinya agar posisi mereka semakin kuat,” jawab Marie saat ditanyai apa yang harus dilakukan komunitas internasional guna mendukung nelayan skala kecil dan perempuan nelayan di negara-negara berkembang.

Cewek pemilik hobi tenis dan berkumpul bersama keluarga dan teman-teman di luang waktunya ini berharap 5-10 tahun ke depan kesejahteraan nelayan skala kecil meningkat secara signifikan. Untuk hal ini, keterlibatan perempuan juga sangat penting. Karena perempuan memainkan bagian penting di dalam aktivitas perikanan, khususnya pengolahan hasil tangkapan ikan, sehingga keberadaannya harus diakui dan mendapatkan prioritas dukungan kebijakan dan anggarannya”.*** (AH)

(KEMACETAN JAKARTA)

INDONESIA MENAKJUBKAN!

Greg SchneiderDelegasi Amerika Serikat

Rabu (27/02) siang dalam perjalanan ke Austevoll (pusat industri perikanan di Norwegia) dari Bergen dengan jarak tempuh lebih kurang 1,5 jam melalui jalur laut, KIARA

berbincang dengan Greg Schneider, delegasi Amerika Serikat untuk pertemuan PBB yang diselenggarakan oleh Komisi Perikanan FAO XIV mengenai Perdagangan Ikan di Bergen, Norwegia, pada tanggal 24-28 Februari 2014. Sembari menikmati teh hangat di dalam kapal penumpang itulah, obrolan seputar perikanan berlangsung serius tapi santai.

Greg bekerja sebagai Pejabat Senior Spesialis Perdagangan Internasional di National Marine Fisheries Service Office of International Affairs berbasis

di Silver Spring Maryland, Amerika Serikat. Saat ditanya mengenai perdagangan udang antara Indonesia dengan Amerika Serikat, ia menjawab,

Page 23: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

44KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

“Pemerintah Amerika Serikat serius menerapkan aturan perundang-undangan yang berkaitan dengan spesies yang terancam punah dan pro-aktif mempromosikan upaya konservasi global. Dalam konteks ini, seluruh negara harus bekerjasama untuk melindungi spesies yang terancam punah, seperti kura-kura yang berinteraksi dengan udang air hangat (warm water shrimp). Hal ini bukanlah hal baru, tetapi harus menjadi perhatian bersama, termasuk secara bilateral”.

Pria separuh baya yang sudah empat kali berkunjung ke Indonesia dan terakhir ke Medan ini menambahkan, “Amerika Serikat telah mempromosikan kepentingan nelayan skala kecil di dalam penyusunan Pedoman FAO tentang Nelayan Skala Kecil. Kami mendukung inisiatif dan pengadopsian pedoman tersebut. Pada saat pertemuan tersebut, Amerika Serikat mendorong pengakuan bahwa harus ada pengembangan yang lebih baik dengan menyesuaikan sistem manajemen pada praktek dan aspek biologis perikanan skala kecil. Hal ini akan berimplikasi terhadap masa depan skema sertifikasi (perikanan)”.

Ketika KIARA bertanya mengenai persoalan perikanan di Amerika Serikat, pria berkacamata yang juga hobi memasak ini menjelaskan, “Di tingkat nasional, kami menghadapi permasalahan yang rumit untuk menghentikan praktek penangkapan ikan yang berlebih (overfishing) di lebih dari 42 wilayah pengelolaan perikanan yang dikontrol oleh lembaga tempat saya bekerja dan Dewan Pengawas

Regional. Kami telah menyelesaikan persoalan ini dan sangat bangga atas fakta yang ada. Prinsipnya harus ada upaya untuk mengembalikan stok perikanan yang ada”.

Greg bercerita bahwa hobi memasaknya tidak berhenti sebatas menu masakan, tetapi ia juga belajar apa saja latar belakang budaya di balik bumbu yang dipakai. Ia bercita-cita 5-10 tahun ke depan, masa depan nelayan skala kecil menjadi lebih baik. “Ketika berpikir tentang nelayan, kata yang muncul adalah ketahanan (resilience). Di dalam dunia yang komersil dan kian kompetitif, kerusakan lingkungan, perubahan iklim dan ketidaksetaraan dalam hal sistem manajemen perikanan sehingga diperlukan strategi komprehensif yang dapat diadopsi di level lokal, regional dan global untuk mempromosikan masyarakat pesisir yang layak dan tangguh,” ujar Greg.

Dalam konteks perikanan skala kecil, peran perempuan nelayan sangat penting dan aktif. Tentang hal ini, Greg mengatakan, “Seringkali dikatakan bahwa perempuan memainkan peranan yang penting di sektor perikanan. Dalam hal ini, perempuan membutuhkan pengakuan dan perlindungan yang setara, termasuk dari berbagai pelanggaran hak asasi manusia”.

Sebelum mengakhiri perbincangan, Greg menyampaikan, “Indonesia selalu membuat saya takjub. Apalagi kemacetan di Jakarta”.*** (AH)

J Cara Mengolah:1. Sambal: Panggang semua bahan

kecuali garam, tempoyak, mangga dan jeruk nipis. Setelah matang, haluskan, masukkan garam, tempoyak, potongan mangga dan air perasan jeruk nipis.

2. Bersihkan ikan patin, potong-potong dalam ukuran kecil.

3. Campurkan potongan ikan dengan sambal, lalu remas-remas dengan tangan hingga lumat dan rata.

4. Sajian siap dihidangkan.

Selamat mencoba!

Dapur

J Bahan-bahan/bumbu-bumbu:

• 500 gram ikan patin (bisa dengan ikan mas)

• 1/2 sdt garam • 1 buah jeruk nipis

J Bahan sambal:• 1 bungkus terasi udang

• 50 gr cabe keriting

• 100 gr tomat ceri

• 3 butir bawang merah

• garam secukupnya

• tempoyak (duren fermentasi)

• 1 buah mangga, iris-iris sekecil mungkin

• 1 buah jeruk nipis, peras airnya

Sebenarnya Seruit sebenarnya berupa sambal yang dicampur ikan, tapi yang menambah rasa lezat dari seruit itu

adalah tempoyak atau durian fermentasi dan mangga. Ehm, bisa dibayangkan rasa pedas, asam dan gurih menyatu di lidah.

Nah! mari kita lihat resepnya dan coba yuk di rumah.......

Makanan Asli Lampung SERUIT

Page 24: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson:

KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 201447 46KABAR BAHARI VII 1 Maret - April 2014

Page 25: DUNIA AKUI PERAN NELAYAN DAN STRATEGISNYA … file(Kemacetan Jakarta) - Indonesia Menakjubkan! Masnuah: Cita-cita Memajukan Perempuan Nelayan Jelajah Perikanan Benua Eropa Sara Tynnerson: