KATA PENGANTAR -...

106

Transcript of KATA PENGANTAR -...

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna

Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan

laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.

Lembaga Administrasi Negara adalah salah satu entitas pelaporan sehingga

berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun

laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional,

Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara mengacu pada

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam

Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis

akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan,

akurat dan akuntabel.

Diharapkan Laporan Keuangan ini dapat memberikan informasi yang berguna

kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan

akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara

pada Lembaga Administrasi Negara. Disamping itu, laporan keuangan ini juga

dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan

keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance).

Jakarta, April 2018

Dr. Adi Suryanto, M.SiNIP 196912081994031001

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantari Daftar Isiii Daftar Tabeliii

I

Daftar Isi IIDaftar Tabel

iv Ringkasan

1

III

Pernyataan Telah Direviu IVPernyataan Tanggungjawab VLampiran VIRingkasan 1 I. Laporan Realisasi Anggaran3

3

II. Neraca4

4

III. Laporan Operasional 5

IV. Laporan Perubahan Ekuitas 6

V. Catatan atas Laporan Keuangan5

7

A. Penjelasan Umum 7

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 20

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 33

D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 85

E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 91

F. Pengungkapan Penting Lainnya 95

5

DAFTAR TABEL

Hala

man

Tabel 1 Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 21Tabel 2 Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2017 dan 2016 21Tabel 3 Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2017 24Tabel 4 Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2017 24Tabel 5 Perbandingan Realisasi Belanja TA 2017 dan 2016 25Tabel 6 Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2017 dan 2016 25Tabel 7 Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2017 dan 2016 27Tabel 8 Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2017 dan 2016 31Tabel 9 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin

TA 2017 dan 2016

31

Tabel 10 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan

Bangunan TA 2017 dan 2016

32

Tabel 11 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2017 dan

2016

32

Tabel 12 Perbandingan Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas TA 2017

dan 2016

33

Tabel 13 Perbandingan Rincian Piutang PNBP TA 2017 dan 2016 34Tabel 14 Perbandingan Rincian Bagian Lancar TP/TGR TA 2017 dan

201637

Tabel 15 Perbandingan Rincian Persediaan TA 2017 dan 2016 38Tabel 16 Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 70Tabel 17 Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 78Tabel 18 Rincian Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi TA 2017 94

LAMPIRAN

BAR Rekening Milik Satuan Kerja Lingkup Kemenenterian Negara /LembagaPeriode sampai tanggal 31 Desember 2017

Daftar Rekening Lembaga Administrasi Negara Tahun 2017

Surat Pernyataan Kesanggupan Pengembalian Kerugian Negara (SPKPKN)

Daftar Hibah Langsung Berupa Barang/Jasa

Kajian Lembaga Administrasi Negara Tahun 2017

Daftar Saldo diBendahara Pengeluaran, Kas diBendahara Penerimaan danKas Lainnya dan Setara Kas Per 31 Desember 2017

Rekap Mahasiswa STIA S1 dan S2 Per 31 Desember 2017

Surat S-3328/PB/2018 Tanggal 12 April 2018 Hal Petunjuk Teknis KorekasiData Revaluasi Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyusutan LaporanKeuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) Tahun 2017

Surat S-3507 /PB.6/2018 Tanggal 17 April 2018 Hal Penyampaian NotaKoreksi atas Hasil Revaluasi BMN Tahun 2017

Memo Penyesuaian

Nota Kesepakatan Angka Asersi Final

Surat Perintah Pelaksana Tugas

PERNYATAAN TELAH DIREVIU

LAPORAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

TAHUN 2017

Kami telah mereviu Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara untuk tahun

anggaran 2017 berupa Neraca per tanggal 31 Desember 2017, Laporan Realisasi

Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan Atas

Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut. Semua

informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah merupakan penyajian

manajemen Lembaga Administrasi Negara.

Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi,

keandalan, dan keabsahan informasi, serta kesesuaian pengakuan, pengukuran, dan

pelaporan transaksi dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Reviu

mempunyai ruang lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup

audit yang bertujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara

keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi pendapat semacam itu.

Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin

bahwa laporan keuangan yang kami sebutkan di atas disajikan sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan

peraturan perundang-undangan lain yang terkait.

Jakarta, April 2018

Plt. Inspektur

Dra. Elly Fatimah, M.SiNip.196612081994012001

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara yang terdiri dari: (a) Laporan

Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan

Ekuitas, dan (e) Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017 sebagaimana

terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern

yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan

posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Jakarta, April 2018Kepala Lembaga Administrasi Negara

Dr. Adi Suryanto, M.SiNIP 196912081994031001

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara Tahun 2017 ini telah disusun

dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah

pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan

Keuangan ini meliputi:

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran

dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja

selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2017.

Realisasi Pendapatan Negara per 31 Desember 2017 adalah berupa Pendapatan

Negara Bukan Pajak sebesar Rp68.388.168.333,00 atau mencapai 99,06 persen

dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp69.039.290.000,00.

Realisasi Belanja Negara pada per 31 Desember 2017 adalah sebesar

Rp267.960.046.017,00 atau mencapai 95,59 persen dari alokasi anggaran

sebesar Rp280.317.563.000,00.

2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan

ekuitas per 31 Desember 2017.

Nilai Aset per 31 Desember 2017 dicatat dan disajikan sebesar

Rp927.342.142.905,00 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar

Rp3.158.298.763,00, Aset Tetap (netto) sebesar Rp923.386.867.906,00, Piutang

Jangka Panjang (netto) sebesar Rp221.301.736,00 dan Aset Lainnya (neto)

sebesar Rp575.674.500,00.

Nilai Kewajiban & Ekuitas masing-masing sebesar Rp2.037.469.116,00 dan

Rp925.304.673.789,00.

3. LAPORAN OPERASIONAL

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,

surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional,

surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO,

yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode

sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp66.615.739.323,00,

sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp278.348.069.193,00 sehingga

terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp211.732.329.870,00.

Kegiatan Non Operasional dan Pos - Pos Luar Biasa masing-masing sebesar

Rp436.040.811,00 dan Rp0,00 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar

Rp211.296.289.059,00.

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan

ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada

tanggal 1 Januari 2017 adalah sebesar Rp930.281.621.539,00, Defisit-LO sebesar

Rp211.296.289.059,00, ditambah dengan koreksi – koreksi sebesar

Rp40.689.959,00 dan transaksi antar entitas senilai total Rp206.278.651.350,00,

sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2017 adalah senilai

Rp925.304.673.789,00.

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan

atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan

Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan

dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-

pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan

keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir

sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 disusun dan disajikan berdasarkan

basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan

Ekuitas untuk Tahun 2017 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis

akrual.

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARALAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 DAN 2016

(Dalam Rupiah)

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariLaporan Keuangan

II. NERACA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARANERACA

PER 31 DESEMBER 2017 DAN 31 DESEMBER 2016

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariLaporan Keuangan

III. LAPORAN OPERASIONAL

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARALAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 DAN 2016

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariLaporan Keuangan

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARALAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 DAN 2016

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariLaporan Keuangan

A. PENJELASAN UMUM

A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Lembaga Administrasi Negara

Dasar

Hukum

Entitas

dan

Rencana

Strategis

Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang mengemban amanah

untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi

negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang

berlaku, dituntut untuk menjadi contoh (role model) bagi reformasi

administrasi diharapkan mampu membuktikan diri sebagai organisasi

pemerintah berkinerja tinggi. Berdasarkan Undang-Undang No. 39

Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan Peraturan Presiden

Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara

merupakan lembaga pemerintah non kementerian yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang

membidangi urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur

negara dan reformasi birokrasi. Lembaga Administrasi Negara

mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

administrasi negara.

Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013

tentang Lembaga Administrasi Negara membawa konsekuensi

perubahan organisasi (restrukturisasi) dan tata kerja yaitu dengan

ditetapkannya Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor

14 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Administrasi Negara.

Reorganisasi yang telah dilaksanakan LAN memantapkan peran

LAN secara lebih solid untuk memberikan kontribusi dalam

peningkatan tata kelola pemerintahan di Indonesia, khususnya melalui

peningkatan kompetensi dan profesionalisme ASN dan perbaikan

kebijakan. Kebijakan yang tertuang dalam Perpres No. 57 Tahun 2013

tentang Lembaga Administrasi Negara (LAN) memberikan kesempatan

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

bagi LAN untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

administrasi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dengan menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional tertentu di

bidang administrasi negara;

2. Pengkajian administrasi Negara di bidang kebijakan reformasi

administrasi, desentralisasi dan otonomi daerah, sistem

administrasi Negara, dan hukum administrasi negara;

3. Pengembangan inovasi administrasi Negara di bidang tata

pemerintahan, pelayanan publik serta kelembagaaan dan

sumberdaya aparatur;

4. Pemberian fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi

Pemerintah di bidang administrasi negara;

5. Pembinaan, penjaminan mutu, dan penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur negara;

6. Pembinaan jabatan fungsional tertentu yang menjadi

kewenangan LAN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

7. Pengembangan kapasitas administrasi negara; dan

8. Pembinaan dan penyelenggaraan dukungan administrasi dalam

pelaksanaan tugas dan fungsinya.

Dukungan kebijakan lain, antara lain dengan terbitnya Undang-

Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

memberikan kesempatan bagi LAN untuk berkiprah sesuai dengan

mandat dalam kebijkan tersebut. LAN berpotensi besar untuk

menyukseskan pelaksanaan reformasi birokrasi. Reformasi sumber

daya aparatur negara dapat dilakukan dengan melakukan pembinaan,

pelatihan, pendampingan terhadap aparatur sipil negara di Indonesia.

Dalam era desentralisasi, peran daerah semakin kuat dalam tugasnya

sebagai penyedia layanan publik terdekat. Terkait dengan hal ini,

terbuka kesempatan bagi LAN untuk berperan dalam memberikan

dorongan kepada instansi-instansi daerah untuk melakukan reformasi

pelayanan publik melalui program-program yang inovatif.

LAN yang telah ditunjuk sebagai instansi Pembina jabatan

fungsional analis kebijakan juga memiliki peran strategis dalam

meningkatkan tata kualitas kebijakan di Indonesia dengan melakukan

pembinaan analis kebijakan. Keberadaan seorang analis kebijakan di

Indonesia saat ini belum optimal dalam pelaksanaan proses kebijakan

publik. Padahal, salah satu kegagalan implementasi kebijakan di

Indonesia selama ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman para

pembuat kebijakan dan berbagai kelemahan dalam formulasi

kebijakan yang kurang didukung dengan analisis kebijakan yang baik.

Dengan mandat yang diberikan pada LAN, membuka kesempatan

untuk berkontribusi dalam perbaikan kualitas kebijakan publik melalui

pembinaan analis kebijakan.

Renstra Lembaga Administrasi Negara 2015-2019 mencakup

berbagai upaya Lembaga Administrasi dalam melaksanakan amanat

pembentukan organisasi Lembaga Administrasi Negara yang

dilaksanakan untuk mendukung tercapainya visi dan misi nasional

pada Pemerintahan hasil Pemilihan Presiden Tahun 2014.

Untuk mewujudkan tujuan diatas Lembaga Administrasi Negara

berkomitmen dengan visi “Menjadi rujukan bangsa dalam

pembaharuan Administrasi Negara”.

Misi Lembaga Administrasi Negara adalah memberikan kontribusi

nyata dalam pengembangan kapasitas aparatur negara dan sistem

administrasi negara guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik,

melalui :

1. Pengembangan Inovasi Administrasi Negara;

2. Pengkajian Kebijakan;

3. Pembinaan dan Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur

negara;

4. Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Administrasi.

Berdasarkan sembilan agenda prioritas pembangunan dan arah

kebijakan umum Pembangunan Nasional, maka arah kebijakan

Lembaga Administrasi Negara didasarkan pada Visi Nasional untuk

membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,

demokratis, dan terpercaya. Sesuai dengan prioritas nasional, Visi

tersebut diimplementasikan salah satunya dengan menjalankan

agenda reformasi birokrasi secara konsisten. Oleh karena itu, sejalan

dengan tugas dan fungsi yang diemban Lembaga Administrasi Negara,

Kebijakan dalam Renstra 2015-2019 Lembaga Administrasi Negara ini

diarahkan pada:

Meningkatnya kualitas hasil kebijakan

Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme ASN

Meningkatnya pengembangan dan praktek inovasi di bidang

administrasi Negara

Terwujudnya pengembangan dan penerapan ilmu administrasi

negara

Terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan, tata laksana,

dan SDM aparatur LAN yang profesional, serta akuntabilitas

lembaga

Adapun Strategi yang akan dilaksanakan oleh Lembaga Administrasi

Negara untuk memujudkan agenda tersebut adalah melalui:

Peningkatan kualitas kebijakan

Peningkatan kompetensi dan profesionalisme ASN

Pengembangan dan praktek inovasi di bidang administrasi

negara

Pengembangan dan penerapan ilmu administrasi negara

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, tata laksana, dan SDM

Aparatur LAN yang profesional serta akuntabilitas lembaga

Peraturan Presiden No. 57 tahun 2013 menjadi acuan penyusunan

struktur LAN baru. Adapun struktur baru terdiri atas:

1) Sekretariat Utama

Sekretariat Utama mempunyai tugas melaksananakan

koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian

dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di

lingkungan LAN.

a. Koordinasi kegiatan di lingkungan LAN;

b. Koordinasi penyusunan rencana program dan kegiatan di

lingkungan LAN;

c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang

meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,

kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi di lingkungan

LAN;

d. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata

laksana, kerjasama, dan hubungan masyarakat;

e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan

dan bantuan hukum;

f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik negara/kekayaan

negara;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala

2) Deputi Bidang Kajian Kebijakan

Deputi Bidang Kajian Kebijakan mempunyai tugas merumuskan

dan melaksanakan kebijakan di bidang pengkajian reformasi

admnistrasi, sistem administrasi negara dan hukum administrasi

negara, desentralisasi dan otonomi daerah, serta pembinaan

jabatan fungsional analis kebijakan.

a. Merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan

dan evaluasi kebijakan di bidang pengkajian reformasi

administrasi, sistem administrasi negara dan hukum

administrasi negara, desentralisasi dan otonomi daerah serta

pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan;

b. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang

pengkajian dan pelaksanaan kebijakan reformasi

administrasi, sistem administrasi negara dan hukum

administrasi negara, desentralisasi dan otonomi daerah,

serta pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan;

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala.

3) Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur

Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur mempunyai

tugas melaksanakan kebijakan di bidang pendidikan dan

pelatihan sumber daya aparatur, serta pembinaan jabatan

fungsional Widyaiswara.

Fungsi :

a. Merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan

dan evaluasi kebijakan teknis di bidang pendidikan dan

pelatihan sumberdaya aparatur serta pembinaan jabatan

fungsional widyaiswara;

b. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang

pendidikan dan pelatihan aparatur serta pembinaan jabatan

fungsional widyaiswara; dan

c. Melaksanakan tugas lain yang terkait yang diberikan oleh

kepala.

4) Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara

Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara mempunyai tugas

merumuskan dan melaksanakan kebijakan pengembangan

inovasi administrasi negara di bidang tata pemerintahan,

pelayanan publik, serta kelembagaan dan sumberdaya aparatur.

Secara lebih rinci, Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara

menyelenggarakan fungsi:

a. Merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan

dan evaluasi kebijakan inovasi administrasi negara di bidang

tata pemerintahan, pelayanan publik, serta kelembagaan

dan sumberdaya aparatur.

b. Memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi inovasi

administrasinegara di bidang tata pemerintahan, pelayanan

publik, serta kelembagaan dan sumberdaya aparatur, dan

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala.

Sekolah Ilmu Administrasi Negara (STIA LAN) berdasarkan Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 1999 jo Kepala

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 535 Tahun 1999 adalah

perguruan tinggi kedinasan yang bertanggungjawab kepada Kepala

LAN dengan menyelenggarakan program pendidikan akademik dan

profesional di bidang Ilmu Administrasi Negara bagi pegawai negeri.

Berdasarkan peran dan mandat STIA LAN yang dijabarkan dalam tugas

pokok dan fungsinya dalam menyelenggarakan sebagian tugas

Lembaga Administrasi Negara, dirumuskan Visi STIA LAN sebagai

cerminan gambaran peran dan kondisi yang ingin diwujudkan di masa

depan. Hal tersebut sekaligus merefleksikan kesinambungan upaya

pengembangan dan pemantapan penyelenggaraan sistem pendidikan

tinggi dibidang ilmu administrasi bagi Aparatur Negara yang meliputi

pegawai ASN/PNS, anggota TNI/POLRI, pegawai BUMN/D, anggota

DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota khususnya di wilayah Indonesia Bagian

Timur, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

PKP2A LAN mempunyai tugas dan fungsi penyelenggaraan kajian dan

inovasi dibidang administrasi negara, menyelenggarakan pendidikan

dan pelatihan aparatur serta melaksanakan pengembangan sIstem

informasi dibidang tugasnya sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh

Kepala. Untuk mewujudkan tujuan di atas PKP2A LAN berkomitmen

dengan visi “Menjadi rujukan Bangsa dalam Pembaharuan

Administrasi Negara di Daerah”.

Rincian jumlah satker pada masing-masing Eselon I adalah sebagai

berikut :

Implementasi

Akuntansi

Pemerintahan

Berbasis

Akrual

A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017 ini merupakan laporan yang

mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Lembaga

Administrasi Negara. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem

Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun

yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan

pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi

keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

Basis

Akuntansi

A.3. Basis Akuntansi

Lembaga Administrasi Negara menerapkan basis akrual dalam

penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan

Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian

Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang

mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat

transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau

setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah

basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi atau peristiwa

lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini

sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Dasar

Pengukur

an

A.4. Dasar Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan

memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran

yang diterapkan Lembaga Administrasi Negar dalam penyusunan dan

penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai

perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi

atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk

memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar

sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi

kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang

rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi

terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Kebijakan Akuntansi

A.5. Kebijakan Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017

telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan

akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi,

aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu

entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini

adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Lembaga

Administrasi Negara. Disamping itu, dalam penyusunannya telah

diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di

lingkungan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam

penyusunan Laporan Keuangan Lembaga Administrasi Negara adalah

sebagai berikut:

Pendapatan-LRA

(1) Pendapatan- LRA

Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum

Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode

tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak

pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum

Negara (KUN).

Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas

bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak

mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan

pengeluaran).

Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber

pendapatan.Pendapatan-LO

(2) Pendapatan- LO

Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui

sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas

pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya

aliran masuk sumber daya ekonomi.

Pendapatan-LO pada Lembaga Administrasi Negara diakui pada

saat Pendapatan terealisasi, yaitu pada saat terdapat aliran masuk

sumber daya ekonomi dan/ atau pada saat timbulnya hak atas

pendapatan, yaitu sebagai berikut:

o Pendapatan Jasa terdiri atas: Pendapatan Jasa Diklat setelah

pelatihan selesai dilaksanakan, Pendapatan Penilaian

Kompetensi/Penilaian Potensi/Feedback pasca Penilaian

Kompetensi/Pengembangan Kompetensi setelah selesai

dilaksanakan_dan Akreditasi Lembaga Diklat setelah rangkaian

kegiatan penilaian akreditasi Lembaga Pendiddikan dan

Pelatihan bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara selesai.

o Pendapatan dari Pengelolaan BMN merupakan Pendapatan Sewa

Gedung yang diakui secara proporsional antara nilai dan periode

waktu sewa.

o Pendapatan Pendidikan terdiri atas: Pendapatan SPP diakui

setelah penyelenggaraan perkuliahan telah diterima oleh

mahasiswa dan Pendapatan Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat, dan

Akhir Pendidikan diakui setelah Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat

dan Akhir Pendidikan telah selesai dilaksanakan.

o Pendapatan Denda pada saat dikeluarkannya surat keputusan

denda atau dokumen lain yang dipersamakan.

o Pendapatan lain-lain pada saat waktu terjadinya.

Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto,

yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat

jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.Belanja (3) Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum

Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride

tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,

pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas

pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN).

Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban (4) Beban

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa

dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat

berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya

kewajiban.

Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya

konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau

potensi jasa.

Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Aset (5) Aset

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka

Panjang dan Aset Lainnya.

Aset

Lancar

a. Aset Lancar

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal.

Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan

menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Piutang diakui apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

- Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan / Ganti

Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat

Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan / atau telah

dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai

kekuatan hukum tetap.

- Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat

peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung

dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan

kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur

dengan andal.

- Berdasarkan PMK/05/2016 tentang Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pada Pemerintah

Pusat.

Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat

direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan

dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih.

Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang

ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan

yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya

adalah sebagai berikut .

KualitasPiutang

UraianPenyisih

an

LancarBelum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo

0.5%

KurangLancar

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan

10%

DiragukanSatu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukanpelunasan

50%

Macet 1.

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan

100%2.

Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan

Perbendaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo

12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai

Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.

Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik

pada tanggal neraca dikalikan dengan :

harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan

pembelian;

harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi

sendiri;

harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila

diperoleh dengan cara lainnya. Aset

Tetap

b. Aset Tetap

Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau

harga wajar.

Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum

kapitalisasi sebagai berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan

peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih

dari Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya

sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh

juta rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai

minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan

sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah,

jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa

koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional

pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus,

ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan

organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak

sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), atau

masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke aset lain

– lain pada pos aset lainnya.

Aset Tetap yang secara permanen dihentikan

penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat

penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan di bidang pengelolaan BMN.

Penyusutan Aset Tetap

c. Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai

sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari

suatu aset tetap.

Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen

sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau

usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang

untuk dilakukan penghapusan

Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap

dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan

adanya nilai residu.

Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan

metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang

dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap

semester selama Masa Manfaat.

Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan

berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor:

59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka

Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada

Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa

manfaat adalah sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun

Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun

Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern)

4 tahun

Piutang Jangka Panjang

d. Piutang Jangka Panjang

Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang

diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu

lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai

berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang

dapat direalisasikan.Aset e. Aset Lainnya

Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar,

aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam

Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, tagihan penjualan

angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan,

aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas

yang dibatasi penggunaannya.

Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat

netto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi

akumulasi amortisasi.

Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan

dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan

atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak

dilakukan amortisasi.

Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan

berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor:

620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka

Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud

pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa

manfaat adalah sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud

Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat

Software Komputer 4 tahun

Franchise 5 tahun

Lisensi, Hak Paten Sederhada, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak SirkuitTerpadu

10 tahun

Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim

20 tahun

Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan

25 tahun

Hak Cipta atas Ciptaan Gol. II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram

50 tahun

Hak Cipta atas Ciptaan Gol. I 70 tahun

Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan

sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi

akumulasi penyusutan.

(6) Kewajiban

Kewajiban Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban

jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Seluruh

kewajiban di Neraca Lembaga Administrasi Negara

diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangkapendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempodalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi, Utang Kepada PihakKetiga, Pendapatan Diterima di Muka dan Utang JangkaPendek Lainnya.

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai

kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi

berlangsung.

Ekuitas (7) Ekuitas

Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalamsatu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikandalam Laporan Perubahan Ekuitas

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI

ANGGARAN

Selama periode berjalan, Lembaga Administrasi Negara telah

mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA

Awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja

pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan

dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut

berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai

berikut :

Sedangkan apabila dilihat dari program Lembaga Administrasi Negara

maka perubahannya adalah sebagai berikut :

Realisasi Pendapatan Rp68.388.168.333,00

B.1 Pendapatan

Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada dengan 31

Desember 2017 adalah sebesar Rp68.388.168.333,00 atau

mencapai 99,06 % dari estimasi pendapatan yang ditetapkan

sebesar Rp69.039.290.000,00.

Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan Lembaga

Administrasi Negara adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

Realisasi Pendapatan untuk periode sampai dengan TA 2017

dibandingkan dengan TA 2016 mengalami penurunan, hal ini

disebabkan diantaranya tidak terselenggaranya beberapa diklat

teknis.

Tabel 2

Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2017 dan 2016

B.1.1 Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtangan) serta Pendapatan dari Penjualan

TA 2017 TA 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a Pendapatan Dari Penjualan Peralatan danMesin

0,00 83.999.998,00 21.994.333,00

b Pendapatan Dari Pemindahtanganan BMN lainnya

0,00 11.500.000,00 221.280.998,00

c Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan

2.881.940.000,00

2.893.076.584,00

2.783.517.971,00

d Pendapatan Sewa Peralatan dan Mesin

84.000.000,00111.400.000,0

012.000.000,00

Jumlah 2.965.940.0

00,00

3.099.976.582,

00 3.038.793.

302 ,00

Realisasi Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan

Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan adalah sebesar

Rp3.099.976.582,00 atau 104,52% dari estimasi pendapatannya

sebesar Rp2.965.940.000,00. Dibanding TA 2016 realisasi TA 2017

mengalami kenaikan sebesar Rp61.183.280,00 atau 2,01%,

kenaikan tersebut disebabkan diantaranya meningkatnya

pendapatan dari sewa Gedung.

B.1.2 Pendapatan Jasa

31 Desember 2017 TA 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi dan

Teknologi Sesuai Dengan Tugas dan Fungsi Masing-

Masing Kementerian dan Pendapatan DJBC

44.153.518.000,00

43.145.982.400,00

49.640.122.000,00

Jumlah44.153.518.00

0,0043.145.982.40

0,00 49.640.122.000,00

Pengembalian Pendapatan 0,00

(90.783.000,00) (30.261.000,00)

Jumlah Netto 44.153.518.

000,0043.055.199.40

0,00 49.609.861.000,00

Realisasi Netto Pendapatan Jasa adalah senilai Rp43.055.199.400,00

atau 97,51% dari estimasi pendapatannya senilai

Rp44.153.518.000,00. Pada pengelolaan pendapatan TA 2017,

terdapat pengembalian pendapatan senilai Rp90.783.000,00.

Pengembalian pendapatan sebesar Rp60.522.000,00 merupakan

pengembalian penyetoran 2 (dua) orang peserta dari BKPSDM

Kabupaten Penajam Paser Utara atas pembatalan keikutsertaan

Diklat Kepemimpinan Tingkat II pada satker PKP2A III LAN dan

pengembalian sebesar Rp30.261.000,00 merupakan pengembalian

atas pembatalan keikutsertaan peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat

II pada satker PKP2A IV LAN. Dibanding TA 2016 realisasi TA 2017

mengalami penurunan sebesar Rp6.554.661.600,00 atau 13,21%, hal

ini dikarenakan diantaranya pembatalan penyelenggaraan diklat

teknis dan penurunan jumlah peserta Diklat Kepemimpinan.

B.1.3 Pendapatan Pendidikan

TA 2017 TA 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a Pendapatan Uang Pendidikan

19.187.000.000,00

18.604.800.000,00

17.426.560.003,00

b Pendapatan Uang Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat dan Akhir Pendidikan

1.673.922.000,00

1.660.100.000,00

1.388.900.006,00

c Pendapatan Pendidikan Lainnya

1.058.910.000,00

1.313.750.000,00

1.716.550.000,00

Jumlah

21.919.832.000,00

21.578.650.000 ,00

20.532.010.009,00

Realisasi Pendapatan Pendidikan adalah sebesar

Rp21.578.650.000,00 atau 98,44% dari estimasi pendapatannya

sebesar Rp21.919.832.000,00. Bila dibandingkan dengan TA 2016

realisasi pendapatan pendidikan TA 2017 mengalami kenaikan

sebesar Rp1.046.639.991,00 atau 5,10%, hal ini disebabkan

diantaranya bertambahnya jumlah mahasiswa pada satker STIA LAN

Makassar dan pada satker STIA LAN Jakarta daftar ulang mahasiswa

untuk periode semester 2018 dijadwalkan pada pada akhir tahun

2017, sehingga mahasiswa sudah melakukan penyetoran ke rekening

STIA LAN Jakarta.

B.1.4 Pendapatan Iuran dan Denda

TA 2017 TA 2016

Anggaran(Rp)

Realisasi(Rp) Realisasi (Rp)

a Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintahan

0,00 24.643.727,00

9.165.300,00

Jumlah 0,0

0 24.643.727,

00 9.165.300,00

Pendapatan Iuran dan Denda sebesar Rp24.643.727,00 terdapat pada

satker LAN Jakarta sebesar Rp23.077.016,00 merupakan denda

keterlambatan pekerjaan rehabilitasi dan perluasan tempat ibadah

kampus PPLPN, satker STIA LAN Makassar sebesar Rp1.399.134,00

merupakan denda keterlambatan penyelesaian konsultan perencana

konstruksi dan satker PKP2A III LAN sebesar Rp167.577,00 merupakan

denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan berupa pengadaan

bahan chemical. Dibanding TA 2016 realisasi per TA 2017 mengalami

kenaikan sebesar Rp15.478.427,00 atau 168,88%.

B.1.5 Pendapatan Lain-Lain

TA 2017 TA 2016

Anggaran(Rp)

Realisasi(Rp) Realisasi (Rp)

a Pendapatan Penyelesaian TGR NonBendahara

0,00 21.017.239,00 0,00

b Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL

0,00 541.487.214,00

180.443.257,00

c Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL

0,00 29.861.892,00 13.518.787,00

d Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL

0,00 35.808.663,00 2.748.570,00

e Pendapatan Anggaran Lain-Lain

0,00 1.523.616,00 4.380.934,00

Jumlah 0,00629.698.624,

00 201.091.548,00

Realisasi Pendapatan Lain-Lain TA 2017 sebesar Rp629.698.624,00

terjadi kenaikan jika dibandingkan dengan realisasi TA 2016 sebesar

Rp428.607.076,00 atau 213,14%. Pendapatan penyelesaian TGR

non bendahara merupakan setoran ke kas negara atas kelebihan

tunjangan jabatan pegawai. Penerimaan kembali belanja pegawai

TAYL merupakan pengembalian uang makan dan tunjangan kinerja

bulan Desember 2016. Penerimaan kembali belanja TAYL dan

penerimaan kembali belanja modal TAYL merupakan pengembalian

belanja barang dan modal TA 2016 yang disetorkan ke kas negara

pada tahun 2017. Pendapatan lain lain merupakan pendapatan atas

kelebihan pembayaran setoran PNBP yang melebihi PP tarif.

Realisasi

Belanja

Rp267.960.046.01

7,00

B.2 BELANJA

Realisasi belanja Lembaga Administrasi Negara per 31 Desember

2017 adalah sebesar Rp267.960.046.017,00 atau 95,59 % dari

anggaran belanja sebesar Rp280.317.563.000,00. Rincian anggaran

dan realisasi belanja per 31 Desember 2017 tersaji sebagai berikut:

Tabel 3

Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2017

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafikberikut ini:

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal-

50,000,000,000

100,000,000,000

150,000,000,000

200,000,000,000

Anggaran Realisasi

Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2017

Realisasi belanja 31 Desember 2017 mengalami penurunan sebesar

0,08% dibandingkan pada tahun 2016.

Tabel 5Perbandingan Realisasi Belanja TA 2017 dan 2016

Belanja

Pegawai Rp113.688.481.64

6,00

B.3 Belanja Pegawai

Ralisasi belanja pegawai TA 2017 dan 2016 adalah masing-

masing sebesar Rp113.688.481.646,00 dan

Rp103.997.899.664,00.

Tabel 6

Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA2017 dan 2016

B.3.1 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS

TA 2017 TA 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a Belanja Gaji Pokok PNS

39.087.320.000,00

39.079.482.112,00

38.942.026.760,00

b Belanja Pembulatan Gaji PNS

539.000,00 530.020,00 554.695,00

c Belanja Tunj. Suami/Istri PNS

2.755.394.000,00

2.724.697.272,00

2.662.941.674,00

d Belanja Tunj. Anak PNS

772.687.000,00

768.203.492,00 758.768.257,00

e Belanja Tunj. Struktural

2.529.515.000,00

2.472.940.000,00 2.437.050.000,00

f Belanja Tunj. Fungsional

3.350.989.000,00

3.280.289.000,00 3.195.475.000,00

g Belanja Tunj. PPhPNS

287.282.000,00

226.532.619,00 667.925.326,00

h Belanja Tunj. Beras PNS

2.008.924.000,00

1.994.298.480,00 1.995.436.560,00

i Belanja Uang Makan PNS

5.545.613.000,00

5.319.112.000,00 5.329.178.000,00

j Belanja Tunj. Umum PNS

1.117.682.000,00

1.031.580.000,00 1.102.515.000,00

Belanja Tunj. Profesi Dosen

2.467.044.000,00

2.462.446.100,00 2.594.140.500,00

l Belanja Tunj. Kehormatan Profesor

874.137.000,00

873.313.000,00 1.006.604.000,00

Jumlah Bruto 60.797.126.000,00

60.233.424.095,00

60.692.615.772,00

Pengembalian 0,00 (36.658.035,00)

(19.222.915,00)

Jumlah Netto 60.797.126.000,00

60.196.766.060,00

60.673.392.857,00

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS tahun 2017 dianggarkan

sebesar Rp60.797.126.000,00 dan realisasi netto TA 2017

mencapai Rp60.196.766.060,00 atau 99,01%. Dibanding TA

2016 realisasi TA 2017 mengalami penurunan sebesar

Rp476.626.797,00 atau 0,79%.

B.3.2 Belanja Uang Lembur

TA 2017 TA 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a Belanja Uang Lembur

1.120.648.000,00

998.242.750,00

470.269.000,00

Jumlah Bruto1.120.648.00

0,00998.242.750,

00470.269.000,00

Pengembalian0,00

(1.734.450,00)

0,00

Jumlah Netto1.120.648.00

0,00996.508.300,

00470.269.000,00

Belanja lembur dianggarkan sebesar Rp1.120.648.000,00 dan

realisasi netto TA 2017 mencapai Rp996.508.300,00 atau

88,92%. Dibanding TA 2016 realisasi per TA 2017 mengalami

kenaikan sebesar Rp526.239.300,00 atau 111,90%, hal ini

dikarenakan diantaranya pada tahun 2016 pembayaran piket

pada STIA LAN masih diperbolehkan sedangkan untuk ditahun

2017 sudah tidak ada dan dialihkan ke pembayaran lembur.

B.3.3 Belanja Tunjangan Khusus & Belanja Pegawai

Transito

TA 2017 TA 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a Belanja Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan)

53.031.108.000,00

53.026.425.130,00

42.856.008.260,00

Jumlah Bruto53.031.108.00

0,0053.026.425.1

30,00 42.856.008.260,00

Pengembalian 0,00(531.217.844

,00) (1.770.453,00)

Jumlah Netto53.031.108.00

0,0052.495.207.2

86,00 42.854.237.807,00

Belanja Tunjangan Khusus & Belanja Pegawai Transito

dianggarkan sebesar Rp53.031.108.000,00 dan realisasi netto

TA 2017 mencapai Rp52.495.207.286,00 atau 98,99%.

Dibanding TA 2016 realisasi TA 2017 mengalami kenaikan

sebesar Rp9.640.969.479,00 atau 22,50%, hal ini adanya

kenaikan tunjangan kinerja sesuai dengan Peraturan Presiden

Belanja Barang Rp141.434.868.997,00

Nomor 125 Tahun 2017 yang mulai berlaku untuk pembayaran

tunjangan kinerja pada bulan Juni 2017 .

B.4 Belanja Barang

Realisasi belanja barang TA 2017 dan 2016 adalah masing-

masing sebesar Rp141.434.868.997,00 dan

Rp148.027.517.584,00.

Tabel 7

Perbandingan Realisasi Belanja Barang

TA 2017 dan 2016

B.4.1 Belanja Barang Operasional

TA 2017 TA 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a. Belanja Keperluan Perkantoran

23.776.528.000,00

23.322.771.742,00

18.961.360.883,00

b. Belanja Penambah DayaTahan Tubuh

257.004.000,00 205.218.000,00 233.118.500,00

c. Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat

188.105.000,00 131.797.470,00 133.391.925,00

d. Belanja Honor Operasional Satuan Kerja

2.118.830.000,00

2.093.975.000,00

1.824.040.000,00

e. Belanja Operasional Lainnya

415.000.000,00 391.300.000,00 40.274.227,00

Jumlah Bruto26.755.467.00

0,0026.145.062.212

,00 21.192.185.535,00

Pengembalian 0,00 (4.094.000,00) (2.544.982,00)

Jumlah Netto26.755.467.00

0,0026.140.968.212

,00 21.189.640.553,00

Belanja Barang Operasional dianggarkan sebesar

Rp26.755.467.000,00 dan realisasi netto TA 2017 mencapai

Rp26.140.968.212,00 atau 97,70%. Dibanding TA 2016 realisasi

TA 2017 mengalami kenaikan sebesar Rp4.951.327.659,00 atau

23,37%, hal ini disebabkan diantaranya peningkatan belanja

keperluan perkantoran untuk mendukung pelaksanaan

kegiatan.

B.4.2 Belanja Barang Non Operasional

TA 2017

TA 2016

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Realisasi (Rp)

24.041.470.000,00

19.026.134.000,00

19.918.353.000,00

22.391.160.450,00

15.741.879.250,00

19.012.036.098,00

24.663.333.828,00

18.338.705.000,00

21.488.682.504,00

Jumlah Bruto

62.985.957.000,00

57.145.075.798,00

a Belanja Bahan

b Belanja Honor Output Kegiatan

c Belanja Barang Non Operasional Lainnya

64.490.721.332,00

Pengembalian

0,00

(138.556.737,00)

(272.108.650,00)

Jumlah Netto

62.985.957.000,00

57.006.519.061,00

64.218.612.682,00

Belanja Barang Non Operasional dianggarkan sebesar

Rp62.985.957.000,00 dan realisasi netto TA 2017 mencapai

Rp57.006.519.061,00 atau 90,51%. Dibanding TA 2016 realisasi

TA 2017 mengalami penurunan sebesar Rp7.212.093.621,00

atau 11,23%, hal ini dikarenakan diantaranya perubahan

kebijakan terkait pembayaran honorarium, antara lain

pembayaran honor petugas piket dan honorarium tim penguji

seminar proposal dan seminar hasil mahasiswa S2 pada satker

STIA LAN.

B.4.3 Belanja Barang Persediaan

TA 2017

TA 2016

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Realisasi (Rp)a Belanja Brg Persediaan

Brg Konsumsi

2.204.954.000,00

2.140.257.997,00

1.854.914.052,00

b. Belanja Brg Persediaan Pita Cukai, Materai & Leges

23.310.000,00

23.310.000,00

19.299.000,00

Jumlah Bruto

2.228.264.000,00

2.163.567.997,00

1.874.213.052 ,00

Pengembalian

0,00

(0,00)

0,00

Jumlah Netto

2.228.264.000,00

2.163.567.997,00

1.874.213.052,00

Belanja Barang Persediaan dianggarkan sebesar

Rp2.228.264.000,00 dan realisasi netto TA 2017 mencapai

Rp2.163.567.997,00 atau 97,10%. Dibanding TA 2016 realisasi

TA 2017 mengalami kenaikan sebesar Rp289.354.945,00 atau

15,44%, hal ini dikarenakan diantaranya peningkatan jumlah

belanja barang persediaan barang konsumsi untuk menunjang

pelaksanaan tugas dan fungsi pokok satker.

B.4.4 Belanja Jasa

TA 2017 TA 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a Belanja Langganan Listrik

8.596.972.000,00

8.202.842.214,00

8.242.050.887,00

bBelanja Langganan Telepon

527.340.000,00

350.464.246,00

409.600.492,00

cBelanja Langgaanan Air

1.055.160.000,00

853.069.872,00

1.076.385.260,00

d Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya

687.644.000,00 682.994.647,00

493.005.865,00

e Belanja Sewa 1.596.831.000,00

1.520.571.222,00

1.420.329.621,00

f Belanja Jasa Profesi 14..059.200.000,00

13.468.700.000,00

15.938.100.000,00

g Belanja Jasa Lainnya 47.103.000,00 46.979.600,00 13.200.000,00

Jumlah Bruto 26.570.250.000,00

25.125.621.801,00

27.592.672.125,00

Pengembalian 0,00 (82.700.040,00)

(7.300.000,00)

Jumlah Netto 26.570.250.000,00

25.042.921.761,00

27.585.372.125,00

Belanja Jasa dianggarkan sebesar Rp26.570.250.000,00 dan

realisasi netto TA 2017 mencapai Rp25.042.921.761,00 atau

94,25%. Dibanding TA 2016 realisasi TA 2017 mengalami

penurunan sebesar Rp2.542.450.364,00 atau 9,22%, hal ini

dikarenakan diantaranya pengurangan beberapa kegiatan.

B.4.5 Belanja Pemeliharaan

TA 2017 TA 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan

3.488.819.000,00

3.349.321.085,00

4.817.823.380,00

b Belanja Brg Persediaan Pemeliharaan Gedung & Bangunan

912.814.000,00 911.897.405,00

737.564.552,00

c Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin

8.652.676.000,00

7.890.929.125,00

7.608.806.990,00

d Belanja Brg Persediaan Pemeliharaan Peralatan & Mesin

1.359.705.000,00

1.155.200.160,00

1.203.604.240,00

Jumlah Bruto14.414.014.0

00,0013.307.347.7

75,00 14.367.799.162,00

Pengembalian 0,00 (0,00) (1.214.818,00)

Jumlah Netto14.414.014.0

00,0013.307.347.7

75,00 14.366.584.344,00

Belanja Jasa dianggarkan sebesar Rp14.414.014.000,00 dan

realisasi netto TA 2017 mencapai Rp13.307.347.775,00 atau

92,32%. Dibanding TA 2016 realisasi TA 2017 mengalami

penurunan sebesar Rp1.059.236.569,00 atau 7,37% hal ini

disebabkan diantaranya adanya kebijakan optimalisasi

anggaran, belanja pemeliharaan gedung dan bangunan

termasuk didalamnya.

B.4.6 Belanja Perjalanan Dalam Negeri

TA 2017 TA 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a Belanja Perjalanan Biasa

12.262.877.000,00

11.783.336.338,00

12.674.451.592,00

b Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota

1.379.470.000,00

1.180.800.000,00

1.100.962.400,00

c Belanja Perjalanan Dinas Paket MeetingDalam Kota

2.549.730.000,00

2.367.630.000,00

2.694.900.000,00

d Belanja Perjalanan Dinas Paket MeetingLuar Kota

882.448.000,00 878.080.000,00

411.234.000,00

Jumlah Bruto17.074.525.00

0,0016.209.846.3

38,00 16.881.547.992,00

Pengembalian 0,00(37.453.731,

00) (8.753.649,00)

Jumlah Netto17.074.525.00

0,0016.172.392.6

07,00 16.872.794.343,00

Belanja Perjalanan Dalam Negeri dianggarkan sebesar

Rp17.074.525.000,00 dan realisasi netto TA 2017 mencapai

Rp16.172.392.607,00 atau 94,72%. Dibanding TA 2016 realisasi

TA 2017 mengalami penurunan sebesar Rp700.401.736,00 atau

4,15%, hal ini dikarenakan adanya kebijakan optimalisasi

anggaran.

B.4.7 Belanja Perjalanan Luar Negeri

TA 2017 TA 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a Belanja Perjalanan Biasa Luar Negeri

78.248.000,00 55.750.000,00

134.401.000,00

b Belanja Perjalanan Lainnya Luar Negeri

400.000.000,00

376.573.384,00

240.371.194,00

Jumlah Bruto478.248.000,

00432.323.38

4,00 374.772.194,00

Pengembalian 0,00(425.000,00

) 0,00

Jumlah Netto478.248.000,

00431.898.38

4,00 374.772.194,00

Belanja Perjalanan Luar Negeri dianggarkan sebesar

Rp478.248.000,00 dan realisasi netto TA 2017 mencapai

Rp431.898.384,00 atau 90,31%. Dibanding TA 2016 realisasi TA

2017 mengalami kenaikan sebesar Rp57.126.190,00 atau

15,24%, hal ini dikarenakan diantaranya meningkatnya

partisipasi LAN dalam kancah internasional.

B.4.8 Belanja Barang Untuk Diserahkan KepadaMasyarakat/Pemda

TA 2017 TA 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a Belanja Barang FisikLainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda

15.000.000,0014.321.450,0

0 0,00

Jumlah Bruto 15.000.000,0014.321.450,

00 0,00

Pengembalian 0,0

0 ( 0 ,

00) 0,00

Jumlah Netto 15.000.000,0014.321.450,

00 0,00

Belanja Barang Fisik Lainnya Untuk Diserahkan Kepada

Masyarakat dianggarkan Rp15.000.000,00 dan realisasi netto TA

2017 mencapai Rp14.321.450,00 atau 95,48%. Dibandingkan

dengan TA 2016 realisasi TA 2017 mengalami kenaikan 100%.

B.4.9 Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan KepadaMasyarakat/Pemda

TA 2017 TA 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda

1.180.412.000,00

1.154.931.750,00

1.545.528.291,00

Jumlah Bruto1.180.412.000

,001.154.931.7

50,001.545.528.291,00

Pengembalian 0,00 (

0,00) 0,00

Jumlah Netto1.180.412.000

,001.154.931.7

50,001.545.528.291,00

Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat

dianggarkan sebesar Rp1.180.412.000,00 dan realisasi netto TA

2017 sebesar Rp1.154.931.750,00 atau 97,84%. Dibanding TA

2016 realisasi TA 2017 mengalami penurunan sebesar

Rp390.596.541,00 atau 25,27%.

B.5 Belanja Modal

Realisasi belanja modal TA 2017 dan 2016 adalah masing -

masing sebesar Rp12.836.695.374,00 dan

Rp16.137.046.196,00. Belanja modal merupakan pengeluaran

anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang

memberi masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Rincian belanja modal disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 8

Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2017 dan2016

B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin untuk TA 2017

dan TA 2016 adalah masing - masing Rp9.315.119.524,00 dan

Rp9.307.296.335,00.

Tabel 9

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan danMesin

TA 2017 dan 2016

Belanja Modal Peralatan dan Mesin dianggarkan sebesar

Belanja Modal Rp12.836.695.374,00

Rp9.828.717.000,00 dan realisasi netto TA 2017 mencapai

R9.315.119.524,00 atau 94,77%. Dibanding TA 2016 realisasi

TA 2017 mengalami kenaikan sebesar Rp7.823.189,00 atau

0,08%.

B.5.2 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan untuk TA 2017

dan TA 2016 adalah masing – masing sebesar

Rp2.884.727.500,00 dan Rp6.437.458.361,00.

Tabel 10

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung danBangunan

TA 2017 dan 2016

Belanja modal gedung dan bangunan dianggarkan sebesar

Rp3.178.255.000,00 dan realisasi netto TA 2017 mencapai

Rp2.884.727.500,00 atau 90,76%. Dibanding TA 2016

realisasi TA 2017 mengalami penurunan sebesar

Rp3.552.730.861,00 atau 55,19%. Hal ini dikarenakan

diantaranya tahun 2017 hanya ada renovasi gedung.

B.5.3 Belanja Modal Lainnya

Realisasi modal lainnya untuk TA 2017 dan TA 2016 adalah

masing – masing sebesar Rp636.848.350,00 dan

Rp392.291.500,00.

Tabel 11

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya

TA 2017 dan TA 2016

Belanja modal lainnya dianggarkan sebesar

Rp659.572.000,00 dan realisasi netto TA 2017 mencapai

Rp636.848.350,00 atau 96,55%. Dibanding TA 2016 realisasi

TA 2017 mengalami kenaikan sebesar Rp244.556.850,00 atau

62,34%. Hal ini dikarenakan diantaranya pada tahun ini

terdapat beberapa pengembangan software.

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

Ringkasan neraca TA 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

Aset Lancar

Rp3.158.298.763,00

Aset Lancar

Jumlah aset lancar TA 2017 dan 2016 sebesar Rp3.158.298.763,00 dan

Rp6.619.169.638,00 .

Rincian aset lancar adalah sebagai berikut :

Kas Lainnya C.1 Kas Lainnya dan Setara Kas

dan Setara Kas Rp8.344.850,00

Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2017

dan 31 Desember 2016 masing-masing sebesar Rp8.344.850,00

dan Rp3.576.103.679,00. Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan

kas pada bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP,

kas lainnya dan setara kas. Setara kas yaitu investasi jangka

pendek yang siap dicairkan menjadi kas dalam jangka waktu 3

bulan atau kurang atau lebih sejak tanggal pelaporan.

Tabel 12

Perbandingan Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas

TA 2017 dan 2016

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas adalah sebagai berikut :

Kas dan setara kas lainnya terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp8.341.850,00 merupakan pengembalian

kelebihan uang makan yang hingga tanggal pelaporan belum

disetorkan ke kas negara dan pada tanggal 8 Januari 2018 telah

disetorkan ke kas negara dengan rincian :

NTPN 3EBA66GD0HEUIL62 senilai Rp805.000,00.

NTPN 768296GDKAOH3P62 senilai Rp1.159.950,00.

NTPN C59E06GE99ABK162 senilai Rp949.050,00.

NTPN C68FC6GI43G07N62 senilai Rp984.200,00.

NTPN 4FF786GJP2G7FT62 senilai Rp1.159.950,00.

NTPN EF6D46GUAV569U62 senilai Rp913.900,00.

NTPN 89F5A6GUQ3ECUI62 senilai Rp662.150,00.

NTPN FD6D46GV7FRF4G62 senilai Rp1.219.750,00.

NTPN DF7226GVJNDEBA62 senilai Rp487.900,00.

- PKP2A I LAN sebesar Rp3.000,00 merupakan kelebihan

pembayaran pembelian peralatan dan mesin pada pihak ketiga.

Kelebihan pembayaran tersebut sudah disetorkan ke Kas Negara

pada tanggal 25 Januari 2018 dengan nomor NTPN

1F35F2JH2QHCDA6U.

Piutang Bukan PajakRp158.216.952,00

C.2 Piutang Bukan Pajak

Piutang Bukan Pajak TA 2017 dan 2016 masing-masing adalah

sebesar Rp158.216.952,00 dan Rp214.777.332,00 dengan rincian

sebagai berikut.

Tabel 13

Perbandingan Rincian Piutang PNBP TA 2017 dan 2016

Rincian atas piutang lainnya sebesar Rp119.806.285,00 adalah

sebagai berikut :

- Satker LAN Jakarta sebesar Rp114.689.477,00

Pengembalian belanja barang pengadaan tenaga Outsourcing

Satpam Kantor LAN Jakarta senilai Rp46.040.890,00

disetorkan pada tanggal 15 Januari 2018 dengan NTPN

43DAB2Q5PAUGLD66.

Pengembalian belanja honorarium narasumber kegiatan

Laporan Seminar Isu Strategis senilai Rp2.210.000,00

disetorkan pada tanggal 16 Januari 2018 dengan NTPN

466F644S98FRJPA2.

Pengembalian belanja uang lembur senilai Rp190.500,00

disetorkan pada tanggal 10 Januari 2018 dengan NTPN

4ED5E0FJGNV6EPN8 senilai Rp21.250,00 dan NTPN

395A10FGVHIN3QN8 senilai Rp169.250,00.

Pengembalian belanja tunjangan struktural PNS An. Tri

Atmodjo Sejati senilai Rp1.260.000,00 disetorkan tanggal 29

Januari 2018 dengan NTPN A0D8C1PAM1EH6E8I.

Pengembalian belanja uang lembur An. Ellis Sutriana,dkk

senilai Rp148.000,00 disetorkan tanggal 26 Januari 2018

dengan NTPN 554934VVJ8AHACV8.

Pengembalian belanja uang saku rapat dalam kantor An.

Dr.Ir.Kristiyo S, dkk senilai Rp1.900.000,00 Yang baru

disetorkan tanggal 26 Januari 2018 dengan NTPN

33F1A4VUJ7RVIEV8.

Pengembalian belanja transport dalam kota senilai

Rp1.350.000,00 disetorkan tanggal 26 Januari 2018 dengan

NTPN 33F1A4VUJ7RVIEV8.

Pengembalian belanja honorarium narasumber sebesar

Rp1.360.000,00 An. Drs.Sigit Purwanto, Dra. Emma

Rahmawiati, dan DR.Wisnubrata H disetorkan tanggal 26

Januari 2018 dengan NTPN 33F1A4VUJ7RVIEV8.

Pengembalian belanja BBM sebesar Rp600,00 disetorkan

tanggal 26 Januari 2018 dengan NTPN AF66251VUBCR6NV8.

Kelebihan belanja barang pengadaan tenaga Outsourcing

Pengemudi senilai Rp20.134.500,00 disetorkan tanggal 29

Januari 2018 dengan NTPN EA25A1PA3MNZH78I.

Kelebihan belanja modal pengadaan lift senilai

Rp9.719.000,00 disetorkan tanggal 14 Februari 2018 dengan

NTPN 10F28030LQRRMBB8.

Kelebihan belanja tunjangan kinerja Bulan Desember 2017

senilai Rp27.769.232,00 disetorkan tanggal 4 April 2018

dengan NTPN BD52A41DOVPR7KQ2.

Kelebihan belanja tunjangan kinerja an. Kezia Larasati senilai

Rp653.884,00 disetorkan tanggal 9 April 2018 dengan NTPN

11E2400051K6K9KO

Pengembalian belanja tunjangan kinerja an. Ahmad

Amiruddin senilai Rp675.500,00 disetorkan tanggal 9 April

2018 NTPN 9C4CC80P3OT642KO.

Kelebihan belanja tunjangan kinerja an.St. Aflaha senilai

Rp632.944,00 disetorkan tanggal 9 April 2018 NTPN

2BB908S6LKOU90KO.

Kelebihan belanja tunjangan kinerja an. Erdiansyah senilai

Rp644.427,00 disetorkan tanggal 9 April 2018 NTPN

546E58OONH06T8KO.

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp1.676.508,00,00

Kelebihan pembayaran pemeliharaan gedung TA 2017

sebesar Rp964.960,00 dan disetorkan tanggal 30 Januari

2018 NTPN AA74C28PV3P7R9912.

Kelebihan uang tiket perjalanan dinas TA 2017 sebesar

Rp1.298,00 dan disetorkan tanggal 30 Januari 2018 NTPN

AA74C28PV3P7R912.

Kelebihan pembayaran honor pemeriksa hasil ujian

penyaringan mahasiswa baru TA 2017 sebesar

Rp327.750,00 dan disetorkan tanggal 30 Januari 2018 NTPN

AA74C28PV3P7R912.

Kelebihan pembayaran honor penguji lisan penyaringan

mahasiswa baru TA 2017 sebesar Rp382.500,00 dan

disetorkan tanggal 2 Februari 2018 NTPN

0188F49QP62JHS52.

- PKP2A II LAN sebesar Rp3.440.300,00

Kelebihan pembayaran perjalanan dinas sebesar

Rp1.023.000,00 dan disetorkan tanggal 13 Februari 2018

NTPN 115998N1VG4B6AIP.

Kelebihan pembayaran perjalanan dinas sebesar

Rp2.417.300,00 dan disetorkan tanggal 13 Februari 2018

NTPN F5FB78N3T6H8NUIP.

Rincian atas piutang PNBP sebesar Rp38.410.667,00 adalah

sebagai berikut :

- LAN Jakarta sebesar Rp5.622.000,00

Biaya diklat kebahasaan senilai Rp5.622.000,00 disetorkan

pada tanggal 23 Januari 2018 dengan NTPN

96F6A7H6AG88PCLI.

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp32.788.667,00 terdiri dari :

Piutang Koperasi Pegawai LAN atas biaya sewa Kantin STIA

LAN Jakarta sebesar Rp32.788.667,00, disetorkan tanggal 30

Januari 2018 NTPN 62E092IP3283VP12.

Penyisihan Piutang Tdk Tertagih – Piutang Lancar Rp(791.085,00)

C.3 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak

Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak TA 2017 dan

2016 adalah masing-masing sebesar Rp(791.085,00) dan

Rp(1.073.886,00). Nilai penyisihan piutang tak tertagih – piutang

lancar pada 31 Desember 2017 merupakan penyisihan dengan

kualitas lancar Penyisihan piutang tak tertagih – piutang lancar

adalah merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar

yang ditentukan oleh kualitas piutang masing – masing debitur.

Piutang Bukan Pajak Netto Rp157.425.867,00

C.4 Piutang Bukan Pajak Netto

Piutang Bukan Pajak Netto TA 2017 dan 2016 adalah masing-

masing Rp157.425.867,00 dan Rp213.703.446,00 merupakan

piutang bukan pajak bersih setelah dikurangi penyisihan piutang

tidak tertagih – piutang lancar.

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/TGR Rp62.068.956

C.5 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan

Ganti Rugi

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti

Rugi TA 2017 dan 2016 adalah masing – masing Rp62.068.956,00

,00 dan Rp0,00. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi merupakan tagihan tuntutan

perbendaharaan/tuntutan ganti rugi yang akan jatuh tempo dalam

waktu 12 (dua belas) bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan.

Tabel 14

Perbandingan Rincian Bagian Lancar TP/TGR TA 2017 dan

2016

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti

Rugi terdapat pada satker LAN Jakarta yang merupakan kelebihan

atas pembayaran tunjangan struktural.

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti

rugi (TP/TGR) ini berdasarkan surat dari KPPN Jakarta II dengan

Nomor Surat S-

4402/WPB.12/KP.019/2017 Tanggal 24 Agustus 2017 dengan perihal

double pembayaran Tunjangan Struktural atas nama Drs. Teguh

Widjinarko,MPA sejak bulan Juli 2010 hingga September 2017 senilai

Rp305.500.000,00. Atas dasar surat tersebut, debitur yang

bersangkutan bersedia mengembalikan kelebihan tunjangan

struktural dalam waktu 58 bulan ke depan

Pada tanggal 27 September telah disetorkan ke kas negara sebesar

Rp5.500.000,00 dengan bukti setor nomor NTPN

8887816NCMPN81VI, sedangkan pada bulan Oktober hingga

Desember dilakukan pemotongan langsung dari gaji senilai

Rp5.172.413,00 per bulannya. Sehingga saldo Piutang Per 31

Desember senilai Rp284.482.761,00 dan senilai Rp62.068.956

dicatat sebagai Bagian Lancar Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi.

Penyisihan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/TGR Rp(310.344,00)

C.6 Penyisihan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

Penyisihan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi TA 2017 dan 2016 adalah

masing-masing sebesar Rp(310.344,00) dan Rp(0,00). Nilai

penyisihan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi pada 31 Desember 2017

merupakan penyisihan dengan kualitas lancar Penyisihan Bagian

Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

adalah merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar

yang ditentukan oleh kualitas piutang masing – masing debitur.

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/TGR (netto) Rp61.758.612,00

C.7 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan

Ganti Rugi (Netto)

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti

Rugi Netto TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing

Rp61.758.612,00 dan Rp0,00 merupakan Bagian Lancar Tagihan

Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi bersih setelah

dikurangi Penyisihan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi.

Persediaan Rp2.930.769.434,00

C.8 Persediaan

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau

perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan

operasional dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam

rangka pelayanan kepada masyarakat. Nilai Persediaan TA 2017

dan 2016 masing-masing adalah sebesar Rp2.930.769.434,00 dan

Rp2.829.362.513,00 dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 15

Perbandingan Rincian Persediaan TA 2017 dan 2016

Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam

kondisi baik.

C.8.1 Barang Konsumsi

Rincian saldo persediaan barang konsumsi pada LembagaAdministrasi Negara TA 2017 dan 2016, sebagai berikut :

TA 2017 TA 2016

a. LAN Jakarta 925.975.172,00 912.281.909,00

b. STIA LAN Jakarta 317.120.159.00 292.589.172,00

c. STIA LAN Bandung 30.932.120,00 34.675.070,00

d. STIA LAN Makassar 85.919.750,00 78.443.500,00

e. PKP2A I LAN 81.773.790,00 99.416.000,00

f. PKP2A II LAN 121.817.300,00 101.834.977,00

g. PKP2A III LAN 25.510.183,00 13.139.833,00

h. PKP2A IV LAN 173.860.530,00 79.814.154,00

Jumlah 1.762.909.004,00 1.612.194.615,00

C.8.2 Barang Untuk Pemeliharaan

Rincian saldo persediaan bahan untuk pemeliharaan pada

Lembaga Administrasi Negara, TA 2017 dan 2016, sebagai

berikut :

TA 2017 TA 2016

a. LAN Jakarta 36.615.396,00 27.990.376,00

b. STIA LAN Jakarta 12.063.930,00 3.900.050,00

c.STIA LAN Makassar 44.671.200,00 19.401.900,00

d. PKP2A I LAN 21.238.250,00 28.195.850,00

e. PKP2A II LAN 6.207.000,00 3.035.000,00

f. PKP2A III LAN 14.727.570,00 15.320.000,00

g. PKP2A IV LAN 43.011.955,00 31.778.335,00

Jumlah 178.535.301,00 129.621.511,00

C.8.3 Suku Cadang

Rincian saldo persediaan suku cadang pada Lembaga

Administrasi Negara TA 2017 dan 2016 sebagai berikut :

TA 2017 TA 2016

a. PKP2A I LAN 1.915.350,00 216.349,00

Jumlah 1.915.350,00 216.349,00

C.8.4 Pita Cukai, Materai dan leges

Rincian saldo persediaan pita cukai, materai dan leges pada

Lembaga Administrasi Negara TA 2017 dan 2016 sebagai

berikut :

TA 2017 TA 2016

a. PKP2A I LAN 0,00 474.000,00

Jumlah 0,00 474.000,00

Pada tahun 2017, Satker PKP2A I LAN mereklasifikasi akun Beban

Persediaan Pita Cukai, Materai, dan Leges ke akun Beban

Persediaan Konsumsi, sehingga sehingga nilai persediaan Pita

Cukai, Materai, dan Leges pada tanggal Neraca Rp0,00.

C.8.5 Barang Persediaan Lainnya Untuk Dijual/Diserahkan KeMasyarakat

Rincian saldo Barang Persediaan Lainnya Untuk Dijual /

Diserahkan ke Masyarakat pada Lembaga Administrasi Negara

TA 2017 dan 2016 sebagai berikut :

TA 2017 TA 2016

a. LAN Jakarta 370.334.291,00 477.589.780,00

b. STIA LAN Jakarta 251.415.625,00 179.480.925,00

c.STIA LAN Bandung 2.762.970,00 9.518.955,00

d. PKP2A I LAN 53.438.336,00 68.315.212,00

e. PKP2A III LAN 24.790.000,00 28.925.000,00

f. PKP2A IV LAN 13.650.000,00 27.600.000,00

Jumlah 716.391.222,00 791.429.872,00

C.8.6 Bahan Baku

Rincian saldo persediaan bahan baku pada Lembaga

Administrasi Negara TA 2017 dan 2016 sebagai berikut :

TA 2017 TA 2016

a. STIA LAN Jakarta 12.683.100,00 13.731.220,00

b.STIA LAN Makassar 12.250.000,00 7.200.000,00

c. PKP2A I LAN 9.536.350,00 4.161.300,00

d. PKP2A II LAN 63.224.737,00 59.919.319,00

e. PKP2A III LAN 1.545.950,00 19.963.800,00

f. PKP2A IV LAN 9.010.000,00 4.568.700,00

Jumlah 108.250.137,00 109.544.339,00

C.8.7 Persediaan Lainnya

Rincian saldo nilai persediaan lainnya pada Lembaga

Administrasi Negara TA 2017 dan 2016 sebagai berikut :

TA 2017 TA 2016

a. LAN Jakarta 121.003.508,00 143.014.157,00

b.STIA LAN Makassar 13.524.500,00 8.597.500,00

c. PKP2A I LAN 10.117.860,00 5.147.780,00

d. PKP2A II LAN 6.095.200,00 19.053.110,00

e. PKP2A III LAN 6.456.552,00 10.069.280,00

f. PKP2A IV LAN 5.570.800,00 0,00

Jumlah 162.768.420,00 185.881.827,00

Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam

kondisi baik.

Aset Tetap Rp923.386.867.906,00

Aset Tetap

Jumlah aset tetap TA 2017 dan 2016 sebesar Rp923.386.867.906,00

dan Rp926.507.764.434,00.

Rincian Aset Tetap adalah sebagai berikut :

Tanah Rp515.131.306.413,00

C.9 Tanah

Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Lembaga Administrasi

Negara TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp515.131.306.413,00 dan Rp511.094.866.313,00 dengan rincian

sebagai berikut :

TA 2017 TA 2016

a. LAN Jakarta 452.766.499.700,00

448.730.059.600,00

b.

STIA LAN Bandung

15.547.126.713,00

15.547.126.713,00

c.

STIA LAN Makassar

16.434.000.000,00

16.434.000.000,00

d. PKP2A II LAN 7.183.800.000,00

7.183.800.000,00

e. PKP2A III LAN 1.939.000.000,00

1.939.000.000,00

f. PKP2A IV LAN21.260.880.000,0

021.260.880.000

,00

Jumlah515.131.306.41

3,00511.094.866.3

13,00

Mutasi nilai tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Mutasi transaksi penambahan tanah adalah berupa:

a. Transaksi penambahan dari hibah

Penambahan dari hibah terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp4.036.440.100,00 merupakan hibah yang

diberikan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang

berlokasi di Banjar Baru Kalimantan Selatan seluas 198.504 m².

Hibah tersebut telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal

Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan telah

memperoleh registrasi dan pengesahan.

Adapun bidang tanah yang perlu mendapat perhatian adalah

sebagai berikut :

a. Tanah seluas 51.265 m2 milik pemda atau instansi lain :

i. Tanah yang dipergunakan untuk perkantoran Pusat Kajian dan

Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN adalah tanah milik

Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan status hak pakai

berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat

No. 593/SK.997-PLK/95 tanggal 7 Juni 1995 bahwa

Pemerintah Provinsi Dati I Jawa Barat telah menyetujui status

ijin penggunaan tanah seluas + 5 ha di Desa Cikeruh

Kecamatan Cikeruh, Kabupaten Sumedang sebagai hak guna

pakai. Sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai No. 8 Tahun 2007

bahwa Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I

LAN dapat menggunakan tanah tersebut selama

dipergunakan (Hak Guna Pakai), dalam hal ini Pusat Kajian

dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN telah

menindaklanjuti untuk pelimpahan tanah tersebut menjadi

Milik Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I

LAN (Milik Pemerintah Republik Indonesia) sebagaimana

tertuang dalam Surat Permohonan Nomor. 420/XI/1/1/2008

tanggal 10 Juni 2008 tentang peralihan status kepemilikan

tanah. Dari pihak pemerintah Provinsi Jawa Barat, Sekretaris

Daerah menyampaikan surat No. 593/2065/PLK tanggal 10

Juli 2008 yang menyampaikan informasi bahwa pada saat itu

permohonan peralihan status belum dapat dipenuhi. Setelah

itu ditindak lanjuti kembali dengan surat permohonan hibah

No. 332/XI/1/1/2011 tanggal 13 April 2011. Setelah surat

permohonan disampaikan kepada Gubernur Kepala Daerah

Tk. I Jawa Barat, kemudian terbit Surat jawaban No.

593/2520/Pbd tanggal 28 Juni 2011 yang menyatakan bahwa

tanah tersebut statusnya berubah dari Hak Guna Pakai

menjadi Hak Pinjam Pakai.

Terkait dengan hal tersebut, maka Pusat Kajian dan

Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I LAN pada tanggal 17

Februari 2012 menyampaikan surat permohonan untuk

mendapatkan perjanjian Pinjam Pakai kepada Gubernur Jawa

Barat selaku pimpinan pemerintah di Pemerintahan Provinsi

Jawa Barat. Saat surat permohonan tersebut dalam proses

pengajuan, telah dilakukan rapat pembahasan mengenai

status tanah Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan

Aparatur I LAN (fokus kepada proses hibah tanah) dengan

berbagai pihak terkait yaitu Biro Perlengkapan Provinsi Jawa

Barat, pihak DJKN Kementerian Keuangan dan KPKNL Kota

Bandung serta para pejabat struktural LAN pada tanggal 13

Mei 2012 di Kantor Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan

Aparatur I LAN. Salah satu hasil rapat memastikan bahwa

proses pinjam pakai tanah Jatinangor sedang diproses di

lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Untuk hibah bisa

diajukan tetapi tetap pinjam pakai yang lebih diutamakan. Pada tahun 2012 PKP2A I LAN telah mengirim Surat Perihal

Permohonan Hibah dari Sekretaris Utama LAN No.

1388/S.1/RTP.03.02/2012 tanggal 25 Juni 2012 kepada

Gubernur Jawa Barat namun belum ada jawaban resmi dari

pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya PKP2A I

LAN ditawarkan oleh Pemda Jawa Barat untuk pinjam pakai

selama 30 tahun, LAN telah melakukan konsultasi ke

Direktorasi PKNSI Kemenkeu melalui surat Sekretaris Utama

nomor 2902/K.1/RTP.03.2 tanggal 6 September 2013 yang

dibalas surat PKNSI Kemenkeu nomor S-1992/KN.5/2013

tanggal 28 Oktober 2013 yang menyatakan bahwa usulan

kerjasama pemanfaatan yang merupakan pendayagunaan

BMD berupa tanah Pemerintah Pemrov Jawa Barat di

Jatinangor yang saat ini dilakukan dengan mekanisme Pinjam

Pakai telah sesuai ketentuan, dan akhirnya Pinjam Pakai tanah

telah diperpanjang untuk masa 2 tahun berdasarkan

Perjanjian antara Pemrov Jawa Barat dengan LAN Nomor

593/64/Pbd(2/S.1/HKM.11.1) tanggal 19 Mei 2014, yang

berakhir masa pinjam pakai per 19 Mei 2016. Setelah

Sestama mengirim surat nomor 857/S.1/RTB.02.3 tanggal 4

Maret 2016 ke Sekda Provinsi Jawa Barat perihal Pengajuan

Perpanjangan Pemanfaatan Tanah (Pinjam Pakai), selanjutnya

telah terbit Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor

593/Kep.107-PBD/2016 tanggal 1 November 2016 tentang

Perjanjian Pinjam Pakai Tanah di Jalan Kiara Payung Nomor 4.7

Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor Daerah Sumedang

Kepada PKP2A-I LAN Republik Indonesia.

ii. Tanah seluas 1.265 m2yang berlokasi di Jl. Cimandiri No. 38

Bandung yang dipergunakan untuk perkantoran STIA LAN

Bandung, merupakan lahan Sekretariat Negara. Penggunaan

tanah ini didasarkan pada MOU No. PERJ/41/Setneg/9/2001

antara LAN dengan Setneg yang berakhir 2011. Melalui surat

Kepala LAN No. 193/VIII/6/2010 tertanggal 08 Februari 2010.

LAN berupaya mengajukan permohonan kepada Menteri

Sekretaris Negara untuk menghibahkan tanah tersebut

kepada LAN. Selanjutnya telah terbit perjanjian penggunaan

sementara tanah milik Sekretaris Negara RI antara

Kementerian Sekretaris Negara RI dengan Lembaga

Adminisrasi Negara Nomor Per

19/Kemsetneg/Sesmen/09/2011 tanggal 5 September 2011

dan telah diperpanjang berdasarkan Perjanjian Penggunaan

Sementara dari Sekretaris Negara RI nomor PERJ-

04/Kemensetneg/Sesmen/09/2013 tanggal 5 September 2013

yang akan berakhir tanggal 5 September 2015.

Pada bulan Juli tahun 2015, STIA LAN Bandung mengajukan

kembali permohonan perpanjangan penggunaan lahan

dengan nomor surat permohonan 4016/KS.1/RTR.03.2C/2015

yang langsung disampaikan kepada Kemensesneg melalui

/Up Bapak Masrukh.

Pada Bulan desember tahun 2015 kami mendapatkan surat

pemanggilan dari Kemensesneg mengenai kelanjutan

penggunaan lahan tersebut, dimana dari LAN diwakili oleh

Bapak Sudardi (Biro Umum) dan Bapak Samiaji (Kasubag

BMN) dan dari STIA LAN Bandung Bapak Rhamdani Priatna

(Kabag Umum) dan Bapak Achmad Sodik (Kasubag TU dan

RT).

Dari hasil pertemuan itu tanah Jl Cimandiri No 38 sepakat

untuk dihibahkan atau dialih setatuskan kepada STIA LAN

Bandung dan sampai sekarang masih dalam proses di

Kementerian Keuangan.

Pada tanggal 27 Oktober 2016 LAN telah mendapatkan

jawaban final dari Kemensegneg yang ternyata belum bisa

menyerahkan/alih status tanah Jalan Cimandiri 38 Bandung

ke LAN. Oleh karena itu LAN masih memperpanjang status

pinjam pakai tanah, oleh karena itu LAN masih

memperpanjang status pinjam pakai tanah. Selanjutnya

Kemensetneg telah menerbitkan Perjanjian Penggunaan

Sementara Berupa Tanah antara Kemensetneg dengan LAN

Nomor PERJ-07/Kemensetneg /Ses/10/2016 I 9/S.1/HKM.03.2

tanggal 25 Oktober 2016.

b. Tanah LAN yang dikuasai oleh pihak lain :

i. Tanah Blok E seluas 3.555 m2 berdasarkan sertifikat nomor

09.01.06.09.4.00082 yang berlokasi di Jl. Administrasi II

Pejompongan Jakarta Pusat berstatus sebagai Aset Negara

yang dikuasai oleh LAN sejak tahun 1958 hingga sekarang

dan dilaporkan sebagai kekayaan negara kepada

Kementerian Keuangan. Tanah tersebut diatas dikuasai oleh

pegawai Kejaksaan Agung sebagai perumahan dinas sejak

tahun 1961 sampai dengan sekarang, LAN telah melakukan

berbagai upaya untuk melakukan pengalihan tanah tersebut

melalui berbagai pertemuan dengan Kejaksaaan Agung,

DJKN dan penyampaian surat kepada pihak-pihak terkait.

Namun pihak Kejaksaan Agung sampai dengan akhir bulan

Desember 2009 belum menyampaikan hasil tindak

lanjutnya, sehingga Lembaga Administrasi Negara

mengirimkan surat kepada Jaksa Agung Republik Indonesia

Nomor: 2044/VIII/7/3/2009 tanggal 31 Desember 2009

perihal Progres Perkembangan Pembebasan Perumahan

Pegawai Kejaksaan Agung yang menempati Tanah LAN di

Pejompongan dan surat yang ditujukan kepada Wakil Jaksa

Agung RI Nomor 491/VII/7/3/2010 tanggal 19 Mei 2010.

Kemudian untuk membantu penyelesaian tanah ini, sudah

dilakukan pertemuan pada hari Senin, tanggal 21 Maret

2011 bertempat di PPLPN LAN Pejompongan Jakarta Pusat

antara LAN, Kejaksaan Agung, BPK dan Penghuni komplek

Kejaksaan Agung.

Hasil kesepakatan rapat ini sebagai berikut :

1. Pihak Kejaksaan Agung agar menindaklanjuti pertemuan

ini dengan meminta bukti-bukti/data-data penghunian

rumah komplek Kejaksaan Agung di Jalan Administrasi II

Blok E Pejompongan selambatnya akhir April 2011.

2. BPK mengusulkan kepada Kejaksaan Agung untuk segera

mengosongkan tanah yang dihuni oleh warga Kejaksaan

Agung tahun 2011.

3. Tanah yang dihuni oleh warga Kejaksaan Agung di jalan

Administrasi II Blok E Pejompongan Jakarta adalah benar

milik LAN dan pihak Kejaksaan Agung mengakui bahwa

tanah tersebut tidak tercatat di aset Kejaksaan Agung.

Selanjutnya LAN sudah menyampaikan surat sebagai

berikut :

1. Surat Kepala LAN kepada Jaksa Agung Nomor

1007/VIII/7/3/3/2011 tanggal 20 Oktober 2011 perihal

Progres Perkembangan Pembebasan Perumahan Pegawai

Kejaksaan Agung yang menempati Tanah LAN di

Pejompongan.

2. Surat Sekretaris Utama Nomor 095/S.1/RTP.02.3 tanggal

26 September 2012, kepada Anggota Pembina Utama

AKN3 BPK RI perihal permohonan bantuan penyelesaian

pembebasan perumahan pegawai Kejaksaan Agung yang

menempati tanah LAN di Pejompongan.

Dari kedua surat tersebut sampai saat ini belum ada

balasannya. Untuk selanjutnya LAN menunggu rekomendasi

dari BPK.

Selanjutnya, pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2015

telah diadakan pertemuan di ruang Kelas C Graha

Wicaksana PPLPN yang dipimpin Kepala Biro Umum, selain

pihak LAN pertemuan dihadiri pihak Kejaksaan Agung, Ketua

RW dan RT, serta Kepolisian, tanpa dihadiri satupun warga

penghuni mess kejaksaan agung pejompongan padahal

sudah diberi undangan rapat oleh LAN. Sebelumnya dari

Kejaksaan Agung juga sudah menyampaikan surat nomor B-

608/C.6/Cpl/11/2015 tanggal 30 Nopember 2015 kepada

warga penghuni mess kejaksaan agung pejompongan perihal

pembebasan perumahan pegawai kejaksaan agung yang

menempati tanah LAN di pejompongan.

Pihak LAN telah memasang papan nama ‘’ Tanah Milik LAN’

dan mendapat respon tegas dari penghuni untuk meminta

ada pertemuan kembali.

Progres selanjutnya Kejaksaan Agung Republik Indonesia

menjawab surat yang dkirimkan oleh Kepala LAN tertanggal

16 Agustus 2016 Nomor 2513/K.1/PTB.02.3 yang

menyatakan akan mengembalikan tanah LAN yang ditempati

pegawai Kejaksaan Agung sesuai dengan surat tertanggal 12

Oktober 2016 perihal Pengembalian aset barang milik

negara berupa tanah. Namun dari pihak warga Kejaksaan

Agung menyampaikan nota tertanggal 10 November 2016

perihal penolakan terhadap penyerahan tanah di Blok E

Petamburan Jakarta Pusat tersebut kepada LAN.

Terkait dengan nota yang disampaikan oleh pihak warga

Kejaksaan Agung pada tgl 10 November 2016, tanggal 5

Januari 2017 telah disampaikan surat Kepala LAN Nomor

15/K.1/RTB.02.3 perihal Permohonan Bantuan Pengosongan

Aset BMN Bangunan/Penghuni Diatas Tanah di Blok E

Petamburan Jakarta Pusat Milik Lembaga Administrasi

Negara.

Dan selanjutnya, pada tanggal 30 Mei 2017, disampaikan

kembali himbauan pengosongan tanah Blok E kepada warga

penghuni tanah blok E nomor E1 s/d E17 dengan surat

Sestama LAN Nomor 1531/S.1/RTB.01.7 perihal Pengosongan

Tanah LAN Blok E, dengan waktu pengosongan paling lambat

60 hari sejak surat ditandatangani.

Pada tanggal 13 Juli 2017, melalui Surat Plh. Kepala

Lembaga Administrasi Negara No. 1994/K.1/RTB.02.3 yang

ditujukan kepada Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata

Usaha Negara Kejaksaan Agung RI, disampaikan bahwa

sebagai tindak lanjut atas Surat Sekretaris Utama LAN, para

penghuni tanah yang terletak di tanah a quo telah

menyampaikan Nota Penolakan terhadap pengosongan

tanah tertanggal 19 Juni 2017.

Pada tanggal 1 Agustus 2017, melalui Surat Sekretaris

Utama nomor 3020/S.1/RTB.01.1, kembali dihimbau kepada

warga penghuni Blok E/01 s.d E/17 yang menempati tanah

LAN tanpa dasar hak atas tanah yang sah untuk segera

mengosongkan tanah dimaksud paling lambat dalam waktu

7 (tujuh) hari kalender sejak surat ditandatangani.

Selanjutnya masalah tanah LAN Blok E ini telah dilaporkan

ke pihak Polda Metro Jaya dengan uraian sebagai berikut :

- Tanggal 14 November 2017 berkas dokumen terkait tanah

blok E telah disampaikan LAN ke penyidik Direktorat

Kriminal Umum Polda Metro.

- Tanggal 21 November 2017 dilakukan pemanggilan oleh

Polda Metro Jaya kepada bapak Prof. Johanes Basuki dan

tanggal 23 November 2017 pemanggilan bapak Makmun

sebagai saksi fakta dari LAN.

- Tanggal 4 Desember 2017 dilakukan pemanggilan oleh

Polda Metro kepada Kepala Biro Perlengkapan Kejaksaan

Agung (Bapak Suwarto).

Pihak Polda juga telah melayangkan surat undangan tanggal

21 Desember 2017 untuk Saksi fakta dari BPN Jakarta Pusat

jadwal pemanggilan pada 4 Januari 2018, dan juga akan

dilakukan pemanggilan terhadap 17 warga penghuni tanah

Blok E pada Januari 2018.

Pada tanggal 31 Juli 2017, Lembaga Administrasi Negara

ditujukan ke Sekretaris Utama menerima surat dari DJKN

Kemenkeu nomor S-165/KN.2/2017 perihal Tanggapan atas

Penyelesaian Permasalahan Aset pada Lembaga Administrasi

Negara (LAN), sebagai jawaban atas surat Sekretaris Utama

LAN nomor 1400/S.1.2/RTB.02.3 tanggal 15 Mei 2017 perihal

Penyelesaian Permasalahan Aset. Isi surat balasan tersebut

memberi alternatif penyelesaian berupa pemindahtanganan

(berupa lelang penjualan) setelah mendapat persetujuan

DPR menggunakan harga pasar dari penilai pemerintah, atau

dengan pemanfaatan/sewa oleh pihak ketiga, atau

penetapan sebagai BMN idle.

ii. Tanah seluas 1.500 m2 yang terletak di jalan tembus

Hertasning (PKP2A II LAN Makassar) terkena proyek jalan

lingkar dan belum dapat dihapuskan dari buku inventaris,

karena tidak adanya dokumen yang dapat dijadikan dasar

untuk mengeluarkan dari buku inventaris. Dokumen

kepemilikannya masih berupa surat pernyataan pelepasan

hak atas tanah. Untuk menyelesaikan hal ini LAN sudah

melakukan proses pengurusan ke BPN Kota Makassar.

LAN mengirimkan surat kepada Gubernur Sulawesi Selatan

tanggal 22 Mei 2012 nomor 1194/K.I/RTP.03.2 perihal

permasalahan tanah milik PKP2A II LAN Makassar di Jalan

Hertasning Makassar bahwa Pemda untuk segera

mengajukan permohonan persetujuan kepada Menteri

Keuangan selaku Pengelola Barang Milik Negara perihal

pemindah tanganan BMN milik PKP2A II LAN Makassar

Kepada Pemerintah Pemda Sulawesi Selatan dengan tindak

lanjut penjualan ganti rugi, tukar menukar atau hibah dan

sampai laporan ini dibuat belum ada jawaban dari Pemda

Sulawesi Selatan.

Pada tahun 2014 pihak PKP2A-II LAN Makassar telah

melakukan persuratan ke KPKNL Makassar terkait

persetujuan hibah tanah ke Pemda Kota Makassar,

selanjutnya pihak KPKNL Makassar menerus limpahkan ke

DJKN Pusat Jakarta.Pihak PKP2A II LAN Makassar berkoordinasi dengan LAN

Pusat dan kantor DJKN Pusat terkait surat yang diterus

limpahkan dari KPKNL Makassar ke DJKN Pusat. Atas saran

pembina DJKN maka pihak PKP2A-II Makassar telah

melakukan perubahan kodefikasi tanah dan proses

penetapan status penggunaan ke KPKNL Makassar, untuk

selanjutnya akan dilakukan alih status penggunaan tanah

kepada Pemda Kota Makassar.

Penghibahan tanah ke Pemkot Makassar dalam proses

persetujuan hibah dari KPKNL Makassar yang dilakukan

sejak tahun 2011. Dokumen pendukung proses penghibahan

tanah ke Pemkot Makassar telah dilampirkan berupa Surat

Pernyataan Bersedia Menerima Hibah oleh Pemkot Makassar

ditandatangani Kepala BPKAD Kota Makassar nomor

900/419/BPKA/X/2014 tanggal 09 Oktober 2014, namun

dikarenakan karena proses yang lama surat Pernyataan

Kesediaan Menerima Aset dianggap kadaluarsa karena

menurut KPKNL sudah melebihi masa berlaku 6 bulan

sehingga harus diperbaharui.

Selanjutnya berdasarkan hasil informasi kepada pihak

KPKNL Makassar tanggal 1 Maret 2017 diketahui bahwa

pihak yang seharusnya menandatangani surat pernyataan

bersedia menerima hibah adalah Walikota Makassar. Pihak

Pemkot Makassar dan KPKNL Makassar terjadi perbedaan

persepsi mengenai penerima hibah tanah tersebut sehingga

proses persetujuan hibah tersebut belum dapat dilanjutkan.

Penerima hibah tanah seharusnya Sekretaris Kota Makassar

selaku Pengelola Barang Daerah sesuai dengan Peraturan

Pemerintah nomor 27 tahun 2014.

Selanjutnya PKP2A-II Makassar meminta kesediaan Pemkot

Makassar untuk menerima hibah tanah secara tertulis. Surat

Pernyataan bersedia menerima hibah Oleh Pemkot Makassar

sebenarnya telah ditandatangani oleh Sekda kota Makassar

tertanggal 3 Maret 2017. Namun setelah dibawa ke KPKNL

untuk pengurusan selanjutnya ternyata surat pernyataan

tersebut harus disertai dengan materai. Jadi dilakukan

pengurusan penandatanganan ulang. Sampai saat ini

pengurusan penandatanganan ulang surat pernyataan

tersebut masih dalam proses mengingat kesibukan dari

Sekda Kota Makassar. Dalam proses penandatanganan ulang, Bidang Aset pada

BPKAD Pemkot Makassar meminta fotocopy tanda

kepemilikan tanah yang akan mereka terima untuk

mengetahui lokasi dan titik koordinat tanah yang akan

mereka terima demi tertibnya aset. Kemudian fotocopy Surat Pelepasan Hak yang merupakan

satu satunya bukti kepemilikan yang dimiliki oleh PKP2A II

LAN diserahkan kepada BPKAD Pemkot Makassar Bidang

Aset pada tanggal 30 Maret 2017. Surat Pelepasan Hak

tersebut hanya mencantumkan nomor persil. Selanjutnya tanggal 3 April 2017 dilakukan kembali

pertemuan dengan Kepala Bidang Aset sebagai tindaklanjut

pengurusan hibah tersebut.Setelah meminta Sekda Kota Makassar untuk melakukan

penandatanganan ulang, Pemkot Makassar meminta titik

koordinat letak tanah. Sedangkan alas hak yang dimiliki

berupa surat pelepasan hak tidak mencantumkan titik

koordinat letak tanah yang sekarang sudah menjadi jalan.

Atas pertemuan penunjukan lokasi dari pihak PKP2A II LAN

dan pihak kota Makassar bulan oktober 2017 untuk

mengetahui letak tanah, akhirnya Pemkot menegaskan

bahwa letak tanah tersebut tidak pada wilayah kota

Makassar namun pada wilayah Provinsi Sul-Sel. Saat ini

pihak PKP2A II LAN menunggu surat pernyataan mengenai

hal tersebut dari Pemkot Makassar.

c. Rumah/Tanah Pejompongan

Tanah seluas 5.424 M2 yang terletak di komplek LAN Blok D dan

F Kampus PPLPN LAN Pejompongan telah bersertifikat, Blok D

sertifikat No. AD 619947, tanggal 9 Oktober 1995 seluas 2.194

M2 dan Blok F sertifikat No. AD 619948, tanggal 9 Oktober 1995

seluas 3.230 M2, dibangun rumah tempat tinggal pegawai LAN

atas biaya sendiri (ditempati oleh pegawai aktif Golongan II:

SATPAM, Pengemudi dan Pesuruh) berdasarkan Surat Ijin Untuk

Mempergunakan Tanah Negara Yang Dikuasai Oleh LAN antara

lain No.111.1/SEKLAN/4/80 tanggal 5 April 1980, Nomor

11.54/XI/1/1/1989 tanggal 17 Januari 1989 dan Nomor

323/XI/2/1/1993 tanggal 19 Februari 1993. Tanah tersebut

masih tercatat sebagai aset LAN, belum dapat dihapuskan dari

pembukuan barang inventaris LAN.Pertimbangan tanah itu untuk dihapuskan antara lain :

1) Tanah tersebut tidak mungkin lagi dimanfaatkan untuk

Tupoksi hasil dari Kementerian Perumahan Rakyat;

2) Selama ini para penghuni belum pernah mendapatkan

fasilitas perumahan dari Negara.

Untuk menindaklanjuti proses penghapusan, LAN telah

menyampaikan surat kepada Menteri Keuangan RI No.

239/VIII/7/3/2003 tanggal 26 Maret 2003 perihal Penghapusan

Tanah Milik Negara. Selanjutnya berdasarkan tanggapan

Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan No. S-

1728/A/2004 tanggal 26 April 2004 perihal Usul penghapusan

kavling/tanah milik Negara pada LAN sebagai berikut :

1) Hingga saat ini belum ada pedoman pelaksanaan lebih

lanjut atas ketentuan pada pasal 46 Undang-Undang Nomor

1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang antara

lain mengatur bahwa pemindahtanganan tanah dan/atau

bangunan yang diperuntukkan bagi pegawai negeri dapat

dilakukan tanpa persetujuan DPR;

2) Sambil menunggu ditetapkannya pedoman pelaksanaan

dimaksud, saat ini sedang dilakukan proses penelitian

secara menyeluruh terhadap permohonan penghapusan

tanah dan/atau bangunan dari seluruh Departemen/

Lembaga yang diperuntukan bagi pegawai negeri;

Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, usulan Saudara

dimaksud saat ini belum dapat kami pertimbangkan hingga

menunggu selesainya proses atau hasil sebagaimana dimaksud

pada butir 1 dan 2 diatas.Selanjutnya sesuai dengan informasi dari Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara Kementerian Keuangan bahwa saat ini masih

dalam proses inventarisasi, penelitian dan penilaian aset BMN

secara menyeluruh/nasional termasuk terhadap permohonan

penghapusan tanah dan/atau bangunan dari seluruh

Kementerian/Lembaga yang diperuntukkan bagi pegawai negeri,

sehingga hasilnya hingga saat ini masih menunggu proses hasil

penelitian Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian

Keuangan.Selanjutnya pada awal tahun 2017 akan dilakukan pendataan

ulang terhadap penghuni Tanah LAN di Blok D dan Blok F

Pejompongan Jakarta Pusat.Pada tanggal 31 Maret 2017 telah dilakukan pertemuan antara

LAN dengan Warga Penghuni Blok D dan F di Auditorium Graha

Wicaksana untuk menginformasikan tentang pendataan ulang,

rapat dipimpin oleh Sestama. Selanjutnya pada bulan April 2017, LAN telah melakukan

Pendataan Ulang terhadap warga yang menempati tanah LAN

Blok D dan F Pejompongan.Pada tanggal 7 Juni 2017 LAN (dipimpin Kepala Briro Umum dan

Inspekur LAN) mengundang kembali warga blok D dan F di kelas

graha wicaksana, untuk menyampaikan masalah dari hasil

pendataan ulang. Selanjutnya, LAN menyampaikan Surat

Edaran Sestama nomor 1681/S.1HMI.01 tanggal 19 Juni 2017

kepada warga tentang Penggunaan Tanah LAN Blok D dan F.Pada tanggal 31 Juli 2017, Lembaga Administrasi Negara

ditujukan ke Sekretaris Utama menerima surat dari DJKN

Kemenkeu nomor S-165/KN.2 /2017 perihal Tanggapan atas

Penyelesaian Permasalahan Aset pada Lembaga Administrasi

Negara, sebagai jawaban atas surat Sekretaris Utama LAN

nomor 1400/S.1.2/RTB.02.3 tanggal 15 Mei 2017 perihal

Penyelesaian Permasalahan Aset. Isi surat balasan tersebut

memberi alternatif penyelesaian berupa pemindahtanganan

(berupa lelang penjualan) setelah mendapat persetujuan DPR

menggunakan harga pasar dari penilai pemerintah, atau dengan

pemanfaatan/sewa oleh pihak ketiga, atau penetapan sebagai

BMN idle.

d. Tanah seluas 300 M2 berikut bangunan diatasnya yang terletak

di jalan Skarda “N” (PKP2A II LAN), dokumen kepemilikannya

masih berupa surat pernyataan pelepasan hak atas tanah.

Sampai laporan ini dibuat, status tanah tersebut masih dalam

proses pengurusan sertifikat ke BPN kota Makassar, dan setelah

dilakukan pengukuran ulang oleh pihak BPN Kota Makassar

terdapat ketidaksesuaian antara ukuran yang tertera dalam

sertifikat induk dengan hasil pengukuran fisik di lapangan oleh

BPN, sehingga akan mengakibatkan terbitnya dua sertifikat.

Sementara masih menunggu penerbitan sertifikat dengan luas

161 m2, dan sisa tanah yang tidak masuk dalam sertifikat induk

yang berukuran 178 m2. Pihak BPN Kota Makassar menyarankan

untuk membuat surat pernyataan kepemilikan yang diperkuat

oleh Saksi-saksi dalam hal ini para tetangga lokasi tanah dan

diketahui oleh pemerintah setempat yaitu Lurah Gunung Sari

Kota Makassar. Saat ini masih menunggu proses pengecekan

fisik dari pihak Kelurahan Gunung Sari.

Selanjutnya PKP2A II LAN menyurat ke kantor BPN kota Makassar

untuk menerbitkan sertifikat dari sebagian tanah yang

merupakan hasil pengukuran BPN yang atas haknya sudah jelas,

surat diterima oleh BPN pada tanggal 13 Maret 2017. Atas tanah seluas 161 m2, menunggu berkas ukur dari bagian

pengukuran untuk bisa diterbitkan sertifikat.Untuk tanah seluas 178 m2, menurut pihak BPN atas haknya

belum jelas, selanjutnya telah dilakukan pengurusan ke pihak

kelurahan Gunung Sari.

e. Pada Laporan BMN tercatat aset Tanah fasilitas umum (tanah

bangunan tempat tinggal lainnya) seluas 43.641 m2 yang

berada di :

1. Jalan Administrasi II

Pejompongan Kel. Petamburan, Kec. Tanah Abang Jakarta

Pusat seluas 34.088 m2 dengan bukti penguasaan tanah

Bekas Eigendom No. 6651.

2. Jalan Siaga Raya Pejaten I Kel. Pejaten Barat Kec. Pasar

Minggu Jakarta Selatan seluas 3.516 m2 dengan bukti

penguasaan tanah AJB Pelepasan Hak No. 132 tanggal 27

Agustus 1977.

3. Jalan H. Samali Pejaten II Kel. Pejaten Barat Kec. Pasar Minggu

Jakarta Selatan seluas 1.816 m2 dengan bukti penguasaan

tanah Akta Pelepasan Hak No. 9 tanggal 2 Juni 1979 dan No.

111 tanggal 16 Agustus 1979.

4. Jalan Lembah Cirendeu Permai seluas 481 m2 dengan

penguasaan tanah AJB Perjanjian No.6 tanggal 8 Juni 1983.

5. Jalan Galuh Pisangan Cirendeu I Tangerang Selatan Jawa Barat

seluas 1.714 m2 dengan bukti penguasaan tanah AJB

Pelepasan Hak No.28 tanggal 20 September 1983.

6. Jalan Muri Salim Pisangan Cirendeu II Tangerang Selatan Jawa

Barat seluas 2.026 m2 dengan bukti penguasaan tanah AJB

Pelepasan Hak No.24 tanggal 12 Juli 1985.

Tanah LAN yang tercatat di Neraca dengan peruntukan Tanah

Bangunan Fasilitas Tempat Tinggal Lainnya (Fasilitas Umum/ Sosial)

perlu dilakukan proses penghapusan sesuai ketentuan oleh karena

secara fisik sangat sulit pengamanannya dan menjadi

tanggungjawab LAN sesuai dengan Laporan BMN.

Terhadap permasalahan Tanah Fasum LAN yang berada di

lingkungan perumahan pegawai, LAN telah menyampaikan surat ke

Pemda DKI Jakarta dengan surat nomor 2577/S.1.2/RTB.02.3

tanggal 30 Agustus 2016, dan Tangerang Selatan dengan surat

nomor 2583/S.1.2/RTB.02.3 tanggal 31 Agustus 2016.

Selanjutnya dari pihak Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah (BPKAD) PEMDA DKI Jakarta telah menanggapi dengan

mengundang rapat Tim BMN LAN Pusat di Gedung Balai Kota

Pemda DKI Blok G Lantai 14 Jalan Medan Merdeka Selatan pada

tanggal 29 September 2016, yang dari hasil rapat diminta agar

LAN melengkapi dokumen persyaratan serah terima aset tanah

fasum serta LAN agar memperhatikan jenis kewajiban penyerahan

atau penyediaan Fasum dalam SIPPT serta konstruksi dan marka

jalan diatas tanah yang akan diserahkan.

Dalam rangka Percepatan Sertifikasi BMN berupa tanah atas nama

Pemerintah cq. LAN, maka pada tahun 2012 LAN telah melakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Sekretaris Utama telah

mengirimkan surat nomor 546/S.1/RTP.03.1 tanggal 12 Maret

2012 tentang data BMN berupa tanah LAN seluas 175, 472 m2

sesuai bukti kepemilikan tanah menggunakan Aplikasi SiMANTAP

(Sistem Informasi Manajemen Pendataan Tanah Pemerintah)

kepada Deputi Bidang Hak Tanah dan Pendataan Tanah Badan

Pertahanan Nasional.

2. Sekretaris Utama telah

mengirimkan surat nomor 1078/S.1/RTP.03.2 tanggal 30 April

2012 tentang laporan pendataan BMN berupa tanah

menggunakan aplikasi SiMANTAP (Sistem Informasi Manajemen

Pendataan Tanah Pemerintah) kepada DJKN Kementerian

Keuangan.

3. Kepala Biro Umum telah

menyampaikan surat nomor 08/S.1.1/RTP.03.2 tanggal 5 April

2012 tentang data tanah LAN seluas 175,472 m2 sesuai bukti

kepemilikan tanah menggunakan Aplikasi SiMANTAP kepada

DJKN Kementerian Keuangan. Selanjutnya akan dilakukan update

data SiMANTAP disebabkan terjadi perubahan luas tanah

berdasarkan sertifikat yang dimiliki STIA LAN Makassar yang

sebelumnya luas tanah 2.000M2 menjadi 4.085M2.

Permasalahan aset tanah penyelesaiannya sangat tergantung

dengan pihak eksternal.

Permasalahan data SiMANTAP adanya temuan dalam Laporan Hasil

Pemeriksaan Tim BPK tentang perbedaan data tanah pada Laporan

BMN LAN Tahun 2014 dengan data pada lampiran Nota dinas

Tortama KN II BPK nomor 155/ND/XV/03/2015 tanggal 13 Maret

2015 perihal Penyampaian data sertifikasi tanah pemerintah

berdasarkan aplikasi SiMANTAP DJKN Kementerian Keuangan per

30 Juni 2014, disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Sekretaris Utama LAN melalui Kepala Biro Umum telah

menyampaikan surat kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara

Kementerian Keuangan nomor 2314/S.1/PPP.01.3 perihal

Permintaan Data ADK SiMANTAP pada tanggal 25 Juni 2015.

2. Setelah melalui beberapa kali konfirmasi ke DJKN perihal belum

adanya balasan atas surat pada poin 1 diatas maka selanjutnya

LAN baru menerima surat dari Direktur BMN DJKN Kemenkeu

nomor S-20/KN.2/2016 perihal Kesesuaian data SiMANTAP pada

tanggal 15 Januari 2016. Didalam lampiran surat tersebut

disampaikan data rincian tanah dari aplikasi SiMANTAP menurut

DJKN dimana jumlah data tanah LAN sama dengan data pada

lampiran nota dinas BPK diatas.

3. Berdasarkan telaahan terhadap rincian data tanah pada

lampiran surat DJKN diatas dibandingkan dengan aplikasi

SiMANTAP yang berada di LAN, data tanah pada Laporan BMN

LAN Tahun 2014, dan konfirmasi dengan pengelola BMN di satker

LAN lainnya, maka perlu kami sampaikan hasil telaahan sebagai

berikut :

a. Terdapat data ganda pada satu bidang tanah dengan nomor

sertifikat sama tetapi kode SiMANTAP berbeda seperti pada

Satker STIA LAN Bandung, STIA LAN Makassar, dan PKP2A II

LAN.

b. Terdapat data ganda akibat perubahan status bidang tanah

dari status lama “belum bersertifikat” menjadi sudah

bersertifikat namun dengan kode SiMANTAP yang berbeda,

seperti pada Satker STIA LAN Makassar dan PKP2A IV LAN.

c. Kode SiMANTAP yang berbeda untuk bidang tanah yang sama

(data ganda) terjadi kemungkinan karena kesalahan teknis

penggunaan aplikasi SiMANTAP. Seharusnya tidak boleh ada

penambahan Kode SiMANTAP yang berbeda untuk satu

bidang tanah dengan bukti kepemilikan yang sama.

d. Setelah dicek dan verifikasi terhadap data ganda tersebut,

kami mendapatkan bahwa data Tanah LAN pada lampiran

surat DJKN yang sudah diseleksi sesuai luasnya dengan data

Tanah pada Laporan BMN LAN, sebagaimana terlihat pada

lampiran surat ini.

Selanjutnya melalui Nota dinas Kepala Biro Umum nomor

165/S.1.2/RTB.01.7 tanggal 10 Februari 2016 menginstruksikan

agar setiap Satker LAN yang bermasalah tersebut diharuskan

melakukan sinkronisasi, verifikasi dan evaluasi data Tanah

SiMANTAP dengan KPKNL DJKN setempat.

Selanjutnya satker STIA LAN Bandung, STIA LAN Makassar,

PKP2A II LAN dan PKP2A IV LAN telah melakukan koordinasi dan

verifikasi ke KPKNL setempat. Untuk proses lebih lanjut akan

dilakukan oleh KPKNL ke DJKN.

Peralatan dan Mesin Rp171.006.618.574,00

C.10 Peralatan dan Mesin

Nilai perolehan aset tetap berupa peralatan dan mesin TA 2017

dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp171.006.618.574,00

dan Rp163.186.572.711,00. Rincian saldo peralatan dan mesin TA

2017 per satker adalah sebagai berikut :

Nilai Aset Tetap Akm. Penyusutan Nilai Buku

a. LAN Jakarta74.032.749.843,0

0 (62.330.385.915,00)11.702.363.928,00

b. STIA LAN Jakarta12.054.430.866,0

0 (9.935.248.940,00)

2.119.181.926,00

c. STIA LAN Bandung 9.058.270.108,00 (7.367.041.803,00)

1.691.228.305,00

d. STIA LAN Makassar 6.116.528.775,00 (4.989.560.647,00)

1.126.968.128,00

e. PKP2A I LAN24.141.369.018,0

0 (21.785.634.164,00)

2.355.734.854,00

f. PKP2A II LAN21.199.228.517,0

0 (18.775.898.101,00)

2.423.330.416,00

g. PKP2A III LAN10.514.804.790,0

0 (9.262.875.693,00)

1.251.929.097,00

h. PKP2A IV LAN13.889.236.657,0

0 (8.917.299.853,00)

4.971.936.804,00

Jumlah171.006.618.57

4,00(143.363.945.116,

00)27.642.673.45

8,00

Mutasi nilai peralatan dan mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin adalah berupa:

a. Transaksi

penambahan dari pembelian

Penambahan dari pembelian terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp4.566.923.000,00 berupa alat kantor

sebesar Rp487.870.000,00, alat rumah tangga sebesar

Rp387.088.000,00, alat studio sebesar Rp126.460.000,00, alat

komunikasi sebesar Rp8.500.000,00, computer unit sebesar

Rp628.630.000,00 dan peralatan computer Rp2.928.375.000,00.

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp1.089.375.750,00 berupa pembelian

alat kantor sebesar Rp455.977.750,00, alat rumah tangga

sebesar Rp284.140.400,00, alat studio sebesar

Rp78.413.600,00, alat laboratorium fisika nuklir/elektronika

sebesar Rp14.777.000,00, computer unit sebesar

Rp168.080.000,00 dan peralatan komputer sebesar

Rp87.987.000,00.

- STIA LAN Bandung sebesar Rp895.763.700,00 berupa pembelian

alat kantor sebesar Rp72.145.000,00, alat rumah tangga

sebesar Rp231.929.700,00, alat studio sebesar Rp2.272.000,00,

komputer unit sebesar Rp471.588.000,00, peralatan komputer

sebesar Rp116.829.000,00 dan alat kerja penerbangan sebesar

Rp1.000.000,00

- STIA LAN Makassar sebesar Rp583.982.360,00 berupa

pembelian alat kantor sebesar Rp42.020.000,00, alat rumah

tangga sebesar Rp218.210.000,00, alat studio sebesar

Rp5.000.000,00, komputer unit sebesar Rp299.252.360,00,

peralatan komputer sebesar Rp17.000.000,00 dan unit peralatan

proses/produksi sebesar Rp2.500.000,00.

- PKP2A I LAN sebesar Rp722.234.250,00 berupa pembelian alat

kantor sebesar Rp202.724.500,00, alat rumah tangga sebesar

Rp197.386.750,00, alat studio sebesar Rp7.315.000,00, alat

komunikasi sebesar Rp8.360.000,00 komputer unit sebesar

Rp137.449.440,00, peralatan komputer sebesar

Rp119.108.060,00 dan unit peralatan proses/produksi sebesar

Rp49.890.500,00.

- PKP2A II LAN sebesar Rp695.490.400,00 berupa pembelian alat

kantor sebesar Rp68.262.100,00, alat rumah tangga sebesar

Rp531.663.200,00, alat studio sebesar Rp16.818.700,00,

komputer unit sebesar Rp68.246.400,00 dan peralatan komputer

sebesar Rp10.500.000,00.

- PKP2A III LAN sebesar Rp138.310.964,00 berupa pembelian alat

kantor sebesar Rp68.584.583,00, alat rumah tangga sebesar

Rp36.761.000,00, alat studio sebesar Rp9.030.928,00, komputer

unit sebesar Rp13.986.000,00 dan peralatan komputer sebesar

Rp9.948.453,00.

- PKP2A IV LAN sebesar Rp456.525.692,00 berupa pembelian alat

kantor sebesar Rp92.090.000,00, alat rumah tangga sebesar

Rp116.481.000,00, alat komunikasi sebesar Rp17.505.000,00,

peralatan pemancar sebesar Rp8.250.000,00, alat laboratorium

fisika nuklir/elektronika sebesar Rp5.840.000,00, komputer unit

sebesar Rp94.760.000,00, peralatan komputer sebesar

Rp96.839.692,00 dan peralatan olahraga sebesar

Rp24.760.000,00.

b. Penambahan dari hibah

penambahan dari hibah terdapat pada satker :- LAN Jakarta sebesar Rp109.323.514,00 merupakan hibah alat

rumah tangga sebesar Rp85.023.514,00 dari peserta Diklatpim

sebesar Rp79.023.514,00 dan dari perorangan berupa AC split

sebesar Rp6.000.000,00. Hibah komputer unit berupa 5 buah

notebook sebesar Rp24.300.000,00 dari peserta Diklatpim.Hibah sebesar Rp109.323.514,00 telah dilaporkan ke Direktorat

Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan

telah memperoleh registrasi dan pengesahan. - STIA LAN Jakarta sebesar Rp45.895.000,00 merupakan hibah

dari Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI)

berupa alat kantor sebesar Rp22.400.000,00, alat rumah tangga

sebesar Rp19.145.000,00 dan komputer unit sebesar

Rp4.350.000,00.Hibah sebesar Rp45.895.000,00 telah dilaporkan ke Direktorat

Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan

telah memperoleh registrasi dan pengesahan.

- PKP2A I LAN sebesar Rp5.650.000,00 merupakan hibah dari

peserta diklatpim berupa peralatan komputer.

Hibah sebesar Rp5.650.000,00 telah dilaporkan ke Direktorat

Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan

telah memperoleh registrasi dan pengesahan.

- PKP2A II LAN sebesar Rp17.400.000,00 merupakan hibah dari

peserta diklatpim berupa alat rumah tangga.

Hibah sebesar Rp17.400.000,00 telah dilaporkan ke Direktorat

Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan

telah memperoleh registrasi dan pengesahan

- PKP2A III LAN sebesar Rp4.750.000,00 merupakan hibah dari

peserta diklat LRA berupa unit alat laboratorium.

Hibah sebesar Rp4.750.000,00 telah dilaporkan ke Direktorat

Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan

telah memperoleh registrasi dan pengesahan

c. Penambahan dari transfer masuk

penambahan dari transfer masuk terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp10.750.000,00 merupakan transfer

masuk dari PKP2A I LAN berupa komputer unit.

d. Penambahan dari penyelesaian bangunan dengan KDP

Penambahan dari penyelesaian bangunan dengan KDP terdapat

pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp549.666.964,00 merupakan penyelesaian

pembangunan dari Konstruksi Dalam Pengerjaan yang didapat

setelah selesainya pembayaran lebih dari 1 bulan berupa alat

bantu sebesar Rp542.516.964,00 dan alat rumah tangga sebesar

Rp7.150.000,00.

e. Penambahan dari Reklasifikasi Masuk

penambahan dari reklasifikasi masuk terdapat pada satker :

- PKP2A III LAN sebesar Rp80.020.000,00 merupakan reklasifikasi

masuk berupa perubahan kode barang menjadi alat rumah

tangga sebesar Rp53.020.000,00 dan unit alat laboratorium

sebesar Rp27.000.000,00.

f. Penambahan dari pengembangan nilai aset

Penambahan dari pengembangan nilai aset terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp1.370.000,00 merupakan upgrade

memori server.

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp33.347.600,00 merupakan upgrade

server.

g. Penambahan Koreksi Pencatatan

Nilai/kuantitas

Penambahan dari penambahan koreksi pencatatan nilai/kuantitas

terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp21.800.000,00 merupakan koreksi nilai

dari reklasifikasi belanja barang berupa alat bantu (gondola)

sebesar Rp9.240.000,00 dan koreksi nilai berupa alat kantor

(CCTV) sebesar Rp12.560.000,00 .

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp33.000.000,00 merupakan koreksi

nilai dari reklasifikasi belanja barang berupa alat rumah tangga

(AC Kompresor) sebesar Rp33.000.000,00.

Transaksi mutasi pengurangan peralatan dan mesin sebagai

berikut :

a. Pengurangan dari Penghentian Aset Dari Penggunaannya

pengurangan dari penghentian aset dari penggunaannya

merupakan penghentian penggunaan terhadap sejumlah aset

karena kondisinya sudah rusak berat, terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp2.072.511.059,00 berupa alat bantu

sebesar Rp2.601.500,00, alat angkutan darat bermotor sebesar

Rp153.422.708,00, alat angkutan darat tak bermotor sebesar

Rp1.507.000,00, alat bengkel tak bermesin sebesar

Rp1.584.000,00, alat kantor Rp194.861.074,00, alat rumah

tangga sebesar Rp178.531.154,00, alat studio sebesar

Rp126.900.043,00 alat komunikasi sebesar Rp64.447.345,00,

alat kedokteran sebesar Rp13.570.604,00, alat laboratorium

fisika nuklir/elektronika sebesar Rp12.953.206,00, komputer unit

sebesar Rp1.078.436.568,00, peralatan komputer sebesar

Rp239.448.857,00 dan unit peralatan proses/produksi sebesar

Rp4.247.000,00.

- PKP2A IV LAN sebesar Rp78.252.272,00 berupa alat bantu

sebesar Rp55.281.342,00, alat rumah tangga sebesar

Rp9.070.930,00 dan komputer unit sebesar Rp13.900.000,00.

b. Pengurangan dari Transfer keluar

Pengurangan dari transfer keluar terdapat pada satker :

- PKP2A I LAN sebesar Rp10.750.000,00 merupakan transfer

keluar ke LAN Jakarta berupa komputer unit.

c. Pengurangan dari Reklasifikasi Keluar

Pengurangan dari koreksi pencatatan terdapat pada satker :

- PKP2A III LAN sebesar Rp80.020.000,00 perubahan kode

barang.`Gedung dan Bangunan

Rp462.280.170.172,00

C.11 Gedung dan Bangunan

Saldo gedung dan bangunan TA 2017 dan 2016 adalah

Rp462.280.170.172,00 dan Rp458.833.652.138,00. Rincian

gedung dan bangunan TA 2017 adalah sebagai berikut :

Nilai Aset Tetap

a. LAN Jakarta

173.004.237.750,00

b. STIA LAN Jakarta

33.033.743.430,00

c. STIA LAN Bandung

24.184.040.905,00

d. STIA LAN Makassar 6.824.561.522,00

e. PKP2A I LAN

83.483.485.327,00

f. PKP2A II LAN 48.474.029.734,0

0

g. PKP2A III LAN

44.577.692.786,00

h. PKP2A IV LAN

48.698.378.718,00

Jumlah462.280.170.17

2,00

Akumulasi Penyusutan

(93.030.230.776,00)

Nilai Buku369.249.939.39

6,00

Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan per tanggal

pelaporan adalah sebagai berikut:

Transaksi penambahan gedung dan bangunan dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Penambahan dari hibah

Transaksi penambahan hibah terdiri dari satker :

- STIA LAN Bandung sebesar Rp62.000.000,00 merupakan

hibah dari Koperasi Pegawai STIA LAN Bandung berupa

kanopi.

Hibah tersebut telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal

Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan telah

memperoleh registrasi dan pengesahan.

- PKP2A I LAN sebesar Rp2.188.935.302,00 merupakan hibah

dari DKM berupa bangunan masjid.

Hibah tersebut telah dilaporkan ke Direktorat Jenderal

Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dan telah

memperoleh registrasi dan pengesahan.

b. Penambahan dari reklasifikasi masuk

Transaksi penambahan reklasifikasi masuk terdiri dari satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp2.290.368.052,00 terdiri dari

bangunan gedung tempat kerja sebesar Rp2.111.108.052,00

dan tugu/tanda batas sebesar Rp179.260.000,00 merupakan

reklasifikasi masuk perbaikan kode barang agar lebih sesuai.

- STIA LAN Bandung sebesar Rp6.478.486.875,00 merupakan

reklasifikasi masuk) semula masuk sebagai KDP rehabilitasi

gedung kemudian direklas menjadi bangunan gedung tempat

kerja (gedung kantor).

c. Penambahan dari pengembangan nilai aset

Transaksi penambahan pengembangan nilai aset terdiri dari

satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp15.730.000,00 berupa pemasangan

partisi pada ruang laboratorium bahasa pada balai Bahasa.

- STIA LAN Bandung sebesar Rp358.240.000,00 berupa

renovasi masjid.

- PKP2A I LAN sebesar Rp43.972.000,00 berupa renovasi

gedung kantor.

d. Penambahan dari pengembangan melalui KDP

Penambahan dari pengembangan melalui KDP terdiri dari

satker :

-LAN Jakarta sebesar Rp1.616.073.036,00 berupa pencatatan

secara bertahap/termin bulan untuk renovasi gedung Makarti

Bhakti Nagari dan bangunan tempat ibadah di PPLPN

Pejompongan.

-STIA LAN Makassar sebesar Rp476.775.500,00 pencatatan

secara bertahap/termin bulan untuk renovasi laboratorium,

ruang pelayanan akademik, dan pemindahan ruang dosen

serta perpustakaan.

e. Penambahan dari barang berlebih hasil inventarisasi

Penambahan dari barang berlebih hasil inventarisasi merupakan

penambahan kuantitas gedung yang sebelumnya tidak

dimasukkan atau dipisahkan dalam laporan BMN dan

berdasarkan rekomendasi dari tim KPKNL Kementerian

Keuangan perlu dicatat pada Neraca, terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp460.081.000,00 berupa bangunan

gedung tempat kerja bangunan, gedung yang belum

dimasukkan sebelumnya yaitu Gedung Pos Jaga Permanen

(pos satpam) di pintu masuk utama PPLPN Pejompongan,

sedangkan untuk bangunan gedung yang baru dipisahkan dari

KIB yaitu Bangunan Gedung Tempat Kerja Lainnya Permanen

(Gedung D sebagai gedung fasilitas pegawai).

- STIA LAN Makassar sebesar Rp250.571.000,00 berupa

tugu/tanda batas pagar permanen.

- PKP2A II LAN sebesar Rp604.299.000,00 berupa bangunan

gedung tempat kerja terdiri dari gedung instalansi listrik,

kanopi parkir kendaraan dan kolam bak penampung.

f. Penambahan dari reklasifikasi masuk hasil inventarisasi

Penambahan dari reklasifikasi masuk hasil inventarisasi

merupakan perubahan kode barang baru pada aplikasi SIMAK

BMN untuk menyesuaikan dengan fisik bangunan gedung, pada

aplikasi SIMAK BMN versi sebelumnya belum terdapat kode

barang yang sesuai dan berdasarkan rekomendasi dari tim

KPKNL Kementerian Keuangan perlu dicatat pada Neraca,

terdapat pada satker :

- STIA LAN Makassar sebesar Rp4.504.756.740,00 merupakan

bangunan gedung tempat kerja berupa gedung pendidikan

permanen sebesar Rp3.469.628.140,00 dan bangunan gedung

tempat tinggal berupa gedung asrama sebesar

Rp1.035.128.600,00.

- PKP2A I LAN sebesar Rp429.539.220,00 merupakan bangunan

gedung tempat kerja berupa bangunan olahraga terbuka.

- PKP2A II LAN sebesar Rp759.042.232,00 merupakan bangunan

gedung tempat kerja berupa taman permanen.

g. Penambahan dari Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas

Penambahan dari koreksi pencatatan nilai/kuantitas terdapat

pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp(9.719.000,00) berupa bangunan

gedung tempat kerja merupakan koreksi nilai dikarenakan

adanya pengembalian belanja modal atas pengadaan

bangunan lift.

- STIA LAN Bandung sebesar Rp38.831.485,00 berupa bangunan

gedung tempat kerja merupakan koreksi nilai atas reklas

belanja barang.

Transaksi mutasi pengurangan gedung dan bangunan sebagai

berikut :

a. Pengurangan darireklasifikasi keluar

Pengurangan dari reklasifikasi keluar terdiri dari satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp2.290.368.052,00 merupakan

reklasifikasi keluar perbaikan kode barang.

b. Pengurangan dari

reklasifikasi keluar hasil inventarisasi

Pengurangan dari reklasifikasi keluar hasil inventarisasi

merupakan perubahan kode barang lama pada aplikasi SIMAK

BMN untuk menyesuaikan dengan fisik bangunan gedung,

pada aplikasi SIMAK BMN versi sebelumnya belum terdapat

kode barang yang sesuai dan berdasarkan rekomendasi dari

tim KPKNL Kementerian Keuangan perlu dicatat pada Neraca,

terdapat pada satker:

- STIA LAN Makassar sebesar Rp4.504.756.740 merupakan

bangunan gedung tempat kerja berupa bangunan gedung

kantor.

- PKP2A I LAN sebesar Rp1.651.231.509,00 berupa bangunan

gedung tempat kerja berupa bangunan gedung tempat kerja

lainnya permanen.

- PKP2A II LAN sebesar Rp759.042.232,00 berupa bangunan

gedung tempat kerja berupa bangunan gedung tempat kerja

lainnya permanen.

c. Pengurangan dari

koreksi pencatatan

Pengurangan dari koreksi pencatatan terdapat pada satker :

- STIA LAN Bandung sebesar Rp6.478.486.875,00 merupakan

koreksi pencatatan nilai pada bangunan gedung kantor

permanen.

- STIA LAN Makassar sebesar Rp1.437.579.000,00 merupakan

koreksi pencatatan nilai pada bangunan gedung kantor

permanen.Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp8.471.679.216 ,00

C.12 Jalan, Irigasi dan Jaringan

Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan TA 2017 dan 2016 adalah

masing-masing sebesar Rp8.471.679.216,00 dan

Rp6.272.611.127,00. Rincian saldo Jalan, irigasi dan jaringan

pada Lembaga administrasi Negara adalah sebagai berikut :

Nilai Aset Tetap

a. LAN Jkt 2.076.550.745,00

b. STIA LAN Bdg 145.946.000,00

d. PKP2A I LAN 3.794.470.854,00

e. PKP2A II LAN 562.642.000,00

f. PKP2A III LAN 1.290.050.949,00

g. PKP2A IV LAN 602.018.668,00

Jumlah 8.471.679.216,00

Akumulasi Penyusutan

(2.828.017.204,00)

Nila Buku 5.643.662.012,00

Sedangkan rincian Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan adalah

sebagai berikut:

C.12.1 Jalan dan Jembatan

Saldo jalan dan jembatan TA 2017 dan 2016 adalah masing –

masing Rp1.957.353.289,00 dan Rp0,00. Rincian saldo jalan

dan jembatan TA 2017 adalah sebagai berikut :

Nilai AsetTetap

a. PKP2A I LAN

1.221.692.289,00

b. PKP2A III LAN

735.661.000,00

Jumlah1.957.353.2

89,00

Akumulasi Penyusutan

(794.540.926,00)

Nilai Buku1.162.812.3

63,00

Mutasi transaksi terhadap Jalan dan jembatan per tanggal

pelaporan adalah sebagai berikut:

a. Penambahan dari barang berlebih hasil inventaris

Penambahan dari barang berlebih hasil inventarisasi

merupakan penambahan kuantitas jalan yang sebelumnya

tidak dimasukkan atau dipisahkan dalam laporan BMN dan

berdasarkan rekomendasi dari tim KPKNL Kementerian

Keuangan perlu dicatat pada Neraca, terdapat pada satker:

- PKP2A III LAN sebesar Rp735.661.000,00 berupa jalan

aspal dalam kantor.

b. Penambahan dari reklasifikasi masuk hasil inventarisasi

Penambahan dari reklasifikasi masuk hasil inventarisasi

merupakan penambahan kuantitas jalan yang sebelumnya

tidak dimasukkan atau dipisahkan dalam laporan BMN dan

berdasarkan rekomendasi dari tim KPKNL Kementerian

Keuangan perlu dicatat pada Neraca, terdapat pada satker :

-PKP2A I LAN sebesar Rp1.221.692.289,00 merupakan

perubahan kode barang baru jalan khusus dari sebelumnya

menggunakan kode bangunan kantor lainnya permanen

pada SIMAK BMN.

C.12.2 Irigasi

Saldo Irigasi TA 2017 dan 2016 adalah masing – masing

Rp1.063.986.416,00 dan Rp782.170.416,00. Tidak terdapat

pengurangan atau penambahan pada nilai irigasi. Rincian

saldo irigasi TA 2017 adalah sebagai berikut :

Nilai AsetTetap

a. PKP2A I LAN 782.170.416,00

b. PKP2A II LAN 281.816.000,00

Jumlah1.063.986.41

6,00

Akumulasi Penyusutan

(126.683.355,00)

Nilai Buku937.303.061,

00

Mutasi transaksi terhadap irigasi per tanggal pelaporan adalah

sebagai berikut:

a. Penambahan dari barang berlebih hasil inventaris

Penambahan dari barang berlebih hasil inventarisasi

merupakan penambahan kuantitas irigasi yang sebelumnya

tidak dimasukkan atau dipisahkan dalam laporan BMN dan

berdasarkan rekomendasi dari tim KPKNL Kementerian

Keuangan perlu dicatat pada Neraca, terdapat pada satker :

- PKP2A II LAN sebesar Rp281.816.000,00 berupa bak

penampung/kolam/menara penampungan.

C.12.3 Jaringan

Saldo Jaringan TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing

Rp5.450.339.511,00 dan Rp5.490.440.711,00. Tidak terdapat

pengurangan atau penambahan pada nilai jaringan. Rincian

Jaringan TA 2017 adalah sebagai berikut :

Nilai AsetTetap

a. LAN Jakarta

2.076.550.745,00

b. STIA LAN Bdg 145.946.000,00

c. PKP2A I LAN

1.790.608.149,00

d. PKP2A II LAN 280.826.000,00

e. PKP2A III LAN 554.389.949,00

f. PKP2A IV LAN 602.018.668,00

Jumlah5.450.339.511,

00

Akumulasi Penyusutan

(1.906.792.923.00)

Nilai Buku3.543.456.588,

00

Aset Tetap Lainnya Rp5.783.313.827,00

Mutasi transaksi terhadap Jaringan per tanggal pelaporan adalah

sebagai berikut:

Transaksi pengurangan jaringan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengurangan dari koreksi pencatatan

Pengurangan dari koreksi pencatatan terdapat pada satker :

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp40.101.200,00 pengurangan

dari koreksi pencatatan merupakan jaringan yang

sebelumnya telah dicatat sebagai bagian gedung dan

bangunan dan berdasarkan saran dari tim KPKNL agar

dikeluarkan dari jaringan agar tidak terdapat double

pencatatan.

C.13 Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat

dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya

TA 2017 dan 2016 adalah Rp5.783.313.827,00 dan

Rp4.469.312.727,00. Rincian aset tetap Lembaga Administrasi

Negara TA 2017 adalah sebagai berikut :

Nilai AsetTetap

Akm.Penyusutan

Nilai Buku

a. LAN Jakarta

2.415.220.840,00

(33.651.950,00)

2.381.568.890,00

b. STIA LAN Jakarta 953.061.888,00 (0,00) 953.061.888,00

c. STIA LAN Bandung 738.165.107,00 (0,00) 738.165.107,00

d. STIA LAN Makassar 753.287.084,00 (0,00) 753.287.084,00

e. PKP2A I LAN 243.027.664,00 (0,00) 243.027.664,00

f. PKP2A II LAN 379.623.396,00(19.950.000,00

) 359.673.396,00

g. PKP2A III LAN 295.927.848,00

(10.425.250,00) 285.502.598,00

h. PKP2A IV LAN 5.000.000,00 (0,00) 5.000.000,00

Jumlah5.783.313.82

7,00(64.027.200,0

0)5.719.286.62

7,00

Tr

ansaksi penambahan pada aset tetap lainnya sebagai berikut :

a. Penambahan dari pembelian

Penambahan dari pembelian terdapat pada satker :

- STIA LAN Bandung sebesar Rp15.000.000,00 berupa

pembelian buku.

- PKP2A III LAN sebesar Rp7.468.350,00 berupa pembelian

buku.

b. Penambahan dari hibah

Penambahan dari hibah terdapat pada satker :

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp52.929.400 merupakan hibah

berupa bahan perpustakaan tercetak (buku) dari alumni

mahasiswa STIA LAN Jakarta sebesar Rp33.393.000,00 dan

dari Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia

sebesar Rp19.536.400,00.

Hibah sebesar Rp52.929.400,00 telah dilaporkan ke

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian

Keuangan dan telah memperoleh registrasi dan

pengesahan.

- STIA LAN Bandung sebesar Rp5.032.450,00 merupakan

hibah berupa bahan perpustakaan tercetak (buku).

Hibah sebesar Rp5.032.450,00 telah dilaporkan ke

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian

Keuangan dan telah memperoleh registrasi dan

pengesahan

- STIA LAN Makassar merupakan hibah dari mahasiswa

berupa bahan perpustakaan tercetak (buku) sebesar

Rp14.217.900,00.

Hibah sebesar Rp14.217.900,00 telah dilaporkan ke

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian

Keuangan dan telah memperoleh registrasi dan

pengesahan

- PKP2A II LAN merupakan hibah dari peserta Diklatpim

berupa barang bercorak kesenian sebesar Rp4.200.000,00.

Hibah sebesar Rp4.200.000,00 telah dilaporkan ke

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian

Keuangan dan telah memperoleh registrasi dan

pengesahan.

c. Penambahan Reklasifikasi Masuk

penambahan dari reklasifikasi masuk terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp1.119.953.000,00 berupa CD/DVD

profil LAN dan DVD film pendek yang kode barang

sebelumnya berasal dari aset tetap tak berwujud lainnya.

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp95.200.000,00 berupa e-book

yang kode barang sebelumnya berasal dari aset tetap tak

berwujud lainnya.Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Rp

(239.286.220.296,00)

C.14 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap TA 2017 dan 2016 adalah

masing-masing Rp(239.286.220.296,00) dan

Rp(217.349.250.582,00).

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset

Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas

penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan

manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam

Pengerjaan (KDP).

Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset Tetap TA

2017.

Tabel 16

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Piutang Jangka Panjang Rp221.301.736,00

Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan /Tuntutan Ganti Rugi Rp222.413.805.000

Piutang Jangka Panjang

Piutang jangka panjang TA 2017 dan 2016 sebesar Rp221.301.736,00

dan Rp0,00.

C.15 Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan

Ganti Rugi

Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti rugi

(TP/TGR) TA 2017 dan 2016 masing masing sebesar

Rp222.413.805,00 dan Rp0,00.

Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan kepada bendahara

akibat kelalaiannya atau tindakannya yang melanggar hukum

yang mengakibatkan kerugian negara. Sedangkan Tuntutan Ganti

Rugi adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara untuk

penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara karena

kelalaiannya.

Rincian Tagihan Tuntutan perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

(TP/TGR) per tanggal TA 2017 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Tagihan TP/TGR TA 2017 dan 2016

Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti rugi

(TP/TGR) ini berdasarkan surat dari KPPN Jakarta II dengan Nomor

Surat S-

4402/WPB.12/KP.019/2017 Tanggal 24 Agustus 2017 dengan

perihal double pembayaran Tunjangan Struktural atas nama Drs.

Teguh Widjinarko,MPA sejak bulan Juli 2010 hingga September

2017 senilai Rp305.500.000. Atas dasar surat tersebut, debitur

yang bersangkutan bersedia mengembalikan kelebihan tunjangan

struktural dalam waktu 58 bulan ke depan.

Pada tanggal 27 September telah disetorkan ke kas negara

sebesar Rp5.500.000,00 dengan bukti setor nomor NTPN

8887816NCMPN81VI, sedangkan pada bulan Oktober hingga

Desember dilakukan pemotongan langsung dari gaji senilai

Rp5.172.413,00 per bulannya. Sehingga saldo Piutang Per 31

Desember senilai Rp284.482.761,00, senilai Rp62.068.956 dicatat

sebagai Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan

Ganti Rugi.

Penyisihan Piutang TidakTertagih-Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/TGR Rp(1.112.069,00)

C.16 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi

Penyisihan Piutang Tidah Tertagih Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi TA 2017 dan 2016 adalah

masing-masing sebesar Rp(1.112.069,00) dan Rp(0,00). Nilai

penyisihan piutang tak tertagih – piutang lancar pada 31

Desember 2017 merupakan penyisihan dengan kualitas lancar

Penyisihan piutang tak tertagih – piutang lancar adalah merupakan

estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar yang ditentukan

oleh kualitas piutang masing – masing debitur.

Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/TGR (Netto) Rp221.301.736,00

C.17 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi

(Netto)

Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (Netto) TA

2017 dan 2016 masing masing sebesar Rp221.301.736,00 dan

Rp0,00.

Aset Lainnya Rp575.674.500,00

Aset Lainnya

Jumlah aset lainnya TA 2017 dan 2016 sebesar Rp575.674.500,00 dan

Rp1.666.717.567,00.

Rincian aset lainnya adalah sebagai berikut :

Aset Tak Berwujud Rp2.907.022.400,00

C.18 Aset Tak Berwujud

Nilai perolehan Aset Tak Berwujud (ATB) TA 2017 dan 2016 adalah

Rp2.907.022.400,00 dan Rp3.780.223.900,00. Rincian aset tak

berwujud adalah sebagai berikut :

Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan

dimiliki, tetapi secara umum tidak mempunyai wujud fisik. Rincian

Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:

C.18.1 Software

Nilai software TA 2017 dan 2016 adalah masing – masing

Rp2.907.022.400,00 dan Rp2.565.070.900,00.

Rincian software per satker adalah sebagai berikut :

Nilai Software Amortisasi Nilai Buku

a. LAN Jakarta1.534.136.500,00

1.169.048.250,00

365.088.250,000

b. STIA LAN Jakarta 252.275.000,00 182.143.750,00 70.131.250,000

c.STIA LANBandung 452.500.800,00 408.750.800,00 43.750.000,000

d.STIA LANMakassar 157.122.500,00

92.292.500,00

64.830.000,000

e. PKP2A I LAN 408.907.600,00 387.407.600,00 21.500.000,000

f. PKP2A II LAN 43.000.000,00 35.125.000,

00 7.875.000,000

g. PKP2A III LAN 39.080.000,

00 39.080.00

0,00 0,000

h. PKP2A IV LAN 20.000.000,

00 17.500.00

0,00 2.500.000,000

Jumlah 2.907.022.400,002.331.347.900,0

0575.674.500,00

0

Mutasi transaksi terhadap software per tanggal pelaporan adalah

sebagai berikut:

Transaksi penambahan pada software sebagai berikut :

a. Penambahan dari pembelian

Penambahan dari pembelian terdapat pada satker :

-LAN Jakarta sebesar Rp38.643.000,00 berupa Sistem

Informasi Perencanaan dan Evaluasi Program (SIREVA).

-STIA LAN Jakarta sebesar Rp10.000.000,00 berupa aplikasi

E-Learning.

-STIA LAN Bandung sebesar Rp50.000.000,00 berupa

pengadaan software komputer.

b. Penambahan dari penyelesaian pembangunan dengan KDP

Penambahan dari penyelesaian pembangunan dengan KDP

terdapat pada satker :

-LAN Jakarta sebesar Rp148.605.000,00 pengadaan Sistem

Informasi Pengembangan Kompetensi ASN (SIPKA) LAN.

c. Penambahan dari pengembangan nilai aset

Penambahan dari penyelesaian pembangunan dengan KDP

terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp156.377.500,00 berupa

pengembangan 4 buah ATB yaitu Sistem Informasi

Keuangan (SIK) sebesar Rp47.960.000,00, Sistem Informasi

Kepegawaian dan Tunjangan Kinerja Pegawai (SIK-TKP)

sebesar Rp49.417.500,00, Sistem Informasi Pengawasan

(SIMWAS) sebesar Rp20.000.000,00, dan Website Lan.go.id

sebesar Rp39.000.000,00.

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp48.925.000,00 berupa

pengembangan aplikasi Sistem Informasi Akademik

(SIAKAD).

- STIA LAN Bandung sebesar Rp34.788.000,00 berupa

pengembangan Sistem Informasi Akademik.- STIA LAN Makassar sebesar Rp24.887.500,00 berupa

updating Aplikasi Sistem Informasi Akademik (SIMAK).- PKP2A I LAN sebesar Rp53.504.000,00 merupakan

pengembangan website bandung.lan.go.id.

d. Penambahan dari pengembangan dari KDP

Penambahan dari pengembangan dari KDP terdapat pada

satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp48.650.000,00 merupakan software

berjudul Sistem Informasi Widya Iswara.

Transaksi Pengurangan pada software sebagai berikut :

a. Transaksi pengurangan dari Penghapusan aset tak berwujud

Pengurangan dari Penghapusan aset tak berwujud kondisi

usang pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp139.360.000,00 berupa software

sebanyak 3 buah yang berjudul Database Susunan

Organisasi Kementerian dan LPNK senilai Rp39.700.000,00,

Sistem Peningkatan Kinerja Pegawai senilai

Rp49.775.000,00, dan Sistem Informasi Monitoring &

Evaluasi senilai Rp49.885.000,00.

b. Transaksi pengurang dari Penghentian aset dari penggunaan

Pengurangan dari penghentian aset dari penggunaan

terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp272.428.500,00 berupa software

komputer berupa software pengendali program dan

kegiatan sebesar Rp197.138.500,00 dan sistem otomasi

perpustakaan sebesar Rp75.290.000,00.

C.18.2 Aset Tak Berwujud Lainnya

Nilai aset tak berwujud lainnya TA 2017 dan 2016 adalah masing

– masing Rp0,00 dan Rp1.215.153.000,00.

Mutasi transaksi terhadap aset tak berwujud lainnya per tanggal

pelaporan adalah sebagai berikut:

Transaksi Pengurangan pada aset tak berwujud sebagai berikut :

a. Transaksi pengurangan dari Reklasifikasi Keluar.

Pengurangan dari Reklasifikasi Keluar terdapat pada satker :

- LAN Jakarta berupa ATB Lainnya sebesar

Rp1.119.953.000,00 berupa Profil LAN, Sejarah LAN, dan

Film pendek.

- STIA LAN Jakarta berupa ATB Lainnya sebesar

Rp95.200.000,00 berupa E-Book di perpustakaan.Aset Lain-

Lain Rp737.034.955,0

0

C.19 Aset Lain-Lain

Saldo Aset Lain-lain TA 2017 dan 2016 adalah Rp737.034.955,00

dan Rp1.676.851.325,00. Aset Lain-lain merupakan Barang Milik

Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak

lagi digunakan dalam operasional Lembaga Administrasi Negara

serta dalam proses penghapusan dari BMN.

Rincian aset lain – lain per satker adalah sebagai berikut :

Nilai AsetLain-Lain

Akm Penyusutan Nilai Buku

a. LAN Jakarta 447.074.788,00 447.074.788,00 0,00

b. STIA LAN Bandung 289.960.167,00 289.960.167,00 0,00

Jumlah737.034.955,0

0 737.034.955,00 0,00

Adapun mutasi aset lain-lain adalah sebagai berikut:

Transaksi penambahan aset lain-lain dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Penambahan dari reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya

Penambahan dari reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya dan

reklasifikasi aset tak berwujud ke aset lainnya merupakan

perpindahan barang dari kondisi baik/ rusak ringan menjadi

rusak berat, terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp2.072.511.059,00 berupa alat bantu

sebesar Rp2.601.500,00, alat angkutan darat bermotor

sebesar Rp153.422.708,00, alat angkutan darat tak bermotor

sebesar Rp1.507.000,00, alat bengkel tak bermesin sebesar

Rp1.584.000,00, alat kantor sebesar Rp194.861.074,00, alat

rumah tangga sebesar Rp178.531.154,00, alat studio sebesar

Rp126.900.043,00, alat komunikasi sebesar Rp64.447.345,00,

alat kedokteran sebesar Rp13.570.604,00, alat laboratorium

fisika nuklir/elektronika sebesar Rp12.953.206,00, komputer

unit sebesar Rp1.078.436.568,00, peralatan komputer

sebesar Rp239.448.857,00 dan unit peralatan proses/produksi

sebesar Rp4.247.000,00.

- PKP2A IV LAN sebesar Rp78.252.272,00 berupa alat bantu

sebesar Rp55.281.342,00, alat rumah tangga sebesar

Rp9.070.930,00 dan komputer unit sebesar Rp13.900.000,00.

b. Penambahan dari reklasifikasi aset tak berwujud ke aset lainnya

Penambahan dari reklasifikasi aset tak berwujud ke aset

lainnya terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp272.428.500,00 berupa software

komputer berupa software pengendali program dan

kegiatan sebesar Rp197.138.500,00 dan sistem otomasi

perpustakaan sebesar Rp75.290.000,00

- Transaksi pengurangan aset lain-lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengurangan dari penghapusan (aset tetap)

Pengurangan dari penghapusan terdapat pada satker :

- STIA LAN Bandung sebesar Rp159.600.000,00 berupa alat

angkutan darat bermotor.

b. Pengurangan dari penghapusan (aset tak berwujud)

Pengurangan dari penghapusan (aset tak berwujud) terdapat

pada satker :- LAN Jakarta sebesar Rp139.360.000,00 berupa software

sebanyak 3 buah yang berjudul Database Susunan Organisasi

Kementerian dan LPNK senilai Rp39.700.000,00, Sistem

Peningkatan Kinerja Pegawai senilai Rp49.775.000,00, dan

Sistem Informasi Monitoring & Evaluasi senilai

Rp49.885.000,00.

c. Pengurangan dari usulan barang rusak berat ke pengelolaBMN.

Pe

ngurangan dari usulan barang rusak berat ke pengelola BMN

terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp2.174.604.415,00 berupa alat bantu

sebesar Rp2.601.500,00, alat angkutan darat bermotor

sebesar Rp430.162.352,00, alat angkutan darat tak bermotor

sebesar Rp1.507.000,00, alat bengkel tak bermesin sebesar

Rp1.584.000,00, alat kantor sebesar Rp194.861.074,00, alat

rumah tangga sebesar Rp178.531.154,00, alat studio sebesar

Rp126.900.043,00, alat komunikasi sebesar

Rp64.447.345,00, alat kedokteran sebesar Rp13.570.604,00,

alat laboratorium fisika nuklir/elektronika sebesar

Rp12.953.206,00, komputer unit sebesar Rp903.790.280,00,

peralatan komputer sebesar Rp239.448.857,00 dan unit

peralatan proses/produksi sebesar Rp4.247.000,00.

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp194.896.276,00 berupa komputer

unit.

- PKP2A I LAN sebesar Rp390.307.400,00 berupa alat ukur

sebesar Rp1.650.000,00, alat kantor sebesar

Rp19.031.960,00, alat rumah tangga sebesar

Rp111.394.780,00, alat studio sebesar Rp1.331.000,00,

komputer unit sebesar Rp184.152.740,00, peralatan

komputer sebesar Rp69.300.420,00 dan bahan perpustakaan

tercetak sebesar Rp3.446.500,00.

- PKP2A II LAN sebesar Rp105.449.000,00 berupa alat

angkutan darat bermotor.

- PKP2A IV LAN sebesar Rp198.791.110,00 berupa alat bantu

sebesar Rp55.281.342,00, alat kantor sebesar

Rp59.132.274,00, alat rumah tangga sebesar

Rp32.674.552,00, alat komunikasi sebesar Rp3.680.304,00,

komputer unit sebesar Rp25.196.128,00 dan peralatan

komputer sebesar Rp22.826.510,00.Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya

Rp(3.068.382.855,00)

C.20 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya

Saldo Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya TA 2017

dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp(3.068.382.855,00)

dan Rp(3.790.357.658,00). Rincian akumulasi penyusutan dan

amortisasi aset lainnya adalah sebagai berikut :

Tabel 17

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya

Kewajiban Jangka Pendek Rp2.037.469.116,00

Kewajiban Jangka Pendek

Jumlah kewajiban jangka pendek TA 2017 dan 2016 sebesar

Rp2.037.469.116,00 dan Rp4.512.030.100,00.

Rincian kewajiban jangka pendek adalah sebagai berikut :

Utang kepadaPihak KetigaRp234.971.695,00

C.21 Utang kepada Pihak Ketiga

Nilai Utang kepada Pihak Ketiga TA 2017 dan 2016 masing-masing

sebesar Rp234.971.695,00 dan Rp3.602.330.221,00. Utang kepada

Pihak Ketiga merupakan belanja yang masih harus dibayar dan

merupakan kewajiban yang harus segera diselesaikan kepada

pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12 (dua belas bulan).

Adapun rincian Utang Pihak Ketiga pada lingkup Lembaga

Administrasi Negara per tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

a. Belanja Pegawai Yang Belum Dibayar

TA 2017

LAN Jakarta 17.893.040,00

STIA LAN Jakarta 176.784,00

STIA LANBandung 12.043.946,00

STIA LANMakassar 1.583.502,00

PKP2A I LAN 6.255.440,00

PKP2A II LAN 402.318,00

PKP2A III LAN 953.316,00

Jumlah 39.308.346,00

Rincian belanja pegawai yang belum dibayar adalah :

- LAN Jakarta sebesar Rp17.893.040,00 merupakan Belanja

pegawai yang terdiri dari Tunjangan Fungsional yang masih

harus dibayar, Tunjangan Kinerja, Tunjangan Suami/Istri

PNS, Tunjangan Anak PNS, Tunjangan PPh, Pembulatan Gaji

PNS dan Gaji Pokok PNS hingga tanggal 31 Desember 2017

belum diselesaikan pembayarannya.

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp176.784,00 merupakan

kekurangan gaji pegawai.

- STIA LAN Bandung sebesar Rp12.043.946,00 merupakan

kekurangan gaji dan uang makan.

- STIA LAN Makassar sebesar Rp1.583.502,00 merupakan

kekurangan gaji.

- PKP2A I LAN sebesar Rp6.255.440,00 merupakan

kekuarangan gaji.

- PKP2A II LAN sebesar Rp402.318,00 merupakan

kekurangan gaji.

- PKP2A III LAN sebesar Rp953.316,00 merupakan

kekurangan gaji.

b. Belanja Barang Yang Masih Harus Dibayar

TA 2017

LAN Jakarta 6.173.589,00

STIA LAN Jakarta 7.489.890,00

STIA LANBandung 25.820.221,00

STIA LANMakassar 34.948.745,00

PKP2A I LAN 55.335.573,00

PKP2A III LAN 28.702.857,00

PKP2A IV LAN 37.192.474,00

Jumlah 195.663.349,00

Rincian belanja yang masih harus dibayar terdapat pada satker

:

- LAN Jakarta sebesar Rp6.173.589,00 merupakan

pembayaran tagihan telepon bulan Desember tahun 2017.

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp7.489.890,00 merupakan

tagihan langganan air bulan Desember 2017 sebesar

Rp55.454,00, tagihan telepon bulan Desember 2017

sebesar Rp2.724.436,00 dan kekurangan honor mengajar

dosen,penyusun bahan ujian dan pemeriksa hasil ujian,

honor koreksi paper semester pendek sebesar

Rp4.710.000,00.

- STIA LAN Bandung sebesar Rp25.820.221,00 merupakan

tagihan listrik bulan Desember 2017 sebesar

Rp24.775.511,00 dan tagihan telepon bulan Desember

2017 sebesar Rp1.044.710,00.

- STIA LAN Makassar sebesar Rp34.948.745,00 merupakan

tagihan listrik bulan Desember 2017 sebesar

Rp34.473.265,00 dan tagihan telepon bulan Desember

2017 sebesar Rp475.480,00.

- PKP2A I LAN sebesar Rp55.335.573,00 merupakan tagihan

listrik bulan Desember 2017 sebesar Rp45.994.632,00 dan

tagihan telepon bulan Desember 2017 sebesar

Rp9.340.941,00.

- PKP2A III LAN sebesar Rp28.702.857,00 merupakan tagihan

listrik bulan Desember 2017 sebesar Rp27.627.585,00,

tagihan telepon bulan Desember 2017 sebesar

Rp372.847,00 dan tagihan air bulan Desember 2017

sebesar Rp702.425,00.

- PKP2A IV LAN sebesar Rp37.192.474,00 merupakan

tagihan listrik bulan Desember 2017 sebesar

Rp36.265.263, tagihan telepon bulan Desember 2017

sebesar Rp695.411,00 dan tagihan air sebesar

Rp231.800,00.Pendapatan Diterima di Muka Rp1.802.497.421,00

C.22 Pendapatan Diterima di Muka

Nilai Pendapatan Diterima di Muka TA 2017 dan 2016 sebesar

Rp1.802.497.421,00 dan Rp715.332.750,00. Pendapatan Diterima

Di muka adalah pendapatan PNBP yang telah diterima tetapi belum

menjadi hak sepenuhnya karena masih melekat kewajiban untuk

memberikan barang/jasa. Pendapatan Diterima Di muka pada

Lembaga Administrasi Negara berupa jasa pendidikan dan jasa

sewa. Rincian Pendapatan Diterima di Muka dari pihak ketiga

disajikan sebagai berikut:

Nilai Pendapatan Diterima Dimuka TA 2017 sebesar

Rp1.802.497.421,00 terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp64.176.010,00 terdir dari :

a. Pendapatan Sewa lahan ATM BRI Kantor LAN Veteran

Senilai Rp32.016.010 yang akan berakhir pada bulan

Maret 2019.

b. Pendapatan Sewa lahan ATM BRI PPLPN Pejompongan

senilai Rp32.160.000 yang akan berakhir pada bulan

Desember 2019.

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp1.593.671.411,00 terdiri dari :

a. Pendapatan uang Pendidikan SPP sebesar

Rp1.492.571.411 terdiri dari :

SPP 9 orang Mahasiswa Program Magister

Kementrian Perhubungan Angkatan Genap 2016

sebesar Rp67.500.000,00.

SPP 1 orang Mahasiswa Program Magister

Kementrian Kesehatan Angkatan Genap 2016

sebesar Rp7.500.000,00.

SPP 1 orang Mahasiswa Program Magister Pusdiklat

Batan Angkatan Genap 2016 sebesar

Rp7.500.000,00.

SPP 1 orang Mahasiswa Program Magister Angkatan

Genap 2016 sebesar Rp7.500.000,00.

SPP 10 orang Mahasiswa Program Magister

Kementrian Perhubungan Angkatan Genap 2017

sebesar Rp225.000.000,00.

SPP 17 orang Mahasiswa Program Magister Angkatan

2016 sebesar Rp127.500.000,00.

SPP 76 orang Mahasiswa Program Magister Angkatan

2017 sebesar Rp570.000.000,00.

SPP 1 orang Mahasiswa Program Magister Angkatan

2017 sebesar Rp22.500.000,00.

SPP 2 orang Mahasiswa Program Magister Angkatan

2015 sebesar Rp12.000.000,00.

SPP 9 orang Mahasiswa Program Sarjana Setjen DPR-

RI sebesar Rp9.000.000,00.

SPP 23 orang Mahasiswa Program Sarjana

Kementrian Pertahanan sebesar Rp23.000.000,00.

SPP 2 orang Mahasiswa Program Sarjana Angkatan

2012 sebesar Rp2.000.000,00.

SPP 4 orang Mahasiswa Program Sarjana Angkatan

2013 sebesar Rp4.000.000,00.

SPP 16 orang Mahasiswa Program Sarjana Angkatan

2014 sebesar Rp16.000.000,00.

SPP 36 orang Mahasiswa Program Sarjana Angkatan

2015 sebesar Rp36.000.000,00.

SPP 54 orang Mahasiswa Program Sarjana Angkatan

2016 sebesar Rp54.000.000,00.

SPP 28 orang Mahasiswa Program Sarjana Angkatan

2016 sebesar 56.000.000,00.

SPP 114 orang Mahasiswa Program Sarjana

Angkatan 2017 sebesar Rp228.000.000,00.

SPP 41 orang Mahasiswa Program Sarjana Angkatan

2017 sebesar Rp17.571.411,00.

b. Pendapatan ujian masuk, kenaikan tingkat dan akhir

sebesar Rp77.350.000,00 terdiri dari :

Biaya Seminar Proposal 24 orang Mahasiswa

Program Magister sebesaR Rp18.000.000,00.

Biaya Ujian Tesis 20 orang Mahasiswa Program

Magister sebesar Rp30.000.000,00.

Biaya Ujian Skripsi 2 orang Mahasiswa Program

Magister sebesar Rp1.600.000,00.

Biaya Pendaftaran Ujian Seleksi Mahasiswa Baru

Program Sarjana sebesar Rp9.250.000,00.

Pendaftaran Ujian Seleksi Mahasiswa Baru Program

Magister sebesar Rp18.500.000,00.

c. Pendapatan Pendidikan lainnya sebesar Rp

23.750.000,00 terdiri dari :

Biaya Bimtek Prodi Mahasiswa Program Magister

Angkatan Genap 2016 Kementrian Perhubungan

sebesar Rp11.250.000,00.

Bimtek Prodi Mahasiswa Program Magister Angkatan

Genap 2016 Kementrian Perhubungan sebesar

Rp12.500.000,00.

- STIA LAN Bandung sebesar Rp7.750.000,00 terdiri dari :

a. Pendapatan ujian masuk, kenaikan tingkat dan akhir

sebesar Rp7.750.000,00 terdiri dari :

Biaya Seminar Proposal 2 orang Mahasiswa Program

Magister sebesaR Rp1.500.000,00.

Biaya Ujian Skripsi 19 orang Mahasiswa Program

Sarjana sebesar Rp4.750.000,00.

Biaya Ujian Tesis 3 orang Mahasiswa Program

Magister sebesar Rp1.500.000,00.

- STIA LAN Makassar sebesar Rp136.900.000,00 terdiri dari :

a. Pendapatan uang Pendidi0kan sebesar

Rp127.500.000,00.

SPP 21 orang mahasiswa Program Magister sebesar

Rp126.000.000,00.

SPP 1 orang mahasiswa Program Sarjana sebesar

Rp1.000.000,00.

Cuti 1 orang mahasiswa Program Sarjana sebesar

Rp500.000,00.

b. Pendapatan uang ujian, kenaikan tingkat dan akhir

sebesar Rp7.650.000,00 terdiri dari :

Biaya Ujian Tesis 3 orang Mahasiswa Program

Magister sebesar Rp4.500.000,00.

Biaya Ujian Skripsi 3 orang Mahasiswa Program

Sarjana sebesar Rp2.400.000,00.

Biaya Seminar Proposal 1 orang Mahasiswa Program

Magister sebesaR Rp750.000,00

c. Pendapatan Pendidikan lainnya sebesar Rp1.750.000,00

merupakan uang wisuda tahun 2018 sebanyak 1 orang.Utang Jangka Pendek lainnya Rp0,00

C.23 Utang Jangka Pendek Lainnya

Utang jangka pendek lainnya TA 2017 dan 2016 adalah masing –

masing sebesar Rp0,00 dan Rp194.367.129,00. Utang jangka

pendek lainnya antara lain berupa utang potongan pajak oleh

bendahara pengeluaran yang belum disetor ke rekening kas

negara.

Ekuitas

Rp925.304.673.789,00

C.24 Ekuitas

Ekuitas TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp925.304.673.789,00 dan Rp930.281.621.539,00. Ekuitas

adalah merupakan kekayaan bersih entitas yang merupakan

selisih antara aset dan kewajiban.

C. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL

Pendapatan PNBP Rp66.615.739.323,00

D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak

Jumlah Pendapatan pada Lembaga Administrasi Negara untuk

periode yang berakhir pada TA 2017 dan 2016 adalah sebesar

Rp66.615.739.323,00 dan Rp72.909.372.275,00 dengan rincian

sebagai berikut :

Pendapatan-LO pada Lembaga Administrasi Negara diakui pada saat

Pendapatan terealisasi, yaitu pada saat terdapat aliran masuk

sumber daya ekonomi dan/ atau pada saat timbulnya hak atas

pendapatan, yaitu sebagai berikut:

a. Pendapatan Jasa Diklat setelah pelatihan selesai dilaksanakan

b. Pendapatan Sewa Gedung secara proporsional antara nilai dan

periode waktu sewa.

c. Pendapatan SPP diakui setelah penyelenggaraan perkuliahan

telah diterima oleh mahasiswa

d. Pendapatan Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat, dan Akhir Pendidikan

diakui setelah Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat dan Akhir

Pendidikan dilaksanakan.

e. Pendapatan Denda pada saat dikeluarkannya surat keputusan

denda atau dokumen lain yang dipersamakan.

f. Pendapatan lain-lain pada saat waktu terjadinya.

Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan merupakan

Pendapatan-LO yang diperoleh dari Sewa Gedung, Ruang Kelas,

Kamar Asrama, Rumah Dinas dan tanah untuk sewa ATM.

Pendapatan Jasa merupakan Pendapatan-LO yang diperoleh dari

penyelenggaraan Diklatpim,Diklat Teknis, Penilaian Kompetensi,

Penilaian Potensi, Feedback pasca Penilaian Kompetensi,

Pengembangan Kompetensi dan Akreditasi Lembaga Diklat.

Pendapatan pendidikan diperoleh dari penyelenggaraan pendidikan

pada STIA LAN. Pendapatan Denda LO merupakan pendapatan

Denda Keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Sedangkan

Pendapatan Lain-Lain-LO merupakan pengembalian kelebihan

pembayaran wisuda dan SPP mahasiswa serta kelebihan

pembayaran peserta Diklatpim.

Beban Pegawai Rp113.648.363.235,00

D.2 Beban Pegawai

Beban Pegawai TA 2017 dan 2016 sebesar Rp113.648.363.235,00

dan Rp103.826.329.661,00. Beban Pegawai adalah beban atas

kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang

ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil, dan pegawai

yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS

sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali

pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal dengan

rincian sebagai berikut :

Beban Persediaan Rp3.160.306.572,00

D.3 Beban Persediaan

Beban Persediaan TA 2017 dan 2016 sebesar Rp3.160.306.572,00

dan Rp3.387.263.356,00. Beban Persediaan merupakan beban

untuk mencatat konsumsi atas barang-barang yang habis pakai,

termasuk barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan

maupun tidak dipasarkan dengan rincian sebagai berikut:

Pada tahun 2017, Satker PKP2A I LAN mereklasifikasi akun Beban

Persediaan Pita Cukai, Materai, dan Leges ke akun Beban Persediaan

Konsumsi.

Beban Barang dan

D.4 Beban Barang dan Jasa

Jasa Rp108.250.196.300,00

Beban barang dan jasa TA 2017 dan 2016 sebesar

Rp108.250.196.300,00 dan Rp116.032.766.091,00. Beban Barang

dan Jasa adalah konsumsi atas barang dan/atau jasa dalam rangka

penyelenggaraan kegiatan entitas dengan rincian sebagai berikut:

Beban Pemeliharaan Rp12.004.555.029,00

D.5 Beban Pemeliharaan

Beban pemeliharaan TA 2017 dan 2016 sebesar

Rp12.004.555.029,00 dan Rp11.462.856.718,00. Beban

Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk

mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke

dalam kondisi normal dengan rincian sebagai berikut :

Beban Perjalanan Dinas Rp16.597.599.393,00

D.6 Beban Perjalanan Dinas

Beban Perjalanan Dinas TA 2017 dan 2016 sebesar

Rp16.597.599.393,00 dan Rp17.232.574.645,00. Beban tersebut

merupakan beban yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka

pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan dengan rincian sebagai

berikut :

Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat Rp1.325.612.000,00

D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat

Beban Barang Yang Diserahkan Ke Masyarakat TA 2017 dan 2016

sebesar Rp1.325.612.000,00 dan Rp1.143.663.810,00. Beban

Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat merupakan beban

pemerintah dalam bentuk barang atau jasa kepada masyarakat

yang bertujuan untuk mencapai tujuan entitas dengan rincian

sebagai berikut :

Beban barang lainnya yang diserahkan kepada Masyarakat/pemda

berupa buku cetakan hasil kajian, barang publikasi humas dan

lainnya.

Beban Penyusutan dan Amortisasi Rp23.360.297.052,00

D.8 Beban Penyusutan dan Amortisasi

Beban Penyusutan dan Amortisasi TA 2017 dan 2016 sebesar

Rp23.360.297.052,00 dan Rp23.048.952.546,00. Beban Penyusutan

merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu

aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa

manfaat aset yang bersangkutan. Sedangkan Beban Amortisasi

digunakan untuk mencatat alokasi penurunan manfaat ekonomi

untuk Aset Tak Berwujud dengan rincian sebagai berikut :

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp1.139.612,00

D.9 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih TA 2017 dan 2016 sebesar

Rp1.139.612,00 dan Rp1.073.886,00 dengan rincian sebagai

berikut:

Beban penyisihan piutang terdapat pada satker :

- LAN Jakarta sebesar Rp1.110.240,00 dengan kualitas lancar.

- STIA LAN Jakarta sebesar Rp170.952,00 dengan kualitas lancar.

- PKP2A I LAN sebesar (Rp82.932,00) dengan kualitas lancar.

- PKP2A II LAN sebesar (Rp22.548,00) dengan kualitas lancar.

- PKP2A IV LAN sebesar (Rp36.100.00) dengan kualitas lancar.

D.10 SURPLUS/ DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

Pos Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari

pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan

merupakan tugas pokok dan fungsi entitas Rincian Surplus/ Defisit

Dari Kegiatan Non Operasional TA 2017 dan 2016 sebesar

Rp436.040.811,00 dan Rp(191.494.250,00) adalah sebagai berikut:

*) Pendapatan/Beban Penyesuaian Nilai Persediaan timbul karena

kebijakan penilaian persediaan menggunakan metode Harga

Perolehan Terakhir. Akun ini tidak akan muncul ketika penilaian

persediaan menggunakan metode First In First Out (FIFO).

D.11 SURPLUS/ DEFISIT - LO

Surplus/(Defisit) – LO TA 2017 dan 2016 masing – masing sebesar

Rp(211.296.289.059,00) dan Rp(203.417.602.688,00).

D. PENGUNGKAPAN - PENGUNGKAPAN LAINNYA

Pengungkapan Lain-Lain

1. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2017 tentang Penilaian Kembali Barang Milik

Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

118/PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian

Kembali Barang Milik Negara, telah dilakukan Revaluasi terhadap

sebagaian/seluruh objek revaluasi dengan hasil sebagai

berikut :

1. Revaluasi atas tanah dilaksanakan pada semester II tahun

2017 dengan selisih nilai revaluasi sebesar

Rp3.332.723.395.265,00 yang terdapat pada :

2. Revaluasi aset atas gedung dan bangunan pada semester II

tahun 2017 dengan selisih nilai revaluasi sebesar

Rp179.668.182.398,00 yang terdapat pada :

3. Revaluasi aset atas jalan, jaringan Irigasi pada semester II

tahun 2017 dengan selisih nilai revaluasi sebesar

Rp1.067.299.295,00 yang terdapat pada:

Hasil revaluasi akan disajikan pada Laporan Keuangan setelah

objek revaluasi di seluruh K/L Pemerintah Pusat selesai dinilai

kembali.Berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Kementerian Keuangan nomor S-3383/PB/2018 tanggal 12 April

2018 hal Petunjuk Teknis Koreksi Data Revaluasi Barang Milik

Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan

Negara/Lembaga (LKKL) Tahun 2017, atas hasil revaluasi BMN

yang sebelumnya disajikan dalam face Laporan Keuangan tahun

2017 Unaudited telah dilakukan jurnal koreksi atas hasil

revaluasi tersebut pada Laporan Keuangan 2017 Audited.

Koreksi nilai hasil revaluasi dilakukan hanya pada laporan

keuangan tingkat K/L melalui penjurnalan manual pada aplikasi

SAIBA dan dilakukan oleh satker konsolidasi, sementara pada

Laporan Keuangan tingkat Satker sampai dengan tingkat eselon