KATA PENGANTAR - Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah...

39
KATA PENGANTAR Budaya merupakan sesuatu yang tdak dapatdipisahkan dari kehidupan manusia, karena budaya merupakan produk dari manusia. Agama ada yang mengatakan merupakan produk dari kebudayaan tetapi ada juga yang mengatakan merupakan pembentuk kebudayaan baru. Mungkin keduanya sama-sama benar disesuaikan dengan sudt pandang mana yang dipakai. Salah satu bagian dari budaya terutama di indonesia adalah ziarah kubur. Ziarah kubur menjadi budaya dan juga peninggalan nenekmoyang sebelum datangnya agama islam. Tetapi di masyarakat sendiri ziarah kubur menjadi sesuatu yang disalahgunakan oleh beberapa orang. Mereka cenderung mencampur adukkan budaya jaman dulu yang menjadikan makam aau ziarah kubur itumenjadi suatu ritual sehingga tak jarang menimbulkan syirik. Dalam makalah “Islam dan Budaya Ziarah Kubur di Kampung Mahmud” menjelaskan mengenai mulai dari pengertiankebudayaan, kebudayaan islam, kejelasan mengenai ziarah kubur dlihat dari pandangan agama islam disertai dengan adab dan juga hal-hal yang dilarang dilakukan ketika ziarah kubur sampai pada hasil observasi pada salahsatukampung adat di daerah soreang. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini. Kepada dosen pemangku mata kuliah “Seminar Pendidikan Agama Islam” penulis mengucapkan terima kasih atas arahan dan bimbingannya. Tak lupa juga kepada rekan-rekan seperjuangan yang tak henti

Transcript of KATA PENGANTAR - Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah...

Page 1: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

KATA PENGANTAR

Budaya merupakan sesuatu yang tdak dapatdipisahkan dari kehidupan manusia,

karena budaya merupakan produk dari manusia. Agama ada yang mengatakan merupakan

produk dari kebudayaan tetapi ada juga yang mengatakan merupakan pembentuk

kebudayaan baru. Mungkin keduanya sama-sama benar disesuaikan dengan sudt pandang

mana yang dipakai.

Salah satu bagian dari budaya terutama di indonesia adalah ziarah kubur. Ziarah

kubur menjadi budaya dan juga peninggalan nenekmoyang sebelum datangnya agama islam.

Tetapi di masyarakat sendiri ziarah kubur menjadi sesuatu yang disalahgunakan oleh

beberapa orang. Mereka cenderung mencampur adukkan budaya jaman dulu yang

menjadikan makam aau ziarah kubur itumenjadi suatu ritual sehingga tak jarang

menimbulkan syirik.

Dalam makalah “Islam dan Budaya Ziarah Kubur di Kampung Mahmud”

menjelaskan mengenai mulai dari pengertiankebudayaan, kebudayaan islam, kejelasan

mengenai ziarah kubur dlihat dari pandangan agama islam disertai dengan adab dan juga hal-

hal yang dilarang dilakukan ketika ziarah kubur sampai pada hasil observasi pada

salahsatukampung adat di daerah soreang.

Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang telah membantu penulis

dalam pembuatan makalah ini. Kepada dosen pemangku mata kuliah “Seminar Pendidikan

Agama Islam” penulis mengucapkan terima kasih atas arahan dan bimbingannya. Tak lupa

juga kepada rekan-rekan seperjuangan yang tak henti mengobarkan semangat penulis ketika

redup. Terutama kepada Apria Fitriansyah yang menemani penulis melakukan observasi.

Seperti kata pepatah yang mengatakan bahwa tak ada gading yang tak retak maka

makalah ini pun jauh dari kata sempurna sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang membangun untuk memperbaiki penulisan dimasa yang akan datang.

Bandung Oktober 2011

Kelompok 3

Page 2: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman suku bangsa dengan budaya diseluruh Indonesia merupakan

kekayaan bangsa yang perlu mendapatkan perhatian khususnya kebudayaan yang

didukung oleh masyarakat. Setiap suku bangsa mempunyai budaya yang khas yang

membedakan jati diri mereka dari suku lain. Perbedaan ini akan tampak nyata dalam

gagasan-gagasan dan hasil karya yang akhirnya dituangkan melalui interaksi individu,

kelompok dan sekitarnya. Keanekaragaman suku dan budaya di Indonesia inilah yang

mendorong penulis untuk meneliti sebuah komunitas suku sunda. yang berada di

Bandung, yaitu masyarakat Kampung Mahmud yang berkaitan dengan perubahan

keagamaan khususnya dalam ziarah kubur.

Pada masyarakat Kampung Mahmud, kehidupan religinya di isi oleh dua hal.

Pertama, keyakinan mereka yang kuat terhadap agama Islam. Kedua, kepercayaan mereka

yang tidak kalah kuatnya terhadap keberadaan nenek moyang atau leluhur mereka yang

dinamakan karuhun. Keagamaan masyarakat dalam skala yang lebih luas berada di bawah

komando para tokoh agama. Sedikitnya saat ini ada empat tokoh agama di Kampung

Mahmud yang masih memiliki hubungan kerabat yang dekat dengan pendiri Kampung

Mahmud. Peran mereka pun cukup dominan dalam membina masyarakat dibidang

keagamaan, dalam hal ini masyarakat Kampung Mahmud memiliki kebiasaan menziarahi

tiga makam yang dianggap keramat terutama makam Eyang H. Abdul Manaf. Mereka

datang untuk mendoakan nenek moyangnya sendiri. Selain itu, adakalanya kedatangan

mereka juga disertai satu keinginan yang sifatnya sangat pribadi. Mereka merasa yakin

keinginannya akan lebih didengar oleh Yang Maha Kuasa karena dibantu oleh leluhurnya.

Bagaimanapun juga leluhur mereka adalah orang yang saleh dan dicintai oleh Allah.

Kebiasaan menziarahi makam keramat, ternyata bukan milik penduduk Kampung

Mahmud saja, melainkan juga dilakukan oleh orang dan luar Kampung Mahmud, ada

juga yang datang dan kampung jauh, seperti Tasikmalaya dan Ciamis. Mereka datang

untuk mendoakan leluhur yang dikeramatkan, namun tidak sedikit pula dan mereka yang

datang dengan tujuan tertentu.

Page 3: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

Walaupun sampai sekarang masyarakat Kampung Mahmud masih kuat memegang

teguh adat dan tradisi bukan berarti mereka masyarakat yang statis. Dahulu

masyarakatnya cenderung menjaga tradisi, tetapi seiring dengan perkembangan zaman,

sekarang Kampung Mahmud sudah mengalami perubahan-perubahan dan menerima

pengaruh dari luar yang sekiranya tidak merubah kehidupan adat istiadatnya. Misal,

perubahan yang terjadi dalam kebiasaan berziarah. Berdasarkan data sementara yang

diperoleh tradisi ziarah kubur di Kampung Mahmud mengalami perubahan seperti dalam

pelaksanaan ziarah kubur itu sendiri, tradisi ziarah kubur yang dulunya dijadikan sebagai

sarana islamisasi namun lambat-laun tempat ini bukan saja digunakan untuk berziarah

tapi dimanfaatkan pula untuk tempat wisata dan kegiatan ekonomi liannya.

Kampung Mahmud, sebagai sebuah tempat tinggal kornunitas orang Mahmud

dengan berbagai keunikan budayanya, menurut penulis hal ini sangat unik untuk dikaji.

Masyarakat yang kuat mernegang teguh adat leluhur tapi tetap menerima Islam sebagai

agama dan melaksanakan hukum agarna sesuai dengan caranya sendiri. Kondisi geografi

yang terpencil turut menjaga tradisi dan budayanya, meskipun perubahan diterima namun

masih dalarn batas-batas tertentu.

B. Rumusan Masalah

1. Seperti Apa Kebudayaan dalam islam?

2. Bagaimana Ziarah kubur menurut pandangan islam?

3. Bagaiman ziarah kubur di “Kampung Adat Mahmud”?

C. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari tujuan penelitian ini adalah untuk:

- Mengetahui bagaimana kebudayaan dalam islam

- Mengetahui dan memahami ziarah kubur menurut pandangan islam

- Mengetahui proses dan kebudayaan ziarah kubur di kampong adat mahmud

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi

mengenai budaya ziarah kubur terutama di kampong adat Mahmud dan mengetahui

pandangan islam mengenai ziarah kubur.

Page 4: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah dengan cara

observasi langsung ke kampong Mahmud dan melakukan wawancara dengan warga dan

tokoh masyarakat di kampong adat Mahmud.

E.

Page 5: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kebudayaan dalam islam

1. Pengertian Kebudayaan

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hal. 149, disebutkan bahwa: “

budaya “ adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “ kebudayaan” adalah hasil

kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti kepercayaan, kesenian

dan adat istiadat. Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan

kecakapan ( adat, akhlak, kesenian , ilmu dll). Sedang ahli sejarah mengartikan

kebudaaan sebagai warisan atau tradisi. Bahkan ahli Antropogi melihat kebudayaan

sebagai tata hidup, way of life, dan kelakuan. Definisi-definisi tersebut menunjukkan

bahwa jangkauan kebudayaan sangatlah luas. Untuk memudahkan pembahasan, Ernst

Cassirer membaginya menjadi lima aspek : 1. Kehidupan Spritual 2. Bahasa dan

Kesustraan 3. Kesenian 4. Sejarah 5. Ilmu Pengetahuan.

St. Taqdir Ali Syahbana berpendapat bahwa kebudayaan adalah “manifestasi

dari cara berfikir”. Ini merupakan pengertian yang luas. Menurut koentjoroningrat

kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang

teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan semuanya

tersusun dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan Endang Saefudin Anshari,

mengatakan bahwa kebudayaan (kultur) adalah asil karya cipta (pengolahan,

pengarahan, dan pengarahan alam oleh manusia) dengan kekuatan jiwa (pikiran,

perasaan, kemauan, intuisi, imajinasi, dan fakultas-fakultas rohani lainnya) dan

raganya, yang menyatakan diri dalam berbagai kehidupan (hidup rohani) dan

penghidupan (hidup jasmani) manusia, sebagai jawaban atas segala tantangan,

tuntutan, dan dorongan dari intra diri manusia dan ekstra diri manusia, menuju kearah

terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan (spiritual dan materiil) manusia baik

individu maupun masyarakat ataupun individu ddan masyarakat.

Page 6: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

2. Pandangan Islam tentang budaya

Sebagian ahli kebudayaan memandang bahwa kecenderungan untuk

berbudaya merupakan dinamik ilahi. Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya sadar

insani yang berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak lain

daripada proses realisasidiri dari roh ilahi. Sebaliknya sebagian ahli, seperti Pater Jan

Bakker, dalam bukunya “Filsafat Kebudayaan” menyatakan bahwa tidak ada

hubungannya antara agama dan budaya, karena menurutnya, bahwa agama

merupakan keyakinan hidup rohaninya pemeluknya, sebagai jawaban atas panggilan

ilahi. Keyakinan ini disebut Iman, dan Iman merupakan pemberian dari Tuhan,

sedang kebudayaan merupakan karya manusia. Sehingga keduanya tidak bisa

ditemukan. Adapun menurut para ahli Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan

oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama merupakan salah satu unsur

kebudayaan. Hal itu, karena para ahli Antropologi mengatakan bahwa manusia

mempunyai akal-pikiran dan mempunyai sistem pengetahuan yang digunakan untuk

menafsirkan berbagai gejala serta simbol-simbol agama. Pemahaman manusia sangat

terbatas dan tidak mampu mencapai hakekat dari ayat-ayat dalam kitab suci masing-

masing agama. Mereka hanya dapat menafsirkan ayat-ayat suci tersebut sesuai dengan

kemampuan yang ada.

Di sinilah, , bahwa agama telah menjadi hasil kebudayaan manusia. Berbagai

tingkah laku keagamaan, masih menurut ahli antropogi,bukanlah diatur oleh ayat-

ayat dari kitab suci, melainkan oleh interpretasi mereka terhadap ayat-ayat suci

tersebut.

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa para ahli kebudayaan

mempunyai pendapat yang berbeda di dalam memandang hubungan antara agama dan

kebudayaan. Kelompok pertama menganggap bahwa Agama merupakan sumber

kebudayaaan atau dengan kata lain bahwa kebudayaan merupakan bentuk nyata dari

agama itu sendiri. Pendapat ini diwakili oleh Hegel. Kelompok kedua, yang di wakili

oleh Pater Jan Bakker, menganggap bahwa kebudayaan tidak ada hubungannya sama

sekali dengan agama. Dan kelompok ketiga, yeng menganggap bahwa agama

merupakan bagian dari kebudayaan itu sendiri.

Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah memandangnya

dari satu sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua unsur penting,

Page 7: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

yaitu unsur tanah dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam tubuhnya. Ini sangat

terlihat jelas di dalam firman Allah Qs As Sajdah 7-9 : “ ( Allah)-lah Yang memulai

penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menciptakan keturunannya dari saripati

air yan hina ( air mani ). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam

( tubuh )-nya roh ( ciptaan)-Nya “Selain menciptakan manusia, Allah swt juga

menciptakan makhluk yang bernama Malaikat, yang hanya mampu mengerjakan

perbuatan baik saja, karena diciptakan dari unsur cahaya. Dan juga menciptakan

Syetan atau Iblis yang hanya bisa berbuat jahat , karena diciptkan dari api. Sedangkan

manusia, sebagaimana tersebut di atas, merupakan gabungan dari unsur dua makhluk

tersebut.

Dalam suatu hadits disebutkan bahwa manusia ini mempunyai dua pembisik ;

pembisik dari malaikat , sebagi aplikasi dari unsur ruh yang ditiupkan Allah, dan

pembisik dari syetan, sebagai aplikasi dari unsur tanah. Kedua unsur yang terdapat

dalam tubuh manusia tersebut, saling bertentangan dan tarik menarik. Ketika manusia

melakukan kebajikan dan perbuatan baik, maka unsur malaikatlah yang menang,

sebaliknya ketika manusia berbuat asusila, bermaksiat dan membuat kerusakan di

muka bumi ini, maka unsur syetanlah yang menang. Oleh karena itu, selain

memberikan bekal, kemauan dan kemampuan yang berupa pendengaran, penglihatan

dan hati, Allah juga memberikan petunjuk dan pedoman, agar manusia mampu

menggunakan kenikmatan tersebut untuk beribadat dan berbuat baik di muka bumi

ini.

Allah telah memberikan kepada manusia sebuah kemampuan dan kebebasan

untuk berkarya, berpikir dan menciptakan suatu kebudayaan. Di sini, Islam mengakui

bahwa budaya merupakan hasil karya manusia. Sedang agama adalah pemberian

Allah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Yaitu suatu pemberian Allah kepada

manusia untuk mengarahkan dan membimbing karya-karya manusia agar bermanfaat,

berkemajuan, mempunyai nilai positif dan mengangkat harkat manusia. Islam

mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu

menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi

sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah

berperan sebagai pendorong manusia untuk “ berbudaya “. Dan dalam satu waktu

Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman. Sampai disini, mungkin bisa

Page 8: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

dikatakan bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari agama. Teori seperti ini,

nampaknya lebih dekat dengan apa yang dinyatakan Hegel di atas.

Islam telah membagi budaya menjadi tiga macam :

a) Pertama : Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam

Dalam kaidah fiqh disebutkan : “ al adatu muhakkamatun “ artinya bahwa

adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya

manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi yang perlu

dicatat, bahwa kaidah tersebut hanya berlaku pada hal-hal yang belum ada

ketentuannya dalam syareat, seperti ; kadar besar kecilnya mahar dalam

pernikahan, di dalam masyarakat Aceh, umpamanya, keluarga wanita biasanya,

menentukan jumlah mas kawin sekitar 50-100 gram emas. Dalam Islam budaya

itu syah-syah saja, karena Islam tidak menentukan besar kecilnya mahar yang

harus diberikan kepada wanita. Menentukan bentuk bangunan Masjid, dibolehkan

memakai arsitektur Persia, ataupun arsitektur Jawa yang berbentuk Joglo.

Untuk hal-hal yang sudah ditetapkan ketentuan dan kreterianya di dalam

Islam, maka adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat tidak boleh dijadikan

standar hukum. Sebagai contoh adalah apa yang di tulis oleh Ahmad Baaso dalam

sebuah harian yang menyatakan bahwa menikah antar agama adalah dibolehkan

dalam Islam dengan dalil “ al adatu muhakkamatun “ karena nikah antar agama

sudah menjadi budaya suatu masyarakat, maka dibolehkan dengan dasar kaidah di

atas. Pernyataan seperti itu tidak benar, karena Islam telah menetapkan bahwa

seorang wanita muslimah tidak diperkenankan menikah dengan seorang kafir.

b) Kedua : Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam ,

kemudian di “ rekonstruksi” sehingga menjadi Islami.

Contoh yang paling jelas, adalah tradisi Jahiliyah yang melakukan

ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam , seperti

lafadh “ talbiyah “ yang sarat dengan kesyirikan, thowaf di Ka’bah dengan

telanjang. Islam datang untuk meronstruksi budaya tersebut, menjadi bentuk “

Ibadah” yang telah ditetapkan aturan-aturannya. Contoh lain adalah

kebudayaan Arab untuk melantukan syair-syair Jahiliyah. Oleh Islam

kebudayaan tersebut tetap dipertahankan, tetapi direkonstruksi isinya agar

sesuai dengan nilai-nilai Islam.

c) Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam.

Page 9: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

Seperti, budaya “ ngaben “ yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Yaitu

upacara pembakaran mayat yang diselenggarakan dalam suasana yang meriah

dan gegap gempita, dan secara besar-besaran. Ini dilakukan sebagai bentuk

penyempurnaan bagi orang yang meninggal supaya kembali kepada

penciptanya. Upacara semacam ini membutuhkan biaya yang sangat besar.

Hal yang sama juga dilakukan oleh masyarakat Kalimantan Tengah dengan

budaya “tiwah“ , sebuah upacara pembakaran mayat. Bedanya, dalam “ tiwah”

ini dilakukan pemakaman jenazah yang berbentuk perahu lesung lebih dahulu.

Kemudian kalau sudah tiba masanya, jenazah tersebut akan digali lagi untuk

dibakar. Upacara ini berlangsung sampai seminggu atau lebih. Pihak

penyelenggara harus menyediakan makanan dan minuman dalam jumlah yang

besar , karena disaksikan oleh para penduduk dari desa-desa dalam daerah

yang luas. Di daerah Toraja, untuk memakamkan orang yan meninggal, juga

memerlukan biaya yang besar. Biaya tersebut digunakan untuk untuk

mengadakan hewan kurban yang berupa kerbau. Lain lagi yang dilakukan oleh

masyarakat Cilacap, Jawa tengah. Mereka mempunyai budaya “ Tumpeng

Rosulan “, yaitu berupa makanan yang dipersembahkan kepada Rosul Allah

dan tumpeng lain yang dipersembahkan kepada Nyai Roro Kidul yang

menurut masyarakat setempat merupakan penguasa Lautan selatan ( Samudra

Hindia ).

Hal-hal di atas merupakan sebagian contoh kebudayaan yang

bertentangan dengan ajaran Islam, sehingga umat Islam tidak dibolehkan

mengikutinya. Islam melarangnya, karena kebudayaan seperti itu merupakan

kebudayaan yang tidak mengarah kepada kemajuan adab, dan persatuan, serta

tidak mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia, sebaliknya justru

merupakan kebudayaan yang menurunkan derajat kemanusiaan. Karena

mengandung ajaran yang menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang

tidak bermanfaat dan menghinakan manusia yang sudah meninggal dunia.

Dalam hal ini al Kamal Ibnu al Himam, salah satu ulama besar madzhab

hanafi mengatakan : “ Sesungguhnya nash-nash syareat jauh lebih kuat daripada

tradisi masyarakat, karena tradisi masyarakat bisa saja berupa kebatilan yang telah

disepakati, seperti apa yang dilakukan sebagian masyarakat kita hari ini, yang

mempunyai tradisi meletakkan lilin dan lampu-lampu di kuburan khusus pada malam-

Page 10: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

malam lebaran. Sedang nash syareat, setelah terbukti ke-autentikannya, maka tidak

mungkin mengandung sebuah kebatilan. Dan karena tradisi, hanyalah mengikat

masyarakat yang menyakininya, sedang nash syare’at mengikat manusia secara

keseluruhan., maka nash jauh lebih kuat. Dan juga, karena tradisi dibolehkan melalui

perantara nash, sebagaimana yang tersebut dalam hadits : “ apa yang dinyatakan oleh

kaum muslimin baik, maka sesuatu itu baik.

B. Pandangan Islam Tentang Ziarah Kubur

1. Ziarah kubur (perntah atau larangan?)

Disyariatkan ziarah kubur dengan maksud untuk mengambil pelajaran dan

ingat akan kehidupan akhirat, dengan syarat tidak mengucapkan kata-kata yang

mendatangkan murka Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagai misal, meminta sesuatu

kepada penghuni kubur (orang mati) dan memohon pertolongan kepada selain Allah

dan semisalnya.

Kita telah diperintah untuk ziarah kubur, Rasulallah s.a.w. dan para sahabat

juga menjalankan ziarah kubur. Jadi tidak ada dasar sama sekali untuk melarang

ziarah kubur, karena kita semua tahu bahwa Rasulallah pernah ziarah ke makam Baqi’

dan mengucapkan kata-kata yang ditujukan kepada para ahli kubur di makam Baqi’

tersebut.<br /> Dalil-dalil tentang ziarah kubur

فزوروها : القبور زيارة عن نهيتكم وسلم عليه الله صلى الله رسول قالArtinya :    Rasulallah s.a.w bersabda: Dahulu aku telah melarang kalian

berziarah ke kubur. Namun sekarang, berziarahlah kalian ke sana. (H.R. Muslim)

: : ي رب استأذنت م وسل عليه الله صلى الله رسول قال قال عنه الله رضي هريرة أبي عنلي فأذن قبرها أزور أن واستأذنته ، لي يأذن فلم ، ألمي أستغفر أن

Artinya:    Dari Abu Hurairah r.a. Berkata, Rasulallah s.a.w. bersabda: Aku meminta ijin kepada Allah untuk memintakan ampunan bagi ibuku, tetapi Allah tidak

mengijinkan. Kemudian aku meminta ijin kepada Allah untuk berziarah ke makam ibuku, lalu Allah mengijinkanku. (H.R. Muslim)

م : وسل عليه الله صلى بي الن زار أخرى رواية , ( وفى اخرجه حوله من وابكى فبكي امه قبر والحكيم مسلم

Artinya :    Dalam riwayat yang lain dari Abu Hurairah bahwa : Nabi s.a.w. ziarah ke makam ibunya kemudian menangis lalu menangislah orang-orang sekitarnya. (H.R. Muslim [hadits ke 2256], dan al-Hakim [hadits ke 1390]).

Page 11: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

Adapun Pendapat para ulama’ tentang ziarah kubur diantaranya:

1. Imam Ahmad bin Hanbal

Ibnu Qudamah dalam kitabnya “al-Mughni” menceritakan bahwa

Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya pendapatnya tentang masalah

ziarah kubur, manakah yang lebih utama antara ziarah kubur ataukah

meninggalkannya. Beliau Imam Ahmad kemudian menjawab, bahwa

ziarah kubur itu lebih utama.

2. Imam Nawawi

Imam Nawawi secara konsisten berpendapat dengan hukum

sunahnya ziarah kubur. Imam Nawawi juga menjelaskan tentang adanya

ijma’ dari kalangan ashabus Syafi’i (para pengikut Imam Syafi’i) tentang

sunahnya ziarah kubur.

3. Doktor Said Ramadlan al-Buthi

Doktor Said Ramadhan al-Buthi juga berbendapat dengan pendapat

yang memperbolehkan ziarah kubur. Al-Buthi berkata, “Belakangan ini

banyak dari kalangan umat Islam yang mengingkari sampainya pahala

kepada mayit, dan menyepelekan permasalahan ziarah ke kubur.” Kaum

perempuan juga seperti kaum laki-laki dalam hal dianjurkannya ziarah

kubur karena kebersamaan kaum perempuan dengan kaum laki-laki dalam

‘illat’ sebab (alasan) yang karenanya disyari’atkan ziarah kubur, yaitu

sabda Nabi saw., “Karena yang demikian itu dapat melunakkan hati,

membuat mata mencucurkan air mata, serta mengingat akhirat." (Hadits

ini (yang digarisbawahi) penterjemah kutip dari bab Ziarah Kubur dalam

Ahlamul Janaiz oleh Syaikh Al – Albani). Di samping itu, karena ada

tuntutan do’a dan dzikir ketika akan masuk kubur atau ketika melewatinya,

di mana Aisyah r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah saw. apa yang akan

diucapkannya ketika akan ziarah kubur, lalu beliau mengajarkannya, tidak

melarangnya, dan beliau tidak menjelaskan bahwa kaum perempuan tidak

boleh ziarah kubur.

Ziarah kubur banyak memiliki hikmah dan manfaat, di antara yang terpenting

adalah :

Page 12: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

a) Ia akan mengingatkan akhirat dan kematian sehingga dapat memberikan pelaja ran dan ibrah bagi orang yang berziarah. Sehingga dapat memberikan dampak yang positif dalam kehidaupan.

b) Mendoakan keselamatan bagi orang-orang yang telah meninggal dunia dan memohonkan ampuna untuk mereka atas segala amalan di dunia.

c) Untuk menghidupkan sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.d) Untuk mendapatkan pahala kebaikan dari Allah dengan ziarah kubur

yang dilakukannya.

Melihat kuburan yang sunyi,gelap,timbunan tanah diatasnya akan

menggerakkan hatii dan jiwa manusia untuk mempersiapkan diri menghadapi

kematian. Bila seseorang meli hatnya lebih dalam lagi maka akan berkata pada

dirinya sendiri; ''Kehidupan dunia adalah sementara karenanya beberapa saat lagi

akan berakhir dengan kemusnahan seluruh kebutuhan materi yang selama ini dicari

dengan berbagai cara, adakah bekal ruhani yang telah dipersiapkan untuk kehidupan

di alam sana?''

Menyaksikan nisan-nisan dapat melembutkan hati yang paling keras

sekalipun, membuat pendengaran yang paling tuli dan memberikan cahaya kepada

penglihatan yang paling samar. Menyebabkan orang melihat kembali cara hidupnya,

mengevaluasinya, berpikir mengenai pertanggung jawaban nya yang berat dihadapan

Allah dan manusia serta terhadap kurangnya amal kebajikan yang telah dibuat.

Di samping itu, ziarah kubur, terutama kepada para Nabi dan orang-orang

saleh, dapat memberikan berkah dan tempat untuk mendapatkan wasilah serta syafaat

dalam perjalanan ruhani menuju Allah SWT. Kelak, kata Rasulullah, dalam hadisnya,

''di akhirat ketika tidak ada lagi pembela di hadapan Allah Ta'ala, kalian akan

mendapatkan syafaat dariku, ahlul baitku, para syuhada dan orang-orang saleh di

antara kalian.''

Di dalam Al-Quran disebutkan antara lain tugas Rasulullah SAW (dilanjutkan

para ulama) dalam membimbing umat manusia adalah mensucikan hati. ''Dia-lah yang

mengutus kepada kaum yang ummi seorang Rasul di antara mereka yang

membacakan ayat-ayat Allah, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka

Kitab dan hikmah. Susungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan

yang nyata.''(QS.62:2).

Page 13: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

2. Sunnah-Sunnah Dalam Ziarah Kubur

Manfaat dan hikmah yang telah tersebut diatas dapat diperoleh dengan sempurna apabila seseorang yang akan melakukan ziarah kubur harus mengetahui sunnah dan tata cara berziarah yang benar sesuai tuntunan syari’at. Diantara petunjuk Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam ziarah kubur adalah sebagai berikut:

a) Ziarah kubur dapat dilakukan setiap saat dan kapan saja,  tidak ada kekhususan hari atau waktu tertentu karena salah satu inti dari ziarah kubur adalah agar dapat memberi pelajaran dan peringatan agar hati yang keras menjadi lunak, hati tersentuh sehingga menitikkan air mata. Selain itu agar kita menyampaikan do’a dan salam untuk mereka yang telah mendahului kita memasuki alam kubur.

b) Ketika ziarah kubur disertai dalam benak kita rasa takut kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya dan hanya bertujuan mencari keridhaan-Nya semata.

c) Mengucapakan salam kepada ahli kubur, mendoakan mereka agar mendapatkan rahmat, ampunan dan afiyah (kekuatan). Diantara doa yang dianjurkan untuk dibaca adalah yang artinya : "Keselamatan semoga terlimpah kepada para penghuni (kubur) dari kalangan orang-orang mukmin dan muslim semoga Allah merahmati orang-orang yang telah mendahului (meninggal) diantara kami dan yang belakangan, insya Allah kami semua akan menyusul (Anda)". (lafazh ini berdasar riwayat Imam Muslim)

3. Hal-Hal Yang Haram Dilakukan Di Kubur

1. Menyembelih binatang ternak sebagai kurban mendambakan ridha Allah. Berdasarkan hadits Nabi saw. bersabda, "Tidak ada sesajen dalam Islam." Abdurrazaq bin Hamman menegaskan, “Dahulu di zaman jahiliyah, orang-orang gemar melakukan sesajen di kuburan dengan menyembelih sapi atau kambing." Meninggikan makam melebihi tanah galian.

2. Mengapur kuburan 3. Duduk-duduk di atasnya 4. Mendirikan bangunan di atasnya. 5. Menulis di atasnya 6. Shalat menghadap ke kuburan. Karena ada hadits Nabi saw., “Janganlah kamu

shalat menghadap ke kuburan…” Shalat di samping kuburan, walaupun tidak menghadap kepadanya. Dari Abu Sa’id al-Khudri r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Seluruh bumi adalah tempat sujud (kepada Allah), kecuali kuburan dan kamar mandi.”.

7. Membangun masjid di atasnya. Dalam hal ini ada sejumlah hadits yang bersumber dari Nabi saw. di antaranya, dari Aisyah dan Abdullah bin Abbas r.a., berkata, tatkala Rasulullah didatangi (malaikat maut), beliau menutupkan kain bergaris ke wajahnya. Bila beliau merasakan sesak nafasnya maka dibuka penutup wajahnya. Dan Rasulullah bersabda, “Allah Ta’ala melaknat kaum Yahudi dan Nasrani yang telah menjadikan kuburan para nabinya sebagai masjid." Beliau mewanti-wanti (mengingatkan agar kita tidak melakukan) seperti yang mereka lakukan itu.

8. Menjadikan kuburan sebagai lokasi perayaan yang didatangi/dikunjungi pada waktu-waktu tertentu atau musim-musim tertentu untuk beribadah di sisi kuburan atau semisal, hal ini dilarang berdasarkan hadits dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kamu menjadikan kuburankan sebagai

Page 14: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

arena perayaan dan jangan (pula) kamu menjadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan (yang bebas dari kegiatan ibadah); di mana saja kamu berada, maka bershalawatlah kepadaku, karena sesungguhnya shalawatmu pasti sampai kepadaku.”

9. Mengadakan perjalanan khusus untuk ziarah Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. beliau bersabda, "Janganlah pelana dipasangkan pada binatang yang dikendalikan (untuk bepergian dalam rangka ibadah) kecuali (untuk pergi) ke tiga masjid; Masjidil Haram, Masjid Rasulullah saw., dan Masjidil Aqsha.” .

10. Menyalakan lampu di atas kuburan. Perbuatan ini termasuk bid’ah, yang tidak pernah dikenal di kalangan ulama’ salaf yang shahih. Rasulullah saw. bersabda, “Setiap bid’ah adalah sesat dan kesesatan di neraka (tempatnya).” Di samping itu, dalam perbuatan ini (menyalakan lampu di kuburan) terdapat sikap menyia-nyiakan harta, padahal hal itu dilarang secara tegas oleh nash syar’i. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah membenci kalian lakukan tiga hal : menyebarkan isu, menyia-nyiakan harta, dan (ketiga) terlalu banyak bertanya.”

11. Memecah (mematahkan) tulang jenazah; Karena ada hadits Nabi saw., "Sesungguhnya memecahkan tulang mayat orang mukmin seperti memecahkan tulang orang mukmin ketika.”

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam ziarah kubur

Beberapa pendapat menurut bebeapa ahli, diantaranya:

1. Ketika masuk, sunnah menyampaikan salam kepada mereka yang telah meninggal dunia. Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengajarkan kepada para sahabat agar ketika masuk kuburan membaca, yang artinya: “Semoga keselamatan dicurahkan atasmu wahai para penghuni kubur, dari orang-orang yang beriman dan orang-orang Islam. Dan kami, jika Alloh menghendaki, akan menyusulmu. Aku memohon kepada Alloh agar memberikan keselamatan kepada kami dan kamu sekalian (dari siksa).” (HR: Muslim)

2. Tidak duduk di atas kuburan, serta tidak menginjaknya Berdasarkan sabda Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, yang artinya: “Janganlah kalian shalat (memohon) kepada kuburan, dan janganlah kalian duduk di atasnya.” (HR: Muslim)

3. Tidak melakukan thawaf sekeliling kuburan dengan niat untuk ber-taqarrub (ibadah). Karena thawaf hanyalah dilakukan di sekeliling Ka’bah. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan hendaklah mereka melakukan tha’waf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah, Ka’bah).” (QS: AI-Hajj: 29)

4. Tidak membaca Al-Qur’an di kuburan. Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Janganlah menjadikan rumah kalian sebagai kuburan. Sesung-guhnya setan berlari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah.” (HR: Muslim) Hadits di atas mengisyaratkan bahwa kuburan bukanlah tempat membaca Al-Qur’an. Berbeda halnya dengan rumah. Adapun hadits-hadits tentang membaca Al-Qur’an di kuburan adalah tidak shahih.

5. Tidak boleh memohon pertolongan dan bantuan kepada mayit, meskipun dia seorang nabi atau wali, sebab itu termasuk syirik besar. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan janganlah kamu menyembah apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah,

Page 15: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim.” (QS: Yunus: l06) Zhalim dalam ayat ini berarti musyrik.

6. Tidak meletakkan karangan bunga atau menaburkannya di atas kuburan mayit. Karena hal itu menyerupai perbuatan orang-orang Nasrani, serta membuang-buang harta dengan tiada guna. Seandainya saja uang yang dibelanjakan untuk membeli karangan bunga itu disedekahkan kepada orang-orang fakir miskin dengan niat untuk si mayit, niscaya akan bermanfaat untuknya dan untuk orang-orang fakir miskin yang justru sangat membutuhkan uluran bantuan tersebut.”

7. Dilarang membangun di atas kuburan atau menulis sesuatu dari Al-Qur’an atau syair di atasnya. Sebab hal itu dilarang, “Beliau Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melarang mengapur kuburan dan membangun di atas-nya.”

8. Cukup meletakkan sebuah batu setinggi satu jengkal, untuk menandai kuburan. Dan itu sebagaimana yang dilakukan Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam ketika meletakkan sebuah batu di atas kubur Utsman bin Mazh’un, lantas beliau bersabda, yang artinya: “Aku memberikan tanda di atas kubur saudaraku.” (HR: Abu Daud, dengan sanad hasan).

Ada juga yang mengatakan bahwa :

1. Mengkhususkan hari-hari tertentu dalam melakukan ziarah kubur, seperti harus pada hari Jum’at, tujuh atau empat puluh hari setelah kematian, pada hari raya dan sebagainya. Semua itu tak pernah diajarkan oleh Rasulullah dan beliaupun tidak pernah mengkhususkan hari-hari tertentu untuk berziarah kubur.

2. Thawaf (mengelilingi) kuburan, beristighatsah (minta perlindungan) kepada penghuninya terutama sering terjadi dikuburan orang shalih, ini termasuk syirik besar. Demikian pula menyembelih disisi kuburan dan ditujukan karena si mayit.

3. Menjadikan kuburan sebagai masjid-masjid untuk pelaksanaan ibadah dan acara-acara ritual.

4. Sujud, membungkuk kearah kuburan, kemudian mencium dan mengusapnya. 5. Shalat diatas kuburan, ini tidak diperbolehkan kecuali shalat jenazah bagi yang

ketinggalan dalam menyolatkan si mayit. 6. Membagikan makanan atau mengadakan acara makan-makan di kuburan. 7. Membangun kubur, memberi penerangan (lampu), memasang selambu atau tenda

diatasnya. 8. Menaburkan bunga-bunga dan pelepah pepohonan diatas pusara kubur. Adapun

apa yang dilakukan Rasulullah ketika meletakkan pelepah kurma diatas kubur adalah kekhususan untuk beliau dan berkaitan denga perkara ghaib, karena Allah memperlihatkan keadaan penghuni kubur yang sedang disiksa.

9. Memasang prasasti baik dari batu marmer maupun kayu dengan menuliskan nama, umur, tanggal lahir dan wafatnya si mayit.

10. Mempunyai persangkaan bahwa berdo’a dikuburan itu mustajab sehing-ga harus memilih tempat tersebut.

11. Membawa dan membaca Mushaf Al Qur’an di atas kubur, dengan keyakinan bahwa membaca di situ memiliki keutamaan. Juga mengkhususkan membaca surat Ya sin dan Al Fatihah untuk para arwah.

12. Ziarahnya para wanita ke kuburan, padahal dalam hadits Rasulullah jelas-jelas telah bersabda: “Allah melaknat para wanita yang sering berziarah kubur dan orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid-masjid”(Riwayat Imam Ahmad dan Ahlus sunan secara marfu’)

Page 16: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

13. Meninggikan gundukan kubur melebihi satu dhira’ (sehasta) yakni kurang lebih 40cm.

14. Berdiri di depan kubur sambil bersedekap tangan layaknya orang yang sedang shalat (terkesan meratapi atau mengheningkan cipta, red).

15. Buang hajat diatas kubur. 16. Membangun kubah, menyemen dan menembok kuburan dengan batu atau batu

bata 17. Memakai sandal ketika memasuki komplek pemakaman, namun dibolehkan jika

ada hal yang mambahayakan seperti duri, kerikil tajam atau pecahan kaca dan sebagainya, atau ketika sangat terik dan kaki tidak tahan untuk menginjak tanah yang panas.

18. Membaca dzikir-dzikir tertentu ketika membawa jenazah, demikian pula mengantar jenazah dengan membawa tempat pedupaan untuk membakar kayu cendana atau kemenyan.

19. Duduk di atas kuburan 20. Membawa jenazah dengan sangat pelan-pelan dan langkah yang lambat, ini

termasuk meniru ahli kitab Yahudi dan menyelisihi sunnah Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

21. Menjadikan kuburan sebagai ied dan tempat berkumpul untuk menyelenggarakan acara-acara ibadah disana.

5. Hukum ziarah kubur

a. Disyari'atkan: yaitu ziyarah yang bertujuan untuk mengingat kematian dan mendoakan mayit serta mengucapkan salam kepadanya.

b. Bid'ah: yaitu jika bertujuan untuk beribadah kepada Allah disampingnya dengan keyakinan bahwa ibadah disana lebih utama dan afdal.

c. Syirik: yaitu jika ia meminta-minta kepada penghuni kubur dan beribadah kepadanya seperti tawaf, menyembelih dan nazar untuknya.

6. Doa Ziarah Kubur

a. Pertama

Ketika memasuki areal kuburan mengucapkan salam.

Abdullah bin Sinan pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa):

Bagaimana cara mengucapkan salam kepada penghuni kubur? Beliau menjawab:

Ucapkan:

فرط لنا انتم والمسلمين المؤمنين من الديار اهل على الم السالحقون بكم الله شآء ان ونحن

Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr, minal mu’minîna wal muslimîn, antum lanâ

farthun, wa nahnu insyâallâhu bikum lâhiqûn.

Salam atas para penghuni kubur, mukminin dan muslimin, engkau telah mendahului kami, dan insya Allah kami akan menyusulmu.

Page 17: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

Atau mengucapkan salam seperti yang diajarkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib (sa):

بحق الله، يا اهل ال اله اال الله من اهل ال اله اال الم على اهل ال اله اال الس الله بحق الله، يا الاله اال الله من الاله اال الله كيف وجدتم قول ال اله اال ال اله اال

الله، واحشـرنا في زمرة من قال الاله اال الله اغفـر لمن قال الاله اال الاله االالله محمد رسول الله علي ولي الله

Assâlamu ‘alâ ahli lâ ilâha illallâh min ahli lâ ilâha illallâh , ya ahla lâ

ilâha illallâh bihaqqi lâ ilâha illallâh kayfa wajadtum qawla lâ ilâha illallâh

min lâ ilâha illallâh, ya lâ ilâha illallâh bihaqqi lâ ilâha illallâh ighfir liman

qâla lâ ilâha illallâh, wahsyurnâ fî zumrati man qâla lâ ilâha illallâh

Muhammadun Rasûlullâh ‘Aliyyun waliyullâh.

Salam bagi yang mengucapkan la ilaha illallah dari yang

mengucapkan la ilaha illallah, wahai yang mengucapkan kalimah la ilaha

illallah dengan hak la ilaha illallah, bagaimana kamu memperoleh kalimah la

ilaha illallah dari la ilaha illallah, wahai la ilaha illallah dengan hak la ilaha

illallah ampuni orang yang membaca kalimah la ilaha illallah, dan himpunlah

kami ke dalam golongan orang yang mengu¬cap¬kan la ilaha illallah

Muhammadur rasululullah Aliyyun waliyyullah.

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Barangsiapa yang memasuki

areal kuburan, lalu mengucapkan (salam tersebut), Allah memberinya pahala

kebaikan 50 tahun, dan mengampuni dosanya serta dosa kedua orang tuanya

50 tahun.”

b. Membaca:1. Surat Al-Qadar (7 kali),2. Surat Al-Fatihah (3 kali),3. Surat Al-Falaq (3 kali),4. Surat An-Nas (3 kali),5. Surat Al-Ikhlash (3 kali),6. Ayat Kursi (3 kali).

Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang membaca surat Al-

Qadar (7 kali) di kuburan seorang mukmin, Allah mengutus malaikat padanya

untuk beribadah di dekat kuburannya, dan mencatat bagi si mayit pahala dari

ibadah yang dilakukan oleh malaikat itu sehingga Allah memasukkan ia ke surga.

Page 18: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

Dan dalam membaca surat Al-Qadar disertai surat Al-Falaq, An-Nas, Al-Ikhlash

dan Ayat kursi, masing-masing (3 kali).”

c. Membaca doa berikut ini (3 kali):

ت ي اسئلك بحق محمد وآل محمد ان التعذب هذا المي هم ان اللAllâhumma innî as-aluka bihaqqi Muhammadin wa âli Muhammad an

lâ tu’adzdziba hâdzal may¬yit.

Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini.

Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada seorang pun yang membaca doa

tersebut (3 kali) di kuburan seorang mayit, kecuali Allah menjauhkan darinya

azab hari kiamat.”

d. Meletakkan tangan di kuburannya sambil membaca doa berikut:

هم ارحم غربته، وصل وحدته، وانس وحشته، وامن روعته، واسكن اليه من رحمتك يسـتغني الله بها عن رحمة من سواك، والحقه بمن كان يتوال

Allâhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu,

wa amin raw‘atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an

rahmatin min siwâka, wa alhiqhu biman kâma yatawallâhu.

Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya,

hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan

rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu,

dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai.

Ibnu Thawus mengatakan: Jika kamu hendak berziarah ke kuburan

orang-orang mukmin, maka hendaknya hari Kamis, jika tidak, maka waktu

tertentu yang kamu kehendaki, menghadap ke kiblat sambil meletakkan tangan

pada kuburannya dan membaca doa tersebut.

Muhammad bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Ja’far Ash-

Shadiq (sa): Bolehkah kami berziarah ke orang-orang yang telah meningga?

Beliau menjawab: Boleh. Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka

mengenal kami ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab:

Page 19: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

“Demi Allah, mereka mengenal kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan

kehadiran kalian.” Aku bertanya lagi: Apa yang baca ketika kami berziarah

kepada mereka? Beliau menjawab: bacalah doa ini:

هم جاف االرض عن جنوبهم و صاعد إليك أرواحهم و لقهم منك رضوانا اللك على كل و أسكن إليهم من رحمتك ما تصل به وحدتهم و تونس به وحشتهم إن

شيء قديرAllâhumma jâfil ardha ‘an junûbihim, wa shâ’id ilayka arwâhahum, wa

laqqihim minka ridhwânâ, wa askin ilayhim mir rahmatika mâ tashilu bihi

wahdatahum, wa tûnisu bihi wahsyatahum, innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr.

Ya Allah, luaskan kuburan mereka, muliakan arwah mereka,

sampaikan mereka pada ridha-Mu, tenteramkan mereka dengan rahmat-Mu,

rahmat yang menyambungkan kesendirian mereka, yang menghibur kesepian

mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Page 20: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

BAB III

PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi

1. Profil Kampung Mahmud

Kampung Mahmud diperkirakan sudah ada sejak akhir abad ke -18. Kampung

Mahmud, salah satu kampung yang ada di Desa Mekarrahayu Kecamatan Margaasih

Kabupaten Bandung, merupakan kampung yang masyarakatnya masih memegang

teguh adat-istiadat warisan nenek moyangnya. Hal itu terwujud dalam berbagai

kehidupan sehari-hari, dengan adanya berbagai larangan yang bersifat sakral ‘tabu

atau pantangan’ yang dipegang teguh oleh masyarakat secara turun temurun dan

relatif terjaga keasliannya.

Kampung Mahmud secara administratif termasuk ke dalam wilayah Desa

Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Dalam organisasi

pemerintahannya, Desa Mekarrahayu ini terdiri atas 16 RW sedangkan lokasi

Kampung Mahmud terletak di sebelah barat pusat pemerintahan desa. Adapun Desa

Mekarrahayu sendiri terletak di sebelah selatan pusat pemerintahan kecamatan.

Desa Mekarrahayu dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum (angkot)

jurusan Kampung Mahmud dari Terminal Tegallega., melalui alur jalan Tegallega, By

Pass, Holis, Cigondewa, dan Kampung Mahmud.

Lokasi Kampung Mahmud memang agak terpencil dari kampung-kampung

lainnya, baik kampung yang berada di wilayah desa maupun yang berada di luar desa.

Kemudian letaknya pun di pinggir Sungai Citarum yang sekaligus sebagai batas

wilayah dengan desa lainnya.

Luas Desa Mekarrahayu sekitar 299.664 ha. dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut :

sebelah utara berbatasan dengan Desa Rahayu dan Desa Cigondewah;

sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pameuntasan dan Daraulin;

sebelah barat berbatasan dengan Desa Nanjung;

sebelah timur berbatasan dengan Desa Margahayu.

Page 21: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

2. Keadaan Alam

Keadaan permukaan tanah di Desa Mekarrahayu terdiri atas daratan dan

pesawahan, dengan rincian: tanah perumahan dan pekarangan sekitar 123.630 ha.

tanah pesawahan 136.925 ha, dan tanah pertanian kering, ladang, serta tegalan sekitar

39.109 ha. Melihat kondisi tanahnya dapat dikatakan cukup subur dengan hasil bumi

yang melimpah, dalam arti dapat memenuhi kebutuhan warga setempat tanpa harus

mendatangkan dari luar. Selain itu, di sekitar kampung terdapat banyak pohon bambu

yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk anyaman seperti bilik

dan alas lantai ‘palupuh’.

Selain tanahnya yang cukup subur, khusus untuk Kampung Mahmud

daerahnya hingga tahun 1980-an belum terpolusi oleh limbah industri, kecuali air

Sungai Citarum yang mengalir di sebelahnya.

Namun kini, masyarakat Kampung Mahmud tidak lagi concern terhadap tabu

yang dahulu dipegang erat. Hal itu terbukti dengan mulai adanya industri rumah

tangga yang mengelola barang-barang bekas seperti yang ada di daerah Cigondewah.

Dahulu, air Sungai Citarum menjadi satu-satunya sumber air untuk keperluan hidup

masyarakat, tetapi sekarang setelah air tercemar, sumber air itu adalah seke dan

sumur.

Sungai Citarum kini hanya dipergunakan sebagai sumber air untuk pertanian

belaka. Dengan perkembangan jaman dan keperluan perluasan wilayah pemukiman

dan perluasan areal di sektor ekonomi, maka Kampung Mahmud sudah mulai terbuka.

Bahkan alur Sungai Citarum yang semula melingkar mengelilingi perkampungan

Mahmud, kini dengan program prokasih sungai ini diluruskan, sehingga tidak lagi

mengelilingi Kampung Mahmud. Jalan hotmix menuju Kampung Mahmud tampak

mulus dan kendaraan roda empat sudah sangat banyak hilir mudik memasuki

perkampungan ini. Mobilitas penduduknya pun sangat tinggi dengan adanya angkutan

yang menuju jurusan kampung ini.

3. Sejarah Pertumbuhan Kampung

Pada abad 15 Eyang Abdul Manaf pergi ke Mekah. Setelah beberapa lama

bermukim di sana, ia ingin pulang ke negerinya. Ia pun memohon petunjuk kepada

Yang Kuasa agar dapat kembali ke wilayah yang tidak akan diinjak oleh penjajah

Page 22: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

(Belanda). Sebelumnya ia telah mendapat firasat bahwa negerinya akan dijajah

bangsa asing.

Selama di Mekah, ia berdoa di Gubah Mahmud, dekat Masjidil Haram. Dalam

do’anya, ia mendapat ilham bahwa nanti akan menemukan tanah rawa, di sanalah

tempat tinggalnya. Ketika pulang, ia pun mencari tanah berawa-rawa dan

ditemukanlah tanah rawa yang ternyata lokasinya dekat Sungai Citarum. Selanjutnya

daerah rawa tersebut ditimbun dan Sungai Citarum dibelokkan, sehingga mengitari

daerah yang akan dijadikan tempat tinggal.

Daerah tersebut dijadikan tempat persembunyian ketika Belanda menjajah.

Pada saat itulah ia mengeluarkan larangan kepada masyarakatnya, bahwa:

membuat rumah jangan yang bagus, tidak bertembok dan berkaca

tidak memelihara soang ‘angsa’

tidak boleh membunyikan goong.

Semua tabu yang diterapkan dilatarbelakangi oleh keinginan untuk

menyembunyikan diri dari Belanda. Jadi tidak memperlihatkan diri dari segala bentuk

tampilan, baik keadaan rumah maupun suara. Di samping itu, Eyang Abdul Manaf

sebagai seorang wali tasawuf menyarankan bahwa tidak boleh hidup dengan

kemewahan duniawi. Selain itu, ketika Eyang Abdul Manaf mengubah tempat itu

sebagai tempat tinggal, ia menanam tanah haram yang dibawa dari Gubah Mahmud.

Setelah tanah itu ditanam, air tanah menjadi kering sama sekali. Jadi segala kebutuhan

hidup akan air didapat dari Sungai Citarum. Untuk selanjutnya, karena tanah haram

yang dibawanya telah ditanamkan di daerah ini, maka daerah itu oleh Eyang Abdul

Manaf dinamakan Kampung Mahmud, sesuai dengan nama tempat di mana tanah itu

diambil.

Setelah lama menetap di kampung Mahmud, Eyang Abdul Manaf mempunyai

7 orang putra, yaitu Eyang Sutrajaya, Eyang Inu, Eyang Mahmud Iyan, Eyang Aslim,

Eyang Kiai H. Zaenal Abidin, Kiai H. Muhamad Madar, dan H. Amin. Semua

keturunannya itu menjadi tokoh agama atau ulama di sekitar Bandung, dan

mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di Bandung dan

sekitarnya.

Page 23: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

4. Kehidupan Sosial Budaya

Pola kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Mekarrahayu, pada umumnya

tidak jauh berbeda dengan pola kehidupan sosial budaya masyarakat Sunda,

khususnya masyarakat Sunda pedesaan di wilayah Kabupaten Bandung. Adapun

warga Kampung Mahmud, yang mempunyai latar belakang sejarah yang berbeda

dengan kampung lainnya, beranggapan bahwa Kampung Mahmud merupakan cikal

bakal masyarakat di sekitarnya yang berasal dari keturunan Sembah Eyang Abdul

Manaf sebagai penyebar ajaran Islam. Unsur-unsur ajarannya banyak mewarnai pola

kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Warga masyarakat Kampung Mahmud

adalah penganut Islam yang taat menjalankan ajarannya, namun dalam kehidupan

sehari-hari, unsur-unsur tradisi budaya Sunda mewarnai pola kehidupan mereka. Di

sini terjadi semacam fusi antara kedua unsur yang sangat berbeda. Di satu pihak

ajaran Islam melekat dengan kental, di pihak lain unsur budaya Sunda ‘tradisional’

pun tak kalah memberikan nuansa kehidupan mereka. Misalnya, tata cara kehidupan

yang berkaitan dengan pembangunan rumah, di mana adat Sunda sangat dominan

memberikan warna dan nuansanya. Sehingga adanya semacam ‘perkawinan’ antara

kebiasaan secara tradisional dengan ajaran agama Islam.

Sistem kepemimpinan pada masyarakat Desa Mekarrahayu berada di bawah

kepemimpinan formal, yaitu dipimpin oleh seorang kepala desa berserta aparat

pemerintahannya. Kepemimpinan formal ini mempunyai peranan dalam menanamkan

disiplin, menjaga keamanan dan ketertiban, kebersihan lingkungan, keindahan,

termasuk menjaga keselarasan hubungan antara adat istiadat dengan aturan

pemerintah.

Adapun di Kampung Mahmud, selain terdapat kepemimpinan formal, di

bawah pimpinan ketua RW dan RT beserta aparatnya, juga dikenal pimpinan informal

seperti tokoh masyarakat dan tokoh agama. Peranan mereka sangat dominan dalam

kehidupan masyarakat di kampung tersebut.. Mereka mempunyai peranan dalam

membina kepercayaan dan melestarikan adat kebiasaan terutama dalam melakukan

gotong royong untuk kepentingan bersama, seperti merawat makam Karomah atau

sarana-sarana umum lainnya. Para sesepuh juga merupakan tempat bertanya bagi

mereka yang mempunyai masalah, baik individu, keluarga, maupun kelompok,

terutama yang bertalian dengan leluhur mereka.

Page 24: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

Kesenian yang terdapat di Kampung Mahmud kurang berkembang bila

dibandingkan dengan perkembangan kesenian di kampung lainnya di sekitar

Kampung Mahmud itu sendiri. Hal itu bukan berarti mereka tidak menyukai kesenian,

akan tetapi mereka sangat patuh pada aturan-aturan yang berlaku. Di samping itu,

adanya tabu untuk memukul goong membuat jenis kesenian yang ada terbatas sekali,

yakni genjringan dan kasidahan.

5. Tradisi dan Budaya Ziarah Kubur di Kampung Mahmud

Pada hakekatnya, masyarakat Kampung Mahmud sangat percaya kepada

Karuhun atau leluhurnya. Hal itu masih terlihat dan melekat dalam setiap gerak

kehidupannya. kepercayaan kepada Tuhan Yang Mahaesa membaur dengan

kepercayaan terhadap Karuhun. Situasi demikian berpengaruh pula pada masyarakat

luar di sekelilingnya. Hal itu tampak pada banyaknya pendatang yang bermaksud

ziarah ke makam keramat yang ada di Kampung Mahmud, dengan maksud-maksud

tertentu. Para peziarah itu, selain berdoa dan bersyukur kepada Tuhan, juga tak lupa

berdoa dan berharap kepada karuhun dengan meminta berkah keselamatan.

Makam Karomah yang ada di Kampung Mahmud itu adalah :

Makam Eyang Abdul Manaf

Makam Sembah Eyang Dalem Abdullah Gedug

Makam Sembah Agung Zaenal Arif

Makam-makam tersebut sering diziarahi, bahkan oleh orang-orang yang ada di

luar Kampung Mahmud.Kebiasaan untuk menziarahi makam tersebut berlangsung

setiap hari, kecuali hari Jumat karena dipercaya sebagai hari ibadah,. Setiap makam

dijaga oleh Kuncen yang berbeda, dan di dalam kompleks tersebut disediakan tempat

untuk sembahyang atau tafakur ‘tapa’ dan berwudlu.

Biasanya peziarah akan membludak pada sepanjang bulan Maulud, puncaknya

pada malam Jumat Kliwon. Sebagai gambaran, ketika hari itu tiba, keadaan Kampung

Mahmud bagaikan pasar malam. Konon, ada keyakinan bila pada saat-saat tersebut,

para leluhur datang dan berkumpul untuk mengamini segala harapan yang

disampaikan.

Daya tarik peziarah selain untuk bermunajat di makam-makam leluhur,

mereka juga percaya kekeramatan Kampung Mahmud. Bahwa di kampung itu masih

terdapat pantang adat yang bila dilanggar maka bisa menimbulkan petaka. Selain itu,

Page 25: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

Kampung Mahmud juga dianggap sebagai wilayah “ajaib” karena tidak pernah

tersentuh banjir, meskipun di lingkari Sungai Citarum yang sering meluap bila musim

hujan tiba.

Menurut cerita, hal itu dikarenakan Eyang Haji sempat menugaskan murid

kesayangannya bernama Abdullah Gelung. Ia seorang tokoh sakti yang pernah

melakoni tapa brata selama 33 tahun di 33 gunung besar di seantero tanah Jawa.

Tujuannya untuk untuk melindungi seluruh warga kampung dari ancaman banjir. Dan

terbukti hingga saat ini air bah tidak sampai menjilat Kampung Mahmud.

Selain itu, Eyang Haji juga memiliki seorang murid dari bangsa jin yang

bernama Raden Kalung Bimanagara. Sosoknya terkadang menampakkan diri dengan

wujud lelaki berwajah ganteng dan berbadan ular berwarna keemasan. Tugas Raden

Kalung adalah untuk melindungi keturunan Eyang Haji yang tercebur ke dalam

sungai Citarum. Menurut warga setempat, tidak ada orang yang berani melihat

penampakannya. Dan juga tidak sembarang orang bisa mengundang kehadirannya.

Keanehan lain Kampung Mahmud adalah ketika air sungai Citarum mulai

tercemar dan tidak sehat lagi untuk dikonsumsi. Ketika itu, Eyang Haji memberikan

izin kepada warganya untuk membuat sumur. Awalnya, warga yang mencoba

menggali sumur tidak pernah mendapati adanya mata air. Padahal galian telah

demikian dalam. Hal ini sempat dicoba di beberapa tempat, tapi tidak berhasil.

Akhirnya Eyang Haji bermunajat kepada Allah SWT dan memohon agar

diberikan air untuk memenuhi kebutuhan hidup warganya. Tidak lupa Eyang Haji

juga memohon restu kepada karuhun agar diperkenankan membuat sumur meski hal

itu merupakan pelanggaran adat. Setelah melakukan hal itu, keanehan pun terjadi.

Lubang galian sumur yang semula dibiarkan terebengkalai, mendadak mengeluarkan

air.

Tata-Tata Cara Ziarah Kubur :

1. Tamu wajib lapor ke juru kunci dan mengisi buku daftar tamu

2. Tamu yang mau mukim wajib minta izin ke juru kunci dan pemerintahan

setempat

3. Tamu wajib menghormati adat istiadat warga Mahmud

4. Tamu diharuskan memakai busana muslim

5. Tamu dilarang makan, merokok,dan ngobrol di makom

Page 26: KATA PENGANTAR -   Web view... di dalam masyarakat Aceh, ... sesuai dengan nama tempat di mana tanah ... dan mempunyai pondok-pondok pesantren yang menjadi kiblat pesantren di

6. Tamu wajib menjaga kebersihan dan ketertiban makom

7. Tamu yang membawa HP harap dimatikan

8. Tamu dilarang melakukan praktek perdukunan

9. Tamu diwajibkan menaati peraturan/tata tertib