KATA PENGANTAR -...

36
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] i KATA PENGANTAR Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh bumi. Yang lahir dan hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun berkelanjutan untuk anak cucu di masa depan. Jika mengulas tentang bumi, begitu banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari aspek lingkungan, ekonomi, politik, sampai kegiatan manusia. Semua mempunyai kontribusi besar bagi keadaan bumi nantinya. Salah satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan dalam mendorong berbagai program pembangunan di bumi. Dengan meninjau hal itu, serta mengkhususkan pada pembangunan di kawasan Barelang, Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam setiap bulannya menerbitkan BULETIN METEOROLOGI. Buletin Meteorologi edisi Februari 2016 ini akan mengulas informasi hasil evaluasi cuaca dan iklim wilayah Kepulauan Riau pada bulan Januari 2016, prakiraan hujan dan gelombang laut, serta prakiraan pasang surut bulan Februari 2016. Buletin ini dibuat sebagai salah satu sarana penunjang penyampaian informasi meteorologi, baik kepada para pengguna jasa informasi meteorologi dan juga kepada masyarakat umum. Kami menyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna, terdapat banyak kekurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan kami agar buletin ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua pertanyaan mengenai isu-isu meteorologi di wilayah Kepulauan Riau. . KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I HANG NADIM BATAM PHILIP MUSTAMU M.Si. NIP. 19590406 198203 1 002

Transcript of KATA PENGANTAR -...

Page 1: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] i

KATA PENGANTAR

Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh

bumi. Yang lahir dan hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun

berkelanjutan untuk anak cucu di masa depan. Jika mengulas tentang bumi, begitu

banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari aspek lingkungan, ekonomi, politik,

sampai kegiatan manusia. Semua mempunyai kontribusi besar bagi keadaan bumi

nantinya. Salah satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan

dalam mendorong berbagai program pembangunan di bumi. Dengan meninjau hal

itu, serta mengkhususkan pada pembangunan di kawasan Barelang, Stasiun

Meteorologi Hang Nadim Batam setiap bulannya menerbitkan BULETIN

METEOROLOGI.

Buletin Meteorologi edisi Februari 2016 ini akan mengulas informasi hasil

evaluasi cuaca dan iklim wilayah Kepulauan Riau pada bulan Januari 2016,

prakiraan hujan dan gelombang laut, serta prakiraan pasang surut bulan Februari

2016. Buletin ini dibuat sebagai salah satu sarana penunjang penyampaian

informasi meteorologi, baik kepada para pengguna jasa informasi meteorologi

dan juga kepada masyarakat umum.

Kami menyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna,

terdapat banyak kekurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh

pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna

peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan kami agar buletin ini

dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua

pertanyaan mengenai isu-isu meteorologi di wilayah Kepulauan Riau.

.

KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I

HANG NADIM BATAM

PHILIP MUSTAMU M.Si.

NIP. 19590406 198203 1 002

Page 2: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] ii

TIM REDAKSI

ANGGOTA TIM

PELINDUNG

PHILIP MUSTAMU, M.Si.

KEPALA STASIUN METEOROLOGI

KELAS I HANG NADIM BATAM

ANGGOTA

NANGSIP CAHYANA, S.Si

ANGGOTA

DUATI WARDANI, S.Si

ANGGOTA

YAYAN HERMAWAN

ANGGOTA

DUDI JUHANDINATA,

S.Stat, MM

ANGGOTA

DEBORA TRULY

MARPAUNG, SST.

ANGGOTA

NIZAM MAWARDI, S.Tr

ANGGOTA

ADHITYA PRAKOSO, S.Tr

ANGGOTA

ASRI PRATIWI, S.Si

ANGGOTA

PANDE MADE RONY

KURNIAWAN, SST

ANGGOTA

MOHAMMAD TAUFIQ, S.Si

Page 3: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] iii

DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................................. i

Tim Redaksi ................................................................................................................. ii

Daftar Isi ..................................................................................................................... iii

I. RINGKASAN ....................................................................................................... 1

II. PENGERTIAN ..................................................................................................... 2

III. ANALISA CUACA DAN IKLIM ..................................................................... 3

IV. PRAKIRAAN CUACA MARET 2016 ..........................................................15

V. PRAKIRAAN GELOMBANG AWAL MARET 2016 ...............................23

VI. PRAKIRAAN PASANG SURUT MARET 2016 .........................................24

VII. PRAKIRAAN TERBIT/ TERBENAM BULAN DAN MATAHARI

MARET 2016 .....................................................................................................29

Page 4: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 1

RINGKASAN

1. Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari

stasiun/pos hujan di Barelang yang mewakili daerah-daerah di sekitarnya, maka

evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan Februari 2016 adalah sebagai

berikut:

a. Bahwa kejadian hujan di Pulau Batam secara umum berada pada kisaran

diatas normal terhadap rata-ratanya. Jumlah curah hujan di wilayah

Batam berkisar antara 40 - 300 mm. Sedangkan kondisi angin dilaporkan

bertiup pada kisaran kecepatan 18 - 55 km/jam di Kepulauan Riau.

Kondisi angin ini kurang mendukung dalam proses pembentukan banyak

awan.

b. Analisis kondisi atmosfer pada bulan Februari 2016 sebagai berikut:

MJO berada pada fase 3 hingga 7 dengan dominasi sifat sedang hingga

kuat pada perambatannya. Wilayah Indonesia yang berada fase 3 sampai

5 terlewati oleh perambatan MJO pada awal hingga pertengahan bulan

Februari yang menyebabkan penambahan curah hujan di wilayah

Indonesia khususnya bagian barat. Keberadaan MJO ini juga dibuktikan

dengan rendahnya nilai OLR di wilayah Indonesia termasuk Kepulauan

Riau yang mengindikasikan cukup banyaknya tutupan awan konvektif.

Pasokan uap air di udara yang menjadi bahan pembentukan awan-awan

terindikasi masih cukup banyak tersedia diatas wilayah Indonesia selama

bulan Februari 2016. Hal ini diketahui dari hangatnya perairan Indonesia

termasuk Kepulauan Riau dengan anomali suhu muka laut positif.

Namun fenomena El Nino kuat dan kondisi angin yang kencang

menyebabkan terganggunya proses pembentukan hujan. Kondisi ini juga

memberikan andil dalam proses pembentukan awan-awan konvektif di

wilayah Kepulauan Riau sehingga total curah hujan cukup tinggi di bulan

Februari 2016 dan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Januari 2016.

II. Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi ARIMA

(Autoregressive Integrated Moving Average) diperoleh prediksi curah hujan tiap

dasarian mulai Maret 2016 hingga Februari 2017. Data masukan yang

digunakan adalah data series hujan dasarian Hang Nadim periode Maret 1999

s.d Februari 2016. Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMA

dengan normal hujan dasarian periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi

0.96483 dan RMSE (error) 13.0845 yang menunjukkan bahwa curah hujan di

bulan Maret 2016 pada dasarian dasarian I, II dan III berada di bawah normal

terhadap rata-rata.

Page 5: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 2

PENGERTIAN

A. SIFAT HUJAN

Sifat Hujan adalah Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama

satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu

tempat.

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kriteria, yaitu:

1. Di atas normal ( A ), jika nilai perbandingannya lebih besar dari 115 %.

2. Normal ( N ), jika nilai perbandingannya antara 85 % - 115 %.

3. Di bawah normal ( B ), jika nilai perbandingannya kurang dari 85 %.

B. NORMAL CURAH HUJAN

1. RATA-RATA CURAH HUJAN BULANAN:

Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10

tahun.

2. NORMAL CURAH HUJAN BULANAN:

Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.

3. STANDARD NORMAL CURAH HUJAN BULANAN :

Nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30

tahun dimulai dari 1 Agustus 1901 s/d 31 Agustus 1930, 1 Agustus 1931 s/d

31 Agustus 1960, 1 Agustus 1961 s/d 31 Agustus 1990, dan seterusnya.

C. INTENSITAS CURAH HUJAN (CH)

KRITERIA CH CH / hari CH / Jam

Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm

Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm

Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm

Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm

Page 6: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 3

ANALISA CUACA DAN IKLIM

A. KERAGAMAN HUJAN

Kepulauan Riau merupakan wilayah negara Indonesia yang berbentuk

kepulauan dan dilewati garis khatulistiwa. Wilayah negara Indonesia dilewati oleh

garis katulistiwa serta dikelilingi oleh dua Samudra dan dua Benua. Posisi ini

menjadikan Indonesia sebagai daerah pertemuan sirkulasi meridional (Utara-

Selatan) dikenal sebagai Sirkulasi Hadley dan sirkulasi zonal (Timur-Barat) dikenal

sebagai Sirkulasi Walker, dua sirkulasi yang sangat mempengaruhi keragaman

iklim di Indonesia. Pergerakan matahari yang berpindah dari 23.5o Lintang Utara

ke 23.5o Lintang Selatan sepanjang tahun mengakibatkan timbulnya aktivitas

monsun yang juga ikut berperan dalam mempengaruhi keragaman iklim. Pengaruh

lokal terhadap keragaman iklim juga tidak dapat diabaikan, karena Kepri

merupakan kepulauan dengan bentuk topografi sangat beragam menyebabkan

sistem golakan lokal cukup dominan. Faktor lain yang diperkirakan ikut

berpengaruh terhadap keragaman iklim ialah gangguan siklon tropis. Semua

aktivitas dan sistem ini berlangsung secara bersamaan sepanjang tahun akan tetapi

besar pengaruh dari masing-masing aktivitas atau sistem tersebut tidak sama dan

dapat berubah dari tahun ke tahun.

El-Nino dan La-Nina merupakan salah satu akibat dari penyimpangan iklim.

Fenomena ini akan menyebabkan penurunan dan peningkatan jumlah curah hujan

untuk beberapa daerah di Indonesia. Pengaruh El-Nino kuat pada daerah yang

berpola hujan monsun, lemah pada daerah berpola hujan equatorial dan tidak

jelas pada daerah dengan pola hujan lokal, sedangkan IOD (Indian Ocean Dipole)

hanya berpengaruh jelas pada daerah berpola hujan monsun.

Selain akibat pengaruh fluktuasi suhu permukaan laut di samudera pasifik

(El Nino-Southern Oscillation / ENSO) dan Samudera Hindia (Indian Ocean

Dipole / IOD), fenomena fase aktif osilasi intra-musiman yang dikenal sebagai

MJO (Madden-Julian Oscillation) juga mempengaruhi keragaman hujan di Indonesia.

Menurut Geerts and Wheeler (1998) MJO akan menyebabkan terjadinya variasi

pada pola angin, SML (Suhu Muka Laut), awan dan hujan. Fase aktif MJO bila

bersamaan waktunya dengan monsun timur laut di Kepulauan Riau (Desember-

April) dapat menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan sekitar 200%.

Pergerakan MJO ke timur dari samudra India menuju samudra Pasifik

dibagi dalam 8 phase. Phase-1 di Afrika (210° BB - 60° BT), phase-2 di samudra

India bagian barat (60° BT – 80° BT), phase-3 di samudra India bagian timar (80°

BT – 100° BT) phase-4 & phase-5 di benua maritim Indonesia ( 100° BT – 140°

BT), phase-6 di kawasan Pasifik barat (140°BT-160° BT), phase 7 di Pasifik tengah

( 160° BT – 180° BT) , dan phase-8 daerah konveksi di belahan bumi bagian barat

( 180° – 160° BB). Pada umumnya hujan tropis berasal dari awan konvektif

dengan puncak awan sangat dingin (sedikit mengemisi radiasi gelombang panjang),

oleh karenanya sangat baik memonitor MJO dengan memperhatikan variasi OLR

Page 7: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 4

(Outgoing Longwave Radiation) yang dipantau melalui sensor infra merah pada

satelit.

B. DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUTAN BULAN FEBRUARI

1. Monsun

Pada bulan Februari matahari berada di BBS (Belahan Bumi Selatan)

dengan pergerakan semu sejauh kurang lebih 10° yaitu dari 20,0°LS menuju

10,0°LS. Dengan sifat perairan yang mampu menyimpan panas cukup lama,

menyebabkan suhu muka laut di perairan BBU (Belahan Bumi Utara) dekat

equator masih hangat dan memicu terbentuknya pola-pola tekanan udara

rendah.

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png

Gambar. 1 Peta Rata-rata Suhu Muka Laut Februari 2016

Page 8: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 5

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png

Gambar. 2 Peta Anomali Suhu Muka Laut Bulan Februari 2016

Kondisi rata-rata suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia pada bulan

Februari 2016 berkisar antara 28.0-32.00C (Gambar.1) dengan anomali positif 0.5-

1.50C (Gambar.2). Hal ini menunjukkan perairan di Indonesia masih dalam kondisi

yang cukup hangat, terutama di perairan barat Sumatera dan selatan Nusa

Tenggara. Sehingga secara umum masih cukup banyak menghasilkan uap air untuk

pembentukan awan.

Page 9: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 6

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?page=map&variable=mslp&vstatus=mean&period=month&area=rsmc

Gambar. 3 Rata-rata Tekanan Udara Permukaan Laut Bulan Februari 2016

Pada bulan Februari, tekanan udara di BBU secara umum masih lebih

tinggi dari pada BBS. Secara umum terjadi pergerakan massa udara dari BBU

(bertekanan tinggi) menuju BBS (bertekanan rendah) yang menyebabkan pola

angin dominan di wilayah Kepulauan Riau bertiup dari arah utara hingga timur laut

dan membentuk pola belokan angin (shearline). Pada daerah belokan angin terjadi

perlambatan kecepatan angin yang menyebabkan penumpukkan massa udara

sehingga terjadi pengangkatan massa udara dan menimbulkan potensi adanya

pertumbuhan awan-awan konvektif yang menyebabkan terjadinya hujan lebat dan

petir.

Sumber: Bidang Meteorologi Publik BMKG

Gambar. 4 Klimatologi Arah Angin 3000 Feet pada Bulan Februari

Page 10: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 7

Angin yang bertiup di wilayah Kepulauan Riau secara umum lebih kencang

dibanding wilayah Indonesia lainnya, terutama di wilayah Natuna dan Anambas

(Gambar 5). Dominasi angin timur laut yang bertiup dengan kecepatan 5-10

m/detik (sekitar 18-55 km/jam) ini menyebabkan terganggunya perkembangan

awan di Kepulauan Riau.

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-

bin/climate/cmb.cgi?variable=850wind&area=rsmc&map=mean&time=latest

Gambar. 5 Pola Angin 850mb Bulan Februari 2016

2. ENSO (El Nino - Southern Oscillation)

Pada bulan Februari 2016, ENSO berada pada kondisi kuat. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai anomali SST Nino 3.4 pada akhir Februari +1.73°C

dan nilai SOI (Southern Oscillation Index) selama Februari sebesar -17.3. Kondisi

ini mempengaruhi pengurangan curah hujan disebagian besar wilayah Indonesia

termasuk Kepulauan Riau.

Page 11: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 8

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml

Gambar.6 Grafik indeks SST Nino3.4

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png

Gambar.7 Grafik indeks ENSO / SOI

Page 12: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 9

3. MJO (Madden-Julian Oscillation)

a. OLR (Outgoing Longwave Radiation)

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?variable=olr&area=rsmc&map=mean&time=latest

Gambar. 8 Rata-rata OLR Februari 2016

OLR merupakan suatu radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh

bumi ke luar angkasa. Namun, tidak semua radiasi gelombang panjang tersebut

sampai ke luar angkasa. Awan-awan konvektif adalah salah satu faktor yang

menghalangi perjalanan gelombang panjang. Suatu wilayah di permukaan bumi

yang terdapat tutupan awan konvektif memiliki nilai OLR yang kecil/rendah.

Pada dasarian I dan II bulan Februari 2016, nilai OLR terendah di wilayah

Indonesia terdapat di Sumatera bagian Selatan, Jawa, Kalimantan, Sulawesi

bagian selatan, dan Papua dengan kisaran 160-200 W/m2. Untuk wilayah

Kepulauan Riau, nilai OLR juga cukup rendah yaitu 180-220 W/m2. Hal ini

menunjukkan adanya tutupan awan konvektif yang cukup banyak di Indonesia,

termasuk di wilayah Kepulauan Riau.

b. Fase MJO

MJO pada bulan Februari 2016 berada pada fase 3 hingga 7 dengan

dominasi sifat sedang hingga kuat pada perambatannya. Wilayah Indonesia yang

berada fase 3 sampai 5 terlewati oleh perambatan MJO pada awal hingga

pertengahan bulan Februari. Secara teori, kondisi MJO ini berdampak pada

penambahan curah hujan di wilayah Indonesia khususnya bagian barat.

Page 13: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 10

Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/

Gambar. 9 Fase MJO

4. IOD (Indian Ocean Dipole)

Fenomena Dipole Mode di Samudera Hindia atau IOD (Indian Ocean

Dipole) berada pada kisaran normal dengan kondisi netral (-0,5°C s.d 0,5°C). Pada

akhir Februari nilai IOD memiliki kondisi normal yang bernilai -0.260C. Sehingga

bisa diketahui bahwa selama bulan Februari 2016, secara umum IOD tidak

berpengaruh dalam menambah peluang pertumbuhan awan di wilayah Indonesia

bagian barat termasuk wilayah Kepulauan Riau.

Page 14: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 11

Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml

Gambar. 10 Grafik IOD

C. ANALISIS HUJAN BULAN FEBRUARI 2016

Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari

stasiun / AWS (Automatic Weather Station) di Pulau Batam yang mewakili daerah-

daerah di sekitarnya, maka evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan

Februari 2016 adalah sebagai berikut:

Lokasi RR Februari 2016 (mm) Rata - rata (mm) Sifat Hujan

Hang Nadim 308.0 90.2 Atas Normal

Nongsa 240.0 90.3 Atas Normal

Muka Kuning 195.8 65.0 Atas Normal

Tg. Uncang 160.2 88.9 Atas Normal

Sei Harapan 226.0 73.7 Atas Normal

Dari tabel di atas tampak bahwa kejadian hujan di Pulau Batam cukup

merata ditandai dengan sifat hujan secara umum berada pada kisaran di atas

normal terhadap rata-ratanya. Jumlah curah hujan di wilayah Batam berkisar

antara 160 – 300 mm.

Page 15: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 12

Gambar. 11 Peta Isohyet Barelang bulan Februari 2016

Dari gambar peta isohyet di atas dapat diketahui konsentrasi hujan di

Barelang yang terjadi selama bulan Februari 2016. Sebaran hujan cukup merata di

wilayah Pulau Batam, Rempang dan Galang, dengan nilai antara 160 – 300 mm,

konsentrasi jumlah curah hujan tertinggi terdapat di wilayah Hang Nadim.

D. ANALISIS UNSUR CUACA SIGNIFIKAN BULAN FEBRUARI 2016

a. Hujan

Sifat hujan bulan Februari 2016 di Barelang Bawah Normal (B) sampai di

Atas Normal (AN) dengan curah hujan selama sebulan berkisar 160,2 mm -

308,0 mm atau antara 63,4 % - 122 %. Curah hujan terendah terjadi di

Tanjung Uncang dan tertinggi di Hang Nadim. Khusus di Hang Nadim dalam

bulan Februari 2015 terdapat 11 hari hujan terukur dan 1 hari hujan tidak

terukur (ttu) dengan total curah hujan sebesar 308,0 mm atau berkisar 122

% dari rata-rata yang berarti sifat hujan Atas Normal (AN). Pada dasarian I

terjadi 6 hari hujan dengan jumlah curah hujan 160,9 mm, dasarian II terjadi

4 hari hujan dengan jumlah curah hujan 120,9 mm, dan dasarian III terjadi 2

hari dengan curah hujan 26,2 mm. Curah hujan tertinggi 109,0 mm terjadi

pada tanggal 06 Februari 2015.

Page 16: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 13

Gambar.12 Grafik Curah Hujan bulan Februari 2016 di Hang Nadim

b. Suhu Udara

Suhu udara harian rata-rata berkisar antara 25,7-29,9°C. Suhu udara

terendah dalam bulan Februari 2015 adalah 23,8°C terjadi pada tanggal 02

Februari 2016 pagi hari dan suhu udara tertinggi 33,3°C terjadi pada tanggal

01 Februari 2016 siang hari.

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829

CU

RA

H H

UJA

N (

mm

)

TANGGAL

Page 17: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 14

Gambar.13 Grafik Suhu Udara bulan Februari 2016 di Hang Nadim

c. Kelembaban Udara

Kelembaban udara harian rata-rata berkisar antara 71 % - 91 %.

Kelembaban udara terendah mutlak 56% terjadi pada tanggal 01 dan 17

Februari 2016 siang hari, sedangkan kelembaban udara tertinggi 98% terjadi

tanggal 07, 19 dan 20 Februari 2016 pagi hari. Dengan demikian kelembaban

udara pada bulan Februari 2016 lebih kering dibandingkan bulan Januari

2016.

Gambar.14 Grafik Kelembaban Udara Bulan Februari 2016 di Hang Nadim

d. Angin Permukaan

Selama periode dasarian I – III Februari 2016 angin permukaan secara umum

didominasi dari arah Utara sampai Timur Laut dengan kecepatan rata-rata

16 km/jam, arah dan kecepatan maximum dari Timur Laut dengan kecepatan

45 km/jam terjadi pada tanggal 16 Februari 2016.

23

25

27

29

31

33

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28

TEM

PER

ATU

R

TANGGAL

T- MAXIMUM

T- MINIMUM

T- RATA-RATA

50

60

70

80

90

100

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28

RH

(%

)

TANGGAL

RH MAXIMUM

RH MINIMUM

RH RATA-RATA

Page 18: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 15

PRAKIRAAN CUACA MARET 2016

A. DINAMIKA ATMOSFER

1. Tekanan Udara dan Angin

Pada bulan Maret, posisi matahari dalam gerak semunya bergerak ke utara,

tetapi masih di BBS (Belahan Bumi Selatan) yaitu sekitar 10,0°LS s.d 5,0°LU

(http://www.physicalgeography.net). Hal ini masih berdampak pada hangatnya suhu

muka laut di daerah BBS dan memicu terbentuknya banyak pola tekanan udara

rendah.

Prediksi Anomali Suhu Muka Laut periode Februari

– Maret – April 2016

Rata-rata Tekanan Udara pada Bulan Maret

Sumber: http://pred.ldeo.columbia.edu/forecast/sst/14/

http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/realtime/clim/annual/monthly/monthly.12.slp.html

Gambar 15. Prediksi Anomali Suhu Muka Laut periode dan Rata-rata Tekanan Udara pada

Bulan Maret 2016

Pola angin rata-rata bulan Maret secara dominan bertiup dari Bumi

Bagian Utara (BBU) menuju Bumi Bagian Selatan (BBS) dan sebagian

bertiup dari Bumi BBS menuju BBU. Angin dari arah BBU dan BBS ini

bertemu di sekitar wilayah ekuator. Daerah pertemuan angin ini disebut

ITCZ (Intercontinental Convergance Zone).

Sedangkan untuk wilayah Kepulauan Riau, seperti yang terlihat

pada gambar 16, pola angin yang terbentuk berada dekat dengan daerah

belokan angin (shearline). Pola angin ini cenderung mendukung dalam

proses pertumbuhan awan-awan hujan.

Page 19: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 16

Sumber: Meteo Publik, BMKG

Gambar 16. Rata-rata Streamline 3000 feet pada Bulan Maret

2. ENSO (EL Nino-Southern Oscillation)

ENSO merupakan salah satu fenomena cuaca skala global yang

mempengaruhi penambahan curah hujan (fase La Nina) maupun pengurangan

curah hujan (fase El Nino) di wilayah Indonesia. Prediksi ENSO menurut

institusi internasional yaitu NOAA (National Oceanic and Atmospheric

Administration), POAMA (Predictive Ocean Atmosphere Model for Australia),

BMKG, dan JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology)

menyatakan bahwa EL Nino masih akan berlangsung dengan kategori sedang

(moderate) pada bulan Maret 2016. Dengan demikian, wilayah Indonesia

secara umum diprediksi akan terjadi pengurangan jumlah curah hujan.

Page 20: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 17

Sumber: Pusat Data Dokumen, BMKG

Gambar 17. Prediksi ENSO dari NOAA, JAMSTEC, POAMA dan BMKG

Salah satu parameter ENSO yaitu data SOI (Southern Oscillation Index) dari

BoM (Bureau of Meteorology Australia) hingga akhir Februari menunjukkan kondisi

El Nino dengan nilai mencapai -17.3. Sehingga diprakirakan bulan Maret 2016

berpotensi terjadi pengurangan jumlah curah hujan yang cukup signifikan di

wilayah Indonesia.

Page 21: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 18

Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png

Gambar 18. Grafik SOI Bulan Januari 2014 s.d. Februari 2016

3. MJO (Madden-Julian Oscillation)

Salah satu fenomena cuaca global yang juga mempengaruhi jumlah

curah hujan di Indonesia, khususnya daerah dekat khatulistiwa adalah osilasi

gugusan awan yang lazim disebut MJO. Menurut NOAA, diperkirakan MJO

pada awal hingga pertengahan Maret 2016 berada pada fase 7-2 sehingga

tidak mempengaruhi penambahan maupun pengurangan curah hujan di

wilayah Indonesia (Gambar 19). Hal ini juga terlihat dari anomali OLR yang

bernilai positif disebagian besar wilayah Indonesia (Gambar 20). Namun

terdapat indikasi anomali negatif OLR pada akhir Maret yang berarti tutupan

awan konvektif di wilayah Indonesia bagian barat akan mulai banyak.

Page 22: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 19

Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/foregfs.shtml

Gambar 19. Grafik Fase MJO pada Bulan Februari 2016 dan prakiraan Bulan Maret 2016

Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/spatial_olrmap_CA_full.gif

Page 23: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 20

Gambar 20. Anomali OLR sampai dengan 29 Februari 2016 dan prakiraan 15 hari kedepan

4. Dipole Mode / IOD (Indian Ocean Dipole)

Fenomena cuaca global terakhir yang juga mempengaruhi peluang hujan di

Indonesia, khususnya Indonesia Bagian Barat, adalah dipole mode. Menurut data

dari BoM, indeks IOD akhir Februari berada pada kondisi normal dengan nilai

terakhir -0.260 C (gambar 21). BMKG menyatakan kondisi normal IOD ini akan

berlangsung hingga bulan Juli 2016 (gambar 22).

Sumber: www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml

Gambar 21. Grafik indeks IOD sampai dengan akhir Februari 2016 dari BoM

Sumber: http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Klimatologi/Dinamika_Atmosfir.bmkg

Gambar 22. Prediksi Indeks Dipole Mode dari BoM dan BMKG

Page 24: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 21

5. Tinjauan Klimatologis

Kondisi cuaca bulan Maret di Batam berdasarkan data klimatologis selama

22 tahun (1993-2015) diketahui:

Secara umum jumlah curah hujan terbagi dua di Pulau Batam selama Bulan

Maret. Batam bagian Timur jumlahnya sekitar 100 – 150 mm, sedangkat Batam

bagian Barat sekitar 150 – 200 mm.

Kesimpulan:

Dari uraian di atas diketahui bahwa peluang pertumbuhan awan-awan

hujan di Batam pada bulan Maret 2016 cenderung lebih tinggi dibandingkan pada

bulan Februari 2016 begitu pula dengan peluang jumlah intensitas curah hujan.

B. PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET 2016

1. Prakiraan Hujan Dasarian

Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) diperoleh prediksi curah

hujan tiap dasarian mulai Maret 2016 hingga Februari 2017. Data masukan

yang digunakan adalah data series hujan dasarian Hang Nadim periode Maret

1999 s.d Februari 2016.

Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMA dengan normal

hujan dasarian periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi 0.96483 dan RMSE

(error) 13.0845. Hasilnya menunjukkan bahwa curah hujan di bulan Maret

2016 diprakirakan:

minimum rata-rata maksimum

SUHU UDARA 23.7 27 32.3

KELEMBAPAN UDARA 45% 82% 100%

ANGIN 6 Km/jam NE 50 Km/jam

HARI HUJAN 6 14* 24

*9 hari disertai petir

Page 25: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 22

Sesuai dengan kriteria sifat hujan dalam dasarian, prakiraan curah hujan

pada dasarian I, II dan III berada di bawah normal terhadap rata-rata.

2. Prakiraan Hujan Bulanan

Berdasarkan data-data dan analisis model serta program HyBMG 2.0.7

dapat diperoleh hasil prakiraan curah hujan satu bulan pada bulan Februari 2016

di wilayah Barelang sebagai berikut:

Tabel: Prakiraan Curah Hujan Bulan Maret 2016

dan membandingkan dengan normal hujannya maka sifat hujan bulan Maret 2016

di Barelang dapat diprakirakan sebagai berikut :

Tabel: Prakiraan Sifat Hujan Bulan Maret 2016

SIFAT HUJAN WILAYAH

Atas Normal

Normal Batam, Rempang, dan Galang

Bawah Normal

Dasarian Pertama Bawah Normal 47.3

Dasarian Kedua Bawah Normal 52.5

Dasarian Ketiga Bawah Normal 38.4

Sifat Hujan Jumlah Curah Hujan

Page 26: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 23

Gambar. 23 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Barelang bulan Maret 2016

Page 27: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 24

PRAKIRAAN GELOMBANG AWAL FEBRUARI 2016

1. Hasil Pantauan Sebagai Dasar Pertimbangan

Pusat Tekanan Rendah terbentuk di Samudra Hindia sebelah selatan Bali (1011 Hpa) dan

Laut Arafuru bagian barat sebelah selatan Kep. Tanimbar (1009 Hpa). Angin gradient di Wilayah

Indonesia sebelah utara Katulistiwa umumnya bertiup dari arah Utara – Timur Laut, di sebelah

selatan katulistiwa umumnya bertiup dari arah Barat Daya – Barat Laut. Suhu Muka Laut berkisar

antara 27 - 32 derajat Celcius. Anomali suhu muka laut berkisar antara 0.2 hingga 2.7 °C. Angin di

wilayah Indonesia utara equator umumnya bertiup dari Utara – Timur Laut dengan kecepatan

berkisar 10 - 40 Km/Jam, sedangkan di selatan equator bertiup dari Barat Daya - Barat Laut dengan

kecepatan berkisar 5 – 30 Km/Jam. Kecepatan angin tertinggi terjadi di Perairan Kep. Natuna dan

Kep. Anambas, Perairan Kep. Sangihe dan Kep. Talaud

2. Prospek Tinggi Gelombang

Hujan dengan intensitas sedang – lebat

Perairan barat Aceh, Perairan Bengkulu, Perairan utara P. Bangka, Selat Sunda, Perairan

utara dan selatan Jawa, Laut Jawa, Laut Bali, Perairan Kotabaru, Perairan selatan Kalimantan Tengah,

Selat Makassar bagian selatan, Teluk Bone, Laut Sumbawa, Laut Flores, Selat Ombai, Laut Banda

timur Sulawesi tenggara, Perairan Kep. Tanimbar, Perairan Kep. Aru, Perairan Kaimana, Perairan

Jayapura.

0.5 - 1.25 m (Slight)

Perairan timur Kep. Simeuleu, Perairan timur Kep. Nias – Sibolga, Perairan timur Kep.

Mentawai – Padang, Perairan selatan P. Sumba, Laut Sawu, Perairan Kupang – P. Rote, Perairan Riau,

Selat Berhala, Perairan utara Belitung, Selat Gelasa, Laut Jawa bagian barat dan tengah, Selat

Makassar, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores, Perairan utara Flores, Laut Sulawesi bagian barat,

Perairan utara Sulawesi, Laut Maluku bagian selatan, Teluk Cenderawasih, Perairan Kep. Raja Ampat,

Laut Buru, Laut Banda, Perairan Kep. Babar, Perairan Kep. Sermata – Kep. Leti.

1.25 - 2.50 m (Moderate)

Laut Andaman, Selat Malaka bagian utara, Perairan utara dan barat Aceh, Perairan barat Kep.

Simeuleu, Perairan barat Kep. Nias, Perairan barat Kep. Mentawai, Perairan Enggano, Perairan

Bengkulu hingga barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa, Perairan selatan

Bali hingga NTB, Samudera Hindia barat Sumatera dan selatan Jawa hingga NTB, Perairan timur P.

Bintan hingga Kep. Lingga, Perairan utara Bangka, Selat Karimata, Laut Jawa bagian timur, Laut

Sulawesi bagian tengah dan timur, Perairan Kep. Sangihe, Perairan Bitung – Manado, Laut Maluku

bagian utara, Perairan utara Kep. Sula, Perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, Perairan utara

Papua Barat dan Papua, Samudra Pasifik utara Halmahera dan Papua.

2.50 - 4.0 m (Rough)

Laut Cina Selatan sebelah utara Natuna, Perairan Kep. Natuna dan Kep. Anambas, Laut

Natuna, Perairan Kep. Talaud.

Page 28: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 25

PRAKIRAAN PASANG SURUT (TIDAL)

FEBRUARI 2016

A. Pendahuluan

Pasang surut air adalah gelombang yang mirip dengan gelombang air yang terjadi

akibat tiupan angin. Pasang surut memiliki panjang gelombang yang panjang, seperti yang

terdapat pada laut dalam namun terjadi untuk air dangkal, ini berarti pasang surut dibiaskan

oleh keadaan topografi kedalaman bawah air. Periodenya pun cukup panjang, dalam orde

jam. Pasang surut air terjadi disebabkan oleh gaya gravitasi dan gaya sentrifugal yang

ditimbulkan oleh gerakan bumi, bulan, dan matahari.

B. Pola Pasang Surut

Di seluruh dunia pasang surut berbeda baik ketinggian paras air maupun waktu

kejadiannya. Area pantai yang hanya punya satu pasang surut tertinggi dan terendah setiap

hari disebut diurnal tide (air pasang harian). Wilayah yang mengalami dua kali pasang dan dua

kali surut dalam sehari disebut mempunyai semi-diurnal tide. Jika semi-diurnal tide mempunyai

ketinggian air pasang yang dicapai berbeda dan saat surut juga level air tidak sama disebut

semi-diurnal mixed tide.

Pola pasang surut dapat dijelaskan secara gelombang dengan grafik yang menunjukkan

paras air untuk sumbu vertikal dan sumbu horisontal menyatakan waktu hari. Pengamatan

pasang surut dalam jangka waktu yang lama digunakan untuk menghitung rata-rata ketinggian

pasang. Dengan nilai rata-rata ini dapat dihitung anomali pasang naik dan pasang surut air.

C. Paras Pasang Surut.

Ketinggian air tertinggi yang dicapai permukaan air setiap hari disebut High Water

(HT) / Higt Tide (Ht). Titik terendah dimana permukaan air surut disebut Low Water

(LW) / Low Tide. Mengingat propinsi Kepulauan Riau sebagian besar wilayahnya terdiri

dari lautan maka fenomena pasang surut air laut sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan

yang berhubungan dengan kelautan seperti bongkar muat di Pelabuhan Laut, kegiatan para

nelayan dan lain sebagainya. Untuk itu dalam buletin ini kami sajikan prediksi pasang surut di

seluruh Propinsi Kepulauan Riau yang meliputi 6 (enam) Kabupaten Kota sebagai berikut :

Page 29: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 26

1. KOTA BATAM

i. BATU AMPAR

ii. SEKUPANG

Page 30: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 27

2. KABUPATEN BINTAN

i. TANJUNG UBAN

ii. TANJUNG PINANG

Page 31: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 28

3. KABUPATEN KARIMUN

i. TANJUNG BALAI KARIMUN

4. KABUPATEN LINGGA

i. DABO SINGKEP

Page 32: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 29

5. KABUPATEN ANAMBAS

i. SELAT PENITING

6. KABUPATEN NATUNA

i. SEDANAU

Page 33: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 30

PRAKIRAAN TERBIT/ TERBENAM

BULAN DAN MATAHARI FEBRUARI 2016

1. STASIUN METEOROLOGI HANG NADIM BATAM

Location : E104 07, N01 07, March 2016

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0613 1819 2356 1129

2 0613 1818 000 1217

3 0613 1818 0046 1307

4 0612 1818 0137 1359

5 0612 1818 0230 1453

6 0612 1818 0324 1547

7 0612 1817 0419 1643

8 0611 1817 0514 1739

9 0611 1817 0609 1834

10 0611 1817 0703 1930

11 0610 1817 0759 2026

12 0610 1816 0854 2122

13 0610 1816 0950 2219

14 0610 1816 1046 2315

15 0609 1816 1142 000

16 0609 1815 1237 0011

17 0609 1815 1330 0105

18 0608 1815 1421 0158

19 0608 1815 1510 0248

20 0608 1814 1558 0335

21 0607 1814 1643 0421

22 0607 1814 1727 0505

23 0607 1813 1811 0548

24 0606 1813 1854 0631

25 0606 1813 1937 0713

26 0606 1813 2020 0756

27 0605 1812 2105 0840

28 0605 1812 2152 0925

29 0605 1812 2239 1012

30 0604 1812 2329 1100

31 0604 1811 000 1150

2. STASIUN METEOROLOGI TANJUNGPINANG

Location : E104 32, N00 55, March 2016

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0611 1817 2354 1128

2 0611 1817 000 1216

3 0611 1817 0044 1306

4 0611 1816 0135 1358

5 0610 1816 0228 1451

6 0610 1816 0322 1546

7 0610 1816 0417 1641

8 0610 1816 0512 1737

9 0609 1815 0607 1833

10 0609 1815 0702 1928

11 0609 1815 0757 2024

Page 34: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 31

12 0608 1815 0852 2120

13 0608 1814 0948 2217

14 0608 1814 1044 2313

15 0608 1814 1140 000

16 0607 1814 1235 0009

17 0607 1813 1328 0103

18 0607 1813 1420 0156

19 0606 1813 1509 0246

20 0606 1813 1556 0334

21 0606 1812 1642 0419

22 0605 1812 1726 0504

23 0605 1812 1809 0547

24 0605 1812 1852 0629

25 0604 1811 1935 0712

26 0604 1811 2019 0755

27 0604 1811 2103 0838

28 0603 1810 2150 0924

29 0603 1810 2237 1010

30 0603 1810 2327 1058

31 0602 1810 000 1148

3. STASIUN METEOROLOGI RANAI

Location : E108 24, N03 55, March 2016

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0557 1800 2342 1108

2 0557 1800 000 1156

3 0557 1800 0032 1245

4 0556 1800 0123 1338

5 0556 1800 0216 1431

6 0556 1759 0309 1527

7 0555 1759 0404 1623

8 0555 1759 0458 1719

9 0555 1759 0552 1816

10 0554 1759 0646 1913

11 0554 1759 0740 2010

12 0554 1759 0834 2107

13 0553 1758 0929 2204

14 0553 1758 1025 2301

15 0553 1758 1120 2357

16 0552 1758 1215 000

17 0552 1758 1308 0051

18 0551 1758 1400 0143

19 0551 1757 1450 0233

20 0551 1757 1538 0320

21 0550 1757 1624 0405

22 0550 1757 1709 0449

23 0549 1757 1753 0531

24 0549 1756 1837 0613

25 0548 1756 1921 0654

26 0548 1756 2005 0737

27 0548 1756 2051 0820

28 0547 1756 2137 0904

29 0547 1755 2226 0951

30 0546 1755 2315 1039

31 0546 1755 000 1128

Page 35: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 32

4. STASIUN METEOROLOGI TANJUNG BALAI KARIMUN

Location : E103 23, N01 03, March 2016

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0616 1822 2359 1132

2 0616 1821 000 1220

3 0615 1821 0049 1310

4 0615 1821 0140 1402

5 0615 1821 0233 1456

6 0615 1821 0327 1551

7 0614 1820 0422 1646

8 0614 1820 0517 1742

9 0614 1820 0612 1837

10 0614 1820 0707 1933

11 0613 1819 0802 2029

12 0613 1819 0857 2125

13 0613 1819 0953 2222

14 0612 1819 1049 2318

15 0612 1819 1145 000

16 0612 1818 1240 0014

17 0612 1818 1333 0108

18 0611 1818 1424 0201

19 0611 1817 1514 0250

20 0611 1817 1601 0338

21 0610 1817 1646 0424

22 0610 1817 1730 0508

23 0610 1816 1814 0552

24 0609 1816 1857 0634

25 0609 1816 1940 0716

26 0609 1816 2023 0759

27 0608 1815 2108 0843

28 0608 1815 2155 0928

29 0608 1815 2242 1015

30 0607 1815 2332 1103

31 0607 1814 000 1153

5. STASIUN METEOROLOGI DABO SINGKEP

Location : E104 34, N00 28, March 2016

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0611 1817 2354 1128

2 0611 1817 000 1216

3 0610 1817 0043 1306

4 0610 1817 0134 1358

5 0610 1816 0227 1452

6 0610 1816 0321 1546

7 0610 1816 0416 1642

8 0609 1816 0511 1737

9 0609 1815 0606 1832

10 0609 1815 0702 1928

11 0608 1815 0757 2024

12 0608 1815 0853 2120

13 0608 1814 0949 2216

14 0608 1814 1045 2313

15 0607 1814 1141 000

16 0607 1814 1236 0008

17 0607 1813 1329 0103

18 0606 1813 1420 0155

Page 36: KATA PENGANTAR - hangnadim.kepri.bmkg.go.idhangnadim.kepri.bmkg.go.id/uploads/buletin/2016/03/28032016104841...Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2016 yang diterima dari stasiun/pos

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.027] 33

19 0606 1813 1509 0245

20 0606 1812 1556 0333

21 0606 1812 1642 0419

22 0605 1812 1726 0503

23 0605 1812 1809 0547

24 0605 1811 1851 0629

25 0604 1811 1934 0712

26 0604 1811 2018 0755

27 0604 1810 2103 0839

28 0603 1810 2149 0924

29 0603 1810 2237 1011

30 0603 1810 2326 1059

31 0602 1809 000 1149

6. STASIUN METEOROLOGI TAREMPA

Location : E106 15, N03 12, March 2016

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0606 1809 2350 1118

2 0605 1809 000 1205

3 0605 1809 0040 1255

4 0605 1809 0131 1347

5 0604 1808 0224 1441

6 0604 1808 0317 1536

7 0604 1808 0412 1632

8 0603 1808 0506 1729

9 0603 1808 0600 1825

10 0603 1808 0655 1921

11 0602 1808 0749 2018

12 0602 1807 0844 2115

13 0602 1807 0939 2212

14 0601 1807 1035 2309

15 0601 1807 1130 000

16 0601 1807 1225 0005

17 0600 1806 1318 0059

18 0600 1806 1410 0151

19 0559 1806 1500 0241

20 0559 1806 1547 0328

21 0559 1806 1633 0414

22 0558 1805 1718 0457

23 0558 1805 1802 0540

24 0558 1805 1845 0622

25 0557 1805 1929 0704

26 0557 1805 2013 0746

27 0556 1804 2059 0829

28 0556 1804 2145 0914

29 0556 1804 2233 1000

30 0555 1804 2323 1048

31 0555 1803 000 1138