KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam...

235
Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang Laporan Akhir i KATA PENGANTAR Pemanfaatan dan pengembangan potensi ekonomi daerah sesuai sumberdaya alam yang dimiliki Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkayang. Pengembangan kawasan pertanian di Kabupaten Bengkayang diprioritaskan pada kawasan pertanian yang berpotensi dan akan didukung dengan infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu diperlukan sebuah kajian Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang yang bertujuan untuk: (1) Menganalisis secara lebih tepat potensi dan peluang pembangunan pertanian, (2) Memprediksi program dan kegiatan yang dapat menjadi penghela dan mempercepat pembangunan pertanian, (3) Menyusun Rencana Aksi yang utuh dan terpadu dalam pembangunan pertanian, sedangkan sasaran dari kegiatan RAD ini adalah (1) Menghasilkan keragaan potensi dan peluang pertanian, (2) Menghasilkan alternatif program dan kegiatan yang dapat menjadi penghela dan mempercepat pembangunan pertanian, (3) Menghasilkan Rencana Aksi yang utuh dan terpadu dalam pembangunan pertanian. Kegiatan ini merupakan kejasama Bappeda Kabupaten Bengkayang, Propinsi Kalimantan Barat dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor. Laporan akhir ini menguraikan berbagai hasil yang menjawab tujuan studi sebagaimana diuraikan di atas dalam Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang. Demikian laporan akhir ini kami sampaikan, dengan harapan adanya saran dan masukan terhadap penyelesaian akhir kegiatan ini. Hormat Kami Penyusun

Transcript of KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam...

Page 1: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir i

KATA PENGANTAR

Pemanfaatan dan pengembangan potensi ekonomi daerah sesuai sumberdaya

alam yang dimiliki Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu kebijakan yang telah

ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkayang. Pengembangan kawasan pertanian

di Kabupaten Bengkayang diprioritaskan pada kawasan pertanian yang berpotensi dan

akan didukung dengan infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu diperlukan sebuah

kajian Rencana Aksi Daerah (RAD) Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten

Bengkayang yang bertujuan untuk: (1) Menganalisis secara lebih tepat potensi dan

peluang pembangunan pertanian, (2) Memprediksi program dan kegiatan yang dapat

menjadi penghela dan mempercepat pembangunan pertanian, (3) Menyusun Rencana

Aksi yang utuh dan terpadu dalam pembangunan pertanian, sedangkan sasaran dari

kegiatan RAD ini adalah (1) Menghasilkan keragaan potensi dan peluang pertanian, (2)

Menghasilkan alternatif program dan kegiatan yang dapat menjadi penghela dan

mempercepat pembangunan pertanian, (3) Menghasilkan Rencana Aksi yang utuh dan

terpadu dalam pembangunan pertanian.

Kegiatan ini merupakan kejasama Bappeda Kabupaten Bengkayang, Propinsi

Kalimantan Barat dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Institut Pertanian Bogor. Laporan akhir ini menguraikan berbagai hasil yang menjawab

tujuan studi sebagaimana diuraikan di atas dalam Penyusunan Rencana Aksi Daerah

(RAD) Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang. Demikian laporan

akhir ini kami sampaikan, dengan harapan adanya saran dan masukan terhadap

penyelesaian akhir kegiatan ini.

Hormat Kami

Penyusun

Page 2: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2. Tujuan ........................................................................................................ 2

1.3. Sasaran ...................................................................................................... 2

1.4. Ruang Lingkup ........................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN TERHADAP RPJMN DAN MASTERPLAN PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG .......................................................................... 4

2.1. Sasaran Pokok Pembangunan Nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ................................ 4

2.2. Masterplan Bidang Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan ............................................................................................... 9

2.3. Masterplan Bidang Peternakan ............................................................... 20

2.4. Masterplan Bidang Perikanan ................................................................. 27

BAB 3 METODE PENYUSUNAN RENCANA AKSI ...................................................... 31

3.1. Pendekatan Sistem Agribisnis ................................................................. 31

3.1.1. Subsistem Agribisnis Hulu .......................................................... 33

3.1.2. Subsistem Usaha tani ................................................................. 33

3.1.3. Subsistem Pengolahan Hasil Pertanian ...................................... 35

3.1.4. Subsistem Pemasaran ................................................................ 36

3.1.5. Subsistem Jasa Layanan Pendukung (Kelembagaan dan Kegiatan Penunjang dalam Agribisnis ........................................ 37

3.2. Penyusunan Rencana Aksi Bidang Pertanian .......................................... 42

3.2.1. Pengumpulan Data dan/atau Informasi ..................................... 43

3.2.2. Analisis Data dan/atau Informasi ............................................... 47

3.3. Penyusunan Rencana Aksi Bidang Peternakan ....................................... 48

3.3.1. Pengumpulan Data dan/atau Informasi ..................................... 49

3.3.2. Analisis Data dan/atau Informasi ............................................... 50

3.4. Penyusunan Rencana Aksi Bidang Perikanan .......................................... 51

BAB 4 SISTEM AGRIBISNIS KOMODITAS ................................................................ 54

Page 3: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir iii

4.1. Pertanian Tanaman Pangan .................................................................... 54

4.1.1. Padi ............................................................................................. 54

4.1.2. Jagung ......................................................................................... 67

4.2. Pertanian Hortikultura ............................................................................ 73

4.2.1. Aneka Sayuran ............................................................................ 73

4.2.2. Aneka Buah ................................................................................. 78

4.3. Perkebunan ............................................................................................. 85

4.3.1. Karet ........................................................................................... 88

4.3.2. Kelapa Sawit ............................................................................... 93

4.3.3. Lada ............................................................................................ 95

4.3.4. Kelapa ....................................................................................... 100

4.4. Peternakan ............................................................................................ 101

4.4.1. Sapi ........................................................................................... 102

4.4.2. Kambing .................................................................................... 107

4.4.3. Ayam Lokal/Domestik............................................................... 113

4.4.4. Babi ........................................................................................... 117

4.5. Perikanan ............................................................................................... 123

4.5.1. Perikanan Tangkap ................................................................... 125

4.5.2. Perikanan Budidaya .................................................................. 141

BAB 5 SASARAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN ........ 158

5.1. Sasaran dan Strategi Percepatan Pembangunan Pertanian ................. 159

5.1.1. Tanaman Pangan ...................................................................... 159

5.1.2. Hortikultura .............................................................................. 167

5.2. Sasaran dan Strategi Percepatan Pembangunan Peternakan............... 176

5.2.1. Komoditas Sapi ......................................................................... 176

5.2.2. Komoditas Kambing .................................................................. 181

5.2.3. Komoditas Ayam Lokal/Domestik ............................................ 185

5.2.4. Komoditas Babi ......................................................................... 188

5.3. Sasaran dan Strategi Percepatan Pembangunan Perikanan ................. 191

BAB 6 RENCANA AKSI PERCEPATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN ....................... 193

6.1. Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Pertanian ............................. 193

6.2. Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Peternakan .......................... 207

6.3. Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Perikanan ............................. 219

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 223

Page 4: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sasaran Makro Pembangunan Nasional 2014-2019 ...................................... 5

Tabel 2.2. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan 2014-2019 ..................................... 6

Tabel 2.3. Sasaran Pembangunan Kewilayahan dan Antar wilayah ............................... 7

Tabel 2.4 Indikasi Program Rencana Induk (Master Plan) Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan ....................... 10

Tabel 2.5. Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) ...................... 21

Tabel 2.6. Program Kegiatan, dan Rencana Pelaksanaan Program-Program Pengembangan Peternakan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Bengkayang ................................................................................ 23

Tabel 2.7. Strategi dan program Pengembangan Perikanan Kabupaten Bengkayang .................................................................................................. 27

Tabel 2.8. Indikasi Program Rencana Induk (Master plan) Perikanan Kabupaten Bengkayang .................................................................................................. 28

Tabel 3.1. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Padi Sawah dan Padi Ladang .................................................................................................. 43

Tabel 3.2. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Jagung dan Ubi Kayu .............................................................................................................. 44

Tabel 3.3. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Aneka Buah ........... 45

Tabel 3.4. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Aneka Sayur .......... 45

Tabel 3.5. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Karet ...................... 46

Tabel 3.6. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Kelapa Sawit .......... 46

Tabel 3.7. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Kelapa, Kopi, Kakao, Lada dan Cengkeh ............................................................................. 47

Tabel 3.8. Uraian Subsistem Agribisnis dalam Pengembangan Perikanan ................... 52

Tabel 4.1. Luas Panen Padi di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2010-2013..................................................................................................... 56

Tabel 4.2. Neraca Beras 2010-2013 dan Proyeksinya di Kabupaten Bengkayang sampai Tahun 2034 ...................................................................................... 65

Tabel 4.3. Luas Lahan Sawah dan Penggunaannya Menurut Kecamatan di Kabupaten Bengkayang 2013. ...................................................................... 66

Tabel 4.4. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan agribisnis padi ..................................................................... 67

Tabel 4.5. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan agribisnis jagung ................................................................. 71

Tabel 4.6. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan agribisnis aneka sayuran .................................................... 76

Page 5: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir v

Tabel 4.7. Jumlah Pohon dan Produksi Aneka Buah di Kabupaten Bengkayang Tahun 2013 ................................................................................................... 78

Tabel 4.8. Hasil Identifikasi Permasalahan Dan Usulan Program Dalam Pengembangan Agribisnis Durian ................................................................ 79

Tabel 4.9. Keadaan Komoditas Perkebunan di Kabupaten Bengkayang Tahun 2014... 86

Tabel 4.10. Hasil Identifikasi Permasalahan Dan Usulan Program Dalam Pengembangan Agribisnis Karet ................................................................... 89

Tabel 4.11. Hasil Identifikasi Permasalahan dan Usulan Program dalam Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit Rakyat Swadaya Mandiri .............. 95

Tabel 4.12. Hasil Identifikasi Permasalahan dan Usulan Program dalam Pengembangan Agribisnis Lada .................................................................... 99

Tabel 4.13. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan sapi ................................................................................... 106

Tabel 4.14. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan kambing ............................................................................ 111

Tabel 4.15. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan ayam domestik ................................................................. 116

Tabel 4.16. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan babi ................................................................................... 120

Tabel 4.17. Produksi perikanan di Kabupaten Bengkayang menurut jenis perikanan 2010-2011................................................................................................... 123

Tabel 4.18. Produksi perikanan di Kabupaten Bengkayang menurut kecamatan dan jenis perikanan 2011 .................................................................................. 124

Tabel 4.19. Banyaknya nelayan dan perahu/kapal di Kabupaten Bengkayang menurut jenis perahu/kapal dan kecamatan 2011 .................................... 125

Tabel 4.20. Jenis alat tangkap di perairan umum dan jumlah tripnya di Kabupaten Bengkayang 2013 ....................................................................................... 127

Tabel 4.21. Jenis alat tangkap di perairan laut di Kabupaten Bengkayang 2013 .......... 127

Tabel 4.22. Produksi ikan perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2009-2011& 2013 ............................................................................... 128

Tabel 4.23. Produksi ikan perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013 .................................................................................................... 130

Tabel 4.24. Jumlah produksi ikan perairan laut di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013 ............................................................................................ 132

Tabel 4.25. Harga rata-rata per Kg ikan hasil perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013 ........................................................ 134

Tabel 4.26. Harga rata-rata per Kg hasil perairan laut di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013 ............................................................................. 136

Tabel 4.27. Nilai produksi ikan hasil perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013 ............................................................................. 137

Page 6: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir vi

Tabel 4.28. Nilai produksi ikan hasil perairan laut di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013 ............................................................................. 139

Tabel 4.29. Luas area perikanan dan banyaknya budidaya perikanan di Kabupaten Bengkayang menurut jenis budidaya dan kecamatan 2011 ...................... 142

Tabel 4.30. Jumlah petani budidaya perikanan di Kabupaten Bengkayang menurut jenis budidaya dan kecamatan 2011 .......................................................... 143

Tabel 4.31. Produksi ikan budidaya di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2009-2011................................................................................................... 145

Tabel 4.32. Produktivitas lahan dan pembudidaya udang berdasarkan luas lahan, jumlah pembudidaya, dan jumlah produksi di Kabupaten Bengkayang 2009-2011................................................................................................... 145

Tabel 5.1. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Padi Sawah di Kabupaten Bengkayang ................................................................................................ 161

Tabel 5.2. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Padi Ladang di Kabupaten Bengkayang .............................................................................. 163

Tabel 5.3. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Jagung di Kabupaten Bengkayang ................................................................................................ 164

Tabel 5.4. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Komoditas Padi sawah, Padi Ladang dan Jagung ..................................................................................... 165

Tabel 5.5. Sasaran Produksi Aneka Sayuran di Kabupaten Bengkayang ..................... 167

Tabel 5.6. Sasaran Produksi Aneka Sayuran di Kabupaten Bengkayang ..................... 167

Tabel 5.7. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Aneka Sayuran di Kabupaten Bengkayang .............................................................................. 168

Tabel 5.8. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan Pertanian Tanaman Hortikultura Aneka Sayuran .............. 168

Tabel 5.9. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Durian di Kabupaten Bengkayang ................................................................................................ 169

Tabel 5.10. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Pisang di Kabupaten Bengkayang ................................................................................................ 170

Tabel 5.11. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Jeruk di Kabupaten Bengkayang ................................................................................................ 171

Tabel 5.12. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Nanas di Kabupaten Bengkayang ................................................................................................ 171

Tabel 5.13. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan Pertanian Tanaman Hortikultura Aneka Buah ................... 172

Tabel 5.14. Sasaran Pengembangan Tabel Komoditas Unggulan Karet di Kabupaten Bengkayang ................................................................................................ 173

Tabel 5.15. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Kelapa Sawit di Kabupaten Bengkayang .............................................................................. 173

Page 7: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir vii

Tabel 5.16. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Lada di Kabupaten Bengkayang ................................................................................................ 174

Tabel 5.17. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Kelapa di Kabupaten Bengkayang ................................................................................................ 175

Tabel 5.18. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan Pertanian Tanaman Perkebunan ........................................ 175

Tabel 5.19. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Sapi di Kabupaten Bengkayang ................................................................................................ 178

Tabel 5.20. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan Peternakan Komoditas Sapi ............................................... 180

Tabel 5.21. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Kambing di Kabupaten Bengkayang ................................................................................................ 183

Tabel 5.22. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan Peternakan Komoditas Kambing ........................................ 184

Tabel 5.23. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Ayam Lokal/Domestik di Kabupaten Bengkayang .............................................................................. 186

Tabel 5.24. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan Peternakan Komoditas Ayam Lokal/Domestik ................... 187

Tabel 5.25. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Babi di Kabupaten Bengkayang ................................................................................................ 189

Tabel 5.26. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan Peternakan Komoditas Babi ............................................... 190

Tabel 5.27. Sasaran Pengembangan Komoditas perikanan tangkap dan perikanan budidaya ..................................................................................................... 191

Tabel 5.28. Strategi dan program Pengembangan Perikanan Kabupaten Bengkayang ................................................................................................ 192

Tabel 6.1. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Padi Sawah ..................................... 194

Tabel 6.2. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Padi Ladang..................................... 195

Tabel 6.3. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Jagung ............................................. 196

Tabel 6.4. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Aneka Sayuran ................................ 197

Tabel 6.5. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Durian ............................................. 198

Tabel 6.6. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Pisang.............................................. 199

Tabel 6.7. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Jeruk ............................................... 200

Tabel 6.8. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Nanas .............................................. 201

Tabel 6.9. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Karet ............................................... 202

Tabel 6.10. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Kelapa Sawit ................................... 204

Tabel 6.11. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Lada ................................................ 205

Tabel 6.12. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Kelapa ............................................. 206

Page 8: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir viii

Tabel 6.13. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Sapi ................................................. 208

Tabel 6.14. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Kambing .......................................... 212

Tabel 6.15. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Ayam Lokal/Domestik..................... 215

Tabel 6.16. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Babi ................................................. 217

Tabel 6.17. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Perikanan ........................................ 220

Page 9: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Keterkaitan antar Subsistem dalam Sistem Agribisnis ............................ 33

Gambar 3.2. Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis ........ 35

Gambar 3.3. Konsep Rencana Aksi Perikanan Kabupaten Bengkayang ....................... 52

Gambar 4.1. Perkembangan luas tanam, luas panen, dan produktivitas Padi Sawah ...................................................................................................... 55

Gambar 4.2. Perkembangan luas tanam, luas panen, dan produktivitas Padi Ladang ..................................................................................................... 55

Gambar 4.3. Sebaran padi berdasarkan luas panen menurut kecamatan di Kabupaten Bengkayang 2010-2013 ........................................................ 57

Gambar 4.4. Sebaran padi sawah berdasarkan luas panen menurut kecamatan di Kabupaten Bengkayang 2010-2013 ........................................................ 57

Gambar 4.5. Sebaran padi ladang berdasarkan luas panen menurut kecamatan di Kabupaten Bengkayang 2010-2013 ........................................................ 57

Gambar 4.6. Peta sebaran blok sawah di Kabupaten Bengkayang .............................. 58

Gambar 4.7. Perkembangan luas tanam, luas panen, dan produktivitas Jagung 2009-2013 ............................................................................................... 68

Gambar 4.8. Sebaran jagung berdasarkan luas panen menurut kecamatan di Kabupaten Bengkayang 2010-2013 ........................................................ 68

Gambar 4.9. Peta indikasi potensi sebaran lahan jagung di Kabupaten bengkayang ............................................................................................. 72

Gambar 4.10. Luas panen, produktivitas, dan produksi aneka sayuran di Kabupaten Bengkayang 2013 .................................................................. 73

Gambar 4.11. Peta indikasi potensi sebaran komoditas sayuran di Kabupaten Bengkayang ............................................................................................. 77

Gambar 4.12. Sebaran Wilayah Buah Durian di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013 ........................................................................... 79

Gambar 4.13. Sebaran Wilayah Buah Pisang di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013 ........................................................................... 80

Gambar 4.14. Sebaran Wilayah Buah Jeruk di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013 ........................................................................... 82

Gambar 4.15. Sebaran Wilayah Nanas di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013 ........................................................................... 83

Gambar 4.16. Peta indikasi potensi penyebaran buah-buahan di Kabupaten Bengkayang ............................................................................................. 84

Gambar 4.17. Perkembangan Luas Tanaman Perkebunan di Kabupaten Bengkayang 2010-2013...................................................................... 85

Page 10: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir x

Gambar 4.18. Perkembangan Produksi Perkebunan di Kabupaten Bengkayang 2010-2013 ............................................................................................... 85

Gambar 4.19. Peta indikasi potensi penyebaran tanaman perkebunan di Kabupaten Bengkayang ........................................................................... 87

Gambar 4.20. Sebaran Wilayah Komoditas Karet di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013 ........................................................... 88

Gambar 4.21. Sebaran Wilayah Komoditas Kelapa Sawit di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013 ........................................................... 94

Gambar 4.22. Perkembangan Luas Tanaman, Produksi dan Produktivitas Lada di Kabupaten Bengkayang 2010-2014 ........................................................ 96

Gambar 4.23. Sebaran Wilayah Komoditas Lada di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013 ........................................................... 97

Gambar 4.24. Perkembangan Luas Tanaman, Produksi dan Produktivitas Kelapa di Kabupaten Bengkayang 2010-2014 ...................................................... 100

Gambar 4.25. Sebaran Wilayah Komoditas Kelapa Dalam di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013 ..................................... 101

Gambar 4.26. Status populasi dan tingkat pemotongan sapi di Kabupaten Bengkayang ........................................................................................... 102

Gambar 4.27. Tingkat pemotongan ternak sapi berdasarkan jenis kelamin ............... 103

Gambar 4.28. Distribusi sapi berdasarkan kecamatan di Kabupaten Bengkayang ...... 104

Gambar 4.29. Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak ................................................ 105

Gambar 4.30. Status populasi dan tingkat pemotongan kambing di Kabupaten Bengkayang ........................................................................................... 107

Gambar 4.31. Jenis kambing paling dibudidayakan di Kabupaten Bengkayang (a) adakah kambing kacang dan (b) adalah kambing PE ............................ 109

Gambar 4.32. Tingkat pemotongan terna sapi berdasarkan jenis kelamin ................. 110

Gambar 4.33. Distribusi kambing berdasarkan kecamatan di Kabupaten Bengkayang ........................................................................................... 111

Gambar 4.34. Pola budidaya ayam lokal di kabupaten Bengkayang. (a) adalah pemeliharaan intensif, (b) pemeliharaan semi intensif dan (c) adalah pemeliharaan ekstensif ......................................................................... 113

Gambar 4.35. Status populasi dan tingkat pemotongan ayam lokal di Kabupaten Bengkayang ........................................................................................... 114

Gambar 4.36. Distribusi ayam lokal dan pemotongan ayam lokal berdasarkan kecamatan di Kabupaten Bengkayang .................................................. 115

Gambar 4.37. Pola budidaya babi di kabupaten Bengkayang. (a) adalah pemeliharaan intensif, (b) pemeliharaan semi intensif ........................ 117

Gambar 4.38. Status populasi dan tingkat pemotongan babi di Kabupaten Bengkayang ........................................................................................... 118

Page 11: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir xi

Gambar 4.39. Tingkat pemotongan babi berdasarkan jenis kelamin berdasarkan kecamatan di kabupaten Bengkayang .................................................. 119

Gambar 4.40. Distribusi babi berdasarkan kecamatan di Kabupaten Bengkayang ..... 120

Gambar 4.41. Peta indikasi potensi pengembangan peternakan di Kabupaten Bengkayang ........................................................................................... 122

Gambar 4.42. Perkembangan jumlah nelayan, perahu tanpa motor (PTM), perahu motor tempel (PMT), dan kapal motor di Kabupaten Bengkayang 2009-2011 ............................................................................................. 126

Gambar 4.43. Produksi ikan perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2009 - 2011& 2013 ................................................................ 129

Gambar 4.44. (a) & (b) Produksi ikan perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013 ........................................................................ 131

Gambar 4.45. (a), (b) & (c)) Produksi ikan perairan laut di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013 ........................................................................ 134

Gambar 4.46. (a) & (b) Harga rata-rata per Kg ikan hasil perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013 ................................. 135

Gambar 4.47. (a) & (b) Nilai produksi ikan hasil perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013 ................................................... 138

Gambar 4.48. (a), (b) & (c) Nilai produksi ikan hasil perairan laut di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013 ................................................... 141

Gambar 4.49. Jumlah petani budidaya perikanan di Kabupaten Bengkayang menurut jenis budidaya dan kecamatan 2011 ...................................... 144

Gambar 4.50. Produktivitas lahan dan pembudidaya udang di Kabupaten Bengkayang 2009-2011 ......................................................................... 146

Gambar 4.51. Hapa (katong waring) untuk memijahkan induk, menetaskan telur dan memelihara larva ikan mas (Cyprinus carpio) di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Desa Cipta Karya, Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang ............................................................ 147

Gambar 4.52. Hapa (kantong waring) untuk menampung ikan hasil panen dan siap dipasarkan kepada pembeli yang datang ke Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di Desa Cipta Karya Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang ......................................................................... 148

Gambar 4.53. Pegung untuk pemeliharaan ikan air tawar secara tradisional yang ditandai oleh padat penebaran rendah, jenis ikan beragam bahkan terdapat ikan liar, dan tanpa pemberian pakan dan pengelolaan kualitas air, banyak terdapat di Kabupaten Bengkayang ...................... 150

Gambar 4.54. Tambak untuk usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Bengkayang ........... 151

Gambar 4.55. Balai benih ikan BBI untuk komoditas ikan budidaya air tawar di Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang .................................. 154

Gambar 4.56. Fasilitas indoor berupa bak, kolam dan akuarium di BBIL Samalantan yang belum dusahakan secara optimal ................................................. 154

Page 12: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir xii

Gambar 4.57. Peta indikasi potensi pengembangan perikanan di Kabupaten Bengkayang ........................................................................................... 157

Page 13: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Bengkayang merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten

Sambas. Melalui Undang-undang Nomor 10 tahun 1999 tentang pembentukan Daerah

Tingkat II Bengkayang, secara resmi mulai tanggal 20 April 1999, Kabupaten Bengkayang

terpisah dari Kabupaten Sambas.

Kabupaten Bengkayang memiliki tanah yang subur dengan kontur yang beragam.

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian daerah ini. Apalagi

dengan relief yang beragam, dari pegunungan hingga daerah pesisir pantai, menjadikan

Bengkayang kaya akan keanekaragaman sumber daya alam. Pembangunan di wilayah

ini masih tergolong tertinggal, namun dengan adanya semangat otonomi daerah

diharapkan dapat memacu pembangunan Kabupaten Bengkayang menjadi lebih maju di

segala bidang.

Secara keseluruhan, luas wilayah Kabupaten Bengkayang adalah sebesar 5.396,30

km2 atau sekitar 3,68 persen dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini

menjadikan Kabupaten Bengkayang sebagai kabupaten dengan cakupan wilayah terkecil

di Kalimantan Barat. Pada tahun 2008, daerah pemerintahan Kabupaten Bengkayang

dibagi menjadi 17 kecamatan yang terdiri atas 2 kelurahan dan 122 desa definitif. Jagoi

Babang merupakan kecamatan yang paling luas di Kabupaten Bengkayang dengan

cakupan wilayah sebesar 655 km2 atau sekitar 12,14 persen dari luas Kabupaten

Bengkayang keseluruhan. Kecamatan dengan wilayah terkecil adalah Kecamatan Capkala

dengan luas wilayah sebesar 46,35 km2 atau hanya sekitar 0,86 persen dari total luas

Kabupaten Bengkayang. Dilihat dari jarak tempuh terjauh dari ibukota kecamatan ke

ibukota kabupaten di Kabupaten Bengkayang, Kecamatan Siding adalah kecamatan

dengan jarak tempuh terjauh, yaitu sekitar 103,68 km disusul Kecamatan Jagoi Babang

dan Kecamatan Sungai Raya.

RPJMN 2015-2019 memberikan arahan agar sumber daya alam, termasuk

pertanian yang di dalamnya termasuk peternakan, dan perikanan yang dikembangkan

untuk menjadi sumber penghidupan masyarakat secara berkelanjutan. Pengembangan

Page 14: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 2

pertanian tersebut harus diarahkan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan daya

saing di tingkat perdagangan bebas Asean. Oleh karena itu, pengembangan pertanian di

Kabupaten Bengkayang perlu didasarkan pada suatu rencana aksi (action plan) yang

tepat sebagai kelanjutan dari suatu rencana induk (masterplan) yang telah disusun.

Masterplan Pembangunan Pertanian (Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan,

dan Perikanan) di Kabupaten Bengkayang telah disusun pada tahun 2014 sebagai dasar

perencanaan pembangunan pertanian dalam arti luas, khususnya menyangkut

keterpaduan kegiatan pembangunan yang mendukung peningkatan produksi pertanian

yang memiliki daya saing dan bernilai jual tinggi. Masterplan diharapkan akan menjadi

acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam merencanakan dan

melaksanaan program-program pengembangan sektor pertanian dan sistem

agribisnisnya.

Sebagai tindak lanjut dari Masterplan yang telah ada, perlu disusun rencana aksi

daerah percepatan pembangunan dari sektor pertanian, (termasuk peternakan, dan

perikanan) sehingga didapatkan program dan kegiatan yang dapat dijadikan faktor

penghela pembangunan sektor pertanian sebagai acuan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) terkait dalam menyusun rencana kerja tahunan pembangunan pertanian.

1.2. Tujuan

1. Menganalisis secara lebih tepat potensi dan peluang pembangunan pertanian.

2. Menyusun program dan kegiatan yang dapat menjadi penghela dan mempercepat

pembangunan pertanian.

3. Menyusun Rencana Aksi yang utuh dan terpadu dalam pembangunan pertanian.

1.3. Sasaran

1. Menghasilkan keragaan potensi dan peluang pertanian.

2. Menghasilkan alternatif program dan kegiatan yang dapat menjadi penghela dan

mempercepat pembangunan pertanian.

3. Menghasilkan Rencana Aksi yang utuh dan terpadu dalam pembangunan pertanian.

Page 15: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 3

1.4. Ruang Lingkup

Secara wilayah, ruang lingkup penyusunan RAD Percepatan Pembangunan

Pertanian mencakup wilayah Kabupaten Bengkayang. Sektor ekonomi yang

dikembangkan adalah pertanian dalam arti luas meliputi pertanian tanaman pangan,

perkebunan, peternakan, dan perikanan.

Page 16: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 4

BAB 2 TINJAUAN TERHADAP RPJMN DAN MASTERPLAN

PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG

2.1. Sasaran Pokok Pembangunan Nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN)

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional.

Secara singkat kontribusi sektor pertanian tercermin lewat kontribusinya dalam

pembentukan produk domestik bruto (PDB) nasional, penyerapan tenaga kerja, ekspor

hasil-hasil pertanian khususnya perkebunan. Selain itu yang juga penting untuk

dicermati adalah peran sektor pertanian dalam menjaga dan memelihara fungsi

lingkungan hidup (multifungsi lahan pertanian). Berdasarkan hasil kajian masterplan

pertanian Kabupaten Bengkayang, menunjukkan potensi yang besar dibidang pertanian

untuk dikembangkan baik sumberdaya alamnya maupun sumberdaya manusianya.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 mengamanatkan

bahwa, sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN III (2015-2019) ditekankan pada

peningkatan daya saing bangsa di berbagai bidang. Secara klasik, definisi daya saing

suatu bangsa kerap terkait dengan capaian pertumbuhan PDB per kapita; kemampuan

untuk memproduksi barang dan jasa yang memenuhi uji pasar internasional; ataupun

produktivitas berbasiskan sumber daya manusia, modal, dan sumber daya alam.

Untuk menjawab tantangan pembangunan tersebut maka diwujudkanlah visi dan

misi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 yaitu: Terwujudnya Indonesia Yang

Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong.

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya

maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai

negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

Page 17: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 5

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat,

dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,

Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka pembangunan

nasional 2015-2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama diantaranya

mencakup sasaran makro (Tabel 2.1), sasaran pembangunan sektor unggulan (Tabel 2.2)

dan sasaran pembangunan kewilayahan dan antar wilayah (Tabel 2.3).

Tabel 2.1. Sasaran Makro Pembangunan Nasional 2014-2019

No. Pembangunan Baseline 2014 Sasaran

2019

Pembangunan Manusiadan Masyarakat

a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,8 76,3

b. Indeks Pembangunan Masyarakat *) 0,55 Meningkat

c. Indeks Gini 0,41 0,36

d. Meningkatnya presentasi penduduk yang menjadi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Kesehatan

51,8 % (Oktober 2014)

Min. 95%

e. Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan Pekerja Formal Pekerja Informal

29,5 juta 1,3 juta

62,4 juta 3,5 juta

Ekonomi Makro

a. Pertumbuhan ekonomi 5,1 % (perkiraan) 8,0 %

b. PDB per Kapita (Rp ribu) Tahun Dasar 2010 43.403 72.217

c. Inflasi 8,4 % 3,5 %

d. Rasio Pajak Tahun Dasar 2010 ***) 11,5 % 16,0 %

e. Tingkat Kemiskinan 10,96 % **) 7,0 – 8,0 %

f. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,94 % 4,0 – 5,0 %

Keterangan : *) Indeks pembangunan masyarakat merupakan indeks komposit yang mengukur sifat

kegotongroyongan, toleransi dan rasa aman masyarakat. **) Tingkat kemiskinan Bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi

BBM pada Bulan November 2014 ***) Termasuk pajak daerah sebesar satu persen PDB

Page 18: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 6

Tabel 2.2. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan 2014-2019

No. Pembangunan Baseline 2014 Sasaran 2019

Kedaulatan Pangan

1. Produksi Dalam Negeri

a. Padi (Juta Ton) 70,6 82,0

b. Jagung (Juta Ton) 19,13 24,1

c. Kedelai (Juta Ton) 0,92 2,6

d. Gula (Juta Ton) 2,6 3,8

e. Daging Sapi (Ribu Ton) 452,7 755,1

f. Produksi Ikan (Juta Ton) 12,4 18,8

2. Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi

a. Pembangunan dan Peningkatan Jaringan Irigasi air permukaan, air tanah dan rawa (juta ha)

8,9 9,89

b. Rehabilitasi jaringan irigasi permukaan, air tanah dan rawa (juta ha)

2,71 3,01

c. Pembangunan dan Peningkatan irigasi tambak (ribu ha)

189,75 304,75

d. Pembangunan waduk 21 49

Catatan : Untuk 3 tahun pertama : fokus pada swasembada padi. Untuk kedelai fokus pada konsumsi dalam negeri utamanya untuk tahu dan tempe; Gula, daging sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumah tangga.

Maritim dan Kelautan

1. Memperkuat Jatidiri sebagai Negara Maritim

a. Penyelesaian pencatatan/deposit pulau-pulau kecil ke PBB

13.466 17.466 (Selesai Tahun 2017)

b. Penyelesaian batas maritim antar negara 1 negara 9 negara

2. Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar

a. Meningkatnya ketaatan pelaku perikanan 52 % 87 %

3. Membangun konektivitas Nasional

a. Pembangunan pelabuhan untuk menunjang tollaut - 24

b. Pengembangan pelabuhan penyeberangan 210 270

c. Pembangunan kapal perintis 50 unit 104 unit

4. Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan

a. Produksi hasil perikanan (juta Ton) 22,4 40-50

b. Pengembangan pelabuhan perikanan 21 unit 24 unit

c. Peningkatan luas kawasan konservasi laut 15,7 juta ha 20 juta ha

Infrastruktur Dasar dan Konektivitas

a. Kapasitas pembangkit (GW) 50,7 86,6

b. Rasio elektrifikasi (%) 81,5 96,6

c. Konsumsi Listrik Perkapita 843 KWh 1.200 KWh

d. Kawasan permukiman kumuh perkotaan 38.431 Ha 0 Ha

e. Kekurangan tempat tinggal (backlog) berdasarkan perspektif menghuni

7,6 juta 5 juta

f. Akses air minum layak 70 % 100 %

g. Akses Sanitasi Layak 60,9 % 100 %

h. Kondisi mantap jalan nasional 94 % 98 %

i. Pengembangan jalan nasional 38.570 km 45.592 km

Page 19: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 7

No. Pembangunan Baseline 2014 Sasaran 2019

j. Pembangunan jalan baru (kumulatif 5 tahun) 1.202 km 2.650 km

k. Pengembangan jalan tol (kumulatif 5 tahun) 807 km 1.000 km

l. Panjang jalur kereta 5.434 km 8.692 km

m. Pengembangan pelabuhan 278 450

n. Dwelling Time Pelabuhan 6-7 hari 3-4 hari

o. Jumlah Bandara 237 252

p. On-Time Performance penerbangan 75 % 95 %

q. Kab./Kota yang dijangkau Broadband 82 % 100 %

r. Jumlah Dermaga Penyeberangan 210 275

s. Pangsa Pasar Angkutan Umum Perkotaan 23 % 32

Tabel 2.3. Sasaran Pembangunan Kewilayahan dan Antar wilayah

No. Pembangunan Baseline 2014 Sasaran 2019

Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah

1. Peran Wilayah dalam Pembentukan PDB Nasional

a. Sumatera 23,8 *) 24,6

b. Jawa 58,0 *) 55,1

c. Bali-Nusa Tenggara 2,5 *) 2,6

d. Kalimantan 8,7 *) 9,6

e. Sulawesi 4,8 *) 5,2

f. Maluku-Papua 2,2 *) 2,9

Keterangan : *) Tahun 2013

2. Pembangunan Perdesaan

a. Penurunan desa tertinggal - s.d. 5.000 desa tertinggal

b. Peningkatan desa - Paling sedikit 2.000 desa mandiri

3. Pengembangan Kawasan Perbatasan

a. Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan (Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN)

3 (111 lokasi prioritas) 10 (187 lokasi prioritas)

b. Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan

12 pulau-pulau kecil terluar berpenduduk

92 pulau kecil terluar/terdepan

4. Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa

a. Kawasan ekonomi khusus di luar Pulau Jawa

7 14

b. Kawasan Indistri n.a. 14

c. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)

4 4

Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya di Kabupaten

Bengkayang tentunya mendorong peningkatan jumlah permintaan pada sektor pangan.

Sehingga peningkatan permintaan penambahan luasan lahan pertanian dan perkebunan

Page 20: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 8

terutama lahan sawah dan lahan kering untuk tanaman palawija, di samping untuk tanaman

tahunan tidak dapat dihindarkan, maka Kementerian Pertanian menyelenggarakan

pembangunan bidang pertanian yang fokus pada pencapaian terhadap: 1) swasembada

dan swasembada pangan berkelanjutan; 2) peningkatan diversifikasi pangan; 3)

peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor pangan; serta sebagai pendukung, dilakukannya

4) peningkatan kesejahteraan bagi petani/pekebun sebagai pelaku utama bidang

pertanian dan perkebunan. Penyelenggaraan pembangunan bidang pertanian tersebut,

diwujudkan melalui sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis iptek dan

sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis.

Swasembada daging sapi telah ditetapkan sebagai salah satu target dari

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Berdasarkan target yang

ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian, produksi daging yang

ditetapkan ditahun 2019 adalah 755,1 ribu ton. Langkah yang dilakukan pemerintah saat

ini adalah dengan adanya pengetatan impor, dengan demikian diharapkan terjadi

peningkatan produktivitas sapi potong lokal yang nantinya dapat berkontribusi terhadap

pemenuhan daging sapi oleh sapi lokal dengan tidak mengandalkan impor sapi.

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan laut sebagai wilayah utamanya,

seharusnya dapat lebih mengutamakan atau memberikan kesempatan pembangunan

kelautan yang lebih besar, bukan justru pembangunan yang masih bernuansa daratan.

Ini sangat timpang dalam pembangunan nasional. Kontribusi ekonomi kelautan terhadap

PDB nasional maupun daerah khususnya Kabupaten Bengkayang masih tergolong

rendah. Untuk mewujudkan pembangunan kelautan menjadi mainstream pembangunan

nasional, saat ini sedang dilakukan kajian untuk merumuskan pembangunan bidang

kelautan guna memberikan masukan pada RPJMN 2015-2019.

Ada lima pilar yang menjadi arah pembangunan kelautan dan akan diusulkan

dalam RPJM Nasional. Pertama, Pilar Ocean Culture yaitu meningkatkan kemampuan

sumberdaya manusia serta memperkuat nilai-nilai budaya bahari yang bersumber pada

nilai-nilai luhur bangsa, Kedua, Pilar Ocean Governance yakni memperkuat kemampuan

nasional untuk pengelolaan sumberdaya kelautan guna mendorong terwujudnya

pembangunan dan pengembangan usaha kelautan yang efektif, efisien dan sinergis,

Ketiga, Pilar Maritime Security yaitu memperkuat sistem pertahanan dan keamanan

yang mencerminkan negara kepulauan yang bermartabat dan berkedaulatan, Keempat,

Page 21: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 9

Pilar Ocean Economic, yakni membangun ekonomi berbasis sumberdaya alam di laut

guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kelima, Pilar Marine Environment yaitu

memperhatikan kelestarian sumberdaya lingkungan laut guna kepentingan generasi

mendatang (DEKIN, 2013).

2.2. Masterplan Bidang Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Sesuai dengan arahan rencana induk (master plan) pengembangan pertanian di

Kabupaten Bengkayang 2015-2019 difokuskan pada tanaman pangan, hortikultura, dan

perkebunan. Pengembangan tanaman pangan diarahkan pada komoditas unggulan padi

sawah, padi ladang, ubi kayu dan jagung. Strategi pengembangan padi sawah dan padi

ladang adalah peningkatan produksi, produktivitas, dan peningkatan nilai tambah

produk. Sedangkan strategi pengembangan ubi kayu dan jagung adalah tumbuhnya

industri hilir berbahan baku ubi kayu dan jagung melalui penyediaan bahan baku yang

kontinyu dan dalam jumlah yang mencukupi.

Strategi pengembangan hortikultura buah adalah peningkatan kualitas dan

produktivitas buah, peningkatan jenis produk dan pemasaran produk. Untuk komoditas

sayuran adalah perluasan pemasaran, peningkatan produktivitas dan kualitas, dan

peningkatan produksi.

Pengembangan perkebunan diarahkan pada komoditas karet, kelapa sawit, serta

kelapa, kopi, kakao, lada, cengkeh. Strategi pengembangan karet yang perlu ditempuh

adalah peningkatan produksi, peningkatan produktivitas, dan peningkatan nilai tambah

produk karet.

Untuk kelapa sawit yang utama adalah peningkatan produktivitas. Sementara itu

untuk kelapa, kopi, kakao, lada, cengkeh adalah peningkatan produktivitas dan kualitas,

peningkatan areal tanam, peningkatan jenis (diversifikasi) produk, perluasan pemasaran

produk. Program dan bentuk kegiatan dari setiap strategi pengembangan komoditas

tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan perkebunan adalah seperti tertera pada

Tabel 2.4.

Page 22: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 10

Tabel 2.4. Indikasi Program Rencana Induk (Master Plan) Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

No Komoditas Strategi Program Bentuk Kegiatan Sasaran Indikator Keberhasilan Periode

Pelaksanaan PJ Pelaksanaan/

Pembiayaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Padi Sawah Peningkatan Produksi

Peningkatan Luas Pertanaman

Peningkatan IP 100 – IP 200

Wilayah sentra produksi padi sawah beririgasi di seluruh kecamatan

Terjadi penambahan luas areal pertanam-an padi 1.248 hektar per tahun

2015 – 2019 Dinas Pertanian

Peningkatan Kelas Sawah tadah hujan menjadi irigasi ½ teknis

Di wilayah sentra produksi padi sawah tadah hujan

Dinas Pertanian dan Dinas PU

Peningkatan Produktivitas

Intensifikasi budidaya padi sawah

Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan

Tiap kecamatan di wilayah Kabupaten

Produktivitas padi sawah meningkat dari 4,02 ton GKP/hektar menjadi minimum 4,50 ton GKP/hektar

2015 – 2019 Dinas Pertanian

Pembinaan kelompok penangkar benih

Di wilayah sentra produksi

Tersedia benih padi sawah unggul bersertifikat dengan 6 tepat

2015 – 2019 Diinas Pertanian

Penguatan organisasi kelompok tani untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR

Di wilayah sentra produksi

Tersedia pupuk di wilayah sentra produksi dengan prinsip 6 tepat. Diperoleh KUR untuk pendanaan intensifikasi

2015 – 2019 Dinas Pertanian dan Dinas Koperasi

Page 23: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 11

No Komoditas Strategi Program Bentuk Kegiatan Sasaran Indikator Keberhasilan Periode

Pelaksanaan PJ Pelaksanaan/

Pembiayaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Penumbuhan distributor dan kios pengecer pupuk bersubsidi

Di wilayah sentra produksi

Tersedia pupuk di wilayah sentra produksi dengan prinsip 6 tepat

2015 – 2019 Dinas Perdagangan

Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi untuk memudahkan pengangkutan sarana dan hasil produksi

Di wilayah sentra produksi

Tersedia pupuk di wilayah sentra produksi dengan prinsip 6 tepat

Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan

Pengadaan bantuan alat panen dan pasca panen bersifat stimulant

Kelompok tani di sentra produksi

Terjadi pengurangan kehilangan hasil dan peningkatan mutu gabah (rendemen GKG mencapai 60%)

2015 – 2019 Dinas Pertanian

Peningkatan nilai tambah produk pertanian

Pengembangan sistem pertanian terpadu

Pilot proyek pertanian terpadu tanaman - ternak

Kelompok tani di sentra produksi padi

Terbangun kelompok usaha pertanian terpadu yang berkelanjutan

2015 – 2019 Dinas Pertanian

2 Padi Ladang Peningkatan Produksi

Peningkatan Luas Pertanaman

Pembinaan budidaya padi ladang menetap

Di seluruh kecamatan sentra produksi padi lading

Terjadi penambahan luas areal pertanaman padi ladang sampai akhir tahun 2020 seluas 652 hektar (asumsi pertumbuhan 5%) per tahun

2015 – 2019 Dinas Pertanian

Pembukaan lahan baru Wilayah sentra produksi padi lading

Page 24: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 12

No Komoditas Strategi Program Bentuk Kegiatan Sasaran Indikator Keberhasilan Periode

Pelaksanaan PJ Pelaksanaan/

Pembiayaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Peningkatan Produktivitas

Intensifikasi budidaya padi ladang

Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan

Wilayah kecamatan sentra produksi padi ladang

Produktivitas padi ladang meningkat dari 2,21 ton menjadi 3,00 ton GKP/ha

2015 – 2019 Dinas Pertanian

Pembinaan kelompok penangkar benih

Di wilayah sentra produksi

Tersedia benih padi ladang unggul bersertifikat dengan 6 tepat

2015 – 2019 Dinas Pertanian

Penguatan organisasi kelompok tani untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR

Di wilayah sentra produksi

Tersedia pupuk di wilayah sentra produksi dengan prinsip 6 tepat. Diperoleh KUR untuk pendanaan intensifikasi

2015 – 2019 Dinas Pertanian dan Dinas Koperasi

Penumbuhan distributor dan kios pengecer pupuk bersubsidi

Di wilayah sentra produksi

Tersedia pupuk di wilayah sentra produksi dengan prinsip 6 tepat

2015 – 2019 Dinas Perdagangan

Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi untuk memudahkan pengangkutan sarana dan hasil produksi

Di wilayah sentra produksi

Pengangkutan hasil panen dan sarana produksi lancer dengan biaya semakin murah

Dinas Pekerjaan Umum

Pengadaan bantuan alat panen dan pasca panen bersifat stimulant

Kelompok tani di sentra produksi

Terjadi pengurangan kehilangan hasil dan peningkatan mutu gabah (rendemen GKG mencapai 60%)

2015 – 2019 Dinas Pertanian

Page 25: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 13

No Komoditas Strategi Program Bentuk Kegiatan Sasaran Indikator Keberhasilan Periode

Pelaksanaan PJ Pelaksanaan/

Pembiayaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Peningkatan nilai tambah produk pertanian

Pengembangan sistem pertanian terpadu

Pilot proyek pertanian terpadu tanaman - ternak

Kelompok tani di sentra produksi

Terbangun kelompok usaha pertanian terpadu yang berkelanjutan

2015 – 2019 Dinas Pertanian

3. Ubi Kayu dan Jagung

Penumbuhan industri hilir berbahan baku ubi kayu dan jagung

Pembangunan pabrik pengolahan ubi kayu dan jagung oleh PBS, PBN atau BUMD

Penyusunan dan Promosi Profil Investasi pada Komoditas Ubikayu dan jagung

Wilayah sentra produksi ubi kayu dan jagung (Tujuh Belas, Sei Betung, Seluas, Ledo)

Terbangun industri hilir berbahan baku ubi kayu dan jagung

2015-2019 Bappeda dan Dinas Pertanian

4. Hortikultura Buah

Peningkatan kualitas dan produktivitas buah

Seleksi varietas unggul

Identifikasi dan determinasi pohon-pohon buah unggul

Wilayah sentra kebun buah

Diperoleh buah-buah (durian, duku, manggis) unggul yang dilepas sebagai varietas dari Kab. Bengkayang

2015-2019 Dinas Pertanian, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Intensifikasi Budidaya Tanaman Buah

Penyediaan bibit unggul dan sarana produksi lainnya

Wilayah sentra kebun buah

Tersedia bibit unggul dan sarana produksi yang memadai

2015-2019 Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan

Pelatihan teknis budidaya, panen dan pascapanen tanaman buah

Petani di Wilayah sentra kebun buah pisang (Sei Raya Kepulauan)

Petani terampil menerapkan GAP tanaman buah unggulan (khususnya pisang)

2015-2019 Dinas Pertanian,

Peningkatan jenis produk dan pemasaran produk

Diversifikasi produk olahan buah

Pelatihan keterampilan pengolahan buah

Masyarakat di Wilayah sentra kebun buah

Petani terampil mengolah aneka jenis buah

2015-2019 Dinas Perindustrian

Page 26: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 14

No Komoditas Strategi Program Bentuk Kegiatan Sasaran Indikator Keberhasilan Periode

Pelaksanaan PJ Pelaksanaan/

Pembiayaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Promosi produk buah

Mengikuti pameran produk buah di berbagai kesempatan

Wilayah lokal, regional, nasional, dan internasional

Terpasarkannya produk buah unggulan dari Kab. Bengkayang

2015-2019 Dinas Perdagangan

5. Hortikultura Sayuran

Perluasan pemasaran

Penyediaan sarana pemasaran

Pembagunan sub terminal-sub terminal agribisnis

Wilayah sentra produksi sayuran

Terdapat sub-terminal-sub terminal agribisnis di tiap wilayah sentra produksi sayuran

2015-2019 Dinas Perdagangan

Promosi produk sayuran

Mengikuti pameran produk sayuran di berbagai kesempatan

Wilayah lokal, regional,

Terpasarkannya produk sayuran unggulan dari wilayah sentra produksi

2015-2019 Dinas Perdagangan

Peningkatan produktivitas dan kualitas

Intensifikasi budidaya sayuran

Penyediaan sarana produksi

Wilayah sentra produksi sayuran

Tersedia sarana produksi yang memadai

2015-2019 Dinas Pertanian

Pelatihan teknis produksi sayuran yang baik (good agricultural practices/GAP)

Petani di Wilayah sentra produksi sayuran

Petani terampil melaksanakan GAP

2015-2019 Dinas Pertanian

Pelatihan panen, pasca panen (good handling practices/GHP)

Wilayah sentra produksi sayuran

Petani terampil melaksanakan GAP

2015-2019 Dinas Pertanian

Peningkatan produksi

Peningkatan areal tanam sayuran

Pembukaan lahan baru untuk usaha sayuran

Wilayah-wilayah sentra produksi dekat permukiman padat penduduk/ pasar

Bertambahnya areal tanam sayuran minimal 10%

2015-2019 Dinas Pertanian

Page 27: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 15

No Komoditas Strategi Program Bentuk Kegiatan Sasaran Indikator Keberhasilan Periode

Pelaksanaan PJ Pelaksanaan/

Pembiayaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

6. Karet Peningkatan Produksi

Perluasan kebun karet rakyat

Pemberian ijin lokasi dan HGU lahan kepada kelompok tani/koperasi untuk kebun karet oleh anggotanya

Wilayah-wilayah yang tersedia untuk pengembangan kebun karet

Terdapat klaster pengembangan karet minimal 10.000 hektar (skala luas minimal 1 pabrik kapasitas 30 ton/hari

2015 – 2019 Pemkab, BPN

Pembinaan organisasi kelompok tani/koperasi sebagai badan usaha ekonomi yang layak memperoleh HGU

Wilayah-wilayah yang tersedia untuk pengembangan kebun karet

Kelompok Tani/Koperasi menjadi Badan Usaha Ekonomi professional

2015 – 2019 Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi, Disbuntanakan

Fasilitasi dalam perolehan dana dari program revitalisasi perkebunan

Wilayah-wilayah yang tersedia untuk perluasan kebun karet

Tiap KK peserta dapat membangun kebun karet baru

2015 – 2019 Disbuntanak, Pemkab, BPN, Perbankan

Perluasan Areal Karet Produktif

Peremajaan karet Tanaman Tua/Tanaman Rusak

Wilayah sentra perkebunan karet

Peremajaan karet Tanaman Tua/Tanaman Rusak

2015 – 2019 Dinas Perkebunan

Fasilitasi petani untuk memperoleh dana peremajaan dari program revitalisasi perkebunan

Wilayah sentra perkebunan karet

2015 – 2019 Dinas Perkebunan, BPN, Pemkab, Perbankan

Page 28: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 16

No Komoditas Strategi Program Bentuk Kegiatan Sasaran Indikator Keberhasilan Periode

Pelaksanaan PJ Pelaksanaan/

Pembiayaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Peningkatan Produktivitas

Intensifikasi budidaya karet

Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan

Tiap kecamatan di Kabupaten

Produktivitas karet meningkat dari 750 kg karet kering/ha menjadi minimum 1.000 kg karet kering/Ha

2015 – 2019 Disbuntanak

Pembinaan kelompok penangkar bibit

Di wilayah sentra produksi

Tersedia bibit karet unggul bersertifikat dengan 6 tepat

2015 – 2019 Dinas Perkebunan

Penguatan organisasi kelompok tani untuk akses pupuk bersubsidi untuk perkebunan rakyat dan KUR

Di wilayah sentra produksi

Tersedia pupuk di wilayah sentra produksi dengan prinsip 6 tepat. Diperoleh KUR untuk pendanaan intensifikasi

2015 – 2019 Dinas Perkebunan, Dinas Perdagangan dan Dinas Koperasi

Penumbuhan distributor dan kios pengecer pupuk bersubsidi

Di wilayah sentra produksi

Tersedia pupuk di wilayah sentra produksi dengan prinsip 6 tepat

2015 – 2019 Dinas Perdagangan

Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi (jalan penghubung dan jalan usaha tani)

Di wilayah sentra pengembangan kebun karet rakyat

Pengangkutan sarana produksi dan hasil kebun karet berlangsung lancar dan biaya murah

Dinas Pekerjaan Umum

Peningkatan nilai tambah produk karet

Peningkatan mutu bahan olah karet (BOKAR)

Penyuluhan kepada petani

Di wilayah sentra pengembangan kebun karet rakyat

BOKAR berupa lum mangkok bersih dari kotoran, rafaksi kecil

2015 – 2019 Disbuntanak, Pabrik pengolahan karet

Page 29: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 17

No Komoditas Strategi Program Bentuk Kegiatan Sasaran Indikator Keberhasilan Periode

Pelaksanaan PJ Pelaksanaan/

Pembiayaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pembangunan pabrik perngolahan karet di wilayah sentra produksi karet

Penyusunan dan Promosi Profil Investasi Komoditas Karet untuk menarik investor

Di wilayah sentra pengembangan kebun karet rakyat

Terdapat investor untuk pabrik pengolahan karet berkapasitas bahan baku 30 ton/hari

2015 – 2019 Bappeda, Disbuntanak, PBS

7.

Kelapa Sawit Peningkatan Produktivitas

Intensifikasi budidaya kelapa sawit rakyat

Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan

Wilayah kecamatan sentra produksi

Produktivitas kelapa sawit rakyat minimal 4 ton CPO atau 15 ton TBS/ha/tahun

2015 – 2019 Dinas Perkebunan

Pembinaan kelompok penangkar bibit sistem waralaba

Di wilayah sentra produksi

Tersedia bibit kelapa sawit unggul bersertifikat dengan 6 tepat

2015 – 2019 Dinas Perkebunan Produsen benih kelapa sawit

Penguatan organisasi kelompok tani untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR

Di wilayah sentra produksi

Tersedia pupuk di wilayah sentra produksi dengan prinsip 6 tepat. Diperoleh KUR untuk pendanaan intensifikasi

2015 – 2019 Dinas Perkebunan, Dinas Perdagangan, dan Dinas Koperasi

Penumbuhan distributor dan kios pengecer pupuk bersubsidi

Di wilayah sentra produksi

Tersedia pupuk di wilayah sentra produksi dengan prinsip 6 tepat

2015 – 2019 Dinas Perdagangan

Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi (jalan penghubung dan jalan usaha tani)

Di wilayah sentra pengembangan kebun kelapa sawit rakyat

Pengangkutan sarana produksi dan hasil kebun kelapa sawit berlangsung lancar dan biaya murah

Dinas Pekerjaan Umum

Page 30: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 18

No Komoditas Strategi Program Bentuk Kegiatan Sasaran Indikator Keberhasilan Periode

Pelaksanaan PJ Pelaksanaan/

Pembiayaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

8 Kelapa, Kopi, Kakao Lada, cengkeh

Peningkatan produktivitas dan kualitas

Intensifikasi, peremajaan

Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan

Seluruh wilayah sentra produksi

Produktivitas kelapa rakyat minimal 1.000 kg, Kopi 900 kg, kakao 1.500 kg, lada 1.000 kg /ha/tahun

2015 – 2019 Dinas Perkebunan

Pembinaan kelompok penangkar bibit

Di wilayah sentra produksi

Tersedia bibit kelapa , kopi, kakao, lada, cengkeh, bersertifikat dengan 6 tepat

2015 – 2019 Dinas Perkebunan Produsen benih

Penguatan organisasi kelompok tani untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR

Di wilayah sentra produksi

Tersedia pupuk di wilayah sentra produksi dengan prinsip 6 tepat. Diperoleh KUR untuk pendanaan intensifikasi

2015 – 2019 Dinas Perkebunan, Dinas Perdagangan, dan Dinas Koperasi

Peningkatan areal tanam

Peningkatan kepemilikan kebun oleh penduduk

Fasilitasi kepada petani untuk memperoleh dana pembangunan kebun kelapa , kopi, kakao, dan lada, cengkeh melalui revitalisasi perkebunan

Seluruh wilayah sentra produksi

Tiap KK dapat membiayai pembangunan kebun minimal 1 hektar

2015 – 2019 Dinas Pertanian dan Perkebunan Perbankan

Peningkatan jenis (diversifikasi) produk

Diversifikasi produk olahan

Pelatihan keterampilan pengolahan

Masyarakat di Wilayah sentra kebun

Petani terampil mengolah aneka jenis produk perkebunan

2015-2019 Dinas Perindustrian

Page 31: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 19

No Komoditas Strategi Program Bentuk Kegiatan Sasaran Indikator Keberhasilan Periode

Pelaksanaan PJ Pelaksanaan/

Pembiayaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perluasan pemasaran produk

Promosi produk Mengikuti pameran produk

lokal regional, nasional

Terpasarkannya produk kelapa, kopi, kakao, dan lada

2015-2019 Dinas Perdagangan

Page 32: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 20

2.3. Masterplan Bidang Peternakan

Kabupaten Bengkayang memiliki potensi tinggi sebagai kawasan pusat

pengembangan ternak, utama ternak ruminansia besar dan kecil seperti sapi dan

kambing. Berdasarkan data populasi ternak besar yang dominan di Kabupaten

Bengkayang pada tahun 2012 adalah jenis ternak sapi potong yaitu sebesar 12.493

ekor. Jenis ternak kecil unggulan di Bengkayang adalah babi yang populasinya

pada tahun 2011 adalah sebanyak 19.699 ekor, diikuti jenis ternak kambing, yaitu

sebanyak 10.911 ekor. Populasi sapi potong di Kabupaten Bengkayang meningkat

10,74 persen dibanding dengan tahun sebelumnya.

Jenis unggas yang paling banyak diusahakan di Kabupaten Bengkayang

adalah jenis ayam buras. Populasi unggas jenis ayam buras pada tahun 2011 adalah

sebanyak 169.432 ekor. Selanjutnya, jenis unggas yang lain masing-masing adalah

ayam pedaging sebanyak 30.729 ekor, itik sebanyak 9.020 ekor, dan ayam petelur

sebanyak 18.312 ekor. Jenis unggas ayam petelur baru mulai diusahakan di

Kecamatan Sungai Raya Kepulauan dan Kecamatan Bengkayang sedangkan jenis ayam

pedaging sudah diusahakan di beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Sungai

Raya, Capkala, Sungai Raya Kepulauan, Samalantan, Bengkayang, dan Seluas.

Pemotongan ternak besar dan kecil yang paling banyak selama tahun 2011

adalah babi, yaitu sebanyak 7.606 ekor. Dari sejumlah babi yang dipotong tersebut,

produksi daging yang dihasilkan sebanyak 404.396 kilogram. Selanjutnya,

pemotongan ternak unggas yang paling banyak adalah jenis ayam pedaging, yaitu

sebanyak 298.325 ekor. Dari sejumlah ayam pedaging yang dipotong, produksi

daging yang dihasilkan sebanyak 283.245 kilogram.

Meskipun demikian, Pemanfaatan lahan untuk peternakan, masih relatif sedikit

dibandingkan potensinya, Yakni hanya sebesar 5,7% dari potensi yang ada. berdasarkan

potensi lahan Kabupaten Bengkayang memiliki peluang tinggi ditingkatkan populasinya

dari 14.020,54 UT menjadi 246.037,26 UT sebagaimana tertera pada Tabel 2.5.

Page 33: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 21

Tabel 2.5. Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR)

No Kecamatan PMSL POPRIIL (UT) KPPTR EFEKTIF (UT)

1 Sungai Raya 4.197,40 662,46 3.535

2 Capkala 2.032,50 178,54 1.854

3 Sungai Raya Kep. 22.952,30 480,08 22.472

4 Samalantan 27.317,90 899,34 26.419

5 Monterado 13.478,70 2.037,74 11.441

6 Lembah Bawang 6.604,30 94,40 6.510

7 Bengkayang 6.820,40 1.218,80 5.602

8 Teriak 7.531,00 587,54 6.943

9 Sungai Betung 12.190,00 969,92 11.220

10 Ledo 25.386,50 303,90 25.083

11 Suti Semarang 14.135,90 56,80 14.079

12 Lumar 15.263,00 164,50 15.099

13 Sanggau Ledo 14861,80 1.312,08 13.550

14 Tujuh Belas 16.292,00 4.315,00 11.977

15 Seluas 28.574,70 497,02 28.078

16 Jagoi Babang 39.732,60 214,10 39.519

17 Siding 2.686,80 28,32 2.658

Total 260.057,80 14.020,54 246.037,26

Beberapa upaya percepatan dalam mendukung produktivitas dan peningkatan

populasi, diperlukan langkah-langkah strategis seperti:

1. Optimalisasi produksi dan efisiensi peternakan untuk dihasilkan produk asal ternak

yang cukup dan efisien melalui optimalisasi lahan untuk terciptanya kemandirian

pakan lokal berkualitas berbasis HMT unggul dan by product pertanian dan

perkebunan.

2. Ketersediaan dan kecukupan bibit unggul, pejantan unggul serta sperma berkualitas

tinggi dalam mendukung kesuksesan IB yang sudah berjalan dengan baik.

3. Pengembangan Kawasan Peternakan Terpadu (KPT) yang profesional berbasis

ekonomi lokal sebagai buffer wilayah

4. Pengembangan pusat pelatihan masyarakat.

5. Managemen Budidaya dan pemberian pakan sapi yang intensif melaui pembuatan

pakan penguat/konsentrat yang berkualitas dan murah.

6. Pembangunan jaringan pasar ternak, kontes ternak dan RPH

7. Penyediaan pakan terpadu (legum, konsentrat) dan pembangunan kebun

leguminosa

8. Kemandirian bibit ternak berkualitas (khususnya ruminansia) secara mandiri

Page 34: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 22

9. Pengembangan pusat pembibitan ternak (mandiri maupun partisipatif dengan

masyarakat)

10. Pengalokasian lahan sebagai lumbung pakan berkualitas berbasis by product yang

tinggi protein dan mineral

11. Pembangunan cek point untuk ternak dan fasilitas produksi lainnya yang tepat guna

12. Pusat pendidikan dan pelatihan peternakan

13. Pembangunan Pos Ternak dan Zonasi kawasan sebagai pusat produksi bakalan

(CCO), prakondisi, dan pusat pemasaran

14. Pos pemeriksaan dan karantina hewan untuk pengawasan dan kontrol ketat

terhadap ternak, produk asal ternak yang masuk dan keluar

15. Peningkatan kesadaran tentang Aman Sehat Utuh Halal (ASUH) atas komoditas

peternakan

16. Pendampingan SDM secara intensif.

Desain pengembangan peternakan diarahkan pada komoditas peternakan yang

terdiri dari ternak ruminansia dan monogastrik. Jenis ternak ruminansia tersebut adalah

sapi dan kambing, sedangkan komoditas ternak monogastrik meliputi unggas lokal dan

babi. Arahan program pengembangan peternakan dalam rencana induk (masterplan)

dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Page 35: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 23

Tabel 2.6. Program Kegiatan, dan Rencana Pelaksanaan Program-Program Pengembangan Peternakan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten

Bengkayang

No Program Indikator Keberhasilan Lokasi Kegiatan

2015-2019

1. Pembukaan/penembangan lahan sumber hijauan makanan ternak

Tersedianya lahan untuk alokasi khusus sumber HMT yang berkualitas dan tersedianya demplot hijauan makanan ternak yang berkualitas

1. Tujuh Belas 2. Monterado 3. Sanggau Ledo 4. Bengkayang 5. Sungai Betung 6. Samalantan

1. Pengalokasian lahan

2. Pengolahan lahan

3. Penyiapan bibit

4. Penyiapan sarana produksi

5. Penanaman dan implementasi (rumput unggul dan leguminosa)

6. Pendampingan dan evaluasi

2. Pengembangan teknologi pakan (pabrik pakan mini)

Diterapkannya teknologi penyusunan ransum berkualitas berbasis bahan baku lokal di tingkat peternak

1. Sanggau Ledo 2. Sungai Betung 3. Sungai Raya Kep

1. Inventarisasi potensi sumber bahan baku pakan

2. Studi penyusunan ransum dengan bahan baku lokal

3. Pengadaan peralatan penyusunan ransum

4. Uji coba penggunaan pakan

5. Sosialisasi teknologi pakan

6. Pendampingan penerapan teknologi dan evaluasi

3. Pengembangan teknologi budidaya ternak sapi potong

Diterapkannya teknologi budidaya sapi potong yang produktif dan berwawasan lingkungan

1. Tujuh Belas 2. Monterado 3. Sanggau Ledo 4. Bengkayang 5. Sungai Betung 6. Samalantan

1. Pelatihan teknologi

2. Uji coba penerapan teknologi

3. Pendampingan penerapan teknologi dan evaluasi

Page 36: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 24

No Program Indikator Keberhasilan Lokasi Kegiatan

2015-2019

4. Pengembangan teknologi budidaya ayam lokal unggul (ALU)

Diterapkannya teknologi budidaya ternak ayam ALU yang produktif

1. Seluas 2. Tujuh Belas 3. Monterado 4. Sanggau Ledo 5. Samalantan

1. Pelatihan teknologi

2. Uji coba penerapan teknologi

3. Pendampingan penerapan teknologi dan evaluasi

5. Pengembangan teknologi budidaya ternak babi

Diterapkannya teknologi budidaya babi yang produktif dan berwawasan lingkungan

1. Monterad 2. Salamantan 3. Seluas 4. Suti Semaran 5. Lembah Bawang

1. Pelatihan teknologi

2. Uji coba penerapan teknologi

3. Pendampingan penerapan teknologi dan evaluasi

6. Penyediaan bibit/bakalan dan peningkatan kualitas bibit

Tersedianya bibit-bibit ternak ruminansia, babi dan ALU dengan kualitas lebih baik

Sapi : Tujuh Belas Bengkayang Sungai Raya Kep.

ALU: Seluas Tujuh Belas Monterado

Babi: Monterado, Salamantan, Seluas Suti -Semarang Lembah –Bawang

1. Identifikasi bibit unggulan

2. Penyusunan sistem pengembangan dan kelembagaan

3. Penentuan kelompok pengelola

4. Penyiapan kandang

5. Pengadaan pejantan sapi dan kerbau unggulan

6. Pelaksanaan program IB dan Embrio Transfer

7. Pendampingan Pengelolaan bibit unggul

Page 37: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 25

No Program Indikator Keberhasilan Lokasi Kegiatan

2015-2019

7. Pengembangan teknologi pengolahan hasil ternak & limbah

Berkembangnya unit usaha pengolahan hasil ternak ruminansia dan ALU

1. Bengkayang 2. Sanggau Ledo 3. Sungai Raya Kep

1. Seleksi peternak prospektif

2. Pelatihan

3. Uji coba pengolahan

4. Pembentukan kelompok usaha

5. Promosi

6. Implementasi usaha

7. Pendampingan dan evaluasi

8. Pengembangan pola usaha komersial Terbentuknya pola usaha komersial spesifik dalam pengembangan ternak ruminansia

1. Bengkayang 2. Sanggau Ledo 3. Sungai Raya Kep

1. Penentuan peternak prospektif

2. Pelatihan usaha peternakan

3. Penyiapan sarana produksi

4. Pendampingan budidaya dan pemasaran serta evaluasi

5. Penyiapan sarana produksi

6. Pendampingan dan evaluasi

9 Program peningkatan kelembagaan dan SDM (capacity building)

Terbentuknya kelompok peternak dengan tingkat perkembangan lanjut

1. Tujuh Belas 2. Sanggau Ledo 3. Bengkayang 4. Monterado 5. Sungai Betung 6. Salamantan 7. Sungai Raya, 8. Sungai Raya Kep. Teriak Ledo Capkala 9. Lumar Seluas 10. Jagoi Babang, 11. Lembah bawang 12. Suti Semarang 13. Siding

1. Inventarisir kelompok potensial

2. Identifikasi kebutuhan pembinaan

3. Pelatihan kelompok

4. Pendampingan kelompok dan evaluasi

Page 38: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 26

No Program Indikator Keberhasilan Lokasi Kegiatan

2015-2019

10 Pengembangan lembaga pelatihan peternak

Terbentuknya sekolah lapang peternakan yang berkualitas

1. Bengkayang 1. Penyiapan sarana dan prasarana

2. Penyiapan SDM pengelola dan instruktur

3. Pelatihan-pelatihan

4. Penyiapan sarana dan prasarana

5. Penyiapan SDM pengelola dan instruktur

6. Pelatihan-pelatihan

7. Penyiapan sarana dan prasarana

8. Penyiapan SDM pengelola dan instruktur

9. Pelatihan-pelatihan

11 Kontrol pemotongan ternak dan Pengembangan produk asal ternak yang ASUH

Tingkat pemotongan ternak yang terkontrol dan produk ternak yang asuh

1. Sanggau ledo 2. Bengkayang 3. Sungai Raya

1. Pembangunan RPH dan RPU

2. Pembangunan cooling unit

3. Pembuatan pusat/pasar produk hasil ternak

4. Pembinaan dan pelatihan produk hasil ternak

12 Optimalisasi integrasi berbasis sapi-sawit

Pemanfaatan lahan sawit sebagai kawasan budidaya sapi

Seluas, Jagoi Babang, Ledo, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Capkala, Samalantan, Lembah Bawang, Sungai Raya Kepulauan, Monterado, Bengkayang

1. Inisiasi ternak pada lahan sawit palasma

2. Inisiasi ternak pada lahan sawit inti

3. Pendampingan pola terintegrasi

4. Pemuliaan melalui introduksi pejantan unggul

5. Sawit sebagai kawasan sumber bakalan

Page 39: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 27

2.4. Masterplan Bidang Perikanan

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, maka rencana induk (master plan)

pengembanan perikanan di Kabupaten Bengkayang didasarkan kepada 12 strategi yang

terdiri dari 25 program utama, berdasarkan pada Tabel 2.7. Indikasi program rencana

pengembangan perikanan disajikan dalam Tabel 2.8.

Tabel 2.7. Strategi dan program Pengembangan Perikanan Kabupaten Bengkayang

No. Strategi Program

1 Peningkatan pemanfaatan potensi sumber daya perairan dan lahan melalui ekstensifikasi

1) Pengembangan kolam melalui percetakan kolam dan saluran pemasukan dan saluran pembuangan guna memanfaatan air sungai, saluran irigasi sawah, danau, waduk dan mata air

2) Pengembangan karamba guna memanfaatan potensi sumber daya air sungai, danau dan waduk

3 Peningkatan produkstivitas usaha perikanan yang ada melalui instensifikasi

1) Rehabilitasi dan revitalisasi prasarana produksi kolam, tambak dan karamba, mencakup pula saluran kolam

2) Penerapan CBIB pada budidaya kolam, tambak dan karamba

4 Pengembangan sarana produksi perikanan (saprokan)

1) Pengembangan benih unggul yang tepat waktu, tepat jumlah dan tepat harga melalui pengembangan UPR, BBI dan BBIS

2) Pengembangan pabrik pakan mini (skala rakyat) dan distribusi pakan yang efisien

3) Standarisasi dan sertifikasi benih dan pakan

5 Pengembangan kapasitas SDM dan kelembagaan

1) Pengembangan jumlah dan kapasitas pelaku usaha perikanan melalui penyuluhan, percontohan, pembimbingan lapangan yang mencakup aspek teknis dan manajemen usaha

2) Pengembangan balai latihan kerja

6 Pengembangan sistem dan teknologi produksi

1) Diseminasi teknologi penanganan penyakit, pengelolaan kualitas air dan teknologi pakan

2) Pengembangan teknologi perikanan tepat guna

3) Pengembangan integrated farming dalam rangka pertanian yang mandiri dan berkelanjutan

7 Pengembangan pengolahan pascapanen

1) Pengembangan pengolahan produk perikanan

2) Pengembangan pengemasan

3) Pengawasan kualitas, standarisasi dan serifikasi produk pengolahan perikanan

8 Pengembangan pasar dan agribisnis perikanan

1) Promosi produk perikanan daerah

2) Pengembangan pasar ikan higienis

9 Pengembangan infrasturkutur dasar wilayah

1) Pengembangan prasarana jalan, listrik dan pelabuhan umum telekomunikasi hingga ke lokasi pengembangan perikanan

2) Pengembangan listrik, air bersih dan telekomunikasi hingga ke lokasi pengembangan perikanan

10 Pengembangan tata ruang serta aspek hukum hukum dan perizinan

1) Pengembangan tataruang melalui peninjauan tataruang yang lebih berpihak kepada pengebangan perikanan

2) Penyusunan investation guide dan penyederhanaan prosedur perizinan

11 Koordinasi pemerintah pusat dan daerah

1) Pengembangan program nasional di daerah

2) Promosi daerah melalui agende pemerintah pusat

12 Konservasi sumber daya perairan dan pesisir

1) Reboisasi DAS

2) Pemasangan tanggul pencegah abrasi pantai

Page 40: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 28

Tabel 2.8. Indikasi Program Rencana Induk (Master plan) Perikanan Kabupaten Bengkayang

No Strategi Indikasi Program Potensi Pengembangan Target

5 tahun Pendanaan Pelaksana

Vol. Satuan

1 Pengembangan perikanan tangkap

1.1. Pengembangan pelabuhan perikanan 2 unit 2 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I, II dan Swasta

1.2. Pengembangan pabrik es 7 unit 5 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I, II dan Swasta

1.3. Pengembangan SDM nelayan 4.803 orang 1.000 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I, II dan Swasta

2

Peningkatan pemanfaatan potensi sumber daya perairan dan lahan melalui ekstensifikasi perikanan budidaya

2.1. Pengembangan Karamba 7.204 unit 1.500 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I, II dan Swasta

2.2. Pengembangan kolam 868 ha 150 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I, II dan Swasta

2.3. Peningkatan produksi ikan air tawar 25,1 ton (ribu) 10 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I, II dan Swasta

3 Peningkatan produktivitas unit produksi yang ada melalui intensifikasi perikanan budidaya

3.1. Rehabilitasi dan revitalisasi prasarana produksi kolam dan saluran irigasi

177,5 ha 35 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I, II dan Swasta

3.2. Penerapan CBIB pada budidaya kolam, tambak dan karamba

25 paket 5 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I, II dan Swasta

4

Pengembangan sarana produksi perikanan

4.1. Pengembangan benih

4.1.1. Peningkatan produksi benih ikan 104,5 ekor (juta) 50 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I, II dan Swasta

4.1.2. Pengembangan pembenihan (hatchery) ikan

a) UPR 70 unit 14 APBD, Swasta Pemda TK I dan II. Swasta

b) BBI 3 unit 3 APBD Pemda TK I dan II

c) BBIS 1 unit 1 APBN Pemda TK I dan II

4.2. Pengembangan pakan

4.2.1. Pengembangan pabrik pakan mini 194 unit 40 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I, II dan Swasta

4.2.2. Pengembangan suplier pakan 68 unit 15 Swasta Swasta

4.2.3. Peningkatan ketersediaan pakan 37,5 ton (ribu) 7,5

Page 41: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 29

No Strategi Indikasi Program Potensi Pengembangan Target

5 tahun Pendanaan Pelaksana

Vol. Satuan

5

Pengembangan SDM dan kelembagaan kelompok

5.1. Pengembangan jumlah pembudidaya 2.422 RTP 500 APBD, APBN Pemda TK I, II dan KKP

5.2. Pengembangan kelompok 97 Kelompok 20 APBD, APBN Pemda TK I, II dan KKP

5.3. Pengembangan kapasitas SDM dan kelembagaan melalui pelatihan, percontohan dan pendampingan

25 paket 5 APBD, APBN Pemda TK I, II dan KKP

5.4. Pengembangan balai latihan kerja 5 unit 3 APBD, APBN Pemda TK I, II dan KKP

6 Pengembangan pengoolahan perikanan

6.1. Pengembangan pengolahan produk perikanan dan pengemasan

2.189,7 ton 500 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I dan II, KKP dan Swasta

6.2. Pengembangan kualitas, standarisasi dan serifikasi produk pengolahan perikanan

5 paket 3 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I & II, KKP dan Swasta

6.3. Pengembangan coldstorage 5 unit 5 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I & II, KKP dan Swasta

7

Pengembangan agribisnis dan pasar perikanan

7.1. Peningkatan konsumsi ikan 4.134,3 ton/tahun 826,86 APBD, APBN Pemda TK I, II dan KKP

7.2. Pembangunan pasar ikan higienis 17 unit 5 APBD, APBN Pemda TK I, II dan BUMD

7.3. Pengadaan cool box 1.825 unit 750 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I, II, KKP dan Swasta

7.4. Pembangunan pabrik es mini 7 ton 5 APBD, APBN, Swasta Pemda TK I, II, KKP dan Swasta

8 Pengembangan aspek hukum 8.1. Pengembangan tataruang melalui peninjauan tataruang yang lebih berpihak kepada perikanan

5 paket 1

8.2. Penyederhanaan prosedur perizinan dan penyusunan investation guide

5 paket 1

Page 42: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 30

No Strategi Indikasi Program Potensi Pengembangan Target

5 tahun Pendanaan Pelaksana

Vol. Satuan

9 Pengembangan infrastruktur wilayah

9.1. Pengembangan prasarana perhubungan ke kawasan pengembangan setra produksi perikanan dan pengolahan perikanan

13 paket 6

9.2. Pengembangan prasarana dan sarana air bersih dan listrik ke kawasan sentra pengolahan perikanan

13 paket 6

10 Koordinasi pemerintah pusat dan daerah

10.1. Pengembangan program nasional di daerah

25 paket 5

10.2. Promosi daerah melalui agenda pemerintah pusat

25 paket 5

11

Konservasi sumber daya perairan, pesisir dan ikan (SDI)

11.1. Reboisasi DAS 25 paket 5 APBD, APBN Pemda TK I, II dan Kemenhut

11.2. Pemasangan tanggul pencegah abrasi pantai

21 km 15 APBD, APBN Pemda TK I, II dan KKP

11.3. Domestikasi ikan 3 spesies 3 APBD, APBN Pemda TK I, II dan KKP

Page 43: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 31

BAB 3 METODE PENYUSUNAN RENCANA AKSI

3.1. Pendekatan Sistem Agribisnis

Penyusunan rencana aksi daerah dalam rangka percepatan pembangunan

pertanian Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat dilaksanakan melalui

pendekatan sistem agribisnis. Melalui pendekatan sistem agribisnis, pengembangan

komoditas-komoditas unggulan (pertanian, peternakan dan perikanan) di wilayah

Kabupaten Bengkayang diharapkan dapat diarahkan menuju kepada pembangunan

pertanian secara terpadu untuk tercapainya peningkatan produksi pertanian yang

memiliki daya saing dan bernilai jual tinggi serta kesejahteraan petani.

Agribisnis menurut J.J. Drilllon (1974) dalam Downey and Steven P. Erickson

(1987) adalah “ ...The sum total of all operetions involved in the manufacture and

distribution of farm supplies, production activities on the farm, and storage, processing

and distribution of farm commodities and items made from them ... “. Definisi yang

lebih luas memberikan gambaran pengertian agribisnis yang komprehensif dari

rangkuman tulisan Davis and Goldberg, Sonka and Hudson, Farrell and Funk oleh

Harling, 1995 dalam Krisnamurthi, 2001 adalah : “ Agribusiness included all operations

involved in the manufacture and distribution of farm supplies; production operations on

the farm; the storage processing and distribution of farm commodities made from them,

trading (wholesaler, retailers), consumers to it, and all non farm firms and institution

serving them “.

Memperhatikan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa agribisnis merupakan

kegiatan produktif yang meningkatkan nilai tambah mulai dari agribisnis hulu (farm

supplies) sampai agribisnis hilir (processing, distribution, trading and institutions

services). Keseluruhan aktivitas tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara

kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain dalam satu proses yang utuh. Keseluruhan

proses atau aktivitas tersebut mengikuti suatu aturan yang disebut sistem. Basis dari

sistem tersebut adalah adanya produk pertanian atau komoditas pertanian, sehingga

sistem agribisnis mengacu kepada sistem komoditas pertanian.

Agribisnis memandang sektor pertanian secara utuh, bukan hanya sektor primer

Page 44: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 32

tetapi mulai dari kegiatan pertanian yang menyediakan input sampai dengan kegiatan

pertanian dalam pengolahan hasil pertanian, pemasaran, dan jasa penunjang pertanian

(agriservices). Dengan cara pandang seperti ini maka kontribusi sektor pertanian dalam

pengertian agribisnis menjadi sangat besar. Di waktu yang akan datang, peran sektor

pertanian dalam pengertian agribisnis menjadi semakin besar. Pertanian merupakan

masalah ekonomi, masalah pilihan yang rasional, bukan sebagai tradisi hidup secara

alami tanpa rancangan dan tanpa arah. Pertanian sejajar, bahkan jauh lebih penting

dibandingkan dengan sektor ekonomi lain yang sebenarnya masih banyak bertumpu

pada sektor pertanian.

Pemahaman sistem agribisnis berarti menilai peran sektor pertanian tidak hanya

dari kemampuan sektor tersebut dalam menghasilkan pangan (food) dan serat (fibre),

tetapi perlu dinilai dari semua kegiatan yang terkait dengan kegiatan produksi tersebut.

Agribisnis sebagai suatu konsep pembangunan di Indonesia mulai populer pada saat

Indonesia memasuki tahap Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) dalam rencana

pembangunan di masa orde baru. Konsep tersebut dimunculkan sebagai suatu

kristalisasi dari pengalaman menarik dalam upaya mengembangkan komoditi beras yang

menjadi fokus utama pembangunan pertanian di masa itu, yang dianggap berhasil

mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Pengalaman penting yang perlu dicatat

pada pengembangan komoditi beras tersebut adalah bahwa komoditi pertanian akan

berkembang dengan baik jika dilakukan pengembangan secara komprehensif, mulai dari

pengadaan dan distribusi input, teknologi budidaya (on-farm), pengolahan hasil,

distribusi hasil (marketing), dan pengembangan lembaga-lembaga yang mendukung

(supporting system).

Agribisnis perlu dilihat sebagai suatu sistem yang terintegrasi, yang terdiri atas

beberapa subsistem. Antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya saling

terkait. Sehingga jika ada salah satu subsistem tidak bekerja dengan baik, maka akan

mengganggu keseluruhan sistem (Gambar 3.1).

Agribisnis sebagai suatu sistem pada prakteknya tentu sangat bergantung pada

jenis komoditas. Ada komoditas yang mempunyai subsistem yang lengkap, ada juga

komoditas yang tidak mempunyai subsistem yang lengkap. Dalam rangka percepatan

pembangunan pertanian melalui pendekatan sistem agribisnis dapat diperoleh

gambaran berupa upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah

Page 45: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 33

pengembangan agribisnis suatu komoditas yang akan dikembangkan dengan cara

mengidentifikasi masalah yang ada serta perencanaan strategis pada tiap subsistem

pada sistem agribisnis komoditas pertanian yang akan dijadikan sebagai unggulan atau

dikembangkan pada wilayah Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat.

Gambar 3.1. Keterkaitan antar Subsistem dalam Sistem Agribisnis

3.1.1. Subsistem Agribisnis Hulu

Subsistem Agribisnis Hulu (up stream off farm agribusiness) merupakan

subsistem yang menyediakan fasilitas pengadaan input (masukan) bagi produksi

pertanian primer (on farm). Subsistem ini terdiri atas industri perbenihan atau bibit

tanaman, ternak dan perikanan, industri agrokimia yang terdiri dari pestisida, obat-

obatan dan pupuk, industri peralatan pertanian (agro otomotif) dan fasilitas lainnya.

Subsistem agribisnis hulu, merupakan awal dari aktivitas sistem agribisnis.

Subsistem ini di Indonesia dikenal juga dengan istilah Sarana Produksi Pertanian

(Saprodi) atau juga dikenal dengan istilah input sektor. Proses pengadaan dan

penyediaan Saprodi harus tepat waktu dan efisien, sehingga dapat sampai ke petani,

peternak dan nelayan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan dengan harga yang

terjangkau pada tempat/lokasi yang dekat dengan petani.

3.1.2. Subsistem Usaha tani

Usahatani atau pertanian primer merupakan salah satu subsistem dalam

agribisnis yang perlu mendapat perhatian bagi pengembangan ataupun peningkatan

produktivitas. Usahatani merupakan suatu aktivitas produktif merubah input-input

pertanian menjadi output pertanian melalui proses biologis dengan bantuan energi

matahari (pertanian primer). Hasil dari produk (output) usahatani ini merupakan bahan

Subsistem Input Subsistem Usahatani (On Farm)

Subsistem Pengolahan

Subsistem Pemasaran

Subsistem Layanan Pendukung

Page 46: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 34

baku dalam sistem agribisnis akan diproses lebih lanjut menjadi bahan jadi.

Struktur Usahatani menunjukkan bagaimana komoditi usahatani diusahakan,

pengusahaan ini dapat khusus komoditi tersebut (monokultur) dan campuran

(tumpangsari). Selain itu struktur usahatani dapat ditinjau dari tujuan, luasan lahan dan

teknologi yang dipergunakan. Berdasarkan tujuan usahatani atau organisasi bisnis dapat

dibedakan usahatani subsisten (tujuan untuk konsumsi rumahtangga petani-RTP, input

yang dipergunakan berasal dari dalam keluarga usahatani sendiri), jenis usahatani ini

organisasinya dilakukan oleh petani dan keluarga. Bentuk lain adalah usahatani

komersial (tujuan untuk dijual ke pasar dan penggunaan input lebih banyak yang dibeli

atau cash) dan pelaksananya merupakan perusahaan-perusahaan (firm) atau koperasi.

Berdasarkan penggunaan teknologi, usahatani dapat dibagi menjadi usahatani

modern (penggunaan mesin-mesin dan teknologi unggul) dan pertanian tradisional

(upaya melakukan aktivitas usahatani berdasarkan kebiasaan dan tradisi turun

temurun). Berdasarkan penguasaan lahan, usahatani dapat dibagi kedalam usahatani

luas, sempit, gurem (luasan < 0,2 Ha) dan tunakisma (penggarap atau buruh tani).

Keberhasilan usahatani ditentukan oleh faktor-faktor usahatani itu sendiri

(kondisi internal) dan faktor diluar usahatani. faktor internal antara lain kemampuan

petani atau manager, kondisi dan luasan lahan, tenaga kerja, modal dan teknologi yang

dipergunakan. Kemampuan pengelola antara lain memilih cabang usaha, memprediksi

pasar dan mencari sumber modal. Faktor dari luar usahatani antara lain sarana dan

prasarana transportasi-komunikasi, kondisi pemasaran (harga dan tingkat persaingan),

fasilitas kredit, penelitian dan penyuluhan. Kebijakan-kebijakan pemerintah sangat

diperlukan untuk pengembangan usahatani, karena kondisi usahatani di Indonesia (RTP)

banyak memiliki keterbatasan, disamping karakteristik produk dan produksi yang

mengandung resiko tinggi dalam pengelolaannya.

Indikator keberhasilan usahatani dapat mempergunakan analisis pendapatan

dan R/C untuk usahatani komoditas semusim. Untuk komoditas tahunan, analisis usaha

dilakukan melalui analisis investasi melalui analisis Net Present Value (NPV), Internal

Rate of Return (IRR) dan Net Benefit Cost ratio (Net B/C). Analisis ini juga mencakup

aliran kas (cash flow) yaitu aliran kas masuk dan keluar, analisis anggaran total dan

parsial usahatani.

Page 47: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 35

3.1.3. Subsistem Pengolahan Hasil Pertanian

Subsistem pengolahan hasil merupakan sektor penting dalam sistem agribisnis.

Peran penting subsistem ini adalah mengolah hasil-hasil pertanian primer menjadi

produk jadi atau setengah jadi. Secara ekonomi, sektor ini berperan penting dalam

menciptakan nilai tambah dengan cara mengubah bentuk, mulai dari yang bersifat

sederhana sampai yang kompleks. Derajat pengolahan hasil sangat tergantung pada

jenis komoditi yang ditanganinya. Sekelompok produk primer tertentu memerlukan

sedikit perubahan bentuk, bahkan diupayakan untuk mempertahankan bentuk asli,

seperti buah, sayuran, ikan, dan daging yang akan dikonsumsi dalam bentuk segar.

Kelompok produk primer lain memerlukan pengolahan berat sehingga ciri-ciri produk

primer pada produk akhir tidak tampak lagi, hal ini yang terjadi pada produk agribisnis

non pangan. Oleh karena itu, di dalam sektor ini berkembang industri pengolahan hasil

pertanian dengan spektrum komoditi, skala usaha dan teknologi yang sangat luas.

Kegiatan di sektor ini tidak dapat berkembang jika tidak didukung oleh

subsistem produksi primer sebagai sektor pemasok bahan baku. Sektor ini juga tidak

dapat berkembang dengan baik jika tidak tersedia pasar yang dapat menyerap produk-

produk olahan yang dihasilkannya.

Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis dapat dilihat

pada gambar berikut (Gambar 3.2).

Gambar 3.2. Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis

Subsistem pengolahan hasil memberikan 2 jenis manfaat yaitu manfaat teknis

yang mana dalam kegiatannya dilakukan perubahan penampilan, pengawetan serta

menghasilkan produk-produk turunan. Manfaat kedua adalah manfaat ekonomi dalam

bentuk sebagai pasar bagi produk on farm, menghasilkan nilai tambah serta adanya

sistem integrasi vertikal (Economies of scale dan Economies of scope).

Peranan pengolahan dari bahan mentah menjadi produk/bahan jadi adalah

Page 48: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 36

merupakan fungsi untuk meningkatkan nilai tambah suatu komoditas, sehingga

diharapkan dapat menambah pendapatan petani. Apabila suatu komoditas dijual dalam

bentuk segar/mentah, nilai jualnya tidak terlalu tinggi. Nilai tambah didefinisikan

sebagai selisih antara nilai komoditi hasil pertanian pada tingkatan tertentu dengan nilai

korbanan yang digunakan dalam proses yang bersangkutan, gunanya untuk

memperkirakan balas jasa yang diterima oleh tenaga kerja langsung dan suatu unit

usaha (Hayami, 1987). Analisis nilai tambah diterapkan pada subsistem pengolahan,

dengan analisis ini akan dapat diketahui produktivitas produksi (faktor produksi dan

tenaga kerja) serta balas jasa bagi pemilik faktor-faktor produksi.

3.1.4. Subsistem Pemasaran

Pemasaran (marketing) kadang-kadang disebut juga tataniaga mempunyai

pengertian dari perspektif makro dan perspektif mikro (Schaffner et. al.1992; Kohls and

Uhl, 2002). Pengertian dari perspektif makro menganalisis sistem pemasaran setelah

produk pertanian dari petani sampai ke konsumen akhir, merupakan analisis pemasaran

dari pendekatan aspek ekonomi. Analisis yang dilakukan merupakan analisis

keseluruhan dari sistem pemasaran yaitu bagaimana dan apa yang terjadi dengan

produk pertanian (pangan dan serat) setelah produk tersebut lepas dari petani (farm

gate) yang merupakan kegiatan produktif karena meningkatkan atau menciptakan nilai

guna (bentuk, waktu, tempat dan kepemilikan) dalam upaya menyampaikan produk

pertanian (agribisnis) sampai ke konsumen akhir; merupakan keragaan dari semua

aktivitas bisnis dalam aliran produk dan jasa dimulai dari tingkat produksi primer

(petani) sampai ke konsumen akhir; merupakan serangkaian fungsi yang diperlukan

dalam penanganan/pergerakan input ataupun produk mulai dari titik produksi primer

sampai ke konsumen akhir (Dahl dan Hammond, 1977; Purcell, 1979; Kohls dan Uhls,

2002).

Pemasaran dalam perspektif makro, merupakan analisis dari keseluruhan sistem

dari produk agribisnis mulai dari pemasaran di subsistem hulu, usahatani dan subsistem

hilir. Dengan demikian pemasaran produk agribisnis dari perspektif makro, analisisnya

melalui berbagai lembaga pemasaran atau berbagai perusahaan yang terlibat dalam

saluran rantai pemasaran tersebut atau perusahaan yang melaksanakan fungsi-fungsi

pemasaran dengan tujuan meningkatkan atau menciptakan kepuasan pelanggan.

Page 49: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 37

3.1.5. Subsistem Jasa Layanan Pendukung (Kelembagaan dan Kegiatan Penunjang dalam Agribisnis

Subsistem ini memegang peranan penting dalam memilihara, mengawasi,

memotivasi dan memandu jalannya system agribisnis. Sistem kelembagaan

(Institutional) merupakan sistem yang kompleks, rumit dan abstrak yang mencakup

ideologi, hukum, adat istiadat, aturan, dan kebiasaan yang tidak terlepas dari

lingkungan. Kelembagaan mempunyai peran yang sangat penting dalam memecahkan

masalah-masalah nyata dalam pembangunan, termasuk pembangunan pertanian atau

usahatani. Terdapat dua jenis pengertian kelembagaan yaitu kelembagaan sebagai

aturan main dan kelembagaan sebagai organisasi. Dengan demikian kelembagaan

merupakan suatu organisasi atau kaidah-kaidah atau norma, baik formal ataupun

informal yang mengatur perilaku dan tindakan-tindakan anggota masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari sesama anggota masyarakat maupun dalam usaha mencari nafkah

(Soekanto, 1982 ; Pakpahan, 1990).

Umumnya kelembagaan dalam sistem agribisnis dapat dikelompokkan kedalam

lima kelompok yaitu kelembagaan dalam pengadaan sarana produksi, kelembagaan

dalam budidaya (usahatani), kelembagaan dalam pengolahan hasil produksi,

kelembagaan dalam pemasaran dan kelembagaan pendukung. Pengelompokan

kelembagaan ini berdasarkan pengertian dari Sistem Agribisnis (Syahyuti, 2003;

Krisnamurthi 2001 dan 2005). Kelembagaan ini saling terkait (integrasi) secara vertikal

(backward and forward linkage kepada kelembagaan yang berbeda fungsinya) dan

intgrasi secara horizontal (keterkaitan kelembagaan yang fungsinya sama, misal

kerjasama petani dalam kelompok tani dalam upaya memperbesar skala usaha).

Pertama, kelembagaan pengadaan sarana produksi, dalam kelompok ini antara

lain kelembagaan pupuk mulai dari pengadaan sampai distribusinya, kelembagaan benih

yang dikenal dengan JABAL (Jaringan Benih Antar Lapang) dan kelembagaan penyediaan

dan distribusi pemberantasan hama dan penyakit tanaman. Kemudian kelembagaan

penyediaan sarana produksi untuk peternakan, perikanan dan juga perkebunan.

Kelembagaan ini akan lebih baik apabila dilakukan oleh kelompok tani ataupun koperasi

karena koperasi adalah milik anggota yaitu petani-peternak yang dalam aktivitas

bisnisnya mewakili anggota, dengan demikian petani-peternak akan meningkat posisi

rebut tawarnya dan usaha dapat efisien karena dilakukan secara bersama. Di lain pihak

Page 50: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 38

koperasi juga dapat melakukan pengolahan hasil output dari anggotanya, sehingga

koperasi dapat berperan di subsistem hulu sampai hilir.yaitu mulai pengadaan input

(saprodi), pemasaran dan pengolahan hasil produk pertanian.

Kedua, kelembagaan dalam aktivitas budidaya, mulai kelembagaan tenaga kerja,

perkumpulan petani pemakai air (P3A), kelembagaan gotong-royong pada saat

penanaman, pemberantasn hama-penyakit sampai kelembagaan gotong- royong saat

panen. Tujuan dari kelembagaan di budidaya pertanian ini, antara lain bagaimana dapat

meningkatkan produktivitas secara teknis yang dapat meningkatkan pendapatan dan

daya saing petani. Termasuk peranan kelembagaan di budidaya adalah memilih produk

atau jasa yang diinginkan oleh pelanggan (consumer driven). Untuk ini petani dapat

melakukan kerjasama secara terintegrasi atau menjadi pemasok bahan baku bagi

perusahaan (kerjasama SCM, Supply Chain Management), sehingga bahan baku yang

dihasilkan petani-peternak dapat diolah menjadi bahan jadi sesuai dengan keinginan

pelanggan. Dilain pihak perusahaan pengolah akan terjamin penyediaan bahan baku

secara kontinyu. Kerjasama ini akan menguntungkan kedua belah pihak dan konsumen

atau pelanggan akan puas.

Ketiga, kelembagaan pengolahan hasil produksi pertanian. Kelembagaan disini

mempunyai pengertian perusahaan-perusahaan yang mengolah komoditas pertanian

(bahan baku) menjadi produk turunannya atau bahan jadi. Komoditas pertanian saat ini

mempunyai kecendrungan menjadi produk industri sesuai dengan keinginan konsumen

(consumer driven), artinya merupakan bahan baku yang harus diolah di pabrik atau

perusahaan sehingga menjadi produk jadi yang siap dikonsumsi oleh konsumen. Sebagai

contoh adalah komoditas buah-buahan segar menjadi produk dalam kaleng yang tahan

lama dan langsung siap dikonsumsi konsumen (minuman jus dan cocktail). Demikian

pula dengan komoditas ayam pedaging (ras) menjadi sosis dan chicken nugget.

Kesemuanya ini akan melibatkan kelembagaan yang menyediakan bahan baku dan juga

yang mengolahnya menjadi produk yang siap dikonsumsi konsumen. Kelembagaan

perusahaan-perusahaan ini dapat dilakukan oleh industri rumahtangga (usaha kecil)

sampai ke industri perusahaan besar. Manfaat dalam proses pengolahan dalam system

agribisnis ini sangat penting karena dapat membuat komoditas pertanian yang cepat

rusak dan tidak tahan lama, menjadi tahan lama sehingga dapat meningkatkan

permintaan dan memperluas pasar (segar, olahan, lokal dan ekspor). Perusahaan-

perusahaan yang mengolah komoditas pertanian ini meningkatkan dan menciptakan

Page 51: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 39

nilai guna atau nilai tambah (bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan). Proses

pengolahan dalam sistem agribisnis ini diharapkan dilakukan di Indonesia (lokal),

kemudian baru dipasarkan untuk kebutuhan domestik ataupun ekspor, sehingga nilai

tambah atau dampak multiplier ekonomi ada di dalam negeri sehingga penyerapan

tenaga kerja bertambah yang akhirnya akan mengurangi pengangguran.

Keempat, kelembagaan pemasaran. Pengertian pemasaran disini termasuk

pemasaran input pertanian sampai pemasaran output di tingkat petani (bahan baku)

dan juga pemasaran dari produk turunannya (agroindustri). Kelembagaan pemasaran

disini mempunyai pengertian organisasi (firm) ataupun individu pelaku fungsi-fungsi

pemasaran. Dengan demikian kelembagaan disini adalah pedagang pengumpul,

pedagang besar, pedagang eceran, pabrik dan agen perantara. Koperasi Pertanian,

sebagai kelembagaan yang anggotanya adalah petani-petani, dapat juga melakukan

peranan pemasaran bagi produk hasil anggotanya. Kelembagaan pemasaran juga

termasuk pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran dan strategi yang dilakukan oleh

lembaga pemasaran dalam melaksanakan aktivitas pemasaran sehingga efektif dan

efisien. Fungsi-fungsi pemasaran antara lain adalah fungsi pertukaran (fungsi

pembelian, penjualan dan pengumpulan), fungsi fisik (pengangkutan, penyimpanan dan

pengolahan) dan fungsi fasilitas (standardisasi, grading, pembiayaan, penanggungan

resiko dan intelijen pemasaran). Ke semua fungsi tersebut merupakan kegiatan

produktif yang akan meningkatkan atau menciptakan nilai guna atau nilai tambah

(bentuk, waktu , tempat dan kepemilikan). Dilain pihak, strategi pemasaran perlu

dilakukan perusahaan (firm) untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi

kompetitornya dan menangkap apa yang diinginkan oleh pelanggan. Strategi

pemasaran yang terkenal adalah Marketing Mix 4 P yaitu Product, Price, Promotion and

Place Mix. Akhir-akhir ini dikenal dengan 7 P dengan tambahan 3 P yaitu Power, Public

and Private. Selain itu perusahaan dalam memasarkan produknya, harus

memperhitungkan strategi STP yaitu Segmentation, Targeting and Positioning dari pasar

produk yang akan dituju.

Kelima adalah kelembagaan pendukung. Kelembagaan pendukung merupakan

kelembagaan yang mendukung semua kegiatan subsistem dalam agribisnis mulai dari

agribisnis hulu, usahatani dan agribisnis hilir (pengolahan dan pemasaran).

Kelembagaan pendukung ini dikenal dengan istilah Subsistem Jasa dan Penunjang

(Pambudy, R dalam Krisnamurthi, B, 2005). Subsistem Jasa dan Penunjang adalah

Page 52: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 40

Perkreditan dan Asuransi, Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Penyuluhan,

Transportasi dan Pergudangan.

Kredit merupakan sumber modal dari luar perusahaan atau usahatani yang

sangat penting dalam sistem agribisnis, terutama di tingkat petani dan keluarga

(usahatani) karena memiliki keterbatasan dalam pemupukan modal yang berasal dari

dalam usahatani sendiri. Kredit ini diperlukan untuk melakukan aktivitas di usahatani

(on-farm) maupun diluar usahatani (off-farm). Sumber kredit dapat berasal dari

lembaga formal (Bank, Pegadaian dan Koperasi) maupun dari lembaga informal (pelepas

uang, rentenir dan pedagang-pedagang). Kredit yang berasal dari lembaga informal,

biasanya prosedur untuk memperoleh kredit mudah, tetapi bunga atau jasa yang harus

dibayar tinggi, sedangkan lembaga formal, umumnya prosedur lebih sulit, kadang-

kadang memerlukan anggunan, namun jasa yang harus dibayar rendah. Sebaiknya

kredit yang diperoleh petani berasal dari lembaga formal dengan memperhitungkan

kemudahan-kemudahan bagi petani atau lembaga UMKM untuk mendapatkan kredit

tersebut.

Pengembangan kelembagaan agribisnis perlu dilakukan untuk meningkatkan

daya saing dari produk agribisnis Indonesia, baik di pasar domestik (lokal) maupun di

pasar internasional (ekspor). Untuk itu pengembangan kelembagaan agribisnis perlu

dilakukan secara integrasi vertikal antar subsistem, maupun pengembangan di tingkat

organisasi bisnis petani, agar mampu meningkatkan nilai tambah yang ada mulai dari

subsistem hulu sampai susbsistem hilir. Kelembagaaan ditingkat petani dapat dilakukan

untuk pengadaan sarana produksi, pemasaran dan pengolahan komoditi yang

dihasilkan. Dengan demikian kerjasama secara integrasi vertikal dan horizontal dapat

saling menguntungkan semua pihak yang terlibat dan menghasilkan produk-produk

agribisnis yang memiliki daya saing tinggi. Kelembagaan penunjang di tingkat usahatani

atau petani sampai dengan pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi, dapat dilakukan

oleh kelompok tani (Poktan), gabungan kelompok tani (Gapoktan) maupun oleh

Koperasi. Pada awalnya diharapkan petani bersatu didalam satu wadah yaitu Kelompok

Tani yang berperan dalam upaya penyediaan input, peningkatan produktivitas dan

pemasaran output secara bersama-sama (secara horizontal) dalam upaya meningkatkan

posisi petani (bargaining position). Kemudian beberapa kelompok tani dapat

bergabung untuk melakukan aktivitas agribisnis sistem (kerjasama secara vertikal) dalam

satu wadah yang disebut Gapoktan. Tujuannya untuk peningkatan skala usaha dan

Page 53: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 41

usaha yang komersial sehingga pertanian dalam arti luas dapat berkembang. Usaha ini

juga dapat dilakukan oleh kelembagaan Koperasi dilain pihak, merupakan kelembagaan

yang berbadan hukum dimana kekuasaan tertinggi ada pada anggota melalui Rapat

Anggota Tahunan (RAT).

Kelembagaan Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan sangat diperlukan untuk

pengembangan agribisnis di Indonesia, terutama di tingkat usahatani dan pengolahan

produk-produk pertanian di tingkat UMKM. Pengembangan Sumberdaya Manusia

(SDM) pelaku-pelaku dalam sistem agribisnis yaitu subsistem hulu (penyediaan sarana

produksi), usahatani dan agribisnis hilir (pengolahan dan pemasaran). Pendidikan,

Pelatihan dan Penyuluhan, dapat dilakukan secara formal dan informal. Melalui

pendidikan dapat dilakukan secara formal pada sekolah-sekolah kejuruan yang berbasis

agribisnis mulai pendidikan dari industri hulu (teknologi pembibitan, pemupukan organik

dan lain-lain), di tingkat usahatani mengusahakan komoditas primer yang standar dan

komersial sesuai dengan keinginan pasar (pabrik pengolah maupun konsumen akhir).

Melalui Pelatihan dan Penyuluhan dapat dilakukan secara informal, melalui kursus-

kursus ataupun magang di perusahaan-perusahaan besar, memperkenalkan dan melatih

ketrampilan dalam sistem agribisnis yang modern dan komersial, tetapi dengan orientasi

bisnis yang sehat (efisien dan efektif). Kerjasama yang sinergis dan harmonis antar

berbagai posisi ataupun subsistem dalam agribisnis akan terwujud.

Magang atau Studi Banding, merupakan salah satu metode pembelajaran bagi

SDM yang efektif dalam system agribisnis. Magang merupakan pembelajaran ataupun

latihan melalui pelaksanaan tugas (learning by doing) dan belajar dengan mengalami

sendiri (learning by experiencing). Studi banding dapat memperluas wawasan dari

pelaku agribisnis, untuk melihat dan mempelajari praktek-praktek agribisnis yang

berhasil dan maju di wilayah lain bahkan sampai di luar negeri. Untuk tercapainya SDM

yang unggul tersebut adalah manusia pembelajar (belajar sepanjang hayat). Dalam Era

Global, permintaan produk-produk agribisnis, maupun teknologi untuk menghasilkan

produk agribisnis yang diinginkan konsumen, cepat sekali berubah, dinamis dan

higienitas yang tinggi. Oleh sebab itu diperlukan tenaga-tenaga SDM yang selalu mau

belajar dan berorientasi kemasa depan dan kepuasan konsumen.

Pemberdayaan Kelembagaan Agribisnis dapat juga dilakukan melalui

pendekatan Supply Chain Management – SCM (Penawaran Rantai Pasok atau

Page 54: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 42

Manajemen Rantai Pasok). SCM merupakan pendekatan kerjasama terintegrasi antara

retailer dengan pemasok barang jadi, pabrik dengan pemasok bahan baku dan

seterusnya; pendekatan jejaringan ini merupakan kerjasama, koordinasi terintegrasi

tentang apa yang diinginkan konsumen (consumer driven) yang disampaikan kepada

pelaku-pelaku bisnis dibawahnya mulai dari pedagang eceran sampai ke petani sebagai

penyedia bahan baku. Dengan demikian pendekatan SCM merupakan pendekatan,

kerjasama jejaringan terintegrasi arus informasi dan produk mulai dari pemasok sampai

ketangan konsumen akhir. Pendekatan ini sama dengan pendekatan integrasi vertical

yang umum, hanya dalam pendekatan SCM kerjasama antar perusahaan dimulai dengan

adanya arus informasi tentang apa yang diinginkan konsumen (retailers), kemudian

disampaikan kepada grosir, pabrik dan terus sampai ke petani sebagai penyedia bahan

baku.

3.2. Penyusunan Rencana Aksi Bidang Pertanian

Rencana aksi untuk percepatan pembangunan pertanian (tanaman pangan,

hortikultura, dan perkebunan) adalah merupakan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan sesuai dengan arahan rencana induk (master plan). Kegiatan yang akan

dilakukan dalam menyusun rencana aksi adalah:

1. Menguraikan tiap bentuk kegiatan dalam rencana aksi tahunan untuk mencapai

indikator keberhasilan.

2. Inventarisasi dan identifikasi berbagai faktor; meliputi prasarana dan sarana

produksi, proses produksi, penanganan pasca panen dan pengolahan hasil,

pemasaran, sumberdaya petani, sumberdaya pembina, sumberdaya kelembagaan,

dan pendukung lainnya; yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu bentuk

kegiatan dan menentukan tingkat keberhasilan pengembangan sistem agribisnis

komoditas.

3. Melakukan evaluasi tingkat kecukupan tiap faktor di atas untuk berlangsungnya

sistem agribisnis komoditas unggulan yang berkelanjutan, di tingkat hulu, on farm,

dan off farm. Sistem agribisnis berkelanjutan adalah secara ekonomis mampu

memberikan pendapatan yang layak bagi semua pemangku kepentingan

(stakeholder), secara ekologis sumber daya alam dan lingkungan dapat dilestarikan,

dan sesuai dengan kultur sosial masyarakat.

Page 55: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 43

4. Menentukan kebutuhan tiap faktor di atas untuk berlangsungnya sistem agribisnis

komoditas unggulan yang berkelanjutan.

5. Menyusun indikasi program rencana aksi pengembangan pertanian tanaman

pangan, hortikultura, dan perkebunan tahunan selama 5 tahun yang paling tidak

berisikan bentuk kegiatan, volume kegiatan, lokasi kegiatan, penanggung jawab dan

pelaksana kegiatan, serta pembiayaan kegiatan.

3.2.1. Pengumpulan Data dan/atau Informasi

Untuk kepentingan di atas maka berbagai jenis data dan/atau informasi terkait

dikumpulkan dari berbagai sumber seperti laporan resmi dinas/instansi terkait,

wawancara dengan perwakilan tiap stakeholder (pemerintah, perusahaan, petani dan

masyarakat), dan observasi langsung ke lapangan. Selain itu juga dilakukan focus group

discussion (FGD) dengan seluruh pemangku kepentingan. Data dan/atau informasi

meliputi sarana dan prasarana produksi, proses produksi, pascapanen dan pengolahan

hasil, pemasaran, dan subsistem pendukung.

Sesuai arahan dalam master plan, komoditas unggulan yang dikaji kembali untuk

dikembangkan dari kelompok tanaman pangan adalah padi sawah, padi ladang, jagung

dan ubi kayu. Dari kelompok hortikultura adalah aneka buah dan aneka sayur. Dari

kelompok tanaman perkebunan adalah karet, kelapa sawit, serta kelapa, kopi, kakao,

lada, dan cengkeh. Jenis data dan/atau informasi beserta sumbernya tertera pada Tabel

3.1 sampai Tabel 3.7.

Tabel 3.1. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Padi Sawah dan Padi

Ladang

No Jenis Data dan/atau informasi Sumber Data/Informasi

1 Lahan sawah berdasarkan status irigasi dan sebarannya

Laporan (BPN, PU Pengairan, Dinas Pertanian), wawancara, dan observasi lapangan

2 Jaringan irigasi (aktif dan tidak aktif) dan potensi pengembangannya

Laporan (BPN, PU Pengairan, Dinas Pertanian), wawancara, dan observasi lapangan

4 Lahan padi ladang eksisting dan potensi pengembangan

Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

5 Potensi sumber air Laporan PU Pengairan, wawancara dan observasi lapangan

6 Penerapan teknologi produksi padi sawah dan padi ladang

Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

Page 56: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 44

No Jenis Data dan/atau informasi Sumber Data/Informasi

7 Ketersediaan dan kebutuhan benih padi sawah dan padi ladang

Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

8 Ketersediaan dan kebutuhan pupuk dan pestisida (sebaran distributor dan kios sarana produksi)

Laporan (Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan), wawancara dan observasi lapangan

9 Ketersediaan dan kebutuhan alat dan mesin pertanian

Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

10 Pascapanen, pengolahan dan industri berbahan baku beras

Laporan Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, wawancara dan observasi lapangan Laporan

11 Pemasaran dan tataniaga padi, beras dan produk industri berbahan baku beras

Laporan Dinas Perdagangan, wawancara dan observasi lapangan

12 Kelembagaan penyuluhan (SDM, institusi, programma)

Badan ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian

Tabel 3.2. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Jagung dan Ubi Kayu

No Jenis Data dan/atau informasi Sumber Data/Informasi

1 Luas dan sebaran pertanaman jagung dan ubikayu

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

2 Luas dan sebaran lahan potensial untuk pengembangan jagung dan ubikayu

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

3 Penerapan teknologi produksi jagung dan ubi kayu

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

4 Produksi dan produktivitas (jagung dan ubikayu)

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

5 Ketersediaan dan kebutuhan benih/bibit jagung dan ubi kayu

Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

6 Ketersediaan dan kebutuhan pupuk dan pestisida (sebaran distributor dan kios sarana produksi)

Laporan (Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan), wawancara dan observasi lapangan

7 Ketersediaan dan kebutuhan alat dan mesin pertanian

Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

8 Pascapanen, pengolahan dan industri berbahan baku jagung dan ubi kayu

Laporan Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, wawancara dan observasi lapangan Laporan

9 Pemasaran dan tataniaga jagung, ubi kayu dan produk industri berbahan baku jagung dan ubi kayu

Laporan Dinas Perdagangan, wawancara dan observasi lapangan

10 Kelembagaan penyuluhan (SDM, institusi, programma)

Badan ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian

Page 57: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 45

Tabel 3.3. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Aneka Buah

No Jenis Data dan/atau informasi Sumber Data/Informasi

1 Luas dan sebaran wilayah pertanaman aneka buah unggul

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

2 Luas dan sebaran lahan potensial untuk pengembanngan aneka buah unggul

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

3 Penerapan teknologi produksi /budidaya aneka buah unggul

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

4 Produksi dan sebaran produksi bulanan aneka buah unggul

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

5 Kelas dan kriteria kualitas produk aneka buah unggul

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

6 Ketersediaan dan kebutuhan benih/bibit aneka buah

Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

7 Ketersediaan dan kebutuhan pupuk dan pestisida (sebaran distributor dan kios sarana produksi)

Laporan (Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan), wawancara dan observasi lapangan

8 Ketersediaan dan kebutuhan alat dan mesin pertanian

Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

9 Pascapanen, pengolahan dan industri (termasuk industri rumah tangga) berbahan baku aneka buah unggul

Laporan Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, wawancara dan observasi lapangan Laporan

10 Pemasaran dan tataniaga aneka buah dan produk industri berbahan baku aneka buah

Laporan Dinas Perdagangan, wawancara dan observasi lapangan

12 Kelembagaan penyuluhan (SDM, institusi, programma)

Badan ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian

Tabel 3.4. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Aneka Sayur

No Jenis Data dan/atau informasi Sumber Data/Informasi

1 Luas dan sebaran wilayah pertanaman aneka sayur unggulan

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

2 Luas dan sebaran lahan potensial untuk pengembanngan aneka sayur unggulan

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

3 Penerapan teknologi produksi /budidaya aneka sayur unggulan

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

4 Produksi dan sebaran produksi bulanan aneka sayur unggulan

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

5 Kelas dan kriteria kualitas produk aneka sayur unggulan

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

6 Ketersediaan dan kebutuhan benih/bibit aneka sayur unggulan

Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

7 Ketersediaan dan kebutuhan pupuk dan pestisida (sebaran distributor dan kios sarana produksi)

Laporan (Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan), wawancara dan observasi lapangan

8 Ketersediaan dan kebutuhan alat dan mesin pertanian

Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

Page 58: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 46

No Jenis Data dan/atau informasi Sumber Data/Informasi

9 Pascapanen dan pengolahan aneka sayur unggulan

Laporan Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, wawancara dan observasi lapangan Laporan

10 Pemasaran dan tataniaga aneka sayur unggulan

Laporan Dinas Perdagangan, wawancara dan observasi lapangan

12 Kelembagaan penyuluhan (SDM, institusi, programma)

Badan ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian

Tabel 3.5. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Karet

No Jenis Data dan/atau informasi Sumber Data/Informasi

1 Luas, sebaran wilayah dan kondisi pertanaman karet

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

2 Luas dan sebaran lahan potensial untuk pengembangan karet

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, hasil analisis kesesuaian, dan observasi lapangan

3 Penerapan teknologi produksi /budidaya karet Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

4 Ketersediaan dan kebutuhan bibit karet Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

5 Ketersediaan dan kebutuhan pupuk dan pestisida (sebaran distributor dan kios sarana produksi)

Laporan (Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan), wawancara dan observasi lapangan

6 Produksi dan sebaran produksi karet bulanan Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

7 Penanganan dan pengolahan bahan olah karet Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

8 Ketersediaan alat dan mesin pengolahan bahan olah karet

Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

9 Pemasaran dan tataniaga bahan olah karet (BOKAR)

Laporan Dinas Perdagangan, wawancara dan observasi lapangan

10 Kelembagaan penyuluhan (SDM, institusi, programma)

Badan ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian

Tabel 3.6. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Kelapa Sawit

No Jenis Data dan/atau informasi Sumber Data/Informasi

1 Luas, sebaran wilayah dan kondisi pertanaman kelapa sawit (perusahaan dan swadaya/rakyat)

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

2 Penerapan teknologi produksi /budidaya kelapa sawit

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

3 Ketersediaan dan kebutuhan bibit kelapa sawit Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

4 Ketersediaan dan kebutuhan pupuk dan pestisida (sebaran distributor dan kios sarana produksi)

Laporan (Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan), wawancara dan observasi lapangan

5 Produktivitas kelapa sawit Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

Page 59: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 47

No Jenis Data dan/atau informasi Sumber Data/Informasi

6 Produksi dan sebaran produksi karet bulanan Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

7 Lokasi dan kapasitas pabrik pengolahan kelapa sawit

Laporan Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian wawancara, dan observasi lapangan

8 Pemasaran dan tataniaga TBS kelapa sawit Laporan Dinas Perdagangan, wawancara dan observasi lapangan

9 Kelembagaan penyuluhan (SDM, institusi, programma)

Badan ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian

Tabel 3.7. Jenis Data dan/atau Informasi Terkait Pengembangan Kelapa, Kopi, Kakao,

Lada dan Cengkeh

No Jenis Data dan/atau informasi Sumber Data/Informasi

1 Luas, sebaran wilayah dan kondisi pertanaman kelapa, kopi, kakao, lada dan cengkeh

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

2 Luas dan sebaran lahan potensial untuk pengembanngan kelapa, kopi, kakao, lada dan cengkeh

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, hasil analisis kesesuaian, dan observasi lapangan

3 Penerapan teknologi produksi /budidaya kelapa, kopi, kakao, lada dan cengkeh

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

4 Ketersediaan dan kebutuhan bibit kelapa, kopi, kakao, lada dan cengkeh

Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

5 Ketersediaan dan kebutuhan pupuk dan pestisida (sebaran distributor dan kios sarana produksi)

Laporan (Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan), wawancara dan observasi lapangan

6 Produksi dan sebaran produksi kelapa, kopi, kakao, lada dan cengkeh bulanan

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

7 Penanganan dan pengolahan kelapa, kopi, kakao, lada dan cengkeh

Laporan Dinas Pertanian, wawancara, dan observasi lapangan

8 Ketersediaan alat dan mesin pengolahan kelapa, kopi, kakao, lada dan cengkeh

Laporan Dinas Pertanian, wawancara dan observasi lapangan

9 Pemasaran dan tataniaga produk kelapa, kopi, kakao, lada dan cengkeh

Laporan Dinas Perdagangan, wawancara dan observasi lapangan

10 Kelembagaan penyuluhan (SDM, institusi, programma)

Badan ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian

3.2.2. Analisis Data dan/atau Informasi

Data dan/atau informasi setiap komoditas unggulan dianalisis untuk

menentukan:

1. Wilayah/klaster pengembangan komoditas unggulan, didasarkan pada kondisi

eksisting komoditas unggulan dan potensi wilayah pengembangannya.

Page 60: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 48

2. Skala pengembangan komoditas unggulan di tiap wilayah pengembangan.

Penentuan skala didasarkan pada analisis demand di dalam dan di luar wilayah dan

kapasitas supply dalam wilayah untuk tiap komoditas unggulan Kabupaten

Bengkayang

3. Skala usaha minimal rumah tangga petani untuk memenuhi kebutuhan hidup layak

di tiap wilayah pengembangan komoditas unggulan. Skala usaha minimal

ditetapkan melalui analisis pendapatan usaha tani komoditas unggulan dan

pengeluaran minimal rumah tangga petani untuk hidup layak (pangan, sandang,

papan, pendidikan, dan kesehatan).

4. Bentuk-bentuk pembinaan yang diperlukan dan dapat dilakukan baik oleh

pemerintah, sektor swasta, LSM dll di tingkat hulu, on farm dan off farm untuk

mengembangkan sistem agribisinis di tiap wilayah pengembangan komoditas

unggulan.

5. Berbagai kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan untuk percepatan rencana

aksi pengembangan sistem agribisnis tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan.

3.3. Penyusunan Rencana Aksi Bidang Peternakan

Upaya percepatan pembangunan peternakan di Kabupaten Bengkayang,

khususnya terkait komoditas ternak ruminansia besar (sapi) dan ruminansia kecil

(kambing) serta ternak monogastrik lain, seperti unggas lokal dan babi senantiasa

merujuk pada arahan rencana induk (masterplan) yang telah ada di Kabupaten

Bengkayang. Beberapa jenis kegiatan prioritas dalam mendukung rencana aksi meliputi

beberapa aktivitas :

Penjabaran detail jenis-jenis kegiatan utama dalam rencana aksi tahunan untuk

maksimalisasi mencapaian indikator keberhasilan.

1. Inventarisasi dan identifikasi berbagai faktor; meliputi prasarana dan sarana

produksi, proses produksi, penanganan pasca panen dan pengolahan hasil,

pemasaran, sumberdaya peternak, kelembagaan, dan pendukung lainnya yang ada

di Kabupaten Bengkayang

2. Tahapan evaluasi tingkat kelayakan/kecukupan tiap faktor di atas untuk efektivitas

siatem produksi peternakan yang berkelanjutan serta penetapan komponen-

Page 61: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 49

komponen pendukung lainya sebagai penentu produktivitas dalam pengembangan

peternakan.

3. Penyusunan indikasi program rencana aksi pembangunan usaha peternakan yang

mandiri dan terintegrasi dengan pertanian, perkebunan dan kehutanan selama 5

tahun.

3.3.1. Pengumpulan Data dan/atau Informasi

Jenis- jenis data yang digunakan untuk penyusunan Rencana Aksi Daerah di

Kabupaten Bengkayang terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh melalui survey data lapangan yang meliputi observasi lapangan, verifikasi data

sekunder, dan wawancara dengan stakeholder terkait, sedangkan data sekunder

dilakukan dengan pengumpulan data-data yang dipublikasikan oleh dinas/lembaga

pemerintah, seperti BPS, Bappeda dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Bengkayang. Data-data yang dikumpulkan antara lain :

1. Master plan Kabupaten Bengkayang

2. Kondisi fisik wilayah (topografi, iklim).

3. Penggunaan lahan (sawah, ladang, padang penggembalaan, perkebunan, rawa, dsb).

4. Kependudukan/demografi (jumlah, penyebaran, kepadatan penduduk, lapangan

pekerjaan).

5. RTRW, Renstra kabupaten, pertanian/peternakan.

6. Perekonomian wilayah.

7. Infrastruktur wilayah (prasarana jalan, sarana transportasi, listrik, sarana

komunikasi).

8. Populasi dan produksi ternak dan hasil ternak.(populasi, skala kepemilikan, struktur

ternak : jantan, betina, anak, dewasa)

9. Penyediaan bibit ternak, kualitas ternak, kasus inbreeding (khususnya kerbau)

10. Kesehatan ternak, penyakit ternak, gangguan reproduksi ternak

11. Fasilitas pelayanan peternakan (padang penggembalaan, Balai Pembibitan, Pasar

Ternak, Poskeswan, Pos IB, TPH/RPH (rumah potong hewan), BPP, Pos Lalu Lintas

Ternak, penyedia sapronak/sarana produksi ternak, pabrik pakan).

12. Ketersediaan SDM tenaga peternakan (Dokter Hewan, Mantri Hewan, Paramedis,

Inseminator, PPL, sarjana peternakan, dll).

Page 62: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 50

13. Kesehatan ternak (penyakit hewan, program penanggulangan penyakit hewan,

vaksinasi, jenis layanan)

14. Produksi pertanian tanaman pangan dan perkebunan. (jenis, jumlah produksi, luas

panen)

15. Produksi dan kualitas HMT dan bahan pakan/konsentrat (jagung, kedelai, hasil sisa

pertanian, hasil sisa agroindustri).

16. Kelembagaan/kelompok petani-peternak. (misal : KUD, koperasi, kelompok ternak,

asosiasi peternak lainnya)

17. Budidaya dan pola pemeliharaan ternak sapi dan kambing serta ayam lokal

18. Program peternakan yang sudah dan atau akan dilaksanakan (misal : Sarjana

Membangun Desa, UMKM, bantuan ternak)

19. Stakeholder (perguruan tinggi, swasta lokal, nasional, internasional, lembaga

keuangan) yang terlibat dalam pengembangan peternakan

20. Industri skala rumah tangga/menengah/besar pengolahan hasil ternak (misal : abon,

sosis, nugget, bakso, sate)

21. Keberadaan asosiasi produsen daging dan feedlot Indonesia (APFINDO)

22. Dokumentasi pendukung (foto padang penggembalaan, ternak, kandang, peternak,

HMT, penggilingan padi, industry pakan ternak)

23. Daerah/desa/kecamatan/kabupaten yang masih ada atau memiliki sistem

peternakan ekstensif dan masih memiliki padang penggembalaan atau kandang

umum.

(Yang dimaksud kandang umum dalam sistem pemeliharaan ekstensif adalah

padang pengembalaan yang diberi pagar atau tanpa pemagaran) .

a. Kandang umum berisi sapi-sapi/kerbau milik sejumlah peternak disebut

kandang bersama atau kandang umum.

b. Kandang perorangan berisi sapi/kerbau milik seseorang peternak

24. Industri Pengolahan Komoditi Produk Pertanian (baik skala industri maupun skala

rumah tangga/home industry).

3.3.2. Analisis Data dan/atau Informasi

Pengembangan peternakan diarahkan pada sistem perencanaan dengan

pendekatan sektoral disertai penetapan sentra-sentra wilayah pengembangan.

Penentuan wilayah-wilayah potensial untuk pengembangan ternak ruminansia (sapi,

Page 63: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 51

kambing) dan ayam lokal, selain didasarkan pada potensi plasma nutfah juga dilakukan

dengan mengacu kepada kebijakan pewilayahan atau kebijakan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW), kesesuaian iklim, ketersediaan lahan, infrastruktur dan fasilitas

pendukung.

Sistem kluster wilayah ternak dikembangkan model agribisnis ternak secara

terintegrasi. Sistem agribisnis diimplementasikan dengan integrasi vertikal, mencakup 4

(empat) subsistem, yaitui Pertama, subsistem agribisnis hulu/industri hulu (up-stream

agribusiness) yakni usaha-usaha yang menghasilkan barang-barang modal bagi

peternakan seperti usaha pembibitan, usaha agro-kimia (obat/vaksin hewan), usaha

agro-otomotif (alat dan mesin); Kedua, subsistem usahatani-ternak (on-farm

agribusiness) yakni usaha-usaha yang mengkombinasikan barang-barang modal

sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dalam proses produksi biologis ternak

untuk menghasilkan komoditas peternakan primer; Ketiga, subsistem agribisnis

hilir/industri hilir (down-stream agribusiness) yakni usaha-usaha yang mengolah

komoditas peternakan primer menjadi produk olahan sesuai dengan kebutuhan pasar,

antara lain usaha pengolahan makanan dari produk ternak, serta usaha pengolahan

pakan ternak; serta Keempat, subsistem penyedia jasa bagi agribisnis (services for

agribusiness) yakni usaha-usaha yang menyediakan jasa bagi ketiga subsistem agribisnis

diatas, antara lain perkreditan (perbankan), asuransi, transportasi, penelitian dan

pengembangan (litbang), dan kebijakan pemerintah.

3.4. Penyusunan Rencana Aksi Bidang Perikanan

Rencana aksi perikanan merupakan bagian dari pelaksanaan dari perencanaan

yang telah disusun seperti disajikan dalam master plan. Rencana aksi mencakup

persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Rencana aksi yang bersifat

pengembangan produksi berbasis kepada pengembangan komoditas menggunakan

pendekatan sistem agribisnis, yang mencakup :

1) Subsistem pengadaan sarana dan prasarana produksi,

2) Subsistem proses produksi,

3) Subsistem pascapanen dan pengolahan hasil,

4) Subsistem pemasaran, dan

5) Subsistem pendukung (Gambar 3.3)

Page 64: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 52

Gambar 3.3. Konsep Rencana Aksi Perikanan Kabupaten Bengkayang

Uraian setiap subsistem agribisnis dalam pengembangan perikanan berbasis

kepada komoditas mencakup skala produksi, target produksi, keterlibatan massyarakat,

dan keterlibatan swasta. Uraian dari masing-masing subsistem disampaikan pada Tabel

3.8.

Tabel 3.8. Uraian Subsistem Agribisnis dalam Pengembangan Perikanan

No. Subsistem Agribisnis Komoditas Unggulan ke

1 2 3 4

1 Pengadaan prasarana produksi - Kolam - Karamba - Hatchery - Dsb.

2 Pengadaan sarana produksi - Benih - Pakan - Obat-obatan - Pupuk, kapur - BBM - Dsb.

3 Proses produksi - Sistem budidaya - Teknologi budidaya - Dsb.

4 Pascapanen dan pengolahan - Tipe produk - Diversifikasi produk - Pengolahan - Dsb.

5 Pemasaran - Tujuan pasar - Volume permintaan - Rantai pemasaran - Dsb.

Pengadaan prasarana dan

sarana produksi

Proses produksi Pengolahan dan Pemasaran

Pendukung

Page 65: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 53

6 Pendukung - HPS - Perbankan dan koperasi - Penyuluhan dan pembinaan - Perizinan

Page 66: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 54

BAB 4 SISTEM AGRIBISNIS KOMODITAS

Percepatan pembangunan pertanian dengan pendekatan sistem agribisnis

diarahkan pada komoditas unggulan kategori komoditas utama, komoditas unggulan

prospektif, dan komoditas strategis.

4.1. Pertanian Tanaman Pangan

Komoditas tanaman pangan yang diunggulkan oleh masyarakat di wilayah

Kabupaten Bengkayang adalah padi dan jagung. Padi terdiri atas padi sawah dan padi

ladang dengan produk primer adalah gabah kering panen (GKP). Jagung yang

diusahakan adalah untuk menghasilkan biji pipilan kering.

4.1.1. Padi

Padi yang diusahakan oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Bengkayang adalah

padi sawah dan padi ladang. Perkembangan komoditas padi di wilayah Kabupaten

Bengkayang tahun 2009 - 2013 adalah seperti pada Gambar 4.1. Selama periode 5

tahun tersebut luas tanam dan luas panen padi sawah berkisar antara 20.000 - 30.000

hektar dengan produktivitas sekitar 40-42 kwintal/hektar. Rata-rata IP padi sawah

adalah 1,5. Perkembangan padi ladang pada periode tersebut adalah seperti pada

Gambar 4.2. Luas tanam dan luas panen padi ladang berkisar antara 10.000-15.000

hektar dengan produktivitas sekitar 20-25 kuintal/hektar. IP padi ladang adalah 1

karena hanya ditanam 1 kali dalam satu tahun.

Produksi beras pada akhir 2013 diperkirakan sebesar 81.045 ton. Apabila harga

beras rata-rata Rp 10.000 per kilogram maka dari agribisnis produksi beras akan

diperoleh nilai produksi sebesar Rp 810,45 milyar sebagai sumber penggerak

perekonomian masyarakat.

Page 67: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 55

Gambar 4.1. Perkembangan luas tanam, luas panen, dan produktivitas Padi Sawah (Sumber: Master Plan Pertanian Kabupaten Bengkayang, 2014)

Gambar 4.2. Perkembangan luas tanam, luas panen, dan produktivitas Padi Ladang (Sumber: Master Plan Pertanian Kabupaten Bengkayang, 2014)

Hasil FGD dengan berbagai pihak di Kabupaten Bengkayang yang mewakili

wilayah Utara (Siding, Jagoi Babang, Seluas, Tujuh Belas, Sanggau Ledo, dan Ledo),

wilayah Tengah (Lumar, Suti Semarang, Sungai Betung, Teriak, Bengkayang, Lembah

Bawang, Moterado, dan Samalantan), dan wilayah Selatan (Sungai Raya Kepulauan,

Capkala, dan Sungai Raya), dinyatakan bahwa padi merupakan komoditas utama

sekaligus komoditas strategis di semua wilayah kecamatan. Hal ini karena padi

merupakan komoditas sumber utama bahan pangan pokok.

Sesuai hasil FGD tersebut data statistik komoditas padi diusahakan di setiap

kecamatan (Tabel 4.1) dengan sebaran seperti pada Gambar 4.3. Padi yang diusahakan

terdiri atas padi sawah dan padi ladang dengan luas panen menurut kecamatan tertera

pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5.

Page 68: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 56

Tabel 4.1. Luas Panen Padi di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun

2010-2013

No. Kecamatan Luas Panen Padi (hektar)

2010 2011 2012 2013

1 Sungai Raya 1.229 1.324 1.362 912

2 Capkala 862 1.542 1.862 1.386

3 SR Kepulauan 797 1.324 1.028 680

4 Samalantan 2.958 4.096 4.137 3.270

5 Monterado 2.769 3.520 4.022 3.778

6 Lembah Bawang 1.219 1.608 2.860 1.013

7 Bengkayang 1.660 2.610 2.834 1.887

8 Teriak 3.738 4.632 3.017 4.789

9 Sunagi Betung 2.909 4.537 3.864 3.998

10 Suti Semarang 812 1.391 1.535 1.858

11 Lumar 1.562 2.341 1.661 2.689

12 Ledo 1.616 2.213 2.119 2.942

13 Sanggau Ledo 3.146 3.957 2.127 3.300

14 Tujuh Belas 1.856 2.233 1.526 1.715

15 Seluas 1.874 2.722 1.868 2.629

16 Jagoi Babang 2.059 3.054 2.375 2.686

17 Siding 1.021 1.527 1.317 1.473

Kabupaten 32.087 44.631 39.514 41.005

Sumber: Data Pokok Kabupaten Bengkayang, 2014

Pada tahun 2013 di wilayah Utara, padi sawah dengan luas panen lebih dari

1.000 hektar terdapat di Kecamatan Ledo dan Jagoi Babang; di wilayah Tengah terdapat

di Kecamatan, Samalantan, Monterado, Bengkayan, Teriak dan Sungai Betung; dan di

wilayah Selatan adalah di Kecamatan Capkala (Gambar 4.3). Peta sebaran lahan sawah

yang memproduksi padi di Kabupaten Bengkayang disajikan pada Gambar 4.4. Padi

ladang di wilayah Utara terdapat di Kecamatan Ledo, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas,

dan Siding; di wilayah Tengah terdapat di Kecamatan Teriak dan Suti Semarang;

sedangkan di wilayah Selatan terdapat padi ladang di Kecamatan Capkala dengan luasan

yang sempit (Gambar 4.5). Gambar 4.6 menunjukkan sebaran blok padi sawah.

Page 69: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 57

Gambar 4.3. Sebaran padi berdasarkan luas panen menurut kecamatan di Kabupaten Bengkayang 2010-2013

Gambar 4.4. Sebaran padi sawah berdasarkan luas panen menurut kecamatan di Kabupaten Bengkayang 2010-2013

Gambar 4.5. Sebaran padi ladang berdasarkan luas panen menurut kecamatan di Kabupaten Bengkayang 2010-2013

Page 70: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 58

Gambar 4.6. Peta sebaran blok sawah di Kabupaten Bengkayang

Page 71: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 59

Sebagai komoditas strategis ketahanan pangan sudah selayaknya tanaman padi

dikembangkan disetiap kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkayang. Wilayah

Kabupaten Begkayang berpotensi untuk pengembangan tanaman padi sawah dan padi

ladang mengingat lahannya sebagian besar bertopografi relatif datar. Komoditas padi

sawah dan padi ladang merupakan komoditas yang diusahakan di keseluruhan wilayah

kecamatan Kabupaten Bengkayang. Rata-rata kepemilikan lahan sawah per KK adalah

0,5 Ha, namun untuk petani yang tidak memiliki lahan sendiri biasanya menyewa lahan

per musim senilai 50 kg gabah kering panen, sedangkan untuk pada ladang luas lahan

yang dimilki petani rata-rata 1 Hektar. Komoditas padi sawah diorientasikan untuk dijual

sedangkan untuk padi ladang diorientasikan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga

petani itu sendiri, sehingga varietas padi ladang banyak menggunakan varietas lokal

Kabupaten Bengkayang.

Pada umumnya petani mendapatkan pengetahuan bercocok tanam padi secara

turun temurun. Musim tanam padi sawah dalam satu tahun secara umum dilakukan 2

kali musim tanam yaitu bulan April sampai Agustus yang disebut kegiatan tanam

gaduh,dan bulan September sampai Februari yang disebut kegiatan rendengan. Sistem

pengairan adalah irigasi sederhana dimana sumber air berasal dari pegunungan yang

mengelilingi wilayah Kabupaten Bengkayang.

Usahatani padi secara umum bukan merupakan komoditas utama yang

diusahakan, petani di wilayah Kabupaten Bengkayang rata-rata petani memiliki tanaman

karet yang menjadi penghasilan harian para petani. Namun demikian hasil panen padi

sawah secara umum diorientasikan untuk dijual, sehingga dalam hal ini petani sudah

bersifat komersil dalam pengelolaan budidaya padi sawah.

A. Subsistem Hulu Komoditas Padi

Subsistem Agribisnis Hulu (up stream off farm agribusiness) merupakan subsistem

yang menyediakan fasilitas pengadaan input (masukan) bagi produksi pertanian primer

(on farm). Pada komoditas padi sawah di Kabupaten Bengkayang subsistem ini terdiri

dari industri perbenihan padi, penyediaan pupuk dan obat-obatan serta penyediaan

peralatan pertanian.

Subsistem hulu yang menyediakan sarana dan prasarana produksi telah ada

dengan kondisi beragam. Sarana irigasi bervariasi dari irigasi desa, irigasi setengah

Page 72: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 60

teknis, dan irigasi teknis. Namun demikian kondisi saluran sebagian dalam keadaan

tidak berfungsi maksimal karena rusak ringan sampai rusak berat.

Selain itu, kelembagaan perkumpulan petani pemakai air (P3A) tidak lagi berfungsi

dan berperan sebagaimana yang diharapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor

79/Permentan/OT.140/12/2012 tentang Pedoman Pembinaan dan Pemberdayaan P3A.

Oleh karena itu, perlu dilakukan revitalisasi saluran irigasi dan kelembagaan P3A agar

areal tanam padi sawah dapat diperluas dan frekuensi pertanaman dalam satu tahun

dapat ditingkatkan.

Kios sarana produksi benih dan pupuk sudah ada di tiap kota kecamatan

walaupun ketersediaan benih dan pupuk tidak selalu tepat waktu dan dalam jumlah

yang mencukupi. Benih yang diperdagangkan di kios sarana produksi tersebut sebagian

besar dipasok dari luar daerah Kabupaten Bengkayang karena masih terbatasnya jumlah

dan kapasitas produsen penangkar benih padi. Pupuk bersubsidi untuk tanaman pangan

dengan distribusi tertutup dan berdasarkan RDKK sering tidak tersedia di kios pengecer

pupuk ketika dibutuhkan petani.

Varietas padi sawah yang diusahakan adalah Padi Ciherang dan Inpari 30 yang

memiliki keunggulan pulen dan wangi setelah diolah menjadi nasi. Benih padi diperoleh

petani dengan cara membeli di kios-kios tani yang berlokasi di ibukota Kabupaten

Bengkayang. Selain benih yang dapat diperoleh dari kios-kios tani, benih padi

bersertifikat diupayakan ketersesiaannya oleh pihak dinas terkait. Di Kabupaten

Bengkayang telah terdapat penangkaran benih padi yang berada dibawah pengelolaan

Balai Benih Induk yang bertujuan untuk menghasilkan benih padi yang berkualitas,

sehingga dengan adanya benih berkualitas dapat membantu peningkatan produktivitas

padi yang dihasilkan oleh para petani.

Berbeda halnya dengan penyediaan benih padi, dalam upaya penyediaan pupuk

kimia seperti urea, SP 36, NPK Phonska dikoordinir oleh Balai Penyuluhan Pertanian

untuk pendistribusiannya, namun selama ini masih terkendala dalam hal kontinuitas dan

kuantitas ketersediaan pupuk. Adakalanya para petani memperoleh kesulitan untuk

mendapatkan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan pada saat masuk musim

pemupukan. Hal ini diduga karena tersendatnya pengiriman dikarenakan jarak yang

cukup jauh serta transportasi yang kurang memadai.

Dalam hal penyediaan sarana pertanian seperti cangkul, golok dan lainnya relative

Page 73: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 61

mudah diperoleh karena terdapat toko-toko peralatan yang menyediakan kebutuhan

tersebut. Untuk peralatan tertentu seperti alat pemanenan otomatis (langsung dapat

dihasilkan dalam bentuk bulir gabah) terdapat bantuan alat panen yang diberikan

kepada kelompok tani. Namun dikarenakan bantuan tersebut tidak disesuaikan dengan

kondisi lahan sawah yang umumnya dimiliki petani dengan luas hamparan yang sempit

serta kondisi tanah yang basah (lahan gambut), maka alat tersebut tidak dapat

dimanfaatkan oleh petani.

B. Subsistem Usahatani Komoditas Padi Sawah

Sebagian besar petani telah melaksanakan proses budidaya padi secara baik.

Persiapan lahan, penggunaan benih, penananaman, pemeliharaan (pengairan,

pemupukan, pengendalian gulma, dan pengendalian hama penyakit), sampai panen

telah dilakukan menurut teknologi yang disarankan. Namun demikian untuk

menerapkan proses budidaya yang baik tersebut masih sering dihadapkan pada kendala

kurangnya permodalan serta sarana produksi terutama pupuk tidak tersedia setiap saat.

Hal lain yang masih sering ditemukan sebagai kendala memperoleh pertumbuhan dan

produksi padi yang maksimal adalah adanya serangan hama dan penyakit. Uji coba

varietas-varietas unggul baru yang tahan hama penyakit spesifik lokasi dan pengadaan

benihnya perlu dilakukan.

Pada kegiatan budidaya padi sawah, rata-rata kebutuhan benih padi per Ha

adalah 25 kg, dengan penyemaian selama 18 – 25 hari. Dalam pengolahan tanah secara

umum para petani menggunakan traktor yang dimiliki oleh kelompok tani (bantuan dari

dinas pertanian) dengan sistem sewa senilai Rp 150.000. Sistem tanam padi yang

digunakan adalah sistem tanam legowo. Petani mendapatkan pengetahuan bercocok

tanam tersebut dari para penyuluh pertanian. Pada kegiatan pemupukan, diberikan

pupuk Urea sebanyak 200 kg per Ha, SP 36 sebanyak 100 kg per Ha dan NPK Phonska

sebanyak 100 Ha. Pupuk tersebut diberikan sebanyak 2 kali selama proses pemeliharaan

dengan cara mencampur semua pupuk dan kemudian diaplikasikan ke tanaman padi.

Kegiatan pengendalian hama dan penyakit yang biasanya menyerang tanaman padi

dilakukan melalui penyemprotan pestisida. Hama yang umumnya menyerang tanaman

padi adalah hama wereng. Pada beberapa lokasi serangan hama wereng berakibat pada

penurunan produktivitas padi yang diperoleh dan belum dapat ditangani dengan baik

dikarenakan masih minimnya pengetahuan para petani mengenai cara penanganan dan

Page 74: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 62

pengendalian terhadap hama dan penyakit yang biasa menyerang padi sawah.

Panen gabah padi dilakukan setelah padi berumur 100 – 125 hari setelah

penanaman (bibit siap tanam). Kegiatan panen dilakukan secara gotong royong

bersama dengan anggota kelompok tani lainnya. Sistem gotong royong melandasi

kegiatan budidaya padi sawah di daerah Bengkayang, sehingga peran kelompok tani

dalam pengelolaan adalah untuk menentukan penjadwalan tanam padi untuk semua

anggota kelompok tani. Namun untuk kegiatan pemeliharaan dan pemupukan, tenaga

kerja yang digunakan berasal dari luar keluarga petani dengan sistem upah harian (8 jam

kerja) dengan tingkat upah Rp 50.000 per hari.

Proses panen padi oleh sebagian besar petani dilaksanakan dengan memotong

batang menggunakan arit dilanjutkan dengan merontokkannya secara manual (digebot)

dan/atau dengan pedal atau power thresher. Di Kecamatan Sei Betung terdapat alat

panen dan perontok Combine Thresher . Alat ini merupakan bantuan dari pemerintah

pusat tanpa melalui penilaian kebutuhan (needs assessment) masyarakat petani.

Akibatnya alat tersebut tidak bisa dioperasikan karena terkendala oleh petakan sawah

yang berkururan kecil-kecil dan kondisi lahan saat menjelang panen masih basah. Alat

panen masih diperlukan oleh petani untuk mempercepat proses panen ketika panen

raya, tetapi hendaknya disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Reaper dan power

thresher akan lebih sesuai untuk lahan padi dengan ukuran petakan kecil.

Penjemuran gabah kering panen (GKP) untuk disimpan atau digiling dilakukan

secara alami dengan panas matahari. Waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan sangat

dipengaruhi oleh cuaca di wilayah Kabupaten Bengkayang. Rata-rata petani

membutuhkan waktu untuk mengeringkan gabah selama 1 – 2 minggu dengan lama

pengeringan setiap harinya adalah 2 – 3 jam, hal ini disebabkan karena sering terjadi

hujan. Sebagian petani membuat alat pengering dengan alas kayu dan atap dari asbes

yang bisa dibuka dan ditutup. Untuk penggilingan gabah menjadi beras hampir di setiap

kecamatan telah ada rice milling unit (RM) berkapasitas besar maupun kecil (skala

rumah tangga).

Keterampilan berbudidaya padi sawah telah diberikan oleh para penyuluh

pertanian berdasarkan panduan berbudidaya padi sesuai dengan SOP, namun karena

faktor perilaku dan kebiasaan serta keterbatasan modal kerja yang dimiliki para petani,

menyebabkan SOP yang diberikan untuk budidaya padi dilakukan tidak sesuai dengan

Page 75: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 63

arahan. Hal ini sering menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas padi yang

dihasilkan oleh para petani.

C. Subsistem Hilir Komoditas Padi Sawah

Subsistem hilir pada komoditas padi sawah terdiri dari subsistem pemasaran dan

subsistem pengolahan hasil pertanian. Para petani padi sawah di wilayah Kabupaten

Bengkayang umumnya menjual hasil panen kepada para pemilik penggilingan yang

tersebar di beberapa wilayah kecamatan dengan kapasitas giling 250 – 500 kg per jam.

Harga jual gabah kering giling berkisar antara Rp 4.000- Rp 4.500 per kg, sedangkan jika

menjual dalam bentuk gabah kering panen harga jual berkisar Rp 3.500 – 3.800 per kg.

Selain pihak penggilingan yang menjadi pihak pembeli hasil panen padi, terdapat juga

pihak pedagang pengumpul. Sering kali terdapat perbedaan harga yang ditentukan oleh

para peembeli, sehingga hal ini menyebabkan petani memilki kemampuan dalam hal

tawar menawar harga yang akan diberlakukan.

Dalam proses pengeringan yang dilakukan oleh para pemilik penggilingan

digunakan alat pengering yang disebut langko. Langko umumnya dimiliki para pemilik

penggilingan padi untuk mempercepat proses pengeringan dan mencegah padi terkena

air hujan.

D. Subsistem Layanan Pendukung Komoditas Padi

Kelembagaan kelompok tani telah terbentuk hampir di seluruh wilayah

kecamatan Kabupaten Bengkayang. Umumnya kelompok tani sebagai wadah untuk

penyampaian informasi yang diperoleh dari lembaga penyuluh. Namun kelompok tani

belum diarahkan sebagai wadah yang dapat membantu proses pemasaran dan

penyediaan modal bagi anggota yang membutuhkan. Para anggota kelompok tani

memasarkan hasil panennya secara individu, serta sumber modal kerja untuk

berusahatani padi berasal dari sumber modal sendiri yang diperoleh dari penjualan hasil

panen musim tanam sebelumnya.

Lembaga keuangan mikro sebagai penyedia modal bagi para petani kecil belum

tersedia, sehingga hal ini berakibat pada keterbatasan kemampuan dalam hal

pengembangan usahatani padi. Berdasarkan struktur biaya yang dikeluarkan, biaya

usahatani padi tertinggi terletak pada biaya tenaga kerja yang dibutuhkan pada kegiatan

Page 76: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 64

pengolahan tanah, pemeliharaan serta panen. Tingkat upah yang cukup tinggi dirasakan

berat bagi para petani, sehingga dalam kegiatan tertentu seperti kegiatan pengolahan

lahan dilakukan sistem gotong royong diantara anggota kelompok tani dengan cara

membuat penjadwalan tanam padi. Untuk kegiatan panen dilakukan dengan cara

membayar melalui hasil panen yang diperoleh sehingga hal ini dapat mengurangi

perolehan hasil panen total.

Keberadaan lembaga penyuluh mutlak dibutuhkan para petani, khususnya dalam

upaya penyebaran teknologi baru dalam berbudidaya padi khususnya padi sawah. Para

penyuluh telah memberikan keterampilan berupa sistem tanam padi Legowo dan telah

diadopsi oleh para petani. Namun keterbatasan jumlah penyuluh di wilayah Kabupaten

Bengkayang mengakibatkan banyak petani yang belum memperoleh tambahan

keterampilan, khususnya petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani. Selain

terbatasnya jumlah para penyuluh, fasilitas yang dimilki penyuluh dalam kondisi

terbatas. Petani menuntut para penyuluh melakukan demontrasi dalam penyebaran

teknologi, namun karena kurang memadainya alat demonstrasi menyebabkan

kemampuan petani dalam menyerap keterampilan yang diberikan masih kurang.

Sebagai komoditas strategis sumber bahan makanan pokok, pemasaran

komoditas padi sebagai penghasil beras berjalan lancar. Beras yang diproduksi oleh

petani diutamakan untuk dikonsumsi sendiri; selebihnya dipasarkan kepada tetangga,

pedagang pengumpul dan selanjutnya kepada pedagang antar kecamatan dan

kabupaten. Neraca beras Kabupaten Bengkayang 2010-2013 menunjukkan nilai surplus.

Dengan asumsi laju pertumbuhan 2,05% per tahun dan konsumsi beras per kapita 120

kg dan kondisi produksi beras tetap seperti tahun 2013, maka hingga 20 tahun yang

akan datang, Kabupaten Bengkayang masih akan tetap surplus beras (Tabel 4.2) dan

mampu memasok kebutuhan beras ke wilayah kabupaten atau pulau lain. Kondisi

surplus pada tahun 2013 tersebut diperoleh dari luas panen padi sawah 24.521 hektar

dengan produktivitas 4,015 ton GKP/hektar dan luas panen padi ladang 16.484 hektar

dengan produktivitas 2,21 ton GKP/hektar.

Page 77: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 65

Tabel 4.2. Neraca Beras 2010-2013 dan Proyeksinya di Kabupaten Bengkayang sampai

Tahun 2034

Tahun Penduduk (Jiwa) GKP (Ton) Produksi Beras

(Ton) Konsumsi Beras

(Ton) Surplus/Defisit

(Ton)

2010 215.277 110.156 66.093,60 25.833,24 40.260,36

2011 220.067 147.072 88.243,20 26.408,04 61.835,16

2012 224.407 137.489 82.493,40 26.928,84 55.564,56

2013 228.771 135.075 81.045,00 27.452,52 53.592,48

2014 234.490 135.075 81.045,00 28.138,83 52.906,17

2015 240.353 135.075 81.045,00 28.842,30 52.202,70

2016 246.361 135.075 81.045,00 29.563,36 51.481,64

2017 252.520 135.075 81.045,00 30.302,45 50.742,55

2018 258.833 135.075 81.045,00 31.060,01 49.984,99

2019 265.304 135.075 81.045,00 31.836,51 49.208,49

2020 271.937 135.075 81.045,00 32.632,42 48.412,58

2021 278.735 135.075 81.045,00 33.448,23 47.596,77

2022 285.704 135.075 81.045,00 34.284,44 46.760,56

2023 292.846 135.075 81.045,00 35.141,55 45.903,45

2024 300.167 135.075 81.045,00 36.020,09 45.024,91

2025 307.672 135.075 81.045,00 36.920,59 44.124,41

2026 315.363 135.075 81.045,00 37.843,60 43.201,40

2027 323.247 135.075 81.045,00 38.789,69 42.255,31

2028 331.329 135.075 81.045,00 39.759,43 41.285,57

2029 339.612 135.075 81.045,00 40.753,42 40.291,58

2030 348.102 135.075 81.045,00 41.772,26 39.272,74

2031 356.805 135.075 81.045,00 42.816,56 38.228,44

2032 365.725 135.075 81.045,00 43.886,98 37.158,02

2033 374.868 135.075 81.045,00 44.984,15 36.060,85

2034 384.240 135.075 81.045,00 46.108,75 34.936,25

Sumber: Analisis Tim 2015

Produksi beras masih bisa ditingkatkan melalui perluasan areal tanam. Perluasan

areal tanam (PAT) dapat dilakukan dengan peningkatan IP padi sawah dari 1 menjadi 2

dan pemanfaatan lahan sawah yang selama ini ditanami tanaman lain dan/atau tidak

ditanami seperti pada Tabel 4.3. Lahan sawah yang potensial untuk ditingkatkan IP nya

dari 1 menjadi 2 adalah 11.311 hektar; sedangkan lahan yang selama ini ditanami

tanaman lain atau tidak ditanami mencapai 15.947 hektar. Dengan demikian PAT padi

sawah menjadi sangat dimungkinkan.

Page 78: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 66

Tabel 4.3. Luas Lahan Sawah dan Penggunaannya Menurut Kecamatan di Kabupaten

Bengkayang 2013.

No. Kecamatan Ditanami Padi Ditanami

Tanaman Lainnya

Tidak Ditanami Apapun

Jumlah ( Ha ) > Dua Kali Satu Kali

1 Sungai Raya 606 324 53 245 1.228

2 Monterado 2.000 500 - 700 3.200

3 Samalantan 2.147 2.384 - - 4.531

4 Bengkayang 740 527 326 735 2.328

5 Teriak 1.312 430 5 - 1.747

6 Ledo 600 902 250 210 1.962

7 Suti Semarang - 185 65 1.135 1.385

8 Sanggau Ledo 82 900 33 370 1.385

9 Seluas 262 1.000 - 1.728 2.990

10 Jagoi Babang 1.184 1.589 - 8.504 11.277

11 Capkala 595 380 2 220 1.197

12 Sei Betung 2.075 405 20 200 2.700

13 Lumar 820 330 - 26 1.176

14 Siding 60 429 30 260 779

15 Tujuh Belas 180 220 - 20 420

16 Lembah Bawang

1.240 726 315 495 2.776

17 Sei Kepulauan 667 80 - - 747

Jumlah 14.570 11.311 1.099 14.848 41.828

Sumber: Laporan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan 2013

Selain PAT, produksi beras juga dapat diupayakan dengan meningkatkan

produktivitas padi sawah dan padi ladang. Produktivitas padi sawah di Kabupaten

Bengkayang sebesar 40,15 kw /hektar masih di bawah rata-rata produktivitas padi

sawah nasional yang mencapai 52,00 kw/hektar. Demikian pula produktivitas padi

ladang sebesar 22,10 kw/hektar juga lebih rendah dari rata-rata produktivitas padi

ladang nasional sebesar 30,42 kw/hektar. Dengan demikian peningkatan produktivitas

padi sawah dan padi ladang juga masih sangat dimungkinkan.

Berbagai permasalahan pengembangan komoditas padi di tiap-tiap wilayah dan

usulan program yang disampaikan oleh masyarakat melalui FGD dan pengisian kuesioner

adalah seperti pada Tabel 4.4. Permasalahan ditemukan pada salah satu atau kombinasi

dari sub sistem hulu, budidaya (on farm), off farm dan/atau penunjang.

Page 79: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 67

Tabel 4.4. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan

agribisnis padi

Wilayah Permasalahan Usulan Program

Utara 1. Benih unggul bermutu tidak tersedia/sulit diperoleh, ada terbatas dan terlambat, harganya mahal

2. Ketersediaan pupuk terbatas/tidak tersedia, kios tidak ada, harga mahal, pupuk bersubsidi tidak diawasi

3. Alsintan kurang dan pemanfaatan

belum maksimal 4. Tenaga kerja kurang dan mahal 5. Banjir di wilayah rendahan 6. Irigasi belum ada, rusak dan kurang,

sungai tertutup penambangan emas tanpa ijin

7. Hama & Penyakit 8. Alat Pasca Panen

1. Penangkaran benih dan bantuan pemerintah

2. Perbanyak kios pupuk bersubsidi, pengadaan pupuk bersubsidi, harga diturunkan.

3. Bantuan alsintan dan pelatihan operator

4. Bantuan modal usaha untuk upah tenaga kerja dan alat mesin pertanian

5. Normalisasi sungai, saluran drainase dari air pasang Sungai Meluap Karena Banjir/limbah PETI

6. Pembagunan saluran irigasi 7. Varitas spesifik lokasi 8. Dukungan Peralatan Pasca Panen

Tengah 1. Ketersediaan pupuk terbatas/tidak tersedia, kios tidak ada, harga mahal, pupuk bersubsidi tidak diawasi

2. Alsintan kurang dan pemanfaatan belum maksimal

3. Hama dan penyakit yang belum dapat diatasi

4. Alat Pasca panen yang tidak sesuai dengan kondisi lahan

1. Perbanyak kios pupuk bersubsidi, pengadaan pupuk bersubsidi, harga diturunkan.

2. Bantuan alsintan dan pelatihan operator

3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan penyuluh dalam hal penanganan hama dan penyakit

Selatan 1. Irigasi belum menjangkau seluruh wilayah yang datar

2. Hama dan penyakit 3. Ketersediaan pupuk dan kuallitas

pupuk rendah 4. Permodalan untuk pengadaan saprodi 5. Benih padi ladang beras merah sulit

diperoleh

1. Benih unggul tahan hama dan penyakit 2. Varietas padi hemat air/tahan

kekeringan 3. Pembangungan jaringan irigasi

diprioritaskan untuk peningkatan IP 4. Perlu ada pemuliaan dan produksi

benih varietas padi ladang beras merah.

4.1.2. Jagung

Jagung merupakan komoditas unggulan kedua setelah padi. Perkembangan

usaha komoditas ini pada periode 2009-2013 dapat dilihat pada Gambar 4.7. Hingga

akhir tahun 2013 luas tanam dan luas panen jagung mencapai 30.149 hektar dengan

produksi sekitar 123.517 ton. Produktivitas jagung di Kabupaten Bengkayang tahun

2013 adalah 40,97 kuintal per hektar; lebih rendah dari produktivitas rata-rata nasional

yang mencapai 44,00 kuintal per hektar. Dengan harga rata-rata jagung pipilan kering

Rp 3.000 per kilogram maka dari usaha jagung ini dapat dihasilkan nilai produksi sebesar

Rp 370.551 milyar.

Page 80: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 68

Gambar 4.7. Perkembangan luas tanam, luas panen, dan produktivitas Jagung 2009-2013

(Sumber: Master Plan Pertanian Kabupaten Bengkayang, 2014)

Jagung diusahakan di lahan sawah setelah padi dengan pola tanam padi-jagung

atau padi-padi-jagung dan di lahan kering pada saat musim hujan. Sebaran wilayah

pengembangan jagung adalah seperti tertera pada Gambar 4.8. Wilayah sentra produksi

jagung adalah di wilayah Utara Kabupaten Bengkayang yaitu Kecamatan Tujuh Belas

(7.549 hektar), Sanggau Ledo (6.533 hektar), dan Seluas (5.555 hektar). Di wilayah

Tengah, jagung diusahakan di Kecamatan Sungai Betung tetapi dengan luasan hanya

sekitar 2.763 hektar.

Gambar 4.8. Sebaran jagung berdasarkan luas panen menurut kecamatan di Kabupaten Bengkayang 2010-2013

Page 81: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 69

Apabila dibandingkan dengan tahun 2010, luas panen jagung di Kecamatan

Tujuh Belas dan Sanggau Ledo mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh adanya

konversi sebagian lahan jagung menjadi lahan kebun kelapa sawit rakyat swadaya.

A. Subsistem Hulu Komoditas Jagung

Ketersediaan sarana produksi terutama ketersediaan benih dan pupuk masih

dirasakan menjadi kendala dalam meningkatkan produktivitas jagung. Varietas jagung

yang diusahakan oleh sebagian masyarakat adalah varietas lokal bersari bebas; hanya

sebagian kecil yang menggunakan varietas hibrida. Umumnya varietas hibrida yang

digunakan adalah Pioner dan NK. Benih varietas jagung bersari bebas diperoleh dari

seleksi tanaman sebelumnya dan telah beberapa generasi. Untuk bisa menggunakan

varietas jagung komposit unggul nasional, benihnya tidak selalu tersedia. Program

penangkaran benih jagung komposit nasional tersebut telah dilakukan tetapi masih

dalam luas areal yang terbatas sehingga baru dapat memasok sekitar 10% dari

kebutuhan benih di wilayah sentra produksi. Benih jagung hibrida juga telah

diintroduksi oleh berbagai perusahaan produsen benih, namun hanya sebagian kecil

masyarakat yang mengadopsi penggunaan benih hibrida karena harga benih dinilai

mahal, mencapai Rp 100.000 per kilogram. Sementara benih jagung komposit dari

pertanaman sebelumnya atau hasil penangkaran bisa dibeli dengan harga Rp 10.000 per

kilogram. Dengan benih jagung komposit dari pertanaman sebelumnya rata-rata hanya

dicapai produktivitas jagung 35 kuintal/hektar, sementara dengan benih jagung hibrida

bisa mencapai rata-rata 55 kuintal/hektar. Pupuk bersubsidi dengan pola distribusi

tertutup berdasarkan RDKK juga tidak selalu tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan

tidak selalu tersedia setiap waktu.

B. Subsistem Usahatani Komoditas Jagung

Persiapan lahan untuk jagung dilakukan dengan tenaga traktor dan/atau bajak

dengan sapi. Pada akhir persiapan lahan sekaligus dibuat alur untuk barisan dan lubang

tanam. Hasilnya jarak antar barisan tanaman seringkali lebih sempit dari yang biasa

dierekomendasikan 80 – 100 cm; ada yang hanya 50 cm bahkan kurang. Hal ini

menyebabkan populasi jagung lebih banyak dari yang optimal antara 55.000 – 66.000

tanaman per hektar. Akibatnya jagung tanaman jagung tumbuh tinggi (etiolasi) dan

menghasilkan tongkol berukuran kecil bahkan ada tanaman yang tidak menghasilkan

Page 82: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 70

tongkol sehingga produktivitas menjadi rendah.

Pemeliharaan tanaman seperti pengendalian gulma, pemupukkan, dan

pengendalian hama penyakit dilaksanakan secara beragam antar petani. Pengendalian

gulma umumnya dilakukan menggunakan herbisida selektif pada tanaman umur 3

minggu setelah tanam (MST). Namun demikian, ada juga petani yang terbatas

permodalannya tidak melaksanakan pengendalian gulma. Pemupukkan yang dilakukan

umumnya hanya menggunakan Urea dan SP-36 dengan dosis masing-masing sekitar 300

kg dan 200 kg per hektar. Hama dan penyakit dikendalikan dengan insektisida dan

fungisida. Hama seperti penggerek batang, ulat tongkol dan penykit bulai sering

ditemukan di lapangan.

Panen jagung dilakukan jika kelobot tongkol sudah kering. Tongkol kelobot dibuka

dan dibiarkan sementara waktu di (3-5 hari) di lapangan agar tongkol jagung tanpa

kelobot lebih kering. Selanjutnya dilakukan pemetikan tongkol tanpa kelobot,

pengumpulan dan pengangkutan oleh petani sendiri atau oleh sekelompok tenaga

pemanen dari pedagang pengumpul desa. Tongkol yang telah terkumpul dalam wadah

karung diangkut ke tempat pengolahan. Pengolahan yang dilakukan adalah penjemuran

sampai kadar air siap pipi (sekitar 17%), pemipilan dengan mesin pemipil, pembersihan

dan pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan penjemuran alami di atas lantai jemur

dan atau dengan box dryer sampai kadar air dibawah 14%. Setelah kering biji jagung

dimasukkan ke dalam karung untuk disimpan sementara atau dijual ke pedagang

pengumpul desa. Selanjutnya oleh pedagang pengumpul desa dipasarkan ke pabrik

pakan ternak yang ada Singkawang dan Pontianak. Harga jual jagung dalam bentuk

tongkol basah adalah Rp 2.000 per kg, sedangkan jika petani menjual dalam bentuk

jagung pipilan adalah Rp 2.200 per kg.

C. Subsistem Hilir Komoditas Jagung

Proses pengolahan jagung pipilan kering menjadi produk pangan dan/atau pakan

jadi belum ada di wilayah Kabupaten Bengkayang. Para petani pada umumnya menjual

dalam bentuk basah, hal ini dipengaruhi oleh lamanya proses pengeringan serta

rendahnya perbedaan harga tongkol jagung basah dengan jagung pipilan, sehingga tidak

memberikan motivasi bagi petani untuk melakukan kegiatan pasca panen jagung.

Dengan demikian nilai tambah produk biji jagung lebih banyak dinikmati oleh kabpuaten

Page 83: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 71

lain. Potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan nilai tambah biji jagung

adalah adanya permintaan akan pakan untuk ternak (sapi, unggas, babi, dan ikan) yang

sebagian bahan bakunya adalah biji jagung.

Berbagai permasalahan pengembangan komoditas jagung di tiap-tiap wilayah dan

usulan program yang disampaikan oleh masyarakat melalui FGD dan pengisian kuesioner

adalah seperti pada Tabel 4.5. Permasalahan ditemukan pada salah satu atau kombinasi

dari sub sistem hulu, budidaya (on farm), off farm dan/atau penunjang.

Tabel 4.5. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan

agribisnis jagung

Wilayah Permasalahan Usulan Program

Utara 1. Ketersedian Benih terbatas/mahal, tidak tahan bulai

2. Ketersediaan pupuk dan pestisida sangat kurang

3. Alat pengolah tanah (traktor) dan mesin perontok/pemipil kurang

4. Kekuragan air pada menjelang kemarau

5. Tenaga kerja sulit dan mahal

6. Penyakit Bule 7. Harga rendah

1. Penangkaran benih, bantuan pemerintah 2. Pengadaan kios saprotan, pemanfaatan kotoran

sapi untuk pupuk 3. Bantuan alsintan dari pemerintah 4. Perlu pengadaan pompa air dan embung

air/bendungan. 5. Bantuan alsintan 6. Varitas Tahan Bule 7. Pengaturan pola Tanam (Rotasi tanam) 8. Penentuan Standar Harga Jagung

Tengah 1. Ketersediaan benih unggul yang masih terbatas

2. Alat perontok/pemipil yang kurang

3. Harga jual produk yang rendah

4. Hama dan penyakit yang belum dapat diatasi

1. Penyediaan penangkar benih jagung yang bersertifikat

2. Bantuan alat pemipil kepada kelompok 3. Dibentuknya lembaga penyedia informasi harga 4. Ketersediaan demfarm sebagai sarana

mempermudah penyebaran teknologi 5. Memperluas akses pasar

Selatan 1. Hama dan penyakit yang belum dapat diatasi oleh petani

2. Pengadaan bibit unggul yang masih sulit.

1. pengendalian hama dan penyakit secara baik dan benar.

2. Introduksi bibit unggul serta pembuatan demfarm yang secara praktikal dapat mengedukasi petani untuk bisa menerapkan teknik budidaya yang baik

Hasil identifikasi pada survei lapang dan FGD dengan penyuluh (UPTD) dan

masyarakat kelompok tani diperoleh peta indikasi potensi pengembangan komoditas

jagung di Kabupaten Bengkayang (Gambar 4.9).

Page 84: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 72

Gambar 4.9. Peta indikasi potensi sebaran lahan jagung di Kabupaten bengkayang

Page 85: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 73

4.2. Pertanian Hortikultura

Hortikultura yang diusahakan oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Bengkayang

terdiri atas aneka sayur dan aneka buah. Pengusahaan aneka sayuran dan aneka buah

telah menjadi sumber mata pencaharian utama di beberapa wilayah kecamatan.

4.2.1. Aneka Sayuran

Berbagai sayuran dataran rendah seperti kacang panjang, ketimun, terong,

buncis, tomat dan sebagainya banyak diusahakan masyarakat petani di wilayah

Kabupaten Bengkayang. Perkembangan aneka sayuran pada tahun 2013 dapat dilihat

pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10. Luas panen, produktivitas, dan produksi aneka sayuran di Kabupaten Bengkayang 2013

(Sumber: Data Pokok Kabupaten Bengkayang 2014 dianalisis)

Hasil observasi dan wawancara di lapangan serta FGD menunjukkan bawah

aneka sayuran tersebut terutama diusahakan di wilayah kecamatan Tujuh Belas dan

Sanggau Ledo. Dinilai dari kondisi fisik dan kesuburannya, lahan di wilayah ini sesuai

untuk komoditas aneka sayuran tersebut. Sementara untuk wilayah kecamatan lainnya

budidaya sayuran hanya diperuntukkan bagi pemenuhan konsumsi rumah tangga

Page 86: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 74

dengan jenis sayuran yang umum ditanam adalah mentimun, kacang panjang, terong,

pare dan labu siam.

A. Subsistem Hulu Komoditas Sayuran

Benih sayuran dapat diperoleh secara mudah dengan membeli di kios pertanian

terdekat yang dipasok oleh perusahaan benih sayuran dari luar wilayah Kabupaten

Bengkayang. Pupuk organik sebagai input produksi utama bagi keberhasilan

pertumbuhan dan produksi sayuran yang terutama dari kotoran ayam didatangkan dari

peternakan ayam di Pontianak dan Singkawang. Pupuk dan pestisida juga diperoleh dari

kios pertanian terdekat.

Penggunaan pupuk kotoran ayam dari luar daerah yang berjarak cukup jauh dari

lokasi budidaya telah menyebabkan harga pupuk kotoran ayam mencapai Rp 20.000 per

karung dan satu hektar rata-rata memerlukan 100 karung pupuk kotoran ayam ini atau

bernilai Rp 2 juta per hektar. Sumber pupuk organik berupa kotoran sapi dan kotoran

kambing yang tersedia di wilayah setempat belum banyak dimanfaatkan. Padahal

kotoran sapi dan kambing apabila dikomposkan menjadi bokashi bisa berkualitas lebih

baik daripada kotoran ayam dan dapat menghemat biaya menjadi hanya sekitar Rp 500

ribu per hektar; demikian yang dinyatakan oleh Kepala UPTD Pertanian Kecamatan

Sanggau Ledo (Juni 2015). Permasalahan terkait belum dimanfaatkannya bokhasi

sebagai pupuk organik pada sayuran adalah (1) sebagian besar petani belum

mengetahui teknis pembuatan bokhasi, dan (2) petani belum mempercayai bahwa

penggunaan bokhasi dapat memberikan pertumbuhan yang baik dan produksi lebih

tinggi pada sayuran yang mereka usahkan dibandingkan dengan kotoran ayam.

B. Subsistem Usahatani Komoditas Sayuran

Budidaya sayuran pada umumnya telah dilakukan secara intensif. Persiapan lahan

termasuk pemasangan mulsa, aplikasi pupuk kandang dan pupuk dasar, penanaman,

pemeliharaan tanam (seperti pengendalian gulma, pengendalian hama penyakit,

pengairan, pengajiran, dan penunasan), panen telah dilakukan sesuai prinsip budidaya

yang baik. Untuk penanganan produk pasca panen seperti pembersihan,

pemilahan/sortasi, dan pengkelasan mutu (grading) biasanya dilakukan oleh pedagang

pengumpul desa (PPD).

Page 87: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 75

C. Subsistem Hilir Komoditas Sayuran

Pemasaran produk hortikultura aneka sayuran dataran rendah dengan tataniaga

dari petani produsen - pedagang pengumpul - pasar sayuran lokal/pedagang besar antar

kabupaten/pasar Malaysia. Sayuran dataran rendah dari wilayah Bengkayang bagian

Utara seperti Sanggau Ledo, Ledo, dan Tujuh Belas oleh pedagang besar dipasarkan

sampai ke wilayah Sambas, Singkawang, dan Pontianak. Oleh pedagang pengumpul

sebagian sayuran dipasarkan di pasar sayur, Pasar ‘Subuh’ di Sanggau Ledo dan Pasar

Srikin, wilayah perbatasan Malaysia.

Pasar ‘Subuh’ di Sanggau Ledo beroperasi tiap hari mulai dini hari sampai sore

hari. Di pasar ini terjadi transaksi sayuran dataran rendah setempat (kacang panjang,

buncis, tomat, terong, cabai dan lain-lain) dan sayuran dari daerah lain (kol, wortel,

bawang daun) antara pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang eceran.

Pasar ‘Subuh’ menempati bangunan milik perseorangan yang disewakan kepada

pedagang. Untuk bisa menempati suatu area (los) tanpa sekat berukuran 2 m x 10 m,

seorang pedagang harus membayar sewa Rp 50.000 per hari. Total ada sekitar 20 los.

Pasar sayuran permanen milik pemerintah daerah atau suatu badan usaha belum ada.

Permasalahan yang ditemukan dalam agribisnis sayuran adalah tingginya (1) harga

fluktuatif dan lebih sering rendah, (2) serangan penyakit bule (keriting) dan patek

terutama pada cabe, serta (3) adanya produk terbuang pada saat produk melimpah dan

harga rendah. Untuk mengatasi berbagai permasalahan ini diperlukan adanya program

diversifikasi produk sayuran/produk olahan misalnya saos tomat, saos cabai, cabai

kering dan lain-lain, serta perlu adanya pelatihan pengendalian hama dan penyakit pada

tanaman sayuran. Di salah satu kecamatan yaitu Sungai Raya telah berkembang industri

rumah tangga pengolahan saus cabe dan cabe bubuk. Industri demikian hendaknya

dikembangkan di daerah sentra produksi lainnya.

Berbagai permasalahan pengembangan komoditas jagung di tiap-tiap wilayah dan

usulan program yang disampaikan oleh masyarakat melalui FGD dan pengisian kuesioner

adalah seperti pada Tabel 4.6. Permasalahan ditemukan pada salah satu atau kombinasi

dari sub sistem hulu, budidaya (on farm), off farm dan/atau penunjang.

Page 88: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 76

Tabel 4.6. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan

agribisnis aneka sayuran

Wilayah Permasalahan Usulan Program

Utara 1. Benih harganya mahal 2. Pupuk dan pestisida tergantung PPD

sebagai mitra 3. Alsintan kurang 4. Musim kemarau kekeringan 5. Harga Fluktuatif (banyak turunnnya) 6. Penyakit Bule (keriting), Patek

terutama pada cabe 7. Kelimpahan produk (harga rendah

produk terbuang) 8. Permodalan kurang

1. Pelatihan penangkaran benih sayuran

2. Perlu bantuan alsintan 3. Pembangunan bendungan/embung 4. Pengolahan Produk 5. Pelatihan pengendalian hama

penyakit tanaman sayuran 6. Bantuan kredit untuk permodalan

usaha.

Tengah 1. Ketersediaan benih terbatas dan harga benih mahal

2. Pupuk mahal 3. Tenaga kerja mahal 4. Pengairan kurang 5. Tidak ada kemitraan

1. Pengembangan benih unggul lokal 2. Bantuan pupuk bersubsidi 3. Bantuan kredit untuk permodalan 4. Program pompanisasi 5. Pengembangan kemitraan

Selatan 1. Benih sulit diperoleh 2. Pupuk dan pestisida harganya mahal

dan tidak selalu tersedia 3. Pengairan kurang 4. Kekurangan permodalan

1. Penyediaan bibit unggul 2. Pengadaan kios sarana produksi 3. Program pompanisasi 4. Bantuan kredit permodalan

Hasil identifikasi pada survei lapang dan FGD dengan penyuluh (UPTD) dan

masyarakat kelompok tani diperoleh peta indikasi potensi pengembangan komoditas

sayuran di Kabupaten Bengkayang (Gambar 4.11).

Page 89: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 77

Gambar 4.11. Peta indikasi potensi sebaran komoditas sayuran di Kabupaten Bengkayang

Page 90: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 78

4.2.2. Aneka Buah

Keadaan aneka buah di wilayah Kabupaten Bengkayang pada tahun 2013 dapat

dilihat pada Tabel 4.7. Tercatat ada 22 jenis buah. Lima jenis buah yang banyak

diusahakan berturut-turut adalah adalah pisang, jeruk siam, nanas, papaya, dan durian.

Tabel 4.7. Jumlah Pohon dan Produksi Aneka Buah di Kabupaten Bengkayang Tahun

2013

Jenis Buah-buahan Kind of fruits

Banyaknya Tanaman Menghasilkan Number of Product Plant

(Pohon)

Produksi Production (Kwintal)

(1) (2) (3)

1. Alpukat/Avocado 4.193 970

2. Mangga/Manggo 13.865 3.651

3. Rambutan/Rambutan 10.338 4.281

4. Langsat/Duku 4.433 1.520

5. Belimbing/Starfruit 840 135

6. Manggis/Mangosteen 500 165

7. Nangka/Jackfruit 16.622 8.025

8. Jeruk/Orange 608 111

9. Durian/Durian 20.736 15.510

10. Jambu Biji/Guava 1.701 286

11. Sirsak/Soursop 1.670 176

12. Suku/Sukun 2.338 887

13. Sawo/Sawo 2.487 1.032

14. Pepaya/Papaya 25.269 3.233

15. Pisang/Banana 558.838 75.976

16. Nenas/Pineapple 194.363 4.848

17. Salak/Salak 2.109 131

18. Melinjo/Melinjo 2.736 304

19. Petai/Petai 13.301 4.088

20. Jambu Air/Water Guava 1.687 246

21. Konya/Markisa 37 7

22. Jeruk Siam/Siam Orange 440.665 103.640

Sumber/Source: Dinas Pertanian Kabupaten Bengkayang

A. Durian

Durian terdapat di hampir seluruh wilayah kecamatan dengan produksi terbanyak

di Sanggau Ledo diikuti oleh Monterado dan Lembah Bawang (Gambar 4.12). Jenis

durian yang terdapat di wilayah ini sangat beragam dalam ukuran dan bentuk buah, rasa

dan tekstur daging buah, serta aroma. Sebagian besar durian masih merupakan pohon

Page 91: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 79

hutan dan hanya sebagian kecil yang diusahakan sebagai kebun durian.

Gambar 4.12. Sebaran Wilayah Buah Durian di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013

Budidaya durian yang baik belum dilakukan. Bibit yang digunakan masih belum

jelas varietas dan mutunya karena tidak ada sertifikat. Jarak tanam tidak teratur.

Pengendalian gulma, pemupukkan dan pengendalian hama penyakit hampir tidak

pernah dilakukan. Penjarangan bunga dan buah juga tidak dilakukan. Panen dilakukan

dengan memungut buah-buah yang telah jatuh dengan sendirinya. Pada saat musim

buah, hasil panen melimpah. Pengolahan buah menjadi dodol buah durian baru

terdapat di kota Kabuaten Bengkayang. Dari FGD dan pengisian kuesioner teridentifikasi

beberapa permasalahan yang ditemukan terkait dengan komoditas ini yang hampir

sama di setiap wilayah seperti tertera pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil Identifikasi Permasalahan Dan Usulan Program Dalam Pengembangan

Agribisnis Durian

Permasalahan Usulan Program

1. Belum tersedia bibit dari jenis unggul bersertifikat,

2. Hasil panen musiman dan melimpah sementara usaha industri pengolahan masih sangat sedikit.

3. Populasi menurun karena pohon dipotong sebagai bahan kayu

1. Penyediaan bibit unggul, penangkaran, pelatihan okulasi

2. Pembinaan pengolahan buah durian (pelatihan pengolahan dan bantuan peralatan)

3. Bantuan bibit untuk perluasan tanam.

Page 92: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 80

B. Pisang

Pisang sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Bengkayang terdapat hanya di

wilayah Selatan, yaitu Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan dan Capkala (Gambar 4.13).

Tanaman pisang kepok kuning dalam 5 tahun terakhir berkembang cukup pesat di

Kecamatan Sungai Raya. Sebagian besar petani pisang sudah memperluas areal

penanamannya sejak ada eksportir lokal yang bersedia menampung hasil panennya.

Gambar 4.13. Sebaran Wilayah Buah Pisang di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013

Dalam pengembangan pisang kapok kuning, para petani masih menghadapi

beberapa kendala dalam pembudidayaannya, diantaranya pasokan bibit yang

berkualitas sulit didapat, pengendalian hama dan penyakit dan harga yang tidak stabil.

Selama ini petani hanya mengandalkan bibit dari tanaman induknya, namun hasilnya

semakin menurun pada generasi berikutnya, bahkan buah yang dihasilkan dalam satu

tandannya tidak seragam, hanya pada sisir 1-3 saja yang buahnya berisi, pada sisir

berikutnya kempos/kosong.

Ada beberapa harapan dari petani pada saat FGD yaitu untuk mengatasi

permasalahan pada tanaman pisang kepok mereka mengusulkan perlu ada

pelatihan/pendidikan kepada petani dan penyuluh tentang pengendalian hama terpadu

tanaman pisang, kemudian pembuatan demfarm sebagai percontohan untuk introduksi

bibit, teknik budidaya, jenis dan cara pemupukan dan pemeliharaan serta pengendalian

Page 93: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 81

harga yang menguntungkan petani.

Industri pengolahan yang sudah berkembang adalah produksi pisang kepok beku.

Industri ini sudah melakukan ekspor ke Amerika Serikat selama 3 tahun dengan

kapasitas ekspor minimal 9 ton. Untuk menghasilkan kapasitas ekspor sebesar 9 ton

dibutuhkan pisang kepok sebanyak 36 ton, rndemen 25%. Prosesnya meliputi pisang

harus matang 80% - sortir pisang yang memenuhi standar ukuran - pengupasan – cuci –

rebus selama 3 sampai 5 menit – dikemas seperti sosis – bekukan di frezzer dengan suhu

-20 derajat celcius selama 24 jam. Bila akan diekspor suhunya dipertahankan supaya

tetap beku. Bahan baku dipasok dari petani dan kebun sendiri. Permasalahan yang

belum teratasi adalah teknologi pengolahan limbah kulit pisang serta listrik yang kadang

sering padam.

Potensi pengembangan cukup terbuka lebar karena sudah ada yang menampung

hasil panen petani yaitu pengusaha eksportir pisang kepok beku, berapapun hasil panen

selama memenuhi persyaratan standar mutu akan dibeli oleh pengusaha tersebut.

Permasalahan yang dihadapi petani pisang kepok di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan

dan Capkala serta solusi yang diusulkan saat FGD berlangsung hampir sama dengan yang

berada di Kecamatan Sungai Raya.

C. Jeruk

Tanaman jeruk juga merupakan komoditas yang banyak ditanam di Kecamatan

Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan (Gambar 4.14). Melihat sejarah tanaman jeruk

di kecamatan ini, hampir seluruh petani di setiap lahannya ditanam jeruk dan pernah

berjaya dengan harga yang baik sehingga petani cukup sejahtera pada saat itu. Namun,

adanya serangan penyakit virus jeruk (CVPD) yang tidak bisa dikendalikan maka sebagian

besar tanaman jeruk rusak dan petani merugi.

Saat ini sebagian petani masih membudidayakan tanaman tersebut dan

berharap bisa mencapai kejayaan seperti dulu. Namun kendalanya masih belum bisa

mereka atasi diantaranya pengendalian hama dan penyakit, harga jeruk yang sangat

rendah, dimana dalam 5 tahun terakhir hanya bertahan pada Rp 7.000,-/kg. Disamping

itu kualitas pupuk bersubsidi yang rendah masih menjadi kendala bagi petani

dikecamatan tersebut.

Page 94: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 82

Ada beberapa masukan dari petani dan penyuluh pada saat FGD berlangsung

untuk mengatasi permasalahan pada tanaman jeruk yang mereka budidayakan

diantaranya perlu ada pelatihan/ pendidikan kepada petani dan penyuluh tentang

pengendalian hama terpadu tanaman jeruk, kemudian pembuatan demfarm sebagai

percontohan untuk introduksi bibit, teknik budidaya, jenis dan cara pemupukan dan

pemeliharaan serta pengendalian harga yang menguntungkan petani.

Komoditas jeruk berpeluang besar menjadi komoditas unggulan di kedua

kecamatan ini. Dilihat dari potensi wilayahnya merupakan daerah pesisir pantai sangat

berpotensi untuk dilakukannya perdagangan antar pulau juga keberadaan kecamatan ini

yang berbatasan dengan Kota Singkawang peluang pemasarannnya cukup besar.

Gambar 4.14. Sebaran Wilayah Buah Jeruk di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013

D. Nanas

Nanas merupakan komoditas unggulan terutama di wilayah Kecamatan Sungai

Raya Kepulauan dan Sungai Raya. Populasi tanaman nanas di Sungai Raya Kepulauan

pada tahun 2013 hampir mencapai 96.850 rumpun dengan produksi 1.769 kuintal,

sedangkan di Sungai Raya 26.000 rumpun dengan produksi 2.640 kuintal (Gambar 4.15).

Page 95: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 83

Gambar 4.15. Sebaran Wilayah Nanas di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013

Budidaya nanas dilakukan di lahan kering. Teknik budidaya masih semi intensif.

Bibit yang digunakan adalah jenis lokal. Persiapan lahan dilakukan secara minimum,

pengendalian gulma beragam - ada yang sampai bersih dan ada yang sekedarnya

dibersihkan, pemupukkan jarang dilakukan, penjarangan rumpun juga tidak intensif.

Akibatnya produktivitas sangat bervariasi antara 6 - 17 kg per rumpun per tahun. Hal

tersebut adalah akibat dari belum adanya bibit nanas varietas unggul, ketersediaan

pupuk bersubsidi terbatas dan penyuluhan yang belum intensif serta keterbatasan

permodalan.

Buah nanas sebagian besar dijual dalam bentuk buah segar di dalam kecamatan,

antar kecamatan dalam kabupaten, bahkan ke kabupaten lain seperti Singkawang dan

Pontianak. Masalah utama yang dihadapi adalah fluktuasi harga. Buah nanas menjadi

kurang diminati dan harganya akan turun bila terjadi musim buah dari aneka jenis buah

lainnya seperti durian, duku/langsat, rambutan dan sebagainya. Buah nanas akan

melimpah dan kadang membusuk.

Industri rumah tangga yang mengolah dodol berbahan baku ketan, labu, dan

nenas telah dilakukan oleh penduduk lokal, tetapi dalam jumlah yang masih sangat

terbatas. Bahan baku diperoleh dari Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan.

Kapasitas produksi 200 kg dodol per hari dengan jumlah karyawan 50 orang. Pemasaran

sudah menjangkau kecamatan tetangga, Pontianak dan Kota Singkawang.

Page 96: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 84

Gambar 4.16. Peta indikasi potensi penyebaran buah-buahan di Kabupaten Bengkayang

Page 97: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 85

4.3. Perkebunan

Komoditas perkebunan di Kabupaten Bengkayang telah menjadi sumber

pendapatan bagi masyarakat, daerah, dan nasional. Perkembangan luas tanaman dan

produksi dalam kurun waktu 2010-2013 dapat dilihat pada Gambar 4.17 dan Gambar

4.18.

Gambar 4.17. Perkembangan Luas Tanaman Perkebunan di Kabupaten Bengkayang 2010-2013

Gambar 4.18. Perkembangan Produksi Perkebunan di Kabupaten Bengkayang 2010-2013

Page 98: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 86

Kondisi terakhir perkembangan usaha komoditas perkebunan pada tahun 2014

tertera pada Tabel 4.9. Rumah tangga petani yang terlibat dalam usaha komoditas

perkebunan adalah 54.450 KK. Jumlah penduduk di Kabupaten Bengkayang pada tahun

2013 adalah 288.771 jiwa. Dengan asumsi tiap KK terdiri atas 5 jiwa akan terdapat

57.754 KK. Artinya 94,3% penduduk di wilayah ini memiliki pekerjaan pada usaha

tanaman perkebunan, baik sebagai pekerjaan utama atau sampingan.

Dengan mepertimbangkan jumlah keterlibatan masyarakat dan luas areal

tanaman, terdapat dua komoditas perkebunan unggulan yaitu karet dan kelapa sawit.

Selain itu yang prospektif dikembangkan adalah kelapa dalam dan lada.

Tabel 4.9. Keadaan Komoditas Perkebunan di Kabupaten Bengkayang Tahun 2014

Jumlah ( Ha ) Jumlah Rata rata

No KOMODITI TBM TM TT/TR

Areal Petani Produksi Produktivitas

( Ha ) ( KK ) ( Ton ) (Kg/Ha/Th)

1 Karet 12.760 30.949 8.461 52.170 31.811 23.306 753

2 Kelapa Dalam 606 3.313 351 4.270 5.155 2.668 805

3 Kelapa Hybrida - 40 64 104 497 34 850

4 Kelapa Sawit 27.601 39.242.0 - 66.843 4.633 51.455 1.311

5 Kakao 924.5 784 302 2.011 2.752 564 719

6 Lada 419 1.606 676 2.701 5.230 1.223 762

7 Kopi 13 141 283 437 1.375 77 546

8 Cengkeh 128 622 76 826 748 225.7 363

9 Pinang 39.5 40.5 4 84 218 18.25 451

10 Kemiri 458 521 341 1.320 1.958 174 334

11 Jarak Pagar - - - - - - -

12 Pala 35 21 - 56 73 10 476

Jumlah 42.984 77.280 10.558 130.822 54.450 - -

Hasil identifikasi pada survei lapang dan FGD dengan penyuluh (UPTD) dan

masyarakat kelompok tani diperoleh peta indikasi potensi pengembangan komoditas

tanaman perkebunan di Kabupaten Bengkayang (Gambar 4.19).

Page 99: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 87

Gambar 4.19. Peta indikasi potensi penyebaran tanaman perkebunan di Kabupaten Bengkayang

Page 100: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 88

4.3.1. Karet

Merupakan komoditas yang diusahakan oleh masyarakat di seluruh wilayah

kecamatan di Kabupaten Bengkayang. Sebagai usaha perkebunan rakyat, hasil karet

berperan sebagai sumber utama pendapatan masyarakat selama bertahun-tahun.

Jumlah pekebun karet adalah 31.811 KK atau dengan luas tanaman 52.170 hektar atau

rata-rata 1,64 hektar. Sebaran wilayah komoditas karet dapat dilihat pada Gambar 4.20.

Gambar 4.20. Sebaran Wilayah Komoditas Karet di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013

Tanaman karet di Kabupaten Bengkayan terdiri atas 24,5% (12.760 hektar)

tanaman belum menghasilkan (TBM), 59,3% (30.949 hektar) tanaman menghasilkan

(TM) dan 16,2% (8.461 hektar) tanaman tua atau tanaman rusak (TT/TR). Rata-rata

produktivitas karet adalah 753 kg/hektar/tahun. Nilai tersebut lebih rendah dari rata-

rata produktivitas nasional yaitu 986 kg/hektar/tahun.

Wilayah dengan tanaman karet terluas pada tahun 2013 berturut-turut adalah

Kecamatan Samalantan (9.026 hektar), Lembah Bawang (7.248 hektar), dan Monterado

(7.217 hektar). Rata-rata produktivitas karet pada tahun 2013 adalah 768

kg/hektar/tahun dan produktivitas untuk ketiga wilayah kecamatan tersebut masing-

masing adalah 758, 758, dan 779 kg/hektar/tahun.

Produktivitas karet yang masih rendah tersebut disebabkan oleh kombinasi

beberapa keadaan budidaya tanaman yang kurang baik, yaitu: (1) hanya sebagian kecil

Page 101: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 89

petani yang menggunakan klon unggul anjuran, (2) bibit sebagian besar berasal dari

cabutan (seedling) bukan hasil okulasi, (2) jarak tanam tidak teratur, (3) pertanaman

banyak ditumbuhi gulma, (4) pemupukkan hampir tidak pernah dilakukan, (5)

pengendalian hama penyakit tidak pernah dilakukan, dan (6) norma dan aturan

penyadapan tidak diikuti. Beberapa permasalahan utama dan usulan program yang

disampaikan oleh masyarakat pada saat FGD dan pengisian kuesioner adalah seperti

tertera pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Hasil Identifikasi Permasalahan Dan Usulan Program Dalam Pengembangan

Agribisnis Karet

Permasalahan Usulan Program

1. Bibit tidak tersrsedia, kualitas Bibit Kurang terjamin/klon tidak jelas

2. Harga Rendah 3. Jamur akar putih 4. Bahan pembeku lateks bervariasi dan

kurang baik 5. Belum ada pabrik pengolahan karet

yang di dekat wilayah sentra produksi 6. Kualitas bahan olah karet rendah 7. Tidak tersedia gudang khusus

penyimpanan 8. Penyuluhan kurang 9. Permodalan sulit 10. Sebagian daerah transportasi sulit,

hanya bisa motor roda dua 11. Margin pedagang pengepul tinggi,

harga yang diterima petani rendah

1. Pembagunan Kebun entres di tiap kecamatan, pelatihan okulasi, bantuan bibit unggul

2. Peningkatan Harga (harga min. harga beras) 3. Pelatihan pengendalian hama penyakit 4. Bantuan/pengadaan bahan pembeku latake

bermutu 5. Pembangunan pabrik karet di wilayah sentra

produksi 6. Pelatihan untuk peningkatan mutu bahan oleh

karet 7. Pengadaan gudang penyimpanan 8. Peningkatan kegiatan penyuluhan 9. Bantuan kredit permodalan 10. Perbaikan infrastruktur jalan/jalan usaha tani

ke perkebunan karet 11. Perlu ada koperasi penampung karet dengan

harga yang layak.

Harga karet rendah, berkisar antara Rp 5.000 – Rp 7.000 telah berlangsung lama,

hampir dua tahun. Harga karet rendah ini semakin memperburuk kondisi tanaman.

Petani hampir tidak pernah melakukan pemeliharaan tanaman, hanya rutin melakukan

penyadapan seperti biasanya.

Walaupun harga rendah, penyadapan karet tetap dilakukan karena hasil

penjualan karet adalah yang utama untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Usaha dari

tanaman lain padi, palawija, sayuran, dan buah-buahan serta ikan dan ternak, hasilnya

bersifat bulanan atau musiman. Karenanya karet masih tetap menjadi komoditas

unggulan bagi mereka.

Komoditas karet termasuk jenis komoditas yang diunggulkan di Kabupaten

Bengkayang. Karet merupakan penopang kebutuhan primer petani, dimana fluktuasi

Page 102: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 90

harga jualnya mempengaruhi kondisi perekonomian keluarga karena bila telah

menghasilkan bisa menjadi sumber mata pencaharian mingguan petani, sedangkan jika

komoditas lain akan menghasilkan pada saat panennya atau musimnya. Tanaman karet

yang ditanam merupakan jenis tanaman karet rakyat, teknologi dan pengelolaannya pun

masih sederhana. Rata-rata pengelolaan tanaman karet adalah 1 hektar per KK dengan

umur tanaman sudah tua (> 20 tahun) yang seharusnya sudah dilakukan peremajaan.

Dengan umur tanaman tua tersebut mempengaruhi produktivitas getah karet yang

dapat diperoleh petani.

A. Subsistem Hulu Komoditas Karet

Kendala yang banyak dihadapi petani karet adalah pengadaan bibit entres yang

masih terbatas dan juga sulit dalam menghasilkan bibit yang bermutu, selain itu karena

sebagai sarana penopang perekonomian stabilitas harga yang rendah masih menjadi

penghalang petani dalam pengembangan komoditas ini. Hama dan penyakit juga

berkontribusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh petani pembudidaya. Adapun

solusi dari permasalahan tersebut adalah diantaranya yang diusulankan petani seperti

pengadaan bibit entres yang mudah diakses serta pengadaan kebun entrees, disamping

itu diperlukan stabilitas harga yang menguntungkan petani dan perlua ada demfarm

sebagai sarana pembelajaran bagi petani karet.

B. Subsistem Usahatani Komoditas Karet

Budidaya karet yang dilakukan oleh para petani yang berada di Wilayah

Kabupaten Bengkayang masih tergolong sangat sederhana. Rata-rata populasi tanaman

per hektar adalah 500 pohon dengan jarak tanam 3 x 6 m. Lahan yang dipergunakan

untuk penanaman karet adalah lahan pegunungan. Perkembangan perkebunan karet di

wilayah Kabupaten Bengkayang Bagian tengah diawali oleh PTPN XII dengan wilayah

kebun meliputi kecamatan Monterado, Samalantan dan Lembang Bawang pada tahun

1983. Terjadinya konflik masyarakat mengakibatkan kebun karet menjadi terbengkalai

dan akhirnya beralih kepemilikan kepada masyarakat asli (Suku Dayak). Dalam

mengelola kebun karetnya petani tidak melakukan pemeliharaan secara intensif.

Tanaman karet tidak diberikan pupuk, namun untuk kebersihan lahannya petani hanya

melakukan pembersihan terhadap rumput yang tumbuh disekitar tanaman. Namun

dikarenakan harga karet jatuh yaitu Rp 7.000 per kg dalam bentuk lateks menyebabkan

Page 103: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 91

banyak petani yang mengalihfungsikan lahan karet dengan tanaman kelapa sawit.

Adapun tanaman karet yang saat ini dikelola oleh masyarakat asli suku Dayak belum

dilakukan peremajaan, sehingga permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya

produktivitas karena usia tanaman yang sudah tua. Untuk melakukan peremajaan

petani membutuhkan modal yang cukup besar, hal ini yang menjadi masalah utama

sulitnya perkebunan karet yang dikelola oleh rakyat dapat berkembang.

C. Subsistem Hilir Komoditas Karet

Produk karet umumnya dijual dalam bentuk sleb lateks, berukuran 60 cm x 60 cm

x 15 cm. Ada juga yang dalam bentuk sleb lum (ojol). Produk sleb dijual ke pedagang

pengumpul desa, selanjutnya oleh pedagang pengumpul desa dijual ke pabrik

pengolahan yang ada di Pontianak. Teragantung kondisinya, sleb inilah yang dijual

dengan kisaran Rp 5.000- Rp 7.000 per kg. Namun demikan ada juga sebagian petani,

terutama di wilayah Utara yang berbatasan dengan Malaysia, menjual karet berkualitas

lebih tinggi dalam bentuk sit angin dan/atau sit asap dengan harga Rp 20.000-Rp 21.000

per kilogram.

Melalui pengolahan yang relatif sederhana dengan alat ‘Mengel’ dan bangunan

kamar asap, kualitas produk karet sangat mungkin ditingkatkan. Terkait dengan hal ini

diperlukan adanya kegiatan pembinaan kelembangaan dan pembinaan pengolahan

mulai dari teknologi, pengadaan bahan dan peralatan sampai pada promosi penjualan

produknya (sit ngin dan/atau sit asap).

Di salah satu wilayah sentra produksi karet, yaitu di Desa Beringin Baru,

Kecamatan Monterado telah dibangun satu unit pengolahan ‘compo crep ’ atau crumb

rubber. Unit ini dapat mengolah berbagai bentuk atau jenis lum dengan berbagai

kualitas, dari mulai yang terjelek seperti lum tanah. Melalui proses pemotongan

(cutting) dan pencucian (washing), dilanjutkan dengan penggilingan, pemberian pola

(printing) dan dikeringanginkan maka akan terbentuk crepe yang diinginkan. Kapasitas

pabrik adalah 1.500 kg per hari.

Kelemahan dari unit ini adalah akan mengurangi memotivasi masyarakat untuk

meningkatkan kualitas bahan olah karet (BOKAR) karena segala macam bokar-termasuk

lum bermutu rendah diterima, boros penggunaan air, menghasilkan limbah yang perlu

penanganan secara baik, dan memerlukan energi (sumber listrik) yang besar. Masalah

Page 104: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 92

kelembagaan pengelola yang belum jelas, kendala biaya operasional, dan belum adanya

studi kelayakan menyebabkan unit pengolahan ini sejak dibangun 2011 belum

beroperasi secara komersial, hanya pernah dilakukan ujicoba sebanyak 4 kali. Hasil uji

coba sementara dari 600 kg bahan baku (lum) dihasilkan 215 kg crep. Bila diasumsikan

seperti dengan kondisi sekarang dimana harga bahan baku rata-rata Rp 6.500 per kg dan

karet dlam bentuk crep Rp 22.000 per kg maka secara kasar akan selisih penerimaan

kotor Rp 830.000 (sebelum dikurangi biaya pengolahan-listrik, air, tenaga kerja,

penyusutan investasi, dan lain-lain).

Sebagai sesuatu yang telah diinvestasikan, pabrik ini perlu ditindaklanjuti dengan

analisis kelayakan operasionalnya. Hal ini terutama untuk menampung BOKAR

berkualitas rendah dari masyarakat sekitar. Akan tetapi yang harus tetap diutamakan

dalam pembinaan karet adalah agar masyarakat menghasilkan BOKAR berkualitas

tinggi dalam bentuk minimal sit angin sampai sit asap sehingga bisa langsung dijual ke

pabrik pengolahan karet yang lebih hilir yang mengolah barang jadi.

Harga jual yang rendah untuk komoditas karet disebabkan belum adanya pabrik

pengolahan karet yang mampu menampung hasil panen para petani karet di wilayah

Kabupaten Bengkayang. Pada saat pengelolaan kebun karet dilakukan oleh pihak PTPN

XII telah dibeli alat untuk membuat sheet, akan tetapi karena pihak PTPN XII gagal dalam

mengelola kebun karet yang disebabkan oleh adanya konflik masyarakat. Alat tersebut

sampai saat ini tidak dimanfaatkan oleh petani sehingga fungsi dari alat tersebut tidak

ada.

Saat ini pabrik pengolahan karet tersebut belum beroperasi, hal ini disebabkan

oleh ketidakjelasan pihak mana yang akan mengelola kegiatan pabrik tersebut. Pihak

Kopkarindo yang semula diharapkan dapat mengelola pabrik mundur tanpa memberikan

alasan yang jelas. Dengan demikian pabrik yang semula diharapkan dapat meningkatkan

nilai jual karet para petani di Wilayah Bengkayang saat ini tidak memiliki kejelasan status

pengelolaannya dan dibiarkan terbengkalai. Padahal dana bantuan yang diperoleh

untuk mendirikan pabrik beserta fasilitas yang dibutuhkan sangat besar.

Terdapat banyak harapan masyarakat Bengkayang dengan adanya pabrik

tersebut, salah satunya adalah terciptanya peluang-peluang bisnis yang dapat

dikembangkan oleh masyarakat yang berhubungan dengan hasil karet seperti adanya

potensi untuk pengembangan produksi sandal, sehingga diharapkan pula perekonomian

Page 105: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 93

daerah Bengkayang meningkat.

Terkait dengan lembaga pemasaran hasil panen karet dalam bentuk lateks, para

petani karet di wilayah Kabupaten Bengkayang hanya mengandalkan agen pembeli karet

yang berasal dari Wilayah Singkawang. Lateks yang telah terkumpul dari para petani

kemudian dijual oleh agen tersebut ke Negara Malaysia dengan harga yang relatif

rendah. Rendahnya harga karet juga dipengaruhi oleh kondisi pasar dunia, yang mana

harga karet dunia sedang mengalami penurunan. Jika seandainya hasil produksi karet

dapat ditingkatkan menjadi produk setengah jadi maupun produk jadi, maka akan

memberikan nilai tambah bagi petani karet, sehingga petani karet dapat memperoleh

kesejahteraan melalui pengelolaan kebun karet.

4.3.2. Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan komoditas tanaman yang terluas di wilayah Kabupaten

Bengkayang. Akan tetapi pengusahaannya sebagian besar adalah oleh perkebunan

besar swasta. Petani yang mengusahakan kelapa sawit terdiri atas petani plasma dari

suatu perusahaan dan swadaya mandiri. Jumlah petani yang mengusakan komoditas ini

adalah hanya 4.633 KK atau 8,02% dari jumlah penduduk 57.754 KK. Apabila kepemilikan

rata-rata kebun kelapa sawit 2 hektar maka perkebunan kelapa sawit yang diusahakan

oleh masyarakat petani baik sebagai plasma dan swadaya mandiri hanya 9.266 hektar

atau 13,86%.

Keadaan diatas menyebabkan bahwa walaupun secara keseluruhan perkebunan

kelapa sawit lebih luas dari perkebunan karet, peranannya dalam perekonomian

masyarakat masih lebih kecil dibandingkan komoditas karet. Hal ini konsisten dengan

hasil FGD dengan masyarakat di wilayah Utara yang tidak menempatkan kelapa sawit

sebagai komoditas utama walaupun di wilayah ini perkebunan kelapa sawit lebih luas

dibandingkan di wilayah Tengah dan Selatan (Gambar 4.21).

Page 106: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 94

Gambar 4.21. Sebaran Wilayah Komoditas Kelapa Sawit di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013

Euforia bertanam kelapa sawit menyebabkan sebagian besar budidaya kelapa

sawit rakyat kurang memperhatikan aspek keberlanjutan dan kelestarian lingkungan.

Masyarakat membuka hutan di lahan-lahan berbukit dan menjadikannya kebun kelapa

sawit tanpa adanya tindakan konservasi yang memadai. Akibatnya lahan rawan longsor

dan erosi serta menyulitkan dalam kegiatan pemeliharaan dan panen yang akan

berdampak pada biaya produksi yang tinggi.

Perkebunan kelapa sawit rakyat, terutama kebun swadaya mandiri belum

menerapkan praktik budidaya yang baik. Jarak tanam baik di lahan datar maupun lahan

berbukit kurang sesuai dengan yang seharusnya. Kebun tanaman belum menghasilkan

banyak ditumbuhi gulma karena kurangnya pengendalian gulma serta tidak adanya

legume cover crop (LCC) yang memadai. Keterbatasan permodalan, pengetahuan, dan

ketersediaan pupuk bersubsidi juga menjadi kendala bagi petani untuk melakukan

pemupukan secara tepat-jenis, dosis, waktu, dan caranya. Praktik kastrasi bunga dan

penunasan pada pohon menjelang tanaman menghasilkan tidak dilakukan dengan baik.

Pada pohon TM terlihat adanya pelepah kering yang tidak ditunas atau ditunas secara

tidak tepat, kurang penunasan (under pruning) atau penunasan berlebih (over pruning).

Dampak dari tidak diterapkan budidaya yang baik adalah adanya pohon-pohon

kelapa sawit yang tidak berbuah dalam jumlah yang relatif banyak. Akibatnya angka

kerapatan panen dan produktivitas tanaman diperkirakan akan rendah. Kelapa sawit

termasuk tanaman yang sangat responsif terhadap pemupukkan. Apabila jenis dan

Page 107: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 95

dosis pemupukkan tidak bisa dilakukan dengan tepat maka pertumbuhan dan produksi

akan menurun. Umur ekonomis yang seharusnya 25-30 tahun akan menjadi lebih

pendek.

Panen kelapa adalah kegiatan penting yang menentukan mutu buah. Tidak semua

petani mengetahui kriteria matang panen sehingga terdapat buah mentah dan/atau

buah lewat matang yang dipanen. Terhadap buah mutu buah demikian, pabrik kelapa

sawit akan memberikan harga yang lebih rendah dari buah bermutu sesuai kriteria

kematangan.

Tandan buah segar dari petani swadaya mandiri biasanya dijual ke pedagang

pengumpul. Selanjutnya oleh pedagang pengumpul dijual ke pabrik pengolahan kelapa

sawit terdekat dengan harga yang berlaku di perusahaan pada waktu tersebut, yang

biasanya juga mengacu pada ketetapan dari pemerintah daerah. Dari FGD dan pengisian

kuesioner teridentifikasi berbagai permasalahan dan usulan program utama seperti

tertera pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Hasil Identifikasi Permasalahan dan Usulan Program dalam Pengembangan

Agribisnis Kelapa Sawit Rakyat Swadaya Mandiri

Permasalahan Usulan Program

1. Benih tidak tersedia/sulit diperoleh, bermutu rendah, dan mahal

2. Pupuk langka dan mahal, herbisida juga mahal 3. Alsintan tidak ada 4. Tenaga kerja kurang 5. Permodalan kurang 6. Belum tahu dosis pemupukkan yang tepat,

criteria dan cara panen yang tepat 7. Hasil dijual ke tengkulak 8. Transportasi sarana produksi dan hasil panen

ke kebun kelapa sawit sulit 9. Pengetahuan petugas penyuluh tentang kelapa

sawit masih kurang

1. Penangkaran, bantuan bibit unggul 2. Bantuan pupuk dan herbisida 3. Bantuan alsintan (sprayer, alat panen) 4. Penyediaan tenaga kerja 5. Bantuan kredit murah 6. Ada penyuluhan dan pelatihan kelapa

sawit 7. Perlu ada kelembagaan dan fasilitas

pemasaran 8. Pembangunan jalan usaha tani ke

kebun-kebun kelapa sawit 9. Pelatihan petugas penyuluh untuk

komofitas kelapa sawit.

4.3.3. Lada

Luas tanaman lada pada tahun 2014 mencapai 2.701 hektar dengan produksi

1.223 ton dan produktivitas rata-rata 762 kg/hektar. Luas tanaman tersebut terdiri atas

tanaman belum menghasilkan (TBM) 419 hektar, tanaman menghasilkan 1.606 hektar

dan tanaman tua/tanaman rusak (TT/TR) 676 hektar (Tabel 4.9). Perkembangan luas

tanaman dan produksi selama periode 2010-2014 tertera pada Gambar 4.22.

Page 108: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 96

Lada juga merupakan komoditas perkebunan unggulan karena dapat menjadi

sumber penghasilan utama bagi penduduk di sebagian wilayah Kabupaten Bengkayang.

Dengan asumsi harga rata-rata Rp 150.000 per kilogram maka pada tahun 2014 akan

diperoleh nilai produksi sebesar Rp 183,45 milyar. Jumlah penduduk yang

mengusahakan lada mencapai 5.230 KK. Harga yang tinggi telah memotivasi penduduk

memanfaatkan lahan termasuk lahan pekarangan untuk ditanami lada dalam tiga tahun

terakhir ini (2012-2014). Dalam kurun waktu tersebut luas tanaman menunjukkan

peningkatan (Gambar 4.22).

Gambar 4.22. Perkembangan Luas Tanaman, Produksi dan Produktivitas Lada di Kabupaten Bengkayang 2010-2014

Seperti halnya komoditas karet, komoditas lada diusahakan oleh penduduk di

semua wilayah kecamatan di Kabupaten Bengkayang dengan beragam kondisi tanaman

seperti tertera pada Gambar 4.23. Tanaman lada paling luas diusahakan oleh penduduk

di Kecamatan Seluas, diikuti oleh kecamatan sekitarnya di wilayah bagian Utara yaitu

Kecamatan Tujuh Belas, Ledo, dan Sanggau Ledo. Di wilayah bagian tengah hampir

merata di semua kecamatan, dan di wilayah bagian Selatan yang paling luas adalah di

Kecamatan Sungai Raya.

Page 109: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 97

Gambar 4.23. Sebaran Wilayah Komoditas Lada di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013

A. Subsistem Hulu Komoditas Lada

Beberapa kendala yang masih dihadapi para petani diantaranya sulit

mendapatkan bibit lada yang berkualitas, kualitas pupuk bersubsidi yang sangat rendah

dan harga tiang pancang yang relatif mahal. Bibit yang digunakan petani saat ini hanya

mengandalkan dari tanaman induknya, hasilnya pun tidak sebaik tanaman induknya.

Walupun harga pupuk bersubsidi masih bisa dijangkau petani, namun

kualitas/kandungan unsur hara yang tertera dilabel dengan hasil/respon setelah proses

aplikasi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhannya.

Harga tiang pancang sebagai panjatan tanaman lada masih relatif tinggi yaitu Rp

25.000,-/batang. Ada beberapa usulan sebagai program perbaikan yang disampaikan

petani pada saat FGD berlangsung diantaranya perlu ada introduksi bibit lada unggul

yang diujicobakan dalam demfarm sehingga petani dapat memperoleh pengetahuan

bagaimana cara budidaya yang baik serta mendapat akses memperoleh bibit yang

berkualitas.

B. Subsistem Usahatani Komoditas Lada

Budidaya lada dilakukan di lahan usaha dan lahan pekarangan. Teknik budidaya

Page 110: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 98

yang dilakukan oleh masyarakat relatif sederhana. Lahan dibuka secara manual,

kemudian dilanjutkan menancapkan tiang panjatan dan mengolah tanah sekitarnya

sebagai tempat tanam. Jarak tanam yang digunakan umumnya 2,5 m x 2,5 m. Bibit

yang digunakan merupakan stek panjang, rata-rata terdiri atas 7 ruas yang diambil dari

sulur panjat. Bibit ditanam di lahan yang telah dipersiapkan, di dekat dan diarahkan ke

tiang panjatan. Agar bibit tidak kering dan dapat tumbuh sampai dengan 3 bulan diberi

naungan sementara dari serasah yang ada di kebun.

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan adalah pengendalian gulma, pemupukkan,

dan pengendalian hama penyakit. Pelaksanaan pengendalian gulma sangat bervariasi

antar petani; ada yang memelihara rutin dan kebun bersih dari gulma, dan ada kebun

yang dibiarkan bergulma. Pemupukkan dilakukan sesuai pengetahuan dan kemampuan

petani membeli pupuk.

Salah satu hal yang seringkali menjadi penyebab menurunnya populasi lada

adalah serangan penyakit. Penyakit yang paling utama adalah busuk pangkal batang

yang disebabkan oleh cendawan patogen Phytophthora palmivora, disamping penyakit

lain seperti penyakit kuning dan keriting. Sampai saat ini petani masih belum

mengetahui cara mencegah dan mengendalikannya. Penyuluhan yang dilakukan oleh

petugas masih sangat terbatas karena juga masih kurangnya pengetahuan petugas

penyuluh tentang budidaya lada yang baik.

Teknik pemeliharaan, khususnya pemangkasan juga belum diketahui dan

dilakukan oleh petani dengan baik. Pemangkasan merupakan kegiatan penting untuk

membentuk tajuk/kanopi dan merangsang pertumbuhan cabang buah yang

menentukan produktivitas tanaman.

Panen lada dilakukan untuk produksi lada putih. Kriteria panen apabila buah lada

sudah berwarna merah. Setelah dipanen, buah lada dimasukkan ke dalam karung dan

direndam dalam air sungai untuk waktu lebih kurang 7 hari. Selanjutnya buah lada diiles

dengan kaki untuk memisahkan biji lada dan kulit buah (mesokarp). Biji lada dicuci

bersih dan dikeringkan dengan menjemur. Setelah kadar air mendekati 14% biji lada

disimpan atau langsung dijual. Proses perendaman ini menyebabkan biji lada berwarna

kuang putih, serta mengandung Salmonella dan/atau E. coli sehingga dapat menurunkan

mutu lada.

Sebagian besar petani berkeinginan untuk memperluas tanaman lada. Akan

Page 111: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 99

tetapi mereka terkendala dengan permodalan. Pengadaan tiang panjatan dirasakan

terlalu mahal sehingga perlu disosialisasikan penggunaan tiang panjat hidup dan teknik

pemeliharaannya.

C. Subsistem Hilir Komoditas Lada

Penjualan lada oleh petani tergolong mudah. Berapapun jumlah lada yang dimiliki

petani, pedagang pengumpul siap membeli. Harga jual lada tergantung pada harga yang

berlaku saat itu. Harga lada putih berkisar Rp 150.000 – Rp 180.000 tergantung juga

oleh mutu biji lada. Pedagang pengumpul selanjutnya menjual kepada pedagang besar

dan seterusnya kepada eksportir.

Biji lada dari petani di tingkat eksportir dilakukan pengolahan ulang. Tujuannya

adalah untuk meningkatkan mutu agar memenuhi syarat untuk diespor. Akan tetapi

kadang-kadang terjadi sebaliknya, lada yang bermutu baik dari tingkat petani, malah

menurun di tingkat pedangang pengumpul, pedagang besar, dan/atau eksportir. Mutu

fisik seperti kandungan kotoran dan kadar air sering menjadi lebih tinggi tetapi masih

memenuhi kriteria untuk diekspor.

Berbagai permasalahan dan usulan program yang disampaikan masyarakat pada

saat FGD dan hasil pengisian kuesioner adalah seperti tertera pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Hasil Identifikasi Permasalahan dan Usulan Program dalam Pengembangan

Agribisnis Lada

Permasalahan Usulan Program

1. Bibit bermutu sulit diperoleh 2. Lahan terbatas 3. Pupuk dan alsintan tidak tersedia 4. Tenaga kerja kurang 5. Permodalan kurang 6. Teknik pemeliharaan belum dikuasai

dengan baik oleh petani 7. Alsintan untuk pengolahan tidak ada 8. Teknik pengolahan sederhana 9. Hasil dijual ke tengkulak/pemasaran

jauh 10. Transportasi sarana produksi dan hasil

panen ke kebun lada sulit 11. Pengetahuan petugas penyuluh tentang

lada masih kurang

1. Penyediaan/bantuan bibit unggul 2. Peningkatan akses untuk menggarap lahan 3. Bantuan pupuk dan alsintan 4. Penyediaan tenaga kerja 5. Bantuan kredit murah 6. Ada penyuluhan dan pelatihan budidaya lada 7. Bantuan alat pengolahan (ekstraksi,

pencucian, pengeringan, pembersihan) 8. Pelatihan pengolahan 9. Perlu ada kelembagaan dan fasilitas

pemasaran 10. Pembangunan jalan usaha tani ke kebun-

kebun kelapa sawit 11. Pelatihan petugas penyuluh untuk komoditas

lada.

Page 112: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 100

4.3.4. Kelapa

Kelapa merupakan komoditas perkebunan yang hampir seluruhnya diusahakan

oleh perkebunan rakyat. Luas tanaman kelapa, khusunya kelapa dalam di Kabupaten

Bengkayang, pada tahun 2014 mencapai 4.270 hektar dengan produksi 2.668 ton dan

produktivitas rata-rata 805 kg/hektar. Luas tanaman tersebut terdiri atas tanaman

belum menghasilkan (TBM) 606 hektar, tanaman menghasilkan 3.313 hektar dan

tanaman tua/tanaman rusak (TT/TR) 351 hektar (Tabel 4.9). Perkembangan luas

tanaman dan produksi selama periode 2010-2014 tertera pada Gambar 4.24. Jumlah

penduduk yang melakukan usaha budidaya kelapa dalam mencapai 5.155 KK. Sebaran

wilayah sentra produksi kelapa dalam disampaikan pada Gambar 4.25.

Gambar 4.24. Perkembangan Luas Tanaman, Produksi dan Produktivitas Kelapa di Kabupaten Bengkayang 2010-2014

Page 113: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 101

Gambar 4.25. Sebaran Wilayah Komoditas Kelapa Dalam di Kabupaten Bengkayang Menurut Kecamatan Tahun 2013

Prospek pengembangan kelapa dalam di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya

cukup potensial mengingat wilayah kecamatan tersebut berada di daerah pesisir pantai

yang dari sisi kesesuaian lahan sangat baik. Komoditas ini banyak ditanam oleh

masyarakat petani di kecamatan tersebut, dimana hampir di setiap lahan dan

pekarangan rumah ditumbuhi tanaman kelapa (Gambar 4.19).

Berbagai kendala masih dihadapi petani pengelola tanaman tersebut, diantaranya

sulitnya mendapatkan bibit yang bermutu, masih terbatasnya pengetahuan dan peluang

untuk pengolahan hasil panen kelapa dan stabilitas harga yang cenderung masih rendah.

Saat ini petani hanya mengandalkan bibit yang berasal dari tanaman mereka yang

produksinya terus menurun setiap generasinya. Pengolahan produk kelapa umumnya

masih terbatas pada menghasilkan kopra. Pengolahan kelapa menjadi virgin coconut oil

(VCO) sudah pernah dirintis di kecamatan ini dengan adanya bantuan instalasi peralatan

pengolahan kelapa menjadi VCO. Namun, karena kurangnya pembinaan dan

pengetahuan produk yang dihasilkan kualitasnya sangat buruk sehingga tidak dapat

bersaing dari sisi harga. Produk kelapa yang dihasilkan yang tidak diolah dahulu tetapi

langsung dijual harganya cenderung rendah sehingga merugikan petani.

Ada beberapa usulan dari petani saat FGD berlangsung yang tujuannya dalam

memperbaiki kualitas pembudidayaan dan pengelolaan produk kelapa. Dalam hal

budidaya perlu ada penyuluhan dan pelatihan budidaya, kebun penangkaran benih jenis

unggul, dan dukungan bahan dan peralatan untuk pemeliharaan tanaman khususnya

pengendalian gulma, hama dan penyakit. Untuk kegiatan pengolahan diantaranya perlu

adanya pembinaan petani melalui program pelatihan dan memfungsikan kembali

instalasi peralatan pengolah VCO.

4.4. Peternakan

Ternak merupakan komoditas pendukung bagi masyarakat bengkayang dan

memiliki peranan penting terhadap perekonomian masyarakat. Layaknya daerah-daerah

lain, ternak berperan sebagai tabungan hidup keluarga yang memungkinkan diputar

dengan cepat. Beberapa komoditas peternakan utama yang relatif tersebar disetiap

kecamatan dan menjadi unggulan oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Bengkayang

Page 114: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 102

adalah sapi, kambing, ayam lokal dan babi.

Peternakan yang berkembang di kecamatan Sungai Raya adalah sapi pedaging.

Beberapa jenis sapi yang banyak dibudidayakan peternak adalah sapi limousin, simental,

PO dan sapi bali. Populasi ternak sapi memang lebih menonjol dibanding jenis ternak

lainnya. Permasalahan yang sering dihadapi peternak adalah pengadaan bibit sapi

unggul yang masih sulit, ketersediaan pakan konsentrat yang masih terbatas serta masih

terbatasnya tenaga medis dan penyuluh yang membantu peternak. Adapun solusi yang

diusulkan peternak adalah pengadaan bibit sapi unggul dan pakan ternak (konsentrat)

agar diprioritaskan, pelatihan tentang pengolahan limbah pertanian sebagai bahan

pakan ternak serta pelatihan teknik IB.

4.4.1. Sapi

Sapi merupakan komoditas peternakan utama yang menjadi primadona

masyarakat Bengkayang, baik penduduk asli maupun pendatang. Beberapa jenis sapi

yang dipelihara dengan baik adalah jenis sapi bali, PO, dan persilangan (simbal dan

limpo). Status perkembangan komoditas sapi dan tingkat pemotongan tahunan sapidi

wilayah Kabupaten Bengkayang tahun 2007-2012 adalah seperti pada Gambar 4.26.

Gambar 4.26. Status populasi dan tingkat pemotongan sapi di Kabupaten Bengkayang

Status populasi sapi selama periode 6 tahun terakhir di Kabupaten bengkayang

cenderung stabil pada kisaran ±10.000-12.000 ekor. Meskipun relatif lambat, masih

terjadi pola peningkatan populasi sapi dari tahun 2007 hingga 2011. Tetapi terjadi

penurunan populasi yang sangat signifikan pada tahun 2012 hingga sebesar 2.196 ekor

Page 115: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 103

dalam satu tahun. Berdasarkan data pemotongan sapi, pola pemotongan ternak

cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya, tetapi masih pada kisaran yang

wajar seiring meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Menurunnya populasi ternak pada 2012 dimungkinkan akibat pembatasan impor

nasional, sehingga banyak sapi yang keluar daerah. Atas hal tersebut, perlu adanya

kontrol yang lebih optimal khususnya instansi terkait.

Gambar 4.27. Tingkat pemotongan ternak sapi berdasarkan jenis kelamin

Jumlah pemotongan ternak sapi berdasarkan jenis kelamin menunjukkan

imbangan jenis kelamin betina yang masih relative tinggi yakni hingga sebesar 40,18%

pada tahun 2009 dengan jumlah satuan ekor ternak relative stabil hingga 2012 yakni

sebanyak 139 ± 15 ekor/tahun. Tingginya tingkat pemotongan betina ini sangat tidak

baik dan memberikan dampak negatif pada percepatan populasi sapi di wilayah

bengkayang utamanya terhadap sapi betina produktif.

Kondisi tersebut tergambar dari total popupasi sapi dari tahun ketahun yang

relative stagnan. Atas kondisi tersubut perlu dilakukan pengendalian yang lebih ketat

terhadap pemotongan dan pengeluaran sapi betina produktif. Berdasarkan tingkat

distribusi sapi tahun 2012 pada masing-masing kecamatan kecamatan disajikan pada

Gambar 4.28. Secara umum disetiap kecamatan terdapat sapi dengan tingkat sebaran

yang berbeda-beda.

Berdasarkan pewilayahan/klaster kawasan, dominasi sapi diwilayah utara

terdapat di kecamatan Tujuh belas dan Kecamatan Sanggau Ledo. Untuk wilayah tengah,

status penyebaran sapi relatif merata dengan dominasi populasi di kecamatan

Page 116: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 104

Monterado, Salamantan, Sungai Betung dan Bengkayang. Untuk wilayah selatan

dominasi sapi terletak di kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan. Status

distribusi tersebut memungkinkan untuk dijadikan acuan pewilayahan dalam penetapan

pusat-pusat percepatan komoditas sapi.

Komponen lain yang sangat penting adalah nilai Kapasitas Peningkatan Populasi

Ternak Ruminansia (KPPTR) untuk ternak ruminansia (sapi, kambing, kerbau) di

kabupaten Bengkayang sebagai acuan dan gambaran kawasan dalam mendukung

percepatan populasi. Berdasarkan nilai KPPRT hasil pengolahan kawasan di kabupaten

Bengkayang menunjukkan potensi peningkatan populasi ternak hingga 246.037 ST. ST

adalah satuan ternak yang menunjukkan satuan untuk ternak sapi dewasa.

Gambar 4.28. Distribusi sapi berdasarkan kecamatan di Kabupaten Bengkayang

Page 117: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 105

Gambar 4.29. Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak

Berdasarkan hasil FGD dengan berbagai pihak di Kabupaten Bengkayang yang

mewakili wilayah Utara (Siding, Jagoi Babang, Seluas, Tujuh Belas, Sanggau Ledo, dan

Ledo), wilayah Tengah (Lumar, Suti Semarang, Sungai Betung, Teriak, Bengkayang,

Lembah Bawang, Moterado, dan Samalantan), dan wilayah Selatan (Sungai Raya

Kepulauan, Capkala, dan Sungai Raya), dinyatakan bahwa ternak sapi merupakan

komoditas primadona bagi peternak dan sekaligus menjadi komoditas strategis di semua

wilayah kecamatan. Hal ini karena sapi dijadikan tabungan hidup bagi peternak/petani

yang bisadimanfaatan setiap saat.

Pola beternak skala rakyat yang menjadikan sapi sebagai tabungan dan bukan

sebagai target usaha, menjadikan faktor pembatas lain di dalam peningkatan populasi di

suatu kawasan. Di mana kemampuan rakyat dalam memelihara sapi sangat terbatas

diantaranya adalah faktor modal, faktor pakan dan tenaga kerja. Sehingga skala

kepemilikan sangat kecil yakni berkisar 2-5 ekor.

Kemampuan peternak di kabupaten Bengkayang dalam memelihara sapi

khususnya terkait pencukupan pakan dan teknik reproduksi sudah relatif ideal. Dimana

ternak sudah diberikan jumlah pakan (kuantitas) sesuai kebutuhannya dan masyarakat

sudah mengenal, memahami dan terbiasa dengan pola kawin sapi melalui inseminasi

buatan (kawin suntik). Meskipun demikian, beberapa kendala dalam mendukung

peningkatan populasi ternak masih ditemui setiap kecamatan sebagaimana tersaji pada

Tabel 4.13.

Berbagai permasalahan pengembangan komoditas sapi di tiap-tiap wilayah dan

usulan program yang disampaikan oleh masyarakat melalui FGD dan pengisian kuesioner

adalah seperti pada Tabel 4.13. Permasalahan ditemukan pada salah satu atau

kombinasi dari sub sistem hulu, budidaya (on farm), off farm dan/atau penunjang.

Page 118: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 106

Tabel 4.13. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan

sapi

Wilayah Permasalahan Usulan Program

Utara 1. Ketersedian Pakan Kurang 2. Keterbatasan bibit sapi berkualitas/unggul

(pedet) 3. Keterbatasan stok strow/sperma unggul 4. Keberhasilan IB rendah 5. Produktivitas ternak rendah (Peningkatan

Bobot Badan) 6. Kualitas pakan rendah (by product) 7. Kekurangan Tenaga IB dan Medis 8. Keterbatasan lahan khusus untuk HMT

unggul 9. Pemanfaatkan pakan penguat/konsentrat

belum optimal 10. Belum melakukan penyimpanan pakan 11. Belum memiliki jaringan pasar ternak,

kontes ternak dan RPH 12. Belum memiliki cek point untuk ternak 13. Kurang pendampingan dan penyuluhan 14. Koperasi belum maksimal 15. Kesulitan mendapatkan Sapronak 16. Penanganan penyakit dan vaksinasi

kurang

1. Pembukaan/penembahan lahan khusus sumber hijauan makanan ternak (HMT) berkualitas

2. Penembangan pusat pembibitan sapi berkualitas

3. Penguatan komponen penentu keberhasilan IB

4. Pengutan tim penyuluh dan tenaga medis peternakan

5. Pengembangan teknologi pakan (pabrik pakan mini)

6. Pengembangan teknologi pengolahan hasil ternak & limbah

7. Pengembangan pola usaha komersial

8. Program peningkatan kelembagaan dan SDM (capacity building)

9. Pengembangan lembaga pelatihan peternak

10. Optimalisasi integrasi (perkebunan-sapi)

11. Penerapan teknologi penyimpanan pakan (silase, hay)

12. Pembangunan pasar ternak dan hasil olahan ternak

13. Kios sapronak 14. kontes ternak 15. Pembangunan cek point 16. Penguatan kelembagaan dan

koperasi

Tengah 1. Kekurangan HMT (ngarit keluar daerah) 2. Kualitas pakan rendah (sebagian besar

dari alam) 3. Budidaya HMT masih terbatas (hama babi) 4. Kemampuan dan kepemilikan ternak

rendah (modal dan tenaga kerja) 5. Belum memiliki pos-pos pengawasan lalu

lintas jual beli ternak 6. Koperasi belum maksimal 7. Kurang pendampingan dan penyuluhan 8. Penanganan penyakit dan vaksinasi

kurang 9. kesulitan mendapatkan Sapronak 10. Penanganan penyakit dan vaksinasi

kurang 11. Belum memiliki cek point untuk ternak

Selatan 1. Keterbatasan bibit sapi unggul, 2. Keterbatasan sumber pakan konsentrat 3. Keterbatasan tenaga medis dan penyuluh

peternak 4. Kesulitan mendapatkan Sapronak 5. Penanganan penyakit dan vaksinasi

kurang 6. Koperasi belum maksimal 7. Penanganan penyakit dan vaksinasi

kurang 8. Kesulitan mendapatkan Sapronak 9. Penanganan penyakit dan vaksinasi

kurang 10. Belum memiliki cek point untuk ternak 11. Belum memiliki jaringan pasar ternak,

Page 119: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 107

Wilayah Permasalahan Usulan Program

kontes ternak dan RPH

4.4.2. Kambing

Kambing merupakan komoditas peternakan yang dapat berkembang baik di

Kabupaten Bengkayang. Beberapa jenis kambing yang dipelihara dengan baik adalah

jenis Kambing Kacang, Kambing PE (Peranakan Etawa), dan Kambing Boer. Dominasi

kambing yang berkembang sangat bail adalah kambing kacang dan PE. Jenis kambing

Boer dikembangkan sebagai bentuk pemuliaan genetik ternak khususnya di wilayah

utara. Status perkembangan komoditas kambing dan tingkat pemotongan tahunan

kambing di wilayah Kabupaten Bengkayang tahun 2007-2012 adalah seperti pada

Gambar 4.30.

Gambar 4.30. Status populasi dan tingkat pemotongan kambing di Kabupaten Bengkayang

Status populasi kambing selama periode 6 tahun terakhir di Kabupaten

bengkayang cenderung mengalami peningkatan populasi dengan konsisten dengan nilai

kecepatan pertambahan adalah y = 1.433,1x + 4.428,5 dengan R2 sebesar R² = 0,88. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa potensi peningkatan populasi kambing di kabupaten

Bengkayang hingga 5.861 ekor/tahun. Hal ini sangat mungkin karena kambing adalah

jenis ternak prolifik (beranak lebih dari satu) dan kambing mampu beranak hingga 2 kali

dalam 1 tahun. Tingkat pemotongan kambing di Kabupaten Bengkayang cenderung

meningkat dari tahun ketahun. Meskipun demikian jumlah kambing yang dipotong

relatif masih rendah yakni pada kisaran 4-8%. Peningkatan populasi kambing di

Kabupaten Bengkayang menunjukkan tingkat kecocokan kawasan sebagai produsen

Page 120: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 108

kambing. Berikut ciri-ciri dari kambing yang berkembang baik di Kabupaten Bengkayang :

A. Kambing Kacang merupakan salah satu ras unggul kambing yang pertama kali

dikembangkan di Indonesia. Kambing kacang merupakan kambing lokal

Indonesia, kambing ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam

setempat serta memiliki daya reproduksi yang tinggi. Kambing kacang jantan

dan betina keduanya merupakan tipe kambing pedaging.

Ciri-ciri kambing kacang:

1. Memiliki tubuh yang relatif kecil dengan kepala ringan dan kecil.

2. Posisi telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek.

3. Umumnya memiliki warna bulu tunggal putih, hitam, coklat, atau

kombinasi ketiganya.

4. Kambing jantan maupun betina memiliki dua tanduk pendek.

5. Berat tubuh jantan dewasa dapat mencapai 30 kg, serta betina dewasa

mencapai 25 kg.

6. Tinggi kambing jantan 60 – 65 cm, sedangkan yang betina 56 cm.

7. Memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan dagu,

pada kambing jantan juga tumbuh bulu panjang sepanjang garis leher,

pundak dan punggung sampai ekor dan pantat.

B. Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing hasil persilangan antara

kambing Etawa dengan kambing lokal/Kacang, dengan tujuan Etawah lebih

mampu beradaptasi dengan kondisi Indonesia. Dan saat ini kambing PE sudah

dianggap sebagai kambing Lokal. Kambing PE berukuran hampir sama dengan

Etawa namun lebih adaptif terhadap lingkungan lokal Indonesia. Tanda-tanda

tubuhnya berada diantara kambing Kacang dan kambing Etawa. Jadi ada yang

lebih ke arah kambing Etawa, dan sebagian ada yang lebih ke arah kambing

Kacang.Kambing ini awalnya tersebar di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, dan

saat ini hampir di seluruh Indonesia. Pejantan mempunyai sex-libido yang

tinggi, sifat inilah yang membedakan dengan kambing Etawa.

Ciri-ciri kambing Peranakan Etawa:

1. Warna bulu belang hitam, putih, merah, coklat dan kadang putih.

2. Badannya besar sebagaimana Etawa, bobot yang jantan bisa mencapai 91

kg, sedangkan betina mencapai 63 kg.

3. Telinganya panjang dan terkulai ke bawah, bergelambir yang cukup besar

Page 121: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 109

4. Dahi dan hidungnya cembung.

5. Kambing jantan maupun betina bertanduk kecil/pendek.

6. Daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang

7. Kambing Peranakan Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per

hari.

(a) (b)

Gambar 4.31. Jenis kambing paling dibudidayakan di Kabupaten Bengkayang (a) adakah kambing kacang dan (b) adalah kambing PE

Pola pemelihaan kambing dikabupaten bengkayang terbagi atas dua pola

budidaya, paitu pola pemeliharaan intensif dan pola pemeliharaan semi intensif. Pola

pemeliharaan intensif sepenuhnya ternak kambing dikandangkan dan pemberian pakan

disediakan seluruhnya oleh peternak. Pola ini memungkinkan ternak tumbuh baik dan

ideal, ketika peternak memahami dan mencukupkan atas asupan pakan pada ternak.

Tetapi pola ini akan merugikan ternak ketika peternak terkendala dalam pemenuhan

jumlah pakan dan jenis pakan yang diberikan pada ternak berkualitas rendah.

Secara umum sistem reproduksi pada kambing terdominasi oleh perkawinan

alam, dan tingkat reproduksi kambing di Kabupaten Bengkayang relatif baik. Dimana

tingkat kelahiran dan jumlah kelahiran anak sesui dengan potensi reproduksi dari

kambing, yakni beranak prolifik (beranak kembar) dan setahun mampu dua kali. Tetapi

berdasarkan performa kambing relatif tidak optimal, khususnya kambing jenis kacang

memiliki performa yang kecil. Kondisi ini perlu untuk diperhatikan lebih seksama terkait

perbaikan genetik dari kambing kacang.

Page 122: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 110

Gambar 4.32. Tingkat pemotongan ternak sapi berdasarkan jenis kelamin

Tingkat pemotongan kambing mengalami peningkatan di setiap tahunnya, hal ini

wajar seiring meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesejahteraan

masyarakat. Berdasarkan jenis kelamin kambing yang dipotong mununjukkan imbangan

yang sangat tidak ideal. Dimana pemotongan kambing betina sangat tinggi bahkan

pemotongan kambing betina pada tahun 2011 lebih banyak dibandingkan kambing

betina. Kondisi ini sangat tidak disarankan karena akan berkorelasi langsung pada

penurunan./perlambatan populasi. Idealnya ternak yang dipotong adalah pejantan yang

telah digemukkan dan kambing-kambing betina yang telah afkir (kemampuan reproduksi

rendah).

Kondisi tersebut menjadikanpeningatan populasi kambingtidak secepat potensi

perkembang biakannya. Atas kondisi tersebut perlu dilakukan pengendalian yang lebih

ketat terhadap pemotongan dan pengeluaran kambing betina produktif. Berdasarkan

tingkat distribusi kambing tahun 2012 pada masing-masing kecamatan disajikan pada

Gambar 4.33.

Page 123: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 111

Gambar 4.33. Distribusi kambing berdasarkan kecamatan di Kabupaten Bengkayang

Secara umum sebaran distribusi kambing terdapat diseluruh kecamatan. Tetapi

dominasi dari kambing relative terkelompok di wilayah utara, yaitu kecamatan Tujuh

Belas, Seluas, Sanggau Ledo dan Jagoi Babang. Meskipun demikian kecamatan lain

memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan sebagai wilayah percepatan populasi

kambing untuk daerah tengah. Kecamatan wilayah tengah yang memiliki sebaran

kambing adalah kecamatan Monterado dan Samalantan.

Berdasarkan hasil FGD dengan berbagai pihak di Kabupaten Bengkayang

dinyatakan bahwa ternak kambing merupakan komoditas unggulan bagi peternak dan

sekaligus menjadi komoditas strategis di semua wilayah kecamatan layaknya sapi. Hal ini

karena kambingmemungkinkan dijadikan tabungan hidup bagi peternak/petani yang

bisa dimanfaatan setiap saat.

Berbagai permasalahan pengembangan kambing di tiap-tiap wilayah dan usulan

program yang disampaikan oleh masyarakat melalui FGD dan pengisian kuesioner

adalah seperti pada Tabel 4.14. Permasalahan ditemukan pada salah satu atau

kombinasi dari sub sistem hulu, budidaya (on farm), off farm dan/atau penunjang.

Tabel 4.14. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan

kambing

Wilayah Permasalahan Usulan Program

Utara 1. Ketersedian Pakan Kurang 2. Kualitas genetik ternak kambing kurang

baik 3. Keterbatasan bibit

1. Pengalokasian lahan khusus sumber hijauan makanan ternak (HMT) berkualitas (leguminosa bagi kambing)

2. Penembangan pusat pembibitan kambing

Page 124: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 112

Wilayah Permasalahan Usulan Program

kambingberkualitas/unggul (cempe) 4. Produktivitas ternak rendah

(Peningkatan Bobot Badan) 5. Kekurangan Tenaga Medis 6. Keterbatasan lahan khusus untuk HMT

unggul 7. Pemanfaatkan pakan

penguat/konsentrat belum optimal 8. Belum melakukan penyimpanan pakan 9. Belum memiliki jaringan pasar ternak,

kontes ternak dan RPH 10. Belum memiliki cek point untuk ternak 11. Kurang pendampingan dan penyuluhan 12. Koperasi belum maksimal 13. Kesulitan mendapatkan Sapronak 14. Penanganan penyakit dan vaksinasi

kurang

berkualitas 3. Pemuliabiakan kambing berkualitas 4. Pengutan tim penyuluh dan tenaga medis

peternakan 5. Pengembangan teknologi pakan (pabrik pakan

mini) 6. Pengembangan teknologi pengolahan hasil

ternak & limbah 7. Pengembangan pola usaha komersial 8. Program peningkatan kelembagaan dan SDM

(capacity building) 9. Pengembangan lembaga pelatihan peternak 10. Optimalisasi integrasi 11. Penerapan teknologi penyimpanan pakan

(silase, hay) 12. Pembangunan pasar ternak dan hasil olahan

ternak 13. Kios sapronak 14. kontes ternak 15. Pembangunan cek point 16. Penguatan kelembagaan dan koperasi

Tengah 1. Kekurangan HMT 2. Kualitas genetik ternak kambing kurang

baik 3. Kualitas pakan rendah (pakan dari

alam/ramban) 4. Budidaya HMT masih terbatas (hama

babi) 5. Kemampuan dan kepemilikan ternak

rendah (modal dan tenaga kerja) 6. Belum memiliki pos-pos pengawasan

lalu lintas jual beli ternak 7. Koperasi belum maksimal 8. Kurang pendampingan dan penyuluhan 9. Penanganan penyakit dan vaksinasi

kurang 10. kesulitan mendapatkan Sapronak 11. Penanganan penyakit dan vaksinasi

kurang 12. Belum memiliki cek point untuk ternak 13. Penjualan melaui calo

Selatan 1. Keterbatasan bibit sapi unggul, 2. Keterbatasan sumber pakan konsentrat 3. Keterbatasan tenaga medis dan

penyuluh peternak 4. Kesulitan mendapatkan Sapronak 5. Penanganan penyakit dan vaksinasi

kurang 6. Koperasi belum maksimal 7. Penanganan penyakit dan vaksinasi

kurang 8. kesulitan mendapatkan Sapronak 9. Penanganan penyakit dan vaksinasi

kurang 10. Belum memiliki cek point untuk ternak 11. Belum memiliki jaringan pasar ternak,

kontes ternak dan RPH

Page 125: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 113

4.4.3. Ayam Lokal/Domestik

Ayam lokal/domestik merupakan komoditas peternakan yang lazim diusahakan

hampir oleh seluruh peternak/petani. Sebagian besar, jenis ayam lokal yang diusahakan

dipelihara secara ekstensif dan semi intensif. Pemeliharaan ekstensi adalah sistem

pemeliharaan ayam dengan cara dilepas liarkan disekitar pekarangan tanpa adanya

pengandangan pada ternak-ternak tersebut. Dimana ayam akan beristirahat di sekitar

pekarangan seperti diatas dahan pohon maupun tempat-tempat lain yang tidak

disediakan secara khusus. Pola pemeliharaan semi intensif adalah pemeliharaan ayam

dengan cara dilepas liarkan pada siang hari dan dikandangkan ketika malam hari pada

kandang yang telah disiapkan. Sebagian kecil peternak sudah mulai membudidayakan

secara intensif yaitu dengan dikandangkan sepenuhnya dan diberikan pakan sesui

kebutuhan ternak. Meskipun demikian, pola pemeliharaan dan pemberian makan masih

relatif sederhana dan belum mempertingkat nilai efisiensi pakan yag ideal bagi ternak

ayam.

(a) (b) (c)

Gambar 4.34. Pola budidaya ayam lokal di kabupaten Bengkayang. (a) adalah pemeliharaan intensif, (b) pemeliharaan semi intensif dan (c) adalah pemeliharaan

ekstensif

Status populasi ayam kampung selama periode 6 tahun terakhir di Kabupaten

bengkayang cenderung mengalami penurunan populasi dengan konsisten dengan nilai

kecepatan penurunan populasi adalah y = -23.177ln(x) + 208.803 dengan R2 sebesar R² =

0,75. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat penurunan populasi ayam lokal di

kabupaten Bengkayang sebesar 20.880 ekor/tahun. Apabila kondisi ini tidak segera

dikendalikan akan sangat merugikan bagi peternakan ayam lokal dikabupaten

Bengkayang. Status perkembangan ayam dan tingkat pemotongan tahunan ayam di

wilayah Kabupaten Bengkayang tahun 2007-2012 adalah seperti pada Gambar 4.35.

Page 126: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 114

Gambar 4.35. Status populasi dan tingkat pemotongan ayam lokal di Kabupaten Bengkayang

Berdasarkan data pemotongan ayam domestik,tingkat pemotongan ayam

cenderung stabil di setiap tahunnya. Tetapi nilai ini tidak selaras dengan total populasi

ayam lokal yang ada di Kabupaten Bengkayang yang relatif munurun seiring perjalanan

waktu. Tingkat penurunan ini perlu untuk dikaji lebih mendalam, apakah terkait dengan

penurunan kualitas dan kemampuan reproduksi ayam atau lebih disebabkan oleh faktor

penyakit dan ketidak sukaan petani/peternak dalam memelihara ayam lokal. Atau

disebabkan oleh tuntutan pasar diluar bengkayang yang menuntuk penjualan ayam

domestik keluar kabupaten Bengkayang. Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat

dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat baik didalam maupun diluar kabupaten

Bengkayang cenderung memilih untuk mengkonsumsi ayam organik yang bersumber

dari jenis ayam lokal meskipun harga dari ayam lokal tersebut relatif lebih mahal

dibandingkan ayam ras/broiler.

Berdasarkan pewilayahan/klaster kawasan, dominasi ayam lokal/domestik

diwilayah utara terdapat di kecamatan Seluas, kecamatan Tujuh Belas dan Kecamatan

Sanggau Ledo. Untuk wilayah tengah, status penyebaran ayam domestik relatif merata

disetiap kecamatan dengan dominasi populasi di kecamatan Monterado. Untuk wilayah

selatan skala pemeliharaan ayam kampong relatif rendah. Hal ini disebabkan jenis

pemeliharaan ayam diwilayah selatan didominasi oleh ayam pedaging/ras dan ayam

petelur/layer baik skala masyarakat maupun swasta.

Page 127: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 115

Gambar 4.36. Distribusi ayam lokal dan pemotongan ayam lokal berdasarkan kecamatan di Kabupaten Bengkayang

Nilai pemotongan ayam domestik berdasarkan kecamatan menunjukkan

imbangan yang berbeda-beda antar kecamatan. Kawasan pusat budidaya ayam, seperti

kecamatan Tujuh Belas, Sanggau Ledo dan Seluas relatif tinggi. Tetapi sebanding dengan

jumlah populasi ayam yang diusahakan diwilayah tersebut. Nilai berbeda diperoleh di

kecamatan Lembah Bawang, dimana nilai pemotongan ayam jauh lebih tinggi/lebih

banyak dibandingkan total populasi didaerah tersebut. Ini menunjukkan bahwa

kecamatan lembah bawang menuntuk kebutuhan daging ayam lokal yang tinggi untuk di

supply dari kecamatan sekitar.

Berbagai permasalahan pengembangan komoditas ayam lokaldi tiap-tiap

wilayah dan usulan program yang disampaikan oleh masyarakat melalui FGD dan

pengisian kuesioner adalah seperti pada Tabel 4.15. Permasalahan ditemukan pada

salah satu atau kombinasi dari sub sistem hulu, budidaya (on farm), off farm dan/atau

penunjang.

Page 128: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 116

Tabel 4.15. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan

ayam domestik

Wilayah Permasalahan Usulan Program

Utara 1. Peternak belum memahami teknik budidaya ayam domestik skala usaha atau industry.

2. Peternak terkendala modal usaha dalam pemeliharaan ayam domestik skala usaha komersial.

3. Pemeliharaan ayam domestik rentan terserang penyakit.

4. Kendala penyediaan bibit ayam domestik 5. Belum memiliki kemampuan dalam meramu

pakan ayam domestik skala komersial 6. Susah mendapatkan bahan baku pakan ayam

yang murah 7. Jenis ayam domestikberkualitas rendah

(belum dilakukan pemuliaan) seperli Ayam lokal Unggul (ALU)

8. Sistem penjualan ayam domestic melalui pengepul atau dijual sendiri ke pasar.

9. Belum memiliki jaringan khusus dan segmen pasar khusus ayam domestik

10. Belum ada kelompok tani khusus mengusahakan usaha ayam domestik

11. Produktivitas ayam domestik masih rendah (Peningkatan Bobot Badan)

12. Kekurangan pendamping dan Medis 13. Kurang pendampingan dan penyuluhan 14. Koperasi belum maksimal 15. Kesulitan mendapatkan Sapronak 16. Penanganan penyakit dan vaksinasi kurang

1. Pembangunan pusat pembibitan dan pemuliabikan Ayam Lokal Unggul (ALU)

2. Penguatan modal bagi peternak 3. Pembangunan pusat pelatihan 4. Maksimalisasi pendampingan

penyuluh dan medis 5. Melaksanakan pola budidaya yang

tepat (efisien dan hygienis) 6. Pengutan tim penyuluh dan tenaga

medis peternakan 7. Pengembangan teknologi pakan

(pabrik pakan mini) 8. Pengembangan teknologi pengolahan

hasil ternak & limbah 9. Pengembangan pola usaha komersial 10. Program peningkatan kelembagaan

dan SDM (capacity building) 11. Pengembangan lembaga pelatihan

peternak 12. Pembangunan pasar ternak dan hasil

olahan ternak 13. Pengutan kelembagaan

Tengah 1. Peternak belum memahami teknik budidaya ayam domestik skala usaha atau industri.

2. Peternak terkendala modal usaha dalam pemeliharaan ayam domestik skala usaha komersial.

3. Pemeliharaan ayam domestic rentan terserang penyakit.

4. Kendala penyediaan bibit ayam domestik 5. Belum memiliki kemampuan dalam meramu

pakan ayam domestik skala komersial 6. Susah mendapatkan bahan baku pakan ayam

yang murah 7. Jenis ayam domestikberkualitas rendah

(belum dilakukan pemuliaan) seperli Ayam lokal Unggul (ALU)

8. Sistem penjualan ayam domestik melalui pengepul atau dijual sendiri ke pasar.

9. Belum memiliki jaringan khusus dan segmen pasar khusus ayam domestik

10. Belum ada kelompok tani khusus mengusahakan usaha ayam domestik

11. Produktivitas ayam domestik masih rendah (Peningkatan Bobot Badan)

12. Kekurangan pendamping dan Medis 13. Kurang pendampingan dan penyuluhan 14. Koperasi belum maksimal 15. Kesulitan mendapatkan Sapronak

Page 129: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 117

4.4.4. Babi

Babi merupakan komoditas peternakan yang lazim diusahakan hampir oleh

seluruh masyarakat asli Bengkayang. Sebagian besar, jenis babi yang diusahakan

dipelihara secara semi intensif dan intensif. Pola pemeliharaan semi intensif adalah

pemeliharaan babi dengan cara dilepas liarkan disekitar pekarangan pada siang hari dan

dikandangkan ketika malam hari pada kandang yang telah disiapkan dengan

penambahan beberapa pakan olahan seperti by product pertanian (cacahan kopra,

singkong, ubi jalar, batang pisang, dedak yang di campur dengan air panas/direbus.

Sedangkan pada pemeliharaan secara intensif, babi dikandangkan secara terus menerus

dan diberi pakan 3 kali sehari dan dimandikan 3 kali dalam sehari.

Seiring perkembangan peradapan masyarakat bengkayang yang menuntut akan

kesehatan lingkungan dan sanitasi yang sehat menjadikan pola pemeliharaan yang

semiintensif menjadi intensif. Pola pemeliharaan intensif menjadikan produktivitas babi

akan lebih baik dan penangan kesehatannyapun akan lebih optimal, tetapi menuntut

asupan pakan dan pengalokasian pembiayaan tambahan untuk pakan babi.

Secara umum, jenis babi yang diusahakan peternak babi di kabupaten

Bengkayang adalah babi lokal dan sebagian kecil dengan babi persilangan. Babi

diternakkan sebagai sumber daging yang dijual dalam keadaan hidup maupun potongan-

potongan karkas setelah disembelih. Babi merupakan ternak omnivora monogastrik,

yakni pemakan segala dengan perut yang sederhana. Selain itu, ternak babi juga

memiliki keunggulan yakni jumlah anak per kelahiran yang relatif banyak atau biasa

disebut prolifik dan memiliki efisiensi dalam mengkonversi bahan pakan menjadi daging.

dengan persentase karkas yang tinggi.

(a) (b)

Gambar 4.37. Pola budidaya babi di kabupaten Bengkayang. (a) adalah pemeliharaan intensif, (b) pemeliharaan semi intensif

Page 130: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 118

Status populasi babi selama periode 5 tahun terakhir di Kabupaten bengkayang

cenderung mengalami penurunan populasi dengan konsisten dengan nilai kecepatan

penurunan populasi adalah y = -3.470ln(x) + 25.446 dengan R2 sebesar R² = 0,77. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa tingkat penurunan populasi babi di kabupaten

Bengkayang sebesar 2.544 ekor/tahun. Apabila kondisi ini tidak segera dikendalikan

akan sangat merugikan dalam pengembangan peternakan babi dikabupaten

Bengkayang. Status perkembangan populasi babi dan tingkat pemotongan tahunan babi

di wilayah Kabupaten Bengkayang tahun 2008-2012 adalah seperti pada Gambar 4.38.

Gambar 4.38. Status populasi dan tingkat pemotongan babi di Kabupaten Bengkayang

Berdasarkan data pemotongan babi di kabupaten Bengkayang menunjukkan

bahwa tingkat pemotongan babi cenderung meningkat dengan konsisten di setiap

tahunnya. Tetapi nilai peningkatan ini berbanding terbalik dengan total populasi babi

yang ada di Kabupaten Bengkayang yang relatif munurun seiring perjalanan waktu.

Tingkat penurunan ini perlu untuk dikaji lebih mendalam, apakah terkait dengan factor

penyakit, faktor pakan, atau pengurasan betina produktif untuk dipotong. Status ini

akan mengancam keberlanjutan peternakan babi di kabupaten Bengkayang (Gambar

4.39).

Tingkat pemotongan babi dikabupaten Bengkayang pada tahun 2012 disajikan

pada Gambar 4.39. Hasil pendataan menunjukkan bahwa proporsi pemotongan

terhadap babi betina sangatlah tinggi diseluruh kecamatan di kabupaten Bengkayang

dengan rataan pemotongan betina hingga 84,04 ± 29,91 %. Bahkan dibeberapa

kecamatan menunjukkan pemotongan babi betina lebih tinggi dibandingkan babi jantan.

Page 131: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 119

Kondisi ini sangat memprihatinkan dalam upaya melakukan percepatan populasi babi di

kabupaten Bengkayang.

Gambar 4.39. Tingkat pemotongan babi berdasarkan jenis kelamin berdasarkan kecamatan di kabupaten Bengkayang

Berdasarkan pewilayahan/klaster kawasan, tingkat sebaran ternak babi relatif

merata dan menyebar disemua wilayah kecamatan di kabupaten bengkayang.

Berdasarkan pola sebaran utama populasi, sebaran babi terklaster pada dua kawasan

yakni wilayah utara di kecamatan Seluas, Tujuh Belas, Jagoi Bababang, Suti Semarang

dan Siding. Untuk wilayah tengah dan selatan sebaran babi terklaster dikecamatan

Monterado, Samalantan, Lembah Bawang, Sungai Raya Kepulauan dan Bengkayang.

Kondisi sebaran ini memberikan gambaran dan indikasi bahwa pewilayahan untuk

percepatan populasi babi terklaster pada dua wilayah, yaitu wilayah utara dan wilayah

tengah.

Page 132: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 120

Gambar 4.40. Distribusi babi berdasarkan kecamatan di Kabupaten Bengkayang Berbagai permasalahan pengembangan komoditas babi di tiap-tiap wilayah dan

usulan program yang disampaikan oleh masyarakat melalui FGD dan pengisian kuesioner

adalah seperti pada Tabel 4.16. Permasalahan ditemukan pada salah satu atau

kombinasi dari sub sistem hulu, budidaya (on farm), off farm dan/atau penunjang.

Tabel 4.16. Hasil identifikasi permasalahan dan usulan program dalam pengembangan

babi

Wilayah Permasalahan Usulan Program

Utara 1. Keterbatasan bibit babi berkualitas (lokal dan unggul)

2. Teknik budidaya sangat konvensional 3. Kekurangan modal dalam budidaya babi

unggul 4. Susah mendapatkan bibit babi unggul 5. Sudah mendapatkan pakan berkualitas sesui

kebutuhan nutrisi babi unggul 6. Babi dianggap sebagai hama perusak (pola

pemeliharan di lepas/diumbar). 7. Kualitas pakan rendah (hanya mengandalkan

bahan baku lokal dan by product) 8. Babi didominasi dengan penyakit cacingan. 9. Perda tentang babi belum dilaksanakan oleh

peternak dan masyarakat dengan maksimal 10. Kekurangan pendamping dan Medis 11. Kurang pendampingan dan penyuluhan 12. Koperasi belum maksimal 13. Penanganan penyakit dan vaksinasi kurang

1. Pembangunan pusat pembibitan dan pemuliabiakanbabi

2. Penguatan modal bagi peternak 3. Pembangunan pusat pelatihan 4. Maksimalisasi pendampingan

penyuluh dan medis 5. Melaksanakan pola budidaya yang

tepat (efisien dan hygienis) 6. Pengutan tim penyuluh dan tenaga

medis peternakan 7. Pengembangan teknologi pakan

(pabrik pakan mini) 8. Pengembangan teknologi

pengolahan hasil ternak & limbah 9. Pengembangan pola usaha

komersial 10. Program peningkatan kelembagaan

dan SDM (capacity building) 11. Pengembangan lembaga pelatihan

peternak 12. Pembangunan pasar ternak dan hasil

olahan ternak 13. Pengutan kelembagaan

Tengah 1. Keterbatasan bibit babi berkualitas (lokal dan unggul)

2. Teknik budidaya masih konvensional 3. Kekurangan modal dalam budidaya babi

unggul 4. Susah mendapatkan bibit babi unggul 5. Sudah mendapatkan pakan berkualitas sesui

kebutuhan nutrisi babi unggul 6. Babi dianggap sebagai hama perusak (pola

pemeliharan di lepas/diumbar). 7. Kualitas pakan rendah (hanya mengandalkan

bahan baku lokal dan by product) 8. Babi didominasi dengan penyakit cacingan. 9. Perda tentang babi belum dilaksanakan oleh

peternak dan masyarakat dengan maksimal 10. Kekurangan pendamping dan Medis 11. Kurang pendampingan dan penyuluhan 12. Koperasi belum maksimal 13. Penanganan penyakit dan vaksinasi kurang 14. Pemasaran sangat tergantung pada calo 15. Peran kelompok dan koperasi belum optimal

Page 133: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 121

Hasil identifikasi pada survei lapang dan FGD dengan penyuluh (UPTD) dan

masyarakat kelompok tani diperoleh peta indikasi potensi pengembangan peternakan di

Kabupaten Bengkayang (Gambar 4.41).

Page 134: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 122

Gambar 4.41. Peta indikasi potensi pengembangan peternakan di Kabupaten Bengkayang

Page 135: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 123

4.5. Perikanan

Perikanan di Kabupaten Bengkayang berupa kegiatan penangkapan dan budidaya.

Jenis perikanan di kabupaten ini terdiri dari perikanan laut dan perairan umum,

pengawetan ikan, dan budidaya di kolam, keramba, tambak, serta laut. Berdasarkan

data produksi perikanan menurut jenisnya (Tabel 4.17) perikanan budidaya (kolam dan

keramba) cenderung mengalami peningkatan yang lebih pesat dibandingkan dengan

penangkapan (perikanan laut dan perairan umum). Hal ini dikarenakan perikanan

tangkap yang mengalami stagnansi bahkan penurunan di beberapa wilayah yang terjadi

secara global akibat overfishing. Perikanan budidaya di tambak juga mengalami

stagnansi akibat keterbatasan daya dukung wilayah pesisir dan upaya untuk meningkat

produksinya hanya dapat ditempuh melalui intensifikasi.

Tabel 4.17. Produksi perikanan di Kabupaten Bengkayang menurut jenis perikanan

2010-2011

Jenis Perikanan Produksi Perikanan (Ton)

2010

1. Perikanan Laut 5.376,20 1. Perikanan Laut

2. Perikanan Perairan Umum 69,00 2. Perikanan Perairan Umum

3. Ikan Awetan 426,00 3. Ikan Awetan

4. Budidaya Kolam 240 4. Budidaya Kolam

5. Keramba 14,00 5. Keramba

6. Tambak Udang 7.536,50 6. Tambak Udang

7. Bandeng 27,00 7. Bandeng

8. Rumput Laut 137,50 8. Rumput Laut

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang

Dengan potensi sumber daya ikan di Laut Natuna dan Anambas yang demikian

besar yang mencapai masing-masing sekitar 500 dan 80 ribu ton per tahun, ikan yang

didaratkan di kabupaten ini sebesar sekitar 5-6 ribu ton adalah tergolong sangat kecil.

Perlu upaya Pemda Kabupaten Bengkayang untuk memfasilitasi lebih banyak lagi ikan

didaratkan di Kabupaten ini, terutama di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan dan

Kecamatan Sungai Raya.

Kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkayang hampir seluruhnya menghasilkan

produk perikanan baik melalui kegiatan penangkapan maupun budidaya. Kecamatan

Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan adalah kecamatan yang memiliki produk

perikanan diberbagai jenis perikanan (Tabel 4.18). Hal ini menunjukkan kedua

kecamatan tersebut memiliki potensi sumberdaya perairan yang cukup lengkap untuk

Page 136: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 124

melakukan perikanan tangkap dan budidaya baik darat maupun laut.

Tabel 4.18. Produksi perikanan di Kabupaten Bengkayang menurut kecamatan dan jenis

perikanan 2011

Kecamatan

Perikanan

Ikan Awetan (Ton) Budidaya

Kolam (Ton)

Laut (Ton)

Perairan Umum (Ton)

1. Sungai Raya 3.164,50 2,12 0 17,40

2. Capkala - 1,99 0 30,80

3. Sungai Raya Kepulauan 2.813,78 2,23 0 28,30

4. Samalantan - 3,99 0 62,10

5. Monterado - 2,80 0 50,10

6. Lembah Bawang - 3,34 0 22,00

7. Bengkayang 0 2,69 0 64,50

8. Teriak 0 7,32 0 68,70

9. Sungai Betung 0 3,43 0 57,60

10. Ledo 0 3,99 0 22,60

11. Suti Semarang 0 3,88 0 4,70

12. Lumar 0 2,89 0 35,70

13. Sanggau Ledo 0 3,98 0 26,30

14. Tujuh Belas 0 3,88 0 18,00

15. Seluas 0 7,67 0 17,50

16. Jagoi Babang 0 4,71 0 6,60

17. Siding 0 6,99 0 6,80

Jumlah 5.978,28 67,90 0 539,70

Tahun 2010 5.376,20 69,00 426,00 …

Tahun 2009 3.890,70 58,00 180,00 …

1. Sungai Raya 4.060,00 1,20 0 7.245,22

2. Capkala 0 0 0 32,79

3. Sungai Raya Kepulauan 3.550,00 1,65 79,00 6.474,96

4. Samalantan 0 0 0 66,09

5. Monterado 0 0 0 52,90

6. Lembah Bawang 0 0 0 25,34

7. Bengkayang 0 11,40 0 78,59

8. Teriak 0 17,00 0 93,02

9. Sungai Betung 0 0 0 61,03

10. Ledo 0 7,20 0 33,79

11. Suti Semarang 0 0 0 8,58

12. Lumar 0 0 0 38,59

13. Sanggau Ledo 0 6,30 0 36,58

14. Tujuh Belas 0 0 0 21,88

15. Seluas 0 0 0 25,17

16. Jagoi Babang 0 4,00 0 15,31

17. Siding 0 0 0 13,79

Jumlah 7.610,00 48,75 79,00 14.323,63

Tahun 2010 7.536,50 … 138,50 13.546,20

Tahun 2009 939,70 7,80 19,20 5.124,10

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang Keterangan: ... Data tidak tersedia

Page 137: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 125

4.5.1. Perikanan Tangkap

Penangkapan ikan di Kabupaten Bengkayang dilakukan para nelayan di perairan

umum seperti sungai, danau, dan rawa, serta di perairan laut. Untuk melihat potensi

perikanan tangkap yang ada di kabupaten ini akan dilihat berdasarkan data jumlah

nelayan, perahu, dan produksinya.

A. Nelayan dan Perahu

Setiap kecamatan di Kabupaten Bengkayang memiliki masyarakat yang bekerja

sebagai nelayan. Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan memiliki nelayan

paling banyak, yang secara berurutan 2.185 dan 1.650 orang (Tabel 4.19). Berdasarkan

data tersebut terlihat di semua kecamatan terdapat masyarakat yang berminat dalam

bidang perikanan meskipun di kecamatannya tidak terdapat wilayah perairan seperti

Kecamatan Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar. Artinya

masyarakat tersebut melakukan kegiatan perikanan tangkap di luar kecamatannya.

Tabel 4.19. Banyaknya nelayan dan perahu/kapal di Kabupaten Bengkayang menurut

jenis perahu/kapal dan kecamatan 2011

Kecamatan Jumlah

Nelayan

Jenis Perahu/Kapal

Tanpa Motor Motor Tempel Kapal Motor

1. Sungai Raya 2.185 125 98 122

2. Capkala 28 5 0 0

3. Sungai Raya Kepulauan 1.650 145 124 145

4. Samalantan 46 6 0 0

5. Monterado 31 5 0 0

6. Lembah Bawang 35 6 0 0

7. Bengkayang 159 8 0 0

8. Teriak 39 5 0 0

9. Sungai Betung 18 4 0 0

10. Ledo 76 21 42 0

11. Suti Semarang 32 18 47 0

12. Lumar 58 6 0 0

13. Sanggau Ledo 37 16 10 0

14. Tujuh Belas 39 4 0 0

15. Seluas 189 24 49 0

16. Jagoi Babang 119 12 69 0

17. Siding 62 4 12 0

Jumlah 4.803 414 451 267

Tahun 2010 2.496 140 434 448

Tahun 2009 2.521 182 338 357

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang

Page 138: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 126

Berdasarkan data perahu (Tabel 4.19), dapat diketahui bahwa tidak semua

nelayan memiliki perahu. Kemungkinan besar satu perahu terdiri dari beberapa nelayan

yang bekerjasama. Jumlah perahu cenderung menurun dari 2009-2011 hal ini

berbanding terbalik dengan kondisi jumlah nelayan yang pada 2010 2.496 orang

meningkat dua kali lipat menjadi 4.803 orang pada 2011 (Gambar 4.24).

Gambar 4.42. Perkembangan jumlah nelayan, perahu tanpa motor (PTM), perahu motor tempel (PMT), dan kapal motor di Kabupaten Bengkayang 2009-2011

B. Alat Tangkap

Alat tangkap yang digunakan masyarakat Kabupaten Bengkayang pada perikanan

tangkap di perairan umum terdiri dari beberapa jenis (Tabel 4.20) mulai dari jaring

insang, jaring angkat, pancing, perangkap, jala tebar, dan lainnya. Jumlah trip dari alat

tangkap tersebut berbeda-beda sepanjang tahun 2013. Alat tangkap yang memiliki

jumlah trip paling banyak adalah bubu sebanyak 106 trip. Banyak atau sedikitnya jumlah

trip dari alat tangkap tersebut bergantung pada lokasi penggunaan alat yang disesuaikan

dengan fungsi dan hasil tangkapan yang diinginkan.

Page 139: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 127

Tabel 4.20. Jenis alat tangkap di perairan umum dan jumlah tripnya di Kabupaten

Bengkayang 2013

Jenis Alat Tangkap Jumlah Trip

Jumlah Kwartal I Kwartal II Kwartal III Kwartal IV

Jaring insang

Jaring insang hanyut 0 19 0 22 41

Jaring insang tetap 20 19 21 17 77

Jaring angkat

Serok 24 23 23 24 94

Songko 19 4 0 0 23

Anco 15 8 22 21 66

Pancing

Rawai 20 24 24 18 86

Pancing 18 21 19 21 79

Perangkap

Sero 0 6 9 6 21

Jermal 8 0 0 0 8

Bubu 33 14 30 29 106

Jala tebar 21 26 22 21 90

Garpu, tombak, dan lainnya 14 17 18 14 63

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkayang 2014

Tabel 4.21. Jenis alat tangkap di perairan laut di Kabupaten Bengkayang 2013

Jenis Alat Penangkapan Ikan Laut

Pukat Tarik Pukat Tarik Udang Ganda

Pukat Tarik Ikan

Pukat Kantung Payang (termasuk lampara)

Dogol (termasuk lampara dasar, cantrang)

Pukat Pantai (jaring arad)

Pukat Cincin

Jaring Insang Jaring Insang Hanyut/Nylon

Jaring Insang Lingkar

Jaring Klitik/Pukat Plastik

Jaring Insang Tetap

Jaring Angkut Bagan Perahu/Rakit

Bagan Tancap

Serok dan Songko

Pancing Lainnya

Perangkap Bubu (termasuk Bubu Ambal)

Perangkap Lainnya.

Lain-lain Jala Tebar

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang

Page 140: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 128

Alat tangkap yang digunakan masyarakat pada perairan umum dan laut tidak

selalu sama, untuk penangkapan di laut terdapat pukat tarik, pukat kantung, dan pukat

cincin (Tabel 4.21). Pukat umumya dioperasikan di laut dan badan air yang besar.

Penggunaan pukat memberikan hasil tangkapan yang besar tetapi juga menimbulkan

kerusakan yang besar pula karena hasil tangkapannya yang tidak dapat dikendalikan.

Oleh karena itu, pengembangan perikanan tangkap kedepan harus mengkaji tentang

penggunaan pukat ini terhadap dampak lingkungan perairan terutama di laut.

C. Produksi Perikanan Tangkap

Jumlah produksi beberapa jenis ikan yang berasal dari hasil penangkapan di

perairan umum di Kabupaten Bengkayang cenderung meningkat dari 2009-2013

(Gambar 4.43 dan Tabel 4.21). Hal ini dapat disebabkan jumlah nelayan yang meningkat

pesat (Gambar 4.42).

Tabel 4.22. Produksi ikan perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan

2009-2011& 2013

Jenis Ikan Produksi per Tahun (Ton)

2009 2010 2011 2013*

1. Gurame 6,18 6,80 4,95 17,4

2. Lais 2,60 2,80 8,77 13,7

3. Toman 5,39 6,61 7,83 28,3

4. Belidak 5,86 5,86 4,67 10,9

5. Udang Galah 2,75 2,75 1,85 5,5

6. Betutu 3,40 0,99 0,63 9,1

7. Tawes 6,27 6,90 5,41 23,1

8. Ikan Lainnya 14,60 14,60 24,85 34,6

9. Udang Lainnya 6,15 6,34 4,97 10,2

10. Patin 4,80 4,86 3,77 1,8

Jumlah 58,00 58,50 67,70 154,60

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang, * Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkayang 2014

Page 141: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 129

Gambar 4.43. Produksi ikan perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2009 - 2011& 2013

Peningkatan produksi ini juga dapat disebabkan untuk memenuhi permintaan

pasar masyarakat Kabupaten Bengakayang akan protein hewani dari ikan yang terus

meningkat. Namun, pengembangan perikanan di kabupaten ini sebaiknya diarahkan

pada perikanan budidaya mengingat adanya potensi sumberdaya perairan yang

tersedia. Hal ini juga untuk mencegah terjadinya overfishing yang dapat bedampak pada

rusaknya kelestarian lingkungan.

Sepanjang 2013 produksi penangkapan beberapa jenis ikan dari perairan umum di

Kabupaten Bengkayang cenderung fluktuatif jika dilihat melalui data per kwartalnya.

Hampir semua komoditas mengalami penurunan produksi pada kwartal II di 2013

(Gambar 4.44 dan Tabel 4.23).

Page 142: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 130

Tabel 4.23. Produksi ikan perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan

2013

Jenis Ikan Jumlah Produksi (ton)

Jumlah Kwartal I Kwartal II Kwartal III Kwartal IV

Betok 12,6 6,3 11,6 11,6 42,1

Tapah / Baung 13,3 4,7 11,7 13,8 43,5

S.Rawa 37,7 33,8 10,5 9,8 91,8

S.Siam 12,7 13,3 12,1 11,5 49,6

Gabus 11,7 11,3 11,8 10,4 45,2

Toman 6,8 8,1 6,7 6,7 28,3

Mujair 8,7 1,6 9,8 0 20,1

Nila 0 3,3 8,4 5 16,7

Lele 0 1,1 4,6 4,4 10,1

Jelawat 5,9 2,6 5,9 5,6 20

Mas 9,8 1,3 7,5 6,7 25,3

Paray / Seluang 6,3 1,4 5,8 5,4 18,9

Tawes 7,7 0 7,6 7,8 23,1

Betutu 3 0,8 2,7 2,6 9,1

Belida 3,9 0,5 3,3 3,2 10,9

Gurami 5,9 1,6 5 4,9 17,4

Patin Jambal 0 1,6 0 0,2 1,8

Lais 4,1 1,5 4,3 3,8 13,7

Ikan Lainnya 12,1 4,3 9,1 9,1 34,6

Udang grago 0 0 3,2 3,1 6,3

Udang Galah 1,7 0,9 1,5 1,4 5,5

Udang tawar 1,2 0 1,6 1,6 4,4

Udang-udang yang lain 5,3 1,8 1,7 1,4 10,2

Jumlah 170,4 101,8 146,4 130 548,6

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang

Komoditas seperti sepat rawa sempat memiliki jumlah produksi paling tinggi pada

kwartal I dan II. Selanjutnya mengalami penurunan pada kwartal III dan IV sehingga

jumlah produksinya cenderung sama dengan komoditas lainnya.

Page 143: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 131

(a)

(b)

Gambar 4.44. (a) & (b) Produksi ikan perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013

Komoditas hasil penangkapan di perairan laut lebih bervariasi. Terdapat 50 jenis

ikan laut yang menjadi hasil tangkapan nelayan di kabupaten ini (Tabel 4.24). Memiliki

luasan wilayah berupa kepulauan menjadikan jenis ikan laut yang dikonsumsi

masyarakat Kabupaten Bengkayang juga bervariasi.

Page 144: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 132

Tabel 4.24. Jumlah produksi ikan perairan laut di Kabupaten Bengkayang menurut jenis

ikan 2013

Jenis Ikan Jumlah Produksi (ton)

Jumlah Kwartal I Kwartal II Kwartal III Kwartal IV

Manyung 18,00 2,90 17,80 16,20 54,90 Ekor Kuning/ Pisang pisang 28,90 3,20 30,40 29,60 92,10 Kuwe 27,90 2,90 27,90 27,90 86,60 Bawal Hitam 19,10 2,80 19,00 18,80 59,70 Bawal Putih 28,20 13,90 27,40 27,40 96,90 Daun bambu/ Talang-talang 19,90 2,60 21,40 21,40 65,30 Kakap Putih 24,30 2,70 24,20 24,20 75,40 Selanget 11,40 3,90 11,40 11,40 38,10 Tembang 10,20 6,00 10,50 10,50 37,20 Terubuk 27,20 15,20 26,80 26,80 96,00 Teri 4,70 3,70 5,00 4,60 18,00 Julung- Julung 1,50 8,00 1,70 1,50 12,70 Ikan gaji 0,00 7,20 0,00 0,00 7,20 Ikan Nomei/ Lomei 4,20 7,30 4,50 4,50 20,50 Ikan Layaran 5,90 5,90 6,40 6,40 24,60 Ikan Pedang 1,60 1,10 1,70 1,70 6,10 Ikan Napoleon 0,00 6,50 0,00 0,00 6,50 Kapas-Kapas 2,40 6,90 2,50 2,50 14,30 Peperek 0,20 1,60 0,30 0,30 2,40 Kakap Merah /Bambangan 2,90 8,00 3,20 3,20 17,30 Belanak 1,30 8,60 1,50 1,50 12,90 Biji Nangka Karang 0,60 3,80 0,50 0,50 5,40 Biji Nangka 1,60 5,00 2,00 2,00 10,60 Kurisi 1,40 6,70 1,60 1,60 11,30 Kurau 3,60 3,70 3,70 3,70 14,70 Kuro/ Senangin 2,40 12,40 2,50 2,50 19,80 Swanggi/ Mata Besar 0,00 5,90 0,00 0,00 5,90 Gulamah/ Tigawaja 3,70 19,00 3,70 3,70 30,10 Tongkol Krai/ Hitam 2,90 8,10 2,90 2,90 16,80 Tongkol Komo 2,50 8,80 2,80 2,80 16,90 Kembung 0,70 6,80 0,80 0,80 9,10 Tenggiri 2,30 3,40 3,10 3,10 11,90 Tenggiri Papan 2,30 14,10 2,10 2,10 20,60 Tuna Mata Besar 1,90 14,50 3,10 3,10 22,60 Kerapu Karang 0,00 21,30 0,00 0,00 21,30 Kerapu Bebek 2,70 11,20 3,10 3,10 20,10 Kerapu Balong 1,80 8,50 2,10 2,10 14,50 Ikan Beronang 1,10 0,00 1,10 1,10 3,30 Kerong-kerong 0,40 0,40 0,40 1,20 Layur 2,30 2,30 2,30 6,90 Pari Kembang/ Pari Macan 0,30 5,10 0,40 0,00 5,80 Ikan Lainnya 2,10 12,80 2,10 0,00 17,00 U. Dogol 2,90 19,90 3,10 3,00 28,90 U.Putih/ Jerbung 1,80 11,40 1,90 1,90 17,00 U. Krosok 0,00 12,40 0,00 0,00 12,40 Udang Ratu/ Raja 1,60 0,00 1,50 1,50 4,60 U. Windu 0,00 10,20 0,00 0,00 10,20 U.Lainnnya 2,30 12,00 2,60 2,60 19,50 Cumi-cumi 1,90 8,40 9,10 8,80 28,20 Sotong 2,50 14,20 14,70 14,40 45,80

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang

Page 145: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 133

Berdasarkan Gambar 4.45. terdapat beberapa komoditas yang meningkat di

kwartal III dan IV 2013, ada juga yang mengalami peningkatan produksi yang pesat saat

kwartal II kemudian turun drastis pada kwartal III dan stabil pada kwartal IV. Menjelang

penutupan 2013, komoditas seperti manyung, ekor kuning/ pisang pisang, kuwe, bawal

hitam, bawal putih, daun bambu/ talang-talang, kakap putih, selanget, tembang, dan

terubuk mendominasi produksi ikan hasil tangkap di perairan laut.

(a)

(b)

Page 146: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 134

(c)

Gambar 4.45. (a), (b) & (c)) Produksi ikan perairan laut di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013

D. Harga Komoditas Perikanan Tangkap

Harga ikan hasil tangkapan di perairan umum bervariasi sepanjang 2013 ini. Ada

yang stabil dan mengalami peningkatan. Harga berkisar Rp 5.000 – Rp 85.000

bergantung jenis ikannya (Tabel 4.25).

Pada akhir 2013 komoditas seperti sepat rawa, sepat siam, gabus, toman, ikan

mas, gurame, udang galah, dan udang tawar mengalami kenaikan harga yang hampir

dua kali lipat dari harga sebelumnya (Gambar 4.26). Peningkatan harga ini dapat

disebabkan jumlah ikan di alam untuk ditangkap semakin sedikit sedangkan

permintaannya semakin meningkat.

Tabel 4.25. Harga rata-rata per Kg ikan hasil perairan umum di Kabupaten Bengkayang

menurut jenis ikan 2013

Jenis Ikan Harga Rata-rata Per Kg (Rp.)

Kwartal I Kwartal II Kwartal III Kwartal IV

Betok 6.500 6.500 8.000 10.000 Tapah / Baung 20.000 20.000 20.000 20.000 S.Rawa 7.500 7.500 18.000 18.000 S.Siam 8.000 8.000 18.000 18.000 Gabus 10.000 10.000 20.000 20.000 Toman 15.000 15.000 25.000 25.000 Mujair 18.000 18.000 18.000 Nila 12.500 12.500 12.500 12.500 Lele 15.000 15.000 15.000 15.000 Jelawat 20.000 20.000 25.000 25.000 Mas 10.000 10.000 18.000 18.000

Page 147: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 135

Jenis Ikan Harga Rata-rata Per Kg (Rp.)

Kwartal I Kwartal II Kwartal III Kwartal IV

Paray / Seluang 15.000 15.000 15.000 15.000 Tawes 14.000 14.000 14.000 14.000 Betutu 85.000 85.000 85.000 85.000 Belida 40.000 40.000 25.000 25.000 Gurami 15.000 15.000 30.000 30.000 Patin Jambal 13.000 Lais 15.500 15.500 18.000 18.000 Ikan Lainnya 11.000 11.000 20.000 20.000 Udang grago

30.000 30.000

Udang Galah 25.000 25.000 85.000 85.000 Udang tawar 23.000

65.000 65.000

Udang-udang yang lain 8.000 9.000 35.000 35.000

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang

(a)

(b)

Gambar 4.46. (a) & (b) Harga rata-rata per Kg ikan hasil perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013

Page 148: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 136

Harga untuk komoditas ikan hasil tangkapan di perairan laut berkisar Rp 9.000 –

Rp 45.000. Sepanjang 2013, harga untuk komoditas ini stabil, tidak terjadi peningkatan

harga untuk semua komoditasnya (Tabel 4.26).

Tabel 4.26. Harga rata-rata per Kg hasil perairan laut di Kabupaten Bengkayang

menurut jenis ikan 2013

Jenis Ikan Harga Rata-rata Per Kg (Rp.)

Kwartal I Kwartal II Kwartal III Kwartal IV

Manyung 15.000 15.000 15.000 15.000 Ekor Kuning/ Pisang pisang 15.000 15.000 15.000 15.000 Kuwe 12.000 12.000 12.000 12.000 Bawal Hitam 30.000 30.000 30.000 30.000 Bawal Putih 35.000 35.000 35.000 35.000 Daun bambu/ Talang-talang 15.000 15.000 15.000 15.000 Kakap Putih 15.000 15.000 15.000 15.000 Selanget 10.000 10.000 10.000 10.000 Tembang 7.500 7.500 7.500 7.500 Terubuk 45.000 45.000 45.000 45.000 Teri 12.000 12.000 12.000 12.000 Julung- Julung 10.000 10.000 10.000 10.000 Ikan Nomei/ Lomei 12.000 12.000 12.000 12.000 Ikan Layaran 15.000 15.000 15.000 15.000 Ikan Pedang 9.000 9.000 9.000 9.000 Kapas-Kapas 18.000 18.000 18.000 18.000 Peperek 12.000 12.000 12.000 12.000 Kakap Merah /Bambangan 45.000 45.000 45.000 45.000 Belanak 18.000 18.000 18.000 18.000 Biji Nangka Karang 9.000 9.000 9.000 9.000 Biji Nangka 9.000 9.000 9.000 9.000 Kurisi 18.000 18.000 18.000 18.000 Kurau 25.000 25.000 25.000 25.000 Kuro/ Senangin 35.000 35.000 35.000 35.000 Gulamah/ Tigawaja 21.800 21.800 21.800 21.800 Tongkol Krai/ Hitam 15.000 15.000 15.000 15.000 Tongkol Komo 15.000 15.000 15.000 15.000 Kembung 22.000 22.000 22.000 22.000 Tenggiri 22.000 22.000 22.000 22.000 Tenggiri Papan 45.000 45.000 45.000 45.000 Tuna Mata Besar 15.000 15.000 15.000 15.000 Kerapu Bebek 18.000 18.000 18.000 18.000 Kerapu Balong 18.000 18.000 18.000 18.000 Ikan Beronang 14.000

14.000 14.000

Kerong-kerong 12.000

12.000 12.000 Layur 16.000

16.000 16.000

Pari Kembang/ Pari Macan 14.000 14.000 14.000

Ikan Lainnya 15.000 15.000 15.000

U. Dogol 20.000 20.000 20.000 20.000 U.Putih/ Jerbung 12.000 12.000 12.000 12.000 Udang Ratu/ Raja 15.000 15.000 15.000 15.000 U.Lainnnya 20.000 20.000 20.000 20.000 Cumi-cumi 18.000 18.000 18.000 18.000 Sotong 12.000 12.000 12.000 12.000

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang

Page 149: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 137

E. Nilai Produksi Perikanan Tangkap

Nilai produksi yang dihasilkan suatu komoditas berantung pada jumlah produksi

yang dihasilkan dan harga jual komoditas tersebut. Meskipun jumlah produksinya tinggi

tetapi harga komoditas tersebut rendah, bisa saja nilai produksinya menjadi sama

dengan komoditas yang produksinya rendah tetapi memiliki harga yang tinggi. Pada

2013, nilai produksi ikan hasil perairan umum cukup fluktuatif untuk beberapa jenis ikan

dikarenakan jumlah produksi dan harganya yang juga berubah (Tabel 4.27).

Tabel 4.27. Nilai produksi ikan hasil perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut

jenis ikan 2013

Jenis Ikan Nilai Produksi (Rp. 1.000)

Jumlah Kwartal I Kwartal II Kwartal III Kwartal IV

Betok 81.900 40.950 92.800 116.000 331.650

Tapah / Baung 266.000 94.000 234.000 276.000 70.000

S.Rawa 282.750 253.500 189.000 176.400 901.650

S.Siam 101.600 106.400 217.800 207.000 632.800

Gabus 117.000 113.000 236.000 208.000 674.000

Toman 102.000 121.500 167.500 167.500 558.500

Mujair 156.600 28.800 176.400 - 61.800

Nila - 41.250 105.000 62.500 208.750

Lele - 16.500 69.000 66.000 151.500

Jelawat 118.000 52.000 147.500 140.000 457.500

Mas 98.000 13.000 135.000 120.600 366.600

Paray / Seluang 94.500 21.000 87.000 81.000 283.500

Tawes 107.800 - 106.400 109.200 323.400

Betutu 255.000 68.000 229.500 221.000 73.500

Belida 56.000 20.000 82.500 80.000 338.500

Gurami 88.500 24.000 150.000 147.000 409.500

Patin Jambal - 20.800 - - 20.800

Lais 63.550 23.250 77.400 68.400 232.600

Ikan Lainnya 133.100 47.300 182.000 182.000 544.400

Udang grago - - 96.000 93.000 189.000

Udang Galah 42.500 22.500 127.500 119.000 311.500

Udang tawar 27.600 - 104.000 104.000 235.600

Udang-udang yang lain 42.400 16.200 59.500 49.000 167.100

Jumlah 2.334.800 1.143.950 3.071.800 2.793.600 9.344.150

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang

Nilai produksi ikan hasil tangkapan di perairan umum yang paling tinggi pada akhir

2013 yaitu ikan baung, sepat siam, gabus, betutu, dan toman. Hasil produksi ikan-ikan

tersebut tidak terlalu banyak, namun memiliki nilai produksi yang tinggi akibat harga

komoditasnya yang juga tinggi (Gambar 4.47).

Page 150: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 138

(a)

(b)

Gambar 4.47. (a) & (b) Nilai produksi ikan hasil perairan umum di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013

Nilai produksi ikan hasil tangkapan di perairan laut pada tahun 2013 ini hanya

dipengaruhi oleh jumlah produksinya. Hal ini dikarenakan harga komoditasnya yang

stabil sepanjang 2013 ini (Tabel 4.28).

Page 151: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 139

Tabel 4.28. Nilai produksi ikan hasil perairan laut di Kabupaten Bengkayang menurut

jenis ikan 2013

Jenis Ikan Nilai Produksi (Rp. 1.000)

Jumlah Kwartal I Kwartal II Kwartal III Kwartal IV

Manyung 270.000 43.500 267.000 243.000 823.500

Ekor Kuning/ Pisang pisang 433.500 48.000 456.000 444.000 1.381.500

Kuwe 334.800 34.800 334.800 334.800 1.039.200

Bawal Hitam 573.000 84.000 570.000 564.000 1.791.000

Bawal Putih 987.000 486.500 959.000 959.000 3.391.500

Daun bambu/ Talang-talang 298.500 39.000 321.000 321.000 979.500

Kakap Putih 364.500 40.500 363.000 363.000 1.131.000

Selanget 114.000 39.000 114.000 114.000 381.000

Tembang 76.500 45.000 78.750 78.750 279.000

Terubuk 1.224.000 684.000 1.206.000 1.206.000 4.320.000

Teri 56.400 44.400 60.000 55.200 216.000

Julung- Julung 15.000 80.000 17.000 15.000 127.000

Ikan Nomei/ Lomei 50.400 87.600 54.000 54.000 246.000

Ikan Layaran 88.500 88.500 96.000 96.000 369.000

Ikan Pedang 14.400 9.900 15.300 15.300 54.900

Kapas-Kapas 43.200 124.200 45.000 45.000 257.400

Peperek 2.400 19.200 3.600 3.600 28.800

Kakap Merah /Bambangan 130.500 360.000 144.000 144.000 778.500

Belanak 23.400 154.800 27.000 27.000 232.200

Biji Nangka Karang 5.400 34.200 4.500 4.500 48.600

Biji Nangka 14.400 45.000 18.000 18.000 95.400

Kurisi 25.200 120.600 28.800 28.800 203.400

Kurau 90.000 92.500 92.500 92.500 367.500

Kuro/ Senangin 84.000 434.000 87.500 87.500 693.000

Gulamah/ Tigawaja 80.660 414.200 80.660 80.660 656.180

Tongkol Krai/ Hitam 43.500 121.500 43.500 43.500 252.000

Tongkol Komo 37.500 132.000 42.000 42.000 253.500

Kembung 15.400 149.600 17.600 17.600 200.200

Tenggiri 50.600 74.800 68.200 68.200 261.800

Tenggiri Papan 103.500 634.500 94.500 94.500 927.000

Tuna Mata Besar 28.500 217.500 46.500 46.500 339.000

Kerapu Bebek 48.600 201.600 55.800 55.800 361.800

Kerapu Balong 32.400 153.000 37.800 37.800 261.000

Ikan Beronang 15.400 - 15.400 15.400 46.200

Kerong-kerong 4.800 - 4.800 4.800 14.400

Layur 36.800 - 36.800 36.800 110.400

Pari Kembang/ Pari Macan 4.200 71.400 5.600 - 81.200

Ikan Lainnya 31.500 192.000 31.500 - 255.000

U. Dogol 58.000 398.000 62.000 60.000 578.000

U.Putih/ Jerbung 21.600 136.800 22.800 22.800 204.000

Udang Ratu/ Raja 24.000 - 22.500 22.500 69.000

U.Lainnnya 46.000 240.000 52.000 52.000 390.000

Cumi-cumi 34.200 151.200 163.800 507.600

Sotong 30.000 170.400 176.400 549.600

Jumlah 6.066.160 6.697.700 6.442.910 6.346.010 25.552.780

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang

Page 152: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 140

Jika dibandingkan Gambar 4.47 dan Gambar 4.48 memiliki bentuk yang hampir

sama, hal ini dikarenakan harga komoditas yang stabil. Nilai produksi bergantung pada

banyaknya produksi komoditas tersebut.

(a)

(b)

Page 153: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 141

(c)

Gambar 4.48. (a), (b) & (c) Nilai produksi ikan hasil perairan laut di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2013

4.5.2. Perikanan Budidaya

Masyarakat di Kabupaten Bengkayang sudah mengandalkan perikanan budidaya

sebagai sumber mata pencaharian. Hal ini didukung oleh potensi daerah yang

memungkinkan untuk dibangunnya wadah pemeliharaan ikan berupa kolam, pagong

alam, keramba, tambak udang, dan rakit untuk rumput laut. Hampir semua kecamatan

di Kabupaten Bengkayang memiliki luasan area perikanan budidaya (Tabel 4.24).

A. Luas Area

Budidaya ikan menggunakan kolam banyak terdapat di Kecamatan Samalantan 25

Ha mengingat kecamatan ini juga memiliki luas wilayah yang juga cukup besar (Tabel

4.29). Kolam yang digunakan umumnya berupa kolam tanah, berukuran antara 50-2.500

m2, bergantung kepada komoditas perikanan budidaya yang diusahakan. Kolam untuk

budidaya ikan lele umumnya berukuran relatif lebih kecil dibandingkan dengan kolam

untuk ikan bawal. Kolam yang dimiliki pembudidaya di Kabupaten ini umumnya

berjumlah 2-4 unit.

Selain kolam masyarakat kabupaten ini juga menggunakan wadah budidaya

enggunaan pagong alam banyak terdapat di Kecamatan Monterado 20 Ha. Pagong alam

Page 154: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 142

adalah wadah budidaya berupa genangan air yang terbentuk secara alamiah, tidak

memiliki pintu pemasukan dan pengeluaran sehingga tidak memiliki akses ke sumber air

sungai. Pagong alam terbentuk karena tingginya muka air tanah terutama di musim

hujan. Pagong alam umumnya lebih luas dibandingkan dengan kolam, bisa mencapai

5.000 m2.

Keramba banyak terdapat di Kecamatan Teriak sebanyak 15 unit dan merupakan

keramba air tawar karena wilayahnya yang tidak memiliki lautan. Tambak udang hanya

dimiliki Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan 234 dan 156 Ha, mengingat

kedua kecamatan ini saja yang memiliki wilayah pesisir. Sedangkan wilayah yang dapat

mengembangkan budidaya rumput laut hanya Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, yaitu

sebesar 220 Ha. Peningkatan luas area perikanan budidaya dari 2009-2011 tidak terlalu

signifikan. Bahkan terjadi penurunan pada hampir setengah dari luas area budidaya

rumput laut yang pada 2009 422 Ha menjadi 220 Ha pada 2010 dan 2011.

Tabel 4.29. Luas area perikanan dan banyaknya budidaya perikanan di Kabupaten

Bengkayang menurut jenis budidaya dan kecamatan 2011

Kecamatan Kolam (Ha) Pagong Alam

(Ha) Keramba

(Unit) Tambak Udang

(Ha)

Rumput Laut

(Rakit)

1. Sungai Raya 3,0 0,0 1,0 234,0 0,0

2. Capkala 18,9 5,0 2,0 0,0 0,0

3. Sungai Raya Kep 2,0 0,0 2,0 156,0 220,0

4. Samalantan 25,0 7,0 5,0 0,0 0,0

5. Monterado 17,7 20,0 5,0 0,0 0,0

6. Lembah Bawang 5,0 10,0 5,0 0,0 0,0

7. Bengkayang 17,5 12,0 10,0 0,0 0,0

8. Teriak 18,2 14,4 15,0 0,0 0,0

9. Sungai Betung 12,7 7,8 5,0 0,0 0,0

10. Ledo 5,0 17,0 10,0 0,0 0,0

11. Suti Semarang 2,0 5,0 3,0 0,0 0,0

12. Lumar 23,0 8,0 7,0 0,0 0,0

13. Sanggau Ledo 8,5 7,0 13,0 0,0 0,0

14. Tujuh Belas 5,0 11,0 5,0 0,0 0,0

15. Seluas 6,0 10,0 3,0 0,0 0,0

16. Jagoi Babang 6,0 9,0 4,0 0,0 0,0

17. Siding 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Jumlah 177,5 143,2 95,0 390,0 220,0

Tahun 2010 173,5 143,2 67 390 220

Tahun 2009 179,5 135,4 61 390 422

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang

Page 155: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 143

B. Pembudidaya

Meskipun memiliki luas area perikanan budidaya yang besar belum tentu jumlah

pembudidaya di kecamatan tersebut juga tinggi (Tabel 4.29 dan Tabel 4.30).

Pembudidaya kolam paling banyak terdapat di Kecamatan Teriak sebanyak 52 orang

dengan luas kolam 18,2 Ha padahal luasan kolam terbesar terdapat di Kecamatan

Samalantan sebesar 25 Ha. Pembudidaya yang menggunakan pagong alam terbanyak

terdapat di Kecamatan Monterado sebanyak 40 orang, hal ini berbanding lurus dengan

luas pagong alam paling besar yang terdapat di kecamatan ini. Pembudidaya keramba

paling banyak terdapat di Kecamatan Ledo 25 orang, padahal unit keramba terbanyak

terdapat di Kecamatan Teriak. Sudah dapat dipastikan pembudidaya tambak udang

hanya terdapat di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan, secara berurutan

11 dan 17 orang dan pembudidaya rumput laut 175 orang yang hanya terdapat di

Kecamatan Sungai Raya Kepulauan.

Tabel 4.30. Jumlah petani budidaya perikanan di Kabupaten Bengkayang menurut jenis

budidaya dan kecamatan 2011

Kecamatan Petani Budidaya Perikanan

Kolam Pagong Alam Keramba Tambak Udang Rumput Laut

1. Sungai Raya 21 0 7 11 0

2. Capkala 37 15 0 0 0

3. Sungai Raya Kep 15 0 11 17 175

4. Samalantan 36 21 0 0 0

5. Monterado 41 40 0 0 0

6. Lembah Bawang 25 20 0 0 0

7. Bengkayang 33 24 14 0 0

8. Teriak 52 30 15 0 0

9. Sungai Betung 25 15 0 0 0

10. Ledo 27 38 25 0 0

11. Suti Semarang 20 10 0 0 0

12. Lumar 46 16 0 0 0

13. Sanggau Ledo 31 14 13 0 0

14. Tujuh Belas 41 22 0 0 0

15. Seluas 36 20 0 0 0

16. Jagoi Babang 30 18 4 0 0

17. Siding 15 0 0 0 0

Jumlah 531 303 89 28 175

Tahun 2010 511 303 28 67 100

Tahun 2009 365 247 61 28 211

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang Keterangan: … Data tidak Tersedia

Page 156: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 144

Pembudidaya di Kabupaten Bengkayang yang terus mengalami peningkatan dari

2009-2011 adalah pembudidaya kolam dan pagong alam (Gambar 4.49). Kabupaten ini

memang memiliki potensi untuk mengembangkan perikanan budidaya darat

menggunakan sistem kolam dan pagong alam karena luas daratannya yang hampir 93%

dari luas total wilayah.

Gambar 4.49. Jumlah petani budidaya perikanan di Kabupaten Bengkayang menurut jenis budidaya dan kecamatan 2011

Pembudidaya ikan di kabupaten ini berpendidikan tidak tamat SD hingga

perguruan tinggi (Sekolah Tinggi). Mereka umumnya sudah berumah tangga dan

memiliki jumlah anggota keluarga antara 2-4 orang. Pembudidaya ikan umumnya

memiliki kolam sebanyak 2-4 unit.

C. Komoditas dan Produksi Perikanan Budidaya

Jenis ikan yang diproduksi pembudidaya di Kabupaten Bengkayang didominasi

oleh ikan darat seperti ikan mas, nila, tawes, gurame, lele dumbo, betutu, patin, dan

bawal air tawar. Komoditas air payau dan laut seperti udang windu, udang putih

(vaname), bandeng, kerapu, dan rumput laut (Tabel 4.31). Produksi budidaya paling

banyak yaitu udang vaname, dimana pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang

sangat tinggi 7.537 ton dari 925 ton pada 2009 dan mengalami penurunan menjadi

5.630 ton pada 2011.

Page 157: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 145

Tabel 4.31. Produksi ikan budidaya di Kabupaten Bengkayang menurut jenis ikan 2009-

2011

Jenis Ikan Produksi per Tahun (Ton)

2009 2010 2011

1. Mas 12,2 115,0 170,3

2. Nila 6,8 55,0 180,0

3. Tawes 0,0 2,0 0,0

4. Gurame 0,0 0,0 4,0

5. Lele Dumbo 5,8 24,0 123,2

6. Betutu 2,6 3,0 3,9

7. Patin 0,0 2,0 6,0

8. Bawal Air Tawar 4,8 4,0 65,0

9. Udang Windu 0,0 0,0 16,0

10. Udang Putih (Vaname) 925,0 7.537,0 5.630,4

11. Bandeng 14,7 27,0 30,0

12. Kerapu 3,0 3,5 5,0

13. Ikan Lainnya 1,9 40,0 43,8

14. Rumput Laut 19,2 138,5 75,8

Jumlah 996,0 7.951,0 6.352,60

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkayang

Ukuran ikan yang dipanen berkisar antara 150-1.500 g/ekor bergantung

komoditas perikanan budidaya yang diusahakan. Ikan lele umumnya dipanen pada

ukuran 150 g/ekor sedangkan ikan bawal dipanen pada ukuran 1.500 g/ekor.

D. Produktivitas Lahan dan Pembudidaya

Melalui data luas area, jumlah pembudidaya, dan produksi yang dihasilkan, dapat

dianalisis produktivitas lahan dan pembudidaya di Kabupaten Bengkayang. Berdasarkan

data yang tersedia (Tabel 4.32), dapat dihitung produktivitas lahan dan pembudidaya

udang di kabupaten ini dari 2009-2010.

Tabel 4.32. Produktivitas lahan dan pembudidaya udang berdasarkan luas lahan,

jumlah pembudidaya, dan jumlah produksi di Kabupaten Bengkayang 2009-

2011

Tahun Luas

Lahan (Ha)

Jumlah Pembudidaya

(Orang)

Jumlah Produksi

(ton)

Produktivitas Lahan (ton/Ha)

Produktivitas Pembudidaya (ton/orang)

2009 390 28 925 2,37 33,04

2010 390 67 7.537,00 19,33 112,49

2011 390 28 5646,4 14,48 201,66

Page 158: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 146

Luasan tambak yang dimiliki kabupaten ini sejak 2009-2011 tidak mengalami

peningkatan, tetapi jumlah pembudidaya dan jumlah produksi udangnya mengalami

perubahan sepanjang 2009-2011.

Gambar 4.50. Produktivitas lahan dan pembudidaya udang di Kabupaten Bengkayang 2009-2011

E. Keragaan Sistem Produksi dan Teknologi

1. Budidaya ikan mas

Di beberapa lokasi, terutama di Desa Cipta Karya Kecamatan Sungai Betung

terdapat pembenihan ikan air tawar yang dikelola oleh masyarakat atau dikenal sebagai

unit pembenihan rakyat (UPR). UPR di kecamatan ini menggunakan sumber air dari

saluran irigasi sawah dari pembendungan (dam) Sungai Payang. Kolam ikan di

Kabupaten Bengkayang umumnya memang berlokasi di pesawahan atau yang dilalui

saluran irigasi sawah. Permasalahan sumber air untuk keperluan budidaya ikan di kolam

umumnya antara lain: tidak adanya jadwal yang pasti saat penutupan dan pembukaan

pintu air, bendungan dan dam jebol, pembersihan saluran, debit air menurun di musim

kemarau, dan sebagainya. Penangkapan ikan di saluran irigasi yang dilakukan dengan

menutup pintu air dan mengeringkan saluran juga menjadi masalah dalam pengairan

kolam, para penangkap ikan tidak memperhatikan kepentingan saluran irigasi tersebut

untuk keperluan budidaya ikan di kolam. Salah satu UPR yang berlokasi di desa tersebut

di atas menggunakan air dari saluran irigasi yang berjarak sekitar 1 km dari bendungan

Sungai Payang.

UPR tersebut, selain ikan mas juga mengusahakan komoditas ikan nila, ikan lele

Page 159: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 147

dan ikan bawal. Benih ikan mas yang dihasilkan berukuran 3-5 dan 5-7 cm, masing-

masing berharga Rp 500 dan 700 per ekor, dan dijual ke pembudaya pembesaran di

Kecamatan Bengkayang, Kecamatan Sanggai Ledo, Kecamatan Teriak, Kecamatan Sungai

Raya dan beberapa kecamatan di Kabupaten Pontianak, seperti Kecamatan Mempawah,

Kota Singkawang. Induk ikan berasal dari hasil selective breeding yang dilakukan setiap

pembenih ikan di unit produksi pembesaran, yakni dengan memilih ikan yang tumbuh

cepat dan bentuk tubuh proporsional ideal sebagai calon induk. Peran pemerintah

daerah dalam menjamin ketersediaan induk unggul masih sangat lemah, dan tampaknya

masyarakat melakukan upaya sendiri untuk mendapatkan calon induk yang baik. Induk

dipelihara dalam kolam pemeliharaan induk atau dalam hapa yang dipasang di dalam

kolam.

Kolam yang digunakan untuk pemeliharaan induk ikan mas, dan juga untuk

pemeliharaan ikan stadia lainnya, umumnya berupa kolam tanah berukuran 50-500 m2

dengan sumber air berupa saluran irigasi sawah. Pakan untuk induk dan benih berupa

pakan buatan dengan harga Rp 11.000-17.000 per kg. Pakan dibeli di pasar Bengkayang,

berasal dari Pontianak. Induk dipijahkan secara alami dalam hapa yang dilengkapi

dengan kakaban, dan hapa ditempatkan di dalam kolam (Gambar 4.51). Kakaban yang

sudah ditempeli telur selanjutnya dipindahkan ke dalam hapa lain dalam kolam yang

sama atau kolam yang berbeda untuk ditetaskan. Setelah menetas larva ikan diberi

pakan berupa kuning telur rebus yang dilumatkan dalam air, selain makanan alami yang

tumbuh di kolam. Bernih ikan mas dipelihara dalam hapa hingga mencapai ukuran 3-5

atau 5-7 cm dengan diberi pakan buatan berbentuk butiran dan pelet.

Gambar 4.51. Hapa (katong waring) untuk memijahkan induk, menetaskan telur dan memelihara larva ikan mas (Cyprinus carpio) di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Desa

Cipta Karya, Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang

Page 160: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 148

Benih ikan mas yang diproduksi dari kolam pemeliharaan benih selanjutnya

ditampung dalam katong waring untuk siap diapasarkan (Gambar 4.52). Pelaku usaha

UPR ini mendapatkan penghasilan sekitar Rp 3-4 juta per bulan dengan produksi

sebanyak 6.000 ekor benih ikan mas setiap bulan. Pada musim hujan produksi benih bisa

lebih tinggi hingga mencapai 10.000 ekor per bulan, dibandingkan dengan musim

kemarau. Pada saat kemarau panjang bahkan pelaku usaha UPR tidak bisa berproduksi

sehingga tidak ada penerimaan. Hal ini disebabkan oleh debit air yang tidak memadai

untuk mengairi kolam induk dan kolam benih baik secara kuantitas maupun kualitas.

Gambar 4.52. Hapa (kantong waring) untuk menampung ikan hasil panen dan siap dipasarkan kepada pembeli yang datang ke Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di Desa Cipta

Karya Kecamatan Sungai Betung Kabupaten Bengkayang

Permasalahan yang dihadapi UPR, selain permasalahan air seperti telah diuraikan

di atas, adalah adanya serangan penyakit dan parasit. Parasit yang biasa menyerang

ikan mas adalah Lernaea, sehingga menyebabkan kematian benih dan pelambatan

pertumbuhan. Permasalahan lainnya adalah harga pakan buatan yang relatif tinggi dan

menjadi komponen biaya produksi paling besar. Tingginya harga pakan menyebabkan

harga produk pembenihan menjadi kurang kompetitif. Selain masalah teknis juga

terdapat pula permasalahan non teknis yakni adanya pencurian ikan dalam jumlah besar

sehingga melumpuhkan usaha UPR.

Budidaya pembesaran ikan mas dilakukan dalam kolam dan karamba kayu di

Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Landak dan Kota Singkawang.

Page 161: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 149

Benih ikan mas yang digunakan berukuran 5-7 cm dan diberi pakan buatan berupa pelet

tenggelam. Ketika mencapai ukuran panen yakni 250-350 g per ekor (1 kg berisi 3-4

ekor), yakni setelah dipelihara sekitar 4-5 bulan, ikan mas dijual dengan harga Rp 50.000

per kg. Pemanen ikan mas kadang dilakukan secara bertahap (panen parsial) yakni

sebanya 50% dahulu, kemudian dipanen lagi secara total sebulan kemudian.

Permasalah dalam budidaya pembesaran ikan mas adalah penyakit dan pakan. Penyakit

muncul karena menurunnya mutu lingkungan perairan bahkan dari sejak sumber air.

Permasalahan pakan lebih disebabkan oleh meningkatnya harga pakan yang tidak

dibarengi dengan meningkatnya harga jual ikan mas. Hal ini menyebabkan porsi bisaya

pakan menjadi dominan dalam total biaya produksi, sehingga menyebabkan keuntungan

pembudidaya menipis kalau tidak dikatakan impas.

2. Budidaya ikan nila

Selain ikan mas di Kabupaten Bengkayang juga terdapat pembenihan ikan nila.

Calon induk ikan nila Nirwana berukuran 3-5 hingga 5-7 cm sebanyak 15.000 ekor

didatangkan dari Kecamatan Anjongan Kabupaten Pontianak. Rasio jantan dan betina

adalah 1:3, dan satu paket induk ikan nila adalah 400 ekor yang terdiri dari 100 jantan

dan 300 betina. Induk dipelihara dalam kolam tanah berpengairan irigasi sawah, diberi

pakan buatan berupa pelet. Sebelum digunakan, kolam dikeringkan terlebih dahulu di

bawah matahari selama 2-5 hari sehingga tanah dasar kolam retak-retak, kemudian

diperdalam dengan cara mengangkat tanah dasar ke pematang (keduk teplok), terutama

di dekat pematang. Kolam dipupuk dengan pupuk organik (kotoran ayam) dan diari,

kemudian setelah 3 hari ditebar calon induk ikan nila. Persiapan kolam yang sama juga

dilakukan untuk pemeliharaan benih ikan nila.

Pemijahan induk ikan nila dilakukan secara alami dalam kolam induk, dan telur

hasil pemijahan diinkubasi dalam mulut hingga anak ikan disapih ke luar dari mulut

induk. Anak ikan nila yang berenang di pinggiran kolam selanjutnya dipanen dengan

cara ditangkapi dengan menggunakan serok, kemudian dipelihara di kolam

pemeliharaan benih hingga ukuran panen dan siap dijual. Ukuran panen benih adalah

3-5 cm atau 5-7 cm, masing-masing berharga Rp 250 dan 350 per ekor. Benih ikan dijual

kepada para pembudidaya pembesaran ikan dalam karamba kayu di sungai atau kolam

ikan di sekitar Kabupaten Bengkayang, Kota Singkawang, Kabupaten Landak. Ikan ini

dibesarkan dalam karamba hingga mencapai ukuran konsumsi yakni sekitar 250-350

Page 162: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 150

gram per ekor dengan harga Rp 30.000 per kg. Permasalahan dalam budidaya

pembesaran ikan nila dalam karamba apung adalah menurunnya mutu lingkungan

perairan.

3. Perikanan Pegung

Pegung adalah genangan air yang tercipta karena ada pembendungan alur sungai

kecil sehingga tercipta wadah untuk pemeliharaan ikan. Selain sungai kecil, sumber air

pegung adalah mata air yang yang keluar dari kaki bukit yang membatasi pegung pada

beberapa sisi pegung, selain bendungan pada sisi lainnya. Pegung umumnya dimiliki

oleh perorangan yang memiliki kawasan dimana pegung tersebut berada.

Luas pegung mencapai 1.000 m2 hingga 25 ha dan ikan yang ditebar sangat

bervariasi baik jenis dan ukuran. Selain itu di dalam pegung juga terdapat ikan liar

seperti ikan gabus, ikan betok, ikan sepat (serade), ikan tawes (piten) dan sebagainya.

Ikan kultur yang diterbar umumnya adalah ikan nila dan ikan lele denga padat peneran

yang rendah (< 0,1 ekor/m2), sehingga teknologi yang diterapkan pada budidaya pegung

ini tergolong tradisional.

Gambar 4.53. Pegung untuk pemeliharaan ikan air tawar secara tradisional yang ditandai oleh padat penebaran rendah, jenis ikan beragam bahkan terdapat ikan liar, dan tanpa

pemberian pakan dan pengelolaan kualitas air, banyak terdapat di Kabupaten Bengkayang

Pemeliharaan ikan tersebut dilakukan tanpa pemberian pakan dan hanya

mengandalkan pakan alami. Hampir tidak ada pengelolaan kualitas air sebagaimana

yang berlaku di kolam seperti pergantian air, pemupukan, pengapuran dan penyaringan

air masuk. Keseimbangan ekosistem alami diharapkan tercipta dalam budidaya ikan

Page 163: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 151

dalam, sehingga mampu menompang biomasa secara optimal. Pemanenan dilakukan

dengan menggunakan pancing atau dipanen total. Pemanenan total dilakukan dengan

cara membongkar bendungan hingga air di dalam pegung menyusut hingga

memudahkan penangkapan dengan menggunakan jala.

Pemanenan dilakukan bersama-sama dengan warga yang tinggal di dekat pegung,

setiap warga masyarakat dikenai biaya Rp 50.000. Tidak semua warga masyarakat yang

ikut panen pegung ini membayar iuran, bahkan sebagian besar tidak membayar.

Pemilik pegung mendapatkan pemasukan dari cara iuran panen tersebut selain dari para

pemancing yang datang setiap hari.

4. Budidaya Udang Vannamei di Tambak

Kabupaten Bengkayang memiliki kawasan pesisir sepanjang 9 km garis pantai,

yakni di Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Raya Kepulauan. Beberapa

bagian kawasan pesisir tersebut digunakan untuk budidaya tambak (Gambar 4.54).

Tambak di kawasan pesisir Kabupaten Bengkayang dewasa ini umumnya digunakan

untuk buidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Sebelumnya pembudidaya

udang di kecamatan Sungai Raya mengusahakan udang windu, namun sejak 2.000

beralih ke udang vannamei, karena udang windu selalu diserang penyalit virus yang

mewabah sehingga gagal panen. Tambak yang digunakan memiliki luas petak 0,5 hingga

1,0 ha menggunakan sumber air dari laut yang memiliki pH 7-8 dan kadar garam

(salainitas) sekitar 28 ppt. Salinitas laut yang relatif rendah tersebut disebabkan oleh

banyaknya sungai yang bermuara di pesisir kabupaten ini.

Gambar 4.54. Tambak untuk usaha budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Bengkayang

Page 164: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 152

Benur yang ditebar berasal stadi PL8 berharga Rp 65 per ekor (di tambak) dari

hatchery perusahaan nasional STP yang berlokasi di Bali, dengan kepadatan 110-120

ekor per m2. Sampai dengan 20-25 hari pertama pemeliharaan (bergantung

pertumbuhan udang) benur diberi pakan sebanyak 1 kg per 200.000 ekor secara blind

feeding, selanjutnya berdasarkan kepada persentase pemberian pakan harian, seperti

yang tertera pada kantong pakan yang dikeluarkan oleh pabrik dan nafsu makan udang

yang ditentukan melalui anco. Bila jumlah udang dalam tambak sebanyak 1.000.000

ekor maka jumlah pakan yang diberikan secara blind feeding adalah sebanyak 5 kg.

Sebanyak 0,5% dari pakan yang diberikan pada hari itu ditempatkan di anco yang

digantung dalam badan air tambak, dan setelah 2 jam diperiksa dengan cara

mengangkat anco ke atas permukaan air, bila pakan habis maka nafsu makan udang

tinggi dan pada pemberian pakan berikutnya porsi pakan ditambah. Sebaliknya bila

pakan masih tersisa, maka porsi makanan udang pada pemberian pakan berikutnya

dikurangi. Ketika ukuran udang mencapai 10 g atau lebih porsi pakan yang diletakan di

anco ditambah hingga 0,6% dengan waktu pengecekan anco 2 jam setelah pemberian,

dan ketika udang mencapai ukuran 15 g per ekor waktu pengecekan anco menjadi 1,5

jam dan ketika udang mencapai 20 g waktu pengecekan menjadi 1 jam. Anco yang

digunakan berukuran panjang dan lebar masing-masing 1 m.

Pakan yang diberikan berupa tepung, butiran atau pelet dengan merek dagang

Comfeed, mengandung protein 32-36% atau President (dari Vietnam) dengan kadar

protein 43%. Harga pakan yang pertama adalah Rp 16.000/kg sedangkan yang kedua Rp

18.000/kg. Pertumbuhan udang yang diberi pakan kedua relatif lebih cepat

dibandingkan dengan pakan yang pertama, yakni mencapai 18 g setelah 90 hari

pemeliharaan sedangkan yang pakan pertama baru mencapai 10 g dalam periode

pemeliharaan yang sama.

Udang dipelihara selama 3-4 bulan hingga mencakai ukuran jual (marketable size)

yakni size 50-75 dengan produktivitas mencapai 8 ton/ha/siklus, tingkat kelangsungan

hidup (survival rate, SR) 50%, feed conversion ratio 1,8-1,9, laju pertumbuhan 0,15

g/hari. Udang dijual ke eksportir udang yang memiliki cold storage yang berlokasi di

Pontianak. Harga udang size 50 adalah Rp 92.000/kg di tambak atau sekitar Rp

94.000/kg di Pontianak. Pemanenan udang dilakukan secara total atau parsial.

Pemanenan secara parsial dilakukan pada saat udang mencapai size 76 hingga 60, dan

Page 165: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 153

sebulan kemudian dilakukan pemanenan total ketika udang mencapai size 50. Melalui

pemanenan parsial ini produksi biomasa udang bisa lebih tinggi. Panen parsial

menggunakan jala khusus yakni dilengkapi dengan kantong penampung untuk udang

ketika jala diangkat dari tambak.

Biaya produksi udang vannamei di tambak mencapai Rp 42.000 per kg. Sebagian

besar dari biaya produksi tersebut untuk pakan (60-65%), sekitar 7% untuk BBM, benur

sekitar 3%, dan tenaga kerja sekitar 12%, sekitar 1% untuk obat-obatan seperti saponin,

molase, probiotik, dan sebagainya.

Permasalahan yang dihadapi oleh pembudidaya tambak udang di Kabupaten

Bengkayang adalah serangan penyakit MIO, EMS, IHHMV yang disebabkan oleh virus,

white spot, berak putih dan sebagainya. Selain masalah teknis, pembudidaya udang di

kawasan pesisir kabupaten ini juga dihadapkan kepada permasalahan perizinan yang

memerlukan waktu yang lama dan berbelit-belit, sehingga tidak menciptakan suasana

kondusif untuk investasi di daerah. Permasalahan lain yang dihadapi oleh pembudidaya

udang vannamei di tambak Kecamatan Sungai Raya adalah abrasi pantai sehingga

menggerus petakan tambak. Upaya untuk menghentikan laju abrasi pantai sudah

dilakukan oleh pemerintah, namun belum mencapai areal pertambakan.

Pembudidaya uang di kawasan tersebut menghendaki adanya upaya

penanggulangan abrasi oleh pemerintan, sehingga nilai ekonomi pesisir Kabupaten

Bengkayang bisa terus dimanfaatkan oleh masyarakat, dunia usaha dan pemerintah

daerah berupa PAD. Selain itu pembudidaya udang di kabupaten ini juga mengharapkan

adalah informasi mengenai oseanografi (dinamika air laut) dan kualitas air yang bisa

digunakan untuk pijakan pengambilan keputusan teknis budidaya. Pembudidaya juga

menghendaki adanya kelembagaan kelompok pembudidaya udang (semacam asosiasi)

sehingga memiliki posisi tawar yang seimbang ketika berhadapan dengan pemerintah

dan faktor eksternal lainnya.

5. Balai Benih Ikan (BBI)

Kabupaten Bengkayang memiliki balai benih ikan (BBI) yang berlokasi di Desa Pasti

Jaya Kecamatan Samalantan dengan nama Balai Benih Ikan Lokal (BBIL) (Gambar 4.55).

BBIL mengusahakan ikan mas, nila, bawal, lele, jelawat dan ikan patin. Empat ikan

pertama sudah diusahakan secara komersial, sehingga bisa memasok kebutuhan benih

Page 166: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 154

bagi pembudidaya ikan di kabupaten ini. BBI ini menggunakan sumber air dari sungai

kecil kemudian dialirkan ke perkolaman secara gravitasi secara paralel. Meski memiliki

sumber daya perairan yang memadai dan lokasi yang strategis, BBI ini belum diusahakan

secara optimal, masih banyak unit wadah produksi (kolam, bak, tangki dan akuarium)

yang kosong (Gambar 4.56). BBI ini belum secara maksimal memasok kebutuhan benih

dan induk unggu untuk pada pembudidaya ikan air tawar di Kabupaten Bengkayang.

Gambar 4.55. Balai benih ikan BBI untuk komoditas ikan budidaya air tawar di Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang

Gambar 4.56. Fasilitas indoor berupa bak, kolam dan akuarium di BBIL Samalantan yang belum dusahakan secara optimal

F. Isu dan Permasalahan

Usaha perikanan budidaya di Kabupaten Bengkayang tidak terlepas dari isu dan

permasalahan seperti di kabupaten lain di Indonesia. Isu dan permasalahan perikanan

budidaya di kabupaten ini mencakup antara lain: 1) menurunnya mutu dan kuantitas air

termasuk abrasi pantai, 2) ketersediaan dan harga pakan, 3) engineering kolam, 4)

penyakit dan kematian ikan kultur, 5) ketersediaan dan mutu benih, 6) kemampuan SDM

dan kelembagaan, dan 7) pasar. Meningkatkan konflik pemanfaatan lahan dan air

Page 167: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 155

menyebabkan telah menyebabkan menurunnya mutu dan kuantitas air pada beberapa

sumber air yang biasa digunakan untuk keperluan perikanan budidaya (sungai, saluran

irigasi, danau dan sebagainya). Selain penurunan mutu bahkan terjadi pula pencemaran

perairan yang berdampak buruk kepada kinerja budidaya seperti menurunnya

pertumbuhan ikan, meninngkatnya kematian dan bahkan kegagalan panen akibat

kematian masal oleh wabah penyakit.

1. Sungai Raya

Kecamatan Sungai Raya sudah terkenal sebagai pemasok kebutuhan ikan di kota

Singkawang dan pontianak, mengingat wilayahnya yang berbatasan dengan laut.

Potensi perikanan yang terdapat di kecamatan ini adalah perikanan tangkap, udang dan

peikanan air tawar. Sebagian masyarakat di Kecamatan Sungai Raya sebagai nelayan

penangkap ikan dan pembudidaya udang dan ikan air tawar. Walaupun pembudidaya

udang dan ikan air tawar yang berhasil bukan dari warga lokal tetapi pemberdayaan dan

pembelajaran dapat diterima oleh warga lokal sehingga dapat bersimbiosis saling

menguntungkan.Pembudidaya yang telah berhasil mengembangkan perikanan di

Kecamatan Sungai Raya meliputi kolam pemeliharaan udang, hattchery dan kolam

pembesaran udang.

Permasalah yang masih sering muncul pada pembudidaya adalah pengadaan bibit

ikan/udang unggul masih sulit didapat, selain itu pengadaan pakan yang masih kurang.

Mesin pembuat pelet yang memproduksi pakan jumlahnya masih kurang dibandingkan

kebutuhan akan pakannya, sehingga perlu pengadaan mesin tersebut. Bagi nelayan

penangkap ikan pengadaan sarana tangkap masih terbatas, sehingga perlu

diprioritaskan pemodalan untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas tangkapan. Adapun

usulan yang diajukan sebagai solusi dari permasalahan yang ada adalah pengadaan

benih yang unggul dan teknologi pembudidayaan perlu diadakan melalui pelatihan-

pelatihan dan pembuatan demplot. Untuk nelayan perlu pengadaan keramba tancap

dan alat penangkap ikan.

Potensi wilayah, permasalahan serta usulan solusi yang dihadapi petani/nelayan

di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan hampr sama dengan petani/nelayan di Kecamatan

Sungai Raya. Industri pengolahan ikan yang sudah berkembang di Kecamatan Sungai

Raya Kepulauan adalah ikan dalam kemasan kaleng. Pemilik perusahaan adalah warga

Page 168: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 156

Cina asal Surabaya. Perusahaan tersebut memiliki kapal penangkap ikan cukup besar

dengan teknologi cukup mutakhir. Sumber bahan baku ikan berasal dari kapal

tangkapan milik perusahaan dan juga membeli dari hasil tangkapan nelayan bila jumlah

tangkapannya kurang. Pemasaran produk sudah menjangkau wilayah lokal kabupaten,

lintas kabupaten dan bahkan antar pulau.

Potensi perikanan air tawar dapat ditemukan di Kecamatan Monterado dan

Kecamatan Capkala. Jenis ikan air tawar yang diusahakan adalah Ikan Mas, Ikan Nila dan

Ikan Lele. Khususnya nila di Kecamatan Capkala, saat ini sudah banyak yang

membudidayakan. Peluang pasarnya juga terbuka karena bisa memasok antar

kecamatan bahkan antar kabupaten. Kendala yang dihadapi peternak nila adalah

penyediaan pakan yang terbatas juga harga pakan yang tinggi. Untuk penyediaan

pakan/pelet Kecamatan Capkala masih dipasok dari luar. Oleh karena itu untuk

mencukupi kebutuhan pakan tersebut maka perlu pengadaan peralatan pembuat pelet

ikan, karena bahan baku pembuat pakannya tersedia di Kecamatan Capkala.

Pada Kecamatan Monterado pengembangan budidaya ikan air tawar terletak di

Desa Gemah Ripah. Desa tersebut merupakan wilayah transmigrasi dengan peserta

transmigrasi paling banyak berasal dari daerah Jawa Barat. Sistem pengelolaan

perikanan umumnya mengadopsi sistem budidaya ikan air tawar yang berasal dari

wilayah Jawa Barat. Kebutuhan benih ikan dipenuhi sendiri oleh para peternak ikan.

Para peternak memiliki keterampilan dalam hal proses pemijahan ikan sehingga benih

tidak perlu didatangkan dari luar wilayah. Namun demikian terdapat permasalahan

yang dihadapi oleh para peternak ikan yaitu ketersediaan pakan berupa pellet serta

tingginya harga pakan ikan. Kebutuhan pakan per hari untuk seluruh KK yang berada di

desa Gemah Ripah adalah 100 kg. Untuk mengatasi masalah ketersediaan pakan, maka

kelompok tani mengajukan bantuan mesin pakan yang akan digunakan untuk

mengolahan pakan secara swadaya karena bahan –bahan yang dibutuhkan untuk

membuat pakan ikan tersedia terdiri dari dedak, sagu parut, tepung teri, kepala ikan dan

bekicot.

Hasil identifikasi pada survei lapang dan FGD dengan penyuluh (UPTD) dan

masyarakat kelompok tani diperoleh peta indikasi potensi pengembangan perikanan di

Kabupaten Bengkayang (Gambar 4.57).

Page 169: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 157

Gambar 4.57. Peta indikasi potensi pengembangan perikanan di Kabupaten Bengkayang

Page 170: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 158

BAB 5 SASARAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN

PERTANIAN

Pengembangan kawasan pertanian harus memperhatikan rencana tata ruang

wilayah, menjamin kelestarian sumberdaya alam, fungsi lingkungan, keselamatan

masyarakat dan selaras dengan Rencana Strategis Pembangunan Daerah. Sasaran dan

strategi percepatan pembangunan pertanian (dalam arti luas) didasarkan pada kegiatan

identifikasi masalah, potensi dan kebutuhan pembanguanan komoditas pertanian

melalui pendekatan sistem agribisnis.

Pendekatan pengembangan kawasan dirancang untuk meningkatkan efektivitas

kegiatan, efisiensi anggaran dan mendorong keberlanjutan kawasan komoditas

unggulan. Sentra pertanian diartikan sebagai bagian dari kawasan yang memiliki ciri

tertentu di mana di dalamnya terdapat kegiatan produksi suatu jenis produk pertanian

unggulan. Adapun kawasan pertanian adalah gabungan dari sentra-sentra pertanian

yang terkait secara fungsional baik dalam faktor sumber daya alam, sosial budaya,

maupun infrastruktur, sedemikian rupa sehingga memenuhi batasan luasan minimal

skala efektivitas manajemen pembangunan wilayah.

Upaya untuk mewujudkan pengembangan komoditas strategis secara

berkelanjutan membutuhkan perencanaan pengembangan komoditas yang dapat

mengakselerasi potensi daya saing komoditas dan wilayah melalui optimalisasi sinergitas

pengembangan komoditas (integrasi komoditas dengan ternak), keterpaduan lokasi

kegiatan dan keterpaduan sumber pembiayaan. Keterpaduan pengembangan komoditas

yang didukung secara horisontal dan vertikal oleh segenap pelaku dan pemangku

kepentingan dalam suatu kawasan pertanian yang berskala ekonomis, mensyaratkan

pendekatan yang menyeluruh mulai dari hulu hingga hilir.

Sasaran dan strategi percepatan pembangunan pertanian pada wilayah

Kabupaten Bengkayang meliputi sektor pertanian, peternakan dan perkebunan melalui

pengembangan komoditas yang akan menjadi unggulan pada tiap sektor di wilayah

Kabupaten Bengkayang, hal tersebut sesuai Peraturan Menteri Pertanian No

50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian

dengan menghubungkan visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten Bengkayang

pada era demokrasi, desentralisasi dan globalisasi saat ini.

Page 171: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 159

Untuk meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian wilayah

Kabupaten Bengkayang di masa mendatang maka perlu ditetapkan sasaran

pembangunan pertanian dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan

pembangungan pertanian di Kabupaten Bengkayang, sebagai bagian dari pembangunan

pertanian nasional adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah

Kabupaten Bengkayang serta pendapatan nasional dari pengusahaan komoditas

unggulan tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.

Sasaran pembangunan pertanian di Kabupaten Bengkayang untuk mencapai

tujuan di atas, secara garis besar dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) meningkatnya

produksi, produktivitas dan mutu komoditas unggulan, (2) meningkatnya aktivitas pasca

panen dan kualitas produk, (3) meningkatnya aktivitas pengolahan dan nilai tambah

produk; (4) meningkatnya jaringan pemasaran komoditas; (5) meningkatnya pendapatan

pelaku usaha komoditas; (6) meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan kesempatan

berusaha, dan (7) meningkatnya aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan, pasar input

dan output, teknologi dan informasi.

5.1. Sasaran dan Strategi Percepatan Pembangunan Pertanian

5.1.1. Tanaman Pangan

Dari hasil kajian kondisi agribisnis komoditas di Bab IV, telah ditetapkan tiga

komoditas unggulan dari sub sektor tanaman pangan yaitu padi sawah, padi ladang, dan

jagung. Tujuan pengembangan tanaman pangan adalah untuk meningkatkan ketahanan

pangan, pendapatan petani dan masyarakat serta pemerintah daerah dari pengusahaan

ketiga komoditas tersebut. Padi sawah dan padi ladang merupakan sumber pangan

pokok masyarakat di wilayah Bengkayang dan wilayah lainnya. Sasaran

pengembangannya, selain untuk swasembada pangan juga dapat untuk memasok

daerah lain.Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran pengembangan komoditas

unggulan padi sawah di wilayah Kabupaten Bengkayang untuk periode lima tahun

mendatang ditetapkan seperti tertera pada Tabel 5.1.

Kebutuhan pangan penduduk di wilayah akan selalu meningkat seiring dengan

jumlah penduduk yang semakin bertambah. Pada tahun 2015 jumlah penduduk

diperkirakan mencapai 238.844 jiwa dengan konsumsi beras 29.378 ton dan pada tahun

2020 diproyeksikan mencapai 264.988 jiwa dengan konsumsi beras 32.595 ton. Agar

tercapai surplus beras maka produksi beras dari padi sawah yang pada tahun 2015

Page 172: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 160

mencapai 57.171 ton maka pada tahun 2020 perlu diusahakan hingga mencapai 64.662

ton. Untuk mencapai produksi beras tersebut, dengan rendemen GKP menjadi beras

55% maka sasaran produksi GKP padi sawah harus diusahakan naik rata-rata 2.5% per

tahun dan sasaran produktivitas padi sawah naik sekitar 1.5% per tahun dengan

produktivitas 4,50 ton/hektar pada tahun 2020 yang masih lebih rendah dari

produktivitas nasional (5,20 ton/hektar) seperti tertera pada Tabel 5.1. Selain kuantitas,

kualitas dan jenis produk olahan beras harus diupayakan meningkat agar diperoleh nilai

tambah bagi petani. Pemasaran harus selalu dikembangankan.

Page 173: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 161

Tabel 5.1. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Padi Sawah di Kabupaten Bengkayang

No Komponen Baseline

2013

Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Meningkatnya produksi (ribu ton GKP) 103,9 106,5 109,2 111,9 114,7 117,6

2 Meningkatnya produktivitas (ton GKP/Ha)

4,02 4,10 4,20 4,30 4,40 4,50

3 Meningkatnya mutu panen (sesuai standar Bulog)

Belum Belum sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai

4 Meningkatnya mekanisasi pada kegiatan panen dan perontokkan (penggunaan reaper dan power thresher)

2% 4% 6% 8% 10% 12%

6 Meningkatnya aktivitas pengolahan (persentase produk dijual dalam bentuk beras)

<50% 50% 55% 60% 65% 70%

7 Meningkatnya nilai tambah produk Produk berupa beras Perbaikan kualitas hasil penggilingan

Branding produk beras

Branding produk beras

Perkembangan industri hasil olahan

beras

Perkembangan industri hasil olahan

beras

8 Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas (antar kabupaten/antar pulau)

Ada Ada dan semakin luas

Ada dan semakin luas

Ada dan semakin luas

Ada dan semakin luas Ada dan semakin luas

9 Meningkatnya pendapatan pelaku usaha komoditas padi

±15 juta per musim tanam (pendapatan

kotor)

Naik 20% Naik 30% Naik 40% Naik 50% Naik 60%

10 Meningkatnya penyerapan tenaga kerja Rendah Meningkat 10% Meningkat 20%

Meningkat 30%

Meningkat 40% Meningkat 50%

11 Meningkatnya kesempatan berusaha Rendah Meningkat 10% Meningkat Meningkat Meningkat 40% Meningkat 50%

Page 174: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 162

No Komponen Baseline

2013

Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

20% 30%

12 Meningkatnya aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan

Tidak ada Ada sekitar 10% Ada sekitar 20%

Ada sekitar 30%

Ada sekitar 40% Ada sekitar 50%

13 Meningkatnya aksesibilitas terhadap pasar input

Ada Semakin banyak Semakin banyak

Semakin banyak

Semakin banyak Semakin banyak

14 Meningkatnya aksesibilitas terhadap pasar output

Ada Bertambah Bertambah Bertambah Bertambah Bertambah

15 Meningkatnya aksesibilitas terhadap teknologi

Kurang Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat

16 Meningkatnya aksesibilitas terhadap informasi

Rendah Cukup Cukup Cukup Baik Baik

Page 175: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 163

Padi ladang berkontribusi sekitar 26% terhadap penyediaan beras di wilayah

Kabupaten Bengkayang. Kontribusi produksinya akan menambah jumlah surplus beras

dari pengusahaan padi sawah. Padi ladang masih sangat potensial dikembangkan untuk

meningkatkan produksi baik melalui perluasan areal tanam maupun peningkatan

produktivitas. Tabel 5.2 menunjukkan sasaran pengembangan padi ladang. Pada tahun

2013 produksi padi ladang mencapai 36.610 ton, untuk lima tahun ke depan

diproyeksikan meningkat 5% per tahun. Sasaran produktivitas padi ladang diproyeksikan

naik sekitar 5% per tahun agar mendekati produktivitas rata-rata nasional (3.042

ton/hektar). Selain kuantitas, kualitas dan jenis produk olahan beras harus diupayakan

meningkat agar diperoleh nilai tambah bagi petani. Pemasaran padi ladang harus selalu

dikembangankan, termasuk ke wilayah negara tetangga, khususnya Malaysia.

Tabel 5.2. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Padi Ladang di Kabupaten

Bengkayang

No Komponen Baseline Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Meningkatnya produksi (ribu ton GKP)

36,61 38,4 40,4 42,4 44,5 46,7

2 Meningkatnya produktivitas (ton GKP/Ha)

2,21 2,33 2,45 2,57 2,70 2,83

3 Meningkatnya mutu panen Kemurnian Standar bulog

Standar bulog

Standar bulog

Standar bulog

Standar bulog

4 Meningkatnya mekanisasi pada kegiatan panen dan perontokkan (penggunaan reaper dan power thresher)

2% 4% 6% 8% 10% 12%

6 Meningkatnya aktivitas pengolahan (persentase produk dijual dalam bentuk beras oleh petani)

<50% 50% 55% 60% 65% 70%

8 Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas (antar kabupaten/antar pulau)

Ada Semakin luas

Semakin luas

Semakin luas

Semakin luas

Semakin luas

Jagung yang diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Bengkayang sebagian besar

dijual dalam bentuk biji pipilan kering untuk memasok pabrik pakan ternak yang ada di

wilayah Singkawang dan Pontianak. Petani jagung umumnya menjual produknya dalam

bentuk tongkol jagung kering kepada pedagang pengumpul desa. Oleh pedagang

pengumpul tongkol jagung dikeringkan, dipipil dan dikeringkan ulang sampai kadar air

jagung pipilan kering sekitar 14%. Agar pendapatan petani jagung meningkat sasaran

pengembangan jagung adalah meningkatkan produksi, produktivitas, mutu dan

kelancaran pemasaran. Tabel 5.3 adalah sasaran pengembangan jagung untuk lima

Page 176: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 164

tahun mendatang sampai 2020. Sasaran produksi adalah naik 2% per tahun, sedangkan

produktivitas naik 1% per tahun. Produktivitas jagung pada tahun 2020 ditargetkan

sebesar 4,39 ton/hektar, mendekati produktivitas rata-rata nasional pada saat ini (4,40

ton/hektar).

Tabel 5.3. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Jagung di Kabupaten

Bengkayang

No Komponen Baseline

2013

Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Meningkatnya produksi (ton biji pipilan kering)

123,5 131,1 133,7 136,4 139,1 141,9

2 Meningkatnya produktivitas (ton biji pipilan kering/hektar)

4,10 42,2 42,6 43,1 43,5 43,9

3 Meningkatnya mutu (biji pipilan kering)

70% 75% 80% 85% 90% 90%

4 Meningkatnya aktivitas pasca panen (sampai biji pipilan kering di petani)

20% 30% 35% 40% 45% 50%

5 Meningkatnya kualitas produk pasca panen (persentase memenuhi standar bahan baku pakan ternak)

60% 65% 70% 75% 85% 90%

6 Meningkatnya aktivitas pengolahan (unit industri pakan ternak skala kecil dan menengah)

0 0 1 1 2 2

8 Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas (antar kabupaten/antar pulau)

Ada Semakin luas

Semakin luas

Semakin luas

Semakin luas

Semakin luas

Strategi, program dan bentuk kegiatan untuk mempercepat pencapaian sasaran

pembangunan tanaman pangan adalah seperti yang disampaikan pada Tabel 5.4.

Page 177: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 165

Tabel 5.4. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan Komoditas Padi sawah, Padi Ladang

dan Jagung

Komoditas Sasaran Strategi Program/Bentuk Kegiatan

1. Padi Sawah Peningkatan Produksi Peningkatan Luas Pertanaman 1. Peningkatan Kelas Sawah tadah hujan menjadi irigasi ½ teknis

Peningkatan Produktivitas

Intensifikasi budidaya padi sawah

2. Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan 3. Pembinaan kelompok penangkar benih 4. Penguatan organisasi kelompok tani untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR 5. Penumbuhan distributor dan kios pengecer pupuk bersubsidi 6. Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi untuk memudahkan

pengangkutan sarana dan hasil produksi 7. Pengadaan bantuan alat panen dan pasca panen bersifat stimulan

Peningkatan nilai tambah komoditas padi sawah

Peningkatan aktivitas pengolahan

8. Pengadaan alat dan mesin pengolahan gabah menjadi beras berkualitas.

Pengembangan sistem pertanian terpadu

9. Pilot proyek pertanian terpadu tanaman - ternak

2. Padi Ladang Peningkatan Produksi Peningkatan Luas Pertanaman 1. Pembinaan budidaya padi ladang menetap 2. Pembukaan lahan baru

Peningkatan Produktivitas

Intensifikasi budidaya padi ladang

3. Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan 4. Pembinaan kelompok penangkar benih 5. Penguatan organisasi kelompok tani untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR 6. Penumbuhan distributor dan kios pengecer pupuk bersubsidi 7. Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi untuk memudahkan

pengangkutan sarana dan hasil produksi 8. Pengadaan bantuan alat panen dan pasca panen bersifat stimulan

Peningkatan nilai tambah produk pertanian

Peningkatan aktivitas pengolahan

9. Pengadaan alat dan mesin pengolahan gabah menjadi beras berkualitas.

Page 178: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 166

Komoditas Sasaran Strategi Program/Bentuk Kegiatan

Pengembangan sistem pertanian terpadu

10. Pilot proyek pertanian terpadu tanaman - ternak

3. Jagung Peningkatan Produksi Peningkatan Luas Pertanaman 1. Penyediaan sarana dan prasarana irigasi untuk peningkatan IP 100 – IP 200

Peningkatan Produktivitas

Intensifikasi budidaya jagung 2. Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan

3. Pembinaan kelompok penangkar benih

4. Penguatan organisasi kelompok tani untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR

5. Penumbuhan distributor dan kios pengecer pupuk bersubsidi

6. Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi untuk memudahkan pengangkutan sarana dan hasil produksi

7. Pengadaan bantuan alat panen dan pasca panen bersifat stimulan

Peningkatan nilai tambah produk pertanian

Penumbuhan industri hilir berbahan baku jagung

8. Pembangunan pabrik pengolahan ubi kayu dan jagung oleh PBS, PBN atau BUMD

Page 179: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 167

5.1.2. Hortikultura

Sasaran utama dari pengembangan aneka sayuran adalah meningkatkan

produksi, produktivitas, kualitas, aneka olahan produk, pemasaran dan pendapatan

pelaku usaha/petani. Sasaran lainnya adalah meningkatkan penyerapan tenaga kerja

dan kesempatan berusaha. Sasaran produksi dan produktivitas berbagai aneka sayuran

ditargetkan meningkat 1 % per tahun, kecuali cabai besar dan cabai rawit sebesar 2%

per tahun (Tabel 5.5 dan Tabel 5.6). Sasaran lainnya untuk semua komoditas tertera

pada Tabel 5.7.

Tabel 5.5. Sasaran Produksi Aneka Sayuran di Kabupaten Bengkayang

Komoditas Baseline 2013 (ton) Tahun (ton)

2016 2017 2018 2019 2020

Bawang Daun 2,92 2,95 2,98 3,01 3,04 3,07

Sawi Petsai 12,11 12,23 12,35 12,48 12,60 12,73

Lobak 7,45 7,52 7,60 7,68 7,75 7,83

Kacang Panjang 113,15 114,28 115,42 116,58 117,74 118,92

Cabe Besar 94,56 96,45 98,38 100,35 102,35 104,40

Cabe Rawit 25,85 26,37 26,89 27,43 27,98 28,54

Tomat 54,28 54,82 55,37 55,92 56,48 57,05

Terong 117,33 118,50 119,69 120,89 122,09 123,32

Buncis 54,09 54,63 55,18 55,73 56,29 56,85

Ketimun 140,94 142,35 143,77 145,21 146,66 148,13

Kangkung 8,68 8,77 8,85 8,94 9,03 9,12

Bayam 3,87 3,91 3,95 3,99 4,03 4,07

Semangka 117,25 118,42 119,61 120,80 122,01 123,23

Tabel 5.6. Sasaran Produksi Aneka Sayuran di Kabupaten Bengkayang

Komoditas Baseline 2013

(kwintal/hektar)

Tahun (kwintal/hektar)

2016 2017 2018 2019 2020

Bawang Daun 6,95 7,02 7,09 7,16 7,23 7,30

Sawi Petsai 12,75 12,88 13,01 13,14 13,27 13,40

Lobak 12,84 12,97 13,10 13,23 13,36 13,49

Kacang Panjang 30,09 30,39 30,69 31,00 31,31 31,62

Cabe Besar 47,04 47,98 48,94 49,92 50,92 51,94

Cabe Rawit 13,61 13,88 14,16 14,44 14,73 15,03

Tomat 19,67 19,87 20,07 20,27 20,47 20,67

Terong 35,45 35,80 36,16 36,52 36,89 37,26

Buncis 17,28 17,45 17,63 17,80 17,98 18,16

Ketimun 40,85 41,26 41,67 42,09 42,51 42,93

Kangkung 8,77 8,86 8,95 9,04 9,13 9,22

Bayam 5,53 5,59 5,64 5,70 5,75 5,81

Semangka 97,71 98,69 99,67 100,67 101,68 102,69

Page 180: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 168

Tabel 5.7. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Aneka Sayuran di Kabupaten

Bengkayang

No Komponen Baseline Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Meningkatnya produksi (%/tahun)

Tabel 5.4, dan 5.5,

1-2% 1-2% 1-2% 1-2% 1-2%

2 Meningkatnya produktivitas (%/tahun)

Tabel 5.4, dan 5.5,

1-2% 1-2% 1-2% 1-2% 1-2%

3 Meningkatnya mutu (persentase produk bersih dan hygienis)

10% 15% 20% 25% 30%

4 Meningkatnya aktivitas pasca panen (sortasi dan grading produk oleh petani)

10% 15% 20% 25% 30%

5 Meningkatnya kualitas produk pasca panen

6 Meningkatnya aktivitas pengolahan (uniti pengolah produk hortikultura)

Tidak ada 1 1 2 2 2

7 Meningkatnya nilai tambah produk

8 Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas (antar kabupaten/antar pulau)

Semakin

luas Semakin

luas Semakin

luas Semakin

luas Semakin

luas

Strategi, program dan bentuk kegiatan untuk mempercepat pencapaian sasaran

pembangunan tanaman aneka sayuran adalah seperti yang disampaikan pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan

Pertanian Tanaman Hortikultura Aneka Sayuran

Komoditas Sasaran Strategi Program/Bentuk Kegiatan

Aneka Sayuran

Perluasan pemasaran

Penyediaan sarana pemasaran

1. Pembagunan sub terminal-sub terminal agribisnis

Promosi produk sayuran

2. Mengikuti pameran produk sayuran di berbagai kesempatan

Peningkatan produktivitas dan kualitas

Intensifikasi budidaya sayuran

3. Penyediaan sarana produksi 4. Pelatihan teknis produksi sayuran yang

baik (good agricultural practices/GAP) 5. Pelatihan panen, pasca panen (good

handling practices/GHP)

Peningkatan produksi

Peningkatan areal tanam sayuran

6. Pembukaan lahan baru untuk usaha sayuran

Page 181: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 169

Sasaran pengembangan durian adalah meningkatnya produksi, produktivitas,

kegiatan pengolahan dan pemasaran sehingga diperolah nilai tambah dan peningkatan

pendapatan petani. Kegiatan pengolahan yang berkembang akan menyediakan

lapangan kerja sekaligus kesempatan beusaha. Sasaran produksi dan produktivitas,

masing-masing meningkat 2% per tahun. Uraian sasaran pengembangan komoditas

durian tertera pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Durian di Kabupaten

Bengkayang

No Komponen Baseline Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Meningkatnya produksi (ton buah segar)

1.704 1.773 1.791 1.809 1.827 1.845

2 Meningkatnya produktivitas (kwintal/pohon/tahun)

1,20 1,27 1,30 1,32 1,35 1,38

3 Meningkatnya mutu (persentase buah panen tua dan tidak cacat/utuh)

< 80% 80% 80% 80% 80% 80%

4 Meningkatnya aktivitas pasca panen (sortasi, grading, dan pengemasan)

Ada Semakin

baik Semakin

baik Semakin

baik Semakin

baik Semakin

baik

5 Meningkatnya aktivitas pengolahan (unit pengolahan durian)

1 5 10 15 15 15

Lokasi pengembangan komoditas pisang adalah Kecamatan Sungai Raya dan

Sungai Raya Kepulauan. Sasaran pengembangan pisang adalah meningkatnya produksi,

produktivitas, kegiatan pengolahan dan pemasaran sehingga diperolah nilai tambah dan

peningkatan pendapatan petani. Kegiatan pengolahan yang berkembang akan

menyediakan lapangan kerja sekaligus kesempatan beusaha. Sasaran produksi dan

produktivitas, masing-masing meningkat 2,5% per tahun. Uraian sasaran pengembangan

komoditas durian tertera pada Tabel 5.10.

Page 182: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 170

Tabel 5.10. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Pisang di Kabupaten

Bengkayang

No. Komponen Baseline Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Meningkatnya produksi (ton buah segar)

1.651 1.778 1.822 1.868 1.914 1.962

2 Meningkatnya produktivitas (kg/rumpun/tahun)

84 90,4 92,7 95,0 97,3 99,8

3 Meningkatnya mutu

4 Meningkatnya aktivitas pasca panen (sortasi dan grading di tingkat petani/kelompok tani)

<70 70% 70% 80% 80% 80%

5 Meningkatnya kualitas produk pasca panen (memenuhi syarat mutu buah segar)

>60 65 70 75 75 75

6 Meningkatnya aktivitas pengolahan (jenis produk olahan, pisang beku, tepung pisang, aneka kue pisang)

1 2 2 2 3 3

7 Meningkatnya nilai tambah produk

Naik 5%

Naik 5%

Naik 5%

Naik 5%

Naik 5%

8 Meningkatnya penyerapan tenaga kerja

Naik 1%

Naik 1%

Naik 1%

Naik 1%

Naik 1%

9 Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas (antar kabupaten/antar pulau)

Ada Makin

luas Makin

luas Makin

luas Makin

luas Makin

luas

Seperti halnya pisang, lokasi pengembangan komoditas jeruk adalah di

Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan. Sasaran pengembangan jeruk

adalah meningkatnya produksi, produktivitas, kegiatan pengolahan dan pemasaran

sehingga diperolah nilai tambah dan peningkatan pendapatan petani. Kegiatan

pengolahan yang berkembang akan menyediakan lapangan kerja sekaligus kesempatan

beusaha. Sasaran produksi dan produktivitas, jeruk masing-masing meningkat 2 % per

tahun. Uraian sasaran pengembangan komoditas durian tertera pada Tabel 5.11.

Page 183: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 171

Tabel 5.11. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Jeruk di Kabupaten

Bengkayang

No Komponen Baseline Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Meningkatnya produksi (ton jeruk segar)

10.367 11.001 11.221 11.445 11.674 11.908

2 Meningkatnya produktivitas (kg/pohon/tahun)

24,9 26,5 27,0 27,6 28,1 28,7

3 Meningkatnya mutu (% buah kelas A dan B)

>60 65 70 75 75 75

4 Meningkatnya aktivitas pasca panen (sortasi dan grading oleh petani)

Ada Ada Makin banyak

Makin banyak

Makin banyak

Makin banyak

5 Meningkatnya aktivitas pengolahan (unit pengolah produk jeruk)

Tidak ada

Ada Makin banyak

Makin banyak

Makin banyak

Makin banyak

6 Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas (antar kabupaten/antar pulau)

Ada Makin

luas Makin

luas Makin

luas Makin

luas Makin

luas

7 Meningkatnya penyerapan tenaga kerja

Naik 5% Naik 5% Naik 5% Naik 5% Naik 5%

8 Meningkatnya kesempatan berusaha Naik 1% Naik 1% Naik 1% Naik 1% Naik 1%

Lokasi pengembangan komoditas nanas juga di Kecamatan Sungai Raya dan

Sungai Raya Kepulauan. Sasaran pengembangan jeruk adalah meningkatnya produksi,

produktivitas, kegiatan pengolahan dan pemasaran sehingga diperolah nilai tambah dan

peningkatan pendapatan petani. Kegiatan pengolahan yang berkembang akan

menyediakan lapangan kerja sekaligus kesempatan beusaha. Sasaran produksi dan

produktivitas, nanas masing-masing meningkat 2 % per tahun. Uraian sasaran

pengembangan komoditas durian tertera pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Nanas di Kabupaten

Bengkayang

No Komponen Baseline Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Meningkatnya produksi (ton) 549.6 583.2 594.9 606.8 618.9 631.3

2 Meningkatnya produktivitas (kg/rumpun/tahun)

13.2 14.0 14.3 14.6 14.9 15.2

3 Meningkatnya mutu (% penggunaan varietas unggul)

>60 65 65 70 75 75

4 Meningkatnya aktivitas pasca panen (sortasi dan grading)

Ada Ada Makin banyak

Makin banyak

Makin banyak

Makin banyak

5 Meningkatnya kualitas produk pasca panen (persentase nanas mutu A,

>60 65 70 75 75 75

6 Meningkatnya aktivitas pengolahan (industry berbahan baku nanas)

Ada Makin banyak

Makin banyak

Makin banyak

Makin banyak

Makin banyak

7 Meningkatnya nilai tambah produk - Naik 5% Naik 5% Naik 5% Naik 5% Naik 5%

8 Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas (antar kabupaten/antar pulau)

Ada Makin

luas Makin

luas Makin

luas Makin

luas Makin

luas

9 Meningkatnya penyerapan tenaga kerja

Naik 5% Naik 5% Naik 5% Naik 5% Naik 5%

10 Meningkatnya kesempatan berusaha Naik 1% Naik 1% Naik 1% Naik 1% Naik 1%

Page 184: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 172

Strategi, program dan bentuk kegiatan untuk mempercepat pencapaian sasaran

pembangunan aneka buah adalah seperti yang disampaikan pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan

Pertanian Tanaman Hortikultura Aneka Buah

Komoditas Sasaran Strategi Program/Bentuk Kegiatan

Aneka Sayuran Peningkatan kualitas dan produktivitas buah

Seleksi varietas unggul 1. Identifikasi dan determinasi pohon-pohon buah unggul

Intensifikasi Budidaya Tanaman Buah

2. Penyediaan bibit unggul dan sarana produksi lainnya

3. Pelatihan teknis budidaya, panen dan pascapanen tanaman buah

Peningkatan jenis produk dan pemasaran produk

Diversifikasi produk olahan buah

4. Pelatihan keterampilan pengolahan buah

Promosi produk buah 5. Mengikuti pameran produk buah di berbagai kesempatan

Aneka Buah Peningkatan kualitas dan produktivitas buah

Seleksi varietas unggul 1. Identifikasi dan determinasi pohon-pohon buah unggul

Intensifikasi Budidaya Tanaman Buah

2. Penyediaan bibit unggul dan sarana produksi lainnya

3. Pelatihan teknis budidaya, panen dan pascapanen tanaman buah

Peningkatan jenis produk dan pemasaran produk

Diversifikasi produk olahan buah

4. Pelatihan keterampilan pengolahan buah

Promosi produk buah 5. Mengikuti pameran produk buah di berbagai kesempatan

5.1.1. Perkebunan

Sasaran pengembangan perkebunan adalah meningkatnya produksi,

produktivitas dan nilai tambah produk empat komoditas unggulan yaitu karet kelapa

sawit, kelapa dan lada. Uraian sasaran pengembangan keempat komoditas untuk kurun

waktu lima tahun mendatang (2016-2020) disampaikan pada Tabel 5.14 sampai Tabel

5.17.

Produksi dan produktivitas karet ditargetkan terus meningkat sebesar 7,5% per

tahun. Selain itu mutu juga bahan olah karet juga ditargetkan terus meningkat agar nilai

produk karet bertambah. Lokasi pengembangan komoditas karet adalah di wilayah

Page 185: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 173

Kecamatan Salamantan, Monterado dan Lembah Bawang. Selanjutnya ke wilayah

Kecamatan Teriak, Sanggau Ledo dan Seluas.

Tabel 5.14. Sasaran Pengembangan Tabel Komoditas Unggulan Karet di Kabupaten

Bengkayang

No Komponen Baseline

2013

Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Meningkatnya produksi (ton) 20.863 25.918 27.862 29.952 32.198 34.613

2 Meningkatnya produktivitas (kg/hektar) 528 687 756 831 915 1006

3 Meningkatnya mutu (penggunaan varietas unggul)

50.0% 60.0% 62.5% 65.0% 67.5% 70.0%

4 Meningkatnya aktivitas pasca panen (pengolahan lateks menjadi sheet)

<10 10% 15% 17% 20% 25%

5 Meningkatnya kualitas produk pasca panen (persentase bokar rakyat dalam bentuk sheet)

<10 10% 15% 17% 20% 25%

6. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja (KK) 31.811

Naik 0.5%

Naik 0.5%

Naik 0.5%

Naik 0.5%

Naik 0.5%

7. Meningkatnya aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan (dana revitalisasi)

Belum ada

Ada Ada Ada Ada Ada

8. Meningkatnya aksesibilitas terhadap pasar input (penangkar bibit)

3 4 5 5 5 6

9. Meningkatnya aksesibilitas terhadap pasar output (keberadaan pabrik pengolahan yang aktif)

Belum ada

Ada 1 unit

Ada 2 unit

Ada 3 unit

Ada 3 unit

Ada 3 unit

Sasaran pengembangan kelapa sawit di wilayah Kabupaten Bengkayang

terutama adalah untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit rakyat swadaya.

Produksi kelapa sawit ditargetkan naik 10% per tahun. Produktivitas kelapa sawit rakyat

swadaya ditargetkan naik mendekati kelapa sawit rakyat plasma atau perusahaan inti. Di

samping itu juga meningkatnya mutu buah atau TBS seperti tertera pada Tabel 5.15.

Jumlah KK ditargetkan tidak banyak bertambah, diusahakan pertambahan hanya 0,1%

per tahun.

Tabel 5.15. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Kelapa Sawit di Kabupaten

Bengkayang

No Komponen Baseline Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Meningkatnya produksi (ton TBS/tahun)

51.455 56.491 62.140 68.354 75.189 82.708

2 Meningkatnya produktivitas (ton TBS/hektar)

1,31 4 6 8 10 12

3 Meningkatnya mutu TBS (sesuai kriteria pabrik)

Belum diketahui

80% 85% 90% 95% 95%

4 Meningkatnya penyerapan tenaga kerja (jumlah KK yang membudidayakan kelapa sawit)

4.633 4.638 4.642 4.647 4.652 4.656

Page 186: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 174

Sasaran pengembangan komoditas lada di wilayah Kabupaten Bengkayang

adalah untuk meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, dan nilai tambah perkebunan

lada rakyat. Produksi ditargetkan mengalami kenaikan 0,5% per tahun. Petani yang

bekerja dalam budidaya lada meningkat 1% per tahun. Sasaran pengembangan lada

tertera pada Tabel 5.16. Wilayah pengembangan lada adalah Ledo, Sanggau Ledo, Tujuh

Belas, dan Seluas.

Tabel 5.16. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Lada di Kabupaten

Bengkayang

No. Komponen Baseline Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Meningkatnya produksi (ton biji lada putih)

1.223 1.235 1.241 1.248 1.254 1.260

2 Meningkatnya produktivitas (ton lada putih/hektar)

762 801 821 841 862 884

3 Meningkatnya mutu buah (persentase buah dipanen masak petik)

Belum diketahui

Minimal 80%

Minimal 80%

Minimal 85%

Minimal 85%

Minimal 90%

4 Meningkatnya kualitas produk pasca panen (persentase diolah menjadi lada putih)

80% 85% 85% 90% 90% 95%

5 Meningkatnya aktivitas pengolahan (minyak lada dari kulit dan lada afkir)

Belum ada Ada Ada Ada Ada Ada

6 Meningkatnya mutu lada putih (persentase memenuhi SNI lada putih)

Belum diketahui

85% 85% 90% 90% 95%

7 Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas (antar kabupaten/antar pulau)

Ada dan lancer

Ada dan lancar

Ada dan lancar

Ada dan lancar

Ada dan lancar

Ada dan lancar

8 Meningkatnya penyerapan tenaga kerja (jumlah KK yang mengusahakan lada)

5.230 5.282 5.335 5.388 5.442 5.497

Sasaran pengembangan kelapa adalah meningkatnya produksi, produktivitas,

jenis produk olahan berbahan baku kelapa, pemanfaatan produk samping kelapa.

Produksi kelapa ditargetkan meningkat 5% per tahun dan produktivitas meningkat 0.5%

per tahun. Jenis pengolahan berbahan baku kelapa dan produk samping kelapa dapat

berupa kopra, minyak kelapa, santan kelapa, VCO, arang aktif, coco peat, dan

sebagainya. Peningkatan kegiatan budidaya dan pengolahan diharapkan mampu

meningkatkan jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam usaha berbasis kelapa dan

pendapatan mereka. Sasaran pengembangan kelapa tertera pada Tabel 5.17. Wilayah

pengembangan kelapa adalah Kecamatan Sungai Raya, Capkala, dan Sungai Raya

Kepulauan.

Page 187: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 175

Tabel 5.17. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Kelapa di Kabupaten

Bengkayang

No Komponen Baseline Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Meningkatnya produksi (ton kopra/tahun)

2.668 2.941 3.089 3.243 3.405 3.575

2 Meningkatnya produktivitas (kg kopra/Ha)

805 821 829 838 846 855

3 Meningkatnya mutu buah (persentase buah dipanen tua)

Belum diketahui

65% 70% 75% 80% 85%

4 Meningkatnya aktivitas pasca panen (persentase kelapa diolah menjadi kopra)

60% 65% 70% 75% 80%

5 Meningkatnya aktivitas pengolahan (jenis olahan lain berbahan baku buah kelapa dan produk samping )

1 jenis 2 jenis 3 jenis 4 jenis 6 jenis 6 jenis

7 Meningkatnya nilai tambah produk Belum ada Ada Ada Ada Ada Ada

8 Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas (antar kabupaten/antar pulau)

Ada Semakin

luas Semakin

luas Semakin

luas Semakin

luas Semakin

luas

9 Meningkatnya penyerapan tenaga kerja (KK dalam usaha budidaya dan pengolahan kelapa)

5.155 5.683 5.968 6.266 6.579 6.908

10 Meningkatnya kesempatan berusaha

Strategi, program dan bentuk kegiatan untuk mempercepat pencapaian sasaran

pembangunan tanaman perkebunan (karet, kelapa sawit, lada dan kelapa) adalah

seperti yang disampaikan pada Tabel 5.18.

Tabel 5.18. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan

Pertanian Tanaman Perkebunan

Komoditas Sasaran Strategi Program/Bentuk Kegiatan

Karet Peningkatan Produksi

Perluasan kebun karet rakyat

1. Pemberian ijin lokasi dan HGU lahan kepada kelompok tani/koperasi untuk kebun karet oleh anggotanya

2. Pembinaan organisasi kelompok tani/koperasi sebagai badan usaha ekonomi yang layak memperoleh HGU

3. Fasilitasi dalam perolehan dana dari program revitalisasi perkebunan

Perluasan Areal Karet Produktif

4. Peremajaan karet Tanaman Tua/Tanaman Rusak

5. Fasilitasi petani untuk memperoleh dana peremajaan dari program revitalisasi perkebunan

Peningkatan Produktivitas

Intensifikasi budidaya karet

6. Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan

7. Pembinaan kelompok penangkar

Page 188: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 176

Komoditas Sasaran Strategi Program/Bentuk Kegiatan

bibit 8. Penguatan organisasi kelompok tani

untuk akses pupuk bersubsidi untuk perkebunan rakyat dan KUR

9. Penumbuhan distributor dan kios pengecer pupuk bersubsidi

10. Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi (jalan penghubung dan jalan usaha tani)

Peningkatan nilai tambah produk karet

Peningkatan mutu bahan olah karet (BOKAR)

11. Penyuluhan kepada petani

Pembangunan pabrik perngolahan karet di wilayah sentra produksi karet

12. Penyusunan dan Promosi Profil Investasi Komoditas Karet untuk menarik investor

Kelapa Sawit Peningkatan Produktivitas

Intensifikasi budidaya kelapa sawit rakyat

1. Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan

2. Pembinaan kelompok penangkar bibit sistem waralaba

3. Penguatan organisasi kelompok tani untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR

4. Penumbuhan distributor dan kios pengecer pupuk bersubsidi

5. Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi (jalan penghubung dan jalan usaha tani)

Lada dan Kelapa Peningkatan produktivitas dan kualitas

Intensifikasi, peremajaan 1. Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan

2. Pembinaan kelompok penangkar bibit 3. Penguatan organisasi kelompok tani

untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR

Peningkatan areal tanam

Peningkatan kepemilikan kebun oleh penduduk

4. Fasilitasi kepada petani untuk memperoleh dana pembangunan kebun kelapa , kopi, kakao, dan lada, cengkeh melalui revitalisasi perkebunan

Peningkatan jenis (diversifikasi) produk

Diversifikasi produk olahan

5. Pelatihan keterampilan pengolahan

Perluasan pemasaran produk

Promosi produk 6. Mengikuti pameran produk

5.2. Sasaran dan Strategi Percepatan Pembangunan Peternakan

5.2.1. Komoditas Sapi

Hasil kajian kondisi agribisnis peternakan sapi di Bab IV, menunjukkan bahwa

komoditas peternakan khususnya sapi telah diusahanan oleh peternak sebagai usaha

sampingan dan dijadikan sebagai tabungan. Status populasi sapi relative tersebar

Page 189: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 177

dengan baik di seluruh kecamatan di kabupaten Bengkayang. Lebih lanjut, potensi ini

dapat ditingkatkan kembali dalam mendukung kemandirian pangan asal hewani.

Meskipun demikian, status populasi sapi cenderung konsisten sepanjang tahun,

disisi lain tingkat pemotongan meningkat disetiap tahunnya. Peningkatan konsumsi

dagig asal sapi tersebut adalh wajar seiring meningkatnya jumlah penduduk dan

meningkatnya kesadaran penduduk dalam mengkonsumsi pangan asal hewani. Kondisi

tersebut sangat beresiko tinggi untuk terjadinya pengurasan populasi. Selain itu,

berdasarkan jenis kelamin sapi yang dipotong menunjukkan tingkat pemotongan yang

tinggi terhadap sapi betina.

Upaya percepatan pertambahan populasi sapi di Kabupaten Bengkayang

ditetapkan atas beberapa sasaran yang meliputi acuan peningkatan populasi,

peningkatan produksi bibit, komponen pakan dan pasca panen. Sebagai target bahwa

peningkatan populasi normal akan berjalan dengan baik ketika stabilitas dari jumlah

betina produktif adalah 60% dari total populasi (calving rate 70%), dengan jarak

kelahiran adalah 13 bulan dan tingkat mortalitas/kematian pedet maksimal 5%. Detail

komponen sasaran pengembangan sapi di Kabupaten Bengkayang disajikan pada Tabel

5.19.

Secara umum, beberapa informasi base line status exsisting belum tercatat

dengan baik. Mekipun demikian beberapa acuan umum pada status eksisting minimalis

digunakan sebagai capaian pada tahun 2016 dan terus ditingkatkan pengembangannya

hingga tahun 2020. Diantara pendekatan awal yang memungkinkan untuk

dimaksimalkan adalah peningkatan produktivitas ternak (peningkatan bobot badan

harian/PBBH) melaui perbaikan managemen dan kecukupan pakan bagi ternak untuk

tercapainya potensi genetic ternak baik lokal maupun hasil persilangan. Tentunya capian

tersebut akan terealisasi dengan baik ketika ketersediaan pakan dan kemampuan skill

peternak ditingkatkan melalui maksimalisasi kelompok dan pendampingan oleh

penyuluh.

Page 190: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 178

Tabel 5.19. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Sapi di Kabupaten Bengkayang

No. Komponen Baseline Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1. Meningkatnya populasi (ekor) 10.297 11.322 12.448 13.687 15.048 16.546

2. Meningkatnya produksi bibit (ekor pedet) ND 2.162 2.377 2.614 2.874 3.160

3. Meningkatnya produktivitas (PBBH) ND

- Jenis lokal (kg/hari) - Jenis persilangan (kg/hari)

0,3 0,4

0,5 0,6

0,6 0,8

0,7 0,9

0,7 0,9

4. Meningkatkan mutu genetis ternak (kali IB) 2-3 2,5 2 2 1,5 1,5

5. Jarak kelahiran (bulan) 15-20 15 14 14 13 13

6. Meningkatnya akses pasar (unit) ND 2 2 3 3 4

7. Meningkatnya produk sapi siap potong (kg BB/ekor) 238 300 327 350 400 400

8. Meningkatnya produk karkas sapi (kg/ekor) 123 156 170 182 208 208

9. Meningkatnya produk daging sapi (kg/ekor) 99 124 136 145 166 166

10. Meningkatkan pengolahan pakan/pabrik mini (unit) ND 2 4 6 8 10

11. Meningkatkan teknologi pengolahan hasil ternak & limbah ND 4 10 15 20 25

12. Peningkatan kelembagaan dan SDM (capacity building) ND ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan

13. Meningkatkan lembaga pelatihan penyuluh dan peternak ND 1 1 2 2 2

14. Meingkatkan pengendalian/ control ternak keluar masuk daerah (cek point) ND 4 8 12 15 17

15. Meningkatkan keterintegrasian ternak ND ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan

16. Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas (antar kabupaten/antar pulau) Ada ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan

17. Meningkatnya pendapatan hasil penjualan (Rp 000/ekor) 9.913 12.480 13.600 14.560 16.640 16.640

18. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja (kk) 3.432 3.773 4.149 4.562 5.016 5.515

19. Peningakatan lahan HPT (Ha) ND 10 30 50 70 100

Page 191: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 179

No. Komponen Baseline Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

20. Peningkatan produktivitas lahan HPT (ST/Ha) ND 5 5 6 6 6

21. Peningkaan control pemotongan dan produk yang Aman Sehat Utuh Halal (ASUH)

ND 2 4 6 8 8

22. Meningkatnya aksesibilitas terhadap sumber pakan penguat ND 2 4 6 8 8

23. Meningkatnya aksesibilitas terhadap informasi ND 1 2 3 3 3

Page 192: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 180

Mengacu pada kondisi yang ada atas permasalahan dan kendala yang dihadapi

dalam upaya percepatan pembangunan peternakan, khususnya untuk komoditas sapi

yang bersumber dari hasil FGD dan quisener yang telah diperoleh dari tiap-tiap

kecamatan dan tertuang di bab IV. Maka pendekatan strategi, program dan bentuk

kegiatan untuk percepatan pembangunan peternakan khususnya komoditas sapi

disajikan pada Tabel 5.20.

Percepatan pembangunan peternakan untuk komoditas sapi menuntut

komitmen semua pihak yang terkait didalamnya baik untuk sector hulu maupun hilir. Hal

mendasar untuk menjawab sasaran peningkatan populasi/produksi didesain atas

beberapa pendekatan strategi diantaranya peningkatan kecukupan pakan yang

berkualitas berbasis hijauan pakan ternak (HPT), pakan penguat dan pakan asal by

product. Tentunya ketersediaan pakan tersebut tersedia dengancukup dan baik

sepanjang waktu melaui penyimpanan pakan (hay atau silase). Efisiensi produktivitas

sapi sudah tentu menuntut kualitas bibit yang baik melalui pemulia biakan sapi. Semua

strategi tersebut akan maksimal ketika kemampuan skill peternak meningkat dan

terjamin pasca panennya.

Tabel 5.20. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan

Peternakan Komoditas Sapi

Komoditas Sasaran Strategi Program/Bentuk Kegiatan

Sapi Peningkatan Populasi/ Produksi

Peningkatan kecukupan pakan

Peningkatan lahan khusus untuk HPT

Peningkatan produktivitas lahan untuk HMT (teknik pemupukan, pengolahan dan pemanenan)

Peningkatan keterintegrasian

Peningkatan pemanfaatan by product

Peningkatan kualitas pakan

Peningkatan akses dan produksi bahan pakan konsentrat

Pengingkatan kontinuitas/stabilitas pakan

Pembuatan pakan simpanan (hay, silase)

Peningkatan teknologi pakan

Pembanguan pabrik mini untuk pakan

Peningkatan bibit Peningkatan efektifitas IB dan kawin alam

Pemendekan jarak kelahiran ternak

Penekanan mortalitas/kematian ternak

Control/penahanan betina produktif

Penangan kesehatan dan vaksinasi ternak

Peningkatan mutu genetis sapi

Peningkatan jumlah strow untuk IB

Peningkatan kualitas pejantan unggul sperma untuk IB

Perlombaan kontes ternak

Page 193: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 181

Komoditas Sasaran Strategi Program/Bentuk Kegiatan

Penguatan skill peternak

Peningkatan pusat pelatihan

Pembangunan pusat pelatihan penyuuh dan peternak

Peningkatan pendampingan

Peningkatan program pendampingan yang lebih tepat guna

Peningkatan akses informasi

Peningkatan pasca panen

Peningkatan RPH/TPH

Pembangunan dan control pemongan ternak

Peingkatan penanganan produk

Pelatihan dan pendampingan produk yang ASUH

Pelatihan dan pendampingan pengolahan produk

Pengembangan teknologi pengolahan limbah

Pelatihan dan pendampingan pembuatan kompos

Pelatihan dan pendampingan teknologi pengolahan limbah (biogas)

Penguatan Kelembagaan

Peguatan kelompok ternak

Peningkatan pendampingan kelompok

Peningkatan pemodalan

Peningkatan akses pemodalan dan hibah untuk peternak

Peningkatan penjulan

Peningkatan unit penjualan

Pembangunan pasar khusus untuk ternak

Penetapan waktu pasar (sepanjang hari/hari khusus)

5.2.2. Komoditas Kambing

Kambing prolific, mampu bernak 3 kali/2 than, pemotongan betina tinggi (harga

lebih murah), pengawasan lemah, masalah pakan tinggi, genetic dg prod rendah

(kacang).

Masyarakat di Kabupaten Bengkayang sudah familiar terhadap komoditas ternak

kambing, khususnya kambing kacang. Beberapa peternak dalam skala terbatas sudah

mengeal da mengupayakan pemeliharaan ternak kambing unggul hasil persilangan

etawah yang biasa dikenal dengan kambing Peranakan Etawah (PE). Komoditas ternak

kambing merupakan jenis ternak yang diprimadonakan peternak. Hal ini dibuktikan

dengan tingkat penyebaran populasi kambing yang relative ada dan dikembangkan

hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten Bengkayang.

Hasil kajian menunjukkan bahwa peningkatan populasi kambing menghadapi

beberapa kendala klasik, diantaraya masalah pakan, rendahnya produktivitas dan

tingginya pemotongan betina. Kambing merupakan jenis ternak prolific, yakni mampu

beranak lebih dari satu. Potensi ini perlu dimaksimalkan untuk tercapainya target

percepatan penambahan populasi sebagaimana disajikan pada Tabel 5.21.

Page 194: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 182

Selain prolific, kambing memiliki jarak kelahiran yang relative pendek. Teknik

budidaya kambing yang ideal, memungkinkan ternak beranak sebayak 3 kali dalam dua

tahun. Artinya setiap delapan bulan ternak kambing melahirkan anak. Perolehan dan

pengolahan data primer melalui FGD dan data sekundur menunjukkan bahwa populasi

kambing di Kabupaten Bengkayang relative stagnan/stabil dan tidak terjadi peningkatan

populasi dari tahun ke tahun. Diantara penyebab ketiadaan peningkatan populasi ini

adalah tingginya pemotongan dan pengeluaran/penjualan betina produktif baik didalam

maupun keluar daerah. Hal ini berkaitan langsung dengan pengawasan/control ternak

yang akan dipotong maupun yang akan dijual keluar daerah. Analisis data pada Bab IV

menunjukkan bahwa pemotongan betina sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan

jantan pada tahun 2011. Selain lemahnya pengawasan, tingginya pemotongan ternak

betina adalah harga kambing jenis kelamin betina lebih murah dibandingkan jantan,

sehingga jagal/penjual daging kambing lebih memilih untuk memotong ternak betina

disbanding jantan.

Analisis data pemotongan kambing menunjukkan bahwa rataan kambing yang

dipotong berbobot badan rendah, yakni 21,51 kg. Ini menunjukkan bahwa kualitas

ternak yang dipotong adalah kurus/kecil. Selanjutnya diperlukan target dan strategi

untuk menjawab permasalahan yang ada melaui prioritas sasaran program dalam

rangka percepatan populasi komoditas kambing. Detail sasaran pengembangan

komoditas kambing disajikan pada Tabel 5.21.

Prioritas utama dalam percepatan pengembangan komoditas kambing adalah

pengamanan betina produktif untuk tidak dipotong atau dikeluarkan dari wilayah

bengkayang. Keberadaan betina produktif ini memungkinkan untuk dicapainya target

peningkatan populasi anak kambing/cempe sesui potesi eksistingnya. Upaya selanjutnya

adalah peningkatan produktivitas (PBBH) dan penekanan kematian anak maupun induk

akibat salah makan ataupun akibat penyakit. Tidak kalah penting adalah perbaikan

genetic kambing untuk dihasilkan produk kambing dengan ukuran yang lebih besar

dengan produktivitas yang tinggi.

Page 195: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 183

Tabel 5.21. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Kambing di Kabupaten Bengkayang

No. Komponen Base line

Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1. Meningkatnya populasi (ekor) 12.870 15.434 18.510 22.198 26.621 31.925

2. Meningkatnya produksi bibit (ekor cempe) ND 4.054 4.862 5.831 6.992 8.385

3. Meningkatnya produktivitas/ PBBH (g/hari) ND 25 50 100 200 200

4. Meningkatkan mutu genetis ternak (kali kawin) ND 2 1,5 1,5 1,2 1,2

5. Jarak kelahiran (bulan) 10-12 10 10 8 8 8

6. Meningkatnya akses pasar (unit) ND 2 2 3 3 4

7. Meningkatnya produk kambing siap potong (kg BB/ekor) 21,51 25 30 30 35 35

8. Meningkatnya produk karkas kambing (kg/ekor) 11,19 13 15,6 15,6 18,2 18,2

9. Meningkatnya produk daging kambing (kg/ekor) 8,39 10,4 12,48 12,48 14,56 14,56

10. Meningkatkan pengolahan pakan/pabrik mini (unit) ND 2 4 6 8 10

11. Meningkatkan teknologi pengolahan hasil ternak & limbah ND 4 10 15 20 25

12. Peningkatan kelembagaan dan SDM (capacity building) ND ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan Ditingkatkan

13. Meningkatkan lembaga pelatihan penyuluh dan peternak ND 1 1 2 2 2

14. Meingkatkan pengendalian/ control ternak keluar masuk daerah (cek point) ND 4 8 12 15 17

15. Meningkatkan keterintegrasian ternak ND ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan Ditingkatkan

16. Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas (antar kabupaten/antar pulau) Ada ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan Ditingkatkan

17. Meningkatnya pendapatan hasil penjualan (Rp 000/ekor) 783 910 1.092 1.092 1.274 1.274

18. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja (kk) 613 735 881 1057 1267 1267

19. Peningakatan lahan leguminosa HPT (Ha) ND 5 15 20 30 30

20. Peningkaan control pemotongan dan produk yang Aman Sehat Utuh Halal (ASUH)

ND 2 4 6 8 8

21. Meningkatnya aksesibilitas terhadap sumber pakan penguat ND 2 4 6 8 8

22. Meningkatnya aksesibilitas terhadap informasi ND 1 2 3 3 3

Page 196: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 184

Maksimalisasi target capaian percepatan pembangunan peternakan melalui aksi

daerah yang mengacu pada kondisi dan kendala yang dihadapi, maka diperlukan acuan

detail melaui pendekatan strategi, program dan bentuk kegiatan yang tepat sasaran.

Desai strategi, program dan bentuk kegiatan untuk percepatan pembangunan

peternakan khususnya komoditas kambing disajikan pada Tabel 5.22.

Secara umum, strategi percepatan pembangunan peternakan menuntut

komitmen semua pihak yang terkait didalamnya baik untuk sektor hulu maupun hilir.

Strategi mendasar untuk menjawab sasaran peningkatan populasi/produksi didesain

atas beberapa pendekatan strategi diantaranya peningkatan kecukupan pakan yang

berkualitas berbasis hijauan pakan ternak dalam bentuk leguminosa (HPT), pakan

penguat dan pakan asal by product. Tentunya ketersediaan pakan tersebut tersedia

dengancukup dan baik sepanjang waktu melaui penyimpanan pakan (hay atau silase).

Peningkatan produktivitas kambing sudah tentu menuntut kualitas bibit yang baik

melalui pemulia biakan sapi. Semua strategi tersebut akan maksimal ketika kemampuan

skill peternak meningkat dan terjamin pasca panennya. Selain itu menuntut komitmen

tinggi dari pengampu kebijakan dan pengawasan terhadap pengamanan/penjagaan

betina produktif untuk tidak dipotong atau dijual keluar wilayah.

Tabel 5.22. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan

Peternakan Komoditas Kambing

Komoditas Sasaran Strategi Program/Bentuk Kegiatan

Sapi Peningkatan Populasi/ Produksi

Peningkatan kecukupan pakan

Peningkatan lahan khusus untuk leguminosa

Peningkatan produktivitas lahan untuk HPT (teknik pemupukan, pengolahan dan pemanenan)

Peningkatan keterintegrasian

Peningkatan pemanfaatan by product

Peningkatan kualitas pakan

Peningkatan akses dan produksi bahan pakan konsentrat

Pengingkatan kontinuitas/stabilitas pakan

Pembuatan pakan simpanan (hay, silase)

Peningkatan teknologi pakan

Pembanguan pabrik mini untuk pakan

Peningkatan bibit Peningkatan efektifitas kawin alam

Pemendekan jarak kelahiran ternak

Penekanan mortalitas/kematian ternak

Control/penahanan betina produktif

Penangan kesehatan dan vaksinasi ternak

Peningkatan mutu genetis sapi

Peningkatan kualitas pejantan unggul

Perlombaan kontes ternak

Penguatan skill peternak

Peningkatan pusat pelatihan

Pembangunan pusat pelatihan penyuuh dan

Page 197: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 185

Komoditas Sasaran Strategi Program/Bentuk Kegiatan

peternak

Peningkatan pendampingan

Peningkatan program pendampingan yang lebih tepat guna

Peningkatan akses informasi

Peningkatan pasca panen

Peningkatan RPH/TPH

Pembangunan dan control pemongan ternak kambing utamanya betina produktif

Peingkatan penanganan produk

Pelatihan dan pendampingan produk yang ASUH

Pelatihan dan pendampingan pengolahan produk

Pengembangan teknologi pengolahan limbah

Pelatihan dan pendampingan pembuatan kompos

Penguatan Kelembagaan

Peguatan kelompok ternak

Peningkatan pendampingan kelompok

Peningkatan pemodalan

Peningkatan akses pemodalan dan hibah untuk peternak

Peningkatan penjulan

Peningkatan unit penjualan

Pembangunan pasar khusus untuk ternak

Penetapan waktu pasar (sepanjang hari/hari khusus)

5.2.3. Komoditas Ayam Lokal/Domestik

Pengusahaan komoditas peternakan ayam lokal/domestik di kabupaten

Bengkayang tersebar dan ada disetiap kecamatan. Meskipun demikian, tingkat dominasi

populasi ayam lokal di beberapa kecamatan saja. Kondisi ini menunjukkan bahwa

pengusahaan peternakan untuk komoditas ayam lokal berjalan dengan baik dan relative

tersebar baik disemua kecamatan. Meskipun demikian, hasil analisis data menunjukkan

bahwa total populasi ayam lokal yang ada di Kabupaten Bengkayang yang relatif

munurun seiring perjalanan waktu, meskipun data pemotongan ayam relative stabil.

Pola penurunan populasi ini perlu untuk diantisiasi bersama untuk terjaganya status

populasi dan percepatan peningkatannya.

Pengupayaan stabilitas populasi ayam lokal dan strategi percepatan

pembangunan peternakan untuk komoditas ayam lokal/domestik difokuskan pada

beberapa sasaran prioritas sebagai penentu efektifitas pengembangan komoditas.

Sasaran utama dalam memdukung percepatan populasi adalah penanganan kesehatan

ayam melaui peningkatan layanan kesehatan dan maksimalisasi produksi bibit ayam baik

secara mandiri oleh peternak maupun oleh swasta/pemerintah. Lebih lanjut diharapkan

tercipta bibit-bibit ayam lokal unggul (ALU) untuk dihasilkan efisiensi tinggi dalam

pengusahaan produk ayam lokal/domestik.

Page 198: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 186

Tabel 5.23. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Ayam Lokal/Domestik di Kabupaten Bengkayang

No. Komponen Base line Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1. Meningkatnya populasi (ekor) 131.041 146.041 161.041 176.041 191.041 206.041

2. Meningkatnya produksi dan kualitas genetic bibit ayam lokal unggul (DOC) ND 5.000 10.000 15.000 18.000 18.000

3. Meningkatkan pusat pembibitan ND 2 2 2 2 2

4. Meningkatkan layanan kesehatan ternak ada ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan

5. Meningkatnya akses pasar (unit) ND 2 2 3 3 4

6. Meningkatnya produk ayam siap potong (kg BB/ekor) 2,34 2,4 2,6 2,8 3 3

7. Meningkatnya produk karkas ayam (kg/ekor) 1,17 1,2 1,3 1,4 1,5 1,5

8. Meningkatnya produk daging ayam (kg/ekor) 1,03 1,06 1,15 1,23 1,32 1,32

9. Meningkatkan pengolahan pakan/pabrik mini (unit) ND 2 4 6 8 10

10. Meningkatkan teknologi pengolahan hasil ternak & limbah ND 4 10 15 20 25

11. Peningkatan kelembagaan dan SDM (capacity building) ND ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan Ditingkatkan

12. Meningkatkan lembaga pelatihan penyuluh dan peternak ND 1 1 2 2 2

13. Meingkatkan pengendalian/ control ternak keluar masuk daerah (cek point) ND 4 8 12 15 17

14. Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas (antar kabupaten/antar pulau) Ada ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan Ditingkatkan

15. Meningkatnya aksesibilitas terhadap sumber pakan penguat (unit) ND 2 4 6 8 8

16. Meningkatnya aksesibilitas terhadap informasi ND 1 2 3 3 3

Page 199: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 187

Desain strategi percepatan pembangunan peternakan untuk komoditas ayam

lokal/domestik diprioritaskan atas beberapa program utama dan program pendukung.

Optimalisasi pencapai sasaran diprioritaskan pada pendekatan program utama seperti

(1) penjaminan kecukupan bibit ayam lokal yang unggul dan berkualitas serta penekanan

kematian ayam melalui perbaikan penangan kesehatan dan vaksinasi. (2) peningkatan

skill peternak dan kemudahan dalam akses bahan pakan penguat untuk ayam lokal

unggul (ALU). Komponen Pendukung untuk percepatan capaian meliputi penguatan

kelompok, kemudahan akses permodalan dan penanganan pasca panen. Detail strategi,

program dan bentuk kegiatan untuk percepatan pembangunan peternakan komoditas

ayam lokal/domestik disajikan pada Tabel 5.24.

Tabel 5.24. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan

Peternakan Komoditas Ayam Lokal/Domestik

Komoditas Sasaran Strategi Program/Bentuk Kegiatan

Ayam lokal/ domestik

Peningkatan Populasi/ Produksi ayam

Peningkatan kecukupan bibit ayam lokal unggul (ALU)

Pembangunan unit pembibitan dan pemuliaan ayam lokal unggul (ALU)

Peningkatan produksi DOC

Peningkatan kesehatan ternak ayam dan vaksinasi

Penekanan kematian aya akibat penyakit

Peningkatan kualitas pakan

Peningkatan akses dan produksi bahan pakan konsentrat yang bersaing

Peningkatan teknologi pakan

Pembanguan pabrik mini untuk pakan

Penguatan skill peternak

Peningkatan pusat pelatihan

Pembangunan pusat pelatihan penyuluh dan peternak

Peningkatan pendampingan

Peningkatan program pendampingan yang lebih tepat guna

Pengutan tim penyuluh dan tenaga medis peternakan

Peningkatan akses informasi

Peningkatan pasca panen

Peningkatan RPH/TPH

Pembangunan dan control pemongan di TPA

Peingkatan penanganan produk

Pelatihan dan pendampingan produk yang ASUH

Pelatihan dan pendampingan pengolahan produk

Pengembangan teknologi pengolahan limbah

Pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk asal kotoran ayam

Page 200: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 188

Komoditas Sasaran Strategi Program/Bentuk Kegiatan

Penguatan Kelembagaan

Peguatan kelompok ternak

Peningkatan pendampingan kelompok

Peningkatan pemodalan

Peningkatan akses pemodalan dan hibah untuk peternak

Peningkatan penjulan

Peningkatan unit penjualan

Pembangunan pasar khusus untuk ternak

Penetapan waktu pasar (sepanjang hari/hari khusus)

5.2.4. Komoditas Babi

Komoditas ternak babi merupakan jenis ternak yang memiliki kemampuan

reproduksi sangat cepat, karena babi mampu beranak prolific/beranak banyak. Hasil

analisis data primer dan sekunder sebagimana tercantum dalam bab IV menunjukkan

bahwa popuasi babi di kabupaten Bengkayang relative stabil disetiap tahunnya yakni

berkisar 20.461-22.911 ekor. Merujuk pada tingginya kemampuan reproduksi babi,

idealnya terjadi peningkatan populasi disetiap tahunnya. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa tingkat pemotongan babi betina di kabupaten Bengkayang sangat

tinggi, yakni 45,67%.

Sasaran percepatan pengembangan komoditas babi ditekankan pada

pengamanan betina produktif melaui penekanan pemotongan betina produktif,

peningkatan produksi bibit berkualitas, peningkatan skill peternak babi dan kecukupan

pakan. Detai sasaran pengembangan komoditas babi di Kabupaten Bengkayang disajikan

pada Tabel 5.25.

Page 201: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 189

Tabel 5.25. Sasaran Pengembangan Komoditas Unggulan Babi di Kabupaten Bengkayang

No. Komponen Base line Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1. Meningkatnya populasi (ekor) 20.655 22.500 25.000 30.000 35.000 40.000

2. Meningkatnya produksi bibit dan kualitas genetic babi ND 500 500 1.000 1.000 1.000

3 Meningkatkan layanan kesehatan babi Ada ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan

4. Peningkaan control pemotongan khusus babi (unit) ND 2 4 6 8 8

5. Meningkatnya akses pasar (unit) ND 2 2 3 3 4

6. Meningkatkan pengolahan pakan/pabrik mini khusus babi(unit) ND 2 4 6 6 6

7. Meningkatkan teknologi pengolahan hasil ternak & limbah asal babi ND 4 10 15 20 25

8. Peningkatan kelembagaan dan SDM (capacity building) ND ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan Ditingkatkan

9. Meningkatkan lembaga pelatihan penyuluh dan peternak ND 1 1 2 2 2

10. Meingkatkan pengendalian/ control ternak keluar masuk daerah (cek point) ND 4 8 12 15 17

11. Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas (antar kabupaten/antar pulau) Ada ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan Ditingkatkan

12. Meningkatnya aksesibilitas terhadap sumber pakan penguat (unit) ND 2 4 6 8 8

13. Meningkatnya aksesibilitas terhadap informasi ND 1 2 3 3 3

14 Meningkatnya akses terhadap permodalan ND ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan ditingkatkan

Page 202: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 190

Strategi percepatan pembangunan peternakan untuk komoditas babi

diprioritaskan atas beberapa program utama dan program pendukung. Optimalisasi

pencapai sasaran diprioritaskan pada pendekatan program utama seperti (1)

penjaminan bibit melaui pengamanan betina produktif dari pemotongan, (2)

peningkatan skill untuk budidaya yang ramah lingkungan dan higienis, (3) penangan

kesehatan dan vaksinasi. Komponen Pendukung untuk percepatan capaian meliputi

penguatan kelompok, kemudahan akses permodalan dan penanganan pasca panen.

Detail strategi, program dan bentuk kegiatan untuk percepatan pembangunan

peternakan komoditas babi disajikan pada Tabel 5.26.

Tabel 5.26. Strategi, Program dan Bentuk Kegiatan untuk Percepatan Pembangunan

Peternakan Komoditas Babi

Komoditas Sasaran Strategi Program/Bentuk Kegiatan

Babi Peningkatan Populasi babi

Peningkatan kecukupan bibit

Pembangunan unit pembibitan

Peningkatan kesehatan babi dan vaksinasi

Penekanan kematian akibat penyakit

Peningkatan kualitas pakan

Peningkatan akses dan produksi bahan baku pakan

Penguatan skill peternak

Peningkatan pusat pelatihan

Managemen budidaya babi yang higienis

Maagemen budidaya babi yang efisien

Pembangunan pusat pelatihan penyuuh dan peternak

Peningkatan pendampingan

Peningkatan program pendampingan yang lebih tepat guna

Pengutan tim penyuluh dan tenaga medis peternakan

Peningkatan akses informasi

Peningkatan pasca panen

Peningkatan rumah potong babi

Pembangunan dan control pemongan babi

Pencegahan pemotongan babi betina produktif

Pengembangan teknologi pengolahan limbah

Pelatihan dan pendampingan pengolahan limbah babi yang ramah lingkungan

Penguatan Kelembagaan

Peguatan kelompok ternak

Pembentukan kelompok

Peningkatan pendampingan kelompok

Peningkatan pemodalan

Peningkatan akses pemodalan dan hibah untuk peternak

Peningkatan penjulan

Peningkatan unit penjualan

Pembangunan pasar khusus untuk ternak

Page 203: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 191

5.3. Sasaran dan Strategi Percepatan Pembangunan Perikanan

Bersadarkan kepada masterplan pembangunan pertanian Kabupaten Bengkayang, telah ditetapkan sasaran pembangunan perikanan tahun 2016-2020 mencakup perikanan tangkap dan perikanan budidaya seperti tertera pada Tabel 5.27. Strategi dan program/kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut disampaikan pada

Tabel 5.28.

Tabel 5.27. Sasaran Pengembangan Komoditas perikanan tangkap dan perikanan

budidaya

No. Komponen Baseline Sasaran Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 1.1. Terbangunnya pelabuhan perikanan (PPI) (Unit)

1 1 - - -

2 1.2. Terbangunnya pabrik es 1 1 1 1 1

3 1.3. Berkembangnya SDM nelayan 200 200 200 200 200

4 2.1. Bertambahnya unit karamba (unit) 100 200 300 400 500

5 2.2. Bertambahnya unit kolam (ha) 10 20 30 40 50

2.3. Meningkatnya produksi budidaya air tawar (ton, ribuan)

6 7 8 9 10

6 3.1. Terehabilitasinya dan terevitalisasinya prasarana produksi kolam dan saluran irigasi (ha)

7 7 7 7 7

7 3.2. Diterapkannya CBIB pada budidaya kolam, tambak dan karamba (paket)

1 1 1 1 1

8 4.1. Meningkatnya produksi benih ikan (juta ekor) 2 3 10 15 20

9 5.2. Terbangunnya hatchery ikan (unit)

a. UPR 3 5 7 11 15

b. BBI 1 1 1

c. BBIS 1

10 6.1. Berkembangnya Pabrik pakan mini (unit) 5 10 20 30 35

11 6.2. Berkembangnya suplier pakan (unit) 2 3 5 7 13

12 6.3. Meningkatnya ketersediaan pakan (ton, ribuan)

1 1 1 1,5 2,5

13 7.1 Berkembangnya jumlah pembudidaya (RTP) 90 150 300 600 750

14 7.2. Berkembangnya kelompok pembudidaya (kelompok)

3 5 10 20 25

15 8.1. Meningkatnya kapasitas SDM (paket pelatihan)

10 10 10 10 10

16 8.2. Terbangunnya balai latihan kerja 1 1 1 - -

17 9.1 Berkembangnya produk pengolahan perikanan

100 100 100 100 100

Page 204: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 192

Tabel 5.28. Strategi dan program Pengembangan Perikanan Kabupaten Bengkayang

No. Strategi Program

1 Peningkatan pemanfaatan potensi sumber daya perairan dan lahan melalui ekstensifikasi

1. Pengembangan kolam melalui percetakan kolam dan saluran pemasukan dan saluran pembuangan guna memanfaatan air sungai, saluran irigasi sawah, danau, waduk dan mata air

2. Pengembangan karamba guna memanfaatan potensi sumber daya air sungai, danau dan waduk

3 Peningkatan produkstivitas usaha perikanan yang ada melalui instensifikasi

1. Rehabilitasi dan revitalisasi prasarana produksi kolam, tambak dan karamba, mencakup pula saluran kolam

2. Penerapan CBIB pada budidaya kolam, tambak dan karamba

4 Pengembangan sarana produksi perikanan (saprokan)

1. Pengembangan benih unggul yang tepat waktu, tepat jumlah dan tepat harga melalui pengembangan UPR, BBI dan BBIS

2. Pengembangan pabrik pakan mini (skala rakyat) dan distribusi pakan yang efisien

3. Standarisasi dan sertifikasi benih dan pakan

5 Pengembangan kapasitas SDM dan kelembagaan

1. Pengembangan jumlah dan kapasitas pelaku usaha perikanan melalui penyuluhan, percontohan, pembimbingan lapangan yang mencakup aspek teknis dan manajemen usaha

2. Pengembangan balai latihan kerja

6 Pengembangan sistem dan teknologi produksi

1. Diseminasi teknologi penanganan penyakit, pengelolaan kualitas air dan teknologi pakan

2. Pengembangan teknologi perikanan tepat guna

3. Pengembangan integrated farming dalam rangka pertanian yang mandiri dan berkelanjutan

7 Pengembangan pengolahan pascapanen

1. Pengembangan pengolahan produk perikanan

2. Pengembangan pengemasan

3. Pengawasan kualitas, standarisasi dan serifikasi produk pengolahan perikanan

8 Pengembangan pasar dan agribisnis perikanan

1. Promosi produk perikanan daerah

2. Pengembangan pasar ikan higienis

9 Pengembangan infrasturkutur dasar wilayah

1. Pengembangan prasarana jalan, listrik dan pelabuhan umum telekomunikasi hingga ke lokasi pengembangan perikanan

2. Pengembangan listrik, air bersih dan telekomunikasi hingga ke lokasi pengembangan perikanan

10 Pengembangan tata ruang serta aspek hukum hukum dan perizinan

1. Pengembangan tataruang melalui peninjauan tataruang yang lebih berpihak kepada pengebangan perikanan

2. Penyusunan investation guide dan penyederhanaan prosedur perizinan

11 Koordinasi pemerintah pusat dan daerah

1. Pengembangan program nasional di daerah

2. Promosi daerah melalui agende pemerintah pusat

12 Konservasi sumber daya perairan dan pesisir

1. Reboisasi DAS

2. Pemasangan tanggul pencegah abrasi pantai

Page 205: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 193

BAB 6

RENCANA AKSI PERCEPATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Rencana Aksi (action plan) adalah rancang bangun dan instrument perencanaan

untuk menjabarkan secara lebih operasional Master Plan yang telah disusun. Rencana

Aksi merupakan rencana detail kawasan pertanian di kabupaten/kota yang disusun

setiap tahun dan kemudian direkap untuk jangka waktu 5 tahun.

Rencana aksi disusun dalam bentuk matriks rencana program yang komponen

isinya mencakup: (1) jenis kegiatan dan volume, (2) lokasi (kecamatan/desa), (3) jadwal

pelaksanaan, dan (4) satuan kerja pelaksana. Berikut adalah rencana aksi percepatan

pembangunan pertanian, peternakan, dan perikanan di Kabupaten Bengkayang.

6.1. Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Pertanian

Jenis atau bentuk kegiatan yang perlu dilakukan untuk percepatan pembangunan

komoditas tanaman pangan (padi sawah, padi ladang, dan jagung) meliputi peningkatan

ketersediaan air, ketersediaan benih dan pupuk, peralatan dan mesin pertanian, sarana

dan prasarana transportasi, peralatan dan mesin panen dan pengolahan hasil serta

penyululuhan. Rencana aksi untuk percepatan pengembangan komoditas tanaman

pangan tertera pada Tabel 6.1 sampai Tabel 6.3.

Percepatan pembangunan tanaman hortikultura (aneka sayuran dan buah) dapat

ditempuh dengan kegiatan peningkatan penguasaan teknologi budidaya, penanganan

panen dan pasca panen, aneka produk olahan, aksesibilitas ke pasar, dan perluasan

areal melalui penyediaan air dan saran produksi lainnya. Bentuk kegiatan untuk

percepatan lebih rinci disampaikan pada Tabel 6.4 sampai Tabel 6.8.

Percepatan pembangunan tanaman perkebunan lebih diarahkan pada upaya

peningkatan produktivitas, kualitas dan aneka produk olahan. Penyediaan bibit unggul

dan sarana produksi lainnya, sarana dan prasarana transportasi, sarana pengolahan

merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang diperlukan dalam pembangunan tanaman

perkebunan (Tabel 6.9 sampai Tabel 6.12).

Page 206: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 194

Tabel 6.1. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Padi Sawah

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Peningkatan Kelas Sawah tadah hujan menjadi irigasi ½ teknis

3.000 hektare

Samalantan, Ledo, Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang, Lembah Bawang

600 600 600 600 600 Dinas PU dan Dinas Pertanian

2 Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan

17 paket Semua Kecamatan 17 17 17 17 17 BP2KP

3 Pembinaan kelompok penangkar benih 6 unit Samalantan, Ledo, Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang, Lembah Bawang

1 1 1 1 2 Dinas Pertanian

4 Penguatan organisasi kelompok tani/Gapoktan untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR

6 klp Samalantan, Ledo, Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang, Lembah Bawang

1 1 1 1 2 Dinas Pertanian, BRI, Bank Kalbar

5 Penumbuhan distributor dan kios pengecer pupuk bersubsidi

17 Semua Kecamatan 17 17 17 17 17 Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan

6 Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi untuk memudahkan pengangkutan sarana dan hasil produksi (Jalan Usahatani)

6 Samalantan, Ledo, Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang, Lembah Bawang

1 1 1 1 2 Dinas Pertanian, Dinas PU

7 Pengadaan bantuan alat panen dan pasca panen bersifat stimulan

17 paket Semua Kecamatan 17 17 17 17 17 Dinas Pertanian

8 Pengadaan alat dan mesin pengolahan 17 paket Semua Kecamatan 17 17 17 17 17 Dinas Perindustrian

9 Pilot proyek pertanian terpadu tanaman - ternak 6 paket Samalantan, Ledo, Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang, Lembah Bawang

1 1 1 1 2 Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan, Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, Dinas Pariwisata

Page 207: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 195

Tabel 6.2. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Padi Ladang

No Jenis Kegiatan* Volume (Total)

Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Pembinaan budidaya padi ladang menetap 15 paket Semua kecamatan, kecuali SR dan SR Kepulauan

15 15 15 15 15 Dinas Pertanian

2 Pembukaan lahan baru 300 ha Suti Semarang, Jagoi Babang, Siding

50 50 50 50 50 Dinas Pertanian, Dinas PU

3 Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan

17 paket Semua kecamatan 17 17 17 17 17 BP2KP

4 Pembinaan kelompok penangkar benih 6 unit Suti Semarang, Jagoi Babang, Siding, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas

1 1 1 1 2 Dinas Pertanian

5 Penguatan organisasi kelompok tani/Gapoktan untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR

6 klp Suti Semarang, Jagoi Babang, Siding, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas

1 1 1 1 2 Dinas Pertanian, BRI, Bank Kalbar

6 Penumbuhan distributor dan kios pengecer pupuk bersubsidi

17 Semua Kecamatan 17 17 17 17 17 Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan

7 Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi untuk memudahkan pengangkutan sarana dan hasil produksi (jalan usahatani)

6 paket Suti Semarang, Jagoi Babang, Siding, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas

1 1 1 1 2 Dinas Pertanian, Dinas PU

8 Pengadaan bantuan alat panen dan pasca panen bersifat stimulan

17 paket Semua Kecamatan 17 17 17 17 17 Dinas Pertanian

9 Pengadaan alat dan mesin pengolahan 17 paket Semua Kecamatan 17 17 17 17 17 Dinas Perindustrian

10 Pilot proyek pertanian terpadu tanaman - ternak 6 paket Suti Semarang, Jagoi Babang, Siding, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas

1 1 1 1 2 Dinas: Pertanian Peternakan, Perikanan, Perindustrian, Perdagangan, Pariwisata

Page 208: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 196

Tabel 6.3. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Jagung

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Penyediaan sarana dan prasarana irigasi (pompa air dan embung) untuk peningkatan IP 100 – IP 200

4 paket Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Sungai Betung

Studi dan Usulan

1 1 1 1 Bappeda Dinas Pertanian Dinas PU

2 Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan (melalui demfarm)

4 paket Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Sungai Betung

1 1 1 1 0 Badan Penyuluhan Dinas Pertanian

3 Pembinaan kelompok penangkar benih

4 klp/tahun Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Sungai Betung

4 4 4 4 4 Dinas Pertanian BPSB

4 Penguatan organisasi kelompok tani/Gapoktan untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR

4 Gapoktan Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Sungai Betung

4 4 4 4 4 Dinas Pertanian Dinas Perdagangan

5 Penumbuhan kios pengecer pupuk bersubsidi

4 kios Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Sungai Betung

1 1 1 1 0 Dinas Perdagangan Dinas Koperasi dan UKM

6 Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi untuk memudahkan pengangkutan sarana dan hasil produksi (Jalan usahatani)

4 paket Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Sungai Betung

Studi dan Usulan

1 1 1 1 Bappeda Dinas Pertanian Dinas PU

7 Pengadaan bantuan alat panen dan pasca panen (mesin pemipil dan pengering) bersifat stimulan

8 paket Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Sungai Betung

2 2 2 2 0 Dinas Pertanian Dinas Perindustrian

8 Pembangunan pabrik pengolahan jagung oleh PBS, PBN atau BUMD

1 paket Tujuh Belas Studi Usulan 1 Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, Swasta

Page 209: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 197

Tabel 6.4. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Aneka Sayuran

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Penyediaan sarana pengairan (embung/bendungan)

3 paket Sanggau Ledo, Ledo, dan Tujuh Belas

Studi Usulan 1 1 1 Dinas Pertanian Dinas PU

2 Pelatihan teknis produksi sayuran yang baik dan sehat (good agricultural practices/GAP dan higienis)

3 kegiatan/ tahun

Sanggau Ledo, Ledo, dan Tujuh Belas

3 3 3 3 3 Dinas Pertanian

3 Pelatihan panen, pasca panen dan sehat (good handling practices/GHP dan higienis)

3 kegiatan/ tahun

Sanggau Ledo, Ledo, dan Tujuh Belas

3 3 3 3 3 Dinas Pertanian Dinas perindustrian

4 Pelatihan keterampilan dan pengembangan usaha pengolahan produk aneka sayuran

4 paket Sanggau Ledo, Ledo, dan Tujuh Belas

Studi 1 1 1 1 Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian

5 Pengembangan kelembagaan klaster usaha aneka sayuran

4 klaster Sanggau Ledo, Ledo, dan Tujuh Belas

1 2 3 4 4 Dinas (pertanian, perindustrian, perdagangan, koperasi dan UKM), Perbankan, swasta, lembaga penelitian

6 Pembagunan sub terminal-sub terminal agribisnis

3 unit Sanggau Ledo, Ledo, dan Tujuh Belas

Studi Usulan 1 1 1 Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Dinas PU

7 Mengikuti pameran produk sayuran di berbagai kesempatan

5 paket 1 1 1 1 1 Badan Promosi Daerah

Page 210: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 198

Tabel 6.5. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Durian

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Identifikasi dan determinasi pohon-pohon durian unggul

5 paket Seluas, Ledo Salamantan,Sei Betung, Capkala

1 1 1 1 1 Dinas Pertanian, BPSB

2 Penangkaran bibit unggul dan sarana produksi lainnya

4 kel Seluas Salamantan, Sei Betung, Capkala

0 1 2 3 4 Dinas Pertanian

3 Pengadaan bibit unggul untuk perluasan tanam baru

17 paket

Semua Kecamatan 3 3 3 4 4 Dinas Pertanian

4 Pelatihan teknis budidaya, panen dan pascapanen tanaman buah

17 Semua kecamatan 3 3 3 4 4 Dinas Pertanian

5 Pelatihan keterampilan dan pengembangan usaha pengolahan buah durian

4 paket Seluas Salamantan, Sei Betung, Capkala

Studi 1 1 1 1 Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian

6. Pengembangan kelembagaan klaster usaha durian

3 klaster

Sanggau Ledo, Monterado, Lembah bawang

1 2 3 3 3 Dinas pertanian, dinas perindustrian, dinas perdagangan, dinas koperasi dan UKM, perbankan

7 Mengikuti pameran aneka produk buah durian di berbagai kesempatan

5 paket 1 1 1 1 1 Promosi Daerah

Page 211: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 199

Tabel 6.6. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Pisang

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Penyediaan bibit unggul dan sarana produksi lainnya untuk perluasan areal/peningkatan populasi pisang

3 paket/ tahun

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kepulauan

3 3 3 3 3 Dinas Pertanian

2 Pembinaan teknis budidaya sesuai GAP pisang

3 keg/ tahun

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kepulauan

3 3 3 3 3 Dinas Pertanian

3 Pelatihan teknis panen dan penanganan pasca panen sesuai GHP pisang

3 keg/ tahun

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kepulauan

3 3 3 3 3 Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan

4 Pelatihan keterampilan pengolahan aneka produk berbahan baku buah pisang

3 keg/ tahun

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kepulauan

3 3 3 3 3 Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian

5 Pengembangan kelembagaan klaster usaha pisang

1 klaster Sungai Raya 1 1 1 1 1 Dinas pertanian, dinas perindustrian, dinas perdagangan, dinas koperasi dan UKM, perbankan

6 Mengikuti pameran aneka produk buah pisang di berbagai kesempatan

5 paket 1 1 1 1 1 Promosi Daerah

Page 212: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 200

Tabel 6.7. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Jeruk

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Penyediaan bibit unggul dan sarana produksi lainnya untuk perluasan areal/peningkatan populasi jeruk

2 paket/ tahun

S Raya, S Raya Kepulauan

2 2 2 2 2 Dinas Pertanian

2 Pembinaan teknis budidaya sesuai GAP jeruk

2 kegiatan/ tahun

S Raya, SRaya Kepulauan

2 2 2 2 2 Dinas Pertanian

3 Pelatihan teknis panen dan penanganan pasca panen sesuai GHP jeruk

2 kegiatan/ tahun

S Raya, S Raya Kepulauan

2 2 2 2 2 Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan

4 Pelatihan keterampilan pengolahan aneka produk berbahan baku buah jeruk

2 kegiatan/ tahun

S Raya, S Raya Kepulauan

2 2 2 2 2 Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian

5 Pengembangan kelembagaan klaster usaha jeruk

1 klaster Sungai Raya 1 1 1 1 1 Dinas pertanian, dinas perindustrian, dinas perdagangan, dinas koperasi dan UKM, Perbankan, swasta, lembaga penelitian

6 Mengikuti pameran aneka produk buah jeruk di berbagai kesempatan

5 paket 1 1 1 1 1 Promosi Daerah

Page 213: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 201

Tabel 6.8. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Nanas

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Penyediaan bibit unggul dan sarana produksi lainnya untuk perluasan areal/peningkatan populasi nanas

2 paket/ tahun

S Raya, S Raya Kepulauan

2 2 2 2 2 Dinas Pertanian

2 Pembinaan teknis budidaya sesuai GAP nanas

2 keg/ tahun

S Raya, SRaya Kepulauan

2 2 2 2 2 Dinas Pertanian

3 Pelatihan teknis panen dan penanganan pasca panen sesuai GHP nanas

2 keg/ tahun

S Raya, S Raya Kepulauan

2 2 2 2 2 Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan

4 Pelatihan keterampilan pengolahan aneka produk berbahan baku buah nanas

2 keg/ tahun

S Raya, S Raya Kepulauan

2 2 2 2 2 Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian

5 Pengembangan kelembagaan klaster usaha nanas

1 klaster S Raya Kepulauan 1 1 1 1 1 Dinas pertanian, dinas perindustrian, dinas perdagangan, dinas koperasi dan UKM, Perbankan, swasta, lembaga penelitian

6 Mengikuti pameran aneka produk buah jeruk di berbagai kesempatan

5 paket 1 1 1 1 1 Promosi Daerah

Page 214: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 202

Tabel 6.9. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Karet

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan Satker

Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Pembinaan organisasi kelompok tani/koperasi sebagai badan usaha ekonomi yang layak memperoleh HGU

17 paket Semua Kecamatan 8 9 0 0 0 Dinas Perkebunan Dinas Pertanian Badan Penyuluhan

2 Pemberian ijin lokasi dan HGU lahan kepada kelompok tani/koperasi untuk kebun karet oleh anggotanya (agar minimal mencapai 2.0 hektare/KK)

12.000 hektar

Semua kecamatan Studi Usulan 4.000 4.000 4.000 Bappeda BPN Dinas Kehutanan

3 Fasilitasi dalam perolehan dana dari program revitalisasi perkebunan untuk peremajaan

1.500 hektare

Samalantan, Monterado, Lembah Bawang

300 300 300 300 300 Dinas Perkebunan BPN Perbankan

4 Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan

17 keg/ tahun

Semua kecamatan 17 17 17 17 17 Dinas Perkebunan Badan Penyuluhan

5 Pembinaan kelompok penangkar bibit 6 klp Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Teriak, Sanggau Ledo

1 2 3 4 6 Dinas Perkebunan BPSB

6 Penguatan organisasi kelompok tani untuk akses pupuk bersubsidi untuk perkebunan rakyat dan KUR

17 paket/ tahun

Semua kecamatan 17 17 17 17 17 Dinas Pertanian Dinas Perdagangan

7 Penumbuhan distributor dan kios pengecer pupuk bersubsidi 17 paket Semua kecamatan 3 3 3 4 4 Dinas Perdagangan

8 Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi (jalan penghubung dan jalan usaha tani)

6 paket Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Teriak, Sanggau Ledo

Studi Usulan 2 2 2 Bappeda Dinas Perkebunan Dinas PU

Page 215: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 203

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan Satker

Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

9 Pembinaan kepada petani tentang teknik budidaya sesuai GAP karet 17 paket Semua kecamatan 3 3 3 4 4 Dinas Perkebunan

10 Pembinaan kepada petani/kelompok tani tentang teknik pengolahan BOKAR yang baik sesui GHP/GMP

17 paket Semua kecamatan 3 3 3 4 4 Dinas Perkebunan Dinas Perindustrian

11 Studi Penyusunan dan Promosi Profil Investasi Komoditas Karet untuk menarik investor

6 paket Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Teriak, Sanggau Ledo

1 1 1 1 2 Bappeda

12 Pembangunan pabrik karet baru/revitalisasi 3 unit Salamatan, Monterado, Lembah Bawang

Studi Studi 1 1 1 Investor (Pemda, Swasta)

Page 216: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 204

Tabel 6.10. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Kelapa Sawit

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan Satker

Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan

7 paket/ tahun

Jagoi Babang, Seluas, Ledo, Lumar, Salamantan, SR Kepulauan, Capkala

7 7 7 7 7 Badan Penyuluhan

2 Pembinaan kelompok penangkar bibit sistem waralaba

3 klp Seluas, Ledo, SR Kepulauan

1 2 3 3 3 Dinas Perkebunan BPSB

3 Penguatan organisasi kelompok tani untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR

11 klp/ tahun

Jagoi Babang, Seluas, Ledo, Lumar, Salamantan, SR Kepulauan, Capkala, S Raya, Monterado, Lembah Bawang, Sanggau Ledo, Tujuh Belas

11 11 11 11 11 Dinas Perkebunan

4 Penumbuhan distributor dan kios pengecer pupuk bersubsidi

7 paket Jagoi Babang, Seluas, Ledo, Lumar, Salamantan, SR Kepulauan, Capkala

1 1 1 2 1 Dinas Perdagangan

5 Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi (jalan penghubung dan jalan usaha tani)

7 paket Jagoi Babang, Seluas, Ledo, Lumar, Salamantan, SR Kepulauan, Capkala

Studi Usulan 2 2 3 Bappeda Dinas Perkebunan Dinas PU

6 Pengadaan dan pengoperasian unit pengolahan produk lanjutan CPO (menjadi minyak gorang) skala UKM

1 unit Seluas 1 1 1 1 1 Dinas Perkebunan Dinas Perindustrian Dinas Perdagangan PPKS

Page 217: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 205

Tabel 6.11. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Lada

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Penguatan kelembagaan dan SDM penyuluh di BPP untuk meningkatkan kapasitas penyuluhan

6 paket

Seluas, Jagoi Babang,Ledo, Suti Semarang, Bengkayan,Sungai Raya

1 1 1 1 2 Badan Penyuluhan

2 Pembinaan kelompok penangkar bibit 6 paket Seluas, Jagoi Babang,Ledo, Suti Semarang, Bengkayan,Sungai Raya

1 1 1 1 2 Badan Penyuluhan BPSB

3 Penguatan organisasi kelompok tani untuk akses pupuk bersubsidi dan dana KUR

6 klp Seluas, Jagoi Babang,Ledo, Suti Semarang, Bengkayan,Sungai Raya

1 1 1 1 2 Badan Penyuluhan Perbankan

4 Fasilitasi kepada petani untuk memperoleh dana pembangunan kebun lada, melalui revitalisasi perkebunan

6 klp Seluas, Jagoi Babang,Ledo, Suti Semarang, Bengkayan,Sungai Raya

1 1 1 1 2 Dinas Perkebunan BPN Perbankan

5 Pembinaan kepada petani tentang teknik budidaya sesuai GAP lada

17 paket Semua kecamatan 3 3 3 4 4 Dinas Perkebunan

6 Pembinaan kepada petani/kelompok tani tentang teknik pengolahan lada yang baik sesui GHP/GMP

17 paket Semua kecamatan 3 3 3 4 4 Dinas Perkebunan Dinas Perindustrian

7 Pengembangan kelembagaan klaster usaha lada 1 klaster Seluas 1 1 1 1 1 Dinas pertanian, dinas perindustrian, dinas perdagangan, dinas koperasi dan UKM, Perbankan, swasta, lembaga penelitian

Page 218: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 206

Tabel 6.12. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Kelapa

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Penguatan kelembagaan BPP untuk meningkatkan intensitas penyuluhan 3 paket/ tahun

S Raya, Capkala, SR Kepulauan

3 3 3 3 3 Badan Penyuluhan

2 Pembinaan kelompok penangkar bibit kelapa unggul 3 paket/ tahun

S Raya, Capkala, SR Kepulauan

3 3 3 3 3 Dinas Perkebunan BPSB

3 Penguatan organisasi kelompok tani untuk akses pupuk bersubsidi dan KUR

3 klp/ tahun S Raya, Capkala, SR Kepulauan

3 3 3 3 3 Dinas Perkebunan Dinas Perdagangan

4 Fasilitasi kepada petani untuk memperoleh dana pembangunan kebun kelapa melalui revitalisasi perkebunan

3 klp

S Raya, Capkala, SR Kepulauan

1 1 1 Dinas Perkebunan BPN Perbankan

5 Pembinaan kepada petani tentang teknik budidaya sesuai GAP kelapa 3 paket/ tahun

S Raya, Capkala, SR Kepulauan

3 3 3 3 3 Dinas Perkebunan

6 Pengadaan sarana dan prasarana trasnportasi (jalan penghubung dan jalan usaha tani)

3 paket S Raya, Capkala, SR Kepulauan

Studi Usulan 1 1 1 Bappeda Dinas Perkebunan Dinas PU

7 Pelatihan keterampilan dan pembagunan unit pengolahan aneka produk berbahan baku kelapa

3 klp/ tahun S Raya, Capkala, SR Kepulauan

3 3 3 3 3 Dinas Perkebunan Dinas Perindustrian Dinas Perdagangan

8 Mengikuti pameran produk aneka olahan berbahan baku kelapa 1 paket/ tahun

1 1 1 1 1 Badan Promosi Daerah

Page 219: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 207

6.2. Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Peternakan

Rencana aksi disusun sebagai penjabaran/turunan dari detail program dalam

percepataran Rencana Aksi Daerah di Kabupaten Bengkayang. Upaya pengembangan

peternakan untuk komoditas unggulan adalah sapi, kambing, ayam lokal/domestik, dan

babi untuk masing-masing komponen kegiatan menyebar diseluruh kecamatan baik

yang diposisikan sebagai kawasan pusat percepatan maupun sebagai kawasan

penyangga.

Tingkat kesuksesan percepatan melibatkan berbagai kegitan yang saling sinergis.

Strategi percepatan pertumbuhan untuk komoditas sapi berdasarkan detail kegiatan,

volume, lokasi kegiatan serta satker pelaksana disajikan pada Tabel 6.13.

Upaya percepatan pembangunan peternakan untuk komoditas ternak kambing

berorientasi pada percepatan populasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa faktor

pembatas dalam percepatan populasi untuk komoditas ternak kambing adalah tingginya

pemotongan ternak betina dan jenis ternak kambing kacang memiliki ukuran tubuh kecil

dan kemampuan produktivitas pertambahan bobot dadan harian (PBBH) ternak yang

relative rendah. Detail kegiatan beserta komponen pendukungnya disajikan dalam

Matrik Rencana Aksi Pengembangan kambing pada Tabel 6.14.

Komoditas daging asal ayam merupakan primadona bagi setiap keluarga,

meskipun dominasi daging berasal dari ayam pedaging/ras tetapi belakangan ini

tuntutan dading dan telur asal ayam lokal semakin meningkat. Percepatan

pembangunan peternakan untuk komoditas ayam lokal perlu untuk segera di tingkatkan

dan dipacu. Diantara kendala mendasar dalam percepatan populasi ayam lokal adalah

ketiadaan sumber bibit ayam lokal yang berstandar unggul dan tingginya penyakit dalam

budidaya ayam. Detail kegiatan beserta komponen pendukungnya disajikan dalam

Matrik Rencana Aksi Pengembangan Ayam lokal/domestik pada Tabel 6.15.

Secara turun temurun, masyarakat Bengkayang sudah familiar dan terbiasa dalam

pemeliharaan komoditas ternak Babi. Lazimnya pemeliharaan babi masih tradisional

dengan cara diumbar dan memanfaatkan sumber pakan by product sebagi sumber

pakan untuk babi peliharaan. Upaya percepatan populasi babi dicabarkan dalam matrik

rencana aksi pengembangan babi yang disajikan pada Tabel 6.16.

Page 220: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 208

Tabel 6.13. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Sapi

No Jenis Kegiatan* Vol Kecamatan Jadwal Pelaksanaan Satker

Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Program Perbaikan dan pembangunan lahan khusus untuk HPT (total Ha)

100 Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

30 30 40 Dinas Peternakan

2 Pelatihan dan pendampingan Peningkatan produktivitas lahan untuk HMT (managenen pemupukan, pengolahan dan pemanenan) (kegiatan)

100 Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

25 25 25 25 25 Dinas Peternakan

3 Pilot proyek Peningkatan keterintegrasian (ternak-sawah; ternak-kebun; ternak-hutan)

6 Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

3 3 Dinas Peternakan Dinas Pertanian Dinas Perikanan

4 Pelatihan formulasi ransum dan pengolahan pakan asal by product

20 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

4 4 4 4 4 Dinas Peternakan

5 Pembanguan kios bahan pakan untuk konsentrat/penguat

5 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

2 3 Dinas Peternakan Dinas Perdagangan

6 Pelatihan pembuatan dan pemanfaatan pakan hasil simpanan (hay, silase)

20 Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

7 7 6 Dinas Peternakan

Page 221: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 209

No Jenis Kegiatan* Vol Kecamatan Jadwal Pelaksanaan Satker

Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

7 Pilot proyek Pembanguan pabrik mini untuk pakan

10 Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas, Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

3 3 4 Dinas Peternakan Dinas Perindustrian

8 Program pengawasan/ penahanan betina produktif

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

9 Program peningkatan kebuntingan ternak melalui kawin alam dan IB

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

10 Pilot proyek pembibitan sapi lokal dan persilangan berbasis rakyat

3 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

2 1 Dinas Peternakan

11 Pilot proyek penggemukan sapi lokal dan persilangan berbasis rakyat

3 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

1 1 1 Dinas Peternakan

12 Program pengobatan dan penyerentakan vaksinasi ternak (kegiatan)

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

13 Program pengadaan pejantan sapi unggul (ekor) 100 Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

50 50 Dinas Peternakan

Page 222: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 210

No Jenis Kegiatan* Vol Kecamatan Jadwal Pelaksanaan Satker

Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

14 Program peningkatan strow untuk perkawinan IB

Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

15 Pembangunan pusat pelatihan peternak 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

√ Dinas Peternakan Dinas Tenaga Kerja

16 Program Pembangunan pusat informasi 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

17 Pelatihan dan pendampingan pengolahan produk ternak yang ASUH

Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

18 Pelatihan dan pendampingan teknologi pengolahan limbah

Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

19 Pilot proyek Pembangunan pasar untuk ternak 3 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

1 2 Dinas Peternakan Pemda

20 Program penguatan dan pendampingan kelompok ternak

Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

Page 223: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 211

No Jenis Kegiatan* Vol Kecamatan Jadwal Pelaksanaan Satker

Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

21 Penggiatan program kontes ternak (keg/th) 1 Bengkayang 1 1 1 1 1 Dinas Peternakan

22 Program pinjaman lunak bagi pelaku ternak Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan Perbankan Dnas Koperasi

Page 224: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 212

Tabel 6.14. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Kambing

No Jenis Kegiatan* Vol Kecamatan Jadwal Pelaksanaan Satker

Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Program pengamanan kambing betina produktif Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

2 Program Perbaikan dan pembangunan lahan khusus untuk HPT leguminosa (total Ha)

30 Tujuh belas, Sanggau Ledo, Ledo, Seluas Jagoi Babang Monterado, Samalantan, sungai raya kep, sungai raya

10 10 10 Dinas Peternakan

3 Pelatihan dan pendampingan Peningkatan produktivitas lahan HPT leguminosa (managenen pemupukan, pengolahan dan pemanenan) (kegiatan)

100 Tujuh belas, Sanggau Ledo, Ledo, Seluas Jagoi Babang Monterado, Samalantan, sungai raya kep, sungai raya

20 20 20 20 20 Dinas Peternakan

4 Pilot proyek Peningkatan keterintegrasian (ternak-sawah; ternak-kebun; ternak-hutan)

6 Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

3 3 Dinas Peternakan Dinas Pertanian Dinas Perikanan

5 Pelatihan formulasi ransum dan pengolahan pakan kambing asal by product

20 Tujuh belas, Sanggau Ledo, Ledo, Seluas Jagoi Babang Monterado, Samalantan, sungai raya kep, sungai raya

4 4 4 4 4 Dinas Peternakan

6 Pembanguan kios bahan pakan untuk konsentrat/penguat

5 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

2 3 Dinas Peternakan Dinas Perdagangan

7 Pelatihan pembuatan dan pemanfaatan pakan hasil simpanan (hay, silase)

20 Tujuh belas, Sanggau Ledo, Ledo, Seluas Jagoi Babang Monterado, Samalantan, sungai raya kep, sungai raya

6 7 7 Dinas Peternakan

Page 225: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 213

No Jenis Kegiatan* Vol Kecamatan Jadwal Pelaksanaan Satker

Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

8 Pilot proyek Pembanguan pabrik mini untuk pakan

10 Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

3 3 4 Dinas Peternakan Dinas Perindustrian

9 Program pengawasan/ penahanan betina produktif

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

10 Program peningkatan kebuntingan ternak kambing

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

11 Pilot proyek pembibitan kambing lokal dan persilangan berbasis rakyat

3 1.Tujuh Belas 2. Monterado

1 2 Dinas Peternakan

12 Pilot proyek penggemukan kambing lokal dan persilangan berbasis rakyat

3 1.Tujuh Belas 2. Monterado

1 1 1 Dinas Peternakan

13 Program pengobatan dan penyerentakan vaksinasi ternak (kegiatan)

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

14 Program pengadaan pejantan kammbing unggul (ekor)

25 Tujuh belas, Sanggau Ledo, Ledo, Seluas Jagoi Babang Monterado, Samalantan, sungai raya kep, sungai raya

12 13 Dinas Peternakan

15 Pembangunan pusat pelatihan peternak 3 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

3 Dinas Peternakan Dinas Tenaga Kerja

Page 226: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 214

No Jenis Kegiatan* Vol Kecamatan Jadwal Pelaksanaan Satker

Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

16 Program Pembangunan pusat informasi 3 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

1 1 1 Dinas Peternakan

17 Pelatihan dan pendampingan pengolahan produk ternak yang ASUH

25 Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

5 5 5 5 5 Dinas Peternakan

18 Pelatihan dan pendampingan teknologi pengolahan limbah

25 Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

5 5 5 5 5 Dinas Peternakan

19 Pilot proyek Pembangunan pasar untuk ternak 3 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

1 2 Dinas Peternakan Pemda

20 Program penguatan dan pendampingan kelompok ternak

100 Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

20 20 20 20 20 Dinas Peternakan

21 Penggiatan program kontes ternak (keg/th) 1 Bengkayang 1 1 1 1 1

22 Program pinjaman lunak bagi pelaku ternak Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan Perbankan Koperasi

Page 227: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 215

Tabel 6.15. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Ayam Lokal/Domestik

No Jenis Kegiatan* Vol Kecamatan Jadwal Pelaksanaan Satker

Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Pilot proyek pengembangan pusat pembibitab ayam lokal unggul (ALU)

3 Seluas, Monterado, Bengkayang 1 1 1 Dinas Peternakan

2 Program percepatan pembibitan ayam lokal skala masyarakat

10 Bengkayang, Seluas, Saggau, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Siding, Jagoi Babang Monterado, Samalantan, Sungai Betung, Bengkayang

2 2 2 2 2 Dinas Peternakan

3 Program penyuluhan dan pendampingan pengembangan ayam lokal yang intensif

50 Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

10 10 10 10 10 Dinas Peternakan

4 Program vaksinasi dan pencegahan penyakit endemic ayam lokal

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

5 Pilot proyek pasar ternak 3 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

1 1 1 Dinas Peternakan Pemda

6 Pilot proyek pembangunan pabrik pakan mini

10 Bengkayang Sanggau Ledo, tujuh belas, Ledo, Seluas Sungai Betung Lumar, Teriak Monterado, salamantan, capkala, sungai raya kep sungai raya

2 2 2 2 2 Dinas Peternakan Dinas Perindustrian

7 Pelatihan formulasi ransum ayam lokal

100 Seluas, Saggau, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Siding, Jagoi Babang Monterado, Samalantan, Sungai Betung, Bengkayang

20 20 20 20 20 Dinas Peternakan

8 Pelatihan pembuatan pakan ayam lokal berkualitas

100 Seluas, Saggau, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Siding, Jagoi Babang Monterado, Samalantan, Sungai Betung, Bengkayang

20 20 20 20 20 Dinas Peternakan

Page 228: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 216

No Jenis Kegiatan* Vol Kecamatan Jadwal Pelaksanaan Satker

Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

9 Program padat karya pengolahan produk asal ayam lokal

20 Seluas, Saggau, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Siding, Jagoi Babang Monterado, Samalantan, Sungai Betung, Bengkayang

4 4 4 4 4 Dinas Peternakan

10 Program peningkatan kelembagaan dan koperasi ayam lokal

100 Seluas, Saggau, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Siding, Jagoi Babang Monterado, Samalantan, Sungai Betung, Bengkayang

20 20 20 20 20 Dinas Peternakan Dinas Koperasi

11 Program penyediaan bahan pakan dan pakan ransum utuk ayam lokal

Seluas, Monterado √ √ √ Dinas Peternakan

12 Pelatihan dan pendampingan teknologi pengolahan limbah

100 Seluas, Saggau, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Siding, Jagoi Babang Monterado, Samalantan, Sungai Betung, Bengkayang

20 20 20 20 20 Dinas Peternakan

13 Program pinjaman lunak bagi pelaku ternak

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan Perbankan Dinas Koperasi UKM

Page 229: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 217

Tabel 6.16. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Babi

No Jenis Kegiatan* Vol Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

1 Program percepatan pembibitan babi skala masyarakat

3 Tujuh belas, Seluas, Siding, Suti semarang Mnterado, Samalantan, Lembah Bawang, Bengkayang

1 1 1 Dinas Peternakan

2 Program vaksinasi dan layanan kesehatan untuk babi

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan

3 Pilot proyek rumah potong babi

3 Bengkayang, Monterado, Suti Semarang 1 1 1 Dinas Peternakan

4 Pilot proyek pasar ternak 3 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

1 2 Dinas Peternakan Pemda

5 Pilot proyek untuk pembuatan pakan mini skala kelompok

10 Tujuh belas, Seluas, Siding, Suti semarang Mnterado, Samalantan, Lembah Bawang, Bengkayang

2 2 3 3 Dinas Peternakan Dinas Perindustrian

6 Program pelatihan pengolahan produk asal babi

50 Tujuh belas, Seluas, Siding, Suti semarang Mnterado, Samalantan, Lembah Bawang, Bengkayang

10 10 10 10 10 Dinas Peternakan Dinas Perindustrian

7 Program penguatan kelembagaan dan koperasi

100 Tujuh belas, Seluas, Siding, Suti semarang Mnterado, Samalantan, Lembah Bawang, Bengkayang

20 20 20 20 20 Dinas Peternakan Dinas Koperasi

8 Pembangunan pusat pelatihan peternak

3 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

1 2 Dinas Peternakan Dinas tenaga kerja

Page 230: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 218

No Jenis Kegiatan* Vol Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

9 Program Pembangunan pusat informasi

3 1.Sanggau Ledo 2. Bengkayang 3.Monterado

1 1 1 Dinas Peternakan

10 Pilot proyek pembangunan cek point ternak

17 Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

3 3 3 4 4 Dinas Peternakan

11 Program pinjaman lunak bagi pelaku ternak

Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kep, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Bengkayang, Teriak, Sungai Betung, Ledo, Suti Semarang, Lumar, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, Siding

√ √ √ √ √ Dinas Peternakan Perbankan

Dinas Koperasi UKM

Page 231: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 219

6.3. Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Perikanan

Percepatan pembangunan perikanan melalui pengembangan prikanan tangkap

dan perikanan budidaya. Perikanan tangkap memerlukan pelabuhan perikanan,

pembangunan pabrik es, dan peningkatan kapasitas SDM nelayan. Potensi sumber daya

perairan dapat ditingkatkan pemanfaatannya untuk produksi ikan air tawar dengan

sistem karamba dan kolam.

Perikanan budidaya harus dilahukan lebih intensif dalam mendukung peningkatan

produksi. Untuk itu diperlukan pengembangan sarana produksi seperti benih dan

pakan. Kegiatan pembenihan di UPR, BBI, dan BBIS perlu dikembangkan sebagai sumber

benih. Pembangunan pabrik pakan mini dan kerjasama dengan pemasok pakan perlu

dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan pakan.

Selain sarana produksi, pengembangan SDM dan kelembagaan kelompok,

pengolahan produk perikanan, agribisnis dan pasar perikanan, tata ruang untuk

perikanan, infrasturktur wilayah, koordinasi pusat dan daerah, serta konservasi

sumberdaya perairan, pesisir dan ikan akan menentukan laju percepatan pembangunan

di sektor ini. Pelatihan, percontohan dan pendampingan perlu dilakukan untuk

pengembangan SDM. Untuk tujuan pelatihan perlu ada Balai Latihan Kerja. Pengolahan

produk dan pengemasan, standarisasi kualitas dan pengadaan sarana seperti cool box

dan pabrik es mini perlu dibangun di sentra-sentra produksi perikanan.

Tata ruang juga harus mengakomodir kepentingan pengembangan perikanan yang

didukung oleh infrastruktur wilayah yang memadai. Infrastruktur utama yang penting

bagi perikanan adalah irigasi, penyediaan air bersih ke pabrik pengolahan, listrik, dan

transportasi.

Pengembangan perikanan nasional di daerah, termasuk di Kabupaten Bengkayang

dan promosi perlu terus dilakukan. Konservasi sumberdaya perairan pesisir dan ikan

dapat dilakukan dalam bentuk reboisasi daerah aliran sungai (DAS), pemasangan tanggul

pencegah abrasi pantai, dan domestikasi ikan. Berbagai kegiatan yang perlu dilakukan

dalam kurun waktu lima tahun mendatang (2016-2020) untuk mempercepat

pembagunan di sektor perikanan adalah seperti tertera pada Tabel 6.17.

Page 232: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 220

Tabel 6.17. Matrik Rencana Aksi Pengembangan Perikanan

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

A Perikanan Tangkap

1 Pengembangan pelabuhan perikanan 2 unit 1 1 DKP

2 Pembangunan pelabuhan

3 Pengembangan pabrik es 5 unit 1 1 1 1 1 Dinas Perikanan Dinas Perindustrian

4 Pengembangan SDM nelayan 1.000 orang 200 200 200 200 200 Dinas Perikanan

5 Pengembangam sarana dan prasarana kapal api 60 unit 12 12 12 12 12 Dinas Perikanan

B Perikanan Budidaya

1 Pengembangan Karamba 1.500 unit 300 300 300 300 300 Dinas Perikanan

2 Pengembangan kolam 150 hektare 30 30 30 30 30 Dinas Perikanan RTP Swasta

3 Peningkatan produksi ikan air tawar 10 ribu ton 2 2 2 2 2 Dinas Perikanan RTP Swasta

4 Rehabilitasi dan revitalisasi prasarana produksi kolam dan saluran irigasi 35 hektare 7 7 7 7 7 Dinas Perikanan RTP Swasta

5 Penerapan CBIB pada budidaya kolam, tambak dan karamba 5 paket 1 1 1 1 1 Dinas Perikanan

6 Peningkatan produksi benih ikan 50 juta ekor 10 10 10 10 10 Dinas Perikanan Pembenih ikan

7 Pengembangan hatchery di UPR 14 unit 3 3 3 3 2 Dinas Perikanan

Page 233: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 221

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

8 Pengembangan hatchery di BBI 3 unit 1 1 1 Dinas Perikanan

9 Pengembangan pabrik pakan mini 40 unit 8 8 8 8 8 Dinas Perikanan Dinas Perindustrian Swasta

10 Pengembangan suplier pakan 15 unit 3 3 3 3 3 Dinas Perikanan

11 Peningkatan ketersediaan pakan 7,5 ton 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 Dinas Perikanan RTP Swasta

12 Pengembangan jumlah pembudidaya 500 RTP 100 100 100 100 100 Dinas Perikanan Dinas Koperasi UKM

13 Pengembangan kelompok 20 klp 4 4 4 4 4 Badan Penyuluhan

14 Pengembangan kapasitas SDM dan kelembagaan melalui pelatihan, percontohan dan pendampingan

25 5 5 5 5 5 Badan Penyuluhan Disnaker Dinas Perikanan

15 Pengembangan balai latihan kerja 5 1 1 1 1 1 Disnaker

16 Pengembangan pengolahan produk perikanan dan pengemasan 500 100 100 100 100 100 Dinas Perikanan Dinas Perindustrian

17 Pengembangan kualitas, standarisasi dan serifikasi produk pengolahan perikanan 3 1 1 1 Dinas Perindustrian Dinas Perdagangan

18 Pengembangan coldstorage 5 1 1 1 1 1 Dinas Perindustrian

19 Peningkatan konsumsi ikan 827 827 827 827 827 827 Dinas Kesehatan

Page 234: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 222

No Jenis Kegiatan* Volume Kecamatan Jadwal Pelaksanaan

Satker Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020

ton/tahun Dinas Perikanan

20 Pembangunan pasar ikan higienis 5 unit 1 1 1 1 1 Dinas Perdagangan Dinas Kesehatan

21 Pengadaan cool box 750 unit 250 250 250 250 250 Dinas Perindustrian Dinas Perikanan

22 Pembangunan pabrik es mini 5 ton 1 1 1 1 1 Dinas Perindustrian Dinas Perikanan

23 Pengembangan tataruang melalui peninjauan tataruang yang lebih berpihak kepada perikanan

1 paket 1 Bappeda Dinas Perikanan

24 Penyederhanaan prosedur perizinan dan penyusunan investation guide

1 paket 1 Dinas hukum

25 Pengembangan prasarana perhubungan ke kawasan pengembangan setra produksi perikanan dan pengolahan perikanan

6 paket 1 1 1 1 2 Dinas PU perhubungan Dinas Perikanan

26 Pengembangan prasarana dan sarana air bersih dan listrik ke kawasan sentra pengolahan perikanan

6 paket 1 1 1 1 2 Dinas PU PLN

27 Pengembangan program nasional di daerah 5 paket 1 1 1 1 1 Dinas Perikanan DKP

28 Promosi daerah melalui agenda pemerintah pusat 5 paket 1 1 1 1 1 Badan Promosi Daerah

29 Reboisasi DAS 5 paket 1 1 1 1 1 BP DAS

30 Pemasangan tanggul pencegah abrasi pantai 15 km 3 3 3 3 3 Dinas PU

31 Domestikasi ikan 3 spesies 1 1 1 Dinas Perikanan Balai Riset Ikan

Page 235: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id bengkayang.pdf · Posisi sentral subsistem pengolahan hasil dalam sistem agribisnis..... 35 Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Pertanian Kabupaten Bengkayang

Laporan Akhir 223

DAFTAR PUSTAKA

Downey, W.D. and Steven P. Erickson. 1987. Agribusiness Management. McGraw- Hill

Book Company.

Krisnamurthi, B. 2001. Agribisnis, Yayasan Pengembangan Sinar Tani.

Kusnadi, N, Ratna W, Dwi R dan Tintin S. 2013. Dasar-Dasar Agribisnis. Universitas

Terbuka.