Kata pengantar 1
-
Upload
retakusnawira -
Category
Documents
-
view
103 -
download
0
Transcript of Kata pengantar 1
B AB II
P E M B A H A S A N
A. PENGERTIAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Teknologi.
Teknologi berasal dari kata “textere” (bahasa Latin) yang artinya “to weave or
construct”, menenun atau membangun. Dalam bahasa Yunani teknologi berasal
dari kata “Technologia” yang menurut Webster Dictionary berarti systematetic
treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis. Arti lain dari Teknologi
diambil dari kata Techne sebagai dasar yaitu art, skill dan science yang berarti
keahlian, keterampilan, dan ilmu.
2. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata ”instruction” yang dalam
bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere” yang berarti menyampaikan
pikiran, dengan demikian arti instruksional (pembelajaran) adalah menyampaikan
pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran.
Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan.
Berikut merupakan pengertian pembelajaran menurut ahli pendidikan,
peraturan perundang-undangan :
a. Pembelajaran adalah suatu proses untuk memanusiakan manusia sehingga
membuat manusia mempunyai kehidupan berbudaya. (Pidarta, 2 : 1997)
b. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pembelajaran Nasional,
Pembelajaran adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
c. Pendidikan menurut Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, berasal dari kata
"didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi
"mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan
memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran.
d. Pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke
generasi yang lain. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih
cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-
lain.(Lasula & Tirtarahardja, 33: 2005)
3. Pengertian teknologi pembelajaran
Teknologi pembelajaran merupakan usaha sistematis dalam merancang,
melaksanakan, dan mengavaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan
pembelajaran khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan
komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan
nonmanusia agar belajar dapat berlangsung efektif.
Menurut definisi commission Intruction Tehnology (CIT) 1970, teknologi
pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi
komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru,
buku teks, dan papan tulis….bagian yang membentuk teknologi pembelajaran
adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak
lainnya.
Dalam mencantumkan istilah tujuan pembelajaran khusus, tampaknya
rumusan tersebut berusaha mengakomodasi pengaruh pemikiran B. F. Skinner
(salah seorang tokoh Psikologi Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran.
Begitu juga, rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian tentang metode
dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus.
Menurut definisi 1994 teknologi pembelajaran ialah:
a. Teori dan prakek
b. Desain, pengembangan, pemakaian, manajemen dann evaluasi,
c. Proses dan sumber, dan
d. Untuk belajar
Makna definisi itu berasal dari setiap komponen. Komponen-komponen itu
menjelaskan apa yang dilakukan dan dikaji secara professional dalam bidang ini.
1. Teori dan praktek
Sebuah profesi haruslah memiliki dasar pengetahuan yang mendukung
praktek profesi itu. Setiap domain dalam teknologi pembelajaran mencakup
khasanah pengetahuan yang didasarkan pada penelitian dan pengalaman.
Hubungan antara teori dan praktek dikandung oleh bidang studi yang matang.
Teori tersusun atas konsep, konstruk, prinsip, proposisi yang memberikan
kontribusi pada khasanah pengetahuan. Praktek ialah penerapan pengetahuan
untuk memecahkan masalah. Praktek juga bisa memberikan kontribusi pada dasar
pengetahuan melalui informasi yang diperoleh dari pengalaman
2. Desain, pengembangan, pemakaian, manajemen, dan evaluasi
Istilah-istilah ini mengacu pada wilayah dasar pengetahuan dan mengacu
pada fungsi yang dilakukan oleh profesional dalam bidang studi itu. Kelima
istilah itu merupakan domain dasar teknologi pembelajaran. Kelima fungsi itu
cukup unik dan dapat pula berkembang menjadi wilayah studi yang terpisah,
karena kelima domain tersebut mengacu pada fungsi yang dilakukan oleh para
professional dalam semua bidang kajian. Domain desain memberikan kontribusi
teoritis dalam teknologi pembelajaran pada bidang studi pendidikan secara lebih
luas. Domain pengembangan merupakan domain yang cukup matang yang
memberikan kontribusinya pada praktek. Domain pemakaian kurang berkembang
baik secara teoritis maupun praktis. Meskipun banyak upaya dilakukan dalam
wilayah pemakaian dalam media, domain ini dapat dikatakan kurang di
perhatikan. Domain pengelolaan selalu menjadi bagian bidang studi ini karena
mengandung sumber-sumber pendukung setiap fungsi yang perlu diorganisasikan
dan dikelola. Domain evaluasi masih mengandalkan penelitian dari bidang studi
lain. Sumbangan utama bidang kajian ini ialah evaluasi formatif.
3. Proses dan sumber
Proses ialah serangkaian pelaksanaan atau kegiatan yang diarahka sebagai
hasil tertentu. Proses mengaplikasikan adanya urutan yang melibatkan input,
tindakan, dan output. Contoh proses adalah system delivery dengan
telekonferensi dan belajar mandiri. Proses biasanya bersifat procedural.
Sumber adalah sumber pendukung untuk belajar termasuk system pendukung
dan materi dan lingkungan pembelajaran. Bidang studi itu tumbuh dari
kepentingan pemakaian materi pembelajaran dan proses komunikasi, tetapi
sumber-sumber itu bukan saja peralatan dan materi yang digunakan dalam proses
belajar dan mengajar, tetapi juga orang, pendanaan, dan fasilitas. Sumber dapat
mencakup apa yang tersedia untuk membantu individu belajar.
4. Untuk belajar
Tujuan teknologi pembelajaran ialah untuk mempengaruhi dan memberikan
dampak belajar. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa teknologi menekankan
terhadap pencapaian hasil belajar. Jadi belajar adalah untuk mencapai tujuan,
sedangkan bahan pembelajaran merupakan sarana untuk belajar. Belajar
dibuktikan dengan adanya perubahan dalam pengetahuan, keterampilan atau
sikap.
Ada beberapa pengertian mengenai teknologi pembelajaran yaitu anata lain :
a. Merupakan pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan
alat Bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar siswa.
b. Menurut Webster Dictionary mengatakan bahwa teknologi pendidikan yaitu
sebagai pegangan atau pelaksanaan pendidikan secara sistematis, menurut
system tertentu yang akan dijelaskan kemudian.
c. Teknologi pendidikan ialah gabungan manusia, peralatan, teknik dan peristiwa
yang bertujuan untuk memberi kesan baik kepada pendidikan" (Crowell
(1971):Encyclopedia of education)
d. Teknologi Pendidikan/pembelajaran menurut Council for educational
Technology for the United Kingdiom (CET) : pengembangan, penerapan, dan
penilaian sistem-sistem, teknik-teknik dan alat bantu untuk memperbaiki
proses belajar manusia.
1) Definisi Association for Educational Communications Technology
(AECT) 1963
“ Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek
pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan
menggunakan pesan guna mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan :
(a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar;
(b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam
lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan,
manajemen dan pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem
pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan medium
komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pembelajar
secara maksimal.”
Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual, definisi di
atas telah menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi
Pembelajaran berikutnya serta dapat mendorong terjadinya peningkatan
pembelajaran.
Menurut Januszewski dan Persichitte, pada definisi ini terdapat tiga
peralihan konseptual utama yang memberikan kontribusi pada formulasi
pelbagai pengertian TP sebagai suatu teori: 1) Penggunaan konsep “proses”
daripada konsep “produk”; 2) penggunaan istilah “pesan” dan “instrumentasi
media” daripada “bahan” dan “mesin”; dan 3) pengenalan pada bagian-bagian
teori belajar dan teori komunikasi. Memahami tiga gagasan tersebut dan
dampaknya antara satu dengan lainnya merupakan kunci penting untuk
memahami gagasan TP tahun 1963.
2) Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970
“Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan
sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat
digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan
papan tulis bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi,
film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya.”
“Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar
untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses
belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber
manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.”
Dengan mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan
tersebut berusaha mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah
seorang tokoh Psikologi Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran. Begitu
juga, rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian tentang metode dan
teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan khusus.
3) Definisi Silber 1970
“Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain,
produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem
pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta
pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik,
dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar”.
Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan
istilah pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan
pengembangan lebih diartikan pada pengembangan potensi manusia. Dalam
definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan memuat dua pengertian,
disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga diartikan
pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang
mencakup : perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi untuk
pembelajaran.
Definisi ini berbeda dengan definisi sebelumnya dalam tiga hal:
pertama, pandangan tentang pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang
dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan pada pengembangan potensi
manusia sedangkan pada definisi Silber, istilah pengembangan bersifat
terbuka memuat perancangan, produksi, pemanfaatan dan evaluasi teknologi
untuk pembelajaran; Kedua, definisi 1970, demikian pula definisi 1963,
beranggapan bahwa TP bersifat man-machine system dan itu berkaitan dengan
bahan. Sedangkan definisi ini tidak hanya demikian tetapi juga merubah skup
TP dengan menambah komponen bidang ini seperti teknik dan latar. Dan
terakhir, gagasan tentang TP sebagai upaya problem solving merupakan
sumbangsi original Silber, dan itu merupakan inti dari definisi tersebut. Ide ini
kemudian banyak diadopsi oleh definisi selanjutnya.
4) Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
“Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara
bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai”
Definisi sebelumnya meliputi istilah, “mesin”, instrumen” atau
“media”, sedangkan dalam definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak
menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih
berorientasi pada proses.
5) Definisi AECT 1972
Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada
(1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut :
“Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan
memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam:
identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai
macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses
tersebut”.
Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-
visual sebagai suatu bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan
bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu profesi.
6) Definisi AECT 1977
“Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi
meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis
masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan
masalah dalam segala aspek belajar pada manusia.
Definisi tahun 1977, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu
teori, bidang dan profesi. Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak
menekankan teknologi pendidikan sebagai suatu teori.
7) Definisi AECT 1994
“ Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan
sumber untuk belajar.”
Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini
sesungguhnya mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin
memperkokoh teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang
tentunya perlu didukung oleh landasan teori dan praktek yang kokoh. Definisi
ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan
dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha
menekankan pentingnya proses dan produk.
8) Definisi AECT (2004)
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi-informasi, TP
sebagai bidang ilmu juga semakin berkembang. Demikian pula dengan
definisinya juga mengalami perbaikan. Hal itu juga tidak dapat dilepaskan dari
evaluasi dan kritik terhadap definisi 1994.
Kritik utama yang ditujukan pada definisi 1994 adalah bahwa TP
tampak terlalu berpendakatan sistem dalam mengembangkan pembelajaran
dan itu terlalu membatasi mainstrem guru, administrator sekolah, peneliti dan
juga para sarjana TP. Karenanya, definisi 1994 direvisi dengan definisi 2004
sebagaimana dirumuskan berikut ini:
“Studi dan praktik yang berlandaskan etika dalam menfasilitasi belajar
dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan
pelbagai proses dan sumber teknologi yang tepat”.
Pada definisi yang terbaru ini, gagasan tentang etika mulai
dimasukkan. Sebagaimana kritik terhadap definisi 1994, mainstrem ilmuan,
teknolog, dan praktisi TP begitu dibatasi dalam pendekatan sistem yang
memang demikianlah salah satu karakteristik teknologi, sehingga
menyebabkan TP demikian tidak luwes dan kehilangan sisi kemanusiaan
dalam pelbagai domainnya. Karenanya, diharapkan landasan etika yang
menjadi sumbangsih utama definisi terbaru ini bisa menanggulangi,
meminjam istilah Prof. Dimayati, “keterbudakan teknologi” dalam
pembelajaran.
Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas,
tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses
“metamorfosa” menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai
alat ke sistem yang lebih luas, dari hanya berorientasi pada praktek menuju ke
teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan produk, dan akhirnya melalui
perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah
bidang dan profesi.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan
komunikasi maka tidak mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan
semakin terus berkembang dan memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan
profesi yang dapat lebih jauh memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas
dan efisiensi pembelajaran.
B. RUANG LINGKUP KAJIAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Teknologi Pembelajaran dalam keseluruhan kegiatannya bertujuan untuk:
1. Meningkatkan fungsi dan peran komponen-komponen sistem instruksional
seperti guru, pesan, bahan, peralatan, teknik, lingkungan dan sebagainya
untuk memecahkan masalah-masalah kependidikan;
2. meningkatkan fungsi pengembangan instruksional seperti riset teori,
desain, produksi, logistik dan sebagainya untuk menganalisis masalah,
merancang, melaksanakan dan menilai upaya pemecahan masalah-masalah
kependidikan;
3. meningkatkan fungsi manejemen instruksional, baik manajemen personil
maupun manajemen organisasinya untuk mengkoordinasikan salah satu
atau beberapa fungsi yang telah disebutkan di atas.
Jika dikaji lebih mendalam mengenai ciri-ciri dan tujuan teknologi
pembelajaran di atas, jelaslah bahwa kehadiran teknologi pembelajaran
dalam dunia pendidikan adalah karena adanya dorongan-dorongan
tertentu.
Adapun hal-hal yang mendorong dikembangkannya teknologi pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Adanya siswa atau peserta didik yang memerlukan bantuan dalam belajar
sesuai dengan kemampuannya, kebutuhannya, kondisinya dan tujuannya
2. sumber-sumber tradisonal sudah tidak mencukupi lagi kebutuhan
pendidikan, oleh karena itu, perlu dikembangkan dan dimanfaatkannya
sumber-sumber belajar baru
3. Adanya komponen-komponen sistem instruksional berupa pesan, orang,
bahan, peralatan, teknik dan lingkungan yang perlu didayagunakan agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektitif dan efisien
4. Adanya kegiatan sebagai suatu sistem dalam mengembangkan sumber-
sumber belajar sebagai komponen sistem instruksional yang bertolak dari
suatu teori tertentu dan hasil penelitian, kemudian dirancang, diproduksi,
disajikan, digunakan, dinilai untuk disempurnakan, kemudian disebarkan
5. Adanya kegiatan belajar yang memanfaatkan sumber belajar sebagai
komponen sistem instruksional, serta lembaga atau instansi yang terlibat
langsung dalam kegiatan tersebut sehingga perlu dikelola dengan baik agar
kegiatan tersebut lebih berdaya guna
Kelima latar belakang tersebut, secara konseptual merupakan gejala bidang
garapan teknologi pembelajaran, sekaligus latar belakang diterapkannya konsep
teknologi pembelajaran.
Berikut ini akan dikemukakan secara singkat gerakan yang mendasari
terwujudnya bidang dan konsep teknologi pembelajaran seperti yang ada
sekarang. Pertama adalah lahirnya konsep alat bantu visual (visual aid) dalam
pembelajaran. Kedua adalah penggunaan alat bantu visual dalam pembelajaran
berkembang dalam audio visual aid. Kemudian yang ketiga adalah dengan
dimasukkannya prinsip-prinsip komunikasi dalam pembelajaran, dengan
demikian maka tekanan tidak lagi diletakkan pada benda atau bahan pelajaran
dalam bentuk audio visual, tetapi dipusatkan kepada keseluruhan proses
komunikasi informasi/pesan (massage) dari sumber (source), yaitu guru, kepada
penerima (receiver), yaitu siswa. Keempat adalah masuknya ilmu pengetahuan
perilaku kepada teknologi pembelajaran. Kelima adalah perkembangan konsep
teknologi pembelajaran dari komunikasi audio visual menuju ke pendekatan
sistem dalam pembelajaran, dan akhirnya lahirlah konsep teknologi pembelajaran
seperti yang ada sekarang
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi pembelajaran pada
pokoknya mempunyai lima jenis kegiatan yaitu:
1. Menganalisis masalah dan merumuskan masalah
2. Merancang pemecahan masalah
3. Mengembangkan pemecahan masalah
4. uji coba, penilaian dan revisi pemecahan masalah, dan
5. Penerapan dan pengendalian pemecahan masalah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. teknologi adalah penerapan ilmu atau pengetahuan yang terorganisir
secara sistematis untuk penyelesaian tugas-tugas secara praktis. Praktik
penggunaan teknologi akan meningkatkan nilai tambah terhadap produk
ilmu pengetahuan Teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai
alat elektronik atau mesin.
2. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
3. Teknologi pendidikan ialah gabungan manusia, peralatan, teknik dan
peristiwa yang bertujuan untuk memberi kesan baik kepada pendidikan"
4. Adapun ruang lingkup kajian teknologi pendidikan ialah
a. Meningkatkan fungsi dan peran komponen-komponen sistem instruksional
b. Adanya kegiatan sebagai suatu sistem dalam mengembangkan sumber-sumber
belajar sebagai komponen sistem instruksional
B. SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penggunanya.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. S. Nasution. MA. Teknologi Pendidikan Penerbit Temmars Bandung
tahun 1982
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Yakarta: Rineka Cipta