Kata pengantar 1

21
B AB II P E M B A H A S A N A. PENGERTIAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN 1. Pengertian Teknologi. Teknologi berasal dari kata “textere” (bahasa Latin) yang artinya “to weave or construct”, menenun atau membangun. Dalam bahasa Yunani teknologi berasal dari kata “Technologia” yang menurut Webster Dictionary berarti systematetic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis. Arti lain dari Teknologi diambil dari kata Techne sebagai dasar yaitu art, skill dan science yang berarti keahlian, keterampilan, dan ilmu. 2. Pengertian pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instructionyang dalam bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere” yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional (pembelajaran) adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan. Berikut merupakan pengertian pembelajaran menurut ahli pendidikan, peraturan perundang-undangan :

Transcript of Kata pengantar 1

Page 1: Kata pengantar 1

B AB II

P E M B A H A S A N

A.    PENGERTIAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

1. Pengertian Teknologi. 

Teknologi berasal dari kata “textere” (bahasa Latin) yang artinya “to weave or

construct”, menenun atau membangun. Dalam bahasa Yunani teknologi berasal

dari kata “Technologia” yang menurut Webster Dictionary berarti systematetic

treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis. Arti lain dari Teknologi

diambil dari kata Techne sebagai dasar yaitu art, skill dan science yang berarti

keahlian, keterampilan, dan ilmu. 

2. Pengertian pembelajaran

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata ”instruction” yang dalam

bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere” yang berarti menyampaikan

pikiran, dengan demikian arti instruksional (pembelajaran) adalah menyampaikan

pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran.

Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan.

Berikut merupakan pengertian pembelajaran menurut ahli pendidikan,

peraturan perundang-undangan :

a. Pembelajaran adalah suatu proses untuk memanusiakan manusia sehingga

membuat manusia mempunyai kehidupan berbudaya. (Pidarta, 2 : 1997)

b. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pembelajaran Nasional,

Pembelajaran adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

c. Pendidikan menurut Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, berasal dari kata

"didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi

"mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan

Page 2: Kata pengantar 1

memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai

akhlak dan kecerdasan pikiran.

d. Pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke

generasi yang lain. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih

cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-

lain.(Lasula & Tirtarahardja, 33: 2005)

3. Pengertian teknologi pembelajaran

Teknologi pembelajaran merupakan usaha sistematis dalam merancang,

melaksanakan, dan mengavaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan

pembelajaran khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan

komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan

nonmanusia agar belajar dapat berlangsung efektif.

Menurut definisi commission Intruction Tehnology (CIT) 1970, teknologi

pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi

komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru,

buku teks, dan papan tulis….bagian yang membentuk teknologi pembelajaran

adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak

lainnya.

Dalam mencantumkan istilah tujuan pembelajaran khusus, tampaknya

rumusan tersebut berusaha mengakomodasi pengaruh pemikiran B. F. Skinner

(salah seorang tokoh Psikologi Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran.

Begitu juga, rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian tentang metode

dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus. 

Menurut definisi 1994 teknologi pembelajaran ialah:

a. Teori dan prakek

b. Desain, pengembangan, pemakaian, manajemen dann evaluasi,

c. Proses dan sumber, dan

d. Untuk belajar

Makna definisi itu berasal dari setiap komponen. Komponen-komponen itu

menjelaskan apa yang dilakukan dan dikaji secara professional dalam bidang ini.

Page 3: Kata pengantar 1

1. Teori dan praktek

Sebuah profesi haruslah memiliki dasar pengetahuan yang mendukung

praktek profesi itu. Setiap domain dalam teknologi pembelajaran mencakup

khasanah pengetahuan yang didasarkan pada penelitian dan pengalaman.

Hubungan antara teori dan praktek dikandung oleh bidang studi yang matang.

Teori tersusun atas konsep, konstruk, prinsip, proposisi yang memberikan

kontribusi pada khasanah pengetahuan. Praktek ialah penerapan pengetahuan

untuk memecahkan masalah. Praktek juga bisa memberikan kontribusi pada dasar

pengetahuan melalui informasi yang diperoleh dari pengalaman

2. Desain, pengembangan, pemakaian, manajemen, dan evaluasi

Istilah-istilah ini mengacu pada wilayah dasar pengetahuan dan mengacu

pada fungsi yang dilakukan oleh profesional dalam bidang studi itu. Kelima

istilah itu merupakan domain dasar teknologi pembelajaran. Kelima fungsi itu

cukup unik dan dapat pula berkembang menjadi wilayah studi yang terpisah,

karena kelima domain tersebut mengacu pada fungsi yang dilakukan oleh para

professional dalam semua bidang kajian. Domain desain memberikan kontribusi

teoritis dalam teknologi pembelajaran pada bidang studi pendidikan secara lebih

luas. Domain pengembangan merupakan domain yang cukup matang yang

memberikan kontribusinya pada praktek. Domain pemakaian kurang berkembang

baik secara teoritis maupun praktis. Meskipun banyak upaya dilakukan dalam

wilayah pemakaian dalam media, domain ini dapat dikatakan kurang di

perhatikan. Domain pengelolaan selalu menjadi bagian bidang studi ini karena

mengandung sumber-sumber pendukung setiap fungsi yang perlu diorganisasikan

dan dikelola. Domain evaluasi masih mengandalkan penelitian dari bidang studi

lain. Sumbangan utama bidang kajian ini ialah evaluasi formatif.

3. Proses dan sumber

Proses ialah serangkaian pelaksanaan atau kegiatan yang diarahka sebagai

hasil tertentu. Proses mengaplikasikan adanya urutan yang melibatkan input,

tindakan, dan output. Contoh proses adalah system delivery dengan

telekonferensi dan belajar mandiri. Proses biasanya bersifat procedural.

Page 4: Kata pengantar 1

Sumber adalah sumber pendukung untuk belajar termasuk system pendukung

dan materi dan lingkungan pembelajaran. Bidang studi itu tumbuh dari

kepentingan pemakaian materi pembelajaran dan proses komunikasi, tetapi

sumber-sumber itu bukan saja peralatan dan materi yang digunakan dalam proses

belajar dan mengajar, tetapi juga orang, pendanaan, dan fasilitas. Sumber dapat

mencakup apa yang tersedia untuk membantu individu belajar.

4. Untuk belajar

Tujuan teknologi pembelajaran ialah untuk mempengaruhi dan memberikan

dampak belajar. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa teknologi menekankan

terhadap pencapaian hasil belajar. Jadi belajar adalah untuk mencapai tujuan,

sedangkan bahan pembelajaran merupakan sarana untuk belajar. Belajar

dibuktikan dengan adanya perubahan dalam pengetahuan, keterampilan atau

sikap.

Ada beberapa pengertian mengenai teknologi pembelajaran yaitu anata lain :

a.  Merupakan pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan

alat Bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar siswa.

b.  Menurut Webster Dictionary mengatakan bahwa teknologi pendidikan yaitu

sebagai pegangan atau pelaksanaan pendidikan secara sistematis, menurut

system tertentu yang akan dijelaskan kemudian.

c.   Teknologi pendidikan ialah gabungan manusia, peralatan, teknik dan peristiwa

yang bertujuan untuk memberi kesan baik kepada pendidikan" (Crowell

(1971):Encyclopedia of education) 

d.  Teknologi Pendidikan/pembelajaran menurut Council for educational

Technology for the United Kingdiom (CET) : pengembangan, penerapan, dan

penilaian sistem-sistem, teknik-teknik dan alat bantu untuk memperbaiki

proses belajar manusia.

1) Definisi Association for Educational Communications Technology

(AECT) 1963

“ Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek

pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan

menggunakan pesan guna mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan :

Page 5: Kata pengantar 1

(a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar;

(b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam

lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan,

manajemen dan pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem

pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan medium

komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pembelajar

secara maksimal.”

Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual, definisi di

atas telah menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi

Pembelajaran berikutnya serta dapat mendorong terjadinya peningkatan

pembelajaran.

Menurut Januszewski dan Persichitte, pada definisi ini terdapat tiga

peralihan konseptual utama yang memberikan kontribusi pada formulasi

pelbagai pengertian TP sebagai suatu teori: 1) Penggunaan konsep “proses”

daripada konsep “produk”; 2) penggunaan istilah “pesan” dan “instrumentasi

media” daripada “bahan” dan “mesin”; dan 3) pengenalan pada bagian-bagian

teori belajar dan teori komunikasi. Memahami tiga gagasan tersebut dan

dampaknya antara satu dengan lainnya merupakan kunci penting untuk

memahami gagasan TP tahun 1963.

2) Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970

“Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan

sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat

digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan

papan tulis bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi,

film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya.”

“Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam

merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar

untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses

belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber

manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.”

Page 6: Kata pengantar 1

Dengan mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan

tersebut berusaha mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah

seorang tokoh Psikologi Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran. Begitu

juga, rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian tentang metode dan

teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan khusus.

3) Definisi Silber 1970

“Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain,

produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem

pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta

pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik,

dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar”.

Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan

istilah pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan

pengembangan lebih diartikan pada pengembangan potensi manusia. Dalam

definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan memuat dua pengertian,

disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga diartikan

pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang

mencakup : perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi untuk

pembelajaran.

Definisi ini berbeda dengan definisi sebelumnya dalam tiga hal:

pertama, pandangan tentang pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang

dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan pada pengembangan potensi

manusia sedangkan pada definisi Silber, istilah pengembangan bersifat

terbuka memuat perancangan, produksi, pemanfaatan dan evaluasi teknologi

untuk pembelajaran; Kedua, definisi 1970, demikian pula definisi 1963,

beranggapan bahwa TP bersifat man-machine system dan itu berkaitan dengan

bahan. Sedangkan definisi ini tidak hanya demikian tetapi juga merubah skup

TP dengan menambah komponen bidang ini seperti teknik dan latar. Dan

terakhir, gagasan tentang TP sebagai upaya problem solving merupakan

sumbangsi original Silber, dan itu merupakan inti dari definisi tersebut. Ide ini

kemudian banyak diadopsi oleh definisi selanjutnya.

Page 7: Kata pengantar 1

4) Definisi MacKenzie dan Eraut 1971

“Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara

bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai”

Definisi sebelumnya meliputi istilah, “mesin”, instrumen” atau

“media”, sedangkan dalam definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak

menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih

berorientasi pada proses.

5) Definisi AECT 1972

Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada

(1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut :

“Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan

memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam:

identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai

macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses

tersebut”.

Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-

visual sebagai suatu bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan

bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu profesi.

6) Definisi AECT 1977

“Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi

meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis

masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan

masalah dalam segala aspek belajar pada manusia.

Definisi tahun 1977, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu

teori, bidang dan profesi. Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak

menekankan teknologi pendidikan sebagai suatu teori.

7) Definisi AECT 1994

“ Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain,

pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan

sumber untuk belajar.”

Page 8: Kata pengantar 1

Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini

sesungguhnya mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin

memperkokoh teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang

tentunya perlu didukung oleh landasan teori dan praktek yang kokoh. Definisi

ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan

dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha

menekankan pentingnya proses dan produk.

8) Definisi AECT (2004)

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

terutama dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi-informasi, TP

sebagai bidang ilmu juga semakin berkembang. Demikian pula dengan

definisinya juga mengalami perbaikan. Hal itu juga tidak dapat dilepaskan dari

evaluasi dan kritik terhadap definisi 1994.

Kritik utama yang ditujukan pada definisi 1994 adalah bahwa TP

tampak terlalu berpendakatan sistem dalam mengembangkan pembelajaran

dan itu terlalu membatasi mainstrem guru, administrator sekolah, peneliti dan

juga para sarjana TP. Karenanya, definisi 1994 direvisi dengan definisi 2004

sebagaimana dirumuskan berikut ini:

“Studi dan praktik yang berlandaskan etika dalam menfasilitasi belajar

dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan

pelbagai proses dan sumber teknologi yang tepat”.

Pada definisi yang terbaru ini, gagasan tentang etika mulai

dimasukkan. Sebagaimana kritik terhadap definisi 1994, mainstrem ilmuan,

teknolog, dan praktisi TP begitu dibatasi dalam pendekatan sistem yang

memang demikianlah salah satu karakteristik teknologi, sehingga

menyebabkan TP demikian tidak luwes dan kehilangan sisi kemanusiaan

dalam pelbagai domainnya. Karenanya, diharapkan landasan etika yang

menjadi sumbangsih utama definisi terbaru ini bisa menanggulangi,

meminjam istilah Prof. Dimayati, “keterbudakan teknologi” dalam

pembelajaran.

Page 9: Kata pengantar 1

Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas,

tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses

“metamorfosa” menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai

alat ke sistem yang lebih luas, dari hanya berorientasi pada praktek menuju ke

teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan produk, dan akhirnya melalui

perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah

bidang dan profesi.

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan

komunikasi maka tidak mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan

semakin terus berkembang dan memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan

profesi yang dapat lebih jauh memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas

dan efisiensi pembelajaran.

B.     RUANG LINGKUP KAJIAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Teknologi Pembelajaran dalam keseluruhan kegiatannya bertujuan untuk:

1. Meningkatkan fungsi dan peran komponen-komponen sistem instruksional

seperti guru, pesan, bahan, peralatan, teknik, lingkungan dan sebagainya

untuk memecahkan masalah-masalah kependidikan;

2. meningkatkan fungsi pengembangan instruksional seperti riset teori,

desain, produksi, logistik dan sebagainya untuk menganalisis masalah,

merancang, melaksanakan dan menilai upaya pemecahan masalah-masalah

kependidikan;

3. meningkatkan fungsi manejemen instruksional, baik manajemen personil

maupun manajemen organisasinya untuk mengkoordinasikan salah satu

atau beberapa fungsi yang telah disebutkan di atas.

Jika dikaji lebih mendalam mengenai ciri-ciri dan tujuan teknologi

pembelajaran di atas, jelaslah bahwa kehadiran teknologi pembelajaran

dalam dunia pendidikan adalah karena adanya dorongan-dorongan

tertentu.

Page 10: Kata pengantar 1

Adapun hal-hal yang mendorong dikembangkannya teknologi pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1. Adanya siswa atau peserta didik yang memerlukan bantuan dalam belajar

sesuai dengan kemampuannya, kebutuhannya, kondisinya dan tujuannya

2. sumber-sumber tradisonal sudah tidak mencukupi lagi kebutuhan

pendidikan, oleh karena itu, perlu dikembangkan dan dimanfaatkannya

sumber-sumber belajar baru

3. Adanya komponen-komponen sistem instruksional berupa pesan, orang,

bahan, peralatan, teknik dan lingkungan yang perlu didayagunakan agar

dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektitif dan efisien

4. Adanya kegiatan sebagai suatu sistem dalam mengembangkan sumber-

sumber belajar sebagai komponen sistem instruksional yang bertolak dari

suatu teori tertentu dan hasil penelitian, kemudian dirancang, diproduksi,

disajikan, digunakan, dinilai untuk disempurnakan, kemudian disebarkan

5. Adanya kegiatan belajar yang memanfaatkan sumber belajar sebagai

komponen sistem instruksional, serta lembaga atau instansi yang terlibat

langsung dalam kegiatan tersebut sehingga perlu dikelola dengan baik agar

kegiatan tersebut lebih berdaya guna

Kelima latar belakang tersebut, secara konseptual merupakan gejala bidang

garapan teknologi pembelajaran, sekaligus latar belakang diterapkannya konsep

teknologi pembelajaran.

Berikut ini akan dikemukakan secara singkat gerakan yang mendasari

terwujudnya bidang dan konsep teknologi pembelajaran seperti yang ada

sekarang. Pertama adalah lahirnya konsep alat bantu visual (visual aid) dalam

pembelajaran. Kedua adalah penggunaan alat bantu visual dalam pembelajaran

berkembang dalam audio visual aid. Kemudian yang ketiga adalah dengan

dimasukkannya prinsip-prinsip komunikasi dalam pembelajaran, dengan

demikian maka tekanan tidak lagi diletakkan pada benda atau bahan pelajaran

dalam bentuk audio visual, tetapi dipusatkan kepada keseluruhan proses

komunikasi informasi/pesan (massage) dari sumber (source), yaitu guru, kepada

Page 11: Kata pengantar 1

penerima (receiver), yaitu siswa. Keempat adalah masuknya ilmu pengetahuan

perilaku kepada teknologi pembelajaran. Kelima adalah perkembangan konsep

teknologi pembelajaran dari komunikasi audio visual menuju ke pendekatan

sistem dalam pembelajaran, dan akhirnya lahirlah konsep teknologi pembelajaran

seperti yang ada sekarang

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi pembelajaran pada

pokoknya mempunyai lima jenis kegiatan yaitu:

1. Menganalisis masalah dan merumuskan masalah

2. Merancang pemecahan masalah

3. Mengembangkan pemecahan masalah

4. uji coba, penilaian dan revisi pemecahan masalah, dan

5. Penerapan dan pengendalian pemecahan masalah.

Page 12: Kata pengantar 1

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. teknologi adalah penerapan ilmu atau pengetahuan yang terorganisir

secara sistematis untuk penyelesaian tugas-tugas secara praktis. Praktik

penggunaan teknologi akan meningkatkan nilai tambah terhadap produk

ilmu pengetahuan Teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai

alat elektronik atau mesin.

2. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

3. Teknologi pendidikan ialah gabungan manusia, peralatan, teknik dan

peristiwa yang bertujuan untuk memberi kesan baik kepada pendidikan"

4. Adapun ruang lingkup kajian teknologi pendidikan ialah

a.       Meningkatkan fungsi dan peran komponen-komponen sistem instruksional

b.      Adanya kegiatan sebagai suatu sistem dalam mengembangkan sumber-sumber

belajar sebagai komponen sistem instruksional

B. SARAN

Semoga makalah ini bermanfaat bagi penggunanya.

Page 13: Kata pengantar 1

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: Kata pengantar 1

Prof. Dr. S. Nasution. MA. Teknologi Pendidikan Penerbit Temmars Bandung

tahun 1982

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Yakarta: Rineka Cipta