KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

26
LBM IV KATA KUNCI: 1. Praktek keperawatan 2. Cairan 3. Kondisi kritis PEMBAHASAN 1. Definisi praktek keperawatan Praktek kepertawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerja sama bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawab (CHS, 1992) Praktek keperawatan mandiri adalah praktek profesional yang didasari oleh landasan ilmu atau teori yang kokoh dan dengan menggunakan pendekatan ilmiah dalam penyelesaian masalah dan dilakukan oleh seorang yang mempunyai keahlian dan kewenangan tertentu dalam melaksanakan asuhan keperawatan,dilakukan secara mandiri, dan menggunakan kode etik dan ketentuan perundangan sebagai landasan melaksanakan praktek. 2. Lingkup kewenangan perawat dalam praktek keperawatan profesional Asuhan keperawatan pada klien anak Dari usia 28 hari sampai usia 18 tahun, usia bayi baru lahir sampai usia 12 tahun. Asuhan keperawatan maternitas

Transcript of KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

Page 1: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

LBM IV

KATA KUNCI:

1. Praktek keperawatan

2. Cairan

3. Kondisi kritis

PEMBAHASAN

1. Definisi praktek keperawatan

Praktek kepertawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui

kerja sama bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya

dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan

tanggung jawab (CHS, 1992)

Praktek keperawatan mandiri adalah praktek profesional yang didasari oleh

landasan ilmu atau teori yang kokoh dan dengan menggunakan pendekatan

ilmiah dalam penyelesaian masalah dan dilakukan oleh seorang yang

mempunyai keahlian dan kewenangan tertentu dalam melaksanakan asuhan

keperawatan,dilakukan secara mandiri, dan menggunakan kode etik dan

ketentuan perundangan sebagai landasan melaksanakan praktek.

2. Lingkup kewenangan perawat dalam praktek keperawatan profesional

Asuhan keperawatan pada klien anak

Dari usia 28 hari sampai usia 18 tahun, usia bayi baru lahir sampai usia 12

tahun.

Asuhan keperawatan maternitas

Asuhan keperawatan klien wanita pasangan usia subur yang berkaitan dengan

reproduksi tanpa kehamilan, wanita hamil, wanita melahirkan, wanita nifas,

wanita diantara dua persalinan baik kondisis normal atau beresiko dan bayi

baru lahir sampai dengan usia 40 hari yang sehat.

Asuhan keperawatan medikal bedah

Asuhan pada klien usia diatas 18 tahun sampai 60 tahun dengan gangguan

fungsi tubuh baik oleh karena trauma atau kelainan fungsi tubuh.

Asuhan keperawatan keperawatan jiwa

Asuhan keperawatan klien pada semua usia, yang mengalami berbagai

masalah kesehatan jiwa.

Page 2: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

Asuhan keperawatan keluarga

Asuhan keperawatan pada klien keluarga unit terkecil dalam masyarakat

sebagai akibat pola penyesuaian keluarga yang tidak sehat,sehingga tidak

terpenuhinya kebutuhan keluarga.

Asuhan keperawatan komunitas

Asuhan keperawatan pada klien masyarakat pada kelompok di wilayah

tertentu pada semua usia sebagai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar

masyarakat.

Asuhan keperawtan gerontik

Asuhan keperwatan pada klien pada usia 60 tahun keatas, yang mengalami

proses penuaan dan permasalahannya.

3. Bentuk praktek keperawatan

Rumah sakit

Model asukan keperawatan yang diberikan di tatanan rumah sakit, dimana

klien mendapatkan pelayanan keperawatan dari tim keperawatan profesional,

kolaborasi dengan tim profesi terkait secara optimal.

Praktek keperawatan di rumah dalam konteks perpanjangan pelayanan

rumah sakit

Pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada klien atau

keluarga, penekanan kepada kelompok resiko tinggi, dalam upaya mencapai

derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan

kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan

pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.

Praktek keperawatan berkelompok

Tindakan mandiri perawat profesional mencakup observasi, pendidikan

kesehatan, pelayanan keperawatan melalui kolaborasi dengan klien (individu,

keluarga dan kelompok).

Praktek keperawatan individu/perorangan

Praktek keperawatan secara perorangan dengan menyediakan pelayanan

secara otonomi kepada masyarakat di rumah/ruang praktek pribadi atau

tempat khusus yang disediakan untuk memberikan pelayanan yang diberikan

kepada klien sepenuhnya oleh perawat tersebut.

Page 3: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

4. Standar praktek keperawatan perawat profesional

Ada di lampiran

5. Tindakan-tindakan yang boleh dilakukan dalam praktek keperawatan

Memenuhi kebutuhan O2

Memenuhi kebutuhan nutrisi

Memenuhi kebutuhan integritas jaringan

Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit

Memenuhi kebutuhan eliminasi BAB

Memenuhi kebutuhan eliminasi urin

Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur

Memenuhi kebutuhan obat-obatan

Memenuhi kebutuhan sirkulasi

Memenuhi kebutuhan keamanan dan keselamatan

Memenuhi manajemen nyeri

Memenuhi kebutuhan aktivitas dan latihan

Memenuhi kebutuhan psikososial/spiritual

Memenuhi kebutuhan interaksi sosial

Memenuhi kebutuhan tentang perasaan kehilangan, menjelang ajal, dan menghadapi

kematian

Memenuhi kebutuhan seksual

Memenuhi kebutuhan lingkungan sehat

Memenuhi kebutuhan post partum

Memenuhi kebutuhan pasangan usia subur

Memenuhi kebutuhan remaja putri

Memenuhi kebutuhan pra nikah

Memenuhi kebutuhan menopause

6. Syarat praktek keperawatan mandiri

Tempat, berupa fisik/gedung dengan syarat:

- Ukuran luas min 6x4 m

- Jenis ruangan: ruang periksa, ruang tunggu, ruang administrasi, KM/WC umum.

- Spesifikasi gedung: dinding permanen, lantai tidak licin, ventilasi cukup,

penerangan cukup, persediaan air cukup

- Peralatan: berupa alat tenun, alat keperawatan medik, alat rumah tangga, alat

pencatatan dan pelaporan

Page 4: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

Standar pendidikan

- Minimal S1 + profesi

Izin

- Harus mempunyai SIK (praktik sarjana pelayanan kesehatan)

SIK diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan:

a) fotocopy SIP yang masih berlaku

b) surat keterangan sehat dari dokter

c) pas photo 4x6 cm sebanyak 2 lembar

d) surat keterangan dari pimpinan sarana pelayanan kesehatan yang menyatakan

tanggal mulai bekerja

SIK hanya berlaku 1 tahun

- Harus mempunyai SIPP (praktik perorangan/kelompok)

SIPP diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada Dinas Kesehatan

kabupaten/kota setempat. SIPP diberikan pada tingkat Pendidikan Ahli Madya

Keperawatan dan Pendidikan Keperawatan, diperoleh dengan melampirkan:

a) fotocopy Ahli Madya Keperawatan/ijazah pendidikan

b) surat keterangan pengalaman kerja min 3 tahun dari pimpinan sarana

tempat kerja, khusus bagi ahli madya

c) fotocopy SIP yang masih berlaku

d) surat keterangan sehat dari dokter

e) pas photo 4x6 cm sebanyak 2 lembar

f) rekomendasi dari organisasi profesi

Dalam KepMenkes 1239 tahun 2001 pasal 23 perawat yang menjalankan

praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan:

a) memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan

b) memiliki perlengkapan untuk tindakan ASKEP maupun kunjungan rumah

c) memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatan

kunjungan, formulir catatan, tindakan ASKEP serta formulir rujukan

7. Peran PPNI dalam praktek keperawatan (sebagai organisasi profesi keperawatan)

Peran pembinaan anggota profesi

Peran ini dilakukan dengan cara menentukan kualifikasi anggota, menetapkan

legislasi dan kode etik, serta mengembangkan karir dan kesejahteraan anggota.

Peran dalam pengembangan iptek keperawatan

Page 5: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

Peran ini dilakukan melalui penelitian yang meningkatkan profesionalisme

keperawatan.

Peran dalam menjamin pelayanan keperawatan yang berkualitas dan

dapat dipertanggungjawabkan

Peran ini meliputi perumusan standar, registrasi dan pemberian lisensi bagi profesi.

8. Aspek hukum dalam praktek keperawatan

UU no.23 tahun. 1992 tentang kesehatan, pasal 32 ayat 2,3,4

- Ayat 2 : penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan

- Ayat 3 : pengobatan dan atau perawatan dapat

dilaksanakan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan/cara lain yang

dapat dipertanggungjawabkan

- Ayat 4 : pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan

berdasar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan hnya dapat dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu

SK Menkes RI no. 648/Menkes/SK/4/2005 tentang registrasi dan

praktek keperawatan pada bab 4 pasal 15

Perawat dalam melaksanakan praktek berwenang untuk:

- Melaksanakan askep

- Tindakan keperawatan

sebagaimana dimaksud ayat (2) meliputi; intervensi, observasi keperawatan

pendidikan, konseling kesehatan

- Dalam melaksanakan

askep sebagaimana dimaksud di atas harus sesuai standar asuhan keperawatan

yang ditetapkan organisasi profesi

- Pelayanan tindakan

medik hanya dapat dilakukan berdasar permintaan tertulis dari dokter

KepMenkes RI no. 1239/Menkes/SK/XI/2001, pasal 15 (isinya sama

dengan di atas)

9. Konsep informed consent

Definisi

Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien kepada dokter setelah

diberi penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan pada pasien

tersebut.

Page 6: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

Bentuk

- Tersirat atau dianggap telah diberikan (implied consent)

a) keadaan normal

b) keadaan darurat

- Dinyatakan (expressed consent)

- Lisan

- Tulisan

Informasi

Bagian yang paling penting dalam informed consent adalah informasi atau penjelasan

yang perlu disampaikan kepada pasien atau keluarga, yang mencakup:

- Apa yang perlu disampaikan (what)

Segala sesuatu yang berkaitan dengan penyakit pasien, tindakan apa yang akan

dilakukan, prosedur tindakan yang akan dijalani pasien baik diagnostik maupun

terapi (bentuk, tujuan, resiko, manfaat, alternatif terapi)

- Kapan disampaikan (when)

Tergantung waktu yang tersedia setelah dokter memutuskan akan melakukan

tindakan invasif dimaksud. Pasien atau keluarga pasien harus diberi waktu yang

cukup untuk menentukan keputusannya

- Siapa yang harus menyampaikan (who)

Tergantung dari jenis tindakan yang akan dilakukan. Dalam Permenkes dijelaskan

dalam tindakan bedah dan tindakan invasif lainnya harus diberikan oleh dokter

yang akan melakukan tindakan. Dalam keadaan tertentu dapat pula oleh dokter lain

atas sepengetahuan dan petunjuk dokter yang bertanggung jawab. Bila bukan

tindakan bedah atau invasif lainnya, dapat disampaikan oleh dokter lain ataupun

perawat

- Informasi yang mana yang perlu disampaikan (which)

Dalam Permenkes dijelaskan haruslah selengkap-lengkapnya, kecuali dokter

menilai informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau

pasien menolak diberikan informasi. Bila perlu informasi dapat diberikan kepada

keluarga pasien.

Persetujuan

- Yang berhak memberikan persetujuan adalah pasien yang sudah dewasa (di atas 21

tahun atau sudah menikah) dan dalam keadaan sehat mental.

Page 7: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

- Untuk pasien di bawah usia 21 tahun, dan pasien penderita gangguan jiwa yang

menandatangani adalah orang tua/wali/keluarga terdekat atau induk semang.

- Untuk pasien dalam keadaan tidak sadar atau pingsan serta tidak didampingi oleh

keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat darurat yang

memerlukan tindakan medik segera, maka tidak diperlukan persetujuan dari siapa

pun (Bab 11 Bab IV PERMENKES no. 585).

- The Medical Defence Union dalam bukunya Medicolegal Issues in Clinical

Practice menyatakan ada 5 syarat yang harus dipenuhi untuk sahnya informed

consent yaitu :

a) diberikan secara bebas

b) diberikan oleh orang yang sanggup membuat perjanjian

c) telah dijelaskan bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien dapat

memahami tindakan itu perlu dilakukan

d) mengenai sesuatu hal yang khas

e) tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama

Tanggung jawab

- Dokter

Dokter bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan mengenai persetujuan

tindakan medik

- Rumah sakit

Rumah sakit ikut bertanggung jawab atas pemberian persetujuan tindakan medik

yang dilaksanakan di rumah sakit

Sanksi

Terhadap dokter yang melakukan tindakan medik tanpa adanya persetujuan dari

pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi administrasif berupa pencabutan

Surat ijin prakteknya

10. Fungsi organisasi profesi

Penyusun standar

Penyusun kode etik

Mempengaruhi kebijakan nasional dan internasional

Mendukung riset

Sebagai pusat informasi

Memproteksi kesejahteraan

Pengembangan PKB

Page 8: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

Collective bargaining

Memelihara komunikasi dan publikasi

Berperan sebagai advokat konsumen

Mewakili dan berbicara untuk profesi/komunitas

11. Fungsi hukum dalam keperawatan

Sebagai kerangka kerja dalam melakukan kegiatan keperawatan dalam pelayanan

keperawatan pada klien secara legal

Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya

Membantu menegakkan kemandirian perawat dalam beraktivitas

Berperan dalam penegakan standar praktek keperawatan yang membuat perawat

bekerja di bawah perlindungan hukum

12. Undang-undang perlindungan konsumen dan penerapannya

Bab I : ketentuan umum

Bab II : asas dan tujuan

Bab III : hak dan kewajiban

Bab IV : perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha

Bab V : ketentuan pencantuman klausula Baku

Bab VI : tanggung jawab pelaku usaha

Bab VII : pembinaan dan pengawasan

Bab VIII : badan perlindungan konsumen

Bab IX : lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat

Bab X : penyelesaian sengketa

Bab XI : badan penyelesaian sengketa konsumen

Bab XII : penyidikan

Bab XIII : sangsi administratif

Bab XIV : ketentuan peradilan

Bab XIV : ketentuan penutup

Hak konsumen :

- hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam hal mengkonsumsi

barang dan jasa

- hak untuk memilih

- hak untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan jujur

Page 9: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

- hak ntuk didengar

- hak untuk mendapat advokasi

- hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen

- dilayani secara benar, jujur, dan tidak diskriminatif

- hak untuk mendapatkan ganti rugi

Hak produsen :

- hak menerima pembayaran sesuai kesepakatan

- hak mendapat perlindungan hukum dari konsumen yang beritikad tidak baik

- hak melakukan pembelaan diri dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen

- hak mendapatkan rehabilitasi

Kewajiban produsen :

- beritikad baik dalam usahanya

- memberi informasi yang benar, jelas, dan jujur

- menjamin mutu barang/jasa yang diproduksi

- memberi jaminan/garansi terhadap barang/jasa

- memberi ganti rugi

Ketidaksesuaian UU prlindungan konsumen dalam praktek pelayanan kesehatan: ada

dilampiran

13. Hak-hak pasien

hak atas informasi (tujuan, metode, faedah, kemungkinan bahaya,

ketidaknyamanan)

hak untuk memilih dokternya secara bebas

hak untuk menerima/menolak pengobatan setelah menerima informasi dengan

jelas

hak untuk mengakhiri/memutuskan hubungan dengan dokternya

bebas untuk memilih/mengganti dengan dokter lain

hak untuk dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat

klinisnya dan penilaian etis tanpa campur tangan pihak luar

hak ata privasi yang harus dilindungi

hak atas sifat kerahasiaan data-data medis serta dara pribadinya

hak untuk mati secara terhormat

hak untuk menerima/menolak bimbingan moril dan spirituil, termasuk

petugas agama menurut keyakinannya

Page 10: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

hak untuk mengadu/komplai dan penyelidikan atas pengaduannya serta

diberitahukan hasilnya

hak untuk mendapat pelayanan kesehatan yang adil, memadai, dan berkualitas

hak untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan yang menolong

hak untuk mempunyai pendapat kedua

hak untuk diperlakukan dengan hormat

hak untuk memilih integritas tubuh

hak untuk kompensasi terhadap cedera yang tidak legal

14. Malpraktek

Malpraktek adalah cara mengobati suatu penyakit atau luka secara salah

karena disebabkan sikap tindak yang acuh tak acuh, sembarangan atau

berdasarkan motivasi kriminil (Stedman’s Medical Dictionary Malpractise cit

Guwandi, 1994)

Malpraktek adalah sikap tindak yang salah; (hukum) pemberian layanan

terhadap pasien yang tidak benar oleh profesi medik; tindakan yang illegal

untuk memperoleh keuntungan sendiri sewaktu dalam posisi kepercayaan

(Guwandi, 1994)

Malpraktek :

- melakukan kesalahan suatu hal yang seharusnya tidak boleh

dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan

- tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan

kewajiban (negligence)

- melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan

perundang-undangan

Beda malpraktek dengan medical error adalah :

- medical error dikarenkan kesalahan jujur atau kecelakaan

(ketidaksengajaan)

- malpraktek sebagai hasil kelalaian/kealpaan, pengabaian, dan tindakan

kriminal (sengaja)

Bidang pekerjaan perawat yang berisiko

melakukan kesalahan:

Caffee (1991) dalam Vestal,K.W.(1995) mengidentifikasi 3 area yang

memungkinkan perawat berisiko melakukan kesalahan,yaitu:

Page 11: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

- Tahap pengkajian keperawatan

(assessment errors)

Termasuk kegagalan mengumpulkan data atau informasi tentang pasien

secara adekuat atau kegagalan mengidentifikasi informasi yang diperlukan

seperti sdata hasil pemerikasaan lab,TTV,atau keleuhan pasien yang

membutuhkan tindakan segera.Kegagalan pengumpulan data akan

berdampak pada ketidaktepatan diagnosis keperawatan dan lebih lanjut

akan mengakibatkan kesalahan atau ketidaktepatan dalam tindakan.Untuk

menghindari kesalahan ini,perawat seharusnya dapat mengumpulkan data

dasar secara komprehensif dan mendasar.

- Perencanaan keperawatan (planning

errors)

Termasuk hal hal berikut ini:

o Kegagalan mencatat masalah pasien dan kelalaian menuliskannya

dalam rencana keperawatan

o Kegagalan mengkomunikasikan secara efektif rencana keperawtan

yang telah dibuat,misalnya menggunakan bahasa dalam rencana

keperawatan yagn tidak dipahami perawat lain dengan pasti

o Kegagalan memberikan askep secara berkelanjutan yang disebabkan

kurangnya informasi yang dipeoleh dari rencana keperawatan

o Kegagalan memberikan entruksi yang dapat dimengerti oleh pasien

o Untuk mencegah kesalahn tersebut,jangan hanya menggunakan

perkiraan dalam membuat rencana kepetawatan tanpa

mempertimbangkannya dengan baik. Renana harus realistis

berdasarkan standar yang telah ditetapkan

- Tindakan intervensi keperawatan

(inervention errors)

Termasuk kegagalan menginterpretasikan dan melaksanakan tindakan

kolaborasi, kegagalan melakukan askep secara hati hati,kegagalan

mengikuti atau mencatat order atau pesan dari dokter atau dari

penyelia.Kesalahn pada tindakan yang sering terjadi adalah kesalahan

dalam membaca pesan atau order, mengidentifikasi pasien sebelum

dilakukan tindakan, memberikan obat dan terapi pembatasan.

Beberapa contoh kesalahn perawat:

Page 12: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

Pasien usila mengalami disorientasi pada saat berada di ruang perawatan.

Perawat tidak membuat rencana keperawatan guna memantau dan

mempertahankan keamanan pasien dengan memasang penghalang tempat

tidur. Sebagi akibat disorientasi, pasien kemudian jatuh dari tempat tidur pada

waktu malam hari dan pasien mengalami patah tulang tungkai

Pada pasien pasca bedah disarankan untuk

melakukan ambulasi. Perawat secara drastis menganjurkan pasien melakukan

mobilisasi berjalan, padahal di saat itu pasien menglami demam, denyut nadi

cepat dan mengeluh nyeri abdomen.Perawat melakukan ambulasi pada pasien

sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat tanpa mengkaji

terlebih dahulu kondisi pasien.

15. Kode etik keperawatan

Ada di lampiran

16. Macam-macam cairan

Ada dilampiran

17. Cara memonitor cairan

Ukur perbedaan intake dan output

- Ukur perbedaan tersebut (urin,muntah,drainase,dll)serta kebutuhan minum

perhari

- Perbedaan intake output sebaiknya tidak >200-400 ml/hari

- IWL kira kira 15 Ml/Kg BB/hari

- Kehilangan akibat demam 10C/hari ±10%perhari

Bila tidak ada pengukuran intake output,maka:

- Hitung selisih BB sebelum dan sekarang

- Kurangi dengan hasil katabolisme normal selama puasa (0,5 Kg/hari),1 kg

sebanding dengan 1 L

Menghitung kebutuhan elektrolit

18. Keadaan yang menyebabkan kurang cairan

Orang dengan resiko dehidrasi termasuk lansia dan klien lemah yang mempunyai

penurunan respon haus atau yang mempunyai penurunan kemampuan ginjal dalam

memusatkan urin. Sebagai tambahan, klien lansia yagn memiliki proporsi massa tubuh

yang tinggi mempunyai cadangan yang terbatas ketika terjadi kekurangan air. Klien

Page 13: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

dengan diabetes insipidus, penurunan sekresi ADH, sering memiliki banyak kehilangan

cairan karena ketidakseimbangan hiperosmolar. Administrasi dari larutan hipertonik

yang meningkatkan jumlah larutan dalam aliran darah.

19. Tanda-tanda dehidrasi

Tanda dan

gejala

Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat

Penampilan

dan

KU(bayi&u

sia muda)

Haus, giat,

gelisah

Haus, gelisah/letargik,

ritatif terhadap

sentuhan, mengantuk

Mengantuk,

lembek, dingin,

berkeringat, tungkai

yang sianotik,

mungkin koma

Anak

berusia

lebih

lanjut&dew

asa

Haus, giat,

gelisah

Haus, giat, hipotensi

postural

Biasanya sadar,

kelihatan cemas,

dingin,

berkeringatsianotik,

kulit&jari tangan

keriput, kejang otot

Denyut nadi

radialis

Kecepatan &

volume normal

Cepat dan lemah Cepat, sangat

lemah, adang tak

teraba

Pernafasan normal Dalam, mungkin

cepat

Dalam & cepat

Fontanel

depan

Normal Cekung Sangat cekung

Tekanan

darah

sistolik

Normal Normal/rendah < 90mmHg,

mungkin tidak

dapat dicatat

Kelenturan

kulit

Cibutan segera

kembali normal

Cubitan kembali

dengan lambat

Cubitan kembali

sangat lambat

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Ada Tidak ada Tidak ada

Page 14: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

Selaput

lender

Basah Kering Sangat kering

Pengeluaran

air kemih

Normal Jumlah berkurang dan

warna gelap

Tidak ada yang

keluar selam

beberapa jam,

blader kosong

20. Penanganan dehidrasi

Penanganan awal

Untuk mengobati serta mengatasi keadaan syok atau mencegah timbulnya keadaan

yang demikian itu, dengan cara melakukan perluasan cepat volume cairan luar sel,

terutama plasma penderita. Dianjurkan penggunaan larutan elektrolit yang

mempunyai konsentrasi natrium yang sama dengan konsentrasi yang ada adalam

darah normal.Volume yang diberikan harus sebanyak 20-30 ml/kg BB

Penanganan selanjutnya

Begitu peredaran darah dapat dipulihkan, maka penggantian kalium yang hilang

dapat dimulai tetapi tidak essensial kecuali pada keadaan hipovolumia yang telah

dibuktikan atau keadaan yang diketahui berkaitan dengan terjadinya kehilangan

kalium yang parah

Penatalaksanaan kolaboratif

- Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam basa

dan eletotrolit. Jenis cairan yang biasa digunakan:

a) Dektrosa dan air: memberikan hanya air bebas dan akan didistribusikan

dengan merata keseluruh CIS dan CES,digunakan hanya untuk mengatasi

kekurangan cairan tubuh total

b) Normal salin isotonik: hanya memperbanyak CES, tidak masuk CIS. Biasa

digunakan sebagai penambah volume intraseluler atau untuk menggantikan

kehilangan abnormal

c) Darah dan komponen darah: hanya memperbanyak bagian intra vaskuler

d) Larutan elektrolit/salin campuran: memberikan tambahan elektrolit dan

buffer. Biasanya,larutan hipotonik digunakan sebagi cairan pengganti karena

kebanyakan kehilangan cairan abnormal adalah isotonik

- Pengukuran TV, hemodinamik dan data klinis

- Pemberian volume cairan awal sesuai program atau peprotokol

- Pasien dikaji lagi setelah 10 menit

Page 15: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

21. Asuhan keperawatan:

Diagnosa: Defisit volume cairan bd kehilangan cairan tubuh atau penurunan masukan

Hasil yang diharapkan:

Pasien memenuhi masukan cairan dan elektrolit adekuat yang dibuktikan

oleh:keluaran urine >30 ml/jam, BB stabil, BJ urine 1,010-1,030, tak ada tanda klinis

hipovolemia (lidah keringdll), TD dbn, CVP 2-6 mmHg. Na serum 137-147 mEq/L,

BUN dbn

Intervensi:

- Pantau masukan dan keluaran setiap jam

- Pantau TV dan tekanan hemodinamik terhadap tanda hipovolemia berlanjut

- Timbang BB setiap hari

- Berikan cairan peroral dan IV sesuai program

- Pantau pasien terhadap kehilangan cairan secara tersembunyi

- Beri tahu dokter tentang penurunan hematokrit yang dapat menandakan

perdarahan

- Baringkan pasien pada posisi terlentang dengan kaki ditinggikan 45 derajat

untuk meningkatkan aliran balik vena

- Amankan dengan plester semua sambungan dengan non-Luer-Lok pada jalur IV

untuk mencegah terjadinya perdarahan yang disebabkan oleh terlepasnya

sambungan secara tak sengaja

Diagnosa: perubahan perfusi serebral,ginjal,dan perifer bd hipovolemia

Hasil yang diharapkan:

Pasien mempunyai perfusi adekuat dibuktikan dengan kesadaran, kulit hangat dan

kering, TD dbn, HR<100 permenit, keluaran urine >30 ml/jam selam 2 jam berturut-

turut, WPK<2 detik

Intervensi:

- Pantau terhadap tanda penurunan perfusi serebral: vertigo, sinkop, kekacauan

mental, gelisah, ansietas, agitasi, kelemahan, mual, kuklit dingin dan kusam

- Lindungi pasien yang mengalami kekacauan mental; pusing atau lemah

- Hindari vasodilatasi yang tak perlu, atasi demam dengan segera

- Tenangkan pasien dan orang terdekat bahwa perubahan sensorium akan

membaik dengan terapi

Page 16: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

- Pantau masukan dan haluaran urine dan waspadakan dokter terhadap keluaran

urine <30 ml/jam selama 2 jam berturut-turut

- Evaluasi WPK

- Palpasi nadi perifer bilateral pada lengan dan kaki

22. Pengertian kondisi kritis

Pasien kritis adalah pasien dengan perubahan fisiologi yng cepat memburukyang

mempunyai intensitas defek fisiologi satu organ ataupun mempengaruhi organ lainnya

sehingga merupakan keadaan yang kritis yang dapat menyebabkan kematian (keadaan

yang mnegancam kehidupan)

23. Tingkatan kondisi kritis

Exigent (Gawat Daruarat I, perlu pertolongan segera)

Meliputi pasien dengan obstruksi jalan nafas, vibrilasi ventrikel, ventrikel takikardi

dan kardiak arrest

Emergent (Gadar II, perlu pertolongan secepat mungkin dalam

beberapa menit)

Meliputi IMA, aritmi tak stabil dan pneumotorak

Urgent (Gadar III, waktu lebih panjang dari Gadar II)

Meliputi eksaserbasi asma, perdarahan gastrointestinal, keracunan

Minor atau non urgent (Gadar IV)

Meliputi semua penyakit yang tergolong kedalam yang tidak

mengancam kehidupan

24. Fasilitas yang digunakan untuk menangani kondisi kritis (di ICU)

Meliputi alat pemantau (monitor) dan alat pembantu lainnya

Alat radiologi

- Mesin X-Ray portable

- USG

- Ct Scan

- MRI

Alat respirasi

- Alat pertolongan respirasi

- Masker oksigen

- Alat intubasi

Page 17: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

- Ventilator

- Bronkoskopi

- Alat WSD

- Entrakorporal support respirasi

- Sirkuit

- Self inflating bag

- Bronkoskop fiber optik

- Mesin anestesi

- Alat pembantu respirasi

- Pengukuran lembab udara (humidifier)

- Gas analisa dan analisa asam basa

Alat pertolongan kardiovaskuler

- DC kardioversi

- Pompa intra aortik balon

- Cardiac pacing

Alat pemantauan

- Monitor jantung bedside

- Monitor jantung sentral

- Monitor jantung portable

- Monitor hemodinamik invasif

Alat kardiovaskuler

- Defibrilator

- Balon pompa intra aortik

- Pompa infus dan pompa spuit

- Pacemakers

Alat ginjal

- Alat analisa peritoneal

- Alan continous arteriovenus hemodiafiltrasi

- Mesin hemodialisa

Perlengkapan lainnya

- Kasur bertekanan

- Selimut untuk panas dan dingin

- Standar infus

- Trolley

- Tirai berpindah

Page 18: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

- Analisa elektrolit dan gula darah

- Hb meter

- Analisa asam laktat

- Analisa oksigen darah

- Analisa gula darah

- ECG

- Monitor faal paru

- Timbangan BB

25. Penanganan pasien kritis

Rangkaian kerja untuk mengatasi pasien kritis:

Pre hospital

Meliputi pertolongan pertama pada tempat kejadian, resusitasi kardiak pulmoner,

pengobatan gawat darurat, teknik untuk mengevaluasi, amannya transportasi, akses

telepon kepusat

Triage

Memprioritaskan pasien yang paling gawat dan harapan hidup yang tinggi

Prioritas gawat darurat

Mengklasifikasikan kondisi pasien

Survei primer

Meliputi prinsip ABCDE

Resusitasi

Bisa dilakukan bersama-sama survei primer, meliputi: Pemberian oksigen, infus,

monitor pada ICU

Survey sekunder

Untuk mengetahui etiologi gawat darurat. Lakukan pemeriksaan head to toe, lab,

radiologi dll. Setelah dilakukan resusitasi dan keadaannya stabil. Bisa dilakuakan

bersama survey primer dan resusitasi

Stabilisasi

Adalah usaha restorasi biologis dan hemostatis

Perawatan defensif

Semua aspek medis yang meliputi evaluasi, pemeriksaan, diagnosa, prosedur

tindakan, pengobatan, pemantauan keadaan.

Disposisi

Page 19: KATA KUNCI: 1. Praktek Keperawatan 2. Cairan

Memindahkan pasien dari ruangan gadar ke perawatan biasa bila kondisinya sudah

stabil