Kasus Pelatihan Keajaiban Disney
Transcript of Kasus Pelatihan Keajaiban Disney
![Page 1: Kasus Pelatihan Keajaiban Disney](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/5571f7df49795991698c2d4d/html5/thumbnails/1.jpg)
Kasus: Pelatihan “Keajaiban” Disney di Dierberg
OlehBudi Prasetyo NIM. B.141.07.0057
Ax. Marina Faradiana NIM. B.111.07.0174Lestari Kuncari Harti NIM. B.111.07.0166
Eko Sucipto NIM. B.111.07.0059NIM. B.141.07.0057
1
![Page 2: Kasus Pelatihan Keajaiban Disney](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/5571f7df49795991698c2d4d/html5/thumbnails/2.jpg)
Kasus: Pelatihan “Keajaiban” Disney di Dierberg
A. Evaluasi Pelatihan
1. Reaksi
Dalam pelayanan konsumen dan orientasi karyawan, karyawan baru
Dierberg wajib menjalani program orientasi selama dua jam. Selama orientasi
mereka mendapatkan buku pegangan karyawan, menyaksikan video singkat
mengenai sejarah organisasi, dan diberikan arahan mengenai kebijakan
keamanan kerja serta peraturan perusahaan. Hal yang sangat disayangkan
bahwa orientasi tersebut oleh karyawan-karyawan baru dirasakan sebagai masa
orientasi yang membosankan, sehingga setelah dua jam orientasi tersebut para
karyawan baru tidak bersemangat dalam mengerjakan pekerjaan mereka.
Pekerjaan yang baru, seharusnya memberikan harapan yang baru pula
bagi setiap karyawan yang baru bergabung dalam suatu perusahaan, dan hal
tersebut tentu akan menjadi motivasi bagi setiap pekerja untuk melakukan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Tetapi, tidak demikian dengan pegawai-
pegawai baru Dierberg. Tujuan yang kurang jelas, atau lebih tepat dikatakan
tidak adanya visi dalam suatu perusahaan tidak akan menghasilkan kemajuan
apapun dan itulah yang terjadi di Dierberg, sehingga para pegawai tidak memiliki
harapan apapun terhadap organisasi dan hal tersebut tentu berdampak kepada
pelayanan ke konsumen. Paling tidak hal itulah yang muncul sebagai reaksi dari
para karyawan yang baru.
2. Belajar
Menyadari kondisi demikian Direktur Sumber Daya Dierberg, Fred Martel,
mengunjungi satu lokakarya mengenai pelayanan konsumen dan pendekatan
pada orientasi di Institut Disney. Banyak hal positif yang didapat Martel dari
lokakarya tersebut. Berawal belajar dari Institut Disney, dibawah pimpinan
Martel, para karyawan SDM mengganti dinding-dinding ruangan pelatihan dan
orientasi yang sebelumnya kosong, diubah dekorasinya dengan informasi-
2
![Page 3: Kasus Pelatihan Keajaiban Disney](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/5571f7df49795991698c2d4d/html5/thumbnails/3.jpg)
informasi tentang sejarah perusahaan, gambar dari toko-toko yang ada, serta
rincian perusahaan lainnya, sehingga karyawan-karyawan baru dapat melihat
sejarah perusahaan. Selain itu para karyawan baru diberikan latihan-latihan
yang membuat mereka ikut terlibat dan berinteraksi dalam latihan/simulasi
tersebut. Tayangan video yang selama ini hanya berisi sejarah organisasi,
digantikan dengan tayangan video yang memberikan penekanan kepada
pelayanan konsumen, perkembangan perusahaan, serta kesempatan berkarier.
3. Perilaku
Penekanan kepada partisipasi dan interaksi dalam masa orentasi
mengubah seluruh cara pandang para karyawan baru dalam bekerja.
Mengutamakan pelayanan kepada konsumen serta tim kerja yang solid,
membuat pegawai-pegawai baru lebih bersemangat dalam melakukan tugasnya.
4. Hasil
Sebagai hasil dari perubahan-perubahan tersebut, Dierberg telah
menerima penghargaan professional dalam memotivasi dan mempertahankan
para karyawannya, karena bukan hal yang mudah bagaimana suatu perusahaan
dapat mempertahankan para karyawannya, dan Dienberg telah terbukti dapat
melakukannya.
3