Kasus Obat Berbau Cuka

2
Puji Rahmi Sumarno (1411011051) Kasus : Pasien menderita sakit kepala dan membeli obat ke Apotek. Setelah 3 hari, pasien kembali mengeluhkan obat yang diberikan berbau cuka. - Penjelasan obat yang dibeli - Tempat penyimpanan - Mengganti obat - Pasien bertanya apakah obat berbahaya atau tidak - Apa obat yang akan diberikan Jawaban : Sebelum seorang Apoteker memberikan suatu obat kepada seorang pasien, Apoteker wajib menyampaikan apa saja penjelasan terkait obat yang akan diterima oleh pasien. Terkait dengan peringatan dan hal- hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat, seperti dosis dan jangka waktu obat diminum, kegunaan konsumsi obat, hal yang harus dihindari, efek samping yang ditimbulkan dan informasi-informasi tertulis lainnya. Pada kasus diatas dapat, pasien mengeluhkan obat berbau cuka stelah tiga hari penggunaan. Pasien tidak mengeluhkan efek samping yang terjadi stelah penggunaan obat. Hal ini dapat disimpulkan bau cuka yang terjadi pada obat diakibatkan pada kesalaahan dalam peyimpanan obat. Obat yang dalam penyimpanannya tidak sesuai dengan ketentuan sebenarnya dapat mengalami penguraian. Penguraian akibat lingkungan seperti suhu yang tidak sesuai, pengaruh cahaya matahari dan lain sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan organo leptis suatu obat dapat berubah baik dari segi warna, bau dll. Obat memiliki struktur tersendiri, jika bereaksi dengan senyawa lain dapat menyebabkan suatu perubahan.Seperti pada obat sakit kepala juga terdapat kandungan Parasetamol, jika kandungan dalam obat bereaksi dengan suatu senyawa lain dan dapat menyebabkan terbentuknya asetat dan inilah yang menyebabkan bau cuka pada obat. Jika seperti ini, dapat digolongkan bahaya. Karena dari awal produksi obat sudah ditakar kadarnya. Ketika telah mengalami

description

Farmasi

Transcript of Kasus Obat Berbau Cuka

Page 1: Kasus Obat Berbau Cuka

Puji Rahmi Sumarno (1411011051)

Kasus : Pasien menderita sakit kepala dan membeli obat ke Apotek. Setelah 3 hari, pasien kembali mengeluhkan obat yang diberikan berbau cuka.

- Penjelasan obat yang dibeli- Tempat penyimpanan- Mengganti obat- Pasien bertanya apakah obat berbahaya atau tidak- Apa obat yang akan diberikan

Jawaban :

Sebelum seorang Apoteker memberikan suatu obat kepada seorang pasien, Apoteker wajib menyampaikan apa saja penjelasan terkait obat yang akan diterima oleh pasien. Terkait dengan peringatan dan hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat, seperti dosis dan jangka waktu obat diminum, kegunaan konsumsi obat, hal yang harus dihindari, efek samping yang ditimbulkan dan informasi-informasi tertulis lainnya.

Pada kasus diatas dapat, pasien mengeluhkan obat berbau cuka stelah tiga hari penggunaan. Pasien tidak mengeluhkan efek samping yang terjadi stelah penggunaan obat. Hal ini dapat disimpulkan bau cuka yang terjadi pada obat diakibatkan pada kesalaahan dalam peyimpanan obat. Obat yang dalam penyimpanannya tidak sesuai dengan ketentuan sebenarnya dapat mengalami penguraian. Penguraian akibat lingkungan seperti suhu yang tidak sesuai, pengaruh cahaya matahari dan lain sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan organo leptis suatu obat dapat berubah baik dari segi warna, bau dll.

Obat memiliki struktur tersendiri, jika bereaksi dengan senyawa lain dapat menyebabkan suatu perubahan.Seperti pada obat sakit kepala juga terdapat kandungan Parasetamol, jika kandungan dalam obat bereaksi dengan suatu senyawa lain dan dapat menyebabkan terbentuknya asetat dan inilah yang menyebabkan bau cuka pada obat.

Jika seperti ini, dapat digolongkan bahaya. Karena dari awal produksi obat sudah ditakar kadarnya. Ketika telah mengalami penguraian seperti ini maka akan berpengaruh kepada kadar. Jika dikonsumsi juga, efek theraupetik tidak sampai di dalam tubuh atau tidak ada efek dan kemungkinan terbesar dapat memberikan toxic dalam tubuh.

Penggantian obat dapat dilakukan jika Pasien alergi pada obat tersebut atau terdapat efek samping berkelanjutan. Dalam kasus, pasien hanya mengeluhkan bau cuka pada obat, sehingga penggantian obat berlaku hanya untuk penggantian obat yang sama dengan menjelaskan cara penyimpanan yang baik dan benar kepada pasien agar tidak terjadi hal seperti itu. Jika sakit tidak kunjung sembuh, maka penggantian obat dapat dilakukan dengan peningkatan dosis atau penggantian obat secara keseluruhan.