kasus dbd

4
BAB IV ANALISIS KASUS 4.1. Penegakan Diagnosis Pada pasien An.F seorang anak perempuan yang berumur 11 tahun 5 bulan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang ditegakakan diagnosa demam berdarah dengue. Dari Anamnesis didapatkan keluhan utama ± 4 hari SMRS pasien mengalami demam. Riwayat perjalanan penyakit ± 4 hari SMRS pasien mengalami demam tinggi mendadak, demam naik turun, demam turun bila diberi obat, tapi kemudian demam tinggi lagi. Menggigil (-), sakit kepala (+), badan pegal-pegal (+), batuk pilek (-), sesak (-), sakit menelan (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), selain itu pasien juga mengeluh sakit perut, kurang nafsu makan, belum BAB sejak 3 hari yang lalu, BAB berdarah (-). BAK seperti biasa warna kuning jernih, tidak ada keluhan. Menurut ibu pasien 1 hari sejak timbul panas, pasien awalnya dibawa kepuskesmas pembantu didekat rumahnya, dan diberi 2 macam obat (tidak diketahui jenisnya). Setelah minum obat, panas badan menurun kemudian panas timbul kembali. keesok harinya demam timbul lagi, dan pasien juga muntah 2x muntah berisi makanan apa yang dimakan. Kemudian pasien dibawa lagi ke Puskesmas Koni dan diberi obat lagi namum tidak diketahui jenisnya, dan disana disarankan jika masih panas disarankan untuk datang lagi, dan keesokannya pasien disuruh 36

description

case

Transcript of kasus dbd

Page 1: kasus dbd

BAB IV

ANALISIS KASUS

4.1. Penegakan Diagnosis

Pada pasien An.F seorang anak perempuan yang berumur 11 tahun 5 bulan berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang ditegakakan diagnosa demam

berdarah dengue.

Dari Anamnesis didapatkan keluhan utama ± 4 hari SMRS pasien mengalami demam.

Riwayat perjalanan penyakit ± 4 hari SMRS pasien mengalami demam tinggi mendadak,

demam naik turun, demam turun bila diberi obat, tapi kemudian demam tinggi lagi.

Menggigil (-), sakit kepala (+), badan pegal-pegal (+), batuk pilek (-), sesak (-), sakit menelan

(-), mimisan (-), gusi berdarah (-), selain itu pasien juga mengeluh sakit perut, kurang nafsu

makan, belum BAB sejak 3 hari yang lalu, BAB berdarah (-). BAK seperti biasa warna

kuning jernih, tidak ada keluhan. Menurut ibu pasien 1 hari sejak timbul panas, pasien

awalnya dibawa kepuskesmas pembantu didekat rumahnya, dan diberi 2 macam obat (tidak

diketahui jenisnya). Setelah minum obat, panas badan menurun kemudian panas timbul

kembali. keesok harinya demam timbul lagi, dan pasien juga muntah 2x muntah berisi

makanan apa yang dimakan. Kemudian pasien dibawa lagi ke Puskesmas Koni dan diberi

obat lagi namum tidak diketahui jenisnya, dan disana disarankan jika masih panas disarankan

untuk datang lagi, dan keesokannya pasien disuruh cek darah, dari hasil darah pasien di

anjurkan untuk dibawa ke Rumah sakit, kemudian pasien di bawa ke IGD RSUD Raden

Mattaher Jambi.

Pada pemeriksaan fisik umum pada saat masuk rumah sakit anak tampak sakit sedang,

anamis (-), ikterik (-), edema (-), sesak (-), pemeriksaan pada kepala (mata, THT) dalam batas

normal, leher; tidak dijumpai perbesaran KGB dan kelainan lain, thorak; dada simetris,

retraksi (-), stem fremitus sama ka-ki, perkusi paru sonor, auskultasi vesikuler, wheezing (-),

ronki (-), jantung : ictus cordis tidak terlihat, batas jantung dalam batas normal, pada

auskultasi BJ I BJ II reguler. Pada pemeriksaan abdomen; datar, nyeri tekan (+) epigastrium,

nyeri tekan pada daerah hepar dan limfa (-), pembesaran hepar dan limfa tidak ditemukan

BU (+) normal, ekstremitas superior dan inferior akral hangat, rumple leed test (+) pada

ekstremitas superior. Dari pemeriksaan penunjang ditemukan adanya trombositopenia (<

100.000/μl).

36

Page 2: kasus dbd

Diagnosa kerja dari kasus ini yaitu demam berdarah dengue derajat II, yang memenuhi

kriteria dari WHO yaitu demam tinggi mendadak 2-7 hari, adanya nyeri kepala, nyeri perut,

nyeri otot dan sendi, terdapat manifestasi perdarahan yaitu ptekie dengan uji rumple leed test,

dan dari pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya trombositopenia.

Pada pasien DBD dalam penatalaksanaannya ialah mengatasi kehilangan cairan plasma

sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan perdarahan. Kunci keberhasilan terletak

pada kemampuan untuk mengatasi masa peralihan dari fase demam ke fase syok disebut time

of fever differvesence dengan baik. Cairan intravena diperlukan, apabila anak terus-menerus

muntah, tidak mau minum, demam tinggi, dehidrasi yang dapat mempercepat terjadinya

syok, nilai hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan berkala.

Terapi yang diberikan pada anak ini adalah terapi rehidrasi, medikmentosa, diet dan

edukasi orang tua. Terapi rehidrasi pada penderita ini sesuai dengan kondisi DBD, Pada saat

pasien datang, berikan cairan kristaloid ringer laktat/NaCI 0,9 % atau dekstrosa 5% dalam

ringer laktat/NaCl 0,9 % 6-7 ml/kg BB/jam. Monitor tanda vital dan kadar hematokrit serta

trombosit tiap 6 jam. Selanjutnya evaluasi 12-24 jam.

Apabila selama observasi keadaan umum membaik yaitu anak nampak tenang,

tekanan nadi kuat, tekanan darah stabil, diuresis cukup, dan kadar Ht cenderung turun

minimal dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut, maka tetesan dikurangi menjadi 5

ml/kgBB/jam. Apabila dalam observasi selanjutnya tanda vital tetap stabil, tetesan dikurangi

menjadi 3ml/kgBB/jam dan akhirnya cairan dihentikan setelah 24-48 jam.

Pada pasien ini diberikan larutan Ringer Laktat, dengan berat badan sekitar 29 kg

maka saat pasien datang diberikan 210 ml/jam, kemudian karena ada perbaikan menjadi 150

ml/jam, dan 100ml/jam. selanjutnya kebutuhan cairan perlu diberikan sesuai dengan rumus

Holiday Sugar untuk umur sampai dengan >20kg adalah RL 1700/24 jam, yaitu maintence

RL 20 tts/menit. Dan untuk mengurangi demamnya maka pasien ini dapat diberikan

Antipiretik, dianjurkan pemberian Parasetamol bukan aspirin.yaitu pada umur 7-12 tahun

dosis 250-500 mg tiap kali pemberian, dan pada pasien ini diberikan parasetamol 3x250 mg.

Diusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan (misalnya antasid, antiemetik)

untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati.

37