Kasus bunuh diri di korea selatan

6
TUGAS INDIVIDU TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI “KASUS BUNUH DIRI DI KOREA SELATAN” Disusun oleh : Fanthry Septiana (13814925) Kelas : 1MA01 Pembimbing : Muhammad Akram, S.IP., MPS.

Transcript of Kasus bunuh diri di korea selatan

Page 1: Kasus bunuh diri di korea selatan

TUGAS INDIVIDU

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

“KASUS BUNUH DIRI DI KOREA SELATAN”

Disusun oleh : Fanthry Septiana (13814925)

Kelas : 1MA01

Pembimbing : Muhammad Akram, S.IP., MPS.

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

2014

Page 2: Kasus bunuh diri di korea selatan

KASUS BUNUH DIRI DI KOREA SELATAN

Korea Selatan merupakan negara dengan tingkat perekonomian nomor 12

di dunia dan memiliki tingkat kesejahteraan serta standar hidup yang tinggi,

namun negara ini menduduki peringkat tertinggi dalam kasus kematian yang

disebabkan oleh bunuh diri. Di perkirakan ada 40 orang yang mengalami bunuh

diri, yang menyebabkan Korea Selatan menjadi negara yang menduduki peringkat

pertama dengan kematian karena bunuh diri di antara negara-negara OECD.

Angka bunuh diri di Korea Selatan dari tahun ke tahun juga selalu meningkat.

Angka bunuh diri perempuan juga semakin meroket dan merupakan yang tertinggi

di dunia. Bunuh diri di Korea Selatan bahkan ada yang dilakukan dengan menulis

perjanjian untuk melakukan bunuh diri melalui internet dan juga ada yang

membuat jaringan kelompok untuk melakukan bunuh diri secara bersama-sama.

Sebenarnya kasus bunuh diri tertinggi adalah di Guyana, sebuah negara

berkembang memiliki kasus bunuh diri yang terjadi pada 44,2 per 100.000 orang.

Guyana ada di peringkat pertama, lalu Korea Utara dan Selatan berada di posisi

kedua dan ketiga. Dilanjutkan negara Sri Lanka, Lithuania, Suriname, Mozambik,

Nepal dan Tanzania, India, Sudan Selatan. Lalu, disusul dengan Sudan Selatan,

Rusia dan Uganda, Hungaria dan Jepang. Hal tersebut diketahui pada tanggal 4

September lalu oleh Badan kesehatan dunia WHO, melansir angka bunuh diri di

penjuru dunia meningkat.

Penyebab kasus bunuh diri di Korea Selatan yaitu yang pertama, masalah

psikologis/ psikiatris dengan data 28,28%. Kedua, masalah fisik/ penyakit dengan

data 21,88%. Ketiga, masalah ekonomi dengan data 16,17%. Perbandinganya,

tingkat depresi dari kalangan aktor mencapai 53, 12 dari 100%, wirausaha tingkat

stressnya 48,12 dan buruh 48,18.

Sebuah studi yang sedang berlangsung juga telah menyarankan bahwa

penggunaan tinggi internet dapat menyebabkan bunuh diri. Di antara 1.573 siswa

SMA, 1,6% dari populasi menderita kecanduan internet dan 38,0% memiliki

risiko kecanduan internet. Para siswa dengan kecanduan internet atau beresiko

Page 3: Kasus bunuh diri di korea selatan

memiliki tingkat yang lebih tinggi ide bunuh diri dibandingkan mereka yang tidak

kecanduan internet.

Bunuh diri yang dibantu oleh media internet yang terjadi dengan frekuensi

yang lebih tinggi di dunia yaitu Norwegia, Austria, Jerman, Australia, Inggris,

Kanada dan Amerika Serikat - namun konsentrasi tertinggi di Korea Selatan dan

Jepang. Sebagian besar kasus melibatkan remaja dan dewasa muda. “Bunuh diri

Internet” mengambil bentuk yang berbeda. Beberapa orang bertemu di chatroom

dan membuat pakta bunuh diri. Seorang anak kuliahan yang menghasut untuk

bunuh diri sementara yang lain menonton melalui kamera web. Beberapa

menemukan resep atau petunjuk rinci tentang cara terbaik untuk “menangkap bus”

sementara yang lain mencari pembunuh kontrak untuk melakukan pekerjaan untuk

mereka.

Menurut laporan, ada puluhan "situs bunuh diri" yang dikatakan

bertanggung jawab atas kematian diri sendiri secara sengaja ratusan orang setiap

tahun. laporan di Inggris Medical Journal mencatat bahwa beberapa situs bunuh

diri sangat grafis, dengan salinan catatan bunuh diri, sertifikat kematian dan

catatan bunuh diri atau niat bunuh diri yang diposting, dan satu situs saja memiliki

900 posting per bulan, sebagian besar dari orang-orang mempertimbangkan bunuh

diri. Ada juga situs yang tak terhitung jumlahnya yang dibuat oleh para pengguna

anonim untuk mendorong korban bunuh diri bunuh diri: "Ada situs Web bunuh

diri yang mendorong anggota untuk bersama-sama dan melakukan bunuh diri

bersama-sama. Di Korea Selatan, selama beberapa tahun terakhir, telah ada

beberapa laporan dari dua atau tiga orang yang bertemu di situs web bunuh diri

dan bunuh diri bersama-sama "(Won).

Beberapa situs-situs bunuh diri melakukan chatting kelompok sosial yang

memungkinkan anggota untuk menjelaskan perasaan dan masalah-masalah

mereka kepada orang lain dengan cerita serupa. Mereka yang memiliki masalah

serius mengungkapkan masalah nyata bercerita kepada anggota lain dalam

mencari bantuan pribadi. Dalam kelompok dukungan, ada anggota yang sinis

menyerang, mendorong, dan melecehkan korban untuk mengakhiri hidup mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, ada seorang pria yang didiagnosis dengan depresi

Page 4: Kasus bunuh diri di korea selatan

berat. Pria ini berada di militer dan memiliki pikiran yang berat untuk mengakhiri

hidupnya. Dia milik kelompok pendukung untuk membantu dia dengan

situasinya. Dalam diskusi itu percakapan dia memilih untuk mengakhiri hidupnya

dengan senapan otomatis. Bentuk lain dari pelecehan dalam bentuk panggilan

telepon, teks, dan gambar yang mengganggu. Gangguan ini merusak korban

dengan menurunkan harga diri mereka, keengganan dalam kegiatan kelompok,

dan takut orang pada umumnya.

Dengan banyaknya kasus bunuh diri tersebut Korea Selatan membentuk

tim khusus, yang bertugas untuk menyisir konten-konten di dunia maya yang

berhubungan dengan bunuh diri. Seperti diberitakan BBC yang dilansir oleh

Vivanews Selasa 5 Juni 2012, tim tersebut beranggotakan 100 orang dari berbagai

lapisan, di antaranya mahasiswa, ibu rumah tangga dan ahli kejiwaan. Mereka

bertugas memonitor konten pada blog dan sosial media yang mengandung anjuran

bunuh diri atau ajakan bunuh diri massal. Selain membentuk tim penyisir internet,

pemerintah Seoul juga telah memasang telepon darurat dan menurunkan tim

patroli di jembatan sungai Han, salah satu tempat favorit untuk bunuh diri.

Media sosial dapat dipandang sebagai sarana yang baik untuk

berkomunikasi, namun kembali lagi pada diri masing-masing individu.

Bagaimana suatu individu memandang media sosial dan untuk apa media sosial

itu digunakan. Karena ketika kecanggihan teknologi dapat meringankan beban

manusia namun bisa pula menjadi momok yang menakutkan hingga adanya kasus

bunuh diri seperti penjelasan sebelumnya.