Kasus

42
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF) Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fundamental Of Nursing 3 \ Disusun Oleh : Nama : Desti Rahmawati NPM : 220110130016

description

kasuus sgd tutorialaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Transcript of Kasus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF)Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fundamental Of Nursing 3

\

Disusun Oleh :Nama: Desti Rahmawati NPM: 220110130016

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN2014

A. Definisi Demam BerdarahDemam berdarah Dengue adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropadborn Virus) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albipices dan Aedes Aegypti).Demam berdarah dengue adalah penyakit yang diesebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (betina), terutama menyerengan anak, remaja, dan dewasa dan seringkali menyebabkan kematian bagi penderita.Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang teradapat pada anak-anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai leucopenia, dengan atau tanpa tanda ruam dan limfadenopati.B. Anatomi dan FisiologiAnatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah system sirkulasi. System sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, system sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel- sel ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi pembuluh darah, dan darah. 1. Jantung.Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita.Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks cordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan, sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.2. Pembuluh DarahPembuluh darah ada 3 yaitu :a.arteriArteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluru bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan.Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis tengahnya kira-kira 1-3 cm. arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah rambut (kapiler). Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya tetapi hanya untuk tunika intima. Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.b.VenaVena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk susunan dan juga pernafasan pembuluh darah yang menguasai vena sama dengan pada arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang tang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler.c.KapilerKapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu; rambut, kuku, dan tulang rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan. Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat makanan mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.3.DarahDarah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut plasma dan bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya tidak tetap bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah seanyak kira-kira 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.Fungsi darah: 1.Sebagai alat pengangkut2.Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibody/zat-zat antiracun.3.Mengatur panas keselurh tubuh.Adapun proses pembentukan sel dara terdapat tiga tempat yaitu: sumsung tulang, hepar, dan limpa.C.EtiologiPenyebab penyakit dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah adalah virus dengue. Virus ini tergolong dalam family/suku/grup flaviviridae yang dikenal ada 4 serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3, dengue 4, yang ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan. Tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype lain.

D.PatofisiologiVirus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti pertama-tama terjadi veremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, dan pembesaran limpa.Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan menyebabkan pendarahan kaena gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan sampai pada pendarahan kelenjar adrenalin .Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunya volume plasma. Terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diathasis hemorahagic renjatan pasti terjadi secara akut. Adanya kebocoran plasma ke darah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura dan pericardium yang pada otopsi tenyata melebihi cairan yang diberikan melalui infuse.Jika renjatan atau syok, hipovelmik berlangsung lama akan timbul anoreksia jaringan metabolic dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.

E.KlasifikasiWHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu : Derajat IDemam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi. Derajat II Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi. Derajat IIIDitandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( >120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( 120 mmHg ), tekanan darah menurun, ( 120/80 120/100 120/110 90/70 80/70 80/0 0/0 ) Derajat IVNadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur ( denyut jantung 140x/mnt ) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

F.Manifestasi klinikKasus DHF ditandai oleh manifestasi klinik, yaitu: demam tinggi dan mendadak yang dapat mencapai 400C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang, demam, sakit kepala,anoreksia, mual muntah, epigastrik, discomfort, nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut dan pendarahan, terutama pendarahan kulit, walaupun hanya berupa uji tourniquet positif. Selain itu, pendarahan kulit dapat terwujud memar atau juga berupa pendarahan spontan mulai dari petekie pada ektremitas, tubuh, dan muka, sampai epistaksis dan pendarahan gusi. Sementara pendarahan gastrointestinal masih lebih jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi pada kasus dengan syok yang berkepanjangan atau setelah syok yang tidak dapat teratasi. Pendarahan lain seperti pendarahan sub konjungtiva terkadang juga ditemukan. Pada masa konvalisen seringkali ditemukan eritema pada telapak kaki dan hepatomegali. Hepatomegali biasanya dapat diraba pada permukaan penyakit dan pembesaran hati ini tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Nyeri tekan seringkali ditemukan tanpa ikters maupun kegagalan pendarahan.

G.Pengobatan dan PencegahanPrinsip pencegahan yang tepat dalam pencegahan demam berdarah ialah sebagai berikut :a. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan melaksanakan pemberantasan vector pada saat sedikit terdapatnya kasus DHFb. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vector pada tingkat sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita veremia sembuh secara spontanc. Mengusahakan pemberantasan vector dipusat daerah penyebaran.d. Mengusahakan pemberantasan vector disemua daerah berpotensi penularan tinggi. Ada 2 macam pemberantasan vector antara lain:1. Menggunakan insektisida yang lazim digunakan dalam program pemberantasan penyakit demam berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nymuk dewasa dan temophos (abate) untuk membunuh jentik.2. Tanpa insektisida : Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1X seminggu Menutup tempat-tempat penampungan air rapat Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah, dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.Pengobatan demam berdarah ini bila dalam tahap awal sebelum ketempat pelayanan kesehatan yaitu dengan banyak minum dan juga minum obat penurun panas. Bila dilakukan ditempat pelayanan kesehatan baik itu di RS atau di Puskesmas yang ada rawat inapnya biasanya diberikan pengobatan dengan:1. Pemberian cairan infuse yang dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan juga hemokonsentrasi yang berlebihan2. Pemberian obat yang sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien seperti antipiretik untuk menurunkan demam (paracetamol)3. Pemberian garam elektrolit (oralit) bila pasien mengeluh diare4. Pemberian antibiotic untuk mencegah terjadi infeksi sekunder yang bisa ditimbulkan oleh demam berdarah 5. Pemberian transfuse trombosit sesuai indikasi bila kadar trombositnya menurun6. Bedrest total selama perawatan dan fase demam berdarah.H.KomplikasiDalam penyakit DHF atau emam berdarah jika tidak segera ditangani akan menimbulkan komplikasi adalah sebagai berikut :1. Pendarahan2. Kegagalan sirkulasi3. Hepatomegali4. Efusi pleuraI.Pemeriksaan penunjang1.Daraha. Trombosit menurunb. HB meningkat lebih 20%c. HT meningkat lebih 20%d. Leukosit menurun pada hari ke-2 dan ke-3e. Protein dalam darah rendahf. Ureum PH bisa meningkatg. NA dan CL rendah2.Serologi : HI (Hemaglutination Inhibition Test)1. Rontgen thorax : efusi ureum2. Uji tes tuoniket (+)J.PenatalaksanaanIndikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue : Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena panas, muntah, masukan kurang ) atau kejang-kejang. Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet positif / negatif, kesan sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan PCV meningkat. Panas disertai perdarahan Panas disertai renjatan.Belum atau tanpa renjatan:1. Grade I dan II :a. Oral ad libitum ataub. Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg atau 50 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg bersama-sama diberikan minuman oralit, air buah atau susu secukupnya.Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum sebnyak-banyaknya dan sesering mungkin.Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut : 100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg 75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg 60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg 50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik untuk anti panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.Dengan Renjatan ;2. Grade IIIa. Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jamApabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba dengan frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat) lanjutkan dengan Ringer Laktat 10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang dipakai untuk mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm diperhitungkan sebagai berikut : 100 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg 75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg. 60 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg. 50 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg.b. Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan tensi masih terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau yang lainnya ) sebanyak 10 mL/ Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika keadaan umum membai dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi renjatan.c. Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan tensi menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau lainnya ) sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam.

K.Patoflow Demam Berdarah DengueNyamuk Aedes Aegypti dengan virus dengue

Etiologi Mengigit manusia

Virus Dengue masuk dalam aliran darah

Terjadi veremia

Suhu meningkat

Nyeri otot

Depresi sumsum tulang

Hepatomegali

Trombosit menurun

malaise

Hipertermi

Anoreksia

Keringat berlebihan

Gangguan rasa nyaman

Trombositopenia

Kekurangan volume cairan tubuh

Mual, muntah

Pendarahan

Dehidrasi

Hipovolemia

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Defisit volume cairan dan elektrolit tubuh

Resiko syok

Syok

KasusPasien An. W umur 5 tahun, datang dibawa oleh orang tuanya ke Rumah Sakit dengan keluhan panas tinggi setiap alam 39,5 derajat selama 5 hari dan anak sering mengigau. Akan tetapi disiang hari panas agak turun sampai 37,8 derajat. Dari data yang ditemukan BB : 15 kg, TB ; 105cm nadi : 100 kali/menit, Pernapasan : 28 kali/ menit. Dari pemeriksaan darah Hb : 12 gr/dl, trombosit : 85/mm3. Diagnosa medis anak tersebut diduga terserang demang berdarah Dengue( DHF) Dengue hemorrhagic fever . Anak tersebut susah makan dan sering menangis rewel. 1. Pengkajiana. Identitas klienAn. W ( laki-laki ) berumur 5 tahun beragama islam dengan beralamatkan Jl. Pembangunan Garut , masuk rumah sakit pada tanggal 3 Juni 2014. Klien mulai dikaji pada tanggal 4 Juni 2014 dan di diagnose medis DHF.b. Identitas orang tuaNama ibu dari An. W adalah Ny. A berusia 36 tahun. Pendidikan terkhir ibu klien adalah SLTP. Sehari-hari ibu klien sebagai ibu rumah tangga. Ny. A sendiri beragama islam dan bertempat tinggal di Jl. Pembangunan, Garut.Nama Ayah dari An. W adalah Tn. A berusia 41 tahun. Pendidikan terkhir ayah klien adalah SD. Sehari-hari ayah klien bekerja sebagai pedagang. Tn. A sendiri beragama islam dan bertempat tinggal di Jl. Pembangunan, Garut.c. Riwayat kesehatan klien Keluhan utamaAnak saya panas tinggi sus, setiap malam panasnya 39,5 derajat selama 5 hari dan sering mengigau. Akan tetapi disiang hari panas agak turun sampai 37,8 derajat Riwayat penyakit sekarangSebelumnya klien belum pernah masuk rumah sakit rawat inap. Klien demam kira-kira selama 5 hari mulai tanggal 29 Mei 2014, paginya klien di kompres dan sudah tidak panas lagi pada siang hari. Namun ternyata sore hari badan klien demam kembali. Ibu klien langsung membawa ke rumah sakit karena khawatir dengan keadaan anaknya.

Riwayat penyakit lalu1) Prenatal CarePemeriksaan kehamilan rutin di bidan praktek, selama hamil tidak ada keluhan atau penyakit yang ibu alami. Ibu klien tidak pernah terpapar dengan radiasi. Berat badan selama kehamilan 62 kg.2) NatalIbu melahirkan di bidan praktek. Jenis persalinan normal. Tidak ada komplikasi selama/setelah persalinan3) Post natalKondisi bayi saat lahir tidak ada cacat.Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit seperti sekarang.4) Riwayat kesehatan keluargaKeluarga Ibu klien mempunyai penyakit sesak nafas. Klien dan adiknya mempunyai penyakit asma.5) Riwayat imunisasiKlien mendapatkan imunisasi polio pada umur 1 bulan dan reaksinya adalah demam. Imunisasi terakhir pada umur 3 bulan dengan mendapatkan imunisasi DPT.6) Riwayat tumbuh kembangA. Pertumbuhan Fisika. BB saat sakit : 15 kgb. BB sebelum sakit : 18 kgc. TB : 105 cmB. Perkembangan tiap tahapa. Berguling : 6 bulanb. Merangkak : 9 bulanc. Duduk : 10 buland. Mengeluarkan suara : 1 tahunC. Riwayat nutrisia. Pemberian asiKlien menyusui setelah lahir, klien mendapatkan asi langsung dari ibu. Lama pemberian asi 1 tahunb. Pemberian susu formulaKlien diberi susu formula sejak umur 5 bulan sampai sekarangc. Perubahan pola nutrisi tiap tahap usia sekarangKlien usia 0 5 bulan mendapatkan asi eksklusif. Umur 6 10 bulan mendapat asi dan bubur. Umur 11 16 bulan mendapatkan asi dan bubur TIM. Umur 3 tahun sampai sekarang mendapatkan nasi, telur, sayur dan lain lain.D. Riwayat psikososial Klien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan seorang adiknya. Klien tidur bersama dengan sang adik. Sehari hari klien bermain dengan adiknya karena klien tidak mempunyai kegiatan khusus.E. Riwayat spiritualAnggota keluarga klien rajin dalam beribadahF. Aktivitas sehari hari1) NutrisiSebelum sakit klien suka makan. Sehari klien makan 3 kali dengan lauk apapun. Tetapi saat sakit, klien hanya makan 1 2 kali yaitu sebanyak 3 4 sendok makan dari porsi makan yang disediakan. Ibu klien mengatakan anak saya tidak nafsu makan .2) CairanSebelum sakit klien minum susu setiap pagi jika ada dan minum air putih. Klien dalam sehari minum 5 7 gelas perhari. Pada saat sakit klien hanya minum air putih saja dengan takaran 2 gelas / 400 cc per hari dan diberi tambahan cairan infuse RL 28 tetes/menit.3) Eliminasia. BABSebelum sakit klien BAB 2 kali / hari dengan konsistensi lunak. Saat di rumah sakit klien ada BAB 1 kali / hari dengan konsistensi lunak. b. BAKSebelum sakit klien BAK 3 4 kali / hari dan saat sakit klien BAK 500 cc perhari, klien tidak ada masalah dengan BAK.

c. Istirahat TidurSebelum sakit klien jarang tidur siang. Klien tidur malam mulai jam 21.00 06.00 WIB. Klien tidak mengalami kesulitan tidur.d. OlahragaKlien tidak mempunyai jadwal olahraga yang rutin. Klien biasanya hanya bermain sepak bola hampir setiap hari dengan teman temannya.e. Personal HygeneKlien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat gigi, dan pasta gigi. Saat sakit klien tidak dapat mandi sendiri dan hanya di seka oleh ibu klien dengan bantuan perawat sebanyak 1 kali sehari. Rambut klien terlihat bersih karena ibu klien rajin menyisir rambut klien.f. Aktivitas / mobilitas fisikKegiatan sehari hari klien adalah bermain dengan saudara dan teman teman klien di rumah. Saat sakit klien hanya berbaring di tempat tidur ditemani sang ibu.g. RekreasiKlien hanya berkunjung ketempat keluarga terdekat. Dalam keluarga klien tidak ada program khusus dalam rekreasi baik sebelum sakit maupun saat sakit.

G. Pemeriksaan fisik1) Keadaan umumKU : sedang, kesadaran komposmentis2) Tanda tanda vitalNadi : 100x/menitSuhu : 380 CPernafasan : 28x/menit3) Antropometria. BB : 15 Kgb. TB : 105 cmc. Lingkar kepala : 39 cmd. Lingkar lengan atas : 16 cme. Lingkar dada : 51 cmf. Lingkar perut : 52 cm4) Sistem pernapasanHidung simetris, tidak ada secret, tidak ada tumor teraba, gerakan dada saat bernafas simetris.5) KardiovaskulerKonjungtiva tidak anemis, tidak ada sianosis, bibir kering6) Sistem pencernaanKemampuan menelan klien baik, tidak ada kembung, mukosa bibir kering.7) Sistem indraMata : konjungtiva tidak anemisHidung : Tidak ada secretTelinga : Daun telinga keadaannya simetris, fungsi pendengaran baik.8) Sistem syarafA. Tingkat kesadaran komposmentisB. Gerakan tubuh lemahC. Fungsi sensorik klien baik pada sentuhan benda tajam dan benda dingin dengan menolaknya9) Sistem integemenRambut : warna hitam, terlihat bersihKulit : akral hangat, tidak terdapat gatal gatalKuku : warna merah muda, tidak mudah patah dan bersihH. TerapiAmoxsan : 3 x 500 mgSanmol : 3 x sendokVometa ; 3 x sendokIVFD RL : 28 Tetes / menitd. Pengumpulan Data

Data SubyektifData Obyektif

badan anak saya panas 1. Suhu tubuh 380 c2. Keadaan umum sedang3. Akral terasa hangat

anak saya kurang sekali minumnya1. Klien minum sehari hanya 2 gelas2. Klien terlihat lemas3. Mukosa bibir kering

anak saya tidak nafsu makn 1. Berat badan sebelum sakit 18 kg setelah sakit 15 kg2. Konsistensi makan 4 - sendok3. Klien mual dan kadang muntah4. Klien terlihat lemah

saya tidak tahu anak saya sakit apa 1. Ibu klien banyak bertanya2. Ibu klien terlihat binggung saat dilakukan tindakan

e. Analisis DataNoDataEtiologiMasalah

1DS : Badan anak saya hangat, kulitnya merah-merah, dan kadang kejang- kejangDO : 1. Konvulsi2. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal3. Takikardia (Jantung berdenyut cepat)4. Takipnea (pernafasan cepat dan dangkal)

Bakteri

Masuk kedalam saluranPencernaan

Mengeluarkan endotoin Interleukin I

Prostaklandin

EndotoxinMenggigil

Demam

Peningkatan suhu tubuh

2DS: anak saya sering kehausan, badannya lemah sekali, dia gelisahDO : 1. Kulit kering2. Membran mukosa kering3. Peningkatan frekuensi nadi4. Penurunan turgor kulitEkstravasi cairan vaskuler

Rejatan hipovolemik

Defisit volume cairan

3DS: anak saya tidak mau makan karena tidak ada nafsu, perutnya sakit,BAB terus, ada sariawan DO: Berat badan 20 % dibawah berat badan ideal Sretorea Bising usus hiperaktif Tonus otot menurun

Kurang nafsu makan

Intake nutrisi kurang

Akumulasi gas

Perut kembung

Mual muntah

Nutrisi kurang darikebutuhan tubuh

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4DS:1. Bagaimana keadaan anak saya sus, sakitnya parah atau tidak, saya takut sekali jika anak saya kenapa-kenapa

2. DO :1. Ketikakuratan mengikuti perintah2. Ketidakakuratan performa uji

Kurang terpaparnya Informasi

Infosmasi kurang

Kurang pengetahuan

2. Diagnosa keperawatan1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolismDS : Badan anak saya hangat, kulitnya merah-merah, dan kadang kejang- kejangDO : 1). Konvulsi2). Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal3). Takikardia4). Takipnea

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan aktifDS : anak saya sering kehausan, badannya lemah sekali, dia gelisahDO : 1). Kulit kering2). Membran mukosa kering3). Peningkatan frekuensi nadi4). Penurunan turgor kulit

3. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan butuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makananDS : anak saya tidak mau makan karena tidak ada nafsu, perutnya sakit,BAB terus, ada sariawan DO : 1) Berat badan 20 % dibawah berat badan ideal2). Stretorea3). Bising usus hiperaktif4). Tonus otot menurun

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasiDS : Bagaimana keadaan anak saya sus, sakitnya parah atau tidak, saya takut sekali jika anak saya kenapa-kenapaDO : 1). Ketikakuratan mengikuti perintah 2). Ketidakakuratan performa uji

3. Intervensi KeperawatanDiagnosa KeperawatanTujuanIntervensi KeperawatanRasional

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

Klien akan dapat melaporkan suhu tubuh normal dalam waktu 1 x 24 jam dengan criteria hasil :1. Badan hangat2. Kulit normal3.Tidak terjadi kejang

1. Ukur tanda-tanda vital ( suhu )2. Berikan kompres hangat3. Tingkatkan intake cairan4. Observasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam5. Observasi dan catat intake dan output1. Suhu 38,90c-41,10c,menunjukkan proses penyakit infeksi akut2. Kompres hangat akan terjadi perpindahan panas konduksi3. Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi

4. Penurunan sirkulasi darah dapat terjadi dari peningkatan kehilangan cairan mengakibatkan hipotensi dan takikardia

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Klien akan dapat melaporkan kebutuhan cairan terpenuhi dalam waktu 2 x 24 jam dengan criteria hasil : Volume cairan adekuat Kekuatan tubuh kembali normal Klien tenang

1. Timbang berat badan2. Monitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam3. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi4. Ciptakan lingkungan yang nyaman1. Menunjukkan status volume sirkulasi, terjadinya/perbaikan perpindahan cairan, dan respon terhadap terapi

3. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan

Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi

Klien akan dapat melaporkan nutrisi terpenuhi dalam waktu 2 x 24 jam dengan kriteria hasil : Nutrisi adekuat BAB normal Tidak ada sariawan

Klien akan dapat melaporkan mengerti dan memahami proses penyakit dan pengobatan dalam waktu 1 x 45 menit dengan criteria hasil :1. Ibu klien tenang, tidak cemas2. Informasi adekuat1. Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi2. Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering secara bertahap3. Anjurkan kebersihan oral4. Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama

1. Tentukan kemampuan dan kemauan untuk belajar2. Jelaskan rasional pengobatan, dosis, efek samping dan pentingnya minum obat sesuai resep3. Beri pendidikan kesehatan mengenai penyakit DHF1. Mengukur keadekuatan2. penggantian cairan sesuai fungsi ginjal3. Mempertahankan keseimbangan cairan/elektrolit4. Memberikan informasi tentang kebutuhan diet/keefektifan terapi5. Lingkungan yang nyaman menurunkan stress dan lebih kondusif untuk makan6. Memberikan masukan nutrisi yang adekuat yang diperlukan tubuh7. Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan8. Mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan9. Mengawasi penurunan berat badan

1. Adanya keinginan untuk belajar memudahkan penerimaan informasi2. Dapat meningkatkan kerjasama dengan terapi obat dan mencegah penghentian pada obat dan atau interkasi obat yang merugikan3. Dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan dapat mengurangi kecemasan

4. Implementasi KeperawatanHari/TanggalDXImplementasi KeperawatanHasil

Rabu, 04 Juni 201408.0009.00

10.00

Rabu, 04 Juni 201411.00

12.50

08.30

12.05

12.10

13.00

14.00

Rabu, 04 Juni 201408.30

11.30

12.00

12.30

12.45

Rabu, 04 Juni 201409.45

09.55

10.05

Kamis, 05 Juni 201408.00

09.00

10.00

Kamis, 05 Juni 201411.00

12.50

12.05

Kamis, 05 Juni 201408.3012.00

Jumat, 06 Juni 201408.00

09.0010.00

Jumat, 06 Juni 201411.00

12.50

12.05

Jumat, 06 Juni 201408.30

12.00

12.45

I

II

III

IV

I

II

III

I

II

III1. Mengukur tanda-tanda vital ( suhu )2. Memberikan kompres hangat3. Meningkatkan intake cairan

1.

1. Mengobservasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam2. Mengobservasi dan catat intake dan output3. Menimbang berat badan

4. Menonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam

5. Memberikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi6. Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering secara bertahap7. Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama

1. Menimbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi2. Menganjurkan istirahat sebelum makan3. Memberikan kebersihan mulut terutama sebelum makan4. Menciptakan lingkungan yang nyaman5. Mengkolaborasi dengan tim ahli gizi

1. Menententukan kemampuan dan kemauan untuk belajar2. Menjelaskan rasional pengobatan, dosis, efek samping dan pentingnya minum obat sesuai resep

3. Memberi pendidikan kesehatan mengenai penyakit DHF

1. Mengukur tanda-tanda vital ( suhu )2. Memberikan kompres hangat

3. Meningkatkan intake cairan

1. Mengobservasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam2. Mengobservasi dan cata intake dan output3. Menonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam

1. Menimbang berat badan setiap hari 2. Mengkolaborasi dengan tim ahli gizi

1. Mengukur tanda-tanda vital

2. Memberikan kompres hangat

3. Meningkatkan intake cairan

1. Mengobservasi tanda-tanda vital setiap tiga jam atau sesuai indikasi2. Mengobservasi dan catat intake output3. Intake dan output adekuat, klien minum -6 gelas / hari

1. Menimbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi2. Memberikan kebersihan mutut terutama sebelum makan3. Mengkolaborasi dengan tim ahli gizi

1. Suhu tubuh 37,52. Badan klien panas3. Cairan tubuh yang hilang tidak adekuat

1. 1. Suhu tubuh 37,5 c

2. Intake dan output tidak adekuat3. Berat badan klien 16 kg4. Cairan tubuh klien tidak adekuat5. Nafsu makan klien belum ada. Klien makan 1/4 dari porsi yang disediakan

6. Ibu klien menerapkan saran perawat

7. Tidak terjadi peningkatan berat badan.Berat badan klien 16 kg

1. Berat badan klien 16 kg2. Klien terlihatTenang3. Klien makan 3-4 sendok

4. 4. Klien terlihat tenang5. Klien diberi vometa sendok makan dan klien masih mual setelah minum obat1.

1. Ibu klien mau untuk belajar2. Keluarga klien mengerti tentang rasional pengobatan

3. Ibu klien dapat menjelaskan dan mengulang mengenai penyakit DHF

1. Suhu tubuh klien 37,0 c2. Badan klien masih hangat3. Intake cairan tidak adekuat

1. Suhu tubuh klien 37oC. Nadi 116 x/menit2. Intake dan output tidak adekuat, minum 3-4 gelas perhari3. IV RL 28 tetes / menit

1. Berat badan klien 17 kg2. Nafsu makan klien belum3. Klien mual

1. Suhu tubuh 36,5 c2. Badan sudah tidak panas lagi

3. Intake cairan terpenuhi

1. Suhu tubuh normal 36,5 c

2. Intake dan output adekuat3. klien minum -6 gelas / hari

1. Berat badan 18 kg

2. Nafsu makan kembali normal

3. Klien tidak mual atau muntah saat diberikan vometa 1/2

5. Evaluasi keperawatan1. Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh dengan kriteria :a. Suhu tubuh normal (36 - 37 C).b. Pasien bebas dari demam.2. Nyeri teratsi dengan kriteria :a. Rasa nyaman terpenuhi.b. Nyeri berkurang atau hilang.3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria : Pasien mampu menghabiskan porsi makan yang diberikan / dibutuhkan.4. Tidak terjadi perdarahan intra abdomen dengan kriteria :a. Tidak ada tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.b. Jumlah trombosit meningkat.5. Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi dengan kriteria : klien / keluarga mengetahui tentang proses penyakit, diet dan perawatannya.6. Klien mengetahui tentang proses penyakit diet dan perawatannya dengan kriteria : Klien dan keluarga mengetahui tentang proses penyakit.7. Klien mampu beraktifitas dengan kriteria : a. Kebutuhan aktifitas sehari-hari terpenuhi.b. Klien mampu mandiri setelah bebas dari demam.

6. Dokumentasi KeperawatanHARI 1 ( Rabu, 04 Juni 2014 ) DX IS : badan anak masih panasO : suhu tubuh klien 37,5 cA : Suhu tubuh tidak normalP : Lanjutkan intervensi1. Mengukur tanda-tanda vital ( suhu )2. Memberikan kompres hangat3. Meningkatkan intake cairan DX 2S : anak saya hanya minum sedikit O : - Mukosa bibir kering, minum sehari 1-2 gelasA : Volume cairan tidak adekuatP : Lanjutkan intervensi1. Mengobservasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam2. Mengobservasi dan cata intake dan output3. Menonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam DX 3S : anak saya belum mau makan O : BB 16,0 kgA : Kebutuhan nutrisi tidak adekuatP : Lanjutkan intervensi1. Menimbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi2. Memberikan kebersihan mulut terutama sebelum maka3. Mengkolaborasi dengan tim ahli gizi DX 4S : saya sudah mengetahui tentang penyakit anak saya O : Ibu klien melakukan tindakan mandiri dan tidak terlihat bingungA : Pengetahuan adekuatP : Pertahankan intervensi

HARI 2 Kamis, 05 Juni 2014 DX 1S : badan anak saya masih panas O : Suhu tubuh 37 cA : Suhu tubuh tidak normalP : Lanjutkan intervensi1) Mengukur tanda-tanda vital ( suhu )2) Memberikan kompres hangat3) Meningkatkan intake cairan DX 2S : anak saya sedikit minum sus O : minum 3-4 gelas /hari, turgor kulit jelekA : volume cairan tidak adekuatP : Lanjutkan intervensi1. Mengobservasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam2. Mengobservasi dan cata intake dan output3. Menonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam DX 3S : anak saya makan sedikit saja O : berat badan 17 kg, makan setengah dari porsi yang disediakanA : Nutrisi tidak adekuatP :Lanjutkan intervensi1. Menimbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi2. Memberikan kebersihan mulut terutama sebelum makan3. Mengkolaborasi dengan tim ahli gizi

HARI 3 Jumat, 06 Juni 2014

DX 1S : anak saya sudah tidak panas lagi badannya O : suhu tubuh 36,5 cA : Suhu tubuh kembali normalP : Pertahankan intervensi DX 2S : anak saya sudah mau dan sering minum sus O : Klien minum 5-6 gelas / hariA : Volume cairan adekuatP : pertahankan intervensi

DX 3S : anak saya sudah mau makan sus O : Klien menghabiskan porsi makan yang disediakan Klien tidak ada muntah Berat badan klien 18 kg A : Nutrisi terpenuhi/ adekuat P : Pertahankan intervensi

DAFTAR PUSTAKA Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta Herdman, T. Heather. 2009. Diagnosa Keperawatan Nanda Internasional. EGC. Jakarta Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta Agustiani, Nurlinda. 2008. Karya Tulis Ilmiah DHF. Samarinda M. Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba Medika. Jakarta