Kasus 1 Joshua

download Kasus 1 Joshua

of 14

Transcript of Kasus 1 Joshua

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    1/14

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    2/14

    Seorang karyawati berusia 23 tahun, datang ke unit gawat

    darurat jam 20.00 Wita dengan keluhan kelemahan pada kedua lengan dan

    tungkai. Kelemahan terasa makin memberat saat sore hari, saat pasien sering

    mengalami kesulitan saat hendak pulang kerja dengan mengendarai sepedamotor atau saat mengerjakan sesuatu yang membutuhkan tenaga. Pasien juga

    mengeluh lebih cepat merasa lelah, kedua lengan gampang melemah dan

    sering mengalami kesulitan saat menyelesaikan makan malam karena pasien

    cepat merasa lelah.

    Keluhan ini mulai dirasakan sekitar 3 bulan yang lalu. Keluhan

    bisa sedikit membaik bila pasien mencoba untuk istirahat sejenak atau tidur

    siang, namun setelah ini kembali memburuk. Namun pada saat bangun dipagi hari setiap harinya selama ini pasien tidak merasakan kelemahan

    tersebut, tidak merasa lelah dan mampu menyelesaikan sarapan.

    Pada saat pemeriksaan pasien dalam keadaan sadar, tak ada

    demam, tak ada riwayat trauma, keadaan kesehatan sebelumnya baik. Tanda

    vital baik dan hasil pemeriksaan laboratorium rutin normal. Didapatkan GCS

    15 dengan kelemahan pada keempat extremitas yang makin memberatdengan latihan, reflex fisiologis menurun, tak ditemukan reflex patologis.

    Kasus 1

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    3/14

    Refleks Patologik

    Refleks Fisiologi

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    4/14

    Kata kunci

    Wanita, 23 tahun

    Kelemahan kepada kedua lengan dan tungkai

    Kelemahan memberat saat mengerjakan

    sesuatu yang membutuhkan tenaga Pasien cepat merasa lelah

    GCS 15 dengan didapatkan kelemahan padake 4 ekstrimitas yang makin memberat

    dengan latihan Reflex fisiologis menurun dan tidak

    didapatkan reflex patologis

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    5/14

    Masalah dasar

    Wanita, 23 tahun mengalami kelemahan

    pada keempat ekstremitas yang makin

    memberat dengan latihan.

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    6/14

    Questions And answers

    ARE

    YOU

    READY

    ???

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    7/14

    1. Bagaimana anamnesis pada kasus ini ?

    Periodik paralisis

    hipokalemi ( channelupati )

    Miastenia gravis

    Eatonlambert syndrome

    Syndrome guillain barresyndrome

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    8/14

    2. Pemeriksaan fisik dan penunjang apa

    yang dapat di berikan kepada pasien ?

    Pemeriksaan Fisik :

    1. Meminta pasien untuk melihat ke atasselama beberapa menit (untuk menilai

    ptosis dan kelemahan ocular)2. Meminta pasien untuk berhitung dari 100

    sampai 1 dengan lantang (untuk menilaigangguan bicara)

    3. Tes secara respetitive otot-otot proksimal4. GCS

    5. Refleks fisiologis dan patologis

    6. Derajat kelumpuhan

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    9/14

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    10/14

    Kelainan primer pada miastenia gravis dihubungkan dengangangguan transmisi pada neuromuscular junction, yaitu penghubungantara unsur saraf dan unsur otot. Pada ujung akson motor neuronterdapat partikel-partikel globuler yang merupakan penimbunanasetilkolin (ACh). Jika rangsangan motorik tiba pada ujung akson,partikel globuler pecah dan ACh dibebaskan yang dapat

    memindahkan gaya saraf yang kemudian bereaksi dengan AChreseptor (AchR) pada membran postsinaptik. Reaksi ini membukasaluran ion pada membran serat otot dan menyebabkan masuknyakation, terutama Na, sehingga dengan demikian terjadilah kontraksiotot. Penyebab pasti gangguan transmisi neromuskuler padamiastenia gravis tidak diketahui. Dulu dikatakan, pada miastenia

    gravis terdapat kekurangan ACh atau kelebihan kolinesterase, tetapimenurut teori terakhir, faktor imunologiklah yang berperanan.

    Gangguan tersebut kemungkinan dipicu oleh infeksi, opeasi, ataupengunaan obat-obatan tertentu, seperti nifedipine atau verapamil(digunakan untuk menggobati tekanan darah tinggi), quinine(digunakan untuk mengobati malaria), procainamide (digunakan

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    11/14

    6. Penatalaksanaan pada kasus ?

    Secara garis besar, pengobatan miastenia gravis berdasarkan 3 prinsip, yaitu :

    Mempengaruhi transmisi neuromuskuler :

    Istirahat

    Dengan istirahat, banyaknya ACh dengan rangsangan saraf akan

    bertambah sehingga serat-serat otot yang kekurangan AChR dibawah

    ambang rangsang dapat berkontraksi. Memblokir pemecahan ACh

    Dengan anti kolinesterase, seperti prostigmin, piridostigmin, edroponium

    atau ambenonium diberikan sesuai toleransi penderita, biasanya dimulai

    dosis kecil sampai dicapai dosis optimal.

    Mempengaruhi proses imunologik

    Thymectomi

    Tujuan neurologi utama dari Thymectomi ini adalah tercapinya perbaikan

    signifikan dari kelemahan pasien, mengurangi dosis obat yang harus

    dikonsumsi pasien, serta idealnya adalah kesembuhan yang permanen dari

    pasien.

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    12/14

    Kortikosteroid

    Diberikan prednisone dosis tunggal atau alternatinguntuk mencegah efek samping

    Immunosupresif

    Yaitu dengan menggunakan Azathioprine,Cyclosporine, Cyclophosphamide (CPM)

    Plasma exchange Berguna untuk mengurangi kadar anti-AChR

    Penyesuaian penderita terhadap kelemahan otot

    Memberikan penjelasan mengenai penyakitnya untukmencegah problem psikis

    Alat bantu non medika mentosa pada miastenia gravisdengan ptosis diberikan kacamata khusus yangdilengkapi dengan pengkait kelopak mata

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    13/14

  • 7/31/2019 Kasus 1 Joshua

    14/14