Kasturi 2-pasar bebas-asean

49
PASAR BEBAS ASEAN Kajian Sabtu Sore, Mushola Fpsikologi, UII , 13 Desember 2014 Amir Hamzah

Transcript of Kasturi 2-pasar bebas-asean

PASAR BEBAS ASEAN

Kajian Sabtu Sore, Mushola Fpsikologi, UII , 13 Desember 2014Amir Hamzah

Pembentukan AFTA : Pertemuan para Menteri Ekonomi anggota ASEAN 1994 di Chiang Mai, Thailand.Tiga Keputusan Penting1) Seluruh anggota ASEAN sepakat bahwa pembentukan kawasan perdagangan bebas dipercepat dari 2010 menjadi 2005.2) Jumlah produk yang telah disetujui masuk dalam daftar AFTA (inclusion list/IL) ditambah dan semua produk yang tergolong dalam temporary exclusion list/TEL secara bertahap akan masuk IL.

3) Memasukkan semua produk pertama yang belum masuk dalam skema common effective preferential tariff (CEPT) yang terbagi sebagai berikut.

Pertama ditandatangai oleh 6 Negara Asean: Brunei, Indonesia, Malaysia,Filipina, Singapura dan Thailand.

Vietnam bergabung pada 1995 Laos dan Myanmar pada 1997 Kemboja (Kampuchea) pada 1999

S SCImago Lab. (www.scimagojr.com) : Tahun 2013, Indonesia di peringkat 61 dunia dari 239 negara di dunia, dan peringkat 11 di Asia

Jumlah publikasi internasional Indonesia pada periode 1996 – 2013 mencapai 25.481. Tertinggal dengan Kuba yang berada di peringkat 59 dengan publikasi 27.139 artikel.

China merupakan negara Asia yang amat produktif dalam menghasilkan publikasi ilmiah, dengan 3.129.719 publikasi. China menempati posisi pertama di Asia dan kedua di dunia, hanya kalah dari Amerika Serikat.

Singapura (5,4 juta) : posisi ke-7 Asia : jumlah publikasi 171.037. Malaysia (27 juta) : posisi ke-8 Asia : jumlah publikasi 125.084. Thailand (67 juta): posisi ke- 9 Asia : jumlah publikasi 95.690.

Artinya, Indonesia berada di posisi ke-4 di antara negara-negara ASEAN

1) meningkatkan perdagangan dan spesialisasi di lingkungan keanggotaan ASEAN;

2) meningkatkan jumlah ekspor negara-negara anggota ASEAN

3) meningkatkan investasi dalam kegiatan produksi dan jasa antaranggota ASEAN

4) meningkatkan masuknya investasi dari luar negara anggota ASEAN.

28 Februari 2009 lalu bersama sejumlah menteri Perdagangan ASEAN, Australia dan New Zaeland telah menandatangani Persetujuan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru, atau AANZ-FTA (Asean, Australia, New Zealand Free Trade Area), yakni perjanjiankerjasama untuk melakukan perdagangan bebas di antara negara-negara tersebut.

Pokok dari perjanjian : masing-masing negara akan menurunkan tarif bea masuk barang dan jasa dari negara-negara yang terlibat perjanjian menjadi nol persen dengan tahapan-tahapan yang disepakati.

AANZA-FTA: 86 % pos tarif Indonesia bertahap akan menjadi nol persen

pada 2015 13 % tarif menjadi nol persen pada 2009. Dari Australia : 92 % jadi nol persen pada tahun pertama. 70 % pos tarif Selandia Baru juga langsung nol persen di

tahun pertama. Produk peternakan, seperti daging dan susu, dari kedua

negara itu dinolkan pada 2017-2020.

Neraca perdagangan non migas Indonesia baik dengan Australia dan New Zealand selalu negatif. Artinya tanpa perdagangan bebas pun, Indonesia lebih banyak mengimpor barang dari kedua negara tersebut. Australia selama ini dikenal sebagai pemasok utama susu daging sapi dan sejumlah bahan pangan ke Indonesia

Tarif diturunkan menjadi 0% : ketergantungan pada impor akan semakin tinggi.

Industri pertanian yang kini terseok-seok akibat gempuran produk-produk impor akan semakin terpukul.

Indonesia mengimpor produk pertanian antara lain: gandum sebanyak 100% dari total kebutuhan gandum dalam negeri, kedelai 61%, gula 31%, susu 70%, daging sapi 50%, garam 66% dan kapas sebanyak 80%

Sejak globalisasi dihembuskan negara-negara maju, liberalisasi baik perdagangan dan investasi, telah menjadi spirit berbagai perjanjian dan kesepakatan ekonomi

Bilateral seperti Japan Indonesia Economic Aggrement (JIEPA)

Multilateral sepertiAsean Economic Community (AEC), APEC, NAFTA dan WTO. Ciri yang paling menonjol dari perjanjian-perjanjian tersebut adalah menghilangkan secara bertahap berbagai tarif dan hambatan perdagangan dan investasi.

Liberalisasi perdagangan digawangi WTO, IMF dan Bank Dunia adalah kendaraan bagi negara-negara maju untuk memperluas pasar mereka demi memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya di negara-negara berkembang dan negara-negara miskin.

Di sisi lain mereka enggan menerapkan aturan yang sama jika mengancam perekonomian domestik mereka.

Mereka akan melakukan proteksi terhadap industri-industri mereka jika dianggap lemah baik dengan pengenaan tarif impor yang tinggi, subsidi dan pensyaratan standar mutu yang tinggi bagi produk-produk impor serta berbagai regulasi yang menghambat barang-barang impor masuk ke pasar domestik mereka

Negara-negara Industri dulunya juga memberlakukan tarif yang tinggi untuk melindungi industri mereka.

Pada tahun 1950 misalnya rata-rata tarif industri Amerika dan Inggris masing-masing sebesar 14 dan 23 persen.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan tarif perdagangan Brazil (10,4%), China (12,3%) dan negara-negara berkembang lainnya (8,1%)

Dr Joon Change, 2001, pakar sejarah ekonomi dari Cambridge University : AS baru melakukan liberalisasi dan mulai memperjuangkan perdagangan bebas (free trade) setelah perang Dunia ke-2 ketika kedigdayaan industrinya tidak lagi tertandingi.

INDONESIADALAM KEPUNGAN

PASAR BEBAS

14PUSAKIN12/17/14

ASEAN Free Trade Area (AFTA) ASEAN China FTA (ACFTA) ASEAN Korea FTA (AKFTA) ASEAN Australia dan New Zealand (AANZFTA) ASEAN India FTA (AIFTA) ASEAN Jepang CEP (AJCEP) ASEAN Uni Eropa (pending) INDONESIA JAPAN ECONOMIC PARTNERSHIP

AGREEMENT (IJEPA) INDONESIA PAKISTAN

15PUSAKIN12/17/14

Akses Pasar Barang (penurunan s/d penghapusan Tarif Bea Masuk)

Akses Pasar

Keterbukaan Investasi (Iklim Investasi)

Kerjasama Ekonomi (Peningkatan Capacity Building)

12/17/14 PUSAKIN 16

Penurunan dan Penghapusan Tarif Bea Masuk (Modalitas, Schedule of Concession)

Kesepakatan Rules of Origin (ROO)Penghapusan Non Tarif Barriers (NTBs)

(Mengurangi Aturan-aturan Teknis)

12/17/14 PUSAKIN 17

12/17/14 PUSAKIN 18

ASEAN - 6 (BIMPST): - 2003 : 60 % dari Inclusion List (IL) tarif BM 0 % - 2007 : 80 % dari Inclusion List (IL) tarif BM 0 % - 2010 : 100 % dari Inclusion List (IL) tarif BM 0 %

ASEAN – 4 (CMLV): 2015 : 100 % dari Inclusion List (IL) tarif BM 0 %.

d. Penurunan/Penghapusan Tarif Bea Masuk

Dilaksanakan melalui 3 tahapan, yaitu :► Early Harvest Program – EHP :

tahun 2004-2006► Penurunan tarif untuk produk dalam Normal Track : NT1 = 0% tahun 2010 NT2 = 0% tahun 2012 ► Penurunan tarif untuk produk dalam Sensitive dan

Highly Sensitive : SL : max 20% tahun 2012 dan 0-5% tahun 2018 HSL : max 50% tahun 2015 dan 0-5% tahun 2020

e. Penurunan/Penghapusan Tarif Bea Masuk (lanjutan)

12/17/14 PUSAKIN 19

ASEAN

ASEAN-6 (Kecuali Filipina lebih lambat 2 tahun):- 2008/2010 : Tahap I- 2009/2011 : Tahap II- 2010/2012 : Tahap III (terakhir)

ASEAN-4 (CLMV) :- 2013 : Tahap I- 2014 : Tahap II- 2015/2018 : Tahap III (Terakhir)

12/17/14 PUSAKIN 20

a. Cakupan Pos Tarif Industri Manufaktur Dalam BTBMI

• Dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI) tahun 2007 terdapat sebanyak 8.750 pos tarif berdasarkan klasifikasi Harmonised System (HS) 10 digit. Dari jumlah tersebut pos tarif sektor industri manufaktur adalah sebanyak 7.577 pos tarif atau sekitar 87% dari total pos tarif seluruh sektor. Hal ini menunjukkan bahwa sektor industri sangat merasakan dampak dari adanya berbagai kesepakatan FTA

• BTBMI 2007 menggambarkan tingkat tarif aplikasi (applied tariff) MFN seluruh pos tarif dimana rata – rata tingkat tarifnya pada tahun 2007 sudah sangat rendah yaitu 7%, dibandingkan dengan tingkat rata – rata bound tarif Indonesia yang di notifikasi di WTO sebesar 36%.

b. Struktur Tarif Bea Masuk Indonesia

12/17/14 PUSAKIN 21

TBM

T A H U N

2004 2006 2007 2008

JML PT %JML

PT

%JML PT

%JML

PT

%

0% 2334 20.91% 2454 21.96% 2088 23.87% 2092 23.92%

5% 4344 38.91% 4136 37.02% 3586 40.99% 3609 41.27%

7.5% 0 0.00% 80 0.72% 121 1.38% 106 1.21%

10% 1709 15.31% 1695 15.17% 1279 14.62% 1329 15.20%

12.5% 42 0.38% 117 1.34% 189 2.16%

15% 1562 13.99% 1562 13.98% 1143 13.06% 1105 12.64%

20% 306 2.74% 590 5.28% 157 1.79% 79 0.90%

25% 345 3.09% 31 0.28% 33 0.38% 37 0.42%

30% 31 0.28% 64 0.57% 39 0.45% 24 0.27%

>30% :

35% 24 0.21% 16 0.14% 0 0.00% 0 0.00%

40% 115 1.03% 121 1.08% 50 0.57% 49 0.56%

45% 190 1.70% 190 1.70% 47 0.54% 44 0.50%

50% 11 0.10% 18 0.16% 8 0.09% 21 0.24%

55% 15 0.17% 0 0.00%

60% 18 0.16% 103 0.92% 6 0.07% 0 0.00%

65% 8 0.07% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

70% 16 0.14% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

75% 5 0.04% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

80% 74 0.66% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

90% 6 0.05% 6 0.05% 5 0.06% 5 0.06%

105% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

150% 0 0.00% 48 0.43% 45 0.51% 45 0.51%

170% 48 0.43% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

200% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

(*) 17 0.15% 17 0.15% 10 0.11% 10 0.11%

TOTAL 11163100.00

% 11173100.00

% 8749 100.00% 8744100.00

%

RATA2 BM 9.88% 9.45% 7.81% 7.61%

TBM

T A H U N

2004 2006 2007 2008

JML PT %JML

PT

%JML PT

%JML

PT

%

0% 2334 20.91% 2454 21.96% 2088 23.87% 2092 23.92%

5% 4344 38.91% 4136 37.02% 3586 40.99% 3609 41.27%

7.5% 0 0.00% 80 0.72% 121 1.38% 106 1.21%

10% 1709 15.31% 1695 15.17% 1279 14.62% 1329 15.20%

12.5% 42 0.38% 117 1.34% 189 2.16%

15% 1562 13.99% 1562 13.98% 1143 13.06% 1105 12.64%

20% 306 2.74% 590 5.28% 157 1.79% 79 0.90%

25% 345 3.09% 31 0.28% 33 0.38% 37 0.42%

30% 31 0.28% 64 0.57% 39 0.45% 24 0.27%

>30% :

35% 24 0.21% 16 0.14% 0 0.00% 0 0.00%

40% 115 1.03% 121 1.08% 50 0.57% 49 0.56%

45% 190 1.70% 190 1.70% 47 0.54% 44 0.50%

50% 11 0.10% 18 0.16% 8 0.09% 21 0.24%

55% 15 0.17% 0 0.00%

60% 18 0.16% 103 0.92% 6 0.07% 0 0.00%

65% 8 0.07% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

70% 16 0.14% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

75% 5 0.04% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

80% 74 0.66% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

90% 6 0.05% 6 0.05% 5 0.06% 5 0.06%

105% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

150% 0 0.00% 48 0.43% 45 0.51% 45 0.51%

170% 48 0.43% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

200% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

(*) 17 0.15% 17 0.15% 10 0.11% 10 0.11%

TOTAL 11163100.00

% 11173100.00

% 8749 100.00% 8744100.00

%

RATA2 BM 9.88% 9.45% 7.81% 7.61%

22PUSAKIN12/17/14

Perkembangan Skema Bea MasukPerkembangan Skema Bea Masuk

20042004 20052005 20062006 20072007 20082008 20092009 20102010

MFNMFN 9.99.9 9.99.9 9.59.5 7.87.8 7.67.6 7.57.5 7.497.49CEPTCEPT 3.43.4 2.82.8 2.82.8 22 1.91.9 1.91.9 00

AC-FTAAC-FTA 9.99.9 9.69.6 9.59.5 6.46.4 6.46.4 3.83.8 2.92.9

AK-FTAAK-FTA 9.99.9 9.99.9 9.59.5 6.66.6 66 2.62.6 2.62.6

AANZAANZ 9.99.9 9.99.9 9.59.5 7.87.8 7.67.6 7.57.5 --IJEPAIJEPA 9.99.9 9.99.9 9.59.5 7.87.8 5.25.2 4.54.5 2.972.97

Persentase Jumlah Komoditas dengan Tarif 0%Persentase Jumlah Komoditas dengan Tarif 0%

MFNMFN CEPT-AFTACEPT-AFTA AC-FTAAC-FTA AK-FTAAK-FTA IJEPAIJEPA

20092009 24.10%24.10% 79.30%79.30% 65.30%65.30% 81.90%81.90% 42.30%42.30%

20102010 5.30%5.30% 99.00%99.00% 83.60%83.60% 81.90%81.90% 44.70%44.70%

23PUSAKIN12/17/14

Dalam kerangka AC-FTA, jumlah produk yang dijadwalkan menjadi 0% pada tahun 2010 adalah sebanyak 1.597 pos tarif, sehingga total jumlah tarif yang sudah menjadi 0% adalah 7.306 pos tarif

Skema penurunan tarif bea masuk untuk Normal Track 1 (NT 1) akan menjadi 0% mulai tanggal 1 Januari 2010. Jumlah pos tarif sektor industri dalam kategori NT1 adalah 6064 pos tarif. Dari jumlah tersebut, sebanyak 228 pos tarif, saat ini telah diusulkan untuk ditunda penghapusannya.

Untuk kategori Normal Track 2 (NT 2), tarif bea masuknya menjadi 0% pada tahun 2012, untuk kategori Sensitive List (SL), menjadi 0% – 5% pada tahun 2018, untuk kategori High Sensitive List (HSL) diturunkan/dihapuskan menjadi 0%-50% mulai tahun 2015, dan untuk kategori General Exception List (GEL) tetap berlaku tarif MFN

24PUSAKIN12/17/14

1991AS E AN-F T A (AF T A) disepakati 1992-2007

(kemudian dipercepat ke 2001)

1991AS E AN-F T A (AF T A) disepakati 1992-2007

(kemudian dipercepat ke 2001)

1996C hina secara resmi

menjadi dialog partnerAS E AN

1996C hina secara resmi

menjadi dialog partnerAS E AN

1997K epala Negara untuk menjalankan AF T A,

menyongs ong abad 21

1997K epala Negara untuk menjalankan AF T A,

menyongs ong abad 21

2000P ada K T T AS E AN - C hina,

K epala negara menyepakati gagasan AC -F T A

2000P ada K T T AS E AN - C hina,

K epala negara menyepakati gagasan AC -F T A

2001Dibentuk AS E AN - C hina E conomic E xpert G roup

2001Dibentuk AS E AN - C hina E conomic E xpert G roup

2002P ada K T T AS E AN-C hina,

K epala Negara menandatangani pembentukan

AC -F T A

2002P ada K T T AS E AN-C hina,

K epala Negara menandatangani pembentukan

AC -F T A

2003P erundingan AC -F T A dimulai

dan selesai J uni 2004B ali C oncord (P roposal

Indones ia AS E AN C ommunity diterima) menjadi bagian dari

AS E AN E conomic C ommunity (AE C )

2003P erundingan AC -F T A dimulai

dan selesai J uni 2004B ali C oncord (P roposal

Indones ia AS E AN C ommunity diterima) menjadi bagian dari

AS E AN E conomic C ommunity (AE C )

2004K esepakatan AC -F T A

Trade In G oods ditandatangani

2004K esepakatan AC -F T A

Trade In G oods ditandatangani

2007AE C diakselesras i dari

2020 ke 2015K esepakatan AS E AN C harter dan cetak biru

ditandatangani

2007AE C diakselesras i dari

2020 ke 2015K esepakatan AS E AN C harter dan cetak biru

ditandatangani

2008AS E AN C harter

berlaku

2008AS E AN C harter

berlaku

2010P elaksanaan tarif 0% penuh untuk seluruh produk pada

AF T AP elaksanaan tarif 0% untuk mayoritas produk pada AC -

F T A

2010P elaksanaan tarif 0% penuh untuk seluruh produk pada

AF T AP elaksanaan tarif 0% untuk mayoritas produk pada AC -

F T A

25PUSAKIN12/17/14

Nilai Ekspor Indonesia masih lebih besar daripada Nilai Impor setiap tahunnya, namun gap mengecil

Persentase nilai ekspor non migas Indonesia relatif stabil setiap tahunnya

26PUSAKIN12/17/14

27PUSAKIN12/17/14

Nilai Ekspor Indonesia terhadap ASEAN selalu mengalami peningkatan walaupun pada 5 tahun terakhir mengalami penurunan jumlah jika dibandingkan nilai impornya.

Persentase nilai ekspor non migas Indonesia cenderung mengalami penurunan walaupun tetap masih lebih tinggi dibanding impornya

28PUSAKIN12/17/14

29PUSAKIN12/17/14

Nilai total ekspor dan Non-Migas indonesia dengan China terus meningkat setiap tahunnya, namun gap defisit kian besar

30PUSAKIN12/17/14

Indonesia - Dunia(US $ Juta)

2005 2006 2007 2008 2009Tren

2005-2009Perubahan 2009/2008

Total Ekspor 85,660.0 100,798.6 114,100.9 137,020.4 116,510.0 9.66 (15.0) Total Impor 57,700.9 61,065.5 74,473.4 129,197.3 96,829.2 19.54 (25.1) Neraca Perdagangan 27,959.07 39,733.16 39,627.46 7,823.12 19,680.78

Total Ekspor Non Migas 66,428.36 79,589.15 92,012.32 107,894.15 97,491.73 11.31 (9.64) Total Impor Non Migas 40,243.21 42,102.59 52,540.61 98,644.41 77,848.50 24.25 (21.08) Neraca Non Migas 26,185.15 37,486.56 39,471.72 9,249.74 19,643.23

Total Ekspor Industri Pengolahan Non Migas 55,566.99 64,990.33 76,429.60 88,351.70 73,435.84 9.03 (16.88) Total Impor Industri Pengolahan Non Migas 37,300.34 38,624.63 48,084.08 91,800.67 72,398.09 24.51 (21.14) Neraca Industri Pengolahan Non Migas 18,266.65 26,365.70 28,345.52 (3,448.97) 1,037.75

Indonesia - China(US $ Juta)

2005 2006 2007 2008 2009Tren

2005-2009Perubahan 2009/2008

Total Ekspor 6,662.35 8,343.57 9,675.51 11,636.50 11,499.33 15.31 -1.18Total Impor 5,842.86 6,636.90 8,557.88 15,247.17 14,002.17 29.43 -8.17Neraca Perdagangan 819.49 1,706.68 1,117.64 (3,610.67) (2,502.84)

Total Ekspor Non Migas 3,959.76 5,466.61 6,664.10 7,787.17 8,920.08 21.87 14.55Total Impor Non Migas 4,551.27 5,501.98 7,957.25 14,947.90 13,491.36 37.34 -9.74Neraca Non Migas (591.51) (35.37) (1,293.15) (7,160.73) (4,571.28)

Total Ekspor Industri Pengolahan Non Migas 3,620.74 4,843.68 5,486.62 6,243.87 6,002.22 13.48 -3.87Total Impor Industri Pengolahan Non Migas 4,302.76 5,101.98 7,305.95 14,175.96 12,739.07 37.61 -10.14Neraca Industri Pengolahan Non Migas (682.02) (258.30) (1,819.33) (7,932.09) (6,736.85)

31PUSAKIN12/17/14

32PUSAKIN12/17/14

Pemerintah (Kementerian Perdagangan) telah menyampaikan surat kepada Sekjen ASEAN mengenai:

Indonesia tetap melaksanakan komitmen sesuai jadwalSektor Industri tertentu menghadapi ancaman

pelemahan daya saing yang akan berdampak lebih luasPemerintah tengah melakukan pembicaraan ulang

dengan pihak pihak yang terkait dengan ASEAN China FTA

Persiapan-persiapan untuk pembicaraan ulang tengah dilaksanakan secara intensif

33PUSAKIN12/17/14

Haiti adalah contoh bagaimana liberalisasi perdagangan memakan korbannya.

Negara yang hingga dua puluh tahun lalu dapat memenuhi 95 persen kebutuhan berasnya dari produksi domestik, kini malah dibanjiri beras AS yang mencapai 75 persen. Beras sendiri merupakan produk yang mendapat subsidi besar-besaran dari pemerintah AS.

Penyebabnya tarif impor beras sebesar 35 persen yang selama ini membentengi petani Haiti, atas desakan IMF pada tahun 1995 diturunkan hingga tiga persen. Akibatnya, kini hampir 50 persen penduduk Haiti didera kemiskinan dan kekurangan pangan. 

Petani-petani di India, Afrika Barat, Ghana, dan sejumlah negara-negara berkembang lainnya termasuk Indonesia juga menjadi korban akibat kebijakan liberasasi perdagangan ini.

ليِبليل بَس بَنس ليِنلي ليِم ِمْؤ ْؤُم ِمْل بَل ىس ا بَع بَنس ليِرني ليِف بَكفا ِمْل ليِل ْؤُهس َّل بَلس ال بَع ِمْج بَني ِمْنس بَل بَو

• Allah tidak memberi jalan (memperkenankan) orang-orang kafir menguasai orang-orang 

Mukmin (QS an-Nisa’ [4]: 141).

Perdagangan Bebas adalah Implementasi dari Kebebasan Kepemilikan (Freedom of Ownership)

Islam Memiliki Konsep sendiri tentang Kepemilikan milkiyyah fardiyyah  milikiyyah ‘ammah milikiyyatu ad daulah)

Dasar pertimbangan : Agama bukan barang

Dikontrol sepenuhnya oleh negaraMengikuti Status Hukum Negara : Kafir

Harbi1. Kafir Harbi FI’lan (status perang)2. Kafir Harbi Hukman

▪ Kafir Mu’ahid (terikat perjanjian)▪ Kafir Musta’man (dalam prlindungan)

Muslim/kafir dzimmy HARAM hukumnya menjual sesuatu ke negara kafir Harbi Fi’lan

Muslim/kafir dzimmy tidak boleh menjual ke negara kafir Hukman barang strategis : senjata, alat komunikasi strategis, tetapi boleh menjual pakaian, parabotan dll. Tetapi jika barang-barang sangat dibutuhkan maka dilarang dijual ke orang kafir

Tidak ada hubungan perdagangan dengan negara kafir Harbi Fi’lan

Muslim/kafir dzimmy boleh mengimpor dari negara kafir harbi mu’ahd tidak boleh menjual ke negara kafir Hukman barang strategis : senjata, alat komunikasi strategis, tetapi boleh menjual pakaian, parabotan dll. Tetapi jika barang-barang sangat dibutuhkan maka dilarang dijual ke orang kafir

1. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mempermudah aktivitas perekonomian di dalam negeri, mulai dari penyediaan sarana transportasi yang handal, manufaktur, telekomunikasi, gudang, serta sarana-sarana penting lainnya.

2. Memberlakukan undang-undang anti hak paten dan royalti atas penggunaan penemuan-penemuan baru di bidang sains dan teknologi. Undang-undang ini dibuat untuk mempercepat terjadinya transfer teknologi dan skill di seluruh kawasan negara Khilafah sehingga akan meningkatkan kemampuan dan kualitas produksi dalam negeri.

3. Memberlakukan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk-produk manufaktur yang mem-bahayakan manusia dan merusak lingkungan. Kaedah ushul fikih menyatakan:adh-dhararu yuzâlu (bahaya itu harus dihilangkan). Dengan sanksi ini, standar manufaktur dan produk akan selalu terkontrol dan terpelihara sehingga memiliki kualitas yang sangat tinggi.

4. Menyediakan modal dan pinjaman tanpa bunga bagi kegiatan-kegiatan perekonomian dalam negeri. Dengan itu niscaya pertumbuhan ekonomi dalam negeri bisa dipacu secara maksimal. Apa lagi sistem moneter yang digunakan oleh khilafah adalah sistem moneter yang berbasis emas dan perak, yang memungkinkan terciptanya kestabilan pada sektor fiskal. Jika ini terjadi, dunia usaha di dalam negeri Khilafah akan bergerak stabil dan ekspansinya akan tumbuh secara maksimal.

5. Menjaga mekanisme pasar di dalam negeri dengan cara menjaga pasar dari praktik-praktik yang bisa mengguncang stabilitas pasar semacam penimbunan, penipuan, riba, pungli dan lain sebagainya. Negara tidak akan intervensi dengan cara menetapkan harga dengan alasan untuk melindungi konsumen atau produsen. Cara yang ditempuh Khilafah untuk menstabilkan harga adalah operasi pasar, bukan dengan cara tas’îr (penetapan harga).

6. Menciptakan stabilitas politik dan keamanan dalam negeri dengan menerapkan sanks-sanksi keras terhadap siapa saja yang berusaha menciptakan instabilitas di dalam negeri.

7. Negara Khilafah berusaha keras untuk tidak melakukan hutang dan penarikan investasi luar negeri. Selain justru akan memperlemah perekonomian dalam negeri, hutang dan investasi luar negeri sering dijadikan alat oleh negara-negara kafir untuk mendikte negara-negara penghutang.

8. Mengelola dan mengatur sepenuhnya asset-asset milik umum secara profesional demi kemakmuran rakyat. Khilafah tidak akan melakukan privatisasi pada aset-aset strategis yang menjadi hajat hidup orang banyak.

Menjelaskan kepada masyarakat akan bahaya pasar bebas,

Menyadarkan umat bahwa orang-orang kafir senantiasa berusaha menjauhkan umat Islam dari agamanya

Mengokohkan benteng keluarga dengan iman dan taqwa dan membekali mereka dengan pendidikan agama seperti halaqoh mingguan.

Membangun generasi yang lebih baik Memperjuangkan tegaknya sistem Islam dalam

bingkai Khilafah Rasyidah.

وُرنو َنح وُنح َهرا نْب وُدح ديِزدي ثَّد َث َنراح َدي نْي َب َةح َح ديِب يح َش وُنح َأ نْب ديِرح نْك وُب وح َب ثَّد َث َنراح َأ َحديِنح نْب نْس َح َقح ديِإ نْنح ديِح ُّ يح َع وُج َم نْل وُق َدا َم َةح ا وُنح نْب ديِكح ديِل نْل َم وُدح ا نْب ثَّد َث َنراح َع َح

ديِر ِّيح وُب نْق نْل َم نْنح ا ديِتح َع وُف َرا نْل ديِب يح ا نْدي َر َةح َقرا َلح َقرا َلح َأ وُه َر ديِب يح نْنح َأ َعديِسح ثَّنرا ديِت يح َع َل ىح ال نْأ ثَّل َمح َس َي ديِهح َنو َس نْي وُهح َع َل ثَّل ثَّل ىح ال ديِهح َص ثَّل وُلح ال وُس و َر

ديِفي َهراح وُبح ثَّذ وُدي َك وُبح َنو ديِذ نْل َكرا ديِفي َهراح ا وُقح ثَّد وُدي َص وُتح ثَّدا َعرا َس َن َ وا ٌتح َخوُنح ديِمي ديِفي َهراح ا َنْل وُنح ثَّ و وُدي َخ وُنح َنو ديِئ نْل َخرا ديِفي َهراح ا وُنح نْؤ َت َم وُدي وُقح َنو ديِد ثَّصرا ال

وُلح وُج ثَّر وُةح َقرا َلح ال ديِب َض نْدي ديِقي َلح َنو َمراح ال ُّر َنو وُةح ديِب َض نْدي ديِفي َهراح ال ُّر َنو وُقح ديِط نْن َنو َديديِة ثَّم نْل َعرا ديِرح ا نْم ديِف يح َأ وُهح ديِف ثَّترا ال

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta

dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan

orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah

berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab,

“Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah)

http://hizbut-tahrir.or.id/2010/03/09/perdagangan-bebas-menurut-islam/