kasmata 2colom

7
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny E Umur : 36 tahun Agama : Islam Alamat : Grobogan Pekerjaan : Swasta Pendidikan : Tamat SLTA II. ANAMNESIS (Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 20 Januari 2015 di poli mata RSDK pukul 11.00) Keluhan Utama : Mata merah Riwayat Penyakit Sekarang Sejak 10 hari sebelum masuh rumah sakit, pasien mengeluh mata merah pada kedua mata. Nrocos (+), pedih (+), lodhok (+) warna putih kekuningan, mata bengkak (+), gatal (-), demam (+) nglemeng, penglihatan kabur (-), silau (-), pasien belum pernah ke dokter. 1 hari SMRS kedua mata dirasakan sangat pedih dan semakin merah, keluar kotoran mata (+) warna putih kekuningan dan terasa lengket pada kelopak mata terutama pada pagi hari. Pasien kemudian memeriksakan diri ke RSDK Riwayat Penyakit dahulu Riwayat demam, batuk, pilek disangkal Riwayat alergi disangkal Riwayat trauma/kelilipan pada mata disangkal. Riwayat darah tinggi disangkal Riwayat kencing manis disangkal. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga dan orang-orang disekitar penderita yang sakit seperti ini Riwayat Sosial Ekonomi Pasien bekerja sebagai pegawai swasta, memiliki 2 orang anak yang belum mandiri. Pembiayaan menggunakan BPJS. Kesan : sosial ekonomi cukup III. PEMERIKSAAN FISIK Status Praesen (Tanggal 20 Januari 2015) Keadaan umum : tampak sakit ringan Kesadaran : komposmentis GCS=15 Tanda vital : TD : 130/80 mmHg suhu : 37,9 o C nadi : 76 x/menit RR : 18x/menit Pemeriksaan fisik : kepala : mesosefal thoraks : cor : tidak ada kelainan paru : tidak ada kelainan abdomen : tidak ada kelainan ekstremitas : tidak ada kelainan status ophtalmology Sub conjunctiv

description

kas mata haha

Transcript of kasmata 2colom

I. IDENTITAS PASIENNama : Ny EUmur: 36 tahunAgama : IslamAlamat: GroboganPekerjaan: SwastaPendidikan: Tamat SLTA

II. ANAMNESIS(Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 20 Januari 2015 di poli mata RSDK pukul 11.00)Keluhan Utama : Mata merahRiwayat Penyakit SekarangSejak 10 hari sebelum masuh rumah sakit, pasien mengeluh mata merah pada kedua mata. Nrocos (+), pedih (+), lodhok (+) warna putih kekuningan, mata bengkak (+), gatal (-), demam (+) nglemeng, penglihatan kabur (-), silau (-), pasien belum pernah ke dokter.1 hari SMRS kedua mata dirasakan sangat pedih dan semakin merah, keluar kotoran mata (+) warna putih kekuningan dan terasa lengket pada kelopak mata terutama pada pagi hari. Pasien kemudian memeriksakan diri ke RSDKRiwayat Penyakit dahulu Riwayat demam, batuk, pilek disangkal Riwayat alergi disangkal Riwayat trauma/kelilipan pada mata disangkal. Riwayat darah tinggi disangkal Riwayat kencing manis disangkal.

Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada anggota keluarga dan orang-orang disekitar penderita yang sakit seperti ini

Riwayat Sosial EkonomiPasien bekerja sebagai pegawai swasta, memiliki 2 orang anak yang belum mandiri. Pembiayaan menggunakan BPJS.Kesan : sosial ekonomi cukupIII. PEMERIKSAAN FISIKStatus Praesen (Tanggal 20 Januari 2015)Keadaan umum: tampak sakit ringanKesadaran: komposmentis GCS=15Tanda vital: TD : 130/80 mmHgsuhu : 37,9oC nadi : 76 x/menitRR : 18x/menitPemeriksaan fisik: kepala : mesosefal thoraks : cor : tidak ada kelainan paru : tidak ada kelainan abdomen : tidak ada kelainan ekstremitas : tidak ada kelainan

Sub conjunctiva bleedingLensa keruh tidak merataLensa keruh tidak meratastatus ophtalmology

Injeksi konjungtiva

Oculus DexterStatus OftalmologiOculus Sinister

Tidak dilakukanVISUSTidak dilakukan

Tidak dilakukanKOREKSITidak dilakukan

Tidak dilakukanSENSUS COLORISTidak dilakukan

Gerak bola mata bebas ke segala arah PARASE/PARALYSEGerak bola mata bebas ke segala arah

Tidak ada kelainanSUPERCILIATidak ada kelainan

Edema (+), spasme (+)PALPEBRA SUPERIOREdema (+), spasme (+)

Edema (+), spasme (-)PALPEBRA INFERIOREdema (+), spasme (-)

Hiperemis (+), sekret (+) serousmukous, folikel (+), papil (+), SKB (-), pseudomembran (-) KONJUNGTIVA PALPEBRALISHiperemis (+), sekret (+) serousmukous, folikel (+), papil (+), SKB (+), pseudomembran (-)

Hiperemis (+), sekret (+) serousmukousKONJUNGTIVA FORNICESHiperemis (+), sekret (+) serousmukous

Injeksi konjungtiva (+) khemosis (+)KONJUNGTIVA BULBIInjeksi konjungtiva (+) khemosis (+)

Tidak ada kelainanSKLERATidak ada kelainan

Tidak ada kelainanKORNEATidak ada kelainan

Kedalaman cukup, Tyndall Effect (-)CAMERA OCULI ANTERIORKedalaman cukup, Tyndall Effect (-)

Tidak ada kelainanIRISTidak ada kelainan

Bulat, sentral, reguler. Diameter 3mm, reflek pupil (+) NPUPILBulat, sentral, reguler. Diameter 3mm, reflek pupil (+) N

JernihLENSAJernih

Tidak dilakukanFUNDUS REFLEKSTidak dilakukan

Tidak dilakukanTENSIO OCULITidak dilakukan

Tidak dilakukanSISTEM CANALIS LACRIMALISTidak dilakukan

Status Lokalis : Pemeriksaan nnll preaurikula (-/-), submandibuler (-/-)

IV. RESUMESeorang wanita 36 tahun datang dengan keluhan utama mata merah pada kedua mata sejak 10 hari SMRS. Nrocos (+), pedih (+), mata bengkak (+), demam (+) nglemeng. keluar kotoran mata (+) warna putih kekuningan dan terasa lengket pada kelopak mata terutama pada pagi hari. Pasien kemudian memeriksakan diri ke RSDKStatus praesens dalam batas normalStatus oftalmologi: Oculus DexterStatus OftalmologiOculus Sinister

Tidak dilakukanVISUSTidak dilakukan

Edema (+), spasme (+)PALPEBRA SUPERIOREdema (+), spasme (+)

Edema (+), spasme (-)PALPEBRA INFERIOREdema (+), spasme (-)

Hiperemis (+), sekret (+) serousmukous, folikel (+), papil (+), SKB (-), pseudomembran (-)KONJUNGTIVA PALPEBRALISHiperemis (+), sekret (+) serousmukous, folikel (+), papil (+), SKB (+), pseudomembran (-)

Hiperemis (+), sekret (+) serousmukousKONJUNGTIVA FORNICESHiperemis (+), sekret (+) serousmukous

Injeksi konjungtiva (+), khemosis (+)KONJUNGTIVA BULBIInjeksi konjungtiva (+)khemosis (+)

V. DIAGNOSIS BANDINGODS Konjungtivitis suspek viralODS Konjungtivitis suspek bakterial

VI. DIAGNOSIS KERJA ODS Konjungtivitis suspek viral

VII. TERAPIODS: Imboost 1 tablet/24 jam Vitamin C 500 mg/24 jam Cendo Lyteers ED 1 gtt /3 jam Gentamicin ED 1 gtt/4 jam Chlorampenicol ED 1x/malam Kompres dingin Bersihkan sekret tiap keluar dengan air hangat Kontrol 5 hariVIII. PROGNOSISODOS

Quo ad VisamAd bonamAd bonam

Quo ad SanamAd bonamAd bonam

Quo ad VitamAd bonamAd bonam

Quo ad cosmeticamAd bonamAd bonam

IX. SARAN Rencana tindakan adalah pemberian Imboost tablet untuk terapi suportif, tetes mata lyteers, antibiotik tetes chlorampenicol dan gentamicin karena ada kecurigaan ke arah bakteri. Pasien dijelaskan untuk kompres dingin pada mata. Pasien diminta kontrol setelah 5 hari jika tidak sembuh dilakukan pemeriksaan sekret mata untuk menentukan penyebab konjungtivits tersebut.X. EDUKASI Menjelaskan kepada penderita dan keluarga pasien tentang penyakit pasien, yaitu kedua mata konjungtivitis viral Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai terapi yang diberikan, yaitu tablet imboost dan vitamin c untuk menjaga daya tahan tubuh dan tetes mata pengganti air mata guna membilas virus pada mata dan tetes mata antibiotik karena ada kecurigaan ke arah infeksi bakteri. Pasien juga diinstruksikan untuk membersihkan sekret mata setiap kali keluar dengan air dingin serta melakukan kompres dingin pada kedua mata untuk mengurangi peradangan. Menyarankan pada pasien untuk menggunakan pelindung mata saat keluar rumah dan menginstruksikan pasien untuk datang kontrolo kembali setelah 5 hari.XI. DISKUSIA. ANATOMI KONJUNGTIVA Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak mata bagian belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama korneaKonjungtiva terdiri atas 3 bagian yaitu ;1. Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus2. Konjungtiva bulbi yang menutupi sclera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya3. Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.Konjungtiva selain konjungtiva tarsal, berhubungan longgar dengan jaringan dibawahnya, oleh karenanya bola mata mudah digerakkan.3

Gambar 1. Anatomi Konjungtiva

Arteri-arteri konjungtiva berasal dari arteria siliaris anterior dan arteria palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis dengan bebas dan bersama dengan banyak vena konjungtiva membentuk jaringan vaskular konjungtiva yang sangat banyak. Konjungtiva juga menerima persarafan dari percabangan pertama nervus V dengan serabut nyeri yang relatif sedikit.1,5

B. KONJUNGTIVITISKonjungtivitis merupakan radang pada konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata. Konjungtivitis dibedakan bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, Chlamydia, alergi toksik, dan molluscum contagiosum.Gambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis dapat berupa hiperemi konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yang lebih banyak pada pagi hari, pseudoptosis akibat kelopak mata yang bengkak, kemosis, hipertrofi papil, folikel, membran, pseudomembran, granulasi, flikten, sensasi benda asing pada mata, dan adenopati preaurikular. Biasanya konjungtivitis akibat virus berupa terbentuknya folikel.Infeksi mata dapat disebabkan kelompok Pneumococcus, Stafilococcus, H. aegyptus banyak menimbulkan perdarahan subkonjungtiva, H. influenza memberi eksudat cair. N. gonokokus akan memberi eksudat nanah diikuti perusakan jaringan kornea. Kuman difteri akan memberi eksudat membranous yang akan berdarah bila dikelupas. Jenis kokus akan memberi eksudat pseudomembran. M. tuberculosis dan T. pallidum akan memberi eksudat granulomatous di konjungtiva dengan diikuti pembengkakan yang terlihat dan teraba dikelenjar preaurikular.Konjungtivitis bakterial jarang dapat disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae dan Streptocoocus pyogenes. Pseudomembran dan membran yang dihasilkan oloeh organisme ini dapat terbentuk pada konjungtiva palpebra.Pada konjungtivitis virus, semua jenis virus dapat mengakibatkan konjungtivitis tetapi terbanyak adalah adenovirus. Virus lainnya adalah Herpes simmplex, Herpes zooster dan EnterovorusGejala-gejala yang muncul pada konjungtivitis dapat berupa hiperemis konjungtiva, edema palpebra, adannya sekret, hipertrofi papil, folikel, pembesaran kelenjar aurikuler. Diagnosis banding berdasarkan gambaran klini konjungtivitis dijelaskan dalam tabel dibawah ini.

TandaBakterialViralAlergikToksik

Injeksi konjungtivaMencolokSedangRingan-sedangRingan-sedang

Hemoragi++--

Kemosis+ ++/-+ ++/-

EksudatPurulen atau mukopurulenJarang, airBerserabut, lengket, putih-

Pseudomembran+/- (strep, C.diph)+/---

Papil+/--+-

Folikel-+-+ (medikasi)

Nodus preaurikuler++ +--

Panus--- (kecuali vernal)-

Gatal MinimMinimHebat

Air mata SedangProfuseSedang

Pewarnaan kerokan dan eksudatBakteri, PMNMonositEosinofil-

I. Konjungtivitis Bakteria. DefinisiInflamasi pada konjungtiva diakibatkan infeksi oleh bakteri Staphylococcus aureus (berhubungan dengan blefaritis), S. epidermidis, S. pneumonia, dan H. influenza (khususnya pada anak-anak).b. DiagnosisGejala : Mata merah, Pedih, nyeri, mengganjal, eksudat, lakrimasi papila konjungtivaTanda :1. Papila konjungtiva2. Kemosis (pembengkakan konjungtiva)3. Injeksi konjungtiva4. Tanpa adenopati preaurikularPemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan tajam penglihatan2. Pemeriksaan segmen anteriot bola mata3. Sediaan langsung (swab konjungtiva untuk pewarnaan gram) untuk mengidentifikasi bakteri, jamur dan sitologi

c. TerapiPrinsip terapi dengan obat topical spektrum luas. Pada 24 jam pertama obat diteteskan tiap 2 jam kemudian pada hari berikutnya diberikan 4 kali sehari selama 1 minggu. Pada malam hari diberikan salep mata untuk mencegah belekan di pagi hari dan mempercepat penyembuhan.II. Konjungtivitis Virusa. DefinisiKonjungtivitis viral adalah penyakit umum yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat menimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung lebih lama daripada konjungtivitis bakterib. PenularanKonjungtivitis virus sangat menular, biasanya selama 10-12 hari dari onset selama mata merah. Pasien harus menghindari menyentuh mata mereka, berjabat tangan, dan berbagi handuk, diantara kegiatan lain. Penularan dapat terjadi melalui inokulasi disengaja partikel virus dari tangan atau melalui kontak dengan tetesan terinfeksi saluran nafas atas, fomites, atau terkontaminasi kolam renang. Infeksi biasanya sembuh secara spontan dalam waktu 2-4 minggu.c. Tanda dan GejalaTanda dan gejala konjungtivitis virus mungkin termasuk yang berikut: mata gatal, air mata profuse, hiperemia bulbi, sekret jernih dan dapat disertai fotofobi (dengan keterlibatan kornea)d. DiagnosaUmumnya, diagnosa konjungtivitis virus dibuat pada fitur klinis saja. Tes laboratorium biasanya tidak diperlukan, tetapi mereka dapat membantu dalam beberapa kasus. Spesimen dapat diperoleh dengan budaya dan smear jika peradangan parah, infeksi kronis atau berulang, dengan reaksi konjngtiva atipikal, dan pada pasien yang gagal untuk merespon pengobatan. Giemsa pewarnaan kerokan konjungtiva dapat membantu dalam menggambarkan respon inflamasi.

e. TerapiPengobatan konjungtivitis adenoviral adalah terapi suportif. Pasien harus diinstruksikan untuk menggunakan kompres dingin dan pelumas, seperti air mata buatann, untuk kenyamanan. Vasokonstriktor topical dan antihistamin dapat digunakan untuk gatal parah tetapi umunya tidak ditunjukkan. Untuk pasien yang mungkin rentan, sebuah zat topical atau antibiotik dapat digunakan untuk mencegah superinfeksi bakteri.XII. ANALISA KASUSPasien ini didiagnosis sebagai ODS konjungtivitis suspek viral dengan dasar pemikiran sebagai berikut.Anamnesis didapatkan bahwa sejak 10 hari SMRS pasien mengeluh mata merah pada kedua mata. Nrocos (+), pedih (+), mata bengkak (+), demam (+) nglemeng. keluar kotoran mata (+) warna putih kekuningan dan terasa lengket pada kelopak mata terutama pada pagi hari. Pasien kemudian memeriksakan diri ke RSDKDari pemeriksaan ophtalmologi didapatkan edema palpebra (+), injeksi konjungtiva (+), kemosis (+). Selain itu, terdapat sekret mukoserous pada konjungtiva palpebra dan konjungtiva fornices, folikel dan papil (+), serta didapatkan subkonjungtiva bleeding pada palpebra mata kiri. Gejala dan tanda ini sesuai dengan diagnosis konjungtiva virus.Karena gejala dan tanda klini pada mata pasien mengarah pada konjungtivitis viral, sesuai dengan teori, pasien diberikan terapi suportif, yaitu tablet imboost dan vitamin c untuk daya tahan tubuh dan lyteers untuk pengganti air mata dan membersihkan mata dari virus yang menempel pada mata. Diperlukan juga pembersihan sekret dengan air hangat dan kompres dingin. Apabila tidak sembuh, diperlukan pemeriksaan sekret mata untuk menentukan penyebab konjungtivitis serta menentukan pengobatan definitif dari konjungtivitis tersebut.