(Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

12
Hemat Energi dengan Material Ramah Lingkungan (Konsep Sustainable Development) OLEH : NAMA : SANAZ ICHSAN RIZQI NIM : H1B112012 DOSEN : RUDI HARTONO,MUP KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ARSITEKTUR BANJARBARU 2012

description

kti

Transcript of (Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

Page 1: (Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

Hemat Energi dengan Material Ramah Lingkungan

(Konsep Sustainable Development)

OLEH :

NAMA : SANAZ ICHSAN RIZQI

NIM : H1B112012

DOSEN :

RUDI HARTONO,MUP

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ARSITEKTUR

BANJARBARU

2012

Page 2: (Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

PENDAHULUAN

KONSEP SUSTAINABLE (BERKELANJUTAN)

Kalimantan Selatan merupakan provinsi yang sedang berkembang pesat saat ini.

Pembangunan perumahan, kantor-kantor, dan pusat perbelanjaan sudah mulai banyak

dibuat sesuai perkembangan masyarakat sendiri yang semakin dinamis. Pembangunan yang

dilakukan tentu membutuhkan bahan bangunan untuk memenuhi kebutuhan dari konstruksi

bangunan tersebut Konstruksi gedung sendiri mempunyai efek yang cukup berpengaruh

pada lingkungan alam. Konstruksi, operasional dan penghancuran bangunan bertanggung

jawab pada beberapa pengaruh yang terjadi pada alam seperti emisi gas efek rumah kaca,

turunnya kualitas udara, kurangnya aliran air tanah dan berkurangnya sumber daya alam.

Banyaknya sumber daya alam yang telah diekploitasi untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dan pembangunan sendiri, konsep pembangunan yang berkelanjutan

merupakan alternatif terbaik saat ini bagi pembangunan di Kalimantan Selatan.

Konsep berkelanjutan (Sustainable) menawarkan penyeimbangan antara

pemeliharaan kelestarian alam dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin

berkembang di masa depan. Sustainable sendiri diartikan oleh World Comission on

Environment and Development tahun 1987 sebagai "pemenuhan kebutuhan pada saat

sekarang tanpa merugikan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka".

Konsep Sustainable (Berkelanjutan) ini merupakan sebuah sistem yang ditandai dengan

kestabilan, dimana perubahan-perubahan terus dibatasi untuk menjaga keseimbangan dari

sistem pada masa depan.

Ada empat hal yang menjadi tujuan dari konsep yang ingin dicapai :

1. Meminimalkan konsumsi bahan dan energi.

2. Memaksimalkan penggunaan energi Alternatif yang tersedia.

3. Mencegah efek negatif pada daya dukung lingkungan dan lingkungan itu sendiri.

4. Memenuhi kebutuhan manusia.

Banyak perdebatan yang muncul mengenai konsep ini, yaitu tentang ekonomi dan

implementasi peraturan, tapi dasar utama dan yang terpenting adalah pelestarian kondisi

lingkungan alam itu sendiri, yang merupakan tujuan utama dari konsep ini.

Bangunan yang sustainable (berkelanjutan) adalah bangunan yang memakai metoda

dan bahan bangunan yang sangat memprioritaskan kualitas lingkungan, vitalitas ekonomi

dan keuntungan sosial melalui perancangan pembangunan, operasional bangunan,

perawatan dan dekonstruksi lingkungan binaan tersebut. Bangunan yang sustainable

menekankan pada lingkungan, ekonomi, dan pengaruh sosial pada proyek pembangunan

Page 3: (Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

sebagai suatu integrasi yang utuh dan bukan memandang salah satu faktor sebagai individu

yang berlainan.

Prinsip Dasar Bangunan Ramah Lingkungan

Green Building Council Indonesia (GBCI) sebagai lembaga yang concern terhadap

bangunan dengan konsep ramah lingkungan, menetapkan enam standar dasar di mana

suatu gedung dapat dikatakan sebagai gedung yang hijau.

Ketentuan tersebut mengikuti kaidah dan tata lingkungan. Menurut Assesor yang juga Co

foundeer dari GBCI Ning Purnomohadi, keenam standar tersebut adalah

1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development/ASD)Hal ini berkaitan dengan cara membangun suatu gedung yang sesuai, baik dari segi

fungsi dan penggunaan lahan yang akan digunakan. "Apakah sudah sesuai dengan rencana

tata guna lahan yang telah diterapkan?"

2. Efisiensi Energi & Refrigeran (Energy Efficiency & Refrigerant/EER)Penghematan energi atau efisisensi energi menjadi hal yang harus diperhatikan

dalam pembangunan gedung berkonsep green building. Misalnya dalam pembuatan ventilasi

dan jendela ruang yang ideal adalah bisa menambah pencahayaan ruang dan memberikan

sirkulasi udara yang cukup. Sehingga hal ini juga bisa mengurangi penggunaan AC atau

pencahayaan seperti lampu secara berlebihan.

3. Konservasi Air (Water Conservation/WAC)Keterbatasan sumber daya memaksa untuk berfikir bagaimana memanfaatkan

sumber daya yang ada, jika tidak dimungkinkan untuk menambah kemudian bagaimana

menghemat dan mendaur ulang. Pada gedung tinggi misalnya dapat diterapkan seperti

penggunaan toilet dengan sistem flush otomatis, hal ini demi mengukur kebutuhan air yang

digunakan.

Sementara penghematan lain dilakukan dengan daur ulang seperti bagaimana

menampung limbah air hujan salah satunya dengan tidak mengaspal halaman, sehingga

dengan dibiarkan dan dibuat penampungan air bisa menambah cadangan air tanah di sekitar

bangunan.

4. Kualitas Udara & Kenyamanan Udara (Indoor Air Health & Comfort/IHC)Agar tercipta kenyamanan saat berada pada suatu ruang, tak hanya ditunjang dari

segi desain ruang, namun kesehatan indoor perlu diperhatikan. Di antaranya dengan tidak

memperbolehkan merokok dalam ruangan, atau jika memungkinkan menyediakan ruang

Page 4: (Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

khusus untuk merokok. Mengatur temperatur udara sehingga ruangan berada pada suhu

ruang yang normal tidak terlalu dingin dan juga panas.

5. Sumber & Siklus Material (Material Resources & Cycle/MRC)Penggunaan material daur ulang bukan saja dilakukan demi pemanfaatan ulang,

namun di sisi lain juga bisa memberikan sentuhan dekorasi menarik pada ruang bangunan.

Tentunya dengan mengkreasikan material daur ulang sehingga menjadi dekorasi ruang yang

tidak biasa.

6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building & Enviroment Management)Mengelola lingkungan sekitar bangunan yang didirikan, agar ke depannya tidak

tercemar. Kita bisa menerapkan konsep daur ulang limbah sebelum melakukan

pembuangan, sehingga tidak meracuni dan lain sebagainya.

TEKNOLOGI DAN MATERIAL BANGUNAN

Penggunaan teknologi dan material bahan bangunan yang tepat berperan besar

dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan

bangunan ada yang memiliki tingkat kualitas yang memengaruhi harga. Penetapan anggaran

biaya sebaiknya sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia dan dilakukan sejak awal

perencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran, sehingga baik interior

maupun eksterior bangunan tetap berkualitas.

Material Bangunan Ramah LingkunganPemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat

menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca,

teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan

dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap

kuat.

Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut menurut I Putu Gede AndyPandy:

1. Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan

2. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan

3. Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam

karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada

tanah, kayu pada pepohonan)

Page 5: (Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

4. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses

memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan

material tersebut ke lokasi pembangunan)

5. Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami.

Material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen,

batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material

bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin

sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin

dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.

Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama

dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep

bangunan ramah lingkungan.

Kaca Insulasi

Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan

material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan

yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud

kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu

pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.

Rangka Atap Baja Ringan

Page 6: (Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari

bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat,

antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak

membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain

arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.

Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai

generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang

(digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis(sesuai

gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising

(hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali

hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur

variasi (klasik, kayu).

Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata

alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain)

memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap

suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

Batu Bata Ringan

Diperlukan teknik insulasi yang baik untuk meredam pancaran panas genteng ke

ruang di bawahnya (kasur ijuk sangat baik sebagai isolasi atap di bawah genteng daripada

nylon wool). Dalam ruang atap yang tertutup rapat, terjadi udara yang lebih panas dari sinar

matahari atau suhu udara luar. Panas pada ruang atap akan dipancarkan ke bawah ke

langit-langit dan dipancarkan lagi ke ruang fungsional di bawahnya.

Dalam hal sanitasi, septic tank dengan penyaring biologis (biological filter septic tank)

berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan,

memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat

lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta tidak

membutuhkan perawatan khusus.

Page 7: (Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

Biofil

Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara bertahap melalui

tiga kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan sarana

pencuci hama yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan limbah kotoran tidak

menyebabkan pencemaran pada air tanah dan lingkungan.

Ikllim mikro di sekitar bangunan perlu dikendalikan dengan memanfaatkan tanaman

hijau yang berdaun gelap dan lebat. Sangat ideal jika 30% – 70% volume ruang lahan

bangunan terisi tanaman hijau dan 30% – 70% luasan permukkaan tanah tidak ditutupi

material keras.

Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan

memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas

polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di

atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring.

Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi

kebutuhan energi listrik setiap bangunan.

Panel Surya

Page 8: (Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

Satu panel surya bertenaga 1 MW dapat menghidupkan antara 150 hingga 250

rumah tangga. Pemasangan panel surya tersebut mampu mengurangi jumlah emisi CO2

setara dengan yang dihasilkan mobil bermesin pembakaran yang melalui jarak tempuh

sejauh 3.210.000 mil atau sekitar 5.166.000 kilometer di jalan raya.

Solar Energy Industries Association menyebutkan Jerman sebagai penghasil energi

terbesar dari panel surya, yaitu sebesar 9.785 MW. Spanyol mengintil di belakang Jerman

dengan 3.386 MW, diikuti Jepang dengan 2.633 MW, Amerika Serikat dengan 1.650 MW,

dan Italia dengan 1.167 MW.

Untuk membuat sebuah gedung bisa memanfaatkan tenaga surya semaksimal

mungkin maka satu-satunya cara adalah memasang panel surya sebanyak-banyaknya. Bila

biasanya panel surya yang banyak dipasang di atap yang luas bahkan kadang perlu lahan

tersendiri untuk bisa menghasilkan energi listrik yang banyak.

Contoh gedung yang menggunakan teknologi ini adalah gedung Institute of

Technology yang berada di Tokyo. Sekitar 4.500 panel surya dipasang di gedung ini, gedung

ini hampir memanfaatkan semua bagian gedung untuk menangkap sinar cahaya matahari,

sehingga kalau kita lihat, gedung ini hampir seluruh bagiannya tertutup oleh panel surya.

Maka energi listrik yang dihasilkan bisa mencapai 650 kilowatts dan ditambah lagi ada 100

kilowatts yang didapat dari teknologi Fuel Cells. Alhasil, gedung ini hanya butuh sekitar 50%

energi listrik dari PLN disana.

Tokyo Institute of Technology

Semua hal tersebut jika diwujudkan bersama-sama tentulah dapat memberikan solusi

yang terbaik bagi masyarakat Kalimantan Selatan yang sekarang sedang mengalami krisis

energi terutama listrik yang sering mengalami pemadaman. Bayangkan jika sebagian atau

bahkan seluruh kantor atau perumahan menggunakan panel surya mungkin akan

menghemat pemakaian listrik dari PLN. Manfaat tersebut dapat dirasakan oleh anak cucu

Page 9: (Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

kita nanti, sehingga semua penghematan energi dapat menjadikan bumi Kalimantan Selatan

menjadi lebih baik lagi dan mengurangi efek global warming.

Penerapan Panel Surya Pada Bangunan Perkantoran Pemerintah

Perkantoran pemerintah bisa dijadikan contoh penerapan energi surya di

perkantoran. Selain prospektif dan ramah lingkungan, solusi ini pun merupakan jawaban dari

pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta penghematan energi

berbahan bakar minyak benar-benar dilakukan. ”Teknologinya sudah siap. Tinggal kemauan

saja untuk melaksanakannya,” kata Komisaris Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Alhilal Hamdi ketika dihubungi Kompas, Minggu (4/5), di Jakarta.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam beberapa tahun terakhir

telah menyiapkan prototipe atau percontohan produksi listrik dari sel surya untuk gedung

perkantoran. Menurut Direktur Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi BPPT Arya

Rezavidi, sampai sekarang tidak ada kemauan politik dari pemerintah untuk

mengaplikasikannya.

Pakar fisika dari Institut Teknologi Bandung, Wilson Wenas, di Manado mengatakan,

penggunaan pembangkit listrik tenaga surya merupakan jawaban tepat di tengah kenaikan

harga minyak bumi yang tak terkendali. Menurut dia, pemerintah harus lebih serius mencari

alternatif pengganti energi listrik yang bersumber minyak bumi.

Menurut Wilson, energi sel surya dunia merupakan industri energi terbarukan yang

paling cepat pertumbuhannya, yakni rata-rata lebih dari 40 persen per tahun selama

delapan tahun terakhir (1999-2007). Adapun total produksi dunia tahun 2007 mencapai

4.000 megawatt (MW). Wilson yang meraih berbagai penghargaan internasional mengenai

sel surya mengatakan, aplikasi sel surya paling banyak di sejumlah negara adalah untuk

penggunaan di kota-kota dengan sistem tersambung ke jaringan listrik negara (grid

connected), yang mencapai 75 persen dari total instalasi terpasang. Dalam sistem seperti ini

tidak diperlukan penyimpan dalam bentuk baterai karena penggunaannya diinterkoneksi

dengan jaringan listrik negara.

”Indonesia sangat potensial untuk energi tenaga matahari karena memiliki intensitas

rata-rata matahari yang tinggi, yakni mencapai 4,8 kW per meter persegi,” kata Wilson.

Menurut dia, pemerintah telah mengalokasikan penggunaan energi terbarukan sekitar 17

persen dari kebutuhan energi nasional sampai tahun 2025. Untuk listrik tenaga surya,

kebutuhan nasional dalam skema tersebut akan mencapai lebih dari 800 MW sampai tahun

2025 atau mencapai lebih dari 40 MW per tahun. Harga pembangkit listrik sel surya saat ini

Rp 1.900-Rp 3.000 per kWh. Walaupun harga tersebut dihitung berdasarkan harga panel

Page 10: (Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

sel surya impor yang mencapai 4-5 dollar AS/W, sesungguhnya harga itu cukup ekonomis

untuk penggunaan secara massal. Apalagi masa pakai sel surya yang sesuai garansi

produsennya saat ini mencapai 20-25 tahun.

Sebagian Masyarakat beranggapan bahwa harga panel surya relatif cukup mahal

terutama karena biaya bahan dan kerumitan desain yang terlibat. Belum lagi ketika cuaca

mendung, kondisi hujan, dll, dapat mengganggu dalam jumlah sinar matahari yang mencapai

panel surya. Hal ini pada gilirannya mempengaruhi jumlah energi dan daya yang dihasilkan.

Bagaimana energi surya diproduksi pada malam hari? Tentu saja tidak akan

diproduksi pada malam hari. Satu-satunya solusi untuk masalah ini adalah cukup

menyimpan itu selama siang hari yang kemudian bisa digunakan pada malam hari. Namun,

ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan.

Tetapi jauh lebih banyak manfaat yang bisa dirasakan jika menggunakan teknologi

ini. Berikut adalah beberapa keuntungan energi surya yang ditawarkan:

Pertama dan terutama, energi matahari merupakan sumber terbarukan dan tidak

pernah berakhir energi dalam arti sebenarnya dari istilah. Selama matahari tetap ada,

akan ada energi surya tersedia, sehingga kita tidak perlu khawatir tentang energi

surya tidak tersedia untuk anak cucu kita nanti.

Kedua, energi surya tidak spesifik lokasi tertentu lainnya seperti bentuk-bentuk

energi. Terlepas dari apakah seseorang berada dalam kota yang padat atau di desa

terpencil, di padang pasir gersang atau di sebuah hutan hijau subur, di laut atau di

pegunungan. Energi surya tersedia bagi satu dan semua.

Stasiun pompa Massive dan grid pemboran perlu diatur untuk ekstraksi bahan bakar

fosil dari bawah permukaan bumi. Hal ini menyebabkan biaya setup yang sangat

besar dan biaya operasi sama tinggi. Tidak ada hal tersebut yang dibutuhkan dalam

hal energi surya. Energi matahari ada di mana-mana, yang dibutuhkan adalah panel

surya untuk memanfaatkannya.

Harga bahan bakar fosil terus-menerus berfluktuasi karena mereka tergantung pada

beberapa faktor permintaan-pasokan global. Tenaga surya benar-benar bebas dari

segala kerumitan tersebut, hanya karena energi matahari gratis.

Hasil pembakaran bahan bakar fosil dalam pelepasan gas berbahaya dan produk

sampingan lain dari penipisan lapisan ozon yang mengakibatkan pemanasan global.

Pada saat yang sama, mereka juga menyebabkan kerusakan tambahan untuk

lingkungan. Tidak ada pertanyaan dari setiap produk samping berbahaya apapun

dalam kasus energi matahari.

Page 11: (Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

Jika kita berpikir tentang keuangan serta penghematan energi. Selain biaya

pembelian satu kali dari panel surya, tenaga surya gratis untuk sisa hidup kita.

Dapatkah kita percaya bahwa ini adalah sesuatu yang selamanya akan dibebaskan

dari segala macam pajak pemerintahan.

KESIMPULANTujuan dari konsep berkelanjutan (Sustainable) yaitu penyeimbangan antara

pemeliharaan kelestarian alam dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin

berkembang di masa depan. Atau pemenuhan kebutuhan pada saat sekarang tanpa

merugikan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Green Building

Council Indonesia (GBCI) menetapkan enam standar dasar di mana suatu gedung dapat

dikatakan sebagai gedung yang hijau yaitu Tepat Guna Lahan (Appropriate Site

Development/ASD), Efisiensi Energi & Refrigeran (Energy Efficiency & Refrigerant/EER),

Konservasi Air (Water Conservation/WAC), Kualitas Udara & Kenyamanan Udara (Indoor Air

Health & Comfort/IHC), Sumber & Siklus Material (Material Resources & Cycle/MRC),

Lingkungan Bangunan (Building & Enviroment Management).

Teknologi dan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam

menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Material bekas atau sisa dapat

menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca,

teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan

dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap

kuat. Untuk kerangka bangunan utama material kayu sudah mulai digantikan material baja

ringan, bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik conohnya

batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan.

Untuk menghemat penggunaan energi listrik dapat menggunakan teknologi sistem

panel surya. Penggunaan panel sel surya dapat meringankan kebutuhan energi listrik

bangunan dan memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek,

bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Lebih banyak manfaat

penggunaan panel surya dibandingkan dengan kerugiannya dan besar pengaruhnya bagi

kehidupan di masa akan datang.

Page 12: (Karya Tulis) Teknologi Bangunan Ramah Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Novia Clara Bianca. 2012. ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN DAN HEMATENERGI. http://noviaclarabianca.blogspot.com/search?updated-max=2012-01-14T21:13:00-08:00&max-results=7&start=3&by-date=false. 19 Oktober 2012

Eva Rosmala – Okezone. 2012. Enam Prinsip Dasar Bangunan Ramah Lingkungan.http://property.okezone.com/read/2012/08/25/471/680649/enam-prinsip-dasar-bangunan-ramah-lingkungan. 15 Oktober 2012.

Alpen Steel. 2012. Manfaatkan Sel Surya - Perkantoran Pemerintah Bisa Dijadikan

Contoh. http://www.alpensteel.com/article/46-102-energi-matahari--surya--solar/603--

manfaatkan-sel-surya-perkantoran-pemerintah-bisa-dijadikan-contoh.html. 19 Oktober 2012.

keripiku blog. 2012. Gedung universitas di Tokyo dengan 4.500 panel surya.http://affiliate-solar-energy.prositeslab.com/id/43/solar-energy-pros-and-cons/. 19 Oktober2012.

Personal Blog. 2012. Material Bangunan Ramah Lingkungan.

http://ndyteen.blogspot.com/2012/07/material-bangunan-ramah-lingkungan.html. 15 Oktober

2012.

Ernest Dimitria - Jagat Review. 2011. Panel Surya: Sumber Energi Bertenaga Tinggi

dengan Emisi Rendah. http://www.jagatreview.com/2012/07/infographic-panel-surya-sumber-

energi-bertenaga-tinggi-dengan-emisi-rendah/. 19 Oktober 2012.

Indira Shita Siagian. 2005. Bahan Bangunan yang Ramah Lingkungan.library.usu.ac.id/download/ft/arsitektur-indira.pdf. 16 Oktober 2012