Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan...

43
TUGAS MATA KULIAH PENYAKIT TROPIK HIPERTENSI PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK Tugas ini disusun guna memenuhi nilai tugas mata kuliah Semester VI Penyakit Tropik Dosen Pembimbing: dr. M. Sakundarno Adi, MSc Disusun Oleh Kelompok 5 : Hafidzoh Najwati 25010113120189 Evrilda Andani Putri 25010113120183 Rizka Inunggita 25010113140231 Hana Fitria Azizah 25010113120065 i

Transcript of Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan...

Page 1: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

TUGAS MATA KULIAH PENYAKIT TROPIK

HIPERTENSI

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK

Tugas ini disusun guna memenuhi nilai tugas mata kuliah Semester VI Penyakit Tropik

Dosen Pembimbing: dr. M. Sakundarno Adi, MSc

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Hafidzoh Najwati 25010113120189

Evrilda Andani Putri 25010113120183

Rizka Inunggita 25010113140231

Hana Fitria Azizah 25010113120065

Nita Dwilestari 25010115183002

Arini 25010115183009

Khasanah Budi Rahayu 25010113130401

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2016

i

Page 2: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

DAFTAR ISI

Halaman depan.................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................... ii

Daftar Tabel..................................................................................... iii

Daftar Gambar................................................................................. iv

Pendahuluan

A Latar Belakang..................................................................... 1

B Rumusan Masalah................................................................ 2

C Tujuan.................................................................................. 2

D Manfaat................................................................................ 3

Pembahasan

A Etiologi Hipertensi.............................................................. 4

B Epidemiologi berdasarkan orang, tempat, waktu........... 6

C Faktor Risiko Hipertensi..................................................... 6

D Gejala dan Tanda serta Patofisiologis.............................. 11

E Diagnosis, pencegahan dan pengendalian....................... 14

Daftar Pustaka................................................................................. 23

ii

Page 3: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah.................................................... 12

Tabel 2. Pemeriksaaan penunjang yang dilakukan pada pasien hipertensi 18

iii

Page 4: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mekanisme Patofisiologi Hipertensi................................................. 14

iv

Page 5: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tekanan darah adalah faktor yang sangat penting dalam sistem sirkulasi darah. Tekanan

darah tentunya diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam pembuluh arteri,

arteriola, kapiler, dan sistem vena, sehingga akan terbentuk aliran darah yang

menetap.Penurunan maupun peningkatan tekanann darah akan memperngaruhi homeostatis

dalam tubuh. Jika sirkulasi darah dalam tubuh tidak memadai,maka akan terjadi gangguan

pada sistem transprtasi oksigen, karbondioksidan, dan hasil metabolisme lainnya. Terdapat

dua jenis gangguan tekanan darah, yaitu tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tekanan darah

rendah (hipotensi) .(1)

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan

tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai

sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat

diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah

salah satu faktor resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial,

dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.(2) Hipertensi merupakan suatu

gangguan pada sistem peredaran darah yang cukup banyak mengganggu kesehatan

masyarakat. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi.

Pasalnya, penyakit hipertensi tidak membunuh penderitanya secara langsung, namun

memicu terjadinya penyakit lain yang mematikan serta memberi gejala lebih lanjut pada

organ target, seperti stroke untuk otak serta PJK untuk pembuluh dan otot jantung. (3) Hingga

saat ini, penyakit hipertesi masih menjadi tantangan terbesar di Indonesia. Penyakit

hipertensi sering kali ditemukan pada pelayanan kesehatan primer di berbagai daerah.

Prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia masih tegolong tinggi yakni sebesar 25,8%

sesuai dengan Riskesdas 2013.(4) Hal tersebut juga dikemukakan oleh Boedhi-Darmojo,

bahwa angka prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia berkisar antara 0,65-28,6%. (3)

Berdasarkan penyebabnya hipertensi diklasifikasikan menjadi dua yaitu hipertensi primer

dan hipertensi sekunder. Jumlah penderita hipertensi primer sebesar 90-95%, sedangkan

jumlah penderita hipertensi sekunder sebesar 5-10%.(1) Penyakit tekanan darah tinggi

1

Page 6: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

merupakan penyakit multifaktoral yakni penyakit yang dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti umur, jenis kelamin, obesitas, konsumsi alkohol, merokok, stress, dan lain

sebagainya.(5)

Tingginya prevalensi serta meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas penyakit

hipertensi di Indonesia disebabkan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat

mengenai konsep penyakit hipertensi itu sendiri. Oleh karena itu, pada makalah ini akan di

bahas mengenai konsep penyakit hipertensi meliputi, etiologi, epidemilogi, faktor risiko,

tanda dan gejala, patofisiologis, diagnosis, serta pencegahan dan pengendalian. Dengan

disusunnya makalah diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

masyarakat mengenai konsep peyakit hipertensi, sehingga dapat meminimalisir angka

prevalensi serta morbiditas dan mortalitas dari penyakit hipertensi.

B. Rumusan

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit hipertensi?

2. Apa penyebab (etiologi) penyakit hipertensi?

3. Bagaimana epidemiologi penyakit hipertensi?

4. Apa saja faktor risiko penyakit hipertensi?

5. Apa saja tanda dan gejala penyakit hipertensi?

6. Bagaimana patofisiologis penyakit hipertensi?

7. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit hipertensi?

8. Bagaimana melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi yang tepat?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan konsep, faktor risko, serta pencegahan dan pengendalian penyakit

hipertensi.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan definisi penyakit hipertensi

b. Mendeskripsikan etiologi penyakit hipertensi

c. Medeskripsikan epidemiologi penyakit hipertensi berdasarkan konsep orang, tempat

dan waktu.

2

Page 7: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

d. Mendeskripsikan faktor risiko penyakit hipertensi

e. Mendeskripsikan tanda dan gejala penyakit hipertensi

f. Mendeskripsikan patofisiologis penyakit hipertensi

g. Mendeskripsikan diagnosis penyakit hipertensi

h. Mendeskripsikan pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi

D. Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai konsep, faktor risko, serta pencegahan

dan pengendalian penyakit hipertensi.

b. Bagi IPTEK

1) Sebagai tambahan kepustakaan dalam pengembangan ilmu kesehatan

2) Sebagai bahan informasi dan literatur untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut

c. Bagi Institusi Terkait (FKM UNDIP)

Merupakan bahan masukan dan informasi untuk kepentingan pendidikan serta tambahan

kepustakaan dalam penelitian selanjutnya.

d. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi mengenai konsep, faktor risko, serta pencegahan dan

pengendalian penyakit hipertensi., sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat

untuk meminimalisir risiko penyakit hipertensi.

3

Page 8: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

BAB II

PEMBAHASAN

A Etiologi Hipertensi

Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti munculnya penyakit hipertensi. Namun

ada beberapa penyebab atau faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyakit hipertensi,

antara lain(6):

1. Usia

Angka insidensi penyakit hipertensi akan semakin meningkat seiring dengan

bertambahnya usia.

2. Jenis kelamin

Pada umumnya angka insidensi penyakit hipertensi di usia muda pada laki-laki

cenderung lebih tinggi daripada wantia. Namun pada usia pertengahan dan lebih tua

(± 65 tahun), angka insidensi penyakit hipertensi pada wanita meningkat lebih

banyak daripada pria.

3. Ras

Hipertensi pada orang berkulit hitam dua kali lebih rendah dibandingkan hipertensi

pada orang berkulit putih. Akibat dari penyakit hipertensi umumnya lebih berat pada

ras kulit hitam. Misalnya, mortalitas pasien kulit hitan dengan diastole 115 mmHg

atau diatasnya lebih tinggi 3,3 kali daripada laki-laki kulit putih dan 5,6 kali lebih

tinggi daripada perempuan kulit putih.

4. Pola hidup

Pola hidup yang tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi alkohol, mengonsumsi

junkfood atau makanan siap saji diduga dapat menyebabkan penyakit hipertensi.

Pengetahuan masyarakat yang masih kurang dan tingkat pendapatan juga diduga

berpengaruh terhadap pola hidup masyarakat sehingga menyebabkan meningkatkan

angka insidensi penyakit hipertensi.

4

Page 9: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

Salin itu, etiologi penyakit hipertensi dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan jenis hipertensi

yaitu :

1. Hipertensi Primer (Esensial)

Hingga saat ini belum diketahui hubungan penyebab hipertensi primer seperti

genetik, lingkungan dan kelainan metabolisme intraselular yang dapat meningkatkan

risiko penyakit hipertensi.(7) Namun ada beberapa penelitian yang menyebutkan

bahwa kejadian hipertensi primer berhubungan dengan obesitas, hiperkolesterolemia,

ateroskerosis, diet tinggi garam, diabetes, stress, riwayat keluarga, merokok, dan

kurang olahraga.(6)

2. Hipertensi Sekunder

Kejadian hipertensi sekunder berkaitan dengan adanya berbagai gangguan pada

organ tubuh. Penyakit parenkim dan penyakit renovaskular merupakan penyebab

paling umum kejadian penyakit hipertensi sekunder.(6) Berikut adalah beberapa

penyakit yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi sekunder :

a. Gangguan pada ginjal, seperti glomerulonefhritis, pielonefritis, tumor,

diabetes, dan lainnya.

b. Gangguan renovaskuler, seperti aterosklerosis, hyperplasia, emboli

kolesterol, transplantasi, dan yang lainnya.

c. Gangguan adrenal, seperti sindrom cushing, aldosteronisme primer.

d. Gangguan aorta, seperti koarktasio aorta, arteritis takayasu.

e. Gangguan neoplasma, seperti tumor wilm, tumor yang mensekresi rennin.

f. Kelaianan endokrin, seperti obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme,

hiperparatiroidisme, hiperkalsemia, dan lain-lain.

g. Gangguan saraf, seperti stress berat, psikosis, stroke, tekanan intrakranial

meningkat.

h. Toksemia pada kehamilan, seperti preeklamsian, eklamsia, dan hipertensi

sementara yang sering di but dengan PIH (Pregnancy-induced

5

Page 10: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

hyperthension). Preeklamsia adalah suatu kondisi di mana hipertensi

kehamilan terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya

memiliki tekanan darah normal. Sedang eklampsia ialah terjadinya

konvulsi atau koma pada pasien disertai dengan tanda dan gejala

preeklamsia.

B Epiedmiologi Berdasarkan Orang, Tempat, dan Waktu

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular. Epidemiologi dari penyakit

hipertensi berdasarkan orang, tempat dan waktu adalah sebagai berikut :

a. Orang

Hipertensi paling banyak diderita oleh orang berumur sekitar 31-55tahun. Hal ini

dikarenakan seiring bertambahnya usia, tekanan darah cenderung meningkat. Yang

mana penyakit hipertensi umumnya berkembang pada saat umur seseorang mencapai

paruh baya. Tekanan darah cenderung meningkat khususnya pada orang berusia

lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih dari 60 tahun keatas.

b. Tempat

Dilihat dari tempat terjadinya kasus hipertensi, penduduk yang tinggal di wilayah

pesisir lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan penduduk yang tinggal di

wilayah pegunungan. Penduduk yang berdomisil di daerah pesisir lebih rentan

terhadap penyakit hipertensi karena tingkat mengkonsumsi garam lebih tinggi atau

berlebihan dibanding daerah pegunungan yang kemungkinan lebih banyak

mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah.

c. Waktu

Hipertensi berdasarkan waktu berbeda pada setiap tahunnya. Studi morbiditas Survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), 2001 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi

mengalami peningkatan dari 96 per 1000 penduduk pada tahun 1995 menjadi 110 per

1000 penduduk tahun 2001.(8)

C Faktor Risiko Hipertensi

Black dan Hawks (2005) menyatakan, ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi

terjadinya hipertensi pada seseorang yaitu faktor genetik dan lingkungan. Faktor risiko

6

Page 11: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi

(tidak dapat diubah) dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (dapat di ubah atau

dikendalikan). (9)

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain : riwayat keluarga dengan

hipertensi, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi

adalah nutrisi, stres, obesitas, dan zat berbahaya seperti asap rokok dan konsumsi alkohol

berlebih, serta aktivitas fisik.Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor risiko tersebut

secara bersamasama (common underlying risk factor), dengan kata lain satu faktor risiko

saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi.(10)

1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

a. Riwayat keluarga

Hipertensi adalah penyakit poligenik dan multifaktorial.(9) Seseorang dengan

riwayat keluarga hipertensi, beberapa gennya akan berinteraksi satu sama lain

dengan lingkungan yang akan meningkatkan tekanan darah. Seseorang yang orang

tuanya menderita hipertensi akan mempunyai risiko lebih besar mengalami

hipertensi pada usia muda. Selain itu, predisposisi genetik berhubungan dengan

tingginya kadar sodium di intraseluler dan rendahnya kadar potasium

dibandingkan kadar sodium. Hal ini banyak terjadi pada ras kulit hitam. Menurut

Depkes (2006), faktor keturunan ini berkaitan dengan metabolisme pengaturan

garam dan renin membran sel.

b. Umur

Risiko kejadian hipertensi muncul sejak seseorang berumur 20 tahun pada laki-

laki dan wanita, dan terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia. JNC

(2003) menyatakan bahwa seseorang yang biasanya mempunyai tekanan darah

normal pun mempunyai risiko hipertensi sejak berusia 55 tahun.(11)

Pasien yang berumur di atas 60 tahun mempunyai tekanan darah di atas 140/90

mmHg. Isolated systolic hipertension biasanya terjadi pada umur di atas 50 tahun.

Konsep ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Indrawati, Werdhawati,

& Yudi (2009), yang menunjukkan bahwa faktor umur mempunyai risiko paling

tinggi terhadap kejadian hipertensi.

7

Page 12: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

c. Jenis kelamin

Tingkat hipertensi lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita pada usia di bawah

55 tahun. Tingkat kejadian ini akan menjadi sebanding pada usia 55-74 tahun.

Akan tetapi, pada usia di atas 47 tahun, wanita lebih rentan mengalami hipertensi

daripada pria (9)

Menurut Miller dan Shintani (1993), hormon-hormon yang dihasilkan oleh

tubuh perempuan membantu perempuan dalam melawan penyakit jantung.(12)

Selain itu, menurut Maltin (1999) pekerjaan dan perilaku perempuan dianggap

lebih tidak berisiko dan berperilaku sehat dibandingkan dengan laki-laki. Akan

tetapi, risiko kejadian hipertensi akan lebih besar pada perempuan pada usia di

atas 75 tahun yang salah satunya disebabkan oelh faktor menopause.

d. Etnis

Penelitian tentang hubungan antara etnis dengan kejadian hipertensi telah

dilakukan di Amerika. Hasilnya menunjukkan bahwa penduduk Amerika yang

berkulit hitam lebih berisiko mengalami peningkatan tekanan darah dibandingkan

penduduk berkulit putih.

Alasan tingginya prevalensi hipertensi pada ras kulit hitam belum diketahui secara

jelas, tetapi peningkatan ini dipengaruhi oleh kadar renin yang rendah, sensitivitas

terhadap vasopressin yang lebih tinggi, masukan garam yang lebih banyak, dan

stres lingkungan yang lebih tinggi.

2. Faktor yang dapat dimodifikasi

a. Stress

Stress meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan keluaran jantung.

Selian itu, stress dapat menstimulasi sistem saraf simpatik. Stress yang tidak

dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbegai penyakit, salah satunya adalah

hipertensi.(13)

Dixon, Jonas, dan Karina (2000) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

seseorang yang depresi berisiko 1,78 kali menderita hipertensi dibandingkan yang

tidak mengalami depresi (14)Seseorang yang berada dalam kondisi stres tlah

8

Page 13: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

terjadi proses fisiologis dimana sistem saraf simpatis teraktivasi yang selanjutnya

dapat menstimulus pengeluaran hormon adrenalin dan kortisol. (15) Respon

fisiologis ini menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.

b. Obesitas

Black dan Izzo (1999) menyatakan bahwa dari 60% pasien yang menderita

hipertensi 20% di antaranya mempunyai berat badan berlebih. Penurunan berat

badan sebesar 5% dapat menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan

sebesar 9,2 kg dapat menurunkan tekanan darah baik sistole dan diastole sebesar

6,3 dan 3,1 mmHg.(16) Peningkatan IMT berkaitan erat dengan peningkatan

tekanan darah baik pada laki-laki maupun perempuan. Penelitian Sugiharto (2007)

juga diperoleh hasil bahwa orang dengan obesitas akan berisiko 4,02 kali

menderita hipertensi dibandingkan orang yang tidak obesitas.(14)

Ketika berat badan bertambah yang diperoleh kebanyakan adalah jaringan berle-

mak, jaringan ini mengandalkan oksigen dan nutrisi di dalam darah untuk

bertahan hidup. Semakin banyak darah yang melintasi arteri semakin bertambah

tekanan yang diterima oleh dinding dinding arteri tersebut. Hampir semua orang

yang kelebihan berat badan sebanyak 20% pada akhirnya akan menderita takanan

darah tinggi. (17)

c. Nutrisi

Nutrisi berhubungan dengan kejadian hipertentensi karena konsumsi nutrien

tertentu dapat menstimulasi naiknya tekanan darah. Nutrien yang berdampak

nyata terhadap naiknya tekanan darah adalah mineral sodium. Konsumsi makanan

tinggi sodium mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian hipertensi.

(18)

d. Konsumsi Makanan berlemak jenuh

Konsumsi makanan berlemak jenuh dapat mengakibatkan terjadinya

atherosclerosis. (19) Kondisi ini berdampak pada naiknya tekanan darah

seseorang.

e. Konsumsi zat berbahaya

9

Page 14: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

Konsumsi zat yang berbahaya seperti rokok, alkohol berlebih, dan obat-obatan

terlarang secara terus menerus dapat membuat tekanan darah cenderung tinggi.

(20)

Nikotin dapat meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan vasokonstriksi

perifer, yang akan meningkatkan tekanan darah arteri pada jangka waktu yang

pendek, selama dan setelah merokok.(9)

Faktor risiko terjadinya penyakit hipertensi yang lain yaitu konsumsi alkohol.

Alkohol termasuk substansi berbahaya yang jika dikonsumsi secara berlebihan

dapat menimbulkan efek negatif bagi tubuh. Black dan Izzo (1999) menyatakan

bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan angka kejadian hipertensi,

penurunan sensitivitas tubuh terhadap obat sntihipertensi, dan hipertensi yang sulit

disembuhkan. Telah dibuktikan dalam penelitian sebelumnya bahwa konsumsi

alkohol setiap hari dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar 1,21 mmHg

dan tekanan darah diastolik sebesar 0,55 mmHg untuk rata-rata satu kali minum

per hari.(16)

f. Aktivitas fisik

Davis (2004) menyatakan bahwa aktivitas fisik yang teratur dapat menurunkan

risiko atherosclerosis yang merupakan salah satu penyebab hipertensi. Selain itu,

aktivitas fisik teratur dapat menurunkan tekanan sistolik sebesar 10 mmHg dan

diatolik sebesar 7,5 mmHg.

Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada orang yang

tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai frekuensi denyut

jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih

keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung dalam memompa

darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada dinding arteri sehingga

meningkatkan tahanan perifer yang menyebabkan kenaikkan tekanan darah.

Kurangnya aktifitas fisik juga dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan

yang akan menyebabkan risiko hipertensi meningkat.

Studi epidemiologi membuktikan bahwa olahraga secara teratur memiliki efek

antihipertensi dengan menurunkan tekanan darah sekitar 6-15 mmHg pada

10

Page 15: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

penderita hipertensi. Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan

hipertensi, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer

yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran

obesitas pada hipertensi.

D Tanda dan Gejala, serta Patofisiologis

a. Tanda dan Gejala

Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk

penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala - gejalnya terlebih dahulu sebagai

peringatan bagi penderitanya. Meskipun gejala muncul, namun gejala tersebut seringkali

dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga penderita terlambat menyadari akan

datangnya penyakit.(21)

Gejala -gejala hipertensi bervariasi pada masing - masing individu dan hampir sama

dengan gejala penyakit lainnya. Gejala - gejala hipertensi diantaranya adalah :

a. Sakit kepala

b. Jantung berdebar - debar

c. Sulit bernafas setelah bekerja keras ataumengangkat beban berat

d. Mudah lelah

e. Penglihatan kabur

f. Wajah memerah

g. Hidung berdarah

h. Sering buang air kecil, terutama di malam hari

i. Telinga berdering (tinnitus)

j. Sakit kepala hebat (vertigo) (21)

k. Rasa berat di tengkuk

l. Mudah marah

m. Mata berkunang - kunang

n. Mudah Mengantuk

o. Mimisan (jarang) (22)

11

Page 16: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

b. Klasifikasi Hipertensi

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tekanan darah seseorang dikatan normal

jika sistoliknya kurang dari 140 mmHg dan diastoliknya kurang dari 90 mmHg. Jika

sistolik diantara 140 - 160 mmHg dan diastolik diantara 90 - 95 mmHg disebut

borderline hypertension. Pada posisi ini seseorang harus waspada karena memiliki

kecenderungan kuat mengidap hipertensi. Jika seseorang memiliki sistolik lebih dari 160

mmHg dan diastolik lebih dari 95 mmHg maka jelas orang tersebut mengidap hipertensi.

Berikut klasifikasi tekanan darag pad orang dewasa usia >18 tahun.(23)

Tabel 1.1 Klasifikasi Tekanan Darah

Klasifikasi Tekanan Sistolik

(mmHg)

Tekanan Diastolik

(mmHg)

Optimal <120 <80

Normal <130 <85

High normal 130 - 139 85 - 89

Hipertensi Stage 1 (mild) 140 - 159 90 - 99

Hipertensi Stage 2 (moderate) 160 - 179 100 - 109

Hipertensi Stage 3 (severe) >180 >110

c. Patofisiologi Hipertensi

Hipertensi yang tidak diketahui etiologinya disebut sebagai hipertensi primer atau

essensial. Kebanyakan kasus hipertensi yang didiagnosis berada dalam kategori ini.

Sedangkan, hipertensi sekunder disebabkan berbagai macam etiologi. Banyak faktor,

genetik maupun lingkungan yang merupakan faktor penting dalam etiologi dan

patofisiologi hipertensi primer. Curah jantung, tahanan pembuluh darah sistemik, volume

darah, aktivitas sistem saraf simpatik dan saraf pusat dan sistem renin-angio-tensin-

aldosteron merupakan faktor-faktor penunjang.(24)

12

Page 17: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

Pasien - pasien dengan hipertensi primer dapat dibagi dalam tiga golongan, atas

dasar perjalanan klinis penyakitnya :

1. Hipertensi labil terjadi jika pasien pada suatu saat menunjukkan Tekanan Darah

yang tinggi tetapi di lain waktu menunjukkan Tekanan Darah yang rendah.

2. Hipertensi jinak biasanya dimulai secara tersembunyi pada dekade keempat dan

pasien sering tetap bebas gejala selama 10 hingga 15 tahun. Aterosklerosis

merupakan penyulit utama dengan prosentase sekitar 50 persen meninggal

karenan gagal jantung kongestif, 20 persen oleh gangguan serebrovaskuler dan

30 persen oleh sebab - sebab lain seperti infark miokard akut.

3. Hipertensi maligna, muncul dengan peningkatan tekanan diastolik yang cepat

atau menetap, biasanya diatas 130 mmHg. Perubahan - perubahan vaskuler

menyebabkan penyakit progresif pada otak, mata dan ginjal. Gagal ginjal dan

ensefalopati hipersensitif adalah penyulit yang mengancam dan pasien yang

tidak diobati biasanya akan meninggal dalam waktu kurang dari satu tahun.(24)

Dalam hipertensi, dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur yaitu tekanan darah

sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS adalah kekuatan tekanan darah

tertinggi terhadap dinding arteri sewaktu jantung berkontraksi, sedangkan TDD adalah

tekanan darah terendah terhadap pembuluh darah arteri sewaktu jantung istirahat diantara

dua denyut, atau dengan kata lain TDS diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD

diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi. Banyak faktor yang mengontrol

tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya hipertensi, faktor-faktor

tersebut adalah :

a. Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau variasi

diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya respons terhadap stress

psikososial dll

b. Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor

c. Asupan natrium (garam) berlebihan

d. Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium

e. Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi

angiotensin II dan aldosteron

13

Page 18: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

f. Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide

natriuretik

g. Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi tonus

vaskular dan penanganan garam oleh ginjal

h. Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh

darah kecil di ginjal

i. Diabetes mellitus

j. Resistensi insulin

k. Obesitas

l. Meningkatnya aktivitas vascular growth factors

m. Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung, karakteristik

inotropik dari jantung, dan tonus vaskular

n. Berubahnya transpor ion dalam sel.(25)

E Diagnosis, Pencegahan dan Pengendalian

a. Diagnosis

Penentuan normal atau tingginya suatu tekanan darah ditentukan tidak hanya berdasarkan

dari tekanan diastol tapi juga tekanan sistol, usia, jenis kelamin, dan penyakit penyerta.

14

Gambar 1. Mekanisme Patofisiologi dari Hipertensi

Page 19: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

Tingkat tekanan sistol sangat penting untuk ditelaah karena memiliki keterkaitan dengan

tekanan arterial yang dapat menyebabkan morbiditas pernyakit cardiovascular. Data

menunjukan tekanan sistol lebih memiliki arti dibanding tekanan diastol khususnya pada

orang berusia diatas 50 tahun. Ketika ada kecurigaan hipertensi, tekanan darah

seharusnya dihitung minimal dua kali pada pemeriksaan yang berbeda sejak pemeriksaan

pertama.(26)

Untuk menegakkan diagnosa hipertensi diperlukan pemeriksaan awal pasien yang

mencakup anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap. Diagnosis hipertensi ditegakkan

saat pasien menderita tekanan darah tinggi secara persisten. Biasanya, untuk menegakkan

diagnosis diperlukan tiga kali pengukuran sfigmomanometer yang berbeda dengan

interval satu bulan. Praktik terbaik yang dianjurkan saat ini adalah dengan melakukan

follow-up satu kali hasil pengukuran tekanan darah yang tinggi di klinik dengan

pengukuran ambulatori. Follow-up juga dapat dilakukan, walaupun kurang ideal, dengan

memonitor tekanan darah di rumah selama kurun waktu tujuh hari.(27)

ANAMNESIS(28)

Wawancara medis pada pasien dengan hipertensi harus meliputi:

1. Jangka waktu, derajat keparahan dan riwayat perjalanan penyakit hipertensi.

2. Indikasi hipertensi sekunder :

a. Riwayat penyakit ginjal pada keluarga (ginjal polikistik)

b. Ada/tidaknya penyakit ginjal, ISK, dan hematuria

c. Pemakaian obat-obat analgesik dan atau obat-obatan lainnya atau

supplemen diet yang kemungkinan dapat meningkatkan tekanan darah atau

mengganggu efektivitas obat antihipertensi.

d. Episoda berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi

(pheochromocytoma)

e. Pheocromocyte adalah sel kromafin. Pheocromocytoma adalah tumor sel

kromafin pada medula adrenal atau para ganglion simpatis; gejalanya

terutama hipertensi, mencerminkan bertambahnya sekresi epinefrin dan

norepinefrin.

f. Episoda lemah otot dan tetani (aldosteronisme)

15

Page 20: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

3. Faktor-faktor risiko

a. Riwayat hipertensi pada keluarga

b. Riwayat hiperlipidemia 

c. Riwayat DM

d. Kebiasaan merokok

e. Pola makan (konsumsi garam, lemak, serta kafein)

f. Kegemukan 

g. Intensitas olah raga

h. Kepribadian

4. Gejala kerusakan organ :

a. Otak dan mata : Sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, transient

ischemic attacks, defisit sensoris atau motoris

b. Jantung : Palipitasi, nyeri dada, sesak, bangkak kaki

c. Ginjal : haus, poliuria, nokturia, hematuri

d. Arteri perifer : eksremitas dingin, klaudikasiointermiten

e. Pengobatan antihipertensi sebelumnya

f. Faktor pribadi, keluarga, dan lingkungan yang dapat mempengaruhi

tekanan darah (tingkat stress)

PEMERIKSAAN FISIK (28)

Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari penampilan secara general, apakah terdapat

obesitas pada daerah wajah dan obesitas seperti pada Cushing's syndrome? apakah

terdapat perkembangan dari eksremitas atas yang tidak proporsional dnegan

eksremitas bawah yang menunjukan adanya coarctation dari aorta. Selanjutnya

pemeriksaan tekanan darah pada posisi supine ke posisi berdiri, adanya peningkatan

tekanan diastolik sering menunjukan hipertensi essensial. 

Pemeriksaan fisik selain untuk memerikasa tekanan darah juga untuk

mengidentifikasi ada/tidaknya tanda-tanda hipertensi sekunder atau komplikasi yang

telah terjadi pada organ-organ tertentu. Minimal pemeriksaan fisik yang dilakukan

16

Page 21: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

adalah tanda-tanda vital yaitu berat badan, tinggi badan, denyut nadi, dan tekanan

darah. Pengukuran tekanan darah:

• Pengukuran rutin di kamar periksa

• Pengukuran 24 Jam (Ambulatory Blood Pressure Monitoring-ABPM)

• Pengukuran sendiri oleh pasien

Pengukuran di kamar periksa dilakukan pada posisi duduk di kursi setelah pasien

istirahat selama 5 menit, kaki di lantai dan lengan pada posisi setinggi jantung.

Pengukuran dilakukan dua kali dnegan sela 1-5 menit, pengukuran tambahan

dilakukan jika terdpat perbedaan hasil yang signifikan. Untuk usia lanjut, diabetes,

dan kondisi lain dimana diperkirakan ada kondisi ortostatik perlu dilakukan

pengukuran tekanan darah pada posisi berdiri.

Beberapa indikasi pengunaan ABPM :

• Hipertensi borderline atau yang bersifat episodik

• Hipertensi office atau white coat

White coat hypertension mendeskripsikan perbedaan tekanan darah yang

signifikan pada suatu individu. Bila diukur di kantor akan menunjukan hasil

yang lebih tinggi dibanding diukur di rumah atau dalam kegiatan biasa sehari-

hari.(27)

• Adanya disfungsi saraf otonom

• Hipertensi sekunder

• Pedoman pemilihan obat antihipertensi

• Tekanan darah yang resisten terhadap pengobatan anti-hipertensi

• Gejala hipotensi yang berhubungan dnegan pengobatan anti-hipertensi

17

Page 22: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

Tabel 2. Pemeriksaaan penunjang yang dilakukan pada pasien hipertensi

Sistem Pemeriksaan

Renal Urinalisis mikroskopik, proteinuria,

darah BUN (ureum) dan/atau kreatinin

Endokrin Darah natrium, kalium, kalsium, TSH (thyro

id-stimulating hormone).

Metabolik Glukosa darah puasa, kolesterol total,

kolesterol HDL dan LDL, trigliserida

Lain - lain Hematokrit, elektrokardiogram, dan foto Röntgen

dada

Sources: Harrison's principles of internal medicine(27)

Hipertensi primer atau esensial lebih umum pada orang dewasa dan memiliki berbagai

faktor risiko, di antaranya obesitas dan riwayat hipertensi dalam keluarga.(27) Hipertensi

sekunder lebih sering ditemukan pada anak usia prapubertas dan sebagian besar kasus

disebabkan oleh penyakit ginjal.

Pemeriksaan laboratorium juga dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan

penyebab hipertensi sekunder, dan untuk menentukan apakah hipertensi menyebabkan

kerusakan pada jantung, mata, dan ginjal. Pemeriksaan tambahan untuk diabetes dan

kadar kolesterol tinggi dilakukan karena kondisi ini merupakan faktor risiko

terjadinya penyakit jantung dan mungkin memerlukan penanganan.(27)

Kadar kreatinin darah diukur untuk menilai adanya gangguan ginjal, yang mungkin

merupakan penyebab atau akibat dari hipertensi. Kadar kreatinin darah saja dapat

memberikan dugaan yang terlalu tinggi untuk laju filtrasi glomerulus. Panduan terkini

menganjurkan penggunaan rumus prediktif seperti formula Modification of Diet in Renal

Disease (MDRD) untuk memperkirakan laju filtrasi glomerulus (eGFR). eGFR juga dapat

memberikan nilai awal/dasar fungsi ginjal yang dapat digunakan untuk memonitor efek

samping obat antihipertensi tertentu pada fungsi ginjal. Pemeriksaan protein pada sampel

urin digunakan juga sebagai indikator sekunder penyakit ginjal.

18

Page 23: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

PemeriksaanElektrokardiogram (EKG/ECG) dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda

adanya beban yang berlebihan pada jantung akibat tekanan darah tinggi. Pemeriksaan ini

juga dapat menunjukkan adanya penebalan dinding jantung (hipertrofi ventrikel kiri) atau

tanda bahwa jantung pernah mengalami gangguan ringan seperti serangan jantung tanpa

gejala (silent heart attack). Pemeriksaan foto Röntgen dada atau ekokardiogram juga

dapat dilakukan untuk melihat tanda pembesaran atau kerusakan pada jantung.(27)

Tujuan dari diagnosis hipertensi :(28)1. Menilai Pola hidup serta identifikasi fakto-faktor risiko kardiovaskular lainnya.2. Menilai kemungkinan adanya penyakit penyerta yang mempengaruhi prognosis

dan pengobatan3. Mencari penyebab hipertensi4. Menentukan ada tidaknya kerusakan target organ dan penyakit kardiovaskular

b. Pencegahan

Untuk mengurangi akibat tekanan darah tinggi dan meminimalkan kebutuhan terapi

dengan obat antihipertensi dianjurkan untuk melakukan perubahan gaya hidup untuk

menurunkan tekanan darah, sebelum memulai terapi obat. Pedoman British Hypertension

Society 2004 mengajukan perubahan gaya hidup yang konsisten dengan pedoman dari

US National High BP Education Program tahun 2002.(29) untuk pencegahan utama bagi

hipertensi sebagai berikut:

Menjaga berat badan normal (misalnya, indeks massa tubuh 20–25 kg/m2).

Mengurangi asupan diet yang mengandung natrium sampai <100 mmol/ hari (<6

g natrium klorida atau <2,4 g natrium per hari). Banyak yang tidak menyadari

bahwamakanan ringan dan juga mie instan banyak mengandung garam, demikian

juga vetsin yang sebenarnya adalah monosodium glutamate,

karena sodium sebenarnya adalah nama lain dari natrium.

Melakukan aktivitas fisik aerobik secara teratur, misalnya jalan cepat (≥30 menit

per hari, pada hampir setiap hari dalam seminggu).

Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 3 unit/hari pada laki-laki dan tidak lebih

dari 2 unit/hari pada perempuan.

19

Page 24: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

Mengonsumsi makanan yang kaya buah dan sayuran (misalnya, sedikitnya lima

porsi per hari).

Perubahan gaya hidup yang efektif dapat menurunkan tekanan darah setara dengan

masing-masing obat antihipertensi. Kombinasi dari dua atau lebih perubahan gaya hidup

dapat memberikan hasil lebih baik.

Menurut Suiraoka (2014), ada dua faktor yag memicu hipertensi(29) yaitu :

1. Faktor yang dapat dikontrol, meliputi asupan makanan, alkohol, obesitas,

merokok dan stres.

2. Faktor yang tidak dapat dikontrol, seperti  usia dan genetik.

Pada intinya, pencegahan hipertensi dilakukan dengan mengupayakan gaya hidup sehat

untuk mengatur faktor yang bisa dikontrol di atas (WHO, 2013), dengan cara :

1. Mengatasi obesitas dan mengontrol berat badan. Berat badan yang berlebihan

akan membebani kerja jantung. Bagi penderita obesitas, sebaiknya mengupayakan

mengatasi obesitasnya, karena selain dapat menyebabkan hipertensi, juga dapat

meningkatkan risiko terkena penyakit lainnya. Cara mengontrol berat badan

normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan

melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari, 5 kali seminggu.

2. Mengatur asupan makanan (Diet sehat). (1) Mengurangi asupan garam ≤5 gram

per hari. (2) Mengonsumsi sayur dan buah buahan setiap hari. (3) Mengurangi

asupan makanan yang berlemak.

3. Menghindari konsumsi alkohol.

4. Tidak merokok.

5. Menghindari stres.

Menurut Gunawan (2006) pencegahan hipertensi adalah sebagai berikut [3] :

1. Mengurangi konsumsi garam. Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan,

maksimal 2 garam dapur untuk diet setiap hari.

20

Page 25: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

2. Menghindari kegemukan. Menghindari kegemukan dengan menjaga berat badan

normal atau tidak berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih

10% dari berat badan normal.

3. Membatasi konsumsi lemak. Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar

kolesterol tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat

mengakibatkan endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Lama-

kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan menyumbat pembuluh nadi

dan mengganggu peredaran darah. Dengan demikian, akan memperberat kerja

jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi.

4. Olahraga teratur. Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat menyerap atau

menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksud

adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh (latihan isotonok atau

dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan melakukan

olahraga yang menegangkan seperti tinju, gulat, angkat besi, karena latihan yang

berat bahkan dapat menimbulkan hipertensi.

5. Makan banyak buah dan sayuran segar. Buah dan sayuran segar mengandung

banyak vitamin dan mineral. Buah yang mengandung mineral kalium dapat

membantu menurunkan tekanan darah.

6. Tidak merokok dan tidak minum alkohol.

7. Latihan relaksasi atau meditasi. Relaksasi atau meditasi berguna untuk

mengurangi stres atau ketegangan jiwa. Relaksasi dilaksanakan dengan

mengencangkan dan mengendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu

yang damai, indah dan menyenangkan. Relaksasi dapat pula dilakukan dengan

mendengarkan musik atau bernyanyi.

8. Berusaha dan membina hidup yang positif. Dalam kehidupan dunia modern yang

penuh dengan persaingan, tuntutan atau tantangan yang menumpuk menjadi

tekanan atau beban stres bagi setiap orang. Jika individu tidak mampu

mengelolanya, akan menimbulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur

ataupun timbul hipertensi. Agar terhindar dari efek negatif tersebut, orang harus

berusaha membina hidup yang positif.

c. Pengendalian Hipertensi

21

Page 26: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

Penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk mencegah mortalitas dan untuk mencapai

tekanan darah ≤140/90 mmHg. Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan perubahan gaya

hidup seperti olahraga dan diet rendah garam (Hapsari, 2007).(29)

Namun, pada beberapa orang, perubahan gaya hidup saja tidak cukup untuk menurunkan

tekanan darah, sehingga perlu diberikan obat-obatan. Obat penurun tekanan darah bekerja

dengan berbagai cara, seperti menyingkirkan kelebihan garam dan cairan dari dalam

tubuh, memperlambat atau merelaksasikan detak jantung, dan melebarkan pembuluh

darah (WHO, 2013)(29)

Perlu diketahui bahwa beberapa kondisi memiliki hubungan signifikan dengan kejadian

hipertensi, diantaranya adalah tingkat pendidikan dan status ekonomi rendah, kelebihan

berat badan, obesitas,gangguan emosi yang tinggi, kadar kolesterol dan gula darah yang

tinggi.(26)Resiko terkena hipertensi dapat dikurangi dengan perilaku CERDIK (Depkes

2013) yaitu :

1. Cek kesehatan secara berkala

2. Enyahkan asap rokok

3. Rajin aktifitas fisik

4. Diet sehat dan kalori seimbang

5. Istirahat yang cukup

6. Kendalikan stress

Pengendalian hipertensi bertujuan untuk mencegah terjadinya mortalitas dan morbiditas

akibat komplikasi yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah

di bawah 140/90. Perawatan dalam penanganan hipertensi diantaranya dalam ketaatan

pengobatan meliputi perlakuan khusus mengenai gaya hidup seperti diet, istirahat,

olahraga serta konsumsi obat.

22

Page 27: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

DAFTAR PUSTAKA

1. M I. Dasar-Dasar Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta: EGC; 1996.

2. WHO. World Health Organization-International Society of Hypertension Guideline far the

Management of Hypertension. J Hypertens. 1999;17:151–83.

3. Koreneliani, Kiki and DM. Obesitas dan Stress dengan Kejadian Hipertensi. J Kesehat

Masy Univ Negeri Semarang. 2012;

4. Infodatin. Hipertensi. In: Pusat Dta dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2014.

5. Khotimah. Stress sebagai Faktor Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah pada Penderita

Hipertensi. J EduHealth. 2013;23(2).

6. Tambayong I. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC; 2000.

7. Sustrani L. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2004.

8. Hartanti GAE. Hipertensi [Internet]. 2012 [cited 2016 Apr 1]. Available from:

http://gustiayuendanghartanti.blogspot.co.id/2012/04/tugas-epid-tidak-menular-

hipertensi.htm

9. J.H J. B& H. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Positive Outcome. 7

edition. St Louis: Elsevier Saunders; 2005.

10. Rahayu H. Faktor Risiko Hipertensi Pada Msyarakat RW 01 Srengseng Sawah,

Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan. Jakarta; 2012.

11. Lueckenotte A. & M. Gerontologic Nursing. 3 edition. USA: Mosby Elsvier; 2006.

12. Miller JM. & S. How to Prevent Hearth Disease. USA: Thomas Nelson Publisher; 1993.

13. Hahn, D.B. & Payne W. Focus on Health. 6 edition. USA: MC Graw Hill; 2003.

14. Sugiharto A. FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI GRADE II PADA

MASYARAKAT (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar. Universitas Diponegoro; 2007.

23

Page 28: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

15. Braverman, E.R. & Braverman D. Penyakit Jantung dan Penyembuhannya Secara Alami.

Jakarta: PT Bhuana Ilmu Komputer; 2004.

16. J.L J. B& I. Hypertension Primer :: The Essentials of High Blood Pressure. Second Edi.

USA: Lipponcott Willianms & WIllkins; 1999.

17. Kornelia, K. DM. Obesitas dan Stress dengan Kejadian Hipertensi. 2012;

18. Indrawati, L., Werdhasari A& YK. Hubungan Pola Kebiasaan Konsumsi Makanan

Masyarakat Miskin dengan Kejadian Hipertensi di Indonesia. Pus Penelit dan Pengemb

Biomedis dan Farm. 2009;

19. Purwati, S., Salimar R. . Perencanaan Menu untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi.

Jakarta; 2005.

20. Bonow, R.O., Libby P. MDL& ZD. Braunwald’s Hearth Disease. USA: Suanders

Elsevier; 2008.

21. Vitahealth. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2006.

22. Dkk DS. Care Your Self, Hipertensi. Jakarta: Penerbit Plus; 2008.

23. Muttaqin A. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.

Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009.

24. Speicher CE. Pemilihan Uji Laboratorium yang Baik. Jakarta: EGC; 2001.

25. Kesehatan DBFK dan KDBK dan AKD. Pharmaceutical Care : Untuk Penyakit Hipertens.

Jakarta; 2006.

26. Riadi M. Resiko Lanjut dan Pencegahan Hipertensi [Internet]. 2016 [cited 2016 Mar 31].

Available from: http://www.kajianpustaka.com/2016/01/resiko-lanjut-dan-pencegahan-

hipertensi.html

27. Wikipedia. Tekanan Darah Tinggi [Internet]. [cited 2016 Apr 1]. Available from:

https://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi

28. Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi I D. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakarta: Pusat

Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2009.

24

Page 29: Karya Tulis Ilmiah · Web viewCara mengontrol berat badan normal adalah dengan mengurangi asupan yang mengandung lemak dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, 30 menit sehari,

29. Hanifah R. Diagnosis Hipertensi [Internet]. 2010 [cited 2016 Mar 31]. Available from:

http://www.berbagimanfaat.com/2010/05/tujuan-dari-diganosis-hipertensi1-1.html

25