Karya Tulis Ilmiah Mawapres

31
KARYA TULIS ILMIAH GERAKAN ANAK KOS SADAR OBAT (GAKSO) SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENINGKATAN KESADARAN PENGGUNAAN OBAT SERTA POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PENGHUNI KOS Karya Tulis Ilmiah ini Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) 2011 Tingkat Universitas Muhammadiyah Malang Diusulkan oleh : IKRIMA KHAERUN NISA (08040025) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MALANG 2011

Transcript of Karya Tulis Ilmiah Mawapres

Page 1: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

KARYA TULIS ILMIAH

GERAKAN ANAK KOS SADAR OBAT (GAKSO) SEBAGAI SALAH

SATU UPAYA PENINGKATAN KESADARAN PENGGUNAAN OBAT

SERTA POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PENGHUNI KOS

Karya Tulis Ilmiah ini Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Pemilihan

Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) 2011

Tingkat Universitas Muhammadiyah Malang

Diusulkan oleh :

IKRIMA KHAERUN NISA (08040025)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

MALANG

2011

Page 2: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

1. Judul Kegiatan : Gerakan Anak Kos Sadar Obat (GAKSO) sebagai

Salah Satu Upaya Peningkatan Kesadaran

Penggunaan Obat serta Pola Hidup Bersih dan

Sehat pada Penghuni Kos

2. Penulis Utama

a. Nama Lengkap : Ikrima Khaerun Nisa

b. NIM : 08040025

c. Jurusan/Fakultas : Farmasi / Fakultas Ilmu Kesehatan

d. Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang

e. Alamat di Malang : Jl. Bendungan Sigura-Gura 1/9A Malang

f. No. HP : 085642579223

g. Email : [email protected]

Malang, 28 Maret 2011

Menyetujui,

Pembantu Dekan III

Bidang Kemahasiswaan Penulis

Faqih Ruhyanuddin, S.Kep., Ners. Ikrima Khaerun Nisa NIP-UMM: 112.0309.0391 NIM : 08040025

Page 3: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur dipanjatkan oleh Allah SWT,

atas karunia dan nikmatNya penulis dapat menyelesaikan karya tulis Ilmiah yang

berjudul „Gerakan Anak Kos Sadar Obat (GAKSO) sebagai Salah Satu Upaya

Peningkatan Kesadaran Penggunaan Obat serta Pola Hidup Bersih dan Sehat pada

Penghuni Kos‟, karya tulis ini dibuat karena melihat fenomena di masyarakat

tentang kurangnya kesadaran dan pengetahuan penggunaan obat yang rasional,

yang terangkum dalam DA GU SI BU (Dapatkan Obat dengan Benar, Gunakan

Obat dengan Benar, Simpan Obat dengan Benar, Buang Obat dengan Benar), serta

banyaknya masyarakat penghuni kost yang kurang memperhatikan kehidupan

kesehatannya sehingga mudah terjangkit penyakit.

Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi salah satu kontribusi dalam

menuju Indonesia Sehat 2025. Diharapkan nantinya adalah peningkatan kesadaran

penggunaan obat pada masyarakat.

Penulis menyadari karya tulis ini jauh dari kata sempurna, seperti kata

pepatah, „tidak ada gading yang retak‟. Sehingga penulis sangat mengharapkan

adanya masukan-masukan yang bermanfaat.

Malang, 28 Maret 2011

Penulis

Page 4: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

RINGKASAN ....................................................................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .............................................................. 3

1.3 Gagasan Kreatif ..................................................................... 3

1.4 Tujuan ................................................................................... 3

1.5 Manfaat ................................................................................. 4

BAB II : TELAAH PUSTAKA

2.1 Perkembangan Pembangunan Kesehatan .............................. 5

2.2 Tinjauan Pola Hidup Bersih dan Sehat ................................. 5

2.3 Tinjauan Pengobatan Sendiri ................................................ 6

2.4 Gambaran Umum Pola Hidup Kesehatan Anak Kos ............ 9

BAB III : METODE PENULISAN

3.1 Sifat Penulisan ....................................................................... 11

3.2 Prosedur Pengumpulan Data dan Jenis Data ......................... 11

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................. 11

BAB IV : ANALISIS DAN SINTESIS

4.1 Permasalahan Penggunaan Obat pada Masyarakat ............... 12

4.2 Solusi yang Pernah Dilakukan .............................................. 13

4.3 Analisis SWOT ..................................................................... 13

4.4 Langkah-Langkah Strategis gagasan GAKSO ...................... 14

4.5 Hasil yang Diharapkan .......................................................... 16

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 17

5.2 Rekomendasi ......................................................................... 18

Page 5: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 21

Page 6: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Salah Satu Tempat Hunian Kos ........................................................... 9

Gambar 2. Input dan Output Gagasan GAKSO .................................................... 16

Page 7: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

RINGKASAN

Indonesia Sehat 2025 merupakan program pemerintah yang bertujuan

menjadikan masyarakat Indonesia pada tahun 2025 hidup dalam lingkungan dan

perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan

merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk

mengurangi gejala penyakit ringan (minor illnesses) tanpa intervensi/ nasehat

dokter. Pengobatan sendiri dalam hal ini dibatasi hanya untuk obat-obat modern,

yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas. Sayangnya, seringkali dijumpai bahwa

penggunaan obat menjadi tidak rasional karena borosnya mengkonsumsi obat -

obat yang sebenarnya tidak dibutuhkan, atau malah bisa berbahaya misalnya

karena penggunaan yang tidak sesuai dengan aturan pakai. Bagaimanapun, obat

bebas dan bebas terbatas tidak berarti bebas efek samping, sehingga

pemakaiannya pun harus sesuai dengan indikasi, lama pemakaian yang benar,

disertai dengan pengetahuan pengguna tentang risiko efek samping dan

kontraindikasinya.

Masih banyak masyarakat penghuni kos, khususnya penghuni non-

kesehatan yang kurang sadar akan penting dan berbahayanya obat. Banyak yang

belum mengerti perlunya suatu jangka waktu terapi. Masih menyimpan obat yang

tidak digunakan, memprakarsai pengobatan sendiri apabila gejala yang sama atau

mirip terjadi. Serta mereka belum sadar secara menyeluruh tentang pengaruh

makanan pada suatu dosis tertentu.

Saat ini, sumber informasi utama dalam penggunaan obat umumnya

berasal dari media massa. Sayangnya, pada promosi obat umumnya kurang

memberikan informasi penggunaan obat yang rasional, sehingga masyarakat yang

kurang paham akan penggunaan obat yang rasional dapat menggunakannya secara

berlebihan. Persoalan inilah sehingga terbentuk gagasan „Gerakan Anak Kos

Sadar Obat‟.

Gerakan Anak Kos Sadar Obat (GAKSO) betujuan untuk memberikan

pengetahuan kepada masyarakat,khususnya masyarakat penghuni kos tentang cara

memperlakukan obat dan melakukan pengobatan secara mandiri dengan tepat dan

Page 8: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

optimal. Dalam program ini dikenal jargon DA GU SI BU (Dapatkan obat dengan

benar, Gunakan obat dengan benar, Simpan obat dengan benar, Buang obat

dengan benar).

Karya tulis ilmiah ini bersifat kajian pustaka yang menjelaskan tentang

kesadaran penggunaan obat pada penghuni kos, serta memiliki gagasan yang

ditulis dengan analisis dari beberapa permasalahan yang terjadi pada masyarakat

penghuni kos, yang dikombinasi dengan solusi logis berdasarkan tinjauan pustaka

yang ada, yakni gagasan Gerakan Anak Kos Sadar Obat (GAKSO).

Sumber informasi utama untuk melakukan pengobatan sendiri umumnya

berasal dari media massa. Menurut Suryawati (1997), informasi dari pabrik obat

ada yang kurang mendidik masyarakat, bahkan ada yang kurang benar. Supardi

(1997) menyatakan bahwa belum diketahui faktor yang paling berpengaruh dalam

perilaku pengobatan sendiri.

Yang digolongkan pemakaian obat yang kurang rasional antara lain adalah

pemakaian obat secara berlebihan baik dalam jenis maupun jumlah dosis, indikasi

pemberian obat yang tidak jelas, tatacara pemakaian atau penggunaan yang tidak

tepat, kombinasi berbagai obat yang berisiko tinggi, penggunaan obat mahal

sementara masih banyak obat sejenis yang lebih murah, dan penggunaan yang

tidak perlu. Jika diperhatikan, tujuan pengobatan bahwa secara umum adalah

untuk pengobatan tanpa meninggalkan efek samping obat ataupun dengan efek

samping seminimal mungkin, serta harga obat yang terjangkau & mudah

didapatkan masyarakat.

Gagasan Gerakan Anak Kos Sadar Obat (GAKSO) memiliki langkah-

langkah strategis dalam pelaksanaannya, yaitu mengenali masalah yang ada di

lingkungan masyarakat penghuni kos dengan cara melakukan survey

permasalahan. Survei dapat dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner atau

melakukan wawancara pada masyarakat, yang dalam hal ini merupakan penghuni

kos. Kemudian penyusunan sebuah rencana terlebih dahulu, dalam menyusun

rencana, harus dipastikan kalau program yang dilaksanakan mampu mengantarkan

pada tujuan. Kemudian aktif berkomunikasi, Diharapkan dengan adanya

komunikasi dengan petinggi setempat, seperti penjaga atau pemilik kost dapat

mempermudah pelaksanaa gagasan GAKSO. Sebelum dilakukan GAKSO,

Page 9: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

diharapkan dilakukan pre-test dan post-test untuk melihat adanya perbedaan yang

bermakna dari pelaksanaan gagasan ini dan output yang diharapkan dapat

tercapai.

Adanya gagasan Gerakan Anak Kos Sadar Obat (GAKSO) dapat

memberikan sumbangan pengetahuan kepada masyarakat dalam penggunaan obat

yang rasional, dan diharapkan gagasan ini dapat meningkatkan taraf hidup yang

sehat dan sejahtera.

Page 10: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sehat merupakan idaman setiap orang dan merupakan hak azasi setiap

manusia. Definisi Kesehatan menurut konsep Konstitusi WHO tahun 1946

adalah keadaan sempurna fisik, mental dan sosial, tidak adanya penyakit atau

kelemahan. Setelah beberapa tahun, WHO mendiskusikan lagi dan

mendefinisikan kesehatan adalah keadaan dimana seorang individu atau

kelompok dapat merealisasikan aspirasinya dengan kebutuhan yang layak dan

dapat melakukan perubahan/mengatasi kesukaran dari lingkungan. Kesehatan

merupakan suatu sumber daya yang penting dalam kehidupan sehari-hari,

bukan objek kehidupan dan merupakan suatu konsep positif yang

mengutamakan sumber daya personal dan sosial. Indonesia sehat 2025 adalah

visi dari Departemen Kesehatan R.I yang ditetapkan pada tahun 2005,

merupakan gambaran masyarakat Indonesia pada tahun 2025 yang

penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata serta memiliki derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya.

Melihat dari realitas kondisi kesehatan masyarakat Indonesia saat ini

maka perlu dilakukan gerakan penyadaran melalui pendidikan hidup sehat

bagi masyarakat, khususnya pada wilayah perubahan budaya penggunaan obat

yang tidak rasional. Oleh karena itulah maka perlu suatu lembaga yang

mengkoordinasikan sumberdaya professional farmasis untuk dapat berperan

sebagai drug informant kepada masyarakat dan sebuah konsep penyelesaian

permasalahan yang murni bersifat solutif dalam proses pendampingan yang

bersifat advokasi edukatif kepada masyarakat sehingga tercipta kondisi

kesehatan yang ideal, dalam artian keterlibatan seluruh komponen kesehatan

yang berimbang dan adil. Kesetaraan antara profesi kesehatan yang sederajat

tanpa ada konsep sub ordinatif juga menjadi pijakan awal gerakan dalam

proses perjuangan perbaikan dan peningkatan nilai/taraf kesehatan masyarakat

Page 11: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

Indonesia. Sehingga cita-cita untuk membentuk masyarakat Indonesia yang

sehat mandiri akan terwujud.

Seringkali dijumpai bahwa penggunaan obat menjadi tidak rasional

karena borosnya mengkonsumsi obat -obat yang sebenarnya tidak dibutuhkan,

atau malah bisa berbahaya misalnya karena penggunaan yang tidak sesuai

dengan aturan pakai. Bagaimanapun, obat bebas dan bebas terbatas tidak

berarti bebas efek samping, sehingga pemakaiannya pun harus sesuai dengan

indikasi, lama pemakaian yang benar, disertai dengan pengetahuan pengguna

tentang risiko efek samping dan kontraindikasinya

Masih banyak masyarakat penghuni kos, khususnya penghuni non-

kesehatan yang kurang sadar akan penting dan berbahayanya obat. Banyak

yang belum mengerti perlunya suatu jangka waktu terapi. Masih menyimpan

obat yang tidak digunakan, memprakarsai pengobatan sendiri apabila gejala

yang sama atau mirip terjadi. Serta mereka belum sadar secara menyeluruh

tentang pengaruh makanan pada suatu dosis tertentu.

Selain itu dalam pemenuhan gizi, masyarakat penghuni kos kurang

mendapatkan asupan gizi yang cukup seperti susu ataupun buah-buahan karena

pola hidup yang kurang sehat, seperti sering makan mie instan, merokok,

begadang, dan lain-lain, sehingga ada peluang terkena penyakit.. Maka satu hal

yang pasti dilakukan adalah mengkonsumsi obat-obatan untuk menyembuhkan

penyakit yang menjangkit mereka. Namun sayangnya, karena kurangnya

informasi penggunaan obat yang rasional, serta pola hidup yang kurang sehat,

Masyarakat penghuni kos kurang begitu peduli dan kurang memperhatikan

penggunaan obat-obatan tersebut. Padahal obat lah yang menjadi kunci

kesembuhan mereka. Oleh karena itu, perlu diadakannya sosialisasi serta program

peningkatan kesadaran dalam penggunaan obat. Diharapkan masyarakat penghuni

kos lebih memperhatikan penggunaan obat, agar tingkat kesehatan dan

kesejahteraan semakin meningkat.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membuat suatu gagasan

dalam bentuk karya tulis ilmiah yang berjudul „Gerakan Anak Kos Sadar Obat

(GAKSO) sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan Kesadaran Penggunaan

Obat serta Pola Hidup Bersih dan Sehat pada Penghuni Kos‟ Melalui program

Page 12: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

GAKSO ini, diharapkan komunitas anak kos, khususnya penghuni non-kesehatan

mulai sadar akan pentingnya obat dan bahaya obat. Selain itu, para penghuni kos

diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggolongan obat, cara

penyimpanan, cara pembuangan obat dan penggunaan obat yang akan diberikan

langsung kepada masyarakat luas.

1.2 Gagasan Kreatif

Melihat kondisi realitas masyarakat Indonesia saat ini bahwa masih

sedikitnya pemahaman penggunaan obat yang rasional, pengetahuan

pengobatan sendiri umumnya masih rendah dan kesadaran masyarakat,

khususnya anak kos untuk membaca label pada kemasan obat juga masih

kecil, maka Gerakan Anak Kos Sadar Obat (GAKSO) merupakan suatu

gagasan kreatif berupa pemberian konseling, informasi, dan edukasi (KIE)

obat dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya para

penghuni kos dalam penggunaan obat yang benar, sesuai dengan prinsip DA

GU SI BU (Dapatkan Obat dengan Benar, Gunakan Obat dengan Benar,

Simpan Obat dengan Benar, Buang Obat dengan Benar).

1.3 Perumusan Masalah

Permasalahan yang dikaji dalam karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Umumnya, penghuni kos masih belum perhatian dan sadar akan penting

dan berbahayanya obat.

2. Kurangnya informasi tentang penggunaan obat yang benar di lingkungan

masyarakat, sehingga masyarakat sangat terbatas terhadap informasi obat.

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan dari gagasan ini adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat

tentang cara memperlakukan obat dan melakukan pengobatan secara mandiri

dengan tepat dan optimal.

Page 13: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

1.5 Manfaat

Manfaat kegiatan GAKSO (Gerakan Anak Kos Sadar Obat) sebagai sarana

meningkatkan kesadaran obat di lingkungan masyarakat, khususnya pada

suatu masyarakat penghuni kos adalah :

1. Dapat memberikan informasi yang berharga mengenai obat-obatan.

2. Menambah wawasan serta pengetahuan tentang obat-obatan.

3. Mentransfer ilmu yang telah didapat tentang pengetahuan obat kepada

masyarakat.

4. Sebagai sarana yang dapat meningkatkan kepedulian akan kesehatan

individual maupun lingkungan.

Page 14: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Perkembangan Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu

hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang

bermutu seperti diamanatkan dalam UUD 1945 dan dipertegas di dalam pasal

28 bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia dan dinyatakan juga bahwa

setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, memperoleh pelayanan

kesehatan, mendapat pendidikan, memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan

dan teknologi (Iptek), seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidup

dan kesejahteraannya. Pernyataan ini didukung oleh UU No. 23/1992 tentang

Kesehatan serta diperkuat oleh UU No. 18 tahun 2002 tentang Sistem

Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek. (Anonim,2006 : 10)

Pembangunan kesehatan di Indonesia diselenggarakan dengan dasar-

dasar, yaitu perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan

merata, serta pengutamaan dan manfaat. Visi Pembangunan Kesehatan

sampai tahun 2025 adalah Indonesia Sehat 2025, yaitu keadaan masa depan

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup

dalam lingkungan dan dengan berperilaku hidup sehat, baik jasmani, rohani

maupun sosial, dan memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya (RPJPN, 2005). Kesehatan merupakan

investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi dan memiliki peran

penting dalam penanggulangan kemiskinan, meningkatkan kecerdasan

masyarakat dengan melakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)

yang efektif.

2.2 Tinjauan Pola Hidup Bersih dan Sehat

Pola Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,

Page 15: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan pendidikan untuk meningkatkan

pengetahuan sikap, perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina suasana dan

pemberdayaan masyarakat agar mengenali dan mengatasi masalah sendiri

dalam tatanan rumah tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah, agar

dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara

dan meningkatkan kesehatanya (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,

2006:3). Pola Hidup Bersih dan Sehat merupakan wujud keberadaan

masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup

bersih dan sehat (Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan,

2000:4)

2.3 Tinjauan Pengobatan Sendiri

2.3.1 Pengertian Pengobatan Sendiri

Pengobatan sendiri merupakan bagian dari kebijakan World Health

Organization (WHO) dan pemerintah dalam upaya pemerataan pelayanan

kesehatan. Salah satu kebijakan WHO tentang pelayanan kesehatan primer

adalah upaya mencapai kesehatan bagi semua penduduk (Health for all by

the year 2000) (WHO, 1978).

Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk

tujuan pengobatan sakit ringan (minor illnesses), tanpa resep atau intervensi

dokter (Shankar, et al., 2002). Pengobatan sendiri dalam hal ini dibatasi

hanya untuk obat-obat modern, yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas.

Keuntungan pengobatan sendiri menggunakan obat bebas dan obat bebas

terbatas antara lain: aman bila digunakan sesuai dengan aturan, efektif untuk

menghilangkan keluhan (karena 80.% keluhan sakit bersifat selflimiting),

efisiensi biaya, efisiensi waktu, bisa ikut berperan dalam mengambil

keputusan terapi, dan meringankan beban pemerintah dalam keterbatasan

jumlah tenaga dan sarana kesehatan di masyarakat (Holt dan Edwin, 1986).

Page 16: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

2.3.2 Tujuan pengobatan sendiri

Tujuan pengobatan sendiri adalah untuk peningkatan kesehatan,

pengobatan sakit ringan, dan pengobatan rutin penyakit kronis setelah

perawatan dokter (Mc. Ewen, 1979). Sedangkan peran pengobatan sendiri

adalah untuk menanggulangi secara cepat dan efektif keluhan yang tidak

memerlukan konsultasi medis, mengurangi beban pelayanan kesehatan pada

keterbatasan sumber daya dan tenaga, serta meningkatkan keterjangkauan

masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan (WHO, 1988). Alasan

pengobatan sendiri adalah kepraktisan waktu, kepercayaan pada obat

tradisional, masalah privasi, biaya, jarak, dan kepuasan terhadap pelayanan

kesehatan.

2.3.3 Keuntungan pengobatan sendiri

Keuntungan dari pengobatan sendiri adalah aman apabila digunakan

sesuai dengan petunjuk/efek samping dapat diperkirakan, efektif untuk

menghilangkan keluhan karena 80% sakit bersifat self-limiting, yaitu sembuh

sendiri tanpa intervensi tenaga kesehatan, biaya pembelian obat relatif lebih

murah daripada biaya pelayanan kesehatan, hemat waktu karena tidak perlu

mengunjungi fasilitas/profesi kesehatan, kepuasan karena ikut berperan aktif

dalam pengambilan keputusan terapi, berperan serta dalam sistem pelayanan

kesehatan, menghindari rasa malu atau stress apabila harus menampakkan

bagian tubuh tertentu di depan tenaga kesehatan, dan membantu pemerintah

mengatasi keterbatasan jumlah tenaga kesehatan di masyarakat (Holt,

1986).

2.3.4 Kekurangan pengobatan sendiri

Adapun kekurangan dari pengobatan sendiri adalah obat dapat

membahayakan kesehatan apabila tidak digunakan sesuai dengan aturan,

pemborosan biaya dan waktu apabila salah menggunakan obat, kemungkinan

timbulnya reaksi obat yang tidak diinginkan, misalnya sensitivitas, efek

samping atau resistensi, penggunaan obat yang salah akibat informasi yang

kurang lengkap dari iklan obat, tidak efektif akibat salah diagnosis dan

pemilihan obat, dan sulit berpikir dan bertindak objektif karena pemilihan

Page 17: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

obat dipengaruhi oleh pengalaman menggunakan obat di masa lalu dan

lingkungan sosialnya (Holt, 1986).

2.3.5 Penggunaan Obat yang Rasional

Bila digunakan secara benar, obat bebas dan obat bebas terbatas

seharusnya bisa sangat membantu masyarakat dalam pengobatan sendiri

secara aman dan efektif. Namun sayangnya, seringkali dijumpai bahwa

pengobatan sendiri menjadi sangat boros karena mengkonsumsi obat -obat

yang sebenarnya tidak dibutuhkan, atau malah bisa berbahaya misalnya

karena penggunaan yang tidak sesuai dengan aturan pakai. Bagaimanapun,

obat bebas dan bebas terbatas bukan berarti bebas efek samping, sehingga

pemakaiannya pun harus sesuai dengan indikasi, lama pemakaian yang benar,

disertai dengan pengetahuan pengguna tentang risiko efek samping dan

kontraindikasinya (Suryawati, 1997).

Penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas yang sesuai dengan

aturan dan kondisi penderita akan mendukung upaya penggunaan obat yang

rasional. Kerasionalan penggunaan obat menurut Cipolle, et. al., (1998)

terdiri dari beberapa aspek, di antaranya: ketepatan indikasi, kesesuaian dosis,

ada tidaknya kontraindikasi, ada tidaknya efek samping dan interaksi dengan

obat dan makanan, serta ada tidaknya polifarmasi (penggunaan lebih dari dua

obat untuk indikasi penyakit yang sama).

Pengobatan sendiri secara aman dan efektif diperlukan informasi

tentang obat yang obyektif, lengkap, dan tidak menyesatkan dan tidak terlalu

komersial. Informasi yang lebih baik pada pasien akan menggugah minat

menaikkan kehendak pasien untuk berpartisipasi aktif dalam pengobatan.

Tindakan pengobatan sendiri dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau

rasional. Obat yang dipilih harus tepat dan benar cara penggunaannya seperti

aturan pemakaian, cara pemberian, pengaturan dosis yang sesuai dengan

pemakaiannya, dan tetap waspada terhadap kemungkinan efek samping yang

tidak diinginkan.

Page 18: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

2.4 Gambaran Umum Pola Hidup Kesehatan Penghuni Kos

Umumnya, penghuni kos merupakan mahasiswa yang tinggal jauh dari

keluarga. Kebanyakan mereka memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan yang

tidak sehat, kurang istirahat karena tidur larut malam dan kurang olahraga. Bagi

laki-laki menjadi semakin kompleks karena merokok, kecanduan kopi apalagi

ada sebagian besar yang gemar mengonsumsi alkohol. Parahnya hal semacam ini

tidak diimbangi dengan asupan gizi yang baik.

Gambar 1. Salah Satu Tempat Hunian Kos.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Darlina (2004), 89%

mahasiswa putri dan 92% mahasiswa putra suka mengonsumsi mie instant

sebagai makanan pengganti pada saat-saat tertentu seperti waktu pagi dan

malam hari. Kebiasaan mengonsumsi mie instant tersebut dapat menimbulkan

masalah gizi, mengingat mie instant termasuk makanan yang mengenyangkan

dan cepat menimbulkan rasa puas sehingga dapat mengakibatkan kekurangan

gizi apabila tidak ditambahkan lauk pauk untuk melengkapi gizinya.

Dalam memperoleh makanan, ada beberapa cara mahasiswa kos

mendapatkan makanan yaitu makan bayar, beli di warung, rantangan dan

masak sendiri. Khusus mereka yang makan sendiri atau makan bayar,

keteraturan pola makannya sangat tergantung kepada kedisiplinan mereka

mengatur waktu dan keuangan. Tidak jarang dijumpai mahasiswa yang makan

pagi dan siang disatukan karena terlambat bangun atau kondisi keuangan yang

kurang baik, karena biasanya yang dialami mereka yang kos, ada waktu tertentu

Page 19: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

uang mereka banyak dan ada waktu tertentu uang mereka sedikit atau sama

sekali tidak ada (Simanjuntak, 1998).

Pada sebagian tempat, pemukiman kawasan rumah kos sebagian kurang

memenuhi syarat dalam aspek kesehatan dan kebersihan, diantaranya seperti

kurangnya ventilasi dan jendela sehingga pertukaran udara menjadi sangat

sedikit, lembabnya kondisi kamar, adanya jamur yang menempel pada kasur,

air yang kurang bersih, dan sebagainya. Kondisi kawasan kos yang kurang

memenuhi aspek kebersihan inilah sehingga berpotensi menimbulkan

berbagai penyakit.

Page 20: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Sifat Penulisan

Karya tulis ilmiah ini bersifat kajian pustaka yang menjelaskan tentang

kesadaran penggunaan obat pada penghuni kos, serta memiliki gagasan yang

ditulis dengan analisis dari beberapa permasalahan yang terjadi pada

masyarakat penghuni kos, yang dikombinasi dengan solusi logis berdasarkan

tinjauan pustaka yang ada, yakni gagasan Gerakan Anak Kos Sadar Obat

(GAKSO).

3.2 Prosedur Pengumpulan Data dan Jenis Data

Pengumpulan data dan informasi dalam penyusunan karya tulis ini

dilakukan dengan pencarian data dan informasi dari laporan penelitian,

makalah, media internet, media edukasi, berbagai literatur yang dikeluarkan,

serta berbagai tulisan yang berhubungan dengan topik pembahasan.

33 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh kemudian diolah serta dianalisis

secara kualitatif deskriptif berdasarkan studi pustaka. Analisis data dilakukan

secara sistematis dengan melakukan pengelompokan data sesuai dengan sub-

bab dalam tema penulisan karya tulis ini. Data yang telah dikelompokkan

tersebut kemudian dianalisis mengenai kesesuaiannya dengan ide penulisan

karya tulis ini secara kualitatif deskriptif.

Page 21: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

4.1 Permasalahan Penggunaan Obat pada Masyarakat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Supardi dan Notosiswoyo

(2005), pengetahuan pengobatan sendiri umumnya masih rendah dan

kesadaran masyarakat untuk membaca label pada kemasan obat juga masih

kecil. Sumber informasi utama untuk melakukan pengobatan sendiri

umumnya berasal dari media massa. Menurut Suryawati (1997), informasi

dari pabrik obat ada yang kurang mendidik masyarakat, bahkan ada yang

kurang benar. Supardi (1997) menyatakan bahwa belum diketahui faktor

yang paling berpengaruh dalam perilaku pengobatan sendiri.

Yang digolongkan pemakaian obat yang kurang rasional antara lain

adalah pemakaian obat secara berlebihan baik dalam jenis maupun jumlah

dosis, indikasi pemberian obat yang tidak jelas, tatacara pemakaian atau

penggunaan yang tidak tepat, kombinasi berbagai obat yang berisiko

tinggi, penggunaan obat mahal sementara masih banyak obat sejenis yang

lebih murah, dan penggunaan yang tidak perlu. Jika diperhatikan, tujuan

pengobatan bahwa secara umum adalah untuk pengobatan tanpa

meninggalkan efek samping obat ataupun dengan efek samping seminimal

mungkin, serta harga obat yang terjangkau & mudah didapatkan

masyarakat.

Dalam keseharian yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, maka tujuan

pengobatan sering tidak tercapai. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam

Penggunaan obat kurang rasional antara lain:

- Kurangnya pengetahuan dari masyarakat penghuni kos dalam ilmu

obat-obatan.

- Kepercayaan masyarakat terhadap jenis atau merk obat tertentu.

- Keinginan pasien, dalam hal ini masyarakat penghuni kos yang

cenderung ingin mengkonsumsi obat tertentu, dengan sugesti menjadi

lebih cepat sembuh.

Page 22: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

- Informasi yang tidak tepat atau bias, sehingga pemakaian obat menjadi

tidak tepat.

4.2 Solusi yang Pernah Dilakukan

Saat ini, sumber informasi utama dalam penggunaan obat

umumnya berasal dari media massa. Banyak sekali promosi obat yang

beredar bebas di media, baik media elektronik seperti televisi dan radio,

maupun media cetak seperti Koran, majalah, bulletin, leaflet, dan

sebagainya. Pada obat-obatan pun biasanya terdapat cara pemakaian obat.

Sayangnya, pada promosi obat umumnya kurang memberikan informasi

penggunaan obat yang rasional, sehingga masyarakat yang kurang paham

akan penggunaan obat yang rasional dapat menggunakannya secara

berlebihan.

Masih minimnya perhatian masyarakat akan pentingnya hal-hal

kecil dalam penggunaan obat-obatan mengakibatkan kerugian pada

masyarakat itu sendiri. Ketidaktahuan dalam mendapatkan, menggunakan,

menyimpan, dan membuang obat yang benar juga menjadikan gagasan ini

benar-benar dibutuhkan didalam masyarakat bahkan untuk beberapa tahun

yang akan datang disaat semakin bervariasinya produk-produk obat-

obatan.

4.3 Analisis SWOT

Sebelum mengadakan GAKSO (Gerakan Anak Kos Sadar Obat),

dilakukan perumusan analisis dari segi kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang kemungkinan terdapat dalam lingkungan masyarakat.

Analisis tersebut diantaranya sebagai berikut :

- Strength (Kekuatan)

Adanya Sumber Daya Manusia dalam mengaplikasikan kegiatan

GAKSO.

Page 23: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

Adanya ketertarikan anak kos, khususnya yang berasal dari non-

kesehatan dalam kesadaran penggunaan obat yang rasional.

- Weakness (Kelemahan)

Kurang pedulinya masyarakat penghuni kos akan kesehatan dan

penggunaan obat yang rasional.

- Opportunity (Peluang)

Masih minimnya komunitas masyarakat penghuni kos yang

concern pada permasalahan kesehatan.

Belum ada program semacam ini baik yang dilakukan

pemerintah maupun yang lain.

Program Pemerintah Indonesia Sehat 2025.

- Threat (Ancaman)

Sikap apatis dari masyarakat penghuni kos akan perhatian pada

hal-hal kecil dari obat-obatan.

Kurangnya perhatian dari masyarakat penghuni kos akan

kegiatan GAKSO.

4.4 Langkah-Langkah Strategis Gagasan GAKSO

Pelaksanakan gagasan GAKSO (Gerakan Anak Kos Sadar Obat), tertuang

dalam berbagai strategi sebagai berikut :

1. Mengenal masalah

Inilah hal yang pertama yang harus dilakukan sebelum melangkah ke

tahap aksi. Hal yang paling awal dilakukan adalah melakukan survei

permasalahan yang berhubungan dengan kefarmasian maupun pola

hidup bersih dan sehat. Survei dapat dilakukan dengan cara

menyebarkan kuesioner atau melakukan wawancara pada

masyarakat, yang dalam hal ini merupakan penghuni kos.

2. Menyusun rencana

Dalam menyusun sebuah rencana terlebih dahulu harus memastikan

kalau program yang dilaksanakan mampu mengantarkan pada

tujuan. Salah satu alat bantunya dengan menggunakan rumusan

SMART :

Page 24: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

Specific, masalah atau kasus yang diangkat atau yang digarap

harus focus, tidak terlalu umum, dalam hal ini masalah yang

diangkat adalah seputat kefarmasian dan obat-obatan.

Measurable, capaian atau targetnya harus jelas sehingga bisa

dievaluasi.

Achieveable, usaha yang ditempuh mungkin untuk diraih, bukan

sesuatu yang mustahil. Dengan segala kekuatan yang dimiliki sera

mengantisipasi segala kelemahan asosiasi ini, program – program

tersebut sangat mungkin untuk bisa dilaksanakan

Realistic, program – program atau aksi yang dijalankan realistis

tidak terlalu muluk – muluk. Tentu sangat realistis bagi asosiasi

ini untuk bisa menjalankan program – program tersebut.

Timed, prosesnya harus terjadwal dan ada tenggang waktu.

Program – program tersebut akan terjadwal sesuai mekanisme

scheduling yang tepat tanpa mengganggu aktifitas mahasiswa

dalam proses pembelajaran.

3. Berkomunikasi dengan Petinggi Setempat

Komunikasi sangat penting dalam merealisasikan gagasan GAKSO.

Diharapkan dengan adanya komunikasi dengan petinggi setempat,

seperti penjaga atau pemilik kost dapat mempermudah pelaksanaa

gagasan GAKSO

4. Melakukan Pre-Test

Sebelum dilakukan GAKSO, dapat dilakukan pre-test terlebih

dahulu, dari pretest inilah dapat dilihat seberapa besar wawasan

masyarakat penghuni kost akan penggunaan obat yang rasional dan

pola hidup yang sehat.

5. Melakukan aksi simpatik DA GU SI BU

Dilakukan aksi GAKSO, bisa dalam metode lisan/ceramah, ataupun

melalui media cetak seperti leaflet atau brosur. Materi yang

disampaikan dapat berupa DA GU SI BU (dapatkan, gunakan,

simpan, dan buang obat dengan benar), informasi golongan obat, dan

pengenalan obat-obat untuk swamedikasi.

Page 25: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

6. Melakukan Post-Test

Setelah gagasan GAKSO terlaksanakan, diharapkan dilakukan

evaluasi melalui post-test. Post-test ini diharapkan dapat menjadi

indikator keberhasilan dari GAKSO, yakni pengetahuan dan

wawasan penghuni kos tentang penggunaan obat yang rasional dan

pola hidup sehat dan bersih meningkat.

Gambar 2. Input dan Output gagasan GAKSO

4.5 Hasil yang Diharapkan

Diharapkan dengan adanya gagasan Gerakan Anak Kos Sadar Obat

(GAKSO) ini, masyarakat penghuni kos menambah pengetahuan dan

wawasan penggunaan obat yang rasional, sehingga prevalensi penggunaan

obat yang tidak perlu atau pemborosan penggunaan obat dapat berkurang.

INPUT OUTPUT

Penyampaian informasi

obat

Penyampaian DA GU SI

BU (dapat, gunakan,

simpan, dan buang obat

dengan benar)

Penyampaian Pola

Hidup yang Bersih dan

Sehat

- Peningkatan

pengetahuan dan

wawasan mengenai

informasi obat dan

DA GU SI BU

- Peningkatan

kesadaran akan pola

hidup bersih dan

sehat

Page 26: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1.1 Kesimpulan

Masyarakat melakukan pengobatan sendiri dengan alasan sakit ringan,

hemat biaya, dan hemat waktu. Pengobatan sendiri sifatnya sementara, yaitu

penanggulangan pertama sebelum berobat ke puskesmas atau mantri.

Tindakan pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan masih rendah karena

umumnya masyarakat membeli obat secara eceran sehingga tidak dapat

membaca keterangan yang tercantum pada setiap kemasan obat.

Seringkali dijumpai bahwa penggunaan obat menjadi tidak rasional

karena borosnya mengkonsumsi obat-obat yang sebenarnya tidak dibutuhkan,

atau malah bisa berbahaya misalnya karena penggunaan yang tidak sesuai

dengan aturan pakai. Masih minimnya perhatian akan pentingnya hal-hal

kecil dalam penggunaan obat-obatan yang rasional mengakibatkan kerugian

pada masyarakat itu sendiri. Ketidaktahuan dalam mendapatkan,

menggunakan, menyimpan, dan membuang obat yang benar juga menjadikan

gagasan ini benar-benar dibutuhkan bahkan untuk beberapa tahun yang akan

datang disaat semakin bervariasinya produk-produk obat-obatan.

Melihat dari realitas kondisi kesehatan masyarakat Indonesia saat ini

maka perlu dilakukan gerakan penyadaran melalui pendidikan hidup sehat

bagi masyarakat, khususnya pada wilayah perubahan budaya penggunaan

obat yang tidak rasional. Gerakan Anak Kos Sadar Obat (GAKSO) adalah

gagasan yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat,

khususnya anak kos dalam penggunaan obat yang rasional. Gagasan ini

merupakan salah satu dari berbagai kegiatan tentang cara memperlakukan

obat dan melakukan pengobatan secara mandiri dengan tepat. Diharapkan

dengan adanya gagasan ini, prevalensi penggunaan obat yang tidak rasional

dapat berkurang.

Page 27: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

1.2 Rekomendasi

Karya tulis ini menawarkan gagasan inovasi mengenai Gerakan Anak

Kos Sadar Obat (GAKSO) berupa pemberian informasi obat dan

penggunaannya secara rasional, serta langkah-langkah menjalani pola hidup

bersih dan sehat. Dengan adanya gagasan Gerakan Anak Kos Sadar Obat

(GAKSO), diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan kepada

masyarakat dalam penggunaan obat yang rasional, dan diharapkan gagasan

ini dapat meningkatkan taraf hidup yang sehat dan sejahtera.

Page 28: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

DAFTAR PUSTAKA

Cipolle, R. J., Strand, L. M., Morley, P. C., 1998. Pharmaceutical Care Practice.

New York: Mc Graw- Hill Companies, pp 75-76

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2003. Pedoman Pembinaan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2000. Pedoman Pembinaan

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Holt, G. A., dan Edwin, L. H., 1986. The pros and cons of self-medication.

Journals of Pharmaceutical Technology., September/October. Pp. 213-218

Jamal, Sardaini,. Suhardi,. Sudjaswadi Wiryowidagdo. 1995. Penggunaan Obat

oleh Anggota Rumah Tangga di Jawa dan Bali. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI : Jakarta.

Kristina, Susi Ari,. Yayi Suryo Prabandari,. Riswaka Sudjaswadi. 2008. Perilaku

Pengobatan Sendiri yang Rasional pada Masyarakat Kecamatan Depok dan

Cangkringan kabupaten Sleman. Majalah Farmasi Indonesia, vol 19 : 32-40

McEwen, J. 1979. “Self-medication in The Context of Self-care: A review”.

Dalam: nderson, J.A.D (ed). Self Medication. The Proceedings of Workshop

on Self Care, London: MTP Press Limited Lancaster, 95-111.

Supardi, S., 1997. Pengobatan sendiri di masyarakat dan masalahnya. Cermin

Dunia kedokteran , No. 118, 48-49

Supardi, S., dan Notosiswoyo, M. 2005. Pengobatan sendiri sakit kepala, demam,

batuk dan pilek pada masyarakat desa Ciwalen, Kecamatan

Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Majalah Ilmu

Kefarmasian, Vol. 2, 134-144

Supardi, S., dan Notosiswoyo, M. 2006. Pengaruh Penyuluhan Obat

Menggunakan Leaflet terhadap Perilaku Pengobatan Sendiri di Tiga

Kelurahan Kota Bogor. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, vol. 9 no.4 :

213-219

Suryawati, S., 1997, Etika Promosi Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Disampaikan

dalam Simposium Nasional Obat Bebas dan Bebas Terbatas 23 Juni 1997

World Health Organization. 1988. Guidelines for developing national drug

policies. Geneva : 31.

Page 29: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

Billy N. 2008. Aspek Hukum Penggunaan Obat yang Irrasional.

http://hukumkes.wordpress.com/2008/03/15/aspek-hukum-penggunaan-

obat-yang-irrasional/ diakses pada 26 Maret 2011

Herdian, dr. Tri rejeki. Penggunaan obat yang rasional.

http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/read/2009/03/10/627/penggun

aan-obat-rasional. diakses pada 26 Maret 2011

Sandi, Yogie Pratama. 2009. Indonesia Sehat 2025.

http://yoghiepratama.blogspot.com/2009/07/indonesia-sehat-2025.html

diakses pada 26 maret 2011

Shankar, P. R., Partha, P., Shenoy, N., 2002. Self-medication and non-doctor

prescription practices in Pokhara valley. Western Nepal: a questionnaire-

based study, BMC Family Practice, (Online), 3 (17),

(http://biomedcentral.org,)

Supardi, S. Azis Sriana, Sukasediati Nani. 2008. Pola Penggunaan Obat dan Obat

Tradisional dalam Upaya Pengobatan Sendiri di Pedesaan.

http://apotekputer.com/ma/index.php?option=com_content&task=view&id=

85&Itemid=63 diakses pada 26 Maret 2011

Page 30: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Ikrima Khaerun Nisa

NIM : 08040025

Tempat Tanggal Lahir : Tegal. 26 November 1991

Program Studi/Fakultas : Farmasi/Ilmu Kesehatan

Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang

Jenis Kelamin/Agama : Perempuan/Islam

Alamat : Jl. Raya Pagongan no.40 RT 05/II Kec.

Dukuhturi Kab. Tegal 52192 Jawa Tengah

Pendidikan :

1. SD Al Irsyad Tegal tahun 1998 - 2004.

2. MTs Assalaam Sukoharjos tahun 2004 - 2006.

3. SMA Assalaam Sukoharjo tahun 2006 - 2008.

4. Program Studi Farmasi FIKES UMM 2008 - sekarang

Pengalaman Organisasi

- OSIS MTs bagian Kerohanian MTs PPMI Assalaam Sukoharjo (2005-

2006).

- OSIS SMA bagian Kerohanian SMA PPMI Assalaam Sukoharjo

(2006-2007).

- Sekretaris Bidang Dinamika Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang (2009-2010).

- Sekretaris Umum Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang (2010-sekarang).

- Anggota Tim Mahasiswa Peduli Kesehatan (TIMAPKES) Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang (2010-sekarang).

- Staf Ahli Keuangan Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh

Indonesia (ISMAFARSI) Wilayah Jatim-Bali (2010-sekarang).

- Anggota Tim Keuangan Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh

Indonesia (ISMAFARSI) Pusat (2010-sekarang).

Page 31: Karya Tulis Ilmiah Mawapres

- Anggota Tim Pendidikan dan Profesi (DIPRO) Ikatan Senat

Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) Pusat (2010-

sekarang).

Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat

- Pemanfaatan Teh Herbal Tegal (Temulawak, Pegagan, Dan

Alang-Alang) untuk Penderita Hipertensi (PKM-GT 2011)

- Herbal Drink, Alternatif Rasa Baru Jamu untuk Melestarikan

Budaya Bangsa Indonesia di Kalangan Muda (PKM-GT 2011)

- Uji Aktivitas Analgesik Perasan Buah Mengkudu (Morinda

citrifolia) Terhadap Mencit Jantan Putih (PKMP 2010)

- Tablet Hisap Pepaya (Carica papaya) sebagai antioksidan

(PKMP 2010)

- Buah Naga sebagai Alternatif Pencegahan Penyakit Kanker

Usus pada Penderita (2010)

- The Kind of Intelligences and Learning Method for Female

Students of Assalaam Senior High School (2008)

Penulis,

Ikrima Khaerun Nisa

NIM : 08040025