Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

40
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Pengertian dan Tujuan Perawatan Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis terhadap peralatan hingga peralatan bekerja seperti biassanya atau sesuai spesifikasinya [1]. Dari pengertian di atas jelas bahwa perawatan peralatan listrik rumah tangga adalah kegiatan terprogram dengan cara tertentu dan dilakukan secara rutin agar peralatan listrik rumah tangga selalu dalam keadaan siap pakai. Kegiatan perawatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perawatan terencana dan perawatan darurat [2]. Perawatan terencana didasarkan pada siklus produksi atau perkiraan umur pakai peralatan. Sedangkan perawatan darurat, dilaksanakan ketika kondisi peralatan mengalami gangguan pada saat peralatan sedang digunakan. Perawatan peralatan ditujukan untuk memperpanjang usia pakai peralatan, menjamin daya guna dan hasil guna. Selain itu juga untuk menjamin kesiapan operasi atau siap pakainya peralatan serta untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan. Perbaikan adalah proses penggantian dan penyetelan bagian tertentu alat agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Istilah lain dari perbaikan adalah servis, yang berarti memperbaiki barang yang rusak atau usang atau merawat secara khusus suatu barang yang masa penggunaannya telah melampaui batas waktu tertentu. Dapat juga digunakan istilah pembetulan, yang bermakna proses atau cara untuk membuat alat menjadi betul [3]. Ada pula yang menggunakan istilah reparasi, yang berasal dari kata bahasa Inggris repair, yang bermakna perbaikan atas kerusakan. Dengan pengertian tersebut, maka pada dasarnya perawatan dilakukan pada alat yang masih berjalan baik, sedangkan perbaikan dilakukan pada alat yang mengalami kerusakan atau tidak berjalan dengan baik, atau bahkan tidak berfungsi sama sekali.

description

Buku ini berisi penjelasan cara memperbaiki alat listrik yang menggunakan pemanas

Transcript of Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

Page 1: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Pengertian dan Tujuan Perawatan

Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis

terhadap peralatan hingga peralatan bekerja seperti biassanya atau sesuai

spesifikasinya [1]. Dari pengertian di atas jelas bahwa perawatan peralatan listrik

rumah tangga adalah kegiatan terprogram dengan cara tertentu dan dilakukan secara

rutin agar peralatan listrik rumah tangga selalu dalam keadaan siap pakai.

Kegiatan perawatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perawatan terencana

dan perawatan darurat [2]. Perawatan terencana didasarkan pada siklus produksi atau

perkiraan umur pakai peralatan. Sedangkan perawatan darurat, dilaksanakan ketika

kondisi peralatan mengalami gangguan pada saat peralatan sedang digunakan.

Perawatan peralatan ditujukan untuk memperpanjang usia pakai peralatan,

menjamin daya guna dan hasil guna. Selain itu juga untuk menjamin kesiapan operasi

atau siap pakainya peralatan serta untuk menjamin keselamatan orang yang

menggunakan peralatan.

Perbaikan adalah proses penggantian dan penyetelan bagian tertentu alat agar

dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Istilah lain dari perbaikan adalah servis, yang

berarti memperbaiki barang yang rusak atau usang atau merawat secara khusus suatu

barang yang masa penggunaannya telah melampaui batas waktu tertentu. Dapat juga

digunakan istilah pembetulan, yang bermakna proses atau cara untuk membuat alat

menjadi betul [3]. Ada pula yang menggunakan istilah reparasi, yang berasal dari kata

bahasa Inggris repair, yang bermakna perbaikan atas kerusakan.

Dengan pengertian tersebut, maka pada dasarnya perawatan dilakukan pada

alat yang masih berjalan baik, sedangkan perbaikan dilakukan pada alat yang

mengalami kerusakan atau tidak berjalan dengan baik, atau bahkan tidak berfungsi

sama sekali.

Page 2: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

2

1.2 Jenis Perawatan Peralatan Perawatan peralatan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu perawatan

sebelum dioperasikan dan perawatan berkala. Perawatan sebelum dioperasikan disebut

juga dengan istilah pra perawatan atau perawatan pencegahan.

1.2.1 Perawatan sebelum dioperasikan Perawatan peralatan sebelum dioperasikan bertujuan untuk menjamin

peralatan dapat beroperasi dengan efektif. Untuk memudahkan pengecekan maka

dibuat rencana perawatan. Perawatan dapat berupa pembersian yang terjadwal,

penggantian pelumas dan uji coba peralatan tanpa beban. Peralatan yang baru

dihidupkan hendaknya tidak langsung dibebani. Peralatan dibiarkan hidup

beberapa menit, sambil diadakan pengecekan pada bagian-bagian tertentu.

Apabila tidak ada kelainan, barulah peralatan dapat dibebani sedikit demi

sedikit sampai pada beban yang diharapkan.

1.2.2 Perawatan Pencegahan.

Perawatan pencegahan bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan

yang lebih serius. Tentu saja tidak semata-mata mencegah terjadinya kerusakan,

tetapi perawatan pencegahan ini justru merupakan kegiatan rutin dalam

pelaksanaan perawatan agar peralatan senantiasa siap pakai.

Perawatan pencegahan ini meliputi perawatan harian dan perawatan berkala.

Perawatan harian ialah kegiatan perawatan yang dilaksanakan setiap/selama peralatan

dioperasikan. Kegiatan ini umumnya dilaksanakan oleh pemakai peralatan. Kegiatan

perawatan harian dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

Amati apakah ada sesuatu yang kelihatan tidak semestinya.

Rasakan apakah getaran dan suhu meningkat, ada bau yang aneh dan

sebagainya.

Dengarkan apakah ada suara yang menandakan kelainan.

Page 3: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

3

Jaga agar beban tidak melebihi kapasitas/kemampuannya. Misalnya : Putaran

peralatan terlalu tinggi, muatan terlalu berat, suhu terlalu tinggi, dan

sebagainya.

Periksa sistem pelumasannya. Semua peralatan yang berputar atau bergerak

bergesekan perlu diberi pelumasan. pelumasan ini berfungsi untuk

mengurangi gesekan, mencegah keausan dan berfungsi mendinginkan. Untuk

pelumasan perlu dipilih bahan pelumas yang cocok dengan komponen yang

dilumas.

Periksa pendinginan. Umumnya peralatan yang bekerja pada suhu tinggi dan

bergerak memerlukan pendinginan, dengan pendinginan berarti suhu

terkendali hingga laju kerusakan terkendali pula.

Cegahan Korosi. Pada umumnya peralatan yang bagian-bagiannya terbuat

dari logam/baja ada kecenderungan berkarat (korosi). Proses korosi akan

terjadi bila logam bereaksi dengan oksigen, air atau bermacam-macam

asam. Korosi sangat merugikan karena cepat merusak peralatan. Oleh sebab

itu korosi harus dicegah. Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan cara

menjaga peralatan tetap bersih, melindungi logam agar tidak terkena zat-zat

penyebab korosi antara lain dengan mengolesi oli, mengecat, melapisi dengan

anti karat.

1.2.3 Perawatan Berkala. Maksudnya ialah perawatan yang dilaksanakan secara berkala sesuai

dengan jadwal yang diprogramkan. Kegiatan perawatan berkala antara lain:

Pemeriksaan secara periodik bulanan, 6 bulanan atau tahunan terhadap

bagian-bagian alat untuk diadakan perawatan pencegahan

Penyetelan bagian-bagian/komponen akibat adanya getaran, perubahan suhu,

keausan dan sebagainya, sehingga baut-baut kendor atau posisi komponen

bergeser.

Page 4: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

4

Penggantian komponen karena aus, patah atau bengkok hingga tak dapat

berfungsi dengan baik.

1.3 Alat dan Bahan Perawatan dan Perbaikan Jenis maupun jumlah alat/bahan yang diperlukan untuk kegiatan perawatan

dan perbaikan sangat tergantung pada jenis peralatan yang memerlukan perawatan

dan perbaikan. Namun secara umum perawatan dan perbaikan peraalatan rumah

tangga memerlukan alat berikut:

Alat-alat tangan seperti: palu plastik, tang, obeng, kunci pas, kunci ring,

pisau, solder, kwas dan sebagainya

Alat-alat ukur dan tester seperti multimeter, megger, tang amper, tespen dan

lainnya-lainnya.

Power supply AC/DC untuk pengetesan.

Sedangkan bahan-bahan keperluan perawatan dan perbaikan peralatan listrik

ruma tangga antara lain:

Bahan pembersih seperti :detergen, karosen, tinner, alkohol, dan sebagainya

Bahan pelumas seperti : oli dan grease (gemuk)

Bahan pencegah korosi seperti : lak, cat, dll

Bahan suku cadang, mulai dari peralatan penunjang sampai dengan

suku cadang peralatan utama seperti : mur, baut, self-tapping, selongsong

asbes, kabel, zekering dan sebagainya.

1.4 Diagnosis Gangguan Yang dimaksud dengan diagnosis gangguan dalam perawatan dan perbaikan

peralatan listrik rumah tangga adalah tindakan analisis peralatan dalam keadaan

rusak ataupun mengalami gangguan untuk diketahui pada bagian mana terjadinya

kerusakan, apa penyebabnya dan bagaimana memperpaikinya. Keahlian dan

pengalaman mendiagnosis, memungkinkan dapat menemukan kesalahan/

kerusakan dengan cepat dan tepat. Agar hasil diagnosa dan pencarian kesalahan

Page 5: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

5

dapat lebih cepat dan tepat, diperlukan pengetahuan tentang peralatan yang

didiagnosis, antara lain :

Cara kerja peralatan

Petunjuk pengoperasian peralatan (operation manual)

Petunjuk perawatan (maintenance manual)

Langkah-langkah mendiagnosis gangguan pada peralatan :

Periksa peralatan secara fisik

Periksa rangkaian/hubungan kelistrikan mulai dari sumber masukan sampai

kebagian yang memungkinkan untuk diperiksa

Periksa komponen-komponen mekanik yang bergerak secara teliti

Hidupkan peralatan secara berurutan sesuai dengan langkah kerjanya

Perhatikan dan catat setiap kelaianan dari peralatan

Lihat catatan dari data peralatan tentang kerusakan dan langkah perbaikan

yang pernah dilakukan (bila ada)

Analisa dan tentukan langkah perbaikannya agar tepat.

Page 6: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

6

II. SETRIKA LISTRIK

Setrika merupakan istilah yang berasal dari bahasa Belanda: strijkijzer yang

berarti cara untuk menghilangkan kerutan dari pakaian dengan alat yang dipanaskan

[4]. Alat yang digunakan tersebut selanjutnya juga disebut setrika atau Electric Iron.

Setrika diperlukan, karena pada saat dicuci molekul-molekul polimer dalam serat

pakaian mengalami perubahan bentuk, sehingga perlu disetrika agar kembali mulus.

Dengan disetrika, serat-serat tersebut dipanaskan dan diluruskan oleh beban dari

setrika dan setelah dingin, pakaian mempertahankan bentuk lurus ini. Beberapa bahan

pakaian pada saat disetrika perlu diberi air untuk melonggarkan ikatan antar molekul

serat kain.

Setrika kuno dibuat dari besi yang diisi arang membara, sedangkan pada saat

ini setrika dibuat dari aluminium dan baja tahan karat, dengan sumber panas dari

listrik. Di dalam setrika terkadang terdapat thermostat yang berfungsi untuk

mengendalikan suhu. Beberapa setrika modern juga dapat mengubah air menjadi uap

air untuk membasahi pakaian. Variasi keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut pada

setrika, mengakibatkan setrika listrik dapat diklasifikasikan dalam beberapa

kelompok seperti berikut ini:

a. Setrika listrik jinjing (portable)

Tanpa pengatur panas

Dengan pengatur panas (otomatis)

Dengan uap air

b. Setrika listrik besar

Roll iron

Pres iron

Page 7: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

7

Setrika listrik portable banyak dipakai untuk keperluan rumah tangga,

sedangkan setrika listrik yang besar seperti roll iron dan press iron banyak dipakai di

hotel-hotel, di rumah sakit dan binatu. Gambar 2.1 memperlihatkan bentuk fisik dari

beberapa jenis setrika.

Setrika kuno

Setrika listrik otomatis

Setrika uap

Setrika roll iron

Gambar 2.1 Bentuk fisik dari beberapa jenis setrika

Prinsip kerja setrika listrik adalah mengubah energi listrik menjadi energi

panas melalui elemen pemanas, dengan panas yang dihasilkan dikumpulkan pada

besi pengumpul panas, yang kemudian melalui gosokan diteruskan pada objek yang

akan disetrika. Sedangkan pada setrika uap, selain hal tersebut juga ada pengubahan

Page 8: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

8

air menjadi uap, serta penyaluran uap tersebut pada lubang-lubang pada besi

pengumpul panas ke obyek yang akan disetrika.

Gambar 2.2 Elemen setrika listrik [2]

Page 9: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

9

2.1. Konstruksi Setrika Listrik Bagian-bagian utama dari setrika listrik jinjing tampak pada Gambar 2.2. Pada

Gambar tampak bahwa setrika listrik terdiri dari :

1. Elemen pemanas

2. Plat dasar (Besi pengumpul panas dan besi pemberat)

3. Tutup dan pemegang setrika

4. Terminal dan kabel penghubung

5. Pengatur suhu

6. Lampu indikator

7. Dan lain-lain

2.1.1. Elemen Pemanas Elemen pemanas merupakan sumber panas pada setrika listrik. Elemen

pemanas berupa kawat nikelin berbentuk pipih yang dililitkan pada lembaran

mika yang dibentuk sedemikian rupa sesuai bentuk alas setrika, dengan tujuan agar

panas dapat tersebar merata. Elemen pemanas terisolasi dengan badan setrika. Pada

setrika listrik model yang lain, kawat nikelin digulung menyerupai bentuk spiral dan

dimasukkan dalam selongsong/pipa sebagai pelindung. Agar arus listrik tidak

mengalir kebadan setrika, antara spiral nikelin dengan pipa disekat/diisolasi

dengan bahan oksida magnesium. Pada setrika model yang lama, spiral nikelin

diberi selongsong dari bahan keramik/batu tahan api sebagai pelindung dan

sekaligus sebagai isolator. Gambar 2.3 tampak contoh bentuk elemen pemanas

setrika.

Page 10: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

10

Gambar 2.3 Elemen pemanas setrika listrik [2, 4]

2.1.2. Besi Pengumpul Panas Besi pengumpul panas yang sekaligus sebagai bagian dasar/alas dari setrika,

berupa pelat yang dilapisi bahan anti karat dan anti lengket. Pada Gambar 2.4 tampak

bentuk fisik baian ini. Untuk mencegah agar baju tidak lengket, bagian ini harus

selalu dijaga kebersihannya, karena langsung dengan objek yang disetrika (pakaian).

Gambar 2.4 Besi pengumpul panas pada setrika listrik [2] 2.1.3. Besi Pemberat

Besi pemberat umumnya ditambahkan pada setrika lama. Hal ini karena pada

waktu itu objek/bahan yang disetrika kebanyakan dari jenis katun, yang pelicinannya

memerlukan tekanan yang cukup kuat. Sedangkan pada setrika listrik model baru,

tidak ada lagi besi pemberat, dengan alasan bahwa objek/bahan yang disetrika sudah

banyak bahan dari jenis sintetis dan lebih lembut.

Page 11: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

11

2.1.4. Tutup dan Pemegang Setrika Untuk melindungi bagian dalam setrika yang dialiri arus listrik terhadap

sentuhan pemakaiannya, pada setrika dipasang tutup setrika. Selain berfungsi

sebagai isolator arus listrik, penutup juga berfungsi sebagai isolator panas, agar panas

tidak menyebar langsung ke udara bebas. Tutup setrika umumnya tergandeng dengan

pemegang setrika. Penutup dan pemegang ini terbuat dari bahan yang tidak

mengalirkan panas dan juga tidak mengalirkan arus listrik. Untuk itu bagian ini

biasanya terbuat dari kayu, ebonit atau plastik.

2.1.5. Terminal dan Kabel Penghubung Terminal berguna untuk menghubungkan rangkaian listrik yang ada dalam

setrika dengan sumber tegangan dari kotak-kontak listrik melalui kabel penghubung.

Beberapa model setrika listrik menggunakan terminal yang merupakan tempat

persambungan antara ujung kawat elemen yang disambung pada tusuk kontak

(steker) dengan kabel penghubung luar yang disambung pada steker, sehingga pada

saat tidak digunakan kabel penghubung dapat dilepas dan disimpan terpisah dari

setrikanya.

2.1.6. Pengatur Panas Setrika dengan pengatur panas otomatis menggunakan komponen

tambahan berupa termostat yang tersusun dari bahan bimetal yaitu lempengan

dua logam yang berbeda koefisien muai panjangnya. Kedua logam disatukan menjadi

satu lempengan. Apabila lempengan logam ini terkena panas, maka salah satu

akan memuai lebih dahulu, sehingga lempengan tadi membengkok. Arah bengkok ini

kemudian dimanfaatkan untuk melepas atau menghubungkan kontak.

Jadi bila panas berlebihan kontak memutus sehingga elemen pemanas tidak

lagi dialiri arus listrik, sebaliknya bila suhunya turun dan mengembalikan posisi

logam, maka kontak akan menghubung kembali dan arus listrik kembali mengalir

Page 12: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

12

ke elemen pemanas. Dengan demikian kondisi panas setrika dapat dipertahankan

pada panas tertentu sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan tombol

pengatur panas. Gambar 2.5 memperlihatkan skema pengatur panas pada setrika

listrik.

Gambar 2.5 Pengatur panas pada setrika listrik [2]

2.2 Perawatan Setrika Listrik Perawatan setrika listrik relatif ringan. Yang perlu diperhatikan adalah

bahwa setrika harus selalu terjaga kebersihannya. Untuk itu jika selesai

digunakan untuk menyeterika pakaian yang jenis kainnya mudah terbakar dan

mengandung bahan sintetis, setrika harus dibersihkan. Hal tersebut karena bulu-

Pada saat panas

Pada saat dingin

Page 13: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

13

bulu kain yang terbakar akan menjadi arang dan menempel berupa kerak pada alas

setrika.

Pembersihannya dilakukan dengan lap yang sudah dibasahi dengan

bensin/thiner. Jika sudah terlampau keras dan tebal dibersihkan dengan pisau atau

sekrap tipis. Bagian lain yang harus dipelihara adalah kabel penghubung, terminal

dan tusuk kontak. Secara visual sebaiknya selalu diperiksa apakah isolasi kabel masih

baik, begitu juga terminal hubung dari tusuk kontak.

2.3 Perbaikan Setrika Listrik Meskipun sudah dilakukan perawatan dan tindakan pencegahan dari

kesalahan penggunaan, kerusakan setrika masih saja dapat terjadi. Hal ini karena

beberapa bagian setrika terbuat dari bahan yang dirancang memiliki batas

penggunaan yang tertentu, sehingga apabila batas tersebut terlampaui, maka bagian

tersebut akan mengalami kerusakan.

Bagian-bagian setrika sering rusak akibat batas penggunaan yang terlampui

adalah elemen panas. Elemen panas mengalami kerusakan biasanya karena setrika

terlalu panas atau karena tegangan listrik yang terlalu tinggi. Selain elemen panas,

bagian yang sering mengalami kerusakan adalah kabel penghubung, terminal dan

tusuk kontak penghubung. Kerusakan pada bagian ini diakibatkan oleh faktor

mekanis karena mengalami tekukan, tekanan dan lain-lain. Elemen lain yang juga

sering rusak adalah pengatur panas. Penyebab kerusakan pengatur panas adalah

karena bimetal mengalami perubahan bentuk, misalnya karena setrika jatuh. Pada

bagian berikut akan dijelaskan penyebab kerusakan dan perbaikana pada masing-

masing elemen yang sering rusak tersebut.

Page 14: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

14

2.3.1 Elemen Pemanas

Kerusakan jenis ini sangat banyak ditemui. Kerusakan elemen pemanas terjadi

karena pemakaian yang menimbulkan panas yang berlebihan. Kerusakan ini sangat

besar kemungkinan terjadi apabila setrika tidak menggunakan pengatur panas atau

pengaturan panas terlalu tinggi atau rusak.

Penyebab lain kerusakan elemen pemanas adalah kesalahan tegangan, yaitu

tegangan yang terlalu tinggi. Kerusakan elemen pemanas adalah kerusakan yang

berupa kawat elemen pemanas putus. Dengan tidak berfungsinya elemen pemanas,

maka setrika tidak panas.

Kerusakan lain yang mungkin terjadi adalah rusaknya isolasi elemen

pemanas. Kerusakan ini akan menyebabkan elemen pemanas terhubung singkat ke

badan setrika. Kondisi ini menyebabkan badan setrika bertegangan dan menyetru jika

dipegang.

Perbaikan setrika yang mengalami kerusakan elemen pemanas seperti

disebutkan di atas dilakukan dengan mengganti elemen pemanas atau perbaikan jika

dimungkinkan. Perbaikan tersebut dilakukan dengan menyambung kembali bagian

nikelin yang putus untuk kerusakan yang berupa putusnya elemen pemanas. Untuk

kerusakan yang terjadi pada isolasi, dapat dilakukan dengan mengganti isolator. Perlu

diingat bahwa isolator yang ada pada elemen pemanas adalah isolator yang tahan api

dan bekerja pada temperatur yang tinggi.

2.3.2 Kabel Penghubung Kerusakan kabel penghubung terjadi karena faktor mekanis, yang berupa

sering tertarik, sering terpuntir waktu digunakan atau terlipat-lipat pada saat

menyimpannya, dan lain-lain. Kerusakan ini berupa salah satu kawat atau

keduanya putus. Kerusakan juga dapat diakibatkan karena kabel terlalu kecil

sehingga menjadi terlalu panas saat digunakan dan akhirnya putus.

Page 15: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

15

Selain kawat penghantar, kerusakan juga mungkin terjadi pada isolasi. Isolasi

mudah kabel penghubung umumnya berupa bahan yang mudah rusak sehingga jika

terkelupas, sobek atau putus, maka kawat penghubungnya akan hubung singkat.

Kerusakan seperti ini akan sangat besar kemungkinan terjadinya apabila kabel

penghubung sudah tua.

Perbaikan yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti kabel yang rusak

dengan kabel yang baru dan sesuai dengan standarnya. Kabel penghubung yang

sudah jadi dapat dibeli, atau jika akan dibuat sendiri perlu diperhatikan jenis kabel

yang lentur dan kuat.

2.3.3 Terminal dan tusuk kontak hubung. Kerusakan lain yang banyak ditemui adalah kerusakan terminal hubung kabel

dan tusuk kontak. Kerusakan terminal hubung kabel baik yang dapat dilepas atau

yang tidak terjadi karena kontak yang melonggar. Kondisi tersebut menimbulkan

bunga api dan meninggalkan arang. Kerusakan juga bisa diakibatkan karena panas

terjadinya yang berlebihan atau porselin tusuk kontak hubung pecah, pegas penjepit

yang hangus atau merenggang.

Perbaikan terhadap kerusakan jenis ini dilakukan dengan cara melakukan

penggantian. Penggantian dilakukan dengan membeli terminal dan tusuk kontak yang

sesuai atau dengan memodifikasi sesuai dengan terminal dan tusuk kontak hubung

yang ada.

2.3.3 Termostat Kerusakan termostat atau pengatur suhu terjadi akibat pemakai tidak

mematuhi petunjuk pengaturan pemakaiannya. Bisa juga karena setrika

pernah/sering jatuh, sehingga mengubah susunan mekanis dari termostat.

Page 16: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

16

Perbaikan terhadap kerusakan termostat dialakukan dengan mengganti

termostat atau dengan cara memperbaiki susunan mekanis termostat. Perbaikan

susuanan termostat tersebut dilakukan dengan mengatur logam bimetal atau dengan

membersihkan titik kontak jika pada titik kontaknya ditemukan arang.

Page 17: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

17

III. PEMANGGANG ROTI

Pemanggang roti adalah peralatan listrik rumah tangga yang digunakan

untuk memanggang roti yang telah diiris-iris berbentuk lempengan. Panas pada

pemanggang dihasilkan oleh elemen pemanas dari kawat nikelin pipih yang dililitkan

pada lempengan bahan tahan panas seperti asbes atau mika. Roti yang telah diiris

dimasukkan ke dalam rongga yang tersedia. Salah satu jenis pemanggang roti

(Bread Toaster) yang banyak dipakai pada rumah tangga ditunjukkan pada

gambar berikut ini.

Gambar 3.1 Bentuk Pemanggang Roti

Page 18: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

18

3.1. Konstruksi Pemanggang Roti Pemanggang roti yang banyak dipakai di rumah tangga mempunyai

konstruksi yang terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut [2] :

a. Rumah pelindung

b. Elemen pemanas

c. Dudukan roti

d. Pengatur panas dan timer

e. Perlengkapan mekanik lainnya

3.1.1 Rumah Pelindung Rumah pelindung dari pemanggang roti terbuat dari bahan pelat yang dilapisi

chrom atau dicat dengan cat tahan panas. Tujuannya adalah agar tidak mudah

korosi atau berkarat. Pada Gambar 3.2 diperlihatkan bagian rumah pelindung

tersebut.

Gambar 3.2 Bagian rumah pelindung pemanggang roti [2]

Page 19: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

19

3.1.2. Elemen Pemanas Elemen pemanas terdiri dari dua atau tiga bagian yang dihubungkan berjajar

atau paralel dan membentuk satu atau dua rongga diantaranya. Elemen pemanas

dibuat dari kawat nikelin bulat atau pipih yang dililitkan pada lempengan mika

atau asbes. Gambar 3.3 memperlihatkan bentuk dari elemen pemanas dan kawat kisi-

kisi yang memisahkan roti dengan elemen pemanas pada jarak tertentu agar roti tidak

menempel pada elemen pemanas.

Gambar 3.3 Elemen panas dan kisis-kisi pemisah [2]

3.1.3 Dudukan Roti Dudukan roti dirancang agar roti dapat dimasukkan dalam rongga. Cara

memasukkan roti tersebut adalah dengan ditekan (secara manual). Untuk gerakan

untuk naik atau keluarnya roti, terjadi secara otomatis berdasarkan penentuan panas

dan lama waktu pemanggangan yang telah ditentukan sebelumnya melalui

pengaturan tombol atau knop. Gambar 3.4 memperlihhatkan bagian dari dudukan

roti tersebut.

Page 20: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

20

Gambar 3.4 Dudukan roti [2]

3.1.4 Pengatur Panas dan Timer Peralatan pemanggang roti dilengkapi dengan pengatur panas atau pengatur

waktu pemanggangan. Pengatur panas umumnya berupa bimetal, sedangkan waktu

pemanggangan dapat berupa suatu timer. Pengaturan pemanggangan dan pengatur

waktu (timer) dilakukan dengan memutar tombol, dengan kedudukan light, medium

dan dark atau dengan indikator kedudukan yang berupa angka, misalnya 1, 2 dan 3.

Bagian pengatur panas dengan bimetal ditunjukkan pada gambar 3.5.

Page 21: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

21

Gambar 3.5 Bimetal penatur panas [2]

3.1.5 Perlengkapan Mekanik Lainnya Selain bagian-bagian yang telah dijelaskan di atas, pemanggang roti juga

dilengkapi dengan pengangkat roti ke atas, bila roti telah cukup panas/waktu

pemanggangannya dan beberapa perangkat laiinya yang berbeda-beda untuk tiap tipe

pemanggang roti.

3.2 Perawatan dan Perbaikan Pemanggang Roti.

3.2.1. Memeriksa Pemanggang Roti Beberapa kriteria dan cara memeriksa Pemanggang roti yang termasuk

kondisi baik adalah sebagai berikut :

a. Pada peralatan ini tidak terdapat hubung singkat rangkaian kelistrikan

dengan badannya.

Hal ini dapat diperiksa dengan menggunakan AVO meter atau dengan lampu

penguji. Kondisi dalam kriteria baik, jika hambatannya besar atau tak terhingga.

Gambar 3.6 memperlihatkan pengujian tersebut.

Page 22: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

22

Gambar 3.6 Pengujian pemanggang roti dengan avometer [2]

b. Pada saat belum bekerja, antara elemen tidak terhubung

Pengujian dilakukan dengan menggunakan dengan AVO-meter, yaitu dengan

cara mengukur pada ujung-ujung kabel penghubung. Kondisi baik jika

hambatannya besar.

c. Bila tombol ditekan ke bawah, antara elemen akan terhubung.

Pengujian dilakukan dengan jalan tombol ditekan dan pada ujung-ujung kabel

diukur hambatannya dengan AVO meter. Nilai hambatan untuk Toaster 300 watt

adalah sekitar 150 ohm.

d. Bila tombol dinaikkan hubungan elemen pemanas terputus

Pada pengujian ini, pembacaan nilai hambatan pada AVO meter adalah tak

terhingga (tidak ada nilai hambatan).

Page 23: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

23

3.2.2 Perbaikan. Kerusakan pada pemanggang roti dapat terjadi karena kotor atau salah

penggunaan. Berikut adalah sebab kerusakan serta cara mengatasinya.

a. Kotor karena lemak dan sisa pembakaran.

Perbaikannya dengan cara membersihkan bagian-bagian tertentu, misalnya

pada terminal, yaitu membersihkan kontak dan sambungan, membersihkan

kontak-kontak dengan amplas halus dan mengencangkan kembali baut pada

sambungan. Sebagai pedoman dapat digunakan konstruksi pemanggang roti yang

diperlihatkan pada Gambar 3.7.

b. Kesalahan pemakaian

Kesalahan pemakaian, misalnya akibat tegangan melampaoi batasnya, akan

mengakibatkan elemen pemanas putus. Untuk mengetahui elemen yang

putus dapat diamati secara visual atau diukur dengan AVO-meter. Bila

elemen putus diganti dengan yang baru.

Kerusakan akibat kesalaan pemakaian yang lainnya, adalah kerusakan mekanik

dari pemanggang roti rusak. Untuk mengatasinya buka sekerup bagian bawah

dari rumah pemanggang roti, lalu periksa bagian mekanik pengangkat roti dan

pengatur panas/bimetal. Perhatikan pegas-pegas dan sambungan mekaniknya,

apakah ada yang rusak atau lepas. Lakukan penggantian atau perbaikan sehingga

bagian mekanik kembali seperti kondisi sebelumnya. Sebagai pedoman dapat

digunakan konstruksi pemanggang roti yang diperlihatkan pada Gambar 3.7.

c. Kabel Penghubung.

Penyebab kerusakan pada kabel penghubung adalah karena bagian ini sering

tertekuk. Kerusakan dapat dalam bentuk kabel putus atau isolasi kabel rusak. Bila

masih memungkinkan, kerusakan diperbaiki dengan memotong pada bagian yang

rusak lalu diisolasi. Tetapi jika kabel sudah terlalu pendek, maka sebaiknya

dilakukan penggantian kabel. Sebagai pedoman dapat digunakan konstruksi

pemanggang roti yang diperlihatkan pada Gambar 3.7.

Page 24: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

24

Gambar 3.7 Contoh konstruksi pemanggang roti [2]

Page 25: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

25

IV. PENANAK NASI LISTRIK (RICE COOKER)

Rice cooker pertama kali ditemukan oleh Yoshitada Minami, yang merupakan

seorang tentara Jepang. Pada waktu itu, yaitu sekitar tahun 1937, Rice Cooker masih

berupa wadah kayu tahan bocor dan lempengan logam bertenaga listrik. Lempengan

logam tersebut berfungsi memanaskan wadah kayu yang sudah terisi beras dan air di

dalamnya. Prinsip kerja rice cooker tersebut selanjutnya munculkan ide bagi

Mitsubishi Electric Corporation Jepang, untuk memproduksi dan memperdagangkan

rice cooker listrik. Produk Mitsubishi pada tahun 1945 tersebut sudah dilengkapi

dengan wadah alumunium dengan kumparan pemanas di dalamnya. Tetapi produk ini

tidak memiliki fasilitas turn off otomatis, sehingga harus dipantau selama memasak.

Pada tahun 1956, Toshiba Electric Corporation menyempurnakan perabot

tersebut. Saat itu, Toshiba membuat produk rice cooker dengan turn off otomatis

begitu nasi yang di dalamnya sudah matang. Inovasi ini menjadikan rice cooker

bekerja lebih aman dibandingkan dengan sebelumnya.

Seiring perkembangan waktu, alat ini kemudian menembus pasar dunia dan

dilengkapi berbagai fungsi. Alat yang semula hanya bisa memasak nasi, kemudian

dilengkapi dengan fungsi menghangatkan nasi dan sayur mayur, mengukus dan

membuat bubur. Sumber tenaga listriknya juga makin dibuat lebih hemat.

Karena waktu penanakannya cukup lama, alat ini disebut juga sebagai slow

cooker. Pemakaian daya listrik rice cooker mulai dari 350 watt, 500 watt, 800

watt, dan seterusnya. Salah satu bentuk dari peralatan ini ditunjukkan pada

gambar 4.1 berikut ini.

Page 26: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

26

Gambar 4.1 Salah satu bentuk Rice Cooker

4.1 Konstruksi Rice Cooker Rice ccoker pada dasarnya terdiri beberapa bagian pokok, diantaranya adalah

pan bagian dalam untuk tempat beras dan air, elemen pemanas, rumah bagian luar

atau out case, saklar dan otomatis penanak, kabel tenaga dan tutup. Gambar 4.2

memperlihatkan bagian-bagian pokok yang tampak dari luar. Bagian-bagian pokok

tersebut akan dijelaskan di bawah.

4.1.1 Panci Bagian ini dipergunakan untuk menempatkan beras yang akan ditanak. Bagian

ini terbuat dari logam/aluminium yang dilapisi bahan anti lengket. Bambar 4.3

memperliatkan panci dari suatu rice cooker.

Page 27: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

27

Gambar 4.2 Bagian rice cooker yang tampak dari luar

Gambar 4.3 Panci rice cooker

Page 28: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

28

4.1.2 Elemen pemanas Pada beberapa rice cooker, elemen pemanas terbuat dari nikelin yang

dililitkan pada bagian samping pan bagian dalam. Konstruksi seperti ini

memungkinkan elemen dapat diperbaiki. Kontruksi seperti ini sudah jarang

diproduksi. Pada saat ini, kebanyakan rice cooker mempunyai elemen pemanas yang

ditempatkan dalam pipa atau logam cor yang solid dan permanen, sehingga bila

rusak sukar diperbaiki. Gambar 4.4 memperlihatkan penempatan elemen pemanas

dan elemen pemanas pada rice cooker yang banyak diperdagangkan pada saat ini.

Gambar 4.4 Penempatan elemen pemanas dan bentuk elemen pemanas

4.1.3 Rumah bagian luar (out case)

Bagian ini terutama berfungsi sebagai pelindung dari pan bagian dalam

dan elemen pemanas. Selain berfungsi sebagai pelindung, bagian ini juga berfungsi

sebagai isolator panas yang diasilkan oleh elemen pemanas dengan udara luar,

sehingga panas yang dihasilkan elemen pemanas tidak menyebar ke udara. Pada

bagian ini biasanya terdapat saklar dan terminal untuk kabel tenaga.

Page 29: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

29

4.1.4 Saklar Saklar pada rice cooker mempunyai 2 kedudukan yaitu kedudukan cooking

dan warm. Pada saat cooking, elemen pemanas yang bekerja adalah elemen yang

mengkonsumsi daya lebih besar, sedangkan untuk kedudukan warm elemen pemanas

yang bekerja adalah elemen yang menghasilkan panas lebih kecil. Kedua posisi saklar

tersebut juga diikuti dengan indikator lampu yang terpisah atau lampu dengan warna

nyala yang berbeda. Gambar 4.5 memperlihatkan saklar dan indikator pada rice

cooker.

Gambar 4.5 Saklar dan indikator Rice Cooker

Page 30: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

30

4.1.5 Saklar Otomatis

Pada rice cooker terdapat sakalar otomatis yang berfungsi mematikan elemen

pemanas utama ketika nasi sudah matang. Saklar ini bekerja seperti thermostat. Ketika suhu

pemanas mencapai maksimal dan nasi sudah matang, maka thermostat trip (magnet

dari otomatis) langsung menggerakkan tuas sehingga posisi saklar berubah dari yang

semula mengalirkan listrik ke elemen pemanas utama menjadi mengalirkan listrik

menuju ke elemen penghangat. Saklar otomatis dapat berupa susunan per dan magnet

sebagaimana tampak pada Gambar 4.6. Namun ada pula saklar otomatis bentuk lain, baik

berupa thermostat, maupun bentuk elektronik.

Gambar 4.6 Saklar otomsatis Rice Cooker

Page 31: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

31

4.1.6 Kabel tenaga Kabel tenaga berupa kabel dengan panjang kurang lebih satu meter, tusuk

kontak untuk ke sumber listrik dan kontra steker untuk keterminal pada peralatan.

Kabel dapat dilepas bila peralatan tidak dipakai, sehingga dapat disimpan terpisah.

Konstruksi yang demikian juga memungkinkan penggantian kabel dapat dilakukan

penggantian dengan mudah. Gambar 4.7 memperlihatkan bentuk dari kabel tenaga

tersebut.

Gambar 4.7 Kabel tenaga rice cooker 4.1.7 Tutup

Rice cooker mempunyai dua buah tutup yaitu tutup untuk panci bagian

dalam dan satu lagi tutup bagian atas yang dilengkapi dengan klem. Tutup pada

beberapa rice cooker ada pula yang dilengkapi dengan penjebak uap, yang berfungsi

untuk menyaring uap dan kemudian mengalirkannya pada suatu wadah. Dengan

penjebak uap tersebut, maka uap air tidak akan masuk ke nasi, sehingga nasi tidak

basah dan tidak mudah basi.

Page 32: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

32

4.2 Prinsip Kerja Rice Cooker Prinsip kerja rice cooker didasarkan pada sifat air yang mempunyai titik didih

100 derajat Celcius. Jika dalam panci penanak masih ada kandungan air, maka

suhunya tidak akan melebihi 100 derajat Celcius. Sebaliknya jika air telah habis dan

itu merupakan tanda bahwa nasi telah matang, maka saklar otomatis akan bekerja dan

akan mengubah aliran listrik yang semula menuju elemen pemanas utama penanak

nasi berganti menuju ke elemen pemanas penghangat nasi.

Pada saklar otomatis yang terbuat dari magnet, maka temperatur di atas 100

derajat Celcius akan menurunkan daya magnetnya, sehingga saklar akan lepas dan

listrik mengalir ke elemen penghangat. Sedangkan pada sistem yang lain saklar

dilepas dengan menggunakan perbandingan antara suhu pada panci dengan suatu

suhu acuan. Jika suhu pada panci melebihi acuannya, maka saklar akan diubah dari

menuju elemen pemanas utama ke eelemen penghangat.

Urutan prinsip kerja rice cooker diawali dengan menekan saklar. Dengan

menghidupkan saklar tersebut, maka panas akan dihasilkan oleh sebuah elemen yang

mengubah energi listrik menjadi energi panas. Rice cooker bekerja dengan

memanaskan air sampai titik didihnya. Panas akan tersalurkan ke panci tempat beras

dan air diletakkan. Air akan menguap pada temperatur 100 Celcius. Pada temperatur

tersebut semua air akan habis menguap. Sehingga tepat ketika air di dalam panci

sudah habis, nasi pun masak.

Di bagian bawah rice cooker terdapat sebuah saklar otomatis. Saklar otomatis

akan mendeteksi apakah air sudah mencapai titik didihnya atau belum. Ketika air

sudah mencapai titik didihnya (100 derajat Celcius), rice cooker mempertahankannya

beberapa saat (membiarkan semua air menguap), lalu mengubah aliran listrik dari

elemen pemanas utama ke elemen pemanas penghangat, atau menurunkan suhu

menjadi sekitar 60 Celcius.

Page 33: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

33

4.3 Perawatan Rice Cooker Perawatan rice cooker termasuk pekerjaan yang ringan. Perawatan dilakukan

terhadap fisik, kelistrikan dan sedikit bagian mekanik. Perawatan fisik dilakukan

dengan pembersihan bagian-bagian peralatan seperti panci bagian dalam, rumah

bagian luar. Membersihkan bagian dalam cukup dengan air dan sabun. Sedang

untuk bagian luar agar tidak mudah berkarat harus selalu kering dan bila mungkin

diberi bahan anti karat atau bila catnya sudah rusak dilakukan pengecatan

kembali.

Untuk perawatan kelistrikan, hal yang dapat dilakukan antara lain menjaga

agar kabel tenaga tidak sering tertekuk. Hal lain yang perlu perhatikan adalah

kedudukan saklar. Apabila nasi telah masak, pastikan bahwa saklar dalam posisi off

atau warm. Jika tidak seperti itu, maka perlu dilakukan perbaikan.

Perawatan bagian mekanik dilakukan dengan menjaga agar tuas saklar dan

saklar otomatis bekerja sesuai dengan fungsinya. Salah satu cara untuk merawat

bagian mekanik ini adalah dengan menjaga kebersihan, sehingga tidak berkarat dan

memiliki bentuk yang tetap.

Selain perawatan ketiga bagian tersebut, ada beberapa cara yang harus

dilakukan agar rice cooker awet dan mengkonsumsi energi dengan efisien. Cara-cara

tersebut antara lain:

a. Segera matikan atau cabut listrik jika nasi tinggal sedikit

b. Tunggu hingga cooker sudah dingin, angkat panci dalamnya, dan tuangkan air

untuk merendam sisa-sisa nasi yang masih menempel. Lalu biarkan hingga

sisa nasi terkelupas.

c. Cuci panci dengan spons lembut agar tidak menggores lapisan anti lengket

panci yang biasanya terbuat daari Teflon

Page 34: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

34

d. Bilas dengan air hangat setelah pencucian guna mengangkat bakteri-bakteri

pada panci rice cooker usai digunakan.

e. Pastikan tidak ada sisa sabun yang tertinggal selama proses pencucian agar

nasi yang dimasak nantinya tidak berbau sabun.

f. Segera keringkan panci dalam yang sudah dicuci.

g. Jangan lupa juga untuk membersihkan panci luarnya dengan lap lembut.

h. Setiap kali akan menggunakan yakinkan bahwa tidak ada benda lain

yang berada dibagian dalam antara panci dengan bagian dasar rice

cooker yang dapat mengganggu proses menanak nasi.

4.4 Perbaikan Rice Cooker Perbaikan rice cooker dilakukan jika pada bagian rice cooker ada yang rusak

atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Dari sejumlah bagian pada rice

cooker, maka terdapat empat bagian dari rice cooker yang paling sering mengalami

kerusakan. Berikut adalah bagian tersebut dan cara perbaikan yang dilakukan.

4.4.1 Kabel tenaga putus atau isolasi terkelupas Cara perbaikannya bila memungkinkan diperbaiki/diisolasi pada bagian yang

rusak, tetapi kalau kabel sudah cukup tua dan pendek sebaiknya diganti yang

baru. Cara perbaikannya bila memungkinkan diperbaiki/diisolasi pada bagian yang

rusak, tetapi kalau kabel sudah cukup tua dan pendek lebih baik diganti baru.

4.4.2 Saklar bila kerusakan yang terjadi bagian seperti pegas/ kontak-kontaknya. Karena

model saklarnya tidak umum dijual dipasaran, bila rusak memerlukan perbaikan atau

dimodifikasi pada tukang service.

Page 35: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

35

4.4.3 Elemen pemanas biasanya disebabkan oleh kesalahan tegangan, dimana biasanya dipakai untuk

tegangan 110 V kemudian dipakai pada tegangan 220 V. sebab lain karena kurangnya

pemeliharaan sehingga pada bagian elemen atau bagian dasar rice cooker berkarat,

sehingga pelindung elemen rusak dan putus atau terhubung singkat. Jadi untuk

memperbaikinya, elemen pemanas harus diganti dengan yang baru.

4.4.4 Pengatur Panas Pengatur panas, alat ini dilengkapi dengan pengatur/pembatas panas dari

bimetal, kerusakan pada bimetal dapat menyebabkan rice cooker tidak panas

atau panas menjadi terlalu tinggi. Untuk ini bimetal perlu diperiksa dan diset

ulang atau diperbaiki.

Page 36: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

36

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wikipedia, Maintenance, repair, and operations, http://en.wikipedia.org/

wiki/Maintenance, repair,_and_operations

[2] Dikmenjur, Perawatan Dan Perbaikan Peralatan Listrik Rumah Tangga, Proyek

Pengembangan Pendidikan Berorientasi Keterampilan Hidup Direktorat

Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan

Menengah Departemen Pendidikan Nasional, 2003.

[3] Kamus Besar, http://www.kamusbesar.com

[4] Wikipedia Bahasa Indonesia, Setrika, http://id.wikipedia.org/wiki/Setrika

[5] Al Ubell and Label Shulman, Save Big Money On Appliance Repairs, Published

Family Circle Magazine, March 8th, 1983

Page 37: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

37

KARYA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PERAWATAN DAN PERBAIKAN PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA YANG MENGGUNAKAN ELEMEN PANAS

Oleh :

Dr. Ir. Bambang Sujanarko, M.M.

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Jember

UNIVERSITAS JEMBER 2012

Page 38: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

38

DAFTAR ISI

Halaman Judul..............................................................................................................i

Kata Pengantar ............................................................................................................ii

Daftar Isi .....................................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................................1 1.1 PENGERTIAN DAN TUJUAN PERAWATAN ................................................................. 1

1.2 JENIS PERAWATAN PERALATAN .............................................................................. 2

1.2.1 Perawatan sebelum dioperasikan ................................................................... 2

1.2.2 Perawatan Pencegahan. ................................................................................. 2

1.2.3 Perawatan Berkala.......................................................................................... 3

1.3 ALAT DAN BAHAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN ................................................. 4

1.4 DIAGNOSIS GANGGUAN ........................................................................................... 4

II. SETRIKA LISTRIK..............................................................................................6 2.1. KONSTRUKSI SETRIKA LISTRIK ........................................................................... 9

2.1.1. Elemen Pemanas ............................................................................................ 9

2.1.2. Besi Pengumpul Panas ................................................................................ 10

2.1.3. Besi Pemberat ............................................................................................... 10

2.1.4. Tutup dan Pemegang Setrika ....................................................................... 11

2.1.5. Terminal dan Kabel Penghubung ............................................................... 11

2.1.6. Pengatur Panas ............................................................................................ 11

2.2 PERAWATAN SETRIKA LISTRIK ........................................................................... 12

2.3 PERBAIKAN SETRIKA LISTRIK ............................................................................. 13

2.3.1 Elemen Pemanas ........................................................................................... 14

2.3.2 Kabel Penghubung ........................................................................................ 14

2.3.3 Terminal dan tusuk kontak hubung. ............................................................. 15

2.3.3 Termostat ....................................................................................................... 15

III. PEMANGGANG ROTI .....................................................................................17

Page 39: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

39

3.1. KONSTRUKSI PEMANGGANG ROTI ....................................................................... 18

3.1.1 Rumah Pelindung ........................................................................................... 18

3.1.2. Elemen Pemanas ........................................................................................... 19

3.1.3 Dudukan Roti .................................................................................................. 19

3.1.4 Pengatur Panas dan Timer ............................................................................ 20

3.1.5 Perlengkapan Mekanik Lainnya .................................................................... 21

3.2.1. Memeriksa Pemanggang Roti..................................................................... 21

3.2.2 Perbaikan. ...................................................................................................... 23

IV. PENANAK NASI LISTRIK (RICE COOKER)...............................................25 4.1 KONSTRUKSI RICE COOKER.................................................................................... 26

4.1.1 Panci ............................................................................................................... 26

4.1.2 Elemen pemanas ............................................................................................. 28

4.1.3 Rumah bagian luar (out case) ...................................................................... 28

4.1.4 Saklar .............................................................................................................. 29

4.1.5 Saklar Otomatis .............................................................................................. 30

4.1.6 Kabel tenaga .................................................................................................. 31

4.1.7 Tutup .............................................................................................................. 31

4.2 PRINSIP KERJA RICE COOKER ................................................................................ 32

4.3 PERAWATAN RICE COOKER .................................................................................... 33

4.4 PERBAIKAN RICE COOKER ..................................................................................... 34

4.4.1 Kabel tenaga putus atau isolasi terkelupas .................................................. 34

4.4.2 Saklar .............................................................................................................. 34

4.4.3 Elemen pemanas ............................................................................................. 35

4.4.4 Pengatur Panas .............................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................36

Page 40: Karya Pengabdian Kepada Masyarakat Alat Listrik Rmh Tangga

40

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan keadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena

dengan Rahmat-Nya, maka pemulisan buku karya pengabdian kepada masyarakat ini

dapat penulis selesaikan. Selain rasa syukur tersebut, penuis juga menyampaikan

ucapan terima kasih kepada semua fihak yang telah membantu dan menyemangati

penulis.

Buku ini saya susun dengan harapan semoga teknologi sederhana yang

banyak digunakan oleh masyarakat dapat dikuasai dengan baik. Karena teknologi ini

merupakan teknologi yang sehari-hari digunakan masyarakat, maka jika ada

kerusakan ringan dan ada keinginan untuk memperbaiki sendiri, maka buku ini bisa

menjadi pedoman.

Akhirnya saya berharap semoga buku ini dapat dibaca oleh masyarakat luas

dan dapat membatu mesejahterakan masyarakat.

Jember, 30 Juni 2013 Penyusun