RUMAH TANGGA

18
RUMAH TANGGA PEMERINTAH PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN LUAR NEGERI Pengeluaran Konsumsi Impo r Ekspor Gaji, Upah, Sewa dan Keuntungan Perusahaan Pajak Pajak

description

KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL. Gaji, Upah, Sewa dan Keuntungan Perusahaan. Pajak. Pajak. PERUSAHAAN. PEMERINTAH. RUMAH TANGGA. Pengeluaran. Konsumsi. PENANAMAN MODAL. LEMBAGA KEUANGAN. Ekspor. Impor. LUAR NEGERI. Sirkulasi Aliran Pendapatan. Keseimbangan Pendapatan Nasional. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of RUMAH TANGGA

Page 1: RUMAH TANGGA

RUMAH TANGGAPEMERINTAHPERUSAHAAN

PENANAMAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN

LUAR NEGERI

Pengeluaran

Konsumsi

ImporEkspor

Gaji, Upah, Sewa dan Keuntungan Perusahaan

PajakPajak

Page 2: RUMAH TANGGA

NoNo IndikatorIndikator

11 Penawaran Penawaran AgregatAgregat

•Barang dan jasa yang di dalam negeri (Y)Barang dan jasa yang di dalam negeri (Y)

•Barang dan jasa yang di Impor (M)Barang dan jasa yang di Impor (M)

•AS=Y+MAS=Y+M

22 Pengeluaran Pengeluaran AgregatAgregat

•Konsumsi atas barang dan jasa dalam Negeri Konsumsi atas barang dan jasa dalam Negeri (Cdn)(Cdn)

•Investasi (I)Investasi (I)

•Pengeluaran Pemerintah (G)Pengeluaran Pemerintah (G)

•Ekspor (X)Ekspor (X)

•AEdn=Cdn+I+G+XAEdn=Cdn+I+G+X

33 KeseimbangKeseimbanganan

AE=ASAE=AS

•AE=AEdn+M=Cdn+I+G+X+MAE=AEdn+M=Cdn+I+G+X+M

•AE=C+I+G+XAE=C+I+G+X

C=Cdn+MC=Cdn+M

AE=C+I+G+X AS=Y+M

C+I+G+X=Y+M Y=C+I+G+X-M

Page 3: RUMAH TANGGA

NoNo IndikatorIndikator

11 Pendapatan Pendapatan digunakandigunakan

•Konsumsi C=Cdn+MKonsumsi C=Cdn+M

•Pajak (T)Pajak (T)

•Tabungan (S)Tabungan (S)

22 Penawaran Penawaran AgregatAgregat

•Y=C+I+G+X-MY=C+I+G+X-M

33 KeseimbangKeseimbanganan Y=C+I+G+X-M Y=C+S+T

C+I+G+X-M=C+S+T I+G+X=S+T+M

Y=C+S+T

Page 4: RUMAH TANGGA

Fiskal:Pajak dan pengeluaran pemerintah

• Pajak tetap• Pajak proporsional• Pajak progresif

Page 5: RUMAH TANGGA

Nilai multiplier menggambarkan perbandingan antara jumlah pertambahan atau Pengurangan dalam pendapatan nasional

dengan jumlah pertambahan atau pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan

perubahan dalam pendapatan nasional.

Cara Perhitungan Multiplier, dengan menggunakan pemisalan:

1. Fungsi Consumsi C=a+bYd2. Pajak tetap T3. Investasi Io4. Pengeluaran Pemerintah Go5. Ekspor Xo6. Impor M=mY

Page 6: RUMAH TANGGA

Y=C+I+G+X-MY=a+bYd+Io+Go+Xo-mY

Y=a+b(Y-T)+Io+Go+Xo-mYY=a+bY-bT+Io+Go+Xo-mYY-bY+mY=a-bT+Io+Go+Xo(1-b+m)Y=a-bT+Io+Go+Xo

Y1=C1+I1+G+X-MY1=a+bYd+Io+ΔI+Go+Xo-mY1

Y1=a+b(Y1-T)+Io+ΔI+Go+Xo-mY1Y1=a+bY1-bT+Io+ΔI+Go+Xo-mY1Y1-bY1+mY1=a-bT+Io+ΔI+Go+Xo(1-b+m)Y1=a-bT+Io+ΔI+Go+Xo

Y=(a-bT+Io+Go+Xo)(1/(1-b+m)) Y1=(a-bT+Io+ΔI+Go+Xo)(1/(1-b+m))

I1=Io+ΔI

ΔY=(1/(1-b+m)) ΔI

Page 7: RUMAH TANGGA

Cara Perhitungan Multiplier, dengan menggunakan pemisalan:

1. Fungsi Consumsi C=a+bYd2. Pajak proporsional T=tY3. Investasi Io4. Pengeluaran Pemerintah Go5. Ekspor Xo6. Impor M=mY

Page 8: RUMAH TANGGA

Y=C+I+G+X-MY=a+bYd+Io+Go+Xo-mY

Y=a+b(Y-tY)+Io+Go+Xo-mYY=a+bY-btY+Io+Go+Xo-mYY-bY+mY=a-btY+Io+Go+Xo

(1-b+bt+m)Y=a-bT+Io+Go+Xo

Y1=C1+I1+G+X-MY1=a+bYd+Io+ΔI+Go+Xo-mY1

Y1=a+b(Y1-tY1)+Io+ΔI+Go+Xo-mY1Y1=a+bY1-bY1+Io+ΔI+Go+Xo-mY1

Y1-bY1+btY1+mY1=a-bT+Io+ΔI+Go+Xo(1-b+bt+m)Y1=a-bT+Io+ΔI+Go+Xo

Y=(a-bT+Io+Go+Xo)(1/1-b+bt+m)Y1=(a-bT+Io+ΔI+Go+Xo) (1/1-b+bt+m)

I1=Io+ΔI

ΔY=(1/1-b+bt+m) ΔI

Page 9: RUMAH TANGGA

Pengeluaran pemerintahY = C + I + G + X - M

Y

G

0

G0

G1

autonomPEMERINTAH

Penerimaan Pemerintah: Pengeluaran Pemerintah:

1.Proyeksi penerimaan pajak2.Tujuan dari pembangunan ekonomi3.Pertimbangan politik & keamanan

1.Proyeksi penerimaan pajak2.Tujuan dari pembangunan ekonomi3.Pertimbangan politik & keamanan

Page 10: RUMAH TANGGA

Ringkasan APBN 2006 dan RAPBN 2007Urain 2006 2007

A.Pendapatan Negara dan Hibah 625,2 713,4

1.Penerimaan Dalam Negeri 621,6 710,8

1.1. Penerimaan Perpajakan 416,3 505,9

1.2.Penerimaan Negara bukan Pajak 205.3 204,9

1.2.1.Penerimaan SDA 151,6 151,6

1.2.2.Bagian laba BUMN 23,3 16,2

1.2.3.PNBP lainnya 30,4 37,1

2.Hibah 3,6 2,7

B.Belanja Negara 647,7 746,5

1.1.Belanja Pemerintah Pusat 427,6 496,0

1.2.Belanja ke Daerah 220,1 250,5

C.Keseimbangan Prime 54,2 52,0

D.Surplus/Defisit (A-B) -22,4 -33,1

E.Pembiayaan 22,4 33,1

1.1.Pembiayaan dalam negeri 50,9 51,3

1.1.1.Perbankan dalam negeri 23,0 16,1

1.1.2.Non-perbankan dalam negeri 27,9 35,2

1.2.Pembiayaan luar negeri (neto) -28,5 -18,2

1.2.1.Penariakn pinjaman LN (Bruto) 35,1 35,9

1.2.2.Pembayaran Cicilan pokok Utang LN -63,6 -54,1

Page 11: RUMAH TANGGA

Utang Pemerintah

Alexander Hamilton: Utang jika tidak terlalu banyak akan menguntungkan kita semua.James Medison:Utang publik itu kutukanRicardo, utang adalah setan

Pandangan tradisional:Hutang•Menguras tabungan nasional•Meng crowds-out akumulasi modalPandangan ekuivalensi RicardianHutang•Tidak mempengaruhi tabungan nasional•Tidak mempengaruhi akumulasi modal

Page 12: RUMAH TANGGA

Pandangan Ricardian atas Utang Pemerintah

Asumsi:Konsumen melihat ke depan, oleh karena itu pengeluaran mereka didasarkan pada pendapatan sekarang dan masa datang yang mereka harapkan.

Logika DasarRespon konsumen terhadap pemotongan pajak. Konsumen berpendapat pemerintah mendanai pemotongan pajak dengan menjalankan defisit anggaran. Maka dimasa datang pemerintah harus meningkatkan pajak untuk membayar utang dan bunga yang terakumulasi. Sehingga kebijakan tersebut benar-benar menunjukan pemotongan pajak saat ini digabungkan kenaikan pajak masa datang. Pemotongan pajak hanya akan memberikan pendapatan transitoris yang pada akhirnya akan diambil kembali. Konsumen tidak akan mengubah konsumsi.

Prinsip Umumnya:Utang pemerintah ekuivalen dengan pajak masa depan.Jadi mendanai pemerintah dengan utang adalah ekuivalen dengan mendanainya dengan pajak. Pandangan ini dinamakan ekuivalensi Ricardian.

Implikasinya: Pemotongan pajak yang didanai utang tidak mempengaruhi konsumsi

Page 13: RUMAH TANGGA

Utang Pemerintah bagi generasi masa depan

Pandangan tradisonal

Konsumen mengaharapkan implikasi pajak masa depan tidak menimpa mereka tetapi menimpa generasi berikutnya.Utang pemerintah menunjukkan transfer kekayaan dari generasi pembayar pajak tinggi kepada generasi pembayar pajak rendah (yang menikmati pemotongan pajak)

Esensinya pemotongan pajak yang didanai oleh utang mendorong konsumsi dengan memberikan peluang kepada generasi sekarang untuk mengkonsumsi atas beban generasi berikutnya.

Ekonom Robert Barro pendukung Ricardian mengkritik pandangan tradisonal.

Barro berependapat, generasi mendatang adalah anak-anak dan cucu-cucu dari generasi sekarang, maka seharusnya tidak memandang mereka sebagai aktor-aktor ekonomi independen.

Asumsi yang tepat: generasi sekarang sangat peduli pada generasi mendatang. Sikap altruisme ini diwujudkan dengan memberikan hadiah atau warisan kepada generasi mendatang.

Analisis Barro, maka unit pengambilan keputusan adalah keluarga bukan individu

Page 14: RUMAH TANGGA

Defisit Anggaran

Pandangan tradisonalDefisit anggaran•Memperbesar permintaan agregat dan•Mendorong output dalam jang pendek tetapi meng crowd out modal•Menekan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang

Ricardian•Tidak memiliki dampak ini•Hanya mencerminkan penundaan beban pajak

Anggaran berimbang VS Kebijakan Fiskal Optimal (defisit atau surplus)

Ada tiga alasan mengapa kebiajakan fiskal optimal dipilih:

•Stabilasi•Tax smothing•Redistribusi antargenerasi

Page 15: RUMAH TANGGA

Dimensi Internasional dari utang pemerintah

• Utang yang besar dari negara meningkatkan resiko, pelarian modal.

Jika utang sudah besar bisa dengan mudah untuk menyatakan pailit:

Contoh:Th 1335, Raja Edward III dari

InggrisTh 1980-an, negara Amerika

LatinTh 1998, Rusia • Utang besar didanai oleh

utang luar negeri dapat menurunkan pengaruh politis negara dalam percaturan global.

Moody’s Investor Services (sebuah lembaga pemringkat) menyatakan :

Batas utang yang realatif aman maksimum 60% dari PDB

Page 16: RUMAH TANGGA

IMBALANCE EKSTRIM DI NEGARA2 SUBMERGINGPERTUM-BUHAN

PDB 2011

NEGARA

PERCENTASE THD PDBNERACA DAGANG2011($M)

PENG-ANGGU

RAN 011

UTANG EKSTER’L

UTANG PUBLIK

SALDO APBN 011

AS 95% 92.7% -9.1% -691.5 9.2% +2.5%

INGGRIS 400% 76.7% -9.1% -155.8 7.7% +1.5%

PERANCIS 182% 84.2% -5.8% -86.8 9.5% +2.1%

ITALIA 108% 118.4% -4.0% -50.7 8.1% +0.9%

SPANYOL 154% 64.5% -6.5% -68.3 20.9% +0.7%

YUNANI 174% 130.2% -9.6% -36.5 15.8% -4.5%

KANADA 64% 81.7% -3.8% -8.2 7.4% +2.9%

AUSTRIA 200% 70.0% -3.3% -6.6 4.3% +2.7%

BELGIA 266% 98.6% -3.8% +17.2 7.3% +2.3%

DENMARK 180% 44.2% -3.8% +14.0 4.0% +1.7%

SWEDIA 187% 41.7% +0.5% +12.1 7.9% +4.4%

BELANDA 471% 66.0% -3.8% +56.6 5.0% +2.2%

JEPANG 45% 225.8% -8.4% +47.0 4.5% -0.6%

NORWEGIA 538% 54.3% +12.5% +60.8 3.4 +1.3%

JERMAN 142% 74.3% -1.7% +197.9 7.0% +3.4%04/21/23 16SUMBER: WIKIPEDIA 2011, The Economist July 23rd, 2011

Page 17: RUMAH TANGGA

IMBALANCE RINGAN DI NEGARA2 EMERGINGPERTUM-BUHAN

PDB 2011

NEGARA

PERCENTASE THD PDBNERACA DAGANG2011($M

)

PENGANG-GURAN 2011

UTANG EKSTER’L

UTANG PUBLIK

SALDO APBN 011

ARAB SAUDI 19% 12.9% +12.7% +149.5 NA +6.3%

RRC 7% 19.1% -2.1% +174.8 6.1% +8.7%

KORSEL 37% 32.1% +1.6% +41.0 3.3% +4.2%

INDONESIA 28% 26.7% -1.2% +24.9 6.8% +6.1%

RUSIA 33% 11.1% -1.5% +163.4 6.1% 4.3%

TAIWAN 21% 39.0% -1.5% +7.2 4.4% +4.4%

THAILAND 26% 45.5% -3.1% +11.8 0.7 +4.3%

SINGAPORA 10% 102.4% +0.3% +45.9 1.9% +4.8

BRAZIL 15% 66.8% -2.2% 25.3 6.2% +4.0%

MALAYSIA 31% 55.1% -6.9% +34.0 3.0 +5.1%

MEKSIKO 20% 45.2% -2.5% -0.4 5.2% +4.2%

AFSEL 23% 33.2% -5.3% +2.0 25.0% +3.7%

TURKI 36% 43.4% -2% -92.4 9.9% +6.0%

MESIR 14% 80.5% -10.4% -25.0 11.9% +4.6%

INDIA 15% 71.8% -4.7% -112.5 10.8% +7.8%04/21/23 17SUMBER: WIKIPEDIA 2011, The Economist July 23rd, 2011

Page 18: RUMAH TANGGA

AE=Y

Y

AE

AE1AE2AE3

r1

r2

r3

Y1 Y3

Y2 Y

r

IS